View
335
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Biaya
Biaya merupakan unsur yang penting dalam menjalankan kegiatan
perusahaan, karena perusahaan harus mengeluarkan pengorbanan terlebih dahulu
dalam bentuk biaya untuk mencapai tujuan perusahaan mendapatkan laba.
Pengertian biaya pada dasarnya merupakan pengorbanan, namun beberapa ahli
memiliki pengembangan tersendiri terhadap pengertian biaya tersebut. Berikut ini
merupakan pendapat beberapa ahli mengenai pengertian biaya.
Menurut L. Gayle Rayburn (2000 : 4) : “Biaya adalah pengorbanan
ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk suatu produk,
biaya menunjukkan ukuran moneter sumber daya yang digunakan, seperti bahan,
tenaga kerja dan overhead. Untuk suatu jasa, biaya merupakan pengorbanan
moneter yang dilakukan untuk menyediakan jasa”.
Stice Stice dan Skousen (2004 : 230) menyatakan bahwa :“Biaya adalah
arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau timbulnya kewajiban (atau
kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa,
atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama
yang sedang dilakukan entitas tersebut”
M. Nafarin (2004 : 451) menyatakan bahwa : “Biaya adalah nilai sesuatu
yang secara langsung dikorbankan yang diukur dalam satuan uang untuk
memperoleh hasilan”.
5
Biaya operasional pada perusahaan pada umumnya dibagi atas :
1. Biaya pemasaran yang meliputi,
a. Biaya untuk menimbulkan pesanan, semua biaya yang terjadi untuk mencari
atau menimbulkan pesanan dari pembeli kepada perusahaan , terdiri dari :
1) Biaya promosi dan iklan, serta pameran
2) Biaya penjualan meliputi, gaji penjual, komisi, bonus, biaya perjalanan
dinas, gaji kantor penjualan, perlengkapan kantor penjualan, biaya
listrik dan telepon penjualan, danlain-lain.
b. Biaya untuk melayani pesanan, meliputi semua biaya yang terjadi dalam
rangka memenuhi atau melayani pesanan yang diterima dari pembeli yang
meliputi :
1) Biaya pergudangan dan penyimpanan, meliputi gaji bagian gudang,
reparasi dan pemeliharaan, sewa dan asuransi gudang.
2) Biaya pengiriman barang, meliputi gaji bagian pengiriman, biaya
angkut barang yang dijual.
3) Biaya pemberian kredit dan penagihan piutang,
4) Biaya administrasi penjualan, meliputi gaji administrasi penjualan,
perlengkapan kantor, dan lain-lain.
2. Biaya administrasi dan umum terdiri atas,
a. Gaji dan upah, meliputi gaji, insentif dan bonus, premi lembur, dan lain-
lain.
b. Kesejahteraan pegawai dan asuransi kecelakaan kerja.
6
c. Biaya administrasi dan umum lainnya, meliputi biaya cetak, alat tulis dan
perlengkapan kantor, biaya air dan listrik, telepon, dan lain sebagainya.
Kegiatan operasional perusahaan, baik yang bergerak di bidang industri,
dagang, maupun jasa bertujuan untuk memperoleh laba yang berasal dari
pendapatan usaha setelah dikurangi dengan beban yang terjadi selama periode
usaha. Beban operasional merupakan faktor yang penting dalam aktivitas
perusahaan dalam menentukan besar kecilnya laba yang diperoleh.
Sehubungan dengan pengertian beban, kita mengetahui bahwa banyak
sekali sudut pandang masing-masing ahli dalam menafsirkannya. Apalagi, bila
pengertian beban dibandingkan dengan biaya (cost), di mana kedua istilah ini
sering disamakan dalam penggunaannya dalam perusahaan.
Defenisi mengenai biaya dan beban sering rancu digunakan dalam
menetapkan manakah item yang termasuk beban dan manakah yang termasuk
biaya. Kesulitan ini sering ditemukan pada perusahaan manufaktur untuk
menetapkan harga pokok penjualan suatu produk. Karena kemungkinan terjadi
kesalahan dalam pembebanan yang seharusnya merupakan biaya umum
dimasukkan ke dalam beban operasi yang mengakibatkan tingginya harga pokok
penjualan. Sehingga perlu diketahui secara jelas perbedaan antara biaya dengan
beban.
Sedangkan pada perusahaan dagang dan jasa, perbedaan antara biaya dan
beban tidak begitu membingungkan. Karena pada kedua jenis perusahaan ini,
biaya operasional perusahaan biasanya dibagi dalam biaya administrasi dan umum
7
dan biaya pemasaran yang tidak dilibatkan dalam penetapan harga pokok
penjualan barang atau jasa.
Defenisi beban menurut beberapa pendapat ahli sebagai berikut, menurut
Standar Akuntansi Keuangan (2002:18) “Beban adalah penurunan manfaat
ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.”
M. Nafarin (2004 : 67) menyatakan bahwa :“Beban operasi adalah
seluruh pengeluaran yang terjadi dalam suatu organisasi guna pelaksanaan
aktivitas serta pencapaian tujuan yang telah ditentukan.”
Penulis mencoba memberikan pengertian dari beban operasi, beban
operasi adalah seluruh pengorbanan yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam
bentuk uang (kas) untuk menghasilkan suatu produk dan menentukan harga
produk yang dihasilkan.
Dari pemaparan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa beban
merupakan bagian dari biaya yang telah digunakan dalam pengerjaan produk
tertentu hingga selesai. Dan biasanya beban merupakan pengeluaran yang
bermanfaat hanya dalam satu periode akuntansi, yaitu pada tahun berjalan.
Sehingga beban dimasukkan dalam penghitungan harga pokok penjualan produk
yang dihasilkan tersebut.
Jadi, sebenarnya biaya dan beban tidak sepenuhnya berbeda.
Perbedaannya hanya pada masa manfaat dan waktu penggunaannya. Dan
8
pemberian defenisi yang berbeda antara biaya dan beban dilakukan dengan
melihat sudut pandang masing-masing ahli terhadap biaya dan beban itu sendiri.
B. Perencanaan Biaya Operasional
Perencanaan merupakan langkah awal perusahaan sebelum melakukan kegiatan
usaha perusahaan. Dalam perencanaan ditentukan apa yang harus dilakukan
perusahaan pada waktu yang akan datang, siapa yang bertanggung jawab dan
bagaimana jika terjadi kegagalan. Oleh karena itu dapat dikatakan perencanaan
merupakan suatu usaha untuk merumuskan tujuan-tujuan dan menyusun tujuan
program operasi lengkap dalam rangka mencapai tujuan-tujuan perusahaan,
termasuk proses penentuan strategi yang disusun untuk jangka panjang dan jangka
pendek.
Dalam menyusun perencanaan, harus dilakukan dengan sebaik mungkin.
Karena langkah awal merupakan pedoman dan acuan dalam kegiatan operasional
dan perencanaan yang baik merupakan kunci kesuksesan sebuah perusahaan. Para
ahli memberikan definisi mengenai perencanaan.
Menurut Carter dan Usry (2004:54). “Perencanaan adalah proses untuk
menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan dan mengatur strategi
yang akan dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya yang ada,
perencanaan ini dapat disusun untuk jangka pendek dan jangka panjang dan akan
dicapai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan”.
Richard L. Daft (2002:7) menyatakan bahwa, “Perencanaan (planning)
adalah menentukan tujuan untuk kinerja organisasi di masa depan serta
9
memutuskan tugas dan penggunaan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai
tujuan tersebut”.
Berdasarkan definisi di atas, diketahui bahwa dalam menetapkan
perencanaan dibutuhkan langkah-langkah yang tepat agar tujuan dari perencanaan
tersebut dapat terealisasi dengan benar. Langkah-langkah perencanaan adalah :
1. Menetapkan tujuan
Tujuan menggambarkan tentang apa yang diharapkan dapat dicapai dan
merupakan suatu titik akhir tentang apa yang harus dilakukan, setelah
dibuatnya pola kerja daripada kebijakan, prosedur, aturan, anggaran dan
program.
2. Menetapkan anggapan-anggapan (premising)
Anggapan yang dimaksud adalah anggapan yang diperkirakan dapat
memberikan pengaruh kepada suatu rencana, baik yang berasal dari dalam
maupun yang berasal dari luar perusahaan yang diperoleh melalui peramalan.
3. Menentukan berbagai alternatif tindakan
Untuk mencapai suatu tujuan banyak cara yang dapat ditempuh, tetapi ada
yang sesuai dan ada yang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan. Oleh
karena itu, agar tujuan perusahaan dapat tercapai maka dipilih cara-cara yang
sesuai dengan kondisi perusahaan.
Perencanaan dilakukan di setiap masing-masing bagian dalam perusahaan
sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya pada bidang pemasaran, proses pembuatan
rencana penjualan yang realistik harus unik untuk setiap perusahaan karena
10
karakteristik perusahaan, produksinya, jalur distribusinya, dan keahlian dari
kelompok pemasarannya.
Dalam menyusun langkah-langkah perencanaan dibutuhkan juga beberapa
pertimbangan agar perencanaan yang dibuat dapat digunakan sebagai
pengendalian untuk tindakan perbaikan atas pelaksanaan kegiatan perusahaan,
yaitu :
1. Mengadakan penilaian terhadap alternatif-alternatif tindakan yang sudah
dipilih.
Tindakan-tindakan yang telah ditetapkan dan dipilih, tidak selamanya benar
dan tepat, oleh karena itu, perlu dilakukan penilaian mengenai tindakan-
tindakan tersebut.
2. Memilih tindakan yang terbaik untuk mencapai tujuan
Setelah dilakukan penilaian kembali atas tindakan-tindakan tersebut, maka
kemudian dipilihlah tindakan yang paling baik untuk mencapai tujuan.
3. Menyusun rencana pendukung
Tindakan terbaik yang telah dipilihpun tidak selamanya baik, terkadang
dalam pelaksanaannya sering terjadi masalah. Oleh karena itu, sebaiknya
dibuat rencana yang mendukung tindakan-tindakan tersebut.
Perencanaan sangat penting untuk dilakukan sebelum melakukan kegiatan
operasional, dua alasan perencanaan dilakukan :
1. Protective Benefits
Yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
pembuatan keputusan.
11
2. Possitive Benefits
Dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
Prosedur Penyusunan dan Pelaksanaan Anggaran Biaya Operasional
Salah satu bentuk perencanaan adalah anggaran. Anggaran sangat
berhubungan dengan biaya, segala jenis biaya yang berhubungan dengan operasi
perusahaan disebut anggaran biaya operasional. Dengan adanya anggaran ini
maka pimpinan perusahaan akan lebih mudah mengarahkan jalannya pelaksanaan
kegiatan usaha.
Muhammad Nafarin (2004 : 9) menyatakan bahwa :
“Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untk jangka waktu tertentu. Anggaran merupakan alat manajemen untuk mencapai tujuan”.
Ditinjau dari siapa yang membuat, maka penyusunan anggaran dapat
dilakukan dengan cara :
1. Top Down (otoriter)
Dalam metode ini, anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan
dan anggaran ini harus dilaksanakan oleh bawahan tanpa keterlibatan/
keikutsertaan bawahan dalam penyusunannya.
Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun anggaran atau
dianggap akan terlalu lama dan tidak tepat jika diserahkan kepada bawahan. Hal
ini bisa terjadi dalam perusahaan yang karyawannya tidak memiliki keahlian
cukup untuk menyusun anggaran. Atasan bisa saja menggunakan konsultan atau
tim khusus untuk menyusunnya.
12
2. Buttom up (demokrasi)
Dalam metode ini, anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan
karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai atasan. Bawahan
diserahkan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapainya di masa yang
akan datang. Metode ini tepat digunakan jika karyawan sudah memiliki
kemampuan dalam menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan akan
menimbulkan proses yang lama dan berlarut-larut.
3. Metode campuran
Metode ini merupakan metode campuran dari kedua metode yang di atas.
Di sini, perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas dan
kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan
sesuai dengan arahan atasan. Metode yang terbaik tergantung pada kondisi
perusahaan masing-masing.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa ada empat unsur yang sangat
penting dalam suatu anggaran yaitu :
1. Rencana
Merupakan tindakan mempersiapkan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan
untuk masa yang akan datang. Alasan yang mendorong suatu perusahaan
untuk menyusun rencana adalah :
a. Waktu yang akan datang penuh dengan ketidakpastian
b. Waktu yang akan datang penuh dengan alternatif pilihan
c. Sebagai pedoman kerja di waktu yang akan datang
13
d. Sebagai alat pengkoordinasian kegiatan dari seluruh bagian-bagian yang
ada dalam perusahaan
e. Sebagai alat pengawasan terhadap pelaksanaan (realisasi) dari rencana
tersebut di waktu yang akan datang.
Jenis rencana meliputi :
a. Tujuan merupakan arah untuk mencapai hasil akhir dalam suatu kegiatan.
Kegiatan (aktivitas) ada yang bertujuan mencari laba, ada juga yang tidak
mencari laba.
b. Kebijakan merupakan petunjuk menyeluruh secara lisan, tertulis atau yang
diimplikasi yang menetapkan batas umum serta arah tindakan yang akan
dilaksanakan.
c. Aturan adalah suatu petunjuk, perintah, larangan, penghargaan, sanksi dan
kewajiban dalam pelaksanaan.
d. Metode adalah suatu cara yang ditetapkan untuk melaksanakan suatu tugas
tertentu.
e. Standar merupakan satuan pengukuran yang ditetapkan sebagai patokan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
f. Strategi merupakan cara mencapai tujuan yang harus diikuti oleh setiap
bagian dalam perusahaan.
g. Program menggariskan tindakan yang akan dilakukan, oleh pihak mana,
bagaimana, dan di mana.
h. Prosedur merupakan urut-urutan seri tugas yang saling berhubungan dan
diadakan untuk menjamin pelaksanaan kerja yang seragam.
14
i. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun
berdasarkan program yang telah disahkan.
2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan
Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan akan tercakup di
dalam rencana. Apabila ada sebagian dari kegiatan perusahaan yang tidak
direncanakan, berarti ada sebagian kegiatan perusahaan yang tidak
mempunyai pedoman dan arah, sehingga tidak bisa diharapkan partisipasinya
di dalam saling bahu membahu serta saling menunjang secara terkoordinasi
dengan kegiatan-kegiatan yang lain. Di samping itu, kegiatan yang tidak
direncanakan tersebut juga tidak dapat dinilai (dievaluasi) realisasi kerjanya
nanti, karena tidak mempunyai tolok ukur.
3. Dalam jangka waktu tertentu
Anggaran perusahaan disusun untuk dipergunakan dalam jangka waktu
tertentu.
Dalam kaitannya dengan masalah jangka waktu, dikenal dua macam
anggaran, yaitu
a. Anggaran strategis merupakan anggaran yang berlaku untuk jangka waktu
yang melebihi satu periode akuntansi (lebih dari satu tahun).
b. Anggaran taktis merupakan anggaran yang berlaku untuk jangka waktu
satu periode akuntansi atau kurang.
4. Dinyatakan dalam unit moneter
Kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan adalah sangat beraneka ragam.
Oleh karena itu, kegiatan yang beraneka ragam tersebut harus disusun dalam
15
satu bentuk perencanaan perusahaan, maka perlu digunakan satuan unit yang
sama agar dapat memudahkan dalam penyusunannya. Serta dapat dilakukan
perbandingan satuan yang dapat digunakan sebagai pengukur kegiatan yang
beraneka ragam tersebut adalah satuan moneter. Adapun unit moneter yang
berlaku di Indonesia adalah Rupiah.
Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam merumuskan anggaran
adalah sebagai berikut :
a. Anggaran harus bersifat formil yaitu anggaran disusun dengan sengaja dan
sungguh-sungguh dalam bentuk tertulis sehingga diketahui semua pihak
yang terlibat dalam operasi perusahaan.
b. Rencana kerja yang sistematis, artinya dibuat secara berurutan dan
berdasarkan suatu logika hitungan. Dengan kata lain, dapat dilaksanakan
dan dicapai.
c. Menganalisa tentang apa yang terjadi secara cermat, untuk itu setiap
manajer diharapkan bertanggungjawab untuk mengambil keputusan
berdasarkan beberapa asumsi tertentu mengenai jasa yang akan datang
berdasarkan periode yang lalu.
d. Dibuat dalam satuan uang sehingga memberikan gambaran yang cukup
jelas tentang apa yang hendak dicapai.
e. Merupakan pencerminan tujuan. Tujuan perusahaan dapat dilihat dari
anggaran, tetap perlu ditekankan bahwa anggaran bukan tujuan melainkan
cermin dari tujuan perusahaan.
16
Jenis-Jenis Anggaran
Secara garis besarnya, jenis-jenis anggaran dapat dibagi 2 bagian yaitu :
1. Anggaran operasional
Anggaran ini merencanakan kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode
tertentu pada masa yang akan datang. Pada dasarnya kegiatan ini terdiri dari
dua sektor :
a. Sektor penghasilan
Yaitu pertambahan aktiva perusahaan yang mengakibatkan berkurangnya
modal sendiri, tetapi bukan karena penambahan modal baru dari para
pemiliknya dan bukan pula merupakan pertambahan aktiva perusahaan yang
disebabkan karena pertambahan hutang-hutang.
b. Sektor biaya
Yaitu pengurangan aktiva perusahaan yang mengakibatkan berkurangnya
modal sendiri, tetapi bukan karena pengurangan (pengambilan) modal oleh
para pemilik modal dan bukan pula meruakan pengurangan aktiva
perusahaan yang disebabkan karena berkurangnya hutang.
2. Anggaran keuangan
Anggaran keuangan merencanakan posisi keuangan pada suatu waktu tertentu
di masa yang akan datang. Adapun anggaran yang termasuk anggaran
keuangan adalah anggaran kas, anggaran keuangan, anggaran persediaan,
anggaran perubahan aktiva, anggaran modal sendiri.
Ada beberapa cara penyusunan anggaran yang lazim yaitu :
17
1. A. Priori
Dalam metode ini, menyusun anggaran dimulai dari penetapan angka laba
yang diinginkan oleh perusahaan atau pemiliknya. Setelah laba ditetapkan
maka semua pos yang berkaitan dengan upaya mencapai laba ini baru dihitung
dan direncanakan kemudian. Keuntungan metode ini adalah karena laba
ditetapkan terlebih dahulu maka bagian lain yang terlibat dalam penciptaan
laba ini diharapkan akan termotivasi untuk mencapai laba yang ditetapkan itu.
Hal ini akan lebih baik lagi jika laba yang ditetapkan itu realistis.
2. Posteriori
Dalam metode ini laba merupakan hasil akhir dari penetapan rencana kegiatan
seperti penjualan atau produksi. Di dalam hal ini misalnya didahului dengan
penetapan angka penjualan, pembelian, biaya, dan lain-lain.
Dari masing-masing bagian diberi kesempatan untuk menyampaikan
anggarannya dan laba yang diharapkan dan setelah semua diperhitungkan
maka akan dapat diketahui angka laba. Tentu sebelumnya harus diberikan
dahulu pengarahan, informasi dan bahan-bahan yang perlu dalam penyusunan
anggaran yang dimaksud.
3. Pragmatis
Dalam metode ini, anggaran ditetapkan berdasarkan pengalaman masa yang
lalu. Penetapan anggaran yang dilakukan secara ilmiah berdasarkan standar
yang dihitung secara ilmiah pula atau berdasarkan pengalaman tahun-tahun
sebelumnya. Metode ini lebih realistis jika kita lihat pengalaman yang lalu
tetapi kurang melihat peluang masa datang.
18
Penyusunan anggaran biaya operasional yang digunakan dalam
perusahaan yakni:
1. Anggaran biaya tetap
Biaya tetap atau konstan adalah kelompok biaya yang besarnya dapat diduga
sebelumnya sesuai besarnya kegiatan atau volume produksi.
Ada dua ciri utama biaya tetap yaitu,
a. Bila ada perusahaan tidak mengadakan aktivitas sama sekali biaya ini tetap
ada dalam jumlah yang tetap.
b. Bila ada perusahaan meningkatkan atau menurunkan aktivitasnya, biaya
ini tetap dalam jumlah tertentu dan tidak berubah.
Yang termasuk dalam biaya ini adalah depresiasi, pajak, asuransi, biaya kredit,
dan lain-lain.
Prosedur penyusunan anggaran biaya tetap dapat dilakukan dengan
menganalisa biaya tetap masa yang lalu kemudian biaya ini diteliti dan dibuat
pertimbangan sebelumnya.
2. Anggaran biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah secara proporsional
dengan berubahnya volume produksi. Ini berarti jika terjadi peningkatan
aktivitas perusahaan, maka jumlah biaya variabel akan meningkat pula, begitu
juga sebaliknya.
Ada dua ciri utama biaya variabel yaitu :
a. Bila perusahaan tidak mengadakan aktivitas sama sekali, biaya ini tidak ada.
19
b. Bila perusahaan meningkatkan aktivitas maka biaya ini akan mengalami
peningkatan saja. Bila perusahaan menurunkan aktivitasnya maka biaya
akan mengalami penurunan pula.
Anggaran biaya variabel dapat disesuaikan dengan berpedoman pada biaya
variabel tahun yang lalu dengan memperhatikan adanya penambahan maupun
penurunan aktivitasnya pada tahun-tahun yang akan datang.
3. Anggaran biaya semi variabel
Anggaran ini merupakan biaya-biaya yang sebagian mempunyai sifat tetap
dan sebagian lagi mempunyai sifat variabel.
Ciri-ciri utama biaya variabel yaitu :
a. Bila perusahaan meningkatkan aktivitasnya, maka junlah biaya ini makin
meningkat karena unsur biaya variabel yang terkandung di dalamnya tidak
berubah dan sebaliknya jika aktivitas perusahaan menurun maka jumlah
biaya menurun karena unsur biaya variabel menurun, sedangkan unsur
biaya tetap tidak berubah.
b. Bila perusahaan tidak mengadakan aktivitas biaya ini tetap ada dalam
jumlah tertentu yaitu sebesar biaya tetap yang terkandung di dalamnya.
Yang terkandung dalam biaya semi variabel antara lain, biaya pemeliharaan
gedung, mesin dan alat, upah, intensif, dan lain-lain. Anggaran biaya semi
variabel dapat ditentukan dengan menganalisa biaya pada tahun-tahun yang
lewat dan membuat pertimbangan terhadap biaya yang mungkin bertambah
akibat adanya peningkatan dan penurunan aktivitas perusahaan.
20
Secara umum tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran dapat
dilakukan oleh:
a. Bagian administrasi
Biasanya hal ini untuk perusahaan yang masih kecil, di mana kegiatannya
tidak begitu kompleks. Penyusunan anggaran dilaksanakan oleh bagian ini
karena semua data dan informasi yang meliputi kegiatan perusahaan, baik
pemasaran, produksi, perbelanjaan dan personalia terkumpul di sini.
Dengan data tersebut, bagian ini diharapkan lebih mampu menyusun
anggaran dari bagian-bagian lain yang bersangkutan.
b. Panitia Budget
Untuk perusahaan yang lebih besar, di mana kegiatan usahanya sangat
kompleks maka bagian administrasi tidak mampu untuk menyusun
anggaran tanpa bantuan dari bagian yang lain. Untuk mengatasi hal ini
dibentuk suatu komite anggaran yang dapat mewakili setiap bagian
administrasi perusahaan. Komite ini biasanya dipimpin oleh seorang
pemimpin perusahaan dengan anggota dari masing-masing bagian. Di
dalam komite ini diadakan pembaharuan tentang kegiatan untuk masa
yang akan datang, sehingga anggaran yang tersusun benar-benar
meruypakan kesepakatan bersama, kesepakatan bersama ini sangat penting
agar pelaksanaan anggaran nantinya benar-benar didukung oleh semua
bagian. Rancangan anggaran yang dihasilkan oleh komite anggaran
diserahkan kepada pimpinan tertinggi untuk disyahkan. Setelah disyahkan,
21
rancangan tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan penetapan yang telah
disetujui.
Manfaat penyusunan anggaran :
1. Menanamkan disiplin terhadap pemecahan setiap masalah yang dihadapi.
2. Mendorong manajer selalu secara seksama mengatasi permasalahan,
bagaimana penyelesaiannya melalui organisasi atau membiasakan untuk selalu
meneliti setiap persoalan sebelum diputuskan.
3. Mendorong dan memotivasi personil untuk selalu berfikir efisien dan efektif.
4. Mengarahkan penggunaan modal yang ada ke arah penggunaan yang paling
menguntungkan.
5. Sebagai alat pengukur kemampuan atau keberhasilan setiap personil
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.
C. Pengawasan Biaya Operasional
Salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam pelaksanaan
aktivitas perusahaan adalah pengawasan atau pengendalian. Fungsi pengendalian
dalam perusahaan bertugas untuk mengendalikan semua pegawai perusahaan
untuk mentaati peraturan-peraturan perusahaan sesuai dengan rencana, apabila
terjadi penyimpangan diadakan tindakan perbaikan.
Richard L. Daft (2002 : 9) menyatakan bahwa : “Pengawasan (controlling)
adalah mengawasi aktivitas karyawan, menentukan apakah organisasi dapat
memenuhi target tujuannya, dan melakukan koreksi apabila diperlukan”.
22
Dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan, diusahakan pada
masing-masing bagian dalam perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah
disusun pada awal tahun berjalan. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan aktivitas
perusahaan tidak berbeda atau bahkan menyimpang dari rencana semula untuk
mencapai suatu sasaran perusahaan. Oleh sebab itu, untuk memastikan apakah
kegiatan operasional itu sesuai apa yang direncanakan, dilakukan pengawasan
baik pada saat kegiatan sedang dilakukan (stering control) maupun setelah
kegiatan berlangsung (pass control).
Pengawasan pada biaya operasional dilakukan perusahaan untuk
mengetahui apakah penggunaan biaya dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
yang telah direncanakan dalam bentuk anggaran. Jika menyimpang, maka
dilakukan perbaikan terhadap faktor-faktor penyebab perbedaannya dan
diusahakan agar penggunaan biaya tersebut tetap efektif dan efisien.
Pengawasan merupakan fungsi terakhir yang harus dilaksanakan, namun
pengawasan ini juga telah dilakukan pada saat kegiatan perusahaan berlangsung.
Dengan adanya pengawasan dapat diketahui seberapa jauh fungsi perencanaan
mendukung pencapaian tujuan perusahaan, yaitu dengan membandingkan hasil
dengan rencana yang telah disusun pada awal kegiatan.
Menurut Sofyan Safri Harahap (2001 : 10) : “Pengawasan adalah segala
usaha dan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui dan menilai apakah
pelaksanaan tugas sesuai dengan yang sebenarnya.”
Usry, Milton dan Lawrence (2004 : 5) menyatakan bahwa :
“Pengawasan adalah usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana kerja secara terus
23
menerus diawasi dan jika manajemen ingin tetap berada dalam batas-batas ketentuan yang telah digariskan, hasil nyata dari setiap kegiatan dibandingkan dengan rencana dan bila terdapat perbedaan besar akan diambil tindakan perbaikan.”
Pengawasan terdiri dari suatu proses yang dibentuk oleh tiga (3) macam
langkah yang bersifat umum, yaitu :
1. Menetapkan alat pengukur (standar)
2. Mengadakan penilaian (evaluasi)
3. Mengadakan tindakan perbaikan (koreksi)
Untuk menjadi efektif, sistem pengawasan harus memenuhi sebagai berikut :
1. Akurat
2. Tepat waktu
Yaitu informasi harus dikumpulkan, disampaikan, dan dievaluasi secepatnya
bila kegiatan perbaikan harus dilakukan segera.
3. Obyektif dan menyeluruh
Informasi harus mudah dipahami dan bersifat obyektif serta lengkap.
4. Terpusat pada titik-titik pengawasan strategi
5. Sistem pengawasan harus memusatkan perhatian pada bidang-bidang di mana
penyimpangan-penyimpangan dari standar paling sering terjadi atau yang akan
mengakibatkan kerusakan yang paling fatal.
6. Realistik secara ekonomis
Biaya pelaksanaan sistem pengawasan harus lebih rendah, atau paling tidak
sama dengan kegunaan yang diperoleh dari sistem tersebut.
7. Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi.
8. Realistik secara organisasional
24
Sistem pengawasan harus cocok atau harmonis dengan kenyataan organisasi.
8. Fleksibel
9. Bersifat sebagai petunjuk dan operasional
10. Diterima para anggota organisasi.
Manfaat pengawasan bagi suatu perusahaan adalah :
1. Mempersatukan pengertian tentang kebijaksanaan-kebijaksanaan dan
prosedur-prosedur,
2. Menentukan penilaian apakah perencanaan telah dilaksanakan secara efektif,
3. Menetukan dan mengukur penyimpangan yang terjadi,
4. Mengantisipasi penyimpangan yang terjadi,
5. Menyegerakan tindakan-tindakan koreksi yang perlu untuk pencapaian tujuan.
25
Recommended