View
24
Download
3
Category
Preview:
DESCRIPTION
ikm
Citation preview
TAHAP I
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
A. Anggota Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn. S
Alamat : Nganti, Gemolong, Sragen
Bentuk Keluarga : Extended Family
Struktur Komposisi Keluarga :
Tabel 1.1 Daftar Anggota Keluarga yang Hidup dalam Satu Rumah
No NamaKedu-
dukanL/P Umur
Pen
didi
kan
Pekerjaan Ket.
1. Tn. SKepala
KeluargaL 56 th SMP Petani -
2. Ny. P Istri P 54 th SMP Pedagang -
3 Ny. Y Anak P 23 th S1 Guru SD -
4 Tn. SU Menantu L 24 th S1 Guru MTS
Pasien post
DBD dengan
riwayat asma
Sumber : Data primer, April 2016
B. Kesimpulan
Keluarga Tn. S termasuk ke dalam extended family yang terdiri atas 4
orang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. SU (24 tahun), Ny. Y (23 tahun), Tn. S
(56 tahun) dan Ny. P (54 tahun). Tn. SU tinggal di Desa Nganti sejak sekitar 1
tahun yang lalu, yaitu sejak ia menikah dengan Ny.Y. Tn. SU dan Ny. Y belum
memiliki anak. Pendidikan dalam keluarga ini secara umum baik. Tn. SU
selama ini bekerja sebagai guru di MTS Muhammadiyah Gemolong.
Sedangkan Ny. Y merupakan guru SD yang saat ini sedang melanjutkan kuliah
ke jenjang S2. Bapak Ny.Y, yaitu Tn. S masih aktif bekerja sebagai petani,
1
sedangkan ibunya, yaitu Ny. P menjadi pedagang dengan membuka warung di
depan rumahnya. Tn. SU memiliki riwayat penyakit asma yang diderita sejak
kecil. Penyakit asma Tn.SU seringkali kambuh bila ia kecapaian, terkena
paparan debu, asap, atau udara dingin. Pada tanggal 21 Maret 2016 lalu, ia
sempat dirawat di Rumah Sakit Yakksi Gemolong selama seminggu karena
menderita demam berdarah dengue (DBD).
2
TAHAP II
STATUS PASIEN
A. Identitas Penderita
Nama : Tn. S
Umur : 24 tahun
Alamat : Nganti, Gemolong, Sragen
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru MTS
Status : Menikah
Tanggal Pemeriksaan : 30 Maret, 2016, 5 April 2016, 9 April 2016
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama
Pada tanggal 19 Maret 2016 pasien mengeluh panas dan pusing.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 19 Maret 2016, pasien merasa panas dan pusing
setelah mengikuti kegiatan outdoor MTS Muhammadiyah Gemolong. Ia
juga merasakan nafsu makannya menurun. Ia lalu memeriksakan diri ke
dokter terdekat pada tanggal 20 Maret 2016 dan diberi obat. Namun
setelah minum obat tersebut, keluhan tidak juga berkurang sehingga pada
tanggal 21 Maret 2016, ia kembali memeriksakan diri ke dokter. Ia
memeriksakan diri ke dokter yang berbeda dari sebelumnya. Dari
anamnesis, diketahui pasien meminum obat tidak sesuai prosedur sehingga
keadaan belum membaik. Ia kembali diberi obat, namun sore harinya,
gejalanya bertambah berat. Ia merasakan mual dan muntah. Muntah
bercampur dengan darah berwarna merah kehitaman sebanyak ± 15 kali.
Kemudian, ia dibawa oleh keluarganya ke Rumah Sakit Yakksi
Gemolong. Di sana ia dirawat dan dilakukan pemeriksaan lab darah. Dari
3
hasil laboratorium, diketahui jumlah trombosit pasien terus menurun
sehingga perlu diobservasi beberapa hari ke depan. Pada tanggal 23 Maret
2016, mulai muncul bintik-bintik kemerahan di kulit tubuh pasien. Bintik
tersebut tidak hilang dengan penekanan. Selain itu, pasien juga
mengeluhkan gusi berdarah. Oleh dokter di rumah sakit tersebut, pasien
didiagnosa menderita demam berdarah dengue. Pasien dirawat di rumah
sakit tersebut sampai tanggal 26 Maret 2016.
Pasien memiliki riwayat penyakit asma yang diderita sejak kecil. Ia
rutin menjalani terapi. Penyakit asma pasien terkontrol dengan baik.
Pasien mengonsumsi Simbicort bila asmanya kambuh. Pasien mengaku
asmanya kambuh bila ia kecapaian, terpapar udara dingin, debu, atau asap.
Saat dilakukan pemeriksaan pada tanggal 30 Maret 2016, pasien
sudah merasa sehat dan sudah bisa bekerja kembali seperti semula. Ia
direncanakan kontrol ke rumah sakit lagi pada tanggal 2 April 2016.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
b. Riwayat sakit gula : disangkal
c. Riwayat sakit jantung : disangkal
d. Riwayat sakit ginjal : disangkal
e. Riwayat sakit asma : (+)
f. Riwayat alergi : (+), debu, udara dingin, asap
4. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
b. Riwayat sakit gula : (+) pada ibu
c. Riwayat sakit jantung : (+) pada ibu
d. Riwayat sakit ginjal : disangkal
e. Riwayat sakit asma : (+) pada ibu
f. Riwayat alergi : disangkal
4
5. Riwayat Kebiasaan
a. Riwayat olahraga : jarang
b. Riwayat merokok : disangkal
c. Riwayat alkohol : disangkal
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang laki-laki berusia 24 tahun dengan status
menikah dengan Ny. Y sejak tahun 2015. Pasien tinggal serumah dengan
istri dan mertuanya. Saat ini pasien dan istri belum memiliki anak. Pasien
bekerja sebagai guru di MTS Muhammadiyah Gemolong. Kebutuhan
sehari-hari Tn. SU dan keluarga dipenuhi dari gaji dan penghasilan
mertuanya.
Tn. SU menetap di Gemolong sejak menikah dengan istrinya pada
bulan Juli 2015. Sebagai anggota masyarakat, pasien sekeluarga aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan seperti kumpul RT, kerja bakti, PKK, dll. Untuk
melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi dan makan, pasien tidak
memerlukan bantuan orang lain, pasien dapat melakukannya secara mandiri.
7. Riwayat Gizi
Tn. SU makan tiga kali sehari dengan sayur dan lauk bervariasi,
serta buah-buahan. Ia mengaku tidak ada pantangan dalam makan.
8. Anamnesis Sistem
a. Keluhan utama : -
b. Kulit : gatal (-), kering (-), bersisik (-)
c. Kepala : sakit kepala (-), leher cengeng (-), berputar (-), luka
(-), benjolan (-)
d. Mata : pandangan mata bekunang-kunang (-), penglihatan
hipermetrop (-)
e. Hidung : tersumbat (-), mimisan (-)
5
f. Telinga : pendengaran berkurang (-), berdenging (-), keluar
cairan (-)
g. Mulut : sariawan (-), mulut terasa asam (-), mukosa basah
(+), papil lidah atrofi (-)
h. Tenggorokan : sakit menelan (-), serak (-)
i. Pernafasan : sesak nafas (-), batuk lama (-), mengi (-), batuk
darah (-), dahak (-), nyeri dada (-)
j. Kardiovaskuler : berdebar-debar (-)
k. Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), mudah haus (-), diare (-),
nafsu makan menurun (-), nyeri perut (-), BAB
tidak ada keluhan
l. Genitourinaria : BAK 4-5 kali sehari kuning jernih dan jumlah
dalam batas normal, sering terbangun pada malam
hari untuk BAK (-)
m. Muskuloskeletal : nyeri sendi (-), nyeri otot (-)
n. Ekstremitas :
i. Atas : bengkak (-), luka (-), ujung jari tangan dingin (-)
ii. Bawah : bengkak (-), pitting oedem (-), luka (-), ujung jari
kaki dingin (-), a.dorsal pedis masih teraba
o. Neurologi : Kebas pada ujung kaki (-)
C. Pemeriksaan Fisik
Tanggal 30 Maret 2016
1. Keadaan Umum
Keadaan compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi kesan cukup.
2. Tanda Vital
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 86 x/menit, reguler, isi cukup, simetris
Pernafasan : 17 x/menit
Suhu : 37,50C per axiler
3. Status Gizi
6
BB : 62 kg
TB : 167 cm
BMI : BB/TB2 = 62/(1,67)2 = 22,7 kg/m2
Status gizi : normoweight
4. Kulit
Warna kulit sawo matang, rambut hitam, turgor baik, ikterik (-), sianosis
(-), petechie (-), spider nevi (-)
5. Kepala
Bentuk mesochepal, rambut sukar dicabut
6. Mata
Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor, reflek kornea
(+/+), visus menurun (-/-)
7. Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deviasi septum (-)
8. Mulut
Bibir pucat (-), bibir kering (-), papil lidah atrofi (-), gusi berdarah (-), gigi
tanggal (-)
9. Telinga
Membran timpani intak (+), sekret (-)
10. Tenggorokan
Tonsil melebar (-), faring hiperemis (-), dahak (-)
11. Leher
JVP tidak meningkat, trakea di tengah, KGB (Kelenjar Getah Bening)
tidak membesar
12. Thoraks
Normochest, simetris, pernapasan thoracoabdominal, retraksi (-), spider
nevi (-), pulsasi infrastenalis (-), sela iga melebar (-)
a. Cor
i. Inspeksi : Ictus kordis tidak tampak
ii. Palpasi : Ictus kordis tidak kuat angkat, teraba di SIC V 1
cm lateral linea medioclavicularis sinistra
7
iii. Perkusi :
Batas jantung kanan atas: SIC II linea sternalis dextra
Batas jantung kanan bawah: SIC IV linea parasternalis
dekstra
Batas jantung kiri atas: SIC II linea sternalis sinistra
Batas jantung Batas jantung kiri bawah: SIC V 1 cm
medial linea medioklavicularis sinistra
iv. Auskultasi: Bunyi jantung I-II, intensitas normal, reguler,
bising (-), gallop (-)
Kesimpulan : batas jantung kesan tidak melebar
b. Pulmo
i. Inspeksi : pengembangan dada kanan = dada kiri
ii. Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
iii.Perkusi : sonor/sonor
iv. Auskultasi : suara dasar vesikuler, ronkhi basah kasar (-/-), wheezing
(-/-), inspirasi = ekspirasi
13. Abdomen
i. Inspeksi
Dinding perut sejajar dari dinding dada, venektasi (-)
ii. Perkusi
Timpani seluruh lapang perut
iii.Auskultasi
Bising usus (+), 7x / menit
iv. Palpasi
Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
14. Ekstremitas
i. Atas : Palmar eritem (-/-), akral dingin (-/-), oedem (-/-)
ii. Bawah : Palmar eritem (-/-), akral dingin (-/-), oedem (-/-)
15. Neurologi
i. Sensibilitas : (-) pada kedua ujung kaki, (+) pada bagian tubuh
yang lain
8
ii. Fungsi motorik :Kekuatan ekstremitas (5), tonus otot normal, eutrofi
iii. Refleks fisiologis :Biceps (+2), Triceps (+2), Patella (+2), Achilles
(+2)
iv. Refleks patologis :Hoffmann-Tromer (-), Babinski (-), Chaddok (-),
Gordon (-), Oppenheim (-), Rossolimo (-), Mendel-
Bechterew (-)
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Lab Darah Rumah Sakit Yakksi Gemolong, Sragen.
Tanggal Hb Trombosit Hematokrit
21 Maret 2016 17,5 152000 55,9
22 Maret 2016 15,8 80000 49,7
23 Maret 2016 15,8 43000 51,8
24 Maret 2016 15,2 28000 46,8
24 Maret 2016 15,2 39000 49,1
25 Maret 2016 14,5 40000 46,2
25 Maret 2016 15,2 58000 47,5
26 Maret 2016 15,2 81000 50,2
26 Maret 2016 14,4 67000 47,6
E. Resume
Tn.SU adalah pasien post DBD dengan riwayat asma terkontrol. Pada
tanggal 19 Maret 2016, pasien merasa panas pusing, dan nafsu makannya
menurun. Ia lalu memeriksakan diri ke dokter terdekat pada tanggal 20 Maret
2016 dan diberi obat. Namun setelah minum obat tersebut, keluhan tidak juga
berkurang sehingga pada tanggal 21 Maret 2016, ia kembali memeriksakan diri
ke dokter. Ia memeriksakan diri ke dokter yang berbeda dari sebelumnya. Dari
anamnesis, diketahui pasien meminum obat tidak sesuai prosedur sehingga
keadaan belum membaik. Ia kembali diberi obat, namun sore harinya,
gejalanya bertambah berat. Ia merasakan mual dan muntah. Muntah bercampur
dengan darah berwarna merah kehitaman sebanyak ± 15 kali. Kemudian, ia
9
dibawa oleh keluarganya ke Rumah Sakit Yakksi Gemolong. Di sana ia
dirawat dan dilakukan pemeriksaan lab darah. Dari hasil laboratorium,
diketahui jumlah trombosit pasien terus menurun sehingga perlu diobservasi
beberapa hari ke depan. Pada tanggal 23 Maret 2016, mulai muncul bintik-
bintik kemerahan di kulit tubuh pasien. Bintik tersebut tidak hilang dengan
penekanan. Selain itu, pasien juga mengeluhkan gusi berdarah. Oleh dokter di
rumah sakit tersebut, pasien didiagnosa menderita demam berdarah dengue.
Pasien dirawat di rumah sakit tersebut sampai tanggal 26 Maret 2016.
Pasien memiliki riwayat penyakit asma yang diderita sejak kecil. Ia rutin
menjalani terapi. Penyakit asma pasien terkontrol dengan baik. Pasien
mengonsumsi Simbicort bila asmanya kambuh. Pasien mengaku asmanya
kambuh bila ia kecapaian, terpapar udara dingin, debu, atau asap. Ibunya sudah
meninggal dan memiliki riwayat penyakit asma, diabetes mellitus, dan jantung.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit ringan,
compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi kesan cukup. Tanda Vital, Tensi:
110/80 mmHg, Nadi: 86 x/menit (reguler, isi cukup, simetris), Pernafasan: 17
x/menit, Suhu: 37,50C per axiler. Status Gizi, BB : 62 kg, TB : 167 cm, BMI :
BB/TB2 = 62/(1,67)2 = 22,7 kg/m2 , Status gizi : Normoweight. Pemeriksaan
jantung, paru, abdomen dalam batas normal.
F. Patient Centered Diagnosis
1. Diagnosis Holistik
Pasien yang berusia 24 tahun dalam extended family dengan diagnosa
post demam berdarah dengue (DBD) dengan riwayat asma terkontrol. Dari
penilaian aspek personal, didapatkan pasien tetap dapat menjalani pekerjaan
dan aktivitas sehari-hari dengan mandiri tanpa bantuan orang lain. Pada saat
menderita DBD lalu, ia merasa demam, pusing, dan lemas sehingga harus
mondok di rumah sakit dan tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasa.
Menurut pasien, kemungkinan ia tertular DBD dari lingkungan sekitar
tempat kerja pasien. Di sana ada beberapa orang yang sudah menderita
DBD. Ia berharap sering dilakukan program Pemberantasan Sarang Nyamuk
10
(PSN) di sekitar sana untuk mencegah penularan DBD selanjutnya.
Sedangkan penyakit asmanya sudah jarang kambuh karena pasien rutin
terapi dan dapat menghindari pencetus-pencetus asmanya.
Dari penilaian derajat fungsional, skor untuk pasien adalah 1, yaitu
pasien tidak mengalami kesulitan dan dapat melakukan aktivitas dengan
mandiri. Hubungan yang terjadi dalam keluarga tergolong harmonis. Dari
segi fungsi psikologis, pasien tidak mengalami depresi, tidak mengalami
ansietas, dan tidak mengalami stres, dan memiliki rasa percaya diri yang
cukup. Fungsi sosial keluarga pasien masih baik. Pasien merupakan orang
pendatang di lingkungannya. Ia mulai tinggal di desa Nganti sejak menikah
dengan Ny.Y. Walaupun tergolong orang baru di lingkungannya, pasien
aktif dalam acara yang diselenggarakan bersama masyarakat sekitar dan
dapat bersosialisasi dalam masyarakat lewat berbagai macam bentuk
kegiatan. Pekerjaan pasien saat ini adalah guru di MTS Muhammadiyah
Gemolong. Gaji yang didapat dibantu oleh gaji istri dan penghasilan mertua
cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pasien belum memiliki
jaminan kesehatan seperti BPJS, jamkesmas, atau jaminan kesehatan
lainnya sehingga saat mondok kemarin ia menggunakan pembiayaan
mandiri.
Interaksi antara pasien dengan istrinya tergolong harmonis. Tingkat
pendidikan pasien sudah baik. Ia sudah mengerti bagaimana cara mencegah
penyakitnya dan segera ke dokter bila membutuhkan pertolongan kesehatan.
Sedangkan dari segi budaya, pasien dan keluarga menjunjung budaya
setempat, yaitu Budaya Suku Jawa.
2. Diagnosis Biologis
Pasien berusia 24 tahun dengan post DBD dengan riwayat asma
terkontrol.
3. Diagnosis Psikologis
Interaksi yang terjadi dalam keluarga ini antara Tn.SU, Ny.Y, Tn.S,
dan Ny.P terbilang baik. Fungsi psikologis pasien diukur menggunakan
kuesioner DASS (Depression Anxiety and Stress Scale). Pada penilaian
11
menggunakan kuesioner DASS, pasien tidak mengalami depresi, tidak
mengalami ansietas, dan tidak mengalami stres. Tidak terjadi konflik yang
berarti dalam keluarga pasien. Pasien dapat melaksanakan kehidupannya
dengan baik, dan ramah dengan orang baru.
4. Diagnosis Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Pasien merupakan orang pendatang di desanya. Ia berasal dari
Kalimantan, dan mulai menetap di Desa Nganti setelah menikah dengan
Ny.Y satu tahun yang lalu. Ia dapat bersosialisasi dengan baik ke
lingkungan dan masyarakat sekitar. Ia tidak memiliki masalah di lingkungan
keluarga maupun masyarakat. Pekerjaan pasien adalah seorang guru di MTS
Muhammadiyah Gemolong. Istrinya seorang guru SD yang sedang
melanjutkan kuliah ke jenjang S2, sedangkan mertuanya, Tn.S dan Ny.P
masing-masing bekerja sebagai petani dan pedagang. Melalui gaji
pekerjaannya tersebut, ia dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Jumlah
pemasukan setiap bulannya sekitar Rp 1.000.000,00 – 2.000.000,00 per
bulan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Pasien saat ini belum
memiliki jaminan kesehatan, sehingga pada saat dirawat karena DBD yang
lalu ia menggunakan pembiayaan mandiri. Ia mengaku belum sempat
mengurus syarat-syarat pendaftaran BPJS karena masih termasuk penduduk
baru di lingkungannya. Sedangkan dalam segi budaya, pasien dan keluarga
menjunjung budaya setempat, yaitu Budaya Suku Jawa
12
G. Flow Sheet
Nama : Tn. SU
Diagnosis : Post DBD dengan riwayat asma terkontrol
Tabel 2.1 Flow Sheet Kunjungan Tn. SU
No Tgl Kondisi Pasien Pemeriksaan Fisik Terapi Planning Target
1. 30-3-2016 Pasien sudah tidak
merasakan demam,
pusing, mual, dan
muntah. Nafsu makan
pasien sudah membaik.
Tanda Vital, Tensi:
110/80 mmHg, Nadi:
86 x/menit (reguler, isi
cukup), RR: 17x
/menit, Suhu: 37,50C
per axiler. Status Gizi,
BB: 62 kg, TB: 167
cm, BMI: BB/TB2 =
62/(1,67)2 = 22,7
kg/m2 , Status gizi:
Normoweight
Status Generalis :
GCS E4V5M6, compos
mentis, turgor kulit
Medikamentosa : -
Non Medikamentosa :
1. Pemahaman tentang
demam berdarah
dengue (DBD),
gejala-gejala, serta
komplikasi yang
mungkin terjadi
2. Edukasi mengenai
pentingnya
pencegahan DBD
melalui 3M plus.
1. Kontrol kembali
ke rumah sakit
Yakksi
2. Pemeriksaan
hitung
trombosit
3. Pelaksanaan
pembersihan
sarang nyamuk
secara rutin di
rumah dan
lingkungan
sekitar
Trombosit 150.000-
450.000
Tak ada jentik di
tempat penampungan
air di rumah dan
lingkungan sekitar
13
No Tgl Kondisi Pasien Pemeriksaan Fisik Terapi Planning Target
normal, petechie (-).
2. 5-4-2015 Pasien sudah merasa
sehat dan dapat
beraktivitas seperti
semula.
Pasien memiliki riwayat
asma sejak kecil. Sudah
sekitar 1 tahun terakhir,
asma nya tidak pernah
kambuh lagi. Bila
kambuh, ia
mengonsumsi
Simbicort.
Tanda Vital, Tensi:
110/80 mmHg, Nadi:
86 x/menit (reguler, isi
cukup), RR: 17x
/menit, Suhu: 37,50C
per axiler. Status Gizi,
BB: 62 kg, TB: 167
cm, BMI: BB/TB2 =
62/(1,67)2 = 22,7
kg/m2 , Status gizi:
Normoweight
Status Generalis :
GCS E4V5M6, compos
mentis, turgor kulit
normal, petechie (-).
a)
Pulmo
a) a) Inspeksi:
Medikamentosa : -
Non Medikamentosa :
1. Edukasi mengenai
asma, pengobatan,
dan pencegahannya.
1. Hindari
pencetus asma
Asma terkontrol
14
No Tgl Kondisi Pasien Pemeriksaan Fisik Terapi Planning Target
pengembangan dada
kanan=dada kiri
b) b) Palpasi: fremitus
raba kanan=kiri normal
c) c) Perkusi: sonor/sonor
d) d) Auskultasi : SDV
(+/+), RBK
(-/-), wheezing (-/-)
3. 9-3-2016 Pasien dapat
beraktivitas seperti
semula.
Pasien memiliki risiko
diabetes mellitus (dari
ibunya). Pasien tidak
pernah merasakan
mudah lapar, mudah
haus, dan sering
kencing terutama
malam hari. Berat badan
pasien stabil.
Tanda Vital, Tensi:
110/80 mmHg, Nadi:
86 x/menit (reguler, isi
cukup), RR: 17x
/menit, Suhu: 37,50C
per axiler. Status Gizi,
BB: 62 kg, TB: 167
cm, BMI: BB/TB2 =
62/(1,67)2 = 22,7
kg/m2 , Status gizi:
Normoweight
Medikamentosa : -
Non Medikamentosa :
1. Edukasi mengenai
diabetes mellitus,
faktor risiko, dan
gejala-gejala awal.
2. Edukasi mengenai
gaya hidup sehat
untuk menghindari
diabetes mellitus.
Screening diabetes
mellitus:
1. Pemeriksaan
GDS dan atau
GDP
2. Pemeriksaan
kadar HbA1c
3. Cek profil
Lipid :
Kolestrol, HDL,
LDL,
Trigliserid
Gula Darah
Terkontrol
GDP < 110 mg/dl
GDS <126 mg/dl
HbA1c < 7%
Kolesterol <200
mg/dl
HDL >40 mg/dl
LDL <150 mg/dl
Trigliserid <200
mg/dl
Olahraga teratur dan
15
No Tgl Kondisi Pasien Pemeriksaan Fisik Terapi Planning Target
pola makan teratur
Sumber : Data primer, April 2016
16
Recommended