View
3.753
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
Citation preview
KIE AKU ANU BROWSING NDRO...SIAPA TAHU BERGUNA.....
SELAMAT MENGEDIT RIAAAA...........!!!!!!!!!
Selasa, 21 Oktober 2008
Bagaimana Mengembangkan Fokus Masalah dan Tujuan PTK?
Oleh Masnur Muslich
Perhatikan ilustrasi berikut!
Selama melaksanakan pembelajaran Anda tentu tidak pernah terhindar dari berbagai masalah,
baik masalah yang terkait dengan pengelolaan kelas, media/saran pembelajaran, pemilihan
metode/strategi pembelajaran, maupun hal-hal yang bersifat instruksional lainnya. Meskipun
banyak masalah, ada kalanya Anda kurang atau tidak sadar bahwa Anda mempunyai masalah.
Atau, masalah yang Anda rasakan kemungkinan masih kabur sehingga Anda perlu merenung
atau melakukan refleksi agar masalah tersebut menjadi semakin jelas. Oleh karena itu, agar Anda
terdorong untuk menemukan masalah, Anda dapat melakukan sharing pendapat dengan kepala
sekolah, pengawas, atau teman sejawat. Dengan cara demikian, serangkaian masalah yang terkait
dengan pembelajaran akan dapat Anda identifikasi.
Yang perlu Anda sadari adalah Anda tidak mungkin memecahkan semua masalah yang
teridentifikasikan itu secara sekaligus. Mengapa demkian? Masalah-masalah itu berbeda satu
sama lain dalam hal kepentingan atau nilai strategisnya. Masalah yang satu boleh jadi merupakan
penyebab dari masalah yang lain sehingga pemecahan terhadap yang satu akan berdampak pada
yang lain.
Agar Anda dapat memilih masalah secara tepat, Anda perlu menyusun masalah-masalah itu
berdasarkan kriteria tingkat kepentingan, nilai strategis, dan nilai prasyarat. Berdasarkan kriteria
itulah, Anda akhirnya dapat memilih satu masalah yang paling Anda anggap penting untuk
segera dipecahkan.
------------------------------------------------
Dalam pelaksanaannya, PTK diawali dengan mendiagnosis masalah, yaitu kesadaran Anda
(sebagai guru) akan permasalahan yang Anda rasakan atau Anda anggap mengganggu dan
menghalangi pencapaian tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan sehingga ditengarai telah
berdampak kurang baik terhadap proses dan/atau hasil belajar siswa, dan/atau implementasi
program sekolah.
Untuk membantu Anda mendiagnosis masalah, perhatikan uraian singkat pada boks berikut!
Masalah-masalah di kelas yang perlu dicermati guru dapat berkaitan dengan masalah
pengelolaan kelas, proses belajar-mengajar, penggunaan sumber-sumber belajar, dan masalah
personal dan keprofesionalan guru.
PTK yang dikaitkan dengan pengelolaan kelas dilakukan dalam rangka:
(1) meningkatkan kegiatan belajar-mengajar,
(2) meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar,
(3) menerapkan pendekatan belajar-mengajar inovatif, dan
(4) mengikutsertakan pihak ketiga dalam proses belajar-mengajar.
PTK yang dikaitkan dengan proses belajar-mengajar dilakukan dalam rangka:
(1) menerapkan berbagai metode mengajar,
(2) mengembangkan kurikulum,
(3) meningkatkan peranan siswa dalam belajar, dan
(4) memperbaiki metode evaluasi
PTK yang dikaitkan dengan penggunaan sumber-sumber belajar dilakukan dalam rangka
pengembangan pemanfaatan
(1) model atau peraga,
(2) sumber-sumber lingkungan, dan
(3) peralatan tertentu lainnya.
PTK yang dikaitkan dengan personal dan keprofesionalan guru dilakukan dalam rangka
(1) meningkatkan hubungan antara siswa, guru, dan orang tua,
(2) meningkatkan “konsep diri” siswa dalam belajar,
(3) meningkatkan sifat dan kepribadian siswa, dan
(4) meningkatkan kompetensi guru secara profesional.
Harus diingat bahwa masalah penelitian yang dipilih hendaknya memenuhi kriteria “dapat
diteliti” atau “dapat diamati”, dapat “ditindaki”, dan “dapat ditindaklanjuti”.
Dari sekian banyak kemungkinan masalah yang ditemukan, guru (bersama dengan teman
sejawat) perlu mendiagnosis masalah apa atau masalah mana yang perlu diprioritaskan
pemecahannya dalam penelitian yang akan dilakukan itu. Penetapan masalah hendaknya
dilakukan setelah menganalisis seluruh pilihan masalah, minat, dan keinginan guru (bersama
teman sejawat) untuk memecahkan salah satu atau beberapa di antaranya. Penetapan masalah ini
ditandai dengan penentuan permasalahan yang akan diteliti dan perumusan fokus masalahnya.
Rumusan fokus masalah yang mungkin ditetapkan guru dapat berupa rumusan sebagai berikut:
Bagaimana membelajarkan siswa materi tertentu agar siswa mau dan mampu belajar
Bagaimana memilih strategi pembelajaran yang paling tepat untuk membelajarkan materi
tertentu?
Bagaimana melaksanakan pembelajaran kooperatif?
Bagaimana mengajak siswa agar di kelas mereka benar-benar aktif belajar (aktif secara
mental maupun fisik, aktif berpikir)?
Bagaimana meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar?
Bagaimana mengelola kelas yang dapat meningkatkan antusiasme siswa dalam belajar?
Media belajar apa yang dapat mempercepat keterampilan anak pada materi pembalajaran
tertentu?
Bagaimana menghubungkan materi pembelajaran dengan lingkungan kehidupan siswa
sehari-hari agar mereka dapat menggunakan pengetahuan dan pemahamannya mengenai
materi itu dalam kehidupan sehari-hari dan tertarik untuk mempelajarinya karena
mengetahui manfaatnya?
Terkait dengan pemfokusan masalah ini, Striger (2004) memberikan arahan sebagai berikut.
Isu atau masalah itu harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang dapat diteliti dan
diidentifikasi tujuan meneliti masalah tersebut.
Isu atau topik yang ingin diteliti: Deskripsikan apa isu atau peristiwa yang menimbulkan
permasalahan.
Masalah penelitian: Nyatakan isu sebagai suatu masalah.
Rumusan masalah:Tuliskan masalah dalam bentuk pertanyaan.
Tujuan penelitian: Deskripsikan apa yang diharapkan dapat diperoleh dengan meneliti masalah
ini.
Contoh:
Isu: Siswa kurang aktif di kelas, cenderung tidak pernah mengajukan pertanyaan dalam
pembelajaran. Guru sering memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tetapi hampir tidak
ada siswa yang bertanya.
Masalah: Siswa perlu digalakkan untuk aktif dalam kelas, aktif secara utuh
Fokus masalah: Bagaimana meningkatkan partisipasi siswa dalam kelas?
Atau
Bagaimana peningkatan partisipasi siswa dalam kelas, baik secara ”hands on”, ”minds on”
maupun ”hearts on” ?
Rumusan masalah: Masalah apa yang terjadi di kelas, bagaimana upaya mengatasinya, apa
tindakan yang dianggap tepat untuk itu, di kelas, dan sekolah mana hal itu terjadi?”
Tujuan penelitian: Meningkatkan partisipasi siswa dalam kelas, baik secara ”hands on”, ”minds
on” maupun ”hearts on”.
----------------------------------------
Nah, sekarang saatnya Anda melakukan tahap pertama PTK, yaitu mengembangkan fokus
masalah yang nantinya dapat Anda tindaklajuti dalam PTK. Anda pasti dapat melaksakannya!
Ayo, semangat!
Ayo, mengidentifikasi masalah!
1. Cobalah Anda identifikasi masalah-masalah yang Anda anggap mengganggu dan
menghalangi pencapaian tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan sehingga ditengarai
telah berdampak kurang baik terhadap proses dan/atau hasil belajar siswa, dan/atau
menghambat implementasi program sekolah.
2. Tuliskannya masalah-masalah yang Anda temukan!.
Masalah-maslah yang selama ini saya rasakan mengganggu dan menghalangi dalam
pencapaian tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan adalah sebagai
berikut. ..................................................................................................................................
........ .......................................................................................................................................
... .......................................................................................................................................... .
......................................................................................................................................... ......
.................................................................................................................................... ...........
............................................................................................................................... ................
.......................................................................................................................... .....................
..................................................................................................................... ..........................
................................................................................................................ ...............................
...........................................................................................................
3. Fokuskan masalah yang telah teridentifikasi!
Permasalah yang telah Anda identifikasi tersebut mungkin masih kabur dan kurang
memfokus. Hal itu dapat dimaklumi karena ketika Anda mengidentifkasi permasalah
tersebut hanya berdasarkan kesan terlintas yang berada di ingatan atau pemikiran Anda.
Nah, sekarang fokuskan masalah tersebut sehingga lebih tajam, mengkhusus, dan
mengarah. Kalau perlu, kumpulkan data lapangan secara lebih sistematis dan lakukan
kajian pustaka yang relevan sehingga masalah tersebut ada “payung” keilmuannya.
Untuk lebih memantapkan fokus masalah ini, Anda dapat melakukan diskusi dengan
teman sejawat.
Rumuskan fokus permasalahan itu ke dalam format berikut.
Fokus permasalahan PTK
a. _______________________________________________
b. _______________________________________________
c. _______________________________________________
d. _______________________________________________
e. _______________________________________________
4. Mana, masalah yang akan Anda prioritaskan?
Dari rumusan fokus permasalahan tersebut, tentu ada satu fokus masalah yang Anda
anggap lebih mendapat prioritas dari yang lain. Sebab, tidak mungkin serangkaian fokus
permasalahan tersebut Anda pecahkan secara bersamaan. Harus dilakukan secara
bertahap.
Prioritas pemecahan fokus masalah dapat Anda dasarkan pada pertimbangan berikut.
Fokus masalah tersebut sudah tidak dapat ditoleransi lagi, dan harus segera dicarikan
jalan keluarnya.
Fokus masalah tersebut sudah mendapatkan perhatian umum sehingga perlu segera
mendapatkan jawaban pemecahannya.
Fokus masalah tersebut cukup signifikan dalam mengganggu pencapaian tujuan
pembelajaran bila dibanding dengan fokus masalah yang lain.
Fokus masalah tersebut dapat dengan segera dicarikan jalan pemecahannya oleh guru
yang bersangkutan bila dibanding dengan fokus masalah yang lain.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, saat ini tentukan satu fokus masalah yang segera dapat Anda
lakukan dalam program PTK. Catatlah satu fokus masalah prioritas tersebut dalam format
berikut.
Prioritas fokus masalah:
______________________________________________
______________________________________________
______________________________________________
Alasan memprioritaskan fokus masalah:
______________________________________________
______________________________________________
______________________________________________
______________________________________________
______________________________________________
______________________________________________
Uraian lebih lanjut silakan baca Melaksanakan PTK itu Mudah oleh Masnur Muslih (Bumi
Aksara, 2008)
Penelitian Tindakan Kelas—Diagnosis dan Penetapan Masalah
Oleh: Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D. dan Dr. Kisyani Laksono
Masalah PTK yang merupakan penelitian kolaborasi antara dosen dan guru di sekolah hendaknya
berasal dari persoalan-persoalan praktis yang dihadapi guru di kelas. Oleh karena itu, diagnosis
masalah hendaknya tidak dilakukan oleh dosen lalu ”ditawarkan” kepada guru untuk dipecahkan
tetapi sebaiknya dilakukan bersama-sama oleh dosen dan guru. Pada kenyataannya dosen dapat
mengajak guru untuk berkolaborasi melakukan PTK dan menanyakan masalah-masalah apa yang
dihadapi guru yang mungkin dapat diteliti melalui PTK. Guru yang telah berpengalaman
melakukan penelitian tindakan kelas mungkin dapat langsung mengatakan permasalahan yang
dihadapinya yang mungkin dapat diteliti bersama dan kemudian membahas masalah tersebut
dengan dosen.
Lain halnya dengan guru yang belum berpengalaman dalam PTK. Guru tersebut mungkin belum
dapat secara langsung mengemukakan permasalahan yang mungkin dapat diteliti bersama dosen.
Dalam hal ini dosen perlu meminta izin kepada guru untuk hadir di kelas dan mengamati guru
mengajar. Setelah pembelajaran berakhir dosen dapat terlebih dahulu menanyakan kepada guru
masalah apa yang dirasakan guru pada saat pembelajaran sebelum mengusulkan salah satu
permasalahan yang dipikirkan dosen. Dosen baru-boleh mengajukan permasalahan bila guru
tidak dapat mendeteksi adanya masalah di kelasnya.
Di dalam mendiagnosis masalah untuk PTK ini guru dan dosen harus ingat bahwa tidak semua
topik penelitian dapat diangkat sebagai topik PTK. Hanya masalah yang dapat “dikembangkan
berkelanjutan” dalam kegiatan harian selama satu semester atau satu tahun yang dapat dipilih
menjadi topik. “Dikembangkan berkelanjutan” berarti bahwa setiap waktu tertentu, misalnya 2
minggu atau satu bulan, rumusan masalahnya, atau hipotesis tindakannya, atau pelaksanaannya
sudah perlu diganti atau dimodifikasi. Dalam kegiatan di kelas, guru dapat mencermati masalah-
masalah apa yang dapat dikembangkan berkelanjutan ini dalam empat bidang yaitu yang
berkaitan dengan pengelolaan kelas, proses belajar-mengajar, pengembangan/penggunaan
sumber-sumber belajar, maupun sebagai wahana peningkatan personal dan profesional.
PTK yang dikaitkan dengan pengelolaan kelas dapat dilakukan dalam rangka: 1) meningkatkan
kegiatan belajar-mengajar, 2) meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar, 3) menerapkan
pendekatan belajar-mengajar inovatif, dan 4) mengikutsertakan pihak ketiga dalam proses
belajar-mengajar. PTK yang dikaitkan dengan proses belajar mengajar dapat dilakukan dalam
rangka: 1) menerapkan berbagai metode mengajar, 2) mengembangkan kurikulum, 3)
meningkatkan peranan siswa dalam belajar, dan 4) memperbaiki metode evaluasi. PTK yang
dikaitkan dengan pengembangan/penggunaan sumber-sumber belajar dapat dilakukan dalam
rangka pengembangan pemanfaatan 1) model atau peraga, 2) sumber-sumber lingkungan, dan 3)
peralatan tertentu. PTK sebagai wahana peningkatan personal dan profesional dapat dilakukan
dalam rangka 1) meningkatkan hubungan antara siswa, guru, dan orang tua, 2) meningkatkan
“konsep diri” siswa dalam belajar, 3) meningkatkan sifat dan kepribadian siswa, serta 4)
meningkatkan kompetensi guru secara profesional. Jadi, masalah penelitian yang dipilih
hendaknya memenuhi kriteria “dapat diteliti”, dapat “ditindaki”, dan “ditindaklanjuti”.
Dari sekian banyak kemungkinan masalah, guru bersama dosen perlu mendiagnosis masalah apa
atau masalah mana yang perlu diprioritaskan pemecahannya dalam penelitian yang akan
dilakukan bersama itu.
Penetapan masalah hendaknya dilakukan bersama oleh dosen dan guru setelah menganalisis
seluruh pilihan masalah, minat, dan keinginan guru serta dosen (bersama) untuk memecahkan
salah satu atau beberapa di antaranya. Penetapan masalah ini ditandai dengan penentuan
permasalahan yang akan diteliti dan perumusan fokus masalahnya. Rumusan fokus masalah yang
mungkin ditetapkan bersama antara guru dan dosen dapat berupa rumusan sebagai berikut:
Bagaimana membelajarkan siswa materi tertentu agar siswa mau dan mampu belajar?
Masalah-masalah lain yang mungkin dihadapi guru dapat berupa:
• Bagaimana meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar? yang “ideal” itu dapat
meningkatkan antusiasme siswa sehingga mereka sepertinya “tidak sabar” menunggu-nunggu
datangnya jam pelajaran yang dibina oleh guru tersebut;
• Bagaimana mengajak siswa agar di kelas mereka benar-benar aktif belajar (aktif secara mental
maupun fisik, aktif berpikir)?
• Bagaimana menghubungkan materi pembelajaran dengan lingkungan kehidupan siswa sehari-
hari agar mereka dapat menggunakan pengetahuan dan pemahamannya mengenai materi itu
dalam kehidupan sehari-hari dan tertarik untuk mempelajarinya karena mengetahui manfaatnya?
• Bagaimana memilih strategi pembelajaran yang paling tepat untuk membelajarkan materi?
• Bagaimana melaksanakan pembelajaran kooperatif?
Striger (2004) memberikan arahan untuk memfokuskan penelitian dengan jelas setelah
melakukan refleksi mengenai apa yang terjadi yang memunculkan masalah dan apa isu serta
peristiwa yang terkait dengan masalah. Isu atau masalah itu harus dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan yang dapat diteliti dan diidentifikasi tujuan meneliti masalah tersebut.
Isu atau topik yang ingin diteliti: Definisikan apa isu atau peristiwa yang menimbulkan
permasalahan.
Masalah penelitian: Nyatakan isu sebagai suatu masalah.
Rumusan masalah: Tuliskan masalah dalam bentuk pertanyaan.
Tujuan penelitian eskripsikan apa yang diharapkan dapat diperoleh dengan meneliti masalah
ini.
Misalnya dipilih masalah sebagai berikut.
Isu : Siswa kurang aktif di kelas, cenderung tidak pernah mengajukan pertanyaan dalam
pembelajaran. Guru sering memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tetapi hampir tidak
ada siswa yang bertanya.
Masalah : Siswa perlu digalakkan untuk aktif dalam kelas, aktif secara utuh (sedapat mungkin
”hands on” atau ”minds on”, bahkan juga kalau mungkin ”hearts on”).
Fokus masalah: Bagaimana meningkatkan partisipasi siswa dalam kelas?
Rumusan masalah PTK yang lengkap biasanya berupa suatu pertanyaan dalam bentuk ”Masalah
apa yang terjadi di kelas, bagaimana upaya mengatasinya, apa tindakan yang dianggap tepat
untuk itu, di kelas, dan sekolah mana hal itu terjadi?”
Contoh fokus masalah (rumusan masalah yang belum dilengkapi dengan tindakan dan
lokasi penelitian): Bagaimana peningkatan partisipasi siswa dalam kelas, baik secara ”hands
on”, ”minds on” maupun ”hearts on” ?
Tujuan penelitian: Merupakan jawaban terhadap masalah penelitian
Contoh tujuan (yang belum dilengkapi dengan tindakan dan lokasi penelitian):
Meningkatkan partisipasi siswa dalam kelas, baik secara ”hands on”, ”minds on” maupun ”hearts
on”..
Setelah ditetapkan fokus masalah seperti itu, dosen dan guru berdiskusi mengadakan gagas
pendapat mengenai tindakan apa saja yang dapat dipilih untuk memecahkan masalah.
Daftar Rujukan
Chotimah, Husnul, dkk. 2005. “Laporan Koordinator Bidang Studi Biologi Semester II Tahun
Pelajaran 2004-2005”. Malang: Yayasan Pendidikan Universitas Negeri Malang: SMA
Laboratorium UM.
Depdikbud. 1999. Bahan Pelatihan Penelitian Tindakan. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikdasmen,
Dikmenum.
Mills, Geoffrey. 2003. Action Research: A Guide for the Teacher Researcher. New Jersey:
Prentice Hall.
Reed, A. J. S. & Bergermann, V.E. 1992. A Guide to Observation and Participation: In the
Classroom. Connecticut: The Dushkin Publishing Group, Inc.
Stringer, Ernie. 2004. Action Research in Education. Columbus: Pearson, Menvi Prentice Hall.
PENETAPAN FOKUS MASALAH PENELITIAN
Merasakan adanya masalah
Pertanyaan yang mungkin timbul bagi pemula PTK adalah bagaimana memulai penelitian
tindakan kelas ? untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, pertama – tama dan harus dimiliki
guru adalah perasaan ketidakpuasan terhadap praktek pembelajaran yang selama ini
dilakukannya. Manakala guru merasa puas terhadapa apa yang dulakukan dalam proses
pembelajaran di kelasnya, meskipun sebenarnya terdapat banyak hambatan yang dialami dalam
pengelolaan proses pembelajaran sulit kiranya bagi guru untuk memunculkan pertanyaan seperti
diatas yang kemudian dapat memicu untuk dimulainya sebuah PTK.
Oleh sebab itu agar guru dapat menerapkan PTK dalam upayanya untuk memperbaiki
dan/atau meningkatkan layanan pembelajaran secara lebih professional, siswa dituntut
keberaniannya untuk mengatakan secara jujur khususnya kepada dirinya sendiri mengenai sisi –
sisi lemah yang masih terdapat dalam implementasi program pembelajaran yang dikelolanya .
dengan kata lain guru garus mamapu merefleksi, merenung, serta berpikir balik, mengenai apa
saja yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran dalam rangka mengidentifikasi sisi –sisi
lemah yang mungkin ada. Dalam proses perenungan ini terbuka peluang bagi guru untuk
menemukan kelemahan – kelemahan praktek pembelajaran yang selama ini selalu dilakukan
secara tanpa disadari. Oleh karena itu untuk memanfaatkan secra maksimala potensi PTK bagi
perbaikan proses pembelajaran, guru perlu memulainya sedini mungkin merasakan adanya
persoalan – persoalan dalam proses pembelajaran.
DEngan kata lain permasalahan yang diangkat dalam PTK harus benar – benar merupakan
masalah – masalah yang dihayati oleh guru dalam praktek pembelajaran yang dikelolanya, bukan
permasalahan yang disarankan apalagi ditentukan oleh pihak luar termasuk oleh dosen LPTK
yang menjadi mitranya. Permasalahan tersebut dapat berangkat bersumber dari siswa, guru,
bahan ajar, kurikulum, interaksi pembelajaran, dan hasil belajar siswa.
A. Identifikasi Masalah PTK
Sebagaimana telah dikemukakan penetapan arah PTK berangkat dari diagnosis terhadap
keadaan yang bersifat umum. Guru juga bisa merinci proses penemuan permasalahan tersebut
dengan bertolak dari gagasan – gagasan yang masih bersifat umum mengenai keadaan yang perlu
diperbaiki. Menurut Hopkins (1993), untuk mendorong pikiran – pikiran dalam mengembangkan
focus PTK, kita bisa bertanya kepada diri sendiri, misalnya :
- Apa yang sedang terjadi sekarang ?
- Apakah yang terjadi itu mengandung permasalahn ?
- Apa yang bisa saya lakukan untuk mengatasinya ?
Bila pertanyaan tersebut telah ada dalam pikiran guru sebagai actor PTK, maka langkah dapat
dilanjutkan dengan mengembangkan beberapa pertanyaan sepeerti dibawah ini :
- Saya berkeinginan memperbaiki …………………
- Beberapa orangkah yang merasa kurang puas tentang
- Saya dibingungkan oleh…………………………..
- Saya memilih untuk menguji cobakan di kelas gagasan tentang;
- Dan seterusnya.
Pada tahap ini yang paling penting adalah menghasilkan gagasan – gagasan yang awal
mengenai permasalahan actual yang dialami guru di kelas. Dengan berangkat dari gagasan –
gagasan awal tersebut guru dapat berbuat sesuatu untuk memperbaiki keadaan dengan
menggunakan PTK.
Jika mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi permasalahan, guru dapt meminta bantuan
pada rekan seasama guru, berdiskusi dengan mitranya (dosen LPTK) dan/atau melacak sumber –
sumber kepustakan yang relevan . Namun para koleganya itu perlu memaklumi bahwa da
kemungkinan guru yang bersangkutan akan lebih terfokus pada kesulitannya daripada kepada
tujuan dan perubahan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Bila menghadapi hal seperti ini guru perlu diajak mendalami lebih jauh permasalahn yang
dihadapi. Mitra dari LPTK harus siap menjadi pendengar yang lebih baik dan terbuka agar
semua permasalahan yang dihadapi guru di dalm tugasnya dapat diidentifikasi. Sebaliknya mitra
dari LPTK itu harus berupaya keras. Agar tidak terperosok dan menempatkan diri sebagai
Pembina atau pengarah. Sebab ia juga ada posisi membutuhkan kesempatan belajar baik dalam
memahirkan diri dalam PTK maupun dalam mengakrabi lapangan.
B. Analisis Masalah
Setelah memperoleh sederet permasalahan melaui proses identifikasi ini, maka peneliti guru
kelas sendirian atau dengan bermitra dengan dosen LPTK melakukan analisis terhadap
permasalahan – permasalahn tersebut untuk menentukan urgensi pengatasan. Dalam hubungan
ini akan terkemukakan permasalahan yang sangat mendesak untuk diatasi seperti misalnya
penguiasaan operasi matematik, atau yng dapat ditunda pengatasannya tanpa kerugian yang
besar, seperti jmisalnya kemampuan membaca peta buta. Abahkan memang ada permasalahn
yang tidak dapat diatasi denga PTK, seperti misalnya kesalahan – kesalahan factual dn/atau
konseptual yangterdapt dalam buku paket. Menurut Aimanyu (1995) arahan yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan permasalahan untuk PTK adalah sebagai berikut :
1) Pilih permasalahan yang dirasa penting oleh guru sendiri dan muridnya, aatu topic yang
melibatkan guru dalam serangkaian aktivitas yang memang diprogramkan oleh sekolah
2) Jangan memilih masalah yang beradsa di luar kemampuan dan/atau kekuasaan guru untuk
mengatasinya.
3) Pilih dan tetapkan permasalahn yang skalanya cukup kecil dan terbatas (manageable)
4) Usahakan untuk bekerja secara kolaboratif dalam pengembangan focus penelitian.
5) Kaitkan PTK yang akan dilakukan denga prioritas – prioritas yang ditetapkan dalam rencana
pengembangan sekolah.
Tidak perlu ditekankan lebih kuat lagi bahwa analisis masalah perlu dilakukan secara cermat,
sebabb keberhasilan pada tahap analisis masalah akan menentukan keberhasilan keseluruhan
proses pelaksanaan PTK. Jika PTK berhasil dilaksanakan dengan membawa kemanfaatan yang
dapat dirasakan oleh guru dan sekolah (intrinsically rewarding). Maka keberhasilan ini akan
menjadi motivasi bagi guru untuk meneruskan uasahanya di masa – masa yang akan datang.
Disamping itu temuan – temuan yang dihasilkan melalui PTK itu akan menarik bagi guru lain
yang belum mengikuti program PTK untuk juga mencoba melaksanakannya.
C. Perumusan Masalah
Setelah menetapkan focus permasalahan serta menganalisanya menjadi bagian – bagian dan
lebih kecil, maka selanjutnya guru perlu merumuskan permasalahan secara lebih jelas, spesifik
dan operasional. Perumusan masalah dan jelas akan membuika peluang bagi guru untuk
menetapkan tindakan alternatif solusi) yang perlu dilakukannya jenis data yang perlu
dikumpulkan termasuk prosedur perekamannya serta cara menginterpretasikannya, khususnya
yang perlu dilakukan sementara tindakan perbaikan dilaksanakan dan data mengenai proses
dan/atau hasilnya itu direkam. Disamping itu, penetapan tindakan perbaikan yang akan
dicobakan itu juga memberikan arahan kepada guru untuk melakukan berbagai persiapan
termasuk yang berbentuk latihan guru meningkatkan keterampilan untuk melakukan tindakan
perbaikan yang dimaksud. Sebagaimana telah dikemukakkan di atas, dalam PTK guru
merupakan actor pelaksana tindakan perbaikan di samping sebagai peneliti
D. Perencanaan Tindakan
a. Formulasi solusi dalam bentuk hipotesis tindakan.
Dilihat dari sudut lain, alternative tindakan perbaikan juga dapat dilihat sebagai hipotesis
dalam arti mengindikasikan dugaan mengenai perubahan dalam arti perbaikan yang bakal terjadi
jika suatuntindakan dilakukan. Misalnya jika kebiasaan membaca ditingkatkan melalui
penugasan mencari kata atau istilah serapan, perbendaharaan kata akan meningkat dengan rata –
rata 10 % setiap bulannya. Dari contoh ini, hipotesis tindakan merupakan tindakan yang diduga
akan dapat memecahkkan masalah yang ingin diatasi dengan penyelenggaraan PTK.
Bentuk umum rumusan hipotesis tindakan berbeda dengan hipotesisa formal. Jika hipotesis
penelitian formal menyatakan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih atau menyatakan
adanya perbedaan antara dua kelompok atau lebih, maka hipotesis tindakan tidak mengatakan
demikian, tetapi mengatakan per4caya tindakan kita akan merupakan suatu solusi yang dapat
memecahkan permasalahan yang diteliti sebagai contoh lain, peloibatab orabg tua dalam
perencanaan kegiatan akademik sekolah akan berdampak menungkatkan perhatian mereka
terhadap penyelesaian tugas siswa di rumah. Agar dapt menyusun hipotesis tindakan dengan
tepat, sebagai peneliti guru dapat melakukan :
1) Kajian teoretik di bidang pembelajaran pendidikan
2) Kajian hasil – hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan
3) Diskusi dengan rekan – rekan sejawat, pakar pendidikan, peneliti lain, dan sebagainya.
4) Kajian pendapat dan saran pakar pendidsikan khususnya yang dituangkan dalam bentuk
program, dan
5) Mereflesikan pengalamannya sendiri sebagai guru
Dari hasil kajian tersebut dapat diperoleh landasan untuk membangun hipotesis tindakan.
Menurut Soedarsono (1997) beberapa, hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis
tindakan adalah sebagai berikut :
1) Rumusan alternative tindakan perbaikn berdasarkan hasil kajian. Dengan kata lain, alternative
tindakan perbaikan hendaknya mempunyai landasan yang mantap secara konseptual.
2) Setiap alternative tindakanb perbaikan yang dipertimbangkan perlu dikaji ulang dan dievaluasi
dari segi relevansinya. Disamping itu juga perlu ditetapkan cara penilaiannya sehingga dapat
menfasilitasi pengumpulan serta analisis data secara cepat namun tepat selama program tindakan
perbaikan itu diimplementasikan.
3) Pilih alternative tindakan serta prosedur implementasi yang dinilai paling menjanjikan hasil
optimal namun masih tetap ada dalam jangkauan kemampuan guru untuk melakukannya dalam
kondisi dan situasi sekolah yang actual.
4) Pikiran dengan seksama perubahan – perubahan ( perbaikan – perbaiakn) yang secara implicit
dan dijanjikan melalui hipotesis tindakan itu, baik yang berupa proses dan hasil belajar siswa
maupun tehnik mengajar guru.
b. Analisis Kelaikan Hipotesis Tindakan
Setelah diperoleh gambaran awal mengenai sejumlah hipotesis tindakan maka selanjutnya
perlu dilakukan masing – masing hipotesis tindakan itu dari segi jarak yang terdapat antara
situasi riil dengan situasi ideal yang dijadikan rujukan. Sebab jika terdapat jarak yang terlalau
sulit untuk mengupayakan perwujudannya, maka tindakan yang dilakukan tidak akan
membuahkan hasil yang optimal. Oleh karena itu kondisi dan situasi yang dipersyaratkan untuk
penyelenggaraan sesuatu tindakan perbaikan dalam rangka PTK, harus ditetapkan sedemikian
sehingga masih ada dalam batas – batas baik kemampuan guru senada dukungan fasilitas yang
tersedia di sekolah maupun kemampuan rata – rata siswa untuk mencernakannya. Dengan kata
lain, sebagai actor PTK guru hendaknya cukup realistic dalam menghadapi kenyataan keseharian
dunia sekolah dimana is berada dan melalksanakan tugasnya.
Hipotesis tindakan harus dapai diuji secara empiric. Ini berarti bahwa baik proses implementasi
tindakan yang dilakukan maupun dampak yang diakibatkannya dapat teramati oleh guru yang
merupakan actor PTK maupun mitra kerjanya. Sebagian dari gejala – gejala yang dapat diamati
itu dapat diberikan secara kualitatif. Namun yang paling penting gejala – gejala tersebut harus
dapat divertifikasi oleh pengamat lain, apabila diperlukan.
Pada gilirannya, untuk melakukan tindakan agar menghasilkan dampak/hasil sebagaimana
diharapkan diperlukan kajian mengenai kelaikan hipotesis tindakan terlebih dahulu.Menurut
Soedarsono (1997) beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji kelaikan hipotesis
tindakan adalah sebagai berikut :
1) Implementasi suatu PTK akan berhasil, hanya apabila didukung oleh kemampuan dan
komitmen guru yang merupakan aktornya. Di pihak lain, sebagaiman telah dikemukakan untuk
pelaksanaan PTK kadang – kadang memang masih diperlukan peningkatan kemampuan guru
melalui berbagai bentuk pelatihan sebagai komponen penunjang. Selanjutnya selain persyaratan
kemampuan, keberhasilan pelaksanaan ptk juga ditentukan oleh adanya komitmen guru yang
merasa tergugah untuk melakukan tindakan perbaikan. Dengan kata lain PTK dilakukan bukan
karena ditugaskan oleh atasan atau didorong oleh keinginan untuk memperoleh imbalan
financial.
2) Kemampuan siswa juga perlu diperjhitungkan baik dari segi fisik, psikologis, dan sosial
budaya maupun etik. Dengan kata lain PTK seyogyanya tidak dilaksanakan apabila diduga akan
berdampak merugikan siswa.
3) Fasilitas dan sarana pendukung yang tersedia di kelas atau sekolah juga perlu diperhitungkan
sebab pelaksanaan PTK dengan mudah dapat tersabotase oleh kekurangan dukungan fasilitas
penyelenggaraan. Oleh kartena itu demi keberhasilan PTK maka guru dan mitranya dituntut
untuk dapat mengusahakan fasilitas dan sarana yang ditentukan.
4) Selain kemampuan siswa sebagai perorangan, keberhasilan PTK juga sangat tergantung pada
iklim belajar di kelas atau sekolah. Namun pertimbangan ini tentu tidak dapat diartikan sebagai
kecenderungan untuk mempertahankan status kuno. Dengan kata lain perbaikan iklim belajar di
kelas dan di sekolah memsng justru dapat dijadikan sebagai salah satu sasaran PTK.
5) Karena sekolah juga merupakan sebuah organisasai, maka selain iklim belajar sebagaimana
dikemukakan pada butir 4) Iklim kerja sekolah juga menentkan keberhasilan penyelenggaraan
PTK. Dengan kata lain dukungan dari kepala sekolah serta rekan sejawat guru dapat
memperbesar peluang keberhasilan PTK.
Selain itu semua tim PTK juga perlu membahas secara mendalam tentang kemungkinan
konsekuensi alas an dilakukannya tindakan yang harus diantisipasi. Demikian pula
kemungkinann timbulnya masalah baru dengan adanya tindakan di kelas. Aats dasar berbagai
pertimbangan di atas maka peneliti dapat secara lebih cermat menyusun rencana yang akan
dilakukan.
Langkah-Langkah Merumuskan Masalah Penelitian Tindakan Kelas
1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
Dalam konteksnya dengan langkah pertama ini,yakni mengidentifikasi dan merumuskan
masalah, lebih dahulu disajikan uraian tantang ruang lingkup masalah dalam penelitian tindakan
kelas. Ini penting agar dalam mengidentifikasi dan merumuskan masalah menjadi lebih focus
pada objek penelitian yang akan diteliti.
Ruang lingkup masalah
Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengubah perilaku penelitiannya yaitu guru,
perilaku orang ain yaitu siswa, atau mengubah kerangka kerja yaitu kegiatan pembelajaran yang
pada gilirannya menghasilkan perubahan dan peningkatan kualitas keseluruhan aspek
tersebut.Singkatnya ,penelitian tindakan kelas dilakukan untuk meningkatkan kualitas
keseluruhan praktik pembelajaran dalamsituasi nyata.
Identifikasi masalah
Masalah yang diteliti harus dirasakan dan diidentifikasi oleh guru sendiri sebagai peneliti,
meskipun dapat juga dilakukan dengan bantuan fasilitator, supaya merasa betul-betul terlibat
dalam proses penelitiannya. Masalahnya terdapat berupa kekurangan yang dirasakan dalam
penerapan model pembelajaran , penggunaan metode ,penggunaan alat peraga, rendahnya
keaktifan siswa dalam pembelajaran, kreaktifan siswa dalam pembelajaran, kreativitas belajar
siswa, dan sebagainya. Pendek kata, masalahnya berupa kesenjangan antara kenyataan dan
keadaan yang diinginkan.
Perumusan masalah
Masalah-masalah dalam penelitian tindakan kelas hendaknya dideskripsikan dengan jelas
agar perumusan masalahnya dapat dibuat secara jelas pula. Pada intinya, rumusan masalah harus
mengandung deskripsi secara jelas tentang kesenjangan antara kenyataan yang ada dengan
keadaam yang diinginkan.
2. Menganalisis masalah
Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui dimensi-dimensi penting yang ada
dalam masalah itu dan untuk memberikan penekanan secara lebih jelas. Analisis masalah
melibatkan beberapa jenis kegiatan, tergantung kepada tingkat kesulitan yang diyunjukkan dalam
perumusan masalah. Di antara analisis masalah yang dapat dilakukan adalah analisis sebab-
akibat kesulitan yang dihadapi, pemeriksaan asumsi yang dibuat, kajian terhadap data penelitian
yang tersedia, atau mengamankan data pendahuluan untuk mengklarifikasikan persoalan atau
mengubah cara pandang individu yang terlibat dalam penelitian tantang masalahnya.kegiatan
analisis masalah ini dapat dilakukan melalui diskusi dengan tema sejawat, dengan fasilitator
peneliti dari perguruan tinggi kependidikan,dan juga kajian pustaka yang relevan.
3. Merumuskan hipotesis tindakan kelas
Dalam penelitian tindakan kelas, rumusan hipotesisnya bukan hipotesis tentang
perbedaan atau hubungan antar variable, melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis
tindakan memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan.
4. Merumuskan rencana tindakan
Dalam merumuskan rencana tindakan hendaknya memuat rencana informasi sebagai
berikut :
a) Apa yang perlu dilakukan untuk menentukan kemungkinan terpecahnya masalah yang telah
dirumuskan.
b) Alat-alat dan teknik yang diperlukan untuk mengumpulkan data.
c) Rencana perekaman atau pencatatan data dan pengolahannya.
d) Rencana untuk melaksanakantindakan dan mengevaluasi hasilnya.
5. Melaksanakan tindakan
Pelaksanaan tindakan yang direncanakan hendaknya bersifat fleksibel untuk mencapai
perbaikan yan diinginkan. Pada saat tindakan dilaksanakan inilah pengumpulan data dilakukan.
Data yang dikumpulkan mencakup semua yang dilakukan, pengaruh tindakan terhadap peserta
penelitian, pola interaksi yang terjadi, dan proses yang berlangsung.
6. Menganalisis dan memaknai data
Isi semua catatan atau rekaman data hendaknya dicermati untuk dijadikan landasan
melakukan refleksi. Di sini peneliti harus membandingkan berbagai isi catatan atau rekaman agar
dapat menentukan suatu temuan yang relative valid dan reliable. Dengan perbandingan ini,
unsure kesubjektifan dapat dikurangi. Penggolongan dapat dilakukan juga untuk dapat
menyimpulkan dan memberikan pemaknaan data.
Data yang diperoleh melalui tes akan sangat membantu untuk menentukan adanya
perbaikan yang diinginkan. Semua yang terjadi, baik yang direncanakan maupun yang tidak
direncanakan perlu dianalisis untuk menentukan apakah ada perubahan kea rah perbaikan atau
penimgkatan kualitas di segala aspek praktik dalam situasi yang terkait dengan kegiatan
pembelajaran. Hasil data dapat disajikan secara kualitatif deskriptif.
7. Membuat laporan hasil
Hasil analisis data dilanjutkan dengan penyusunan laporan. Laporan hendaknya
mencakup ulasan lengkap tentang pelaksanaan tindakan sesuai dengan yang telah direncanakan,
pelaksanaan pemantauannya, dan perubahan atau peningkatan kualitas yang terjadi sebagai
akibat dari tindakan yang dilakukan.
Sabtu, 17 November 2012
1. TUJUAN PTK
Tujuan PTK antara lain:
a. Untuk perbaikan dan peningkatan praktek pembelajaran
b. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan
pendidikan di dalam kelas
c. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan
d. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap
proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara
berkelanjutan (sustainable)
Pendapat dari Mc Niff menegaskan bahwa dasar utama bagi dilaksanakannya PTK adalah
untuk perbaikan yang harus dimaknai dalam konteks proses belajar khususnya, implementasi
program sekolah umumnya, dengan sudut tinjauan yang lebih dititikberatkan pada sisi
pengembangan staf. Borg menyebutkan secara eksplisit bahwa tujuan utama PTK ialah
pengembangan keterampilan guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai
permasalahan pembelajaran aktual yang dihadapi di kelasnya.
2. MANFAAT PTK
Dengan tumbuhnya budaya meneliti yang merupakan dampak dari pelaksanaan tindakan
secara berkesinambungan, maka manfaat yang dapat diperoleh yaitu:
a. Inovasi pembelajaran
Guru diberdayakan untuk mengambil berbagai prakarsa profesional secara mandiri. Sikap
mandiri akan memicu lahirnya percaya diri untuk mencoba hal-hal baru yang diduga dapat
menuju perbaikan sistem pembelajaran. Sikap ingin selalu mencoba akan memicu peningkatan
kinerja dan profesionalisme seorang guru secara berkesinambungan.
b. Peningkatan profesionalisme guru
Guru yang profesional akan memahami apa yang terjadi di kelas, melakukan perubahan untuk
meningkatkan perbaikan pembelajaran, sehingga akan melahirkan model pembelajaran yang
sesuai dengan tuntutan kelasnya.
Sumber : Modul Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru
Tujuan PTK Penelitian tindakan kelas cms-formulasi Dalam pelaksanaannya, PTK diawali
dengan kesadaran akan adanya permasalahan yang dirasakan mengganggu, yang dianggap
menghalangi pencapaian tujuan pendidikan sehingga ditengarai telah berdampak kurang baik
terhadap proses dan atau hasil belajar pserta didik, dan atau implementasi sesuatu program
sekolah. Bertolak dari kesadaran mengenai adanya permasalahan tersebut, yang besar
kemungkian masih tergambarkan secara kabur, guru kemudian menetapkan fokus permasalahan
secara lebih tajam kalau perlu dengan mengumpulkan tambahan data lapangan secara lebih
sistematis dan atau melakukan kajian pustaka yang relevan. image%25255B2%25255D Tujuan
PTK sebagai berikut : Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang
dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran. Memperbaiki dan meningkatkan
kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Mengidentifikasi, menemukan solusi,
dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas agar pembelajaran bermutu. Meningkatkan dan
memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat
keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya. Mengeksplorasi dan membuahkan
kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya, pendekatan, metode, strategi, dan
media) yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.
Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi baru dalam pembelajaran untuk
meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru. Mengeksplorasi
pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran dapat
bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan umum atau
asumsi. Memecahkan masalah-masalah melalui penerapan langsung di kelas atau tempat kerja
(Isaac, 1994:27). Menemukan pemecahan masalah yang dihadapi sesorang dalam tugasnya
sehari-hari dimana pun tempatnya, di kelas, di kantor, di rumah sakit, dan seterusnya. Referensi :
Isaac, Stephen and William B. Michael. Handbook in Reasearch and Evaluation: For Education
and the Behavioral Sciences. Third edition. San Diego, CA: EdiTS, 1994.... Baca Selengkapnya
di : http://www.m-edukasi.web.id/2012/05/tujuan-ptk-penelitian-tindakan-kelas.html
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia
Recommended