View
244
Download
15
Category
Preview:
Citation preview
EFEKTIFITAS GADAI EMAS SYARIAH (RAHN) BRI SYARIAH DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT
(Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Kantor Cabang Pembantu Cipulir)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E Sy)
Oleh:
RINA NURDIYANA 106046101566
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2010
بسـم اللـھ الرحمـن الرحیـم
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, nikmat serta karunia-
Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tidak lupa penulis
sampaikan kehadirat Nabi Muhammad SAW, para keluarga dan sahabat-sahabatnya
serta para pengikutnya yang tetap istiqomah sampai dengan akhir nanti.
Perkenankanlah saya sebagai penulis untuk memberikan ucapan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pihak yang membantu dalam
proses penulisan skripsi ini. Dan kepada pihak yang telah mendukung selama saya
menjalankan studi di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah sampai
selesai. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H, M.A, M.M., sebagai Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.A., sebagai Ketua Jurusan Muamalat (Ekonomi Islam)
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bapak Prof. Dr. H. Faturrahman Djamil., selaku Pembimbing Akademik, yang
telah memberikan saran serta kritik untuk Penulis.
4. Bapak Dr. Abdurrahman Dahlan, M.A. & Bapak Dr. Ir. Yadi Nurhayadi, M.Si,
sebagai Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan
pikirannya, serta perhatian membantu penulis dalam memberikan pengarahan
dan petunjuk tata cara penulisan skripsi.
5. BRI Syariah KCP Cipulir, khususnya Bapak Aulia Azizi yang menjadi
narasumber penelitian skripsi ini.
6. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Segenap Staf akademik, staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, staf
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Orangtua ku tercinta, Bapak Suhandi dan Ibu Ratna Juwita atas doa yang tidak
pernah putus selama penulis menyelesaikan skripsi ini. Serta adik-adikku
tersayang, Nur Rafiqa dan Nur Rasyidah untuk canda dan tawa pelepas
kebosanan.
9. Sahabat terbaik ku : Vivi Febrianti, Khairunnisa, dan Eva fauziah. Terima kasih
untuk dukungan dan keceriaannya serta kesediaannya mendengarkan keluh kesah
penulis sehingga penulis tidak putus asa dalam mengerjakan skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan PS A angkatan 2006, terima kasih atas informasi
terkait dengan studi ataupun diluar studi dan untuk suasana kekeluargaan yang
diberikan selama masa kuliah.
11. My Obelixs, terima kasih untuk cinta dan doanya yang secara tidak langsung
menjadi semangat dan kekuatan untuk penulis, serta kesetiaannya mendampingi
dan meluangkan waktu dalam proses penyelesaian skripsi dari awal hingga
selesai.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, untuk penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Hanya kepada Allah swt penulis
memohon bimbingan dan menggantungkan semua harapan.
Jakarta, 20 Dzulhijjah 1431 26 November 2010
Rina Nurdiyana
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PERNYATAAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................ 6
D. Kajian Pustaka.................................................................................. 7
E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep........................................... 8
F. Metodologi Penelitian...................................................................... 12
G. Teknik Penulisan.............................................................................. 15
H. Sistematika Penulisan.......................................................................15
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG GADAI EMAS SYARIAH (RAHN)
DAN EFEKTIVITASNYA
ix
A. Konsep Efektivitas............................................................................ 17
1. Pengertian Efektivitas.................................................................. 17
2. Indikator Efektivitas.................................................................... 18
B. Teori Gadai Syariah (Rahn).............................................................. 21
1. Pengertian Gadai Syariah (Rahn)................................................ 21
2. Rukun dan Syarat Gadai Syariah (Rahn)..................................... 23
3. Dasar Hukum Gadai Syariah (Rahn)........................................... 26
4. Mekanisme Umum Gadai Syariah (Rahn).................................. 32
5. Proses Pelelangan Barang Gadai................................................. 33
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BRI SYARIAH
A. Sejarah Singkat .................................................................................35
B. Logo BRI ......................................................................................... 36
C. Visi dan Misi .................................................................................... 36
D. Struktur Organisasi............................................................................ 37
E. Produk dan Jasa................................................................................. 37
1. Funding........................................................................................ 37
2. Lending........................................................................................ 41
3. Akses........................................................................................... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Konsep Gadai Emas Syariah (Rahn) BRI Syariah............................ 56
x
B. Mekanisme Gadai Emas Syariah (Rahn) BRI Syariah..................... 59
C. Analisis Efektivitas Gadai Emas Syariah (Rahn) BRI Syariah
dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat..................................... 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................... 66
B. Saran.................................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 69
LAMPIRAN............................................................................................................... 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah pegadaian di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari kemauan
masyarakat Islam untuk melaksanakan transaksi ekonomi berdasarkan prinsip
syariah. Masyarakat mengharapkan kebijakan pemerintah dalam pengembangan
praktik ekonomi dan lembaga keuangan yang sesuai dengan nilai dan prinsip
hukum Islam. Berdasarkan hal itu pula, pemerintah mengeluarkan peraturan
perundang-undangan untuk melegitimasi secara hukum positif pelaksanaan
praktik bisnis yang sesuai syariah. Peraturan perundang-undangan itu
dirumuskan menjadi rancangan perundang-undangan yang kemudian disahkan
pada buan Mei menjadi UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan.1
Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia
(BMI). Bank Muamalat Indonesia berdiri tahun 1991, bank ini diprakarsai oleh
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta didukung oleh Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim.2 Bank
ini sempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 90-an sehingga
ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. Islamic Development Bank
1 Zainudin Ali, Hukum Gadai Emas Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika:2008), h. 15. 2 Maryana Yunus, ” Investasi Gadai Emas Syariah”, Majalah Sharing edisi 38 Tahun IV,
Februari 2010, h. 18.
2
(IDB) kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini, dan pada periode
1999-2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba. Saat ini keberadaan perbankan
di Indonesia telah di atur dalam Undang-undang, yaitu UU No. 10 tahun 1998
tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan. Kemudian,
perbankan syariah diatur dalam Undang-undang No.21 tahun 2008.3
Perkembangan bank syariah selanjutnya, pada tahun 2007 terdapat 3
institusi bank syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah
Mandiri dan Bank Mega Syariah. Sementara itu bank umum yang telah memiliki
unit usaha syariah adalah 19 bank diantaranya merupakan bank besar seperti
Bank Negara Indonesia (Persero), Bank Rakyat Indonesia (Persero) dan Bank
swasta nasional: Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Tbk). Setelah itu muncul
lembaga keuangan syariah lainnya, seperti lembaga asuransi syariah, lembaga
pegadaian syariah, dan lain-lain.4
Salah satu lembaga ekonomi dan keuangan yang turut mewarnai
pembangunan ekonomi masyarakat adalah lembaga pengadaian. Seiring dengan
lahirnya undang-undang perbankan yang mengandung eksisnya lembaga
ekonomi dan keuangan syariah, sejumlah individu yang peka terhadap
permasalahan sosial ekonomi umat memberikan respon positif yang secara
3 Zainudin Ali, Hukum Gadai Emas Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika:2008), h. 15. 4 www.wikipedia.com, diakses pada tanggal 1 November 2010
3
kreatif mengembangkan ide untuk berdirinya lembaga-lembaga keuangan syariah
bukan bank seperti pegadaian yg berbasis syariah.5
Lembaga pegadaian terus berkembang pesat, ditandai dengan terus
naiknya omset dan jumlah nasabah. Dari catatan perusahaan umum (perum)
pegadaian pusat, nasabah yang menggunakan gadai syariah meningkat 47.151
orang. Sedangkan omset gadai syariah pada November 2008 dari Rp.
1.457.351.580 menjadi Rp. 1.612.069.337 pada Desember 2008 dengan jumlah
barang jaminan mencapai 780.023 buah.6 Melihat adanya peluang untuk
mengimplementasikan praktik gadai berdasarkan prinsip syariah, perum
pegadaian berinisiatif mengadakan kerjasama dengan PT. Bank Muamalat
Indonesia (BMI) dengan diluncurkannya gadai syariah pada bulan Mei 2002
dimana BMI sebagai penyandang dananya.7
Selain itu, beberapa bank syariah juga meluncurkan produk gadai
syariah dan salah satunya adalah BRI Syariah. BRI Syariah didirikan dan
beroperasi secara resmi pada tanggal 17 November 2008 dan pada tanggal 1
Januari 2009 Unit Usaha Syariah (UUS) BRI digabung kedalam BRI Syariah.
BRI Syariah terus meningkatkan kapasitasnya dengan melayani kebutuhan
nasabah yang diantaranya adalah dengan membuka layanan Gadai iB pada Maret
2009 dengan motto “Pilihan Tepat Penuh Manfaat”. Layanan gadai ini
5 Muhammad, Lembaga Ekonomi Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 63 6 http://Kompas.com, Selasa 06 Januari 2009 7 Zainudin Ali, Hukum Gadai Emas Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika:2008), h. 20.
4
memungkinkan nasabah untuk mendapatkan pinjaman dengan biaya administrasi
murah, dan dengan alasan bahwa penyelesaian masalah keuangan yang lebih
aman dan lebih berkah dalam menghadapi keperluan dana tunai yang mendadak
dan mendesak.8 Saat ini tercatat pencairan dana per November 2009 mencapai
16.6 Milyar dengan jumlah nasabah aktif (NOA) mencapai 1.435 nasabah.9
BRISyariah saat ini memiliki 53 cabang di seluruh Indonesia. Fokus
pelayanannya adalah kepada masyarakat menengah bawah yang berada di kota-
kota kecil dan pedesaan. Seperti halnya BRI, BRISyariah diharapkan dapat
menggali potensi bisnis syariah dari bangsa yang memiliki populasi Islam
terbesar di dunia, yaitu dengan memanfaatkan keberadaan kantor induknya
melalui office channeling dengan 5.000 kantor, dan menuju jumlah 6.000 kantor
dalam waktu dekat.10
Pada saat kondisi ekonomi yang sulit seperti saat ini, akan semakin
banyak permintaan pinjaman dan pembiayaan dibank atau lembaga keuangan
lainnya. Melihat sangat besar respon yang diberikan masyarakat terhadap gadai
emas khususnya di BRI Syariah, maka penulis ingin mengetahui apakah gadai
emas BRI Syariah efektif membantu masyarakat dalam hal perekonomian dengan
8 www.brisyariah.co.id diakses pada tanggal 5 Oktober 2010 9 Maryana Yunus, Perkembangan Gadai Emas BRI Syariah, Senin 23 Februari 2009 dari
http://kompas.com
10 www.republikaonline.com diakses pada 23 Februari 2009.
5
judul “Efektivitas Gadai Emas Syariah (Rahn) BRI Syariah dalam
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.” (studi pada BRI Syariah KCP Cipulir)
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Penulis ingin mengetahui apakah dengan adanya produk gadai emas
syariah (rahn) di BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Cipulir dapat
efektif membantu masyarakat dalam hal ekonomi, pembatasan permasalahannya
adalah sebagai berikut :
1. Dalam skripsi ini efektivitas dibatasi pada saat masyarakat membutuhkan
uang secara mendadak untuk kebutuhannya, yaitu spesifik kepada nasabah
yang membutuhkan uang tunai untuk mengembangkan usahanya (produktif),
dengan indikator melihat pendapatan yang dihasilkan nasabah sebelum dan
sesudah menggunakan produk gadai emas (rahn) BRI Syariah KCP Cipulir.
2. Gadai emas syariah yang dimaksud adalah nasabah menggadaikan emasnya
dalam bentuk perhiasan dan emas batangan dengan ukuran standart gadai
emas (rahn) BRI Syariah KCP Cipulir.
3. Ekonomi masyarakat dalam penelitian ini adalah melihat tipe atau golongan
nasabah seperti apa yang menggunakan gadai emas (rahn) syariah BRI
Syariah KCP Cipulir.
Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka penulis merumuskan
permasalahan dalam bentuk pertanyaan, yaitu :
1. Bagaimana konsep gadai emas syariah (rahn) di BRI Syariah KCP Cipulir ?
6
2. Bagaimana mekanisme gadai emas syariah (rahn) di BRI Syariah KCP
Cipulir ?
3. Apakah gadai emas syariah (rahn) di BRI Syariah KCP Cipulir efektif dalam
pemberdayaan ekonomi masyarakat ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah :
a. Untuk mengetahui dan menjelaskan konsep yang digunakan BRI
Syariah dalam produk gadai syariah (rahn) dalam upaya membantu
ekonomi masyarakat.
b. Untuk mengetahui aplikasi gadai emas syariah (rahn) BRI Syariah.
c. Untuk menganalisis efektifitas gadai emas syariah (rahn) dalam
membantu ekonomi masyarakat.
2. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian diharapkan dapat membawa daya guna bagi
beberapa pihak, yakni sebagai berikut:
a. Bagi Mahasiswa
1) Memperoleh tambahan pengetahuan yang relevan untuk
meningkatkan kompetensi, kecerdasan intelektual dan
emosionalnya.
7
2) Memperoleh kesempatan untuk menerapkan pengetahuan teoritis
yang diperoleh diperkuliahan dalam berbagai kasus riil didunia
kerja.
b. Bagi Institusi
1) Sebagai bahan pengetaguan tentang gadai emas syariah.
2) Memberikan masukan yang relevan dalam konteks gadai emas
syariah.
c. Bagi pihak lain
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dan bahan referensi untuk penelitian dimasa yang akan
datang.
D. Kajian Pustaka
Studi-studi yang membahas perihal pegadaian belum banyak disentuh oleh
para peneliti, khususnya gadai syariah pada perbankan syariah. Yang telah
banyak diteliti adalah masalah pegadaian pada perum pegadaian. Namun
demikian, penelitian ini bukanlah yang pertama dibidangnya. Sejauh data dan
dokumen yang diperoleh, penulis mendapatkan beberapa tulisan dan studi yang
relevan dengan penelitian ini, yaitu :
1. Skripsi Nuraeni, dengan judul Konsep dan Aplikasi Gadai Emas Syariah
pada Bank Syariah (Studi kasus pada PT. Bank Danamon Syariah).
Penelitian ini membahas tentang konsep gadai dalam Perbankan Syariah
8
serta aplikasi gadai emas syariah pada Bank Danamon Syariah. Selain itu,
skripsi ini juga membahas tinjauan hukum Islam terhadap aplikasi gadai.
2. Skripsi Aty Nurhayati, degan judul Konsep Gadai (Ar-rahn) dalam Islam
serta Prospeknya di Indonesia. Teknik penelitian yang dilakukan dalam
skripsi ini menggunakan Library Research, yaitu mengumpulkan, membaca,
mempelajari serta menelaah buku-buku bacaan, surat kabar atau majalah
yang berhubungan dengan pembahasan. Penelitian ini membahas tentang
konsep gadai dalam Islam serta prospeknya di Indonesia. Dan juga
membahas tentang analisis SWOT terhadap prospes pegadaian.
Berbeda dengan dua penelitian diatas, penelitian ini membahas tentang
“Efektivitas Gadai Emas Syariah (Rahn) BRI Syariah dalam Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat”. Penelitian ini tidak hanya ingin mengetahui konsep
serta aplikasi gadai emas syariah (rahn) tetapi juga ingin mengetahui efektifitas
gadai emas syariah yang terdapat di BRI Syariah. Efektivitas yang dimaksud
yaitu, apakah dengan adanya gadai emas syariah dapat membantu ekonomi
masyarakat dilihat pada saat masyarakat membutuhkan uang untuk memenuhi
kebutuhan yang tidak terduga, yaitu dengan melihat pendapatan nasabah sebelum
dan sesudah menggunakan gadai emas syariah di BRI Syariah.
E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep
1. Kerangka Teori
9
Konsep efektifitas, secara bahasa efektifitas berasal dari kata efektif
yang berarti ada efeknya; kesannya; dapat berhasil; berhasil guna. Menurut
ahli manajemen Peter Drucker efektifitas adalah melakukan pekerjaan yang
benar (doing the right things).11 Dan pengertian lain, efektifitas adalah
kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian gadai menurut UU Perdata pasal 1150 Adalah suatu hak
yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang
bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang yang berhutang atau oleh
seorang lain atas dirinya, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang yang
berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara
didahulukan daripada orang yang berpiutang lainnya, dengan pengecualian
biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu
digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan.
Gadai (rahn) adalah akad penyerahan barang atau harta dari nasabah
kepada bank sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang.12 Atau Rahn
adalah menahan salah satu harta milik seseorang (peminjam) sebagai jaminan
atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai
ekonomis, dengan demikian pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk
11 T. Hani Handoko, Management, (Yogyakarta :BPFE, 1993), edisi II, h. 7 12 Muhammad, Konsep dan Implementasi Bank Syariah, (Jakarta : Renaisan, 2005), Cet. Ke-1,
h.54
10
dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya.13
Sedangkan gadai emas syariah adalah penggadaian atau penyerahan
hak penguasaan secara fisik atas harta/barang berharga ( berupa emas ) dari
nasabah (Arrahin) kepada Bank (al-murtahin) untuk dikelola dengan prinsip
ar-Rahnu yaitu sebagai jaminan (al-Marhun) atas peminjam (al-marhunbih)
yang diberikan kepada nasabah/peminjaman tersebut.
Ar-Rahnu merupakan akad penyerahan barang dari nasabah kepada
bank/pegadaian sebagai jaminan sebagian atau seluruhnya atas hutang yang
dimiliki nasabah. transaksi tersebut merupakan kombinasi/penggabungan dari
beberapa transaksi atau akad yang merupakan satu rangkaian yang tidak
terpisahkan, meliputi :
a. Pemberian pinjaman dengan menggunakan transaksi / akad Qard.
b. Penitipan barang jaminan berdasarkan transaksi / akad Rahn.
c. Penetapan sewa tempat khasanah (tempat penyimpanan barang) atas
penitipan tersebut diatas melalui transaksi / akad ijarah.
Adapun rukun gadai syariah, yaitu :14
1. Ar-rahn (yang menggadaikan) dan Al-murtahin (penerima gadai/yang
memberikan pinjaman) adalah orang yang telah dewasa, berakal dan bisa
13 Muhammad, Lembaga Ekonomi Syariah, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007), h. 64 14 Zainudin Ali, Hukum Gadai Emas Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika:2008), h. 15
11
dipercaya.
2. Al-mahrun (barang yang digadaikan) harus ada pada saat perjanjian gadai
dan barang tersebut merupakan milik sepenuhnya dari pemberi gadai.
3. Al-mahrun bih (utang) adalah sejumlah dana yang diberikan murtahin
kepada rahin atas dasar besarnya tafsiran marhun.
4. Sighat, ijab dan qabul adalah kesepakatan antara rahin dan murtahin dalam
melakukan transaksi gadai.
2. Kerangka Konsep
Konsep gadai emas syariah (rahn) BRI Syariah
Mekanisme pada nasabah,
proses penaksiran sampai pencairan dana
Efektifitas gadai emas syariah (rahn) BRI Syariah dalam pemberdayaan ekonomi
Analisis efektifitas gadai emas syariah (rahn) BRI Syariah dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
12
F. Metodologi Penelitian
Secara keseluruhan jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi
ini adalah penelitian bersifat deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode yang
menggambarkan sebuah fakta yang kemudian dianalisa untuk dapat menghasilkan
sebuah kesimpulan dari data dan fakta. Penelitian ini melihat dan menggambarkan
konsep gadai emas syariah pada BRI Syariah KCP Cipulir dalam produk gadai
emas, dan meneliti efektifitas gadai emas syariah dalam pemberdayaan ekonomi
masyarakat. Pengumpulan data dan analisa data berjalan pada waktu yang
bersamaan. Apabila terdapat ilustrasi yang mengarah pada perhitungan yang
berbentuk angka-angka (kuantitatif), maka hal itu dimaksudkan hanya untuk
mempertajam analisa dan menguatkan argumentasi penelitian.
1. Kriteria dan Sumber Data
Dalam penyusunan penelitian ini penulis menggunakan 2 jenis sumber
data yaitu:
a. Data Primer
Yaitu, data yang diperoleh secara langsung dari sumber data atau dari
hasil penelitian lapangan. Untuk memperoleh data primer ini, penulis
langsung mewawancarai Kepala bagian gadai emas syariah dan nasabah
gadai emas BRI Syariah KCP Cipulir.
13
b. Data Sekunder
Yaitu, data yang diperoleh melalui studi dokumentasi yang ada
hubungannya dengan materi skripsi ini. Dalam penelitian ini penulis
melakukan studi kepustakaan (Library Research) yaitu, dengan
mempelajari buku kepustakaan, buku-buku antara lain Hukum Gadai
Emas Syariah, Lembaga Ekonomian Syariah, Metodologi Penelitian dan
karya ilmiah yang berkaitan dengan penelitian.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam skripsi ini yaitu :
a. Studi kepustakaan, yaitu dengan membaca, mempelajari dan menelaah buku-
buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti guna mendapatkan
teori-teori dalam mendukung pembuktian kebenaran permasalahan yang
dihadapi.
b. Penelitian lapangan, untuk memperoleh data-data yang lengkap dilakukan
dengan cara-cara:
1) Wawancara, kepada pihak terkait yang berhubungan dengan penelitian
yaitu dengan penaksir madya gadai emas syariah BRI Syariah KCP
Cipulir. Wawancara dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
14
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interviewee) yang membuktikan atas jawaban itu.15
2) Pengamatan langsung dilapangan (observasi) yaitu cara pengambilan
data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain
untuk keperluan tersebut.16 mengamati secara langsung pada objek
yang diteliti di lokasi dan mencatat secara sistematis terhadap data-data
yang ada di BRI Syariah KCP Cipulir.
3. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data penulis menggunakan analisis kualitatif. Teknik
analisis kualitatif yaitu suatu metode yang menggambarkan sebuah fakta yang
kemudian dianalisa untuk dapat menghasilkan sebuah kesimpulan dari data dan
fakta.
Menurut lexy Moleong, fungsi dan pemanfaatan penelitian kualitatif ialah
untuk meneliti latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti melalui
penelitian kuantitatif, digunakan oleh peneliti yang bermaksud meneliti sesuatu
secara mendalam, dimanfaatkan oleh peneliti yang berminat untuk menelaah
sesuatu latar belakang misalnya tentang motivasi, peranan, nilai, sikap, dan
15 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , ( Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2002), h. 135. 16 Moh Nazir, Metode Penelitian, Cet. Ke-6, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 175.
15
persepsi. Dan dimanfaatkan oleh peneliti yang ingin meniliti sesuatu dari segi
prosesnya.17
G. Teknik Penulisan
Penulisan skripsi ini mengacu pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi”
yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, tahun 2007.
H. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi lima bab
masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab,yang secara garis besar sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metodologi penelitian,
kerangka teori dan kerangka konsep dan sistematika penulisan. Dari
bab ini dapat diketahui batasan dan rumusan masalah yang relevan
untuk dikaji serta tujuan dan kegunaan yang hendak dicapai.
Disamping itu pula dapat dilihat secara sekilas tentang metode dan
pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini serta sistematika
penulisannya.
17 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , ( Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2002), h. 7.
16
BAB II LANDASAN TEORI EFEKTIVITAS DAN GADAI EMAS
SYARIAH
Bab ini secara luas membahas tentang teori yang berkaitan dengan
masalah yang akan dibahas. Dalam hal ini adalah teori gadai emas
syariah. Termasuk didalamnya yaitu, konsep efektifitas, indikator
efektifitas, teori gadai syariah yang mencakup pengertian, dasar
hukum, syarat dan objek gadai syariah. Landasan teori ini dimaksud
untuk mengantar pembaca memahami masalah yang akan dibahas.
BAB III GAMBARAN UMUM BRI SYARIAH
Pembahasan ini diperlukan agar pembaca mengetahui lembaga yang
dijadikan tempat penelitian. Karena bab ini membahas tentang
gambaran umum BRI Syariah yaitu memuat sejarah singkat BRI
Syariah, logo, visi dan misi, struktur organisasi, produk dan jasa.
BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS GADAI EMAS SYARIAH BRI
SYARIAH DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI
MASYARAKAT
Memuat hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu mengetahui
bagaimana konsep gadai emas syariah (rahn) yang digunakan di BRI
Syariah KCP Cipulir serta mekanisme gadai emas syariah (rahn) BRI
Syariah KCP Cipulir kepada nasabah. Selanjutnya, mengetahui apakah
gadai emas syariah (rahn) efektif dalam pemberdayaan ekonomi
masyarakat.
17
BAB V PENUTUP
Bab ini akan memuat intisari atau kesimpulan dari seluruh bahasan dan
masalah yang menjadi fokus kajian. Penulis juga menyampaikan
saran-saran yang diperlukan. Kemudian menyebutkan daftar pustaka
dan lampiran-lampiran yang berhubungan dengan penelitian ini.
18
17
BAB II
LANDASAN TEORI
EFEKTIVITAS DAN GADAI EMAS SYARIAH
A. Konsep Efektifitas
1. Pengertian Efektivitas
Secara bahasa efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti ada
efeknya; akibatnya; keadaan berpengaruhnya; kesannya; dapat berhasil;
berhasil guna.1 Menurut ahli manajemen Peter Brucker yang dikutip dari buku
karangan T. Hani Handoko efektifitas adalah melakukan pekerjaan yang benar
(doing the right things).2
Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat
atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bagi
para manajer, pertanyaan yang paling penting adalah bukan bagaimana
melakukan pekerjaan dengan benar tapi bagaimana menemukan pekerjaan
yang benar untuk dilakukan, dan memusatkan sumber daya dan usaha pada
pekerjaan tersebut.
1 Pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2001), cet. I, Edisi III, h. 286. 2 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1993) Edisi II, h. 7
18
Kemudian dari kata itu muncul pada kata keefektifan yang diartikan
dengan kata kerelaan, hal terkesan, kemajuan dan keberhasilan.3 Sedangkan
dalam ensiklopedi Umum, efektifitas diartikan dengan menunjukkan taraf
tercapainya suatu tujuan. Maksudnya adalah suatu usaha dapat dikatakan
efektif kalau usaha tersebut menapai tujuannya. Secara ideal efektif dapat
dinyatakan dengan ukuran yang agak pasti.
2. Indikator Efektivitas
Dalam buku sujadi F.X disebutkan bahwa untuk mencapai efektivitas dan
efesiensi kerja haruslah dipenuhi syarat-syarat ataupun unsur-unsur sebagai
berikut4 :
a. Berhasil guna yaitu untuk menyatakan bahwa kegiatan telah dilaksanakan
dengan tepat dalam arti target tercapai sesuai dengan waktuyang telah
ditetapkan.
b. Ekonomis ialah untuk menyebutkan bahwa didalam usaha pencapaian
efaktif itu, maka biaya tenaga kerja material, peralatan, waktu, keuangan
dan lain-lainya telah dipergunakan dengan setepat-tepatnya sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan tidak adanya penerobosan
dan penyelewengan.
3 Pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1998), h. 219 4 Sujudi,F.X,O&M penunjang keberhasilan prossmanagement,(Jakarta: CV.masagung, 1990)
cet,ke-3 h.36-39.
19
c. Pembagian kerja yang nyata yaitu pelaksanaan kerja dibagi berdasarkan
beban kerja, kemampuan kerja dan waktunya yang tersedia.
d. Rasionalitas, wewenang dan tanggung jawab artinya wewenang haruslah
seimbang dengan tanggung jawab dan harus dihindari dengan adanya
dominasi oleh salah satu pihak terhadap pihak yg lainya.
e. Prosedur kerja yang praktis yaitu menegaskan bahwa kegiatan kerja adalah
kegiatan yang praktis, maka target efektif dan ekonomis,pelaksanaan kerja
yang dapat dipertanggung jawabkan serta pelayanan kerja yang
memuaskan tersbut haruslah kegiatan yang operasional dan dapat
dilaksanakan dengan lancar.
Efektivitas merupakan ukuran yang menggambarkan sejauh mana sasaran
yang dapat dicapai, sedangkan efesiensi menggambarkan bagaimana sumber
daya tersebut dikelola secara tepat dan benar. Efesiensi yang tinggi dalam
mencapai sasaran akan menghasilkan produktifitas yang tinggi dan salah urus
dalam mengelola usaha atau organisasi dapat mengakibatkan rendhnya tingkat
efektifitas dan efesiensi.
Sedangkan dalam manajemen Islam untuk mengatur hidupnya agar efektif
adalah sebagai berikut :
a. Prinsip keseimbangan, maksudnya dalam menjalankan suatu kegiatan
seorang muslim haruslah berbuat, bertindak yang harmonis, pantas dan wajar
dan tidak berlebih-lebihan, tidak juga kikir dan pelit.
20
b. Prinsip mencapai manfaat, maksudnya seorang muslim dalam menjalankan
kegiatan usahanya harus bermanfaat bagi dirinya, bagi orang lain, bagi
lingkungan dan agamanya.
c. Prinsip tidak boros, setiap muslim dalam menjalankan dalam menggunakan
harta, waktu dan tenaga tidak digunakan secara boros. Jika dilihat dari
tinjauan ekonomi sifat boros termasuk biaya sehingga dalam penggunaan
biaya menjadi beban dalam manajemen.
d. Prinsip berlaku adil, maksudnya adalah seorang yang ingin mencapai
tindakan yang efisien haruslah berlaku adil terhadap dirinya, terhadap orang
lain dan adil dalam semua perbuatan.
Ada beberapa kriteria dapat digunakan untuk menilai bahwa suatu tujuan
tersebut berjalan secara efektif/efektifitas suatu rencana, mengapa banyak
manajer ragu-ragu atau gagal menetapkan tujuan dan membuat rencana bagi
kelompok/satuan kerja mereka dan tidak dikatakan efektif. Maka paling tidak ada
kriteria yang menjadi suatu pekerjaan / rencana yang telah ditetapkan menjadi
efektif yaitu :
1. Kegunaan; agar berguna bagi managemen dalam melaksanakan fungsi-
fungsinya yang lain, suatu rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan
dan sederhana.
2. Ketepatan dan objektifitas; rencana-rencana harus dievaluasi untuk
mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata dan akurat. Berbagai keputusan dan
kegiata hanya efektif bila didasarkan atas informasi yang tepat.
21
3. Ruang lingkup; perencanaan perlu memperhatikan prinsip-prinsip
kelengkapan (comprehensiveness), kepaduan (unity) dan konsistensi.
4. Biaya; dalam hal ini menyangkut biaya usaha dan aliran emosional serta
keuntungan.
5. Akuntabilitas; ada dua aspek akuntabilitas; (1) tanggung jawab atas
pelaksanaan dan (2) tanggung jawab atas implementasinya.
6. Ketepatan waktu; berbagai perudahan yang terjadi sangat cepat akan dapat
menyebabkan suatu rencana tidak dapat atau sesuai untuk berbagai perbedaan
waktu.
Jika suatu pekerjaan atau kelompok kerja memenuhi kriteria diatas maka untuk
lebih mengarahkannya harus ada pemberdayaan agar yang lemah menjadi
mandiri.
B. Teori Gadai Syariah (Rahn)
1. Pengertian Gadai Syariah (Rahn)
Transaksi hukum gadai dalam fikih Islam disebut ar-rahn. Ar-rahn adalah
suatu jenis perjanjian untuk menahan suatu barang sebagai tanggungan utang.5
Pengertian ar-rahn dalam bahasa Arab adalah ast-tsubut wa ad-dawam ( السبوت
yang berarti “tetap” dan “kekal”. Pengertian “tetap” dan “kekal” yang (والدوام
dimaksud merupakan makna yang tercakup dalam kata al-habsu, yang berarti
menahan. Kata ini merupakan makna yang bersifat materil. Karena itu secara
5 Rahmat Syafei, “Konsep Gadai; ar-arhn dalam fikih Islam anatara nilai sosial dan nilai
komersial” dalam Huzaimah T. Yanggo, Problematika Hukum Islam Kontemporer III, (Jakarta: Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan, 1995), cet. II, h. 59.
22
bahasa kata ar-rahn berarti “menjadikan suatu barang yang bersifat materi
sebagai pengikat utang”.6
Pengertian gadai (rahn) secara bahasa seperti di ungkapkan di atas adalah
tetap, kekal dan jaminan; sedangkan dalam pengertian istilah adalah
menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak, dan
dapat diambil sejumlah harta dimaksud sesudah ditebus. Sedangkan pengertian
gadai (rahn) dalam hukum syara’ adalah :
7العینلیة في نظر الشرع وثیقة بدین بحیث یمكن اخذ ذلك الدین او اخذ بعضھ من تلك جعل عین لھا قیمة عا
“Menjadikan suatu barang yang mempunyai nilai harta dalam pandangan syara’ sebagai jaminan utang, yang memungkinkan untuk mengambil seluruh atau sebagian utang dari barang tersebut.”
Selain itu ada juga pengertian gadai syariah menurut para ahli hukum
Islam, antara lain sebagai berikut :
a. Ulama Syafi’iyah
8منھا عند تعذرو فا نھجعل عین یجوز بیعھا وثیقة بدین یستوفي
“Menjadikan suatu barang yang biasa dijual sebagai jaminan utang dipenuhinya utang dipenuhi dari harganya, bila yang berutang tidak sanggup membayar utangnya.”
6 Wahbah Al-Zuhaily, Al-Fiqh Al-Islam wa Adillatuh, (Beirut: Dar Al-Fikr, 2002), jilid 4, h. 4204.
7 Al-Sayid Sabiq, Al-Fiqh As-Sunnah, (Beirut: Dar Al-fikr, 1995), jilid III, h. 187
8 Wahbah Al-Zuhaily, Al-Fiqh Al-Islam wa Adillatuh, (Beirut: Dar Al-Fikr, 2002), jilid 4, h. 4204.
23
b. Ulama Hanabilah
9ین یستوفي من ثمنھ ان تعذر استیفائھ ممن ھو علیھلمال الذي یجعلو وثیقة بد
“Suatu benda yang dijadikan kepercayaan suatu utang, untung dipenuhi dari harganya, bila yang berhutang tidak sanggup membayar utangnya.”
c. Ulama Malikiyah
10متمول یؤخذ من مالكھ توثقا بھ في دین لازمشيء
“Suatu yang bernilai harta (mutamawwal) yang diambil dari pemiliknya untuk dijadikan pemikat atas utangnya yang tetap (mengikat).”
d. Muhammad Syafi’i Antonio
Gadai Syariah (rahn) adalah menahan salah satu harta milik nasabah (rahin)
sebagai barang jaminan (marhun) atas utang/pinjaman (marhun bih) yang
diterimanya. Marhun tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian,
pihak yang menahan atau penerima gadai (murtahin) memperoleh jaminan
untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya.11
2. Rukun dan Syarat-Syarat Gadai
a. Rukun Gadai
Dalam fikih empat mazhab (fiqh al-mazahib al-arba’ah) di ungkapkan rukun
gadai sebagai berikut :
9Abi Muhammad Abdullah bin Muhammad bin Ibnu Qudamah, Al-Muqhny ‘ala Muqtashar Al-kharqiy, (Beirut: Ad-Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, 1994), jilid 4, h. 234.
10 Wahbah Zuhaily, Al-fiqh Al-Islam wa Adillatuhu, (Beirut: Dar Al-Fikr, 2002), jilid 4, h. 4208. 11 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001), h. 128.
24
1. Aqid (orang yang berakad)
Aqid adalah orang yang melakukan akad yang meliputi 2 (dua) arah,
yaitu Rahin (orang yang menggadaikan) dan Murtahin (orang yang
berpiutang dan menerima barang gadai). Hal yang di maksud di dasari
oleh Sighat, yaitu ucapan berupa ijab qabul (serah terima antara
panggadai dengan penerima gadai)
2. Ma’qud alaih (barang yang di akadkan)
Ma’qud ‘alaih meliputi dua hal, yaitu marhun (orang yang
digadaikan), marhun bih (utang yang karenanya diadakan akad rahn)12
b. Syarat-Syarat Gadai
Selain rukun yang harus dipenuhi dalam transaksi gadai, maka dipersyaratkan
juga syarat. Syarat-syarat yang dimaksud, terdiri atas :
1. Shighat
Syarat shighat tidak boleh terikat dengan syarat tertentu dan waktu yang
akan datang. Misalnya, orang yang menggadaikan hartanya
mempersyaratkan tenggang waktu hutang habis dan hutang belum
terbayar, sehingga pihak penggadai dapat diperpanjang satu bulan
tenggang waktunya. Kecuali syarat itu mendukung kelancaran akad maka
diperbolehkan.
2. Pihak-pihak yang berakad cakap menurut hukum
Pihak-pihak yang cakap menurut hukum ditandai dengan :
12Abdurrahman Al-Jaziri, Fiqh A’la Al-Mazahib,(Dar Al-Kutub Al-Islamiyyah) h. 294.
25
a. Akil baligh
b. Berakal sehat
c. Mampu melakukan akad
Menurut pengikut ulama Abu Hanifah membolehkan anak-anak yang
mumayiz melakukan akad karena dapat membedakan yang baik dan yang
buruk.
3. Utang (marhun bih)
Utang (marhun bih) mempunyai pengertian bahwa : (a) utang adalah
kewajiban bagi pihak yang berhutang untuk membayar kepada pihak
yang memberi piutang; (b) merupakan barang yang dapat dimanfaatkan;
(c) barang tersebut dapat dihiting jumlahnya.
4. Marhun
Marhun adalah harta yang dipegang Murtahin (penerima gadai) atau
wakilnya, sebagai jaminan utang. Para ulama menyepakati bahwa syarat
yang berlaku pada barang gadai adalah syarat yang berlaku pada barang
yang dapat diperjual belikan, yang ketentuannya adalah :13
a. Agunan itu harus bernilai dan dapat dimanfaatkan menurut ketentuan
syariat Islam.
b. Agunan itu harus dapat dijual dan nilainya seimbang dengan
besarnya utang.
13 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Wacana Ulama dan Cendikiawan, (Jakarta:
Bank Indonesia dan Tazkia Institute, 2001), h. 21.
26
c. Agunan itu harus jelas dan tertentu (harus dapat ditentukan secara
spesifik.
d. Agunan itu milik sah debitur.
e. Agunan itu tidak terkait dengan hak orang lain (bukan milik orang
lain sebagian maupun seluruhnya).
f. Agunan itu harus harta yang utuh.
g. Agunan itu diserahkan kepada pihak lain, baik materinya maupun
manfaatnya.
3. Dasar Hukum Gadai Syariah
1. Landasan Syariah
Dasar hukum yang melandasi gadai syariah adalah ayat-ayat Al-qur’an, hadits
nabi Muhammad saw, ijma’ ulama dan fatwa MUI. Dengan penjelasan
sebagai berikut :
a. Al-qur’an
QS. Al-baqarah (2) ayat 283 yang digunakan sebagai dasar dalam
membangun konsep gadai adalah sebagai berikut :
27
Artinya :
“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperolah seorang penulis, mka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnyan (utangnya) dan hendakla ia bertakwa kepada Tuhannya: dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang gmenyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya: dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Syaikh Muhammad Ali Asy-Sayis berpendapat, bahwa ayat Al-qur’an
di atas adalah petunjuk untuk menerapkan prinsip kehati-hatian bila seseorang
hendak melakukan transaksi utang-piutang yang memakai jangka waktu
dengan orang lain, dengan cara menjaminkan sebuah barang kepada orang
yang berpiutang (rahn).14
Fungsi barang gadai (marhun) pada ayat diatas adalah untuk menjaga
kepercayaan masing-masing pihak, sehingga penerima gadai (murtahin)
meyakini bahwa pemberi gadai (rahin) beriktikat baik untuk mengembalikan
pinjamannya (marhun bih) dengan cara menggadaikan barang atau benda
yang dimilikinya (marhun), serta tidak melalaikan jangka waktu
pengembalian hutangnya itu.
b. Hadits Nabi Muhammad saw
Dasar hukum yang kedua untuk dijadikan rujukan dalam membuat rumusan
gadai emas adalah hadits nabi Muhammad saw, yang antara lain
diungkapkan sebagai berikut :
14 Asy-Syaikh Muhammad ‘Ali As-Sayis, Tafsir Ayat Al-Ahkam, (ttp: tp, tt), h. 175.
28
‘Aisyah ra. Yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang berbunyi :
اخبرنا عیسى بن یونس بن العمش عن : حد ثنا إسحاق بن إبراھیم الحنظلي وعلي بن حشرم قال
اللھ من یھودي طعاما ورھنھ درعا من حدید اشترى رسول : إبراھیم عن الأسودعن عائسة قالت
15)رواه مسلم(
“Telah diriwayatkan kepada kami Ishaq bin Ibrahim Al-Hanzhali dan Ali bin Khasyram berkata : keduanya mengabarkan kepada kami Isa bin Yunus bin ‘Amasy dari Ibrahim dari Aswad dari ‘Aisyah berkata: bahwasanya rasulullah saw membeli makanan dari seorang Yahudi dengan menggadaikan baju besinya.” (HR. Muslim)
Dari Anas bin Malik ra. yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah yang berbunyi:
لقد رھن رسول اهللا : ثني أبي، حدثنا ھشام بن قتادة عن أنس، قالحد ثنا نصر بن علي الجھضمي حد
16)رواه ابن ماجة (درعا عند یھودي بالمدینة فأخذ لأھلھ منھ سعیرا
“Telah meriwayatkan kepada kami Nashr bin Ali Al-Jahdami, ayahku telah meriwayatkan kepadaku, meriwayatkan kepada kami Hisyam bin Qatadah dari Anas berkata: Sungguh Rasulullah saw. Menggadaikan baju besinya kepada seseorang Yahudi di Madinah dan menukarnya dengan gandum untuk keluarganya.” (HR. Ibnu Majah)
Dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari :
بي ھریرة قال، حد ثنا محمد بن مقا تل أخبرنا عبد اهللا بن مبارك أخبرنا زكریا عن الشعبي عن ا
إذا كان مرھونا ولبن الدار ویشرب النفقھ إذا كان مرھونا الظھر یركب بنفقتھ : قال رسول اهللا
17)رواه البخاري(وعلى الذي یركب ویشرب النفقھ
15 Imam Abi Husain Muslim bin Hajjaj Al-Qusyairy An-Naisaburi, Shahih Muslim, (Beirut Dar
Al-Fikr, 1993), juz 2, h.51
16 Al-Hafidz Abi Abdillah Muhammad bin Yazid Al-Qazwiny, Sunan Ibn Majah, (Al-Fikr, 1995), juz 2, h. 18.
29
“Telah meriwayatkan kepada kami Muhammad bin Muqatil, mengabarkan kepada kami Zakariyya dari Sya’bi dari Abu Hurairah, dari Nabi saw., bahwasanya beliau bersabda: kendaraan dapat digunakan dan hewan ternak dapat pula diambil manfaatnya apabila digadaikan. Pegadaian wajib memberikan nafkah dan penerima gadai boleh mendapatkan manfaatnya”. (HR. Bukhari)
Hadits riwayat Abu Hurairah ra., yang berbunyi :
رواه اشافعي (ال یغلق الرھن لصاحبھ لھ غنمھ وعلیھ غرمھ : عن ابي ھریرة قال، قال رسول اهللا
)و الدار القطني
“Barang gadai tidak boleh disembunyikan dari pemilik yang menggadaikan, baginya risiko dan hasilnya.” (HR. Asy-Syafi’i dan Ad-Daruquthni)
c. Ijma’
Berkaitan dengan pembolehan perjanjian gadai ini, jumhur ulama berpendapat
kebolehan status hukum gadai dan mereka tidak pernah berselisih pendapat
mengenai hal ini berdasarkan kepada kisah Rasulullah saw yang
menggadaikan baju besinya untuk mendapatkan makanan dari seorang
Yahudi.
2. Landasan Hukum Positif
Landasan tataran teknis rahn diatur dalam ketentuan pasal 36 huruf c poin
keempat PBI No. 6/25/PBI/2004 tentang Bank Umum yang melaksanakan
Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah, yang intinya menyatakan bahwa
17 Imam Abi Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ismail bin Ibrahim bin Mughiran bin Bardizbah
Al-Bukhari Al-Ju’fiy, Shahih Al-Bukhari, (Dar Al-Fikr, 1983), juz 3, h. 116.
30
bank wajib menerapkan prinsip syariah dan prinsip kehati-hatian dalam kegiatan
usahanya yang meliputi melakukan pemberian jasa pelayanan perbankan
berdasarkan akad rahn.
3. Fatwa Dewan Syariah Nasional
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
menjadi salah satu rujukan yang berkenaan dengan gadai syariah, diantaranya
dikemukakan sebagai berikut18:
a. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 25/DSN-
MUI/III/2002, tentang Rahn, dengan ketentuan umum sebagai berikut :
1) Murtahin (penerima barang) mempunyai hak untuk menahan marhun
(barang) sampai semua utang rahn (yang menyerahkan barang) dilunasi.
2) Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik rahn.
3) Pemeliharaan dan penyimpanan marhun pada dasarnya menjadi
kewajiban rahn, namun dapat dilakukan juga oleh murtahin, sedangkan
biaya dan pemeliharaan penyimpanan tetap menjadi kewajiban rahn.
4) Besarnya biaya pembiayaan dan pemeliharaan marun tidak boleh
ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.
5) Penjualan marhun
a) Apabila jatuh tempo, murtahin harus memperingatkan rahn untuk
segera melunasi hutangya. 18 Zainudin Ali, Hukum Gadai Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 8.
31
b) Apabila rahn tetap tidak dapat melunasi utangnya, maka marhun
dujual paksa/dieksekusi melalui lelang sesuai syariah.
c) Hasil penjualan marhun digunakan untuk melunasi utang, biaya
pemeliharaan dan penyimpanan yang belum dibayar serta biaya
penjualan.
d) Kelebihan hasil penjualan menjadi milik rahn dan kekurangannya
menjadi kewajiban rahn.
b. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 26/DSN-
MUI/III/2002, tentang Rahn Emas, dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Rahn emas dibolehkan berdasarkan prinsip Rahn.
2) Ongkos dan biaya penyimpanan barang (marhun) ditanggung oleh
penggadai (rahn).
3) Ongkos penyimpanan basarnya didasarkan kepada pengeluaran yang
nyata-nyata diperlukan.
4) Biaya penyimpanan barang (marhun) daliakukan berdasarkan akad ijarah.
c. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 09/DSN-
MUI/III/2000, tentang Pembiayaan Ijarah;
d. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 10/DSN-
MUI/III/2000, tentang Wakalah;
e. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 43/DSN-
MUI/III/2004, tentang Ganti Rugi;
32
4. Mekanisme pemberian pinjaman, sistem cicilan dan perpanjangan utang
1. Mekanisme pemberian pinjaman19
Mekanisme penyaluran pinjaman pada pelaksananaan sistem gadai
syariah mempunyai prinsip bahwa nasabah hanya dibebani oleh biaya
administrasi dan jasa simpan harta benda sebagai jaminan. Selain itu, untuk
mendapatkan pinjaman, barang yang dimiliki harus terlebih dahulu ditaksir
oleh petugas penaksir. Tujuannya adalah menghitung besarnya jumlah
pinjaman yang dapat dipinjamkan oleh tempat melakukan permohonan
gadai. Berdasarkan jumlah pinjaman itu, akan ditentukan golongan pinjaman
dan berapa tingkat biaya administrasi yang harus ditanggung. Setelah
perhitungan itu selesai maka peminjam dapat menerima pembayaran uang
pinjaman tanpa potongan apapun, kecuali premi asuransi (tetapi tergantung
tempat permohonan gadai).
Demikian pula bila ingin melunasi pinjaman. Pelunasan tidak harus
menunggu jatuh tempo. Artinya, bila jangka waktu pinjaman itu 4(empat)
bulan maka nasabah dapat melunasi walaupun periode pinjaman belum
berakhir. Mekanisme pelaksanaan pegadaian syariah merupakan
implementasi dari beberapa konsep yang telah ditetapkan oleh beberapa
ulama tentang kegiatan pegadaian.
19 Zainudin Ali, Hukum Gadai Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 45.
33
2. Sistem Cicilan dan perpanjangan utang
Pada dasarnya orang yang menggadaikan (rahin) hartanya dikantor
pegadaian untuk mendapatkan pinjaman uang dapat melunasi pinjamannya
kapan saja, tanpa harus menunggu jatuh tempo. Namun, pemberi gadai
(rahin) dapat memberi memilih cara pelunasan sekaligus ataupun mencicil
utangnya.
Selain itu, perlu diungkapkan bahwa ketentuan jumlah pinjaman
didasari oleh kualitas dan kuantitas barang yang digadaikan. Harta benda
yang akan digadaikan ditaksir berdasarkan pertimbangan jenis harta, nilai
harta dan lain-lain.
5. Proses pelelangan barang gadai (marhun)
Pihak pegadaian akan melakukan pelelangan jika rahin tidak dapat melunasi
sampai batas waktu yang telah ditentukan dalam akad. Pelelangan dilakukan oleh
pihak pegadaian setelah sebelumnya diberitahukan kepada rahin paling lambat 5
(lima) hari sebelum tanggal penjualan. Pelelangan dimaksud mempunyai
ketentuan sebagai berikut20 :
1. Ditetapkan harga emas oleh pegadaian pada saat pelelangan dengan margin
2% untuk pembeli.
20 Zainudin Ali, Hukum Gadai Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 45.
34
2. Harga penawaran yang dilakukan oleh banyak orang tidak boleh dilakukan
karna dapat merugikan bagi rahn.karena itu, pegadaian melakukan pelelangan
terbatas.
3. Hasil pelelangan akan digunakan untuk biaya penjualan 1% dari harga jual,
biaya pinjaman 4 (empat) bulan dan sisanya dikembalikan kepada rahin.
4. Sisa kelebihan yang tidak diambil selama setahun, akan diserahkan oleh pihak
pegadaian kepada baitul mal.
35
BAB III
GAMBARAN UMUM BANK BRI SYARIAH
A. Sejarah Singkat BRI Syariah
Berawal dari akusisi Bank Jasa Arta oleh Bank Rakyat Indonesia, pada
tanggal 19 Desember 2007 dan kemudian diikuti dengan perolehan ijin dari Bank
Indonesia untuk mengubah kegiatan usaha Bank Jasa Arta dari bank umum
konvensional menjadi bank umum yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah pada tanggal 16 Oktober 2008, maka lahirlah Bank umum syariah
yang diberi nama PT. Bank Syariah BRI (yang kemudian disebut dengan nama
BRI Syariah) pada tanggal 17 November 2008.
Nama BRISyariah dipilih untuk menggambarkan secara langsung
hubungan Bank dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, selanjutnya
disebut Bank Rakyat Indonesia, yang merupakan salah satu bank terbsesar di
Indonesia. BRISyariah merupakan anak perusahaan dari Bank Rakyat Indonesia
yang akan melayani kebutuhan perbankan masyarakant Indonesia dengan
menggunakan prinsip-prinsip syariah.
Pada tanggal 19 Desember 2008,telah ditanda-tangani akta pemisahan
unit usaha syariah. Penandatanganan akta pemisahan telah dilakukan oleh Bp.
Sofyan Basir selaku Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia dan Bp. Ventje
Rahardjo selaku Direktur Utama BRISyariah, sebagaimana akta pemisahan No.
27 tanggal 19 Desember 2008 dibuat di hadapan notaris Fathiah Helmi SH di
36
Jakarta.
Peleburan unit usaha syariah Bank Rakyat Indonesia ke dalam
BRISyariah ini berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Adapun yang
menjadi pemegang saham BRISyariah adalah PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk, sebesar 99,99967% Yayasan kesejahteraan pekerja BRI sebesar
0,00033%.
B. Logo BRI Syariah
C. Visi dan Misi BRI Syariah
Pernyataan Visi BRISyariah yaitu, “Menjadi bank ritel modern terkemuka
dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan
termudah,untuk kehidupan yang lebih bermakna”. BRI Syariah menterjemahkan
visi menjadi sebuah misi untuk memahami keragaman individu dan
mengakomodasi beragam kebutuhan finansial nasabah, menyediakan produk dan
layanan yang mengedepankan etika sesuai dengan prinsip - prinsip Syariah,
menyediakan aksesibilitas ternyaman melalui berbagai sarana kapanpun,
dimanapun, memungkinkan setiap individu untuk dapat meningkatkan kualitas
hidup dan ketentraman pikiran.
37
D. Struktur Organisasi
1. DEWAN KOMISARIS
Musthafa Zuhad Mughni (Komisaris), Sunarsip (Komisaris), Nasrah Mawardi
(Komisaris),Randi Anto (komisaris Utama)
2. DEWAN DIREKSI
Ventje Rahardjo (Direktur Utama), Ari Purwandono (Direktur), Eko B.
Suharno (Direktur), Budi Wisakseno (Direktur).
3. DEWAN PENGAWAS
Prof.Dr.K.H. Didin Hafidhudin, MSc (Anggota), Prof. Drs. Hasjmuni
Abdurrachman ( Ketua), Gunawan Yasni, SE, MM (Anggota).
E. Produk dan Jasa
BRISyariah menitikberatkan pada individu dan bisnis wirausaha kecil dan
menengah dengan menyediakan serangkaian produk dan jasa perbankan berbasis
Syariah bagi kedua segmen tersebut, yang terdiri dari 3 (tiga) kategori, yaitu :
1. Funding, Produk Penghimpunan Dana terdiri atas :
a. Tabungan BRI Syariah
Kemudahan bertransaksi yang penuh nilai kebaikan. Tabungan
BRISyariah iB merupakan tabungan dari BRI Syariah bagi nasabah
perorangan yang menggunakan prinsip titipan (wadiah yad dhamanah),
dipersembahkan untuk nasabah yang menginginkan kemudahan dalam
38
transaksi keuangan. Manfaat Tabungan BRI Syariah :
1. Aman, karena diikutsertakan dalam program penjaminan pemerintah
2. Dapat bertransaksi di seluruh jaringan Kantor Cabang BRISyariah
3. Dengan kartu ATM BRISyariah, Anda mudah melakukan transaksi di
lebih dari 1.000 ATM BRI di seluruh Indonesia
Fasilitas tabungan BRI Syariah yaitu, Kartu ATM mencakup informasi
saldo, ganti PIN, tarik tunai, transfer ke BRISyariah atau BRI, pembayaran
tagihan PLN (khusus pulau Jawa), pembayaran tagihan Telkom, pembayaran
tagihan Flexi. Syarat dan Ketentuan untuk membuat rekening tabungan BRI
Syariah yaitu, fotokopi KTP, setoran awal minimal Rp 200.000, saldo
mengendap minimal Rp 20.000.
b. Giro iB
Mudahnya berbisnis dalam kebaikan untuk tujuan baik. Giro iB dari
BRISyariah adalah simpanan untuk kemudahan berbisnis dengan pengelolaan
dana berdasarkan prinsip titipan (wadiah yad dhamanah) yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau bilyet giro.
Manfaat menggunakan giro iB yaitu, kemudahan dalam transaksi bisnis, bank
dapat memberikan bonus sesuai kebijakan yang berlaku, aman karena
diikutsertakan dalam program penjaminan pemerintah. Fasilitas yang
diberikan giro iB yaitu, mendapatkan buku cek dan bilyet giro sebagai media
penarikan, pemindahbukuan antar cabang BRISyariah secara online. Syarat
dan Ketentuan Giro iB :
39
Persyaratan Perorangan Perusahaan/Badan
Hukum
Setoran Awal Rp. 2.500.000 Rp. 5.000.000
Setoran Selanjutnya Minimal Rp. 50.000 Rp. 50.000
Dokumen Akte Pendirian
Perusahaan
Anggaran dasar beserta
perubahan
Surat Pesetujuan
Pengurus
TDP, SIUP, NPWP
c. Deposito iB
Pengelolaan dana yang baik menuju hasil terbaik. Usaha dalam
mengembangkan dana terbaik sewajarnyalah dikelola dengan cara yang
terbaik. Deposito iB adalah salah satu jenis simpanan berdasarkan prinsip bagi
hasil (Mudharabah al-Muthlaqoh) yang dananya dapat ditarik pada saat jatuh
tempo. Manfaat Deposit iB :
1. Terjamin karena disertakan dalam program penjaminan pemerintah
2. Memberikan bagi hasil yang kompetitif
3. Dikelola dengan prinsip sesuai syariah
40
Fasilitas Deposit iB :
1. Pilihan jangka waktu1, 3, 6 dan 12 bulan
2. Dapat diperpanjang secara otomatis dengan nisbah bagi hasil sesuai
kesepakatan pada saat jatuh tempo
3. Dapat dilakukan potongan zakat secara otomatis dari bagi hasil yang
Anda dapatkan
4. Pemindahbukuan otomatis setiap bulan dari bagi hasil yang didapat ke
rekening Tabungan atau Giro di BRISyariah
5. Dapat dijadikan jaminan pembiayaan
Syarat dan Ketentuan :
Syarat Perorangan Perusahaan
Nominal Minimal Rp. 2.500.000 Rp. 2.500.000
Dokumen Fotocopy KTP/NPWP Akte Pendirian
Perusahaan.
Anggaran dasar beserta
perubahan.
Surat Pesetujuan
Pengurus.
TDP, SIUP, NPWP
41
d. Tabungan Haji iB
Mewujudkan langkah terbaik dalam memenuhi panggilanNya. Tabungan Haji
iB merupakan tabungan investasi dari BRISyariah bagi calon Haji yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH), dengan prinsip
bagi hasil (Mudharabah al-Muthlaqoh). Syarat dan Ketentuan membuat tabungan
haji iB, menyerahkan fotokopi KTP, setoran awal minimal Rp 500.000, setoran
selanjutnya minimal Rp 50.000.
Manfaat tabungan haji iB yaitu memberi kemudahan rencana/persiapan
ibadah haji, aman dan sesuai syariah, bagi hasil yang kompetitif dan gratis
asuransi jiwa & kecelakaan. Fasilitas yang ada dalam tabungan haji iB :
1. Bebas biaya administrasi
2. Dapat dilakukan potongan zakat secara otomatis dari bagi hasil yang Anda
dapatkan
3. Setoran ringan,dapat dilakukan diseluruh cabang BRISyariah
e. Tabungan Perencanaan iB
2. Lending, yaitu produk penyaluran dana yang terdiri atas:
a. Pembiayaan Komersil
b. Pembiayaan Ritel
c. Mikro iB
d. Pembiayaan Linkage / Kemitraan
42
e. Pembiyaan Konsumer
Fitur Produk KKB iB BRIS
Memastikan impian anda terwujud secara sempurna. Pastikan impian anda
memiliki kendaraan bukan menjadi masalah lagi untuk Anda. Kepemilikan
Kendaraan Bermotor (KKB) BRISyariah iB Kini hadir sebagai sarana untuk
memperoleh pembiayaan mobil baik kondisi baru maupun bekas pakai secara
cepat, syarat mudah dan sesuai syariah.
KKB BRISyariah iB merupakan pembiayaan kepemilikan mobil yang
diinginkan dengan menentukan sendiri pilihan merk yang diinginkan dan
besarnya cicilan disesuaikan dengan pendapatan nasabah. Manfaat KKB iB
BRISyariah adalah pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan kepemilikan mobil
secara syariah dengan proses dan dan persyaratan yang mudah dan cepat.
Keunggulan KKB iB BRIS :
1. Kemudahan pembayaran cicilan
2. Kenyamanan Kendaraan yang terasuransi
3. Bebas menentukan besaran cicilan sesuai kemampuan
4. Uang muka ringan
5. Biaya administrasi terjangkau
6. Pelunasan sebagian atau seluruhnya sebelum akhir masa pembiayaan tidak
dikenakan denda/pinalti
43
Syarat dan Ketentuan KKB iB BRIS :
1. Warga Negara Indonesia
2. Karyawan tetap/professional/pengusaha
3. Lama bekerja/berusaha minimal 2 tahun
4. Usia minimal 21 tahun
5. Jaminan kendaraan yang menjadi objek KKB iB
Syarat dan Ketentuan Lainnya :
1. Akad KKB adalah Murabahah
2. Plafond, minimal 50 Juta dan maksimal 1 Milyar (mobil baru) atau 600 Juta
(mobil bekas).
3. Jangka Waktu Pinjaman KKB, minimal 1 Tahun dan maksimal 5 Tahun.
Usia mobil saat jatuh tempo adalah maksimum 8 tahun dari bulan penerbitan
BPKB.
4. Biaya yang dibebankan kepada Nasabah :
a. Biaya Administrasi, 1% dari plafond (ditulis nominal)
b. Biaya Notaris, diisi manual
c. Biaya Pengikatan jaminan, diisi manual
d. Biaya Asuransi. Asuransi Jiwa Pembiayaan, Premi asuransi di bayar di
muka sesuai jangka waktu pembiayaan. Asuransi Kebakaran, premi
dibayar setiap tahun atau dibayar secara langsung sesuai jangka waktu
Pembiayaan
44
e. Biaya Appraisal
f. Biaya Materai
5. Umur nasabah
a. Golongan berpenghasilan tetap : Minimum 21 Tahun atau sudah
menikah, dan maksimum usia pensiun (55 tahun).
b. Profesional/pengusaha : Minimum 21 Tahun atau sudah menikah dan
maksimum 65 Tahun.
6. Margin KKB :
Pertama murabahah/Istishna/Ijarah yaitu efektif/annuity, angsuran tetap
setiap bulan dibayar setiap bulan, angsuran awal dimulai 1 bulan setelah
akad. Grace periode, pada periode ttt bayar margin saja; kemudian saat tt
bayar pokok + margin. Bayar pokok perperiode ttt, bayar margin setiap
buan, namun bayar pokok perperiode tt, mis : per 4 bulanan : quarterly;
triwulanan, dsb. Angsuran (pokok + margin) secara acak berdasarkan
cashflow nasabah dibuat secara manual _tidak ada formula.
7. Uang Muka
8. Repayment Capacity yaitu ratio angsuran terhadap take home pay tidak
boleh melebihi (maksimal) 35% dari Take Home Pay.
9. Denda Keterlambatan
a. Nilai denda dalam bentuk nominal per periode/perhari, misalnya
Rp.1000,- per hari.
b. Nasabah akan dikenakan denda yang dihitung per-hari apabila terlambat
45
membayar angsuran selama 3 hari setelah tanggal angsuran yang telah
ditetapkan dan disepakati. Kecuali nasabah dapat membuktikan bahwa
keterlambatan tersebut disebabkan oleh ketidakmampuan nasabah dan
dapat diterima/disetujui oleh Bank BRI Syariah paling lama 7 hari kerja
sejak keterlambatan tersebut, maka nasabah akan dibebaskan dari denda.
c. Besarnya denda berbeda-beda untuk setiap Nasabah,
d. Hitungan Denda hitung setiap hari keterlambatan sejak tanggal
tunggakan pembayaran angsuran dan dikenakan secara sistem jika
melebihi 3 hari.
Pengelolaan Denda pada KKB iB BRISyariah yaitu, denda yang dibayarkan
oleh nasabah digunakan sebagai dana kebajikan/sosial, pembayaran denda
dilakukan pada saat pelunasan tunggakan angsuran dan pengelolaan denda
dilaksanakan oleh bank.
Fitur Produk KMG iB BRIS
Produk Pembiayaan Kepemilikan Multi Guna (KMG) iB adalah fasilitas
pembiayaan konsumtif yang diberikan Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS)
kepada nasabah perorangan untuk kepemilikan barang-barang multi guna selain
rumah dan mobil dengan pembayaran secara angsuran / mencicil dalam jangka waktu
yang disepakati. Tujuan dari produk KMG iB adalah :
1. Mengembangkan produk KMG iB dengan resiko yang relatif rendah
2. Memenuhi kebutuhan nasabah untuk konsumtif maupun usaha atas kepemilikan
46
barang multiguna yang sesuai syariah dengan syarat menjaminkan fixed asset atau
cessie gaji nasabah melalui kerjasama dengan institusi tertentu atau melalui surat
kuasa pemotongan gaji oleh bendaharawan / pejabat yang berwenang. Adapun
jenis barang multiguna yang diperkenankan pada pembiayaan KMG iB adalah
untuk membiayai seluruh atau sebagian atas kepemilikan :
a. Motor baru, baik dari penjual motor individu atau dari dealer/ showroom, baik
dealer yang telah bekerjasama dengan BRI maupun yang tidak ada kerjasama
namun memenuhi persyaratan yang ditentukan BRIS.
b. Barang multiguna lainnya, seperti barang elektronik, furniture/keperluan
rumah tangga, bahan baku / stock barang dagangan, barang lainnya yang
halal, peralatan dokter, mesin-mesin, bahan-bahan bangunan.
c. Barang multiguna melalui take over / Pengalihan Pembiayaah KMG, terdiri
dari take Over dari lembaga keuangan konvensional dan take over dari
lembaga keuangan syariah (Bank Syariah, BPRS).
Manfaat KMG iB BRIS :
1. Bagi BRIS :
a. Sebagai salah satu bentuk penyaluran dana yang memperoleh pendapatan
dalam bentuk margin
b. Meningkatkan portofolio pembiayaan dengan tingkat risiko yang rendah
karena keterlibatan perusahaan.
c. Meningkatkan funding dan fee base income
47
2. Bagi Nasabah :
a. Merupakan salah satu alternatif untuk memiliki barang multiguna baik untuk
keperluan pribadi maupun usaha melalui pembiayaan kepemilikan barang
multiguna secara syariah dengan pembayaran jumlah angsuran yang pasti
selama masa perjanjian kecuali dengan perjanjian khusus dimuka.
b. Penyesuaian jumlah angsuran dengan kemampuan pendapatan nasabah,
sehingga menimbulkan rasa nyaman dan ketidakkhawatiran dalam
mengembalikan dana BRIS, mengingat jangka waktu yang memadai dan
kepastian jumlah angsuran dari awal perjanjian.
3. Bagi Penjual Barang Multiguna :
a. Meningkatkan penjualan barang multiguna untuk usaha penjual barang
multiguna
b. Meningkatkan professionalisme penjual barang multiguna
Syarat dan Ketentuan Lain KMB iB BRIS :
1. Akad KMG adalah Murabahah.
2. Plafond, minimal 5 Juta dan maksimal 100 Juta
3. Jangka Waktu Pinjaman KMG minimal 1 Tahun dan maksimal 5 Tahun
4. Biaya yang dibebankan kepada Nasabah
a. Biaya Administrasi : 1% Dari plafond (ditulis nominal)
b. Biaya Notaris : diisi manual
c. Biaya Pengikatan jaminan : diisi manual
d. Biaya Asuransi. Asuransi Jiwa Pembiayaan, premi asuransi di bayar di
48
muka, sesuai jangka waktu pembiayaan. Asuransi kebakaran, premi dibayar
setiap tahun atau dibayar secara langsung sesuai jangka waktu pembiayaan.
Asuransi Total Lost, All Risk
5. Umur nasabah
a. Golongan berpenghasilan tetap, minimum 21 Tahun atau sudah menikah dan
maksimum usia pensiun (55 tahun)
b. Profesional / pengusaha :
b. Minimum 21 Tahun atau sudah menikah
c. Maksimum 65 Tahun
6. Margin KMG :
Murabahah/Ijarah, efektif/annuity angsuran tetap setiap bulan dibayar setiap
bulan, angsuran awal dimulai 1 bulan setelah akad. Grace periode : Pd periode ttt
bayar margin saja; kemudian saat tt bayar pokok + margin. Bayar pokok
perperiode ttt : Bayar margin setiap bulan, namun bayar pokok perperiode tt,
misalnya, per 4 bulanan, quarterly; triwulanan, dsb. Angsuran (pokok + margin)
secara acak berdasarkan cashflow nasabah-dibuat secara manual (tidak ada
formula).
7. Uang Muka
Uang muka maksimal 20 % dari harga penawaran dari penjual barang
8. Repayment Capacity yaitu ratio angsuran terhadap take home pay tidak boleh
melebihi (maksimal) 35% dari Take Home Pay.
49
9. Denda Keterlambatan
a. Nilai denda dalam bentuk nominal per periode/perhari, misalnya Rp.1000,-
per hari.
b. Nasabah akan dikenakan denda yang dihitung per-hari apabila terlambat
membayar angsuran selama 3 hari setelah tanggal angsuran yang telah
ditetapkan dan disepakati. Kecuali nasabah dapat membuktikan bahwa
keterlambatan tersebut disebabkan oleh ketidakmampuan nasabah dan dapat
diterima/disetujui oleh Bank BRI Syariah paling lama 7 hari kerja sejak
keterlambatan tersebut, maka nasabah akan dibebaskan dari denda.
c. Besarnya denda berbeda-beda untuk setiap Nasabah.
d. Hitungan Denda hitung setiap hari keterlambatan sejak tanggal tunggakan
pembayaran angsuran dan dikenakan secara sistem jika melebihi 3 hari.
f. Pengelolaan Denda :
g. Denda yang dibayarkan oleh nasabah digunakan sebagai dana
kebajikan/sosial.
h. Pembayaran denda dilakukan pada saat pelunasan tunggakan angsuran.
i. Pengelolaan denda dilaksanakan oleh Bank.
Fitur Produk KPR iB BRIS
Sempurnakan hidup anda dengan mewujudkan rumah idaman. BRISyariah
membantu mewujudkan rumah idaman melalui Kepemilikan Rumah BRISyariah iB.
Kepemilikan Rumah (KPR) BRISyariah iB dengan skim pembiayaan secara jual beli
50
(murabahah) mewujudkan keinginan Anda memiliki rumah di lokasi yang strategis,
proses yang relative cepat, syarat mudah, margin kompetitif dan sesuai syariah.
Tak hanya memiliki rumah, berbagai keperluanpun dapat dipenuhi dengan KPR
BRISyariah iB. Nikmati fasilitas yang diberikan untuk pembelian, pembangunan,
renovasi rumah/apartemen/ruko/rukan dengan angsuran tetap sepanjang jangka waktu
pembiayaan. Manfaat KPR iB BRIS : :
1. Fleksibel untuk beli rumah /apartemen baru atau second, pembangunan rumah,
Ruko, Rukan
2. Jangka Waktu hingga 15 tahun
3. Uang Muka ringan
4. Bebas menentukan besaran cicilan sesuai kemampuan
5. Uang muka ringan
6. Cicilan tetap dan meringankan selama jangka waktu
7. Biaya administrasi terjangkau
8. Bebas pinalti untuk pelunasan sebelum jatuh tempo
Syarat dan Ketentuan KPR iB BRI Syariah adalah Warga Negara Indonesia
(WNI), Karyawan tetap/professional/pengusaha, lama bekerja/berusaha minimal 2
tahun, usia minimal 21 tahun, memenuhi syarat kelayakan yang ditetapkan
BRISyariah. Syarat dan Ketentuan Lainnya :
1. Akad KPR adalah Murabahah.
2. Plafond : Minimal : 25 Juta
Maksimal : 3,5 Milyar
51
3. Jangka Waktu Pinjaman KPR, minimal 1 tahun dan maksimal 15 tahun.
a. Maksimum 15 Tahun, untuk KPR iB yang bertujuan untuk pembelian rumah
dan apartemen.
b. Pembelian Bahan Bangunan untuk Pembangunan Rumah Baru
4. Maksimum 10 Tahun
a. Pembelian Rumah Toko dan Rumah Kantor dengan jaminan fixed asset.
b. Pembelian Bahan Bangunan untuk Renovasi Rumah
c. Take over pinjaman investasi dari Bank Konvensional
5. Maksimum 5 Tahun
Khusus untuk pembelian tanah kosong sebagai persiapan untuk pembangunan
rumah.
6. Biaya yang dibebankan kepada Nasabah
a. Biaya Administrasi
b. Biaya Notaris
c. Biaya Pengikatan jaminan
d. Biaya Asuransi
Asuransi jiwa pembiayaan, premi asuransi di bayar di muka, sesuai jangka
waktu pembiayaan. Asuransi kebakaran, premi dibayar setiap tahun atau
dibayar secara langsung sesuai jangka waktu Pembiayaan.
e. Biaya Appraisal
f. Biaya Materai
7. Umur nasabah
52
a. Golongan berpenghasilan tetap :
Minimum 21 Tahun atau sudah menikah
Maksimum usia pensiun (55 tahun)
b. Profesional / pengusaha:
Minimum 21 Tahun atau sudah menikah
Maksimum 65 Tahun
8. Uang Muka
Tujuan KPR iB BRIS Maksimum Pembiayaan Bank (finance)
Pembelian rumah 1. Baru, maksimal 20 %
2. Lama, maksimal 10 %
Pembangunan rumah 1. Maksimum 20% x Rencana Anggaran Biaya
atas rumah/ruko/rukan.
2. Penarikan secara bertahap sesuai progress,
maksimal selama 6 bulan.
Renovasi rumah 1. Uang Muka 0%
2. Penarikan secara bertahap berdasarkan
progress, maksimal 6 bulan.
Take over pembiayaan
rumah
0 %
Pembiayaan tanah di
real estate
Maksimum 30 %
53
Pembiayaan Tanah Non
Developer/non Real
Estate
Maksimum 30% dari nilai tanah dengan lokasi
yang strategis dan mudah dijual
Pembiayaan apartemen Maksimum 30% dari harga penawaran
pengembang (developer) atau 20% nilai taksiran
yang ditetapkan penilai jaminan bank.
Pembelian/Pembanguna
n/ Renovasi
Ruko/Rukan
Maksimum 30% dari harga penawaran
pengembang (developer) atau 20% nilai taksiran
yang ditetapkan penilai jaminan bank.
9. Repayment Capacity yaitu ratio angsuran terhadap take home pay tidak boleh
melebihi (maksimal) 35% dari Take Home Pay.
Fitur Produk GADAI BRIS iB
Kemudahan Penyelesaian masalah keuangan yang lebih aman dan lebih berkah.
Menghadapi keperluan dana tunai yang mendadak dan mendesak bukan menjadi
masalah lagi untuk Anda. Kini dengan bangga BRISyariah memberikan Layanan
Gadai iB untuk memenuhi kebutuhan dana tunai.
54
3. Akses, Produk Akses terdiri atas :
1. Remittance BRISyariah
2. Mini Banking
3. Mobile Banking / SMS Banking
4. Internet Banking
5. ATM / EDC /Telephone Banking
Call BRIS
Call BRIS adalah fasilitas layanan perbankan selama 24 jam yang menjamin
keleluasaan Anda dalam bertransaksi. Anda cukup menghubungi nomor Call BRIS di
500 789 untuk bertransaksi perbankan, petugas kami selalu siap melayani kebutuhan
Anda. Dengan Call BRIS Anda dapat melakukan :
1. Informasi nisbah (Tabungan, deposito dan giro)
2. Informasi kurs
3. Informasi rahn (gadai)
4. Informasi pembiayaan Syariah (kredit)
5. Informasi produk-produk BRI Syariah
6. Informasi lokasi cabang dan ATM
Registrasi Call BRIS
Cara Mendapatkan fasilitas Call BRI
1. Nasabah merupakan pemilik rekening tabungan Mudharabah, wadiah dan Giro
55
Waidah (IDR) Perseorangan.
2. Memiliki ATM BRI Syariah à cukup mudah tanpa perlu registrasi
3. Menginput 16 digit nomor kartu BRIS ATM sebagai User ID & PIN ATM
sebagai verifikasi
4. Nasabah dapat mengakses layanan non finansial melalui BRIS Call 500 789
56
BAB IV
Pembahasan dan Analisis
I. Pembahasan
1. Konsep Gadai BRI Syariah
Gadai merupakan pinjaman dana (qardh) dari pihak bank dengan
menggadaikan barang berharga (emas) dari pihak nasabah, termasuk
penyimpanan yang aman (ijarah) dan berasuransi.1 Objek gadainya adalah emas
dalam bentuk perhiasan dan emas batangan minimal 16 Karat dengan berat
minimal 2 gram. Jangka waktu gadai yaitu maksimal 120 hari (4 Bulan) dan
jangka waktu dapat diperpanjang dengan Akad dan sewa tempat baru. Syarat
dan ketentuan gadai emas BRI Syariah adalah :
1. Memiliki emas asli minimal 2 Gram.
2. Memiliki KTP/SIM yang masih berlaku.
3. Biaya-biaya yang dikenakan, biaya administrasi dibayar di muka, biaya
sewa tempat dibayar saat pelunasan, biaya terkait proses lelang (jika emas
dilelang).
4. Mengisi Form Aplikasi Gadai Syariah (Tersedia di BRIS) dan form lainnya.
5. Jangka waktu pinjaman maksimal 4 bulan.
6. Pelunasan dan Biaya sewa tempat dibayar pada saat pelunasan.
1Aulia Azizi, Penaksir Madya Gadai BRI Syariah KCP Cipulir, Wawancara Pribadi, Jakarta,
18 November 2010.
57
7. Menandatangani akad-akad terkait gadai.
Pembiayaan dalam gadai emas BRI Syariah menggunakan perhitungan
pembiayaan berdasarkan jenis emas, dan nilai taksir BRI Syariah berdasarkan
standard harga emas di pasaran (Harga/Gram emas). Jika emas tersebut
berbentuk perhiasan maka nilai pinjamannya 90% berdasarkan nilai taksiran,
dan jika emas yang akan digadaikan berjenis lempengan/goldbar maka nilai
pinjamannya 93% dari nilai taksiran. Nilai taksir tersebut berdasarkan
ketentuan gadai BRI Syariah pusat. Selain itu, ada biaya-biaya yang dikenakan
pada gadai emas BRI Syariah mencakup biaya administrasi dan biaya sewa
tempat dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Biaya administrasi
Biaya dibayar sekaligus saat akad gadai ditandatangani dan besarnya
biaya administrasi berjenjang sesuai berat emas, dibagi menjadi 3 (tiga)
golongan dan dijelaskan dengan tabel sebagai berikut2 :
Golongan Berat Emas Biaya Adminitrasi (Rp)
I 2 gram s/d <50 gram Rp. 12.500
II 50 gram s/d <100 gram Rp. 25.000
III 100 gram s/d <500 gram Rp. 50.000
IV > 500 gram Rp. 60.000
2 http://brisyariah.co.id, diakses pada 1 November 2010.
58
b. Biaya Sewa Tempat
Besarnya biaya sewa tempat dapat berubah sewaktu-waktu dan sudah
termasuk biaya asuransi emas, jika barang nasabah hilang/rusak dalam
penyimpanan bank, maka bank akan mengganti nilai barang berdasarkan
penggantian dari perusahaan asuransi rekanan BRISyariah. Biaya sewa tempat
dibayar bersamaan dengan pelunasan pembiayaan. Nilainya berjenjang sesuai
berat emas, karat dan dihitung per 10 harian.
Contoh tabel biaya sewa tempat :
Kadar Emas Tarif Sewa Tempat per Gram3
Per 10 Hari Perbulan Per 4 bulan
(maksimal)
Goldbar 24
karat
Rp. 1.330/gram Rp. 3.990/gram Rp. 15.960/gram
Perhiasan 18
karat
Rp. 1.145/gram Rp. 3.345/gram Rp. 13.740/gram
Jika perjanjian telah jatuh tempo dan pihak nasabah tidak dapat melunasi
pinjaman, maka barang tersebut akan dilelang sesuai dengan tanggal lelang
yang terdapat di sertifikat gadai. Jika pada saat lelang nasabah tidak dapat
melunasi pinjaman maka barang tersebut (emas) akan dilelang untuk melunasi
pembiayaan gadai dan biaya-biaya lainnya berdasarkan ketentuan gadai BRI 3 http://brisyariah.co.id, diakses pada 1 November 2010.
59
Syariah. Selain itu, gadai emas BRI Syariah menawarkan gadai emas BRI
Syariah dengan keunggulan sebagai berikut :
1. Proses lebih cepat kenyamanan karena sesuai syariah dan lebih berkah
2. Persyaratan sangat mudah
3. Jangka Waktu Pinjaman Maksimal 120 hari dan dapat diperbaharui
4. Penyimpanan yang aman dan berasuransi
5. Dapat dilunasi sebelum jatuh tempo pinjaman
6. Biaya Administrasi dan Biaya Sewa Tempat yang terjangkau
2. Mekanisme dan penghitungan gadai emas syariah BRI Syariah
Gadai emas merupakan produk pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas
sebagai salah satu alternatif memperoleh pembiayaan secara secara cepat.
Pinjaman gadai emas merupakan fasilitas pinjaman tanpa imbalan dengan
jaminan emas dengan kewajiban pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam
jangka waktu tertentu.4 Bank Syariah dalam melaksanakan produk ini harus
memperhatikan unsur-unsur kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu dan resiko.
Bagi calon nasabah yang ingin mengajukan permohonan dapat mendatangi
BRI Syariah yang dalam hal ini menyediakan fasilitas pembiayaan gadai emas,
dengan terlebih dahulu memenuhi persyaratan yang telah disebutkan diatas untuk
4 Zainudin Ali, Hukum Gadai Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 55.
60
dapat menjadi nasabah gadai emas BRI Syariah. Yaitu dengan menyerahkan
Identitas diri KTP/SIM yang masih berlaku, mengisi formulir aplikasi gadai dan
menyetujui ketentuan-ketentuan biaya lainnya.
Apabila nasabah telah melakukan semua syarat yang diperlukan maka
selanjutnya pihak bank syariah akan melakukan analisis pinjaman yang meliputi:
1. Petugas bank memeriksa kelengkapan dan kebenaran syarat-syarat calon
pemohon peminjam.
2. Penaksir melakukan analisis terhadap data pemohon, keaslian dan karatese
jaminan berupa emas, sumber pengembalian pinjaman, penampilan atau
tingkah laku calon nasabah yang mencurigakan.
3. Jika menurut analisis, pemohon layak maka bank akan menerbitkan pinjaman
(qard) gadai emas.
4. Realisasi pinjaman dapat dicairkan setelah akad pinjaman (qard) sesuai
dengan ketentuan bank.
5. Nasabah dikenakan biaya administrasi, biaya sewa dari jumlah pinjaman.
Contoh perhitungan :
a. Biaya sewa (BS) : Rp. 1.500/gram/bulan
b. Berat emas ditaksir (BED) : 20 gram
c. Karatese emas ditaksir (KED) : 22 karat
d. Harga standart emas 24 karat (HSE) : Rp. 250.000/gram
e. Jangka waktu sewa (JW) : 4 bulan
61
Dari data diatas diperoleh perhitungan :
a. Biaya sewa tempat penyimpanan emas, perhitungannya :
BED x JW x Rp. 1.500 = 20 gram x 4 bulan x Rp. 1.500 = Rp. 120.000
b. Harga taksiran emas :
BED x HSE x KED/24 karat = 20 gram x Rp. 250.000 x 22/24 = Rp.
4.583.333
c. Maksimal pinjaman :
Rp. 4.583.333 x 80% = Rp. 3.666.666 (dibulatkan kebawah menjadi) Rp.
3.600.000
6. Pelunasan dilakukan sekaligus pada saat jatuh tempo.
7. Apabila sampai pada waktu yang ditetapkan nasabah tidak dapat melunasi dan
proses kolektabilitas tidak dapat dilakukan, maka jaminan (emas) dijual
dengan ketentuan :
a. Nasabah tidak dapat melunasi pinjaman sejak tanggal jatuh tempo
pinjaman dan tidak diperbaharui.
b. Diupayakan sepengetahuan nasabah dan kepada nasabah diberikan
kesempatan untuk mencari calon pemilik.
62
II. Analisis Efektifitas Gadai Emas Syariah (Rahn) dalam Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat
Setelah mengetahui konsep dan mekanisme gadai emas syariah (rahn) yang
ada di BRI Syariah, bahwa gadai emas itu diterbitkan karena BRI Syariah
berupaya untuk membantu masyarakat memperoleh uang tunai dengan sistem
dan aturan yang mudah. BRI Syariah terus mengembangkan eksistensinya
dengan menerbitkan produk gadai emas sebagai salah satu produknya, dan sesuai
dengan namanya bahwa Bank Rakyat Indonesia adalah bank untuk seluruh
rakyat indonesia dan tidak memandang status sosial masyarakat.
A. Efektifitas Gadai Emas Dilihat dari Sudut Pandang BRI Syariah
Menurut pihak BRI Syariah dalam hal ini adalah Kepala Bagian Gadai
emas, bahwa selama gadai emas syariah (rahn) ini hadir sebagai salah satu
alternatif memperoleh pinjaman selain produk pembiayaan yang ada di bank,
respon yang didapat cukup baik. Masyarakat cukup antusias dengan adanya gadai
emas syariah (rahn) ini. Hal ini dibuktikan dengan semakin bertambahnya jumlah
nasabah. Tercatat dari maret 2009 sampai oktober 2010 ada kurang lebih 250
nasabah gadai emas BRI Syariah, dengan transaksi mencapai Rp. 1 M.5
Dibandingkan dengan gadai emas yang ada di bank syariah lainnya, BRI
Syariah menawarkan banyak kelebihan-kelebihan. Misalnya, biaya taksiran yang
lebih besar yaitu 90% untuk emas dalam bentuk perhiasan dan 93% untuk emas
5 Majalah Sharing, Investasi Gadai Emas Syariah, edisi 38 Tahun IV Februari 2010
63
dalam bentuk lempengan/goldbar. Selain itu biaya administrasi yang di bebankan
jg relatif lebih murah. Biasanya masyarakat yang akan menggunakan gadai emas
syariah (rahn) BRI Syariah telah terlebih dahulu melakukan perbandingan
tersebut.
Pihak bank juga menyatakan, selama gadai emas syariah ini ada untuk
membantu masyarakat belum pernah ada keluhan yang menyatakan kekecewaan
masyarakat dengan produk gadai emas syariah (rahn) ini. Yang ada hanya
masyarakat merasa terbantu pada saat mereka membutuhkan bantuan pinjaman
dalam bentuk tunai. Karena syarat yang diberikan juga tidak memberatkan
nasabah. Maka dari itu, adanya produk gadai emas syariah (rahn) BRI Syariah
efektif membantu masyarakat dalam hal perekonomian.
B. Efektifitas Gadai emas Dilihat dari Sudut Pandang Nasabah
Nasabah yang menggunakan produk gadai emas di BRI Syariah ini
mayoritas adalah masyarakat sekitar lingkungran kantor BRI Syariah cabang
pembantu Cipulir. Dalam hal ini adalah masyarakat petukangan utara,
petukangan selatan dan ciledug. Sebagai pengguna produk gadai emas syariah,
seorang nasabah memperhatikan hal yang dianggap perlu sebagai pertimbangan.
Yaitu, seberapa besar nilai taksiran, besar biaya administrasi dan biaya sewa
tempat. Karena hal tersebut menentukan seberapa besar pinjaman yang akan
diperoleh. Oleh karena itu, dengan alasan itulah banyak nasabah yang berminat
menggunakan BRI Syariah sebagai tempat gadai emas mereka.
64
Nasabah yang menggadaikan emas yang dimilikinya biasanya mempunyai
beberapa alasan. Alasan yang paling banyak disebutkan nasabah adalah untuk
biaya pendidikan (masuk tahun ajaran baru), modal tambahan untuk industri
rumahan, konsumsi pribadi (kebutuhan lebaran) dan biaya tak terduga (biaya
rumah sakit). Mereka meyakini bahwa alasan-alasan tersebut bisa terpenuhi pada
saat mereka membutuhkan dengan menjadi nasabah gadai emas syariah.
Dalam hal ini mengkhususkan masyarakat yang memiliki usaha dan
membutuhkan uang untuk menambah modal usaha mereka. Banyak dari
masyarakat yang susah mendapatkan uang tunai untuk digunakan sebagai
tambahan modal, dikarenakan sulitnya syarat yang dibebankan kepada
peminjam. Masyarakat sebagai nasabah yang menggunakan gadai emas syariah
(rahn) BRI Syariah merasa terbantu dengan adanya gadai emas sebagai alternatif
pinjaman uang dengan proses yang mudah. Ditandai dengan semakin
berkembangnya usaha mereka. Oleh karena itu, produk gadai emas syariah ini
efektif dalam pemberdayaan masyarakat dalam hal perekonomian.
Melihat kembali pengertian efektifitas, bahwa efektifitas adalah tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan. Dan melihat indikator efektifitas yaitu berhasil guna
yaitu untuk menyatakan bahwa kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat dalam arti
target tercapai sesuai dengan yang di inginkan. Maka, gadai emas syariah (rahn) BRI
Syariah ini yang mempunyai tujuan membantu ekonomi masyarakat dalam
memperoleh uang tunai. Disisi lain, masyarakat sebagai nasabah yang menggunakan
65
produk gadai emas syariah ini juga merasa terbantu dengan adanya produk tersebut.
Maka, gadai emas syariah (rahn) BRI Syariah dikatakan efektif dalam pemberdayaan
ekonomi masyarakat.
III. Penghasilan Nasabah Setelah Menggadaikan Emas
Dari kelima nasabah gadai emas BRI syariah diatas, nasabah menggunakan
uang hasil gadai tersebut untuk mengembangkan usahanya (produktif). Dapat dilihat
bahwa penambahan modal dari hasil gadai emas dapat menambah pendapatan
nasabah itu sendiri.
NO.
Nama Nasabah Penghasilan Sebelum
gadai
Penghasilan Sesudah
Gadai
Laba %
1.
2.
3.
4.
5.
Hj. Maswati
Indera Wahyudi
V Rahayu Yuniastuti
Siti Fajar Suryani
Lili Anggraini
Rp. 100.000.000
Rp. 50.000.000
Rp. 10.000.000
Rp. 15.000.000
Rp. 1.000.000
Rp. 110.000.000
Rp. 65.000.000
Rp. 12.000.000
Rp. 20.000.000
Rp. 1.500.000
10 %
15%
20%
5%
5%
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian efektifitas gadai emas syariah (rahn) BRI
Syariah dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, dapat disimpulkan bahwa :
1. Konsep gadai emas syariah BRI Syariah KCP Cipulir adalah pinjaman yang
diperoleh nasabah dengan membawa emas sebagai jaminannya dan nasabah
akan mendapat pinjaman berupa uang tunai sejumlah nilai taksiran yang akan
diberikan oleh bank yang nilai pinjamannya berdasarkan nilai taksiran, yaitu
apabila emas berbentuk perhiasan maka nilai pinjaman 90% dari nilai
taksiran. Apabila emas tersebut adalah emas batangan maka nilai
pinjamannya adalah 93% dari nilai taksiran. Nilai pinjaman yang akan
diterima sebelumnya telah dipotong dengan biaya administrasi dan biaya
sewa tempat sesuai dengan berat emas yang digadaikan dan waktu sewa
tempat.
2. Mekanisme gadai emas syariah (rahn) BRI Syariah KCP Cipulir, yaitu :
Bagi calon nasabah yang ingin mengajukan permohonan dapat mendatangi
BRI Syariah KCP Cipulir dengan terlebih dahulu memenuhi persyaratan,
yaitu dengan menyerahkan identitas KTP/SIM yang masih berlaku, mengisi
formulir aplikasi gadai dan menyetujui ketentuan-ketentuan biaya gadai
67
lainnya. Apabila nasabah telah memenuhi syarat yang diperlukan maka
selanjutnya pihak bank akan melakukan analisis pinjaman yang meliputi :
a. Petugas bank memeriksa kelengkapan dan kebenaran syarat-syarat calon
pemohon peminjam.
b. Penaksir melakukan analisis terhadap data pemohon, keaslian dan
karatese jaminan berupa emas, sumber pengembalian pinjaman,
penampilan atau tingkah laku calon nasabah yang mencurigakan.
c. Jika menurut analisis, pemohon layak maka bank akan menerbitkan
pinjaman (qard) gadai emas.
d. Realisasi pinjaman dapat dicairkan setelah akad pinjaman (qard) sesuai
dengan ketentuan bank.
e. Nasabah dikenakan biaya administrasi, biaya sewa dari jumlah pinjaman.
f. Pelunasan dilakukan sekaligus pada saat jatuh tempo.
g. Apabila sampai pada waktu yang ditetapkan nasabah tidak dapat melunasi
dan proses kolektabilitas tidak dapat dilakukan, maka jaminan (emas)
dijual dengan ketentuan :
a. Nasabah tidak dapat melunasi pinjaman sejak tanggal jatuh tempo
pinjaman dan tidak diperbaharui.
b. Diupayakan sepengetahuan nasabah dan kepada nasabah diberikan
kesempatan untuk mencari calon pemilik.
3. Efektivitas gadai emas syariah dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat
dibatasi dengan nasabah gadai emas syariah yang hasil gadainya digunakan
68
untuk usaha (produktif). Dilihat pendapatan masyarakat yang meningkat dan
keuntungan yang didapat lebih besar setelah mengadaikan emasnya untuk
menambah modal di BRI Syariah KCP Cipulir. Dan hasilnya adalah,
masyarakat yang menggunakan gadai emas sebagai tempat untuk
menggadaikan emasnya merasa sangat terbantu dengan proses yang mudah.
Sehingga mereka dapat mengembangkan usahanya ke arah yang lebih
menjanjikan dengan keuntungan yang lebih besar.
B. Saran
1. Melihat respon positif masyarakat terhadap gadai emas, disarankan BRI
Syariah terus mengadakan pengenalan dan sosialisasi produk gadai emas ini.
Agar lebih banyak masyarakat yang mengetahui bahwa gadai emas bisa
dilakukan di bank bukan hanya di perum pegadaian.
2. Meningkatkan kualitas produk gadai emas syariah, baik dari sistem
operasional maupun pelayanan. Agar masyarakat terus mendapatkan
pelayanan terbaik dari BRI Syariah.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum. Jakarta:
Tazkia Institute, 2002.
Syafe’i, Rahmad. Konsep Gadai (Ar-rahn dalam Fiqh Islam:Antara Nilai Sosial &
Nilai Komersial). Dalam “Problematika Hukum Islam Kontemporer III”
Jakarta: Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan, 1995. Cet. Ke-2.
Hasan, M. Ali. Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat). Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2004.
Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah : Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema
Insani Press. Cet. Ke-1, 2001.
----------, Cara Mudah Memahami Akad-Akad Syariah. Jakarta: Renaisan, 2005.
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainny. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2002.
Sudarsono, Heri, S.E., Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonisia,
2003.
------------, Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah Konsep & Implementasi
Bank Syariah. Jakarta: Renaisan, 2005. Cet. Ke-1.
Muhammad, Lembaga Ekonomi Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007. Cet. Ke-1
Soemitra, Andi, M.A., Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: kencana, 2009. Ed. I Cet. 1
Ghafur anshari, Abdul, Perbankan Syariah di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University, 2007.
Ali, Zainuddin. Hukum Gadai Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.
http://compas.com
http://repuplikaonline.com
http://brisyariah.co.id
HASIL WAWANCARA DENGAN PIHAK BANK
Nama : Aulia Azizi
Jabatan : Penaksir Madya BRI Syariah KCP Cipulir
1. Apa yang dimaksud dengan gadai emas syariah di BRI Syariah ?
Gadai merupakan pinjaman dana (qardh) dari pihak bank dengan
menggadaikan barang berharga (emas) dari pihak nasabah, dan termasuk
penyimpanan yang aman (ijarah) dan berasuransi. Objek gadainya adalah
emas dalam bentuk perhiasan dan emas batangan minimal 16 Karat dengan
berat minimal 2 gram. Jangka waktu gadai yaitu maksimal 120 hari (4 Bulan)
dan jangka waktu dapat diperpanjang dengan Akad dan sewa tempat baru.
2. Apa perbedaan gadai emas BRI syariah dengan gadai di Bank Syariah
lainnya?
Perbedaannya terletak pada biaya-biaya yang dibebankan kepada nasabah.
Misalnya, pinjaman yang didapat karena perbedaan persentase taksiran. BRI
Syariah menetapkan, jika emas tersebut berbentuk perhiasan maka nilai
pinjamannya 90% berdasarkan nilai taksiran dan jika emas yang akan
digadaikan berjenis lempengan/goldbar maka nilai pinjamannya 93% dari
nilai taksiran. Nilai taksir tersebut berdasarkan ketentuan gadai BRI Syariah
pusat. Selain itu, ada biaya-biaya yang dikenakan pada gadai emas BRI
Syariah mencakup biaya administrasi dan biaya sewa tempat. Ketentuan-
ketentuannya telah disebutkan pada website resmi BRI Syariah.
3. Target BRIS dalam produk gadai emas ini adalah tipe masyarakat yang
bagaimana ? apakah masyarakat menengah ke atas atau menengah
kebawah ?
Sebenarnya BRI Syariah tidak mengkotak-kotakkan jenis nasabah. Hanya
saja nasabah yang menggunakan gadai emas di BRI Syariah kalau yang
menggadaikan emasnya dalam jumlah banyak, bisa dikatakan nasabah
tersebut menengah keatas dan sebaliknya.
4. Bagaimana respon nasabah selama adanya gadai BRIS ini ? berapa
jumlah nasabah sampai saat ini ?
Alhamdulillah, selama gadai emas di BRI Syariah resmi dibuka maret 2009
lalu respon nasabah bagus. Malah bisa dibilang sangat bagus, karena jumlah
nasabah terus bertambah. Transaksi setiap harinya juga meningkat. Jumlah
nasabah sampai saat ini sekitar 250-300 nasabah.
5. Apakah ada ketentuan-ketentuan khusus agar bisa menjadi nasabah
gadai emas BRIS?
Menjadi nasabah gadai emas syariah tidak sulit, karena nasabah tidak
diharuskan mempunyai rekening tabungan sebelumnya di BRI Syariah. yang
diperlukan adalah :
a. Memiliki emas asli minimal 2 Gram.
b. Memiliki KTP/SIM yang masih berlaku.
c. Biaya-biaya yang dikenakan, biaya administrasi dibayar di muka, biaya
sewa tempat dibayar saat pelunasan, biaya terkait proses lelang (jika
emas dilelang).
d. Mengisi Form Aplikasi Gadai Syariah (Tersedia di BRIS) dan form
lainnya.
e. Jangka waktu pinjaman maksimal 4 bulan
6. Apakah BRIS menanyakan alasan nasabah mengapa menggadaikan
emasnya ? jika ia, Apa saja alasan nasabah menggadaikan emasnya di
BRIS ? apakah lebih banyak untuk keperluan pribadi atau usaha ?
Kalau ditanyakan secara langsung tidak pernah, tetapi didalam formulir
pengajuan gadai telah tertera kolom yang menjadi alasan nasabah
menggunakan gadai emas syariah. selama ini, masyarakat lebih banyak
alasannya untuk konsumtif. Misalnya, untuk keperluan biaya sekolah., biaya
rumah sakit., dan keperluan mendadak lainnya.
7. Dalam usaha membantu masyarakat untuk memperoleh uang tunai,
apakah gadai emas BRIS ini sudah cukup efektif untuk membantu
masyarakat?
Karena tujuan awalnya adalah untuk membantu masyarakat dalam hal
ekonominya dan melihat respon nasabah yang sangat baik, maka produk
gadai ini efektif keberadaannya untuk membantu masyarakat.
8. Apakah selama adanya produk gadai emas ini pernah ada keluhan dari
nasabah?
Selama kami ada untuk melayani gadai, alhamdulillah tidak ada keluhan dari
nasabah. Karena kami berusaha semaksimal mungkin dalam melakukan
pelayanan dan memberikan produk-produk yang memudahkan masyarakat.
9. Apakah nasabah dapat menebus kembali emas yang telah
digadaikannya?
Nasabah yang telah menggunakan produk gadai emas kami hampir semua
dapat menebus kembali emas yang telah digadaikan. Karena nasabah sudah
mengetahui batas akhir pinjaman mereka dan biasanya nasabah telah
menebus barang yang digadaikan sebelum utang mereka jatuh tempo.
10. Jika tidak, apa yang BRIS lakukan terhadap barang gadai tersebut?
Yang kami lakukan adalah melelang barang tersebut. Tetapi kami juga
mempunyai prosedur lelang. Biasanya sebelum dilelang, barang yang sudah
jatuh tempo tersebut masih punya beberapa hari waktu dispensasi untuk
nasabah melunasi pinjamannya. Tetapi, apabila sampai tanggal yang
ditentukan nasabah tidak bisa melunasinya pihak BRI Syariah mendatangi
nasabah untuk membicarakan solusi terbaik untuk masing-masing pihak.
Apabila yang didapat adalah kesepakatan untuk melelang barang, maka BRI
Syariah akan melelang barang tersebut/menjualnya langsung ke toko emas.
HASIL WAWANCARA DENGAN PIHAK NASABAH
1. Nama Responden : V Rahayu Yuniastuti
Alamat : Taman Cipulir F.2/3
Pekerjaan : Wiraswasta.
Penghasilan : Rp. 12.000.000/bln
Interviewer : Sudah berapa lama bapak menggunakan produk gadai emas BRI
Syariah ?
Interviewie : Saya menggunakan produk gadai emas ini sekitar 5 bulan.
Interviewer : Mengapa ibu menggadaikan emas yang ibu miliki ?
Interviewie : untuk modal usaha
Interviewer : Usaha apa yang ibu kerjakan saat ini ?
Interviewie : Saya menjual makanan
Interviewer : Sudah berapa lama bapak menjadi pengusaha makanan ? dan ada
berapa toko yang dimiliki ?
Interviewie : Saya sudah 5 tahun mengerjakan usaha ini, dan saat ini saya
mempunyai 3 toko
Interviewer : Apakah ibu pernah menggunakan bank lain sebagai tempat untuk
menggadaikan emas ? dan mengapa menggunakan BRI Syariah
sebagai tempat menggadaikan emas ?
Interviewie : Saya belum pernah menggunakan bank lain untuk menggadaikan
emas. saya menggunakan BRI syariah karena dekat dengan rumah
dan mengetahui dari teman kalau BRI syariah tidak menggunakan
syarat yang sulit.
Interviewer : Bagaimana dengan prosesnya ?
Interviewie : prosesnya juga mudah, saya hanya datang dengan membawa KTP
dan emas yang mau digadaikan.
Interviewer : Apakah bapak merasa terbantu dengan adanya produk gadai emas
di BRI Syariah ini ?
Interviewie : sangat terbantu.
2. Nama Responden : Indera Wahyudi
Alamat : Jl. Bintaro Permai III No. 8
Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan : Rp. 65.000.000/bln
Interviewer : Sudah berapa lama bapak menggunakan produk gadai emas BRI
Syariah ?
Interviewie : Saya menggunakan produk gadai emas ini sejak awal tahun ini
(2010), yaitu sekitar bulan Januari lalu.
Interviewer : Mengapa bapak menggadaikan emas yang bapak miliki ?
Interviewie : Alasan saya, saya ada keperluan mendadak yang harus segera
diselesaikan, untuk tambahan modal.
Interviewer : Usaha apa yang bapak kerjakan saat ini ?
Interviewie : Usaha saya menjual pakaian di pasar Tanah Abang.
Interviewer : Sudah berapa lama bapak menjadi pengusaha pakaian ? dan ada
berapa toko yang dimiliki ?
Interviewie : Saya sudah 20 tahun membuka usaha ini, dan saat ini saya
mempunyai 5 toko baju. 3 di pasar tanah abang dan 2 lainnya di
ITC Cipulir.
Interviewer : Apakah bapak pernah menggunakan bank lain sebagai tempat untuk
menggadaikan emas ? dan mengapa menggunakan BRI Syariah
sebagai tempat menggadaikan emas ?
Interviewie : Saya pernah mencoba salah satu bank syariah lain sebagai tempat
pegadaian, tetapi biaya sewanya lebih mahal. Selain itu, persentase
taksirnnya juga lebih kecil. Walhasil pinjaman saya juga lebih
sedikit. Kalau di BRI Syariah presentase penaksirannya cukup
tinggi dan biaya-biayanya juga tidak mahal, jd pinjaman yang
didapat bisa lebih besar.
Interviewer : Bagaimana dengan prosesnya ?
Interviewie : prosesnya juga mudah, saya hanya datang dengan membawa KTP
dan emas yang mau digadaikan. Setelah itu, mengisi formulir yang
ada. Setelah diproses kurang dari 10 menit saya sudah bisa
mendapatkan pinjaman.
Interviewer : Apakah bapak merasa terbantu dengan adanya produk gadai emas
di BRI Syariah ini ?
Interviewie : sangat terbantu.
3. Nama Responden : Hj. Maswati
Alamat : Jl. H. Domang No. 15
Pekerjaan : Wiraswasta.
Penghasilan : Rp. 110.000.000/bln
Interviewer : Sudah berapa lama ibu menggunakan produk gadai emas BRI
Syariah ?
Interviewie : Saya baru satu kali menggunakan gadai emas BRI Syariah.
Interviewer : Mengapa ibu menggadaikan emas yang bapak miliki ?
Interviewie : Saya mempunyai usaha menjual bahan pakaian di Cipadu, waktu itu
saya perlu uang untuk menambah modal untuk mengembangkan
usaha. Dan saya tahu dari teman bahwa di BRI Syariah bisa
menggadaikan emas.
Interviewer : Sudah berapa lama ibu menjalankan usaha ? dan ada berapa toko
yang dimiliki ?
Interviewie : Sudah 20 tahun saya membuka usaha ini, sekarang saya mempunyai
5 toko tetapi 1 toko saya menjual pakaian jadi.
Interviewer : Apakah ibu pernah menggunakan bank lain sebagai tempat untuk
menggadaikan emas ? dan mengapa menggunakan BRI Syariah
sebagai tempat menggadaikan emas ?
Interviewie : Tidak pernah.
Interviewer : Bagaimana dengan prosesnya ?
Interviewie : Sangat mudah ya.
Interviewer : Apakah ibu merasa terbantu dengan adanya produk gadai emas di
BRI Syariah ini ?
Interviewie : sangat terbantu.
4. Nama Responden : Lili Anggraini
Alamat : Jl. Inpres 18 No. 75
Pekerjaan : Wiraswasta.
Penghasilan : Rp. 1.000.000/bln
Interviewer : Sudah berapa lama anda menggunakan produk gadai emas BRI
Syariah ?
Interviewie : Saya sejak dua bulan lalu mengguanakan gadai emas BRI Syariah.
Interviewer : Mengapa anda menggadaikan emas yang anda miliki ?
Interviewie : untuk menambah modal usaha saya.
Interviewer : Usaha apa yang anda kerjakan saat ini ?
Interviewie : Usaha saya menjual jilbab dan aksesoris.
Interviewer : Sudah berapa lama anda membuka usaha ini ? dan ada berapa toko
yang dimiliki ?
Interviewie : Saya baru satu tahun membuka usaha ini.
Interviewer : Apakah anda pernah menggunakan bank lain sebagai tempat untuk
menggadaikan emas ? dan mengapa menggunakan BRI Syariah
sebagai tempat menggadaikan emas ?
Interviewie : Belum pernah.
Interviewer : Bagaimana dengan prosesnya ?
Interviewie : Prosesnya mudah dan syaratnya juga tidak banyak.
Interviewer : Apakah anda merasa terbantu dengan adanya produk gadai emas di
BRI Syariah ini ?
Interviewie : sangat terbantu.
5. Nama Responden : Siti Fajar Suryani
Alamat : Jl. Cempaka III No. T4A Bintaro
Pekerjaan : Ibu rumah tangga dan Wiraswasta.
Penghasilan : Rp. 20.000.000/bln
Interviewer : Sudah berapa lama ibu menggunakan produk gadai emas BRI
Syariah ?
Interviewie : Sudah 3 kali, awalnya sekitar bulan februari.
Interviewer : Mengapa ibu menggadaikan emas yang ibu miliki ?
Interviewie : Alasan saya, untuk tambahan modal.
Interviewer : Usaha apa yang ibu kerjakan saat ini ?
Interviewie : Usaha saya membuka butik dan bekerjasama dengan sahabat saya.
Interviewer : Sudah berapa lama ibu menjadi pengusaha ? dan ada berapa toko
yang dimiliki ?
Interviewie : Saya sudah 6 tahun membuka usaha ini, dan saat ini saya
mempunyai 1 toko di Jakarta dan 1 toko di Bandung.
Interviewer : Apakah ibu pernah menggunakan bank lain sebagai tempat untuk
menggadaikan emas ? dan mengapa menggunakan BRI Syariah
sebagai tempat menggadaikan emas ?
Interviewie : Pernah, tapi saya pikir BRI Syariah lebih tepat untuk saya.
Interviewer : Bagaimana dengan prosesnya ?
Interviewie : prosesnya juga mudah.
Interviewer : Apakah ibu merasa terbantu dengan adanya produk gadai emas di
BRI Syariah ini ?
Interviewie : sangat terbantu.
Recommended