View
3.108
Download
17
Category
Preview:
Citation preview
Bab I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Imunisasi adalah salah satu pendekatan promotif dan preventif yang meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar
dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut. Imunisasi di Indonesia
secara teratur dimulai pada tahun 1956. Kegiatan ini telah berhasil membasmi penyakit
cacar di Indonesia, sehingga pada tahun 1974 Indonesia dinyatakan bebas cacar oleh
WHO1.
Keberhasilan tersebut merupakan upaya dilaksanakannya teknologi tepat guna di
seluruh masyarakat Indonesia salah satunya dengan melaksanakan pemberian imunisasi
secara kontinyu dan konsisten dalam Program Pengembangan Imunisasi (PPI). Dan pada
tahun 1990 Indonesia telah mencapai lebih dari 80% imunisasi dasar tersebut yang
dikenal sebagai Universal Child Immunization (UCI). Tercapainya UCI tersebut berupa
tercapainya cakupan BCG/DPT-1/ Polio I minimal 90 %, DPT-3/Polio-3/Campak
minimal 80 %. Cakupan hepatitis B tahun 2005 adalah 50 % dan tahun 2006 target
sasaran nasional dipenuhi2,3.
Namun, data dari WHO Immunization Summary 2010 menunjukkan cakupan
beberapa imunisasi dasar di Indonesia berkurang. Pada tahun 2008, cakupan DPT3 dan
polio3 adalah 77%. Cakupan Hepatitis B meningkat ke 78% namun masih belum
mencapai target 80%. Cakupan BCG pula adalah 89%5. Di peringkat DKI, kelurahan
Grogol-Petamburan mencatatkan cakupan imunisasi Hepatitis B yang masih rendah yaitu
hanya 47%7.
Namun, setiap tahun ratusan anak-anak meninggal karena penyakit yang
sebenarnya masih dapat dicegah dengan imunisasi atau PD3I (Penyakit yang Dapat
Dicegah dengan Imunisasi) yang secara tidak langsung meningkatkan Angka Kematian
Bayi (AKB) yaitu angka kematian bayi sampai umur satu tahun2,3. Berdasarkan SDKI
(survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2002-2003, AKB mencapai 35 per
seribu kelahiran hidup, tanpa imunisasi sekitar tiga dari 100 kelahiran anak akan
1
meninggal karena penyakit campak, dua dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena
batuk rejan, satu dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit tetanus dan
dari 200.000 anak, satu anak akan menderita penyakit polio2.
Prevalensi kejadian PD3I di Indonesia juga masih tinggi. Prevalensi penduduk
yang pernah terinfeksi virus hepatitis B ditunjukkan dengan angka Anti-HBc sebesar
34%, dan cenderung meningkat dengan bertambahnya usia4. Prevalensi campak pada
tahun 2009 adalah 15,369 kasus di seluruh Indonesia, difteri sebanyak 219 dan tetanus
sebanyak 183 kasus. Angka ini merupakan angka tertinggi dari seluruh Negara ASEAN.
Pada tahun 2005, dilaporkan KLB polio sebanyak 4 kasus di DKI Jakarta sedangkan
WHO menetapkan target eradikasi polio. Pada tahun yang sama juga dilaporkan kasus
pertussis sebanyak 2,192 kasus di DKI Jakarta5,6. Tingginya PD3I ini seharusnya diberi
perhatian karena PD3I merupakan penyakit yang sangat berpotensi mengakibatkan KLB.
1.2. Permasalahan
Daripada latarbelakang ini, dapat disimpulkan beberapa masalah. Antaranya:
1.2.1. Terjadi penurunan cakupan beberapa program imunisasi (DPT dan Polio).
1.2.2. Cakupan program imunisasi dasar di Indonesia masih rendah (belum memenuhi
UCI)
1.2.3. Masih adanya angka kematian bayi yang membimbangkan yang diakibatkan oleh
PD3I.
1.2.4. Prevalensi dan insidens kejadian PD3I di Indonesia masih tinggi sekaligus
meningkatkan potensi terjadinya KLB
1.2.5 Tidak diketahuinya cakupan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Jelambar I,
Jakarta Barat pada periode Mei 2010 hingga April 2011.
1.3. Tujuan
1.3.1.Tujuan Umum :
Meningkatkan cakupan imunisasi dasar di Indonesia dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan kesehatan ibu dan anak dengan diharapkan teratasinya masalah
bersangkutan dengan program imunisasi dasar yang diketahui dari evaluasi ini.
2
1.3.2.Tujuan Khusus :
1.3.2.1. Diketahuinya cakupan keberhasilan Program Imunisasi Dasar yang
dilaksanakan di Puskesmas Kelurahan Jelambar I periode Mei 2010
sampai April 2011.
1.3.2.2. Diketahuinya cakupan pelayanan program Imunisasi Dasar (BCG, DPT,
Polio, Hepatitis dan Campak).
1.3.2.3. Diketahuinya cakupan penyuluhan perorangan, kelompok dan masyarakat.
1.3.2.4. Diketahui cakupan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS).
1.3.2.5. Diketahuinya cakupan pencatatan dan pelaporan.
1.3.2.6. Diketahui cakupan penatalaksanaan KIPI.
1.4. Manfaat
1.4.1.Manfaat bagi evaluator:
1.4.1.1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah.
1.4.1.2. Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengelola suatu program
khususnya program-program kesehatan di Puskesmas.
1.4.1.3. Mengetahui sedikit banyaknya kendala-kendala yang dihadapi dalam
mengambil langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, antara lain Perencanaan, Pengorganisasian,
Pelaksanaan, dan Pengawasan.
1.4.2.Manfaat bagi perguruan tinggi :
1.4.2.1. Mengamalkan Tridharma Perguruan Tinggi.
1.4.2.2. Memperkenalkan Fakultas Kedokteran UKRIDA kepada masyarakat.
1.4.2.3. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di
bidang kesehatan.
1.4.3.Manfaat Bagi Puskesmas :
1.4.3.1. Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan
program kegiatan Posyandu sehingga memenuhi target cakupan program.
3
1.4.3.2. Memberikan masukan terhadap jalinan kerjasama dan membina peran
serta masyarakat dalam melaksanakan program kegiatan Posyandu secara
optimal.
1.4.4.Manfaat bagi masyarakat :
1.4.4.1. Meningkatkan pengetahuan tentang arti pentingnya kegiatan Program
Imunisasi.
1.4.4.2. Peran serta masyarakat menjadi lebih baik dalam melaksanakan kegiatan
dan program imunisasi terutama melalui pelayanan di Posyandu.
4
Bab II
Materi dan Metoda
2. 1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil kegiatan
bulanan Puskesmas mengenai program Imunisasi Dasar di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Jelambar I periode Mei 2010 sampai dengan April 2011, antara lain:
1. Pelayanan imunisasi dasar di Puskesmas dan Posyandu
2. Penyuluhan mengenai imunisasi dasar
3. Pemantauan (monitoring)
4. Pencatatan dan pelaporan
5. Penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
2. 2. Metode
Evaluasi program ini dilakukan dengan cara menganalisis data cakupan program
Imunisasi Dasar di Puskesmas Kelurahan Jelambar I periode Mei 2010 sampai dengan
April 2011 melalui pendekatan sistem. Hasil evaluasi disajikan dalam bentuk tekstular
dan tabular.
5
Bab III
Kerangka Teoritis
3.1. Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja sistem yang diterapkan
pada waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi. Dibentuknya suatu sistem pada
dasarnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Untuk
terbentuknya sistem tersebut perlu dirangkai beberapa unsur atau elemen sedemikian rupa
sehingga secara keseluruhan membentuk kesatuan dan secara bersama-sama berfungsi
untuk mencapai tujuan kesatuan.
Sistem terbentuk dari bagian atau elemen yang saling berhubungan dan
mempengaruhi. Bagian atau elemen tersebut dapat dikelompokkan dalam enam unsur
saja yaitu:
i. Masukan (input)
Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.
ii. Proses (process)
Proses adalah elemen yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran.
iii. Keluaran (output)
Keluaran adalah elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam
sistem.
iv. Lingkungan (environment)
Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
v. Umpan balik (feedback)
6
Lingkungan(iv)
Masukan(i)
Proses(ii)
Keluaran(iii)
Dampak(vi)
Umpan Balik(v)
Umpan balik adalah elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus
sebagai masukan dalam sistem tersebut.
vi. Dampak (impact)
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
3.2. Tolok Ukur Keberhasilan
Tolok ukur keberhasilan terdiri dari variable masukan, proses, keluaran, umpan
balik, lingkungan dan dampak. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus
dicapai dalam program Imunisasi Dasar (Lampiran 1).
Bab IV
Penyajian Data
4.1. Sumber data
Sumber data dalam evaluasi ini berupa data sekunder yang berasal dari data
monografi Kelurahan Jelambar I dan laporan bulanan Puskesmas Kelurahan Jelambar I
periode Mei 2010 sampai dengan April 2011.
4.2. Data Umum
7
4.2.1. Data Geografis
Lokasi Puskesmas kelurahan Jelambar I terletak di jalan Satria 1 RW 04,
Kelurahan Jelambar, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakaerta Barat.
Puskesmas Jelambar I seluas 250 m2 dibangun diatas tanah 305 m2..
Wilayah kerja Puskesmas Jelambar I seluas ±63,72 Hektar meliputi 5 RW dan 58
RT.
Jumlah Posyandu ada 5 yang terletak di RW 01, 02, 03, 04 dan 11.
Batas wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Jelambar I :
Batas Utara : Jl. Jelambar Baru
Batas Selatan : Jl. Daan Mogot
Batas Barat : Jl. Amanah
Batas Timur : Jl. Prof.dr. Latumenten Raya
Keterangan: Peta wilayah disertakan di lampiran 6
4.2.2. Data Demografi
Jumlah penduduk Kelurahan Jelambar I: 17.606 jiwa.
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin : Laki-laki 8.332 jiwa dan
perempuan 9.274 jiwa.
Jumlah kepala keluarga : 3.476 orang
Jumlah bayi : 836
Jumlah balita : 2.508
Sebagian besar penduduk bermata pencarian pegawai pemerintah/ABRI
(41,27%).
Fasilitas kesehatan yang berada di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar I
terdapat 5 tempat praktek swasta dokter umum, 5 tempat praktek swasta dokter
spesialis, 6 tempat praktek swasta dokter gigi.
Keterangan: Data demografi lebih lengkap terlampir pada lampiran II
4.2. Data Khusus
4.2.1. Masukan
4.2.1.1.Tenaga
8
Dokter umum : 1 orang
Dokter gigi : 1 orang
Bidan : 1 orang
Perawat : 1 orang
Kader aktif : 11/ Posyandu (rata-rata 9 orang terlatih setiap
posyandu)
Tokoh Masyarakat : Pak Lurah
4.2.1.2. Dana
APBD : Cukup
4.2.1.3. Sarana
4.2.1.3.1. Medis
4.2.1.3.1.1. Peralatan suntik
Disposible syringe
(1cc, 2 cc, 2,5cc, 3 cc, 5 cc) : Cukup
Autodisposible syringe (0, 5cc) : Cukup
Alkohol 70% : Cukup
4.2.1.3.1.2.Cold chain
Lemari es : 2 buah
Vaccine Carrier : 3 buah
Thermos + 4 buah cold pack : sejumlah tim lapangan
Cold box : 2 buah
4.2.1.3.1.3. Vaksin
BCG + Pelarut (NaCl 0, 9 %) : Cukup
DPT : Cukup
Polio + pipet : Cukup
Campak + Pelarut (Aqua Bidest) : Cukup
Hepatitis B : Cukup
4.2.1.3.1.4. Alat dan obat KIPI
Stetoskop : 3 buah
9
Tensimeter : 2 buah
Infus set : tidak ada
Alat suntik : cukup
Cairan infus NaCl 0, 9 % : tidak ada
Deksamethason injeksi : cukup
Adrenalin : cukup
Paracetamol : cukup
4.2.1.3.2. Non Medis
4.2.1.3.2.1. Gedung Puskesmas
Ruang pendaftaran : 1 ruang
Ruang tunggu : 1 ruang
Ruang periksa : 1 ruang
Kamar obat : 1 ruang
4.2.1.3.2.2. Posyandu : 5 buah
4.2.1.3.2.3. KMS Balita : Cukup
4.2.1.3.2.4. Buku pencatatan hasil imunisasi : 1 buah
4.2.1.3.2.5. Buku catatan stock vaksin : 1 buah
4.2.1.3.2.6. Kartu pencatatan suhu lemari es : 1 lembar
4.2.1.3.2.7. Kartu pencatatan suhu freezer : 1 lembar
4.2.1.3.2.8. Kapas dan tempatnya : 2 buah
4.2.1.3.2.9. Tempat sampah : 3 buah
4.2.1.4. Metode
Sesuai dengan kebijakan program imunisasi dasar:
4.2.1.4.1. Pelayanan imunisasi dasar di Puskesmas dan Posyandu
4.2.1.4.1.1. BCG:Diberikan sebanyak 1 kali dengan dosis 0,05 cc, intrakutan
di deltoid l lengan atas kanan.
4.2.1.4.1.2. DPT: Diberikan sebanyak 3 kali dengan dosis 0,5 cc, IM/SC
dalam, di anterolateral paha atas, pada umur 2 bulan kemudian
diberikan lagi dengan interval paling cepat 4 minggu (1 bulan).
4.2.1.4.1.3. Polio: Diberikan sebanyak 4 kali, diberikan 2 tetes secara oral
dengan interval 4 minggu (1 bulan).
10
4.2.1.4.1.4. Hepatitis B: Diberikan sebanyak 3 kali dengan dosis 0,5 cc,
IM/SC dalam, di anterolateral paha atas, dosis berikutnya dengan
interval minimal 4 minggu (1 bulan).
4.2.1.4.1.5. Campak: Diberikan 1 kali dengan dosis 0,5 cc, IM, di lengan kiri
atas.
* Vaksin DPT dan Hepatitis B dalam bentuk vaksin kombo
4.2.1.4.2. Penyuluhan mengenai imunisasi dasar
4.2.1.4.2.1. Perorangan : Dengan wawancara
4.2.1.4.2.2. Kelompok : Dengan ceramah
4.2.1.4.2.3. Masyarakat : Melalu spanduk, poster, leaflet
4.2.1.4.3. Pemantauan (monitoring) : Dengan Pemantauan Wilayah Setempat
(PWS) bulanan
4.2.1.4.4. Pencatatan : setiap bulan
4.2.1.4.5. Pelaporan : setiap bulan
4.2.1.4.6. Penatalaksanaan KIPI : jika ada kasus
4.2.2. Proses
4.2.2.1. Perencanaan
4.2.2.1.1. Menentukan besarnya sasaran dan target cakupan imunisasi dasar
Besarnya sasaran: ditentukan oleh Puskesmas Kecamatan (423 bayi)
Target cakupan:
BCG : 90 %
DPT-1 : 95 %
DPT-2 : 90%
DPT-3 : 85 %
Polio-1 : 95 %
Polio-2 : 90 %
Polio-3 : 85 %
Polio-4 : 90 %
Hepatitis B-1 : 90 %
Hepatitis B-2 : 90 %
Hepatitis B-3 : 85%
11
Campak : 90 %
4.2.2.1.2. Membuat jadwal pelayanan imunisasi dasar
4.2.2.1.2.1. BCG: Senin, jam 08.00 – 12.00, oleh bidan
4.2.2.1.2.2. Hepatitis combo (DPT + Hepatitis) : senin – jumat, jam 08.00 –
12.00, oleh bidan.
4.2.2.1.2.3. Polio: senin – jumat, jam 08.00 – 12.00, oleh bidan.
4.2.2.1.2.4. Campak : senin, jam 08.00 – 12.00, oleh bidan.
4.2.2.1.3. Merencanakan logistik imunisasi dasar
4.2.2.1.3.1 Kebutuhan vaksin = (Jumlah sasaran 423 bayi x target)
Indeks Pemakaian
4.2.2.1.3.2 Kebutuhan alat suntik = jumlah sasaraan 423 bayi x target
4.2.2.1.3.3 Kebutuhan cold chain:
-Lemari es : 2 buah
-Vaccine carrier : 3 buah
-Cold box : 2 buah
-Thermos + 4 buah cold pack : sejumlah tim lapangan
4.2.2.1.4. Mengelola vaksin, peralatan vaksinasi dan cold chain
4.2.2.1.4.1. Vaksin Campak, Polio dan BCG ditempatkan tempat
penyimpanan es.
4.2.2.1.4.2. Vaksinasi Hepatitis B dan DPT disusun dibagian di rak bagian
bawah.
4.2.2.1.4.3. Suhu cold chain 2 – 8 o C
4.2.2.1.4.4. Satu spuit untuk satu orang
4.2.2.1.5. Memberikan penyuluhan mengenai imunisasi dasar
4.2.2.1.5.1. Perorangan : Setiap hari di Puskesmas
4.2.2.1.5.2. Kelompok : Tidak ditemukan jadwal penyuluhan secara
tertulis yang jelas. (Hanya didapatkan dari
wawancara dengan bidan)
-dilaksanakan setiap bulan sesuai jadwal posyandu
4.2.2.1.5.3. Masyarakat : Melalui spanduk, poster dan leaflet.
12
4.2.2.1.6. Mengadakan kerja sama lintas program dan lintas sektoral: 12 x setahun
4.2.2.1.7. Melakukan monitoring : 12 x dalam setahun
4.2.2.1.8. Melaksanakan pencatatan: setiap akhir bulan
4.2.2.1.9. Melaksanakan pelaporan: setiap awal bulan
4.2.2.1.10. Merencanakan penatalaksanaan KIPI : Jika ada kasus
4.2.2.2. Pengorganisasian
Struktur organisasi ditulis dan pemberian tugas yang teratur dalam
melaksanakan tugasnya.
Dr. Ratna : Penanggung jawab
Bidan Dinah : Pelaksana
Ibu Sumartati : Pelaksana
Struktur Organisasi Puskesmas Kelurahan Jelambar I
13
Ka PuskesmasDr. Ratna
Ka. TU Yayan
BPG, UKGSDrg. Santi
KIA, KB, PosyanduBdn.Dina
BP umum, JPK, Gakin, Jiwa, PTM
Dr. Ratna
P2P,UKS.ApotekSumartati
4.2.2.3. Pelaksanaan
4.2.2.3.1. Besar sasaran: 423 bayi
4.2.2.3.2. Target cakupan:
BCG : 90 %
DPT-1 : 95 %
DPT-2 : 90%
DPT-3 : 85 %
Polio-1 : 95 %
Polio-2 : 90 %
Polio-3 : 85 %
Polio-4 : 90 %
Hepatitis B-1 : 90 %
14
Hepatitis B-2 : 90 %
Hepatitis B-3 : 85%
Campak : 90 %
4.2.2.3.3. Jadwal pelayanan imunisasi dasar
4.2.2.3.3.1. BCG: Senin, jam 08.00 – 12.00, oleh bidan
4.2.2.3.3.2. Hepatitis combo (DPT + Hepatitis) : senin – jumat, jam 08.00 –
12.00, oleh bidan.
4.2.2.3.3.3. Polio: senin – jumat, jam 08.00 – 12.00, oleh bidan.
4.2.2.3.3.4. Campak : senin, jam 08.00 – 12.00, oleh bidan.
4.2.2.3.4. Logistik imunisasi dasar
4.2.2.3.4.1. Vaksin
BCG : 53 ampul
DPT-HepB : 1269 vial
Polio : 211 vial
Campak : 53 vial
4.2.2.3.4.2. Alat suntik
Alat suntik 0,05 cc (untuk BCG) : 423 x 100 % = 423 buah.
Alat suntik 0,5 % (untuk DPT, Hepatitis dan Campak) : {423 x
(100 % + 95 % + 90 %) + 423 x (100 % + 95 % + 90 %) + 423 x
(90 %)} = 1587 buah
* Mengambil stok vaksin dan alat suntik dari puskesmas kecamatan setiap kali habis stok
4.2.2.3.4.3. Cold chain:
Lemari es : 1 buah
Vaccine carrier : 3 buah
Cold box : 1 buah
Thermos + 4 buah cold pack : Sejumlah tim lapangan
4.2.2.3.5. Pengelolaan vaksin dan peralatan vaksin
4.2.2.3.5.1. Vaksin Campak, Polio dan BCG ditempatkan tempat
15
penyimpanan es.
4.2.2.3.5.2. Vaksinasi Hepatitis B dan DPT disusun dibagian di rak bagian
bawah.
4.2.2.3.5.3. Suhu cold chain 5 o C
4.2.2.3.5.4. Satu spuit untuk satu orang
4.2.2.3.6. Penyuluhan mengenai imunisasi dasar
4.2.2.3.6.1. Perorangan : dilakukan dengan wawancara tapi tidak setiap kali
kunjungan.
4.2.2.3.6.2. Kelompok: 6x dalam 12 bulan. (Jadwal lengkap di lampiran IV)
4.2.2.3.6.3. Masyarakat: melalui poster dan leaflet.
4.2.2.3.7. Kerja sama lintas program dan lintas sektoral: ada tetapi tidak secara
teratur.
4.2.2.3.8. Pencatatan: setiap bulan. (Pelaporan cakupan imunisasi
tidak spesifik dari anak-anak yang tinggal di wilayah kerja)
4.2.2.3.9. Pelaporan: setiap bulan.
4.2.2.3.10. Pemantauan: ada dengan sistem PWS.
4.2.2.3.11. Penatalaksanaan KIPI: tidak ada kasus.
4.2.2.4 Pengawasan
4.2.2.4.1. Laporan : ada laporan setiap bulan. (Pelaporan cakupan imunisasi
tidak spesifik dari anak-anak yang tinggal di wilayah kerja)
4.2.2.4.2. Rapat : dilakukan rapat bulanan dan triwulan
4.2.3. Keluaran
4.2.3.1. Cakupan imunisasi dasar
Tabel 1. Pencapaian Imunisasi Dasar di Puskesmas Kelurahan Jelambar I
periode Mei 2010 sampai dengan April 2011.
Jenis imunisasi Sasaran
Bayi
Target
Bayi %
Pencapaian
Bayi %
BCG 423 423 100 % 330 78,01%
DPT-1 423 423 100 % 574 135,70 %
16
DPT-2 423 402 95 % 556 131,14%
DPT-3 423 381 90 % 576 136,17 %
Polio-1 423 423 100 % 576 136,17 %
Polio-2 423 411 97 % 561 132,62 %
Polio-3 423 398 94 % 565 134,52 %
Polio-4 423 381 90 % 584 138,06 %
Hepatitis B-1 423 423 100 % 574 135,70 %
Hepatitis B-2 423 402 95 % 556 131,14%
Hepatitis B-3 423 381 90 % 576 136,17 %
Campak 423 381 90 % 539 127,42 %
Sumber: Laporan bulanan hasil vaksinasi Puskesmas kelurahan Jelambar I periode Mei
2010 sampai dengan April 2011.
* Perincian cakupan imunisasi disertakan di Lampiran 3.
i) Cakupan imunisasi BCG
= (Jumlah bayi yang diimunisasi BCG / Sasaran bayi) x 100 %
= (330 /423) x 100 %
= 78,01%
ii) Cakupan imunisasi DPT-1
= (Jumlah bayi yang diimunisasi DPT-1 / Sasaran bayi) x 100 %
= (574/423) x 100 %
= 135,70 %
iii) Cakupan imunisasi DPT-2
= (Jumlah bayi yang diimunisasi DPT-2 / Sasaran bayi) x 100 %
= (556 / 423) x 100 %
= 131,14 %
iv) Cakupan imunisasi DPT-3
= (Jumlah bayi yang diimunisasi DPT-3 / Sasaran bayi) x 100 %
17
= (576 /423) x 100 %
= 136,17 %
v) Cakupan imunisasi Polio-1
= (Jumlah bayi yang diimunisasi Polio-1 / Sasaran bayi) x 100 %
= (576 / 423) x 100 %
= 136,17 %
vi) Cakupan imunisasi Polio-2
= (Jumlah bayi yang diimunisasi Polio-2 / Sasaran bayi) x 100 %
= (561/423) x 100%
= 132,62%
vii) Cakupan imunisasi Polio-3
= (Jumlah bayi yang diimunisasi Polio-3 / Sasaran bayi) x 100 %
= (569/423) x 100 %
= 134,52 %
viii) Cakupan imunisasi Polio-4
= (Jumlah bayi yang diimunisasi Polio-4 / Sasaran bayi) x 100 %
= (584 / 423) x 100 %
= 138,06 %
ix) Cakupan imunisasi Hepatitis B-1
= (Jumlah bayi yang diimunisasi Hepatitis B-1 / Sasaran bayi) x 100 %
= (574/423) x 100 %
= 135,70 %
x) Cakupan imunisasi Hepatitis B-2
= (Jumlah bayi yang diimunisasi Hepatitis B-2 / Sasaran bayi) x 100 %
18
= (556 / 423) x 100 %
= 131,14 %
xi) Cakupan imunisasi Hepatitis B-3
= (Jumlah bayi yang diimunisasi Hepatitis B-3 / Sasaran bayi) x 100 %
= (576 /423) x 100 %
= 136,17 %
xii) Cakupan imunisasi Campak
= (Jumlah bayi yang diimunisasi Campak / Sasaran bayi) x 100 %
= (539 / 423) x 100 %
= 127,42%
4.2.3.2. Penyuluhan mengenai imunisasi dasar
Perorangan : dilakukan tapi tidak setiap kunjungan.
Kelompok : 50 % (Lampiran IV)
Masyarakat : melalui poster dan leaflet ada
4.2.3.3. Pemantauan Wilayah Setempat : 12 x / tahun
4.2.3.4. Pencatatan dan pelaporan: setiap bulan. (Pelaporan cakupan imunisasi
tidak spesifik dari anak-anak yang tinggal di wilayah kerja)
4.2.3.5. Pelaksanaan KIPI : tidak ada kasus.
4.2.4. Lingkungan
4.2.4.1. Lingkungan fisik
Lokasi : mudah dijangkau.
Transportasi : ada transportasi yang mudah dan murah.
* sehingga mudah dikunjungi juga oleh pasien dari luar wilayah kerja
Fasilitas kesehatan lain: ada dan bisa menjalin kerja sama.
4.2.4.2. Lingkungan non fisik
19
Pendidikan : tidak menjadi faktor penghambat.
Sosial ekonomi : tidak menjadi faktor penghambat.
Agama : tidak menjadi faktor penghambat.
4.2.5. Umpan Balik
5.2.5.1. Pencatatan dan pelaporan : ada
5.2.5.2. Rapat kerja dalam bentuk lokakarya mini : ada
4.2.6 Dampak
4.2.6.1. Langsung : menurunkan insidens dari PDI3.
4.2.6.2. Tidak langsung : mengurangkan angka kematian bayi yang
diakibatkan PDI3.
Bab V
Pembahasan
5.1. Tabel 2. Masalah Menurut Variable Keluaran
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1. Cakupan imunisasi BCG 100% 78,01% + (21,99%)
2. Cakupan imunisasi DPT-1/HB-1 100% 138,06% + (38,06%)
3. Cakupan imunisasi Polio-1 100% 136,17% + (36,17%)
4. Cakupan imunisasi Campak 90% 127,42% + (41,58%)
5. Cakupan penyuluhan 100% 50% + (50,00%)
20
Keterangan : Variabel selain yang tertera di atas, tidak memiliki masalah berdasarkan
tolok ukur keberhasilan. (Lampiran 5)
5.2. Tabel 3. Masalah Menurut Variable Selain Keluaran
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1. Proses Perencanaan
Penyuluhan Kelompok
Setiap minggu kedua, satu bulan sekali, di Posyandu
Tidak jelas
perencanaan
bulanaan
+
2. Proses Perencanaan
Cakupan imunisasi
Berdasarkan tolok ukur di lampiran 1
Tidak sesuai
minimal tolok
ukur
+
3. Proses Pelaksanaan
Penyuluhan Kelompok
Setiap minggu kedua, satu bulan sekali, di
Tidak
dilaksanakan
+
21
Posyandu setiap bulan
4. Proses pelaksanaan
penyuluhan perorangan
Setiap kali
kunjungan
Tidak setiap
kunjungan
+
5. Proses pelaksanaan
kerja sama lintas
program
Satu bulan sekali
(12 x /tahun)
Tidak
dilakukan
secara teratur
+
Keterangan: Variabel selain tertera di atas, tidak memiliki masalah berdasarkan tolok
ukur keberhasilan. (Lampiran 5)
Bab VI
Rumusan Masalah
6.1. Masalah menurut keluaran:
A. Cakupan imunisasi BCG masih kurang dari target. (78,01% dari 100%)
B. Cakupan imunisasi DPT-1/HB-1 jauh melebihi target. (138,06% dari 100%)
C. Cakupan imunisasi Polio-1 jauh melebihi target. (136,17% dari 100%)
D. Cakupan imunisasi Campak jauh melebihi target. (127,42% dari 90%)
E. Cakupan penyuluhan imunisasi kurang. (50% dari 100%)
6.2. Masalah lain (Penyebab):
22
Dari proses:
A. Proses perencanaan penyuluhan kelompok tidak dilakukan dengan jelas.
B. Proses perencanaan cakupan imunisasi tidak sesuai tolok ukur propinsi.
C. Proses pelaksanaan penyuluhan kelompok tidak dilakukan setiap bulan.
D. Proses pelaksanaan penyuluhan perorangan tidak dilakukan setiap kali kunjungan.
E. Proses pelaksanaan kerja sama lintas program dilakukan tetapi tidak teratur.
Bab VII
Prioritas Masalah
7.1 A. Cakupan imunisasi BCG masih kurang dari target. (78,01% dari 100%)
B. Cakupan imunisasi DPT-1/HB-1 jauh melebihi target. (138,06% dari 100%)
C. Cakupan imunisasi Polio-1 jauh melebihi target. (136,17% dari 100%)
D. Cakupan imunisasi Campak jauh melebihi target. (127,42% dari 90%)
E. Cakupan penyuluhan imunisasi kurang. (50% dari 100%)
Tabel 4. Prioritas Masalah
23
No. Parameter A B C D E
1. Besarnya masalah 4 2 2 3 3
2. Akibat yang ditimbulkan 5 3 2 3 3
3. Sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan
masalah
5 4 4 4 2
4. Teknologi yang tersedia 3 4 4 4 3
5. Keuntungan sosial yang diperoleh 5 2 2 2 3
Jumlah 22 15 14 16 14
7.2 Prioritas masalah adalah:
A. Cakupan imunisasi BCG masih kurang dari target. (78,01% dari 100 %)
B. Cakupan imunisasi Campak jauh melebihi target. (127,42% dari 90%)
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
8.1. Masalah :
A. Cakupan imunisasi BCG masih kurang dari target (78,01% dari 90 %)
Penyebab:
Proses perencenaan penyuluhan kelompok tidak jelas.
Proses pelaksanaan penyuluhan kelompok tidak dilakukan setiap bulan.
Proses pelaksanaan penyuluhan perorangan dilakukan tetapi tidak dilakukan
pada setiap kunjungan.
Penyelasaian masalah:
Membuat jadwal jelas berkaitan penyuluhan imunisasi kelompok dan
24
dilaksanakan sebulan sekali sesuai jadwal posyandu.
Pelaksanaan penyuluhan perorangan dilakukan setiap kali kunjungan ibu yang
mempunyai anak bawah 1 tahun di Puskesmas dan ibu hamil trimester ke-3
supaya bersedia imunisasi anak setelah lahir.
8.2 Masalah:
B. Cakupan imunisasi Campak jauh melebihi target. (127,42% dari 90%)
Penyebab:
Proses pelaksanaan pencatatan dan pelaporan imunisasi tidak dipisahkan
cakupan pasien dalam wilayah kerja dan yang diluar wilayah kerja. Hal ini
menyebabkan angka sebenar cakupan imunisasi di wilayah kerja puskesmas
lebih besar dari yang seharusnya
Lingkungan puskesmas yang lokasinya mudah dijangkau dan tersedia
transportasi meningkatkan kunjungan bayi dari luar wilayah kerja.
Penyelasaian masalah:
Melakukan pencatatan yang khusus cakupan imunisasi bayi dari wilayah
kerja.
Mengambil kira kunjungan bayi dari luar wilayah kerja dalam menentukan
sasaran bayi.
25
Bab IX
Kesimpulan
7.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program imunisasi dasar yang dilakukan dengan cara
pendekatan sistem di Puskesmas Kelurahan Jelambar I dan wilayah kerjanya pada
periode Mei 2010 sampai dengan April 2011 didapatkan cakupan imunisasi BCG dan
penyuluhan imunisasi kurang dari target sedangkan cakupan selain BCG jauh melebihi
target. Pelayanan dan penyelenggaraan imunisasi pula berjalan sesuai tolok ukur kecuali
penyuluhan serta pencatatan dan pelaporan cakupan imunisasi.
Masalah cakupan BCG yang rendah adalah disebabkan permasalahan di
perencanaan dan pelaksanaan penyuluhan tentang imunisasi terhadap kelompok dan
perorangan. Masalah cakupan imunisasi selain BCG yang melebihi adalah disebabkan
26
pencatatan dan pelaporan tidak memisahkan bayi dari wilayah kerja dan luar wilayah
kerja karena lingkungan puskesmas yang strategis menyebabkan kunjungan bayi dari luar
wilayah kerja tinggi. Hal ini disimpulan dengan evaluasi yang menggunakan pendekatan
sistem. Diharapkan dengan dibenahi penyuluhan, cakupan imunisasi BCG dapat
meningkat. Pencatatan dan pelaporan yang lebih spesifik dan penetapan sasaran bayi
yang mengambil kira kunjungan dari luar wilayah kerja diharapkan cakupan imunisasi
tidak tidak terlampau jauh melebihi target.
Dengan evaluasi menggunakan pendekatan sistem seperti ini, kita dapat menjaga
agar masing-masing kegiatan sejalan dengan ketentuan program dan dapat mengenal
pasti penyebab masalah pada keluaran atau cakupan imunisasi. Hal ini karena cakupan
imunisasi mempunyai dampak yang signifikan terhadap masyarakat. Dampak positif
yang diharapkan dengan berhasilnya program imunisasi dasar adalah terjadinya
penurunan angka kematian dan kesakitan yang diakibatkan oleh PD3I serta dapat
mencegah akibat buruk yang lebih lanjut darinya. Selain itu dengan evaluasi ini juga
dapat memastikan cakupan imunisasi dasar terus meningkat, tidak mengalami penurunan
dan dapat mengatasi masalah kelebihan cakupan imunisasi dari target yang ditetapkan.
7.2. Saran
Saran yang diberikan oleh penulis terhadap penyelesaian masalah tersebut
ditujukan kepada:
7.2.1. Puskesmas Kelurahan Jelambar I:
7.2.1.1. Mengadakan jadwal penyuluhan teratur setiap bulan dan
melaksanakannya sesuai jadwal di posyandu-posyandu. Diharapkan
dalam tempoh setahun cakupan BCG dapat dinaikkan sebanyak 20%.
7.2.1.2. Melakukan pencatatan dan pelaporan yang lebih terperinci yang
memisahkan cakupan imunisasi di wilayah kerja dan dari luar wilayah
kerja. Diharapkan sasaran bayi lebih jelas untuk tahun kedepan.
7.2.1.3. Evaluasi ini dijadikan masukan untuk pelaksanaan program imunisasi
akan datang di Puskesmas Jelambar I supaya penyebab-penyebab
masalah yang ditemukan diperbaiki agar cakupan imunisasi dapat
27
sesuai target. Hal ini dilakukan dengan merencanakan kegiatan
penyuluhan dengan jelas dan melaksanakannya sesuai perencenaan.
7.2.1.4. Evaluasi program imunisasi juga diharapkan dilakukan terus menerus
secara berkala setiap tahun di Puskesmas Jelambar I supaya
perkembangan keberhasilan cakupan imunisasi dapat diketahui dari
tahun ke tahun. Hal ini juga penting agar dapat dipastikan cakupan
imunisasi yang tinggi dapat dipertahankan dan sekiranya berlaku
penurunan dapat diperbaiki dengan segera berdasarkan penyebab yang
ditemukan dari evaluasi menurut pendekatan sistem.
7.2.2. Puskesmas Kecamatan Wijaya Kusuma
7.2.2.1. Mengambil kira kunjungan dari luar wilayah kerja dalam menetapkan
jumlah sasaran bayi di Puskesmas Kelurahan Jelambar 1. Hal ini
mengelakkan dari kelebihan cakupan 100% akan membawa masalah
kecukupan logistik yang tidak sesuai jumlah yang direncanakan.
7.2.2.2. Menetapkan target imunisasi sesuai target yang ditetapkan Dinkes
Propinsi. Diharapkan dalam tempoh setahun keseluruhan imunisasi
dapat mencapai target.
7.2.3. Sekretariat Kelurahan Jelambar
7.2.3.1. Melakukan pendataan ulang atau survei ulang monografi pendudukn
untuk memastikan angka-angkanya karena cakupan yang berlebihan
dari imunisasi puskesmas bisa mengisyaratkan jumlah bayi atau
penduduk yang lebih tinggi dari catatan sedia ada.
28
Recommended