View
717
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL
DAUN URANG ARING (Eclipta alba L.Hassk)
TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
Escherichia coli SECARA In vitro
Skripsi
Oleh :
Ria Meilita Berlian
08310256
F A K U L T A S K E D O K T E R A N
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2013
UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL
DAUN URANG-ARING (Eclipta alba L.Hassk)
TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
Escherichia coli SECARA In vitro
Skripsi Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Kedokteran
Oleh :
Ria Meilita Berlian
08310256
F A K U L T A S K E D O K T E R A N
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2013
LEMBAR PERSETUJUAN
Skrisi dengan judul : UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK
ETANOL DAUN URANG ARING (Eclipta alba
L.Hassk) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
Escherichia coli SECARA In vitro
Nama Mahasiswa : Ria Meilita Berlian
No. Pokok Mahasiswa : 08310256
Fakultas : Kedokteran
Program Studi : Kedokteran Umum
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Drs. Hendri Busman, M.Biomed. dr. Zuhafis Mandala, MM
2. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
dr.T. Marwan Nusri, MPH
LEMBAR PENGESAHAN
1. Tim Penguji
Pembimbing I : Drs. Hendri Busman, M.Biomed.
Pembimbing II : dr. Zuhafis Mandala, MM
Penguji : dr. Zulfian, Sp.PK.
2. Dekan Fakultas Kedokteran
dr. T. Marwan Nusri, MPH
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 07 Mei 2013
MOTTO
Hidup adalah perjuangan tanpa henti-henti.
Tak ada yang jatuh dengan cuma-cuma,
semua usaha dan juga kemenangan hari ini bukanlah
kemenangan esok hari, kegagalan hari ini
bukanlah kegagalan esok hari
-- Kahlil Gibran --
Dalam hidup itu sederhana,
Jika kau jatuh 3x maka bangkitlah 3x.
-- Deddy Corbuzier –
Kegagalan bukanlah akhir untuk berhenti bermimpi,
Tapi merupakan awal dari mimpi-mimpi besar mu.
Dengan usaha, kerja keras dan disertai doa, InsyaAllah
kau akan mewujudkan mimpi yang tertunda itu.
-- Ria Meilita Berlian --
“Skripsi ini aku persembahkan untuk
kedua orang tua, adik-adik ku & semua
orang yang aku sayangi..”
BIODATA
Nama : Ria Meilita Berlian
NPM : 08310256
Tempat Tanggal Lahir : Pendopo, Muara Enim, 30 Mei 1990
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Komp.Kelapa Indah Blok G no.9 RT/RW 029/009
Kel.Karya baru Kec.Alang-alang lebar Palembang
Riwayat Pendidikan :
1. TK Kusuma Bangsa Pendopo 1993-1996
2. SD Bina Bangsa Palembang 1996-2002
3. SMP Muhammadiyah IV Palembang 2002-2005
4. SMA LTI@IGM Palembang 2005-2008
5. Diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung,
Tahun 2008.
Bandar Lampung, April 2013
Ria Meilita Berlian
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
Karya Tulis Ilmiah, April 2013
Ria Meilita Berlian
Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Urang Aring (Eclipta alba L.Hassk)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli secara In vitro.
xv + 52 halaman + 8 gambar + 6 tabel + 6 lampiran
A B S T R A K
Di Indonesia tanaman urang aring (Eclipta alba L.Hassk) merupakan salah satu
tanaman obat yang sering digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit.
Beberapa kandungan yang telah diketahui didalam daun urang aring yaitu flavonoid,
kuinon dan tanin, yang berfungsi sebagai zat antibakteri, termasuk bakteri
Escherichia coli (E.coli).
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas, diameter zona hambat,
dan rata-rata diameter zona hambat dari penggunaan ekstrak etanol daun urang aring
terhadap pertumbuhan E.coli secara In vitro. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental laboratorik menggunakan metode difusi agar kertas cakram dengan
RAL (Rancangan Acak Lengkap), dilakukan 10 kali perlakuan yaitu konsentrasi
10%, 20%, 30 %, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 100% dengan tiga kali
pengulangan. Analisis data menggunakan uji One-Way ANOVA, jika terdapat
perbedaan yang nyata dilanjutkan uji Post Hoc dengan test LSD (Least Significant
Difference) tingkat kepercayaan 5%. Data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun urang aring memiliki
efektivitas dalam menghambat pertumbuhan E.coli, diameter zona hambat
menunjukkan seiring dengan kenaikan konsentrasi maka hambatan semakin
meningkat, dan rata-rata zona hambat terbesar ditunjukkan pada konsentrasi 100%
yaitu sebesar 20 mm dengan respon hambatan pertumbuhan kuat. Analisis data
dengan uji One-Way ANOVA didapatkan P.value (sig) = 0,00 yang lebih kecil dari α
< 0,05. Hal ini memiliki makna bahwa ada perbedaan yang nyata dari diameter zona
hambat yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi ekstrak etanol daun urang
aring dalam menghambat pertumbuhan E.coli secara In vitro.
Kata kunci : Daun urang aring, Antibakteri, Escherichia coli.
Kepustakaan : 36 (1986 - 2012)
FACULTY OF MEDICINE
UNIVERSITY MALAHAYATI
Scientific Writing, April 2013
Ria Meilita Berlian
Antibacterial Effectiveness Test Ethanol Extract of Leaf Urang Aring (Eclipta alba
L.Hassk) On Growth of Bacteria Escherichia coli In vitro.
xv + 52 page + 8 images + 6 table + 6 attachments
A B S T R A C T
In Indonesia urang aring plants (Eclipta alba L.Hassk) is one of the medicinal
plants are often used to treat various diseases. Some of the content that has been
known in the urang aring leaves are flavonoids, quinones and tannins, which function
as antibacterial agents, including bacteria Escherichia coli (E.coli).
This study was intended to determine the effectiveness, the diameter of the
inhibiton zone, and the average of the inhibition zone from the usage of an ethanol
extract in the urang aring leaves for the growth of an E.coli by In vitro. This study
was an experimental laboratoric by using the diffusion method with discs blank
which consist of CRS (Completely Randomized Structure), performed 10 times
concentration which are 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% and
100% with three repetitions. In analyzing data using One-Way ANOVA test, if there
is a noticeable difference continued test Pos Hoc with test LSD (Least Significant
Difference) at level of 5%. Data presented in tables and graphs.
The results showed that the ethanol extract from an urang aring leaves had an
effectiveness in inhibiting the growth of an E.coli, it showed inhibition zone diameter
due to higher concentrations of the resistance is increasing, and the average of the
largest inhibition zone indicated at a concentration of 100% is equal to 20 mm with a
resistance response strong growth. Analysis of the test data with One-Way ANOVA
P.value (sig) = 0,00 which is smaller than α < 0,05. It means that there are significant
differences in the average diameter of an each concentration of ethanol extract of
urang aring leaves in inhibiting the growth of E.coli by E.coli.
Key words : Urang aring leaves, Antibacterial, Escherichia coli.
Literature : 36 (1986 - 2012)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT, shalawat dan
salam selalu tercurah untuk Nabi Muhammdad SAW beserta keluarga, sahabat, dan
orang-orang yang senantiasa tetap dijalan-Nya, karena atas segala nikmat, rahmat dan
karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini yang berjudul “Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Urang Aring
(Eclipta alba L.Hassk) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Secara
In vitro” untuk melengkapi persyaratan guna menempuh ujian Sarjana Kedokteran
pada Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung. Dalam
menyelesaikan skripsi ini, penulis telah berusaha dengan segala kemampuan yang
penulis miliki, namun inilah hasil maksimal yang masih jauh dari kesempurnaan.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Kedokteran. Penulis menyadari
bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Para ahli, para pakar maupun para penulis yang karyanya digunakan dalam
tulisan ini.
2. Bapak dr. T. Marwan Nusri, MPH selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Malahayati Bandar Lampung.
3. Bapak dr. Edy Ramdhani selaku wakil dekan bidang akademik Fakultas
Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung.
4. Bapak dr. Zulfian, Sp.PK selaku Penguji Utama atas motivasi, saran dan kritik
yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. Hendri Busman, M.Biomed selaku Pembimbing Utama atas
kesediaan dan kesabarannya memberikan pengarahan dan bimbingan yang sangat
penulis butuhkan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak dr. Zulhafis Mandala, MM selaku Pembimbing Kedua yang telah bersabar
dan teliti dalam memberikan bimbingan yang sangat berguna bagi penulis.
7. Ibu dr. Festy Ladyani selaku pembimbing akademik yang telah banyak
membantu selama masa perkuliahan.
8. Bapak Lamiran selaku pembimbing penelitian di Laboratorium Mikrobiologi,
UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung yang senantiasa
membimbing dan memotivasi sampai penelitian selesai.
9. Ayahanda H. Rianto yang senantiasa mendoakan demi kesejahteraan dan
kesuksesanku, yang selalu memotivasi guna menjadi orang yang Berguna bagi
Nusa, Bangsa, dan Agama. Kau adalah sumber kekuatan, inspirasi, dan
kebahagiaanku.
10. Ibunda Hj. Hermi Novanti yang selalu memberikan penjagaan dimanapun
melangkah, bimbingan dan motivasi yang tiada hentinya, untuk setiap nilai
kehidupan yang diajarkan dan seluruh kebahagiaan yang telah diberikan.
11. Saudari-saudariku Gadis Ayu Larasati, Inas Balqis Agita, dan Putri Yashi
Nabilah yang senantiasa memotivasi untuk melakukan yang terbaik.
12. Wahyu Setiawan yang membuatku tidak pernah merasa sendiri dalam setiap
langkah, selalu menemani sampai skripsi ini selesai.
13. Sahabat-sahabatku P8 (Cha, Utik, Gusti, Chil, Ririn, Didi, Fenti) walaupun
terpisah dan jauh, semoga kebersamaan ini akan tetap berlanjut.
14. Rekan-rekan sejawat Fakultas Kedokteran Univ. Malahayati angkatan 2008 dan
2009 dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
15. Almamater tercinta, Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu sehingga dapat
terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat kepada kita
semua, serta akan menjadi amal jariyah kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam
menyelesaikan studi ini. Amin Ya Rabbal’alamiin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bandar Lampung, April 2013
Penulis
Ria Meilita Berlian
DAFTAR ISI
Judul Halaman
Halaman Judul ……………………………………………….. i
Lembar Persetujuan ……………………………………………….. ii
Lembar Pengesahan ……………………………………………….. iii
Motto ……………………………………………….. iv
Biodata ……………………………………………….. v
Abstrak ……………………………………………….. vi
Abstract ……………………………………………….. vii
Kata Pengantar ……………………………………………….. viii
Daftar Isi ……………………………………………….. xi
Daftar Gambar ……………………………………………….. xii
Daftar Tabel ……………………………………………….. xiii
Daftar Lampiran ……………………………………………….. xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………. 4
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………. 5
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………. 6
E. Ruang Lingkup ………………………………………………. 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Urang Aring (Eclipta alba L.Hassk)
1. Klasifikasi ……………………………………………….. 8
2. Morfologi dan habitat .………………………………………….... 9
3. Sifat dan kandungan kimiawi .………………………………….... 10
4. Khasiat daun urang aring………………………………………..... 13
B. Bakteri Escherichia coli
1. Klasifikasi ……………………………………………….. 15
2. Morfologi ……….. ……………………………............... 15
3. Struktur antigen ……………………………………………….. 17
4. Faktor-faktor patogenesis.……………………………………….. 18
C. Patogenitas Escherichia coli
1. Infeksi usus ……………………………………………….. 20
2. Infeksi jaringan tubuh lain………………………………………. 25
D. Uji Antimikrobial
1. Uji pengenceran ……………………………………………….. 26
2. Uji difusi ……………………………………………….. 27
E. Kerangka Teori ……………………………………………….. 29
F. Kerangka Konsep ……………………………………………….. 29
G. Hipotesis ……………………………………………….. 30
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ……………………………………………….. 31
B. Waktu dan Tempat Penelitian………………………………………. 31
C. Rancangan Penelitian……………………………………………….. 32
D. Subyek Penelitian ……………………………………………….. 32
E. Variabel Penelitian ……………………………………………….. 33
F. Definisi Operasional Variabel ………………………………………. 34
G. Alat dan Bahan Penelitian…………………………………………... 35
H. Prosedur Penelitian ……………………………………………….. 35
I. Parameter Penelitian ……………………………………………….. 39
J. Pengolahan Data ……………………………………………….. 39
K. Analisis Data ……………………………………………….. 40
L. Diagram Alir ……………………………………………….. 41
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Uji efektivitas ekstrak etanol daun urang aring………………...... 42
2. Konsentrasi hambat minimum (KHM)…………………………... 43
3. Diameter zona hambat pertumbuhan E.coli……………………… 44
4. Rata-rata diameter zona hambat…………………………………. 45
B. Pembahasan ……….............................................................. 46
1. Uji efektivitas ekstrak etanol daun urang aring………………….. 48
2. Zona hambat pertumbumbuhan E.coli………………………….... 48
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………................................................................ 51
B. Saran ………................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Daun Urang Aring (Ecliptla alba L.Hassk) 9
2.2 Escherichia coli 16
2.3 Kerangka Teori 29
2.4 Kerangka Konsep 30
3.1 Diagram Alir 41
4.1 Zona hambatan pada konsentrasi 100% dan kontrol (-) 42
4.2 Zona hambatan pada konsentrasi 10%, 20%, 30% 43
4.3 Rata-rata diameter zona hambat pertumbuhan E.coli 47
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Tes biokimia yang dipakai untuk diagnostik E.coli 17
2.2 Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri 27
3.1 Definisi operasional variabel 33
4.1 Zona hambat petumbuhan bakteri E.coli akibat pemberian
ekstrak etanol daun urang aring 44
4.2 Test One-Way ANOVA 46
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
1. Surat Keterangan Penelitian
2. Dokumentasi Penelitian
3. Penentuan Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun Urang Aring
(Eclipta alba L.Hassk)
4. Pembuatan media Muller Hinton Agar (MHA)
5. Hasil Analisis Statistik
6. Hasil Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana diketahui bahwa mikroorganisme adalah organisme hidup yang
berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Mikroorganisme dapat ditemukan disemua tempat yang memungkinkan terjadinya
kehidupan, di segala lingkungan hidup manusia. Mikroorganisme dapat hidup di
dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan, dan karena
beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam tubuh
manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat tinggal
sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi dalam kondisi
tertentu dapat juga menimbulkan penyakit.1
Pada dasarnya dari seluruh mikroorganisme yang ada di alam, hanya sebagian
kecil saja yang merupakan patogen. Patogen adalah organisme atau mikroorganisme
yang menyebabkan penyakit pada organisme lain. Kemampuan patogen untuk
menyebabkan penyakit disebut dengan patogenisitas. Dan patogenesis disini adalah
mekanisme infeksi dan mekanisme perkembangan penyakit. Infeksi adalah invasi
inang oleh mikroba yang memperbanyak dan berasosiasi dengan jaringan inang.1
Kapasitas bakteri menyebabkan penyakit tergantung pada patogenitasnya.
Dengan kriteria ini bakteri di kelompokkan menjadi tiga, yaitu agen penyebab
bakteri, patogen oportunistik, dan non patogen. Agen penyebab penyakit adalah
bakteri patogen yang menyebabkan suatu penyakit (contoh : Salmonella sp.), patogen
oportunistik adalah bakteri yang berkemampuan sebagai patogen ketika mekanisme
pertahanan inang diperlemah (contoh : Escherichia coli), dan non patogen adalah
bakteri yang tidak pernah menjadi patogen. Namun bakteri non patogen dapat
menjadi patogen karena kemampuan adaptasi terhadap efek mematikan terapi modern
seperti kemoterapi, imunoterapi, dan mekanisme resistensi. Patogen virulen (lebih
berbahaya), karena dapat menimbulkan penyakit pada tubuh kondisi sehat ataupun
normal. Patogen oportunistik biasanya adalah flora normal pada manusia dan
menyebabkan penyakit bila menyerang bagian yang tidak terlindungi, biasanya
terjadi pada orang yang kondisinya tidak sehat. 1
Escherichia coli (E.coli) merupakan bakteri oportunistik banyak ditemukan
didalam usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat
menyebabkan infeksi primer pada usus misalnya diare pada anak dan travelers
diarrhea, dan juga kemampuannya dapat menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh
lain di luar usus.2
Pengobatan utama infeksi yang disebabkan oleh bakteri adalah antibiotik.
Namun pada perkembangannya, banyak bakteri yang mengalami resistensi terhadap
antibiotik. Hal ini terjadi karena ternyata bakteri lama kelamaan memiliki
kemampuan mengubah struktur enzim atau membran bakteri sehingga dapat bertahan
terhadap antibiotik yang menyerangnya (resisten).2
Meskipun tidak diketahui secara rinci, tetapi pendekatan secara farmakolgi
melalui beberapa penelitian tentang obat tradisional yang sudah banyak dilakukan,
baik oleh kalangan akademis, maupun instansi swasta pemerintah untuk
menghasilkan informasi dari kegunaan tumbuhan obat tersebut, diketahui secara
umum kegunaan tumbuhan obat sebenarnya disebabkan oleh kandungan kimia yang
dimilikinya. Namun dibalik kenyataan tersebut ada kecenderungan masyarakat
moderen sekarang mulai tertarik pada obat tradisonal, alasannya karena obat
tradisional aman digunakan, juga khasiat beberapa jenis obat tradisional tidak kalah
dibandingkan dengan obat-obat moderen.3
Umumnya masyarakat memanfaatkan
bahan-bahan asal tanaman obat masih dalam keadaan segar, maupun yang sudah
dikeringkan sehingga dapat disimpan lama yang disebut dengan simplisia.4
Tanaman urang aring (Eclipta alba L.Hassk) adalah salah satu tanaman obat
tradisional yang sering digunakan oleh masyarakat untuk mengobati berbagai macam
penyakit seperti diare, sakit gigi (gusi bengkak), muntah darah, berak darah, hepatitis,
perdarahan rahim, kurang gizi dan keputihan serta ubanan.5
Telah dilakukan pemeriksaan senyawa fenolik herba urang aring (Eclipta
alba L.Hassk., Compositae). Dalam abu ditemukan kalium, natrium dan magnesium.
Dari ekstrak etanol 95% telah diisolasi secara kromatografi kertas preparatif dua
flavonoid yaitu apigenin dan apigenin-7-0-glukosida serta tiga asam fenolat yaitu
asam p-hidroksibenzoat, asam p-kumarat dan asam klorogenat.6
Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas
antibakteri dari penggunaan ekstrak etanol daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk)
dengan melihat adanya zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli
yang merupakan salah satu bakteri penyebab diare.
B. Rumusan Masalah
Mungkin banyak yang mengenal tanaman urang aring sebagai tanaman yang
hanya bermanfaat sebagai penyubur rambut, tidak salah memang, karena urang aring
memang banyak di manfaatkan menjadi salah satu suplemen penyehat dan penghitam
rambut. Di pasaran dapat kita jumpai urang aring dalam bentuk minyak ataupun
sudah di ambil ekstraknya menjadi bahan dalam shampo dan juga gel penata
rambut. Namun dalam dunia pengobatan, tanaman yang mempunyai nama latin
Eclipta alba L.Hassk ini ternyata juga mempunyai khasiat yang bermanfaat untuk
kesehatan kita. Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman dari
pada penggunaan obat moderen. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki
efek samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat moderen.7
Jumain, St.Rohani dan Tahir Ahmad telah melakukan penelitian antibakteri
ekstrak etanol daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk) terhadap Streptococcus
mutans dengan metode difusi, didapatkan hasil bahwa ekstrak etanol daun urang
aring dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.8
Dan hasil penapisan fitokimia simplisia uji secara kualitatif yang telah diteliti
oleh Sukandar, EY, dkk menujukkan bahwa ekstak etanol daun urang aring (Eclipta
alba L.Hassk) mengandung flavonoid, kuinon, tannin (galat dan katekalat), dan
streroid atau triterpenoid yang diduga memiliki sifat antimikroba.
9
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah pada penelitian ini
adalah apakah penggunaan ekstrak daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk) dengan
pelarut etanol 95% memiliki efektifitas dalam menghambat pertumbuhan Escherichia
coli secara in vitro?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum :
Untuk mengetahui efektifitas ekstrak etanol daun urang aring (Eclipta alba
L.Hassk) dalam menghambat pertumbuhan Escerichia coli secara in vitro.
2. Tujuan Khusus :
a. Untuk menjelaskan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ekstrak etanol
daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk) dalam menghambat
pertumbuhan Escerichia coli secara In vitro.
b. Untuk menjelaskan diameter zona hambatan dari ekstrak etanol daun
urang aring (Eclipta alba L.Hassk) dalam menghambat pertumbuhan
Escerichia coli secara In vitro.
c. Untuk menjelaskan rata-rata zona hambat dari ekstrak etanol daun urang
aring (Eclipta alba L.Hassk) dalam menghambat pertumbuhan Escerichia
coli secara In vitro.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran dan
sebagai sarana aplikasi dalam menerapkan teori yang diperoleh selama
mengikuti perkuliahan serta menambah pengetahuan dalam melakukan
penelitian berbasis eksperimental laboratorium mengenai uji efektivitas
antibakteri ekstrak etanol daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk) dalam
menghambat pertumbuhan Escerichia coli secara In vitro.
2. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi bagi masyarakat mengenai
efektivitas ekstrak etanol daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk) sebagai
tanaman obat yang memiliki daya penyembuhan terhadap penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Escerichia coli, salah satunya diare.
3. Bagi Pengembangan IPTEK (aplikatif)
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar untuk mengola ekstrak etanol
daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk) sebagai antimikroba.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai sumber
kepustakaan bagi penelitian selanjutnya.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi mengenai efektivitas penggunaan
ekstrak daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk) dengan pelarut etanol 95% dalam
menghambat pertumbuhan Escherichia coli secara In vitro menggunakan metode
difusi agar berupa kertas cakram yang direndam dalam ekstrak daun urang aring
(Eclipta alba L.Hassk) dalam konsentrasi 100% pada uji pendahuluan, dan perlakuan
pada konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, dan 90% dilakukan
sebanyak tiga kali pengulangan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi,
UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Urang Aring (Eclipta alba L.Hask)
Sinonim Eclipta prostrate, (Linn.), Eclipta alba L.Hassk et marginata, Boiss.,
Eclipta erecta et prostrata Linn., Eclipta Erecta Linn., Eclipta parciflora Wall.,
Eclipta philippinensis Gandog., Eclipta thermalis Bunge, Verbesina alba Linn. Nama
daerah : daun sipat, keremak janten (Sumatera/Melayu), goman, orang-aring (Jawa),
telenteyan (Madura), daun tinta (Maluku/Banda).
Nama Asing : Mo han lian, han lian cao (China), false daisy (Laos), aring-aring,
kurumak jantan (Malaysia), ajagaro (Sanskrit), kaikeshi (Tamil), nho noi, nha cha
chat (Vietnam), bhringaraja (India, nama Ayuverdic), higis manok (Filiphina).12
1. Klasifikasi13
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Eclipta
Spesies : Eclipta alba L.Hassk
Gambar 2.1 Urang Aring (Eclipta alba L.Hassk).
12
2. Morfologi dan Habitat
Urang aring merupakan tumbuhan liar yang bisa ditemukan ditempat
terbuka, seperti di tepi jalan, tanah lapang, dan pinggir selokan. Tanaman ini
dapat tumbuh dari tepi pantai sampai ketinggian 1.500 m diatas permukaan
laut.
Terna, bertangkai banyak, tegak, kadang bagian pangkalnya berbaring,
tinggi bisa mencapai 80 cm. Batang bulat, berwarna hijau kecokelatan,
berambut putih yang agak kasar. Daun tunggal, bertangkai pendek. Helaian
daun berbentuk bulat telur memanjang, ujung dan pangkalnya runcing, tepi
bergerigi halus atau hampir rata, pertulangan menyirip. Kedua permukaan
daun berambut, perabaan agak kasar, panjang 2 - 3,5 cm, lebar 5 – 10 cm,
berwarna hijau. Bunga majemuk, berbentuk bongkol, berwarna putih, kecil-
kecil. Buah memanjang, pipih, keras, dan berambut.12
3. Sifat dan Kandungan Kimiawi
Dengan komposisi sifat kimiawi dan efek farmakologis : Manis, asam,
bersifat sedikit dingin, astringen. Herba ini masuk meridian hati dan ginjal,
menyejukkan darah sehingga menghentikan perdarahan (hemostasis), pereda
demam (antipieretik), antibakterial, antitoksik, dan tonik pada peredaran
darah, sistem saraf pusat, dan saluran cerna.12
Urang aring mengandung isoflavonoids, phytosterol, dan triterpenoid
saponins seperti nicotine, ecliptine, terthienyl, terthienylmethanol, -
formyl- terthienyl, 2-(Buta-1,3,-diynyl)-5-(but-3-en-l-ynyl) thiophene, 5-
(3-butten-1-ynyl)-2,2’-bithienyl-5’-methyl acetate, wedelolactone, dan
tannin.12
Senyawa turunan fenol yang memiliki aktivitas antimikroba yang terdapat
pada hasil penapisan fitokimia simplisia uji secara kualitatif ekstak etanol
daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk) yaitu :
a. Flavonoid
Flavonoid adalah salah satu kelompok senyawa fenol terbesar yang
ditemukan di alam. Senyawa - senyawa ini merupakan zat warna merah,
ungu, biru, dan sebagian zat warna kuning yang ditemukan dalam
tumbuh-tumbuhan.14
Senyawa ini berperan penting dalam menentukan warna, rasa, bau,
serta kualitas nutrisi makanan. Flavonoid banyak terdapat pada tumbuhan
hijau (kecuali alga), khususnya tumbuhan berpembuluh. Kira-kira 2%
dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuh-tumbuhan diubah
menjadi flavonoid. Flavonoid merupakan turunan fenol yang memiliki
struktur dasar fenilbenzopiron (tokoferol) dengan struktur dicirikan oleh
15 kerangka karbon (C6-C3-C6) yang terdiri dari satu cincin teroksigenasi
dan dua cincin aromatis.15
Senyawa golongan fenol mempunyai efek sebagai antibakteri yang
menyebabkan denaturasi protein, mengganggu metabolisme sel dan
menyebabkan lisis sel bakteri.3
Dalam ilmu farmasi, flavonoid berfungsi sebagai senyawa aktif
antidiare, antiradang, mengurangi rasa nyeri, antitumor, antivirus HIV,
antikeracunan, antioksidan, mencegah penyempitan pembuluh darah,
merangsang kekebalan, dan antiborok atau bisul.16
b. Kuinon
Kuinon adalah senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar seperti
kromofor pada benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang
berkonjugasi dengan dua ikatan rangkap karbo-karbon. Untuk tujuan
identifikasi kuinon dapat dibagi atas empat kelompok yaitu : benzokuinon,
naftokuinon, antrakuinon dan kuinon isoprenoid. Tiga kelompok pertama
biasanya terhidroksilasi dan bersifat fenol serta mungkin terdapat dalam
bentuk gabungan dengan gula sebagai glikosida atau dalam bentuk kuinol.17
Kuinon memiliki kisaran antimikroba yang sangat luas karena di
samping merupakan sumber radikal bebas, juga dapat membentuk
kompleks dengan asam amino nukleofilik dalam protein sehingga dapat
menyebabkan protein kehilangan fungsinya. Kuinon bereaksi dengan
protein adesin bulu-bulu sel, polipeptida dinding sel, dan eksoenzim yang
dilepaskan melalui membran.18
c. Tanin
Tanin dapat digunakan sebagai antibakteri karena mempunyai gugus
fenol, sehingga tanin mempunyai sifat-sifat seperti alkohol yaitu bersifat
antiseptik yang dapat digunakan sebagai komponen antimikroba. Tanin
merupakan senyawa yang dapat mengikat dan mengendapkan protein
berlebih dalam tubuh. Pada bidang pengobatan tanin digunakan sebagai
obat diare, hemostatik, dan wasir.19
Tanin merupakan himpunan polihidroksi fenol yang dapat dibedakan
dari fenol-fenol lain karena kemampuannya untuk mengendapkan protein.
Tanin mempunyai aktivitas antioksidan, menghambat pertumbuhan
tumor. Tanin kompleks dengan protein melalui ikatan hidrogen, jika
terbentuk ikatan hidrogen antara tanin dengan protein kemungkinan
protein akan terdenaturasi sehingga metabolisme terganggu.20
Tanin merupakan oligomer yang larut dalam air, memiliki gugus
fenol,mampu berikatan atau mempercepat pelarutan protein. Tanin
umumnya terdapat pada jaringan kayu, tetapi bisa juga ditemukan pada
bagian daun, bunga atau biji.21
Tanin dapat menstimulasi sel fagosit,
menghambat tumor. Selain itu juga dapat menghambat mikroba dengan
cara membentuk kompleks dengan protein mikroba melalui
hidropobisitas, hidrogen dan juga melalui ikatan kovalen.22
4. Khasiat Urang Aring (Eclipta alba L.Hassk)
Bagian yang digunakan adalah seluruh tanaman di atas tanah (aerial
parts), dapat digunakan segar maupun dikeringkan terlebih dahulu, untuk
direbus, seduh (infus), dibuat minyak, bubuk (powder), dan tincture.
Dipanen sewaktu tanaman sudah berbunga.12
Indikasi untuk pengobatan
sebagai obat luar dan juga untuk obat penyakit dalam, seperti : diare,
menghentikan perdarahan pada muntah darah (hematemesis), batuk darah
(hemoptoe), mimisan (epistaxis), kencing darah (hematuria), berak darah
(melena), perdarahan rahim (perdarahan uteri), kronik hepatitis, kurang gizi
pada anak (infatile malnutrition), keputihan (leukorea), rambut memutih
(ubanan) pada usia muda, dan neurasthenia.23
a. Pemakaian Obat Luar
Herba segar dilumatkan dibubuhkan ke tempat yang sakit, atau herba
segar direbus, untuk di cuci pada : eksim, tinea pedis (jamur), koreng
(termasuk koreng di kepala), luka berdarah, gusi bengkak, penyubur
rambut.
1. Gusi bengkak :
Panggang herba urang aring segar sampai kering. Giling halus
sampai menjadi bubuk. Oleskan bubuk tersebut ke ke bagian gusi
yang bengkak dan sakit.
Rebus herba urang aring segar. Setelah dingin, gunakan untuk
berkumur.
2. Penyubur rambut :
Giling herba urang aring segar (satu genggam) sampai halus.
Tambahkan dua gelas air, lalu saring. Embunkan air yang
terkumpul selama satu malam. Esok hari gunakan untuk membasahi
rambut dan kulit kepala sambil dipijat. Lakukan setiap hari sampai
kelihatan hasilnya.
3. Koreng di kepala :
Rebus herba urang aring segar secukupnya. Setelah dingin, gunakan
untuk membasahi kulit kepala. Gosokkan ampas pada koreng. Atau
giling herba segar sampai halus. Oleskan air perasannya ke koreng.
b. Pemakaian Obat Dalam12
1. Diare : Herba urang aring sebanyak 30 gram segar direbus, kemudian
di minum.
2. Keputihan : Herba urang aring segar sebanyak 30 gram ditambah sari
(kaldu) ayam ditim, kemudian di minum.
3. Mimisan : Satu genggam herba urang aring segar dicuci, kemudian
dilumatkan, dan diperas. Air perasannya ditambah 5 gelas kecil air
putih, ditim supaya panas. Minum sehari 2 kali, sesudah makan.
4. Batuk darah : Herba urang aring sebanyak 60 gram segar dilumatkan,
dan diperas. Air perasannya diseduh air hangat, di minum.
B. Bakteri Eschericia coli
1. Klasifikasi24
Superdomain : Phylogenetica
Filum : Proterobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Species : Escherichia coli
2. Morfologi
Kuman berbentuk batang pendek (kokobasil), Gram negatif (-), berukuran
0,4 – 0,7 μm x 1,4 μm, sebagian besar gerak positif dan beberapa strain
mempunyai kapsul.2
Selnya bisa terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam
rantai pendek. Bakteri ini aerobik dan dapat juga anaerobik fakultatif.
Morfologi kapsula atau mikrokapsula terbuat dari asam – asam polisakarida.
Mukoid kadang-kadang memproduksi pembuangan ekstraselular yang tidak
lain adalah sebuah polisakarida dari speksitifitas antigen K tententu atau
terdapat pada asam polisakarida yang dibentuk oleh banyak E.coli seperti
pada Enterobacteriaceae. Selanjutnya digambarkan sebagai antigen M dan
dikomposisikan oleh asam kolanik.24
Biasanya sel ini bergerak dengan flagella petrichous. E.coli memproduksi
macam-macam fimbria atau pili yang berbeda, banyak macamnya pada
struktur dan speksitifitas antigen, antara lain filamentus, protein, seperti
rambut pelengkap di sekeliling sel dalam variasi jumlah. Fimbria merupakan
rangkaian hidrofobik dan mempunyai pengaruh panas atau organ spesifik
yang bersifat adhesi. Hal itu merupakan faktor virulensi yang penting.
Pertumbuhan yang baik pada suhu optimal 37oC pada media yang
mengandung 1% peptone sebagai sumber karbon dan nitrogen. E.coli
Gambar 2.2 Bakteri Escherichia coli.
24
memfermentasikan laktosa dan memproduksi indol yang digunakan untuk
mengidentifikasikan bakteri pada makanan dan air. E.coli dapat bertahan
hingga suhu 600°C selama 15 menit atau pada 550°C selama 60 menit.24
E.coli tumbuh baik hampir disemua media yang biasa dipakai di
laboratorium Mikrobiologi; pada media yang dipergunakan untuk isolasi
kuman enterik, sebagian besar strain E.coli tumbuh sebagai koloni yang
meragi laktosa. E.coli bersifat mikroaerofilik. Beberapa strain bila ditanam
pada agar darah menunjukkan hemolisis tip beta.
Tabel 2.1 Tes biokimia yang dipakai untuk diagnostik E.coli :
Tes Reaksi
Indol
Lisin dekarboksilase
Asetat
Peragian laktosa
Gas dari glukosa
Motilitas
Pigmen kuning
+
±
+
+
+
±
-
Sumber : Syahrurachman, Agus,.et. al.4
3. Struktur antigen
Escherichia coli mempunyai antigen O, H dan K. Pada saat ini telah
ditemukan : 150 tipe antigen O (Lipopolisakarida), 90 tipe antigen K
(Kapsular) dan 50 tipe antigen H (Fagella). Antigen K dibedakan lagi
bedasarkan sifat-sifat fisiknya menjadi 3 tipe, yaitu : L, A dan B.4
4. Faktor-faktor patogenitas4
a. Antigen permukaan
Pada E.coli paling tidak terdapat 2 tipe fimbriae yaitu :
1) Tipe manosa sensitif (pili)
2) Tipe manosa resisten (CFAs I dan II)
Kedua tipe ini penting sebagai coloninization factor, yaitu untuk
perlekatan sel kuman pada sel atau jaringan inang. Misalnya : antigen
CFAs I dan II melekatkan Enteropatogenic E.coli pada sel epitel usus
binatang. Antigen kapsul K1 : sering kali ditemukan pada E.coli yang
diisolasi dari pasien-pasien dengan bakterimia serta neonates yang
menderita meningitis. Peranan Antigen K1 menghalangi proses
fagositosis sel kuman oleh leukosit.4
b. Enterotoksin
Ada 2 macam enterotoksin yang telah berhasil diisolasi dari E.coli:
1) Toksin LT (Labile Tosksin)
2) Toksin ST (Stabile Toksin)
Produksi ke-2 macam toksin diatur oleh plasmid yang mampu pindah
dari satu sel kuman ke sel kuman lainnya.4
c. Hemolisin
Pembentukannya diatur oleh plasmid yang berukuran 41 mega Dalton,
bersifat toksik terhadap sel pada biakan jaringan. Peranan hemolisin pada
infeksi oleh E.coli tidak jelas, tetapi strain hemolitik E.coli ternyata lebih
patogen daripada strain yang non hemolitik.4
Escherichia coli dihubungkan dengan tipe penyakit usus (diare) pada
manusia : Enteropatogenik E.coli menyebabkan diare, terutama pada bayi
dan anak-anak di Negara-negara sedang berkembang dengan mekanisme
yang belum jelas diketahui. Frekuensi penyakit diare yang disebabkan oleh
strain kuman ini sudah jauh berkurang dalam 19 tahun terakhir.
Enterotoxigenic E.coli menyebabkan Secretory Diarrhea seperti pada
kolera. Strain kuman ini mengeluarkan toxin LT atau ST . Faktor-faktor
permukaan untuk perlekatan sel kuman pada mukosa usus penting di dalam
patogenesis diare, karena sel kuman harus melekat dulu pada sel epitel
mukosa usus sebelum kuman mengeluarkan toksin.
Enteroinvasive E.coli menyebabkan penyakit diare seperti disentri yang
disebabkan oleh Shigella. Kuman menginvasi sel mukosa menimbulkan
kerusakan sel dan terlepasnya lapisan mukosa. Ciri khas diare yang
disebabkan oleh strain Enteroinvasive E.coli adalah tinja mengandung
darah, mukus dan pus.
Kolitis hemoragik disebabkan oleh E.coli serotipe O157:H7, tinja
bercampur darah banyak. Strain E.coli ini menghasilakan substansi yang
bersifat sitotoksik terhadap sel vero dan hela, identik dengan toksin dari
Shigella dysenteriae. Toksin merusak sel endotel pembuluh darah, terjadi
perdarahan yang kemudian masuk ke dalam kuman usus.4
C. Patogenesis Escherichia coli
1. Infeksi usus
Penyakit yang sering ditimbulkan oleh E.coli adalah diare. E.coli ini
diklasifikasikan berdasarkan karakteristik sifat virulensinya, dan masing-
masing kelompok menyebabkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda.
Sifat perlekatan sel epitel usus halus atau usus besar dikodekan oleh gen di
plasmid. Dengan cara yang sama, toksin sering diperantarai oleh plasmid
atau faga. Beberapa aspek klinis penyakit diare yaitu sebagai berikut25
:
a. Enteropatogenic Escherichia coli (EPEC)
Merupakan penyebab penting diare pada bayi, terutama di Negara
berkembang. EPEC menempel pada sel mukosa usus halus. Faktor yang
diperantarai secara kromosom meningkatkan perlekatan. Terdapat
kehilangan mikrovili (pengumpulan), pembetukan tumpuan filamen aktin
atau struktur mirip-mangkuk, dan kadang-kadang, EPEC masuk kedalam
sel mukosa. Lesi yang khas dapat dilihat pada biopsi lesi usus halus di
mikrograf elektron. Akibat dari infeksi EPEC adalah diare encer yang
biasanya sembuh sendiri tetapi dapat menjadi kronik. Diare EPEC
disebabkan oleh berbagai serotype spesifik E.coli; strain di identifikasi
dengan antigen O dan kadang-kadang dengan penentuan tipe antigen H.
Model infeksi dua-tahap yang menggunakan sel HPEp-2 juga dapat
dilakukan. Pemeriksaan untuk mengidentifikasi EPEC dilakukan di
laboratorium.25
b. Enterotoksigenic Escherichia coli (ETEC)
Penyebab umum “diare wisatawan” dan penyebab diare yang sangat
penting pada bayi di negara berkembang. Faktor kolonisasi ETEC
spesifik untuk mendorong pelekatan ETEC pada sel epitel usus halus
manusia. Beberapa strain ETEC menghasilkan eksotosin yang tidak tahan
panas (LT) (BM 80.000) yang berada dibawah kendali genetic plasmid.
Subunit B-nya menempel pada gangliosida GM1 di brush border sel
epitel usus halus dan memfasilitasi masuknya subunit A (BM 26.000)
kedalam sel, yang kemudian mengaktivasi adenil siklase. Hal ini
meningkatkan kosentrasi lokal siklik adenosin monofosfat (cAMP) secara
bermakna, yang mengakibatkan hipersekresi air dan klorida yang banyak
dan lama serta menghambat reabsorbsi natrium. Lumen usus terengang
oleh air, terjadi hipermotilitas dan diare yang berlangsung selama
beberapa hari. LT merangsang produksi antibodi penetralisir didalam
serum (dan kemungkinan dipermukaan usus) pada orang yg sebelumnya
terinfeksi dengan enterotoksin E.coli. Orang yang hidup didaerah dengan
pervalensi organisme yang sangat tinggi (misal, pada beberapa Negara
berkembang), kemungkinan memiliki antibodi dan jarang mengalami
diare akibat pajanan ulang oleh E.coli penghasil LT.
Beberapa strain ETEC menghasilkan enterotoksin yang tahan panas
STa (BM 1500-4000), yang berada dibawah kendali kelompok plasmid
heterogen. STa merangsang sekresi cairan. Banyak stain STa–positif juga
menghasilkan LT. Strain yang memprosuksi kedua toksin tersebut
menyebabkan diare yang lebih berat.
Plasmid yang membawa gen untuk enterotoksin (LT dan ST) mungkin
juga membawa gen untuk faktor kolonisasi yang memfasilitasi
penempelan strain E.coli pada sel epitel usus. Faktor kolonisasi tertentu
muncul dalam frekuensi tertentu pada beberapa serotipe. Serotipe ETEC
tertentu tersebar luas; yang lainnya memiliki distribusi yang terbatas. Ada
kemungkinan bahwa sebenarnya setiap E.coli dapat memperoleh
penyandi plasmid untuk enterotoksin. Tidak ada hubungan yang jelas
antara strain ETEC dan EPEC dalam menimbulkan diare pada anak.
Begitu juga, tidak ada keterkaitan antara strain enterotoksigenik dengan
strain yang dapat menginvasi sel epitel usus.
Sangat dianjurkan untuk berhati-hati dalam memilih dan memakan
makanan yang mungkin terkontaminasi dengan ETEC agar terhindar dari
diare wisatawan. Profilaksis antimikroba mungkin efektif tetapi dapat
meningkatkan resistensi bakteri terhadap antibiotik dan sebaiknya tidak
direkomendasikan secara umum.25
c. Enterohemoragic Escherichia coli (EHEC)
EHEC menghasilkan verotoksin, dinamakan berdasarkan efek
sitotoksik nya terhadap sel Vero, suatu sel ginjal monyet Afrika. Paling
sedikit ada dua bentuk antigenik toksin. EHEC menimbulkan kolitis
hemoragik, diare yang berat, dan pada sindroma hemolitik uremik, suatu
penyakit yang mengakibatkan gagal ginjal akut, anemia hemolitik
mikroangiopati, dan trombositopenia. Verotoksin memiliki banyak sifat
yang serupa dengan toksin Shiga yang dihasilkan oleh beberapa strain
Shigella dysenteriae tipe 1; namun, dua toksin tersebut berbeda secara
antigenik dan genetik. Serotipe E.coli yang menghasilkan verotoksin,
O157:H7 adalah serotipe yang paling sering ditemukan dan satu-satunya
yang dapat diidentifikasi. ETEC O157:H7 tidak menggunakan sorbitol,
tidak seperti kebanyakan E.coli lain, dan juga negatif pada agar sorbitol
Mac-Conkey (sorbitol lebih digunakan daripada laktosa); strain O157:H7
juga negatif pada uji MUG. Antiserum spesifik digunakan untuk
mengidentifikasi strain O157:H7. Banyak kasus kolitis hemmoragik dan
komplikasinya dapat dicegah dengan memasak daging sampai matang.25
d. Enteroinvansive Escherichia coli (EIEC)
Menimbulkan penyakit yang sangat mirip dengan shigelosis. Penyakit
ini terjadi paling sering pada anak – anak di negara berkembang dan para
wisatawan yang menuju ke negara tersebut. Seperti Shigella, strain EIEC
tidak memfermentasikan laktosa atau memfermentasi laktosa dengan
lambat dan non-motil (tidak bergerak). EIEC menimbulkan penyakit
dengan menginvasi sel epitel mukosa usus.25
e. Enteroagregative Escherichia coli (EAEC)
Menyebabkan diare akut dan kronik (durasi > 14 hari) pada
masyarakat di negara berkembang. Organisme ini juga menyebabkan
penyakit yang ditularkan melalui makanan di Negara industri. Organisme
ini ditandai oleh pola perlekatannya yang khas pada sel manusia. EAEC
menghasilkan toksin mirip ST dan hemolisin.25
Gejala dari diare tersebut dapat berupa tinja yang encer dengan frekuensi
4 x atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai muntah, badan lesu atau
lemah, demam, tidak nafsu makan, dan kadang disertai darah dan lendir
dalam feses. Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit
(misalnya natrium dan kalium).24
Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi
ringan hanya menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan
kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur
kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya
menyebabkan syok.24
2. Infeksi jaringan tubuh lain
Selain diare, E.coli juga dapat menyebabkan beberapa penyakit yang bisa
juga disebabkan beberapa bakteri lain, yaitu3 :
a. Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih mulai dari sistitis sampai pielonefritis. E.coli
merupakan penyebab yang paling lazim dari infeksi saluran kemih dan
merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama pada kira-kira 90%
wanita muda. E.coli merupakan penyebab dari lebih 85% kasus.
Gejala : Sering kencing, disuria, hematuria, dan piura. Kebanyakan
infeksi ini disebabkan oleh E.coli dengan sejumlah tipe antigen O.3,4
b. Sepsis
Bila pertahanan inang normal tidak mencukupi, E.coli dapat memasuki
aliran darah dan menyebabkan sepsis. Bayi yang baru lahir dapat sangat
rentan terhadap sepsis E.coli karena tidak memiliki antibodi IgM. Sepsis
dapat terjadi akibat infeksi saluran kemih.3
c. Meningitis
E.coli merupakan salah satu penyebab utama meningitis pada bayi. E.coli
dari kasus meningitis ini mempunyai antigen KI. Antigen ini bereaksi
silang dengan polisakarida sampai golongan B dari N meningtidis.
Mekanisme virulensi yang berhubungan dengan antigen KI tidak
diketahui.3
D. Uji Antimikrobial
Pemeriksaan pengaruh antimikroba yaitu pengukuran daya tahan obat
antibiotika atau obat kimia dalam menghambat atau membunuh pertumbuhan bakteri
secara In vitro. Pemeriksaan uji antimikrobial dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu26
:
1. Uji Pengenceran (Dillution test)
Langkah pertama, antimikroba diencerkan kemudian ditambah bakteri
penguji. Dengan cara ini dapat ditemukan jumlah terendah yang
dipertahankan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme secara
In vitro yang disebut Minimal Inhibition Concentration ( MIC ).
MIC sebagai konsentrasi terendah bahan anti mikrobial yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri. Kemudian, pertumbuhan
mikroorganisme tersebut dapat diamati dengan melihat kekeruhan di dalam
tabung, dan memberikan petunjuk mengenai dosis yang diperlukan dalam
pengobatan penyakit. Dua cara pemeriksaan yang terdapat dalam metode
pengenceran, yaitu27
:
a. Dilusi Kaldu (Broth Dillution) : Obat diencerkan dengan kaldu yang
dapat ditumbuhi bakteri yang diperiksa.
b. Dilusi Agar : Obat diencerkan dengan agar yang dapat ditumbuhi bakteri
yang diperiksa.
2. Uji Difusi (Diffusion test)
Uji difusi digunakan untuk menentukan daya tahan kuman terhadap
berbagai macam obat yang akan digunakan dengan menggunakan kertas
cakram yang mengandung antimikroba dengan konsentrasi tertentu. Setelah
itu, diletakkan pada lempeng agar yang telah ditanam kuman yang
diperiksa.26
Pada metode ini, penghambatan pertumbuhan ditentukan oleh adanya luas
wilayah jernih di sekitar cakram atau daerah yang tidak memperlihatkan
adanya pertumbuhan kuman di sekitar cakram. Wilayah jernih di sekitar
cakram dipengaruhi oleh tebal medium, jenis medium, inokulum, dan laju
difusi antimikroba.26
Diameter zona hambat menunjukkan interaksi dinamis antara difusi
antibiotik dan pertumbuhan bakteri. Sensitivitas klinik dari mikroba
kemudian ditentukan dari tabel klasifikasi menurut Ahn dkk.28
Tabel 2.2 Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri
Diameter Zona terang Respon hambatan pertumbuhan
>20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
<> Tidak ada
Sumber : Greenwood. D,. et. al.28
E. Mekanisme Antimikroba
Antimikroba adalah obat-obat yang digunakan unutk memberantas infeksi
mikroba pada manusia. Antimikroba dapat bersifat3 :
1. Bakteriostatic, yaitu menghambat atau menghentikan laju pertumbuhan
bakteri.
2. Baktericide, yaitu bersifat membunuh bakteri.
Antimikroba mempunyai 5 mekanisme kerja yang utama, yaitu3 :
1. Menghambat metabolisme mikroba : antimikroba bekerja memblok tahap
metabolik spesifik mikroba.
2. Menghambat Sintesis dinding sel mikroba
3. Menghambat fungsi membran sel mikroba : antimikroba bekerja secara
langsung pada membran sel yang akan memperngaruhi permeabilitas dan
menyebabkan keluarnya senyawa intraseluler bakteri.
4. Menghambat sintesis protein sel mikroba : antimikroba mempengaruhi
fungsi ribosom bakteri yang menyebabkan sintesis protein dihambat.
5. Menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba : antimikroba bekerja dengan
mengikat dan menghambat DNA-dependent RNA polymerase yang ada pada
bakteri.
F. Kerangka Teori
Gambar 2.3 Kerangka Teori
G. Kerangka Konsep
Dalam gambar kerangka konsep dijelaskan, Independent Variabel (variabel
bebas/sebab) merupakan kondisi munculnya Dependent Variabel (variabel
terikat/akibat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah ekstrak
Ekstrak Etanol Daun Urang
Aring (Eclipta alba L.Hassk)
Flavonoid Kuinon
Denaturasi
protein dinding
sel mikroba
Tanin
Membentuk komplek
dengan asam amino
nukleofilik dalam
protein
Membentuk ikatan
hidrogen antara
tanin dengan
protein mikroba
Pertumbuhan Escherichia
coli Terhambat
Mengganggu
metabolisme sel
Sel mengalami
lisis
Protein
kehilangan fungsi
Protein
terdenaturasi
Metabolisme
terganggu
etanol daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk) dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%,
40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100%.
Sedangkan, variabel terikat merupakan variabel yang akan terpengaruh atau
berubah setelah dikenakan perlakuan atau percobaan. Dalam penelitian ini, yang
menjadi variabel terikat adalah daya hambat pertumbuhan Escherichia coli.28
Independent Variabel Dependent Variabel
Gambar 2.4 Kerangka Konsep
H. Hipotesis
1. Ekstrak etanol daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk) memiliki efektifitas
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli secara In vitro.
2. Ekstrak etanol daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk) memiliki zona
hambatan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli secara
In vitro.
3. Ekstrak etanol daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk) memiliki rata-rata
zona hambat dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli
secara In vitro.
Ekstrak etanol daun urang
aring (Eclipta alba L.Hassk)
dengan konsentrasi 10%, 20%,
30%, 40%, 50%, 60%, 70%,
80%, 90%, 100%.
Daya hambat
pertumbuhan
Escherichia coli
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium (true
experimental-post test only), untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun urang
aring (Eclipta alba L.Hassk) sebagai antibakteri alami terhadap bakteri Escherichia
coli secara in vitro yang dilakukan di laboratorium dengan metode difusi agar.
Metode difusi agar digunakan untuk menentukan daya tahan kuman terhadap
berbagai macam obat yang diberikan yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau
pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperimen
tersebut. Percobaan itu berupa perlakuan atau intervensi terhadap suatu variabel yang
lain.29
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, UPTD Balai
Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung Jalan dr. Sam Ratulangi No.103
Penengahan Bandar Lampung.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2013.
C. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), karena
kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol dianggap Homogen.29
Metode ini
menggunakan kertas cakram berdiameter 6 mm yang mengandung larutan uji dengan
berbagai konsentrasi tertentu dengan cara meletakkan kertas cakram tersebut pada
media lempeng agar muller hinton yang telah ditanam spesimen yang akan
diperiksa.26
D. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian yang diteliti adalah biakan murni Escherichia coli, yang
diambil dari stok kultur murni yang telah disediakan oleh Laboratorium
Mikrobiologi, UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung.
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah biakan Escherichia coli
yang telah ditumbuhkan pada agar miring dalam tabung reaksi, kemudian
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37⁰C.
3. Cara pengambilan sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara Acak Stratifikasi (Stratified Random
Sampling), yaitu dengan cara mengidentifikasi karakteristik umum dari
anggota populasi, kemudian diambil sampel yang mewakili dari populasi
tersebut secara random atau acak.29
4. Subyek penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk).
Ciri-cirinya adalah daun tunggal, bertangkai pendek. Berbentuk bulat telur
memanjang, ujung dan pangkalnya runcing, tepi bergerigi halus atau hampir
rata, pertulangan menyirip, kedua permukaan daun berambut, perabaan agak
kasar, panjang 2–3,5 cm, lebar 5–10 mm, berwarna hijau. Daun urang aring
(Eclipta alba L.Hassk) segar dihaluskan kemudian dimaserasi dengan cara
penyarian daun urang aring dengan merendam daun tersebut dalam pelarut
etanol 95% dengan beberapa kali pengadukan pada temperatur kamar. Hasil
ekstrak etanol daun urang aring tersebut dibuat dalam berbagai konsentrasi
yaitu 10%, 20%, 30 %, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100%.30
E. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep penelitian
tertentu.29
1. Variabel bebas (Independent Variable)
Variabel bebas merupakan variabel resiko atau sebab yang mempengaruhi
variabel terikat.29
Pada penelitian ini yang menjadi variabel independent
adalah ekstrak etanol daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk) dengan
konsentrasi 0% sebagai kontrol, 10% - 90% sebagai perlakuan, dan 100%
sebagai uji pendahuluan.
2. Variable terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat merupakan variabel akibat atau variabel yang dipengaruhi
oleh variabel bebas.29
Variabel dependent pada penelitian ini adalah zona
hambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
F. Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.1 Defini Operasional Variabel
Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala
ukur
Independent
Ekstrak
etanol daun
urang aring
(Eclipta alba
L.Hassk)
Ekstrak etanol daun
urang aring yang
diperoleh dengan
metode maserasi.
Mikropipet
Jumlah larutan
sesuai konsentrasi
10%, 20%, 30%,
40%, 50%, 60%,
70%, 80%, 90%,
100%. (dalam ml)
Rasio
Dependent
Zona hambat
pertumbuhan
E.coli
Diamater zona hambat
bakteri, yaitu wilayah
jernih yang terbentuk
disekitar kertas
cakram.
Jangka
sorong
digital
Diameter zona
hambat (mm)
Numerik
G. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat penelitian
Alat-alat yang digunakan yaitu autoklaf, inkubator, rotaevaporator,
timbangan, gelas ukur, erlenmeyer, tabung reaksi dan rak, mikropipet,
batang pengaduk, corong, kain kasa steril, cawan petri diameter 10 cm, lidi
kapas steril, jarum ose, pinset, kertas cakram (discs blank) diameter 6 mm,
jangka sorong digital, dan kamera.
2. Bahan penelitian
Bahan-bahan yang digunakan yaitu daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk)
segar 200 gram, etanol 95% 1 liter, aquadest steril, biakan bakteri
Escherichia coli, media Muller Hinton Agar (MHA) steril, NaCl 0,9%.30
H. Prosedur Penelitian
1. Sterilisasi alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian seperti gelas ukur, erlenmeyer,
tabung reaksi, batang pengaduk, corong, cawan petri, lidi kapas steril, jarum
ose dan pinset dibersihkan kemudian dikeringkan terlebih dahulu, setelah itu
dibungkus dengan kertas pembungkus, dan dimasukkan dalam autoklaf
dengan suhu 160 ºC, 1 atm, selama 1 jam.30
2. Pembuatan ekstrak etanol daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk)
a. Daun urang aring segar sebanyak 200 gram dicuci dengan air bersih
kemudian dihaluskan atau ditumbuk.
b. Setelah itu di maserasi dengan cara penyarian daun urang aring dengan
merendam daun tersebut dalam pelarut etanol 95% sebanyak 1 Liter
dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur
kamar selama 1 x 24 jam.31
c. Hasil ekstraksi disaring dengan menggunakan corong gelas yang dilapisi
dengan kertas saring.
d. Filtrat dari hasil penyaringan kemudian dievaporasi (diperkatkan) dengan
menggunakan rotaevaporator, maka diperoleh larutan uji dengan
konsentrasi 100%.
e. Ekstrak pekat diencerkan dengan aquadest steril dan dimasukkan dalam
tabung reaksi sesuai dengan kosentrasinya yaitu antara lain 0% (kontrol),
10%, 20%, 30 %, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100%.
Pembuatan konsentrasi ekstrak etanol daun urang aring didapatkan
dengan rumus32
:
Keterangan : V1 = Volume larutan uji
K1 = Konsentrasi larutan uji yang tersedia yang
digunakan untuk pengenceran (100%)
V2 = Volume aquadest (3 ml)
K2 = Konsentrasi yang akan dibuat
V1 × K1 = V2 × K2
3. Pembuatan media
Pembuatan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan komposisi :
Typical formula (gr/l) Casein hydrolysate 17,5 gr
Beef Starch 1,5 gr
Dehydrated infusin from 300 gr Agar 17,0 gr
Muller Hinton Agar dehydrate Merck dilarutkan dalam 1 Liter aquadest,
dipanaskan sampai larut sempurna. Kemudian disterilisasi diautoklaf 121°C
1 atm selama 15 menit, lalu dituang ke dalam petridish ( cawan petri) steril
masing-masing 25 ml dan dibiarkan pada suhu kamar sampai menjadi agar.
4. Pembuatan suspensi bakteri
a. Bakteri ditumbuhkan pada agar miring dalam tabung reaksi, kemudian
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C.
b. Bakteri yang telah ditumbuhkan diambil dengan ose steril dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi NaCI 0,9% yang
dilarutkan dengan aquadest 100 ml, kemudian disterilkan dalam autoklaf
selama 15 menit pada suhu 1210C tekanan 1 atm, sampai didapatkan
kekeruhan yang disesuaikan dengan standar kekeruhan Mc Farland 0,5
untuk mendapatkan bakteri sebanyak 108 cfu/ml.
5. Uji pendahuluan dengan konsentrasi 100%
Pada media MHA, diusapkan suspensi bakteri Escherichia coli dengan
menggunakan lidi kapas steril. Kertas cakram yang telah direndam selama
±15 menit didalam ekstrak etanol daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk)
dengan konsentrasi 100% sebagai uji pendahuluan diletakkan diatas lempeng
agar dengan jarak antar kertas cakram ± 5 cm. Kemudian diinkubasi pada
suhu 370C selama 24 jam. Prosedur dilakukan sebanyak tiga kali
pengulangan. Hasil perhitungan pengulangan diperoleh dengan
menggunakan rumus federer33
:
Keterangan : n = banyaknya pengulangan
k = banyaknya perlakuan.
Jadi : (10-1) (k-1) ≥ 15 = 9k – 9 ≥ 15
k ≥ 2,67 = 3
Diukur zona hambat (wilayah jernih) yang terbentuk di sekitar kertas cakram
dapat diamati dengan membaca hasilnya. Apabila hasil positif maka akan
terbentuk zona hambat (wilayah jernih) di sekitar kertas cakram. Sedangkan
jika hasil negatif maka tidak akan terbentuk zona hambat (wilayah jernih) di
sekitar kertas cakram.26
I. Paramater Penelitian
Setelah dilakukan penelitian di laboratorium dengan mengamati atau melihat uji
daya hambat ekstrak etanol daun urang aring (Ecilpta alba L.Hassk) terhadap
Escherichia coli secara In vitro dengan menggunakan metode difusi agar. Maka,
(n-1) (k-1) ≥ 15
perlu diamati ada atau tidak zona hambat yang terbentuk di sekitar kertas cakram
dengan parameter yang diamati sebagai berikut :
1. Zona Hambat (wilayah jernih) yang terbentuk
2. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)
3. Diameter zona hambat.
4. Rata-rata diameter zona hambat.
J. Pengolahan Data
Beberapa tahapan yang harus dilakukan terlebih dahulu guna mendapatkan data
yang valid sehingga saat menganalisis data tidak mendapatkan kendala. Tahapan
tersebut terdiri dari29
:
1. Editing : Memeriksa data-data yang dikumpulkan apakah terdapat
kekurangan yang mungkin menyulitkan dalam langkah analisis berikutnya.
2. Scoring : Tahapan ini dilakukan guna memberikan skor pada setiap perilaku
responden. Tidak ada pedoman baku untuk scoring, namun skoring harus
konsisten.
3. Coding : Tahapan pemberian kode untuk mempermudah proses penelusuran
responden bila diperlukan.
4. Entering : Dilakukan dengan cara memasukan data yang telah di skor
kedalam komputer.
K. Analisis Data
1. Analisis Univariate
Analisis data yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.
Hasil dari analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan
persentase dari tiap variabel.29
2. Analisis Bivariate
Analisis data yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan. Hasilnya akan diketahui karakteristik atau distribusi setiap
variabel.29
Analisis ini bertujuan untuk membandingkan konsentrasi ekstrak
etanol daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk) dengan rata-rata diameter
zona hambat yang terbentuk antara percobaan satu dengan yang lain dengan
uji Statistic yang digunakan adalah uji One-Way Anova dengan tingkat
kemaknaan P.value (Sig) < 0,05.
L. Diagram Alir
Gambar 3.1 Diagram Alir
Pembuatan ekstrak
etanol daun urang
aring (Eclipta alba
L.Hassk)
Dibuat pengenceran
10%, 20%, 30%,
40%, 50%, 60%,
70%, 80%, 90%,
100%, dan 0%
(kontrol)
Pembuatan Suspensi
Bakteri Escherichia
coli
Inkubasi pada 37oC
selama 24 jam
Analisis Data
Penyusunan
Laporan
Persiapan alat dan bahan
Penanaman bakteri
pada media Muller
Hinton Agar (MHA)
Perendaman kertas
cakram pada masing-
masing larutan uji
selama 15 menit
Penempatan kertas
cakram pada media
MHA
Pengkukuran parameter
penelitian
Pengolahan data
Ekstraksi dengan
cara maserasi
Sterilisasi alat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Efektivitas ekstrak etanol daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk)
Pada penelitian telah dilakukan uji pendahuluan dengan konsentrasi 100%
dan aquadest steril sebagai kontrol. Setelah diamati pada uji pendahuluan
tampak zona hambat yang terbentuk (+), hal ini menjelaskan bahwa ekstrak
etanol daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk) dengan konsentrasi 100%
memiliki efektivitas dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia
coli secara In vitro. Seperti yang terlihat pada gambar 4.1.
Setelah uji pendahuluan maka dilakukan perlakuan pada masing-
masing konsentrasi. Didapatkan hasil perlakuan ekstrak etanol daun urang
aring (Eclipta alba L.Hassk) pada konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, dan
50% ekstrak etanol daun urang aring tidak terbentuknya (-) atau terbentuk
Gambar 4.1 Zona hambatan pada
konsentrasi 100% dan kontrol (-)
zona hambat yang nyata kecil disekeliling kertas cakram, hal ini
menunjukkan bahwa pada konsentrasi tersebut tidak efektif dalam
menghambat pertumbuhan E.coli.
Sedangkan pada konsentrasi 60%, 70%, 80%, dan 90% terdapat zona
hambat (+) disekeliling kertas cakram, hal ini menunjukkan dari konsentrasi
60% ekstrak etanol daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk) efektif dalam
menghambat pertumbuhan bakteri E.coli secara In vitro. Dapat dilihat pada
gambar 4.2 dan tabel 4.1.
2. Diameter zona hambat dari pertumbuhan E.coli terhadap ekstrak
etanol daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk)
Diameter zona hambat didapatkan dengan cara mengukur wilayah jernih
yang tampak disekeliling kertas cakram menggunakan alat ukur jangka
sorong digital. Didapatkan hasil pengukuran diameter pada masing-masing
konsentrasi dengan tiga kali pengulangan memperlihatkan terjadinya
Gambar 4.2 Zona hambatan pada
konsentrasi 10%, 20%, 30%
peningkatan diameter hambatan seiring dengan kenaikan konsentrasi yang
telah diuji pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Zona hambat petumbuhan bakteri E.coli akibat pemberian ekstrak
etanol daun urang aring
Perlakuan (konsentrasi)
Pengulangan Mean (Rata-rata) I II III
10% 6,00 6,03 6,01 6,0133
20% 6,27 6,24 6,25 6,2533
30% 7,05 7,00 7,01 7,0200
40% 8,12 8,10 8,13 8,1167
50% 9,09 9,10 9,08 9,0900
60% 10,60 10,63 10,61 10,6133
70% 13,00 13,10 13,05 13,0500
80% 15,41 15,45 15,43 15,4300
90% 18,32 18,30 18,31 18,3100
100% 20,00 20,02 20,05 20,0233
3. Rata-rata diameter zona hambat pertumbuhan E.coli terhadap ekstrak
etanol daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk)
Setelah diamati pada tabel 4.1 konsentrasi perlakuan yang menyebabkan
rata-rata diameter zona hambat paling baik adalah pada konsentrasi 90%
yaitu sebesar 18,31 mm, sedangkan konsentrasi ekstrak etanol daun urang
aring yang menunjukkan pengaruh nyata paling rendah terhadap rata-rata
diameter zona hambat yaitu pada konsentrasi 10% yaitu sebesar 6,01 mm.
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol daun urang aring (Eclipta alba
L.Hassk) maka semakin besar zona hambatan pertumbuhan bakteri
Escherichia coli yang terbentuk pada media uji. Seperti yang terlihat pada
gambar 4.3 dibawah ini.
Kemudian data dari pengukuran diameter zona hambat dalam berbagai
konsentrasi tersebut diuji dengan test One-Way ANOVA menggunakan
aplikasi IBM SPSS Statistics 20, namun sebelumnya harus dilakukan uji
Normalitas sebelum data diolah. Uji normalitas ini bertujuan untuk
mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam
penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data
yang memilki distribusi normal, dikatakan normal jika Sig > 0,05. Kemudian
uji Homogenitas, analisis ini bertujuan untuk menguji berlaku tidaknya
asumsi untuk uji One-Way ANOVA, yaitu apakah dari variabel mempunyai
varians yang sama (homogen) yang merupakan salah satu syarat untuk
melakukan uji One-Way ANOVA.34
Gambar 4.3 Rata-rata diameter zona hambat pertumbuhan E.coli.
0
5
10
15
20
25
10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Rat
a-r
ata
zo
na
ham
bat
(mm
)
Didapatkan uji Normalitas (Saphiro Wilk) terhadap hasil perlakuan
bahwa data berdisitribusi normal serta pada uji Homogenitas didapatkan data
yang homogen dengan Sig = 0,312 (terlampir). Kemudian dilakukan test
One-Way ANOVA dengan tingkat kemaknaan P.value (Sig) < 0,05.34
Seperti
yang terlihat pada tabel 4.2 dibawah ini.
Tabel 4.2 Test One-Way ANOVA
diameter zona hambat (mm)
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 697,490 9 77,499 144407,898 ,000
Within Groups ,011 20 ,001
Total 697,501 29
Berdasarkan P.value yang tercantum pada kolom Sig. apabila α > 0,05
maka Ho diterima, sedangkan bila α < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Dipatkan Sig = 0,000 dimana 0,000 < 0,05, dengan demikian
terdapat perbedaan rata-rata antara variabel yang diuji.
Untuk mengetahui konsentrasi mana yang memiliki perbedaan yang
signifikan dilakukan degan uji lanjutan yaitu test Post Hoc. Dari hasil test
Post Hoc dengan metode Least Square Differences (LSD) maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna atau signifikan pada
rata-rata diameter zona hambat antar masing-masing konsentrasi (terlampir).
B. Pembahasan
Pada penelitian ini dilakukan uji efektivitas ekstrak daun urang aring
(Eclipta alba L.Hassk) dengan pelarut etanol 95% terhadap bakteri Echerichia
coli dengan metode difusi agar menggunakan kertas cakram diameter 6 mm.
Metode ini dilakukan untuk mengetahui zona hambat pertumbuhan bakteri
Escherichia coli yang terbentuk disekeliling kertas cakram.
Setelah masa inkubasi selama 24 jam, larutan ekstrak etanol daun urang
aring akan berdifusi keluar untuk menghambat pertumbuhan bakteri pada media
uji yaitu Muller Hinton Agar (MHA) yang ditunjukkan dengan adanya zona
hambat yang terbentuk disekeliling kertas cakram berupa wilayah jernih.
Menurut penelitian Sukandar, EY, dkk (2006) dengan penapisan fitokimia
simplisia uji secara kualitatif menunjukkan bahwa ekstrak daun urang aring
mengandung beberapa senyawa seperti flavonoid, kuinon, tanin (galat dan
katekalat), dan streroid/triterpenoid, pada penelitian ini zat antimikroba yang
berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji yaitu flavonoid, tanin,
dan kuinon.
1. Uji efektivitas ekstrak etanol daun urang aring
Uji pendahuluan ekstrak daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk)
terhadap pertumbuhan Escherichia coli dilakukan untuk mengetahui apakah
ekstrak etanol daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk) pada konsentrasi
maksimal yaitu 100% dapat menghambat pertumbuhan E.coli. Dari hasil
penelitian dengan tiga kali pengulangan didapatkan bahwa zona hambat
(wilayah jernih) yang terbentuk disekitar kertas cakram dengan rata-rata
diameter paling besar yaitu 20,02 mm. Menurut Ahn dkk zona hambat ini
memberikan makna bahwa ekstrak etanol daun urang aring (Eclipta alba
L.Hassk) memiliki respon hambatan kuat dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara In vitro.28
2. Zona hambat pertumbuhan E.coli
Pada perlakuan ekstrak daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk) terhadap
zona hambat pertumbuhan Escherichia coli yaitu pada konsentrasi 10%,
20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, dan 90% didapatkan hasil penelitian
bahwa pada konsentrasi 10% - 50% tidak terbentuk atau terbentuk zona
hambat yang kecil di sekitar kertas cakram, artinya pada konsentrasi tersebut
kadar zat antimikrobial yang terkandung dalam larutan uji rendah, sehingga
tidak mampu merusak membran serta dinding sel E.coli dan metabolisme
bakteri tetap aktif.
Sedangkan mulai dari konsentrasi 60%, 70%, 80, 90% sampai 100%
terlihat adanya zona hambatan yang semakin meningkat seiring peningkatan
konsentrasi. Hal ini disebabkan karena zat antimikrobial dari ekstrak daun
urang aring (Eclipta alba L.Hassk) pada konsentrasi tersebut telah mampu
mengganggu pertumbuhan bakteri E.coli, artinya zat antimikrobial dari
ekstrak daun urang aring pada konsentrasi yang semakin meningkat tersebut
mampu merusak membran dan dinding sel bakteri E.coli sehingga
metabolisme bakteri terganggu dan akhirnya bakteri akan mengalami lisis
yang ditandai dengan terlihat nyata zona hambat (wilayah jernih) disekitar
kertas cakram. Dapat disimpulkan klasifikasi yang dilihat dari besarnya rata-
rata diameter zona hambat yang terbentuk menurut Ahn dkk pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Klasifikasi respon hambatan dari ekstrak etanol daun urang
aring terhadap pertumbuhan bakteri E.coli In vitro.
Konsentrasi Rata-rata diameter
zona hambat
Respon hambatan
pertumbuhan
10% 6,01 Tidak ada
20% 6,25 Tidak ada
30% 7,02 Tidak ada
40% 8,12 Tidak ada
50% 9,09 Tidak ada
60% 10,61 Lemah
70% 13,05 Lemah
80% 15,43 Sedang
90% 18,31 Sedang
100% 20,02 Kuat
Sumber : Greenwood. D,. et. al.28
Menurut Jumain, St. Rohani, dan Tahir Ahmad (2007), sebenarnya
ekstrak etanol daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk) pada konsentrasi
50% sudah dapat menghambat aktivitas dan pertumbuhan bakteri dengan
rata-rata zona hambat 18,3 mm35
, namun pada penelitian ini pada
konsentrasi 50% zona hambat yang terbentuk tidak memiliki respon
hambatan pertumbuhan, yaitu sebesar 9,09 mm.
Ada beberapa faktor yang mampu mempengaruhi kemampuan suatu
antimikroba dalam menghasilkan ukuran diameter zona hambat. Beberapa
faktor yang mempengaruhinya antara lain konsentrasi mikroba, ketebalan
agar, suhu saat inkubasi, waktu inkubasi, nilai pH dari medium dan beberapa
faktor lainnya.28
Secara keseluruhan faktor-faktor tersebut dapat dikontrol
saat prosedur pengujian. Namun ada pula beberapa faktor yang tidak dapat
dikontrol atau diubah seperti keragaman bibit, tempat tumbuh, iklim, kondisi
waktu panen, serta proses pasca panen yang meliputi tahap pengeringan dan
penyimpanan.36
Faktor-faktor tersebut tentunya berpengaruh terhadap penelitian penulis.
Karena faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi produk daun urang aring
yang digunakan dalam penelitian.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
C. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian efektifitas ekstrak etanol daun urang aring (Eclipta
alba L.Hassk) dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Ekstrak etanol daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk) memiliki efektivitas
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli secara In vitro.
2. Zona hambat yang terbentuk memperlihatkan terjadinya peningkatan
diameter hambatan seiring dengan kenaikan konsentrasi yang diuji, yaitu
10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 100%.
3. Rata-rata diameter zona hambat dari konsentrasi bertingkat ekstrak etanol
daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk) didapatkan perbedaan yang
bermakna dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli, yaitu pada
konsentrasi 10% sebesar 6,01 mm, konsentrasi 20% sebesar 6,25 mm,
konsentrasi 30% sebesar 7,02 mm, konsentrasi 40% sebesar 8,11 mm,
konsentrasi 50% sebesar 9,09 mm, konsentrasi 60% sebesar 10,6 mm,
konsentrasi 70% sebesar 13,0 mm, konsentrasi 80% sebesar 15,4 mm,
konsentrasi 90% sebesar 18,3 mm, konsentrasi 100% sebesar 20 mm.
D. Saran
1. Perlu penelitian lebih lanjut dari zat aktif yang terkandung pada daun urang
aring (Eclipta alba L.Hassk) yang memiliki zat sebagai antimikroba.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai potensi daun urang aring
(Eclipta alba L.Hassk) sebagai tanaman obat tradisional untuk penyakit yang
disebabkan oleh bakteri lainnya.
3. Pada peneliti selanjutnya, perlu dilakukan metode uji pengenceran (Dillution
test) untuk mengetahui Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dari ekstrak
etanol daun urang aring (Eclipta alba L.Hassk) dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Eschericia coli secara In vitro.
DAFTAR PUSTAKA
1. Aguskrisno. Patogenisitas Mikroorganisme. Diunggah 7 Januari 2012.
(http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/07/patogenisitas-mikroorganisme
-2/) [diunduh Desember 2012].
2. Ganiswarna, S.G. 1995. Farmakologi dan Terapi. Penerbit EGC Kedokteran.
Jakarta.
3. Jawetz E., J. L. Melnick, E. A. Adelberg, G. F. Brooks, J. S. Butel, L. N.
Ornston. 1995. Mikrobiologi Kedokteran, edisi 20. University of California, San
Francisco.
4. Syahrurachman, Agus,.et. al. 1994. Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi.
Binarupa Aksara. Jakarta. Hal:163-165.
5. Prapanza I, dan LA Marianto. 2003. Khasiat dan manfaat sambiloto: Raja Pahit
Penakluk Penyakit. Agromedia Pustaka. Jakarta.
6. Mumpuni, M. 2004. Inventarisasi Tumbuhan Obat di Kawasan Hutan
Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Langkat. Skripsi
Mahasiswa Biologi FMIPA USU. Medan.
7. Arisandi, Andriani. 2006. Khasiat Tanaman Obat. Jakarta: Pustaka Buku Murah.
Hal: 250-253.
8. Manurung, RM. 1986. Pemeriksaan senyawa fenolik herba urang aring (Eclipta
alba (L). Hassk compositae). Skripsi Sarjana Jurusan Farmasi ITB. Bandung.
(http://bahan-alam.fa.itb.ac.id) [diunduh November 2012].
9. Lusia, O. 2006. Majalah Ilmu Kefarmasian. Pemanfaatan Obat Tradisional
Dengan Pertimbangan Manfaat dan Khasiatnya. Vol. III, No.1. hal:01-07.
10. Lidya, B. 1991. Penapisan Aktivitas Antibakteri dan Antifungi Ekstrak Etanol
Tanaman Suku Compositae, Skripsi S-1. Jurusan Farmasi ITB. Bandung.
11. Sukandar, EY, Suwendar, Ernita Ekawati. 2006. Aktivitas ekstrak etanol herba
seledri (Apium graveolens) dan daun urang aring (Eclipta prostata (L.)L.)
terhadap Pityrosporum ovale. Majalah Farmasi Indonesia, Sekolah Farmasi
Institut Teknologi Bandung. 17 (1), 7 – 12.
12. Dalimartha, Setiawan. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4. Jakarta:
Puspa Swara. 108-111.
13. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan RI. Jakarta. (dalam Direktorat
Jendral Perkebunan. Tanaman Urang Aring.2007) [diunduh November 2012].
14. Dedi. Laporan Fitofarmasi. 2011.(http://www.scribd.com/doc/40226978/31755879-
laporan- fitofarmasi) [diunduh Desember 2012].
15. Muktiani. 2011. Bertanam Varietas Unggul Pepaya California. Pustaka Baru
Press. Yogyakarta.
16. Samiran. 2006. Herbal Penyelamat Cinderella. Bogor: Pusat Biologi Bidang
Botani, LIPI.
17. Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Edisi Kedua. Bandung: Institut
Teknologi Bandung. (Diterjemahkan oleh : Padmawinata, K., Soediro, I. 1978)
18. Cowan MM. 1999. Plant Product as Antimicrobial agents. Clinical
Microbiology. Reviews 12 (4): 564-582.
19. Naim, Rochman. 2002. Senyawa Antimikroba dari Tanaman. Harian Kompas.
(Rabu, 15 September 2004).
20. Makkar, H.P.S. 2003. Effects and fate of tannins in ruminant animals, adaptation
to tannins dan strategies to overcome detrimental effects of feeding tannin-rich
feeds. Small Rum. Res. 49: 241 – 256.
21. Kaufman, P.B., A. Kirakosyan, McKenzie, P. Dayanandan, dan J.E. Hoyt, C. Li.
2006. Penggunaan produk tumbuhan alami oleh manusia dan risiko yang terkait
dengan mereka menggunakan. Dalam Cseke, L.J., A. Kirakosyan, P.B. Kaufman,
S.L. Warber, J.A. Duke, H.L. Brielmann, editor. Alam Produk dari Tanaman.
CRC Press, Boca Raton.
22. Chattopadhyay, D.K. 2007. Structural Engineering of polyurethane coatings for
high performance application. Progress in Polymer Science.32. Hal : 352-418.
23. Tyas, S.A. 2007. IPTEKnet Sentra Informasi IPTEK. Tanaman Obat Indonesia.
(http://www.iptek.net.id/ind/pd tanobat/view.php?id=66) [diunduh November
2012].
24. Anonim. Escherichia coli. Farmasi USD Yogyakarta. (http://mikrobia.files.
wordpress.com/2008/05/escherichia-coli2.pdf) [diunduh November 2012].
25. Brooks, G.F, Janet, S. Butel, Stephen A.Morse. 2004. Mikrobiologi Kedokteran
Jawetz Melnic & Adelberg. Edisi 23. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hal: 251-257.
26. Lay, B.W. 1994. Analisa Mikroba Di Laboratorium. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
27. Soemarno. 1992. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik, Akademi Analis
Kesehatan Yokyakarta Departemen Kesehatan RI. Yogyakarta.
28. Greenwood. D., Finch,R., Davey.P., Wilcox.M. 2003. Antibiotics Sensitivity
Test. In Antimicrobial and Chemoterapy. 5th
revisi edition Oxford University
Press. United Kingdom.
29. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta.
30. Waluyo, Lud. 2008. Teknik Metode Dasar dalam Mikrobiologi. UPT Penerbit
Universitas Muhammadiyah. Malang.
31. Syamsuni H.A. 2006. Ilmu Resep. EGC. Jakarta.
32. Sukmariah, M. dan Kamiati, A. 1990. Kimia Kedokteran Edisi 2, Binarupa
Aksara, Jakarta.
33. Sastroasmoro, S. 1995. Metode Penelitian Klinis Dasar. PT. Bina Rupa Aksara.
Jakarta.
34. Sujarweni, V.Wiratna. 2012. SPSS Untuk Paramedis. Cetakan I. Gava Media.
Yogyakarta. Hal : 31-35.
35. Jumain, St.Rohani, dan Tahir ahmad. 2007. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Etanol Daun Urang Aring (Eclipta Alba) Terhadap Bakteri Penyebab Karies
Gigi. Majalah Farmasi dan Farmakologi. Makassar. Vol.11, No.3.
36. Ahmad, F.H. dan Kusumawati, L. 2001. Penetapan Parameter Standar Ekstrak
Etanol Temulawak Sebagai Bahan Baku Kapsul, Jurnal Penelitian Medika
Eksakta, 2(2) : 144-161.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : Surat Keterangan Penelitian
Surat Izin Penelitian
Surat Balasan Penelitian
Su
Surat Keterangan Penelitian
LAMPIRAN 2 : Dokumentasi Penelitian
Alat dan bahan penelitian
Rotaevaporator
Autoklaf Inkubator
Etanol 95%
Mc Farland 0,5, suspensi E.coli, dan
biakan E.coli murni Jarum ose dan pinset
Mikropipet
Kertas cakram
Ekstrak daun urang aring dan aquadest pada konsentrasi
100%, 90%, 80%, 70%, 60%, 50%, 40%, 30%, 20%, dan 10%
Aquadest steril Media Muller Hinton Agar (MHA)
Jangka sorong digital Lidi kapas steril
Tempat Penelitian
UPTD Balai Laboratorium
Kesehatan Provinsi Lampung
Ruang Isolasi Laboratorium
mikrobiologi
Ruang Penyimpanan Bahan
Penelitian Laboratorium mikrobiologi Proses Pengerjaan Penelitian
Laboratorium mikrobiologi
LAMPIRAN 3 : Penentuan Konsentrasi Ekstrak Daun Urang Aring (Eclipta
alba L.Hassk)
Rumus :
Keterangan : V1 = Volume larutan uji
K1 = Konsentrasi larutan uji yang tersedia yang digunakan untuk
pengenceran (100%)
V2 = Volume aquadest (3 ml)
K2 = Konsentrasi yang akan dibuat
1. Konsentrasi 10% :
V1 × 100% = 3 × 10%
V1 = 30 ÷100
V1 = 0,3 ml
Ditambah aquadest steril 2,7 ml, kemudian di homogenkan.
2. Konsentrasi 20% :
V1 × 100% = 3 × 20%
V1 = 60 ÷100
V1 = 0,6 ml
Ditambah aquadest steril 2,4 ml, kemudian di homogenkan.
3. Konsentrasi 30% :
V1 × 100% = 3 × 30%
V1 = 90 ÷100
V1 = 0,9 ml
Ditambah aquadest steril 2,1 ml, kemudian di homogenkan.
V1 × K1 = V2 × K2
4. Konsentrasi 40% :
V1 × 100% = 3 × 40%
V1 = 120 ÷100
V1 = 1,2 ml
Ditambah aquadest steril 1,8 ml, kemudian di homogenkan.
5. Konsentrasi 50% :
V1 × 100% = 3 × 50%
V1 = 150 ÷100
V1 = 1,5 ml
Ditambah aquadest steril 1,5 ml, kemudian di homogenkan.
6. Konsentrasi 60% :
V1 × 100% = 3 × 60%
V1 = 180 ÷100
V1 = 1,8 ml
Ditambah aquadest steril 1,2 ml, kemudian di homogenkan.
7. Konsentrasi 70% :
V1 × 100% = 3 × 70%
V1 = 210 ÷100
V1 = 2,1 ml
Ditambah aquadest steril 0,9 ml, kemudian di homogenkan.
8. Konsentrasi 80% :
V1 × 100% = 3 × 80%
V1 = 240 ÷100
V1 = 2,4 ml
Ditambah aquadest steril 0,6 ml, kemudian di homogenkan.
9. Konsentrasi 90% :
V1 × 100% = 3 × 90%
V1 = 270 ÷100
V1 = 2,7 ml
Ditambah aquadest steril 0,3 ml, kemudian di homogenkan.
10. Konsentrasi 100% :
V1 × 100% = 3 × 100%
V1 = 300 ÷100
V1 = 3 ml
Ditambah aquadest steril 0,3 ml, kemudian di homogenkan.
LAMPIRAN 4 : Pembuatan media Muller Hinton Agar (MHA)
A. Alat
Erlenmeyer Hot Plate
Neraca Autoklaf
Gelas Ukur Petridish Steril
Spatula Lampu Spritus
B. Bahan
Muller Hinton Agar dehydrate Merck (1.05437.0500)
Aquadest
C. Cara Kerja
Ditimbang 34 gr media muller hinton agar ( MH ) dehydrated
Dilarutkan dalam 1 L aquadest
Dipanaskan di atas hotplate sampai larut sempurna
Disterilkan diautoklaf 121°C 1 atm selama 15 menit
Dibiarkan dingin sampai suhu ± 50°C
Dibagikan ke dalam petridish steril @ 25 ml secara aseptis
Dibiarkan pada suhu kamar sampai menjadi agar
pH akhir medium 7,4
D. Daftar Pustaka
Microbiology manual. 1992. Merck
5 : Hasil Analisis Statistik
Tests of Normality
perlakuan Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
diameter zona hambat (mm)
10% ,253 3 . ,964 3 ,637
20% ,253 3 . ,964 3 ,637
30% ,314 3 . ,893 3 ,363
40% ,253 3 . ,964 3 ,637
50% ,175 3 . 1,000 3 1,000
60% ,253 3 . ,964 3 ,637
70% ,175 3 . 1,000 3 1,000
80% ,175 3 . 1,000 3 1,000
90% ,175 3 . 1,000 3 1,000
100% ,219 3 . ,987 3 ,780
a. Lilliefors Significance Correction
Perlakuan
Case Processing Summary
perlakuan
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
diameter zona hambat (mm)
10% 3 100,0% 0 0,0% 3 100,0%
20% 3 100,0% 0 0,0% 3 100,0%
30% 3 100,0% 0 0,0% 3 100,0%
40% 3 100,0% 0 0,0% 3 100,0%
50% 3 100,0% 0 0,0% 3 100,0%
60% 3 100,0% 0 0,0% 3 100,0%
70% 3 100,0% 0 0,0% 3 100,0%
80% 3 100,0% 0 0,0% 3 100,0%
90% 3 100,0% 0 0,0% 3 100,0%
100% 3 100,0% 0 0,0% 3 100,0%
Oneway
Descriptives
diameter zona hambat (mm)
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
10% 3 6,0133 ,01528 ,00882 5,9754 6,0513 6,00 6,03
20% 3 6,2533 ,01528 ,00882 6,2154 6,2913 6,24 6,27
30% 3 7,0200 ,02646 ,01528 6,9543 7,0857 7,00 7,05
40% 3 8,1167 ,01528 ,00882 8,0787 8,1546 8,10 8,13
50% 3 9,0900 ,01000 ,00577 9,0652 9,1148 9,08 9,10
60% 3 10,6133 ,01528 ,00882 10,5754 10,6513 10,60 10,63
70% 3 13,0500 ,05000 ,02887 12,9258 13,1742 13,00 13,10
80% 3 15,4300 ,02000 ,01155 15,3803 15,4797 15,41 15,45
90% 3 18,3100 ,01000 ,00577 18,2852 18,3348 18,30 18,32
100% 3 20,0233 ,02517 ,01453 19,9608 20,0858 20,00 20,05
Total 30 11,3920 4,90426 ,89539 9,5607 13,2233 6,00 20,05
Test of Homogeneity of Variances
diameter zona hambat (mm)
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1,268 9 20 ,312
ANOVA
diameter zona hambat (mm)
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 697,490 9 77,499 144407,898 ,000
Within Groups ,011 20 ,001
Total 697,501 29
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: diameter zona hambat (mm)
LSD
(I)
perlakuan
(J)
perlakuan
Mean
Difference (I-J)
Std.
Error
Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
10%
20% -,24000* ,01892 ,000 -,2795 -,2005
30% -1,00667* ,01892 ,000 -1,0461 -,9672
40% -2,10333* ,01892 ,000 -2,1428 -2,0639
50% -3,07667* ,01892 ,000 -3,1161 -3,0372
60% -4,60000* ,01892 ,000 -4,6395 -4,5605
70% -7,03667* ,01892 ,000 -7,0761 -6,9972
80% -9,41667* ,01892 ,000 -9,4561 -9,3772
90% -12,29667* ,01892 ,000 -12,3361 -12,2572
100% -14,01000* ,01892 ,000 -14,0495 -13,9705
20%
10% ,24000* ,01892 ,000 ,2005 ,2795
30% -,76667* ,01892 ,000 -,8061 -,7272
40% -1,86333* ,01892 ,000 -1,9028 -1,8239
50% -2,83667* ,01892 ,000 -2,8761 -2,7972
60% -4,36000* ,01892 ,000 -4,3995 -4,3205
70% -6,79667* ,01892 ,000 -6,8361 -6,7572
80% -9,17667* ,01892 ,000 -9,2161 -9,1372
90% -12,05667* ,01892 ,000 -12,0961 -12,0172
100% -13,77000* ,01892 ,000 -13,8095 -13,7305
30%
10% 1,00667* ,01892 ,000 ,9672 1,0461
20% ,76667* ,01892 ,000 ,7272 ,8061
40% -1,09667* ,01892 ,000 -1,1361 -1,0572
50% -2,07000* ,01892 ,000 -2,1095 -2,0305
60% -3,59333* ,01892 ,000 -3,6328 -3,5539
70% -6,03000* ,01892 ,000 -6,0695 -5,9905
80% -8,41000* ,01892 ,000 -8,4495 -8,3705
90% -11,29000* ,01892 ,000 -11,3295 -11,2505
100% -13,00333* ,01892 ,000 -13,0428 -12,9639
40% 10% 2,10333
* ,01892 ,000 2,0639 2,1428
20% 1,86333* ,01892 ,000 1,8239 1,9028
30% 1,09667* ,01892 ,000 1,0572 1,1361
50% -,97333* ,01892 ,000 -1,0128 -,9339
60% -2,49667* ,01892 ,000 -2,5361 -2,4572
70% -4,93333* ,01892 ,000 -4,9728 -4,8939
80% -7,31333* ,01892 ,000 -7,3528 -7,2739
90% -10,19333* ,01892 ,000 -10,2328 -10,1539
100% -11,90667* ,01892 ,000 -11,9461 -11,8672
50%
10% 3,07667* ,01892 ,000 3,0372 3,1161
20% 2,83667* ,01892 ,000 2,7972 2,8761
30% 2,07000* ,01892 ,000 2,0305 2,1095
40% ,97333* ,01892 ,000 ,9339 1,0128
60% -1,52333* ,01892 ,000 -1,5628 -1,4839
70% -3,96000* ,01892 ,000 -3,9995 -3,9205
80% -6,34000* ,01892 ,000 -6,3795 -6,3005
90% -9,22000* ,01892 ,000 -9,2595 -9,1805
100% -10,93333* ,01892 ,000 -10,9728 -10,8939
60%
10% 4,60000* ,01892 ,000 4,5605 4,6395
20% 4,36000* ,01892 ,000 4,3205 4,3995
30% 3,59333* ,01892 ,000 3,5539 3,6328
40% 2,49667* ,01892 ,000 2,4572 2,5361
50% 1,52333* ,01892 ,000 1,4839 1,5628
70% -2,43667* ,01892 ,000 -2,4761 -2,3972
80% -4,81667* ,01892 ,000 -4,8561 -4,7772
90% -7,69667* ,01892 ,000 -7,7361 -7,6572
100% -9,41000* ,01892 ,000 -9,4495 -9,3705
70%
10% 7,03667* ,01892 ,000 6,9972 7,0761
20% 6,79667* ,01892 ,000 6,7572 6,8361
30% 6,03000* ,01892 ,000 5,9905 6,0695
40% 4,93333* ,01892 ,000 4,8939 4,9728
50% 3,96000* ,01892 ,000 3,9205 3,9995
60% 2,43667* ,01892 ,000 2,3972 2,4761
80% -2,38000* ,01892 ,000 -2,4195 -2,3405
90% -5,26000* ,01892 ,000 -5,2995 -5,2205
100% -6,97333* ,01892 ,000 -7,0128 -6,9339
80%
10% 9,41667* ,01892 ,000 9,3772 9,4561
20% 9,17667* ,01892 ,000 9,1372 9,2161
30% 8,41000* ,01892 ,000 8,3705 8,4495
40% 7,31333* ,01892 ,000 7,2739 7,3528
50% 6,34000* ,01892 ,000 6,3005 6,3795
60% 4,81667* ,01892 ,000 4,7772 4,8561
70% 2,38000* ,01892 ,000 2,3405 2,4195
90% -2,88000* ,01892 ,000 -2,9195 -2,8405
100% -4,59333* ,01892 ,000 -4,6328 -4,5539
90%
10% 12,29667* ,01892 ,000 12,2572 12,3361
20% 12,05667* ,01892 ,000 12,0172 12,0961
30% 11,29000* ,01892 ,000 11,2505 11,3295
40% 10,19333* ,01892 ,000 10,1539 10,2328
50% 9,22000* ,01892 ,000 9,1805 9,2595
60% 7,69667* ,01892 ,000 7,6572 7,7361
70% 5,26000* ,01892 ,000 5,2205 5,2995
80% 2,88000* ,01892 ,000 2,8405 2,9195
100% -1,71333* ,01892 ,000 -1,7528 -1,6739
100%
10% 14,01000* ,01892 ,000 13,9705 14,0495
20% 13,77000* ,01892 ,000 13,7305 13,8095
30% 13,00333* ,01892 ,000 12,9639 13,0428
40% 11,90667* ,01892 ,000 11,8672 11,9461
50% 10,93333* ,01892 ,000 10,8939 10,9728
60% 9,41000* ,01892 ,000 9,3705 9,4495
70% 6,97333* ,01892 ,000 6,9339 7,0128
80% 4,59333* ,01892 ,000 4,5539 4,6328
90% 1,71333* ,01892 ,000 1,6739 1,7528
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Means Plots
LAMPIRAN 6 : Hasil Penelitian
Zona hambat pertumbuhan bakteri E.coli akibat pemberian ekstrak etanol daun
urang aring (Eclipta alba L.Hassk) pada media MHA (Muller Hinton Agar).
Uji Pendahuluan dengan
konsentrasi 100% dan kontrol (-)
Perlakuan pada konsentrasi 10%,
20%, 30% Pengulangan I
Perlakuan pada konsentrasi 10%,
20%, 30% Pengulangan II
Perlakuan pada konsentrasi 10%,
20%, 30% Pengulangan III
Perlakuan pada konsentrasi 40%,
50%, 60% Pengulangan I
Perlakuan pada konsentrasi 40%,
50%, 60% Pengulangan II
Perlakuan pada konsentrasi 40%,
50%, 60% Pengulangan III
Perlakuan pada konsentrasi 70%,
80%, 90% Pengulangan I
Perlakuan pada konsentrasi 70%,
80%, 90% Pengulangan II
Perlakuan pada konsentrasi 70%,
80%, 90% Pengulangan III
Recommended