View
228
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
1/52
1
PERAN SPI DALAM MENDUKUNG PENERAPAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCEDI PT INDOFARMA
TBK
MAKALAH,
Disusun sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh sertifikasi
Qualified Internal Auditor(QIA)
O l e h:
BAMBANG WIDODO
Tingkat Manajerial Angkatan 107
YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT (YPIA)
DEWAN SERTIFIKASI QUALIFIED INTERNAL AUDITOR(DS-QIA)
GRAHA SUCOFINDO LT.3 JALAN RAYA PASAR MINGGU KAV.34
J A K A R T A
2009
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
2/52
2
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Alloh SWT atas segala kesehatan
dan kesempatan akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Menulis
makalah merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh sertifikasi Qualified
Internal Auditor (QIA) dari Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA)
di Yayasan Pendidikan Internal Auditor (YPIA) Jakarta.
Menulis makalah merupakan cara pembelajaran yang efektif karena penulis
didorong untuk membaca serta memahami akan suatu hal atau teori. Kemudian
penulis dicoba untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan teori tersebut
dengan pelaksanaannya yang perlu diberi kesimpulan yang akhirnya menghasilkan
saran yang konstruktif untuk perbaikan.
Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang penulis dapatkan
selama mengikuti pelatihan di Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) Jakarta,
kemudian melakukan penelaahan terhadap kepustakaan yang ada dan terbatas serta
pengalaman pelaksanaan audit dan pengamatan kondisi di perusahaan selama ini,
penulis tertarik dan mencoba mengangkat judul Peran SPI Dalam Mendukung
Penerapan Good Corporate Governancedi PT Indofarma Tbk .
Penulis berkeyakinan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca guna perbaikan dalam penyelesaian tugas-tugas sejenis di masa yang akan
datang.
Penulis merasa banyak pihak yang membantu dan mendukung dalam
peyelesaian tugas makalah ini, kiranya tak berlebihan pada kesempatan ini penulis
menghaturkan terima kasih banyak kepada:
1. Bp.Prof.Dr. Hiro Tugiman, Ketua Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor,
Atas segala bimbingan selama penulis mengikuti pelatihan di YPIA
2.
Pimpinan, staf pengajar dan karyawan YPIA atas segala bimbingan danlayanannya.
3. Rekan-rekanseangkatan sejak dari dasar I,dasar II, lanjutan I dan lanjutan II.
4. Kepala SPI (Satuan Pengawas Intern) dan rekan-rekan di SPI PT Indofarma
Tbk atas segala dukungan dan bantuan.
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
3/52
3
5. Istriku; Sry, anak-anakku; Mitha dan Satrio yang senantiasa menjadi pendorong
semangat dan kelancaran belajar.
6. Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan di sini dan telah membantu
dalam penulisan makalah ini
Semogamakalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan berharap Alloh SWT
membalas kebaikan Bapak dan Ibu sekalian
Penulis,
Bambang Widodo
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
4/52
4
DAFTAR ISI
Hlm.
KATA PENGANTAR i-ii
DAFTAR ISI iii-iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1-2
1.2
Sistematika Pembahasan 3
BAB II RUJUKAN TEORI
2.1 Pengertian Good Corporate Governance(GCG) 4-5
2.2 Prinsip-Prinsip Dasar Good Corporate Governance 6-8
2.3 Tujuan Penerapan GCG 8-10
2.4 Penilaian Penerapan GCG 10-11
2.5 Sistem Pengendalian Intern 11-14
2.6 Peran Internal Audit Dalam Mendukung Good Corporate
Governance 14-16
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum PT Indofarma Tbk 17-20
3.2 Kebijakan Umum Pengendalian Internal Dan Audit Internal
PT Indofarma Tbk 20
3.3 Kedudukan Satuan Pengawasan Intern PT Indofarma Tbk 21
3.4 Visi Dan Misi SPI PT Indofarma Tbk 21-22
3.5 Peran SPI PT Indofarma Tbk 22-24
3.6 Tugas Dan Tanggung Jawab SPI PT Indofarma Tbk 24-26
3.7 Wewenang SPI 26-27
3.8 Pelaporan SPI 27
3.9 Hubungan SPI Dengan Mitra Strategis 28-29
3.10 Jaminan Mutu ( Quality Assurance) 293.11 Rencana Kerja Jangka Pendek 29-30
3.12 Sosialisasi Peran Internal Auditor /SPI PT Indofarma Tbk 30-31
3.13 Sosialisasi GCG Di PT Indofarma Tbk 31-33
3.14 Penerapan GCG Di PT Indofarma Tbk 33-39
3.15 Hasil Assesmen Penerapan GCG oleh Tim Konsultan BPKP 39-42
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
5/52
5
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan 43 -44
4.2 Saran 45
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
6/52
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Asia seperti Thailand,
Korea, Jepang dan sebagainya yang terjadi pada pertengahan tahun 1997, juga
berdampak pada perekonomian Indonesia saat itu. Banyak investor asing yang
menghentikan bisnisnya di Indonesia. Hal ini mengakibatkan meningkatnya
jumlah pengangguran. Selain itu terbongkarnya korporasi antara lain oleh Enron
dan World Com yaitu perusahaan besar di Amerika Serikat yang bangkrut
karena melakukan fraud dengan modus windows dressing. Kejadian global
tersebut sangat memicu akan pentingnya penerapan good corporate governance
(GCG) pada seluruh perusahaan yang sahamnya terutama dimiliki publik karena
semakin menurunnya kepercayaan publik atas pasar modal dan profesi akuntan
(KAP) dan adanya tekanan publik kepada otoritas dan regulator untuk segera
mengambil tindakan.
Dari isu tersebut di atas menjadi alasan munculnya Sarbanes Oxley Act
(SOA) dan ASX rules di Amerika Serikat yang bertujuan meningkatkan
corporate governance, mengembalikan kepercayaan investor, menekan
terjadinya fraud dengan ditingkatkannya internal kontrol, meningkatkan
efisiensi melalui identifikasi kelemahan proses yang ada dan menciptakan
budaya untuk terciptanya perusahaan yang memuaskan.
Sementara di Indonesia khususnya untuk perusahaan BUMN dan
BUMD telah terbit KEPMEN BUMN no. 117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli
2002 tentang penerapan praktek GCG disamping itu untuk perusahaan yang
sudah terbuka (go public) oleh BAPEPAM yang mensyaratkan penerapan
praktek GCG yaitu di peraturan VIII.G.2 yang merinci hal-hal apa saja yang
harus diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan terbuka.
Oleh karena itu, PT Indofarma Tbk sebagai perusahaan BUMN danperusahaan terbuka pasti dituntut untuk melaksanakan praktek GCG dengan
menciptakan sistem yang menciptakan kesinambungan dan keseimbangan
antara kepengurusan dengan stakeholders dalam berbagai bentuk monitoring
serta penciptaan pengendalian intern yang menggariskan hubungan antara
dewan komisaris, direksi, manajemen operasi.
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
7/52
7
Dengan penerapan GCG diharapkan dapat menjaga keseimbangan
dalam pengendalian perusahaan untuk mengurangi peluang terjadinya kesalahan
pengelolaan (missmanagement) dan menciptakan nilai tambah perusahaan yang
optimal kepada para stakeholdernya. Hal terpenting adalah memberi keyakinan
kepada para stakeholder bahwa manajemen bertindak yang terbaik bagi
kepentingan perusahaan, dan proses bisnis dilaksanakan sesuai dengan konsep
good corporate governance untuk mencapai pertumbuhan dan keuntungan
dalam jangka panjang serta memenangkan persaingan bisnis global.
Keberhasilan penerapan good corporate governancesangat dipengaruhi
oleh prinsip-prinsip yang mendasarinya. Prinsip-prinsip tersebut meliputi
transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban
(responsibility), kemandirian (independency), dan kewajaran (fairness).
Keberhasilan penerapan GCG juga tidak terlepas dari peran audit
internalyang penting dan mampu memenuhi kebutuhan stakeholdersantara lain
meningkatnya tanggung jawab dewan direksi dan dewan komisarisatas laporan
keuangan dengan ditandatanganinya statementpertanggungjawaban atas sistem
internal kontrol pada laporan keuangan, meningkatnya kebutuhan untuk
dilakukan audit atas pelaksanaan internal kontrol dalam perusahaan dan sebagai
kepanjangan tangan komite audit dalam menjalankan fungsi pengawasan.
Audit internal atau SPI harus melakukan perubahan mindset dan
melakukan peningkatan yang lebih besar dalam penegakan good corporate
governance,seiring perubahan paradigma yang dulu sebagai pencari kesalahan
(watch dog)menjadi konsultan intern sehingga keberadaannya lebih diapresiasi
secara positif sebagai problem solver dan agent of change serta katalisator
untuk mempercepat pelaksanaan praktik-pratik GCG di perusahaan yang pada
akhirnya keyakinan stakeholders terhadap pengelolaan perusahaan juga akan
meningkat.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk mengambil
tema PeranSatuan Pengawasan Internal (SPI) Dalam Mendukung PenerapanGood Corporate GovernancediPT Indofarma Tbk . Tujuannya untuk melihat
peran audit internal atau SPI sebagai bagian dari organisasi yang melakukan
pengujian dan memberikan assurance atas kontrol aktifitas perusahaan untuk
mendukung penerapan good corporate governance dan sebagai mitra bisnis
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
8/52
8
strategis sehingga harapan stakeholders tercapai serta memberikan beberapa
gambaran tentang penerapan GCG di PT Indofarma Tbk
1.2 Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah pemahaman makalah ini penulis mencoba
menggunakan sistematika penyajian sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN:
Membahas latar belakang disusunnya dan pemilihan tema serta sistimatika
pembahasan yang digunakan.
BAB II RUJUKAN TEORI:
Membahas tentang pengertian, prinsip-prinsip dasar, tujuan dan penilaian
penerapan GCG, sistem pengendalian intern, peran audit internal dalam
mendukung GCG.
BAB III PERAN SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (SPI) DALAM
MENDUKUNG PENERAPAN GOOD COORPORATE GOVERNANCEDI
PT INDOFARMA, Tbk.:
Memberi gambaran mengenai aplikasi peran SPI(kedudukan, fungsi, tugas
dan tanggungjawab, wewenang dan hubungan kerja SPI) sehingga dapat
sebagai mitra bisnis strategis stakeholdersdalam menuju penerapan praktik
praktik GCG di PT Indofarma Tbk serta memberi beberapa contoh
pelaksanaannya.BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN :
Merupakan hasil kesimpulan serta saran penulis tentang peranaudit internal
dalam mendukung penerapan GCG dan sebagai mitra strategis stakeholders.
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
9/52
9
BAB II
RUJUKAN TEORI
2.1 Pengertian Good Corporate Governance (GCG)
Corporate governance adalah rangkaian proses terstruktur yang
digunakan untuk mengelola serta mengarahkan / memimpin bisnis dan usaha-
usaha korporasi dengan tujuan untuk meningkatkan nilai-nilai perusahaan serta
kontinuitas usaha. Terdapat beberapa pemahaman tentang pengertian corporate
governanceyang dikeluarkan beberapa pihak baik dalam perspektif yang sempit
(shareholders)dan perspektif yang luas (stakeholders) namun pada umumnya
menuju suatu maksud dan pengertian yang sama.
Cadburry Report c.1992-CACG Guidline mendefinisikan Corporate
governanceis the system by which organizations are directed and controlled.
(Suatu sistem yang berfungsi untuk mengarahkan dan mengendalikan
organisasi).
Prof. Wahyudi Prakarsa dalam tulisannya berjudul : Corporate
governance : suatu keniscayaan , memberi pengertian corporate governance
dalam perspektifsempit (manajemen ekonomi mikro) yaitu sebagai mekanisme
administratif yang mengatur hubungan-hubungan antara manajemen perusahaan,
komisaris, direksi, pemegang saham dan kelompok-kelompok kepentingan
(stakeholders) dan dalam perspektif luas (manajemen ekonomi makro) di
difinisikan dalam pengertian sejauh mana perusahaan telah dijalankan dengan
cara yang terbuka dan jujur demi untuk mempertebal kepercayaan masyarakat
luas terhadap mekanisme pasar, meningkatkan efisiensi dalam alokasi sumber
daya langka baik dalam skala domestik maupun internasional, memperkuat
struktur industri, dan akhirnya meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat luas.
Forum for Corporate Governance in Indonesia(FCGI)mendefinisikan:
seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegangsaham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan,
serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan
dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang
mengendalikan perusahaan. Tujuan corporate governance ialah untuk
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
10/52
10
menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan
(stakeholders) .
Menurut KEPMEN BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 tgl 31 Juli
2002 pada pasal 1a, corporate governance adalah suatu proses dan struktur
yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan
akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam
jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya,
berlandaskanperaturan perundangan dan nilai nilai etika. Serta pada pasal 1d,
stakeholder adalah pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan BUMN,
baik langsung maupun tidak langsung yaitu pemegang saham/pemilik modal,
komisaris/dewan pengawas, direksi dan karyawan serta pemerintah, kreditur
dan pihak berkepentingan lainnya.
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa corporate
governance pada intinya adalah mengenai suatu sistem, proses, dan seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan
(stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham,
dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan organisasi.
Corporate governance dimaksudkan untuk mengatur hubungan-hubungan ini
dan mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan (mistakes) signifikan dalam
strategi korporasi dan untuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang
terjadi dapat diperbaiki segera. Hal tersebut dapat tergambar dalam bagan
berikut:
Pemerintah (Regulator) Kreditur
Pemasok Pelanggan
Masyarakat Kelompok lainnya
D. DIREKSI
RUPS D. KOMISARIS
Mana er Mana er Mana er Mana er
Karyawan
CG dalam
arti luas
CG dalam
arti sempit
Coorporate
Manageme
nt
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
11/52
11
2.2
Prinsip-Prinsip Dasar Good Corporate Governance
Berbagai aturan main dan sistem yang mengatur keseimbangan dalam
pengelolaan perusahaan perlu dituangkan dalam bentuk prinsip-prinsip yang
harus dipatuhi untuk menuju tata kelola perusahaan yang baik. Secara umum
ada 5 (lima) prinsip dasar, yaitu: transparency, accountability, responsibility,
independency dan fairness. Prinsip-prinsip tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Transparency(Keterbukaan Informasi)
Transparencybisa diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik dalam
pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan
relevan mengenai perusahaan. Menurut peraturan pasar modal di Indonesia,
yang dimaksud informasi material dan relevan adalah informasi yang dapat
mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut, atau yang mempengaruhi
secara signifikan risiko serta prospek usaha perusahaan yang bersangkutan.
Perusahaan harus dapat menyediakan informasi yang cukup lengkap,
akurat dan tepat waktu kepada pihak-pihak yang berkepentingan/berkaitan
dengan perusahaan sehingga mengetahui risiko yang mungkin terjadi dan
keuntungan yang dapat diperoleh dalam melaksanakan transaksi dengan
perusahaan sekaligus ikut serta dalam mekanisme pengawasan terhadap
perusahaan.
2.Accountability(Akuntabilitas)
Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan
pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan
terlaksana secara efektif.
Akuntabilitas dapat dicapai dengan baik melalui pengawasan yang
efektif yang mendasarkan pada keseimbangan kekuasaan antara pemegang
saham, komisaris, direksi dan auditor, termasuk didalamnya pembatasan
kekuasaan antara direksi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan
perusahaan dan komisaris sebagai wakil pemegang saham yang bertugas
mengawasi direksi. Satu bentuk implementasi prinsip accountability adalah:Praktek audit internal yang efektif, serta
Kejelasan fungsi, hak, kewajiban, wewenang dan tanggung jawab dalam
anggaran dasar perusahaan dan target pencapaian perusahaan di masa depan.
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
12/52
12
3.Responsibilities(Pertanggungjawaban)
Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian (kepatuhan) di
dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta
peraturan perundangan yang berlaku. Peraturan yang berlaku termasuk yang
berkaitan dengan masalah pajak, hubungan industrial, perlindungan lingkungan
hidup, kesehatan/keselamatan kerja, standar penggajian, dan persaingan yang
sehat.
Penerapan prinsip ini diharapkan membuat perusahaan menyadari
bahwa dalam kegiatan operasionalnya seringkali menghasilkan eksternalitas
(dampak luar kegiatan perusahaan) negatif yang harus ditanggung oleh
masyarakat.
4.Independency(Kemandirian)
Independensi adalah suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Pelaksana utama dalam perusahaan
seperti direksi dan dewan komisaris harus mampu menolak intervensi dari luar
yang dapat membelokkan arah, kebijakan dan operasional perusahaan dalam
mencapai tujuan perusahaan yaitu kemakmuran pemegang saham
(shareholders) dan kesejahteraan stakeholders.
5.Fairness(Kesetaraan dan Kewajaran)
Secara sederhana kesetaraan dan kewajaran (fairness) didefinisikan
sebagai perlakuan yang adil dan setara dalam memenuhi hak-hak stakeholders
yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.
Fairness juga mencakup adanya kejelasan hak-hak pemodal, sistem
hukum dan penegakkan peraturan yang melindungi hak-hak investor khususnya
pemegang saham minoritas dari berbagai bentuk kecurangan. Fairness
diharapkan membuat seluruh asset perusahaan dikelola secara baik danprudent
(hati-hati), sehingga muncul perlindungan kepentingan pemegang saham secarafair (jujur dan adil). Juga diharapkan dapat memberi perlindungan kepada
perusahaan terhadap praktek korporasi yang merugikan serta keadilan juga
harus dirasakan oleh para karyawan dan masyarakat lingkungannya.
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
13/52
13
Fairness memerlukan syarat agar bisa diberlakukan secara efektif, yaitu
adanya peraturan perundang-undangan yang jelas, tegas dan konsisten dan dapat
ditegakkan secara efektif.
Sedangkan menurutKEPMEN BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 tgl
1 Agustus 2002pada pasal 3, prinsip-prinsip Good Corporate Governanceyang
dimaksud dalam keputusan ini meliputi :
a. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan
relevan mengenai perusahaan;
b. Kemandirian, yaitu suatu keadaan di mana perusahaan di kelola secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan perundangan
yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;
c. Akuntabilitas yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
organ sehingga pengeloalaan perusahaan terlaksana secara efektif;
d. Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan
terhadap peraturan perundangan-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat;
e. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi
hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2.3 Tujuan Penerapan GCG
Penerapan GCG dilingkungan BUMN dan BUMD mempunyai tujuan
sesuai KEPMEN BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 tgl 1 Agustus 2002 pada
pasal 4, yaitu :
a. Memaksimalkan nilai BUMN dengan cara meningkatkan prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggungjawab, dan adil
agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasionalmaupun internasional;
b. Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, transparan dan efisiensi,
serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ;
c. Mendorong agar organ dalam membuat keputusan dan menjalankan
tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
14/52
14
perundang-undang yang berlaku, serta kesadaran akan adanya
tanggungjawab sosial BUMN terhadap stakeholders maupun kelestarian
lingkungan di sekitar BUMN;
d. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional;
e. Meningkatkan iklim investasi nasional;
f.
Mensukseskan program privatisasi
Sedangkan menurut H.J. Wierman Pamuntjak seperti di tulis dalam
buletin Audit internal edisi No. 020/2003, manfaat dari penerapan GCG antara
lain ;
a. Meningkatkan kinerja perusahaan,
Praktek GCG sangat menentukan terhadap kinerja perusahaan, proses
pengambilan keputusan yang lebih baik akan lebih meningkatkan efisiensi
operasional serta akan meningkatkan pelayanan kepada pemegang saham.
b. Memudahkan perolehan dana yang lebih murah,
GCG memungkinkan diperolehnya kepercayaan pada pemodal, baik
investor dalam negeri maupun investor asing, sehingga kebutuhan
perusahan akan sumber-sumber investasi yang murah akan lebih mudah di
dapat dari pasar modal
c. Menciptakan kesejahteraan masyarakat.
Praktek GCG akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas sehingga dengan
demikian juga akan mendorong terciptanya dinamika ekonomi. Sejalan
dengan meningkatnya kepercayaan para investor, maka praktek GCG
akhirnya akan mendorong terjadinya arus investasi serta menciptakan
investasi baru, sehingga dengan demikian akan meningkatkan lapangan
kerja serta pendapatan masyarakat.
d.
Peningkatan pendapatan bagi pemegang saham.
e. Menjadi katalisator bagi perubahan /pertumbuhan kesejahteraan masyarakat
terutama melalui self policing .
f.
Meningkatkan peran shareholders dalam kemajuan perusahaan, karenamasing-masing shareholders menjadi semakin aktif mengamati serta
memberi masukan-masukan bagi kemajuan operasional.
Secaraumum manfaat penerapan GCGdapat dilihat dari 2 cara pandang,
yaitu secara mikro dan secara makro. Manfaat secara mikro tersebut antara lain :
1. Menurunkan risiko
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
15/52
15
2. Meningkatkan nilai saham
3. Menjamin kepatuhan
4. Memiliki daya tahan (sustainability)
5. Memacu kinerja
6. Meningkatkan akuntansi publik
7.
Membantu penerimaan negara
Sedangkan manfaat secara makro yaitu terjadinya pemulihan ekonomi
yang akan dirasakan oleh seluruh masyarakat secara nasionalantara lain :
1.
Pertumbuhan ekonomi meningkat wajar,
2. Kesempatan kerja semakin besar dan
3. Daya saing lokal maupun internasional meningkat.
2.4
Penilaian Penerapan GCG
Untuk mengetahui atau mengukur bahwa GCG telah diterapkan dengan
baik atau tidak di suatu perusahaan atau institusi, dapat menggunakan 2
pendekatan metode yaitu :
a. Penilaian sendiri (self assessment)
b. Penilaian independen ( indepedent assessment)
Self assessmentdilakukan sendiri oleh perusahaan dengan menggunakan
seperangkat kuisioner yang dapat diisi sendiri oleh perusahaan dengan
memberikan penilaian dan skor secara obyektif terhadap jawabannya.
Indepedent assessment dilakukan dengan bantuan pihak independen
berupa lembaga pemeringkat, akuntan publik atau pihak lain yang mempunyai
kompetensi di bidang Cooporate Governancedan objektif dengan tujuan untuk
memberikan keyakinan kepada stakeholders tentang kondisi penerapan
Cooporate Governance dengan menggunakan seperangkat kuisioner yang
diberikan kepada responden di lingkungan perusahaan.
Berdasarkan metode yang dikembangkan oleh FCGI (Forum for
Corporate Governance in Indonesia) terdapat 5 hal yang perlu untuk diberikanpenilaian atau pembobotan secara objektif yaitu:
1. Hak-hak pemegang saham (20%)
2. Kebijakan Corporate Governance(15%)
3. Praktik-praktik Corporate Governance(30%)
4. Pengungkapan (20%)
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
16/52
16
5. Fungsi audit (15%)
Hasil assesmentdikelompokan ke dalam lima peringkat menurut BPKP
yaitu sangat baik (90 skor 100) , baik (75 skor 90), cukup (60 skor
75), kurang (50 skor 60) dan sangat kurang ( skor 50).
2.5
Sistem Pengendalian Intern
Definisi pengendalian intern yang dikembangkan oleh COSO
(Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission) tahun
1992, secara luas sebagai as a process, effected by an entity s board of directors,
management and other personnel designed to provide reasonable assurance
regarding the achievement of objective in the following categories:
Effectiveness and efficiency of operations
Reliability of financial reporting, and
Compliance with applicable lows and regulations
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan tujuan utama proses
pengendalian intern adalah:
1. Operations/performance objectives, yaitu adanya aktivitas yang efisien dan
efektif dalam hubungannya dengan misi dasar dan kegiatan usaha organisasi,
termasuk standard kinerja dan pengamanan sumber daya.
2. Information/financial reporting objectives, yaitu adanya informasi mengenai
keuangan dan informasi untuk manajemen yang bebas dan dapat dipercaya,lengkap dan tepat waktu, termasuk penyiapan laporan keuangan yang handal
serta mencegah penggelapan informasi kepada publik.
3. Compliance objectives, yaitu adanya kepatuhan kepada hukum dan
peraturan yang berlaku. Tujuan ini memastikan bahwa kegiatan usaha
perusahaan patuh kepada hukum, peraturan, rekomendasi dari regulator,
kebijakan dan prosedur perusahaan.
Keberhasilan pengendalian intern ditentukan oleh lima komponen yang
dikembangkan oleh COSO ( Committee of Sponsoring Organizations of theTreadway Commission) yaitu :
1. Lingkungan pengendalian (control environment), meliputi integritas
pegawai, nilai etika dan kompetensi dari pegawai yang ada, filosofi
manajemen, cara manajemen menetapkan wewenang dan tanggung jawab,
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
17/52
17
mengorganisasikan dan mengembangkan pegawai, serta melaksanakan
arahan yang diberikan oleh dewan komisaris dan direksi.
2. Pemahaman dan penilaian /pengukuran risiko (risk assessment), merupakan
proses pengidentifikasian dan analisa risiko yang ada hubungannya dengan
pencapaian tujuan, pembentukan dasar penetapan bagaimana risiko harus
dikelola.
3. Kegiatan kontrol dan pemisahan tugas (control activities), merupakan
pengambilan berbagai tindakan yang diperlukan untuk mengelola risiko
terhadap pencapaian tujuan perusahaan, yang mencakup pengesahan,
kewenangan, verifikasi, pengkajian ulang kinerja usaha, pengamanan aktiva
dan pemisahan tugas.
4. Informasi dan komunikasi (information and communications), informasi
yang dapat diidentifikasi, direkam dan dikomunikasikan dalam bentuk
rentang waktu dan memungkinkan semua pihak yang terkait untuk
melaksanakan tanggungjawabnya.
5. Kegiatan pemantauan dan perbaikan kontrol yang lemah (monitoring), yaitu
sebuah proses penaksiran atau penilaian kualitas kinerja sistem dari waktu
ke waktu, meliputi pemantauan kegiatan manajemen sehari-hari dan
kegiatan pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
Sistem pengendalian internalyang dimaksud dalam KEPMEN BUMN
No. KEP-117/M-MBU/2002 tgl 1 Agustus 2002 pada pasal 22 ayat 2 ,
mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Lingkungan pengendalian internal dalam perusahaan yang disiplin dan
terstruktur yang terdiri :
1. Integritas, nilai etika dan kompetensi karyawan
2.
Filosofi dan gaya manajemen.
3. Cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan kewenangan dan
tanggungjawabnya.
4.
Pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia.5. Perhatian dan arahan yang dilakukan oleh direksi.
6. Pengkajian dan pengelolaan risiko usaha yaitu suatu proses untuk
mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha
relevan
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
18/52
18
b. Pengkajian dan pengelolaan risiko usaha yaitu suatu proses untuk
mengidentifikasi, menganalisis menilai dan mengelola risiko usaha relevan.
c. Aktivitas pengendalian yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan dalam suatu
proses pengendalian terhadap kegiatan perusahaan pada setiap tingkat dan
unit dalam struktur organisasi BUMN antara lain megenai kewenangan,
otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja, pembagian
tugas dan keamanan terhadapaset perusahaan.
d. Sistem informasi dan komunikasi yaitu suatu proses penyajian laporan
mengenai kegiatan operasional, finansial dan ketatan atas ketentuan dan
peraturan yang berlaku pada BUMN.
e. Monitoring yaitu proses penilaian terhadap kualitas sistem pengendalian
internal termasuk fungsi audit internal pada setiap tingkat dan unit struktur
organisasi BUMN, sehingga dapat dilaksanakan secara optimal dengan
ketetentuan bahwa penyimpangan yang terjadi dilaporkan kepada direksi
dan tembusannya disampaikan kepada komite audit.
Internal control yang berjalan perlu dievaluasi untuk meningkatkan
mutu internal control tersebut. Performance Standard nomor 2100-1 yang
dikeluarkan oleh the IIA, mengenai sifat tugas Audit Intern:
The audit internal audit activity evaluates and contributes to the improvement
of risk management, control and government system
Sistem pengendalian yang dibangun dalam suatu organisasi mempunyai
5fungsi yaitu :
1. Preventiveyaitu pengendalian untuk mencegah kesalahan-kesalahan baik itu
berupa kekeliruan ataupun ketidakberesan yang sering terjadi dalam operasi
suatu kegiatan.
2.
Detectiveyaitu untuk mendeteksi kesalahan, kekeliruan dan penyimpangan
yang terjadi.
3. Corrective yaitu untuk memperbaiki kelemahan, kesalahan dan
penyimpangan yang terdeteksi4. Directive yaitu untuk mengarahkan agar pelaksanaan dilakukan dengan
tepat dan benar.
5. Compensative yaitu untuk menetralisasi kelemahan pada aspek kontrol yang
lain.
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
19/52
19
Keberhasilan suatu audit sangat tergantung pada pemahaman auditor
secara mendalam terhadap sistem pengendalian intern / pengendalian
manajemen dan operasi perusahaan.
2.6 Peran Audit internal Dalam Mendukung Good Corporate
Governance
Pengawasan memegang peranan penting dalam GCG sebagai bagian
conformance roles (pertanggungjawaban mengenai kegiatan yang telah
dilakukan dan hasil-hasilnya, pemantauan serta pengawasan) yang ditugaskan
kepada komisaris maupun tugas direksi yang memegang fungsi kontrol dalam
manajemen perusahaan.
Kebijakan dan strategi yang telah digariskan dan dijabarkan dalam
rencana-rencana, perlu diawasi dan dimonitor pelaksanaannya agar tetap sejalan
dengan apa yang telah ditentukan. Dalam kaitan ini, peran auditor dan hasil-
hasil pengawasannya sangat penting artinya bagi komisaris maupun direksi /
manajemen perusahaan.
Menurut Sawyer audit internal adalah sebuah penilaian objektif yang
sistematis oleh auditor internal terhadap berbagai operasi dan pengendalian di
dalam organisasi, untuk menentukan apakah :
1. Informasi keuangan dan operasi akurat serta handal,
2. Risiko perusahaan diidentifikasi dan diminimalisir,
3. Peraturan perundangan ekternal serta kebijakan dan prosedur internal yang
baik telah diikuti,
4. Kriteria operasi yang baik telah dipenuhi,
5. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis sertamembantu
anggota organisasi dalammelaksanakan tanggungjawabnya secara efektif .
Difinisi audit internal menurut Sawyer sangat sesuai dan membantu dalam
proses penerapan GCG yang tentunya tetap membutuhkan dukungan dari
manajemen puncak.Peran auditor antara lain melakukan audit keuangan, audit operasional
dan audit investigasi yang sasaran dan luas cakupannya tergantung dari
kebijakan audit dan dijabarkan di dalam program kerja pemeriksa. Audit
keuangan dengan opini akuntan yang didasarkan pada Standar Akuntansi
Keuangan (SAK), wajib dilakukan untuk setiap tahun buku sebagai bahan
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
20/52
20
pertanggungjawaban kepada dan pengesahan RUPS. Audit operasional
diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil-hasil kegiatan telah sesuai dengan
tujuannya. Sedangkan audit investigasi dilakukan jika diperoleh indikasi adanya
penyimpangan yang memerlukan perhatian khusus karena pengaruhnya yang
besar terhadap perusahaan.
Selain peranan di atas fokus kerja audit internal telah diperluas dari
mendeteksi efektivitas sistem pengendalian intern, sekaligus memberi solusi
bagi penyempurnaan sistem pengendalian intern tersebut. Manajemen juga
beralih pada fungsi audit internal untuk membantu memastikan bahwa proses
manajemen risiko, lingkup pengendalian secara keseluruhan dan efektivitas
kinerja dari proses usaha telah konsisten dengan ekspektasi manajemen.
Audit internal juga dituntut mampu berperan sebagai strategic business
partnerdengan komite audit sehingga dapat mendukung aktivitas komite audit
secara lebih efektif. Mekanisme hubungan kerja antara komite audit dan audit
internal:
Mereview dan menyetujuiAudit internalCharter.
Menilai dan memberikan rekomendasi (dapat juga menyetujui)
pengangkatan dan pemberhentian pimpinan audit internal.
Mereview dan menyetujui rencana kerja dan anggaran sebelum diajukan dan
disetujui direktur utama.
Mereview dan memberikan saran perbaikan atas hasil kerja audit internal.Meminta Audit internal untuk melakukan special audit.
Meminta dilakukannya proses quality assurance.
Manjalin komunikasi dengan external auditor bersama-sama dengan auditor
internal.
Melaporkan hasilnya kepada komisaris secara periodik.
Untuk dapat menjadi strategic business partnerbaik kepada manajemen
dan komite audit untuk menciptakan good corporate governance dalam
perusahaan, audit internal mempunyai kewajiban:
1. Wajib mempelajari ketrampilan atau teknis audit yang baru, mengelola staff
audit yang lebih besar dan semakin tersebar.
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
21/52
21
2. Secara berkala mengkaji ulang program audit yang ada untuk memastikan
bahwa sumber daya yang ada difokuskan ke area-area yang berisiko tinggi,
khususnya dengan adanya perkembangan usaha dan perubahan proses.
3. Auditor tetap melakukan pengujian secukupnya atas area berisiko rendah,
khususnya yang memiliki kemungkinan terjadi (likehood) tinggi, tetapi
dampaknya rendah.
4. Turut dalam memberikan assurancebahwa sebelum perusahaan membuka
usaha baru berisiko tinggi diharapkan semua kebijakan, prosedur dan sistem
pengendalian telah tersedia.
5. Turut memastikan bahwa proses risk assessment dan kontrol yang ada,
termasuk firewall dan progam mitigasi risiko telah memadai, dinamis dan
tersedia sebelum perusahaan memulai aktivitas baru.
6. Audit internal harus sangat peka dalam hal mengidentifikasi risiko karena
adanya perubahan produk baru yang diluncurkan ke pasar.
7. Audit internal wajib mewaspadai dan secara berkala mengevaluasi adanya
gapatau benturan kepentingan dalam kerangka kerja pengendalian.
8. Audit internalwajib memiliki quality assuranceyang efektif, secara internal
maupun eksternal untuk melaksanakan evaluasi pelaksanaan audit apakah
telah sesuai dengan standar pelaksanaan fungsi audit yang berlaku secara
lokal maupun internasional.
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
22/52
22
BAB III
PERAN SPIDALAM MENDUKUNG PENERAPAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE DI PT INDOFARMATbk
3.6 Gambaran Umum PTIndofarmaTbk
A. Sejarah singkat PT Indofarma Tbk
Cikal bakal PT Indofarma dimulai pada saat didirikannya yaitu pada
tahun 1918, dimulai dari pabrik kecil dengan fasilitas terbatas yang hanya
memproduksi beberapa jenis salep dan kasa pembalut, untuk memenuhi
kebutuhan Rumah Sakit Pusat Pemerintah Belanda yang sekarang di kenal
dengan RSCM. Seiring dengan bertambahnya fasilitas produksi untuk tablet dan
injeksi, pabrik kecil ini mulai dikenal dengan nama Pabrik Obat Manggarai.
Selama perang dunia ke dua, Takeda Jepang memegang kendali manajemen
pabrik. Berikut kejadian penting bagi perkembangan menuju PT Indofarma
Tbk :
Pada tahun 1950, status kepemilikan diambil alih oleh Pemerintah Indonesia
dan hak pengelolaan diberikan kepada Departemen KesehatanRI.
Pada tahun 1979 status berubah menjadi Pusat Produksi Farmasi
Departemen Kesehatan RI.
Pada tahun 1981, statusnya berubah menjadi Perusahaan Umum Indonesia
Farma (Perum Indofarma).
Tahun 1988 1991, pembangunan pabrik modern berkapasitas besar yang
memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) di atas
lahan seluas hampir 20 hektar di Kawasan Cibitung.
Pada tahun 1996 status badan hukum Indofarma berubah menjadi Perseroan
Terbatas (Persero) dan juga telah membangun jaringan distribusi dalam
bentuk cabang di kota-kota utama.
Pada tahun 2000, Indofarma melakukan spin off terhadap cabang-cabang
distribusi untuk membentuk anak perusahaan PT Indofarma Global Medika(IGM) yang bergerak di bidang industri farmasi serta alat kesehatan dan
sampai saat ini telah memiliki 31kantor cabang di seluruh Indonesia.
Pada tahun 2001 perusahaan berubah status menjadi PT Indofarma Tbk
dengan melepas sekitar 20 % saham kepada publik dan mendaftarkan saham
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
23/52
23
perseroan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya yang saat ini
menjadi Bursa Efek Indonesia.
B. Visi, misi dan nilai inti PT Indofarma Tbk
PT Indofarma Tbk memiliki visi dan misi yang berkembang dinamis
sertadisesuaikan dengan kebijakan pemerintah, kondisi sosial, budaya, ekonomi
secaraglobal. Adapun misi, visi dan nilai inti perusahaan sebagai berikut :
Visi perusahaan :
Menjadi perusahaan yang berperan secara signifikan pada perbaikan kualitas
hidup manusia dengan memberi solusi terhadap masalah kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat.
Misi perusahaan :
Menyediakan produk dan layanan berkualitas dengan harga terjangkau
untuk masyarakat.
Melakukan penelitian dan pengembangan produk yang inovatif dengan
prioritas untuk mengobati penderita penyakit.
Mengembangkan kompetensi SDM sehingga memiliki kepedulian,
profesional dan kewirausahaan yang tinggi.
Nilai inti PT Indofarma Tbk :
Untuk mewujudkan visi dan misi perseroan, insan Indofarma memiliki
nilai-nilai inti yang telah disepakati bersama dan dianut serta mencerminkan
budaya korporat, dalam hal ini adalah budaya PT. Indofarma (Persero) Tbk.
Nilai-nilai inti ini membentuk filosofi bisnis dan budaya kerja Compassionate,
Profesional, Entrepreneurship, .
Berikut penjabaran nilai inti PT Indofarma Tbk :
Compassionatediaplikasikan dalam hal :
Respect for people yaitu mengakui kemampuan untuk berprestasi.
Menghargai nilai-nilai integritas, pengetahuan, inovasi, ketrampilan,
keragaman serta kerjasama tim antar karyawan. Memperhatikan danmenganalisa sebelum bertindak, secara aktif mencari dan menghargai
kelebihan orang lain, menyediakan peluang untuk tumbuh dan berkembang
serta membantu karyawan yang berada dalam kesulitan.
Cooperativeyaitu memahami bahwa keberhasilan perusahaan tercipta dari
kerjasama, selalu berkomunikasi dan berbagi pengetahuan serta membangun
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
24/52
24
semangat dan budaya tim. Mengabaikan kepentingan dan batasan pribadi
atau departemen demi memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih baik.
Fairness yaitu memutuskan dan bertindak berdasarkan kepentingan yang
lebih luas dan visi perusahaan. Menyediakan kesempatan yang sama bagi
karyawan dan memberikan penghargaan berdasarkan nilai/kontribusi yang
diberikan kepada perusahaan.
Profesionaldiaplikasikan dalam hal :
Integrity yaitu menetapkan nilai etika dan standar profesional yang tinggi
dalam rangka menciptakan proses dan menghasilkan produk dengan kualitas
terbaik
Commitment yaitu menetapkan secara jelas atas tujuan, tekad, sasaran,
rencana dan lainnya kepada seluruh karyawan ditujukan untuk kepentingan
konsumen. Bertanggungjawab atas kesuksesan dan kegagalan dan
senantiasa memperbaiki kesalahan tanpa saling menyalahkan dan mencari-
mencari alasan.
Strive for excellence yaitu mengusahakan perbaikan kinerja dan
perkembangan perusahaan yang terus menerus dan meningkatkan
kompetensi karyawan dalam bidangnya. Menciptakan dan mengembangkan
nilai tambah dalam semua kegiatan. Mengukur hasil secara cermat dan
memastikan tercapainya tujuan jangka panjang dengan selalu berpedoman
pada nilai-nilai perusahaan.
Entrepreneurialdiaplikasikan dalam hal :
Visionary yaitu menjadi pemimpin yang visioner serta mengantisipasi
adanya perubahan dan hal-hal baru. Menetapkan tujuan yang menantang
serta mempunyai keyakinan dan keberanian dalam bertindak meskipun
dalam situasi ketidakpastian. Memotivasi melalui keteladanan dan
mendorong yang lain untuk berani mengambil inisiatif.
Innovation yaitu inovasi sangat diperlukan untuk mewujudkan visi,
mempertahankan pertumbuhan dan profitabilitas Indofarma. Oleh sebab itukita menciptakan dan menerapkan proses-proses baru yang efektif,
kemitraan dan selalu berorientasi pada solusi yang inovatif. Menerima ide
atas dasar prinsip keterbukaan.
Customer focusyaitu berorientasi terhadap kesejateraan konsumen melalui
komitmen untuk mengidentifikasi, memahami dan melayani kebutuhan
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
25/52
25
konsumen dengan menyediakan produk dan layanan yang inovatif,
berkualitas dan harga terjangkau.
3.2 Kebijakan Umum Pengendalian Internal dan Audit Internal PT
Indofarma Tbk
Pengendalian internal meliputi lima komponen yaitu lingkungan
pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, pemrosesan informasi
dan komunikasi serta pemantauan.
Kegiatan audit internal adalah bagian dari fungsi pengendalian internal
yang mengidentifikasi dan mengukur secara objektif dan independen mengenai
keselarasan antara pelaksanaan aktivitas dengan rencana, kebijakan, berbagai
peraturan dan ketentuan, sistem pencatatan dan pelaporan, serta sistem
pembinaan sumber daya manusia yang telah ditetapkan. Satuan Pengawasan
Intern (SPI) adalah unit organisasi di PT Indofarma Tbk yang melaksanakan
fungsi audit internal dimaksud.
Kebijakan umum pengendalian internal adalah :
a. Pimpinan setiap unit kerja bertanggungjawab untuk menciptakan dan
memelihara kinerja pengendalian internal di dalam lingkungan kerjanya
masing-masing.
b. Pimpinan beserta seluruh tingkatan manajemen perseroan sepenuhnya
mendukung berfungsinya pengendalian internal dan audit internal dengan
baik dalam rangka penegakan good corporate governance.
Sedangkan kebijakan pengendalian internal secara khusus yang perlu
ditekankan dan direkomendasikan oleh Dewan Komisaris PT Indofarma Tbk
kepada Dewan Direksi PT Indofarma Tbk seperti tertuang dalam Rencana Kerja
dan Anggaran Perusahaan (RKAP)tahun 2009 adalah sebagai berikut :
1. Anggaran pendapatan perusahaan merupakan target minimal yang
semaksimal mungkin harus dapat dicapai oleh perusahan, sedangkan
anggaran biaya merupakan jumlah maksimal dan harus dapat ditekanseminimal mungkin.
2. Direksi agar mengupayakan peningkatan kinerja perusahaan serta
memprioritaskan pencapaian net profit dibandingkan peningkatan omset,
untuk itu Direksi agar melakukan lengkah-langkah :
a. Menekan jumlah piutang
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
26/52
26
b. Mengupayakan percepatan penagihan piutang
c. Mempercepat penjualan aset-aset hasil konversi piutang dan
tidak produktif, agar tidak membebani perusahaan.
3. Mengingat beban bunga bank yang cukup tinggi, Direksi diminta
mengupayakan pengurangan beban bunga, dengan mencari alternative
sumber pendanaan yang murah.
4. Sehubungan dengan krisis keuangan global, Direksi diminta mengelola
keuangan perusahaan dengan penuh kehatia-hatian.
5. Dalam melaksanakan investasi, Direksi diminta agar lebih selektif dengan
tetap memperhatikan skala prioritas, aspek keenomian dan kewajaran harga
serta koordinasikan antar unit kerja, sehingga pelaksanaan belanja modal
dapat efektif menunjang operasional perusahaan. Disamping itu, apabila ada
rencana investasi yang dilakukan melalui kerjasama dengan pihak ketiga,
meskipun telah dimasukan ke dalam RKAP, dalam pelaksanaannya agar
mengacu kepada prosedur dan ketentuan yang berlaku
3.3 Kedudukan Satuan Pengawasan Intern PT Indofarma Tbk.
Satuan Pengawasan Intern (SPI) PT Indofarma Tbk bertanggung jawab
kepada Direktur Utama, hal ini membuat kedudukan dan peran SPI di struktur
organisasi kuat karena dari segi akses audit lingkupnya lebih luas, lebih
independen dan lebih objektif.
Untuk menjaga indepedensi dan objektif peran SPI, pengangkatan dan
pemberhentian Manajer SPI PT Indofarma Tbk dilakukan berdasarkan
rekomendasi dari Komisaris (Komite Audit) PT Indofarma Tbk.
Personil SPI saat ini berjumlah 8 orang yang terdiri dari 1 orang manajer,
1 orang assisten manajer, 5 orang supervisor dan 1 orang administrasi dan baru
2 orang yang saat ini telah mempunyai sertifikasi audit yaitu CFE (Manajer SPI)
dan QIA (Assisten Manajer) sementara yang lain road to QIA. Para Auditor diSPI PT Indofarma Tbk memiliki latar belakang pendidikan yang relatif
bervariasi seperti Akuntansi, Ekonomi Manajemen, Farmasi, Kimia dan Teknik
Industri hal tersebut diharapkan nanti akan mampu memberikan rekomendasi
yang bernilai tambah dan dapat berfungsi konsultantif dan katalis.
Struktur organisasi tersebut dapat terlihat pada bagan berikut :
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
27/52
27
3.4
Visi Dan Misi SPI PT Indofarma Tbk.
Visi SPI PT Indofarma Tbk adalah :
Menjadi unit jasa yang profesional, independen dan objektif membantu
manajemenPT Indofarma Tbk menjadi perusahaan farmasi yang berdaya saing
tinggi dengan terciptanya good coorporate governance.
Misi SPI PT Indofarma Tbk adalah :
a. Mengamankan misi perusahaan dengan berperan sebagai unit jasa (servicing
unit) yang efisien dan efektif dalam membantu manajemen sehingga
pelaksanaan aktivitas pada setiap tingkatan manajemen senantiasa selaras
dengan misi, tujuan dan strategi yang telah ditetapkan Direktur Utama
Perseroan serta memperhatikan prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi
dan obyektifitas.
b. Memberi nilai tambah kepada perusahaan dengan berperan sebagai mitra
strategis bagi manajemen melalui aktivitas konsultasi dan assurance
obyektif indepeden.
Misi SPI tersebut didasari oleh kesadaran bahwa para stakeholder
Perseroan, yakni pemerintah dan pemegang saham, serta masyarakat umum,
kreditur dan calon mitra strategis akan menilai Perseroan, tidak saja dari hasil
yang dicapai namun juga terhadap proses pencapaian hasil tersebut.
3.5
Peran SPI PT Indofarma Tbk.
Seiring dengantantangan industri farmasi yang meningkat dimana bahan
baku yang sebagian besar masih impor, perubahan teknologi yang cepat, harga
Dewan Komisaris
Komite Audit
Direktur Utama
Direktur produksi Direktur Pemasaran
dan Umum
Direktur Keuangan
dan SDM
SPISekretaris
Perusahaan
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
28/52
28
obat khususnya generik yang semakin turun, peraturan semakin ketat dan
persaingan pasar bebas dunia, auditor internal yang berada di bawahorganisasi
SPI PT Indofarma Tbk dibutuhkan dan diharapkan oleh stakeholders sebagai
mitra bisnis strategis. Hal tersebut juga telah tertuang dalam visi dan misi di
CharterSPI, adapun harapan tersebut adalah :
a.
Memberikan nilai tambah dan manfaat terhadap bisnis perusahaan dengan
menjalankan fungsi menyampaikan rekomendasi tindakan perbaikan
(corrective action) kepada Direktur Utama PT Indofarma Tbk dalam rangka
menyelaraskan aktivitas manajemen dengan misi dan tujuan Perseroan.
b. Membantu meningkatkan efektivitas internal control serta praktik
manajemen risiko dan GCG dengan menjalankan fungsi mengevaluasi
keefektifan pelaksanaan kebijakan Direktur Utama PT Indofarma Tbk pada
seluruh tingkatan manajemen.
c. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasi dengan menjalankan fungsi
assurancedan konsultatif guna menyelaraskan aktivitas manajemen dengan
misi dan tujuan perseroaan.
Untuk tahun 2009 ini SPI telah menyusun program kerja audit yang
dikenal dengan PKPT (Program Kerja Pemeriksaan Tahunan ) yang telah
disetujui Direktur Utama sebelum tahun audit berjalan. PKPT tersebut terdiri
dari audit rutin direncanakan 16 bidang / cabang juga telah mengalokasikan
waktudan tenaga untuk audit khusus yang biasanya permintaan dari direksi dan
komisaris (komite audit), area pelaksanaan audit ada di induk maupun di anak
perusahaantermasuk cabang-cabang. Selain itu juga direncanakan menjadi tim
pendamping ( counterpart ) eksternal auditor seperti dari Kantor Akuntan
Publik dan Auditor Pemerintah (BPKP dan BPK), adapun tugasnya untuk
menfasilitasi antara auditee dengan auditor.
Adapun objek audit dalam PKPT 2009 untuk PT Indofarma Tbk (induk
perusahaan) sebanyak 5 bidang yaitu Bidang Produksi II, Bidang Teknik
Pemeliharaan, Bidang Akuntansi, Bidang Pengadaan dan Bidang Office Support.Serta untuk PT IGM (anak perusahaan) sebanyak 11 cabang yaitu cabang
Jakarta I, Jakarta II, Surabaya ( kantor cabang kelas I ), Purwokerto, Bogor
( kantor cabang kelas II), Batam, Mataram, Denpasar, Bengkulu, Jambi, dan
Bekasi ( kantor cabang kelas III).
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
29/52
29
Penentuan PKPT belum berdasarkan Risk Based Audit tapi masih
pendekatan konvensional yaitu untuk PT Indofarma Tbk (induk perusahaan)
yang memiliki 3 direktorat dan 21 bidang/departemen hanya melihat bidang
atau departemen saja yaitu berdasarkan historis audit kecuali Bidang Pengadaan
dan Bidang Keuangan yang menjadi prioritas untuk di audit setiap tahunnya.
Sementara untuk audit PT IGM (anak perusahaan) yang memiliki 7 kantor
cabang kelas I menjadi prioritas untuk setiap tahun di audit sedangkan untuk 9
kantor cabang kelas II dan untuk 14 kantor cabang kelas III kemungkinan akan
di audit 2 sampai 3 tahun sekali karena dipengaruhinya besarnya kegiatan
operasional dan omset penjualan.
Sepanjang tahun 2009 ini direncanakan minimal satu kali pelatihan bagi
auditor dalam rangka meningkatkan keahlian dan kemampuan auditor tapi tidak
menutup kemungkinan beberapa staf SPI PT Indofarma Tbk diikutkan seminar/
workshop tentang audit serta kegiatan penunjang audit lain antara lain sebagai
counterpart (pendamping) kantor akuntan publik dan Komite Audit PT
Indofarma Tbk, anggota Tim Stok Opname Persediaan per semester dan
anggota Tim Inventarisasi Aktiva Tetap PT Indofarma Tbk.
Selain kegiatan audit di lapangan juga dilaksanakan monitoring tindak
lanjut atas temuan-temuan audit tahun sebelumnya dimana kegiatan tersebut
dimaksudkan untuk memastikan bahwa rekomendasi yang diberikan oleh SPI
telah dilaksanakan dan atau dapat dijalankan oleh auditee sehingga jika ada
audit berikutnya temuan tersebut diharapkan tidak terulang.
Monitoring tindaklanjut pada tahun audit berjalan di kantor cabang PT
IGM (anak perusahaan) dilaksanakan dengan media surat dimana auditee
menyampaikan apa yang telah ditindaklanjuti dengan melampirkan dokumen
atau bukti lain yang relevan mengingat keterbatasan dana dan waktu tapi tidak
menutup kemungkinan dengan datang langsung ke kantor cabang. Sedangkan di
PT Indofarma Tbk, monitoring tindaklanjut dilaksanakan melalui surat dengan
bukti dokumen pendukung juga datang langsung ke lapangan untuk prosesverifikasi.
Untuk teknik audit berbatuan komputer, sejak tahun 2005 SPI sudah
dilengkapi dengan software audit IDEA. Pengunaan software audit ini belum
optimal karena minimnya pelatihan / tutorial dari konsultan mengingat 4 orang
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
30/52
30
auditor direkrut dari internal perusahaan dan relatif baru bergabung 2 tahun
kurang.
Dalam pelaksanaan audit di lapangan dan menjamin mutu, auditor SPI
PT Indofarma Tbk sudah dibekali dengan audit program berupa manual audit
yang disusun dan disesuaikan dengan bisnis proses objek audit. Dari kegiatan
tersebut dan keterbatasan auditor (segi jumlah, keahlian serta pengetahuan ) di
atas diharapkan peranan SPI dapat memenuhi kebutuhan stakeholders sebagai
mitra bisnis strategis. Peran itu dengan memberikan rekomendasi yang bernilai
tambah dan dengan menempatkan diri tidak hanya sebagai watch dog( detective
dan corective control) tapi dapat berperan sebagai konsultan yang melakukan
preventive controldi dalam audit aktivitas operasional juga sebagai katalisator
yang melakukan directive controldalam pencapaian tujuan perusahaan secara
keseluruhan.
3.6
Tugas Dan Tanggung Jawab SPI PT Indofarma Tbk.
Dalam menjalankan peranannya sebagai mitra bisnis strategis, perlu
dijabarkan lagi tugas dan tanggung jawab SPI secara lebih konkrit seperti telah
tertuang dalam Charter SPI yang ditandatangani oleh Ketua Komite Audit,
Direktur Utama dan Manajer SPI PT Indofarma Tbk tanggal 26 Februari 2007
dan sebagai program pelaksanaan audit di gunakan PKPT yang telah disetujui
oleh Direktur Utama setiap tahunnya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya serta memberikan jaminan
mutu (Quality Assurance), auditor internal SPI PT Indofarma Tbk berusaha
untuk senantiasa mematuhi ketentuan standar dan kode etik profesional audit
intern yang tertuang dalam Standar Profesional Audit Internal (SPAI) serta
manual audit PT Indofarma Tbk
Adapun tugas dan tanggungjawab tersebut sebagai berikut :
a. Menyusun strategi dan rencana kerja audit serta rencana pengembangan
kemampuan dan ketrampilan auditor berdasarkan hasil analisis risiko (riskbased audit) yang dihadapi manajemen dalam pencapaian misi, visi, strategi
perseroan dan strategi bisnis.
b. Mempersiapkan dan melaksanakan audit ketaatan (compliance audit)
terhadap berbagai ketentuan dan peraturan termasuk anggaran.
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
31/52
31
c. Mempersiapkan dan melaksanakan audit keuangan (financial audit) atas
pos-pos tertentu untuk mendukung audit laporan keuangan oleh auditor
eksternal.
d. Mempersiapkan dan melaksanakan audit operasional (management audit)
untuk mengukur tingkat efisiensi, keefektifan (operational and cost
effectiveness), pelaksanaan kegiatan manajemen dalam mencapai misi,
tujuan dan strategi yang telah ditetapkan serta tingkat operational exellency
yang diharapkan.
e.
Mempersiapkan dan melaksanakan audit terhadap sistem informasi
manajemen (IS audit) di lingkungan perseroan.
f. Mempersiapkan dan melaksanakan audit khusus (investigative audit),
terutama atas instruksi Direktur Utama dan atau Komisaris Perseroan, dan
permintaan manajemen atas persetujuan Direktur Utama Perseroan.
g. Mempersiapkan dan melaksanakan audit pasif (desk audit) terhadap laporan
aktivitas manajemen.
h. Melakukan pemantauan dan pengecekan atas pelaksanaan tindak lanjut
( corrective action) atas hasil audit internal maupun eksternal.
i. Memberikan bantuan berupa masukan dalam penyempurnaan sistem,
prosedur, anggaran dan kebijakan yang diperlukan bagi tercapainya tujuan
perusahaan.
j. Melakukan dan memberikan kontribusi untuk peningkatan pengendalian
yang efektif dengan melakukan review dan evaluasi terhadap pengendalian
internal pada semua unit kegiatan di lingkungan perseroan.
k. Melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi pada peningkatan proses
governance.
l.
Menilai dan membuat rekomendasi untuk peningkatan proses governance.
m. Mengevaluasi kecukupan dari indikator pengukuran kinerja yang digunakan.
n. Menyusun dan menyempurnakan standar kerja audit intern dan panduan
audit intern perseroan.o. Melakukan koordinasi kegiatan SPI dengan kegiatan unit-unit manajemen
lain di lingkungan perseroan.
p. Menyampaikan laporan hasil audit, rekomendasi perbaikan dan tindaklanjut
yang telah, sedang dan atau belum dilaksanakan manajemen kepada direktur
utama dengan tembusan kepada komisaris (komite audit).
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
32/52
32
q. Menyampaikan laporan kemajuan pelaksanaan tugas dan fungsi audit
kepada direktur utama, berkoordinasi dengan pihak eksternal berdasarkan
penugasan dari direktur utama dalam kaitan dengan tugas pengawasan dan
menyelenggarakan administrasi (back office) untuk mendukung tertib
administrasi dan pelaporan hasil audit SPI.
Namun pelaksanaan atas tugas dan tanggungjawab yang diemban SPI
tersebut belum optimal disebabkan antara lain keterbatasan SDM SPI (kualitas
dan kuantitas), kurang sosialisasi aktif atas peran SPI ke seluruh level
manajemen dan kurang monitoring aktif direktur utama.
3.7
Wewenang SPI
Agar tugas dan tanggungjawab yang diemban oleh SPI PT Indofarma
Tbk dapat berjalan dengan optimal, berikut wewenang yang dijalankan :
a. Menentukan strategi, ruang lingkup, metode dan frekeunsi audit internal
secara independen dan menyusun anggaran, kerangka acuan kerja (term
of reference) dan menyeleksi bantuan tenaga audit (outsourching) serta
mereviewkertas kerja dan laporan hasil audit dari bantuan tenaga audit.
b. Memiliki akses yang tak terbatas atas seluruh informasi perusahaan dan
atau melakukan peninjauan fisik atas seluruh aset milik perseroan.
c. Memperoleh penjelasan dari semua level manajemen berkenan dengan
pelaksanaan tugas SPI.
d. Menyampaikan laporan hasil audit termasuk hambatan dan tindak lanjut
yang telah, sedang dan atau belum dilakukan manajemen kepada
direktur utama dan komisaris (komite audit).
e. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan SDM SPI.
3.8 Pelaporan SPI
SPI berkewajiban menyusun dan menyampaikan laporan sebagai berikut :
a. Laporan kegiatan yang meliputi rencana kerja tahunan, iktisar kemajuan
hasil audit, hasil review, pelaksanaan outsourching, pengembangan keahlian
dan ketrampilan audit, dan tugas-tugas lain per triwulan yang disampaikankepada direktur utama selambat-lambatnya satu bulan periode pelaporan.
b. LHAuntuk setiap jenis penugasan audit yang disampaikan kepada direktur
utama selambat-lambatnya dua minggu setelah tanggal akhir pelaksanaan
audit dengan tembusan kepada direktur unit manajemen terkait.
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
33/52
33
c. Laporan hasil review yang disampaikan kepada manajer bagian terkait
berkenan dengan hasil review sistem pengendalian internal yang
memerlukan perhatian serta perbaikan sistem dan prosedur pengendalian
internal. Laporan ini dapat disampaikan secara terpisah atau menjadi bagian
dari laporan hasil audit.
d.
Laporan tentang informasi penting lainnya dari temuan hasil audit yang
bersifat urgent dan secara signifikan dapat berpengaruh negatif terhadap
pencapaian misi, tujuan dan strategi perseroan yang memerlukan perhatian
khusus dari direktur utama dan tindakan perbaikan segera dari manajemen.
e. Laporan kegiatan lain yang terkait dengan fungsi dan tugas SPI, antara lain
namun tidak terbatas pada laporan kegiatan yang mewakili manajemen
perseroan seperti kegiatan untuk memantau, menjawab dan mendampingi
auditor eksternal (KAP, BPKP dan BPK), pemeriksa pajak, departemen
keuangan dan lain-lain berdasarkan penugasan dari direktur utama.
Setiap laporan yang dikeluarkan oleh SPI PT Indofarma Tbk telah diringkas dan
ditembuskan kepada Komisaris PT Indofarma Tbk melalui komite audit.
3.9 Hubungan SPI Dengan Mitra Strategis
Dalam menjalankan tugas dan kewajibanya SPI tidak terlepas dari
auditan, auditor eksternal, komite audit dan dengan anak perusahaan (PT IGM)
untuk melakukan komunikasi dan koordinasi sebagai mitra strategis. Adapun
bentuk hubungan tersebut sebagai berikut :
a. Hubungan dengan auditee
SPI melakukan komunikasi dengan pihak yang bertanggungjawab terhadap
aktivitas atau unit kerja yang diaudit untuk membahas tujuan dan ruang
lingkup audit dan membahas serta mengklarifikasi temuan dan usulan
rekomendasi yang diajukan.
b. Hubungan dengan eksternalauditor
SPI berkordinasi dengan eksternal auditor ( KAP, BPK / BPKP ) dalamkaitannya dengan tugas-tugas pengawasan di Perseroan. Koordinasi audit
harus direncanakan dan didefinisikan sebagai bagian dari lingkup usulan
(proposal) audit, sehingga seluruh pekerjaan audit saling mendukung dan
tersaji komprehensif dengan biaya yang efektif. SPI berperan juga dalam
mendampingi eskternal auditor pada saat audit ke beberapa kantor cabang.
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
34/52
34
Adapun fungsi pendamping tersebut antara lain untuk memperkenalkan
auditor dengan auditeee, menunjukan arah kemana yang auditor ingin pergi,
membantu komunikasi jawaban atas pertanyaan auditor yang kurang
dimengerti oleh auditee, mempercepat proses pengumpulan data / fakta dan
untuk membantu memahami proses-proses atas istilah istilah di lapangan.
Oleh karena fungsi pendampingan itu diharapkan pendamping SPI memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1. Memiliki kemampuan analitis mengenai fakta dan obyektif.
2.
Memiliki kemampuan inter personel yang baik.
3. Mengenal bisnis proses atas area yang akan diaudit /diverifikasi.
c. Hubungan dengan komite audit
SPI berkoordinasi dengan Komite Audit PT Indofarma dengan cara :
1. Menyampaikanrencana audit tahunan ( PKPT ).
2. Menyampaikan tembusan laporan tentang kecukupan pengendalian
internal.
3. Membahas current issue yang berkembang, trend dan praktik-praktik
dalam audit internal.
4. Menyampaikan tembusan laporan mengenai dugaan kecurangan dan
memberikan informasi tentang status kasus yang sedang diinvestigasi.
5. Melakukan rapat koordinasi dengan manajer SPI sekurang-kurangnya1
(satu) kali dalam sebulan.
Berdasarkan rapat rutin bulanan dewan direksi dan dewan komisaris, jika
terdapat permasalahan yang dianggap penting dan untuk mengetahui lebih
lanjut penyebab masalahnya, dewan komisaris memerintahkan komite audit
untuk melakukan audit. Kemudian komite audit meminta SPI melalui
direktur utama untuk melakukan pemeriksaan khusus. Dalam proses audit
khusus berlangsung, komite audit melakukan koordinasi dan monitoring
atas pelaksanaan audit. Setelah pemeriksaan selesai, Manager SPI
melaporkan ke direktur utama dengan tembusan ke komite audit.d. Hubungan dengan anak perusahaan
Pada prinsipnya, hubungan SPI dengan anak perusahaan adalah sebagai
tenaga ahli komisaris anak perusahaan (PT Indofarma Global Medika), atas
persetujuan Direktur Utama PT Indofarma Tbk dalam hal sebagai berikut :
1. Melakukan pembinaan terhadap SPI anak perusahaan
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
35/52
35
2. Melakukan audit terhadap anak perusahaan.
Untuk beberapa kasus, SPI PT Indofarma Tbk (induk perusahaan)
melakukan audit bersama(co audit)dengan SPI PT IGM (anak perusahaan).
Hal tersebut bermanfaat untuk mempermudah koordinasi dan untuk
mempercepat pemahaman bisnis proses unit/kegiatan yang akan diaudit
namun untuk pelaporan tetap tanggungjawab Manajer / Tim SPI.
3.10 Jaminan Mutu ( Quality Assurance)
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, SPI mengacu pada Manual Audit
PT Indofarma Tbk dan Standar Profesional Audit Internal (SPAI). Penyusunan
manual audit tersebut telah disesuaikan dengan bisnis proses yang ada dan jika
terjadi perubahan bisnis proses dapat segera diadaptasi dan dibuatkan manual /
program audit baru.
3.11
Rencana Kerja Jangka Pendek
Dewan Direksi PT Indofarma Tbk mengusulkanRencana Kerja Jangka
Pendek (RKJP) atau Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang
disahkan oleh Dewan Komisaris setiap tahunnya, di dalam RKJP atau RKAP
tersebut SPI telah membuat rencana yang sejalan dengan perkembangan kinerja
Perseroan. SPI akan lebih mengoptimalkan kegiatan operasional audit dan
memformulasikan alat deteksi dini terhadap berbagai indikasi yang mengarah
pada potensi terjadinya berbagai penyimpangan(fraud) sebagai berikut :
a. Program Kerja :
1. Melaksanakan audit operasional dan audit khusus jika diperlukan di
lingkungan induk dan anak perusahaan sebanyak 16 bidang / cabang.
2.
Memastikan tindaklanjut temuan dengan melakukan monitoring
(correction action plan).
3. Memastikan administrasi tindaklanjut dengan membuat software
administrasinya.4. Melakukan evaluasi terhadap prosedur operasi perusahaan.
5. Melakukan pendidikan dan pelatihan audit internalberkelanjutan.
6. Memulai penyusunan perencanaan audit tahunan berdasarkan risiko
(risk based audit).
b. Sasaran :
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
36/52
36
1. Mendorong terciptanya efektivitas dan efisiensi operasional disetiap unit
atau fungsi.
2. Dipatuhinya peraturan perundang-undangan intern maupun ekstern oleh
setiap unit maupun seluruh fungsi yang ada di lingkungan perusahaan.
3. Meningkatkan mutu audit internal untuk mendukung hasil audit yang
berkualitas.
4. Memperbaiki pengendalian internal secara berkelanjutan guna
mendukung keandalan laporan keuangan.
3.12
Sosialisasi Peran AuditorInternal/SPI PT Indofarma Tbk
Peran Auditor Internal atau SPI di PT Indofarma Tbk sebagian besar
sudah dipahami oleh seluruh jajaran di cabang dan departemen. Pada saat ini
bahkan beberapa auditee ada yang meminta untuk dilakukan proses audit,
karena dengan adanya audit mereka mengetahui kekurangan mereka dan ingin
mendapatkan solusi terbaik atas masalah mereka.
Auditor internal juga dijadikan oleh para auditee sebagai perantara ke
pihak manajemen, karena beberapa usulan-usulan yang mereka ajukan ke
direksi kadang tidak dilakukan tindak lanjut sedangkan mereka sangat
berkepentingan. Dengan adanya laporan audit ke manajemen mereka berharap
adanya tanggapan dari manajemen untuk melakukan apa yang mereka inginkan
untuk kelancaran operasi mereka.
Namun demikian SPIPT Indofarma Tbk sampai saat ini belum pernah
melakukan sosialisasi dalam bentuk formal berupa pemaparan dan diskusi di
ruang rapat, kunjungan ke tempat auditeedengan mengundang para auditeeatau
perwakilan seluruh karyawan berbagai jenjang / level manajemen untuk
mengenalkan peran auditor internal.Tapi arah untuk usaha sosialisasisudah ada
antara lain SPI pernah menulis beberapa artikel peranan auditor internal di
media komunikasi intern perusahaan yaitu Majalah OASIS dan website di
www.indofarma.co.id untuk materi CharterSPI.Namum tanpa bisa dihindari sebagian dari level bawah dan yang tidak
terkena proses audit, memang masih banyak yang belum tahu mengenai peran
SPI. Sehingga tidak salah jika sampai saat ini masih berkembang bahwa audit
bersifat mencari kesalahan dan ada beberapa auditee yang resistence terhadap
http://www.indofarma.co.id/7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
37/52
37
proses audit terutama bagi yang mempunyai masalah terhadap operasional
mereka.
Audit internal diminta untuk melakukan proses audit oleh cabang atau
bidang jika ada pergantian karyawan kunci setingkat manajer atau kepala
cabang untuk menempati posisi yang baru. Managemen ingin adanya keyakinan
(assurance) bahwa orang meninggalkan tempat tersebut clear dan tanggung
jawab pejabat baru adalah sejak dia menggantikan posisi tersebut.
3.13 Sosialisasi GCG Di PT Indofarma Tbk
Bagi sebagian karyawan PT Indofarma Good Corporate Governance
(GCG) adalah suatu hal yang baru dan agar dapat diketahui dan difahami secara
lebih mendalam diperlukan sosialisasi. Oleh karena itu, Pada awal tahun 2007
Dewan Direksi membentuk Tim Sosialisasi GCG yang bertugas melakukan
sosialisasi ke seluruh karyawan Indofarma Group. Setelah melakukan proses
sosialisasi beberapa bulan kemudian Tim Sosialisasi melakukan survei dengan
model kuesioner sebanyak 6 pertanyaan yang bertujuan untuk mencari
gambaran terhadap persepsi dan sikap karyawan Indofarma terhadap penerapan
GCG dan code of conduct( kode perilaku).
Dengan menyebar kuesioner ke 600 orang responden dan sebanyak 363
orang responden yang mengembalikan kuesioner atau sebesar 60,5 % diperoleh
hasil sebagai berikut :
Secara total 39,12 % karyawan merasa paham terhadap GCG dan code of
conduct, sedangkan yang merasa tidak paham lebih besar lagi yaitu 60,88 %
dan nilai rata-rata sebesar 0,253 masuk kategori cukup.
Sebesar 88,15 % responden menyatakan penting dan hanya 11,85% yang
menyatakan tidak penting dan nilai rata-rata sebesar 0,97 masuk kategori
kuat.
Sebesar 93,11% responden mendukung penerapan GCG di Indofarma dan
hanya 6,89% yang menyatakan tidak mendukung dan nilai rata-rata sebesar1,044 masuk kategori kuat.
Sebesar 89,81% responden menyatakan penting bagi Indofarma memiliki
Code of Conduct (kode perilaku) yang mengikat seluruh insan Indofarma
dan hanya 10,19 % responden yang menyatakan tidak penting dan nilai rata-
rata sebesar 0,994 masuk kategori kuat.
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
38/52
38
Mayoritas responden sebesar 90,63% menyatakan keinginan untuk
menerapkan Code of Conduct (kode perilaku) dalam kesehariannya, dan
9,37% diantaranya memberikan respon tidak ingin menerapkan dan nilai
rata-rata sebesar 0,928 masuk kategori kuat
Hambatan terbesar yang dirasakan responden adalah kurangnya sosialisasi.
Tetapi hal-hal lain seperti komitmen manajemen, kurangnya keteladanan,
reward and punishment system, dan bahasa yang sulit dicerna juga
dirasakan oleh responden yang lain.
Kesimpulan dari kuesioner tersebut di atas yaitu bahwa karyawan
memberikan respon positif terhadap penerapan GCG dan Code of Conduct
(kode perilaku).Mereka menilai hal tersebut adalah penting dan ada dorongan
untuk mendukung atau menerapkan dalam keseharian mereka dan hal tersebut
adalah potensi besar yang dimiliki oleh PT Indofarma Tbk.
Untuk kedepannya yang perlu diperhatikan oleh Tim Sosialisasi GCG
adalah dukungan yang diterima masih belum 100% (belum sepenuhnya
karyawan mendukung) dan tingkat pemahaman masih dalam kategori cukup
serta hambatan-hambatan yang masih dirasakan oleh karyawan harus disikapi
dengan positif dan nyata. Kunci pokok untuk suksesnya penerapan GCG di PT
Indofarma Tbk adalah komitmen bersama seluruh karyawan di segala jenjang.
3.14 Penerapan GCG Di PT Indofarma Tbk
Tata kelola perusahaan yang baik atau lebih dikenal dengan Good
Corporate Governance (GCG) merupakan kaidah, norma ataupun pedoman
korporasi yang digunakan dalam pengelolaan perusahaan yang sehat.
PT Indofarma Tbk bertekad menerapkan GCG di lingkungannya sebaik
mungkin hal tersebut ditandai dengan penandatanganan pernyataan komitmen
oleh Komisaris Utama dan Direktur Utama PT Indofarma Tbk atas nama
seluruh insan Indofarma tanggal 22 Februari 2007 yang menyatakan Insan
Indofarma berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip Good CorporateGovernance (GCG) guna mencapai visi, misi dan tujuan Perseroan sehingga
dapat memaksimalkan nilai Perseroan bagi stakeholdersPerseroan .
PT Indofarma Tbk telah memiliki seluruh perangkat normatif yang
diperlukan untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG yang ditentukan oleh tiga
kontributor utama yaitu SDM, sistem dan lingkungan. Adapun perangkat
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
39/52
39
tersebut yaitu Code of Corporate Governance (mengatur lingkungan) , Code of
Conduct (mengatur SDM),Board Manual, Charter SPI, CharterKomite Audit
dan Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan (mengatur sistem).
Penyusunan perangkat tersebut mengacu pada KEPMEN BUMN No.
KEP-117/M-MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang penerapan GCG pada
BUMN serta memperhatikan ketentuan dan norma yang berlaku seperti
peraturan BAPEPAM, Anggaran Dasar Perseroan PT Indofarma Tbk dan best
practisedi perusahaan yang sudah menerapkan GCG.
Berikut adalah beberapa contoh penerapan GCG di lingkungan PT
Indofarma Tbk yang dapat disampaikan penulis dan mengacu pada KEPMEN
BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 :
a. Pasal 28 tentang keterbukaan informasi ayat 1 dan 2 :
Dalam buku laporan keuangan yang dibuat setiap tahunnya menjelang di
laksanakan RUPS telah diungkapkan antara lain :
1. Informasi penting ( seperti Neraca, Laba Rugi dan LaporanPerubahan
Modal ) sesuai peraturan perundangan yang berlaku secara tepat waktu,
akurat, jelas dan objektif.
2. Tujuan, sasaran usaha dan strategi perusahaan.
3. Status dan hak pemegang saham utama.
4. Penilaian terhadap perusahaan oleh eksternal audit (Laporan Auditor
Independen ).
5. Riwayat hidup anggota Komisaris, Direksi dan Eksekutif kunci PT
Indofarma Tbk beserta gaji dan tunjangannya.
6. Informasi material mengenai karyawan Indofarma Group dan
stakeholders.
7.
Sistem pemberian honararium untuk eksternal auditor.
8. Faktor risiko material yang dapat diantisipasi termasuk penilaian
manajemen atas iklim berusaha dan faktor risiko.
9.
Pelaksanaan pedoman good corporate governance.b. Pasal 17 ayat 1 dan 2 dan pasal 18 tentang Rencana Jangka Panjang dan
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan :
1. Rencana Jangka Panjang (RJP) untuk lima tahun kedepan (2008-2011)
telah disusun dan disahkan Direksi dan Komisaris PT Indofarma Tbk
2. Rencana Jangka Panjang (RJP) yang disusun telah memuat :
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
40/52
40
a. Posisi PT Indofarma Tbk saat ini.
b. Asumsi-asumsi yang dipakai dalam penyusunan rencana.
c. Penetapan sasaran sasaran, strategi, kebijakan dan program kerja
beserta keterkaitan antara unsur-unsur tersebut.
c. Pasal 18 ayat 1 dan 2 tentang Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan :
1.
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2009 yang
merupakan penjabaran tahunan dari RJP telah disusun dan disahkan
Direksi dan Komisaris PT Indofarma Tbk.
2.
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2009 yang
telah disahkan memuat :
a. Rencana kerja yang dirinci atas misi PT Indofarma Tbk, sasaran
usaha, strategi usaha, kebijakan perusahaan dan program
kerja/kegiatan.
b. Anggaran perusahaan yang dirinci atas setiap anggaran program
kegiatan.
c. Proyeksi keuangan PT Indofarma Tbk dan PT IGM.
d. Pasal 11 ayat 1 tentang Rapat Komisaris :
Selama tahun 2007 Dewan Komisaris PT Indofarma Tbk telah
melaksanakan rapat secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam
sebulan. Tercatat Dewan Komisaris PT Indofarma Tbk telah rapat sebanyak
12 kali dan rapat koordinasi dengan Dewan Direksi PT Indofarma Tbk
sebanyak 20 kali, hal tersebut sudah tertuang dalam Laporan Tahunan PT
Indofarma Tbk 2007.
e. Pasal 10 ayat 2 tentang komposisi komisaris :
Anggota Dewan Komisaris PT Indofarma Tbk telah memenuhi komposisi
paling sedikit 20 % berasal dari kalangan diluar BUMN yang bersangkutan
yang bebasdengan ketentuan sebagai berikut :
1. Tidak menjabat sebagai direksi di perusahaan terafiliasi
2.
Tidak bekerja pada Pemerintah termasuk di departemen, lembaga dankemiliteran serta di BUMN yang bersangkutan dalam kurun waktu tiga
tahun terakhir.
3. Tidak mempunyai keterkaitan finansial baik langsung maupun tidak
langsung dengan BUMN yang bersangkutan atau perusahaan yang
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
41/52
41
menyediakan jasa dan produk kepada BUMN yang bersangkutan dan
afiliasinya.
4. Bebas dari kepentingan dan aktivitas bisnis atau hubungan lain yang
dapat menghalangi atau menganggu kemampuan komisaris yang berasal
dari kalangan di luar BUMN yang bersangkutan untuk bertindak atau
berfikir secara bebas dilingkup BUMN.
f. Pasal 16 ayat 2 tentang komposisi Direksi :
Anggota Direksi PT Indofarma Tbk telah memenuhi komposisi paling
sedikit 20 % berasal dari kalangan di luar BUMN yang bersangkutan yang
bebas dari pengaruh anggota komisaris dan anggota direksi lainnya serta
pemegang saham pengendali / pemilik modal.
g. Pasal 21 ayat 1 tentang Rapat Direksi :
Selama tahun 2007 Dewan Direksi PT Indofarma Tbk telah melaksanakan
rapat secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan. Tercatat
Dewan Direksi PT Indofarma Tbk telah rapat sebanyak 43 kali dan rapat
koordinasi dengan Dewan Komisaris PT Indofarma Tbk sebanyak 20 kali,
hal tersebut sudah tertuang dalam Laporan Tahunan PT Indofarma Tbk 2007.
h. Pasal 14 tentang komite-komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris :
1. Sejak September 2006 telah terbentuk Komite Audit PT Indofarma Tbk
yang berjumlah 5 orang, salah satu anggotanya adalah komisaris
independen yang merangkap sebagai ketua komite. Komite audit
bertugas dan bertanggungjawab untuk memberikan pendapat profesional
yang independen kepada Dewan Komisaris PT Indofarma Tbk mengenai
laporan dan atau hal-hal yang memerlukan perhatian dan melaksanakan
tugas-tugas lain yang diberikan. Adapun hasil kegiatan yang telah
dicapai antara lain :
a. Merekomendasikan penunjukan eksternal auditor / Kantor Akuntan
Publik.
b.
Melakukan pertemuan secara berkala dengan eksternal auditortentang masalah audit yang sedang berjalan.
c. Melakukan penelaahan atas laporan keuangan interim.
d. Melakukan pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut atas hasil
pemeriksaan eksternal auditor.
7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
42/52
42
e. Melakukan pertemuan secara berkala dengan SPI tentang masalah
audit yang sedang berjalan dan tindaklanjut audit.
f. Melakukan pemantauan atas penerapan manjemen risiko.
g. Melakukan tugas tugas lain yang diberikan antara lain tugas audit
bersama dengan SPI, penelaahan atas RKAP dan evaluasi pedoman
pengadaan barang dan jasa.
2. Sejak September 2006 telah terbentuk Komite GCG, Remunerasi dan
Nominasi PT Indofarma Tbk yang berjumlah 4 orang, salah satu
anggotanya adalah komisaris utama yang merangkap sebagai ketua
komite. Komite tersebut bertugas sabagai alat bantu komisaris dalam
menjalankan tugasnya. Komite ini mengadakan pertemuan sebulan
sekali yang selalu dihadiri oleh seluruh anggotanya. Adapun hasil
kegiatan yang telah dicapai antara lain :
a. Merevisi dokumen-dokumen GCG,
b. Menelaah penerapan dan sosialisasi GCG,
c. Menelaah tindak lanjut area for Improvementyang ditemukan dalam
assessmentGCG,
d. Merumuskan usulan remunerasi dewan direksi dan dewan komisaris,
e. Menyusun sistem nominasi kandidat direksi perusahaan dan anak
perusahaan.
i. Pasal 24 tentang Sekretaris Perusahaan :
PT Indofarma telah mengangkat seorang sekretaris perusahaan (coorporate
secretary) yang bukan berasal dari direksi sejak PT Indofarma telah menjadi
perusahaan terbuka tahun 2001 dan terdaftar di BEJ dan BES (sekarang
BEI).
Hal tersebut mengacu juga pada peraturan BAPEPAM No. IX.1.4, adapun
fungsinya sebagai penghubung perusahaan dengan para pemegang saham,
lembaga otoritas pasar modal dan keuangan serta pihak-pihak lain yang
berkepentingan seperti media massa (komunikasi korporat), legal dan relasibisnis perusahaan. Sekretaris Perusahaan PT Indofarma Tbk menyampaikan
informasi yang bersifat material kepada otoritas pasar modal Indonesia
secara tepat waktu, akurat, bertanggungjawab serta menjunjung asas
keterbukaan serta sebagai pembina/penanggungjawab media Majalah
OASIS dan web site www.indofarma.co.id.
http://www.indofarma.co.id/7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf
43/52
43
j. Pasal 25 tentang Eksternal Auditor :
Untuk keperluan audit laporan keuangan tahunan, setiap tahun PT
Indofarma Tbk membentuk panitia penyeleksi eksternal auditor (Kantor
Akuntan Publik / KAP) yang anggotanya antara lain terdiri dari manajer
akuntansi, manajer SPI dan komite audit. Hasil seleksi disampaikan ke
dewan komisaris untuk disampaikan dan meminta persetujuan ke
pemegang saham di dalam RUPS Tahunan. Adapun eskternal auditor
yang terpilih untuk audit Laporan Keuangan Tahun Buku 2006 dan
Tahun Buku 2007 adalah KAP HLB dan rekan dengan biaya audit sebesar
Rp 455 juta dan Rp 435,16 juta. External auditor telah disediakan semua
catatan akuntansi dan data penunjang yang diperlukan bahkan telah
diberikanpassword khusus untuk auditor untuk mengakses secara langsung
sistem informasi operasional perusahaan ERP Azectsoft . Hal tersebut
memungkinkan external auditor memberikan pendapatnya tentang
kewajiban, ketaatazasan dan kesesuaian laporan keuangan BUMN
dengan standar akuntansi keuangan Indonesia.
k. Pasal 29 tentang Keselamatan Kerja dan Pelestarian Lingkungan :
Untuk memastikan bahwa aset-aset dan lokasi usaha serta fasilitas
perusahaan lainny
Recommended