View
181
Download
5
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kasus gagal ginjal didunia meningkat lebih dari 50 persen,Penderita penyakit
gagal ginjal di Indonesia,semakin tahun semakin bertambah.ini terbukti dengan adanya
data dari Badan Pusat Statistik April 2006 jumlah penderita gagal ginjal berkisar seratus
lima puluh ribu orang dan yang membutuhan terapi ginjal berjumlah tiga ribu orang.
Dari data yang didapat dari Unit Rekam medic RSUD pekanbaru bahwa gagal
ginjal kronis menempati urutan kedua yaitu pada Pria 17,3 % dan Wanita 14,0%
Kecendrungan kasus gagal ginjal kronik lebih banyak terjadi pada Pria adalah karena
tingkat aktifitas dan Stres pada pria lebih tinggi dibandingkan dengan wanita.
Hipertensi juga memiliki keterkaitan yang erat dengan kesehatan ginjal ,hingga
kini lebih dari 800 juta orang seluruh dunia telah mengidap hipertensi.Kurang lebih 10-
30 persen penduduk dewasa dihampir semua Negara mengalami hipertensi,dan sekitar
50-60 persen penduduk dapat dikategorikan sebagai mayoritas utama yang status
kesehatannya akan menjadi lebih baik bila tekanan darahnya daoat terkontrol.
Naiknya tekanan darah diambang batas normal bisa merupakan salah satu gejala
munculnya penyakit pada ginjal,selain gejala-gejala lainnya seperti berkurangnya
jumlah urine,atau sulit berkemih edema atau penimbunan cairan dan meningkatnya
frekuensi berkemih terutama dimalam hari.
Kelebihan volume cairan juga berpengaruh dengan kesehatan ginjal karena jika
suatu individu mengalami kelebihan volume cairan maka individu tersebut akan
berisiko mengalami kelebihan cairan intraseluler atau interstisial yang dapat
mengganggu sistem kerja ginjal.
Berdasarkan pernyataan diatas penulis tertarik untuk mengambil kasus Asuhan
keperawatan pada Tn. S dengan GGK di ruang Murai I RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru, sebagai laporan untuk memenuhi tugas pembuatan makalah .
1
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mendapatkan gambaran secara umum tentang penerapan Asuhan keperawatan pada
klien dengan GGK terutama dengan masalah kelebihan volume cairan
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien gagal ginjal kronik
b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien yang mengalami
gagal ginjal kronik
c. Mampu membuat rencanaan keperawatan pada klien yang mengalami gagal
ginjal kronik
d. Mampu melakukan implementasi pada klien yang mengalami gagal ginjal
kronik
e. Mampu membuat hasil evaluasi keperawatan pada klien yang mengalami
gagal ginjal kronik
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR MEDIS GGK
1. Pengertian
Gagal ginjal kronis adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi
ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut, hal ini terjadi
bila laju filtrasi glomerular kurang dari 50 mL/min (Suyono,2001).
Gagal ginjal kronis adalah gangguan fungsi renal yang progresif dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan
dan elektrolit sehingga terjadi uremia (Smeltzer & Bare, 2001).
Gagal ginjal kronik adalah suatu masalah yang terjadi jika fungsi ginjal berkurang
akibat kerusakan parenkim ginjal ( Christoper dan Craig, 1997).
Dari uraian diatasdapat disimpulkan, gagal ginjal adalah penurunan fungsi ginjal
sehingga ginjal tidak mampu berfungsi secara optimal terutama untuk mempertahankan
metabolism keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Penyebab
Penyebab dari gagal ginjal kronis antara lain (Smeltzer & Bare, 2001):
Tekanan darah tinggi(Hipertensi)
Penyumbatan saluran kemih
Diabetes mellitus(kencing manis)
Kelainan ginjal misalnya penyakit ginjal polikistik
Kelainan auto imun,misalnya lupus eritematosus sistemik
3
3. Patofisiologi
Fungsi renal menurun produksi akhir metabolism protein ( yang normal
diekskresikan dalam urine ) terjadi uremia dan mempengaruhi setiap system tubuh.
Setiap timbunan produk sampah, maka gejala akan semakin berat. Anemia, Anemia
terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adekuat, memendeknya
usia sel darah merah, defisiensi nutrisi dan kecendrungan untuk mengalami
pendarahan akibat status uremik pasien, terutama pada saluran gastrointestinal.
Eritropoein suatu substansi normal yang diproduksi oleh ginjal menstimulasi sum
sum tulang untuk menghasilkan sel darah merah. Pada gagal ginjal produksi
eritropoein menurun dan anemia berat terjadi disertai dengan keletihan dan nafas
sesak.
Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat abnormalitas utama yang lain pada
gagal ginjal kronis adalah ganguan metabolism cairan kalsium dan fosfat. Kadar
serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan saling timbale balik jika salah
satunya meningkat makayang lain akan turun. Dengan menurunnya filtrate melalui
glomerulus ginjal terdapat peningkatan kadar serum kalsium menyebabkan sekresi
parathormon dari kelenjar paratiroid. Namun demikian pada gagal ginjal tubuh tidak
merespon secara normal terhadap peningkatan sekresi parathormon dan akibatnya
kalsim ditulang berkurang mengakibatkan perubahan pada tulang dan penyakit
tulang. Selain itu metabolic aktif vitamin D yang secara normal dibuat di ginjal
menurun seiring dengan berkembangnya gagal ginjal.
Pasien gagal ginjal kronis pada umumnya mengalami oedem pada beberapa
bagian tubuh seperti muka, kaki, tangan, tungkai serta adanya pembengkakan pada
paru- paru. Akibat terganggunya fungsi ginjal dalam mensekresi urine dalam tubuh
sehingga terjadi penimbunan cairan di paru- paru, peningkatan volume cairan di
paru- paru tersebut akhirnya menimbulkan oedem pada paru- paru serta
mengakibatkan penderita mengalami sesak napas ( Smeltzer, Suzanne C, 2002).
4. Manifestasi klinis
4
Pada gagal ginjal kronis setiap system tubuh dipengaruhi oleh system
urenea, maka pasien akan memperlihatkan sejumlah tanda dan gejala. Keparahan
tanda dan gejala tergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal, kondisi
kondisi yang mendasarinya dan usia pasien.Adapun tanda dan gejalanya:
a. Nokturia,penderita sering berkemih pada malam hari karena ginjal tidak
dapat menyerap air dari kandung kemih,sebagai akibatnya volume air
kemih bertambah.
b. Tekanan darah tinggi,karena ginjal tidak mampu membuang kelebihan
garam dan air,tekanan darah tinggi dapat menyebabkan Stroke atau gagal
jantung.
c. Anemia,letih mudah lelah,
d. Kedutan otot kelemahan otot,kram.
e. Asidosis metabolik
f. Retensi Natrium dan cairan.
5. Komplikasi Klinis
Komplikasi yang mungkin timbul akibat gagal ginjal kronis antara lain :
(Smeltzer dan Bare,2001)
1. Hiperkalemia :penurunan ekskresi asidosis metabolic,masukan diet
berlebih.
2. Perikarditis :inflamasi yang terjadi diluar jantung.
3. Hipertensi :peningkatan tekanan darah.
4. Anemia :kekurangan sel darah merah.
5. Penyakit Tulang
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Urine
Volume :Biasanya kurang dari 400 ml/24 jam(oliguria)
Warna :secara abnormal urine keruh
Osmolalitas :Kurang dari 350 Mosm/kg
5
Natrium :lebih besar dari 40 meQ/l
Protein :Derajat tinggi pretenuria (3-4+)
b. Darah
BUN/kreatinin:Meningkat dalam porsi kadar kreatinin 10 mg
Hitung darah lengkap :HT:menurun pada adanya anemia,
HB: biasanya kurang dari 7-8 gr
Kalium :meningkat sesuai dengan perpindahan
asidosis
Magnesium :meningkat
Kalsium :menurun
Osmolalitas serum : ;lebih besar dari 285 mOsm/kg
Pielogram retrograd :Menunjukan abnormalitas pelvis ginjal dan
ureter,retensi.
Arteriogram ginjal :Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi
ekstravaskuler,massa.
EKG :abnormal
7. Penatalaksanaan Medis
a. Optimalisasikan dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam.
Biasanya diusahakan hingga tekanan vena jugularis sedikit meningkat dan terdapat
edema betis ringan. Furosemid dosis besar (250-1000 mg/hari) atau diuretic
loop(butenamid,asam etatakrinat) diperlukan untuk mencegah kelebihan volume cairan.
b. Diet tinggi kalori dan rendah protein
Diet tinggi kalori dan rendah protein (20-40 gr/hari) dan tinggi kalori
menghilangkan
Gejala anoreksia,nausea,uremia,menyebabkan penurunan ureum dan perbaikan gejala.
c. Kontrol hipertensi
d. Kontrol ketidakseimbangan elektrolit
Hindari masukan kalium yang besar(batasi hingga 60 mmol/hari)’diuretik hemat
kalium.
e. Mencegah dan tatalaksana penyakit tulang ginjal
6
B. KONSEP DASAR MEDIS KELEBIHAN VOLUME CAIRAN
1. Pengertian kelebihan volume cairan
Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami
kelebihan cairan intraseluler atau interstisial (Smeltzer,2002).
2. Penyebab
Overhidrasi terjadi jika asupan cairan lebih besar daripada pengeluaran
cairan. Kelebihan cairan dalam tubuh menyebabkan konsentrasi natrium dalam
aliran darah menjadi sangat kecil.
Minum air dalam jumlah yang sangat banyak biasanya tidak menyebabkan
overidrasi jika kelenjar Hipofisa, ginjal dan jantung berfunsi secara normal
Overhidrasi lebih sering terjadi pada orang orang yang ginjalnya tidak membuang
cairan secara normal, misalnya pada penderita penyakit jantung, ginjal atau hati.
Orang orang tersebut harus membatasi jumlah air yang mereka minum dan jumlah
garam yang mereka makan
3. Gejala
Seperti halnya dengan dehidrasi, organ yang paling mudah terkena dampak
dari overhidrasi adalah otak. Jika overhidrasi terjadi secara perlahan, sel-sel otak
memiliki kesempatan untuk menyesuaikan diri, sehingga hanya sedikit gejala
yang timbul.
Jika overhidrasi terjadi sangat cepat, penderita akan menunjukkan
kekacauan mental, kejang dan koma.
4. Pengobatan
Pengobatan overhidrasi tergantung penyebabnya. Tetapi pada dasarnya,
tanpa melihat apapun penyebabnya, asupan cairan harus dibatasi.
Minum sebanyak kurang dari 1 liter cairan perhari biasanya akan memperbaiki
overhidrasi dalam beberapa hari. Pembatasan asupan cairan ini harus dibawah
pengawasan dan atas saran dari dokter.
7
Kadang diberikan diuretic untuk meningkatkan pembuangan cairan oleh
ginjal. Biasanya diuretic lebih efektif dalam mengatasi kelebihan volume darah
sehingga, paling efektif jika diberikan kepada penderita overhidrasi yang disertai
dengan kelebihan volume darah.
C. Asuhan keperawatana
a. Pengkajian.
Aktifitas/istirahat
Kelelahan eksterm,kelemahan,malaise,gangguan tidur(insomnia)
Kelemahan otot,kehilangan tonus,penurunan rentabg gerak.
1. Sirkulasi,
Riwayat hipertensi,palpitasi nyeri dada
Nadi kuat,edema jaringan umum dan pitting pada kaki,telapak tangan.
2. Integritas ego
Faktor stress,perasaan tak berdaya,tak ada kekuatan
3. Eliminasi
Penurunan frekuensi urine,oliguri,anuria(gagal ginjal tahap lanjut),konstipasi.
4. Makanan/ Cairan
Peningkatan BB karena edema,penurunan BB malnutrisi,anoreksia,nyeri ulu hati
Mual,muntah.
5. Neurosensori
Sakit kepela,penglihatan kabur,kram otot/kejang,kesemutan.
8
Gangguan status mental,penurunan tingkat kesadaran.
6. Nyeri/kenyamanan
Nyeri panggul,sakit kepala,kram otot,gelisah.
7. Pernapasan
Napas pendek,dispnea noktural,batuk dengan/tanpa sputum kental dan banyak
Takipnea,dispnea,pernapasan kusmaul,batuk produktif dengan sputum merah
muda
Encer(edema paru)
8. Keamanan
Kulit gatal,infeksi berulang,pruritas,demam(sepsis,dehidrasi)
9. Seksualitas
Penurunan libido,amenorea,infertilitas.
10. Interaksi social
Tidak mampu bekerja.
b. Diagnosa keperawatan
a) Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urine,diet berlebih,retensi
cairan,natrium
b) Intoleransi aktivitas b.d keletihan anemia.
c) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d pembatasan diet
d) Kurang perawatan diri b.d penurunan aktifitas
9
e) Penurunan curah jantung b.d ketidakseimbangan cairan mempengaruhi
volume sirkulasi.
f) Gangguan pertukaran gas b.d kerusakan perfusi ventilasi
c. Intervensi
Dx.1
Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urine,diet berlebih dan retensi
cairan dan natrium.
Tujuan :Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan
Kriteria Hasil:
3. Mempertahankan perubahan-perubahan berat badan yang lambat
Menunjukan turgor kulit normal tanpa edema
Mempertahankan pembatasan cairan
Menunjukan tanda-tanda vital normal
Intervensi :
a. Kaji status cairan:Timbang berat badan, turgor kulit, distensi vena leher, dan
tanda-tanda vital.
b. Batasi masukan cairan
Rasional : pembatasan cairan akan menentukan berat tubuh ideal,
haluaran urine.
c. Identifikasi sumber potensial cairan
Rasional :Sumber kelebihan cairan yang tidak diketahui dapat di identifikasi.
DX.2
10
Intoleransi aktivitas b.d keletihan,anemia.
Tujuan :Berpartisipasi dalam aktifitas yang dapat ditoleransi
Kriteria hasil :
Berpartisipasi dalam meningkatkan tingkat aktivitas dan latihan
Melakukan istirahat dan aktivitas secara bergantian.
Intervensi :
a. Kaji factor yang menimbulkan keletihan:anemia,ketidakseimbangan
elektrolit.
Rasional :Menyediakan informasi tentang indikasi tingkat keletihan.
b. Tingkatkan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri yang dapat
ditoleransi
Rasional :Meningkatkan aktifitas ringan atau sedang
c. Anjurkan aktifitas Ringan atau sedang
Rasional :Mendorong latihan dan aktifitas dalam batas yang dapat
ditoleransi dan istirahat yang adekuat
DX.3
Perubahan nutrisi :kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat.
Tujuan :Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat.
Kriteria hasil :
Menunjukan turgor kulit yang normal tanpa edema.
Intervensi :
11
a. Kaji status nutrisi:perubahan berat badan
Rasional :Menyediakan data dasar untuk memantau perubahan.
b. Kaji pola diet nutrisi pasien:riwayat diet,makanan kesukaan.
Rasional :Mempertimbangkan pola diet dahulu dan sekarang dalam
menyusun menu
c. Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam batas-batas diet
Rasional :mendorong peningkatan masukan diet.
d. Evaluasi
Evaluasi merupakan perbandingan sistematis dari rencana tindakan
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan yang dilakukan
secara berkesinambungan melibatkan klien,perawat dan tim kesehatan
lainnya.
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 66 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Alamat : Kuansing
2. Penangung Jawab
Nama : Ny. R
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat :Kuansing
3. Data Saat Masuk RS
Tanggal Masuk : 2 Desember 2010
Jam Masuk : 00.30 Wib
Yang Merujuk / Mengirim : Datang Sendiri
Diagnosa Medis Saat Masuk : Gagal ginjal kronik
Ruang Rawat : ICU
Tanggal Pengkajian : 2 Desember 2010
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan Utama PS Saat
pengkajian : Ps mengatakan BAK tidak lancar,badan
lemah,batuk,edema pada kaki kiri dan kanan,pasien
tampak pucat,aktivitas di bantu oleh keluarga,pasien
juga mengatakan mual dan muntah, TD=190/100
MMHG, N: 82x/i, RR: 28x/i, S: 36,60 C.
13
5. Riwayat Keluarga
Genogram
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Menikah
. . . . . = Tinggal dalam satu rumah
= Klien
Riwayat Penyakit keluarga : keluarga mengatakan bahwa tidak ada anggota
keluarga yang menderita penyakit menular maupun
penyakit keturunan
6. Riwayat penyakit dahulu klien : pasien pernah menderita hipertensi dua tahun
lalu,pasien tidak pernah dirawat maupun dioperasi
7. Keadaan psikososial :suasana hati pasien sedih,persepsi pasien terhadap
penyakitnya parah,keadaan emosional pasien stabil.
8. Sirkulasi :kulit pucat, terasa dingin, takikardi TD : 190/100
mmHg, N = 82x/i
9. Integritas Ego : gelisah, pasien tidak mengalami perubahan mental.
10. makan/minum : Saat sehat klien tidak mengalami penurunan nafsu
makan,ketika sakit nafsu makan berkurang,pasien
menghabiskan diitnya 1-1,5 porsi/hari.
Pada saat sehat pasien minum lebih kurang 1-1,5liter
air putih.pada saat sakit pasien sering merasa haus
14
dan lebih banyak minum kurang lebih sekitar2-2,5
liter air putih(1600-2000)cc.
11. Neurosensori : tingkat kesadaran pasien compos mentis.
12. Nyeri / Keamanan :Merasa sakit kepala, pusing, dan rasa berat
ditengkuk.
13. Pernapasan : frekuensi nafas 28x/i, retraksi dinding dada +, bunyi
nafas vesikuler
14. Keamanan : Kulit gatal.
15. Seksualitas : penurunan libido.
16. Pola Aktifitas: :saat pasien sakit hampir semua kebutuhan
aktifitas sehari-hari dibantu oleh
keluarga,pasien mengeluh badannya terasa
lemah dan malas untuk beraktifitas
17. Pola Eliminasi
Kebiasaan BAB : Frekuensi BAB 1x / hari, konsisten padat, bau khas,
feses warna kuning kecoklatan.
Kebiasaan BAK : pola buang air kecil pasien berkurang yaitu 2-3
x/hari,pasien sering BAK dimalam hari,jumlah urine
yang keluar lebih kurang 600cc dengan warna kuning
pekat kecoklatan,pasien mengeluh saat BAK urine tidak
keluar secara lancar
18. Pola Istirahat Tidur : Saat sehat klien tidur 7-8 jam/hari. Saat sakit klien tidur
5-6 jam pada malam hari,dan pada siang hari 1-2 jam.
19. Pola Persepsi Kognitif
Pendengaran : Klien masih bisa mendengar dengan jelas dan
tidak ada kelainan
Penglihatan : Klien mengatakan pandangannya agak kabur.
15
20. Interaksi Sosial : Interaksi sosial klien dengan keluarga dan
tetangga sekitar lingkungan rumahnya baik,
pola interaksi klien baik.hubungan klien baik
dengan pasien yang ada diruangan
21. Hubungan Peran : Klien melaksanakan perannya dengan baik
sebagai seorang suami.
22. Pola Kepercayaan : Klien menganut agama islam, percaya akan
adanya Tuhan dan klien rajin melaksanakan
ibadah. Pada saat sakit ibadah klien kurang.
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Nadi : 82 x/i
d. Pernafasan : 28 x/i
e. Tekanan Darah : 190/100 mmHg
f. Suhu Badan : 36,60C
g. TB : 160 cm
h. BB : 56 kg
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
a. Kulit
Kulit pasien berwarna hitam dengan integritas kulit utuh tidak ada
lesi/kelainan,kulit tampak pucatklien mengeluh kulitnya gatal, .
b. Keadaan Rambut dan Hygiene Kepala
Rambut berwarna hitam dan tidak terlihat adanya ketombe, dan tidak berbau.
c. Palpebra, scelera dan konjungtiva
16
Warna Konjungtiva anemis, skelera tidak ikterik, dan palpebra tidak udem
d. Pupil
Pupil isokor
e. Ketajaman penglihatan
Tajam penglihatan menurun
f. Rongga hidung, telinga
Keadaan rongga hidung bersih, hidung mancung, telinga bersih, tidak terdapat
adanya kelainan / perubahan penciuman.
g. Mulut, gigi, lidah
Mulut berbau, gigi banyak, yang hilang, dan berwarna kekuning-kuningan, lidah
berwarna pink, dan gusi sedikit kehitaman, tidak terdapat sistomaitis.
h. Thorak dan fungsi pernafasan
Dada simetris kiri dan kanan, tidak terdapat lesi dan pergerakan nafas normal
(dada) frekuensi nafas 28x/i.
i. Jantung dan abdomen
Abdomen simetris tidak terdapat lesi, tidak ada pembengkakan/ nyeri.
Jantung: iktus tidak tcrlihat,.
j. Payudara
Normal,. tidak tcrdapat lesi / masa.
Palpasi
a. kulit dan otot :Kulit teraba dingin, tipis, capilary refil < 3 detik
,kekuatan otot
545 545
444 444
b. Tekanan bola mata :Bola mata normal, tidak terdapat adanya
pembengkakan
c. Kelenjar tyroid :Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
17
d.Thorak, jantung dan abdomen :Thorax tidak ada pembangkakan, tidak ada
pembesaran hati dan ginjal, gerakan nafas normal,
fremitus kiri = kanan. Palpasi jantung, iktus teraba
1 jari medial LICS MIC V
e. Kelenjar Getah Bening :Tidak tardapat penbesaran kelenjar getah
bening
f. Payudara :Payudara normal
Perkusi
a. Jantung :Bunyi terdengar pekak di ICS sinistra 2-6,
patokan iktus kodis, batas apek 1 jari dari LICS
V. Batas kanan 2 jari dari sternum iga ke 3 kanan,
1 jari dari sternum iga 2 kiri = basis jantung.
b. Thorak :Bunyi perkusi paru sonor
c. Abdomen :Timpani
Auskultasi
a. thorak dan fungsi pernapasan
bunyi pernapasan vesikuler, ronkhi dan weezing (-)dan fungsi pernapasan baik.
b. jantung dan abdomen
irama jantung murni, bising usus normal
C. INFORMASI PENUNJANG
1. Diagnosa medis : Gagal ginjal kronik
2. Labolatorium : 4 februari 2010
Ureum =104 mg%
Creatinin =2,7mg%
Hb =5,4gr%
Leucocyte =2.900/mm
Trombocyte =78.000/mm
18
3. Terapi medis :
a. IVFD D5% 20 tts/i
b. Captopril 25 mg 3x1 tab
c. Metoclopramid 3xI tab
d. Ranitidin 1x1 Amp
e. Transfusi darah 1000cc PRC
D. ANALISA DATA
ANALISA DATA
No. MASALAH ETIOLOGI TANDA / GEJALA
1 Kelebihan volume
cairan
Penurunan haluaran
Urine
Do :
- Jumlah urine yang keluar 600cc
- Minum pasien 1600cc
- Edeme pada ekstremitas bawah
- Turgor kulit tidak elastis pada daerah
edeme
- TD:190/100 mmhg,N:82X/i
- RR:28X/i,S:36,6 c
Ds :
- Pasien mengatakan saat buang air
kecil,urine keluar tidak lancar dan
sedikit.
- Pasien mengatakan merasa sering
haus dan minum lebih banyak dari
biasa
19
2.
3.
Intoleransi aktifitas
Perubahan
nutrisi:kurang dari
kebutuhan tubuh
Keletihan,anemia
Intake tidak adekuat
Do :
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak pucat
- Konjungtiva anemis
- Hb:5.4gr%
- Aktifitas pasien dibantu keluarga
- Pasien tampak malas untuk
melakukan aktifitas.
DS:
- Pasien mengatakan badannya lemah
- Pasien mengatakan malas untuk
beraktifitas.
DO:
- Pasien tampak lemah
- Mual dan muntah
- Mukosa mulut kering
- BB sekarang 56 Kg
- BB sebelumnya 60 Kg
- Hb:5.4gr%
- Konjungtifa anemis
- Pasien tampak pucat
DS:
- Pasien mengatakan mual dan
muntah
- Pasien mengatakan badanya terasa
lemah.
- Pasien mengatakan tidak nafsu
20
makan.
E. DIAGNOSA KEPWRAWATAN
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan keletihan,anemia.
3 . Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat
F. RENCANA PERAWATAN
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : Tn. S
Umur :66 tahun
No.RM :26 46 77
Ruang :ICU
NO
TgL MASALAH
KEPERAWATAN
TUJUAN & KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN RASIONAL
1 2/12/10 kelebihan volume
cairan
berhubungan
dengan penurunan
haluaran urine
Tujuan:
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3X24 jam
diharapkan kelebihan
volume cairan terarasi
Kriteria Hasil:
- Pasien mengatakan
BAK nya lancar
Kaji status
cairan:turgor
kulit,adanya
edema,adanya
peningkatan berat
badan dan distensi
vena leher.
Rasional:
Turgor kulit tidak
elastis,adanya
edema,adanya peningkatan
berat badan dan adanya
distensi vena leher
merupakan tanda-tanda
yang umum yang
menunjukan adanya
21
2 3/12/10
Intoleransi
aktifitas
berhubungan
dengan
keletihan,anemia
- Pasien mampu
melaporkan
berkurangnya rasa
haus
- Pasien mampu
melakukan diet
pembatasan
cairan,edema pada
ekstremitas bawah
berkurang
- Pasien mau bekerja
sama dengan perawat
dan mau
mendengarkan saran
perawatan agar tidak
memakan makanan
yang mengandung
tinggi garam dan mau
membatasi diet cairan.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama
3x24jam diharapkan
intoleransi aktifitas
teratasi.
Pantau keseimbangan
masukan dan haluaran
Monitor tekanan
darah,denyut dan
irama nadi
Jelaskan pada pasien
tentang penyebab
kelemahan fisik.
kelebihan volume cairan
tubuh.
Rasional:
Ketidakseimbangan antara
masukan dimana haluaran
dapat menjadi indikasi
adanya kelebihan volulme
cairan hal ini terjadi bila
jumlah masukan cairan
lebih besar dari pada jumlah
haluaran.
Rasional:
Menjadi dasar untuk
melakukan tindakan
keperawatan guna
membantu mengurangi
gejala yang dirasakan
pasien.
Rasional:
Membantu meningkatkan
pemahaman pasien tentang
penyebab ketidakmampuan
beraktifitas
22
3
4/12/10
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
b.d intake tidak
adekuat.
Kriteria hasil:
-Pasien mengerti tentang
ketidakmampuan
beraktifitas
-Pasien mampu melakukan
aktivitas kecil seperti
berjalan
-Pasien mengatakan tidak
malas lagi untuk
beraktivitas
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24
jam kebutuhan nutrisi
terpenuhi
Kriteria hasil:
- Mual dan muntah (-).
- BB stabil
- Wajah tampak rileks
Kaji tingkat
kemampuan aktifitas
pasien.
Bantu pasien
melakukan aktivitas
sehari-hari.
Kaji Status
nutrisi:perubahan
berat badan
Kaji pola diet nutrisi
pasien:riwayat
diet,makanan
kesukaan.
Rasional:
Membantu memulihkan
aktifitas pasien
Rasional:Menyediakan data dasar untuk memantau perubahan
Rasional:Mempertimbangka
n pola diet dulu dan
sekarang dalam menyusun
menu.
23
G.CATATAN KEPERAWATAN
No diagnosa Tgl Jam Implementasi Ket
1 1 02 Desember 2010 14.00 Mengkaji status cairan=Turgor
kulit,adanya edema,adanya
peningkatan BB,dan adanya
distensi vena leher.
Monitor tekanan darah,denyut dan
irama nadi.TD=190/100
mmhg.N=82X/i
24
2
3
5
2
3
1
3 Desember 2010
4 Desember 2010
5 Desember 2010
15.00
16.00
21.30
Memantau keseimbangan masukan
dan haluaran
Intake: minum=1600cc
Infus =1300cc
Makanan=100cc
Output:Urine =600cc
IWL =560cc
Feses = 50cc
Balance cairan=3000-
1210cc=(+)1790cc
Menjelaskan pada pasien dan
keluarga rasional pembatasan
cairan.
Menjelaskan pada pasien penyebab
kelemahan.
Mengkaji tingkat kemampuan
aktifitas pasien.
Mengkaji kebutuhan pasien untuk
perawatan diri
Menganjurkan pasien untuk makan
Sedikit tapi sering.
Mengobservasi keadaan pasien
setelah dilakukan tindakan.
Menganjurkan makan makanan
kesukaan pasien.
Memantau keseimbangan masukan
dan haluaran
25
6 2
5 Desemberi 2010
22.30
Intake :
Minum =1450cc
Infus =1150cc
Makanan = 100cc
Out put:
Urine =640 cc
Iwl =560 cc
Pasien tidak BAB dan tidak muntah
Balancecairan=
2700-1200=(+)1500cc
Memonitor tekanan darah dan
denyut nadi
TD=200/90 mmHg
Nadi=80x/i
Menganjurkan pada pasien
untuk menghindari makanan
yang mengandung tinggi garam
Membantu pasien untuk
melakukan aktifitas sehari-hari
- Membantu pasien untuk
duduk
- Membantu pasien
berdiri
Melibatkan keluarga dalam
meningkatkan aktifitas pasien
Mengobservasi keadaan pasien.
26
H. CATATAN PERKEMBANGAN
Tgl Diagnosa Evaluasi Ket
4
20.00
4
20.30
4
20.50
5
06.00
1
2
3
1
S : Pasien mengatakan buang air kecilnya masih tidak lancer
O : kelebihan cairan :1790 cc
masih terlihat edema pada kedua kaki pasien
A : kelebihan volume cairan belum teratasi
P : tindakan keperawatan dilanjutkan
S : pasien mengatakan badannya masih lemah
O: -pasien mulai termotivasi untuk melakukan aktifitas ringan
- Pasien dapat berdiri sendiri
A : intoleransi aktivitas teratasi sebagian
P : tindakan keperawatan dilanjutkan
S : Pasien mengatakan masih mual dan muntah
Pasien mengatakan sudah mau makan sedikit
O : pasien tampak makan sedikit ytapi sering
- Mual muntah masih ada
A: masalah keperawatan teratasi
P :Tindakan keperawatan dihentikan.
S:Pasien mengatakan hausnya berkurang
O:kelebihan volume cairan:
1200cc edema pada kedua kaki mulai berkurang
A:kelebihan volume cairan teratasi sebagian
P :Tindakan keperawatan dilanjutkan
27
5
06.30
2 S:pasien mengatakan mulai dapat berdiri lama
O:-pasien tampak tidak lemah lagi
-pasien aktif melakukan aktifitas ringan
A:Intoleransi aktifitas teratasi sebagian
P:Tindakan keperawatan dilanjutkan
28
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pada tinjauan teoritis dikaji aktifitas istirahat, sirkulasi, integritas ego eliminasi,
makanan/cairan, neorosensori, nyeri kenyamanan, pernafasan, seksualitas, interaksi
social
Sedangkan pada tinjauan kasus yang dikaji identitas data saat masuk RSUD.
Riwayat kesehatan terakhir, yang lalu dan masalh kurangnya volume cairan pada tubuh
yang berhubungan dengan GGK pada pasien
Beda pengkajian pada tinjauan teoritis dengan kasus adalah pada tinjauan
teoritis dikaji pada bagian tindakan yang akan dilakukan, sedangkan pada kasus yaitu
bagian dari identitas/ riwayat kesehatan pasien.
B. Diagnosa Keperawatan
Pada teori ditemukan 5 dx sedangkan pd kasus hanya 3 hal Setelah dianalisa maka
dapat ditegakkan tiga diagnosa keperawatan yang aktual ini dikarenakan tidak ada
data-data yang aktual untuk menegakkan diagnose lain
1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urine
2. Intoleransi aktifitas b.d keletihan,anemia.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat
C. Intervensi
Perencanaan disusun untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam usaha
pemenuhan kebutuhan pasien. Pada kasus ini perencanaan yang dibuat tidak jauh beda
dengan perencanaan yang terdapat di tinjauan teoritis.
29
D.Implementasi
Implementasi dapat dilakukan dengan baik hal ini karena ada kerja sama
Tim(Dokter,Perawat,Keluarga). Dalam implementasi,sebagian besar perencanaan
yang telah disusun dapat diterapkan dalam memenuhi kebutuhan pasien.
E.Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi sumatif yaitu dilakukan setiap hari.
Dari tiga diagnosa yang diangkat ,diagnosa keperawatan 2 dan 3 teratasi hal ini
berdasarkan kepada hasil yang telah dicantumkan pada intervensi, sedangkan
diagnose 1 belum teratasi hal ini dikarenakan waktu yang singkat dalam melaukan
implementasi dan proses penyakit klien yang membutuhkan penanganan yang lebih
lanjut.
30
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Pada pengkajian data yang dikumpulkan adalah edema pada ekstremitas
bawah(kedua kaki pasien),turgor kulit pada daerah edema tidak elastis,jumlah urine
kurang lebih 600cc,pasien mengeluh badannya lemah,konjungtiva anemis,pasien
tidak nafsu makan,mual dan muntah
2. Selama pengkajian ada beberapa masalah yang muncul yaitu kelebihan volume
cairan b.d penurunan haluaran urine,intoleransi aktifitas b.d keletihan,anemia dan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat.
3. Rencana tindakan yang disusun berdasarkan masalah pasien yaitu pantau masukan
dan haluaran,menganjurkan pasien untuk membatasi masukan cairan,membantu
pasien melakukan aktivitas sehari-hari,mengkaji status nutrisi pasien.
4. Tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu memberikan bantuan pada pasien
untuk oral higine,menggosok gigi,memotong kuku,mengukur tanda-tanda
vital,memantau keseimbangan cairan,membantu pasien beraktifitas.
5. Proses evaluasi dilakukan untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan dalam
perencanaan yang telah ditetapkan pada pembahasan kasus semua tindakan
keperawatan telah di terapkan dan sebagian masalah teratasi,dimana semua kriteria
hasil yang ada pada tahap perencanaan telah tercapai.
31
B. Saran
1. Bagi pasien diharapkan terus menjaga kondisi tubuhnya serta menjaga pola
konsumsi makanan yang dapat memicu terulangnya penyakit tersebut.
2. Bagi institusi diharapkan dapat menambah koleksi buku-buku yang membahas
secara lebih mendalam mengenai penyakit gagal ginjal.
3. Bagi petugas medis agar dapat terus meningkatkan pengetahuan serta
keterampilannya dalam hal penanganan pasien dengan penyakit gagal ginjal
32
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah S.W.T atas berkat dan rahmatnya penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada klien Tn.S dengan
GGK terutama dengan masalah kelebihan volume cairan diruangan murai I “hingga selesai.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini hingga selesai.
Penulis menyadari sangat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
untuk kebaikan makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,khususnya
bagi penulis dan pembaca umumnya.
Pekanbaru,5 Desember 2010
Penulis
33
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan 2
BAB II TINJAUAUN TEORITIS
A. Konsep Dasar Medis.........................................................................................3
B. Konsep Dasar Medis Kelebihan Volume Cairan..............................................7
C. Asuhan Keperawatan........................................................................................8
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian.........................................................................................................13
B. Pemeriksaan Fisik.............................................................................................16
C. Informasi Penunjang.........................................................................................18
D. Analisa Data......................................................................................................19
E. Diagnosa Keperawatan......................................................................................21
F. Rencana Asuhan Keperawatan..........................................................................21
G. Catatan Keperawatan........................................................................................25
H. Catatan Perkembangan......................................................................................27
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian.........................................................................................................29
B. Diagnosa Keperawatan......................................................................................29
C. Intervensi...........................................................................................................30
D. Implementasi.....................................................................................................30
E. Evaluasi.............................................................................................................30
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................31
B.Saran................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA
34ii
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, & Suzane C.( 2002). Keperawatan medikal beda. Jakarta:EGC.
Suyono,Buku ajar ilmu penyakit dalam.Edisi ketiga.Jakarta:Balai penerbit FKUI;2001.
Anderson,Clifford,Petunjuk modern Kepala Kesehatan,Bandung,IPH;1996
Tisher,Craig,Buku saku Nefrologi,EGC,Jakarta;1997.
Corwin,E,Handbook of pathophysiologi:Jakarta,EGC;2001.
Doengus
35
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN
GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG ICU
RSUD ARIFIN ACHMAD
Disusun oleh kelompok XVII :
NURHAYANI
SYAFRIYUNI
SUNTI ASTIKA
ZULFITRI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PAYUNG NEGERI
PRODY DIII KEPERAWATAN
PEKANBARU
2010
36
37
Recommended