View
556
Download
34
Category
Preview:
DESCRIPTION
Di Jawa Tengah terdapat kelompok etnis yang terdiri atas bangsa-bangsa yang berkewarganegaraan Cina, Arab, India, Pakistan, Eropa dan sebagainya. Disamping kelompok etnis tersebut, di Jawa Tengah juga ada kelompok- kelompok suku bangsa pendatang, seperti Madura, Kalimantan, Buton, Bugis, Sunda dan sebagainya. Mereka ini pada umumnya bekerja sebagai nelayan di daerah dimana mereka tinggal.
Citation preview
JAWA TENGAH
Kelompok Etnis
Di Jawa Tengah terdapat kelompok etnis yang terdiri atas bangsa-bangsa yang
berkewarganegaraan Cina, Arab, India, Pakistan, Eropa dan sebagainya. Disamping
kelompok etnis tersebut, di Jawa Tengah juga ada kelompok- kelompok suku bangsa
pendatang, seperti Madura, Kalimantan, Buton, Bugis, Sunda dan sebagainya. Mereka
ini pada umumnya bekerja sebagai nelayan di daerah dimana mereka tinggal.
Logat ( Bahasa )
Bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat di Jawa Tengah ada empat dialek.
Pertama dilek Surakarta, yang kemudian dijadikan sebagai bahasa jawa standar. Yang
kedua, ketiga dan keempat ialah dialek Banyumas, Tegal dan Jepara. Dialek Surakarta
dijadikan bahasa patokan yang terbagi atas bahasa kawi ( abad 8-14 ), jawa tengahan
( abad 14-16 ) dan bahasa jawa baru ( abad 16 ). Bahasa dialek banyumas ada dua
macam, bahasa dialek banyumas selatan dan bahasa banyumas utara. Dialek
banyumas selatan meliputi daerah-daerah Cilacap, Banyumas, Gombong dan
Kebumen. Dan dialek banyumas utara meliputi daerah- daerh Purwakarta dan
Purbalingga.
Sesuai dengan keadaan struktur masyarakatnya, bahasa jawa itu dapat dibagi
menjadi beberapa tingkatan yaitu :
a. banasa ngoko
b. bahasa krama
c. bahasa krama desa
d. bahasa madya
e. krama inggil
bahasa ngoko terbagi menjadi tiga tingkatan :
a. ngoko lugu
b. antya basa
c. basa antya
bahasa krama terbagi menjadi tiga tingkatan :
a. wredha krama
b. mudya krama
c. kramantara
Begitu juga bahasa madya terbagi menjadi tiga tingkatan :
a. madya ngoko
b. madya krama
c. madyantara
Agama dan kepercayaan
Agama asli
Agama aslinya tidak prinsip secara reflektif, juga tidak didasarkan atas ajaran
sistem yang secara struktural sistematis. Akan tetapi kerokhanian agama itu dihayati
dalam sikap batin terhadap zat tertinggi yang mengatakan si manusia. Penghayatan itu
diungkapkan dalam kepercayaan kesusilaan, adat, nilai, upacara-upacara dan perayaan
yang beraneka warna corak bentuknya. Sedangkan ungkapan lahiriah merupakan
refleksi batin yang primer dan disadari, ditentukan dan dipelajari lebih jauh.
Hindu dan Budha
Kehadiran orang-orang india pada abad pertama hingga abad tiga belas ke
Indonesia bukanlah untuk menaklukan bangsa Indonesia. Tujuan utama mereka ialah
berdagang, oleh karena itu mereka membentuk komuniti sendiri. Bersamaan itu maka
datanglah orang-orang india dari golongan Brahmana dan Ksatrya yang meninggalkan
India karena keadaan politik. Orang-orang inilah yang sebenarnya membawa
kebudayaan India.mereka ada yang mendirikan kerjaan dan ada yang bekerja pada
seorang raja di Indonesia.
Islam
Agama Islam sampai ke pulau jawa kira-kira pada tahun 1400. raja-raja jawa
yang telah berpindah ke agama Islam menyebabkan kemunduran bagi agama Hindu.
Akhirnya kerajaan-kerajaan hindu digantikan oleh kerajaan Islam. Yang pertma-tama
berdiri ialah di Demak (Raden Patah tahun 1500), kemudian putranya Patih Yunus
melebarkan sayap Islam ini ke jepara (1511). Dengan demikian terjadilah peralihan
agama Hindu kepada Islam dengan ajaranya yang tegas tentang keesaan tuhan
merupakan langkah besar kearah kemajuan kerokhanian.
Kristen
Bersamaan dengan taraf awal penyebaran agama Hindu dan Budha, agama
kristen hadir di Jawa Tengah. Kesaksian historis mengenai umat kristen di indonesia
printis itu terdapat dalam sumber-sumber tertulis ahli sejarah arab dan india selama
periode 645-1500. tidak banyak yang diketahui mengenai kehidupan umat Kristen
pertama itu. Mungkin disebabkan surut sedikit demi sedikit atau kurang berakar
dalam kerokhanian orang jawa atau karena dirasa asing.
Aliran Kebatinan
Para ahli berpendapat bahwa adanya ancaman desintegrasi nilai-nilai
tradisional asli. Banyak pemeluk ajaran aliran kebatinan berusaha menyesuaikan
keyakinan mereka mengenai ketuhanan, manusia dan alam dari tempo dulu kepada
tuntutan zaman sekarang. Agar tidak tertingal dalam arus modernisasi, bertekat
meninggalkan mutu pandangan warisan dan memperteguh identitas bangsa Indonesia.
Mereka tidak ingin menghindar tetapi menjawab tantangan sekulerisme, materialisme
dan rasionalisme dengan menggali harta terpendam dari pusaka kebudayaan asli.
Dalam pertemuanya dengan kebudayaan modern, diusahakan merehabilitas nilai-nilai
yang diancam akan mati.
Kepercayaan Kuno
Masyarakat Jawa Tengah mengakui tuhan sebagai Tremendum : menakutkan,
yang jauh, yang dahsyat. Dan tuhan sebagai Faschinosum : yang menarik, yang
mempesona, karib, mesra dan menimbulkan cinta kepadanya. Bila sikap kasih dan
takwa seimbang dan saling melengkapi, kedua sikap diarahkan kepada pribadi tuhan
yang bersikap adil,baik, maka tuhan menjadi asal-muasal dan pemilik dunia,
mengurus dan membimbing seluruh alam dan manusia. Mengenai misteri alam dunia,
agama asli tidak merupakan yang teoritis ilmiah untuk menyusun alam dunia
(Kosmologi). Kepercayaan asli mempunyai suatu konsep, bahwa hidup manusia
tergantung dari alam dan bila selaras maka semua akan beres. Mengenai susunan
dunia, agama asli tidak bertujuan untuk memperbaiki struktur dunia guna manfaat
manusia. Bukan hubungan kausalitas yang mereka cari, melainkan klasifikasi
homologi Antropokosmis (kesesuaian manusia dunia). Orang Jawa Tengah juga
percaya kepada petunjuk perbintangan yang dianggap membawa kebahagiaan, panen
baik, keluarga sejahtera dan sebagainya. Selain itu orang Jawa Tengah juga percaya
kepada makhluk halus, dewa-dewa, kekuatan gaib, kekuatan sakti dan peristiwa dan
tanda-tanda badan.
Kegiatan Agama Dan Kepercayaan
1. Pranatamangsa (siklus tahunan menggarap sawah)
2. Upacara Individu
a. upacara menjelang kelahiran
Hamil satu bulan
Hamil dua bulan
Hamil empat bulan
Hamil lima bulan
Hamil enam bulan
Hamil tujuh bulan
b. Upacara Kelahiran
Puputan (lim hari setelah kelahiran)
Selapanan (tiga puluh lima hari setelah kelahiran)
Tedhak Sisten
Nyapih
c. Upacara menginjak Dewasa
Upacara memasuki akhil balig dengan disunat pada umur antara tujuh sampai
dua belas tahun
3. Upacara perkawinan
Nontoni
Meminang
Pening setan
Srah-srahan
Pingitan
Tarub
Siraman
Temu
Ngunduk temanten
4. Upacara Kematian
Surtanah (saat dikubur)
Nelung Dina (tiga hari setelah kematian)
Pitung Dina (tujuh hari setelah kematian)
Matang dina (empat puluh hari satelah kematian)
Ngatus dina (seratus hari setelah kematian)
Nyewu dina (seribu hari setelah kematian)
Kol (pada hari kematian)
5. Upacara Desa
biasanya setahun sekali dirayakan upacara merti desa (bresih desa) pada
bulan maulud agar arwah orang yang telah meninggal tidak mengganggu
keluarganya dengan cara memberikan sesajen.
6. Upacara Hari Raya Keagamaan
a. Islam b. Protestan-Katolik
Idul adha Wafat Isa Al Masih
Muharram Paskah
Asyura Kenaikan Isa Al Masih
Maulid Pentakosta
Isra’Mi’raj Hari Natal
1 Ramadhan c. Budha
Nuzuul Al Qur’an Waisak
Idul Fitri Asadho
Kesenian
Beberapa daerah di Jawa Tengah pada masa lalu ada yang pernah menjadi
pusat pemerintahan.Sehingga banyak berkembang kesenian seperti :
1. Seni Rupa
Seni rupa merupakan bagian yang paling menonjol, karena bidang ini sifatnya
menyeluruh dan umum. Urutan kesenian ini ialah :
a. Arsitektur
Keterangan tentang arsitektur yang terdapatdi Jawa Tengah dapat
dikelompokkan menjadi dua. Pertama arsitektur tradisional. Yaitu seni
bangunan Jawa asli yang hingga kinimasih tetap hidup dan berkembang
pada masyarakat Jawasejak di daerah pantai sampai ke daerah pedalaman.
Terutama di daerah pusat kebudayaan masyarakat Jawa. Yaitu di sekitar
Kraton Surakrta. Yang kedua arsitektur modern, yaitu seni bangunan yang
terdapat di Jawa Tengah yang mempunyai corak canpuran antara seni
bangunan asli dengan pengaruh seni bangunana luar, atau campuran antara
luar dengan luar atau asli luar. Ilmu seni tentang bangunan disebut ilmu
kalang atau kambeng. Sedangkan orangnya disebut wong kalang. Contoh
dari seni ini adalah rumah orang Jawa yang merupakan bangunan pokok dari
senibangunan jawa tradisional. Rumah orang Jawa ada lima macam yaitu :
1. Bentuk panggang
Yaitu bangunan dengan atap sebelh sisi
2. Bentuk kampung
Yaitu bangunan dengan atap dua belah sisi sebuah bangunan di tengah
saja
3. Bentuk limasan
Yaitu bangunan dengan atap empat belah sisi, sebuah bubungan di
tengahnya
4. Bentuk joglo
Yaitu bangunan dengan sakaguru dan atap empat belah sisi, sebuh
bubungan di tengahnya
5. Bentuk tajing
Yaitu bangunan dengan sokoguru atap empat belahsisi, tanpa bubungan,
menjadi runcing
Sedangkan contoh bangunan modern ialah bangunan semenjak zaman
keislaman. Teeapi yang bangunannya berupa campuran antara seni bangunan Jawa
asli dengan seni bangunan dari luar Indonesia. seperti mesjid kudus yang memiliki
bangunan Jawa asli yang berbentuk tajug, juga memiliki menra yang berbentuk bane
kul-kul seni budaya Bali. Dan kini mempunyai pimtugerbang bergaya Persia. Contoh
lain seperti monumen pelajar di Ambarawa, monumen Diponegoro di
Magelang,monumen Tugu Muda di semarang dan lain-lain.
b. Seni pahat
Pertumbuhan seni ini dapat diketahui sejak prasejarah. Kemudian msa
berkembangnya pada zaman Mataram Islam hingga zaman Kartasura.
Pahatan yang menggunakan batu dapat terlihat pada candi Borobudur,
Mendut, Pawon, Dieng, Plaosan dan sebagainua. Pahatan dengan kayu yang
ada hingga zaman Mataram dan Kartasura sampai Surakarta tinggallah seni
pahat membuat nisan. Namun, sekarang banyak pahatan yang dihasilkan
seperti kursi berukir, sikat berukir, gabyogberukir dan lain-lain dimana
Jepara sbagai pusatnya.
c. Seni ukir
Seni ini bergaya menurut daerahnya masing-masing. Untuk Surakarta baik
dengan kayu, logam, maupum kulit nampak masih meneruskan gaya
Mataram zaman keislamanseperti ukiran yang tedapat dalam rancahan
gamelan, sikat dinding, logam sarung keris dan sebagainya. Untuk seni ukir
kayu Jepara memang punya corak sendiri, tapi sekarang udah banyak
mendapat pengaruh dari Mataram maupun Bali. Oleh karena itu seni ukib
kayu asli Jepara sulit didapatkan lagi. Untuk kecamatan Mungkit nampak
undur Balinya. Bahkn sering pula menunjukkan unsur pengaruh seni budaya
asing misalnya Tiongkok atau Jepang.
d. Seni lukis
Mengenai seni lukisan, kit telah mengenal sejak didirikanya bangunan Stupa
Borobudur. Karen pada relief Jayakalama terdapatrelief suatu lukisan.
Tetapi eninggalan yang etul-btul lukisan, tidak dapat dijumpai. Dan pada
pertengahan abad ke-19 kita kenal pelukis ulung bangsa Indonesia dari
Semarang yang bernama Raden saleh Sarif Bastaman. Lukisanya cukup
menkjubkan, dan banyak menghiasi museum lukisandi dunia serta Istana-
Istana raja Jawa. Kemudian pada abad ke-20 ini orang sempat mengagumi
seorang pelukis asal Klaten bernama Abdullah. Lukisan-lukisn alam yang
bercorak alam Indonesia enar-benar mampu diciptakanyadalam kanvas.
Disusul pula oleh putra beliau Basuki Abdullah. Pelukis yang berpendidikan
di Eropa.Akhirnya pada zaman kemerdekaan ini, dngan adnya kesempatan
yang lebih luas, dan adanya perguruan tinggi yang mengajarkanpelajaran
melukis sepeti ASRI, FKSS dn sebgainya. Maka tersebarlah dimana-mana
seniman barudengan berbagai macam aliran seperti Naturalisme,
Expressionisme dan lain-lain.Dikalangan pelukis tradisional di Surakarta
makaR. Sulardi, Kasidi dan D. Carita adalah pelukis wayang yang tergolang
baik, mereka mampu melukiskan seseorang dengan gaya lukisan wayang.
Kemudian Tom Hari yang terkenl dengan tekhnikmozaik dengan
menggunakan bulu ayam.
e. Seni kerajinan (kriya)
Yang dimasukkan dalam kerajinan ini adalah antara lain seni batik, seni
kerajinan logam, seni keramik, seni anyam-anyaman, seni kerajinan kulit
dan lain-lain. Dalam hal seni ini, dibagi dua macam, pertama perancang
motifnya, dan kedua pengrajin-pengrajinya. Seni atik di Jawa Tengah
mmegang peranan penting, karena pusat-pusat batik banyak terdapat di Jawa
Tengah, Seperti Surakarta, Tembayat, Wonogiri, Pekalongan dan
Banyumas. Setiap daerh mempunyai corak tersendiri. Seperti Pekalongan
terlihat pada penggunaan warna ada merah, hijau, unggu, biru dan lain-lain.
Juga pada motifnya, mereka banyak menggunakan motif Boketan dengan
selingan gambar binatang. Batik ini terpengaruh seni kain biru Tiongkok.
Corak batik Pekalongan, terkenal tahan sekali. Corak batik Banyumas
sepintas hampir sama denganbatik Surakarta. Tetapi ternyata lain. Batik
Banyumas tidak ada birona an motifnya kebanyakan garis miring. Corak
batik Tembayat disebut Badeanan. Sedangkan corak batik Wonogiri
sesungguhnya ialah corak batik Surakarta biasa. Seni kerajinan logam di
Jawa Tengah adalah pembuatan gamelan yang terdapat di daerah Bekonang
Surakarta dan di Semarang. Selanjutnya seni kerajinan keramik yang
dianggap penting karena daerah ini memiliki daerah yang bertanah liat baik.
Daerah ini terdapat disekitar Kebumen dan Sukaraja. Selain itu ada pula seni
dekorasi dankerajinan kulit dan tanduk yang terdapat di Klaten dan rumah-
rumah masyarakat.
2. Seni Tari
Untuk daerah propinsi Jawa Tengah Surakarta merupakan pusat seni tari.
Sumber utamanya terdapat di kraton Surakarta dan di pura Mangkunegaran. Dari
kedua tempat inilah kemudian meluas ke daerah Surakarta hingga meliputi Jawa
Tengah. Seni tari ini meliputi tari untuk putra dan putrid. Mcam tarianya ialah
Srimpi, Bedawa, Gambyong, Wireng, Prawirayuda, Wayang Purwa Mahabrata-
Ramayana.
3. Seni Suara
Seni suara dibagi dua yaitu vokal dan instrumen. Seni suara vokal di Jawa
Tengah bersifat local atau daerah dan nasional. Yang bersifat lokal ada tiga
macam yaitu lagu-lagu dolanan anak-anak, lagu-lagu tembang macapat tengahan
dan sekar agung, lagu-lagu jawa baru yang didringi keroncong. Yang bersifat
nasional kini berkembang dengan baik, baik lagu kanak-kanak, Lagi popular
hiburan bagi para remaja, lagu-lagu keroncong maupun lagu-lagu seriosa. Seni
suara instrumental ada dua macam yaitu lokal dan nasional. Yang lokal
sepertigamelan, angklung, terbang carung dan lain-lain.
4. Seni Sastra
Ada dua macam seni sastra yaitu sastra Daerah dan sastra Indonesia. Sastra
Daerah dahulu menggunakan bahasa daerah kawi, kemudian campuran bahasa asli
dan bahasa jawa (jawa tengahan). Sedangkan seni sastra Indonesia di Jawa
Tengah mulai tampil sejak kangres pemuda ke-II pada bulan oktober 1928, berupa
penulisan sajak, syair, cerpen, essay dan lain-lain yang banyak endapatkan
bantuan dari harian-hariandan majalah setempat.
5. Seni Drama
Seni drama sangat erat dengan kehidupan adat-istiadat. Kehidupan spiritual yang
dahulu kal hingga sekarang masih dihayati oleh sebagian besar masyarakat di
Jawa Tengah.
Recommended