View
66
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
www
Citation preview
i
PERBEDAAN ASPEK YANG MEMPENGARUHI MINAT BERORGANISASI ANTARA KEPRIBADIAN TIPE A DENGAN
TIPE B ANGGOTA KOMUNITAS MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi
syarat-syarat meraih gelar sarjana Psikologi
Disusun Oleh :
DEDI PERNANDO NIM: 103070029132
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2010
ii
PERBEDAAN ASPEK YANG MEMPENGARUHI MINAT BERORGANISASI ANTARA KEPRIBADIAN TIPE A
DENGAN TIPE B ANGGOTA KOMUNITAS MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi
syarat-syarat meraih gelar sarjana Psikologi
Oleh: DEDI PERNANDO NIM: 103070029132
Dibawah Bimbingan:
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. DR. Abdul Mujib, M. Ag Gazi Saloom, M. Si NIP. 19680614 199704 1 001 NIP. 19711214 200701 1 014
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2010
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul PERBEDAAN ASPEK YANG MEMPENGARUHI MINAT BERORGANISASI ANTARA KEPRIBADIAN TIPE A DENGAN TIPE B ANGGOTA KOMUNITAS MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 9 Agustus 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi. Jakarta, 9 Agustus 2010
Sidang Munaqasyah
Ketua merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota, Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP. 130 885 552 NIP. 19561223 198303 2 001
Anggota
Penguji I, Penguji II, Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag NIP. 19561223 198303 2 001 NIP. 19680614 199704 1 001 Pembimbing I, Pembimbing II, Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag Gazi Saloom, M.Si. NIP. 19680614 199704 1 001 NIP. 19711214 200701 1 014
iv
pengetahuan diperoleh dengan belajar kepercayaan didapat dengan keraguan
keahlian ditimba dengan latihan cinta diraih dengan cinta
(Thomas S Szasz)
v
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Dedi Pernando NIP : 103070029132 Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Perbedaan Aspek Yang Mempengaruhi Minat Berorganisasi Antara Kepribadian Tipe A Dengan Tipe B Anggota Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan karya tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam skripsi. Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan undang-undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain. Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 9 Agustus 2010 Yang Menyatakan Dedi Pernando NIM 103070029132
vi
ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (B) Agustus 2010 (C) Dedi Pernando (D) Perbedaan Aspek Yang Mempengaruhi Minat Berorganisasi Antara
Kepribadian Tipe A Dengan Tipe B Anggota Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta
(E) Halaman : 66 halaman + lampiran (F) KM UIN sebagai sebuah organisasi kemahasiswaan tentunya tak luput dari
permasalahan. Hal tersebut tidak diringi dengan pengorganisasian yang baik, sehingga sering kali organisasi ini menemukan hambatan-hambatan baik secara internal maupun eksternal. Hal ini ditandai dengan ketidak hadiran sebagian anggota ataupun pengurus dalam rapat kerja, tidak tercapainya target atau program kerja yang telah diputuskan dan lain sebagainya, sehingga jika hal tersebut tidak diselesaikan dapat mempengaruhi perkembangan serta daya laju kinerja organisasi. KM UIN sebagai organisasi kemahsiswaan tidak jarang melakukan aksi di jalan menentang kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Namun aksi radikal mereka sering mengundang kecaman dan cibiran sinis dari masyarakat dan berbagai organisasi lain.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran minat
berorganisasi dan tipe kepribadian serta mengetahui perbedaan aspek yang mempengaruhi minat berorganisasi antara kepribadian tipe A dengan kepribadian tipe B anggota Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta.
Minat yang dimaksud adalah tingkat kesenangan yang kuat dari seseorang
dalam melakukan suatu kegiatan yang dipilih karena kegiatan tersebut menyenangkan dan memberi nilai. Dalam penelitian ini minat yang dimaksud adalah minat mahasiswa dalam berorganisasi yaitu tingkat kesenangan yang kuat dan respon yang terarah terhadap perkumpulan (organisasi).
Tipe kepribadian yang dimaksud adalah Kepribadian Tipe A dan Kepribadian Tipe B. Ciri kepribadian Tipe A adalah senang bekerja keras, Agresif, berambisi, memiliki daya saing yang kuat, berbicara secara eksplosif, tidak sabar menghadapi orang lain atau situasi yang dianggap menghambat dirinya, selalu berorientasi pada tugas atau kegiatannya, selalu menetapkan target serta batasan waktunya sehingga terus menerus merasa dikejar oleh waktu sedangkan ciri kepribadian Tipe B adalah santai, sabar, tenang tanpa adanya perasaan bersalah atau khawatir jika tidak melakukan sesuatu dan tidak merasa tertekan oleh batasan waktu.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan jenis penelitian
vii
komparatif untuk mengetahui perbedaan aspek yang mempengaruhi minat berorganisasi antara kepribadian tipe A dengan kepribadian tipe B anggota Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 89 orang. Sampel penelitian ini terdiri dari 52 responden yang dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti (purposive sampling). Data penelitian ini menggunakan skala tipe kepribadian dan skala minat berorganisasi yang dibuat sendiri oleh peneliti. Masing-masing responden diberikan angket dengan jumlah item sebanyak 57 item yang terdiri dari 17 item skala Tipe Kepribadian dan 40 item skala Minat Berorganisasi. Analisis komparasi dilakukan dengan menggunakan teknik uji-t dengan bantuan program SPSS versi 15.0. Hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik independent sample t test, didapat nilai t hitung sebesar 0.127, sementara nilai t tabel adalah sebesar 0.900. Karena nilai t hitung yang didapat (0.127) < t tabel 0.900, maka hipotesis nihil (H0) diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan Aspek yang Mempengaruhi Minat Berorganisasi Anggota Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta antara tipe Kepribadian A dan tipe Kepribadian B. Dalam hal ini mahasiswa dengan kepribadian tipe A dan tipe B memiliki ketiga aspek yang mempengaruhi minat berorganisasi (dorongan dari dalam, motrif sosial, reaksi emosional) berada pada tingkat yang sama.
Berdasarkan hasil tersebut disarankan bahwa untuk penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan studi komparatif dengan melibatkan dua atau lebih kelompok organisasi yang bervariasi sehingga hasil dari penelitian tidak hanya terpaku pada satu tempat saja. Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan yang lebih spesifik membahas minat berorganisasi berdasarkan hal lain sebagai variabel yang akan diteliti.
(G) Daftar Bacaan : 25 buku (1990 - 2009).
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim. Puji dan syukur kupersembahkan kehadirat Allah SWT, yang selalu melimpahkan berbagai nikmat, taufik dan hidayah kepada hamba-Nya. Shalawat beserta salam senantiasa tercurah kepada junjungan alam, penegak keadilan, pemberantas kedzaliman pengubah dekadensi moral manusia Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan siapa saja yang selalu berusaha melaksanakan sunahnya. Akhirnya, berakhir juga langkah awal dari sebuah perjuangan panjang yang penuh kerja keras dan doa. Meskipun penulis menemui banyak hambatan dan rintangan dalam proses penyusunan skripsi, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya lah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Perbedaan Aspek Yang Mempengaruhi Minat Berorganisasi Antara Kepribadian Tipe A Dengan Tipe B Anggota Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga tidak luput dari berbagai masalah dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah semata-mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat dukungan, bantuan, dorongan dan bimbingan yang tidak ternilai harganya dari pihak-pihak lain. Ucapan terimakasih tak terhingga, penulis sampaikan kepada : 1. Bapak Jahja Umar, Ph.D dekan Fakultas Psikologi dan para Pembantu Dekan,
serta bapak Miftahuddin, M.Si selaku dosen pembimbing akademik. 2. Bapak Prof. DR. Abdul Mujib, M. Ag pembimbing I yang telah berkenan
meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya serta dengan sabar memberikan bimbingan, petunjuk, arahan, saran dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Bapak Gazi Saloom, M.Si pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya serta dengan sabar memberikan bimbingan, petunjuk, arahan, saran dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah membantu dalam proses pembelajaran, terima kasih untuk semua ilmu yang telah diberi.
5. Ibuku tersayang dan tercinta yang telah memberikan kasih sayang dan dukungannya baik dari segi moril maupun materil, terima kasih sekali dengan kesabaranmu dan doamu. Ayahku tercinta dan tersayang terima kasih sebesar-besarnya atas doanya atas apa yang dilakukan untuk penulis. Buat bang Adi beserta istri, buat kakakku Nani tercinta beserta suami, terima kasih atas perhatian dan semangat kalian karena kalianlah yang membuat penulis bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini; keempat keponakanku Shyca, Aurel, Haikal, dan Ghea.
6. Untuk Mama Rio, untuk Mami kos, Mama Uun dan Ncing Nong, terimakasih untuk kasih sayangnya selama ini.
ix
7. Terima kasih banyak kepada Tri Nurhayati yang telah membantu penulis dengan doa dan semangat kepada diri ini agar tidak pantang menyerah.
8. Seluruh sahabat- sahabatku di Fakultas Psikologi UIN Syahid Jakarta angkatan 2002, 2003 serta 2004. Seluruh Keluarga Besar Reni Ber-Jaya dan Pasukan Villa Siliwangi
9. Terima kasih kepada seluruh responden yang ada di KM UIN Jakarta dan HMI Cabang Ciputat, terimakasih banyak telah bersedia dan membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Mengingat kemampuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas, maka penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Jakarta, Agustus 2010
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................... i Halaman Pengesahan............................................................................. ii Halaman Persetujuan............................................................................. iii Motto ....................................................................................................... iv Pernyataan ............................................................................................. v Abstrak ................................................................................................... vi Kata Pengantar ...................................................................................... viii Daftar Isi ................................................................................................. x Daftar Tabel ........................................................................................... xiii Daftar Bagan .......................................................................................... xiv Daftar Gambar ....................................................................................... xv Daftar Lampiran .................................................................................... xvi BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah......... 1 1.2 Identifikasi Masalah............................................................... 10 1.3 Pembatasan dan Perumusan masalah..................................... 10
1.3.1 Pembatasan Masalah...................................................... 10 1.3.2 Perumusan Masalah....................................................... 11
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................... 11 1.4.1 Tujuan Penelitian........................................................... 11 1.4.2 Manfaat Penelitian......................................................... 12
1.5 Sistematika Penulisan.............................................................. 12
BAB 2 KAJIAN TEORI 2.1 Minat Berorganisasi................................................................. 14
2.1.1 Pengertian Minat Berorganisasi..................................... 14 2.1.2 Aspek-aspek Yang Mempengaruhi Minat
Berorganisasi................................................................. 19 2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya
Minat Berorganisasi....................................................... 21 2.2 Kepribadian............................................................................. 23
2.2.1 Definisi Kepribadian...................................................... 23 2.2.2 Pola Perilaku Pola Perilaku Kepribadian Tipe A dan
Kepribadian Tipe B....................................................... 24 2.3 Kerangka Berpikir................................................................... 28 2.4 Hipotesis.................................................................................. 32
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian....................................... 34 3.2 Variabel penelitian, Definisi Konseptual dan
Definisi Operasional.............................................................. 34 3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.............. 36
3.3.1 Populasi......................................................................... 36
xi
3.3.2 Sampel.......................................................................... 37 3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel........................................ 37
3.4 Metode dan Instrumen Penelitian........................................... 38 3.4.1 Metode Pengumpulan Data.......................................... 38 3.4.2 Instrumen Penelitian..................................................... 39
3.5 Prosedur Penelitian................................................................. 41 3.5.1 Tahap Persiapan............................................................ 41 3.5.2 Tahap Pelaksanaan........................................................ 42 3.5.3 Tahap Pengolahan Data................................................ 43
3.6 Teknik Uji Instrumen Penelitian.............................................. 43 3.6.1 Uji Validitas Skala......................................................... 44 3.6.2 Uji Reliabilitas Skala..................................................... 46
3.7 Teknik Analisa Data atau Statistik.......................................... 47 BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA
4.1 Gambaran umum responden 48 4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.. 48 4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan
Tingkatan Semester 49 4.1.3 Gambaran Responden Berdasarkan
Lama Berorganisasi 50 4.1.4 Gambaran Responden Berdasarkan
Tipe Kepribadian 51 4.2 Persentasi Data. 52 4.3 Uji Persyaratan..... 53 4.4 Uji Hipotesis 55
4.4.1 Perbedaan Skor Minat Berorganisasi Aspek Dorongan Dari Dalam Antara Kepribadian Tipe A Dengan Tipe B............................................................... 55
4.4.2 Perbedaan Skor Minat Berorganisasi Aspek Motif Sosial Antara Kepribadian Tipe A Dengan Tipe B............................................................................. 56
4.4.3 Perbedaan Skor Minat Berorganisasi Aspek Reaksi Emosional Antara Kepribadian Tipe A Dengan Tipe B............................................................... 58
4.4.4 Perbedaan Skor Aspek Yang Mempengaruhi Minat Berorganisasi Antara Rata-rata Kepribadian Tipe A Dengan Tipe B............................................................... 59
4.4.5 Perbedaan Skor Aspek Yang Mempengaruhi Minat Berorganisasi Antara Kepribadian Tipe A Dengan Tipe B........................................................... 60
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan............................................................................. 63 5.2 Diskusi.................................................................................... 63 5.3 Saran....................................................................................... 65
xii
5.3.1 Saran Praktis................................................................. 65 5.3.2 Saran Teoritis................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 : Blue Print Skala Tipe Kepribadian (Try Out) ... 39 Tabel 3.2 : Bobot Nilai Jawaban ......... 40 Tabel 3.3 : Blue Print Item Skala Aspek Yang Mempengaruhi Minat
Berorganisasi (Try Out)..................................................... 41 Tabel 3.4 : Distribusi dan Komposisi Skala Tipe Kepribadian
(Penelitian) 45 Tabel 3.5 : Distribusi dan Komposisi Skala Aspek Yang
Mempengaruhi Minat Berorganisasi (Penelitian) .... 45 Tabel 3.6 : Kaidah Reliabilitas Guilford ............................................ 46 Tabel 4.1 : Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin ............................................................................ 48 Tabel 4.2 : Gambaran Umum Responden Berdasarkan Tingkatan
Semester ........................................................................... 49 Tabel 4.3 : Gambaran Umum Responden Berdasarkan Lama
Berorganisasi .................................................................... 50 Tabel 4.4 : Gambaran Umum Responden Berdasarkan Tipe
Kepribadian ...................................................................... 51 Tabel 4.5 : Deskripsi Statistik Skor Skala Aspek Yang
Mempengaruhi Minat Berorganisasi Antara Kepribadian Tipe A dan Kepribadian Tipe B .. 52
Tabel 4.6 : Kategorisasi Aspek Yang Mempengaruhi Minat Berorganisasi ... 53
Tabel 4.7 : Uji Normalitas ................................................................. 53 Tabel 4.8 : Skor Rata-rata Dimensi Dorongan Dari Dalam ............... 55 Tabel 4.9 : Independent Samples Test Dimensi Dorongan
Dari Dalam .. 56 Tabel 4.10 : Skor Rata-rata Dimensi Motif Sosial ............................... 57 Tabel 4.11 : Independent Samples Test Dimensi Motif Sosial 57 Tabel 4.12 : Skor Rata-rata Dimensi Reaksi Emosional ....................... 58 Tabel 4.13 : Independent Samples Test Reaksi Emosional .. 59 Tabel 4.14 : Perbedaan Skor Antar Dimensi Minat Berorganisasi
dan Rata-Rata Skor Kepribadian Tipe A Dengan Tipe B.. 60 Tabel 4.15 : Skor Rata-rata Minat Berorganisasi Antara
Kepribadian Tipe A Dengan Tipe B ................................. 61 Tabel 4.16 : Independent Samples Test Aspek Yang Memepengaruhi
Minat Berorganisasi .. 61
xiv
DAFTAR BAGAN Bagan 2.1 : Bagan Kerangka Berfikir Penelitian ........................................ 32
xv
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 : Gambar QQ Plot Skala Minat Berorganisasi . 54
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Tipe Kepribadian Dan Minat Berorganisasi (Try Out) Lampiran 2 Data Mentah Skala Tipe Kepribadian Try Out) Lampiran 3 Validitas Skala Tipe Kepribadian (Try Out) Lampiran 4 Reliabilitas Skala Tipe Kepribadian (Try Out) Lampiran 5 Data Mentah Skala Minat Berorganisasi (Try Out) Lampiran 6 Validitas Skala Minat Berorganisasi (Try Out) Lampiran 7 Reliabilitas Skala Minat Berorganisasi (Try Out) Lampiran 8 Kuesioner Tipe Kepribadian Dan Minat Berorganisasi (Penelitian) Lampiran 9 Data Mentah Skala Tipe Kepribadian (Penelitian) Lampiran 10 Data Mentah Skala Minat Berorganisasi (Penelitian) Lampiran 11 Uji Normalitas dan Z Skor Lampiran 12 Uji-t Aspek Dorongan Dari Dalam Antara Kepribadian Tipe A Dan
Tipe B Lampiran 13 Uji-t Aspek Motif Sosial Antara Kepribadian Tipe A Dan Tipe B Lampiran 14 Uji-t Aspek Reaksi Emosional Antara Kepribadian Tipe A Dan
Tipe B Lampiran 15 Uji-t Aspek Yang Mempengaruhi Minat Berorganisasi Antara
Kepribadian Tipe A Dan Kepribadian Tipe B
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perilaku dalam organisasi merupakan sebuah keterkaitan antara individu,
organisasi dan kelompok. Jadi perilaku individu dalam organisasi akan sangat
berkaitan dengan individu lain yang juga bersinggungan dengan organisasi
(Kreitner, 2005). Perilaku manusia merupakan perwujudan dari suatu keinginan
dan atau harapan. Manusia berperilaku berarti manusia berkeinginan untuk eksis.
Perilaku manusia pun sangat bermacam-macam, ada perilaku
menyenangkan, ada juga perilaku menjengkelkan, ada juga perilaku yang tanpa
didasari motif dan alasan tertentu. Organisasi merupakan kumpulan dari beberapa
orang dengan tujuan tertentu, terdapat interaksi antara individu yang melibatkan
banyak aspek psikis, di antaranya orang yang ingin diterima oleh lingkungannya
harus meleburkan diri atau setidaknya mempelajari apa yang menjadi kebutuhan
kelompok, dan segera menjauhi hal-hal yang tidak disukai oleh sebagian besar
dari anggota kelompok.
Kecenderungan untuk mengikuti suatu kegiatan tidak terlepas dari motif
yang kemudian mengharah kepada minat. Di sini minat menggunakan dan
menyelidiki dunia luar (manipulate and eksploring motives), artinya, dari
manipulasi dan eksplorasi yang dilakukan terhadap dunia luar itu, lama kelamaan
timbullah minat terhadap sesuatu pada diri seseorang (Purwanto, 2004). Minat
mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan dari
2
perbuatan itu. Di dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan / motif-motif
yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Dan setiap motif
ini berbeda pada setiap individu bergantung pada ciri dan kekhasan individu
tersebut.
Apabila seseorang telah mempunyai motif, hal itu akan mendorong individu
untuk berbuat sesuai dengan minatnya (Sujanto, 2004). Dalam hal ini dapat
dilihat bagaimana kepribadian seseorang dapat mempengaruhi keinginan dan
minat seseorang. Begitu juga dalam berorganisasi, indvidu yang memiliki
kesamaan dengan yang lain cenderung mencari tempat atau wadah untuk
berkumpul dan merencanakan serta menjalankan tujuan bersama. Minat
mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan dari
perbuatan itu. Di dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan / motif-motif
yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.
Susunan kontinuitas minat dapat dikemukakan sebagai berikut:
Minat dimulai dari kategori penerimaan, lalu berlanjut pada kategori
menanggapi, dan akhirnya pada kategori pemilihan pada suatu nilai. Hal ini juga
dapat dijelaskan dengan cara lain. Pertama: Individu yang berminat pada sesuatu
hal, baik berupa benda, orang atau aktivitas, maka individu tersebut akan
menerima benda, orang atau aktivitas dalam dirinya (dalam arti individu tersebut
mau menerima atau memperhatikan benda, orang atau aktivitas). Kedua: Setelah
individu menerima fenomena-fenomena yang ada di sekitarnya, maka selanjutnya
akan timbul reaksi dari individu untuk menanggapi fenomena yang ada. Kategori
menanggapi ini merupakan perhatian yang sifatnya aktif terhadap benda, orang
3
atau aktivitas yang menimbulkan rangsangan (rasa tertarik) pada diri individu.
Pada kategori ini, individu akan melaksanakan aktivitas yang berkaitan dengan
objek atau fenomena yang telah dipilih. Ketiga: pada taraf ini individu akan
memberi penilaian terhadap apa yang telah ia pilih dan apa yang telah ia tanggapi.
Individu akan memberikan nilai atau harga pada suatu benda, orang, atau aktivitas
yang dilakukan dirinya. Saat inilah yang menjadi suatu keadaan yang menentukan
apakah individu berminat atau tidak itu tergantung dari penilaian ini (Neila, 2000).
Minat berkaitan dengan aspek-aspek psikologi lainnya. Kaitan tersebut
dapat berupa konsep diri, kemandirian, kepercayaan diri, pengambilan keputusan,
dan lain-lain. Begitu juga halnya dengan minat berorganisasi, sangat erat
kaitannya dengan aspek-aspek psikologi tersebut. Pembahasan yang berkaitan
dengan minat telah diteliti oleh beberapa peneliti, baik itu yang berkaitan dengan
pendidikan, perkembangan, dan sosial.
Di bawah ini ada beberapa penelitian yang berkaitan dengan minat,
diantaranya adalah penelitian minat yang berkaitan dengan agresivitas. Hasil dari
penelitian tersebut menyimpulkan adanya hubungan antara minat menonton film
kekerasan dengan kecenderungan agresifitas pada remaja (Muchlisoh, 2006). Ada
juga penelitian yang mengaitkan minat dengan prestasi belajar. Dari penelitian
tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa minat membaca berhubungan dengan
prestasi belajar (Sahara, 2005).
Demikian juga penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan minat,
diungkapkan bahwa perbedaan minat antara yang aktif dengan yang tidak aktif
berorganisasi. Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 2002 untuk mengetahui
4
minat dan aktivitas mahasiswa baru. Analisis penelitian ini dilakukan terhadap
236 subjek mahasiswa Baru IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta angkatan
2000/2001, yang diambil sebagi subjek sebanyak 71 orang. Hasil yang diperoleh
adalah sebagai berikut :
a. Harga koefisien korelasi perbedaan minat menjadi mahasiswa antara yang
aktif berorganisasi dengan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi. Hasil
penelitian ini mengungkapkan adanya perbedaan yang signifikan antara kedua
variabel dengan kriteria tersebut. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa minat
mahasiswa baru yang tidak aktif berorganisasi lebih tinggi dari mereka yang aktif
berorganisasi.
b. Dari hasil t-test, menunjukkan bahwa antara kelompok mahasiswa yang
aktif berorganisasi dengan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi dinyatakan:
terdapat perbedaan yang signifikan antara mahasiswa yang aktif berorganisasi
dengan yang tidak aktif berorganisasi dalam persepsi minat mahasiswa terhadap
organisasi. Dari hasil tersebut, menunjukkan bahwa pada kelompok mahasiswa
yang aktif berorganisasi ternyata memiliki minat yang lebih rendah dari kelompok
yang tidak aktif berorganisasi (Neila, 2000)
Pada penelitian komparasi di atas dapat dijelaskan bahwa minat seseorang
terhadap suatu objek atau suatu kegiatan berbeda-beda. Hal tersebut tergantung
pada dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
merupakan faktor yang mendukung perkembangan individu dalam minat dan
bakat sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada
anak dalam segala potensi melalui fisik maupun psikis yang dimiliki individu
5
sebagai warisan dari orang tuanya. Faktor hereditas sebagai faktor pertama
munculnya bakat (Stiggins, 2001). Faktor lainnya yang berpengaruh terhadap
minat adalah kepribadian. Faktor kepribadian merupakan keadaan psikologis
dimana perkembangan potensi tergantung pada diri dan emosi individu itu sendiri.
Hal ini akan membantu dalam membentuk konsep serta optimisme dan percaya
diri dalam mengembangkan minat dan bakat (Crow dan Crow, 2005).
Faktor lain yang mendukung perkembangan individu dalam minat dan bakat
adalah faktor eksternal. Faktor eksternal dapat berupa faktor lingkungan, keluarga,
akademis dan sosial. Faktor eksternal ini sangat berpengaruh bagi pengembangan
minat dan bakat karena di lingkungan ini minat dan bakat seseorang
dikembangkan secara intensif. Suatu lingkungan yang berhubungan dengan
kehidupan bermasyarakat. Di lingkungan ini individu akan mengaktualisasikan
minat dan bakatnya kepada masyarakat dan mengarahkan individu kepada suatu
pikiran tertentu, seperti berkelompok dan membentuk suatu organisasi yang
memiliki kesamaan motif (Agus Sujanto dkk., 1999). Dari beberapa penelitian di
atas belum ada penelitian yang membahas minat berorganisasi secara langsung.
Oleh karena itu penulis mengambil minat berorganisasi sebagai salah satu variabel
dalam penelitian ini.
Kegiatan berorganisasi menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan
dari dunia kemahasiswaan. Dalam sejarahnya, organisasi mahasiswa ikut memberi
sumbangan bagi pembentukan sikap, tingkah laku, dan kepribadian mahasiswa
selama proses belajar di perguruan tinggi (Andriana, 2006). Setiap kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa tidak terlepas dari sebuah motif. Dan setiap motif ini
6
berbeda pada setiap individu bergantung pada ciri dan kekhasan (kepribadian)
individu tersebut (Agus Sujanto dkk., 1991).
Kepribadian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepribadian tipe A
dan kepribadian tipe B. Penemu konsep pola perilaku atau kepribadian tipe A dan
B berasal dari kerja kelompok antara dua ahli jantung yaitu Friedman dan
Rosenman, dan seorang ahli biokimia Myers. Lalu Friedman dan Rosenman
membagi individu menjadi dua macam pola perilaku, yaitu tipe A dan tipe B
(Rice, 1999).
Pembahasan kepribadian secara luas telah banyak dibahas dan diteliti, baik
oleh peneliti maupun praktisi yang fokus pada bidang ini. Tidak sedikit juga
mahasiswa yang membahas dan meneliti bidang kepribadian ini. Ada beberapa
penelitian yang berkaitan dengan kepribadian, diantaranya adalah:
- Rizky (2006), mengaitkan kepribadian dengan tingkat stress karyawan.
Dalam penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara kepribadian dengan tingkat stress.
- Winduwulan (2001), mengaitkan kepribadian dengan pola perilaku remaja.
Dalam penelitian tersebut dihasilkan kesimpulan bahwa pola perilaku remaja
memiliki hubungan dengan kepribadian dalam melaksanakan tugas-tugas
perkembangannya.
- Dilla (2008), mengaitkan tipe kepribadian dengan perilaku agresif. Dalam
penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan dalam perilaku agresif mengemudi pada dimensi Scofflaw antara
pengendara dengan kepribadian tipe A dan tipe B.
7
- Neila (2008), analisis difokuskan pada hubungan antara faktor kepribadian
dengan penggunaan email. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa
kepribadian extraversion dan penggunaan email ini behubungan secara signifikan.
Dari beberapa penelitian di atas belum ada yang membahas hubungan antara
tipe kepribadian dengan minat berorganisasi. Hal inilah yang menguatkan alasan
mengapa penulis akan meneliti tema perbedaan tipe kepribadian dengan minat
berorganisasi. Penelitian ini untuk menguatkan dari hasil penelitian sebelumnya
yang mengemukakan bahwa extraversion, neuroticism, dan openness to
experience adalah dimensi kepribadian yang dapat dikaitkan dengan pemilihan
objek dan suatu kegiatan (Neila, 2008).
Dalam perkembangan studi tentang organisasi dan perilaku orang-orang di
dalamnya, salah satu yang menjadi fokus penulis dalam organisasi saat ini yaitu
tentang minat berorganisasi pada mahasiswa berdasarkan tipe kepribadian.
Kehidupan dunia belajar, khususnya pada perguruan tinggi, tidak hanya terbatas
pada ruang lingkup belajar yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Organisasi dan
mahasiswa adalah dua komponen yang beriringan dalam perkembangan
kehidupan dunia belajar di perguruan tinggi. Sebab mahasiswa cenderung mencari
sesuatu yang berbeda dan memulai fokus pada kegiatan kampus yang sesuai
dengan diri mahasiswa itu sendiri , salah satunya organisasi. Banyak kegiatan dan
kesempatan yang diberikan demi memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.
Bahkan tidak sedikit perguruan-perguruan tinggi menyediakan fasilitas
untuk dapat menyalurkan setiap kegiatan yang bersifat positif. Dari ragam
kegiatan yang ada, setiap mahasiswa bebas memilih sesuai dengan bakat dan
8
kemempuannya, mulai dari kegiatan intra kampus seperti Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM), olah raga, seni, bahasa, bela diri, pecinta alam dan lain
sebagainya. Ada juga perekumpulan dan organisasi yang berada di luar area
kampus yang sering disebut organisasi ekstra kampus seperti Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Forum
Kota (FORKOT), Komunitas Mahasiswa UIN (KM UIN), dan lain-lain.
Salah satu organisasi yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini
adalah Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta (KM UIN).
Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta (KM UIN), dilahirkan
atau didirikan di Jakarta pada tanggal 22 Mei 1998, ketika situasi Jakarta dan
seluruh Indonesia sedang mengalami euforia atas jatuhnya Rezim otoritarian
Soeharto (Darmawan, 2009). Dalam perkembangannya, KM UIN mengalami
kemajuan yang cukup pesat dari segi jumlah anggota. Hal tersebut dapat dilihat
dari semakin banyaknya anggota-anggota baru yang tergabung di dalamnya.
Beberapa sejarah perlawanan gerakan mahasiswa baik di tingkat nasional
maupun tingkat basis kampus telah ditorehkan oleh organ KM UIN selama
perjalanannya di dunia gerakan mahasiswa dan selalu menjadi motor atau pelopor
terhadap setiap gerakan-gerakan perlawanan, sehingga tidak heran bila organisasi
ini mempunyai motto Tunduk Ditindas atau Bangkit Melawan, Karena Mundur
adalah Penghkianatan (Darmawan, 2009). KM UIN sebagai sebuah organisasi
kemahasiswaan tentunya tak luput dari permasalahan. Hal tersebut tidak diringi
dengan pengorganisasian yang baik, sehingga sering kali organisasi ini
menemukan hambatan-hambatan baik secara internal maupun eksternal. Hal ini
9
ditandai dengan ketidak hadiran sebagian anggota ataupun pengurus dalam rapat
kerja, tidak tercapainya target atau program kerja yang telah diputuskan dan lain
sebagainya. Sehingga jika hal tersebut tidak diselesaikan dapat mempengaruhi
perkembangan serta daya laju kinerja organisasi. KM UIN sebagai organisasi
kemahsiswaan tidak jarang melakukan aksi melawan yang berkaitan dengan
kebijakan pemerintah. Namun aksi radikal sering mengundang kecaman dan
cibiran sinis dari masyarakat dan berbagai organisasi lain yang bersebrangan
paham dengan KM UIN (Darmawan, 2009).
Atas dasar permasalahan di atas dan melihat paparan fenomena yang terjadi
dalam dunia organisasi, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan tema
minat berorganisasi. Penelitian ini difokuskan kepada aspek yang mempengaruhi
minat berorganisasi anggota KM UIN Jakarta, sehingga akan terlihat bagaimana
gambaran minat pada setiap individu dan bagaimana perbedaannya berdasarkan
kelompok tipe kepribadian. Maka untuk mempertajam, kiranya penulis perlu
melakukan pembatasan masalah dan merumuskan masalah yang disimpulkan
dalam judul penelitian, yaitu: Perbedaan Aspek Yang Mempengaruhi Minat
Berorganisasi Antara Kepribadian Tipe A Dengan Keperibadian Tipe B
Anggota Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah penelitian ini dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
10
a. Bagaimana gambaran aspek yang mempengaruhi minat berorganisasi
pada anggota Komunitas Mahasiswa UIN Jakarta?
b. Aspek apa saja yang mempengaruhi minat berorganisasi?
c. Bagaimana pola perilaku kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B?
d. Apakah ada perbedaan aspek yang mempengaruhi minat berorganisasi
pada mahasiswa antara kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B?
1.3. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
1.3.1. Pembatasan masalah
Agar masalah yang dibahas tidak melebar maka diperlukan pembatasan masalah.
Pokok masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
a. Minat yang dimaksud adalah tingkat kesenangan yang kuat dari
seseorang dalam melakukan suatu kegiatan yang dipilih karena kegiatan
tersebut menyenangkan dan memberi nilai. Dalam hal ini adalah aspek
yang mempengaruhi minat mahasiswa dalam berorganisasi yaitu tingkat
kesenangan yang kuat dan respon yang terarah dalam berorganisasi.
b. Tipe kepribadian yang dimaksud adalah Kepribadian Tipe A dan
Kepribadian Tipe B. Ciri kepribadian Tipe A adalah senang bekerja
keras, Agresif, berambisi, memiliki daya saing yang kuat, berbicara apa
adanya, tidak sabar menghadapi orang lain atau situasi yang dianggap
menghambat dirinya, selalu berorientasi pada tugas atau kegiatannya,
selalu menetapkan target serta batasan waktunya sehingga terus
menerus merasa dikejar oleh waktu dan ciri kepribadian Tipe B adalah
11
santai, sabar, tenang tanpa adanya perasaan bersalah atau khawatir jika
tidak melakukan sesuatu dan tidak merasa tertekan oleh batasan waktu.
c. Mahasiswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mahasiswa UIN
Jakarta yang tergabung dalam Komunitas Mahasiswa UIN Jakarta
1.3.2. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka perumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
Apakah ada perbedaan yang signifikan Aspek Yang Mempengaruhi Minat
Berorganisasi Antara Kepribadian Tipe A Dengan Tipe B Anggota Komunitas
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta?
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan penelitian
Sesuai dengan tema di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Ada tidaknya perbedaan yang signifikan Aspek Yang Mempengaruhi
Minat Berorganisasi Antara Kepribadian Tipe A Dengan Tipe B
Anggota Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta
(KM UIN).
2. Gambaran aspek yang mempengaruhi minat berorganisasi Anggota
Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta (KM UIN).
12
1.4.2. Manfaat penelitian
Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam keilmuan
psikologi. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan teoritis
bagi penelitian-penelitian berikutnya terutama bagi mereka yang tertarik
untuk meneliti lebih lanjut mengenai tipe kepribadian dan minat serta
dunia organisasi.
Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi
khususnya kepada mahasiswa agar dapat memilih kegiatan khususnya
berorganisasi yang sesuai dengan minatnya. Dapat mengaplikasikan teori-
teori yang berkaitan dengan psikologi kepribadian dan psikologi sosial.
1. 5. Sistematika Penulisan
Pada penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan kaidah American
Psychologycal Association (APA) style. Dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan
Bagian ini terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan
dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian serta Sistematika
Penulisan.
13
Bab II Kajian Teori
Bagian ini terdiri dari: kajian pustaka dari penulis yang berisi tentang teori-teori
dari penelitian ini, diantaranya teori tentang Minat, Kepribadian dan Organisasi
yang terdiri dari pengertian dan penjelasannya.
Bab III Metode Penelitian
Bagian ini terdiri dari: pendekatan penelitian, metode pengumpulan data, subjek
penelitian yang terbagi menjadi karakteristik dan jumlah subjek penelitian,
banyaknya alat bantu pengumpulan data, prosedur pengumpulan data dan terakhir
adalah analisa data.
Bab IV Hasil Penelitian
Bagian ini terdiri dari: gambaran umum responden, deskripsi hasil penelitian dan
hasil analisis penelitian.
Bab V Penutup
Bagian ini terdiri dari: kesimpulan, diskusi, dan saran dari penulis.
14
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1. Minat Berorganisasi
2.1.1. Pengertian Minat Berorganisasi
Minat berorganisasi terdiri dari dua kata, yaitu minat dan organisasi. Untuk lebih
jelas akan dipaparkan satu persatu.
Minat
Minat sebagai suatu kecenderungan untuk bertingkah laku yang berorientasi
kepada objek, kegiatan, atau pengalaman tertentu, dan kecenderungan tersebut
antara individu yang satu dengan yang lain tidak sama intensitasnya (Crow dan
Crow, 2005). Menurut Muhibbin (2004), minat (interest) berarti kecenderungan
dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat
dapat mempengaruhi kualitas pencapaian suatu hal dalam bidang-bidang tertentu.
Minat mengarahkan perbuatan pada suatu tujuan dan merupakan dorongan
bagi perbuatan itu, dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif)
yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Motif
menggunakan dan menyelidiki dunia luar (manipulate and eksploring motives),
artinya, dari manipulasi dan eksplorasi yang dilakukan terhadap dunia luar itu,
lama kelamaan timbullah minat terhadap sesuatu pada diri seseorang (Purwanto,
1992).
Menurut Crow and Crow (2005) minat merupakan kekuatan pendorong
yang menyebabkan individu memberi perhatian kepada seseorang, sesuatu atau
15
aktivitas tertentu. Menurut Sabri (2007) minat erat hubungannya dengan sikap dan
perasaan senang terhadap sesuatu. Oleh karena itu minat diartikan sebagai sikap
senang kepada sesuatu atau kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan
mengingat sesuatu secara terus menerus.
Minat merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak
berperan juga dalam kehidupan seseorang. Aspek afektif adalah aspek yang
mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan dari kesadaran emosi, disposisi, dan
kehendak yang mempengaruhi pikiran dan tindakan seseorang.(Stiggins, 2001).
Dimensi afektif mencakup tiga hal penting, yaitu
1. Berhubungan dengan perasaan mengenai objek yang berbeda.
2. Perasaan-perasaan tersebut memilki arah yang dimulai dari titik nertal ke
dua kubu yang berlawanan, titik positif dan titik negatif.
3. Berbagai perasaan memiliki intensitas yang berbeda yang dimulai dari
kuat ke sedang ke lemah. (Stiggins, 2001)
Aiken (1997) mengungkapkan definisi minat sebagai kesukaan terhadap
kegiatan melebihi kegiatan lainnya. Ini berarti minat berhubungan dengan nilai-
nilai yang membuat seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya. Minat juga
merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran antara
perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan-
kecenderungan lain.
Sama dengan perangkat mental lainnya minat dapat dilihat dan diukur dari
respon yang dihasilkan (Aiken, 1997). Minat adalah suatu keadaan mental yang
menghasilkan respon terarahkan kepada suatu situasi atau objek tertentu yang
16
menyenangkan dan memberi kepuasan kepadanya (satisfiers). Definisi ini
menjelaskan bahwa minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan
seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik. Motivasi adalah sumber
untuk mempertahankan minat terhadap kegiatan yang menjadikan kegiatan sangat
menyenangkan (excitement).
Minat mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang
dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan
dalam diri seseorang. Minat dan motivasi memiliki hubungan dengan segi kognisi,
namun minat lebih dekat pada perilaku. Minat sebagai hasil tindakan yang
memberi kepuasan (satisfiers), hal ini mengandung arti minat tidak hanya
memiliki dimensi aspek afektif tetapi juga aspek kognitif (Stiggins, 2001).
Dalam kamus psikologi, Chaplin (2006) menyebutkan bahwa interest atau
minat dapat diartikan sebagai:
a. Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada
perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek
minatnya.
b. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau objek itu
berharga atau berarti bagi individu.
c. Satu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku
menuju satu arah tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat diambil beberapa pengertian
minat adalah:
17
1. Perasaan sadar dari individu terhadap suatu objek atau aktivitas, karena
adanya anggapan bahwa objek dan aktivitas tersebut bermanfaat bagi
dirinya.
2. Perasaan senang terhadap subjek atau objek ataupun juga aktivitas.
3. Perasaan sadar dan suka tersebut pada gilirannya akan menimbulkan rasa
untuk memperhatikan suatu objek, subjek atau aktivitas.
4. Dorongan tersebut akan berlangsung secara terus menerus untuk selalu
melakukan aktivitas yang berhubungan dengan objek atau subjek yang
diminati,
5. Kuatnya kecenderungan individu untuk memberikan perhatian terhadap
objek, subjek atau aktivitas yang memuaskan dan bermanfaat bagi objek,
subjek atau aktivitas tersebut.
Organisasi
Organisasi berasal dari kata organon yang berarti alat. Jadi organisasi adalah
adalah suatu kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama. Baik dalam
penggunaan sehari-hari maupun ilmiah, istilah ini digunakan dengan banyak cara.
Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang
ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen.
Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational
studies), perilaku organisasi (organizational behaviour), atau analisa organisasi
(organization analysis).
18
Perilaku dalam organisasi adalah sebuah keterkaitan antara individu,
organisasi dan kelompok. (Kreitner, 2005). Jadi perilaku individu dalam
organisasi akan sangat berkaitan dengan individu lain yang juga bersinggungan
dengan organisasi. Perilaku manusia merupakan perwujudan dari suatu keinginan
dan atau harapan. Manusia berperilaku berarti manusia berkeinginan untuk eksis.
Perilaku manusia pun sangat bermacam-macam, ada perilaku menyenangkan, ada
juga perilaku menjengkelkan, ada juga perilaku yang tanpa didasari motif dan
alasan tertentu.
Menurut Kreitner (2005), sebagai mahluk sosial manusia sering berkumpul
dalam kelompok-kelompok, seperti keluarga, kelompok sosial, pendidikan, dan
lain-lain. Yang menuntun manusia untuk berperilaku tertentu dalam kelompoknya
adalah norma yang berlaku. Setiap kelompok dimana manusia ikut sebagai
anggota di dalamnya pasti mempunyai standar tersendiri. Perilaku dalam
organisasi adalah sebuah keterkaitan antara individu, organisasi dan kelompok.
Jadi perilaku individu dalam organisasi akan sangat berkaitan dengan individu
lain yang juga bersinggungan dengan organisasi. Organisasi adalah bentuk dari
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama (Kreitner, 2005).
Paham paradigma berorganisasi dalam literatur komunikasi dikatakan
Organication is united people who has emotional relation and work together to
gain their intention and distination Kreitner (2005). Jadi organisasi adalah
asosiasi manusia-manusia yang mempunyai keterikatan secara emosional dan
bekerja secara bersama-sama guna tercapainya tujuan bersama. Secara sederhana
paham paradigama berorganisasi adalah kesanggupan individu akan assignment
19
(tugas), responsibility (tanggung jawab), komitmen dan konsekuen. Berbagi
literature tentang organisasi dan kehidupan berkelompok telah memberikan
definisi tentang organisasi, dengan berbagai cara, tergantung segi tinjauan
pendekatannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah asosiasi manusia-
manusia yang mempunyai keterikatan secara emosional dan bekerja secara
bersama-sama guna tercapainya tujuan bersama.
Minat Berorganisasi
Dari beberapa definisi serta pengertian beberapa ahli di atas, secara umum dan
elementer dapat disimpulkan bahwa minat berorganisasi adalah suatu
kecenderungan seseorang dalam bertingkah laku yang dapat diarahkan untuk
memperhatikan suatu objek atau melakukan suatu aktivitas yang berhubungan
dengan perkumpulan (berorganisasi) dan didorong oleh tingkat kesenangan yang
kuat (excitement) didasarkan pada dorongan yang timbul dari dalam diri
seseorang, kegiatan tersebut dipilih karena adanya ketertarikan dan kesenangan
yang memberikan nilai bagi dirinya dan itu berlangsung secara terus menerus.
2.1.2. Aspek-aspek Yang Mempengaruhi Minat Berorganisasi
Crow and Crow (2005) menjelaskan, minat berhubungan dan dipengaruhi oleh
dorongan dari dalam diri, motif sosial, dan reaksi emosional:
a. Dorongan dari dalam
20
Merupakan komponen yang mengandung unsur kognisi (mengenal),
dimana minat itu didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai
objek yang dituju oleh minat tersebut yang kemudian mendorong rasa
ingin tahu seseorang dalam menghasilkan sesuatu yang baru dan lebih
menantang atas dasar kebutuhan dari dalam diri seseorang). Minat
(interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu yang didasari rasa keingintahuan.
Minat merupakan kekuatan pendorong yang menyebabkan individu
memberi perhatian kepada seseorang, sesuatu atau aktivitas.
b. Motif sosial
Merupakan komponen yang mengandung unsur konasi (kehendak,
kecenderungan untuk melakukan sesuatu) yang diwujudkan dalam
bentuk kemauan atau hasrat untuk melakukan suatu aktivitas dalam
memenuhi dorongan kebutuhannya, yaitu kebutuhan untuk diakui atau
mendapatkan penghargaan dari lingkungannya.
a. Reaksi emosional
Merupakan komponen yang berkaitan dengan unsur emosi (perasaan)
karena dalam partisipasi atau pengalaman minat itu disertai dengan
perasaan puas (biasanya perasaan senang). Minat berfungsi sebagai daya
penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu
yang spesifik. Motivasi adalah sumber untuk mempertahankan minat
terhadap kegiatan yang menjadikan kegiatan sangat menyenangkan.
21
2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Minat Berorganisasi
Secara gasir besar Anonim (dalam Suranto, 1991) menjelaskan faktor yang
mempengaruhi timbulnya minat ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
a. Faktor Bawaan (Herditas)
Faktor ini merupakan faktor yang mendukung perkembangan individu
dalam minat dan bakat sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan
orang tua kepada anak dalam segala potensi melalui fisik maupun psikis yang
dimiliki individu sebagai pewarisan dari orang tuanya. Faktor hereditas sebagai
faktor pertama munculnya minat dan bakat.
b. Faktor kepribadian
Faktor kepribadian yaitu keadaan psikologis dimana perkembangan potensi
tergantung pada diri dan emosi individu itu sendiri. Hal ini akan membantu dalam
membentuk konsep serta optimis dan percaya diri dalam mengembangkan minat
dan bakat. Setiap pemilihan objek atau suati kegiatan tidak terlepas dari motif.
Dan setiap motif ini berbeda pada setiap individu bergantung pada ciri dan
kekhasan (kepribadian) individu tersebut (Agus Sujanto dkk., 1991).
2. Faktor Eksternal (Faktor lingkungan)
Faktor lingkungan terbagi atas:
a. Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan tempat latihan atau belajar dan tempat
anak memperoleh pengalaman, karena keluarga merupakan lingkungan pertama
dan paling penting bagi seseorang
22
b. Lingkungan akademis
Suatu lingkungan yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar
kondusif yang bersifat formal. Lingkungan ini sangat berpengaruh bagi
pengembangan minat dan bakat karena di lingkungan ini minat dan bakat
seseorang dikembangkan secara intensif.
c. Lingkungan sosial
Suatu lingkungan yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat. Di
lingkungan ini individu akan mengaktualisasikan minat dan bakatnya kepada
masyarakat dan mengarahkan individu kepada suatu pikiran tertentu, seperti
berkelompok dan membentuk suatu organisasi yang memiliki kesamaan.
Menurut Munandar (2001) seseorang masuk kedalam suatu kelompok atau
kedalam organisasi tentu dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga orang
tersebut mendapatkan kepuasan, baik kepuasan yang bersifat psikologis maupun
kepuasan yang bersifat sosial. Secara terperinci dapat disebutkan bahwa fungsi
kelompok bagi anggotanya adalah:
a) Kelompok dapat memenuhi kebutuhan, kebutuhan rasa aman, affiliation,
power, dan prestasi.
b) Pengembang, penunjang, dan pemantap dari identitas dan pemelihara
dari harga diri.
c) Sebagai penetap dan penguji kenyataan/realitas sosial.
d) Sebagai mekanisme pemecahan masalah dan pelaksanaan tugas.
23
2.2. Kepribadian
2.2.1. Definisi Kepribadian
Kata kepribadian dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah personality
(Alwisol, 2009). Yang berasal dari kata persona (bahasa Latin) yang berarti
topeng atau kedok. Diartikan demikian karena terdapat ciri-ciri yang khas yang
hanya dimiliki oleh seseorang tersebut dalam artian kepribadian yang universal
(Alwisol, 2009).
Menurut Allport (Rice, 1992) kepribadian adalah The dynamic
organization within the individual of those psychophysical system that determine
his characteristic behavior and thought . Dalam hal ini dikatakan bahwa
kepribadian adalah sebuah organisasi dinamis dalam sistem psikis dan fisik
individu yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya. Organisasi
dinamik dalam definisi tersebut menekankan bahwa kepribadian selalu
berkembang dan berubah, meskipun sekaligus terdapat organisasi atau system
yang mengikat dan menghubungkan berbagai komponen dari kepribadian. Istilah
psikofisis, menunjukkan bahwa kepribadian bukanlah semata-mata mental dan
bukan juga semaya-mata neural. Jadi yang disebut kepribadian itu sebetulnya
adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis kejiwaan dan juga yang
bersifat fisik (Rice, 1992).
Pervin dan John (1997) mengatakan kepribadian mewakili karakteristik
individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten.
Hal ini senada dengan apa yang dikatan oleh Watson dalam Crow dan Crow
(2005) bahwa kepribadian adalah hasil dari titik tolak diri kita untuk bertindak
24
dari pengalaman yang telah lampau dan menjadi reaksi secara keseluruhan. Hjelle
dan Zlegler (2003) mengungkapkan kepribadian sebagai konsep abstrak yang
mengintegerasikan sejumlah aspek yang menjadi karakteristik seseorang yaitu
emosi, motivasi, pikiran, pengalaman, persepsi dan tindakan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan kepribadian adalah
suatu kesatuan komponen dalam individu yang khas yang merupakan ciri atau
karakteristik atau gaya atau sifat- sifat yang bersumber dari bentukan-bentukan
yang berasal dari campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis dan bersifat fisik.
2.2.2. Pola Perilaku Kepribadian Tipe A dan Kepribadian Tipe B
Sifat (sifat-sifat) yaitu disposisi yang dinamis dan fleksibel yang dihasilkan dari
pengintegrasian kebiasaan-kebiasaan khusus, yang menyatakan diri sebagai cara-
cara penyesuaian yang khas terhadap lingkungannya. Yang dimaksud disposisi
dalam batasan tersebut adalah suatu unsur kepribadian yang mencerminkan
kecenderungan masa lalu atau pengalaman yang telah lampau (Rice, 1992).
Penemu konsep pola perilaku atau kepribadian tipe A dan B berasal dari
kerja kelompok antara dua ahli jantung yaitu Friedman dan Rosenman, dan
seorang ahli biokimia Myers (Rice, 1992). Lalu Friedman dan Rosenman
membagi individu menjadi dua macam pola perilaku, yaitu tipe A dan tipe B
(Rice, 1992).
Kepribadian tipe A mempunyai ciri agresif, ingin melawan orang lain dalam
rangka mendapatkan apa yang dia inginkan, ambisius dan memiliki tuntutan
tinggi terhadap dirinya sendiri. Sebaliknya kepribadian tipe B merasa kurang
25
begitu mendapat desakan, ia mengambil langkah yang lebih teratur daripada
bekerja berpacu dengan waktu dan ia mungkin membiarkan segala sesuatu
berjalan sendiri daripada aktif menghadapi permasalahan.
Pada tahun 1950-an dua orang dokter peneliti jantung, Friedman dan
Roseman mengembangkan suatu pendekatan untuk meramalkan munculnya
penyakit jantung pada manusia, yaitu dengan cara melihat reaksi-reaksi tingkah
laku individu terhadap rangsangan lingkungan. Ditemukan bahwa faktor-faktor
lain yang mempunyai peran penting dalam penyakit jantung koroner, dengan
mewawancarai dan mengobservasi pasien akhirnya mereka menemukan suatu ciri
khas atau pola perilaku tertentu (Friedman, 2008). Akhirnya mereka menamakan
perilaku ini dengan pola perilaku A atau Type A Behavior Pattern (TABP) atau
disebut juga dengan kepribadian tipe A, perilaku tipe A adalah an action-emotion
complex that can be observed in any person who is aggressively involved an a
chronic, incessant struggle to achive and more in less time and if required to do
so against the opposing efforst of other person. Friedman dan Roseman dalam
Rice (1992). Dalam hal ini dikatakan bahwa sebuah ungkapan emosi yang
komplek dapat ditelusuri pada orang-orang yang mempunyai keterlibatan secara
agresif dan terus-menerus, tanpa putus asa terus berjuang untuk mendapatkan
sesuatu yang lebih dalam waktu yang sangat singkat, bahkan jika perlu
menyisihkan orang lain yang menghalangi usahanya.
Friedman dan Roseman menklasifikasikan karakteristik orang dengan Type-
A Behaviour Pattern (TABP) (Rice, 1992) sebagai berikut :
26
a. Senang bekerja keras, terus menerus berusaha keras dalam berpikir
ataupun menyelesaikan tugas sebanyak mungkin dalam waktu sesingkat
mungkin, tidak suka menganggur, cenderung tidak merasa tenang atau
bersalah jika santai serta tidak senang dengan tugas atau sesuatu yang
relative mengulang-ulang
b. Agresif, berambisi, memiliki daya saing yang kuat, akan tetapi ambisi
mereka seringkali disertai dengan rasa permusuhan, kurang memiliki
tujuan yang jelas sehingga sering menolak aspek kehidupannya yang lain
seperti keluarga, rekreasi atau kegiatan sosial.
c. Berbicara secara eksplosif, suka menyuruh orang lain untuk cepat
menyelesaiakan apa yang dikatakannya.
d. Tidak sabar menghadapi orang lain atau situasi yang dianggap
menghambat dirinya.
e. Selalu berorientasi pada tugas atau kegiatannya, selalu menetapkan target
serta batasan waktunya sehingga terus menerus meras dikejar oleh waktu.
Fungsi mental dan fisik bekerja dengan cepat sehingga dalam melakukan
apapun cendenrung tergesa-gesa.
f. Selalu berusaha keras untuk melawan orang, barang atau kejadian yang
menghambatnya atau menentangnya.
g. Memiliki acuan keberhasilan tinggi dan akan berusaha mendapatkan
penghargaan.
27
h. Seringkali tidak menyangka bahwa perasaan tertekan atau stress yang
mereka alami merupakan akibat dari perilaku mereka dan bukan akibat
dari lingkungan.
Kepribadian tipe B bertolak belakang dengan tipe A. Kepribadian tipe B
ditandai dengan sifat yang santai, sabar, tenang tanpa adanya perasaan bersalah
atau khawatir jika tidak melakukan sesuatu dan tidak merasa tertekan oleh batasan
waktu. Tipe B tidak terburu-buru oleh waktu, kurang kompetitif dan tidak mudah
marah seperti tipe A. Individu yang bertipe B mudah dalam bersosialisasi dengan
orang lain, jarang bersikap tidak sabar dan jarang mempunyai perasaan curiga
akan orang lain (Rice, 1992).
Individu yang memiliki kepribadian tipe B cenderung memiliki sifat
flegmatik. Flegmatik adalah orang yang cenderung tenang dan dari luar cenderung
tidak beremosi. Dia tidak menampakkan emosi, misalnya, sedih atau senang. Jadi
naik turun emosinya tidak nampak dengan jelas. Orang ini cenderung bisa
menguasai dirinya dengan cukup baik dan introspektif sekali, memikirkan ke
dalam, bisa melihat, menatap dan memikirkan masalah-masalah yang terjadi di
sekitarnya. Jadi dia adalah seorang pengamat yang kuat, penonton yang tajam dan
juga seorang pengkritik yang berbobot. Kelemahannya adalah cenderung mau
ambil mudahnya, tidak mau susah. Kelemahannya ini membuat dia jadi orang
yang kurang mau berkorban bagi yang lain. Secara umum kepribadian tipe B
adalah kebalikan dari ciri maupun kekhasan kepribadian tipe A.
Kepribadian tipe A terdiri dari tiga faktor yang merupakan karakteristik dari
TAPB Zyzanski dan Jenkins (dalam Rice, 1992) yakni :
28
a. Faktor S, cepat dan tidak sabar (speed and impatience)
Waktu merupakan sesuatu yang penting sehingga mereka selalu
melakukan segala sesuatu dengan cepat dan mereka memiliki sifat tidak
sabar. Mereka menuntut ketepatan waktu, memberi batas waktu dalam
menyelesaikan suatu kegiatan atau tugas karena mereka berorientasi pada
waktu. Mereka tidak sabar ketika melihat orang lain bekerja dengan
lamban. Mereka juga tidak sabar dan gelisah jika terjadi keterlambatan.
b. Faktor J, keterlibatan dengan tugas (job involvement)
Mereka sangat terlibat dengan apa yang mereka kerjakan, sangat
bertanggung jawab atas tugas mereka sehingga seringkali aspek
kehidupan lainnya cenderung terabaikan. Individu yang bertipe A adalah
ambisius, perfeksionis dan selalu sadar akan waktu.
c. Faktor H, kompetitif, mudah marah dan pekerja keras (competitive,
hostile and hard driving). Mereka memiliki orientasi yang kuat, serta
mudah marah. Mereka juga memilki sikap sinis terhadap hidup kepada
orang lain. Mereka menganggap diri sebagai orang yang konpetitif, teliti
dan berusaha mengerjakan sesuatu melebihi apa yang akan dikerjakan
oleh orang lain.
2.3. Kerangka Berfikir
Kehidupan dunia belajar, khususnya pada perguruan tinggi, tidak hanya terbatas
pada ruang lingkup belajar yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Banyak
kegiatan dan kesempatan yang diberikan demi memenuhi kebutuhan-kebutuhan
29
itu. Bahkan tidak sedikit perguruan-perguruan tinggi menyediakan fasilitas untuk
dapat menyalurkan setiap kegiatan yang bersifat positif.
Dari ragam kegiatan yang ada, setiap mahasiswa bebas memilih sesuai
dengan bakat dan kemampuannya, mulai dari kegiatan intra kampus seperti Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM), olah raga, seni, bahasa, bela diri, pecinta alam dan
lain sebagainya. Ada juga perkumpulan dan organisasi yang berada di luar area
kampus yang sering disebut organisasi ekstra kampus seperti Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Forum
Kota (FORKOT), Komunitas Mahasiswa UIN (KM UIN), dan lain-lain.
KM UIN sebagai sebuah organisasi kemahasiswaan tentunya tak luput dari
permasalahan. Hal tersebut tidak diringi dengan pengorganisasian yang baik,
sehingga sering kali organisasi ini menemukan hambatan-hambatan baik secara
internal maupun eksternal. Hal ini ditandai dengan ketidak hadiran sebagian
anggota ataupun pengurus dalam rapat kerja, tidak tercapainya target atau
program kerja yang telah diputuskan dan lain sebagainya. Sehingga jika hal
tersebut tidak diselesaikan dapat mempengaruhi perkembangan serta daya laju
kinerja organisasi. KM UIN sebagai organisasi kemahsiswaan tidak jarang
melakukan aksi melawan yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah. Namun
aksi radikal sering mengundang kecaman dan cibiran sinis dari masyarakat dan
berbagai organisasi lain yang bersebrangan paham dengan KM UIN (Darmawan,
2009).
Perilaku dalam organisasi adalah sebuah keterkaitan antara individu,
organisasi dan kelompok. (Kreitner, 2005). Jadi perilaku individu dalam
30
organisasi akan sangat berkaitan dengan individu lain yang juga bersinggungan
dengan organisasi. Perilaku manusia pun sangat bermacam-macam, ada perilaku
menyenangkan, ada juga perilaku menjengkelkan, ada juga perilaku yang tanpa
didasari motif dan alasan tertentu.
Menurut Linda L. Davidoff (1991), sebagai makhluk sosial manusia sering
berkumpul dalam kelompok-kelompok, seperti keluarga, kelompok sosial,
pendidikan, dan lain-lain. Yang menuntun manusia untuk berperilaku tertentu
dalam kelompoknya adalah norma yang berlaku. Setiap kelompok dimana
manusia ikut sebagai anggota di dalamnya pasti mempunyai standar tersendiri.
Di dalam perkembangan studi tentang organisasi dan prilaku orang-orang
didalamnya, salah satu yang menjadi fokus penelitian dalam organisasi saat ini
adalah minat berorganisasi. Menurut Crow and Crow (2005) minat merupakan
kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberi perhatian kepada
seseorang, sesuatu atau aktivitas tertentu. Aspek yang mempengaruhi minat ada
tiga yaitu: dorongan dari dalam, motif sosial, dan reaksi emosional. Minat salah
satu dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan juga dalam kehidupan
seseorang. Aspek afektif adalah aspek yang mengidentifikasi dimensi-dimensi
perasaan dari kesadaran emosi, disposisis, dan kehendak yang mempengaruhi
pikiran dan tindakan seseorang.(Stiggins, 2001). Setiap kegiatan yang dilakukan
oleh individu tidak lepas dari sebuah motif. Setiap motif ini berbeda pada setiap
individu bergantung pada ciri dan kekhasan (kepribadian) individu tersebut (Agus
Sujanto dkk., 1991).
31
Kepribadian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepribadian tipe A
dan kepribadian tipe B. Bahwa tipe kepribadian tipe A yang aktivitas
kesehariannya ditandai senang bekerja keras, agresif, berambisi, memiliki daya
saing yang kuat, berbicara secara eksplosif, tidak sabar menghadapi orang lain
atau situasi yang dianggap menghambat dirinya, selalu berorientasi pada tugas
atau kegiatannya, selalu menetapkan target serta batasan waktunya sehingga terus
menerus meras dikejar oleh waktu. Kepribadian tipe B bertolak belakang dengan
tipe A.
Kepribadian tipe B ditandai dengan sifat yang santai, sabar, tenang tanpa
adanya perasaan bersalah atau khawatir jika tidak melakukan sesuatu dan tidak
merasa tertekan oleh batasan waktu. Kepribadian tipe B tidak terburu-buru oleh
waktu, kurang kompetitif dan tidak mudah marah seperti tipe A. Individu yang
bertipe B mudah dalam bersosialisasi dengan orang lain, jarang bersikap tidak
sabar dan jarang mempunyai perasaan curiga akan orang lain (Rice, 1992).
Apabila dikaitkan dengan aspek yang mempengaruhi minat, individu kepribadian
A cenderung didominasi oleh aspek reaksi emosional dan motif sosial sedangkan
individu dengan kepribadian B didominasi oleh aspek dorongan dari dalam.
Di dalam perkembangan studi tentang organisasi dan prilaku orang-orang di
dalamnya selalu berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi serta
lingkungan. Salah satu yang menjadi fokus peneliti dalam organisasi saat ini yaitu
tentang perbedaan aspek yang mempengaruhi minat berorganisasi berdasarkan
pengelompokan tipe kepribadian.
32
Bagan 2.1
Bagan Kerangka Berfikir Penelitian
TIPE KEPRIBADIAN
KEPRIBADIAN TIPE B
SANTAI
TENANG
LEBIH SABAR
PASIF
MENAHAN DIRI
DAYA SAING RENDAH
KEPRIBADIAN TIPE A
KOMPETITIF
AGRESIF
TIDAK SABAR
MUDAH TEGANG
WASPADA
MUDAH MARAH
PERBEDAAN ASPEK YANG MEMPENGARUHI MINAT BERORGANISASI
DORONGAN DARI
DALAM
-Rasa ingin tahu
-Kegairahan yang tinggi
terhadap organisasi
-Perhatian
REAKSI EMOSIONAL
-Rasa puas
-Rasa senang
MOTIF SOSIAL
-Kebutuhan diakui -Kebutuhan dihargai
33
2.4. Hipotesis
Untuk menelaah dan menguji secara empiris tentang ada tidaknya Perbedaan
Aspek Yang Mempengaruhi Minat Berorganisasi Antara Kepribadian Tipe A
Dengan Kepribadian Tipe B Pada Anggota Komunitas Mahasiswa Universitas
Islam Negeri Jakarta (KM UIN) maka diajukan hipotesis sebagai berikut :
(Ho) : Tidak ada perbedaan aspek yang mempengaruhi minat berorganisasi
antara kepribadian tipe A dengan tipe B anggota Komunitas
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta (KM UIN).
(Ha) : Ada perbedaan yang signifikan aspek yang mempengaruhi minat
berorganisasi antara kepribadian tipe A dengan tipe B anggota
Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta (KM UIN)
34
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan metode yang
digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan jenis penelitian komparatif.
Pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan
data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang dihasilkan dari serangkaian
pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka dan kemudian dianalisis
dengan uji statistik (Sevilla, 1993).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan jenis penelitian komparatif. Karena penelitian ini berupaya untuk
menentukan sebab atau alasan adanya perbedaan faktor yang mempengaruhi
minat berorganisasi pada mahasiswa. Menurut Sugiyono (1997) penelitian
komparasi berusaha menguji kemampuan generalisasi yang berupa
perbandingan keadaan variabel dari dua sampel atau lebih.
3.2. Variabel Penelitian, Definisi Konseptual dan
Definisi Operasional
Variabel adalah suatu karakteristik yang memiliki bermacam-macam nilai atau
sifat yang berdiri sendiri-sendiri. Variabel merupakan suatu karakteristik yang
mempunyai dua atau lebih nilai atau sifat yang satu sama lain terpisah (Sevilla,
35
1993). Variabel terbagi dua macam, yaitu variabel bebas (independent variable)
dan variabel terikat (dependent variable).
Pada penelitian ini variabel tersebut adalah sebagai berikut :
Variabel bebas (IV) : Tipe kepribadian mahasiswa (X)
Variabel terikat (DV) : Faktor yang mempengaruhi minat berorganisasi (Y)
Variabel Bebas; tipe kepribadian
a. Definisi Konseptual
Tipe kepribadian mahasiswa yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah tipe
kepribadian A dan B. Kepribadian tipe A ditandai dengan adanya ketidaksabaran
dan perasaan terburu-buru dalam mengerjakan sesuatu, keterlibatan yang tinggi
terhadap tugas atau pekerjaan, nafsu bersaing yang berlebihan, mudah tersinggung
atau marah, dan agresif. Sedangkan kepribadian tipe B menunjukkan manifestasi
yang sebaliknya, yaitu lebih sabar, santai, tenang, ambisinya rendah, menahan
diri, dan pasif.
b. Definisi Operasional
Kepribadian tipe A dan tipe B adalah skor yang diperoleh melalui pengembangan
instrumen, menggunakan skala dengan tipe jawaban Ya dan Tidak yang
diukur melalui 3 komponen aspek yaitu Speed and Impatience (Kecepatan dan
ketidaksabaran dalam mengerjakan sesuatu), Job Involvement (Keterlibatan yang
tinggi terhadap tugas), Hard Driving Competitivenes (dorongan kuat untuk
bersaing).
36
Variable Terikat; faktor yang mempengaruhi minat
a. Definisi konseptual
Minat berorganisasi adalah suatu kecenderungan seseorang dalam bertingkah laku
yang dapat diarahkan untuk memperhatikan suatu objek atau melakukan suatu
aktifitas yang berhubungan dengan perkumpulan dan didorong oleh tingkat
kesenangan yang kuat (excitement) didasarkan pada dorongan yang timbul dari
dalam diri, kegiatan tersebut dipilih karena adanya ketertarikan dan kesenangan
yang memberikan nilai bagi dirinya.
b. Definisi operasional
Minat berorganisasi adalah skor yang diperoleh melalui pengembangan instrumen,
menggunakan skala Likert pada aspek-aspek yang mempengaruhi timbulnya
minat, yang diukur melalui 3 komponen yaitu Dorongan Dari Dalam, Motif
Sosial, dan Reaksi Emosional.
3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau sejumlah individu yang
paling sedikit memiliki satu sifat yang sama. Menurut Sevilla (1993) populasi
adalah kelompok besar yang merupakan sasaran generalisasi pada penelitian.
Yang termasuk populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang tergabung
dan aktif dalam Komunitas Mahasiswa (KM) UIN Syahid Jakarta yang
berjumlah 89 orang.
37
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti dan dimaksudkan untuk
mengeneralisasikan atau mengangkat kesimpulan penelitian sebagai sesuatu yang
berlaku bagi seluruh populasi.Sampel adalah sebagian objek populasi yang
memiliki karakteristik sama dengan karakteristik populasi yang ingin diketahui
besaran karakteristiknya (Ferguson, dalam Sevilla, 1993).
Adapun karakteristik sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah:
a. Anggota KM UIN semester 2 s/d semester 10
b. Anggota KM UIN yang telah bergabung dalam organisasi 1s/d 4 tahun
c. Anggota KM UIN yang termasuk kedalam kelompok kepribadian tipe A atau
kepribadian tipe B
Dalam penelitian ini sampel yang diambil berjumlah 52 orang. Untuk
membagi dua kelompok yang akan dibedakan menurut kepribadiannya penulis
membuat kuisioner apakah sampel tersebut termasuk dalam kelompok
kepribadian tipe A atau kelompok kepribadian tipe B. Jumlah sampel tersebut
sudah dapat mewakili populasi karena menurut Sevilla, bahwa jumlah sampel
minimal suatu penelitian kausal komparatif adalah 15 responden perkelompok
(Gay dalam Sevilla, 1993).
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang dipakai adalah Purposive
Sampling Technique (sampel bertujuan). Sampel bertujuan dilakukan dengan cara
pengambilan sampel didasarkan atas tujuan tertentu (Arikunto, 2002).
38
Pengambilan sampel penelitian didasarkan atas ciri-ciri, sifat, atau karakteristik
tertentu. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel menggunakan metode non -
probability sampling, artinya tidak semua subyek dalam suatu populasi mendapat
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
3.4. Metode dan Instrumen Penelitian
3.4.1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket.
Angket yang digunakan adalah model angket tertutup, yang berisi pernyataan
mengenai kepribadian yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga
responden hanya memberikan tanda check list () pada kolom yang disediakan. Untuk mengetahui apakah sampel termasuk kedalam kelompok kepribadian tipe A
atau kelompok kepribadian tipe B penulis membuat skala kepribadian. Dalam
penelitian ini skala kepribadian tersusun dari beberapa butir pernyataan yang
disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Friedman dan Roseman.
Sedangkan skala minat berorganisasi dalam penelitian ini terdiri dari
beberapa butir pernyataan yang disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh
Crow and Crow. Skala ini menggunakan model skala Likert. Menurut Sevilla,
(1993) skala model Likert pernyataan pendapat disajikan kepada responden yang
memberikan indikasi pernyataan setuju atau tidak setuju.
39
3.4.2. Instrumen Penelitian
a. Skala Tipe Kepribadian
Pada skala kepribadian, penulis menggunakan skala yang dibuat sendiri oleh
peneliti untuk mengkategorikan individu kedalam kelompok kepribadian tipe A
dan B. Skala ini tersusun dari beberapa butir pernyataan yang disusun berdasarkan
teori yang dikemukakan oleh Friedman dan Roseman melalui 3 komponen aspek
yaitu Speed and Impatience (Kecepatan dan ketidaksabaran dalam mengerjakan
sesuatu), Job Involvement (Keterlibatan yang tinggi terhadap tugas), Hard
Driving Competitivenes (dorongan kuat untuk bersaing). Skala yang digunakan
dalam penelitian ini adalah skala dengan 2 kategori jawaban yaitu Ya dan
Tidak. Dimana jawaban Ya diskor untuk kepribadian tipe A dan diberi nilai
1, sedangkan untuk jawaban Tidak diskor untuk kepribadian tipe B dan diberi
nilai 0.
Untuk lebih jelas mengenai distribusi item skala kepribadian, dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Blue Print Skala Tipe Kepribadian (Try Out)
No Aspek Indikator No item Total1 Speed &
Impatience -Tergesa-gesa -Tidak sabar
7,14,17,19,23,24 8,22,28,32,34
6 5
2 Job & Invovement
-Tanggung jawab -Pekerja keras
13,29,31,35 1,3,9,10,11,12,25,26,30
4 9
3 Hard Driving, Hostile & Competitiveness
-Kompetitif -Ambisius
4,5,18,21,27 2,6,15,16,20,33
5 6
Total 35 35
40
b. Skala Aspek Yang Mempengaruhi Minat Berorganisasi
Dalam penelitian ini skala minat berorganisasi terdiri dari beberapa butir
pernyataan yang disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Crow and
Crow. Dalam model skala Likert terdapat 5 (lima) kategori jawaban dan masing-
masing kategori ini memiliki nilai tertentu. Namun dalam penelitian ini skala yang
digunakan hanya 4 (empat) kategori, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak
Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS), sedangkan Ragu-ragu (R) tidak
digunakan, hal ini dilakukan untuk menghindari kecenderungan responden untuk
mencari aman dan menempatkan jawaban mereka di tengah sebagai angka netral.
Item-item di-skor berdasaran jawaban yang dipilih dari jenis pernyataan,
favorable atau unfavorable. Untuk jawaban favorable skornya bergerak dari kanan
ke kiri (SSSTSSTS) dengan nilai (4321). Sedangkan untuk unfavorable cara skoringnya bergerak sebaliknya dari kiri ke kanan.
Tabel 3.2
Bobot Nilai Jawaban
Pilihan SS S TS STS
Favourable 4 3 2 1
Unfavourable 1 2 3 4
Secara lebih jelas mengenai distribusi item skala minat berorganisasi,
dapat dilihat pada tabel berikut:
41
Tabel 3.3
Blue Print Item Skala Aspek Yang Mempengaruhi
Minat Berorganisasi (Try Out)
No
Aspek
Indikator
Favorabel
Un
Favorabel
Total
1 Dorongan dari
dalam
-Rasa ingin tahu
-Kegairahan yang tinggi
-Perhatian
12,18,39,40
1,20,22,23
2,19,27
10,24,41,44
5,8,14
9,36
8
7
5
2 Motif sosial
-Kebutuhan diakui
-Kebutuhan dihargai
29,30,32
11,21,38,42
31,33,34
3,13,43,45
6
8
3 Reaksi emosional -Rasa puas
-Rasa senang
6,7,15,35
16,17,25
4,28
26,37
6
5
Total item
25
20
45
3.5. Prosedur Penelitian
3.5.1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini peneliti memulainya dengan merumuskan masalah dan
menentukan variabel yang akan diteliti. Kemudian peneliti mencari serta
menyusun teori, menentukan lokasi penelitian, membuat instrumen atau alat ukur
penelitian. Pada tahap persiapan ini peneliti melakukan penelusuran kepustakaan
untuk menemukan berbagai konsep dan teori ilmiah yang berkenaan dengan
masalah yang diteliti untuk membuat instrument penelitian.
Penelusuran ini dilakukan melalui buku-buku yang menyajikan pembahasan
mengenai minat dan kepribadian. Selain buku-buku, juga dilakukan penelaahan
42
artikel-artikel ilmiah yang terdapat di situs-situs internet yang menyajikan
bahasan-bahasan yang sesuai masalah ini. Hal ini dilakukan untuk menemukan
teori dan kelengkapan aspek yang akan diukur dalam penelitian ini. Selanjutnya
peneliti membuat instrumen penelitian berdasarkan teor-teori yang terkumpul.
Setelah instrumen penelitian ini selesai, dilakukan observasi lapangan guna
mengumpulkan data responden penelitian, serta meminta izin untuk melaksanakan
penelitian kepada pihak-pihak yang terkait.
3.5.2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti mulai menentukan sampel penelitian. Setelah itu peneliti
memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta kesediaan
subyek untuk mengisi skala penelitian. Setelah itu melaksanakan pengambilan
data dengan memberikan skala yang telah disiapkan kepada subyek penelitian.
Dalam tahap pelaksanaan, penulis memberikan skala dalam waktu yang
bersamaan. Penyebaran alat ukur dilakukan sebanyak dua kali.penyebaran
pertama dilakukan uji coba (try out) untuk mengetahui validitas dan reliabilitas
item. Sedangkan penyebaran kedua dilakukan untuk menguji hipotesa penelitian.
Uji coba alat ukur dilaksanakan pada tanggal 27 April s/d 2 Mei 2010 kepada 38
anggota Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat. Selanjutnya pengambilan
data untuk penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 s/d Mei 2010 kepada 52
anggota KM UIN Syahid Jakarta.
43
3.5.3. Tahap Pengolahan Data
Pada tahap yang terakhir ini peneliti melakukan skoring terhadap hasil skala yang
telah diisi oleh subyek penelitian atau responden, kemudian menghitung dan
membuat tabulasi data yang diperoleh. Selanjutnya peneliti membuat tabel data
dan terakhir melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk
menguji hipotesis penelitian.
3.6. Teknik Uji Instrumen Penelitian
Di dalam penelitian harus digunakan alat ukur yang valid dan reliabel, agar
kesimpulan dalam penelitian yang diperoleh tidak memberikan gambaran yang
jauh berbeda dengan keadaan yang sebenarnya. Pengujian tingkat validitas dan
reliabilitas dari kedua alat ukur dalam penelitian ini dilakukan sebelum diadakan
pengambilan data. Pengujian alat ukur ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana dapat mengungkapkan hal-hal yang semestinya diukur dari suatu variabel.
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen tipe
kepribadian dengan item-item yang direncanakan sebanyak 35 item dan minat
berorganisasi yang terdiri dari 45 item. Uji instrumen diberikan pada 38
mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam. Adapun tujuan
dari pelaksanaan uji instrumen ini dilakukan dengan maksud :
1. Mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan responden dalam
menyelesaikan pengisian instrumen.
44
2. Mengetahui pemahaman responden terhadap pernyataan atau item-item
yang diberikan.
3. Mengetahui validitas instrumen, dimana skor tiap item dikorelasikan
dengan skor total.
4. Mengetahui tingkat realibilitas instrumen yang digunakan untuk
mengukur tingkat reliabilitas skala tersebut.
3.6.1. Uji Validitas Skala
Validitas artinya sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2003). Pengujian validitas dilakukan untuk
mengetahui aspek suatu skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat
dan sesuai dengan tujuan ukuran. Uji validitas instrumen dilakukan dengan
mengkorelasikan skor masing-masing item dengan skor total. Validitas suatu butir
pertanyaan dapat dilihat dari hasil output SPSS 15.0.
a. Hasil pengujian instrumen tipe kepribadian
Berdasarkan hasil uji validitas skala dengan teknik Product Moment dari Pearson
pada skala tipe kepribadian yang diujicobakan, dari 35 item yang diuji diperoleh
17 item valid dan 18 item yang gugur. Sedangkan penyebaran item-item yang
valid dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini:
45
Table 3.4
Distribusi dan Komposisi Skala Tipe Kepribadian (Penelitian)
No Aspek Indikator No item Total
1 Speed &
Impatience
-Tergesa-gesa
-Tidak sabar
1,4,13,16
6,9,11
4
3
2 Job &
Invovement
-Tanggung jawab
-Pekerja keras
2,3,17
10
3
1
3 Hard Driving, Hostile &
Competitiveness
-Kompetitif
-Ambisius
5,7
8,12,14,15
2
4
Total 17 17
b. Hasil pengujian instrumen minat berorganisasi
Berdasarkan hasil uji validitas skala dengan teknik Product Moment dari Pearson
pada skala minat berorganisasi yang diujicobakan, dari 45 item yang diuji
diperoleh 40 item valid dan 5 item yang gugur. Sedangkan penyebaran item-item
yang valid dapat dilihat pada tabel 3.5 di bawah ini.
Tabel 3.5
Distribusi dan Komposisi Skala Aspek Yang Mempengaruhi Minat Berorganisasi (Penelitian)
No
Aspek
Indikator
Favorabel
Un Favorabel
Total
1 Dorongan dari dalam
-Rasa ingin tahu -Kegairahan yang tinggi -Perhatian
1,20,22,23 12,18,39,40 9,36
3,10,24 5,8,14 2,19
7 7 4
2 Motif sosi
Recommended