View
5
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
DAFTAR ISI
BAB I BAHASA INDONESIA ............................................................ 2
BAB II TEKS ILMIAH AKADEMIK DAN TEKNIK NOTASI ILMIAH 10
I. TEKS ILMIAH AKADEMIK .................................................... 10
II. TEKNIK NOTASI ILMIAH ...................................................... 12
BAB III TEKS ULASAN ................................................................... 24
BAB IV TEKS ARTIKEL .................................................................. 28
BAB V TEKS PROPOSAL ILMIAH ................................................. 32
BAB VI TEKS DISKUSI ................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..38
2
BAB I
BAHASA INDONESIA
I. Deskripsi Mata Kuliah
Mahasiswa mampu berpendapat, bertanya, berdiskusi,
berargumentasi, berpresentasi, menyanggah, bahkan mengakses dan
mentransformasi pengetahuan dengan bahasa tingkat tinggi, baik
dalam berbahasa lisan maupun berbahasa tulis.
Mata kuliah ini membahas tentang konsep dasar bahasa yang
meliputi sejarah, kedudukan, fungsi, dan ragam bahasa Indonesia;teks
ilmiah akademik; ciri bahasa/aspek kebahasaan serta pengembangan
berbagai teks ilmiah akademik, yaitu teks ulasan, teks artikel, teks
proposal penelitian, dan teks diskusi.
II. CPMK
a. Menguasai konsep dasar bahasa Indonesia
1. Mengemukakan fenomena berbahasa sesuai dengan sejarah,
kedudukan, fungsi, dan ragam bahasa Indonesia.
2. Mengemukakan fenomena berbahasa sesuai dengan teks
ilmiah akademik.
3. Mengemukakan fenomena berbahasa sesuai dengan ciri
bahasa/aspek kebahasaan.
b. Menguasai konsep pengembangan teks ilmiah akademik
a. Menguasai teks ulasan.
b. Menguasai teks artikel.
c. Menguasai teks proposal penelitian.
d. Menguasai teks diskusi.
3
III. Materi
A. Sejarah, Kedudukan, Fungsi, dan Ragam Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia yang dipakai sekarang ini berasal dari
bahasa Melayu, suatu bahasa yang hidup di daerah Riau dan
Johor. Sudah berabad-abad, bahasa Melayu dipakai sebagai alat
perhubungan di antara penduduk Indonesia yang mempunyai
bahasa yang berbeda.
Ada beberapa kekuatan yang dimiliki oleh bahasa melayu, yang
tidak dimiliki oleh bahasa lain, kekuatan tersebut adalah:
1. Bahasa Melayu sudah merupakan Lingua Franca di Indonesia,
bahasa perhubungan dan bahasa perdagangan.
2. Sistem bahasa Melayu lebih sederhana dan mudah dipelajari
karena dalam bahasa tersebut tidak ada tingkatan bahasanya
atau perbedaan bahasa kasar dan halus seperti bahasa Jawa
dan Sunda.
3. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai
sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
Pada 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda yang dihadiri
oleh aktivis dari berbagai daerah di Indonesia, dengan didorong
oleh rasa nasionalisme dan keikhlasan untuk bangsa dan negara,
para pemuda menyerukan satu keinginan serta tekad bulat bahwa
bahasa Melayu diubah namanya menjadi bahasa Indonesia yang
diikrarkan dalam Sumpah Pemuda sebagai bahasa persatuan atau
bahasa nasional.
4
B. Kedudukan Bahasa Indonesia
Sebagian besar orang Indonesia menguasai atau
menggunakan beberapa bahasa sekaligus. Ada beberapa yang
menguasai bahasa asing. Setiap bahasa yang ada di Indonesia
perlu diletakkan kedudukan bahasa yang mempunyai fungsi
tertentu. Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa persatuan
melalui Sumpah Pemuda 1928 dan dikukuhkan kedudukannya
sebagai bahasa negara pada 1945. Bahasa yang digunakan oleh
suku bangsa di Indonesia dikelompokkan sebagai bahasa daerah,
sedangkan bahasa yang berasal dari negara lain yang digunakan
di Indonesia dikelompokkan sebagai bahasa asing.
C. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
1. lambang kebanggaan nasional.
2. lambang identitas nasional.
3. alat yang memungkinkan terwujudnya penyatuan berbagai suku
bangsa yang memiliki latar belakang sosial budaya dan bahasa
yang berbeda-beda dalam satu kesatuan kebangsaan yang
bulat.
4. alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah.
D. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
1. bahasa resmi kenegaraan.
2. bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
3. bahasa perhubungan tingkat nasional.
4. bahasa pengembang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan
teknologi modern.
5
E. Ragam Bahasa Indonesia
1. Ragam bahasa Indonesia berdasarkan sarana atau jalur yang
digunakan:
1. ragam bahasa lisan; dan
2. ragam bahasa tulis;
2. Ragam bahasa berdasarkan cara pandang penutur:
a) ragam bahasa dialek;
b) ragam bahasa terpelajar;
c) ragam bahasa resmi; dan
d) ragam bahasa tidak resmi.
3. Ragam bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan,
terdiri atas:
a) ragam bahasa ilmiah;
b) ragam bahasa kedokteran;
c) ragam bahasa hukum;
d) ragam bahasa pendidikan;
e) ragam bahasa agama;
f) ragam bahasa sosial;
g) ragam bahasa sastra; dan
h) ragam bahasa militer.
4. Ragam bahasa Indonesia berdasarkan tingkat keformalan:
a) ragam bahasa beku;
b) ragam bahasa resmi;
c) ragam bahasa konsultatif;
d) ragam bahasa santai; dan
e) ragam bahasa akrab.
6
F. Ciri Ragam Bahasa Lisan
1. memerlukan orang kedua/teman bicara;
2. bergantung pada situasi, kondisi, ruang, dan waktu;
3. tidak harus memperhatikan unsur gramatikal;
4. berlangsung cepat;
5. sering berlangsung tanpa alat bantu;
6. kesalahan dapat langsung dikoreksi; dan
7. dapat dibantu dengan mimik wajah dan intonasi.
G. Ciri Ragam Bahasa Tulisan
1. tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
2. tidak bergantung pada situasi, kondisi, ruang, dan waktu;
3. harus memperhatikan unsur gramatikal;
4. berlangsung lambat;
5. selalu memakai alat bantu;
6. kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi; dan
7. tidak dapat dibantu dengan mimik wajah dan intonasi
7
H. Contoh bentuk-bentuk ragam tulisan
1. tulisan pada buku yang terbuka;
2. tulisan pada majalah;
8
3. tulisan pada surat kabar;
9
4. Tulisan pada surat-surat
a. Surat Resmi
b. Surat Tidak Resmi
10
BAB II
TEKS ILMIAH AKADEMIK DAN TEKNIK NOTASI ILMIAH
I. Teks Ilmiah Akademik
Teks ilmiah akademik merupakan teks yang memiliki beberapa ciri
penulisan yaitu sederhana, objektif, padat, logis, menggunakan
bahasa baku. Teks akademik diasosiasikan dengan teks tulis.
Ciri keilmiahan teks akademik terlihat dari struktur teks yang
sederhana melalui penggunaan kalimat simpleks. Kalimat simpleks
merupakan kalimat yang mengandung satu aksi atau peristiwa.
Contoh: Studi ini menguji keterkaitan antara minat baca dan prestasi
siswa
Perbedaan teks akademik dan teks nonakademik
Teks Ilmiah Akademik Teks Nonilmiah Akademik
1. sederhana dalam hal struktur
kalimat;
2. padat informasi;
3. pada akan kata-kata leksikal;
4. banyak memanfaatkan
nominalisasi;
5. banyak memanfaatkan istilah
teknis;
2. rumit dalam struktur kalimat;
3. cenderung tidak padat informasi;
4. padat akan kata-kata struktural;
5. cenderung sedikit memanfaatkan
nominalisasi;
6. cenderung memanfaatkan metafora
gramatika;
7. cenderung sedikit memanfaatkan
istilah teknis;
11
6. banyak memanfaatkan
metafora gramatika;
7. bersifat taksonomik dan
abstrak;
8. banyak memanfaatkan sistem
pengacuan eksofora;
9. banyak memanfaatkan proses
relasional identifikatif untuk
membuat definisi atau
identifikasi dan proses
relasional atribut untuk
membuat deskripsi;
10. bersifat monologis dan jenis
kalimat indikatif-deklaratif;
11. bersifat objektif; dan
12. biasanya mengambil genre
faktual, bukan penceritaan fiktif.
8. lebih konkret dan cenderung tidak
bersifat taksonomik;
9. tidak menunjukkan pengacuan
eksofora sebagai ciri penting;
10. tidak menonjol pada salah satu satu
jenis proses;
11. bersifat dialogis dan menggunakan
jenis kalimat yang bervariasi;
12. memberikan tekanan pada dialog
sehingga cenderung bersifat
subjektif;
13. sering mengandung kalimat minor;
14. sering mengandung kalimat tidak
gramatikal; dan
15. mengandung genre yang bervariasi
dan dapat faktual atau fiksional.
1. Membangun Konteks Ragam Teks Ilmiah Akademik
a. teks ulasan;
b. teks artikel;
c. teks proposal penelitian; dan
d. teks laporan.
Dalam penulisan teks ilmiah akademik, perlu diperhatikan teknik
notasi ilmiah. Teknik notasi ilmiah meliputi:
a. kutipan;
b. catatan kaki; dan
c. daftar pustaka.
12
II. Teknik Notasi Ilmiah
A. Kutipan
Kutipan adalah pengambilalihan pernyataan orang lain (satu
kalimat atau lebih) dengan tujuan memperkukuh argumen pada tulisan
sendiri. Secara teknis terbagi dua, yaitu:
1. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang persis sama dengan
sumber aslinya. Ciri kutipan langsung:
a. definisi;
b. konsep yang amat penting;
c. peraturan dan perundang-undangan; dan
d. pendapat yang kontroversial.
Macam-macam kutipan langsung, antara lain:
a. Kutipan Langsung Pendek
1) kurang dari 40 kata (+ 4 baris);
2) di antara tanda petik ganda (“…”);
3) disatukan dalam teks utama; dan
4) disebutkan nama penulis, tahun terbit, nomor halaman
setelah atau sebelum kutipan (atau nomor catatan kaki).
Contoh kutipan langsung pendek: (buku terbaru)
a) Daryanto (2017: 21) mengatakan, “media adalah pengantar
pesan dari pengirim (komunikator atau sumber) kepada
penerima pesan”. Jadi, media adalah segala sesuatu yang
menjadi perantara untuk menyampaikan pesan yang akan
diterima oleh seseorang.
b) Daryanto mengatakan, “media adalah pengantar pesan dari
pengirim (komunikator atau sumber) kepada penerima
13
pesan” (2017: 21). Jadi, media adalah segala sesuatu yang
menjadi perantara untuk menyampaikan pesan yang akan
diterima oleh seseorang.
c) Menurut Daryanto (2017) dalam Cepy, “media adalah
pengantar pesan dari pengirim (komunikator atau sumber)
kepada penerima pesan.”¹ Jadi, media adalah segala
sesuatu yang menjadi perantara untuk menyampaikan
pesan yang akan diterima oleh seseorang.
b. Kutipan Langsung Panjang
1) lebih dari 40 kata;
2) tanpa tanda petik ganda;
3) kutipan dipisahkan dari teks utama;
4) ditik dengan spasi tunggal;
5) pias kiri teks sejajar dengan huruf awal paragraf teks utama;
6) penulis, tahun terbit, nomor halaman ditulis sebelum atau
sesudah kutipan (atau diakhiri dengan nomor catatan kaki).
Contoh kutipan langsung panjang:
Anton Mulyono menyatakan bahwa:
Ragam bahasa standar memiliki sifat kemantapan
dinamis, yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau
standar tidak dapat berubah setiap saat. Kaidah pembentukan
kata yang menerbitkan perasa dan perumus dengan taat asas
harus menghasilkan bentuk perajin dan perusak dan bukan
pengrajin atau pengrusak.²
14
2. Kutipan tidak langsung.
a. menyadur;
b. mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya dengan
bahasa sendiri;
c. terintegrasi di dalam teks;
d. tidak diapit tanda petik;
e. spasi sama dengan teks;
f. tidak mengubah isi atau ide penulis asli;
g. diikuti sumber yang dikutip (nomor catatan kaki);
h. mereproduksi karya asli dalam bentuk ringkas;
i. menyusun ringkasan dengan mempertahankan:
1) pikiran penulis asli;
2) urutan pikiran;
3) sudut pandang penulis asli; dan
4) pengetikan: spasi, huruf, marjin sama dengan uraian teks.
Contoh kutipan tidak langsung, sebagai berikut:
Menurut O’malley (2011: 308-310), mobile learning merupakan tipe
pembelajaran dimana peserta didik dapat belajar tidak pada lokasi
tertentu dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
Menurut O’malley, mobile learning merupakan tipe pembelajaran
dimana peserta didik dapat belajar tidak pada lokasi tertentu dengan
memanfaatkan teknologi yang ada (2011: 308-310).
15
Menurut O’malley, mobile learning merupakan tipe pembelajaran
dimana peserta didik dapat belajar tidak pada lokasi tertentu
dengan memanfaatkan teknologi yang ada.³
Macam-macam kutipan langsung, antara lain:
1. kutipan langsung pendek, terdapat satu paragraf tulisan; dan
2. kutipan tidak langsung panjang, terdapat lebih dari satu paragraf
kutipan.
B. Footnote (Catatan kaki)
Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan
yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang
bersangkutan. Fungsi catatan kaki adalah:
a. wujud objektivitas dan penghargaan; dan
b. Sebagai sumber landasan berpikir.
1. Catatan Kaki dalam penulisan karya ilmiah
a. ditulis pada bagian bawah setelah akhir konsep pada halaman
tersebut;
b. catatan kode berupa angka urut di halaman tersebut;
c. ditulis dengan diawali pemberian nomor dalam bentuk angka
arab;
1) pemberian angka diurutkan sampai nomor terakhir
2) pada setiap bab selalu diawali dengan angka 1 (satu).
d. penulisan dimulai setelah garis memanjang kira-kira 5 cm
sebagai garis pemisah konsep dan diberi jarak 3 spasi setelah
akhir konsep;
16
e. jarak antara penulisan catatan kaki 2 spasi, apabila terdapat
lebih dari 1 catatan kaki; dan
f. penulisan catatan kaki dimulai dengan 7 ketukan dengan
menuliskan angka Arab dan apabila tidak mencukupi dilanjutkan
pada baris berikutnya.
2. Penulisan Sumber yang diambil dari Buku
a. nama pengarang ditulis sesuai dengan yang tercantum di dalam
buku tempat teori diambil;
b. judul buku yang diambil sebagai sumber, ditulis miring dan
diakhiri dengan tanda koma;
c. kurung buka, tempat penerbit titik dua, nama penerbit koma dan
tahun penerbit, kurung tutup, dan diakhiri koma;
d. cetakan ke berapa, apabila ada seri atau jilid dicantumkan
dalam penerbitan ini dan diakhiri dangan koma; dan
e. dilanjutkan dengan nomor halaman buku tersebut.
3. Penulisan Nama dan Gelar Pendidikan
Gelar apa pun, baik di muka maupun di belakang tidak
dicantumkan. contoh:
1 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1985), cetakan pertama, hlm. 14-15.
2 F. Isjwara (saduran), Pengantar Hukum Internasional,
(Bandung: Alumni, 972), edisi III, hlm. 29.
17
4. Penulisan Sumber yang Sama
Penulisan sumber yang sama, baik halaman, pengarang,
maupun judul bukunya sama seperti yang tercantum di atasnya,
cukup dengan menulis istilah Ibid. (pada nomor berikutnya).
Apabila dijumpai halaman yang berbeda dengan sumber di
atasnya maka halaman tersebut ditulis setelah istilah Ibid. Contoh:
1Padmo Wahyono, Indonesia Negara Berdasarkan atas
Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), hlm. 41.
2Ibid..
3Ibid., hlm. 50.
4Ibid..
a. Sumber dari pengarang yang sama, tetapi beda judul buku
Contoh:
1Soejono Soekanto, Kriminologi suatu Pengantar, (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1999), hlm. 15.
2Soejono Soekanto, Bantuan Hukum Suatu Tinjauan Sosio
Yuridis, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000), hlm. 25.
b. Pengulangan sumber pada halaman yang beda, tetapi telah
diselingi dengan sumber lainnya cukup dengan menggunakan
istilah Op.Cit.
Contoh:
1Padmo Wahyono, Survei tentang Perkembangan Tata Hukum
Nasional Indonesia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 18.
2Roeslan Saleh, Segi lain Hukum Pidana, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2003), hlm. 48–50.
18
3Wahyono, Op. Cit., hlm. 25.
c. Pengulangan sumber yang sama pada halaman yang sama,
tetapi telah diselingi referensi lain cukup menggunakan istilah
Loc.Cit.
Contoh:
1K. Wantik Saleh. Tindak Pidana Korupsi dan Suap, (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2000), hlm. 4.
2Martiman Prodjohamidjojo, Tanya Jawab KUHAP, (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2001, hlm. 10 –15.
3K. Wantik Saleh, Loc.Cit..
d. Susunan Catatan Kaki
---------------------------
1Nama penulis (untuk referensi kedua dan seterusnya
cukup menggunakan nama akhir penulis), Judul Buku, (Tempat:
Penerbit, Tahun), Halaman.
2Nama penulis, “Judul Artikel,” dalam Nama Surat
Kabar, Tanggal, Bulan, dan Tahun, Halaman.
3Nama belakang penulis, “Judul Artikel,” dalam Nama
Majalah, Edisi/Nomor, Tahun, Halaman, Tempat.
4Nama penulis, “Judul Artikel,” dalam Nama Antologi
dan Penulis (Tempat: Penerbit, Tahun), Halaman.
5Nama penulis, “Judul Makalah,” Data Publikasi,
Halaman.
6Nama penulis, “Judul Laporan Tugas Akhir,” (Tempat:
Nama Perguruan Tinggi, Tahun), Halaman.
19
7Nama penulis, “Judul Skripsi /Tesis /Disertasi,”
(Tempat: Nama Lembaga/Perguruan Tinggi, Tahun), Halaman.
8Nama penulis, “Judul Artikel,” dalam Alamat Website,
Tanggal, Mengunduh.
e. Beberapa perbedaan dalam penulisan catatan kaki pada buku
dengan surat kabar, majalah, buletin, dan sebagainya.
a. nama majalah atau surat kabar tempat tulisan itu diambil,
diakhiri dengan tanda koma;
b. nama penulis yang bersangkutan, diakhiri dengan tanda koma;
c. judul tulisan atau judul berita, diakhiri dengan tanda koma; dan
d. Tanggal, bulan, dan tahun penerbitan serta halaman surat kabar
atau majalah diakhiri dengan tanda titik.
C. Perbedaan Penulisan Catatan Kaki dan Daftar Pustaka
Catatan kaki:
1. sumber yang dikutip, ditulis pada bagian bawah halaman
konsep;
2. ditulis langsung sebagai sumber/kutipan;
3. ditunjuk secara langsung dari halaman buku yang digunakan;
dan
4. menggunakan berbagai istilah.
20
D. Daftar Pustaka
1. Bibiliografi (Daftar Pustaka)
Bibliografi adalah,
a. daftar buku atau karangan ,
b. daftar tentang suatu subjek ilmu, dan
c. yang dikutip dalam tulisan.
Fungsi bibliografi memberikan deskripsi yang penting tentang
buku, majalah, atau harian dan sebagai pelengkap dari sebuah
catatan kaki.
1) Unsur Bibliografi
a. Nama Pengarang
(1) nama pengarang ditulis lengkap sesuai yang tertera
dalam sumber acuan.
(2) gelar akademik tidak dicantumkan.
(3) nama akhir pengarang ditulis terlebih dahulu,
kemudian nama pertama.
(4) jika ada dua nama pengarang, hanya nama
pengarang pertama yang ditulis terbalik.
(5) jika ada lebih dari dua nama pengarang, hanya nama
pengarang pertama yang ditulis terbalik, lalu
ditambahkan dkk.
(6) jika hanya ada nama editor, bukan nama pengarang,
nama editor ditulis dengan ditambah singkatan ed.
setelahnya.
21
Contoh penulisan nama:
b. Tahun Terbit
Penulisan tahun terbit:
(1) Tahun terbit ditulis setelah nama pengarang.
(2) Jika pengarang yang sama menulis beberapa buku
dengan tahun terbit berbeda, penulisan diurutkan dari
tahun terbit yang terkecil.
Keraf, Gorys. 1987….
___________. 1989….
(3) Jika tahun terbit sama, penulisannya diikuti kode
alfabet.
Keraf, Gorys. 1989a….
___________. 1989b….
1. Prof. Gorys Keraf
2. Gorys Keraf dan
Sartono Wieyono
3. Sofyan Hadi,
Sutjipto, dan Sri
Lestari
1. Keraf, Gorys
2. Keraf, Gorys dan
Sartono Wieyono
3. Hadi, Sofyan dkk.
22
c. Judul Buku atau Karangan
(1) Judul buku ditulis setelah tahun terbit, digarisbawahi
(jika ditulis tangan atau ditik manual) atau dicetak
dengan huruf miring (italic).
Keraf, Gorys. 1989. Argumentasi dan Narasi….
(2) Judul makalah, artikel surat kabar/majalah ditulis
dengan diapit tanda petik. Nama majalah atau surat
kabar ditulis dengan huruf miring.
Indriyati, Diah. 2001.”Mengelola Air”. Dalam
Kompas, 22 Oktober 2001. Jakarta.
d. Tempat Terbit
Tempat terbit ditulis setelah judul buku dan diikuti titik
dua.
Keraf, Gorys. 1989. Argumentasi dan Narasi.
Jakarta:…..
e. Nama Penerbit
a) Nama penerbit ditulis setelah nama tempat terbit.
Keraf, Gorys. 1989. Argumentasi dan Narasi. Jakarta:
Gramedia.
23
b) Jika penerbitnya sebuah lembaga, lembaga tersebut
dituliskan sebagai pengganti nama orang, nama
penerbit tidak dituliskan lagi.
Pusat Kurikulum-Badan Penelitian dan
Pengembangan Depdiknas. 2001. Kurikulum
Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA. Jakarta.
Rahman. 2005. “PTK”. Dalam
http://www.jurnalptk.co.id. Diunduh pada 20
November 2011.
24
BAB III
TEKS ULASAN
A. Teks Ulasan
Teks ulasan disebut juga teks review. Ulasan merupakan teks
yang berfungsi untuk menimbang, menilai, dan mengajukan kritik
secara garis besar dan bercakupan luas, tetapi tidak spesifik
terhadap suatu karya atau peristiwa (Hooper, 2010). Ulasan yaitu
teks yang berisi timbangan dan penilaian, bisa juga kritik terhadap
produk barang dan jasa, karya, atau kegiatan.
B. Struktur Teks Ulasan
1. identitas, berisi identitas produk atau jasa yang diulas.
Kemunculan bagian identitas ini dalam teks ulasan bersifat
opsional.
2. orientasi, berisi gambaran umum mengenai produk barang dan
jasa, karya, atau kegiatan yang diulas. Gambaran umum ini
mengajak pembaca untuk berkenalan dengan produk barang
dan jasa, karya, atau kegiatan yang diulas. Kemunculan bagian
orientasi ini dalam teks ulasan bersifat opsional.
3. tafsiran isi, berisi gambaran detail produk barang dan jasa,
karya, atau kegiatan yang diulas. Jika yang diulas suatu produk,
maka bagian keunikan, kualitas, dan produk pun dibahas.
Kemunculan bagian tafsiran ini dalam teks ulasan bersifat
opsional.
4. evaluasi, berisi pandangan dari pengulas mengenai produk
barang dan jasa, karya, atau kegiatan yang diulas. Hal ini
dilakukan setelah melakukan tafsiran yang cukup terhadap hasil
25
karya tersebut. Pada bagian ini akan disebutkan bagian yang
bernilai (kelebihan) atau bagian yang kurang bernilai
(kekurangan) dari suatu produk barang dan jasa, karya, atau
kegiatan yang diulas.
5. rangkuman, berisi kesimpulan dari ulasan terhadap produk
barang dan jasa, karya, atau kegiatan yang diulas. Bagian ini
juga memuat komentar penulis apakah hasil karya tersebut
bernilai/berkualitas untuk dibeli, digunakan, dinikmati, dibaca,
atau ditonton/disaksikan. Kemunculan bagian rangkuman ini
dalam teks ulasan bersifat opsional.
C. Ciri Kebahasaan Ulasan
1. opini persuasif;
2. konjungsi koordinatif dan subordinatif;
3. ungkapan perbandingan; dan
4. kata kerja material.
D. Model Teks Ulasan
1. ulasan novel;
2. ulasan buku;
3. ulasan kuliner;
4. ulasan olahraga;
5. ulasan film;
6. ulasan teknologi; dan
7. ulasan fesyen
26
E. Membuat Teks Ulasan
1. Tahap Prapenulisan
a) Pelajari media massa tersebut.
b) Tentukan media massa yang menjadi tujuan Anda untuk
mengirimkan ulasan
c) Kumpulkan bahan-bahan atau referensi yang dapat
membantu Anda menulis.
Untuk ulasan buku, ulasan film, dan ulasan karya sastra.
Pertama, buku, film, atau karya sastra yang dipilih haruslah
yang baru terbit/diluncurkan atau aktual. Lebih baik lagi bila
buku yang diulas baru terbit dan aktual. Kedua, bisa juga buku,
film, atau karya sastra yang dipilih untuk diulas diterbitkan masih
dalam tahun yang sama saat ulasan ditulis dan sesuai dengan
hari-hari besar nasional misalnya Hari Pendidikan Nasional.
2. Tahap Penulisan
Langkah-langkah menulis ulasan buku yang baik, yaitu: (1)
mencari buku yang baru terbit atau setidaknya yang tahun
terbitnya sama dengan tahun penulisan ulasan buku, (2)
membaca buku yang diulas secara kritis, (3) membuat
ringkasan isi buku secara keseluruhan, (4) menetapkan kriteria
penilaian (misalnya sasaran pembaca, kedalaman isi, cakupan
isi, dan keunikan gaya penulisan), (5) menulis ulasan yang
dimaksud, dan (6) memublikasikannya.
27
3. Tahap Pascapenulisan
Setelah opinimu selesai ditulis. Lakukan pengiriman ke media
massa yang Anda tuju. Cantumkan nama kolom atau rubrik di
subjek surat elekrotonik yang dikirim.
28
BAB IV
TEKS ARTIKEL
Artikel merupakan salah satu bentuk karya ilmiah yang ditulis
berdasarkan hasil penelitian dan hasil pemikiran atau kajian pustaka.
Menurut Rohmanto (2008: 21) artikel dibagi dalam empat jenis, yaitu:
1. Artikel praktik: petunjuk cara membuat, memperbaiki dan
mengoperasikan suatu alat. Penulisannya disusun sesuai dengan
urutan waktu, peristiwa, dan tahapan-tahapan.
2. Artikel ringan: mengangkat masalah-masalah ringan dan tidak
memerlukan pemahaman mendalam
3. Artikel halaman opini: artikel ini pada umumnya ditempatkan pada
surat kabar atau majalah, yang umumnya mengupas masalah
akademik
4. Artikel analisis ahli: ditulis sesuai bidang keahliannya,
menggunakan bahasa ilmiah
Artikel ilmiah umumnya diterbitkan pada jurnal ilmiah atau penelitian
ilmiah. Artikel ilmiah merupakan karangan nonfiksi yang bertujuan
untuk meyakinkan, mendidik, dan melaporkan suatu hasil penelitian
ilmiah.
A. Ada beberapa ciri artikel ilmiah:
1. Isi tulisan didasari adanya fakta bukan sekadar mitos yang
belum tentu kebenarannya;
2. Bersifat faktual dan informatif, mengungkapkan informasi yang
berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, serta
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya;
29
3. Artikel ilmiah memiliki opini atau analisis pemikiran-pemikiran
penulis, pemikiran itu dikuatkan atau didasari oleh data valid
hasil penelitian sebelumnya, teori dan fakta yang ditulis dalam
artikel;
4. Menggunakan metode penulisan yang sistematis, dengan
tujuan agar semua informasi dalam artikel dapat diterima oleh
masyarakat luas;
5. Menggunakan ragam bahasa yang resmi dan baku yang
bercirikan lugas, logis, denotatif, dan efektif akan membuat
bahasa artikel ilmiah terasa padat dan berisi.
B. Ciri Penulisan Artikel Ilmiah
1. Menggunakan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat, dan
paragraf
2. Menggunakan istilah keilmuan, artinya penulis harus
menggunakan bahasa keilmuan dalam bidang tertentu sebagai
bukti penguasaan penulis terhadap ilmu tertentu yang dikuasai
3. Rasional, penulis harus menonjolkan keruntutan pikiran yang
logis, alur pemikiran yang lancar, dan kecermatan penulisan
4. Langsung pada sasaran
5. Menggunakan kalimat yang efektif
C. Langkah-langkah dalam menulis artikel:
1. Mencari ide: ide yang ditulis harus aktual, relevan, dan
terjangkau;
2. Menentukan topik: harus sesuai dengan latar belakang,
pengetahuan penulis, menarik, sesuai dengan pengetahuan
pembaca, aktual, fenomenal, kontroversial, dibatasi dan harus
ditinjau oleh referensi yang tersedia;
3. Menetapkan judul: judul harus singkat, padat, dan relevan;
30
4. Abstrak : menyajikan ringkasan yang dapat mewakili isi
artikel;
5. Pendahuluan: memberikan latar belakang penelitian,
permasalahan penelitian, gambaran tentang tujuan, dan
pendekatan/metode/teknik untuk mencapai tujuan tersebut;
6. Tinjauan pustaka: menyajikan ulasan teoretis mengenai dasar
pemikiran yang digunakan untuk memecahkan masalah
penelitian;
7. Metodologi penelitian: menyajikan pendekatan, metode, dan
teknik penelitian termasuk langkah-langkah yang ditempuh;
8. Hasil: menyajikan temuan hasil penelitian
9. Pembahasan: membahas (dan atau menjelaskan) temuan-
temuan penelitian dari berbagai sudut pandang teori yang telah
disajikan pada bab tinjauan pustaka
10. Simpulan: menyajikan uraian bahwa pokok persoalan yang
disajikan telah diperlakukan dengan hasil yang disajikan pada
pembahasan diikuti dengan saran, baik secara teoretis maupun
secara praktik.
D. Unsur pokok yang harus ada dalam artikel
1. Judul: berfungsi sebagai label yang mencerminkan secara tepat
inti isi yang terkandung dalam artikel
2. Nama penulis: artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau
gelar lain apapun
3. Abstrak dan kata kunci: berisi ringkasan dari artikel yang
dituangkan secara padat, bukan komentar atau pengantar dari
penyunting. Ditulis dalam bahasa Inggris, dengan
menggunakan kata kunci yang menggambarkan daerah
masalah yang diteliti
31
4. Pendahuluan: uraian mengenai hal-hal pokok yang dibahas
5. Bagian inti: isi bagian artikel sangat bervariasi bergantung pada
topik yang dibahas
6. Penutup: isinya berupa catatan akhir atau sejenisnya
7. Daftar rujukan: harus lengkap sesuai dengan rujukan yang
disajikan dalam batang tubuh artikel ilmiah
32
BAB V
TEKS PROPOSAL ILMIAH
Proposal pada dasarnya merupakan sebuah usulan, rencana,
atau tawaran. Proposal penelitian atau proposal kegiatan dinyatakan
layak apabila dirancang dengan baik dan mengikuti kelaziman tradisi
akademik.
Proposal disusun secara objektif, sistematis, dan terencana dalam
memecahkan masalah, serta dapat dijelaskan secara akurat dan
menggunakan gaya penulisan akademik.
Proposal penelitian dan proposal kegiatan merupakan produk karya
tulis yang sangat penting bagi mahasiswa dan peneliti.
Proposal penelitian biasanya dapat berupa skripsi, tesis, atau disertasi.
Proposal kegiatan merupakan laporan dalam bentuk tugas akhir atau
magang.
Ada beberapa langkah dalam menulis proposal penelitian:
1. memilih topik
Topik adalah permasalahan yang diangkat sebagai pokok bahasan
dalam penelitian. Sebelum melakukan penelitian, penulis harus
memiliki atau mengetahui atau memikirkan topik apa yang akan
digarap.
Ada beberapa syarat dalam memilih topik:
a. Topik harus disenangi atau diminati oleh peneliti
b. Topik harus bermanfaat secara teoretis dan secara praktis
c. Topik tidak boleh terlalu luas atau terlalu sempit
d. Data atau bahan-bahannya relatif mudah didapatkan
33
2. membuat judul penelitian
Ada beberapa kriteria dalam membuat judul penelitian:
a. Judul bentuknya cukup pendek dan tidak terlalu panjang
b. Judul tidak boleh berbentuk kalimat tanya
c. Judul bersifat lugas dan tidak bersifat emotif atau provokatif
3. Pendahuluan memuat pengantar atau latar belakang dipilihnya
topik tersebut sebagai bahan pembahasan. Pengantar harus dibuat
semenarik mungkin dengan mengungkapkan sejumlah
permasalahan yang menarik untuk diungkapkan berikut alasannya.
Latar belakang memuat hal yang umum kemudian ke hal yang
khusus.
4. Landasan teori merupakan teori yang digunakan untuk mendekati
permasalahan yang dibicarakan dalam penulisan ilmiah.
5. Metode adalah prosedur yang ditempuh oleh penulis dalam
mencari jawaban atau pembenaran atas masalah yang dirumuskan
dalam penelitiannya. Penulis mengumpulkan data, menganalisis
data, dan menyajikannya.
6. Daftar pustaka memuat semua karya yang mengilhami pembuatan
proposal penelitian. Daftar pustaka sifatnya bukan sebagai
pajangan atau pameran kepustakaan yang telah atau pernah
dibaca oleh penulis, melainkan yang dibuat hanyalah buku-buku
yang dimuat dalam teks.
Proposal kegiatan merupakan proposal yang akan dilaksanakan.
Bagian proposal kegiatan mencakup:
1. Pendahuluan berisi uraian tentang latar belakang kegiatan yang
akan dilaksanakan, pentingnya kegiatan itu dilaksanakan, tujuan,
34
manfaat, dan strategi yang akan digunakan untuk melaksanakan
kegiatan tersebut.
2. Tata laksana kegiatan merupakan tahapan yang menyajikan
strategi yang akan dilakukan dalam melaksanakan kegiatan,
termasuk langkah-langkah yang akan ditempuh
3. Penutup digunakan untuk menyampaikan harapan agar usulan
proposal kegiatan itu diterima dan menghasilkan sesuatu seperti
yang direncanakan.
35
BAB VI
TEKS DISKUSI
Teks diskusi merupakan teks yang menyajikan sejumlah pendapat
dari berbagai sudut pandang terkait dengan berbagai masalah tertentu
Teks diskusi mengangkat isu yang bersifat pro- dan kontra-. Pada
bagian akhir teks diakhiri dengan penyimpulan yang berupa jalan
tengah atau pernyataan yang merangkum pendapat kedua belah pihak
1. Ciri Kebahasaan:
a. menggunakan tanda hubung perlawanan seperti: tetapi,
sedangkan, tidak…. tetapi, dan bukan... melainkan.
b. menggunakan kata-kata teknis sesuai dengan masalah yang
dibahas
c. Menggunakan kata penghubung yang menyatakan alasan,
seperti: sebab, karena, dan oleh karena. Kata-kata tersebut
diperlukan untuk menghubungkan pendapat dengan fakta,
pengalaman, ataupun pernyataan pendukung lainnya
d. Menggunakan banyak kata teknis yang terkait dengan masalah
yang menjadi fokus diskusi
36
A. Struktur teks diskusi:
1. Pengenalan isu berupa penjelasan awal mengenai topik atau
masalah tertentu yang bersifat kontroversial
Contoh pengenalan isu:
Isu tentang keharusan masyarakat Jakarta untuk mematuhi aturan
ganjil-genap. Isu ini muncul terkait semakin banyaknya kendaraan
pribadi yang menjadi sumber kemacetan dan polusi di Jakarta yang
semakin memburuk
2. Paparan argumen yang meliputi argumen yang mendukung dan
menentang. Keduanya disertai dengan sejumlah fakta dan data.
Contoh argumen pendukung:
Kelompok pendukung kebijakan berpendapat:
a. masyarakat yang berpindah kendaraan pribadi ke kendaraan
umum akan mengurangi risiko kemacetan parah;
b. dengan diperlakukannya ganjil-genap, tidak hanya mengurangi
kemacetan, tetapi juga mengurangi polusi udara menjadi lebih
baik; dan
c. mengurangi stres di jalan raya akibat kemacetan.
Contoh argumen penentang:
a. melakukan perjalanan dengan mobil pribadi lebih aman dan
nyaman;
37
b. dari segi waktu lebih efektif dan efisien dengan mobil pribadi;
dan
c. perlakuan ganjil-genap membuat kesulitan dalam mengingat
tanggal.
3. Penyimpulan berisi rangkuman ataupun rumusan jalan tengah
antara argumen yang mendukung dan yang menentang. Di
dalamnya mungkin ada saran-saran.
Contoh kesimpulan:
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa penggunaan kendaraan pribadi akan lebih baik dikurangi,
bukan berarti dilarang sama sekali. Dengan pembatasan ganjil-
genap, diharapkan jumlah kendaraan akan menurun sehingga
mengurangi kemacetan dan polusi udara menjadi lebih berkurang.
Pelayanan pada kendaraan umum harus lebih ditingkatkan, baik
dari segi keamanan maupun kenyamanan.
38
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti dkk. 2012. Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Karya Tulis Ilmiah Nasional
http://ebooks.gramedia.com/id/buku/karya-tulis-ilmiah-sosial-edisi-
revisi?buffet=1
39
Recommended