View
230
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
DINAMIKA AMONIUM DAN NITRAT PADA INCEPTISOL
PETIR, DARMAGA BOGOR DENGAN PERLAKUAN
LUMPUR DAN AIR KOLAM IKAN
RAHAYU WIDARYANTI AURIKA
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Dinamika Amonium
dan Nitrat pada Inceptisol Petir, Darmaga Bogor dengan Perlakuan Lumpur dan
Air Kolam Ikan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Rahayu Widaryanti Aurika
NIM A14100077
ABSTRAK
RAHAYU WIDARYANTI AURIKA. Dinamika Amonium dan Nitrat pada
Inceptisol Petir, Darmaga Bogor dengan Perlakuan Lumpur dan Air Kolam Ikan.
Dibimbing oleh ARIEF HARTONO dan SYAIFUL ANWAR.
Desa Petir adalah salah satu wilayah di Kabupaten Bogor yang didominasi
oleh lahan kering dengan order tanah Inceptisol. Kegiatan dalam sektor pertanian
secara luas di Desa Petir sangat intensif. Salah satunya adalah budidaya ikan air
tawar. Petani memberikan kotoran ayam sebagai perlakuan dasar dan pelet
sebagai pakan ikan dalam jangka waktu yang lama. Residu pelet tersisa dan
kotoran ikan tersedimentasi dalam lumpur kolam ikan dan larut dalam air kolam
ikan. Petani biasanya memanfaatkan lumpur kolam ikan sebagai penguat batas
kolam sedangkan air kolam ikan dibuang ke kanal. Air kolam ikan kemudian
mengalir mencemari sungai sehingga terjadi pencemaran nitrat dan fosfat pada
sistem air. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi dinamika amonium (N-
NH4+) dan nitrat (N-NO3
-) pada tanah Inceptisol yang diberi perlakuan lumpur dan
air kolam ikan, dan membandingkannya dengan tanah yang diberi perlakuan
pupuk kandang kambing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode inkubasi. Perlakuan pada penelitian ini adalah kontrol, lumpur kolam ikan,
kombinasi lumpur dan air kolam ikan, dan pupuk kandang kambing. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap kadar N-
NH4+ pada minggu ke-6 inkubasi. Pada inkubasi minggu ke-6, perlakuan lumpur
kolam ikan memiliki kadar N-NH4+, N-NO3
-, dan N-tersedia lebih tinggi
dibandingkan perlakuan lainnya. Perlakuan berpengaruh nyata terhadap kadar N-
NO3- pada minggu ke-4 hingga minggu ke-15 inkubasi. Pada inkubasi minggu ke-
15, perlakuan lumpur kolam ikan memiliki kadar N-NO3- tertinggi sebesar 449 mg
kg-1
. Kadar N-NH4+ dan N-NO3
- pada perlakuan lumpur kolam ikan dan
kombinasi lumpur dan air kolam ikan pada minggu ke-10 dan minggu ke-15
relatif sebanding dengan perlakuan pupuk kandang kambing. Hal ini
menunjukkan perlakuan lumpur kolam ikan dan kombinasi lumpur dan air kolam
ikan dapat mendukung penyediaan kebutuhan N-NH4+ dan N-NO3
- sehingga dapat
dijadikan sebagai salah satu alternatif sumber nitrogen untuk memenuhi
kebutuhan tanaman.
Kata kunci: Amonium, lumpur kolam ikan, mineralisasi N, nitrat
ABSTRACT
RAHAYU WIDARYANTI AURIKA. Dynamic of Ammonium and Nitrate in
Inceptisol Petir, Darmaga Bogor with the treatments of Fishpond Sediment and
Fishpond Water. Supervised by ARIEF HARTONO dan SYAIFUL ANWAR.
Petir Village is one of village in Bogor District that dominated by upland
soil with Inceptisol order. Agriculture activities in Petir village are very intensive.
One of them is freshwater fish cultivation. Farmers use chicken manure as basic
treatment to the pond and pellets as fish feed in long term period. Pellets residues
remain in the pond and fish manure is in the fishpond water solution and with
time is sedimented. Farmers typically utilize a fishpond sediment as a fishpond
border while fishpond water discharges into the canal. Fishpond water then flow-
polluting the rivers and resulting in pollution of nitrate and phosphate in the water
system. The purpose of this study was to evaluate the dynamics of ammonium (N-
NH4+) and nitrate (N-NO3
-) in Inceptisol soil that treated by fishpond sediment
and fishpond water. They were compared to the soil that treated by goat manure.
The method used in this study was the method of incubation. The treatment used
in this study was control, a fishpond sediment, a combination of fishpond
sediment and fishpond water, and goat manure. The results showed that the
treatment significantly affected the values of N-NH4+ at the 6th week of
incubation. At the 6th week of incubation, fishpond sediment treatment had values
of N-NH4+, N-NO3
-, dan N-available higher than those of other treatments. The
treatment significantly affected the values of N-NO3- at 4th week and 15th week
of incubation. At the 15th week of incubation, fishpond sediment treatment had
the highest value of N-NO3- at 449 mg kg
-1. The values of N-NH4
+ and N-NO3
- in
the fishpond sediment treatment and combination of fishpond sediment and
fishpond water treatment at the 10th week and 15th week were relatively
comparable with those of goat manure treatment. This result suggested that
fishpond sediment and combination of fishpond sediment and fishpond water
could support the needs of N-NH4+ and N-NO3
- so it can be used as an nitrogen
sources alternative to meet crop needs.
Keywords: Ammonium, fishpond sediment, N mineralization, nitrate
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
DINAMIKA AMONIUM DAN NITRAT PADA INCEPTISOL
PETIR, DARMAGA BOGOR DENGAN PERLAKUAN
LUMPUR DAN AIR KOLAM IKAN
RAHAYU WIDARYANTI AURIKA
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
udul Skripsi : Dinamika Amonium dan Nitrat pada Inceptisol Petir, Darmaga
Bogor dengan Perlakuan Lumpur dan Air Kolam Ikan
Nama : Rahayu Widaryanti Aurika
NIM : A14100077
Disetujui oleh
Dr Ir Arief Hartono, MScAgr
Pembimbing I
Dr Ir Syaiful Anwar, MSc
Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Ir Baba Barus, MSc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat,
kasih sayang dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
yang berjudul “Dinamika Amonium dan Nitrat pada Inceptisol Petir, Darmaga
Bogor dengan Perlakuan Lumpur dan Air Kolam Ikan”
Terima Kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Arief Hartono, MScAgr
selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan,
nasihat, dan motivasi selama penelitian sampai penulisan skripsi. Terima kasih
kepada Dr Ir Syaiful Anwar, MSc selaku dosen pembimbing skripsi kedua atas
bimbingan dan berbagai saran dalam penyempurnaan penulisan skripsi.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir Fahrizal Hazra, MSc selaku dosen penguji atas kritik, saran, dan
masukkan dalam perbaikan skripsi ini.
2. Seluruh staf Laboratorium dan staf Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
3. Kedua orang tua dan adik saya yang senantiasa memberikan doa, kasih
sayang, semangat, motivasi, dan dukungan kepada penulis.
4. Khairul Anam yang selalu mendukung dan memberi motivasi kepada
penulis.
5. Bambang Subroto, Novianti Ruliana, Masruroh, dan rekan-rekan MSL 47
atas dukungannya selama penelitian berlangsung.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang
membacanya.
Bogor, September 2014
Rahayu Widaryanti Aurika
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN ix
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
TINJAUAN PUSTAKA 2
Bentuk-Bentuk Nitrogen Tanah 2
Mineralisasi Nitrogen 2
BAHAN DAN METODE 3
Waktu dan Tempat Pengambilan Contoh Tanah dan Pelaksanaan Penelitian 3
Percobaan Inkubasi 3
Penetapan Amonium (N-NH4+) 4
Penetapan Nitrat (N-NO3-) 4
Analisis Data 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 4
Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar N-NH4+, N-NO3
-, dan N-Tersedia pada
Inkubasi Minggu ke-2 4
Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar N-NH4+, N-NO3
-, dan N-Tersedia pada
Inkubasi Minggu ke-4 5
Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar N-NH4+, N-NO3
-, dan N-Tersedia pada
Inkubasi Minggu ke-6 6
Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar N-NH4+, N-NO3
-, dan N-Tersedia pada
Inkubasi Minggu ke-10 6
Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar N-NH4+, N-NO3
-, dan N-Tersedia pada
Inkubasi Minggu ke-15 7
Dinamika kadar N-NH4+, N-NO3
-, dan N-Tersedia selama 15 Minggu 8
SIMPULAN DAN SARAN 10
Simpulan 10
Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 10
LAMPIRAN 11
RIWAYAT HIDUP 14
DAFTAR TABEL
1 Pengaruh perlakuan terhadap kadar N-NH4+, N-NO3
-, dan N-Tersedia
pada inkubasi minggu ke-2 5 2 Pengaruh perlakuan terhadap kadar N-NH4
+, N-NO3
-, dan N-Tersedia
pada inkubasi minggu ke-4 5 3 Pengaruh perlakuan terhadap kadar N-NH4
+, N-NO3
-, dan N-Tersedia
pada inkubasi minggu ke-6 6 4 Pengaruh perlakuan terhadap kadar N-NH4
+, N-NO3
-, dan N-Tersedia
pada inkubasi minggu ke-10 7 5 Pengaruh perlakuan terhadap kadar N-NH4
+, N-NO3
-, dan N-Tersedia
pada inkubasi minggu ke-15 7
DAFTAR GAMBAR
1 Dinamika kadar N-NH4+ selama 15 minggu 8
2 Dinamika kadar N-NO3-selama 15 minggu 9
3 Dinamika kadar N-Tersedia selama 15 minggu 9
DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil analisis ragam pengaruh lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur
dan air kolam ikan, dan pupuk kandang kambing terhadap kadar N-
NH4+ pada inkubasi minggu ke-2 11
2 Hasil analisis ragam pengaruh lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur
dan air kolam ikan, dan pupuk kandang kambing terhadap kadar N-
NO3- pada inkubasi minggu ke-2 11
3 Hasil analisis ragam pengaruh lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur
dan air kolam ikan, dan pupuk kandang kambing terhadap kadar N-
Tersedia pada inkubasi minggu ke-2 11
4 Hasil analisis ragam pengaruh lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur
dan air kolam ikan, dan pupuk kandang kambing terhadap kadar N-
NH4+ pada inkubasi minggu ke-4 12
5 Hasil analisis ragam pengaruh lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur
dan air kolam ikan, dan pupuk kandang kambing terhadap kadar N-
NO3- pada inkubasi minggu ke-4 12
6 Hasil analisis ragam pengaruh lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur
dan air kolam ikan, dan pupuk kandang kambing terhadap kadar N-
Tersedia pada inkubasi minggu ke-4 12
7 Hasil analisis ragam pengaruh lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur
dan air kolam ikan, dan pupuk kandang kambing terhadap kadar N-
NH4+ pada inkubasi minggu ke-6 12
8 Hasil analisis ragam pengaruh lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur
dan air kolam ikan, dan pupuk kandang kambing terhadap kadar N-
NO3- pada inkubasi minggu ke-6 12
9 Hasil analisis ragam pengaruh lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur
dan air kolam ikan, dan pupuk kandang kambing terhadap kadar N-
Tersedia pada inkubasi minggu ke-6 13 10 Hasil analisis ragam pengaruh lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur
dan air kolam ikan, dan pupuk kandang kambing terhadap kadar N-
NH4+ pada inkubasi minggu ke-10 13
11 Hasil analisis ragam pengaruh lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur
dan air kolam ikan, dan pupuk kandang kambing terhadap kadar N-
NO3- pada inkubasi minggu ke-10 13
12 Hasil analisis ragam pengaruh lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur
dan air kolam ikan, dan pupuk kandang kambing terhadap kadar N-
Tersedia pada inkubasi minggu ke-10 13 13 Hasil analisis ragam pengaruh lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur
dan air kolam ikan, dan pupuk kandang kambing terhadap kadar N-
NH4+ pada inkubasi minggu ke-15 13
14 Hasil analisis ragam pengaruh lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur
dan air kolam ikan, dan pupuk kandang kambing terhadap kadar N-
NO3- pada inkubasi minggu ke-15 14
15 Hasil analisis ragam pengaruh lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur
dan air kolam ikan, dan pupuk kandang kambing terhadap kadar N-
Tersedia pada inkubasi minggu ke-15 14
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peningkatan konsentrasi nitrat dan fosfat di perairan daerah hilir salah
satunya berasal dari kegiatan pertanian di daerah hulu. Desa Petir merupakan
salah satu desa yang berada di daerah hulu yang terletak di lereng kaki Gunung
Salak, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor. Desa Petir merupakan wilayah
yang didominasi oleh lahan kering dengan order tanah Inceptisol. Kegiatan
pertanian dan perikanan di Desa Petir sangat intensif, salah satunya adalah
budidaya ikan air tawar. Sebagian besar petani di Desa Petir mempunyai kolam
ikan. Umumnya petani membuat kolam ikan dengan memanfaatkan air irigasi
yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi. Petani memberikan kotoran ayam
sebagai perlakuan dasar dan pelet sebagai pakan ikan dalam jangka waktu yang
lama. Residu pelet tersisa dan kotoran ikan tersedimentasi dalam lumpur kolam
ikan dan larut dalam air kolam ikan. Petani biasanya memanfaatkan lumpur kolam
ikan sebagai penguat batas kolam sedangkan air kolam ikan dibuang ke kanal. Air
kolam ikan yang dibuang ke kanal kemudian akan mencemari air sungai yang
bermuara ke Teluk Jakarta. Air sungai yang mengalir dari kanal ini menjadi salah
satu penyumbang pencemaran nitrat dan fosfat di Teluk Jakarta. Tingginya kadar
nitrat dan fosfat di Teluk Jakarta dapat memicu terjadinya ledakan populasi
fitoplankton atau alga dari jenis yang berbahaya (HABs), sehingga yang terjadi
adalah kematian ikan dalam jumlah besar akibat kekurangan oksigen untuk
beresprisasi maupun karena toksin yang dihasilkan oleh HABs (Prayitno 2011).
Usaha untuk mengurangi pencemaran di daerah hilir sebagai akibat pembuangan
air kolam ikan ke kanal, perlu adanya upaya pemanfaatan lumpur dan air kolam
ikan tersebut.
Penelitian sebelumnya (Hartono et al. 2012) menyatakan lumpur dan air
kolam ikan di Desa Petir sangat potensial untuk dijadikan pupuk karena
mengandung hara-hara yang dibutuhkan tanaman. Lumpur dan air kolam ikan
mengandung banyak nitrogen (N), fosfor (P), C-organik (C), dan kation-kation
basa (Ca, Mg, K, dan Na). Di negara lain seperti di Alabama, Boyd (1995)
melaporkan bahwa P juga terakumulasi dalam lumpur kolam ikan. Boyd (1995)
menjelaskan bahwa kotoran ayam dan pelet mengandung nutrisi N dan P. Olah et
al. (1994) dalam penelitian mereka di Hongaria menyatakan bahwa 30-90% N
dari pelet dan kotoran ayam terakumulasi di lumpur kolam ikan.
Pada penelitian Subroto (2014) menunjukkan bahwa penggunaan lumpur
dan air kolam ikan dapat meningkatkan produksi ubi jalar. Namun seberapa besar
kontribusi lumpur dan air kolam ikan terhadap penyediaan hara N-NH4+ dan N-
NO3- belum dikaji. Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai kontribusi
terhadap penyediaan hara N-NH4+
dan N-NO3-.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi dinamika amonium (N-NH4+)
dan nitrat (N-NO3-) pada tanah Inceptisol yang diberi perlakuan lumpur dan air
kolam ikan dan membandingkannya dengan tanah yang diberi perlakuan pupuk
kandang kambing.
2
TINJAUAN PUSTAKA
Bentuk-Bentuk Nitrogen Tanah
Nitrogen tersedia dalam jumlah sedikit dalam tanah tetapi dibutuhkan
banyak oleh tanaman. Sekitar 2% total N tanah berasal dari atmosfer yang
konsentrasinya 78% N2 sebagai bentuk yang tidak dapat diserap langsung oleh
tanaman karena mempunyai ikatan rangkap tiga yang kuat (Tisdale et al. 1990;
Hubbel dan Kidder 2003). Oleh karena itu, N2 atmosfer harus diubah menjadi
tersedia bagi tanaman agar dapat digunakan oleh tanaman. Bentuk tersedia dari
nitrogen untuk tanaman adalah dalam bentuk N-NH4+ dan N-NO3
-. Nitrogen
merupakan unsur yang mudah bertransformasi. Nitrogen yang masuk ke dalam
biosfer terutama disebabkan oleh kegiatan mikroorganisme penambat nitrogen
baik yang hidup bebas atau bersimbiosis dengan tanaman. Bila tanaman atau
mikroorganisme penambat nitrogen mati, bakteri pembusuk melepaskan asam
amino dari protein, dan bakteri amonifikasi kemudian melepaskan amonium dari
grup amino, yang selanjutnya dilarutkan dalam tanah. Amonium kemudian diubah
menjadi nitrit kemudian oleh mikroorganisme diubah menjadi nitrat melalui
proses nitrifikasi dan dapat diserap tanaman (Soepardi 1983).
N-total merupakan kandungan nitrogen tanah baik dalam bentuk anorganik
(N-NH4+, N-NO3
-, dan N-NO2
-) dan organik meliputi protein, asam amino, gula
amino, dan N organik yang terimmobilisasi dalam organisme tanah. N-total
merupakan keseluruhan dari N-tersedia (N-NH4+ dan N-NO3
-) dan N tak tersedia.
N-NH4+ yang sangat tersedia bagi tanaman yaitu yang berada pada larutan tanah,
yang cukup tersedia adalah N-NH4+ yang terdapat pada kompleks pertukaran
dengan mineral lempung atau kompleks organik, dan yang belum tersedia adalah
yang terikat dalam bahan organik atau masuk dalam interlayer mineral lempung
tipe 2:1 (Syukur dan Harsono 2008).
Mineralisasi Nitrogen
Perubahan bentuk nitrogen dari bahan organik dalam tanah dapat melalui
berbagai macam proses antara lain proses aminisasi, amonifikasi, dan nitrifikasi.
Aminisasi adalah pembentukan senyawa amino dari bahan organik (protein) oleh
mikroorganisme. Amonifikasi adalah pembentukan amonium dari senyawa amino
oleh mikroorganisme. Nitrifikasi adalah perubahan dari amonium (N-NH4+)
menjadi nitrit (N-NO2-) yang dibantu oleh mikroorganisme Nitrosomonas
kemudian nitrit (N-NO2-) kemudian menjadi nitrat (N-NO3
-) dengan dibantu oleh
mikroorganisme Nitrobacter. Berikut ini adalah reaksi-reaksi kimia dari proses-
proes perubahan bentuk nitrogen dalam tanah :
Aminisasi : Bahan organik (N-organik) + enzim (mikroorganisme)
senyawa amino (R-NH2) + CO2 + Energi.
Amonifikasi : R-NH2 + H2O R-OH +NH3 + Energi
NH3 + H2O NH4+ + OH
-
3
Nitrifikasi : N-NH4+ + 3O2 2NO2
- + 2H2O + 4H
+ + E
2NO2- + O2 2NO3
- + E (Hardjowigeno 2007)
Komposisi biokimia (kandungan N , Nisbah C/N, lignin, dan sebagainya)
merupakan faktor penting yang mengatur mineralisasi N. Peneliti banyak yang
melihat hubungan statis antara sisi biokimia dan jumlah mineralisasi N pada akhir
masa inkubasi. Namun perbedaan waktu inkubasi menyebabkan perbedaan dalam
jumlah bersih N mineralisasi sehingga panjang inkubasi juga mempengaruhi
hubungan dengan komposisi biokimia mineralisasi N (Chaves et al. 2004).
Nitrogen dalam bentuk NO3- lebih mobil. Pada kondisi curah hujan yang
tinggi atau irigasi maka NO3- tercuci dari horizon atas tanah dan cepat hilang
karena denitrifikasi. Selama musim kemarau yang hebat dan pergerakan air
kapiler memungkinkan ke atas ke bawah, maka nitrat ini akan diakumulasikan
pada bagian atas horizon tanah bahkan di permukaan tanah (Tisdale et al. 1990).
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Pengambilan Contoh Tanah dan Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Desember 2013 sampai Mei 2014.
Contoh tanah diambil dari tanah Inceptisol yang berada di Desa Petir, Kecamatan
Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Contoh tanah diambil secara komposit
pada kedalaman 0-20 cm. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia dan
Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Percobaan Inkubasi
Penelitian dinamika amonium dan nitrat dilakukan dengan metode
inkubasi (Stanford dan Smith 1972; Saito dan Ishii 1987; Sano et al. 2004) pada
kondisi kapasitas lapang. Perlakuan pada penelitian ini adalah kontrol, lumpur
kolam ikan, kombinasi lumpur dan air kolam ikan, dan pupuk kandang kambing.
Contoh tanah dari lapangan dikering udarakan selama 2-3 hari kemudian
ditumbuk dan diayak dengan saringan 2 mm. Kemudian contoh tanah yang telah
lolos saringan 2 mm ditetapkan kadar airnya. Dosis yang digunakan dalam
percobaan di laboratorium mengacu pada dosis yang digunakan pada percobaan di
lapang. Dosis yang diberikan pada percobaan di lapang untuk lumpur kolam ikan
adalah 33.3 ton ha-1
, air kolam ikan adalah sebesar 1111 L ha-1
, dan pupuk
kandang kambing adalah 8.3 ton ha-1
(Subroto 2014). Percobaan di laboratorium
dilakukan dengan menimbang contoh tanah sebanyak 300 g berdasarkan berat
kering mutlak dan dimasukkan ke dalam toples. Dosis yang diberikan dalam
percobaan di laboratorium pada perlakuan lumpur kolam ikan adalah 6 g 300g-1
tanah berat kering mutlak. Sementara dosis yang diberikan pada perlakuan
kombinasi lumpur dan air kolam ikan adalah 5 g 300g-1
tanah berat kering mutlak
dan 2 mL 300g-1
tanah berat kering mutlak per minggu. Dosis pupuk kandang
kambing yang diberikan adalah 1.5 g 300g-1
tanah berat kering mutlak. Toples
yang berisi contoh tanah perlakuan diinkubasi selama 2, 4, 6, 10, dan 15 minggu.
Setelah masa inkubasi, tanah ditetapkan kadar N-NH4+ dan N-NO3
-.
4
Penetapan Amonium (N-NH4+)
Penetapan kadar N-NH4+ dilakukan dengan menimbang sebanyak 5 g
contoh tanah yang telah diinkubasi dalam waktu tertentu, kemudian dimasukkan
ke dalam botol kocok dan ditambahkan campuran larutan KCl 1 M dan HCl 0.1
M sebanyak 50 mL. Setelah itu, larutan contoh tanah disusun pada shaker dan
dikocok selama 30 menit dengan kecepatan 180 rpm dan selanjutnya disaring.
Filtrat yang diperoleh dari hasil saringan, dipipet 25 mL kemudian dimasukkan ke
dalam labu destilasi dan tambahkan 100 mL aquadest. Tambahkan 10 mL NaOH
50% dengan gelas ukur ke dalam labu destilasi yang berisi contoh dan secepatnya
ditutup. Hasil destilasi ditampung dalam erlenmeyer 250 mL yang telah diisi 10
mL asam borat 4% dan 3 tetes indikator Conway (berwarna merah). Proses
destilasi dihentikan setelah volume larutan dalam erlenmeyer mencapai sekitar
50–75 mL (berwarna hijau). Destilat dititrasi dengan konsentrasi tepat HCl 0.05
M hingga berwarna merah muda.
Penetapan Nitrat (N-NO3-)
Penetapan kadar N-NO3- dilakukan dengan menimbang sebanyak 5 g
contoh tanah yang telah diinkubasi dalam waktu tertentu, kemudian dimasukan ke
dalam tabung sentrifus dan ditambahkan larutan KCl 1 M sebanyak 25 mL.
Setelah itu, larutan contoh tanah dikocok selama 30 menit dengan kecepatan 180
rpm. Larutan contoh tanah yang telah dikocok, kemudian disentrifus selama 15
menit dengan kecepatan 2500 rpm dan selanjutnya disaring. Filtrat yang diperoleh
dari hasil saringan, dipipet 1 mL kemudian dimasukkan ke dalam botol film dan
tambahkan 20 mL aquadest. Ekstrak larutan tanah tersebut diukur absorbansnya
menggunakan spektrofotometer Uv-Vis (Shimadzu UV-1201) dengan panjang
gelombang 210 nm dan dikoreksi oleh panjang gelombang 275 nm dengan faktor
koreksi 2.5. Konsentrasi larutan standar nitrat yang digunakan adalah 0, 1, 2, 3, 4,
5,10 dan 15 ppm.
Analisis Data
Data hasil analisis kadar N-NH4+, N-NO3
-, dan N-Tersedia dari contoh
tanah yang telah diinkubasi selama 2, 4, 6, 10, dan 15 minggu disimulasikan
dengan menggunakan Analisis of Variances (ANOVA) pada selang kepercayaan α
= 5%. Apabila perlakuan berpengaruh nyata, maka dilakukan uji lanjut
menggunakan Tukey pada taraf α = 5%. Software statistika yang digunakan
adalah SPSS 16.0.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar N-NH4+, N-NO3
-, dan N-Tersedia pada
Inkubasi Minggu ke-2
Pengaruh perlakuan terhadap kadar N-NH4+, N-NO3
-, dan N-Tersedia pada
minggu ke-2 disajikan pada Tabel 1. Hasil analisis ragam (Lampiran 1, 2, dan 3)
menunjukkan bahwa pemberian perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar
5
N-NH4+, N-NO3
-, dan N-Tersedia. Secara umum Tabel 1 menunjukkan bahwa
kadar N-NH4+ meningkat pada perlakuan lumpur kolam ikan dan kombinasi
lumpur dan air kolam ikan. Namun, pada kadar N-NO3- dan N-Tersedia terjadi
penurunan pada perlakuan lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur dan air kolam
ikan, dan pupuk kandang kambing. Nilai N-NH4+ tertinggi terdapat pada
perlakuan lumpur kolam ikan, sedangkan nilai N-NO3- dan N-Tersedia tertinggi
terdapat pada pupuk kandang kambing.
Kadar N-NH4+ yang tinggi pada perlakuan lumpur kolam ikan dan
kombinasi lumpur dan air kolam ikan pada inkubasi minggu ke-2 disebabkan
karena pemberian lumpur dan air kolam ikan dapat menambah bahan organik dan
unsur hara di dalam tanah. Bahan organik ini merupakan sumber energi bagi
mikroorganisme sehingga mereka lebih banyak memiliki sumber energi untuk
merombak N-organik menjadi N-NH4+.
Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar N-NH4+, N-NO3
-, dan N-Tersedia pada
Inkubasi Minggu ke-4
Pengaruh perlakuan terhadap kadar N-NH4+, N-NO3
-, dan N-Tersedia pada
minggu ke-4 disajikan pada Tabel 2. Hasil analisis ragam (Lampiran 4, 5, dan 6)
menunjukkan bahwa pemberian perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar
N-NH4+, namun berpengaruh nyata terhadap kadar N-NO3
- dan N-Tersedia. Tabel
2 menunjukkan bahwa kadar N-NH4+ pada perlakuan lumpur kolam ikan lebih
rendah dibandingkan perlakuannya lainnya. Perlakuan lumpur kolam ikan,
kombinasi lumpur dan air kolam ikan, dan pupuk kandang kambing berpengaruh
nyata meningkatkan kadar N-NO3-. Kadar N-Tersedia pada perlakuan lumpur
kolam ikan, kombinasi lumpur dan air kolam ikan, dan pupuk kandang kambing
berbeda nyata dengan kontrol.
Tabel 1. Pengaruh perlakuan terhadap kadar N-NH4+, N-NO3
-, dan N-Tersedia
pada inkubasi minggu ke- 2.
Perlakuan N-NH4
+ N-NO3
- N-Tersedia
................. mg kg-1
.................
Kontrol 299a 82a 381a
Lumpur kolam ikan 311a 56a 367a
Lumpur dan air kolam ikan 306a 64a 370a
Pupuk kandang kambing 283a 83a 366a Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
pada taraf = 5% dengan uji lanjut Tukey
Tabel 2. Pengaruh perlakuan terhadap kadar N-NH4+, N-NO3
-, dan N-Tersedia
pada inkubasi minggu ke- 4.
Perlakuan N-NH4
+ N-NO3
- N-Tersedia
................. mg kg-1
.................
Kontrol 248a 466b 714b
Lumpur kolam ikan 210a 262a 472a
Lumpur dan air kolam ikan 233a 229a 462a
Pupuk kandang kambing 252a 260a 512a Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
pada taraf = 5% dengan uji lanjut Tukey
6
Pada inkubasi minggu ke-2 dan minggu ke-4, kadar N-NO3- pada tanah
yang diberi perlakuan lebih rendah dibandingkan kontrol. Jika dihitung jumlah
bersih N-NO3- yang didapat akan menunjukkan angka negatif. Menurut Chaves et
al. (2004) angka negatif dapat menjadi indikasi bahwa terjadi proses immobilisasi,
yaitu pengikatan nitrogen oleh mikroorganisme dalam bentuk organik sehingga
kurang tersedia.
Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar N-NH4+, N-NO3
-, dan N-Tersedia pada
Inkubasi Minggu ke-6
Pengaruh perlakuan terhadap kadar N-NH4+, N-NO3
- dan N-Tersedia pada
inkubasi minggu ke-6 disajikan dalam Tabel 3. Hasil analisis ragam (Lampiran 7,
8, dan 9) menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap kadar N-
NH4+, N-NO3
-, dan N-Tersedia. Pada perlakuan kombinasi lumpur dan air kolam
ikan berpengaruh nyata meningkatkan kadar N-NH4+ dibandingkan dengan
kontrol kecuali lumpur kolam ikan. Perlakuan lumpur kolam ikan berpengaruh
nyata meningkatkan kadar N-NO3- dibandingkan perlakuan lainnya kecuali
kombinasi lumpur dan air kolam ikan. Perlakuan pupuk kandang kambing
memiliki kadar N-NO3- berbeda nyata dengan kontrol. Kadar N-Tersedia pada
perlakuan lumpur kolam ikan lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Turunnya kadar N-NH4+ pada minggu ke-6 ini didukung oleh
meningkatnya kadar N-NO3-. Kadar N-Tersedia mengalami penurunan diduga
karena proses immobilisasi, yaitu pengikatan nitrogen oleh mikroorganisme
dalam bentuk organik sehingga kurang tersedia.
Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar N-NH4+, N-NO3
-, dan N-Tersedia pada
Inkubasi Minggu ke-10
Pengaruh perlakuan terhadap kadar N-NH4+, N-NO3
- dan N-tersedia pada
inkubasi minggu ke-10 disajikan dalam Tabel 4. Hasil analisis ragam (Lampiran
10, 11, dan 12) menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap
kadar N-NH4+, namun berpengaruh nyata terhadap kadar N-NO3
- dan N-Tersedia.
Nilai kadar N-NH4+ pada perlakuan lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur dan air
kolam ikan, dan pupuk kandang kambing lebih rendah dibandingkan kontrol.
Nilai kadar N-NO3- pada perlakuan lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur dan air
kolam ikan, dan pupuk kandang kambing lebih tinggi dibandingkan kontrol. Hal
Tabel 3. Pengaruh perlakuan terhadap kadar N-NH4+, N-NO3
-, dan N-Tersedia
pada inkubasi minggu ke- 6.
Perlakuan N-NH4
+ N-NO3
- N-Tersedia
................. mg kg-1
.................
Kontrol 32ab 109a 141a
Lumpur kolam ikan 75bc 263c 338b
Lumpur dan air kolam ikan 62c 240bc 302b
Pupuk kandang kambing 30a 203b 233b Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
pada taraf = 5% dengan uji lanjut Tukey
7
ini berkolerasi positif, kadar N-NH4+ yang semakin menurun akan diubah menjadi
N-NO3- melalui proses nitrifikasi yang dibantu oleh mikroorganisme (Soepardi
1983). Nitrifikasi adalah perubahan amonium (N-NH4+) menjadi nitrit yang
dibantu oleh mikroorganisme Nitrosomonas, kemudian diubah menjadi nitrat (N-
NO3-) oleh mikroorganisme Nitrobacter (Hardjowigeno 2007). Faktor yang
mempengaruhi proses nitrifikasi adalah jumlah N-NH4+ di dalam tanah, populasi
mikroorganisme nitrifikasi, aerasi, kelembaban tanah, suhu, dan reaksi tanah
(Leiwakabessy et al. 2003).
Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar N-NH4+, N-NO3
-, dan N-Tersedia pada
Inkubasi Minggu ke-15
Pengaruh perlakuan terhadap kadar N-NH4+, N-NO3
- dan N-tersedia pada
inkubasi minggu ke-15 disajikan dalam Tabel 5. Hasil analisis ragam (Lampiran
13, 14, dan 15) menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap
kadar N-NH4+, namun berpengaruh nyata terhadap kadar N-NO3
- dan N-Tersedia.
Nilai kadar N-NH4+ pada perlakuan lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur dan air
kolam ikan, dan pupuk kandang kambing lebih rendah dibandingkan kontrol.
Menurunnya nilai kadar N-NH4+ pada perlakuan pada inkubasi minggu ke-
10 dan minggu ke-15 dapat disebabkan karena bahan organik yang ada telah
berkurang keberadaannya sehingga menyebabkan kurang tersedianya N-NH4+.
Nilai kadar N-NO3- pada perlakuan lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur dan air
kolam ikan, dan pupuk kandang kambing lebih tinggi dibandingkan kontrol.
Kadar N-NO3- dan N-Tersedia tertinggi pada perlakuan lumpur kolam ikan
Tabel 4. Pengaruh perlakuan terhadap kadar N-NH4+, N-NO3
-, dan N-Tersedia
pada inkubasi minggu ke- 10
Perlakuan N-NH4
+ N-NO3
- N-Tersedia
................. mg kg-1
.................
Kontrol 49a 95a 144a
Lumpur kolam ikan 46a 273b 319c
Lumpur dan air kolam ikan 31a 273b 304b
Pupuk kandang kambing 30a 343b 373d Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
pada taraf = 5% dengan uji lanjut Tukey
Tabel 5. Pengaruh perlakuan terhadap kadar N-NH4+, N-NO3
-, dan N-Tersedia
pada inkubasi minggu ke- 15
Perlakuan N-NH4
+ N-NO3
- N-Tersedia
................. mg kg-1
.................
Kontrol 59a 9a 68a
Lumpur kolam ikan 44a 449d 493a
Lumpur dan air kolam ikan 29a 108b 137a
Pupuk kandang kambing 29a 219c 248b Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
pada taraf = 5% dengan uji lanjut Tukey
8
dengan nilai masing-masing sebesar 449 mg kg-1
dan 493 mg kg-1
. N-Tersedia
pada perlakuan lumpur kolam ikan dan kombinasi lumpur dan air kolam ikan
relatif sebanding dengan kotoran kambing. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan
lumpur kolam ikan dan kombinasi lumpur dan air kolam ikan dapat mendukung
penyediaan kebutuhan N-NH4+ dan N-NO3
- sehingga dapat dijadikan sebagai
salah satu alternatif sumber nitrogen untuk memenuhi kebutuhan tanaman.
Dinamika kadar N-NH4+, N-NO3
-, dan N-Tersedia selama 15 Minggu
Data hasil pengukuran kadar N-NH4+, N-NO3
-, dan N-tersedia disajikan
pada Gambar 1, Gambar 2, dan Gambar 3. Berdasarkan kurva Gambar 1 dapat
dilihat perbandingan kadar N-NH4+ antara kontrol, lumpur kolam ikan, kombinasi
lumpur kolam ikan, dan pupuk kandang kambing. Hasil inkubasi selama 15
minggu menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar N-NH4+ pada setiap
perlakuan. Pada inkubasi minggu ke-10 dan minggu ke-15, kadar N-NH4+ pada
perlakuan lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur dan air kolam ikan, dan pupuk
kandang kambing lebih rendah dibandingkan kontrol. Hal ini dapat disebabkan
karena bahan organik yang ada telah berkurang keberadaannya sehingga
menyebabkan kurang tersedianya N-NH4+.
Berdasarkan kurva Gambar 2 dapat dilihat perbandingan kadar N-NO3-
antara kontrol, lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur kolam ikan, dan pupuk
kandang kambing. Perlakuan lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur dan air kolam
ikan, dan pupuk kandang kambing pada inkubasi minggu ke-2 dan minggu ke-4
memiliki kadar N-NO3- lebih rendah dibandingkan kontrol. Kadar N-NH4
+
menurun mulai minggu ke-4. Hasil ini juga menunjukkan bahwa ternyata pada
kontrol terjadi mineralisasi N. Proses mineralisasi bisa terjadi dalam keadaan
dimana kelembaban tanah dan ketersediaan oksigennya cukup baik.
Gambar 1. Dinamika kadar N-NH4+ selama 15 Minggu
0
50
100
150
200
250
300
350
0 5 10 15 20
N-N
H4+ (
mg
kg
-1)
Waktu (Minggu Inkubasi)
Kontrol
Lumpur kolam
ikan
Lumpur dan air
kolam ikan
Pupuk kandang
kambing
9
Berdasarkan kurva Gambar 3 dapat dilihat perbandingan kadar N-tersedia
antara kontrol, lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur kolam ikan, dan pupuk
kandang kambing. Pada inkubasi minggu ke-2 dan minggu ke-4 kadar N-tersedia
pada perlakuan lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur dan air kolam ikan, dan
pupuk kandang kambing lebih rendah dibandingkan kontrol. Rendahnya kadar N-
tersedia pada inkubasi minggu ke-2 dan minggu ke-4 pada perlakuan diduga
karena proses immobilisasi, yaitu proses pengikatan nitrogen oleh
mikroorganisme dalam bentuk organik sehingga kurang tersedia. Pada inkubasi
minggu ke-6, minggu ke-10, dan minggu ke-15 kadar N-tersedia pada perlakuan
lumpur kolam ikan, kombinasi lumpur dan air kolam ikan, dan pupuk kandang
kambing lebih tinggi dibandingkan kontrol.
Gambar 3. Dinamika kadar N-Tersedia selama 15 Minggu
0
100
200
300
400
500
600
0 5 10 15 20
N-T
erse
dia
(m
g k
g-1
)
Waktu (Minggu Inkubasi)
kontrol
Lumpur kolam ikan
Lumpur dan air
kolam ikan
Pupuk kandang
kambing
Gambar 2. Dinamika kadar N-NO3
- selama 15 Minggu
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
0 5 10 15 20
N-N
O3- (m
g k
g-1
)
Waktu (Minggu Inkubasi)
Kontrol
Lumpur kolam ikan
Lumpur dan air
kolam ikan
Pupuk kandang
kambing
10
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Kadar N-NH4+ mengalami penurunan mulai minggu ke-6 yang diikuti dengan
peningkatan kadar N-NO3- yang menunjukkan adanya proses mineralisasi dan
immobilisasi N.
2. Kadar N-NH4+ dan N-NO3
- pada perlakuan lumpur kolam ikan dan kombinasi
lumpur dan air kolam ikan pada minggu ke-10 dan minggu ke-15 relatif
sebanding dengan perlakuan pupuk kandang kambing.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan lumpur kolam ikan dan
kombinasi lumpur dan air kolam ikan dapat mendukung penyediaan
kebutuhan N-NH4+ dan N-NO3
- sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif sumber nitrogen untuk memenuhi kebutuhan tanaman.
Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap aspek biologis terkait fluktuatif
kadar N-NH4+ dan N-NO3
- pada setiap minggu inkubasi.
DAFTAR PUSTAKA
Boyd CE. 1995. Bottom Soil, Sediment, and Pond Aquaculture. New York:
Chapman and Hall. 348 p.
Chaves B, De Neve S, Hofman G, Boecky V, Cleemput. 2004. Modelling the N
mineralization of vegetable root residues and green manures using their
biochemical composition. Eur J Agron. 21:161-170.
Hardjowigeno S. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta (ID): Akademika Pressindo.
Hartono A, Yokota K, Baba T. 2012. Survey of water quality and soil fertility of
fresh water fish cultivation ponds in Bogor, Indonesia. Regional Workshop
Water, Land and Southeast Asia Food Sovereignty. 41 p.
Hubbell DH, Kidder G. 2003. Biological nitrogen fixation.
www.ifas.ifl.edu/ss/pdffiles/ss/ss18000.pdf. Leiwakabessy FM, Wahjudin UM, Suwarno. 2003. Kesuburan Tanah. Bogor (ID):
IPB Pr.
Olah J, Pekar F, Szabo P. 1994. Nitrogen cycling and retention in fish-cum
livestock ponds.Journal of Applied Ichtyology.10: 341-348.
Prayitno HB. 2011. Kondisi tropik perairan Teluk Jakarta dan potensi terjadinya
ledakan populasi alga berbahaya (HABs). Oseanologi dan Limnologi di
Indonesia. 37(2): 247 – 262.
Saito M, Ishii K. 1987. Estimation of soil nitrogen mineralization in corn-grown
fields based on mineralization parameters. Soil Sci Plant Nutr. 33:555-566.
Sano S, Yanai J, Kosaki T. 2004. Evaluation of soil nitrogen status in Japanese
agricultural lands with reference to land use and soil types. Soil Sci Plant
Nutr. 50:501-510.
Soepardi G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor (ID): IPB Pr.
11
Stanford G, Smith SJ. 1972. Nitrogen mineralization potentials of soils. Soil Sci
Soc Am Proc. 36:465-472.
Subroto B. 2014. Pengaruh Pemberian Lumpur dan Air Kolam Ikan Terhadap
SifatKimia Tanah, Pertumbuhan, dan Produksi Ubi Jalar pada Inceptisol
Petir, Darmaga Bogor. (Belum diplublikasikan)
Syukur A, dan Harsono. 2008. Pengaruh pemberian pupuk kandang dan NPK
terhadap beberapa sifat kimia dan fisika tanah pasir pantai samas bantul.
J.Tanah lingk.8: 138-145.
Tisdale SM, Nelson WL, Beaton JD. 1990. Soil Fertility and Fertilizers 4th
ed.
New York (US): Macmillan.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Lumpur Kolam Ikan, Kombinasi
Lumpur dan Air Kolam Ikan, dan Pupuk Kandang Kambing terhadap
N-NH4+ pada inkubasi minggu ke-2
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Derajat
Tengah
F-Hitung P-value
Perlakuan 3 915.090 305.030 0.134 0.935
Galat 4 9135.526 2283.882
Total 7 10050.617
Lampiran 2. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Lumpur Kolam Ikan, Kombinasi
Lumpur dan Air Kolam Ikan, dan Pupuk Kandang Kambing terhadap
N-NO3- pada inkubasi minggu ke-2
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Derajat
Tengah
F-Hitung P-value
Perlakuan 3 1122.000 374.000 7.874 0.037*
Galat 4 190.000 47.500
Total 7 1312.000
Lampiran 3. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Lumpur Kolam Ikan, Kombinasi
Lumpur dan Air Kolam Ikan, dan Pupuk Kandang Kambing terhadap
N-Tersedia pada inkubasi minggu ke-2
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Derajat
Tengah
F-Hitung P-value
Perlakuan 3 334.375 111.458 0.043 0.987
Galat 4 10470.500 2617.625
Total 7 10804.875
12
Lampiran 4. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Lumpur Kolam Ikan, Kombinasi
Lumpur dan Air Kolam Ikan, dan Pupuk Kandang Kambing terhadap
N-NH4+ pada inkubasi minggu ke-4
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Derajat
Tengah
F-Hitung P-value
Perlakuan 3 2208.049 736.016 5.206 0.072
Galat 4 565.556 141.389
Total 7 2773.605
Lampiran 5. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Lumpur Kolam Ikan, Kombinasi
Lumpur dan Air Kolam Ikan, dan Pupuk Kandang Kambing terhadap
N-NO3- pada inkubasi minggu ke-4
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Derajat
Tengah
F-Hitung P-value
Perlakuan 3 70877.375 23625.792 44.212 0.002*
Galat 4 2137.500 534.375
Total 7 73014.875
Lampiran 6. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Lumpur Kolam Ikan, Kombinasi
Lumpur dan Air Kolam Ikan, dan Pupuk Kandang Kambing
terhadap N-Tersedia pada inkubasi minggu ke-4
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Derajat
Tengah
F-Hitung P-value
Perlakuan 3 83930.500 27976.833 28.672 0.004*
Galat 4 3903.000 975.750
Total 7 87833.500
Lampiran 7. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Lumpur Kolam Ikan, Kombinasi
Lumpur dan Air Kolam Ikan, dan Pupuk Kandang Kambing terhadap
N-NH4+ pada inkubasi minggu ke-6
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Derajat
Tengah
F-Hitung P-value
Perlakuan 3 5816.413 1938.804 17.303 0.009*
Galat 4 448.202 112.050
Total 7 6264.615
Lampiran 8. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Lumpur Kolam Ikan, Kombinasi
Lumpur dan Air Kolam Ikan, dan Pupuk Kandang Kambing terhadap
N-NO3- pada inkubasi minggu ke-6
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Derajat
Tengah
F-Hitung PI>F
Perlakuan 3 27868.500 9289.500 54.725 0.001*
Galat 4 679.000 169.750
Total 7 28547.500
13
Lampiran 9. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Lumpur Kolam Ikan, Kombinasi
Lumpur dan Air Kolam Ikan, dan Pupuk Kandang Kambing
terhadap N-Tersedia pada inkubasi minggu ke-6
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Derajat
Tengah
F-Hitung P-value
Perlakuan 3 58322.375 19440.792 46.000 0.001*
Galat 4 1690.500 422.625
Total 7 60012.875
Lampiran 10. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Lumpur Kolam Ikan, Kombinasi
Lumpur dan Air Kolam Ikan, dan Pupuk Kandang Kambing
terhadap N-NH4+ pada inkubasi minggu ke-10
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Derajat
Tengah
F-Hitung P-value
Perlakuan 3 492.972 164.324 1.249 0.403
Galat 4 526.307 131.577
Total 7 1019.279
Lampiran 11. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Lumpur Kolam Ikan, Kombinasi
Lumpur dan Air Kolam Ikan, dan Pupuk Kandang Kambing
terhadap N-NO3- pada inkubasi minggu ke-10
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Derajat
Tengah
F-Hitung P-value
Perlakuan 3 67142.375 22380.792 44.417 0.002*
Galat 4 2015.500 503.875
Total 7 69175.875
Lampiran 12. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Lumpur Kolam Ikan, Kombinasi
Lumpur dan Air Kolam Ikan, dan Pupuk Kandang Kambing
terhadap N-Tersedia pada inkubasi minggu ke-10
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Derajat
Tengah
F-Hitung P-value
Perlakuan 3 208795.000 69598.333 426.330 <.000*
Galat 4 653.000 163.250
Total 7 209448.000
Lampiran 13. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Lumpur Kolam Ikan, Kombinasi
Lumpur dan Air Kolam Ikan, dan Pupuk Kandang Kambing
terhadap N-NH4+ pada inkubasi minggu ke-15
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Derajat
Tengah
F-Hitung P-value
Perlakuan 3 1209.566 403.189 3.797 0.115
Galat 4 424.716 106.179
Total 7 1634.282
14
Lampiran 14. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Lumpur Kolam Ikan, Kombinasi
Lumpur dan Air Kolam Ikan, dan Pupuk Kandang Kambing
terhadap N-NO3- pada inkubasi minggu ke-15
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Derajat
Tengah
F-Hitung P-value
Perlakuan 3 215428.375 71809.458 3.283E3 <.000*
Galat 4 87.500 21.875
Total 7 215515.875
Lampiran 15. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Lumpur Kolam Ikan, Kombinasi
Lumpur dan Air Kolam Ikan, dan Pupuk Kandang Kambing
terhadap N-Tersedia pada inkubasi minggu ke-15
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Derajat
Tengah
F-Hitung P-value
Perlakuan 3 27332.000 9110.667 48.205 0.001*
Galat 4 756.000 189.000
Total 7 28088.000
Keterangan : (*) = berpengaruh nyata pada tarat = 5%
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 29 Mei 1992. Penulis adalah
anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Sudaryanto dan Ibu Wiarni.
Penulis memulai studinya di Taman Kanak-Kanak (TK) Tunas Muda IV
Bogor tahun 1997. Penulis melanjutkan ke Sekolah Dasar (SD) Angkasa II Bogor
dan lulus pada tahun 2004. Kemudian melanjutkan sekolah di SMP PGRI 8 Bogor
hingga tahun 2007 dilanjutkan sekolah di SMA Negeri 5 Bogor hingga tahun
2010. Penulis diterima sebagai mahasiswi Program Studi Manajemen Sumberdaya
Lahan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada
tahun 2010.
Selama menjalani masa studi di IPB, penulis pernah aktif di kepengurusan
BEM-A periode 2012 dan HMIT (Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah) periode
2013 pada divisi kewirausahaan. Selain itu, penulis aktif menjadi panitia
dibeberapa acara kegiatan di lingkungan IPB maupun Departemen Ilmu Tanah
dan Sumberdaya Lahan antara lain: Pemira KM IPB (2011), Masa Perkenalan
Fakultas, Masa Perkenalan Departemen, SERI-A, PORTAN (2012) serta
SOILIDARITY dan Seminar Nasional Ilmu Tanah (2013). Penulis juga pernah
menjadi asisten praktikum Agrogeologi (2013), Kimia Tanah, dan Pengantar
Kimia Tanah (2014).
Recommended