View
33
Download
5
Category
Preview:
Citation preview
LAPORAN HASIL PENELITIAN
EFEKTIFITAS KINERJA JARINGAN IRIGASI
DAERAH IRIGASI MRICAN KABUPATEN JOMBANG
OLEH :
Ir. H. Hirijanto, MT.
Ir. I Wayan Mundra, MT.
Ir. Bambang Wedyantadji, MT.
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2018
Pengembangan Sumberdaya Air
ii
iii
iv
IDENTITAS PENELITIAN
1. Judul Penelitian : Efektifitas Kinerja Jaringan Irigasi Daerah Irigasi
Mrican Kabupaten Jombang
2. Ketua Peneliti :
a. Nama Lengkap : Ir. H. Hirijanto, MT
b. Bidang Keahlian : Teknik Sumber Daya Air
c. Jabatan Struktural : -
d. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
e. Unit Kerja : Teknik Sipil/ Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
ITN Malang
f. Alamat Surat : Perum ABM Permai A-22 Malang
g. Telepon/Faks : 081252375375/---
h. E-mail : janto.hiri22@gmail.com
3. Anggota Peneliti dan Alokasi Waktu:
No Nama dan Gelar Akademik Bidang
Keilmuan
Alokasi Waktu
(Jam/Minggu)
1. Ir. I Wayan Mundra, MT. Teknik
Pengairan 10
2. Ir. Bambang Wedyantadji, MT. Teknik Sipil 10
4. Obyek penelitian : Pemberian air irigasi dan kondisi bangunan irigasi
dan Instansi terkait di DI Mrican Kabupaten
Jombang
5. Masa Pelaksanaan Penelitian
Mulai : Maret 2018
Berakhir : September 2018
6. Anggaran yang diusulkan
Lembaga ITN Malang : Rp 10.000,000.00
Instansi lain : -
7. Lokasi Penelitian : Daerah Irigasi Mrican Kabupaten Jombang
v
8. Hasil yang ditargetkan.
1. Hasil yang ingin dicapai adalah sebuah metode untuk mempelajari kondisi
eksisting jaringan irigasi secara umum untuk mengetahui keadaan
bangunan irigasi dan jaringan irigasi Daerah Irigasi (DI) Mrican Kanan
Kabupaten Jombang.
2. Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian adalah mengetahui kondisi
jaringan irigasi yang ada serta usaha-usaha pemeliharaan sarana prasarana
irigasi sehingga peningkatan produksi pangan berlangsung secara
berkelanjutan dan memberikan masukan bagi instansi serta pihak-pihak
pelaksana, serta sumbangan ilmu pengetahuan bagi bidang konstruksi dan
teknik sipil secara umum
3. Target luaran publikasi jurnal IJEM Internasional
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
RINGKASAN BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 13
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................... 17
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ........................................ 19
4.1 Anggaran Biaya ............................................................................ 19
4.2 Jadwal Penelitian .......................................................................... 20
BAB V. DESKRIPSI DAERAH IRIGASI ……………………………. 22
BAB VI. INVENTARISASI OPERASI DAN PEMELIHARAAN …... 31
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………... 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Lokasi ..................................................................................... 4
Gambar 2. Bagan Alir ...................................................................................... 5
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rancangan Biaya Penelitian ................................................................ 15
Tabel 2. Rencana Jadwal Penelitian .................................................................. 16
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Lampiran 3. Biodata Ketua dan Anggota
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti
x
RINGKASAN
Sungai merupakan sumber bagi kehidupan manusia, misalnya
dimanfaatkan untuk sumber air baku, kebutuhan irigasi dan drainase alam, atau
bisa digunakan untuk PLTA, pelayaran, perikanan, pariwisata dan industri.
Untuk mencukupi kebutuhan air pada Daerah Irigasi Mrican Kanan, maka
perlu pengembangan jaringan irigasi yang dapat memenuhi kebutuhan pangan
setempat untuk itu dan perlu adanya penambahan debit air sesuai dengan
keperluan dan juga perencanaan saluran-saluran teknis dengan sistem jaringan
irigasinya. Meminimalisasi kehilangan dan kebocoran jaringan irigasi sangat
diperlukan serta pemeliharaan yang rutin karena kehilangan dan kebocoran dapat
mengakibatkan in efisiensi pemberian air irigasi.
Pada efektifitas kinerja pemberian air irigasi ini sangat diperlukan dalam
perencanaan sampai dengan pembuatan serta pemeliharaan membutuhkan
pembiayaan yang tinggi serta waktu yang lama, sehingga dapat terpakai dalam
jangka waktu yang lama atau sesuai dengan umur bangunan tersebut.
Dengan adanya penelitian di Daerah Irigasi Mrican Kanan Kabupaten
Jombang ini dapat memberikan informasi kepada Instansi terkait ataupun
masyarakat pengguna dapat mengetahui kondisi bangunan serta jaringan irigasi
yang ada dan diperlukan penanganan yang cepat sehingga kinerja pemberian air
irigasi dapat optimum dan efektif. Oleh karena itu diharapkan, peran serta
masyarakat setempat untuk menjaga dan memelihara demi manfaatnya kedepan
secara kontinyu berkelanjutan
Kata Kunci : Daerah Irigasi, Bangunan Air, Jaringan Irigasi
11
BAB I. PENDAHULUAN
Air merupakan unsur yang tidak dipisahkan dari kehidupan manusia dan makhluk
hidup yang lain di bumi ini, yakni demi peradapan dan kebutuhan manusia itu sendiri.
Bahkan bila dapat dipisahkan tanpa pengembangan sumberdaya air secara konsisten
peradapan manusia tidak akan mencapai tingkat yang dinikmati sampai saat ini. Oleh karena
itu, pengembangan dan pengelolaan sumnber daya air merupakan dasar peradapan manusia.
Penggunaan air untuk irigasi merupakan salah satu dari berbagai alternatif pengembangan
dan pemanfaatan sumber daya air. Kita perlu mengetahui bahwa perimbangan antara
produksi pangan dan jumlah penduduk di Indonesia bersifat kompleks, sebab banyak sekali
faktor yang mempengaruhi perimbangan tersebut. Pertambahan penduduk yang cepat perlu
diimbangi dengan pertambahan produksi pangan yang cepat pula.
Melalui uraian diatas tidak salah bila pertanian menjadi perioritas utama di Negara
Republik Indonesia, karena Indonesia adalah negara agraris dimana swasembada pangan
yang dulunya diterapkan harus tetap dipertahankan dan kalau mungkin ditingkatkan. Seperti
yang kita ketahui bersama pada saat sekarang ini Negara Republik Indonesia perlu
mengimpor beras guna menstabilkan harga beras serta menjaga cadangan ketersediaan stok
beras nasional. Untuk menunjang hal-hal tersebut diperlukan suatu usaha peningkatan
produksi pertanian dengan bermacam-macam cara antara lain yaitu intensifikasi,
ekstensifikasi, diversivikasi pertanian dengan tujuan jangka panjang yakni agar dapat
mengekspor bahan pokok ke negara lain.
Pengelolaan air yang tepat memiliki peranan yang sangat penting untuk menunjang
usaha-usaha tersebut diatas, terutama digunakan untuk mencukupi kebutuhan irigasi. Oleh
karena itu air yang tersedia harus mencukupi dan dimanfaatkan seefisien mungkin, terutama
dalam hal pembagian air untuk lahan-lahan pertanian agar dapat terbagi dan tersalurkan
secara merata dan juga terbagi dalam jumlah dan waktu yang tepat bagi pertumbuhan
tanaman khususnya untuk tanaman padi. Terlepas dari mutu air yang tersedia, cara
pemberian air yang telah diterangkan diatas akan berpengaruh pada produktivitas tanaman
padi yang akhirnya akan meningkatkan hasil panen, hal ini yang perlu diperhatikan adalah
menekan kebocoran dan kehilangan air sekecil mungkin.
Maka dari itu diperlukan suatu sistem jaringan irigasi untuk pengelolaan air yang telah
disadap/diambil dari sebuah sungai yang berbentuk bangunan bebas pengambilan atau
bendung dan lainnya hingga akhirnya sampai ke lahan-lahan pertanian. Baik buruknya
saluran utama dan bangunan lainnya akan menentukan kualitas pelayanan irigasi pada suatu
daerah pertanian.
12
Latar Belakang
Pengelolaan sumberdaya air dimaksudkan untuk mengupayakan pengembangan,
pemanfaatan dan perlindungan sumber daya air agar dapat memenuhi kebutuhan semua
sektor atas air yang memadahi. Tujuannya adalah untuk memanfaatkan air secara optimal
dan kontinyu yang berkelanjutan.
Seiring dengan cepatnya laju pertambahan penduduk maka meningkat pula kebutuhan
penduduk akan sektor pertanian pangan. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha peningkatan
dan pelestarian swasembada pangan dengan pembangunan sarana dan prasarana pengairan
yang nyata, sehingga dapat meningkatkan hasil produksinya dengan cara revitalisasi jaringan
irigasi yang ada.
Hal penting yang harus diperhatikan bahwa air irigasi tersebut harus dapat
menjangkau lahan-lahan yang letaknya jauh tetapi masih berada di daerah irigasi tersebut
dengan memperkecil atau meminimalkan resiko kehilangan air akibat rembesan. Usaha
tersebut dapat dilakukan dengan jalan perbaikan jaringan irigasi yang ada agar menjadi lebih
baik dari sebelumnya dan memenuhi syarat teknis, sehingga lahan-lahan pada daerah
tersebut dapat diairi secara kontinyu berkelanjutan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari kondisi eksisting jaringan irigasi
secara umum untuk mengetahui keadaan bangunan dan jaringan irigasi DI Mrican Kanan,
Turi Lama dan Turi Baru di Kabupaten Jombang.
Manfaat yang diharapkan adalah untuk mengetahui kondisi jaringan irigasi yang ada saat
sekarang ini dan usaha-usaha pemeliharaan sarana prasarana irigasi sehingga peningkatan
produksi pangan berlangsung secara berkelanjutan.
13
Lokasi Obyek Penelitian
Lokasi Obyek Penelitian dilaksanakan pada DI Mrican Kanan, Turi Lama dan Turi
Baru di Kabupaten Jombang.
Batas-batas administrasi Kabupaten Jombang sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Lamongan
Sebelah Selatan : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang
Sebelah Timur : Kabupaten Mojokerto
Sebelah Barat : Kabupaten Nganjuk
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
Kabupaten Lamongan
Kabupaten Mojokerto
Kabupaten Malang
Kabupaten Kediri
Kabupaten Nganjuk
14
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Umum
Pengembangan sumber daya air dalam peningkatan produksi pangan merupakan hal
yang asangat penting dalam usaha pertanian, dimana irigasi merupakan salah satu bagian
dari program intensifikasi pertanian. Peningkatan efisiensi penggunaan air irigasi merupakan
salah satu bentuk pengembangan sumber daya air bagi pertanian.
Dalam pembangunan proyek irigasi banyak air yang diperlukan untuk pertanian harus
dapat diketahui dengan tepat, sehingga pemberian air irigasi dapat seefisien mungkin dan
tidak terbuang sia-sia. Besar kebutuhan air irigasi ditentukan oleh banyak faktor, terutama
tergabung jenis tanaman dan masa pertumbuhan tanaman sampai masa produksi dalam satu
kali musim tanam.
Faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya pemakaian air irigasi adalah sebagai
berikut :
a) Jenis tanaman.
b) Cara pemberian air.
c) Jenis tanah yang digunakan pada suatu jenis tanaman.
d) Cara pengelolaan dan pemeliharaan saluran dan bangunan irigasi.
e) Waktu tanam yang berurutan, berselang lebih dari dua minggu sehingga memudahkan
pengaturan cara pemberiaan air (giliran).
f) Pengolahan tanah.
g) Iklim dan keadaan cuaca, meliputi curah hujan, kecepatan angin, letak lintang,
penyinaran matahri, kelembaban udara dan suhu udara.
2.2. Pedoman Daerah Irigasi (D.I)
Pedoman Daerah Irigasi (D.I) adalah kumpulan dari data-data gambar dasar,
konstruksi, eksploitasi, dan pemeliharaan dari setiap Daerah Irigasi. Kumpulan data-data
tersebut terdiri dari :
a) Peta lokasi bangunan jaringan irigasi
b) Peta Skema Konstruksi (PSK)
c) Peta Skema Eksploitasi (PSE)
d) Evaluasi saluran dan petak tersier
e) Penjelasan-penjelasan eksploitasi dan pemberian air
f) Evaluasi saluran dan bangunan bagi
g) Gambar penampang memanjang dan melintang saluran
h) Evaluasi bangunan-bangunan utama
15
Tiap Daerah Irigasi (D.I) harus mempunyai pedoman D.I, setiap kejuron mendapat
satu sub pedoman D.I. Dibuat tiga copi pedoman D.I yaitu untuk juru, untuk kepala bagian
dan untuk seksi-seksi Yang dikelolah oleh lebih dari satu juru akan dibuatkan dua atau lebih
sub pedoman D.I.
2.3. Cara Mempersiapkan Pedoman D I
Cara mempersiapkan pedoman D.I yaitu dengan cara membuat peta untuk
rancangannya. Buatlah daftar isi untuk tugas dan hal-hal yang akan dikerjakan. Pedoman D.I
dibagi menjadi enam kelengkapan-kelengkapan
1. Peta-peta lokasi dan kata pengantar
2. Peta-peta SAP
3. Penjelasan-penjelasan eksploitasi dan pembagian air
4. Evaluasi saluran dan bangunan bagi
5. Evaluasi bangunan utama
2.3.1. Peta-peta Lokasi dan Kata Pengantar
Semua ini harus memberikan informasi dengan jelas dan sederhana mengenai
keadaannya sekarang didalam D.I.
Langkah-langkah yang disiapkan adalah sebagai berikut :
Langkah 1 – Lembaran untuk ikhtisar pengaturan
Langkah 2 – Peta lokasi umum
Langkah 3 – Kata pengantar tertulis dengan dua peta, yaitu peta dengan skala 1 : 250.000
untuk lokasi relatif terhadap cabang-cabang DAS yang berdekatan, dan peta
dengan skala 1 : 50.000 untuk lokasi relatif dari D.I yang berdekatan.
Apabila ada dua atau lebih sub pedoman D.I, maka cantumkan dibagian umum
didalam kata pengantarnya mengenai D.I yang bersangkutan dan kata pengantar khusus bagi
daerah kejuronnya
2.3.2. Peta-peta Sistem Irigasi
Berdasarkan pedoman “Petunjuk Pembuatan Peta Daerah Pengairan” bulan april
Tahun 1975. Peta DI-nya diteliti apakah sudah betul bahwa skalanya 1 : 10.000, standar
ukurannya A1 (806 x 574 mm), standar keterangan (legenda) dan format yang digunakan,
apakah peta tersebut sudah sesuai dengan informasi yang dibutuhkan.
2.3.3. Inventarisasi Saluran dan Bangunan Bagi dan Sadap
2.3.3.1 Saluran
16
Saluran adalah satu sarana untuk membawa dan membuang air irigasi agar tanaman
dapat tumbuh dengan baik. Adapun jenis saluran menurut fungsi dan tata letaknya yaitu :
Saluran primer, Saluran sekunder, Saluran tersier dan Saluran kwarter.
Kriteria pemilihan bentuk saluran yaitu :
1. Mampu membawa air dengan debit maksimum dan penampang basah minimum guna
memperkecil kehilangan air.
2. Kemudahan pelaksanaan di lapangan.
3. Biaya murah.
4. Mudah dalam pemeliharaannya.
5. Kuat dan berumur panjang.
A. Jenis perencanaan saluran yaitu :
1. Berdasarkan bahan tebing dan dasar saluran :
a. Saluran alam
b. Saluran dengan lining
c. Saluran dari pipa
d. Saluran tanpa lining
2. Berdasrkan erosi :
a. Saluran tahan erosi ( Erodible Channel )
b. Saluran tak tahan erosi ( Non Erodible Channel )
B. Untuk perencanaan saluran diperlukan data-data sebagai berikut
a. Peta topografi, yaitu peta dengan skala 1 : 25.000 dan 1 : 5000 untuk trase
pendahuluan.
b. Peta jaringan irigasi untuk penentuan luas daerah irigasi dan daerah yang akan
dibuang airnya serta muka air yang dibutuhkan.
c. Kebutuhan bersih air irigasi di sawah dan efisiensi jaringan irigasi untuk kapasitas
saluran irigasi.
d. Karakteristik tanah, untuk menentukan kemiringan talud saluran dan kehilangan air
akibat perkolasi.
2.3.3.2 Bangunan Bagi
Apabila air irigasi dibagi dari saluran primer ke sekunder maka akan
dibuat bangunan bagi. Bangunan bagi terdiri dari pintu-pintu yang berfungsi mengukur dan
mengatur air yang mengalir ke berbagai saluran. Salah satu pintu-pintu bangunan bagi
berfungsi sebagai pintu pengatur muka air, sedangkan pintu-pintu sadap lainnya berfungsi
untuk mengukur debit.
17
2.3.3.3 Bangunan Pengatur
Bangunan pengatur akan mengatur muka air saluran di tempat-tempat dimana terletak
bangunan sadap dan bagi. Khususnya di saluran-saluran yang kehilangan tinggi energinya
harus kecil, bangunan pengatur harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak banyak
rintangan sawaktu terjadi debit rencana. Misalnya pintu sorong harus dapat diangkat
sepenuhnya selama terjadi debit rencana, kehilangan energi harus kecil pada pintu skot balok
jika semua balok dipindahkan.
18
BAB III. METODE PENELITIAN
Kerangka penelitian
Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan
oleh peneliti dengan menampilkan hasil akhir berupa informasi dari data base yang telah
dibuat
Mengacu pada penelitian sebelumnya maka system database yang digunakan dalam
penelitian ini identik dengan penelitian terdahulu yakni dengan mengumpulkan data
sekunder dan primer melalui wawancara serta permintaan data pada pihak terkait.
Pada penelitian ini, dilakukan dengan pengamatan dan dokumentasi kondisi bangunan irigasi
dan jaringannya
Langkah kegiatan sampai dengan output perencanaan dilakukan secara sistematis
sesuai dengan waktu pelaksanaan kegiatan. Waktu pelaksanaan Pekerjaan Inventarisasi
Jaringan Irigasi Kabupaten Jombang adalah selama ± 6 bulan. Sesuai dengan jangka waktu
tersebut, maka dalam dokumen teknis ini dirumuskan jadwal pelaksanaan kegiatan. Jadwal
pelaksanaan kegiatan Inventarisasi Jaringan Irigasi Kabupaten Jombang sebagai berikut:
a. Langkah kegiatan persiapan dan buku Laporan Pendahuluan
Untuk menyusun laporan pendahuluan dibutuhkan kegiatan persiapan. Waktu yang
diperlukan untuk penyelesaian kegiatan persiapan sampai terangkumnya buku Laporan
Pendahuluan adalah ± 4 (empat) minggu, yang sekaligus dilanjutkan dengan kegiatan
diskusi Laporan Pendahuluan.
Kemudian untuk revisi buku Laporan Pendahuluan dibutuhkan waktu 1 minggu.
b. Langkah kegiatan kompilasi data
Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan melakukan survey primer dan
sekunder langsung ke lapangan. Waktu yang diperlukan adalah ± 4 (empat) minggu.
Seluruh hasil kegiatan pengumpulan data, fakta dan informasi tersebut akan merupakan
bagian dari buku Laporan Fakta dan Analisa.
c. Langkah kegiatan pengolahan data dan analisa
Untuk kegiatan analisa memerlukan waktu ± 8 (delapan) minggu. Seluruh hasil kegiatan
kompilasi data dan analisa akan disusun dalam buku Laporan Fakta dan Analisa.
d. Langkah kegiatan rancangan rencana
Untuk kegiatan penyusunan rancangan rencana memerlukan waktu ± 4 (empat) minggu.
Waktu tersebut diperlukan untuk kegiatan menganalisis, presentasi sampai pada revisi
Laporan Akhir.
e. Langkah kegiatan perumusan rencana (proses konsultasi substansi)
19
Perumusan rencana dilakukan setelah seminar, perumusan rencana akan terangkum
dalam Laporan Akhir, penyempurnaan dari peta-peta yang terdapat dalam Laporan
Akhir dan rekanan mengawal sampai substansi laporan benar-benar fix, setelah adanya
ijin dari provinsi dan menteri. Seluruh kegiatan ini dijadwalkan akan selesai dalam
waktu ± 4 (empat) minggu.
Bagan Alir Penelitian
Alur penelitian yang akan dilaksanakan oleh tim penelitia sebagaimana tercantum
dalam gambar dibawah berikut ini:
Gambar 2. Bagan Alir Penelitian
MULAI
Pengumpulan Data Sekunder - Data Primer - Data Sekunder
Penyusunan Base Model
SELESAI
Hasil Pembahasan dan Saran, Rekomendasi
Data Valid
Ya
Tidak
20
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1 Anggaran Biaya
Sesuai dengan rincian kegiatan yang terurai dalam rencana jadwal penelitian maka
dapat disusun rancangan anggaran biaya tabel 1.
Tabel 1. Rancangan Biaya Penelitian
NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH HARGA
(Rp)
I Pelaksana
Ketua dan Anggota
Sub Total I (31%) Rp3.100,000.00
II Pengumpulan Data, Analisa
Akomodasi, ATK, Transportasi Pengambilan Data
Sub Total II (50%) Rp 5.000,000.00
III Lain-lain
Publikasi, Pelaporan
Sub Total III (19%) Rp 1.900,000.00
Jumlah Biaya Penelitian Rp 10.000,000.00
Terbilang : Sepuluh Juta Rupiah
21
4.2 Jadwal Penelitian
Rencana jadwal pelaksanaan penelitian dan rincian kegiatan ini seperti tercantum dalam
tabel dibawah.
Tabel 2. Rencana Jadwal Penelitian
No. KEGIATAN Bln 1 Bln 2 Bln 3 Bln 4 Bln 5 Bln 6
1 Persiapan
2 Survey data
3 Pengolahan data awal
4 Penyusunan base model
5 Pembahasan dan analisa hasil
rekomendasi
6 Seminar/lokakarya/
konferensi
22
V. DESKRIPSI DAERAH IRIGASI
5.1. Umum
Lahan pertanian yang semakin berkurang akibat adanya pemenuhan kebutuhan yang
lain bukan berarti tidak diperlukan lagi bangunan irigasi. Pertumbuhan penduduk yang
semakin meningkat disekitar daerah irigasi menyebabkan peningkatan kebutuhan pangan,
sehingga diperlukan perawatan dan pembangunan jaringan irigasi sebab suatu lahan mutlak
diperlukan untuk perbaikan sistem pertanian dimasa yang akan datang.
Penggunaan tanah pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua bagian besar, yaitu
tanah sawah dan tanah kering. Berdasarkan data yang ada, maka terlihat bahwa penggunaan
tanah terbesar adalah untuk sawah tercatat 50.098 Ha atau 44,78 persen dari luas wilayah
Kabupaten Jombang. Dari luas tanah sawah yang ada,jika dilihat dari jenis pengairannya
maka 40.039 Ha atau 92.04 persen berpengairan teknis; 4.867 Ha atau 4.08 persen sawah
tadah hujan; 2.300 Ha atau 2.70 persen sawah ½ teknis; 703 Ha atau 1.19 persen sawah non
PU.
Rata-rata produksi / produktivitas padi (padi sawah dan ladang) di Kabupaten
Jombang pada tahun 2007 sebanyak 58,27 Kw/Ha dengan luas panen bersih 63,286 Ha dan
produksi 368.761 ton. Kecamatan penyumbang produksi padi terbesar adalah Kecamatan
Bareng dengan total produksi 37.359 ton dan luas panen bersih sebesar 6471 Ha. Sedang
Kecamatan Sumobito memiliki produktifitas paling tinggi yaitu 63,14 Kw/Ha dengan luas
panen sebesar 3.306 Ha. Hampir semua kecamatan di Kabupaten Jombang memiliki luas
panen padi sawah meskipun terdapat dua Kecamatan yang relatif kecil luas panennya, yaitu
Kecamatan Wonosalam (1019 Ha) dan Kecamatan Ngusikan (977 Ha). Hal ini disebabkan
karena sebagian besar lahan yang ada di wilayah Kecamatan ini merupakan hutan. Tanaman
palawija yang memiliki produktifitas paling tinggi adalah jagung dengan produksi 152.627
23
ton dengan luas panen 27.824 Ha. Sementara yang memiliki produksi paling rendah adalah
ubi jalar dengan produksi 588 ton dan luas panen 42 Ha.
5.2. Kondisi Geografis
Wilayah yang menjadi pembahasan dalam Inventarisasi Jaringan Irigasi di
Kabupaten Jombang secara geografis ini terletak antara 70 20’ 48,60” dan 70 46’ 41,26”
Lintang Selatan serta antara 1120 03’ 46,57” dan 1120 27’ 21,26” Bujur Timur, dengan luas
mencakup 1.159,50 km2.
Batas-batas administrasi Kabupaten Jombang sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Lamongan
Sebelah Selatan : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang
Sebelah Timur : Kabupaten Mojokerto
Sebelah Barat : Kabupaten Nganjuk
5.3. Keadaan Bangunan dan Jaringan Irigasi
Secara umum kondisi fisik bangunan dan jaringan irigasi pada DI Merican Kanan,
Tunggorono, Turi Lama dan Turi Baru di Kabupaten Jombang saat ini bisa dikatakan masih
cukup baik dari segi pengelolaan dan pemeliharaannya. Mulai dari bangunan utama,
bangunan pembawa, bangunan bagi sadap, maupun bangunan pelengkap.
Irigasi didefinisikan sebagai suatu cara pemberian air, baik secara alamiah ataupun
buatan pada tanah dengan tujuan untuk memberi kelembaban yang berguna bagi
pertumbuhan tanaman. Tujuan irigasi pada suatu daerah adalah upaya rekayasa teknis untuk
penyediaaan dan pengaturan air dalam menunjang serta meningkatkan produksi pertanian,
dari sumber air ke daerah yang memerlukan serta mendistribusikan secara teknis dan
sistematis. Sedangkan manfaat dari suatu sistem irigasi, adalah :
a. Untuk membasahi tanah, yaitu pembasahan tanah pada daerah yang curah hujannya
kurang atau tidak menentu.
24
b. Untuk mengatur pembasahan tanah, agar daerah pertanian dapat diairi sepanjang
waktu pada saat dibutuhkan, baik pada musim kemarau maupun musim penghujan.
c. Untuk menyuburkan tanah, dengan mengalirkan air yang mengandung lumpur dan zat-
zat hara penyubur tanaman pada daerah pertanian tersebut, sehingga tanah menjadi
subur.
d. Untuk kolmatase, yaitu meninggikan tanah yang rendah / rawa dengan pengendapan
lumpur yang dikandung oleh air irigasi.
e. Untuk pengelontoran air , yaitu dengan mengunakan air irigasi, maka kotoran /
pencemaran / limbah / sampah yang terkandung di permukaan tanah dapat digelontor
ketempat yang telah disediakan (saluran drainase) untuk diproses penjernihan secara
teknis atau alamiah.
f. Pada daerah dingin, dengan mengalirkan air yang suhunyalebih tinggi dari pada tanah,
sehingga dimungkinkan untuk mengadakan proses pertanian pada musim tersebut.
Kelebihan dibangunnya suatu sistem irigasi dan bangunan-nya, secara umum adalah
mengatasi kekurangan pangan, meningkatkan produksi dan nilai jual hasil tanaman,
peningkatan kesejahteraan masyarakat, pembangkit Tenaga Listrik, Transportasi Air (Inland
Navigation), Efek terhadap Kesehatan, Supply Air Baku, Peningkatan Komunikasi /
Transportasi. Berdasarkan cara pengaturan, pengukuran, serta kelengkapan fasilitas, jaringan
irigasi dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu
(1) Jaringan irigasi sederhana,
Jaringan irigasi sederhana biasanya diusahakan secara mandiri oleh suatu kelompok
petani pemakai air, sehingga kelengkapan maupun kemampuan dalam mengukur dan
mengatur masih sangat terbatas. Ketersediaan air biasanya melimpah dan mempunyai
kemiringan yang sedang sampai curam, sehingga mudah untuk mengalirkan dan
membagi air. Jaringan irigasi sederhana mudah diorganisasikan karena menyangkut
25
pemakai air dari latar belakang sosial yang sama. Namun jaringan ini masih memiliki
beberapa kelemahan antara lain:
a. Terjadi pemborosan air karena banyak air yang terbuang,
b. Air yang terbuang tidak selalu mencapai lahan di sebelah bawah yang lebih subur,
dan
c. Bangunan penyadap bersifat sementara, sehingga tidak mampu bertahan lama
(2) Jaringan Irigasi Semi Teknis
Jaringan irigasi semi teknis memiliki bangunan sadap yang permanen ataupun semi
permanen. Bangunan sadap pada umumnya sudah dilengkapi dengan bangunan
pengambil dan pengukur. Jaringan saluran sudah terdapat beberapa bangunan permanen,
namun sistem pembagiannya belum sepenuhnya mampu mengatur dan mengukur.
Karena belum mampu mengatur dan mengukur dengan baik, sistem pengorganisasian
biasanya lebih rumit
(3) Jaringan Irigasi Teknis.
Jaringan irigasi teknis mempunyai bangunan sadap yang permanen. Bangunan sadap
serta bangunan bagi mampu mengatur dan mengukur. Disamping itu terdapat pemisahan
antara saluran pemberi dan pembuang. Pengaturan dan pengukuran dilakukan dari
bangunan penyadap sampai ke petak tersier. Untuk memudahkan sistem pelayanan
irigasi kepada lahan pertanian, disusun suatu organisasi petak yang terdiri dari petak
primer, petak sekunder, petak tersier, petak kuarter dan petak sawah sebagai satuan
terkecil
26
Tabel. 3.1.
Klasifikasi Jaringan Irigasi
KLASIFIKASI JARINGAN IRIGASI
Teknis Semi Teknis Sederhana
Bangunan Utama
Kemampuan dalam
mengukur dan
mengatur debit
Jaringan saluran
Bangunan
permanen
Baik
Saluran pemberi
dan pembuang
terpisah
Bangunan permanen
atau Semi Permanen
Sedang
Saluran pemberi dan
pembuang tidak
sepenuhnya terpisah
Bangunan
sementara
tidak mampu
mengatur /
mengukur
Saluran pemberi
dan pembuang
menjadi satu
Teknis Semi Teknis Sederhana
Petak tersier Dikembangkan
Sepenuhnya
Belum dikembangkan
identitas bangunan
tersier jarang
Belum ada jaringan
terpisah yang
dikembangkan
Efisiensi secara
keseluruhan
50-60% 40-50% <40%
Ukuran Tak ada batasan < 2000 < 500 hektar
Sumber : Standar Perencanaan Irigasi
5.3 Bangunan Irigasi
Terdapat bermacam-macam bangunan irigasi seperti Bendung gerak, Bendung Tetap,
Pengambilan Bebas, Saluran Primer, Saluran Sekunder, Saluran Tersier, Bangunan Bagi,
Bangunan Sadap, Bangunan Bagi-Sadap. Keberadaan bangunan irigasi diperlukan untuk
menunjang pengambilan dan pengaturan air irigasi. Beberapa jenis bangunan irigasi yang
27
sering dijurnpai dalam praktek irigasi antara lain (1) bangunan utama, (2) bangunan
pembawa, (3) bangunan bagi, (4) bangunan sadap, (5) bangunan pengatur muka air, (6)
bangunan pernbuang dan penguras serta (7) bangunan pelengkap.
5.3.1 Bangunan Utama
Bangunan utama dimaksudkan sebagai penyadap dari suatu sumber air untuk
dialirkan ke seluruh daerah irigasi yang dilayani. Berdasarkan sumber airnya. Bangunan
utarna yang terdapat di Kabupaten Jombang dapat diklasifikasikan menjadi kategori
bendung dan pengambilan bebas (Intake).
a. Bendung
Bendung adalah adalah bangunan air dengan kelengkapannya yang dibangun
melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat dengan maksud untuk meninggikan
elevasi muka air sungai. Apabila muka air di bendung mencapai elevasi tertentu yang
dibutuhkan, maka air sungai dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat-ternpat
yang mernerlukannya. Terdapat beberapa jenis bendung, diantaranya adalah (1) bendung
tetap (weir), (2) bendung gerak (barrage) dan (3) bendung karet (inflamble weir). Pada
bangunan bendung biasanya dilengkapi dengan bangunan pengelak, peredam energi,
bangunan pengambilan, bangunan pembilas , kantong lumpur dan tanggul banjir.
Gambar 3.1. Bendung
28
b. Pengambilan bebas (Intake)
Pengambilan bebas (intake) adalah bangunan yang dibuat ditepi sungai yang
berfungsi menyadap air sungai untuk dialirkan ke daerah irigasi yang dilayani.
Pintu Pengambilan Bebas (Intake)
Gambar 3.2. Bangunan Pengambilan Bebas (Intake)
5.3.2 Bangunan Pembawa
Bangunan pernbawa mempunyai fungsi mernbawa / mengalirkan air dari sumbernya
menuju petak irigasi. Bangunan pernbawa meliputi saluran primer, saluran sekunder, saluran
tersier dan saluran kwarter. Termasuk dalam bangunan pernbawa adalah talang, gorong-
gorong, siphon, terjunan dan got miring. Saluran primer biasanya dinamakan sesuai dengan
daerah irigasi yang dilayaninya. Sedangkan saluran sekunder sering dinamakan sesuai
dengan nama desa yang terletak pada petak sekunder tersebut.. Berikut ini penjelasan
berbagai saluran yang ada dalam suatu sistern irigasi.
a) Saluran primer membawa air dari bangunan sadap menuju saluran sekunder dan ke
petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan
bagi yang terakhir.
b) Saluran sekunder membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran primer
menuju petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas
akhir dari saluran sekunder adalah bangunan sadap terakhir.
29
c) Saluran tersier membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran sekunder
menuju petak-petak kuarter yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas
akhir dari saluran sekunder adalah bangunan boks tersier terakhir.
d) Saluran kuarter mernbawa air dari bangunan yang menyadap dari boks tersier
menuju petak-petak sawah yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas
akhir dari saluran sekunder adalah bangunan boks kuarter terakhir.
Gambar 3.3. Saluran Pembawa
5.3.3 Bangunan Bagi dan Sadap
Bangunan bagi merupakan bangunan yang terletak pada saluran primer, sekunder
dan tersier yang berfungsi untuk membagi air yang dibawa oleh saluran yang bersangkutan.
Khusus untuk saluran tersier dan kuarter bangunan bagi ini masing-masing disebut boks
tersier dan boks kuarter. Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau
sekunder menuju saluran tersier penerima. Dalam rangka penghematan bangunan bagi dan
sadap dapat digabung menjadi satu rangkaian bangunan.
30
Gambar 3.4. Bangunan Bagi dan Sadap
5.3.4 Bangunan Pembuang dan Penguras
Bangunan penguras (wasteway) dipakai untuk mengosongkan saluran untuk
keperluan-keperluan inspeksi, pemeliharaan, pengeringan berkala atau darurat, misalnya
pada waktu terjadi keruntuhan tanggul saluran. Bangunan penguras lumpur dan pasir akhir
terletak diujung saluran untuk mengalirkan air yang tidak dipakai ke saluran pembuang.
Bangunan penguras lumpur dan pasir ini sering dikombinasikan dengan pelimpah samping
untuk mengurangi biaya pelaksanaan serta memberikan berbagai kondisi eksploitasi saluran.
5.3.5 Bangunan Pengatur
Bangunan pengatur akan mengatur muka air saluran ditempat-tempat dimana
terletak bangunan sadap dan bagi. Khususnya disaluran-saluran yang kehilangan tinggi
energinya harus kecil, bangunan pengatur harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
tidak banyak rintangan sawaktu terjadi debit rencana. Misalnya pintu sorong harus dapat
diangkat sepenuhnya selama terjadi debit rencana, kahilangan energi harus kecil pada pintu
skot balok jika semua balok dipindahkan.
Di saluran-saluran sekunder dimana kehilangan tinggi energi tidak merupakan
hambatan, bangunan pengatur dapat direncanakan tanpa menggunakan pertimbangan-
pertimbangan diatas.
31
VI. INVENTARISASI OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Inventarisasi
Secara umum kondisi fisik bangunan dan jaringan irigasi pada DI Siman,
Tunggorono, Turi Lama dan Turi Baru. Kabupaten Jombang saat ini bisa dikatakan masih
cukup baik dari segi pengelolaan dan pemeliharaannya. Mulai dari bangunan utama,
bangunan pembawa, bangunan bagi sadap, maupun bangunan pelengkap.
Keadaan Bangunan di DI Siman
DI Siman memiliki 4 (empat) Pikem (Pimpinan Kemantren) yaitu Gambiran, Karobelah,
Panampan dan Penanggalan.
32
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan antara lain :
1. Kondisi fisik bangunan irigasi yang ada di DI Siman, Tunggorono, Turi Lama dan
Turi Baru di Kabupaten Jombang saat ini bisa dikatakan masih cukup baik dari segi
pengelolaan dan pemeliharaannya. Mulai dari bangunan utama, bangunan
pengambilan (intake), bangunan bagi sadap, saluran, maupun bangunan pelengkap.
2. Tata cara pemeliharaan jaringan irigasi yang dilakukan pada DI Siman, Tunggorono,
Turi Lama dan Turi Baru di Kabupaten Jombang yaitu :
Pemeliharaan rutin
Meliputi, pembersihan sampah / kotoran, pembabatan rumput yang tumbuh
disekitar saluran, penanaman gembalan rumput, pencabutan alang-alang dan
penanganan rembesan dan kebocoran.
Pemeliharaan berkala
Meliputi, penutupan lubang-lubang tanggul yang bocor, membuang akar-akar
yang dapat merusak tanggul, memperkuat tanah urugan ditempat bangunan
dan penggerukan lumpur / sedimentasi.
3. Perbaikan yang perlu dilakukan adalah meliputi :
Perbaikan karena kelalaian manusia
Meliputi, perbaikan pintu air yang hilang pada bangunan bagi dan memberi
pelumas untuk pintu air yang sudah berkarat pada bangunan pemgambil
(intake) dan bangunan pembilas.
7.2. SARAN
1. Didalam melakukan perbaikan, terlebih dahulu harus memperolah data-data yang
diperoleh dari survey, karena dari hasil data survey tersebut dapat diketahui
kerusakan yang terjadi dan yang masih bisa dipertahankan.
33
2. Sebaiknya segera melaksanakan pembangunan dan perbaikan fisik bangunan irigasi
yang ada di DI Siman, Tunggorono, Turi Lama dan Turi Baru di Kabupaten
Jombang mulai dari bangunan sekunder, bangunan bagi sadap, saluran, maupun
bangunan pelengkap ke arah hilir, terutama yang mengalami kerusakan.
34
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor12/PRT/M/2015, Tentang Eksploatasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi,
Jakarta
2. Anonim, 1977, Eksploatasi & Pemeliharaan, Direktorat Jenderal Pengairan: Dinas
Pekerjaan Umum Pengairan, Propinsi Jawa Timur
3. Anonim, 1997, Pedoman Umum Operasi & Pemeliharaan Jaringan Irigasi,
Direktorat Jenderal Pengairan: Dinas Pekerjaan Umum – Japan International
Cooperation Agency (JICA)
4. Anonim, 1983, Konstruksi Cara-cara Untuk Mengurangi Angkutan Sedimen Yang
akan masuk ke Intake dan Saluran Pengairan, Direktorat Penyelidikan Masalah
Air, Direktorat Jenderal Pengairan: Dinas Pekerjaan Umum, Jakarta
5. Departemen Pekerjaan umum, 1986. Kriteria Perencanaan bagian Jaringan Irigasi.
KP – 01, Badan Penerbit PU. Jakarta.
6. Departemen Pekerjaan umum. 1986. Kriteria Perencanaan bagian Bangunan
Utama. KP – 02, Badan Penerbit PU. Jakarta.
7. Departemen Pekerjaan umum. 1986. Kriteria Perencanaan bagian Saluran. KP–03,
Badan Penerbit PU. Jakarta.
8. Departemen Pekerjaan umum. 1986. Kriteria Perencanaan bagian Bangunan.
KP – 04, Badan Penerbit PU. Jakarta.
9. Departemen Pekerjaan umum. 1986. Kriteria Perencanaan Bagian Petak Tersier.
KP-05, Badan Penerbit PU. Jakarta
10. Departemen Pekerjaan umum. 1986. Kriteria Perencanaan bagian Parameter
Bangunan. KP – 01, Badan Penerbit PU. Jakarta.
11. Hadisusanto Nugroho, Dr. Ir. Drs. 2011. Aplikasi Hidrologi. Jogja Mediautama.
Malang.
12. Mawardi Erman, Drs. 2002. Desain Hidroulik Bendung Tetap. Alfabeta. Bandung.
13. Mawardi Erman, Prof. R. Drs. 2010. Desain Hidraulik Bangunan Irigasi. Alfabeta.
Bandung.
14. Memed Moch., Ir. 2002. Desain Hidraulik Bendung Tetap. Alfabeta. Bandung.
15. Sosrodarsono, S. Ir. 1981. Bendungan Type Urugan. Pradnya Paramita. Jakarta.
16. Soemarto, C D. Ir. 1987. Hidrologi Teknik. Usaha Nasional. Surabaya.
17. Sudjarwadi. 1990. Teori dan Praktek Irigasi. Biro Penerbit KMTS UGM.
Yogyakarta
35
18. Triadmodjo Bambang. 2006. Hidrologi Terapan. Beta Offset. Yokyakarta
19. Triadmodjo Bambang, Dr. Ir. 1993. Hidraulika II. Beta Offset. Yokyakarta
36
Lampiran 1.
Justifikasi Rencana Anggaran Biaya
No Uraian Pekerjaan Vol Sat Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
I Pelaksana
1 Gaji Ketua 1 Org Rp 1,000,000.00 Rp 1,000,000.00
2 Anggota 2 Org Rp 600,000.00 Rp 1,200,000.00
3 Surveyor 3 Org Rp 300,000.00 Rp 900,000.00
Sub Total I Rp 3.100,000.00
II Pengumpulan Data
1 Akomodasi Survey 3 Ls Rp 500,000.00 Rp 1.500,000.00
2 ATK dan Bahan Habis Pakai 1 Ls Rp 500,000.00 Rp 500,000.00
3 Sewa Komputer 3 bln Rp 500,000.00 Rp 1.500,000.00
4 Transportasi Pengambilan
Data
3 Ls Rp 500,000.00 Rp 1.500,000.00
Sub Total II Rp 5.000,000.00
III Lain-lain
1 Seminar/ Publikasi 2 org Rp 700,000.00 Rp 1.400,000.00
2 Pelaporan 1 Ls Rp 300,000.00 Rp 500,000.00
Sub Total III Rp 1.900,000.00
Jumlah Biaya Penelitian Rp 10.000,000.00
Terbilang : Sepuluh Juta Rupiah
37
Lampiran 2.
Struktur Organisasi Tim Peneliti Dan Pembagian Tugas
Berdasarkan pada permasalahan yang diidentifikasi, maka terdapat beberapa tahapan
penyelesaian yang akan dilakukan oleh tim peneliti sesuai dengan kepakarannya sebagai
berikut:
No. Nama/ NIDN Jurusan
Asal
Bidang Ilmu Alokasi
Waktu
(jam/ Minggu)
Uraian
Tugas
1. Ir. H. Hirijanto, MT
0727035601
Teknik
Sipil
Teknik
Sumber
Daya Air
10 Terurai
2. Ir. I Wayan Mundra, MT
0713076201
Teknik
Sipil
Teknik
Sumber
Daya Air
10
Terurai
3. Ir. Bambang Wedyantadji, MT
0708125801
Teknik
Sipil
Konstruksi
Beton 10
Terurai
4. Mahasiswa (3) orang Teknik
Sipil
Teknik Sipil - Terurai
Adapun tugas dan peranan dari masing-masing tim peneliti adalah:
a. Ketua Tim pelaksana kegiatan mempunyai kemampuan bekerjasama dan berkomunikasi
yang baik dengan anggota peneliti, masayarakat sekitarnya maupun instansi terkait. Hal
ini dapat dilihat dari banyaknya kegiatan penelitian serta pengabdian masyarakat yang
telah dilakukan di lokasi penelitian. Proses penggalian informasi dan permasalahan dari
pihak-pihak yang membutuhkan juga mudah untuk diidentifikasi sehingga segera
mendapatkan solusi. Peran dalam kegiatan ini adalah melakukan pendekatan kepada
instansi terkait untuk mendapatkan kecukupan serta akurasi data
b. Anggota Tim pelaksana mempunyai peranan dalam kegiatan penelitian ini sebagai
koordinator dalam proses analisa pembahasan perancangan analisa dan pembahasan hasil
analisa
c. Anggota Tim survey mempunyai tugas untuk melakukan kegiatan pengumpulan data
dilapangan sesuai dengan kebutuhan kecukupan data untuk penyusunan analisa data.
Kegiatan survey dibantu oleh 3 (tiga) orang mahasiswa teknik sipil.
38
Lampiran 3. Biodata Ketua Dan Anggota
A. Identitas diri Ketua
1. Nama Lengkap & Gelar Ir. Hirijanto, MT
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Gol/Pangkat IV-A/Pembina
4. Jabatan Fungsional Lektor Kepala
5. NIP. Y 1018800182
6. NIDN 0727035601
7. Tempat & Tanggal Lahir Ponorogo / 27-03-1956
8. Alamat Rumah Perum Pondok ABM Permai Kav. A-22 Malang
9. Alamat Email janto.hiri22@gmail.com
10. No. Telepon / HP 081252375375
11.
Alamat Kantor
Institut Teknologi Nasional Malang, Jl. Bendungan
Sigura- gura No.2 Malang
12. No. Telepon / Fax (0341) 551431 / (0341) 553015
B. Riwayat Pendidikan Perguruan Tinggi
Tahun Masuk-
Lulus
Jenjan
g
Perguruan Tinggi Jurusan / Bidang
Studi 1976-1986 S1 Universitas Brawijaya Malang Teknik Pengairan
1996-1999 S2 Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No
Tahun
Judul Penelitian
Keterangan
1
2017
Sistem Dinamis Untuk Memprediksi Harga Satuan
Bahan Material Pekerjaan Sumber Daya Air
Hibah Internal
2
2016
Sistem Dinamik Untuk Memprediksi Harga Satuan
Upah Pekerjaan Sumber Daya Air
Hibah Internal
3
2015
Model Aplikasi Sistem Informasi Analisa Harga
Satuan Pekerjaan Kontruksi
Hibah Internal
4
2015
Optimasi Desain Sistem Kontrol Kualitas Air pada
Sumur Resapan dalam
Hibah Internal
5
2014
Penyesuaian Jadwal Tanam dan Optimasi
Pemberian Air Irigasi Sebagai Antisipasi Dampak
Perubahan Iklim Global
Hibah Internal
39
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Tahun
Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Keterangan
1
2017
IPTEK bagi kelompok tani berada di lahan kritis
dalam antisipasi terjadinya Kelongsoran wilayah
Kota Batu
Hibah Internal
2
2016
Penyediaan Air Baku Untuk Pengembangan
Budidaya Ikan Lele di Desa Pamotan Kecamatan
Dampit Kabupaten Malang
Hibah Internal
3
2015
Desa Majang Tengah Yang Mengalami Kendala
Produksi Bata Merah
Hibah Eksternal
4
2014
Perencanaan Penyediaan Air Bersih Dusun Lemah
Putih Desa Sumber Brantas Kota Batu
Hibah Internal
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/
Nomor/Tahun
1
IPTEK bagi kelompok tani berada di lahan
kritis dalam antisipasi terjadinya
Kelongsoran wilayah Kota Batu
ABM Mengabdi
5/1/2018
2
PREDICTION THE UNIT PRICE OF LABOR
COST USING DYNAMIC SYSTEM IN WATER
RESOURCES PROJECT
International
Journal of
Engineering and
Management
1/1/2017
3 Metode Global Plantasion Sistem Untuk
Antisipasi Dampak Perubahan Iklim
(Kajian Daerah Irigasi Molek Kabupaten
Malang)
Prosiding Konferensi
Nasional (KoNTeks7)
Tema : Peran Teknik
Sipil dan Lingkungan
dalam Pembangunan
yang Berkelanjutan
2/1/2017
4
Penyediaan Air Baku Untuk Pengembangan
Budidaya Ikan Lele di Desa Pamotan
Kecamatan Dampit Kabupaten Malang
Spectra
13/26/2015
40
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Seminar
Ilmiah
Waktu & Tempat
1
SISTEM DINAMIK UNTUK
MEMPREDIKSI HARGA SATUAN UPAH
PEKERJAAN SUMBER DAYA AIR
Konferensi Nasional
Teknik Sipil 10
Oct 2016
Universitas Atmajaya
Yogyakarta
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahu
n
Judul Buku Jumlah Halaman Penerbit
H. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir
No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor HKI
I. Pengalaman Merumuskan Rekayasa Sosial, Teknologi Tepat Guna, dan
Rekayasa Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Rekayasa Tahun Jenis
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Malang, 22 Januari 2018
Ir. Hirijanto, MT.
NIP. Y. 1018800182
41
B. Identitas diri Anggota 1
1. Nama Lengkap & Gelar Ir. I Wayan Mundra, MT
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Gol/Pangkat IV.a/Pembina
4. Jabatan Fungsional Lektor Kepala
5. No. Induk Pegawai P. 1018700150
6. NIDN 0713076201
7. Tempat & Tanggal Lahir Denpasar / 13-07-1962
8. Alamat Rumah Perumahan Joyo Grand Blok XI No. 147 A Malang
9. Alamat Email wayanmundra@ftsp.itn.ac.id
10. No. Telepon / HP 08170512549
11.
Alamat Kantor
Institut Teknologi Nasional Malang, Jl. Bendungan Sigura-gura No.2
Malang 12. No. Telepon / Fax (0341) 551431 / (0341) 553015
B. Riwayat Pendidikan Perguruan Tinggi
Tahun Masuk-Lulus Jenjang Perguruan Tinggi Jurusan / Bidang Studi
1981-1986 S1 Institut Teknologi Nasional Malang Teknik Sipil
1993-1995 S2 Universitas Gajah Mada Jogjakarta Teknik Sipil
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Tahun
Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jumlah (Rupiah) 1 2017 Sistem Dinamis Untuk Memprediksi Harga Satuan
Bahan Material Pekerjaan Sumber Daya Air
Hibah Internal
Rp. 10.000.000,00
2 2016 Kajian Drainase Sistem Biopori di Kelurahan Tunjungrejo
Kecamatan Sukun Kota Malang
Hibah Internal
Rp. 10.000.000,00
3 2015 Studi Pengaruh Simpang Bersinyal terhadap Kemacetan
Lalu Lintas di Ruas Jalan Bend. Sigura-guira Kota
Malang
Hibah Internal
Rp. 10.000.000,00
4 2014 Pendugaan Potensi Banjir Kota Tulungagung Akibat
Debit Banjir Sungai Jenes dan Usulan
Penanggulanggannya
Hibah Internal
Rp. 11.800.000,00
5
2014
Pola spasial permukiman komunitas Hindu di dusun
Sawun desa Jedong dan dusun Jenglong desa Sukodadi
kecamatan Wagir kabupaten Malang pendekatan
konsepsi Hindu Bali
Hibah Internal
Rp. 7.000.000,00
42
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan
Sumber Jumlah (Rupiah)
1
2017
DESAIN TEKNOLOGI IPAL SISTEM ANAEROBIC
BAFFLE REACTOR DI KELURAHAN GUNUNG SARI
KECAMATAN PASANG KAYU KABUPATEN MAMUJU
UTARA SULAWESI BARAT
Hibah Internal
Rp. 4.000.000,00
2 2016 Penyediaan Air Baku Untuk Pengembangan Budidaya
Ikan Lele di Desa Pamotan Kecamatan Dampit
Kabupaten Malang
Hibah Internal
Rp. 7.500.000,00
3 2015 Pembuatan Tandon Air Pada Sistem Penyediaan Air
Bersih untuk Masyarakat Dusun Durenan, Desa Petung
Sewu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang
Hibah Internal
Rp. 5.000.000,00
4 2014 PENYULUHAN PENYAKIT TUBERCULOSIS (TB) DAN
KESEHATAN LINGKUNGAN DI KOTA MALANG
Swadana
Rp. 0,00
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/
Nomor/Tahun 1 Penyediaan Air Baku Untuk Pengembangan Budidaya Ikan Lele di
Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang Spectra 13/26/2015
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Seminar
Ilmiah
Waktu & Tempat
1
PENINGKATAN KINERJA SISTEM PENYEDIAAN
AIR BERSIH PEDESAAN DI DUSUN DURENAN
DESA PETUNGSEWU KECAMATAN WAGIR
KABUPATEN MALANG
Seminar Nasional 2015 FTSP ITN
Malang
Sep 2015 Prodi Arsitektur
Kampus I ITN
Malang
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Buku Jumlah Halaman Penerbit
H. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir
No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor HKI
43
I. Pengalaman Merumuskan Rekayasa Sosial, Teknologi Tepat Guna, dan
Rekayasa Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul Rekayasa Tahun Jenis
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Malang, 22 Januari 2018
Ir. I Wayan Mundra, MT
44
C. Identitas diri Anggota 2
1. Nama Lengkap & Gelar Ir Bambang Wedyantadji, MT
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Gol/Pangkat III.d/Penata Tingkat 1
4. Jabatan Fungsional Lektor
5. No. Induk Pegawai Y. 1018500093
6. NIDN 0708125801
7. Tempat & Tanggal Lahir Malang / 08-01-1958
8. Alamat Rumah Griyashanta b.202 Malang Jawa Timur
9. Alamat Email labsipil@gmail.com
10. No. Telepon / HP 0818531490
11.
Alamat Kantor
Institut Teknologi Nasional Malang, Jl. Bendungan Sigura-gura No.2
Malang 12. No. Telepon / Fax (0341) 551431 / (0341) 553015
B. Riwayat Pendidikan Perguruan Tinggi
Tahun Masuk-Lulus Jenjang Perguruan Tinggi Jurusan / Bidang Studi
1978-1985 S1 Institut Teknologi Nasional Malang Teknik Sipil / Teknik Sipil 1995-2001 S2 Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
Struktur / Teknik Sipil
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Tahun
Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jumlah (Rupiah) 1 2016 PERBAIKAN DAN PERKUATAN BALOK KAYU
MENGGUNAKAN LEMBARAN CFRP (CARBON FIBER
REINFORCED POLYMER)
Swadana
Rp. 5.000.000,00
2 2016 KEKUATAN LEKATAN DAN PANJANG PENYALURAN
TULANGAN BAMBU POLOS DAN BAMBU DENGAN
PENEGASAN PERMUKAAN PADA BETON BERTULANG
Hibah Eksternal
Rp. 50.000.000,00
3 2014 Penyesuaian Jadwal Tanam dan Optimasi Pemberian Air
Irigasi Sebagai Antisipasi Dampak Perubahan Iklim
Global
Hibah Internal
Rp. 10.000.000,00
45
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan
Sumber Jumlah (Rupiah)
1
2017
PELATIHAN PELAKSANAAN FERROCEMENT SEBAGAI
PENGGANTI PASANGAN BATU KALI PADA
KONSTRUKSI SALURAN IRIGASI KEPADA MITRA
KERJA DI BLITAR
Hibah Internal
Rp. 7.400.000,00
2 2016 PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN DI TERUSAN
SIGUR-GURA (POHARIN)
Swadana
Rp. 15.000.000,00
3 2016 Tim Kelurahan Sumbersari RW 1 – KAMPUNG TAWANG
SARI (Lingkungan) – ITN 8
Swadana
Rp. 7.500.000,00
4 2015 Pembuatan Tandon Air Pada Sistem Penyediaan Air
Bersih untuk Masyarakat Dusun Durenan, Desa Petung
Sewu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang
Hibah Internal
Rp. 5.000.000,00
5 2015 IbM Pemberdayaan Wanita GKJW Tulangbawang
Malang
Hibah Eksternal
Rp. 37.000.000,00
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/
Nomor/Tahun
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Seminar
Ilmiah
Waktu & Tempat
1
PENINGKATAN KINERJA SISTEM PENYEDIAAN
AIR BERSIH PEDESAAN DI DUSUN DURENAN
DESA PETUNGSEWU KECAMATAN WAGIR
KABUPATEN MALANG
Seminar Nasional 2015 FTSP ITN
Malang
Sep 2015 Prodi Arsitektur
Kampus I ITN
Malang
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Buku Jumlah Halaman Penerbit
H. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir
No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor HKI
46
I. Pengalaman Merumuskan Rekayasa Sosial, Teknologi Tepat Guna, dan
Rekayasa Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Rekayasa Tahun Jenis
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Malang, 22 Januari 2018
Ir. Bambang Wedyantadji, MT.
47
Lampiran 4: Surat Pernyataan
Recommended