View
555
Download
6
Category
Preview:
DESCRIPTION
makalah Brugia malayi dan Brugia timori
Citation preview
Brugia malayi & Brugia timori
Oleh :
1. Arnolda Neng Yosepha (P27834113001)
2. Rahel Rahayu Pratiwi (P27834113002)
3. Dhiar Janna Ayu Sekti P (P27834113003)
4. Intan Rosita Maharani (P27834113004)
5. Pratikah Verdianti (P27834113005)
6. Tamya Dhita Habiba (P27834113006)
7. Rizqo Qonita (P27834113007)
8. Cholifah Cholil (P27834113008)
9. Rahma Dian Sari (P27834113009)
10. Fajar Afifah (P27834113010)
11. Wahyu Maeka Ratri BF (P27834113011
DIV ANALIS KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
2014-2015
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karuniaNya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membahas tentang Nematoda Jaringan
spesies Brugia Malayi dan Brugia Timori. Dengan membuat tugas ini penulis diharapkan
mampu untuk lebih mengerti tentang Brugia Malayi dan Brugia Timori. .
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan penulis tentang parasit Brugia Malayi dan Brugia
Timori. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Ibu drh. Ocky Dwisuprobowati, M.Kes selaku Dosen Mata Kuliah Parasitologi yang
telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama proses pembuatan
makalah ini.
2. Teman-teman yang ikut memberikan usulan dan saran kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
3. Orang tua yang terus memberikan dorongan dan doa.
4. Sumber-sumber lain yang tidak sempat disebutkan satu persatu.
Penulis sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna penulisan makalah yang lebih baik
lagi.
Penulis berharap semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberikan pengetahuan
yang lebih bagi para pembaca.
Surabaya, 10 Oktober 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Brugia malayi dan brugia timori merupakan salah satu jenis parasit yang
seringkali menjadi endemik di sebagian wilayah di Republik Indonesia. Penyakit yang disebabkan oleh brugia malayi dan brugia timori dinamakan filariasis.Atau yang oleh masyarakat awam, penyakit filariasis disebut juga sebagai penyakit kaki gajah. Sebenarnya ada 3 parasit yang menyebabkan penyakit kaki gajah atau filariasis,nama parasit itu yakni wuchereria branchofti. Tetapi dalam makalah ini hanya membahas parasit Brugia Malayi dan Brugia Timori.
Masing-masing jenis parasit mempunyai habitat, morfologi, fase penyakit yang berbeda-beda,serta mempunyai cara diagnosis yang berbeda dalam menentukan apakah jenis parasit yang ada di dalam tubuh seorang pasien. Sebagai seorang analis kesehatan pentinglah bagi kita untuk mengetahui perbedaan dari masing-masing jenis parasit. Karena hal tersebut yang akan menentukan jenis obat yang diberikan oleh dokter.
Apabila seorang analis kesehatan melakukan kesalahan dalam penentuan jenis parasit yang ada dalam tubuh pasien, maka akan berakibat kesalahan pada dokter dalam menentukan jenis obat kepada pasien tersebut. Apalagi parasit brugia malayi dan brugia tomori merupakan parasit yang sering ditemui di Indonesia. Hal ini menjadi sangat penting untuk diketahui.
Penulis disini ingin memberikan sedikit wawasan kepada para pembaca tentang perbedaan parasit brugia malayi dan brugia timori
1.2 Rumusan Masalah Bagaimana perbedaan parasit brugia malayi dan brugia timori?
1.3 Tujuan Untuk mengetahui perbedaan parasit brugia malayi dan brugia timori.
BAB II
PEMBAHASAN
BRUGIA MALAYI
Hospes definitif : Manusia, anjing, kucing, kera, lutung
Hospes perantara/vektor : Nyamuk (Anophels, Aedes, Mansonia)
Habitat :
Cacing dewasa : Saluran dan kelenjar limfe
Mikrofilaria : Darah dan limfe
Penyakit : Brugiasis malayi, Filariasis malayi, kaki gajah tipe malayi
Distribusi geografik : Asia (Asia Tenggara, India sampai ke Jepang
Di Indonesia : Sumatera sampai Seram
Gambar cacing dewasa Brugia Malayi dan Brugia Timori
Pengertian Cacing jantan Cacing betina
Brugia malayi adalah nematoda (cacing gelang), salah satu dari tiga agen penyebab
filariasis limfatik pada manusia. Filariasis limfatik, juga dikenal sebagai kaki gajah , adalah
kondisi yang ditandai oleh pembengkakan pada tungkai bawah. Dua penyebab filaria lain dari
filariasis limfatik adalah Wuchereria bancrofti dan Brugia timori , yang berbeda dari
B.Malayi morfologis, gejalanya, dan dalam batas geografis.
Penyebaran brugiasis
Cacing dewasa hidup di dalam saluran dan pembuluh limfe, sedangkan mikrofilaria
dijumpai didalam darah tepi hospes definitif. Bentuk cacing dewasa mirip bentuknya dengan
W. bancrofti, sehingga sulit dibedakan. Panjang cacing betina Brugia malayi dapat mencapai
55 mm, dan cacing jantan 23 cm. Brugia timori betina panjang badannya sekitar 39 mm dan
yang jantan panjangnya dapat mencapai 23 mm.
Mikrofilaria Brugia mempunyai mempunyai selubung, panjangnya dapat mencapai 260
mikron pada B.malayi dan 310 mikron pada B.timori. Ciri khas mikrofilaria B. malayi adalah
bentuk ekornya yangn mengecil, dan mempunyai dua inti terminal, sehingga mudah
dibedakan dari mikrofilaria W. bancrofti.
Brugia ada yang zoonotik, tetapi ada yang hanya hidup pada manusia. pada Brugia
malayi bermacam-macam, ada yang nocturnal periodic, nocturnal subperiodic, atau non
periodic. Brugia timori bersifat periodik nokturna.
Nyamuk yang dapat menjadi vektor penularannya adalah Anopheles (vektor brugiasis
non zoonotik) atau mansonia (vektor brugiasis zoonotik).
Vektor dan Epidemiologi
Brugia timori merupakan spesies baru yang ditemukan di Indonesia sejak 1965, yang
ditularkan oleh vektor yaitu Anopheles barbirostris yang berkembang biak di daerah sawah,
baik di dekat pantai maupun di daerah pedalaman. Brugia timori hanya terdapat di Indonesia
Timur di Pulau Timor, Flores, Rote, Alor dan beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara Timur.
Siklus kehidupan Brugia malayi (Filaria malayi)
Siklus hidup Brugia malayi mirip dengan W. Bancrofti , memerlukan 6-8 hari untuk
perkembangan vektor.
i.i Gambar siklus kehidupan Brugia malayi (Filaria malayi).
Patofisiologi
Brugia timori / malayi ditularkan oleh An. barbirostris. Didalam tubuh nyamuk
betina, mikrofilaria yang terisap waktu menghisap darah akan melakukan penetrasi pada
dinding lambung dan berkembang dalam otot thorax hingga menjadi larva filariform infektif,
kemudian berpindah ke proboscis. Saat nyamuk menghisap darah, larva filariform infektif
akan ikut terbawa dan masuk melalui lubang bekas tusukan nyamuk di kulit. Larva infektif
tersebut akan bergerak mengikuti saluran limfa dimana kemudian akan mengalami perubahan
bentuk sebanyak dua kali sebelum menjadi cacing dewasa.
GAMBAR MIKROFILARIA BRUGIA MALAYI
Gejala Klinis
Stadium akut ditandai dengan serangan demam dan gejala peradangan saluran dan
kelenjar limfe, yang hilang timbul berulang kali. Limfadenitis biasanya mengenai kelenjar
limfe inguinal di satu sisi dan peradangan ini sering timbul setelah penderita bekerja berat di
ladang atau di sawah. Limfadenitis biasanya berlangsung 2-5 hari dan dapat sembuh dengan
sendirinya. Kadang perandangan limfe ini dapat menjalar ke bawah, mengenai saluran limfe
dan menimbulkan limfangitis retrograd, yang bersifat khas pada filariasis. Peradangan pada
saluran limfe ini dapat terlihat sebagai garis merah yang menjalar ke bawah dan peradangan
ini dapat pula menjalar ke jaringan sekitarnya, menimbulkan infiltrasi pada seluruh paha atas.
Pada stadium ini tungkai bawah biasanya ikut membengkak dan menimbulkan gejala
limfedema. Limfadenitis biasanya berkembang menjadi bisul, pecah menjadi ulkus. Ulkus
pada pangkal paha ini bila sembuh meninggalkan bekas sebagai jaringan parut. Dan tanda ini
merupakan salah satu gejala obyektif filariasis limfatik. Limfadenitis dengan gejala
komplikasinya dapat berlangsung beberapa minggu sampai tiga bulan lamanya.
Pada filariasis brugia, sistem limfe alat kelamin tidak pernah terkena, lambat laun
pembengkakan tungkai tidak menghilang pada saat gejala peradangan sudah sembuh,
akhirnya timbullah elefantiasis. Kecuali kelenjar limfe inguinal, kelenjar limfe lain di bagian
medial tungkai, di ketiak dan di bagian medial lengan juga sering terkena. Pada filariasis
brugia, elefantiasis hanaya mengenai tungkai bawah, di bawah lutut, atau kadang-kadang
lengan bawah di bawah siku. Alat kelamin dan payudara tidak pernah terkena, kecuali di
daerah filariasis brugia yang bersamaan dengan filariasis bankrofti. Kiluria bukan merupakan
gejala klinis filariasis brugia.
Pengobatan brugiasis
Hingga sekarang DEC masih merupakan obat pilihan. Dosis yang dipakai di beberapa
negara Asia berbeda-beda. Di Indonesia dosis yang dianjurkan adalah 5 mg/kg berat
badan/hari selama 10 hari. Efek samping DEC pada pengobatan filariasis brugia jauh lebih
berat, bila dibandingkan dengan yang terdapat pada pengobatan filariasis bankrofti. Untuk
pengobatan masal pemberian dosis standard dan dosis tunggal tidak dianjurkan. Yang
dianjurkan adalah pemberian dosis rendah jangka panjang (100 mg/minggu selama 40
minggu) atau garam DEC 0,2 – 0,4 % selama 9 – 12 bulan. Pengobatan dengan iver mektin
sama dengan pada filariasis bankrofti. Untuk mendapatkan hasil penyembuhan yang
sempurna, pengobatan ini perlu diulang beberapa kali. Stadium mikrofilaremia, gejala
peradangan dan limfedema dapat disembuhkan dengan pengobatan DEC. Kadang elefantiasis
dini dan beberapa kasus elefantiasis lanjut dapat diobati dengan DEC.
Pencegahan brugiasis
Tindakan pencegahan brugiasis sesuai dengan upaya pencegahan pada filariasis bancrofti,
yaitu pengobatan penderita, pengobatan masal penduduk didaerah endemik, pencegahan pada
pendatang dan pemberantasan vektor penular filariasis malayi.
BRUGIA TIMORI
Hospes definitif : Manusia.
Hospes perantara/vektor : Nyamuk Anopheles barbirostris.
Habitat :
Cacing dewasa : Saluran dan kelenjar limfe
Mikrofilaria : Darah dan limfe
Mikrofilaria : Darah dan limfe
Penyakit : Brugiasis malayi, Filariasis malayi, kaki gajah tipe malayi
Distribusi geografik : Asia, dari India sampai Jepang, termasuk Indonesia (Pulau
Timor, Flores, Rote, Alor dan beberapa pulau kecil di Nusa
Tenggara Timur)
Siklus hidup
Siklus hidup B. timori hampir identik dengan Wucheria bancrofti dan B. malayi . Hal ini
nokturnal periodik dan ditularkan oleh nyamuk Anopheles barbirostris yang berkembang biak
di sawah . Mikrofilaria ini memiliki beberapa fitur yang membedakan : mereka lebih lama
dengan panjang ruang cephalic dengan lebar sekitar 3 : 1 . Selain sarungnya tidak noda merah
muda dengan Giemsa stain seperti B. malayi dan W. bancrofti. Orang-orang dewasa juga
berbeda secara morfologi dari B. malayi
Epidemiologi
Biasanya terdapat di daerah persawahan, sesuai tempat perindukan vektornya.
Penyebarannya hanya terdapat di Indonesia bagian Timur yaitu NTT dan timor-timor.
Yang terkena penyakit ini biasanya nelayan dan petani.
Yang paling sering terkena penyakit ini adalah dewasa muda.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Brugia malayi & Brugia timori merupakan dua spesies nematoda jaringan yang
merupakan parasit penyebab filariasis limfatik.
Filariasis limfatik, juga dikenal sebagai kaki gajah, adalah kondisi yang ditandai oleh
pembengkakan pada tungkai bawah.
Secara umum perbedaan Brugia Malayi dan Brugia Timori :
Brugia Malayi Brugia Timori
Pada pewarnaan giemsa, sarung pada
mikrofilaria terlihat (berwarna pink),
mikrofilaria mempunyai ukuran lebih pendek
220 µm
Pada pewarnaan giemsa, sarung pada
mikrofilaria tidak terlihat (berwarna pink
pucat), Mikrofilaria pada brugia malayi lebih
panjang ukurannya 310 µm
Jumlah inti di ekor mikrofilaria Brugia malayi 2
– 5 buah
Jumlah inti di ekor mikrofilaria Brugia timori 5
– 8 buah
Brugia malayi bersifat periodik nocturnal dan
sub periodik nocturnal
Brugia Timori bersifat periodik nocturnal
Vektor penular : Anopheles Barbirostris,
Mansonia spp, Mansonia Bonneae, Mansonia.
dives
Vektor penular : Anopheles Barbirostris
Hospes definitif : Manusia, kucing, kera, dan
mamalia
Hospes definitif : Manusia
Distribusi geografis : India dan Asia Tenggara Distribusi geografis : Nusa Tenggara Timur,
Timor Leste
Recommended