Cushing Syndrom

Preview:

DESCRIPTION

M

Citation preview

Tutor 1 blok 7Cushing Syndrome Iatrogenik

FK Universitas Kristen Maranatha

Kelompok 16 0710214 Yuniati Valentina

0910154 Prayoga kristianto

1010014 Muhammad Rinaldhi Akbar M

1010020 Kiki Fitria

1010053 Carryn Bestika Sugiharto

1010056 Brigita Widhayu Wiradi

1010070 Juni Royntan Tampubolon

1010110 Meigi Suwarto

1010129 Hans Natanael

1010183 Monica Gloria Komaling

TERMINOLOGISistem Neuroendokrin = sistem yg merupakan interaksi antara sistem saraf

(nervous) & sistem endokrin.

Striae Lividae = garis yg warnanya biru pd kulit, krn ada pembesaran/peregangan pd jaringan yg menimbulkan perdarahan kapiler halus bawah kulit

Moon Face = tanda medis, wajah membengkak jd bentuk bundar. Sering dikaitkan dgn Cushing Syndrome (Cushingoid facies) atau pengobatan steroid (steroid facies)

Buffalo Hump = punguk kerbau, redistribusi lemak di belakang leher

Anti-pruritus = anti gatal sensasi pada kulit yg menimbulkan keinginan menggaruk

Supraclavicular fat = redistribusi lemak ke daerah sekitar atas clavicula

CTM = chlortrimeton chlorperieamine, obat alkylamine antihistamin gen. pertama, digunakan utk mencegah gejala alergi. Efek sedatif lemah

HDL = high-density lipoprotein salah 1 lipoprotein utama, memungkinkan lipid spt kolesterol & trigliserida diangkut ke aliran darah berbasis air. Membersihkan kelebihan kolesterol dr dinding pemb.darah dgn mengankutnya kmbl ke hati. Terkecil & terpadat

LDL = low-density lipoprotein gol.lipoprotein yg bervariasi ukuran & isi, mengangkut kolesterol dr hati ke jaringan dgn menggabungkannya ke dlm membran sel. LDL ↑ berhubungan dgn penyakit kardiovaskuler

GDP = gula darah puasa kadar glukosa dlm darah saat tdk ada asupan kalori, setidaknya 8 jam terakhir sblm pemeriksaan. Utk diagnosis prediabetes & diabetes

PP = Post Prandial sesudah makan

2 jam PP tes glukosa 2 jam setelah makan, 75g gula dalam 250 cc air, habis dlm 5 menit

Cairan bebas abdomen =

Nilai dan Batas NormalBMI (Body Mass Index)

Severely underweight < 16.0

Underweight 16 – 18.5

Normal 18.5 – 25

Overweight 25 – 30

Obese class I 30 – 35

Obese class II 35 – 40

Obese class III > 40

Tekanan Darah (mmHg, menurut JNC VII)

Normal < 120 (dan) 80

Pre-hipertensi 120 – 139 (atau) 80 – 89

Stadium I 140 – 159 (atau) 90 – 99

Stadium II 160 110

Suhu

Hipotermi < 36C

Normal 36 – 37.5C

Febris/pireksis 37.5 - 40C

Hipertermi > 40C

Ureum

GDP

Normal 75 – 110 mg/dl

Impaired glucose tolerance 111 – 125 mg/dl

Diabetes Melitus > 125 mg/dl

PP (American Diabetes Association) < 180 mg/dl

Natrium 136 – 146 mEq/L

Kalium 3.5 – 5.0 mEq/L

Kolesterol Total (mg/dl)

< 200 optimal

200 – 239 diinginkan

240 tinggi

Trigliserid (mg/dl)

< 150 optimal

150 – 199 diinginkan

200 – 499 tinggi

500 sangat tinggi

Kolesterol LDL (mg/dl)

< 70 therapeutic option for high risk patient

< 100 optimal

100 -129 mendekati optimal

130 – 159 diinginkan

160 – 189 tinggi

190 sangat tinggi

Kolesterol HDL (mg/dl)

< 40 rendah

60 tinggi

ANATOMI, HISTOLOGI, DAN FISIOLOGI

KELENJAR ADRENAL

Anatomi Glandula suprarenalis berwarna kekuningan, ada sepasang, terletak

retroperitoneal di antara aspek superomedialis ren dan diaphragma, disekeliling jaringan ikat yang banyak mengandung capsula adiposa (perinephric fat).

Glandula suprarenalis dexter berbentuk pyramidalis, lebih apical dibandingkan dibandingkan yang kiri, terletak di anterolateral crus dextrum diaphragmatis dan berhubungan dengan vena cava inferior di anteromedial dan hepar di anterolateral

Glandula suprarenalis sinister berbentuk rescent (sabit), terletak pada batas medial ren sinister dari hilus sampai kutub superior, berhubungan dengan spleen, gaster, pancreas, dan crus sinistrum diaphragmatic.

Ukuran tebal sekitar 1 cm, lebar apex 2 cm, dan lebar basal sampai 5 cm. berat setiap glandula suprarenalis 7-10 gram

Glandulae suprarenales terdiri dari bagian cortex dan medulla yang berbeda asal embriologik dan fungsinya, dibentuk dari 2 lapisan germinal yang berbeda.

Arteri Arterialae suprarenales superiors, cabang dari arteriae phrenicae inferiors.

Arterialae suprarenales mediales, cabang dari aorta abdominalis

Arterialae suprarenales inferiors, berasal dari arteriae renales.

Persyarafan Semua sel-sel medulla suprarenalis dipersyarafi oleh akhiran cholinergic

dari neuron sympaticum preganglionicae.

Persyarafan glandula suprarenalis berasal dari plexus coeliacus dan nervi splanchnici abdominopelvici (major, minor, imus).

HISTOLOGI

HISTOLOGI Korteks Adrenal

1. Zona glomerulosa menghasilkan hormon mineralokortikoid aldosteron

2. Zona fasciculate menghasilkan glukokortikoid (kortisol, kortikosteron) dan hormone seks.

3. Zona retikularis yang berkembang setelah lahir dan tampak sekitar umur 3 tahun, menghasilkan glukokortikoid dan androgen.

Medulla Adrenal

FISIOLOGI KELENJAR ADRENAL

HORMON KELENJAR ADRENAL

Korteks Adrenal

1. Glukokortikoid

2. Mineralokortikoid

3. Hormon Seks

Jenis & Kerja Glukokortikoid

Kortikosteroid dibagi 2 :•Glikokortikoid : metabolisme KH, protein, lemak•Mineralokortikod : mengatur kadar elektrolit dan airJENIS-JENIS Glukokortikoid :•Jangka pendek (8-12jam) : hidrokortison, kortison•Jangka sedang ( 18-36jam) : prednison, prednisolon, triamsinolon•Jangka lama (1-3hari) : betametason, deksametason,parametason

PRINSIP Penggunaan Glukokortikoid

1. Dosis efektif tiap penyakit tiap pasien harus dievaluasi terus.

2. Dosis tunggal besar umumnya tidak berbahaya

3. Penggunaan beberapa hari, tanpa KI spesifik, tidak berbahaya kecuali dosis sabgat besar

4. Bila penggunaan diperpanjang (> 2mgg) atau melebihi dosis, insidensi efek letal akan bertambah. Bila terpaksa, harus diberi diet tinggi protein dan Kalium.

5. Bukan merupakan terapi kuratif, hanya bersifat efek anti inflamasinya (kec, insufisiensi adrenal)

6. Penghentian tiba2 pada dosis tinggi & jangka panjang mempunyai resiko insufisiensi adrenal hebat dan kematian.

INDIKASI Glukokortikoid

Terapi pengganti pada insufisiensi adrenokortikol primer (Addison’s desease)

Terapi pengganti pada insufisiensi adrenokortikol sekunder

Diagnosis Cushing syndrome

Terapi pengganti pada hiperplasia adrenal kongenital

Menghilangkan gejala peradangan

Pengobatan alergi

KONTRAINDIKASI Glikokortikoid

Usia lanjut (Osteoporosis)

Penderita gastritis, hipertensi berat, infeksi kronik spesifik , anak2, wanita hamil.

MEKANISME KERJA

Molekul hormon (obat)

Memasuki sel scr difusi pasif

Beraksi dengan resptor

Kompleks reseptor steroid

mengalami perubahan konformasi

Nukleus &kromatin

Transkripsi RNA, sintesi protein

Induksi efek fisiologis

EFEK Glukokortikoid

Menimbulkan metabolisme perantara normal : bantu glukoneogenesis.

Meningkatkan resistensi terhadap stress

Merubah kadar sel darah dalam plasma : penurunan eosinofil,basofil,monosit. Peningkatan HB, eritrosit, trombosit

Anti inflamasi : menekan respon peradangan

Mempengaruhi komponen lain sistem endokrin : penghambatan kortikotropin

Efek pada sistem lain : dosis tinggi merangsang asam lambung

EFEK SAMPING Glukokortikoid

Saluran cerna : hipersekresi asam lambung, ulkus peptikum

Susunan saraf pusat : insomnia, gelisah,mudah tersinggung

Tulang : osteoporosis, fraktur

Kulit : striae, purpura

Mata : glaucoma, katarak

Darah : kenaikan Hb, eritrosit

Pembuluh darah : Kenaikan tekanan darah

Cushing’s Syndrome(Hypercortisolism)

definisi Sebuah kelainan yang disebabkan hipersekresi dari hormon yang dibuat oleh

kelenjar adrenal khususnya kortisol yang ditandai dengan obesitas,hipertensi,striae,amenorrhea,hirsutism,hingga basophilic tumor di kelenjar pituitary

etiology1. Terkait ACTH :

a.adenoma hipofisis

b.ACTH ektopik

2.Tidak terkait ACTH :

a.adenoma adrenal

b.carcinoma adrenal

c.glukokortikoid eksogen

Insidensi dan epidemiologi Wanita : pria = 4:1

Kebanyakan terjadi di dekade ke 3 hingga 4 kehidupan

Jarang terjadi pada anak-anak

Ditemukan 700.000-2.400.000 kasus/tahun

Faktor resiko Penggunaan glukokortikoid jangka panjang

Jenis kelamin

Tumor adrenal

klasifikasiUmum :

1.Cushing syndrome

2.Cushing disease

3.Paraneoplasama cushing

Klasifikasi cushing syndrome:

1.Hiperplasia adrenal

2.Hiperplasia noduler adrenal

3.Neoplasma adrenal

4.Penyebab iotrogenik

Patogenesis

Exogenous vs EndogenousExogenous : hormon yang berasal dari luar tubuh (kortikosteroid

[glukokortikoid] untuk mengobati penyakit tertentu [prednison & prednisolon], ACTH sintetik)

Endogenous : hormon yang berasal dari dalam tubuh (ACTH Dependent & ACTH Independent)

ACTH Dependent (80%): - Pituitary Tumors (60%)

- Lung Cancers (5%)

ACTH Independent (20%): - Benign adrenal tumors (adrenoma) (25%)

- Malignant adrenal tumors (adrenal cell

carcinoma) (10%)

Patofisiologi dan GK

Patofisiologi• The accumulation of adipose tissue in the:

- trunk (TRUNCAL OBESITY)

- facial (MOON FACE)

- cervical areas (BUFFALO HUMP)

• Transient weight gain from sodium and water retention mineralcorticoid effects!!

• Cortisol-induced insulin resistance, increased gluconeogenesis and glycogen storage by the liver GLUCOSE INTOLERANCE

• Hypercortisolism bone resorption, inhibits bone formation, decreases intestinal calcium absorption, increases renal calcium excretion OSTEOPOROSIS (pathologic fractures, vertebral compression fractures, bone and back pain, kyphosis, and reduces height)

• Loss of collagenous support around small vessels suspectible to rupture EASY BRUISING

• Increased adrenal androgen levels increased hair growth (HIRSUTISM), ACNE, OLIGOMENORRHEA

Gejala Klinis

• Decrease libido in men and women 100%

• Obesity or weight gain 97%

• Plethora 94%

• Round face 88%

• Menstrual changes 84%

• Hirsutism 81%

• Ecchymoses 62%

• Lethargy, depression 62%

• Striae 56%

• Weakness 56%

• Electrocardiographic changes or atherosclerosis 55%

• Dorsal fat pad 54%

• Edema 50%

• Abnormal glucose tolerance 50%

• Osteopenia or fracture 50%

• Headache 47%

• Backache 43%

• Reccurent infections 25%

• Abdominal pain 21%

• Acne 21%

• Female balding 13%

Komplikasi Diabetes (Diabetes tipe II)

Obesitas

Osteoporosis

Fraktur

Batu Ginjal

Hipertensi

Poor healing

Diff.Diagnosis

Pencegahan Hindari konsumsi kortikosteroid

Bila harus mengkonsumsi kortikosteroid perhatikan dosisnya

Penatalaksanaan Farko

- Ketokenazol (600 – 800mg / hari)

u/ menekan kadar kortisol

KI : kehamilan

ES : sakit kepala, sedasi, mual, mens tidak teratur, ↓libido, impotensi, ginekomastia

- Metyrapone (1gr/hari 4,5gr / hari)

u/ menekan kadar kortisol dengan menginhibisi 11β hidroksilasi

- Aminogluthemide (1 – 2 gr/hari)

u/ menekan kadar kortisol

ES : Mengantuk, sakit kepala, pruritic rash, hipotiroidisme, gondok.

- Mitotan (2-3gr/hari 8-10gr/hari)

u/ menekan kadar kortisol

KI : wanita usia subur

ES : gangguan GIT (anoreksia, diare, muntah), gangguan neuromuskular (lesu, somnolen, pusing)

- Mifepristone

inhibitor kompetitif ikatan glukokortikoid dengan reseptor

Non farko

- kortikosteroid tapering

- edukasi

Prognosis Quo ad vitam : Dubia ad Bonam

Quo ad sanationam : Dubia ad Bonam

Quo ad functionam : Dubia ad Bonam

Sumber Pathologic Basis of Disease 8th ed. Robbins and Cotran

Pathophysiology 6th ed. McCance

Harrison’s Internal Medicine 17th ed.

Cecil Medicine 23rd ed.

http://en.wikipedia.org/wiki/Cushing's_syndrome

http://www.medicinenet.com/cushings_syndrome/page2.htm

http://endocrine.niddk.nih.gov/pubs/cushings/cushings.htm

http://www.endocrineweb.com/conditions/cushings-syndrome/diseases-adrenal-cortex-cushings-syndrome

http://www.wrongdiagnosis.com/c/cushings_syndrome/complic.htm

Recommended