View
144
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), MARKET VALUE ADDED (MVA)
DAN DEBT EQUITY RATIO (DER) TERHADAP RETURN SAHAM PT. ANEKA
TAMBANG, Tbk
Mochamad Taufiq Hidayat
Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Tujuan dari para investor dalam menanamkan modalnya disuatu perusahaan tidak
hanya untuk berinvestasi jangka pendek tetapi juga bertujuan untuk memperoleh pendapatan
jangka panjang, salah satunya adalah return saham. Economic Value Added (EVA) sama
dengan selisih antara laba operasi perusahaan setelah pajak dengan biaya modal. Market
Value Added (MVA) adalah selisih antara nilai perusahaan (termasuk ekuitas dan hutang)
dengan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan. Rasio solvabilitas adalah
sebuah rasio yang mengukur tentang kemampuan perusahaan memenuhi semua hutang
jangka panjangnya dengan menggunakan modal sendiri atau ekuitas. Salah satu contoh dari
rasio solvabilitas adalah Debt Equity Ratio (DER).
Data yang digunakan dalam skripsi ini adalah data laporan keuangan PT. Aneka
Tambang periode tahun 2003-2010 yang telah dibuat oleh pihak manajemen perusahaan.
Untuk mengetahui pengaruhnya tersebut, penulis menggunakan metode regresi linier
berganda dengan melakukan uji deskriptif, uji normalitas, uji asumsi klasik serta uji hipotesis.
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa terhadap data-data keuangan yang didapat
dari PT. Aneka Tambang Tbk. Maka secara parsial EVA berpengaruh terhadap return saham,
dengan perolehan nilai probabilitas sebesar 0,022. Dimana nilai probabilitas tersebut lebih
kecil daripada taraf signifikansi sebesar 5% (0,05). Sedangkan ketiga variabel tersebut secara
simultan tidak berpengaruh terhadap return saham. Hal ini berdasarkan pada hasil uji F
dengan perolehan nilai probabilitas sebesar 0,069, dimana lebih besar daripada taraf
signifikansinya sebesar 5%.
Kata Kunci : EVA, MVA, DER, Return Saham
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan ekonomi yang berkembang pesat saat ini, membuat banyak perusahaan
baik yang bergerak dibidang jasa maupun produksi serta perdagangan berlomba-lomba untuk
memperoleh keuntungan yang lebih baik guna keberlangsungan usahanya di periode yang
akan datang. Selain untuk memperoleh keuntungan yang baik, perusahaan tersebut juga
berusaha agar kinerja usahanya menjadi lebih baik agar banyak investor yang menanamkan
modalnya pada perusahaan tersebut. Tujuan dari para investor dalam menanamkan modalnya
di suatu perusahaan yaitu menginginkan pendapatan dari setiap saham yang ditanamkan di
perusahaan tersebut. Salah satu pendapatan yang diharapkan yakni return saham. Menurut
Jones (2000, 124) secara umum return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari
kepemilikan saham investor atas deviden dan capital gain/loss. Return saham dibedakan
menjadi dua, yaitu return yang telah terjadi (actual return) yang dihitung berdasarkan data
historis dan return yang diharapkan (expected return) yang akan diperoleh investor di masa
yang akan datang. Sebelum para investor menanamkan modalnya dan memperoleh return
atas sahamnya, maka para investor tersebut juga harus mengukur kinerja perusahaan agar
mereka dapat memperoleh keyakinan bahwa perusahaan ini dapat mengembalikan modalnya
serta dapat memperoleh keuntungan sesuai yang diharapkan.
Kinerja keuangan suatu perusahaaan dapat dinilai dengan menggunakan beberapa alat
analisis keuangan, salah satunya yaitu analisis laporan keuangan dengan menggunakan
pendekatan beberapa rasio keuangan misalnya rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio
leverage dan lain-lain. Namun pengukuran dengan menggunakan analisis rasio memiliki
kelemahan yaitu tidak memperhatikan biaya modal dalam perhitungannya. Perhitungan ini
hanya melihat hasil akhir (laba perusahaan) tanpa memperhatikan risiko yang dihadapi
perusahaan. Untuk memperbaiki adanya kelemahan pada analisis rasio kemudian muncullah
pendekatan baru yang disebut Economic Value Added (EVA), menurut (Rudianto, 2006)
EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu
perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan
mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital).
Selain EVA terdapat satu metode lagi yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan yaitu Market Value Added (MVA). MVA adalah pengukuran kekayaan
perusahaan yang diciptakan untuk investor. Akibatnya MVA memperlihatkan perbedaan
antara kekayaan yang dimasukkan investor dengan apa yang mereka dapat peroleh.
Perusahaan dengan EVA positif dari tahun ke tahun akan memperlihatkan kinerja MVA,
ketika EVA negatif pada saaat masuk dan keluar akan mempengaruhi MVA sebagai kerugian
dalam persaingan pasar. Bila MVA jumlahnya positif, perusahaan akan menyebabkan
pemegang saham menjasi kaya. MVA yang negatif mengindikasikan berapa banyak
kekayaan pemegang saham akan hilang. Maksimal MVA akan menjadi tujuan utama untuk
seetiap perusahaan bila berkonsentrasi pada kesejahteraan pemegang saham (Lilis, 2008).
Walaupun sudah muncul alat analisis keuangan modern seperti EVA dan MVA, tetapi
kita tidak boleh melupakan begitu saja pengukuran kinerja dengan alat analisis keuangan
tradisional, karena EVA dan MVA juga muncul akibat adanya metode analisis keuangan
tradisional tersebut. alat analisis keuangan tradisional tersebut salah satunya adalah metode
rasio solvabilitas. Rasio solvabilitas adalah sebuah rasio yang mengukur tentang kemampuan
perusahaan memenuhi semua hutang jangka panjangnya dengan menggunakan modal sendiri
atau ekuitas. Salah satu contoh dari rasio solvabilitas adalah Debt Equity Ratio (DER). Nilai
DER ditunjukkan dengan total debts yang di bagi dengan nilai total shareolders equity.
Semakin tinggi nilai DER maka menunjukkan semakin besar total hutang terhadap total
ekuitas.
Berdasarkan berbagai keterangan diatas membuat penulis berpikir bahwa EVA dan
MVA sama-sama merupakan alat ukur kinerja perusahaan yang bertujuan menyejahterakan
para pemegang saham perusahaan, sedangkan DER merupakan rasio leverage yang juga
menentukan banyaknya pendapatan bagi investor. Tetapi apakah ketiga variabel tersebut
berpengaruh terhadap return saham yang diperoleh investor sehingga dapat memberikan
dampak dalam pengambilan keputusan investasi oleh investor. Oleh karena itu penulis
tertarik untuk membuat penulisan ini dengan judul “Pengaruh Economic Value Added
(EVA), Market Value Added (MVA) dan Debt Equity Ratio (DER) Terhadap return
Saham PT. Aneka Tambang, Tbk”.
Rumusan masalah
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menemukan beberapa masalah yaitu:
1. Apakah Economic Value Added (EVA) berpengaruh terhadap return saham PT. Aneka
Tambang, Tbk?
2. Apakah Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap return saham PT. Aneka
Tambang, Tbk?
3. Apakah Debt Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap return saham?
4. Apakah EVA, MVA dan DER secara bersama-sama berpengaruh terhadap return saham
PT. Aneka Tambang, Tbk ?
Batasan Masalah
Agar penulisan ini tidak menyimpang dari permasalahan yang telah ditetapkan, maka
penulis membatasinya dengan melakukan perhitungan EVA, MVA dan DER PT. ANEKA
TAMBANG, Tbk tahun 2003 sampai tahun 2010 serta pengaruhnya terhadap return saham
guna pengambilan keputusan investasi
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengaruh EVA terhadap return saham PT. Aneka Tambang, Tbk.
2. Untuk mengetahui pengaruh MVA terhadap return saham PT. Aneka Tambang, Tbk.
3. Untuk mengetahui pengaruh DER terhadap return saham PT. Aneka Tambang, Tbk.
4. Untuk mengetahui pengaruh EVA, MVA dan DER secara bersama-sama terhadap return
saham PT. Aneka Tambang, Tbk.
LANDASAN TEORI
Economic Value Added (EVA)
Menurut (Rudianto, 2006) EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk
mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan
hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost)
dan biaya modal (cost of capital).
EVA sebagai indikator dari keberhasilan manajemen dalam memilih dan mengelola
sumber-suimber dana yang ada di perusahaan tentu juga akan berpengaruh positif terhadap
return pemegang saham. Di dalam konsep EVA memperhitungkan modal saham, sehingga
memberikan pertimbangan yang adil baagi para penyandang dana perusahaaan. Analisis
sekuritas menemukan bahwa harga saham mengikuti EVA jauh lebih dekat dibanding faktor
lainnya seperti laba per saham dan marjin operasi. Korelasi ini terjadi karena EVA benar-
benar diperhatikan investor. Apabila nilai EVA meningkat, maka kinerja perusahaan semakin
baik sehingga kesejahteraan para pemegang saham dapat ditingkatkan. Return pemegang
saham akaan menyangkut dengan prestasi perusahaan dimasa depan, karena harga saham
(dan deviden) yang diharapkan oleh pemodal merupakan nilai intrimsik yang menunjukkan
prestasi dan risiko saham tersebut dimasa yang akan datang
(www.trihastutie.wordpress.com).
Pengertian EVA menurut Amin Widjaja Tunggal adalah suatu sistem manajemen
keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa
kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahan mampu memenuhi semua biaya operasi
(operating cost) dan biaya modal (cost of capital) (Amin Widjaja Tunggal, 2001)
Tujuan dan Manfaat Penerapan Model EVA
Menurut (Tunggal, 2001) tujuan dan manfaat penerapan model EVA
adalah sebagai berikut:
a. Tujuan Penerapan Model EVA
Dengan perhitungan EVA diharapkan akan mendapatkan hasil perhitungan
nilai ekonomis perusahaan yang lebih realistis. Hal ini disebabkan oleh EVA dihitung
berdasarkan perhitungan biaya modal (cost of capital) yang menggunakan nilai pasar
berdasarkan kepentingan kreditur terutama para pemegang saham dan bukan berdasar
nilai buku yang bersifat historis. Perhitungan EVA juga diharapkan dapat mendukung
penyajian laporan keuangan sehingga akan mempermudah bagi para pengguna laporan
keuangan diantaranya para investor, kreditur, karyawan, pemerintah, pelanggan, dan
pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
b. Manfaat Penerapan Model EVA
Manfaat yang diperoleh dari penerapan model EVA didalam suatu perusahaan adalah:
1. Penerapan model EVA sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai pengukur kinerja
perusahaan dimana fokus penilaian kinerja adalah penciptaan nilai (value creation).
2. Penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan
perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dengan EVA
para manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu
memilih investasi yanng memaksimumkan tingkat pengembalian dan
meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat
dimaksimumkan.
3. EVA mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijakan struktur
modalnya
4. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi proyek atau kegiatan yang
memberikan pengembalian yang lebih tinggi daripada biaya modalnya. Kegiatan
atau proyek yang memberikan nilai sekarang dari total EVA yang positif
menunjukkan adanya penciptaan nilai dari proyek tersebut dengan demikian
sebaiknya diambil, begitu pula sebaliknya.
Langkah-langkah Perhitungan EVA
Berikut ini langkah-langkah perhitungan EVA :
1. Menghitung Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
NOPAT merupakan perhitungan dari laba bersih setelah pajak ditambah biaya
bunga
2. Menentukan Working Capital Requirement (WCR)
Working Capital Requirement (WCR) merupakan selisih antara harta lancar
dan hutang lancar, selisih ini bisa positif atau negatif. WCR dapat diperoleh dengan
cara piutang usaha ditambah dengan piutang lain-lain ditambah dengan peersediaan
lalu dikurangi dengan hutang jangka pendek
3. Menentukan Nilai Invested Capital
Invested capital diperoleh dari penjumlahan kas, WCR, dan aktiva tetap
setelah dikurangi akumulasi penyusutan.
4. Menghitung Tingkat Modal dari Hitang (D)
Tingkat modal dari hutang merupakan pembagian dari total hutang dengan
total hutang dari ekuitas.
EkuitasgHu
gHuD
&tan
tan
NOPAT = Laba Bersih Setelah Pajak + Biaya Bunga
Invested Capital = Kas + WCR + Aktiva Tetap Setelah Akumulasi Penyusutan
WCR = (Piutang Usaha + Piutang Lain-lain + Persediaan) – Hutang jangka pendek
5. Menghitung Cost of Debt (Rd)
Cost of Debt atau Biaya hutang muncul akibat perusahaan yang mempunyai
hutang-hutang yang menanggung beban bunga. Cost of debt bukan dalam bentuk
currency (nilai mata uang) tetapi dalam bentuk presentase yang didapat dengan
membagi beban bunga dengan hutang jangka panjang.
% 100Hutang Total
Bunga BiayaRd
6. Menghitung Pajak Penghasilan (T)
Pajak penghasilan adalah pajak yang dibebankan pada penghasilan. Pajak
penghasilan diperoleh dengan cara membagi beban pajak dengan laba sebelum
pajak.
% 100Pajak Sebelum Laba
PajakBeban T
7. Menghitung Cost Of Equity (rE)
Seperti halnya cost of debt, biaya ekuitas juga dalam bentuk presentase.
Presentase tersebut diperoleh dengan membagi satu lembar saham dengan laba
bersih per saham dasar (PER)
% 1001
PER
r E
8. Menghitung Tingkat Modal dari Ekuitas (E)
Ekuitas adalah hak atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.
Tingkat modal dari ekuitas dapat diperoleh dengan cara membagi jumlah ekuitas
dengan total hutang dan ekuitas
% 100Ekuitas & Hutang Total
EkuitasJumlah E
9. Menghitung Biaya rata-rata Modal Tertimbang (WACC)
Weight Average Cost Capital (WACC) adalah biaya ekuitas dan biaya hutang
masing-masing dikalikan dengan presentase ekuitas dan hutang dalam struktur
modal perusahaan.
10. Capital Charges
Capital Charges didapat dengan mengalikan WACC dengan invested capital.
Invested capital merupakan hasil dari penjabaran perkiraan dalam neraca untuk
melihat besarnya modal yang diinvestasikan dalam perusahaan oleh kreditur dan
pemegang saham serta seberapa besar modal yang diinvestasikan dalam aktivitas
operasi dan operasional lainnya. Invested capital dapat dihitung dari hutang bank
jangka pendek, pinjaman bank/sewa guna usaha atau obligasi jangka panjang yang
jatuh tempo dalam setahun, kewajiban panjak tangguhan, kewajiban jangka
panjang lainnya, hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan, dan ekuitas.
Capital charges menunjukkan seberapa besar biaya kesempatan modal yang telah
disuntikkan kreditur dan pemegang saham.
11. Menentukan Nilai EVA
Nilai EVA didapat dari NOPAT dikurangi capital charges
Penilaian Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan EVA
Menurut (Anonim, 2005) parameter yang digunakan untuk menilai kinerja suatu
perusahaan dengan model EVA tentang terdapat tidaknya proses nilai tambah adalah sebagai
berikut:
1. Jika EVA > 0, berarti ada nilai tambah ekonomi terhadap perusahaan selama masa
operasionalnya
WACC = {Dx rd(1-tax)} + (E x r E)
Capital Charges = Invested capital * WACC
EVA = NOPAT - Capital Charges
2. Jika EVA = 0, berarti bahwa perusahaan berada pada kondisi impas selama
operasionalnya.
3. Jika EVA < 0, berarti kinerja operasionalnya perusahaan gagal memenuhi harapan para
investor.
Market Value Added (MVA)
Sasaran utama dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan
pemegang saham. Sasaran ini tentu menguntungkan pemegang saham, Market Value Added
(MVA) sama denan nilai perusahaan dikurangi dengan nilai buku modal. Dalam Wijaya
Tunggal (2008, 12), MVA menyatakan seberapa besar kemakmuran yang diciptakan atau
dihilangkan oleh perusahaan. MVA menunjukkan berapa besar kekayaan atau keuntungan
yang mampu dihasilkan perusahaan bagi pemegang saham, apabila ia menjual sahamnya
pada saat itu (Houston, 2006)
Menurut (Steward dalam Rahayu, 2007) Market Value Added (MVA) suatu pengukur
kinerja yang tepat untuk menilai sukses tidaknya perusahaan dalam menciptakan kekaayaan
bagi pemiliknya, jadi, kekayaan atau kesejahteraan pemilik perusahaan (pemegang saham)
akan bertambah bila MVA bertambah. Peningkatan MVA dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan Economic Value Added (EVA) yang merupakan pengukuran internal kinerja
operasional tahunan, dengan demikian EVA mempunyai hubungan yang kuat dengan MVA.
Perhitungan Market Value Added (MVA)
MVA secara teknis diperoleh dengan cara mengalikan selisih antara harga pasar per
lembar saham dan nilai buku per lembar saham dengan jumlah saham yang beredar. Nilai
pasar saham perusahaan tercermin oleh harga saham yang tercantum pada akhir periode
selama tahun tersebut berlangsung (umumnya per 31 Desember). Nilai buku per lembar
saham diperoleh dengan membagi total equity dengan jumlah saham yang beredar (Ghozali
dan Irwansyah, 2002)
Tolak Ukur Penilaian Market Value Added (MVA)
Indikator yang dijadikan tolak ukur untuk mengukur nilai Market Value Added
(MVA) menurut (Young dan O’Byrne, 2001), yaitu:
MVA = (Harga pasar per lembar saham – Nilai buku per lembar saham) * jumlah saham yang beredar
Saham yang beredar
a. Jika Market Value Added (MVA) > 0, berarti perusahaan berhasil meningkatkan nilai
modal yang telah diinvestasikan oleh penyandang dana.
b. Jika Market Value Added (MVA) < 0, berarti perusahaan tidak dapat meningkatkan nilai
modal yang telah diinvestasikan oleh penyandang dana.
Debt Equity Ratio (DER)
Debt Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio solvabilitas yang mengukur
seberapa besar operasi perusahaan dibiayai oleh hutang bila dibandingkan dengan operasi
perusahaan yang dibiayai oleh ekuitas. Rasio ini menunjukkan seberapa besar perusahaan
tergantung pada dana para kreditur dibandingkan dana yang disediakan pemilik (Raden,
2007). Nilai DER ditunjukkan dengan total hutang yang dibagi dengan nilai total ekuitas,
semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak
luar (kreditur) sehingga tingkat resiko perusahaan semakin besar (Subekti, 2006)
Total Hutang
DER =
Total Ekuitas
Return Saham
Return atau imbal hasil yang diperoleh penegang saham yakni berupa capital gain /
loss dan deviden. Capital gain diperoleh dari kegiatan jual beli saham. Capital gain akan
tercipta apabila terjadi kenaikan harga saham, dan capital loss tercipta bila terjadi penurunan
harga saham. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa
return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang
diharapkan terjadi di masa yang akan datang (Hartono, 2003)
Return total (total return), yaitu return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu
periode tertentu. Return total terdiri dari capital gain (loss) dan yield. Capital gain (loss)
merupakan selisih harga investasi sekarang dan masa lalu. Yield merupakan persentase
penerimaan kas periodik terhadap harga investasi tertentu dari suatu investasi. Yield saham
merupakan sejumlah dividen kas yang dibayarkan (Hartono, 2003).
Pt – Pt-1 + Dt
Return Total =
Pt-1
Pt = Harga investasi sekarang
Pt-1 = Harga investasi masa lalu
Dt = Deviden kas yang dibayarkan
Hipotesis Penelitian
H1 : EVA secara parsial berpengaruh terhadap return saham.
H2 : MVA secara parsial berpengaruh terhadap return saham.
H3 : DER secara parsial berpengaruh terhadap return saham.
H3 : EVA, MVA dan DER secara simultan berpengaruh terhadap return
Saham.
3.1 Objek Penelitian
PT. Aneka Tambang, Tbk berlokasi di Jakarta tepatnya berada di JL. TB. Simatupang
No.1, Tanjung Barat, Jakarta 12530. Perusahaan tersebut bergerak di bidang pertambangan.
Teknik Analisis Data
Regresi Linier Berganda
Penelitian ini memiliki dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Oleh karena itu,
model statistik yang cocok adalah regresi linier berganda, dimana variabel bebasnya adalah
Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA), sedangkan variabel
terikatnya adalah return saham. Sehingga dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana :
Y = Return saham
α = konstanta
x1 = EVA
x2 = MVA
x3 = DER
b1, b2 = koefisien regresi
e = Kesalahan random
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan dua uji yaitu uji t dan uji F, yaitu :
1. Pengujian terhadap koefisien parsial menggunakan uji t sig 0,05 dengan df = 95 %
Jika Tsig < 0.05 maka variabel bebas (independen) berpengaruh terhadap variabel
terikat (dependen).
Jika Tsig > 0,05 maka variabel bebas (independen) tidak berpengaruh variabel terikat
(dependen).
2. Pengujian tehadap koefisien regresi simultan dengan uji F sig 0,05 dengan df = 95%
Jika Fsig < 0,05, maka seluruh variabel bebas (independen) secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel terikat.
Jika Fsig > 0,05, maka seluruh variabel bebas (independen) secara bersama-sama
tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
PEMBAHASAN
Regresi Linier Berganda
Penelitian ini memiliki tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Oleh karena itu,
model statistik yang cocok adalah regresi linier berganda, dimana variabel bebasnya adalah
Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Debt Equity Ratio (DER).
Sedangkan variabel terikatnya adalah return saham.
Maka bentuk persamaan regresi linier bergandanya yaitu :
Y = 17,108 – 1,421x1 + 0,311x2 + 1,200x3 + e
Artinya bahwa :
1. Konstanta = 17,108
Berdasarkan persamaan di atas, maka dapat digambarkan bahwa nilai konstanta sebesar
17,108 artinya jika tidak ada variabel bebas yang terdiri dari EVA (X1), MVA (X2) dan
DER (X3) yang mempengaruhi return saham, maka return saham sebesar 17,108.
2. Koefisien EVA = - 1,421
EVA berpengaruh negatif terhadap return saham dengan koefisien regresi sebesar 1,421
yang artinya jika nilai EVA meningkat sebesar satu nilai, maka return saham akan
menurun sebesar 7,621 satuan dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.
3. Koefisien MVA = 0,311
MVA berpengaruh positif terhadap return saham dengan koefisien regresi sebesar 0,311
yang berarti jika MVA meningkat sebesar satu nilai maka return saham akan meningkat
sebesar 0,311 satuan jika variabel bebas lainnya konstan.
4. Koefisien DER = 1,200
DER berpengaruh positif terhadap return saham dengan koefisien regresi sebesar 1,200
yang artinya jika DER meningkat sebesar satu nilai maka return saham akan meningkat
sebesar 1,200 satuan jika variabel bebas lainnya konstan.
Uji T
H0 : EVA secara Parsial tidak berpengaruh terhadap return saham
H1 : EVA secara parsial berpengaruh terhadap return saham
EVA memiliki nilai probabilitas senilai 0,022 dengan taraf signifikansi 5% (0,05),
yang artinya nilai probabilitasnya lebih kecil daripada taraf signifikansi atau p < 0,05 maka
H1 diterima yang artinya bahwa EVA secara parsial berpengaruh terhadap return saham. Hal
ini karena nilai EVA yang terjadi dari tahun 2003 sampai 2010 rata-rata bernilai positif,
sehingga perusahaan memiliki laba yang cukup untuk membagikan deviden kepada para
investor. Dimana deviden tersebut merupakan salah satu faktor pembentuk nilai return
saham. Jadi jika investor memperoleh deviden, investor tersebut juga akan memperoleh
return saham.
H0 : MVA secara Parsial tidak berpengaruh terhadap return saham
H2 : MVA secara parsial berpengaruh terhadap return saham
MVA memiliki nilai probabilitas senilai 0,070 dengan taraf signifikansi 5% (0,05),
maka nilai probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi atau p > 0,05. Maka H0 diterima,
yang berarti bahwa MVA secara parsial tidak berpengaruh terhadap return saham. Hal
tersebut terjadi karena walaupun nilai MVA tersebut positif, tetapi laba yang dihasilkan
hanya merupakan laba dari perbedaan harga saham pasar dengan nilai nominal per lembar
saham, bukan laba perusahaan yang sebenarnya. Sehingga laba tersebut tidak mempengaruhi
secara langsung terhadap return saham yang akan diperoleh investor.
H0 : DER secara Parsial tidak berpengaruh terhadap return saham
H3 : DER secara parsial berpengaruh terhadap return saham
DER memiliki nilai probabilitas senilai 0,067 dengan taraf signifikansi 5% (0,05),
sehingga nilai probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi atau p > 0,05 maka H0 diterima
yang artinya bahwa DER secara parsial tidak berpengaruh terhadap return saham. Hal
tersebut terjadi karena nilai rata-rata DER perusahaan rendah, yang berarti bahwa perusahaan
mampu memenuhi semua hutang-hutangnya atau bersifat solvable. Namun hal itu
menandakan bahwa dana operasional perusahaan yang digunakan kecil, sehingga return
saham yang akan diperoleh investor pun juga akan rendah.
Uji F
H0 : EVA, MVA dan DER secara simultan tidak berpengaruh terhadap
return saham.
H4 : EVA, MVA dan DER secara simultan berpengaruh terhadap return
saham
Dari hasil uji F di atas diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,069 dengan taraf
signifikansi 5 % (0,05) sehingga nilai probabilitas lebih besar daripada taraf signifikansi atau
p > 0,05 maka H0 diterima yang artinya bahwa EVA, MVA dan DER secara bersama-sama
tidak memiliki pengaruh terhadap return saham.
PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian ini terdiri dari EVA, MVA dan DER sebagai variabel bebasnya, sedangkan
variabel terikatnya adalah return saham. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
EVA, MVA dan DER sebagai variabel bebas berpengaruh terhadap return saham baik secara
parsial maupun simultan. Berikut ini adalah hasil yang penulis peroleh dari perhitungan dan
pembahasan yang silakukan penulis pada bab sebelumnya :
1. Secara parsial EVA berpengaruh terhadap return saham dan pengaruhnya negatif.
2. Secara parsial MVA tidak berpengaruh terhadap return saham, .
3. DER secara parsial tidak berpengaruh terhadap return saham.
4. Secara simultan variabel EVA, MVA dan DER tidak berpengaruh terhadap return saham.
Saran
1. Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat menyarankan bahwa metode EVA
merupakan metode yang terbaik bagi calon investor untuk menguji kinerja PT. Aneka
Tambang, Tbk jika ingin menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.
2. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yagn sejenis maka sebaiknya
menggunakan objek penelitian yang lebih dari satu perusahaan serta dapat menggunakan
metode selain EVA, MVA dan DER.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Financial Value Added : Suatu Paradigma Dalam Pengukuran Kinerja dan
Nilai Tambah Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.1 No.1. Hal.1-10
Baridwan, Zaky dan Ary Legowo. 2002. Asosiasi Antara Economic Value Added (EVA),
Market Value Added (MVA) dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham. Tema.
Vol III. September.
Brigham, E.F. dan Joel F.H. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Christanty, Mila. Tesis: Analisis Faktor Fundamental dan Economic Value Added (EVA)
Terhadap Return Saham. Semarang: Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam dan Irwansyah. 2002. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan
Dengan Alat Ukur EVA, MVA dan ROA Terhadap Return Saham Pada Perusahaan
Manufaktur Di BEJ. Jurnal Penelitian Akuntansi Bisnis dan Manajemen. Vol.9, No.1
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Halim, Abdul. 2007. Manajemen Keuangan Bisnis. Bogor: Ghalia Indonesia.
Hery. 2009. Akuntansi Keuangan Menengah 1. Jakarta: Bumi Aksara.
Husnan dan Pudjiastuti. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.
Jogiyanto, H.M. 2000. Teori Portofolio dan Analisa Investasi Edisi 2. Yogyakarta: BPFE
Listyowati. 2002. Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Saham Di Bursa Efek Jakarta:
Analisis Sebelum dan Selama Kritis. Jurnal Manajemen Indonesia. Vol.1, No.2
Mamduh, M. Hanafi. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
Mardiasmo. 2001. Akuntansi Keuangan Dasar. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Mulyadi. 2001. Balance Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatganda
Kinerja Keuangan Perusahaan, Edisi Ke-1. Jakarta: Salemba Empat.
. 2009. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Jakarta: Salemba
Empat
Munawir. 2000. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Keempat. Yogyakarta: PT. Liberty.
Natarsyah, Syahib. 2000. Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Resiko
Sistematik Terhadap Harga Saham: Kasus Industri Barang Konsumsi yang Go Public
di Pasar Modal Indonesia. Vol.15. No.33. pp 294-312
O’Byrne, F. Stephen dan S. David Young. 2001. Economic Value Added dan Manajemen
Berdasarkan Nilai Panduan Praktis Untuk Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.
Rahayu, Mariana Sri. 2007. Analisis Pengaruh EVA dan MVA Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ilmiah dan Ilmu Ekonomi.
Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta.
Rasyid, Rosyeni. 2002. Pengukuran Nilai Riil Perusahaan Dengan Menggunakan Konsep
Economic Value Added. Economac. Vol.1. No.2. Hal 67-77.
Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen. Jakarta: PT. Grasindo.
Sadeli, Lili M. 2009. Dasar-dasar Akuntansi. Jakarta: Bumi Aksara.
Saiful, M. Ruki. 2007. Lebih Dalam Tentang Economic Value Added (EVA) dan Penciptaan
Nilai Perusahaan. Majalah Usahawan. September No.7
Sartono, Agus. 2002. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi Keempat. Yogyakarta:
BPFE.
Soemarso, S.R. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
Sparta. 2000. Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Lembaga Keuangan Bank Terhadap
Harga Sahamnya Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia.
Vol.15. No.3. pp 25-44.
Tinnneke, Raden. 2007. Tesis: Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Faktor-
faktor Fundamental Perusahaan Lainnya Terhadap Return Saham. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Tunggal, Amin Widjaya. 2001. Memahami Konsep Economic Value Added (EVA) dan Value
Based Management (VBM). Jakarta: Harvarindo.
. 2008. Memahami Economic Value Added (EVA) Teori, Soal dan
Kasus. Jakarta: Harvarindo.
Van Home, James C dan John M. Wachowicz JR. 2007. Fundamentals of Financial
Management Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan Terjemahan Dewi Fitriasari dan
Deny Arnos Kwary. Jilid 2. Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat
www.Trihastutie.wordpress.com
www.Antam.com
Recommended