View
237
Download
15
Category
Preview:
Citation preview
BAB VI
FORMULASI STRATEGI
6.1 Pengantar Analisis Strategi
Untuk memformulasikan strategi yang komprehensif, beberapa analisis harus
dilakukan terlebih dahulu. Analisis ini dimulai dengan analisis situasi, yaitu sebuah
proses untuk menyelaraskan antara peluang external dengan kekuatan internal. Disaat
yang sama, kelemahan internal dan ancaman dari luar pun harus dipertimbangkan.
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT, yang diharapkan dapat
mengambil kesimpulan distinctive competence, core competence dan propertious niche.
Setelah mendapatkan kesimpulan analisis SWOT, langkah selanjutnya adalah
menelaah kembali visi dan misi perusahaan. Penelaahan dilakukan berdasarkan
kesimpulan analisis SWOT, apakah harus disempurnakan kembali atau tetap
dipertahankan.
Analisis selanjutnya adalah mencari strategi alternatif dengan analisis TOWS.
Analisis TOWS adalah cara lain untuk mempertemukan faktor eksternal dan internal.
Analisis ini akan menghasilkan alternatif-alternatif yaitu
1. Strategi SO, bagaimana perusahaan menggunakan kekuatannya untuk
memanfaatkan peluang pasar.
2. Strategi ST, bagaimana perusahaan menggunakan kekuatan untuk menghadapi
ancaman bisnis.
3. Strategi WO, bagaimana perusahaan menggunakan kesempatan yang ada untuk
mengatasi kelemahaannya.
4. Strategi WT, secara umum adalah strategi untuk bertahan dalam rangka
meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Analisis bisnis strategi difokuskan pada bagaimana perusahaan memposisikan
dirinya pada segmen pasar. Bisnis strategis berisi bagaimana perusahaan berkompetitif
secara langsung dan berkooperasi dengan pesaing.
Corporate strategy berisi tentang arahan secara keseluruhan yang harus dilakukan
oleh perusahaan. Pada intinya strategi ini berisi directional strategy, portfolio strategy
dan parenting strategy.
96
BAB VI FORMULASI STRATEGI
Analisis strategi yang terakhir adalah strategi fungsional. Strategi ini membahas
area fungsional dengan cara mengsinergikan strategi-strategi sebelumnya dan tujuan tiap
area fungsional tersebut dengan menggunakan sumber daya secara effisien dan effektif.
Area yang termasuk strategi fungsional adalah: marketing, pembelian, keuangan, R&D,
operation, HRD dan IT.
6.2 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah penggabungan dari kedua sintesa (eksternal dan internal)
sebelumnya. Analisis tersebut diharapkan dapat membentuk prioritas dari keseluruhan
faktor internal maupun faktor eksternal. Untuk menjalankan proses analisis ini
dibutuhkan faktor kekuatan, kelemahan, kesempatan dan tantangan yang telah dilakukan
sebelumnya. Jumlah faktor yang dibutuhkan maksimal hanya sepuluh (prioritas utama).
Setelah mengambil prioritas dari analisis sebelumnya (eksternal dan internal),
maka disepakati hal-hal yang tertuang pada tabel berikut:
Tabel 6.0 Sintesa kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman
Faktor eksternal Bobot Rating Nilai Kesempatan Berkembangnya industri properti Otonomi daerah, sehingga proyek – proyek
lebih menyebar ke daerah Proyek – proyek multidisplin dan single
disiplin Ancaman/tantangan Persaingan harga yang ketat, berasal dari
perusahaan baru Peraturan–peraturan yang ketat dari
pemerintah Kekuatan Adanya induk organisasi, yang memberikan
arahan dan bimbingan Struktur finansial yang kuat
Kelemahan Marketing SDM dan Organisasi
9 % 8 %
7 %
6 %
10 %
25 %
15 % 20 %
4 3
3
3
4
4
4 4
0.36 0.24
0.21
0.18
0.4
1
0.6 0.8
Total 100 % 3.79
97
Dari total nilai di atas dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. PT X bereaksi terhadap faktor internal maupun eksternal, terlihat prioritas yang
telah ditentukan (jumlah persen).
2. Distinctive competence PT X adalah:
a. Mampu menyelesaikan proyek secara cepat dan benar dengan harga yang
kompetitif.
b. Menggunakan jaringan yang telah dimiliki oleh induk perusahaan.
3. Core competence PT X adalah :
a. Memiliki spesialisasi pada jenis bangunan shoping centre, office dan
apartemen.
b. Memiliki produk multi disiplin.
4. Market niche PT X adalah : Proyek konstruksi shopping centre, perkantoran, dan
apartemen dengan skala diatas 500 juta ke atas.
6.3 Analisis TOWS
Untuk membuat analisis TOWS diperlukan analisis sintesa lingkungan eksternal
dan internal. Point–point yang diambil adalah lima point terpenting dari masing–masing
perspektif (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman). Pembatasan ini bertujuan
menentukan prioritas.
98
BAB VI FORMULASI STRATEGI
Tabel 6.1 Analisis TOWS
Kekuatan ( S ) Pengalaman 30 tahun terhadap
design mall, office, dan apartemen, sehingga membuahkan image “terpercaya“, yang ditetapkan dalam ISO, untuk menghasilkan SOP (standart operasi prosedur)
Adanya induk organisasi, yang memberikan arahan dan bimbingan
Struktur finansial yang kuat. Pengaplikasikan pada teknologi.
Kelemahan ( W ) Marketing SDM dan Organisasi Akses finansial Cash flow pada operasional Struktur organisasi internal
Kesempatan ( O ) Berkembangnya industri
properti Otonomi daerah, sehingga
proyek–proyek lebih menyebar ke daerah
Proyek–proyek multi disiplin ataupun single disiplin
Kerjasama dengan pihak asing Memperkuat kerjasama dengan
biro asing dan lokal
SO,
bagaimana perusahaan menggunakan kekuatannya untuk menggunakan peluang pasar.
WO,
bagaimana perusahaan menggunakan kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahaannya
Ancaman ( T ) Persaingan harga yang ketat,
berasal dari perusahaan baru Peraturan – peraturan yang
ketat dari pemerintah Persaingan dari biro luar negeri Penarikan SDM antara biro atau
bidang jasa lainnya Konsultan spesialis
ST,
bagaimana perusahaan menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman bisnis
WT,
secara umum adalah strategi untuk bertahan dalam rangka meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Dari analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa alternatif strategi adalah :
SO Strategi adalah :
Dengan image sebagai perusahaan mapan dengan pengalaman selama 30 tahun dan
memiliki induk perusahaan yang handal, PT X dapat membuat dan memperkuat
aliansi dan kerjasama terhadap biro lokal, untuk memasarkan produk secara bersama–
sama. Terutama kerjasama di luar Jakarta.
Menggunakan pengaruh induk perusahaan dalam memperjuangkan kompetisi di
daerah Jakarta sebagai salah satu ukuran perkembangan industri properti di Indonesia.
Menggunakan image dan pengaruh dari perusahaan induk untuk lebih
mengembangkan kerjasama dengan biro asing.
Menggunakan teknologi sebagai keunggulan komunikasi pada biro asing.
Dengan teknologi, dapat didirikan representasi PT X di daerah daerah.
99
Dengan struktur finansial yang kuat, pengembangan area pemasaran ke daerah-daerah
dapat dilakukan.
ST Strategi adalah :
Dengan investasi pada teknologi, diharapkan dapat mengoptimalkan proses yang
berorientasi multi disiplin maupun single disiplin.
Harga menjadi relatif apabila mengacu pada image perusahaan PT X yaitu perusahaan
mapan dengan pengalaman selama 30 tahun dan memiliki induk perusahaan yang
handal.
Dengan menggunakan networking yang berasal dari perusahaan induk, dapat
dibentuk kerjasama antar perusahaan untuk menghadapi peraturan–peraturan
pemerintah.
Persaingan biro dari asing :
• Mengadakan kerjasama dengan biro asing,
• Meningkatkan kualitas kerja dengan cara investasi pada SDM dengan
dukungan faktor teknologi dan finansial.
Meningkatkan kesejahteraan dengan cara pengoptimalan proses produksi.
WO Strategi adalah :
Memperkuat kerjasama dengan pihak asing dan pihak lokal, selain untuk memperoleh
proyek (marketing) juga untuk tujuan pertukaran pengetahuan terutama berkenaan
dengan SDM dan organisasi.
Memperkuat kerjasama antara anak perusahaan dengan perusahaan induk untuk
meningkatkan SDM nya.
Mengadakan kerjasama antara anak perusahaan dengan perusahaan induk yang
memiliki jenis usaha yang sama, berkenaan dengan kemitraan dan partnership untuk
menghadapi tantangan.
Berinvestasi pada SDM dan organisasi perusahaan didukung finansial yang kuat.
Membuka peluang kerjasama dengan perbankan melalui referensi induk perusahaan
untuk memperkuat akses finansial dan memperkuat cash flow perusahaan.
100
BAB VI FORMULASI STRATEGI
Menggunakan proyek multidisiplin dan single disiplin untuk mengembangkan SDM
dan memperkuat organisasi.
Mengembangkan kerjasama pada biro-biro di daerah sebagai mitra untuk memperluas
networking.
WT Strategi adalah :
Menggunakan image perusahaan untuk mengatasi persaingan harga dan lemahnya sisi
marketing, SDM dan Organisasi.
Menggunakan posisi perusahaan induk sebagai posisi tawar.
6.4 Analisis Bisnis strategi
Analisis strategi bisnis dibagi dalam strategi kompetisi dan strategi kooperasi.
6.4.1 Strategi kompetisi :
Strategi kompetisi yang dimaksud adalah strategi perusahaan dalam berkompetisi
secara langsung ke kompetitor untuk menghasilkan keunggulan. Menurut Porter, ide dari
strategi ini berdasarkan dua pertanyaan utama yaitu : pertama, apakah perusahaan
bersaing pada harga atau diferensiasi produk, kedua, apakah perusahaan harus
berkompetisi secara langsung atau tidak langsung. Dengan pertimbangan ini, maka Porter
membuat kesimpulan yang tertuang dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 6.2 Strategi Analisis Porter
Competitive Advantage Lower Cost Differentation
Broad target
Cost leader ship
Differentiation
Com
petit
ive
scop
e
Narrow Target
Cost Focus
Differentiation focus
Berdasarkan analisis sebelumnya, PT X mengambil posisi pada cost leadership, karena :
PT X memiliki target pasar yang luas dimana hampir seluruh segmen pasar akan
dimasukinya. Dalam hal ini, PT X hanya dibatasi oleh batasan nilai proyek yang
diatur oleh regulasi.
101
PT X tidak mampu membuat diferensiasi produk dikarenakan ragam produk PT X
yang banyak. Oleh sebab itu mereka berkompetisi pada harga.
Apabila dilihat secara keseluruhan, kreativitas design hanya merupakan bagian kecil
dari sistem operasi. PT X terdiri dari beberapa divisi. Tetapi hanya satu divisi saja
yang dituntut untuk memiliki kreativitas yang tinggi yaitu divisi arsitektur dan
proposal. Akibatnya cost menjadi hal yang utama.
Menciptakan image perusahan one stop shoping masih sulit untuk dilaksanakan.
Teknologi yang digunakan relatif tidak cepat berubah sehingga investasi yang
ditanamkan tidak sebesar investasi pada aspek lainnya.
Untuk dapat melaksanakan strategi cost leader ship dibutuhkan suatu kondisi, dimana
Skill dan sumberdaya yang dibutuhkan adalah:
Engeneer yang handal.
Proses supervise yang ketat pada pekerja.
Akses modal yang baik.
Perencanaan produk yang dihasilkan sesuai dengan kapasitas produksi.
Organisasi yang dibutuhkan adalah
Kontrol biaya yang ketat.
Kontrol kualitas secara detail dan berkala .
Kejelasan struktur organisasi berdasarkan tanggungjawab
Insentif berdasarkan kualitas target yang dicapai.
6.4.2 Strategi kooperasi
Tujuan strategi kooperasi oleh sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan
keuntungan kompetisi. Sampai saat ini strategi kooperasi yang dilakukan hanya berupa
akibat dari regulasi pemerintah, yaitu apabila perusahaan asing mau beroperasi di
Indonesia harus mencari local partner. Kesempatan ini di gunakan secara baik oleh PT X,
tetapi seharusnya lebih dari sekedar itu. Strategi kooperasi yang direncanakan harus
mengarah pada hubungan jangka panjang dan lebih permanen, dengan cara:
Joint ventures, adalah penggabungan dari dua atau lebih perusahaan yang
memiliki tujuan strategis yang sama. Tetapi kepemilikian, operational dan risiko
keuangan tetap ditangani secara individu.
102
BAB VI FORMULASI STRATEGI
Value chain partnership, adalah hubungan yang paling dekat dan lebih permanen
karena posisi perusahaan yang lain merupakan bagian dari proses produksi.
Hal yang melatarbelakangi diambilnya strategi kooperasi ini adalah tujuan-tujuan berikut:
Mendapatkan market segment yang spesifik
Mengurangi risiko keuangan.
Mengurangi risiko politik
Mempelajari hal yang baru.
6.5 Analisis Strategi Korporat
Seperti sudah diterangkan sebelumnya, strategi korporat adalah pilihan strategi
yang menerangkan arah tujuan perusahaan secara keseluruhan. Strategi korporat terbagi
dalam dua strategi utama, yaitu directional strategy dan portfolio strategy.
6.5.1 Directional Strategy
Untuk dapat tetap bertahan dalam persaingan, PT X harus terus berkembang
dengan mengusahakan peningkatan pendapatan dengan cara efisiensi produksi dan
penambahan jumlah klien atau meningkatkan jumlah proyek dari klien yang ada. Alasan
utama PT X harus berkembang adalah :
Meningkatnya permintaan pasar, baik dari segi jumlah atau varian produk.
Keinginan PT X untuk memberikan promosi, kesejahteraan, kematangan dan
masa depan pada seluruh karyawan.
Menurut, Arnold C. Hax, dalam bukunya, 1996, The Strategy Concepts and
Process, Printice Hall International Editions, hal 204, disebutkan bahwa perkembangan
adalah kekuatan yang mendominasi untuk menghadapi masa depan. Secara generik
perkembangan perusahaan dapat dilihat sebagai berikut :
103
Pengembangan pasar, daerah
Melalui bisnis eksisting
Gambar 6.0 Alur Perkembangan Perusahaan
(Alfred D Chandler, Jr)
Berdasarkan diagram diatas, maka kemungkinan arah pengembangan bisa sangat
besar. Dilihat pada visi perusahaan, terdapat pembatasan yaitu PT X hanya bergerak di
bidang konstruksi dan infrastruktur.
Batasan yang lain adalah terdapatnya beberapa perusahaan sejenis dalam satu
grup yang memiliki jenis usaha yang sama dalam bidang jasa konstruksi dan
infrastruktur yaitu bidang developer (Jakarta dan Semarang), pertamanan, konstruksi
manajemen, pemasok beton, pemasok elevator dan gas.
Diagram di bawah ini memperlihatkan kemungkinan PT X untuk berkembang.
Alternatif perkembangan
perushaaan
Melalui Diversifikasi Bisnis baru
Vertikal integration
Related ( Horisontal strategi )
Mendekati ke customer Mendekati ke supplier
Produk teknologi Proses teknologi Marketing dan sales Retailing Service
Unrelated Conglomerate
104
BAB VI FORMULASI STRATEGI
Pemiliki proyek Pemerintah
Konsultan property
BetonA CReady mixelevatordll
Konsultan planologi
konsultan landscape
konsultan interiorkonsultan lightingKonsultan akustik
konsultan furnitur
Konstruksi daninfrastuktur
Horisontal
Ver
tikal
men
deka
t ke
klie
nat
au s
uppl
ier
Konsultan Arsitektur
Konsultan mekanikal danelektrikal Konsultan Struktur
Design infrastruktur
General Kontraktor
Konstruksi manajemen
Developer
kontraktor spesialis
konsultan designgrafis
Produk PT X
Produk PT PJ
Keterangan
Gambar 6.1 Alur Perkembangan Horisantal dan Vertical
Pada umumnya perkembangan perusahaan dimulai dengan cara meningkatkan
volume sales dan mengembangkan pasar ke daerah lain. Setelah itu, pengembangan
secara vertikal dapat dilakukan dengan cara menambahkan jumlah bisnis tetapi masih
dalam satu alur produk. Langkah selanjutnya diikuti dengan pengembangan secara
horisontal melalui diversifikasi bisnis tetapi masih memiliki hubungan. Tahap
pengembangan selanjutnya adalah dengan konglomerasi bisnis-bisnis lain (bisnis yang
tidak ada hubungannya dengan bisnis utama). Kemungkinan ini akan dibahas pada
analisis grand strategy cluster.
Perkembangan PT X Melalui Bisnis Eksisting
Perkembangan PT X dilakukan melalui jalur bisnis yang ada dengan cara
mengembangkan nilai customer dan mengembangkan area pemasaran. Pengembangan
pemasaran dilakukan dengan cara mengembangkan pasar ke luar daerah Jakarta seiring
dengan regulasi otonomi daerah.
Pengembangan vertikal dilakukan dengan cara mengambil alih fungsi–fungsi
yang disediakan oleh pemasok (backward) atau distributor (forward). Strategi ini dapat
dilakukan karena PT X sudah memiliki positioning pada market, perkembangan industri
105
property , teknologi tidak berubah dengan cepat. Keuntungan yang diperoleh dengan
strategi ini adalah :
• Mengurangi biaya, dilihat dari skala ekonomis menjadi lebih kecil dengan
cara mengkombinasikan berbagai macam proses produksi dan aktivitas, tidak
adanya biaya penalti dan tidak adanya biaya transaksi dari pemasok atau
distributor.
• Memperkuat posisi di pasar, dengan tidak tergantung kepada pada pihak lain.
Kelebihan dan kekurangan perusahaan akan lebih terjaga, tidak berisiko
terhadap jeleknya kualitas pemasok.
• Meningkatkan peluang pasar. Meningkatkan peluang mendapatkan proyek
(jumlah produk makin beragam) dengan strategi diferensiasi. Strategi ini dapat
mengontrol berbagai macam lini produksi.
• Keuntungan yang diperoleh dari administrasi dan manajemen, yaitu
meningkatkan saling menukar informasi yang di dapat.
Konsekuensi yang harus dihadapi dengan adanya strategi pengembangan vertikal
adalah:
• Meningkatkan biaya operasional. Kondisi ini akan menaikkan fixed cost dan
over head yang akan meningkatkan risiko perusahaan.
• Kurangnya fleksibilitas, yaitu fleksibilitas proses produksi dalam pemilihan
sub con.
• Semakin rumitnya proses pengembangan SDM, proses pengembangan harus
merata untuk menghasilkan suatu proses yang seimbang.
Perkembangan melalui diversitiy produk
Perkembangan melalui diversity produk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu untuk
produk–produk yang masih terdapat hubungan (perkembangan horisontal) dan untuk
produk yang sama sekali tidak memiliki hubungan. PT X memiliki batasan yaitu hanya
pada bidang jasa konstruksi dan infrastruktur, sehingga kemungkinan untuk
perkembangan pada produk yang tidak ada hubungannya adalah tidak mungkin.
Perkembangan horisontal,
Perkembangan strategi horisontal didasarkan pada tiga jenis hubungan yaitu
106
BAB VI FORMULASI STRATEGI
• Adanya persamaan aktifitas pada alur produksi
• Adanya persamaan kebutuhan akan informasi, strategi dan market antara unit
usaha tersebut.
• Beberapa kompetitor yang berbeda usaha kemudian melakukan peleburan. Untuk
dapat bersaing, PT X harus memiliki keunggulan yang unik. Hal ini dapat
dibentuk dengan strategi horisontal.
Strategi melalui perkembangan horisontal membawa beberapa konsekuensi,
terutama dalam hal aktifitas seperti tersaji dalam tabel berikut.
Tabel 6.3 Analisis Perkembangan Horisontal
Kesamaan yang Dimiliki
Hal yang Dapat Digabungkan
Keuntungan yang Didapat Biaya yang Harus Ditanggung
Infrastruktur Akuntansi Legal departemen HRD
Cost yang rendah Jumlah staf lebih sedikit
Koordinasi yang baik Minat orang berbeda Risiko konflik
Infr
astru
ktur
Kapital Cash digunakan bersama Cost lebih rendah Kompleksitas lebih tinggi Teknolgi Joint pengembangan
teknologi Cost lebih rendah Investasi teknologi optimal
Teknologi sama, tetapi penggunaan yang berbeda
Produksi Memiliki proses yang hampir sama
Kapasitas yang lebih optimal
Fleksibilitas berkurang
Market Brand and advertising Biaya advertising berkurang Images tidak konsisten (banyak produk)
Promotion Cost lebih rendah Waktu pemasaran yang beragam
Kross selling Biaya menemukan pembeli lebih rendah
Images tidak konsisten (banyak produk)
Jaringan yang sama
Networking Posisi negoisasi yang lebih baik
Area pemasaran
Jumlah sales Biaya rendah Jumlah sales rendah
Beraneka ragam pembeli
Mar
ketin
g
Proses order Biaya rendah Lebih sederhana
Bidang-bidang yang dapat dibuat kerjasama, antara lain
Desain interior
Desain land scape
Desain grafis dan multimedia
Dll
107
Grand Strategi Clustur
Analisis grand strategy cluster digunakan untuk menentukan arah perusahaan
dalam mengembangkan diri, apakah secara vertikal atau horisontal. Analisis ini
didasarkan pada dua pendekatan yaitu: situasi bisnis eksisting dan kekuatan bisnis yang
dimiliki PT X. Pendekatan ini dikemukakan oleh Pierce dan Robinson, 2003, dalam
bukunya yang berjudul formulation, implementation, and control of competitive strategy,
Business Week, pada halaman 210.
Strongcompetitive
position
Weakcompetitive
position
Rapid GrowthMarket
Slow marketgrowth
1. Concentrated growth market development product development2. Vertikal integration3. Concentric diversification
1. Concentrated growth2. Horisontal diversifikasi3. Joint ventures
1. Reformulation of concentrated growth2. Horisontal diversification3. Divestiture4. Likuidasi
1. Turnaround or retrenchment2. Concentric diversification3. Conglomerate diversification4. Divestiture5. Likuidasi
I I I
I I II V
Gambar 6.2 Grand Strategi Cluster
(Pierce and Bronson, 2003)
Dengan analisis SWOT dapat dilihat bahwa kondisi industri infrastruktur dan
properti mengalami kemajuan, sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan industri
berada dalam keadaan maju. Posisi PT X dalam biro perencana selalu dalam posisi tiga
besar, sehingga bisa dikatakan bahwa posisi PT X berada pada posisi yang kuat.
108
BAB VI FORMULASI STRATEGI
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa,
1. Dengan kondisi yang ada, hal yang menjadi prioritas utama adalah
pengembangan yang berorientasikan ke dalam, dengan cara membuat produk
baru ataupun mencari market baru.
2. Pengembangan lebih diarahkan pada perkembangan vertikal
3. Akuisisi dilakukan pada perusahaan-perusahaan sejenis
4. Karena kondisi industri properti tidak stabil (sangat dipengaruhi kondisi politik),
pengembangan secara horisontal dijadikan prioritas terakhir.
6.5.2 Portfolio Strategy
PT X adalah sebuah perusahaan yang terdiri dua bagian besar yaitu bagian desain
dan bagian konstruksi manajemen. Pada bagian desain terdiri dari beberapa divisi dengan
berbagai macam produk yang dapat diproduksi oleh satu divisi atau dengan beberapa
divisi sekaligus, yaitu :
• Produk keseluruhan (A), produk dari desain arsitektur, desain mekanikal, desain
elektrikal dan desain struktur. Tanggung jawab berada di tangan seluruh divisi
desain.
• Produk design mekanikan dan elektrikal (B), tanggung jawab dipegang oleh divisi
mekanikal dan elektrikal.
• Produk desain bangunan (C) , tanggung jawab dipegang oleh divisi proposal dan
arsitektur.
• Produk desain struktur (D) , tanggung jawab dipegang oleh divisi struktur.
Dengan postur perusahaan yang memiliki banyak divisi maka timbul konsekuensi
dalam memprioritas pengembangan untuk berbagai macam divisi ini. Analisis strategi
portfolio menjelaskan bagaiamana posisi tiap produk pada kompetisi. Dengan
mengetahui posisi tiap produk ini, dapat diambil kesimpulan bagaimana mengalokasikan
sumber daya untuk pengembangan berdasarkan prioritas.
Pendekatan ini dikemukakan oleh A. T. Kearney, dalam buku Strategy Concepts
and Strategies, karya Arnold C dan Nicolas, 1996, Prentice Hall International Edition.
109
A
Industryattractiveness
Strong Medium Weak
Stro
ngM
ediu
mW
eak
Bus
ines
s St
reng
th
C
B
D
Gambar 6.3 Portfolio Strategi
(A. T. Kearney)
Dengan penjabaran di atas, maka dapat diambil kesimpulan :
1. Industri konstruksi memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi. Hal ini didukung
dengan naiknya industri properti dan perekonomian negara.
2. PT X handal dalam menjual produk secara keseluruhan, kondisi ini dimotori oleh
divisi proposal dan divisi arsitektur. Karenanya kedua divisi ini disarankan untuk:
• Tetap mempertahankan perkembangaan yang sudah ada dengan cara
memperkuat image dan menjaga hubungan jangka panjang dengan klien.
• Investasi utama dilakukan pada divisi arsitektur dan proposal.
• Mencari keunggulan baru, terutama yang sesuai dengan nilai-nilai klien.
3. Saran untuk produk desain mekanikal dan elektrikal yang dimotori oleh divisi
mekanikal dan elektrikal adalah :
• Mengevaluasi kepemimpinan dalam divisi ini
• Mengevaluasi kelemahan kedua divisi ini
• Tingkatkan kekuatan yang sudah ada
4. Produk desain konstruksi terletak diantara posisi medium dan weak, maka saran
untuk produk yang dimotori oleh divisi konstruksi adalah:
• Mencoba menciptakan spesiaslisasi untuk positioning dalam pasar.
110
BAB VI FORMULASI STRATEGI
• Apabila terdapat kesulitan, divisi ini dirubah. Namun, perubahan yang
dilakukan hanya bersifat supporting pada produk utama.
6.6 Pembuatan Peta strategi
Strategi dari tiap perpektif yang digunakan untuk membuat peta strategi adalah:
6.6.1 Perspektif Keuangan
Pada perspektif keuangan dibagi dalam dua strategi utama yaitu: strategi
produktivitas dan strategi perkembangan. Dalam pelaksanaanya, PT X disarankan untuk
menitikberatkan pada strategi produktivitas terlebih dahulu, tanpa mengesampingkan
strategi perkembangan. Hal ini dengan pertimbangan :
PT X sudah memiliki image yang cukup baik, sehingga batas minimal untuk
strategi produktivitas adalah menjaga image tersebut. Dan untuk membuat image
yang baik, yang paling efektif adalah dengan menghasilkan layanan dan produk
yang baik.
PT X memiliki titik terlemah pada sistem produksi, maka prioritas utama adalah
memperbaiki sistem produksi terlebih dahulu.
Strategi produktivitas fokus pada pengurangan dan pengoptimalan biaya yang
dilakukan dengan cara memperbaiki sistem produksi, struktur organisasi dan
pengoptimalan aset. Tujuan utamanya adalah bukan menghasilkan produk termurah,
tetapi produk yang berkualitas baik, dengan harga yang bersaing.
Strategi pengembangan menitikberatkan pada penambahan jumlah klien baru dan
mengembangkan keuntungan dari klien lama dengan cara meningkat image perusahaan
sebagai perusahaan yang terpercaya dan ”one stop shopping” bagi jasa konstruksi dan
infrastruktur.
Hal yang paling menentukan keberhasilan repeat order adalah tingkat loyalitas
customer. Semakin mereka loyal terhadap perusahaan, kemungkinan repeat order juga
akan semakin besar. Selain itu, repeat order tidak mungkin terjadi apabila customer
tidak puas terhadap layanan biro.
Bertambahnya jumlah klien didapat dari semakin baiknya brand images. Semakin
baik images perusahaan, akan semakin mudah untuk membuka pintu klien baru. Cara
111
yang baik dalam mencari klien potensial adalah dengan mengkomunikasikan image
perusahan kepada lingkungan calon klien tersebut.
Dengan ketiga aspek diatas, diharapkan akan meningkatkan nilai keuntungan
yang akan menaikkan nilai pemegang saham.
6.6.2 Perspektif klien
Images perusahaan
Faktor image adalah faktor yang pertama kali mempengaruhi klien untuk
menggunakan jasa PT X. Tanpa image yang baik, sulit bagi PT X untuk memperkenalkan
diri kepada klien baru. Setelah image, selanjutnya atribut produk yang akan menentukan
apakah produk yang ditawarkan sudah sesuai dengan kriteria atau belum. Sasaran akhir
dari suatu biro perencana adalah repeat order yang merupakan hasil dari kepuasan klien
terhadap service PT X. Kepuasan juga berasal dari hubungan yang terpelihara antara
klien dan biro.
Brand images perusahaan adalah sesuatu yang harus dibangun dari waktu ke
waktu. Dengan images yang baik, perusahaan akan dapat meningkatkan jumlah klien dan
repeat order yang merupakan sumber utama keuntungan perusahaan. Faktor utama
brand images adalah kedalaman portfolio. Suatu portfolio akan menjelaskan kedalaman
keahlian biro dengan cara menyebutkan seberapa banyak proyek yang sudah dikerjakan.
Semakin banyak jumlah klien yang loyal terhadap biro, semakin positif pula
kesan yang timbul terhadap images. Klien yang loyal akan memberikan rekomendasi
terhadap calon klien lain.
Brand images yang baik merupakan hasil dari kepuasan klien. Tanpa adanya
kepuasan klien, akan sulit untuk membentuk brand images yang baik. Dapat dikatakan
kepuasan klien adalah pemicu langsung images perusahaan. Suatu proyek yang
membentuk ketidakpuasan klien akan memberikan presenden yang buruk. Untuk
memperbaiki kondisi ini bukanlah hal yang mudah. Kepuasan adalah sesuatu yang
penting.
Brand images juga diperuntukkan bagi calon target customer dengan cara
mengkomunikasikan brand images pada komunitas–komunitas dimana target customer
tersebut terlibat. Selain calon customer, yang menjadi sasaran adalah komunitas
112
BAB VI FORMULASI STRATEGI
pendidikan dengan tujuan memperkenalkan images perusahaan sejak dini untuk hasil
dimasa depan.
Untuk masyarakat umum, brand images dikomunikasikan di media masa. Bukan
berisi reklame, tetapi berisi tulisan-tulisan tentang budaya, idealis dan tujuan PT X.
Relation ship
Hubungan yang diharapkan oleh klien dapat dibagi dua, yaitu hubungan jangka
panjang dan hubungan yang bersifat personal (perusahaan atau perorangan). Tujuan
kedua jenis hubungan ini adalah meningkatkan loyalitas customer.
Hubungan jangka panjang ditekankan untuk proyek dari golongan swasta,
golongan ini cenderung untuk memilih hubungan jangka panjang atas dasar kepercayaan
karena pihak swasta tidak nyaman untuk bekerjasama dengan biro baru.
Hubungan personal lebih ditekankan pada proyek yang berasal dari pemerintahan.
Ada kecenderungan bahwa proyek dari pemerintahan memerlukan hubungan personal.
Yang menentukan diterima atau tidaknya proposal proyek adalah pimpinan departemen
proyek tersebut.
Atribut produk
Tujuan utama klien memilih untuk menggunakan jasa sebuah biro adalah
kepuasan. Puas akan hasil yang didapat, puas atas apa yang disepakati dan puas seperti
apa yang diharapkan. Kepuasan klien ini akan memberikan keuntungan bagi biro, yaitu
keuntungan pada produktivitas operasional maupun keuntungan pada brand images
perusahaan.
Dengan kepuasan customer, maka secara langsung akan meningkatkan tingkat
kepercayaan klien ke biro. Dengan menaikknya tingkat kepercayaan, diharapkan pula
akan membuat tingkat loyalitas customer kepada biro. Bahkan dengan puasnya klien,
tidak tertutup kemungkinan adanya repeat order untuk proyek yang berbeda. Pihak biro
pun dapat memanfaatkan kepuasan klien sebagai alat untuk meningkatkan brand image
perusahaan pada komunitas yang sudah dituju dengan cara rekomendasi klien.
Kepuasan klien akan meningkatkan produktivitas biro. Hal ini hanya akan terjadi
pada biro yang beroperasi secara efektif dan efisien, memberikan produk dengan harga
113
bersaing dengan kualitas yang terjamin, stabil, serta maksimal diselesaikan dalam waktu
yang telah disepakati. Apabila lebih cepat, akan lebih baik.
Untuk menghasilkan produk yang memuaskan klien, terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi, yaitu memberikan layanan one stop solution. Dengan layanan ini
klien tidak dipusingkan pada masalah koordinasi. Semua sudah diselesaikan di bawah
satu atap. Klien selalu menginginkan suatu produk dengan kualitas yang sempurna.
Dengan menghasilkan kualitas produk yang baik, sebuah biro akan mendapatkan
kepercayaan dari klien. Suatu produk yang baik namun di jual dengan harga yang mahal
akan sulit terjual, terutama untuk jenis klien yang masih mempertimbangkan
permasalahan harga. Waktu untuk mengerjakan suatu proyek ditentukan oleh
kesepakatan, sudah kewajiban kedua belah pihak untuk menghormati apa yang ditelah
disepakati. Oleh karena itu, waktu untuk mengerjakan proyek adalah titik yang harus
diperhatikan, jangan sampai pihak biro melanggar apa yang telah disepakati.
Untuk dapat menjadi ahli pada bidang tertentu, sebuah biro harus memilih untuk
ahli di beberapa jenis bangunan tertentu yaitu jenis bangunan yang paling banyak
diminati oleh target customer. Semakin banyak jenis bangunan, akan semakin sulit untuk
mengadakan pengembangan keahlian.
Estetika suatu bangunan adalah sesuatu yang relatif, tetapi bukan berarti bahwa
bangunan yang didesain bisa dibuat tanpa mempertimbangkan estetika karena akan
meningkatkan harga maupun kepuasan klien. Apabila produk dibuat tanpa
mempertimbangkan permasalahan estetika, produk tersebut akan kalah bersaing dari
produk biro yang mempertimbangkan permasalahan estetika. Perlu diakui, mengukur
estetika adalah sesuatu yang mustahil.
6.6.3 Perspektif Internal
Internal perspektif terdiri dari empat bagian yaitu operasi, inovasi, client
management dan regulator environment. Untuk keperluan strategi, diperlukan adanya
prioritas dalam pengaplikasiannya dengan tuntutan strategi finansial perspektif yang
menitik beratkan pada strategi produktivitas. Untuk mendukung strategi tersebut, pada
perspektif internal, yang menjadi prioritas adalah strategi operational. Diikuti dengan
strategi customer management, strategi innovasi dan terakhir strategi regulasi.
114
BAB VI FORMULASI STRATEGI
Operation
Strategi operasi yang paling utama dalam internal perspektif adalah memberikan
penekanan pada masalah koordinasi. Dikarenakan PT X adalah sebuah biro multi divisi
dimana hal tersebut merupakan keunggulan utamanya, sudah seharusnya memiliki sistem
koordinasi yang baik untuk mengatur divisi-divisi tersebut. Jumlah dan jenis ragam
proyek yang semakin banyak menyebabkan kerumitan dalam operasional. Di samping
itu, jumlah personel yang semakin banyak membutuhkan koordinasi yang baik. Tuntutan
klien terhadap service level yang diberikan dengan koordinasi yang baik oleh PT X,
service level yang diberikan akan semakin baik pula. Koordinasi yang dibentuk bukan
hanya untuk mengatur dalam intern perusahaan tetapi juga untuk semua supplier-supplier.
Standarisasi sistem pekerjaan dan kualitas menjadi hal yang penting.
Koordinasi yang baik akan menghasilkan kualitas yang baik dan stabil, harga
yang kompetitif dan mengoptimalisasi waktu pekerjaan.
Strategi efektivitas dan efisiensi pada sistem operasi adalah hal yang mutlak
apabila PT X ingin menjadi perusahaan dengan tema cost leader ship. Waktu yang cepat
dan harga yang murah bukan sebagai patokan utama. Kualitas produk yang baik dan
sesuai dengan yang diharapkan oleh klien menjadi hal yang penting.
Risiko manajemen dilakukan untuk mengcover seluruh pihak, baik pihak klien
maupun pihak biro. Risiko berguna untuk mengcover segala permasalahan dan gangguan
pada proses untuk mencapai produk kualitas yang baik.
Menghormati estetika, semua biro dapat membuat bangunan yang berfungsi
sebagai mestinya sesuai dengan syarat syarat bangunan. Tetapi tidak semua biro tersebut
dapat membuat bangunan yang indah dan berestetika. Memang perlu diakui, mengukur
estetika suatu produk adalah hal yang sulit, tetapi bukan berarti produk yang dibuat tidak
berestetika. Nilai estetika yang tidak bisa dinilai inilah yang bisa menjadi nilai lebih dan
akhirnya akan menaikkan harga produk.
Customer Management
Prioritas yang kedua adalah strategi customer management, tujuan dari strategi ini
adalah untuk mengetahui apa yang menjadi permasalahan customer dan mencari solusi
atas permasalahan klien.
115
Tema pertama strategi ini adalah membentuk suatu sistem relasi yang kuat pada
customer, komunitas (customer, pemerintah, pendidikan dan regulator). Sistem seperti ini
dijalankan dengan fokus hubungan jangka panjang, fokus pada hubungan personal,
komunikasi pada komunitas. Hasil dari hubungan tersebut adalah kepercayaan.
Setelah relasi terbentuk, PT X harus berusaha untuk mengumpulkan segala
informasi tentang customer. Dalam hal ini batasan jumlah golongan customer menjadi
penting. Semakin banyak jumlah customer, maka informasi yang digali akan semakin
sedikit. Oleh sebab itu dibutuhkan prioritas dalam menentukan target customer. Semakin
dalam mengetahui klien, semakin baik PT X dalam bertindak. Pengetahuan yang didapat
ini hendaknya dikomunikasikan pada komunitas-komunitas yang terkait, yaitu komunitas
customer, pemerintahan, dan pendidikan.
Pengetahuan yang di dapat pada proses sebelumnya, diolah untuk menghasilkan
solusi-solusi atau saran-saran yang dapat dijual oleh klien. Solusi dan saran ini dibundel
pada produk one stop solution. Dengan pengetahuan ini pula PT X membatasi jenis
bangunan dan hanya fokus kepada jenis bangunan tertentu saja. Demikian pula dengan
estetika. Estetika suatu bangunan sangat dipengaruhi oleh trend yang beredar.
Pengetahuan tentang apa yang disukai oleh customer akan sangat membantu proses
design.
Inovasi
Proses inovasi dibagi dalam dua bagian besar, yaitu inovasi yang berfokus pada
bidang proses operasional dan inovasi yang berfokus pada customer management. Kedua
bidang inovasi ini memiliki posisi strategis yang hampir sama, walau diatas kertas lebih
fokus pada inovasi proses operasi.
Regulator dan Sosial
Pada proses sehari-hari PT X sering berhubungan dengan regulator, komunitas
pendidikan ataupun komunitas pemerintahan. Oleh sebab itu keaktifan dalam keterlibatan
pada komunitas tersebut akan membawa dampak yang positif. Keterlibatan PT X melalui
program komunitas yang melibatkan pemerintah, regulator, customer atau pun dari pihak
pendidikan.
116
BAB VI FORMULASI STRATEGI
6.6.4 Perspektif Pengembangan dan Pembelajaran
Perspektif pengembangan dan pembelajaran terdiri dari human capital,
information capital dan organization capital. Prioritas yang ditentukan berdasarkan mana
yang terdekat pada visi dan misi perusahaan, semakin dia dekat maka prioritas akan
semakin naik pula.
Human capital terdiri dari skill, knowledge dan nilai - nilai. Human capital
merupakan syarat utama untuk memenuhi tuntutan internal perspektif.
Human capital
Human capital yang dikembangkan untuk memenuhi tuntutan internal perspektif
yaitu fokus pada bidang operasional dan management customer, sehingga skill - skill
yang dikembangkan adalah berorientasi pada bagaimana membuat proses menjadi lebih
cepat tanpa mengorbankan kualitas. Sedangkan tuntutan management customer dipenuhi
dengan mengembangkan skill-skill yang berhubungan dengan relation ship skill.
Agar membuat seseorang semakin kompeten, yang dibutuhkan tidak hanya skill
tetapi juga pengembangan dari sisi knowledge. Knowledge yang dikembangkan adalah
best practise yang bersumber dari dalam perusahaan dan harus ditularkan ke semua
bagian. Sedangkan untuk mendukung proses relation ship, maka knowledge tentang
customer data base menjadi penting.
Nilai untuk menyelesaikan suatu permasalahan adalah result oriented dan
customer partnership.
Information capital
Information capital berfokus pada keuntungan yang diperoleh dari perbaikan pada
kualitas, perbaikan proses kerja dan produktivitas kerja. Hal ini dilakukan dengan cara
mengstandarisasi semua yang repetitif dan automatisasi pekerjaan guna menekan biaya
produksi, kualitas yang konstan dan menekan waktu pengerjaan.
Organization capital
Culture yang dikembangkan adalah semangat untuk memperbaiki proses
produksi secara terus menerus, untuk menghasilkan suatu proses produksi yang
memberikan kualitas yang konsisten kepada klien. Culture yang kedua yang harus
dikembangkan adalah: customer centric, memposisikan klien sebagai partner .
117
Proses penyebaran pengatahuan dilakukan dengan cara knowledge management
system, yaitu penyebaran pengetahuan yang berfokus dari internal ke internal, best
practice satu bagian harus dengan cepat disebarluaskan. Semangat untuk mengetahui
tentang klien juga merupakan hal penting, sehingga PT X selalu sensitif terhadap apa
yang menjadi permasalahan klien.
Macam-macam perspektif di atas tertuang pada strategi map yang dapat dilihat
pada tabel hubungan antara variabel dan tabel formulasi variabel yang dapat dilihat pada
lampiran.
Selah penjabaran di atas, maka peta starategi dapat dilihat seperti pada gambar 6.4
dibawah ini:
118
BAB VI FORMULASI STRATEGI
Produktifitas
F4 Optimalisasi aset danoperation perusahaan Perkembangan
F1 Share HolderValue
C6 kualitasyang sempurna
C7 hargakompetitive
C8 optimalisasiwaktu pengerjaan
C9 fokus padajenis bangunan
tertentu
1
C 2 kepuasan pelangganOne stop solution
kualitas terbaik, konsisten terhadapkualitas, optimalisasi cost
C3 peningkatanloyalitas
pelanggan
C4 BrandImageskonsultanterpercaya
C 11fokus padahubungan jangka
panjang
F2 Peningkatanjumlah klien
F3 Peningkatanproyek dari klien
eksisting
23
C 12 fokus padahubunganpersonal
C 13 komunikasipada komunitas
C 15 kedalamanportfolio
C 14 komunikasimedia
C10 bangunanberestetika
C5 integratedoffering
Operation Innovation Regulator and Social
I 6 Internal focusfor improvement process
I 7 Client focusfuture customer needs
customer problem
I 8 Built strongcustomer relation ship
I 9 Built customerknowledge
I 10 Built customersolutions
Customermanagement
I 11 Communityprogram with related
customer
I 12 Communityprogram with
education, andgovernment,cummunity,
L 1 focused onprocess improvement
L 2 Relation shipmanagement skill
L 3 Penggunaan teknologifokus pada effisiensi proses L 5 Customer data base
L 6 Knowledgemanagement
system
L 7 Transferknowledge from
leading edge customer
Human capital
Information capital
Organization capital
Serviceatribut
Relation ship
Images
I 1 O
pera
tion
effis
iens
i dan
effe
ktif
Cos
t and
qua
lity
I 2 R
espe
ct w
ithes
tetik
a
I 3 G
ood
coor
dina
tion
I 5 R
isk
man
agem
ent
Gambar 6.4 Strategi Map
119
Tabel 6.4 Hubungan Antar Variabel Variable Cause effect Variable F1 Share holder value F2 Jumlah klien Dengan meningkatnya jumlah klien maka nilai shareholder akan meningkat F1 Increase share holder
value F3 Jumlah proyek dari
klien eksisting Jumlah proyek dari yang diterima dari klien lama, menunjukkan semakin meningkatnya kepercayaan klien, hal ini menjadi point penting bagi PT X
F1 Increase share holder value
F4 Optimalisasi aset dan operation
Optimalisasi pada aset dan operation pada PT X, akan meningkatkan nilai share holder
F1 Increase share holder value
C2 Kepuasan customer Kepuasan customer, akan meningkatkan kepercayaan customer, repeat order F3 Jumlah proyek dari klien
eksisting Kepuasan customer meningkat maka images perusahaan sebagai perusahaan
konsultan terpercaya semakin kuat C4 Brand Images
Semakin customer terpuaskan, maka kepercayaan dan loyalitas akan semakin kokoh pula
C3 Peningkatan loyalitas customer
Dengan tercapainya tujuan perusahaan untuk menjadi one stop solution dengan kekautan di harga, waktu dan kualitas, maka proses optimaliasai perusahaan berjalan.
F4 Optimalisasi aset dan operation
C3 Peningkatan loyalitas
customer customer yang loyal, akan semakin sering memberikan lagi proyek - proyek lainnya F3 Jumlah proyek dari klien
eksisting Semakin banyak klien yang loyal, maka images yang dibentuk akan semakin baik
pula C4 Brand Images
C4 Brand Images Images yang dikenal, dasar dari kesetiaan klien terhadap PT X. Sehingga klien enggan untuk pindah ke biro lain
F3 Jumlah proyek dari klien eksisting
Images yang baik pada masyarakat, akan mempermuah untuk mencari proyek baru F2 Jumlah klien C15 Kedalaman portfolio Proyek apa saja yang telah dikerjakan dan bagaimana kita PT X menyelesaikannya
sangat menentukan brand images PT X C4 Brand Images
C14 komunikasi media Dengan mengkomunikasikan brand images di berbagai macam media dalam bentuk tulisan atau pendapat, akan membentuk opini yang baik terhadap biro PT X
C4 Brand Images
C13 komunikasi pada komunitas
Dengan mengkomunikasikan brand images pada komunitas potensial, images yang terbentuk
C4 Brand Images
Dengan memperkanalkan layanan PT X terhadap komunitas potensial, maka peluang untuk mendapatkan klien baru akan semakin baik pula
F2 Jumlah klien
C12 Fokus pada hubungan personal
Setiap klien potensial menghendaki hubungan yang personal, dan setiap klien menginginkan dimengerti secara personal
C3 Peningkatan loyalitas customer
C11 Fokus pada hubungan jangka panjang
Setiap klien menginginkan suatu hubungan yang bersifat terus, sebab untuk mencari biro lain harus menumbuhkan rasa percaya dari awal kembali.
C3 Peningkatan loyalitas customer
C5 penawaran yang terintegrasi
Semakin terintegrasinya penawaran PT X terhadap klien, maka semakin banyaknya kemudahan dan keunggulan yang diberikan PT X terhadap klien
C1 One stop solution
C6 kualitas yang sempurna
Setiap klien menginginkan proyek yang dikerjakan dengan sempurna C1 One stop solution
C7 Harga kompetitive Harga akan menjadi point yang penting dalam penawaran ke klien, sehingga faktor harga akan mempengaruhi atribut produk kita
C1 One stop solution
C8 Waktu pengerjaan Dalam operasional waktu pengerjaan akan sangat menentukan pengeluaran, sehingga optimalisasi waktu pengerjaan menjadi hal yang mutlak
C1 One stop solution
C9 Fokus pada bangunan tertentu
Semakin banyak jenis bangunan yang dapat di buat, semakin PT X tidak ahli dalam bangunan tertentu, sehingga jumlah jenis bangunan akan mempengaruhi kualitas produk.
C1 One stop solution
C10 Bangunan berestetika Estetika akan menjadi kesan pertama dalam memenangkan hati klien, walaupun harga, waktu dan kualitas kita unggul
C1 One stop solution
I 1 Efisiensi operasi Dengan efisiensi operasi antar divisi, maka penawaran yang terintegrasi C5 penawaran yang
terintegrasi Kualitas yang sempurna harus dilakukan dengan operasi yang effisien C6 kualitas yang sempurna Hanya dengan effisien, maka dihasilkan harga produk yang kompetitif C7 Harga kompetitif Hanya dengan effisiensi sistem operasi, maka waktu pengerjaan suatu proyek dapat
ditekan. C8 Waktu pengerjaan
Efisiensi dapat difokuskan apabila hanya untuk beberapa jenis bangunan tertentu saja, tanpa adanya pembatasan, maka proses pembelajaran terus menerus sulit dilakukan.
C9 Fokus pada bangunan tertentu
I 2 Berestetika Bangunan yang baik, harus berfungsi sebagai mestinya sesuai dengan aturan - aturan dan juga harus berestetika.
C10 Bangunan berestetika
I 3 Koordinasi yang baik Dengan koordinasi yang baik, maka penawaran terintergrasi dapat direalisasikan. Syarat mutlak
C5 penawaran yang terintegrasi
Tanpa adanya koordinasi, sulit untuk menghasilkan kualitas yang baik terutama C6 kualitas yang sempurna
120
BAB VI FORMULASI STRATEGI
proyek lintas divisi
Koordinasi yang baik akan menekan harga produk C7 Harga kompetitif Koordinasi yang baik akan mempercat proses produksi C8 Waktu pengerjaan I 5 Risk management Untuk membuat kualitas yang baik, diperlukan suatu proses management risiko
yang dapat mengcover semua pihak dari. C6 kualitas yang sempurna
I 6 fokus pada proses improvement
Proses innovasi ditekankan pada pengembangan proses produksi. proses produksi
I 7 Focus pada klien Proses innovasi fokus ke klien, untuk menghasilkan apa yang dibutuhkan customer di masa depan, mengidenfikasikan permasalahan customer
customer management
L 8 Built strong customer relation ship
Dengan memelihara hubungan ke customer, maka hubungan jangka panjang yang diinginkan oleh customer dapat terpelihara
C11 Fokus pada hubungan jangka panjang
Hubungan tidak hanya pada hubungan antar perusahaan tetapi juga pada hubungan secara pribadi
C12 Fokus pada hubungan personal
Komunikasi di kembangkan ke komunitas customer, sehingga kelebihan perusahaan selalu di keperkenalkan
C13 komunikasi pada komunitas
Dengan pengetahuan yang berasal dari hubungan ke klien, di record dan disusun menjadi kumpulan pengetahuan tentang klien
I 9 built customer knowledge
I 9 built customer knowledge
Dengan pengetahuan hasil hubungan ke klien, selanjutnya merancang solusi solusi permasalahan customer
I 10 Built customer solutions
Dengan pengetahuan hasil hubungan ke klien, di sebarkan sebagian ke komunitas dengan tujuan untuk membuat image, bahwa PT X mengerti apa yang klien inginkan
I 11 community program with related customer
Pengetahuan ini harus dapat di berikan ke dunia pendidikan, untuk mengembangkan dunia arsiktur. Dan untuk komunitas pemerintahan, berguna untuk membuat image sebagai biro terpercaya
I 12 community program with education and gover community
I 10 Built customer solutions
Setelah membuat solusi, maka PT X mencoba merangkum dalam bentuk penawaran ke klien.
C5 penawaran yang terintegrasi
Dengan solusi yang dibuat, maka PT X dapat menentukan jenis kelompok bangunan mana yang akan di kembangkan
C9 Fokus pada bangunan tertentu
Jenis trend yang diminati oleh customer sangat menentukan berhasil atau tidaknya proses marketing
C10 Bangunan berestetika
I 11 community program with related customer
Komunikasi pada komunitas customer C13 komunikasi pada komunitas
komunikasi ke media elektronik atau cetak C14 komunikasi ke media I 12 community program
with education and gover community
komunikasi pada komunitas pendidikan maupun pemerintahan C13 komunikasi pada komunitas
L1 Focused on proses
improfement Skill, knowledge dan nilai, difokuskan pada bagaimana mengefesienkan dan mengefektfikan proses operasi sehari hari
Internal perspektive
L2 Relation management skill
Skill, knowledge dan nilai, difokuskan pada relation ship management Internal perspektive
L3 teknologi fokus pada
effisiensi proses Teknologi dikembangkan demi efektifitas dan efisiensi yang akan mendukung proses pekerjaan
Human Capital
L5 Customer database Pengembangan teknologi data base tentang customer, latar belakang, permasalahan, ekspansi bisnis, masalah, apa yang akan dibutuhkan oleh customer, dan lain-lain.
Human Capital
L6 knowledge
management system Pengembangan knowledge bersumber dari internal, apa yang menjadi best practice bagian lain, sesegera mungkin harus disebarluaskan
Information capital
L7 Transfer knowledge from customer
Pengembangan knowledge yang bersumber dari customer, Information capital
121
6.7 Analisis strategi Fungsional
Analisis strategi fungsional terdiri dari: strategi finansial, strategi HRD, strategi
IT dan teknologi, strategi pemasaran, strategi operasional, dan strategi inovasi.
6.7.1 Strategi finansial
Strategi finansial dibagi dalam dua kelompok besar yaitu, strategi pengembangan
dan strategi produktivitas.
Strategi produktifiktas dilakukan dengan cara fokus pada aktifitas produksi,
aktivitas investasi dan aktifitas keuangan, lihat gambar 6.5. Permasalahan utama PT X
adalah jumlah cash yang dimiliki kadang kala mengganggu operasional sehari-hari.
Sub con Cost Cash to subcon
Direct labor
Over headrate
Product
Sale
Receivable Cash fromcustomer
cash to directlabor
over headcash
Pay taxes Goverment
OPERATINGACTIVITIES
CASH
Purchase FixedAssets
INVESTINGACTIVITIES
Stock Equity
FINANCINGACTIVITIES
Bond Debt
Cash to vendors
Cash from/tostockholders
Cash from/tolenders
Gambar 6.5 Cash Flow
Untuk menjaga cash flow, dapat dilakukan dengan cara
1. Mengoptimalkan aktivitas investasi, dengan cara memilih dan memilah
untuk berinvestasi pada program atau barang yang akan membawa
dampak positif secara cepat pada penambahan cash.
122
BAB VI FORMULASI STRATEGI
2. Memaksimalkan aktifitas keuangan, dengan cara :
a. Berusaha untuk memperoleh dana segar dari pemegang saham,
dengan cara pinjaman lunak atau investasi.
b. Membuka peluang kerjasama dengan bank atau pihak ketiga yang
dapat meminjamkan dana .
3. Operating activities :
a. Memperkecil overhead rate (over head / direct labor), dengan cara
mengoptimalisasikan over head perusahaan.
b. Melipatgandakan net multiplier (sales-sub con cost]/direct labor),
dengan cara meningkatkan sales dan menekan biaya sub con.
c. Apabila net multiplier lebih kecil dari overheadrate+1, maka
perusahaan rugi.
4. Permasalahan lain untuk memperbaiki cash flow adalah cash conversion
cycle(CCC). Semakin lama CCC mengakibatkan semakin lamanya PT X
mendapatkan cash hasil produksi, lihat gambar 6.6. Untuk mengatasi hal
ini maka dapat dilakukan dengan cara :
a. Memperlambat pembayaran ke suplier, dengan cara membuat
kontrak yang berisi proses pembayaran disesuaikan pada saat
pelunasan proyek.
b. Mempercepat proses collection
c. Mempercepat proses desain, dengan metode strong delivery.
Project start Pay of sub con Design finish Collect cashEVENTS
Designprocess
Receivables CollectionPeriod
OperatingCycle
Cash ConversionCycle
Payables DeferralPeriod
PROCESSES
CYCLE
Gambar 6.6 Cash Conversion Cycle
Kendala cash flow sangat terkait dengan risiko operasional perusahaan,
semakin tinggi risiko yang mau dicover maka biaya akan semakin tinggi pula.
Oleh sebab itu PT X harus memiliki cadangan dana berupa long term financing
123
dan short term financing, kombinasi keduanya disesuaikan dengan kemampuan
kondisi keuangan perushaan .
Strategi pengembangan dilakukan dengan memfokuskan pada marketing
Investasi pada SDM, yaitu membentuk SDM yang handal pada bidang produksi
Investasi pada SDM pada bidang marketing.
Investasi pada Marketing dan program-programmnya.
6.7.2 Strategi HRD
Strategi SDM dikembangkan secara keseluruhan mencakup semua personal dan
aspek SDM. Strategi harus dapat menjawab strategi jangka panjang dan pendek. Dalam
buku Arnolodi C. Hax, Nicolas S. Majluf, 1996, The Strategi concepts and Process,
Second edition, dikatakan bahwa strategi pengembangan SDM terdiri dari lima kategori
besar yaitu :
Seleksi, promosi dan penempatan
Sistem rekrutmen, promosi dan penempatan dibedakan dalam sistem make dan
sistem buy. Pada sistem buy, untuk memenuhi kebutuhan SDM-nya ada kecenderungan
untuk mencari calon karyawan dari luar perusahaan. Sebaliknya dengan sistem make,
untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, mereka mencarinya dari dalam perusahaan.
Untuk menghadapi permasalahan kekurangan SDM pada level tengah dan
meningkatnya jumlah proyek, untuk jangka pendek sistem rekrutmen pegawai dilakukan
dengan cara merekrut pegawai pada semua level, terutama level menengah. Sedangkan
untuk menghadapi tantangan di masa depan, pengembangan SDM lebih diarahkan ke
dalam, sehingga sistem rekrutmen ditekankan hanya pada level bawah.
Appraisal ( sistem penilaian )
PT X memiliki jenis produk yang beragam dan jenis klien yang beragam pula,
sehingga solusi proyek yang satu dan lainnya tidak sama. Karenanya sistem penilaian
pekerjaan diprioritaskan pada proses bukan pada hasil.
Sistem penilaian pekerjaan mengidentifikasikan jenis pelatihan yang dibutuhkan.
Untuk jangka pendek, pengidentifikasian pelatihan ditekankan pada proses rekrutmen.
Sedangkan untuk jangka panjang, pengidentifikasian pelatihan diarahkan dari
manajemen.
124
BAB VI FORMULASI STRATEGI
Pelatihan yang dilakukan bisa dengan cara grup atau dengan cara perseorangan.
Dengan sistem organisasi matriks, maka kedua cara ini dilakukan secara seimbang.
Waktu untuk dilakukannya pelatihan dapat secara rutin ataupun disesuaikan
dengan kebutuhan. Pelatihan secara rutin memiliki rekaman tentang performance,
sehingga keberhasilan ataupun penurunan performa terpampang.
Terdapat dua jenis pelatihan yang diprioritaskan, yaitu pelatihan yang bertujuan
untuk mengoptimalisasikan proses produksi dan pelatihan yang beroerientasikan untuk
mencari, menjaga dan mengembangkan hubungan perusahaan dengan klien.
Pelatihan untuk optimalisasi proses produksi dtekankan dengan cara make, seperti
Pelatihan pada industri yang memiliki proses serupa (contoh : konstruksi)
Pelatihan ke dalam, yaitu pembelajaran best practice.
Pelatihan tentang tekonologi untuk mempercepat proses dan meningkatkan
kualitas produksi.
Pelatihan manajemen, untuk mengantisipasi semakin rumitnya proses produksi.
Pelatihan untuk marketing, ditekankan dengan cara buy, karena PT X tidak
memiliki pengalaman tentang pengembangan marketing, sementara kebutuhan akan
marketing sangat urgent.
Menggunakan networking yang berasal dari PT PJ. Perusahaan tersebut memiliki
network yang sudah mapan.
Merekrut orang yang sudah memiliki networking, terutama untuk orang yang
tinggal di luar Jakarta.
Merekrut tenaga marketing yang memiliki latar belakang pada sasaran klien.
Merekrut tenaga marketing profesional, guna menganalisis posistioning dan
strategi marketing
Menggunkan IT untuk mempermudah komunikasi
Sistem penghargaan :
Banyaknya ragam jenis pekerjaan dan tingginya ragam klien menyebabkan
dibutuhkannya suatu sistem penghargaan yang didasarkan pada performa yang sudah
dilakukan. Sistem ini akan memacu pegawai dalam menyelesaikan permasalahan dengan
baik.
125
Untuk menghadapi dan menghindari permasalahan pembajakan SDM oleh
kompetitor atau perusahaan lain maka sistem penghargaan selain berorientasi ke dalam,
juga harus berorientasi pada pasar.
Penghargaan untuk pegawai dapat berupa cash maupun non cash. Keduanya
dilakukan secara seimbang.
Pengembangan Manajemen
Pengembangan manajemen dilakukan untuk meningkatkan organisasi capital yang
dilakukan secara formal dan berorientasikan pada pengembangan ke dalam, yaitu apa
yang menjadi best practice satu bagian, ditularkan ke bagian yang lain. Untuk dapat
menjadi solusi bagi klien, orientasi pada transfer pengetahuan dari klien ke perusahaan
dilakukan secara sistematis dan terencana.
Serikat Pekerja
Hubungan antar pegawai dan pegawai ke atasan masih dapat diatasi dengan nilai
kekeluargaan, sehingga kebutuhan pada serikat pekerja tidak urgent.
6.7.3 Strategi IT dan Teknologi
Strategi IT yang digunakan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua
besar, yaitu :
1. Sistem manajemen informasi yang berguna untuk menghasilkan peningkatan
performa dalam proses produksi. Sistem ini juga dirancang untuk mendukung
sistem pengembangan SDM terutama sistem penilaian, penghargaan dan promosi.
Pengapilikasiannya dapat berupa :
Sistem manajemen mutu yang diintegritaskan dengan komputer.
Sistem SDM yang terkomputerisasi, terkoneksi antara penilaian,
penghargaan dan promosi.
Sistem IT dan teknologi juga digunakan untuk mempermudah komunikasi antar
daerah sehingga lokasi produksi tidak menjadi halangan untuk mendapatkan
proyek di luar jakarta.
2. Sistem manajemen informasi yang berguna untuk melihat peluang, membuka,
mengembangkan, menjaga hubungan antara klien dan perusahaan.
126
BAB VI FORMULASI STRATEGI
6.7.4 Strategi Pemasaran
Tujuan strategi pemasaran adalah mencari, membuka peluang, memelihara dan
mengembangkan hubungan antara perusahaan dan klien. Harapan yang dituju adalah
dapat menciptakan images perusahaan yang semakin solid dan memperbanyak jumlah
klien dan jumlah proyek dari klien yang sudah ada.
Telah diketahui bahwa PT X memiliki banyak divisi, yang mana setiap divisi
harus memiliki strategi pemasaran masing-masing. Tetapi karena hingga saat ini yang
menjadi andalan adalah proyek arsitektur dan perencanaan, maka strategi pemasaran
lebih ditekankan pada kedua proyek tersebut.
Secara garis besar strategi pemasaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu strategi
untuk mengembangkan dan memelihara image perusahaan dan strategi untuk memperluas
pasar dengan cara kerjasama, strategi untuk pengembangan dan pemeliharaan image
dapat dilakukan dengan cara:
Mengkomunikasikan design dan images perusahaan
Tujuan komunikasi adalah mengirimkan pesan bahwa PT X adalah sebuah
perusahaan jasa, yang kompeten, one stop solution, kreatif dan profesional. Pesan
ini harus dikemas secara otentik dan memiliki kekuatan visual yang bertujuan
untuk menjelaskan kekuatan perusahaan. Hal ini diperlihatkan pada logo, website,
marketing tools yang mencerminkan nilai-nilai perusahaan.
Visualisasi
Perusahaan jasa perencanaan adalah sebuah perusahaan yang berusaha
untuk membangun apa yang diimpikan oleh klien. Oleh sebab itu peran visualisasi
terhadap jasa yang dilakukan oleh perusahaan ini menjadi sangat penting. Tanpa
adanya visualisasi yang baik, sulit bagi klien untuk membayangkan apa saja yang
telah di kerjakan oleh perusahaan. Visualisasi ini harus dapat menggambarkan apa
yang menjadi inti perusahaan tersebut.
Visualisasi dapat berupa gambar perspektif, animasi, web site, dan
berbagai macam media lainnya.
Pekerjaan Public Relations (PR)
PR dilaksanakan secara kreatif antar profesional dan memiliki tujuan yang
terukur. Tujuan utama pekerjaan PR adalah mengkomunikasikan kekuatan dan
127
kelebihan perusahaan kepada target klien dan memastikan bahwa mereka
mengerti. PT X memiliki tiga kelompok target klien, yaitu : pemerintah, swasta
dan biro lain. Setiap kelompok memiliki keunikan tersendiri, sehingga proses PR
yang ditujukan kepada masing-masing kelompok tersebut menjadi berbeda-beda.
PR merupakan suatu pekerjaan yang memiliki tujuan jangka panjang,
tujuan ini selalu dikaitkan dengan visi dan misi perusahaan. Oleh sebab itu hasil
yang diharapkan oleh PR, tidak dapat dilihat dalam waktu dekat.
Event Marketing
Event marketing merupakan cara yang efektif dalam mengkomunikasikan
visi dan misi perusahaan kepada masyarakat umum atau terbatas sesuai dengan
event itu diposisikan. Event marketing akan memperkuat image perusahaan di
publik atau kalangan tertentu. Event marketing merupaksan salah satu bagian
pekerjaan dari PR. Sukses atau tidaknya, bukan ditentukan oleh isinya tetapi
konsep secara keseluruhan.
Strategi pengembangan pasar dengan cara Joint ventures atau value chain
partnership :
Jenis proyek potensial yang terdapat pada PT X dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu: berdasarkan daerah (Jakarta, luar Jakarta atau daerah dan luar negri) dan
jenis klien (swasta, pemerintah dan biro lain). Karena terdapat perbedaan karakteristik
dari setiap jenis klien dan daerah, maka strategi yang digunakan harus disesuaikan.
Berdasarkan analisis korporate strategi maka, langkah yang diambil adalah
sebagai berikut :
1. Pengembangan yang berorientasikan ke dalam, dengan cara membuat produk baru
ataupuan mencari market baru.
2. Pengembangan lebih diarahkan pada perkembangan vertikal
3. Akuisisi dilakukan pada perusahaan-perusahaan sejenis
4. Karena kondisi industri properti tidak stabil (sangat dipengaruhi kondisi politik),
pengembangan secara horisontal dijadikan prioritas terakhir.
128
BAB VI FORMULASI STRATEGI
Konsep strategi pengembangan pasar dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 6.5 Strategi Pengembangan Pasar
Swasta Pemerintah Biro Menggunakan image perusahaan untuk mendapatkan proyek Menggunakan networking induk perusahaan
Jakarta
Joint ventures terhadap kontraktor besar
Joint ventures terhadap perusahaan BUMN
Joint ventures terhadap perusahaan sejenis
Daerah Joint ventures dan value chain partnership, pada biro local, focus pada operation
Joint ventures dan value chain partnership, pada biro local, focus pada networking.
Diasumsikan biro di daerah belum sampai tahap biro spesialisasi
Luar Negri Rencana jangkap panjang Rencana jangkap panjang Menggunakan image perusahaan untuk mendapatkan proyek
Pengembangan horisonal : Joint ventures atau value chain partnership, pada biro spesialis
6.7.5 Strategi operasional
Untuk menghasilkan solusi untuk suatu produk dengan beraneka ragam
permasalahan, harus diselesaikan dengan multi dislipin. Karenanya dibutuhkan strategi
operasional yang menuntut fleksibilitas. Strategi yang dimaksud adalah kombinasi antara
produksi secara masal yang menuntut fleksibilitas.
Dalam melakukan operasional, perusahaan selalu berorientasi pada:
Operasi secara efisien dan efektif
Koordinasi yang baik, dikarenakan jenis proyek yang ada memiliki keragaman
tingkat kesulitan dan harus diselesaikan dengan multi disiplin ilmu.
Risk management
Mendesain dengan estetis
Fokus pada one stop solution dengan cara,
One stop solution harus diiringi proses produksi yang sangat efektif dan efisien
melalui kontrol kualitas ISO 9001:2000 yang sudah disesuaikan dengan proses one stop
solution untuk mengerjakan pekerjaan multi disiplin. ISO dijalankan secara konsekuen
dan komitmen semua pihak, bukan hanya sebagai jorgan. ISO akan melakukan :
Supervisi yang ketat.
Kontrol terhadap kualitas dan detail.
129
Fokus pada kapasitas produksi.
Mengsinergikan ISO dengan sistem IT.
Menjadikan tiap divisi mandiri :
Untuk membuat kondisi yang sehat di PT X, harus diadakan pemisahan antara
divisi yang hanya sebagai suport dan divisi mandiri. Divisi support berada di bawah
divisi arsitektur yang hanya bertugas mensupport divisi arsitektur.
Divisi mandiri memiliki kewajiban, yaitu memenuhi target sales yang diberikan
oleh direksi. Untuk memenuhi kewajiban itu, mereka diberikan hak yang lebih besar
dibandingkan hak yg diherikan kepada divisi support. Hak tersebut dapat berupa
kebebasan beroperasi, marketing, penentuan harga, jumlah dan jenis SDM, dan lain-lain.
Diharapkan semua divisi dapat mandiri sekaligus dapat bekerjasama dengan baik
dengan semua divisi karena masih dalam satu koridor PT X.
Pengembangan pada bisnis eksisting dan outsourcing (pengembangan vertikal):
Pengembangan pada bisnis eksisting ditandai dengan joint ventures atau value
chain partnership. Keuntungan yang didapat adalah: mengurangi biaya, memperkuat
posisi dan peluang pasar, juga keuntungan yang diperoleh oleh administrasi dan
manajemen.
Joint ventures hanya terbatas pada proses yang bersifat tidak mendesain atau tidak
mengandung unsur kreativitas. Untuk proses desain atau kreativitas tetap dipegang oleh
PT X dibawah divisi.
Pengembangan pun dilakukan ke luar jakarta. Hal ini ditandai dengan adanya
joint ventures atau value chain partnership. Pengembangan ke daerah lebih ditujukan
pada kepentingan pemasaran bukan operasional. Proses operasional utama dijalankan di
kantor pusat, sedangkan proses operasional sekunder dijalankan di daerah.
Pengembangan horisontal:
Pengembangan horisontal dilakukan dengan cara joint ventures atau value chain
partnership dengan biro-biro spesialisasi.
130
BAB VI FORMULASI STRATEGI
Risk Management
Dalam artikel James B. Atkins, 2007, tentang Risk Management basic, disebutkan
bahwa bisnis arsitektur seperti halnya dengan bisnis yang lain rentan terhadap risiko.
Untuk mendapatkan peluang, risiko yang ada harus dikelola. Risiko dapat menyebabkan
kegagalam desain. Kegagalan ini dapat disebabkan oleh suatu tindakan atau gagal
melakukan tindakan tertentu. Penyebab kegagalan ini biasanya berasal dari
ketidaksempurnaan suatu desain karena perubahan waktu. Dalam hal ini, desain menjadi
tidak sempurna karena kondisi lingkungan yang selalu berubah. Oleh sebab kriteria
kegagalan desain adalah :
• Kegagalan dapat didefinisikan terhadap person atau properti.
• Pastikan bahwa kegagalan tersebut berasal dari tindakan biro konsultan.
• Untuk mengatasi kegagalan tersebut dibutuhkan kompensasi berupa uang atau
layanan tambahan.
Langkah untuk menghindari dan menghadapi kegagalan ini adalah :
• Membuat kontrak sebaik mungkin, jika perlu menyewa pengacara yang dapat
membuat kontrak tersebut.
• Kunjungi proyek yang sedang berjalan dan kumpulkan semua informasi yang
bisa didapat.
• Sewa konsultan pengacara untuk memastikan bahwa biro telah menyelesaikan
tugas secara profesional
• Buat tim yang khusus untuk mengatur permasalahan legal, terutama dalam
mengatur strategi dan dokumentasi.
• Meminta dukungan dari sub con proyek terhadap proses legal ini.
• Membuat pelaporan detail kronologis terhadap perkembangan proyek yang
sedang berjalan.
Mendesain dengan estetis
Estetika suatu desain adalah sesuatu yang sangat subjektif. Indah bagi satu orang
belum tentu indah bagi orang yang lain. Sehingga untuk mendefinisikan keindahan
tidaklah mungkin. Apabila suatu desain dibentuk tanpa semangat keindahan, maka
131
hasilnya sudah pasti tidak baik, dan secara jangka panjang akan mempengaruhi image
perusahaan.
Salah satu program yang dibuat untuk mengontrol ke-estetikan adalah dengan
cara dibentuknya sebuat tim independen yang berasal dari direksi dan ”orang luar”.
Orang luar yang dimaksud dapat berasal dari golongan pendidikan atau profesional.
Tim ini dibentuk untuk menilai desain secara berkala, apakah sudah memenuhi
estetika atau belum. Tim ini diberi wewenang penuh untuk menilai tetapi tidak
mencampuri permasalahan operasional.
Struktur Organisasi
PT X memiliki banyak proyek. Proyek yang memiliki tingkat kerumitan
beranekaragam dikerjakan oleh berbagai disiplin ilmu. Untuk keinginan pemilik proyek
yang tidak dapat diprediksi, struktur organisasi secara matriks cocok untuk kondisi
seperti ini.
Struktur organisasi matriks memfasilitasi pegawai dengan beraneka ragam
keahlian maupun pengetahuan, fasilitas dan sumber daya lainnya.
Devisi PM Devisi Mekanikal Devisi struktur Devisi arsitektur Devisi marketingElektrikal Devisi HRD
DirekturOperasional
Project A
Project B
Project C
Project D
Direksi
Gambar 6.7 Organisasi Matriks
Divisi PM membawahi berbagai macam proyek yang dapat dikelompokkan
berdasarkan keahlian, jenis klien dan wilayah. Hal ini dapat dilihat dari contoh proyek
diantaranya proyek apartemen, kantor, proyek pemerintah ataupun swasta. Keuntungan
yang didapat adalah pengembangan SDM menjadi lebih terarah.
Sistem organisasi matriks memiliki kelebihan-kelebihan yaitu:
132
BAB VI FORMULASI STRATEGI
Tingkat respon terhadap klien akan lebih meningkat karena adanya kolaborasi
dan sinergi.
Penyebaran sumber daya lebih merata.
Tingkat fleksibilitas, koordinasi dan komunikasi menjadi lebih baik
Keprofesionalan individu akan menjadi lebih baik dengan lebih banyaknya
tanggung jawab.
Sistem organisasi juga memiliki konsekuensi yaitu :
Kemungkinan adanya konflik yang rawan muncul antara posisi PM dan divisi.
Oleh sebab itu disarankan apabila posisi PM lebih berhak dalam mengatur
sumber daya dengan pertimbangan dari kepala divisi. Kepala divisi PM harus
selalu berkomunikasi dengan kepala divisi lainnya tentang perkembangan
proyek, keterbatasan sumber daya, dan permasalahan proyek.
Best practice sulit untuk diadaptasi.
Keputusan yang diambil tentang sesuatu hal akan lebih memakan waktu, hal
ini dapat diatasi dengan cara memposisikan tiap divisi tersebut dalam satu
atap.
6.7.6 Strategi Innovasi
Strategi inovasi yang dilakukan dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu inovasi
yang diperuntukkan mengoptimalan proses produksi dan inovasi yang berfokus kepada
klien. Strategi yang digunakan adalah :
Selalu menduplikasi inovasi yang sudah dilakukan dan terbukti keefisienannya
dari perusahaan unggul.
Hindari biaya inovasi dengan cara mengimitasi solusi yang sudah ada.
6.8 Pembuatn KPI (Key Performance Indikator)
Peracanngan KPI dibuat berdasarkan dua dasar yaitu: berdasarkan strategi map
yang dibuat dan berdasarkan strategi funsional yang telah dijabarkan pada bagian
sebelumnya. Rancangan KPI dapat dilihat pada lampiran
133
Tabel 6.6 Key Performance Indicator Tujuan Ukuran variable Formulasi F1 Meningkatkan kesejahteraan
pemegang saham Meningkatkan kesejahteraan pemegang saham, ROE Net income after tax
------------------------------------- x 100 % Total equity pemegang saham
Meningkatkan pendapatan, ROI EBIT + penyusutan ------------------------------------- x 100 % capital employed
Market position, posisi perusahaan terhadap kompetitor Survey Business growth, perkembangan skala perusahaan Survey F2 Meningkatkan jumlah klien Menciptakan sumber pendapatan baru Keuntungan dari klien baru F3 Meningkatkan jumlah proyek klien
eksisting Meningkatkan keuntungan dari tiap customer Account share
Increase customer profitability Customer profitability F4 Optimalisasi aset dan operasi
perusahaan Break even rate, ( Over head rate / direct labor ) + 1
Net multiplier, Revenue / direct labor Umur AR, kemampuan perusahaan untuk mengumpulan piutang C2 Kepuasan pelanggan Mengukur kepuasan pelanggan Survey C3 Peningkatan loyalitas pelanggan Meningkatkan kesetiaan pelanggan Customer retention
Kedalaman hubungan % jumlah klien yang sangat puas
C4 Brand Images Mengkomunikasikan nilai perusahaan Survey kesadaran pada images perusahaan C5 penawaran yang terintegrasi Offer excellent selection Index of service offering measuring % of customer needs C6 Kualitas yang sempurna Memberikan kualitas yang sempurna • % produk yang sempurna C7 Harga kompetitive Menciptakan harga yang kompetitive Harga, relatif terhadap kompetitor C8 Waktu pengerjaan Menyelesaikan produk tepat waktu % on time proyek
Lead time ( dari order sampai delivery ) C9 Fokus pada bangunan tertentu Menawarkan produk yang sesuai • Index jenis bangunan yang ditawarkan % dari kebutuhan klien C10 Bangunan berestetika Menawarkan produk yang memiliki estetika • Jumlah desain yang diulas pada media nasional maupun internasional C11 Fokus pada hubungan jangka panjang Pelanggan yang memiliki lebih dari satu proyek % pelanggan yang memiliki lebih dari satu proyek
% Sales yang dihasilkan dari pelanggan ( lebih dari satu proyek ) terhadap total sales
Partnership
jumlah kontrak perjanjian bagi hasil dalam kurun waktu tertentu % sales hasil yang diperoleh dari perjanjian bagi hasil tersebut
dibandingkan dari total sales C12 Fokus pada hubungan personal Jumlah tokoh kunci yang di maintain, Survey C13 komunikasi pada komunitas Community Feedback / Suggestions
number of suggestions / pieces of feedback received per regulator /
community group in a given time period C14 komunikasi media Program yang dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.
Jumlah pameran yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu Jumlah open hause karta yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Jumlah karya ilmiah yang dipublikasikan dalam kurun waktu tertentu.
C15 Kedalaman portfolio Analisa portfolio Jumlah desain office, apartment, dan shoping center
134
BAB VI FORMULASI STRATEGI
I 1 Effisiensi operasi Mengefisienkan proses produksi • Aktifitas yang berdasarkan biaya
• % Marketing, selling, distribution dan administrasi dari total cost Proses perbaikan terus menerus • Jumlah proses yang diperbaiki Memperbaiki respon proses • Cycle time , Proses time, Proses effiiency I 2 berestetika Jumlah tim penilai Jumlah proyek / jumlah tim I 3 koordinasi yang baik On Time Project Completion % of projects completed on time during a specified period
project delay as a % of total project lead time I 5 Risk management Resiko keuangan • Bad debt
• % uncollectible receivable Resiko operasi • Order backlog I 6 focus pada proses improvement Menghasilkan dan mengembangkan proses produksi yang lebih
effiesien • Jumlah konsep perbaikan yang dihasilkan
I 7 Focus pada klien Antisipasi terhadap kebutuhan klien • Waktu yang dihabiskan pada target klien untuk mempelajari permasalahan, kendala dan kemungkinan di masa depan
I 8 Built strong customer relation ship Mengerti segment pasar • Profit Kontribusi untuk tiap segment Komunikasi nilai perusahaan • Keasadaran akan brand image PT X Menyediakan service yang memuaskan • Service level, berdasarkan channel Menciptakan customer loyal • Account share Cross sell customer • Jumlah proyek tiap klien I 9 Built customer knowledge Menciptakan pengetahuan tentang klien • Jumlah saran yang diberikan oleh klien I 10 Built customer solutions Menciptakan solusi yang berguna bagi klien • Jumlah solusi yang berhasil dibuat
• Jumlah solusi yang digunakan I 11 community program with related
customer Program yang dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu pada komunitas klien
Jumlah program yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu
I 12 community program with education and govern community
Program yang dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.pada komunitas pemerintah dan pendidikan
Jumlah program yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu
L1 Focused on proses improfement Training Spend
Training Take Up Frequency of New Training Programmes
expenditure ( money and time ) on training and staff development per employee in a given period
% of training courses that are fully subscribed number of training programmes introduced per period
L2 Relation management skill Training Spend Training Take Up Frequency of New Training Programmes
expenditure ( money and time ) on training and staff development per employee in a given period
% of training courses that are fully subscribed number of training programmes introduced per period
L3 teknologi fokus pada effisiensi proses Tingkat kegunaan • average reduction in costs as a result of new technology introduction
L5 Teknologi fokus on communication with klien
Tingkat kegunaan • average increase in sales turnover generated by new technology introduction
L6 knowledge management system Transferability of staff skills / training % training / staff development yang mengakomodasikan pembelajaran skill dan kemampuan pada sesama
L7 Transfer knowledge from customer
135
6.9 Pemilihan Strategi
Proses pemilihan strategi merupakan rangkuman analisis–analisis strategi yang
sudah dilakukan sebelumnya. Analisis–analisis strategi tersebut dimulai dari strategi
korporat yang terdiri dari grand strategy dan portfolio strategy, dilanjutkan dengan
bussiness strategy, yang terdiri dari analisis TOWS, analisis strategi kompetisi dan
analisis strategi kooperasi dan diakhiri dengan analisis strategi fungsional.
Upaya menentukan komposisi prioritas untuk melakukan fungsional strategis
dapat ditempuh dengan pendekatan bahwa untuk mengembangkan perusahaan
dibutuhkan sumber dana yang cukup. Sumber daya ini didapat dengan menggunakan
strategi finansial. Setelah sumber dana mencukupi, investasi yang pertama kali dilakukan
adalah ditujukan pada bidang SDM, karena SDM yang baik merupakan syarat untuk
terciptanya biro konsultan yang unggul.
Dengan SDM yang unggul, operasional dapat dikelola sedemikian rupa sehingga
menjadi efektif dan efisien. Strategi operasional tidaklah menjadi unggulan apabila sistem
IT tidak mendukung, karenanya strategi IT juga turut dikembangkan seiring dengan
strategi operasional.
Sistem produksi yang baik akan menghasilkan produk yang baik. Produk yang
baik akan mendukung proses pengembangan suatu kerangka strategi marketing yang
berorientasi jangka panjang dan pendek.
Bersama klien dan pegawai, strategi inovasi dapat dikembangkan yang hasilnya
akan dikembalikan kepada proses produksi dan klien.
136
BAB VI FORMULASI STRATEGI
Grand strategy1. Concentrated growth market development product development2. Vertikal integration3. Concentric diversification4. Horisontal diversification
Distinctive, core competence and marketniche :1. Distinctive competence PT X adalah: a.mampu menyelesaikan proyek secaracepat, benar dan harga yang competitive. b. Menggunakan jaringan yang telah dimilikioleh induk perusahaan.2. Core competence PT X adalah :a. Memiliki spesialisasi pada jenis bangunanshoping centre, office dan apartemenb. Memiliki produk multi disiplin.3. Market niche PT X adalah : Proyek konstruksi shioping center,perkantoran, dan apartemen dengan skaladiatas 500 juta ke atas
Strategi financialMenjaga cash flowinvestasi pada SDMInvestasi pada marketing
Strategi HRDFocused on process improvementRelation ship skill
Knowledge management systemTransfer klnowledge dari klien
Organisasi sistim matriks
Strategi ITfokus on proses improvementcustomer data base
Strategi MarketngBuild strong relation ship with PRBuilt customer management andsolusions
Strategi Operasionalfocus on effisiensi and effektifRisk managementGood CoordinationRespect with estetika
Strategi innovasiinternal focus for improvementprocessClient focus for future customerneeds and solustion
Strategi kompetisiStrong delivery type
Portfolio strategyPT X, memiliki andalan dalammenjual produk secarakeseluruhan, kondisi ini dimotorioleh devisi proposal dan devisiarsitektur
Strategi kooperasifokus pada hubungan jangka panjang danpermanen
Joint venture atau Value chain partnership
Corporate Strategy Business Strategy Functional Strategy
Gambar 6.8 Struktur Strategi
137
Recommended