View
235
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
Lampiran 1 Struktur organisasi
Bagan Struktur Organisasi BPHN (Makro)
Bagan Struktur Organisasi Perpustakaan BPHN (Mikro)
Unit Perpustakaan Hukum
Kelompok Jabatan Fungsional Pustakawan
Kelompok Jabatan Fungsional Pranata
Komputer
Subbidang Jaringan Hukum
Subbidang Data Hukum
Subbidang Program & Pelayanan Teknis
Bidang Jaringan Dokumentasi Informasi &
Perpustakaan Hukum
Bidang Pangkalan Data Hukum
Bidang Pelayanan Teknis & Publikasi Hukum
Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum
Subbidang Publikasi
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
Lampiran 2 Pedoman wawancara
Pedoman Wawancara 1. Informan : Kepala Perpustakaan BPHN
- Darimana buku langka di Perpustakaan BPHN diperoleh?
- Apa sebenarnya manfaat dari keberadaan buku langka disini?
- Secara struktur, keberadaan buku langka berada di bawah tanggung jawab siapa?
- Bagaimana dengan pemeliharaan koleksi buku langka?
- Bagaimana dengan penyimpanan koleksi buku langka?
- Kendala apa yang dihadapi?
2. Informan: Pustakawan bagian pengolahan
- Adakah pedoman khusus untuk mengelola buku langka?
- Kapan pengolahan terakhir dilakukan?
- Apa sebenarnya manfaat dari keberadaan buku langka disini?
- Bagaimana dengan pemeliharaan koleksi buku langka?
- Kendala apa yang dihadapi?
3. Informan: Staf bagian pelayanan
- Darimana Perpustakaan BPHN memperoleh koleksi buku langka yang ada saat
ini?
- Apa sebenarnya manfaat dari keberadaan buku langka disini?
- Bagaimana dengan pemeliharaan koleksi buku langka?
- Bagaimana dengan penyimpanan koleksi buku langka?
4. Informan: Ketua bidang pengolahan data elektronik
- Usaha apa yang sudah dilakukan dalam upaya pemeliharaan koleksi?
- Sejauh mana tingkat kepentingan untuk pengalihmediaan koleksi buku langka?
- Upaya apa yang sudah dilakukan dalam upaya pemeliharaan terkait dengan
pengalihmediaan buku langka tersebut?
- Kendala apa yang dihadapi?
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
Lampiran 4 Transkip Wawancara
Nama Informan Tanggal Waktu Tempat
IG 25 Mei 2009 10.31 Ruang Kepala
Perpustakaan
RK: Pertama kali diperoleh dari mana?
IG: Itu sudah diperoleh dari dulu. Dulunya ada di medan merdeka selatan. Dari
departemen kehakiman zaman belanda. Sebelum disini kita di meredeka
utara, pindah-pindah. Itu waktu tahun 77, 78. tahun 79 baru pindah ke
BPHN cililitan, tapi masih darurat. Sebagian besar bahasa belanda. Tapi
ada bahasa indonesia, ada juga prancis. Tapi kebanyakan bahasa belanda.
RK: Keberadaaan buku langka berada di bawah tanggung jawab siapa?
IG: Disini koleksi buku langka bawah tanggung jawab perpustakaan. Cuma
teknisnya saya serahkan pada pak wakidjo. Dia yang tahu.
RK: Manfaat dari buku langka itu apa?
IG: Jauh sangat bergunalah. Karena rata-rata, terutama orang yang mau
mengambil doktor. S3, karena rata-rata eselon 3,4, butuh data tahun 60
mengenai ketatanegaraan. Untuk mendapat data dari zaman Hindia
Belanda, yah ngambil dari sana, kita carikan. Itu masih berlaku, kita
hukum Indonesia ini gak terlepas dari hukum masa lampau sebagai
pembanding. Yang membutuhkan telaah-telaah ilmiah. Misalnya mau
membandingkan bagaimana demokrasi yang ada di zaman Belanda dengan
sekarang. Banyak S3. Makanya kita belum bisa lepas dari hukum Belanda
RK: Secara struktur, keberadaan buku langka berada di bawah tanggung
jawab siapa?
IG: Disini koleksi buku langka bawah tanggung jawab perpustakaan. Cuma
teknisnya saya serahkan pada Pak Wakidjo. Dia yang tahu.
RK: Kalau statistik peminjaman, ada gak pak?
IG: Statistiknya kita gak pakai secara khusus, kita samakan dalam satu layanan
dengan mencatat di buku tamu. Sehingga satu layanan dan berada pada
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(Lanjutan)
satu pintu. Yang membedakan hanya koleksinya. Kalau ada yang perlu, ya
kita carikan dan fotokopi, karena itu gak boleh keluar, karena gak ada lagi.
Sudah langka benar dan sudah gampang sobek, kutunya juga banyak
benar, rapuh pula.
RK: Ketika pengguna membutuhkan buku yang ternyata sangat rapuh, itu
bagaimana Pak?
IG: Itu kita sendiri yang menangani. Yah, pintar-pintar kitalah gimana
tekniknya. Kadang-kadang ada mikroficshe kita pakai.
RK: Oh, ada mikrofische?
IG: Ada tapi tidak terawat
RK: Itu mikrofische khusus buku langka?
IG: Sebagian untuk buku langka, sebagian lagi majalah-majalah.
RK: Jadi belum sepenuhnya dimikrofische-kan?
IG: Belum, pengolahan juga belum sepenuhnya dilakukan
RK: Kendalanya apa pak?
IG: Dana. Karena gimana ya. Kadang-
diadakan, atau ada tapi yang mengelola itu pihak lain. Kita gak ada
wewenang. Kalo seandainya perpustakaan diberi kewewenangan untuk
mengelola, mungkin bisa. Kita hanya mengharapkan dari pihak lain. Tapi
untuk koleksinya lengkap disini. Sejak tahun 1600-an. Zaman-zaman VOC
lah.
RK: Memang sejauh ini, perawatan terhadap buku langka itu bagaimana?
IG: Sudah pernah ada stock opname, waktu itu tahun 80-an, hampir masuk 90.
itu pertama dan terakhir. Selebihnya fumigasi saja. Sekali setahun. Ini juga
baru diadakan jumat kemarin. 2009 ini. Seminggu yang lalulah. Sekarang
ini baru sebatas itu. Karena itu kan kebijakan pimpinan. Stock opname gak
ada lagi, cuma sekali itu saja
RK: Jadi untuk perlakuan dari segi perawatan hanya di fumigasi aja?
IG: Sekarang ini. Karena itu kan kebijakan pimpinan. Stock opname gak ada
lagi, cuma sekali itu aja. Penanganan khusus yang lain gak ada.
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(Lanjutan)
RK: Penyimpanannya sendiri?
IG: Di lantai 5. nanti bisa dilihat sendiri. Bisa minta tolong sama petugas kami
untuk mengantarkan. Sejauh ini penyimpanannya yah... koleksi dipisahkan
dari koleksi lainnya. Ada pemisahan itu karena banyak sekali bukunya. Itu
juga karena kondisi bukunya yang sudah sangat rapuh. Diurutkan sesuai
nomor kelasnya, buku disusun berdasarkan tahun dan Call Number dengan
menggunakan UDC. Namun masih ada yang belum terolah. Rata-rata
koleksi buku langka yang sudah diolah berupa Stattblad. Ada majalah
Zaman belanda (berupa iklan-iklan, wilayah-wilayah). Ada juga bagian PT
(perseroan Terbatas). Zaman dulu sudah dimuat PT, home industry yang
menamakan badan hukum sudah masuk ke catatan Belanda. Ruangannya
dijadikan satu.
RK: Itu ada alasan kenapa dipisahkan?
IG: Itu karena banyak sekali bukunya. Itu juga karena kondisi bukunya.
RK: Solusinya gimana Pak?
IG: Gimana yah, itu kan menyangkut kewenangan, sementara kewenangan itu
ada di pimpinan. Karena kewenangan juga kan menyangkut uang, uang itu
kadang-kadang alirannya ketat. Kita tahunya hanya ada pembelian buku,
sementara untuk perawatannya gak ada. Paling-paling hanya fumigasi saja.
RK: Itu urusan?
IG: Sekertariat, tapi sekrang malah rancu siapa yang pegang.
RK: Oh mungkin karena jobdesknya yang rancu itu juga ya Pak?
IG: Iya. Fungsi kita disini jadi cuma melayani saja. Sosialisasi mengenai
BPHN juga kurang. Padahal bagusnya diiklankan, seperti Perpustakaan
Nasional. Iklankan atau dengan brosur. Makanya sering juga orang tanya,
BPHN itu dimana?BKN yah?itulah, kurang sosialisasi. Waktu pemimpin
BPHN yang pertama sih bagus sekali itu perjuangannya. Sekarang kurang
memasyarakat, padahal dulu ada penerimaan brosur ke kampus-kampus
juga. Kalau menurut saya pribadi, internet itu hanya perangkat tambahan
saja, karena masih ada tempat dengan akses terbatas. Jadi iklan masih tetap
perlu.
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
Nama Informan Tanggal Waktu Tempat
TS 3 Maret 2009 10.23 Ruang Pengolahan Bahan
Pustaka, Dokumentasi
RK: Awalnya, dari mana koleksi buku langka tersebut diperoleh?
TS: Hibah diperoleh dari Museum Nasional yang sekarang menjadi
Perpustakaan Nasional. dapat hibah dari sana karena di BPHN khusus
mengkoleksi khusus bidang hukum, maka buku langka mengenai hukum
dihibahkan di BPHN pada tahun 74. Sebagian besar koleksi buku langka
yang subjeknya mengenai hukum dihibahkan kepada perpustakaan BPHN
sebagai pengelola koleksi tersebut karena dianggap merupakan badan yang
mengkhususkan koleksinya pada subjek hukum, sehingga dalam perolehan
informasi mengenai hukum akan lebih terkonsentrasi pada satu titik, yaitu
perpustakaan BPHN.
RK: Ada tidak pedoman tertulis dalam bentuk panduan dalam
pengelolaan buku langka disini, mengingat buku langka kan
merupakan koleksi khusus?
TS: Buku langka cuma sekedar penamaan, buku yang sudah lama, dianggap
kategorinya sudah lama. Pengelolaannya sama saja, sama dengan
pengelolaan buku pada umumnya. Cuma disana kan tetap ada dua. Disana
kan ada peraturan, ada buku teks. Kalau buku teks menggunakan AACR 2,
kemudian kalau peraturan itu dimodifikasi dari AACR2, ada beda sedikit,
karena memang entrinya itu berbeda. Tapi ada pedoman tertulisnya.
RK: Sistem apa yang digunakan untuk pengolahan koleksi buku langka?
TS: Pengolahannya menggunakan UDC, karena berupa dokumentasi khusus
hukum. Ini kan perpustakaan hukum. UDC itu lebih spesifik, bisa
mengklasifikasikan semuanya. Sekarang itu kan arahnya jadi orang
mencari A, ketemu A. Jadi itu nanti kan ada bidang-bidang dan cabang-
cabang. Bidangnya kan ada 9 bidang subjek hukum, di setiap bidang itu
ada aneka subjek.
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(Lanjutan)
RK: Bagaimana dengan jumlah buku langka yang menjadi koleksi
perpustakaan BPHN?
TS: Ada buku-buku yang pengolahannya sampai saat ini belum dilakukan.
Buku itu Jumlahnya belum pernah diidentifikasi, dan ini termasuk
masalah, pengelolaannya belum diorganisasikan dengan baik. Seharusnya
kan kalau kita mengelola buku itu, kita inventariskan semuanya berapa,
terus nanti dipilah disitu, buku teksnya berapa, peraturannya berapa,
majalahnya berapa. Ini semua belum diidentifikasi dengan baik.
RK: Kenapa itu belum dilakukan?
TS: Itu kan erat kaitannya dengan kondisi yang tidak nyaman, disana kita
masuk keruangan itu, selain pengap, kita megangnya udah gatal, jadi gak
ada orang yang sanggup lama-lama disana. Dulu jadi kerjanya boleh
dikatakan serabutan. Pokoknya kelompok ini ambil dulu, kerjain, bikin
kelompok lagi, kerjakan. Jadi berdasarkan orang masuk ke dalam, buku
diambil, diolah setelah diolah kembalikan lagi disana. Yang teridentifikasi
ada sekitar 5000an, tapi jumlahnya lebih banyak dari itu. Memang
masalahnya di perpustakaan di dokumentasi itu, masalahnya pertama kali
itu biasanya masalah SDMnya, masalahnya ilmunya gak dikuasai, apalagi
itu langsung bahasa Belanda, Prancis, Jerman. Waktu itu pengolahannya
kita ambil bukunya, deskripsinya kan nyontek dari bukunya, terus
coba apa yang dibicarakan disini, tulis menurut Ibu, nanti yang
yang dibahas di dalam kita suruh orang, terusnya kita kan menggunakan
tajuk subjek untuk menggunakan subjek.
RK: Kapan pengolahan terakhir dilakukan?
TS: Pengolahan terakhir 3 tahunan yang lalu, lalu setelah itu terhenti.
RK: Kenapa Pak?
TS: Yah kembali lagi ke masalah klasik, gak ada biaya, bukan urutan prioritas,
Pemerintah kan selalu prioritas. Zaman berubah, di Reformasi kan yang
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(Lanjutan)
diutamakan cuma masalah-masalah korupsi, orang lari kesana, padahal
kan di dokumentasi gak boleh seperti itu. Kalau itu nanti sudah rusak, gak
bisa diperbaiki baru itu namanya kehilangan. Tapi itu yang namanya
birokrasi, itu beda dengan perpustakaan, misalnya dengan Perpusnas
dengan kita beda. Karena disini yang namanya perpustakaan hanya
menyediakan informasi untuk induknya. Kalau Perpusnas beda, itu
memang dunianya, gak ada prioritas-prioritas, dikerjakan semua. Kalo kita
gak, selalu ada prioritas, ada yang didahulukan seperti GBHN, RPJM, apa
yang ada disitu, kita akan melihatnya aturan nanti akan dirombak disitu,
kita akan mengejar itu, dan buku langka selalu tertinggal untuk diolah.
Ada yang didahulukan. Kecenderungannya kemana, misalnya RPJM
(Rencana Pembangunan Jangka Menengah). Pustakawan yang ada disana
akan berpikir bagaimana menyiapkan dokumen untuk itu. Orang hukum
juga kadang melihat dokumentasi itu salah dasar. Mereka selalu melihat
dokumen itu dari segi nilainya di mata hukum, klo misinya perpustakaan
kan meningkatkan minat baca. Itu gak ada disini. Kita Cuma mengejar
bagaimana dokumen dikumpulkan dari dalam dan luar untuk mendukung
kegiatan BPHN. Jadi kita melihat dokumen itu berbeda dari perpsutakaan.
Kalo kamu kan perpustakaan murni, artinya semua dokumen harus diolah.
RK: Sayang sekali yah. Padahal kan masih banyak hukum kita yang
mengacu hukum Belanda?
TS: Iyah, sampe sekarang hukum Belanda masih berlaku. Itu kan semuanya
satu rangkaian, kita punya sistem hukum itu dari Romawi, masuk ke
Belanda, masuk ke Jerman, semua sama, satu keluarga. Hukum itu satu
keluarga.
RK: Ironis yah Pak? Dokumen yang kita butuhkan mengenai bangsa ini,
justru bisa didapat secara lengkap di luar Indonesia
TS: Bukan ironis sebenarnya, tapi gak peduli. Misalnya racikan obat dari tanah
Batak sudah dibawa semua. Kenapa kita gak mau ngambil dari sana?
Minimal duplikatnya. Tapi kita gak peduli. Bangsa ini tidak peduli dengan
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(Lanjutan)
informasi. Intinya yang saya lihat seperti itu. Sehingga saat ini pada saat
tahun 2010 ada keterbukaan informasi publik, kelabakan semua. Nanti
mungkin saya akan tergugat, pustakawan rawan sekarang. Kalo mau cepat-
cepat gak bisa itu. Mendasar sih persoalannya, mulai dari sistem
pendidikannya, misalnya saja jurusan perpustakaan hanya sekitar belasan
universitas yang bikin ilmu perpustakaan, sehingga yang meminati juga
berkurang. Padahal kan penting.
RK: Memang strukturnya seperti apa sih Pak?
TS: Pusat dokumentasi itu pusatnya, eselon 2. Sementara perpustakaan cuma
unit, ada di eselon 4. Jadi kewenangannya sedikit, teriakannya gak
didengar.
RK: Tapi itu pengolahan yang ada 5000 banyaknya sudah dibukukan?
TS: Sudah diterbitkan, kan itu dulu kegiatannya diproyekkan
RK: Itu tahun berapa pak?
TS: Lupa aku
RK: 70-an, 80-an, 90-an?
TS: 90-an, waktu saya masuk disini. Saya masuk mulai dari 90-an.
RK: Oh, yang bareng Alm. Ibu Soma itu?
TS: Ibu somaaa....oh udah meninggal?
RK: Baru meninggal, beberapa minggu yang lalu. Di RSCM
TS: Kasian yah...
RK: Gak tahu yah kabarnya ya Pak? Saya pikir tahu
TS: Teman saya berantem itu. Waktu bahas mengenai masalah PMEST
RK: Kalau dengan pemeliharaannya sendiri bagaimana Pak?
TS: Kita pemeliharaannya selalu gagal, dibikin fumigasi tapi fumigasinya gak
baguslah. Harusnya kan fumigasinya dibikin kubiknya. Fumigasinya aja
kadang-kadang dananya dialihkan. Kalo kita membuat suatu kegiatan itu
bikin proposalnya, klo gak di ACC ya gak ada duitnya. Selain fumigasi
sekarang kita coba dengan mengcover. Tapi sekarang lebih banyak buku
baru yang disampul dan belum menyentuh buku langka. Jadi semakin
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(Lanjutan)
rapuh, ruangan juga gak terpelihara. Dulu pernah dikasih kapur barus.
Pendingin udara kadang-kadang aja nyala, kadang-kadang mati.
Temperaturnya naik turunlah, gak pernah stabil, fluktuatif terus. Sistem
pengatur suhu khusus juga tidak ada.
RK: Memang, faktor apa saja sih yang menyebabkan kerusakan terhadap
buku langka tersebut?
TS: Wah, banyak yah. Kutu-kutu buku disana banyak banget. Itu juga yang
menyebabkan gatal-gatal dan orang malas resana. Debunya juga. Waduh,
disana tuh pengap banget. Selain itu kaca yang tanpa tirai. Menurut kamu
itu merusak tidak? Pasti juga akan berpengaruh terhadap kerusakan buku
kan? coba deh lihat teorinya. Matahari langsung itu tidak baik kan untuk
koleksi.
RK: Kalau Menurut Bapak, lebih penting memelihara kandungan isi
informasi atau fisiknya?
TS: Saya selalu berpikir gak bisa dipisah itu. Termasuk dua-duanya. Konten
informasinya kita pelihara dengan baik, tapi kalau fisiknya sudah gak
kelihatan? orang mencari informasi, hakikatnya kan dia mencari
dokumennya, karena dia ada di dalam dokumen itu. Informasi ini
dikeluarkan supaya mempercepat temu kembali. Kalau gak dikeluarkan isi
dari bukunya, gak bakal ketemu sehingga semua buku diolah, pengolahan
itu untuk mengeluarkan informasi. Sekaligus sebagai aset juga.
RK: Tapi saat ini, melihat kondisi koleksi buku langka disini, lebih baik
didahulukan pengalihmediaan, atau pemeliharaan fisiknya dulu?
TS: Kondisinya menunjukkan pemeliharaan fisiknya dulu. Kalo dia dipake CD
kayaknya kita mesti minta bantuan dari UNESCO, di Indonesia gak ada
dananya. Buku langka itu mau kita apakan. Kembali ke konteks
dokumentasi. Info itu bernilai gak? Karena bernilai, semua orang berhak
memperoleh itu. Buku langka itu mau kita apakan, harus tahu dulu mau
diapakan.
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(Lanjutan)
RK: Diapakan Pak?
TS: Buku langka itu kembali ke konsep dokumentasi. Berisi informasi.
Informasi itu sekarang bernilai gak? Bernilai. Kenapa bernilai? Semua
orang berhak memperoleh itu.
RK: Merujuk pada hal tersebut, saya pernah tanya Pak, kalau misalnya
kondisi buku langka yang diminta itu sudah benar-benar rapuh,
bagaimana solusinya? Ya, mau gak mau kita merujuk ke tempat lain.
Jadi fungsi dari buku langka itu juga gak tercapai dengan baik kan
Pak? Padahal kan adanya buku langka disini untuk dimanfaatkan
sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya?
TS: Sebenarnya konsepnya seperti itu. Tapi kita juga untuk membenahi harus
melihat kondisinya. Masih banyak yang bisa dipertahankan fisiknya untuk
sementara waktu. Tapi ada yang gak bisa sama sekali. Kalau diangkat
patah. Itu harus disodok dulu pake transparansi. Gak disodok patah.
Gimana mengalihmediakan itu. Apakah setiap kita mau scan disodok
dulu? Itu harus dipikirkan.
RK: Apalagi kalau pemeliharaannya kayak gitu yah? Banyak faktor yang
akan menyebabkan kerusakan lebih parah. Jadi Solusinya bagaimana
Pak?
TS: Solusinya sebenarnya kalo saya ya, itu dikasih ke orang-orang yang
berminat mengelola, seperti Perpustakaan Nasional misalnya. Kalo kita
gak urus? ngapain disini kalau gak diurus. Kalo gak ke Perpustakaan
Daerah. Kita nanti cari kesitu aja. Gitulah Pemerintah ini. Sok-sok keren,
kita punya buku langka, tapi tidak dikelola semestinya.
RK: Kalau dengan penyimpanannya Pak?
TS: Penyimpanan koleksi memang menggunakan sistem tertutup, tapi ketika
pengguna mau ikut ke lantai 5 ya diperbolehkan. Ini kan kaitannya dengan
kendala bahas juga. Jadi kalau pengguna menguasai bahasa dari buku yang
dia butuh ya lebih bagus.
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(Lanjutan)
RK: Kalau Bapak lihat, kendala yang dihadapi itu sebenarnya apa sih
Pak?
TS: Klasik semua. Semuanya masalah-masalah klasik. Itu kan suatu proses
mengubah dokumen menjadi informasi, baik itu nanti fisiknya dirombak
jadi dialihmediakan, semua itu kan ada dana. Dan di dalam pertemuan,
perpustakaan dokumentasi terlupakan. Gak sengaja mungkin, karena dia
dianggap tidak penting jadi terlupakan. Kasihan banget memang.
Akhirnya kalau sudah terlupakan, berarti dia tidak masuk ke tingkat
prioritas, akhirnya dana gak ada. Udah dana gak ada, orangnya, SDMnya
juga gak ada. Sarana dan prasarananya. Lihat deh di manajemen
perpustakaan. Manajemen sebenarnya kan intinya adalah bagaimana
mendayagunakana yang ada agar memenuhi dan mencapai sasaran. Kalau
disini, di perpustakaan, kalau unitnya terlalu kecil, prasarananya kecil, gak
ada apa-apanya. Jadi perlu mekanisme kerja, misalnya pengelolaan dan
penyebarluasan. Apa aja detail yang mesti dilakukan. Itu kalau orangnya
kecil, orangnya gak cukup untuk mengerjakan semua.
Itu juga kembali ke manajemennya. Kalo itu mau jadi informasi yang siap
saji itu kan harus diolah dengan dukungan sumber daya yang memadai.
Organisasinya memadai. Jangan disitu, jangan di eselon 4, tapi eselon 3.
Sarananya jadi banyak, SDMnya dilatih. Gak bisa tanpa SDM yang ahli.
RK: Sayang ya. Padahal kan masih sangat Bermanfaat yah Pak?
TS: Manfaatnya jangan ditanya lagi. Manfaatnya sekarang ini orang kan tahu
era informasi, globalisasi. Jadi sekarang itu informasi itu bisa menembus
ruang dan waktu sehingga perolehan informasi kan hak asasi manusia.
Indonesia mengakui Itu, ada di amandemen UUD 45, dan sekarang ada
lagi di undang-undang Nomor 14 tahun 2008. Semua orang berhak
meminta informasi dimana saja. Kalau aku minta peraturan Zaman
Belanda dulu mengenai perkeretaapian, mengenai perkantoran itu ada
disitu, banyaknya di buku langka. Pada saat orang tahu disini ada buku
langka, rame orang minta.
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(Lanjutan)
RK: Berarti memang masih banyak yang belum tahu yah Pak?
TS: Oiya. Kurang sosialisasi. Kurang promosi
RK: Sejauh ini, sosialisasi dalam bentuk apa saja?
TS: Di website BPHN, tempatnya sudah ada. Tapi saya masih menatanya di
dalam offline, belum saya siarkan sepenuhnya di websitenya. Buku langka
termasuk salah satu konten di dalam website. Itulah, semua kan butuh
informasi. Informasi tidak ditemukan, negara gagal. Tapi kenapa terkesan
menjadi gak penting itulah karena orang gak paham. Perpustakaanpun
masih jadi pilihan. Gurupun masih jadi pilihan. Padahal harusnya
sistemnya gak seperti itu. semua disiplin ilmu anggap setara, gajinya sama.
Semua lini kuat. Sekarang kan lininya rapuh. Itulah tadi, ada diskriminasi
di bidang pendidikan, karena tidak dihargai sama. Padahal alangkah
susahnya mencari infromasi yang tersebar di seluruh wilayah kalau gak
ada sistemnya. Harus ada pengolahan yang baik. Itu tugas kalian-kalian
juga itu.
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
Nama Informan Tanggal Waktu Tempat
WK 25 Februari 2009 12.58 Ruang Pelayanan
Koleksi
RK: Kalo Jenis koleksi yang buku langka disini tuh masuk jenis koleksi
apa?ada nama khusus?
WK: Buku langka ajah. Koleksi buku-buku hukum angka.
RK: Terus Punya itu dari kapan sih pak?
WK: Wah, waktunya kita gak tahu, soalnya itu warisan. Sudah ada sejak tahun
80-an. Kita ada tim pembelian, tahun 80-an. Pengadaan buku.
RK: Oh, Pernah ada?
WK: Ada, tapi sudah terhenti. Yah, taulah. Masalah anggaran yang terbatas.
Apalagi koleksi langka seperti itu mahal sekali ya. Kalau dulu di tahun
-toko untuk menambah
enti kecuali ya itu tadi,
hibah atau hadiah-hadiah aja. Kalau ada juga harganya sudah tidak
terjangjkau, seperti bukunya Bung Karno itu.
RK: Oh jadi sejauh ini penambahan udah gak ada?
WK: Sejauh ini penambahan gak ada, jadi sumbangan aja, hadiah dan hibah.
Hibah kebanyakan dapat dari Mahkamah Konstitusi, Perpustakaan
Kementrian Kehakiman Departemen Kehakiman.
Sebenarnya ini buku sudah ada sebelum saya disini, tapi ini bisa dilihat
dibukunya, ada cap Kementrian Kehakiman zaman Belanda kan? (sambil
menunjukkan cap pada buku).
RK: Adakah hibah dari tempat lain?
WK: Biasanya dari masyarakat umum atau praktisi hukum. Ada yang
menyumbang, jadi misalnya kayak dia pensiunan gitu. Daripada buku di
rumahnya berantakan, disumbangin kesini. Waktunya kita gak tahu,
soalnya itu warisan. Sudah ada sejak tahun 80-an. Kita ada tim pembelian,
tahun 80-an untuk pengadaan buku.
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(Lanjutan)
RK: Oh, ada dari masyarakat umum juga?
WK: Oh.. iya, ada..ada. Ada yang menyumbang, jadi kayak dia pensiunan.
Daripada buku di rumahnya berantakan, disumbangin kesini. Ada juga dari
perpustakaan pribadi milik masyarakat (khususnya advokasi). Browsing
ada ketika tahun 80-an, tapi setelah tahun 80-an penambahan terhenti
kecuali dari hadiah-hadiah.
RK: Menurut Bapak, bagaimana suatu buku dapat diketegorikan langka?
WK: Buku langka disebut langka karena sifat kelangkaan, usianya yg sudah tua,
60-an ke bawah, sifat kelangkaan buku itu juga.
RK: Kalau dari sifat kelangkaan itu sendiri misalnya seperti apa?
WK: Susah dicari, sudah gak terbit lagi, copian terbatas.
RK: Biasanya Informasi tahu mengenai mengenai kelangkaan tersebut
tahu dari mana?
WK: Ya kalo udah tahun 60-an kan udah jelas ketahuan langka, dulu si pernah
ada pengecekan di pasar tahun 80-an, tapi setelah itu tidak ada lagi.
RK: Jadi, sejauh ini bagaimana perawatan terhadap buku langka itu
sendiri Pak?
WK: Kalau disini pengelolaan dalam arti perawatannya hanya di fumigasi
doang. Jadi sederhana banget. Disamping ruangan AC yang tembus sinar,
hingga membuat bahan koleksi cepet rapuh. Sebetulnya kalo mau hal yang
seperti ini ke perpustakaan nasional.
RK: Pemeliharaannya lebih baik yah?
WK: Dia ada teknik seperti peta yang lama sekali, dengan alat apa tahu2seperti
baru. Jadi ini seharusnya ke pak yahyo. Pak yahyono. Itu lebih bagus
Perawatannya hanya difumigasi doang. Sebetulknya kalo mau hal yang
seperti ini ke Perpustakaan Nasional. Disana lebih bagus. Kalau disini
hanya di fumigasi, pembersihan ruangan, itu kan tidak mengandung hal
yang rumit. Teknik itu yang perlu dipelajari. Yang perlu dipertahankan
seharusnya gimana caranya mempertahankan koleksi ini agar tetap ada
atau diperbaharui, tapi kaslian dari dokumen ini harus tetep terjaga. Seperti
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(Lanjutan)
disana ada mikrofilm dan sebagainya. kemudian juga bisa melakukan
kerjasama dengan instansi lain.
RK: Memang, kerusakan ditimbulkan dari apa saja Pak?
WK: Disini ya karena faktor internal dan ekternal. Karena debu, ngengat,
cahaya matahari langsung juga ada. Serangga itu juga kan ada bermacam-
macam kan. Kamu juga tahu itu kan. Zat asam dalam kandungan kertas
juga mempengaruhi itu. Selain itu, memegangnya juga harus hati-hati kan,
karena sudah rapuh.
RK: Kalau di digitalisasi gimana pak? Maksudnya dipindahkan ke
softcopy? kerjasama dengan satu pihak tertentu?
WK: Iyah seperti mikrofilm itu. itu mahal banget, 1 buku bisa sampai ratusan
juta.
RK: Kalau dalam bentuk kerjasama?
WK: Kerjasama bisa pengertiannya ada yang bilang kita yang punya barang,
kita yang mengeluarkan biaya. Atau mungkin dia yang punya barang, kita
yang mengerjakan. Mengerjakan disini juga masalah teknisnya kan....ee...
Konteks kerjasama itu harus disamakan.
RK: Terbentur sama tenaga juga?
WK: Iya, terbentur tenaga juga
RK: Kalau dengan pelayanannya sendiri, bagaimana Pak?
WK: Disini aksesnya tertutup, baik untuk koleksi baru maupun buku langka,
tapi kalaupun pengguna mau ikut ke atas dan ikut cari ya bisa. Permintaan
bisa lewat telepon atau datang langsung. Selama kelenturan buku tersebut
masih bisa, kita akan fotokopi, tapi ketika buku tersebut sudah sangat
rapuh, kita rujuk ke tempat lain, misalnya perpustakaan hukum di UI.
RK: Masih banyak yang minta dicarikan Pak?
WK: Oh, masih.
RK: Biasanya dalam hal apa saja?
WK: Macam-macam. Ada ahli waris yang membutuhkan batas wilayah
mengenai kepemilikan, atau ahli sejarah yang ingin mengetahui letak
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(Lanjutan)
kerajaan tertentu, atau aturan-aturan di zaman kolonial Belanda sebagai
pembanding.
RK: Apa setiap permintaan itu dicatat untuk statistik?
WK: Oh, kita pencatatan khusus gak ada. Setiap pengunjung mencatat namanya
di buku tamu. Itu saja. Semua digabung jadi satu. Jadi pelayanan satu
pintu.
RK: Berarti, kegunaannya masih sangat besar ya Pak?
WK: Iya. Banyak sebenarnya informasi yang bisa digali termasuk perbatasan
lokasi, monumen atau patung-patung yang informasinya bisa diperoleh
dari buku zaman pemerintahan Belanda ini. Ada juga koleksi orang Eropa
non Belanda di Indonesia. Dan itu akan jadi sejarah, meski mungkin
termasuk koleksi yang jarang digunakan. Semua itu harus tetap terjaga
utuh karena nilai yang terkandung di dalamnya. Sesuatu yang merupakan
tanda-tanda keberadaan masa lampau penting untuk didokumentasikan dan
dipelihara. Seandainyatidak dilanjutkan dengan generasi mendatang,
generasi saat inilah yang sangat berdosa.
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
Nama Informan Tanggal Waktu Tempat
NH 1 Mei 2009 11.34 Ruang Pengolahan
Data Elektronik
RK: Urgensi dari pengalihmediaan buku langka?
NH: Pertama dari segi bahannya, karena sudah terlau lama, sudah lapuk.
Kebanyakaan kan terbitan dari tahun1800-1900, kebanyakan kan
peraturan-peraturan, kebanyakan dalam bentuk Stattblad, peraturan-
peraturan zaman Hindia Belanda. Peraturannya dalam bentuk himpunan
peraturan. Kenyataannya itu masih banyak dipakai oleh peneliti-peneliti
untuk bahan-bahan disertasi, dan lain sebagainya. Dan juga banyak kan
peraturan Kolonial kita yang masih berlaku. Itu kita sudah teliti, kira-kira
ada 400 peraturan Kolonial yang masih diperlakukan di Indonesia. Seperti
ICW, Peraturan Perpajakan, Perkeretaapian. Nah itu dari 400 itu ada yang
memang sudah tidak sesuai berlaku dan harus dibuat kajian lagi untuk
dibuat peraturan perundang-undangan lagi, peraturan baru. Terus ada yang
hanya ganti baju aja karena peraturan itu sebagian besar masih berlaku,
atau hanya sebagian. Nah itu kan perlu dikaji lagi. Nah dalam rangka
mengalihkan ke dalam peraturan nasional, peraturan zaman Hindia
Belanda itu tidak kita buang semua karena masih banyak juga yang
berlaku, misalnya tentang hak juga banyak. Jadi memang urgensinya
adalah untuk lebih banyak lagi memberikan akses kepada pengguna. Kalau
kita alihkan ke elektronik berarti kan penyimpanannya juga lebih ringkas.
Dan yang lapuk itu juga bisa terselamatkan, dan ya itu, kalau dalam bentuk
elektronik bisa kita buatkan aplikasi dan bisa disebarkan untuk di internet,
ke JDIH. Jadi kenapa itu dilakukan, karena buku langka itu adalah suatu
kekhasan koleksi kita yang tidak ada di tempat lain. Jadi kita punya
kekhususan warisan dari Minister Van Justitie (Menteri Kehakiman
Zaman Belanda) dialihkan ke Departemen Hukum.
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(Lanjutan)
RK: Perolehan buku langka tersebut dari mana?
NH: Tukar menukar, membeli, pengadaan, kita ada kaitannya dengan
Perpustakaan Nasional. Tapi kalo Perpustakaan Nasional kan umum. Jadi
segala koleksi manuskrip dan segala buku-buku yang lama itu. Kita juga
kan monografi hukum adat, istilahnya itu kan kadang tidak tertulis, tapi
kalau di bahan-bahan Hukum Belanda ada, misalnya Hukum Adat Aceh,
dia terdokumentasi, Papua atau lain sebagainya. Yang hukum-hukum yang
tidak tertulis, itu kan kita sulit untuk mendapatkan sumbernya. Tapi waktu
zaman Belanda itu mereka dokumentasikan. Pengadaan buku langka
terhenti, kita tidak pernah lagi melalukan pengadaan kecuali hibah
misalnya dari USAID, buku-buku referensi yang disana udah buku-buku
lama, tapi masih digunakan untuk kita.
RK: Sejauh ini, bagaimana perlakukan terhadap buku langka tersebut?
NH: Dilakukan fumigasi, dibuatkan katalognya, temu kembali, terus
penyimpanannya dilabeling, disini kan ada pustakawan. Sebagian sudah
dibuatkan katalognya, belum sepenuhnya. Saya juga belum mendalami
medannya itu. Setiap tahun difumigasi, tapi ya karena mungkin kurang
sosialisasi, jadi belum banyak yang tahu, jadi belum banyak yang
memanfaatkan.
RK: Jadi sejauh ini, perawatannya hanya fumigasi? ada hal lain?
NH: Saya ini bagiannya pengolahan data elektronik, jadi saya berkewenangnya
bagaimana bahan itu dialihkan ke dalam bentuk elektronik, tetapi masalah
pengolahannya, sistem temu kembalinya, itu mereka yang menentukan.
Dan mereka menggunakan program Winisis untuk temu kembalinya. Tapi
masih dalam bentuk katalog dan kalau udah ketemu, masih harus ke
tempat bukunya. Nah sekarang kita mau mengalihkannya itu bagaimana
bisa diakses melalui internet. Perawatannya juga mereka yang lebih tahu.
Kalau secara struktur, Pusdok itu membawahi bidang jaringan. Bidang
jaringan itu adalah suatu forum komunikasi antara kita. Sebagai pusat
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(Lanjutan)
jaringan dan biro-biro hukum Daerah, Propinsi, Kabupaten, Kota,
Departemen dan Non-Departemen, bagaimana mengelola suatu dokumen
hukum, pendayagunaan bersama, dengan menggunakan pola-pola
pengolahan yang sudah dibakuseragamkan untuk saling bisa
mendayagunakan. Misalnya bagaimana pola pembuatan katalog, pola
pembuatan abstrak, tesaurus, dll. Itu semua adalah pola-pola untuk temu
kembali secara cepat. Kita juga membina itu ada aspeknya. Jadi ada satu
organisasinya, jadi unit dimana kegiatan dokumen itu dilaksanakan.
Misalnya di Biro Hukum, unit dokumentasi itu meliputi bagaimana
mengumpulkan, mengolah, dan menyebarluaskan produk-produk yang
dihasilkan. Pengelolaan buku langka sendiri ada di bidang jaringan, ada di
Subbid Perpustakaan.
RK: Adakah langkah yang sudah dibuat dalam rangka tindakan untuk
pemeliharaan buku langka tersebut?
NH: Kita sudah menandatangai MOU dengan Belanda, dengan donor, kita
sedang menunggu pelaksanaannya dari Belanda itu, apa sistemnya yang
digunakan, kita juga menyiapkan dana pendamping, dan lain-lain. Mereka
memberikan pelatihan untuk bagaimana mengalihkan. Itu proyek tahun
2009-2013. mungkin ya baru 2010 lah yah mulai runningnya.
RK: Kendalanya?
NH: Klasik sih, kendala pendanaan, biaya, trus SDM juga kan. Dengan
semakin cepat berkembangnya TI, kadang-kadang pengusaaannya tidak
optimal, kita hanya mengetahui kulit-kulitnya saja. Sehingga Kadang-
kadang ini belum mapan, kita harus beralih ke sistem yang lain. Itu yang
menyulitkan dan tidak ada keterintegrasian, kadang-kadang sistem yang
lama tidak bisa diconvert lagi sistem baru, jadi mulai lagi dari awal.
Kendala bahasa juga, karena yang menguasai bahasa Belanda sudah jarang
sekali. Sebagian besar kan Belanda.
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
L
ampi
ran
3 A
nalis
is H
asil
Waw
anca
ra
No.
R
espo
nden
Pe
rtan
yaan
Ja
wab
an
Inte
rpre
tasi
Pen
eliti
H
asil
Kon
firm
asi
Info
rman
1.
IG
Dar
iman
a bu
ku la
ngka
di
Perp
usta
kaan
BPH
N
dipe
role
h?
Itu
suda
h di
pero
leh
dari
dulu
. D
ulun
ya a
da d
i M
edan
Mer
deka
U
tara
, da
ri D
epar
tem
en
Keh
akim
an
Zam
an
Bel
anda
. Se
bagi
an
besa
r ba
hasa
B
elan
da.
Ada
juga
bah
asa
Indo
nesi
a, b
ahas
a Pr
anci
s, ta
pi
keba
nyak
an
baha
sa
Bel
anda
.
Kol
eksi
bu
ku
lang
ka
yang
di
pero
leh
perp
usta
kaan
B
PHN
sa
at i
ni m
erup
akan
hib
ah d
ari
Dep
arte
men
Keh
akim
an Z
aman
B
elan
da
dan
tela
h la
ma
dipe
role
h se
rta
dipe
rcay
akan
ke
pada
B
PHN
da
lam
ha
l pe
ngel
olaa
nnya
. H
ibah
mem
ang
mer
upak
an s
alah
sat
u ca
ra d
alam
pe
ngad
aan
kole
ksi,
tapi
pe
rpus
taka
an
haru
s pu
la
men
entu
kan
kole
ksi
yang
aka
n di
terim
a se
baga
i had
iah,
men
eliti
de
ngan
sek
sam
a su
bjek
kol
eksi
ha
diah
te
rseb
ut
dan
teta
p di
kaitk
an
deng
an
tuju
an
perp
usta
kaan
(S
ulis
tyo-
Bas
uki,
1991
, p. 2
23)
Te
lah
Kon
firm
asi
Apa
sebe
narn
ya m
anfa
at d
ari
kebe
rada
an b
uku
lang
ka
disi
ni?
Jauh
san
gat
berg
una,
kar
ena
rata
-ra
ta,
teru
tam
a or
ang
yang
in
gin
mer
ampu
ngka
n do
ktor
. S3,
kar
ena
rata
-rat
a es
elon
3,
4, b
utuh
dat
a ta
hun
60 m
enge
nai k
etat
aneg
araa
n.
Huk
um i
tu m
asih
ber
laku
, ka
rena
Keg
unaa
n da
ri ko
leks
i bu
ku
lang
ka
ini
sebe
narn
ya
mas
ih
bany
ak
seka
li,
sala
h sa
tuny
a ad
alah
un
tuk
pene
litia
n ba
gi
mas
yara
kat
yang
m
enga
mbi
l pr
ogra
m
dokt
or.
Kol
eksi
in
i
Te
lah
Kon
firm
asi
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(La
njut
an)
huku
m
Indo
nesi
a tid
ak
terle
pas
dari
huku
m m
asa
lam
pau
seba
gai
pem
band
ing
dan
juga
dib
utuh
kan
untu
k te
laah
-tela
ah il
mia
h.
bias
anya
di
guna
kan
seba
gai
pem
band
ing
huku
m
saat
in
i de
ngan
huk
um z
aman
kol
onia
l B
elan
da,
kare
na
tidak
bi
sa
dipu
ngki
ri ba
hwa
huku
m
Indo
nesi
a ba
nyak
ya
ng
mas
ih
men
gacu
pad
a hu
kum
Bel
anda
. O
leh
kare
na
itu,
buku
la
ngka
bi
asan
ya
dibu
tuhk
an
seba
gai
tela
ah
ilmia
h.
M
eski
be
gitu
, ny
atan
ya
sosi
alis
asi
men
gena
i ke
bera
daan
bu
ku
lang
ka
di
perp
usta
kaan
in
i di
rasa
m
asih
ku
rang
dan
per
lu p
erha
tian
yang
le
bih
seriu
s.
Seca
ra st
rukt
ur, k
eber
adaa
n bu
ku la
ngka
ber
ada
di b
awah
ta
nggu
ng ja
wab
siap
a?
Dis
ini
kole
ksi
buku
lan
gka
baw
ah
tang
gung
ja
wab
pe
rpus
taka
an,
cum
a te
knis
nya
saya
se
rahk
an
pada
WK
.
Seca
ra
stru
ktur
, ko
leks
i bu
ku
lang
ka
bera
da
di
baw
ah
tang
gung
ja
wab
pe
rpus
taka
an
deng
an s
atu
oran
g pe
gaw
ai y
ang
dipe
rcay
a un
tuk
men
gola
h at
au
mel
ayan
i pe
rmin
taan
da
ri pe
nggu
na
men
gena
i ko
leks
i te
rseb
ut (
terk
ait
deng
an s
egal
a m
asal
ah te
knis
kol
eksi
lang
ka)
Te
lah
Kon
firm
asi
Bag
aim
ana
deng
an
pem
elih
araa
n ko
leks
i buk
u
Suda
h pe
rnah
ada
sto
ck o
pnam
e,
wak
tu
itu
tahu
n 80
-an,
ha
mpi
r
Unt
uk p
emel
ihar
aan,
upa
ya y
ang
sam
pai s
aat i
ni d
ilaku
kan
adal
ah
Te
lah
Kon
firm
asi
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(La
njut
an)
lang
ka?
m
asuk
90
-an.
Itu
pe
rtam
a da
n te
rakh
ir. S
eleb
ihny
a fu
mig
asi s
aja.
Se
kali
seta
hun.
In
i ju
ga
baru
di
adak
an ju
mat
kem
arin
. 200
9 in
i. Se
min
ggu
yang
lalu
lah.
Se
kara
ng
ini
baru
se
bata
s itu
. K
aren
a itu
ka
n ke
bija
kan
pim
pina
n.
fum
igas
i. F
umig
asi
mer
upak
an
pena
nggu
lang
an
deng
an
jala
n m
embu
nuh
sera
ngga
ya
ng
berk
emba
ng d
i pe
rmuk
aan
buku
at
au k
erta
s de
ngan
pen
gasa
pan
uap
dan
gas.
Sela
in m
embu
nuh
sera
ngga
, fu
mig
asi
dapa
t pu
la
men
cega
h be
rkem
bang
nya
jam
ur
dala
m le
mba
r-le
mba
r ker
tas
atau
do
kum
en
sehi
ngga
fis
ik
buku
da
pat
ters
elam
atka
n (P
apiru
s, 20
03).
Bag
aim
ana
deng
an
peny
impa
nan
kole
ksi
buku
la
ngka
?
Kol
eksi
itu
ada
di
lant
ai 5
. na
nti
bisa
di
lihat
se
ndiri
. B
isa
min
ta
tolo
ng s
ama
petu
gas
kam
i un
tuk
men
gant
arka
n.
Seja
uh
ini
dala
m
hal
peny
impa
nan,
ko
leks
i di
pisa
hkan
da
ri ko
leks
i la
inny
a.
Ada
pem
isah
an i
tu k
aren
a ba
nyak
se
kali
buku
nya.
Itu
ju
ga
kare
na
kond
isi
buku
nya
yang
su
dah
sang
at
rapu
h.
Diu
rutk
an
sesu
ai
nom
or
kela
snya
, bu
ku
disu
sun
berd
asar
kan
tahu
n da
n C
all
Num
ber
deng
an
men
ggun
akan
U
DC
. N
amun
m
asih
ad
a ya
ng
belu
m te
rola
h.
Peny
impa
nan
mas
ih
dila
kuka
n se
cara
se
derh
ana.
K
olek
si
disu
sun
berd
asar
kan
nom
or k
elas
ya
ng te
lah
terte
ra p
ada
pung
gung
ko
leks
i m
eski
be
lum
se
mua
ko
leks
i se
penu
hnya
be
rhas
il di
olah
. Se
lebi
hnya
, be
lum
ad
a at
uran
pe
nyim
pana
n se
cara
kh
usus
yan
g di
tera
pkan
., pa
daha
l pe
ngat
uran
su
hu
dan
kele
mba
ban
serta
ke
bers
ihan
ru
anga
n ha
rus
dipe
rhat
ikan
un
tuk
men
ghin
dari
keru
saka
n se
mak
in
para
h (D
urea
u&C
lem
ents
, 199
0).
Te
lah
Kon
firm
asi
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(La
njut
an)
Ken
dala
apa
yan
g di
hada
pi?
Dan
a. K
adan
g-ka
dang
ang
gara
n itu
tid
ak d
iada
kan,
ata
u ad
a ta
pi y
ang
men
gelo
la it
u pi
hak
lain
. Kita
tida
k ad
a w
ewen
ang.
Kal
au s
eand
ainy
a pe
rpus
taka
an
dibe
ri ke
wew
enan
gan
untu
k m
enge
lola
, m
ungk
in b
isa.
Itu
kan
men
yang
kut
kew
enan
gan,
se
men
tara
ke
wen
anga
n itu
ada
di
pim
pina
n.
Kar
ena
kew
enan
gan
juga
ka
n m
enya
ngku
t ua
ng,
uang
itu
ka
dang
-kad
ang
alira
nnya
ke
tat.
Kita
tahu
nya
hany
a ad
a pe
mbe
lian
buku
, se
men
tara
un
tuk
pera
wat
anny
a tid
ak
ada,
ha
nya
seke
dar
fum
igas
i sa
ja. F
ungs
i ki
ta
disi
ni
jadi
ju
ga
cum
a m
elay
ani
saja
. So
sial
isas
i m
enge
nai
BPH
N
juga
ku
rang
m
emas
yara
kat,
pada
hal
dulu
ad
a pe
nerim
aan
bros
ur
ke
kam
pus-
kam
pus
juga
. K
alau
m
enur
ut
saya
pr
ibad
i, in
tern
et
itu
hany
a pe
rang
kat
tam
baha
n sa
ja,
kare
na m
asih
ada
te
mpa
t den
gan
akse
s te
rbat
as. J
adi
ikla
n m
asih
teta
p pe
rlu.
Seja
uh
ini,
kend
ala
yang
di
hada
pi m
asih
sep
utar
ang
gara
n ya
ng
min
im
terh
adap
pe
rpus
taka
an.
Sela
in
itu,
angg
aran
ya
ng
ada
dan
digu
naka
n un
tuk
kepe
ntin
gan
perp
usta
kaan
bu
kan
bera
da
di
baw
ah w
ewen
ang
perp
usta
kaan
. M
asal
ah
kew
enan
gan
inila
h ya
ng s
erin
gkal
i m
embu
at r
ancu
da
n ak
hirn
ya
mem
buat
pe
rpus
taka
an ti
dak
lelu
asa
untu
k be
rger
ak
dan
men
gam
bil
kepu
tusa
n. S
elai
n itu
, sos
ialis
asi
tent
ang
BPH
N,
khus
usny
a m
enge
nai
kole
ksi
yang
dim
iliki
ol
eh
BPH
N
term
asuk
ko
leks
i bu
ku la
ngka
mas
ih d
irasa
san
gat
kura
ng.
Ban
yak
oran
g ya
ng
belu
m m
enge
tahu
i se
cara
rin
ci
men
gena
i be
raga
m
kole
ksi
huku
m
yang
ad
a,
pada
hal
isi
info
rmas
inya
m
asih
sa
ngat
di
butu
hkan
bag
i pe
nelit
ian
dan
tela
ah k
ajia
n.
Sem
ua i
nfor
mas
i m
enge
nai B
PHN
teru
tam
a da
lam
ka
itann
ya
deng
an
kebe
rada
an
Te
lah
Kon
firm
asi
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(La
njut
an)
buku
lang
ka m
asih
dira
sa k
uran
g m
emas
yara
kat.
2.
TS
Ada
tid
ak p
edom
an t
ertu
lis
dala
m b
entu
k pa
ndua
n da
lam
pe
ngel
olaa
n bu
ku
lang
ka
disi
ni,
men
ging
at
buku
la
ngka
ka
n m
erup
akan
ko
leks
i khu
sus?
Buk
u la
ngka
cu
ma
seke
dar
pena
maa
n, b
uku
yang
sud
ah la
ma,
di
angg
ap k
ateg
orin
ya s
udah
lam
a.
Peng
elol
aann
ya s
ama
saja
, sa
ma
deng
an
peng
elol
aan
buku
pa
da
umum
nya.
Cum
a di
sana
kan
teta
p ad
a du
a. D
isan
a ka
n ad
a pe
ratu
ran,
ad
a bu
ku t
eks.
Kal
au b
uku
teks
m
engg
unak
an A
AC
R 2
, kem
udia
n ka
lau
pera
tura
n itu
di
mod
ifika
si
dari
AA
CR
2,
ada
beda
se
diki
t, ka
rena
m
eman
g en
triny
a itu
be
rbed
a.
Tapi
ad
a pe
dom
an
tertu
lisny
a.
Pedo
man
ter
tulis
yan
g ad
a da
n di
adop
si
oleh
pe
rpus
taka
an
BPH
N
hany
a te
rbat
as
untu
k ko
leks
i um
um.
Pe
ngel
olaa
n da
lam
ha
l pe
ngol
ahan
ko
leks
i la
ngka
tid
ak
berb
eda
deng
an
kole
ksi
umum
la
inny
a,
tapi
un
tuk
peng
elol
aan
dala
m
hal
pedo
man
pe
mel
ihar
aan
dan
peny
impa
nan
sam
pai
saat
in
i be
lum
ad
a.
Pada
hal
pedo
man
pe
ntin
g di
buat
de
ngan
tu
juan
un
tuk
mem
aksi
mal
kan
lang
kah-
lang
kah
penc
egah
an y
ang
bisa
di
ambi
l (M
orro
w, 1
982)
Te
lah
Kon
firm
asi
Kap
an
peng
olah
an
tera
khir
dila
kuka
n?
Peng
olah
an
tera
khir
3 ta
huna
n ya
ng la
lu, l
alu
sete
lah
itu te
rhen
ti.
Kem
bali
lagi
ke
mas
alah
kla
sik,
tid
ak
ada
biay
a,
buka
n ur
utan
pr
iorit
as,
sem
enta
ra
Pem
erin
tah
men
dahu
luka
n m
asal
ah p
riorit
as.
Peng
olah
an b
uku
lang
ka te
rakh
ir di
laks
anak
an s
ekita
r tig
a ta
hun
lalu
. H
al
ini
terja
di
kare
na
mas
alah
an
ggar
an
dan
urut
an
prio
ritas
. K
aren
a B
PHN
m
erup
akan
pe
rpus
taka
an
yang
di
dirik
an
untu
k m
endu
kung
ke
giat
an
lem
baga
in
dukn
ya,
Te
lah
Kon
firm
asi
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(La
njut
an)
mer
eka
mem
iliki
uru
tan
prio
ritas
ya
ng h
arus
did
ahul
ukan
dal
am
hal
peng
elol
aan
doku
men
da
n in
form
asi
yang
m
erek
a m
iliki
. O
leh
kare
na
itu
peng
elol
aan
buku
la
ngka
se
lalu
te
rting
gal
kare
na
dida
hulu
kan
oleh
ke
pent
inga
n ya
ng la
in.
Ken
apa
mas
ih a
da s
ebag
ian
kole
ksi y
ang
belu
m d
iola
h?
itu
kan
erat
ka
itann
ya
deng
an
kond
isi y
ang
tidak
nya
man
. Sel
ain
peng
ap j
uga
gata
l, ja
di t
idak
ada
or
ang
yang
sa
nggu
p la
ma-
lam
a di
sana
. D
ulu
jadi
ker
jany
a bo
leh
dika
taka
n se
rabu
tan.
Po
kokn
ya
kelo
mpo
k in
i am
bil
dulu
, ke
rjai
n,
biki
n ke
lom
pok
lagi
, ker
jaka
n. J
adi
berd
asar
kan
oran
g m
asuk
ke
da
lam
, bu
ku
diam
bil,
diol
ah
sete
lah
diol
ah
kem
balik
an
lagi
di
sana
. Y
ang
terid
entif
ikas
i ad
a se
kita
r 50
00an
, ta
pi
jum
lahn
ya
lebi
h ba
nyak
dar
i itu
.
Hal
in
i te
rkai
t er
at
deng
an
kond
isi
kole
ksi
dise
rtai
sum
ber
daya
m
anus
ia
yang
be
lum
se
suai
, ba
ik d
alam
hal
kua
ntita
s m
aupu
n ku
alita
s.
Te
lah
Kon
firm
asi
Ken
dala
apa
yan
g di
hada
pi?
Kla
sik
sem
ua. S
emua
nya
mas
alah
-m
asal
ah
klas
ik.
Itu
kan
suat
u pr
oses
m
engu
bah
doku
men
m
enja
di i
nfor
mas
i, ba
ik i
tu n
anti
Ken
dala
ya
ng
diha
dapi
da
n se
ringk
ali m
enja
di m
asal
ah y
aitu
so
al
angg
aran
ya
ng
min
im,
dim
ana
perp
usta
kaan
juge
bel
um
Sam
pai
seka
rang
m
asih
sam
a, y
aitu
: -
Ting
kat
esel
on
yang
tid
ak
med
ai
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(La
njut
an)
fisik
nya
diro
mba
k ja
di
dial
ihm
edia
kan,
sem
ua it
u ka
n ad
a da
na.
Dan
di
da
lam
pe
rtem
uan,
pe
rpus
taka
an
doku
men
tasi
te
rlupa
kan.
Gak
sen
gaja
mun
gkin
, ka
rena
dia
dia
ngga
p tid
ak p
entin
g ja
di
terlu
paka
n.
Akh
irnya
ka
lau
suda
h te
rlupa
kan,
ber
arti
dia
tidak
m
asuk
ke
tin
gkat
pr
iorit
as,
akhi
rnya
dan
a tid
ak a
da, S
DM
nya
juga
tid
ak
ada.
Sa
rana
da
n pr
asar
anan
ya.
Kal
au
disi
ni,
di
perp
usta
kaan
, kal
au u
nitn
ya te
rlalu
ke
cil,
pras
aran
anya
kec
il, g
ak a
da
apa-
apan
ya. J
adi
perlu
mek
anis
me
kerja
, m
isal
nya
peng
elol
aan
dan
peny
ebar
luas
an.
dian
ggap
seb
agai
prio
ritas
yan
g ha
rus
dike
rjaka
n da
lam
ran
gka
perli
ndun
gan
terh
adap
ko
leks
i da
n as
et l
emba
ga.
Ken
dala
lai
n ad
alah
mas
alah
SD
M d
an s
aran
a pr
asar
ana
yang
m
inim
. U
nit
perp
usta
kaan
di
B
PHN
m
asih
te
rlalu
ke
cil
untu
k m
ampu
di
jadi
kan
prio
ritas
. U
ntuk
itu
, di
perlu
kan
pem
bena
han
mek
anis
me
kerja
ya
ng
sesu
ai
deng
an d
eskr
ipsi
ker
ja m
asin
g-m
asin
g pe
gaw
ai
sehi
ngga
m
ampu
m
enga
tasi
be
rbag
ai
kend
ala
yang
dih
adap
i.
atau
terla
lu re
ndah
-
SDM
se
cara
ku
alita
s da
n ku
antit
as
tidak
m
emad
ai
- Pe
ngad
aan
kole
ksi
sang
at
terb
atas
(u
ntuk
ko
leks
i ba
ru)
- Sa
rana
da
n pr
asar
ana
tidak
m
emad
ai
- A
loka
si
dana
(u
ang)
tid
ak
mem
adai
.
3.
W
K
Dar
iman
a Pe
rpus
taka
an
BPH
N m
empe
role
h ko
leks
i bu
ku l
angk
a ya
ng a
da s
aat
ini?
Bia
sany
a da
ri m
asya
raka
t um
um
atau
pr
aktis
i hu
kum
. A
da
yang
m
enyu
mba
ng. I
ni s
udah
ada
sej
ak
tahu
n 80
-an.
K
ita
ada
tim
pem
belia
n,
tahu
n 80
-an
untu
k pe
ngad
aan
buku
. Se
jauh
in
i pe
nam
baha
n
tidak
ad
a,
jadi
su
mba
ngan
, ha
diah
da
n hi
bah.
H
ibah
ke
bany
akan
da
pat
dari
Mah
kam
ah
Kon
stitu
si,
Kol
eksi
buk
u la
ngka
dip
erol
eh
dari
hadi
ah
atau
su
mba
ngan
ya
ng d
iber
ikan
ole
h M
ahka
mah
K
onst
itusi
, Pe
rpus
taka
an
Dep
arte
men
K
emen
trian
K
ehak
iman
zam
an B
elan
da, p
ara
prak
tisi h
ukum
, dan
mas
yara
kat.
Sem
ua
ini
mer
upak
an
war
isan
ya
ng s
udah
ada
sej
ak t
ahun
80-
an.
api p
erpu
stak
aan
haru
s pu
la
Te
lah
Kon
firm
asi
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(La
njut
an)
Perp
usta
kaan
ke
men
trian
K
ehak
iman
D
epar
tem
en
Keh
akim
an.
men
entu
kan
kole
ksi
yang
aka
n di
terim
a se
baga
i had
iah,
men
eliti
de
ngan
sek
sam
a su
bjek
kol
eksi
ha
diah
te
rseb
ut
dan
teta
p di
kaitk
an
deng
an
tuju
an
perp
usta
kaan
(S
ulis
tyo-
Bas
uki,
1991
, p. 2
23)
B
agai
man
a de
ngan
pe
laya
nan
kole
ksi
buku
la
ngka
terh
adap
pen
ggun
a?
Dis
ini
akse
snya
te
rtutu
p,
baik
un
tuk
kole
ksi
baru
mau
pun
buku
la
ngka
, ta
pi
kala
upun
pe
nggu
na
mau
iku
t ke
ata
s da
n ik
ut c
ari
ya
bisa
. Per
min
taan
bis
a le
wat
tele
pon
atau
da
tang
la
ngsu
ng.
Sela
ma
kele
ntur
an
buku
te
rseb
ut
mas
ih
bisa
, kita
aka
n fo
toko
pi, t
api k
etik
a bu
ku t
erse
but
suda
h sa
ngat
rap
uh,
kita
ruju
k ke
tem
pat l
ain,
mis
alny
a pe
rpus
taka
an h
ukum
di U
I.
Aks
es t
ertu
tup
digu
naka
n ag
ar
dapa
t mem
inim
alis
ir ko
leks
i dar
i se
ntuh
an
men
ging
at
kond
isi
kole
ksi y
ang
suda
h sa
ngat
rap
uh
dan
rusa
k.
Aks
es
dapa
t di
laku
kan
sesu
ai
deng
an
kebi
jaka
n pe
rpus
taka
an
yang
be
rsan
gkut
an
yang
di
sesu
aika
n de
ngan
keb
utuh
an.
Te
lah
Kon
firm
asi
Bag
aim
ana
deng
an
pem
elih
araa
n ko
leks
i bu
ku
lang
ka?
Kal
au
disi
ni
peng
elol
aan
dala
m
arti
pera
wat
anny
a ha
nya
di
fum
igas
i do
ang.
Ja
di
sede
rhan
a ba
nget
. D
isam
ping
ru
anga
n A
C
yang
te
mbu
s si
nar,
hing
ga
mem
buat
ba
han
kole
ksi
cepa
t
Pera
wat
an k
olek
si b
uku
lang
ka
di
Perp
usta
kaan
B
PHN
se
jauh
in
i ha
nya
di f
umig
asi.
Fakt
or-
fakt
or
yang
m
enja
di
pem
icu
terja
diny
a ke
rusa
kan
kole
ksi
yang
le
bih
para
h m
asih
lu
put
Te
lah
Kon
firm
asi
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(La
njut
an)
rapu
h.
dari
perh
atia
n, s
eper
ti m
asuk
nya
sina
r m
atah
ari
lang
sung
ke
ru
anga
n ta
npa
tirai
pe
lindu
ng.
Mes
ki c
ahay
a te
tap
dibu
tuhk
an
di
dala
m
ruan
gan,
ta
pi
kom
posi
siny
a ha
rus
bena
r. A
rtiny
a ca
haya
ya
ng
mas
uk
dise
suai
kan
deng
an
kebu
tuha
n ru
anga
n,
bahk
an
seca
ra
idea
l te
mpa
t pen
yim
pana
n ha
rus
gela
p (D
urea
u&C
lem
ents
, 199
0)
Man
faat
ap
a ya
ng
dapa
t di
pero
leh
dari
kebe
rada
an
buku
lang
ka?
Ban
yak
sebe
narn
ya in
form
asi y
ang
bisa
di
gali
term
asuk
pe
rbat
asan
lo
kasi
, m
onum
en
atau
pa
tung
-pa
tung
ya
ng
info
rmas
inya
bi
sa
dipe
role
h da
ri bu
ku
zam
an
pem
erin
taha
n B
elan
da
ini.
Ada
ju
ga
kole
ksi
oran
g Er
opa
non
Bel
anda
di I
ndon
esia
. Dan
itu
akan
ja
di
seja
rah,
m
eski
m
ungk
in
term
asuk
ko
leks
i ya
ng
jara
ng
digu
naka
n. S
emua
itu
har
us t
etap
te
rjaga
ut
uh
kare
na
nila
i ya
ng
terk
andu
ng d
i da
lam
nya.
Ses
uatu
ya
ng
mer
upak
an
tand
a-ta
nda
kebe
rada
an m
asa
lam
pau
pent
ing
untu
k di
doku
men
tasi
kan
dan
Kan
dung
an i
ntel
ektu
al d
i da
lam
ko
leks
i m
enye
babk
an
kole
ksi
ters
ebut
m
asih
di
man
faat
kan
bagi
ba
nyak
pe
nelit
ian
dan
pend
ukun
g ke
giat
an.,
apal
agi
sesu
atu
yang
mer
upak
an t
anda
-ta
nda
kebe
rada
an m
asa
lam
pau
pent
ing
untu
k di
doku
men
tasi
kan
dan
dipe
lihar
a ka
rena
ad
a ke
terk
aita
n er
at a
ntar
seja
rah.
Te
lah
Kon
firm
asi
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(La
njut
an)
dipe
lihar
a.
Sean
dain
ya
tidak
di
lanj
utka
n de
ngan
ge
nera
si
men
data
ng,
gene
rasi
sa
at
inila
h ya
ng sa
ngat
ber
dosa
. 4.
NH
Se
jauh
in
i, ba
gaim
ana
perla
kuka
n te
rhad
ap
buku
la
ngka
ters
ebut
?
Dila
kuka
n fu
mig
asi,
dibu
atka
n ka
talo
gnya
, te
mu
kem
bali,
te
rus
peny
impa
nann
ya d
ilabe
ling,
dis
ini
kan
ada
pust
akaw
an.
Seba
gian
su
dah
dibu
atka
n ka
talo
gnya
, bel
um
sepe
nuhn
ya.
Saya
ju
ga
belu
m
men
dala
mi
med
anny
a itu
. Se
tiap
tahu
n di
fum
igas
i. K
aren
a ju
ga
belu
m b
anya
k ya
ng ta
hu, b
ahw
a di
B
PHN
ad
a ko
leks
i ba
han-
baha
n ke
pust
akaa
n la
ngka
be
rupa
pe
ratu
ran
peru
ndan
g-un
dang
an,
yuris
prud
ensi
dan
buk
u-bu
ku y
ang
terb
it pa
da z
aman
Hin
dia
Bel
anda
, pe
man
faat
anny
a be
lum
opt
imal
.
Pem
elih
araa
n ya
ng
dila
kuka
n da
lam
upa
ya p
eraw
atan
kol
eksi
la
ngka
ba
ru
terb
atas
pa
da
fum
igas
i sa
ja.
Beb
erap
a ko
leks
i su
dah
dibe
ri no
mor
kla
sifik
asi,
labe
ling
dan
pem
buat
an k
atal
og.
Tapi
pe
ngol
ahan
be
lum
se
penu
hnya
di
laku
kan
pada
se
mua
kol
eksi
. B
anya
k ke
ndal
a ya
ng
men
yeba
bkan
ha
l in
i te
rjadi
nya,
sep
erti
SDM
ter
latih
ya
ng
bena
r-be
nar
mem
aham
i ca
ra
dan
perla
kuan
kh
usus
te
rhad
ap k
olek
si m
asih
ter
bata
s, an
ggar
an
serta
sa
rana
ya
ng
belu
m m
emad
ai.
Sosi
alis
asi
yang
ku
rang
ju
ga
serin
gkal
i m
enja
di
kend
ala
peny
ebar
an
info
rmas
i bu
ku
lang
ka te
rseb
ut.
K
olek
si
juga
su
dah
dibu
atka
n kl
asifi
kasi
be
rdas
arka
n pe
mbi
dang
an,
mis
alny
a bi
dang
um
um,
perd
ata,
pi
dana
, da
n di
sim
pan
di
rak-
rak.
In
tinya
, ya
ng
terp
entin
g ad
alah
ko
leks
i te
rseb
ut
lebi
h di
sosi
alis
asik
an
kepa
da
publ
ik
agar
in
form
asin
ya
dapa
t di
seba
rkan
da
n be
rgun
a se
cara
m
aksi
mal
.
Sebe
narn
ya
urge
nsi
dari
peng
alih
med
iaan
bu
ku
Perta
ma
dari
segi
ba
hann
ya,
kare
na s
udah
ter
lau
lam
a, s
udah
Mel
ihat
be
tapa
pe
ntin
gnya
in
form
asi
yang
te
rkan
dung
Te
lah
Kon
firm
asi
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(La
njut
an)
lang
ka s
ebag
ai b
agia
n da
ri up
aya
pem
elih
araa
n itu
se
ndiri
sebe
rapa
bes
ar?
lapu
k. K
eban
yaka
an k
an t
erbi
tan
dari
tahu
n180
0-19
00,
beru
pa
pera
tura
n-pe
ratu
ran,
St
attb
lad,
pe
ratu
ran-
pera
tura
n za
man
Hin
dia
Bel
anda
. Pe
ratu
rann
ya
dala
m
bent
uk
him
puna
n pe
ratu
ran
yuris
prud
ensi
kep
usta
kaan
huk
um.
Ken
yata
anny
a itu
m
asih
ba
nyak
di
paka
i ole
h pe
nelit
i-pen
eliti
unt
uk
baha
n-ba
han
dise
rtasi
, da
n la
in
seba
gain
ya.
Dal
am
rang
ka
men
galih
kan
ke d
alam
per
atur
an
nasi
onal
, pe
ratu
ran
zam
an H
indi
a B
elan
da it
u tid
ak k
ita b
uang
sem
ua
kare
na m
asih
ban
yak
juga
yan
g be
rlaku
, ja
di m
eman
g ur
gens
inya
ad
alah
un
tuk
lebi
h ba
nyak
la
gi
mem
berik
an
akse
s ke
pada
pe
nggu
na.
Kal
au k
ita a
lihka
n ke
el
ektro
nik
bera
rti
kan
peny
impa
nann
ya
juga
le
bih
ringk
as d
an y
ang
lapu
k itu
jug
a bi
sa t
erse
lam
atka
n. I
ni d
ilaku
kan
kare
na
buku
la
ngka
itu
ad
alah
su
atu
kekh
asan
kol
eksi
kita
yan
g tid
ak a
da d
i te
mpa
t la
in. J
adi
kita
pu
nya
kekh
usus
an
war
isan
da
ri M
inis
ter
Van
Ju
titie
(M
ente
ri
dala
m
kole
ksi
buku
la
ngka
te
ruta
ma
bagi
pe
nelit
ian
dan
seba
gai
baha
n di
serta
si,
alih
med
ia
men
jadi
sa
ngat
pe
ntin
g. H
al in
i jug
a di
picu
dar
i fis
ik k
olek
si y
ang
suda
h m
ulai
ru
sak
dan
lapu
k ak
ibat
us
ia.
Unt
uk
teta
p m
enja
ga
agar
ke
bera
daan
bu
ku
lang
ka
yang
pe
ntin
g te
tap
terja
ga,
ini
tent
u m
embu
tuhk
an s
olus
i ya
ng t
epat
. A
pala
gi
huku
m-h
ukum
ne
gara
In
done
sia
mas
ih
bany
ak
yang
m
enga
cu p
ada
huku
m K
olon
ial
Bel
anda
. D
an
dala
m
rang
ka
mem
berik
an
akse
s ya
ng
lebi
h lu
as
kepa
da
peng
guna
, pe
ngal
ihm
edia
an
dira
sa
perlu
da
n te
pat.
Ini
juga
mer
upak
an
bagi
an d
ari
upay
a pe
mel
ihar
aan
kekh
asan
ya
ng
dim
iliki
ol
eh
BPH
N, s
ekal
igus
mem
inim
alis
ir te
mpa
t pe
nyim
pana
n.
Den
gan
alih
m
edia
, in
form
asi
bisa
pe
nggu
na p
erol
eh d
alam
ben
tuk
CD
atau
so
ftcop
y ta
npa
haru
s te
rlalu
se
ring
men
yent
uh
fisik
bu
ku,
kare
na k
eber
adaa
n bu
ku
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(La
njut
an)
Keh
akim
an
Zam
an
Bel
anda
) di
alih
kan
ke D
epar
tem
en H
ukum
. la
ngka
tid
ak
bole
h se
ring
dise
ntuh
(Sul
isty
o-B
asuk
i 199
1)
Ada
kah
lang
kah
yang
sud
ah
dibu
at
dala
m
rang
ka
tinda
kan
untu
k pe
mel
ihar
aan
buku
lang
ka te
rseb
ut?
Kita
sud
ah m
enan
data
ngai
MO
U
deng
an
Bel
anda
, de
ngan
do
nor,
kita
se
dang
m
enun
ggu
pela
ksan
aann
ya d
ari
Bel
anda
itu
, ap
a si
stem
nya
yang
di
guna
kan,
ki
ta
juga
m
enyi
apka
n da
na
pend
ampi
ng, d
an la
in-la
in. M
erek
a m
embe
rikan
pe
latih
an
untu
k ba
gaim
ana
men
galih
kan.
Itu
pr
oyek
tahu
n 20
09-2
013.
mun
gkin
ya
ba
ru
2010
la
h ya
h m
ulai
ru
nnin
gnya
.
Lang
kah
yang
dila
kuka
n da
lam
up
aya
pem
elih
araa
n bu
ku la
ngka
ad
alah
de
ngan
m
elak
ukan
ke
rjasa
ma
deng
an
berb
agai
pi
hak.
Dan
pro
gram
yan
g ak
an
dila
kuka
n pa
da
perio
de
2009
-20
13
deng
an
men
anda
tang
ani
MO
U
deng
an
piha
k B
elan
da
mer
upak
an
wuj
ud
dari
upay
a se
rius
yang
aka
n di
laku
kan
oleh
B
PHN
.
K
edep
anny
a,
BPH
N
mer
enca
naka
n m
emba
ngun
su
atu
mus
eum
huk
um y
ang
men
doku
men
tasi
kan
perja
lana
n su
atu
atur
an
dim
ulai
da
ri m
asih
ber
upa
gaga
san
awal
, se
hing
ga
terb
itnya
sua
tu a
tura
n te
reka
m
berik
ut
peru
baha
n-pe
ruba
hann
ya,
sehi
ngga
ters
aji s
uatu
do
kum
enta
si
yang
le
ngka
p,
kron
olog
is
mau
pun
hist
oris
dar
i su
atu
pem
berla
kuan
pe
ratu
ran
peru
ndan
g-un
dang
an,
dan
kole
ksi
buku
lan
gka
ini
bisa
m
enja
di
acua
n un
tuk
men
guru
t su
atu
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
(La
njut
an)
perja
lana
n di
berla
kuka
nnya
su
atu
atur
an
di
Indo
nesi
a.
K
enda
la a
pa y
ang
diha
dapi
?
Kla
sik
sih,
ke
ndal
a pe
ndan
aan,
bi
aya,
trus
SD
M ju
ga k
an. D
enga
n se
mak
in c
epat
ber
kem
bang
nya
TI,
kada
ng-k
adan
g pe
ngus
aaan
nya
tidak
op
timal
, ki
ta
hany
a m
enge
tahu
i ku
lit-k
ulitn
ya
saja
. Se
hing
ga
Kad
ang-
kada
ng
ini
belu
m m
apan
, kita
har
us b
eral
ih k
e si
stem
ya
ng
lain
. Itu
ya
ng
men
yulit
kan
dan
tidak
ad
a ke
terin
tegr
asia
n,
kada
ng-k
adan
g si
stem
ya
ng
lam
a tid
ak
bisa
di
conv
ert
lagi
si
stem
ba
ru,
jadi
m
ulai
la
gi
dari
awal
. K
enda
la
baha
sa
juga
, ka
rena
ya
ng
men
guas
ai b
ahas
a B
elan
da s
udah
ja
rang
seka
li.
Seja
uh i
ni k
enda
la y
ang
sela
ma
ini
ada
berk
aita
n de
ngan
dan
a da
n SD
M.
Ber
kem
bang
nya
tekn
olog
i in
form
asi
serin
gkal
i m
embu
at
pega
wai
ha
rus
bera
dapt
asi
terh
adap
per
ubah
an
dan
mam
pu m
enye
suai
kan
diri
dari
setia
p pe
ruba
han
deng
an
cepa
t. H
al in
i yan
g ka
dang
mas
ih
men
yulit
kan.
K
enda
la
baha
sa
juga
m
enyu
litka
n pe
gaw
ai,
kare
na
seba
gian
be
sar
kole
ksi
buku
lang
ka b
erba
hasa
Bel
anda
.
Te
lah
Kon
firm
asi
Pengelolaan koleksi..., Rahmatul Karimah, FIB UI, 2009
Recommended