View
15
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN
GODEAN KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Ani Galih Pratiwi
NIM: 151134044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN
GODEAN KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Ani Galih Pratiwi
NIM: 151134044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, Peneliti persembahkan karya tulis ini
kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kemudahan, kelancaran, dan
semangat spiritual dalam mengerjakan skripsi ini.
2. Kedua orang tua yang sangat saya cintai “Bapak Sri Widodo dan Ibu
Haniah” yang telah memberikan kasih sayang dan cinta kasihnya dengan
penuh ketabahan dan kesabaran, serta selalu memberikan semangat dan
dukungan berupa material maupun spiritual.
3. Adikku Intan Berliana dan Adik Sepupuku Jelita Dinda Paulina yang selalu
memberikan dukungan dan semangat dalam membuat karya tulis ini.
4. Dosen pembimbing Bu Ika dan Bu Kintan yang telah sabar dan tekun dalam
membimbing saya dalam menyelesaikan karya tulis ini.
5. Teman-teman kelompok payung.
6. Sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan semangat dalam susah
maupun senang.
7. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Tidak ada orang sukses yang bermalas-malasan, sebab keberhasilan hanya ada di
tangan orang-orang yang menjalani hidup dengan penuh kesungguhan”.
(Ani Galih Pratiwi)
“Sopo sing temen bakal Tinemu”.
(Falsafah Jawa)
“Jangan biarkan hari kemarin merenggut banyak hal hari ini”.
(Will Rogers)
“Jangan menunggu. Takkan pernah ada waktu yang tepat”.
(Napoleon Hill)
“Agar sukses, kemauanmu untuk berhasil harus lebih besar dari ketakutanmu akan
kegagalan”.
(Bill Cosby)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 12 Februari 2019
Peneliti
Ani Galih Pratiwi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Ani Galih Pratiwi
Nomor Mahasiswa : 151134044
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul: IMPLEMENTASI
PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS
MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN GODEAN
KABUPATEN SLEMAN beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian
saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari
saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 12 Februari 2019
Yang menyatakan
Ani Galih Pratiwi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN
GODEAN KABUPATEN SLEMAN
Ani Galih Pratiwi
Universitas Sanata Dharma
2019
Latar belakang penelitian ini adalah lemahnya karakter anak bangsa
sehingga dirancanglah program penguatan pendidikan karakter berbasis
masyarakat, kelas, dan budaya sekolah oleh pemerintah. Penelitian ini bertujuan
untuk: 1) mengetahui implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Godean Kabupaten Sleman, 2)
mendeskripsikan upaya implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Godean Kebupaten Sleman.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan metode survei.
Populasi dalam penelitian ini adalah guru kelas I sampai dengan VI Sekolah Dasar
Negeri se-Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman yang berjumlah 132 guru.
Sampel dalam penelitian ini adalah 97 guru yang ditetapkan melalui tabel Krejcie
dan Morgan dengan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan dengan
kuesioner yang terdiri dari pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Data
dianalisis menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Sekolah dasar se-Kecamatan
Godean sudah mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis masyarakat. Berdasarkan pada instrumen checklist Implementasi yang
tertinggi terjadi pada kerjasama sekolah dengan orang tua siswa atau paguyuban
orang tua siswa sebesar 90% responden, sedangkan implementasi yang terendah
terjadi pada kerjasama sekolah dengan masyarakat sipil pegiat pendidikan sebesar
28% responden, 2) Upaya yang dilakukan sekolah dasar se-Kecamatan Godean
dalam mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
masyarakat masih ditemukan beberapa aspek yang belum dilaksanakan secara
maksimal. Berdasarkan pada data, upaya sekolah dalam mengimplementasikan
program PPK berbasis masyarakat antara lain kerjasama dengan orangtua siswa
membentuk paguyuban wali murid, komunitas keagamaan, pengelola kebudayaan,
lembaga pemerintah seperti kepolisian dan puskesmas, masyarakat sipil pegiat
pendidikan, dengan lembaga bisnis dan perusahaan, dan lembaga penyiaran media.
Kata Kunci: Implementasi, PPK Berbasis Masyarakat, Kecamatan Godean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
IMPLEMENTING COMMUNITY-BASED CHARACTER EDUCATION SUPPORT
PROGRAM IN ELEMENTARY SCHOOLS OF GODEAN DISTRICT, SLEMAN
REGENCY
Ani Galih Pratiwi
Sanata Dharma University
2019
The conduct of the study is encouraged by the fact that the character education in
the national level has been weak. Therefore, in order to strengthen the character education
a community-based, school-based and school culture-based character education support
program should be designed by government. With regards to the premise, the study aims
at: 1) identifying the implementation of Community-Based Character Education Support
Program in elementary schools of Godean District, Sleman Regency; and 2) describing the
efforts of implementing the Community-Based Character Education Support Program in
elementary schools of Godean District, Sleman Regency.
The nature of the study is descriptive quantitative research using survey method.
When the study was conducted, the population was 132 teachers from Grade I until Grade
VI of elementary schools throughout Godean District, Sleman Regency. Then, 97 teachers
were selected as the sample by means of Krejcie and Morgan table with simple random
sampling technique. The data were gathered by means of questionnaire distribution and
the questionnaire itself consisted of open-ended and closed-ended questions. After the data
had been gathered, the data were analysed by means of descriptive analysis.
The results of the study show two main findings. First, all elementary schools in
Godean District, Sleman Regency, have implemented the Community-Based Character
Education Support Program. Based on the checklist instrument, the highest implementation
is found in the cooperation between the schools and the parents and also in the cooperation
between the schools and the school committee (as having been stated by 90.00% of the
respondents). On the contrary, the lowest implementation is found in the cooperation
between the schools and educational activists (as having been stated by 28.00% of the
respondents). Second, within the implementation of Community-Based Character
Education Support Program throughout the elementary schools in Godean District, Sleman
Regency, there are several aspects that have not been maximally performed. Based on the
data that have been gathered, the efforts of the schools in implementing the Community-
Based Character Education Support Program are reflected in the cooperation between the
schools and the parents through the establishment of school committee, the cooperation
between the schools and the religion communities, the cooperation between the schools
and cultural institution caretakers, the cooperation between the schools and the state
institutions such as police departments and public health centres, the cooperation between
the schools and the educational activists, the cooperation between the schools and the
business institutions and the companies and also the cooperation between the schools and
the broadcast media.
Keyword : Implementation, Community-Based Character Education Support Program,
Godean District
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya yang tak terhingga sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Implementasi Program Penguatan Pendidikan
Karakter Berbasis Masyarakat di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Godean Kabupaten
Sleman” dengan lancar.
Adapun skripsi ini ditulis guna memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S.Pd.) di Universitas
Sanata Dharma. Peneliti menyadari bahwa tanpa ada bantuan, bimbingan, arahan
dan dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat disusun, maka dari itu
dalam kesempatan kali ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Univeristas Sanata Dharma yang telah memberikan izin penelitian.
2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. Dosen Pembimbing I yang dengan
penuh kesabaran dan meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan,
memberikan dorongan, nasihat, dan memberikan motivasi dalam penelitian
skripsi ini.
5. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. Dosen Pembimbing II yang dengan penuh
kesabaran telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi saran
dalam penelitian skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Bapak Odo Hadinata, M.Pd. Selaku Tim Pengembangan Program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk
masukan yang diberikan selama penyusunan skripsi.
7. Bapak dan Ibu validator instrumen penelitian di Daerah Istimewa Yogyakarta.
8. Kepala Sekolah dan guru SD Negeri kelas 1 sampai dengan 6 se- Kecamatan
Godean, yang telah memberikan izin dan berpartisipasi dalam penelitian ini.
9. Kedua orangtua saya Bapak Sri Widodo dan Ibu Haniah serta bulek, paklek,
bude dan pakde yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah
memberikan banyak dukungan baik materi maupun moril berupa doa, kasih
sayang, semangat dan perhatian untuk mendorong saya dalam penelitian ini.
10. Adik-adik yang luar biasa Intan Berliana dan Jelita Dinda Paulina serta kakak
sepupu saya Dewi Novitasari serta Keluarga peneliti yang tidak bisa saya
sebutkan satu per satu yang selalu mendoakan, memberikan motivasi dan kasih
sayang tak terhingga sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Bapak Drs. YB. Adimassana, M.A. selaku Dosen Pembimbing Akademik
(DPA) dan dosen-dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang telah
membimbing dan mengajarkan beberapa matakuliah yang sangat membantu
saya dalam menyusunan skripsi ini.
12. Rekan-rekan payung kecil saya Dwita Safitri dan Richardo Wahyu Tharindra
yang terus saling menguatkan, memberi motivasi dan saling membantu dalam
menyelesaikan penelitian ini.
13. Teman-teman satu bimbingan skripsi yang menjadi teman diskusi dan berbagi
informasi dalam menyelesaikan penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
14. Teman-teman terbaikku Anis, Vivi, Uul, Tata, Sasa, Agatha, Rana, Anggun,
Yosie yang selalu mendukung dengan kritik dan saran, memberikan perhatian,
dan doa dalam penyusunan skripsi ini.
15. Teman-teman satu angkatan Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2015
yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah memberikan
pengalaman di masa perkuliahan saya.
16. Seluruh teman-teman Mitra Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang
selalu berbagi informasi dan pengalamannya dalam penyusunan skripsi.
17. Teman-teman Kelatnas Perisai diri Yogyakarta.
18. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan skripsi
ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Yogyakarta, 12 Februari 2019
Peneliti
Ani Galih Pratiwi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………… iv
HALAMAN MOTTO…………………………………………………… v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………… vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS…………………….
vii
ABSTRAK……………………………………………………………….. viii
ABSTRACT………………………………………………………………. ix
KATA PENGANTAR…………………………………………………... x
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. xiii
DAFTAR TABEL……………………………………………………...... xv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. xvi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. xvii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………….. 1
B. Identifikasi Masalah………………………………………………. 9
C. Batasan Penelitian………………………………………………… 9
D. Rumusan Masalah………………………………………………… 10
E. Tujuan Penelitian…………………………………………………. 10
F. Manfaat Penelitian………………………………………………... 10
G. Definisi Operasional……………………………………………… 11
BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………… 14
A. Kajian Pustaka……………………………………………………. 14
1. Karakter………………………………………………………. 14
2. Pendidikan…………………………………………………….. 15
3. Pendidikan Karakter…………………………………………... 17
4. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)……………... 19
5. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis
Masyarakat…………………………………………………….
21
6. Nilai Karakter…………………………………………………. 24
7. Prinsip-Prinsip Pengembangan dan Implementasi PPK……… 29
B. Hasil Penelitian yang Relevan……………………………………. 32
C. Kerangka Berpikir………………………………………………… 39
D. Hipotesis Penelitian………………………………………………. 41
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………... 43
A. Jenis Penelitian……………………………………………………. 43
B. Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………….. 44
1. Waktu Penelitian……………………………………………… 44
2. Tempat Penelitian…………………………………………….. 45
C. Populasi dan Sampel……………………………………………… 47
1. Populasi……………………………………………………….. 47
2. Sampel………………………………………………………… 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
D. Variabel Penelitian………………………………………………... 53
E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………... 53
1. Kuesioner……………………………………………………... 53
2. Wawancara……………………………………………………. 54
3. Studi Dokumenter…………………………………………….. 55
F. Instrumen Penelitian……………………………………………… 56
G. Teknik Pengujian Instrumen……………………………………… 63
H. Teknik Analisis Data……………………………………………… 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………. 74
A. Hasil Penelitian…………………………………………………… 74
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian…………………………….. 74
2. Deskripsi Responden Penelitian……………………………… 76
3. Deskripsi Implementasi Program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis Masyarakat di Sekolah Dasar se-Kecamatan
Godean…………………………………………………………
77
B. Pembahasan……………………………………………………….. 98
BAB V PENUTUP……………………………………………………….. 105
A. Kesimpulan………………………………………………………... 105
B. Keterbatasan Penelitian…………………………………………… 106
C. Saran………………………………………………………………. 106
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 108
LAMPIRAN……………………………………………………………… 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nilai dan Deskripsi nilai Pendidikan Karakter Nasional……... 28
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian……………………………………………... 44
Tabel 3.2 Daftar Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Godean………… 46
Tabel 3.3 Populasi Penelitian……………………………………………. 47
Tabel 3.4 Krejcie dan Morgan…………………………………………... 49
Tabel 3.5 Sampel Penelitian dan Populasi Tiap Sekolah………………... 50
Tabel 3.6 Kisi-kisi Pertanyaan soal Checklist Instrumen Penelitian……. 58
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Pertanyaan Soal Essai Instrumen Penelitian……….. 59
Tabel 3.8 Pedoman Wawancara…………………………………………. 61
Tabel 3.9 Daftar Cek Dokumentasi……………………………………... 62
Tabel 3.10 Konversi Nilai Skala Lima…………………………………… 65
Tabel 3.11 Modifikasi Nilai Skala Lima..……………….……………….. 65
Tabel 3.12 Kriteria Skor Skala Lima..……………………………………. 67
Tabel 3.13 Rekapitulasi Validitas Instrumen……………………………... 68
Tabel 3.14 Hasil Validasi Muka………………………………………….. 69
Tabel 4.1 Daftar SD yang diteliti………………………………………... 75
Tabel 4.2 Instrumen Soal Checklist………………………………………….. 78
Tabel 4.3 Instrumen Soal Essai………………………………………….. 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Keterpaduan Olah Hati, Olah Pikir, Olah Raga, dan Olah
Rasa/Karsa………………………………………………………....
20
Gambar 2.2 Kegiatan Wajib Kunjungan Museum ke Museum Bahari…………. 23
Gambar 2.3 Bagan Literature Map Penelitian yang Relevan…………………… 38
Gambar 4.1 Persentase Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter
Berbasis Masyarakat di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Se-
Kecamatan Godean………………………………………………...
79
Gambar 4.2 Persentase Implementasi Program PPK berbasis Masyarakat Aitem
soal 1………………………………………………………………
80
Gambar 4.3 Persentase Implementasi Program PPK berbasis Masyarakat Aitem
soal 2……………………………………………………………….
81
Gambar 4.4 Persentase Implementasi Program PPK berbasis Masyarakat Aitem
soal 3……………………………………………………………….
82
Gambar 4.5 Persentase Implementasi Program PPK berbasis Masyarakat Aitem
soal 4……………………………………………………………….
82
Gambar 4.6 Persentase Implementasi Program PPK berbasis Masyarakat Aitem
soal 5……………………………………………………………….
83
Gambar 4.7 Persentase Implementasi Program PPK berbasis Masyarakat Aitem
soal 6……………………………………………………………….
84
Gambar 4.8 Persentase Implementasi Program PPK berbasis Masyarakat Aitem
soal 7……………………………………………………………….
85
Gambar 4.9 Persentase Implementasi Program PPK berbasis Masyarakat Aitem
soal 8……………………………………………………………….
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma……….. 113
Lampiran 2. Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan
Bangsa dan Politik…………………………………………..
114
Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari UPTD
Kecamatan Godean……………………………………….....
115
Lampiran 4. Surat Keterangan Sudah Mengumpulkan Hasil Penelitian
kepada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik………………...
116
Lampiran 5. Rangkuman Data SD Negeri di Kecamatan Godean,
Kabupaten Sleman…………………………………..………
117
Lampiran 6. Coding Data 20 Sekolah Dasar Negeri……………..……….. 118
Lampiran 7. Rekap Data Implementasi Instrumen Checklist……………… 120
Lampiran 8. Rekap Data Implementasi Instrumen Essai…………………. 123
Lampiran 9. Kisi-kisi Instrumen Soal Checklist…………………………. 127
Lampiran 10. Kisi-kisi Instrumen Soal Essai…………………………........ 128
Lampiran 11. Identitas Responden dan Surat Pengantar Instrumen…..…… 129
Lampiran 12. Soal Checklist dan Essai…………………………………..... 131
Lampiran 13. Permohonan Izin Validasi Ahli……………………………... 135
Lampiran 14. Data Mentah 10 Validasi Ahli…………………………..…... 136
Lampiran 15. Hasil Rekap Validasi Instrumen Soal………………..……... 166
Lampiran 16. Hasil Validasi Instrumen Soal Checklist dan Essai………… 168
Lampiran 17. Daftar Cek Dokumentasi Data……………………………… 170
Lampiran 18. Rekap Hasil Wawancara……………………………………. 171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I memberikan gambaran kepada pembaca mengenai landasan
penelitian ini. Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu dari misi
berdirinya Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Usaha untuk mewujudkan tujuan nasional
tersebut telah tercantum dalam Undang-Undang Nasional Sistem Pendidikan
No. 20 tahun 2003 yang berbunyi “Pendidikan Nasional bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab”. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui sekolah-sekolah
formal, informal maupun sekolah non-formal (Kurniawan, 2013: 103-104).
Secara hakikat, pendidikan adalah proses pembentukan manusia muda
menjadi insan yang berkembang secara utuh meliputi olah pikir, olah rasa, olah
jiwa, dan olah raga melalui proses pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik dan dilaksanakan dalam suasana keterbukaan, kebebasan dan
menyenangkan. Pengembangan pendidikan bukan hanya mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja,
tetapi perlu memfasilitasi peserta didik untuk semakin memahami jati dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sebagai manusia yang memiliki dimensi individual dan sosial, memiliki akal
budi, kehendak bebas dan hati nurani (Samho, 2013: 14), sehingga pendidikan
merupakan salah satu wadah yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dimana pendidikan mampu memanusiakan manusia (Prayitno, 2009: 24).
Rendahnya mutu pendidikan di tanah air ini cenderung dibesar-
besarkan dan kurang didalami faktor-faktor yang melatarbelakanginya
(Prayitno, 2009: 1). Masalah-masalah pendidikan tersebut hanya diangkat
kepermukaan tetapi tidak diidentifikasi secara mendalam sehingga mutu
pendidikan akan terus mengalami penurunan. Sistem pendidikan yang lebih
menekankan aspek intelektualitas, tetapi kurang memperhatikan aspek
pembentukan karakter pribadi, pendidikan nilai, dan kepekaan serta tanggung
jawab sosial. Akibatnya para lulusan hanya memiliki keunggulan di bidang
akademis, tetapi miskin karakter, buta nurani, tidak memiliki kepedulian
terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar (Samho, 2013: 13).
Pendidikan karakter merupakan sebuah bentuk kegiatan maupun
aktivitas manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik
untuk mencapai perilaku dan sikap yang sesuai di masyarakat diperuntukkan
bagi generasi selanjutnya. Peran keluarga sebagai pendidik karakter akan
digantikan oleh peran guru dimana anak tersebut melaksanakan pendidikan.
Kohlberg (dalam Adisusilo, 2011: 1), menyatakan perkembangan kognitif
seseorang yang dibentuk oleh orangtua atau keluarga. Hal tersebut sangat
berhubungan dengan tingkat inteligensi, pengetahuan tentang moral,
kecenderungan harapan akan kondisi moral yang lebih tinggi dan kecakapan
seseorang dalam memahami nilai-nilai kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Salah satu butir di dalam Nawacita menyebutkan bahwa Presiden Joko
Widodo akan melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan
kembali kurikulum pendidikan nasional (Soleman dan Noer, 2017: 1964).
Nawacita merupakan sembilan program prioritas Presiden Joko Widodo dan
Wakil Presiden Jusuf Kalla yang disampaikan saat Pilpres 2014, sehingga
Presiden Joko Widodo menyadari akan pentingnya dan urgensi dari
Pendidikan Karakter di Indonesia. Pendidikan karakter adalah pendidikan yang
membantu peserta didik memperoleh pengetahuan yang benar dan lengkap
mengenai karakter; mengenai peran karakter dalam hidup pribadi, bersama
oranglain, dalam komunitas, masyarakat, bangsa dan negara; dan mendapatkan
kecakapan, kemampuan, kompetensi dan profesionalitas untuk melaksanakan
dalam bidang tertentu untuk dilaksanakan dalam hidup nyata
(Mangunhardjana, 2016: 19-20).
Karakter merupakan hal yang sangat penting dan mendasar. Manusia
tanpa karakter adalah manusia yang sudah membinatang. Penguatan
pendidikan karakter dalam konteks sekarang menjadi sangat relevan untuk
mengatasi krisis moral yang sedang terjadi di negara kita. Bangsa kita
belakangan ini menunjukkan gejala kemerosotan moral yang amat sangat
parah, mulai dari kasus narkoba, kasus korupsi, ketidakadilan hukum,
pergaulan bebas dikalangan remaja, pelajar bahkan mahasiswa, maraknya
kekerasan, kerusuhan, tindakan anarkis, dan sebagainya, mengindikasi adanya
pergeseran kearah ketidakpastian jati diri dan karakter bangsa (Kurniawan,
2013: 9-10). Pendidikan karakter telah menjadi program nasional dalam
rangka untuk menjawab tantangan terhadap merosotnya moral dan perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
masyarakat Indonesia saat ini yang menyebabkan suburnya penyimpangan
norma hukum, norma sosial hingga norma budaya. Semua ini merupakan
cermin terjangkitnya penyakit sosial yang tengah melanda bangsa Indonesia
sehingga menyebabkan bangsa Indonesia kehilangan karakter bangsa yang
bersendikan nilai-nilai Pancasila serta Bhineka Tunggal Ika (Soetanto, dkk,
2013: 1-2).
Kemerosotan nilai-nilai karakter bangsa ini dapat terlihat dalam salah
satu berita yang termuat dalam Tempo.com pada Kamis, 14 September 2017
yang memberitakan bahwa seorang siswa sekolah dasar kelas 6 di Kendari
tewas setelah mengonsumsi obat yang diduga narkoba. Hampir 50 orang yang
mengonsumsi obat diduga narkoba mengalami kejang-kejang dan halusinasi
setelah mengonsumsi obat tersebut. Dalam berita online Sindonews.com pada
Rabu, 15 November 2017 yang memberitakan bahwa Badan Narkotika
Nasional (BNN) menyebut pengguna narkoba di Indonesia mencapai 5,1 juta
orang, dan itu terbesar di Asia. Dari jumlah itu, 40 persen diantaranya berasal
dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Mereka umumnya pelajar SD hingga
perguruan tinggi. Dari berbagai kejadian dan fenomena yang terjadi,
masyarakat hendaknya juga mengambil bagian penting dalam proses
pendidikan karakter.
Pendidikan nasional harus ditata kembali atau ditransformasi
sedemikian rupa (Hendarman, dkk, 2017: 3). Penataan kembali atau
transformasi pendidikan nasional tersebut dapat dimulai dengan menempatkan
kembali karakter sebagai ruh atau dimensi terdalam pendidikan nasional
berdampingan dengan intelektualitas yang tercemin dalam kompetensi, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dibentuklah Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dengan tiga
pendekatan utama yaitu berbasis kelas, berbasis budaya sekolah dan berbasis
masyarakat (Hendarman, dkk, 2017: 4). Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003
menyebutkan bahwa pendidikan karakter menjadi sebuah pembelajaran yang
wajib diinternalisasikan sejak dini di semua jenjang pendidikan termasuk dari
tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Pembentukan pendidikan karakter
selain dibebankan pada sekolah atau perguruan tinggi. Keluarga dan
masyarakat seharusnya juga punya tugas dan tanggungjawab yang sama dalam
penguatan pendidikan karakter (Kurniawan, 2013: 12). Permendikbud Nomor
20 pasal 1 tahun 2018 tentang penguatan pendidikan karakter pada satuan
pendidikan formal menyebutkan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk
memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa,
olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerjasama antara satuan
pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional
Revolusi Mental (GNRM). Maka dari itu, pendidikan karakter harus terarah
dan terencana, baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan di
lingkungan masyarakat (Kurniawan, 2013: 13).
Dalam Perpres No. 87 Tahun 2017 mengatur tentang adanya penguatan
pendidikan karakter. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di Satuan
Pendidikan mencangkup tiga basis yaitu berbasis kelas, budaya sekolah, dan
masyarakat. PPK berbasis kelas merupakan sebuah program yang menyisipkan
muatan karakter pada setiap pembelajaran di kelas misalnya melalui integrasi
pada kurikulum, manajemen kelas, metode pembelajaran, dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
PPK berbasis budaya sekolah merupakan sebuah kegiatan untuk menciptakan
iklim dan lingkungan sekolah yang mendukung praksis PPK antara lain dalam
mengatasi ruang-ruang kelas dan melibatkan seluruh sistem, struktur, dan
pelaku pendidikan dalam menumbuhkan serta mengembangkan budaya
karakter di satuan pendidikan, sedangkan PPK berbasis masyarakat merupakan
sebuah kegiatan yang mengajak dan melibatkan masyarakat sekitar untuk ikut
mengembangkan serta berkolaborasi dalam pendidikan (Hendarman, dkk,
2017: 27-35). PPK berbasis masyarakat akan menjadi fokus dalam penelitian
ini. Satuan pendidikan diharapkan merancang dan mengimplementasikan
Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis masyarakat untuk
mencapai tujuan dari Program PPK. Implementasi program penguatan
pendidikan karakter berbasis masyarakat merupakan sebuah program sekolah
di satuan pendidikan yang berkolaborasi dan bekerjasama dengan masyarakat,
dunia usaha dan dunia industri (DU/DI), komunitas dan lembaga pemerintahan
lain dalam upaya mencapai visi dan misinya. Melalui pelibatan masyarakat
diharapkan peserta didik dapat belajar banyak hal yang tidak diajarkan secara
langsung dalam pelajaran di sekolah. Kerjasama tersebut antara lain pengadaan
penyuluhan dari dinas atau lembaga terkait, kunjungan ke cagar budaya dan
museum, melihat budaya atau seniman yang ada di sekitar mereka. Semua hal
tersebut dapat menumbuhkan dan memperkuat karakter anak bangsa, sebab
bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki karakter kuat berdampingan
dengan kompetensi yang dicapai dengan optimal, yang tumbuh dalam
pendidikan yang menyenangkan dan lingkungan yang menerapkan nilai-nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kehidupan yang baik dalam seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara
(Hendarman, dkk, 2017: 41).
Lickona (2014: 513), keberhasilan jangka panjang pendidikan karakter
bergantung pada kekuatan-kekuatan di luar sekolah, pada seberapa besar
keluarga dan masyarakat bergabung dengan sekolah dalam upaya bersama
untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dan mendukung perkembangan
kesehatan mereka. Masyarakat ikut andil dalam membangun karakter anak-
anak, penting bagi sekolah yang sedang melaksanakan pendidikan nilai untuk
melibatkan tidak hanya orang tua. Keterlibatan masyarakat secara luas sangat
membantu, keterlibatan tersebut membantu mengidentifikasi dan
mendapatkan dukungan untuk nilai-nilai yang harus diajarkan, keterlibatan
tersebut membuka jalan bagi terbentuknya keahlian etis yang berharga di
dalam masyarakat, dan keterlibatan tersebut menginformasikan kepada publik
dan menciptakan publisitas positif atas berbagai upaya yang dilakukan sekolah
dalam bidang ini (Lickona, 2014: 514).
Kekuatan karakter yang dibentuk dalam lingkungan keluarga, sekolah,
dan perguruan tinggi akan semakin baik jika ada dukungan dan dorongan dari
lingkungan masyarakat sekitar. Masyarakat sebagai lingkungan pendidikan
yang lebih luas turut berperan dalam terselenggaranya proses pendidikan
karakter. Satuan pendidikan dapat bekerjasama dengan masyarakat sekitar
untuk mencapai 5 kristalisasi nilai karakter, misalnya mengadakan sosialisasi
mengenai bahaya narkoba dari Kepolisian sehingga peserta didik mengetahui
bahaya dari narkoba. Berpijak dari tanggungjawab tersebut, lingkungan
masyarakat yang baik dapat melahirkan berbagai kegiatan masyarakat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
mendukung tumbuh kembangnya karakter. Di Indonesia dikenal adanya
konsep pendidikan berbasis masyarakat sebagai upaya untuk memberdayakan
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan (Kurniawan, 2013: 193).
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat mampu memberikan
bekal karakter yang bermanfaat bagi peserta didik saat ini dan untuk masa
depan dari peserta didik. Program PPK sangat penting untuk peserta didik
dikarenakan dengan adanya program PPK peserta didik mampu beradaptasi
dengan baik di lingkungan sekolah dan di lingkungan masyarakat, menghargai
perbedaan antara sesama teman di sekolah, mencintai kejujuran dan percaya
diri saat adanya tes evaluasi, dan melatih peserta didik menjadi peserta didik
yang memiliki daya juang, kreatifitas, keberanian serta menjadi pembelajar
sepanjang hayat.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk membuat penelitian
mengenai program penguatan pendidikan karakter di sekolah dasar dengan
mengambil sebuah judul “Implementasi Program Penguatan Pendidikan
Karakter Berbasis Masyarakat di Sekolah Dasar se-Kecamatan Godean,
Kabupaten Sleman.” Penelitian ini membahas mengenai kerjasama sekolah
dasar dengan masyarakat di luar lingkungan sekolah dan tidak membahas
mengenai prinsip-prinsip pengembangan dan implementasi Program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), karena penelitian ini meneliti ada atau
tidaknya dan bagaimana implementasi dari Program PPK berbasis masyarakat.
Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di Kecamatan Godean. Kecamatan
Godean berada di sekitar 10 km sebelah barat daya dari ibukota Kabupaten
Sleman dan berbatasan dengan Kecamatan minggir, Kecamatan Mlati,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Kecamatan Seyegan, Kecamatan Gamping, dan Kecamatan Moyudan. Peneliti
mengambil lokasi di Kecamatan Godean dikarenakan belum ada penelitian
mengenai implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
masyarakat di Kecamatan Godean.
B. Identifikasi Masalah
Penelitian ini mengungkapkan beberapa masalah yang mendasari
penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1. Karakter anak generasi sekarang mengalami tingkat penurunan yang cukup
memprihatinkan berdasarkan banyaknya anak-anak yang sudah terjerat
kasus kriminalitas.
2. Sistem pendidikan Indonesia yang masih mengutamakan akademis.
C. Batasan Penelitian
Agar penelitian lebih terarah dan tidak terlalu luas maka masalah yang
diteliti akan dibatasi sebagai berikut.
1. Subjek penelitian ini adalah guru kelas 1 sampai dengan 6 di satuan
pendidikan Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Godean Kabupaten
Sleman.
2. Penelitian ini tidak terlepas dari kendala yaitu keterbatasan tenaga dan
waktu, maka dari itu peneliti membatasi sampel. Peneliti membatasi sampel
menggunakan teknik simple random sampling.
3. Fokus penelitian pada Program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
Masyarakat di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Negeri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
D. Rumusan Masalah
Latar belakang masalah dan batasan penelitian yang dikemukakan
melandasi rumusan masalah dalam penelitian ini. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah Program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis Masyarakat di
sekolah dasar se-Kecamatan Godean Kabupaten Sleman sudah
terimplementasi?
2. Bagaimana upaya implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis Masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Godean Kabupaten
Sleman?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Godean Kabupaten
Sleman.
2. Mendeskripsikan upaya implementasi Program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Godean
Kebupaten Sleman.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian program penguatan pendidikan karakter berbasis
masyarakat di sekolah dasar adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
1. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan dapat
membantu sekolah dalam meningkatkan implementasi program penguatan
pendidikan karakter di sekolah, sehingga anak memiliki karakter sesuai
yang dicita-citakan.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat membantu guru dalam menyusun rencana
kegiatan dalam program penguatan pendidikan karakter berbasis
masyarakat, sehingga terbentuknya program-program yang dapat
menunjang terlaksananya penguatan pendidikan karakter.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini merupakan sarana menambah pengalaman dan
informasi peneliti mengenai program penguatan pendidikan karakter
berbasis masyarakat. Peneliti pula dapat belajar dan mengembangkan
pengetahuan mengenai PPK dalam proses penelitian.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional berisi tentang istilah-istilah yang digunakan dalam
penelitian ini. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain:
1. Karakter
Karakter merupakan sebuah watak yang dimiliki secara alamiah
oleh seorang individu tanpa dapat terintervensi manusiawi tetapi dapat
diarahkan dan dapat berkembang melalui bimbingan dan pengarahan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
benar dimana karakter merupakan sebuah proses yang membentuk nilai
kebaikan itu sendiri.
2. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan suatu tindakan yang dilakukan
manusia dengan tujuan membimbing dan mengarahkan untuk mencapai
manusia yang bermoral, berbudi pekerti, dan memiliki perilaku serta sikap
yang menjadi kebiasaan yang baik sehingga mampu membangkitkan
penghayatan tentang nilai-nilai (etos) dan bahkan sampai pada
pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Program Penguatan Pendidikan Karakter
Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan program
lanjutan dari Rencana Aksi Nasional (RAN) Pendidikan Karakter yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2017
dengan lima (5) kristalisasi nilai karakter.
4. PPK berbasis Masyarakat
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis Masyarakat
merupakan kerjasama yang dilakukan oleh pihak sekolah dengan pegiat seni
dan budaya, tokoh masyarakat, dunia usaha, komite sekolah, orangtua,
LSM, dan dunia industri untuk mencapai 5 kristalisasi nilai karakter.
5. Sekolah Dasar
Sekolah dasar merupakan jenjang paling dasar pada pendidikan
formal yang ditempuh dalam waktu 6 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
6. Kecamatan Godean
Kecamatan Godean merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten
Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia yang berbatasan
dengan Kecamatan Minggir di sebelah Barat, Kecamatan Mlati dan Seyegan
di sebelah Utara, Kecamatan Gamping di sebelah Timur dan Kecamatan
Moyudan di sebelah Selatan. Luas wilayah godean sebesar 26,84 km2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tiga bagian pendahuluan dari penelitian ini, yaitu teori
yang mendukung, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis
penelitian. Bagian-bagian tersebut akan dijabarkan sebagai berikut.
A. Kajian Pustaka
1. Karakter
Karakter adalah sesuatu yang tidak dapat dikuasai oleh intervensi
manusiawi, seperti ganasnya laut dengan gelombang pasang dan angin yang
menyertainya. Oleh karena itu, manusia yang berhadapan dengan manusia
yang memiliki karakter tidak dapat ikut campur tangan terhadap pemilik
karakter tersebut (Maksudin, 2013: 1).
Rutland (dalam Hidayatullah, 2010: 12), mengemukakan bahwa
karakter berasal dari akar kata Bahasa latin yang berarti “pahat”. Karakter,
gabungan dari kebajikan dan nilai-nilai yang dipahat di dalam batu hidup
tersebut, akan menyatakan nilai yang sebenarnya. Secara harfiah karakter
artinya kualitas mental atau moral nama atau reputasi, sedangkan kamus
lengkap Bahasa Indonesia, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak.
Karakter merupakan salah satu dari lingkup pendidikan yang
memiliki nilai operatif yaitu nilai dalam tindakan. Manusia berproses dalam
karakternya, seiring suatu nilai menjadi suatu kebaikan, suatu disposisi batin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
yang dapat diandalkan untuk menanggapi situasi dengan cara yang menurut
moral itu baik. Karakter tersebut memliki tiga bagian yang saling
berhubungan: pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral.
Karakter yang baik terdiri dari mengetahui hal yang baik, menginginkan hal
yang baik, dan melakukan hal yang baik yang meliputi kebiasaan dalam cara
berpikir, kebiasaan dalam hati dan kebiasaan dalam tindakan. (Lickona,
2012: 81-82)
Pendapat para ahli di atas mengungkapkan bahwa karakter adalah
sebuah watak yang dimiliki secara alamiah oleh seorang individu tanpa
dapat terintervensi manusiawi tetapi dapat diarahkan dan dapat berkembang
melalui bimbingan dan pengarahan yang benar dimana karakter merupakan
sebuah proses yang membentuk nilai kebaikan itu sendiri.
2. Pendidikan
Definisi pendidikan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu definisi
pendidikan secara luas yang mana pendidikan berlaku untuk semua orang
dan dapat dilakukan oleh semua orang bahkan lingkungan, dan definisi
pendidikan secara sempit yang mengkhususkan pendidikan hanya untuk
anak dan hanya dilakukan di lembaga atau institusi khusus dalam rangka
mengantarkan kepada masa kedewasaan. Namun dari perbedaan tersebut
ada dua kesamaan yaitu untuk mencapai kebahagiaan dan nilai yang tinggi.
Dengan demikian apabila definisi tersebut dikomprehensif, pendidikan
adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan oleh
pendidik kepada peserta didik terhadap semua aspek perkembangan
kepribadian, baik jasmani dan rohani, secara formal, informal, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
nonformal yang berjalan terus menerus untuk mencapai kebahagiaan dan
nilai yang tinggi (Kurniawan, 2013: 26-27).
Pendidikan merupakan sebuah fenomologi antropologis yang
usianya hampir setua dengan sejarah manusia itu sendiri. Secara etmologis,
kata pendidikan berasal dari dua kata kerja yang berbeda, yaitu dari kata
educare dan educere. Educere dalam Bahasa Latin berarti melatih atau
menjinakkan dan menyuburkan. Jadi, pendidikan merupakan sebuah proses
yang menumbuhkan, mengembangkan, mendewasakan, membuat yang
tidak tertata atau liar menjadi tertata, semacam proses penciptaan kultur dan
tata keteraturan dalam diri maupun dalam diri orang lain (Koesoema, 2007:
52-53).
Pendidikan secara umum didefinisikan sebagai sebuah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Dari definisi itu terlihat bahwa pendidikan merupakan suatu
proses pembelajaran terhadap manusia secara terus menerus, agar sang
manusia itu menjadi pribadi yang kamil (sempurna) lahir dan batin. Oleh
sebab itu, jika pendidikan menghasilkan pribadi-pribadi yang lemah,
Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN), tidak bertanggungjawab, tidak
bermoral, dan tidak mandiri, maka program pendidikan tersebut gagal.
Kegagalan tersebut, mungkin disebabkan karena adanya kesalahan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
filosofis maupun manajemen pendidikan sehingga hasilnya tidak sesuai
dengan cita-cita pendidikan itu sendiri (Soedijarto, 2008: xvii).
Pendapat para ahli di atas mengungkapkan bahwa pendidikan
merupakan upaya sadar dan terencana pendidik kepada peserta didik untuk
menumbuhkan, mengembangkan dan mendewasakan dengan mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya.
3. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter ditentukan oleh tegaknya pilar karakter dan
metode yang digunakan. Hal ini penting sebab tanpa identifikasi karakter,
pendidikan karakter hanya akan menjadi sebuah petualangan tanpa peta,
tiada tujuan. Selain itu, tanpa metode yang tepat, pendidikan karakter hanya
akan menjadi makanan kognisi dan hanya mampu mengisi wilayah kognisi
anak didik. Pendidikan karakter dinilai berhasil apabila anak telah
menunjukkan habit atau kebiasaan perilaku yang baik. Perilaku berkarakter
tersebut akan muncul, berkembang dan menguat pada diri anak hanya
apabila anak mengetahui konsep dan ciri-ciri perilaku berkarakter,
merasakan dan memiliki sikap positif terhadap konsep karakter yang baik
serta terbiasa melakukannya. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus
ditanamkan melalui cara-cara yang logis, rasional dan demokratis
(Arismantoro, 2008: 26-27).
Pendidikan karakter sungguh-sungguh sangat diperlukan. Karena,
pendidikan karakter dapat menahan kemerosotan karakter dalam hari-hari
mendatang. Selain itu, pendidikan karakter juga dapat meningkatkan mutu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
karakter generasi sekarang dan yang akan datang. Menurut filsafat manusia,
hakikat manusia itu ada tiga, yaitu: (1) manusia sebagai makhluk moral,
yaitu berbuat sesuai dengan norma-norma susila; (2) manusia sebagai
makhluk individual; dan (3) manusia sebagai makhluk sosial. Ketiga
hakikat manusia itu harus berkembang dan mendapat bimbingan dan
pengarahan yang benar semenjak kecil sampai usia lanjut (Mustari, 2014:
viii).
Pendidikan karakter bukan sekedar mengenalkan nilai-nilai kepada
siswa (logos), akan tetapi pendidikan karakter juga harus mampu
menginternalisasikan nilai-nilai agar tertanam dan berfungsi sebagai
muatan hati nurani sehingga mampu membangkitkan penghayatan tentang
nilai-nilai (etos) dan bahkan sampai pada pengamalannya dalam kehidupan
sehari-hari (patos). Nilai-nilai yang telah menjadi muatan hati nurani inilah
yang pada waktunya akan berfungsi sebagai penyaring dan penangkal
manakala terjadi pertemuan antarnilai yang saling berbenturan. Menurut
Sawali Tuhusetya, substansi (isi) materi pendidikan karakter seyogyanya
berupa tema-tema strategis yang tidak hanya terapung-apung dalam
bentangan slogan dan retorika belaka jika tidak diimbangi dengan tindakan
nyata dan serius untuk mengimplementasikannya dalam ranah pendidikan
karakter (Maksudin, 2013: 83).
Pendapat para ahli di atas mengungkapkan bahwa pendidikan
karakter merupakan suatu tindakan yang dilakukan manusia dengan tujuan
membimbing dan mengarahkan untuk mencapai manusia yang bermoral,
berbudi pekerti, dan memiliki perilaku serta sikap yang menjadi kebiasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
yang baik sehingga mampu membangkitkan penghayatan tentang nilai-nilai
(etos) dan bahkan sampai pada pengamalannya dalam kehidupan sehari-
hari.
4. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Pendidikan karakter kini semakin dibutuhkan dan mendesak untuk
segera dilaksanakan pada setiap satuan pendidikan di Indonesia.
Pengembangan intelektualitas, pengembangan karakter peserta didik
sangatlah penting atau utama dalam sistem pendidikan nasional Indonesia.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional telah menegaskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang
bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.” Hal tersebut juga didukung dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 mengenai Standar Nasional
Pendidikan yang menyebutkan bahwa terdapat kompetensi karakter di
samping intelektualitas, sehingga terbentuklah Gerakan Penguatan
Pendidikan Karakter (Hendarman, dkk, 2017: 4). Karakter individu
merupakan makna dari hasil keterpaduan dari empat bagian yaitu olah hati,
olah pikir, olah rasa, dan olah raga. Adapun keterpaduan dari nilai-nilai
karakter yang terkandung dalam prinsip empat olah adalah sebagai berikut
(Samani dan Hariyanto, 2012: 24-25).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar 2. 1 Keterpaduan Olah Hati, Olah Pikir, Olah Raga, dan Olah Rasa/Karsa
Gambar 2.1 merupakan penjabaran mengenai keterpaduan nilai-
nilai karakter yang terkandung dalam empat prinsip olah yaitu olah pikir,
olah raga, olah hati dan olah rasa, sehingga dalam penerapan kegiatan yang
memuat karakter menimbang empat prinsip olah tersebut.
Program Penguatan Pendidikan Karakter merupakan program yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2017
dengan lima (5) kristalisasi nilai karakter. Program ini telah didukung oleh
pemerintah daerah dan lembaga swadaya masyarakat. Program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) ingin memperkuat Pembentukan Karakter siswa
yang selama ini sudah dilakukan di berbagai sekolah. Program penguatan
pendidikan karakter terdiri dari 3 basis yaitu sebagai berikut.
a. Penguatan Pendidikan Karakter berbasis Kelas
PPK berbasis kelas merupakan pengintegrasian karakter dalam
proses pembelajaran di dalam kelas melalui isi kurikulum dalam mata
pelajaran, memperkuat manajemen kelas dan mengembangkan muatan
lokal sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Olah
Pikir
Olah
Raga Olah Rasa
Olah Hati
Cerdas, kritis,
kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir
terbuka, produktif,
berorientasi IPTEKS, dan
reflektif
Bersih dan sehat,
disiplin, sportif, tangguh, andal, berdaya
tahan, bersahabat,
kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan
gigih
Beriman dan bertaqwa,
jujur, amanah, adil, bertanggung jawab,
berempati, berani
mengambil risiko, pantang menyerah, rela
berkorban, dan berjiwa
patriotik
Ramah, saling menghargai, toleran,
peduli, suka menolong,
gotong royong, nasionalis, kosmopolit,
mengutamakan
kepentingan umum, bangga menggunakan
Bahasa dan produk
Indonesia, dinamis, kerja
keras, dan beretos kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
b. Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah
PPK berbasis budaya sekolah merupakan sebuah kegiatan
untuk menciptakan iklim dan lingkungan sekolah yang mendukung
praksis PPK mengatasi ruang-ruang kelas dan melibatkan seluruh
sistem, struktur, dan pelaku pendidikan di sekolah.
c. Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat
PPK berbasis masyarakat merupakan kerjasama yang dilakukan
oleh pihak sekolah dengan komunitas orang tua peserta didik, komunitas
pengelola pusat kesenian dan kebudayaan, lembaga-lembaga
pemerintahan, lembaga atau komunitas yang menyediakan sumber-
sumber pembelajaran, komunitas sipil pegiat pendidikan, komunitas
keagamaan, komunitas seniman dan budaya lokal, lembaga bisnis dan
perusahaan yang memiliki relevansi dan komitmen dengan dunia
pendidikan, dan lembaga penyiaran media (Hendarman, dkk, 2017: 6 &
35-42).
Dari ketiga basis yang ada dalam Penguatan Pendidikan Karakter
yaitu basis kelas, budaya sekolah dan masyarakat, peneliti tidak membahas
mengenai ketiga basis tersebut melainkan membahas mengenai Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat yang dijelaskan pada poin
selanjutnya.
5. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis Masyarakat
Satuan pendidikan tidak dapat menutup diri dari kemungkinan
berkolaborasi dengan lembaga, komunitas, dan masyarakat lain di luar
lingkungan sekolah. Visi misi sekolah dapat tercapai dengan bantuan publik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
sebagai lingkungan dimana sekolah itu berada dan lingkungan dimana
peserta didik tinggal, sehingga Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
memerlukan adanya kerjasama dalam berbagai bentuk kolaborasi antara
sekolah dan komunitas di luar sekolah (Hendarman, dkk, 2017: 41).
Penguatan Pendidikan Karakter merupakan gerakan pendidikan di
sekolah untuk memperkuat karakter melalui proses pembentukan,
transformasi, transmisi, dan pengembangan potensi peserta didik dengan
cara harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir
(literasi dan numerasi), dan olah raga (kinestetik) sesuai falsafah Pancasila.
Dalam program PPK terdapat tiga basis yaitu berbasis kelas, berbasis
budaya, dan berbasis masyarakat (Hendarman, dkk, 2017: 15-17). Peneliti
membahas mengenai PPK berbasis masyarakat. Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) berbasis masyarakat merupakan kerjasama yang dilakukan
oleh pihak sekolah dengan komunitas orang tua peserta didik, komunitas
pengelola pusat kesenian dan kebudayaan, lembaga-lembaga pemerintahan,
lembaga atau komunitas yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran,
komunitas sipil pegiat pendidikan, komunitas keagamaan, komunitas
seniman dan budaya lokal, lembaga bisnis dan perusahaan yang memiliki
relevansi dan komitmen dengan dunia pendidikan, dan lembaga penyiaran
media untuk mencapai 5 kristalisasi nilai karakter (Hendarman, dkk, 2017:
42).
Masyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang lebih luas turut
berperan dalam terselenggaranya proses pendidikan karakter. Setiap
individu sebagai anggota dari masyarakat tersebut harus bertanggungjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dalam menciptakan suasana yang nyaman dan mendukung tumbuh
kembangnya karakter individu-individu di masyarakat. Ketika anak berada
di lingkungan masyarakat yang kurang baik, lingkungan masyarakat yang
kurang baik akan berdampak buruk pada perkembangan kepribadian atau
karakter anak. Berpijak dari tanggung jawab tersebut, sepantasnya
lingkungan masyarakat yang baik dapat melahirkan berbagai kegiatan
kemasyarakatan yang mendukung tumbuh kembangnya karakter. Selain itu
pula, pentingnya peran lingkungan masyarakat sebagai salah satu di antara
pusat pendidikan karakter, setiap individu yang menjadi anggota
masyarakat harus menciptakan suasana yang nyaman demi
keberlangsungan proses pendidikan karakter yang terjadi di dalamnya. Di
Indonesia dikenal adanya konsep pendidikan berbasis masyarakat sebagai
upaya untuk memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan (Kurniawan, 2013: 197-198). Adapun gambar mengenai
kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis masyarakat adalah
sebagai berikut.
Gambar 2. 2 Kegiatan Wajib Kunjungan Museum ke Museum Bahari
Gambar 2.2 merupakan salah satu bentuk kegiatan program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis masyarakat. Kegiatan
tersebut berupa Wajib Kunjung Museum (WKM) ke Museum Bahari di D.I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Yogyakarta. Siswa-siswi yang terdapat pada gambar 2.2 adalah siswa-siswi
dari SDN Caturtunggal 3. Peneliti mendapatkan dokumentasi tersebut dari
dokumentasi pribadi saat melaksanakan program magang PGSD
Universitas Sanata Dharma yaitu program Pengakraban dengan Lingkungan
(Probaling) 1.
Pendapat para ahli di atas mengungkapkan bahwa Program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat merupakan program
kerjasama yang dilakukan oleh pihak sekolah dengan pegiat seni dan
budaya, tokoh masyarakat, dunia usaha, komite sekolah, orangtua, LSM,
dan dunia industri untuk mencapai 5 kristalisasi nilai karakter. Dimana
setiap individu yang menjadi anggota masyarakat harus menciptakan
suasana yang nyaman demi keberlangsungan proses pendidikan karakter
yang terjadi di dalamnya.
6. Nilai Karakter
Nilai-nilai individual nilai dipilih, diterima, ditemukan, dihayati dan
diwujudkan dalam sikap dan perbuatan riil setiap individu manusia. Nilai
individu ini merupakan corak dan ciri khusus masing-masing dan menjadi
karakter baginya. Nilai karakter individual ini akan di klaim menjadi nilai
karakter bangsa jika nilai karakter terwujud dalam perilaku sosial, kolektif
sebagai contoh tindak kekerasan massal, perilaku sosial yang merugikan
dan sebagainya (Maksudin, 2013: 43-44).
Dalam Mustari (2014: 1-10), ikrar pendidikan karakter mencakup
nilai terdapat religius, jujur, bertanggungjawab, bergaya hidup sehat,
disiplin, kerja keras, percaya diri dan sebagainya. Religius adalah nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
karakter dalam hubungannya dengan Tuhan. Ikrar pendidikan karakter
menunjukkan bahwa pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang
diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan atau ajaran
agamanya.
Menentukan nilai-nilai yang relevan bagi pendidikan karakter tidak
dapat dilepaskan dari situasi dan konteks historis masyarakat tempat
pendidikan karakter itu mau ditetapkan. Kriteria penentuan nilai-nilai ini
sangatlah dinamis, dalam arti, aplikasi praktisnya di dalam masyarakat yang
akan mengalami perubahan terus menerus, sedangkan jiwa dari nilai-nilai
itu sendiri tetap sama. Ada beberapa kriteria nilai yang bisa menjadi bagian
dalam kerangka pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah yaitu
nilai keutamaan, nilai keindahan, nilai kerja, nilai cinta tanah air, nilai
demokrasi, nilai kesatuan, menghidupi nilai moral, dan nilai-nilai
kemanusiaan (Koesoema, 2007: 205-212).
Dalam gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) pada tahun
2017 menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam pendidikan
yang membudayakan dan memberadabkan para pelaku pendidikan. Ada
lima (5) nilai utama karakter yang ingin dikembangkan dalam Penguatan
Pendidikan Karakter yaitu sebagai berikut (Hendarman, dkk, 2017: 7-8).
a. Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap
Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan
ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan
agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk
agama lain.
Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai
perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri,
kerjasama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan
kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksa kehendak,
mencintai lingkungan, dan melindungi yang kecil dan tersisih.
Pada Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018, nilai religius
direvisi menjadi religiusitas pada nilai-nilai karakter pada Program
Penguatan Pendidikan Karakter.
b. Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap dan
berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan
yang tinggi terhadap Bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri,
menjaga kebudayaan bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi,
cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati
keragaman budaya, suku, dan agama.
Pada Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018, nilai nasionalis
direvisi menjadi nasionalisme pada nilai-nilai karakter pada Program
Penguatan Pendidikan Karakter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
c. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak
bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran,
waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.
Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh
tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi
pembelajar sepanjang hayat. Pada Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018,
nilai mandiri direvisi menjadi kemandirian pada nilai-nilai karakter pada
Program Penguatan Pendidikan Karakter.
d. Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan
menghargai semangat kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan
persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi
bantuan atau pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerjasama,
inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat,
tolong-menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan,
dan sikap kerelawanan.
e. Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku
yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan,
memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan
moral (integritas moral).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran,
setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab,
keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang
disabilitas).
Sedangkan pada Program Penguatan Pendidikan Karakter yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 terdiri
dari 18 nilai karakter. Adapun 18 nilai karakter dalam program Penguatan
Pendidikan Karakter dapat dilihat pada tabel 2.1 (Hermawan, 2017: 121).
Tabel 2.1 Nilai dan Deskripsi nilai Pendidikan Karakter Nasional
No. Nilai Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,
toleran dalam pelaksanaan ibadah agama lain,
hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya yang
menjadikan dirinya dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan toleransi yang menghargai perbedaan
agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan
orang lain yang berbeda dengan dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya yang sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan
belajar, serta menyelesaikan tugas sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang
telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugasnya
8. Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai
sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengusai lebih dalam dan luas dari sesuatu yang
dipelajarinya, dilihat, dan yang didengar.
10. Semangat
Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menepatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas
kepenting diri dan kelompok
11. Cinta Tanah Air Cara berpikir, bersikap, dan perbuatan yang
menunjukan kesetiaan dan kepedulian yang tinggi
terhadap Bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi dan politik bangsa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
No. Nilai Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter
12. Menghargai
prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/
Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, bekerjasama dengan orang lain.
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan
orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran
dirinya.
15. Gemar
Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
berbagai macam bacaan yang memberikan
kebaikan pada dirinya
16. Peduli
Lingkungan
Sikap dan tidakan yang selalu berupaya kerusakan
pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan
bantuan terhadap orang lain dan masyarakat yang
selalu membutuhkannya.
18. Tanggung
Jawab
Sikap dan prilaku seseorang yang selalu
melaksanakan tugas dan kewajiban, yang
seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan, Negara, dan Tuhan yang
Maha Esa.
Pendapat para ahli di atas mengungkapkan bahwa nilai karakter
merupakan nilai individu yang menjadi corak dan ciri khusus masing-
masing. Terdapat beberapa nilai utama dalam karakter yaitu religiusitas,
kemandirian, gotong-royong, integritas, dan nasionalisme.
7. Prinsip-Prinsip Pengembangan dan Implementasi PPK
Dalam pengembangan dan implementasi PPK terdapat prinsip-
prinsip yang mendasarinya. Adapun prinsip-prinsip yang digunakan adalah
sebagai berikut (Hendarman, dkk, 2017: 10).
a. Nilai-nilai moral universal
Gerakan PPK berfokus pada penguatan nilai-nilai moral
universal yang prinsip-prinsipnya dapat didukung oleh segenap individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dari berbagai macam latar belakang agama, keyakinan, kepercayaan,
sosial dan budaya.
b. Holistik
Gerakan PPK dilaksanakan secara holistik, dalam arti
pengembangan fisik (olahraga), intelektual (olah pikir), estetika (olah
rasa), etika dan spiritual (olah hati) dilakukan secara utuh menyeluruh
dan serentak, baik melalui proses pembelajaran intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler, berbasis pada pengembangan budaya
sekolah maupun melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di
luar lingkungan pendidikan.
c. Terintegrasi
Gerakan PPK sebagai proses pelakasanaan pendidikan nasional
terutama pendidikan dasar dan menengah dikembangkan dan
dilaksanakan dengan memadukan, menghubungkan, dan mengutuhkan
berbagai elemen pendidikan, bukan merupakan progam tempelan dan
tambahan dalam proses pelaksanaan pendidikan.
d. Partisipatif
Gerakan PPK dilakukan dengan mengikutsertakan dan
melibatkan publik seluas-luasnya sebagai pemangku kepentingan
pendidikan sebagai pelaksana Gerakan PPK. Kepala sekolah, pendidik,
tenaga kependidikan, komite sekolah, dan pihak-pihak lain yang terkait
dapat menyepakati prioritas nilai-nilai utama karakter dan kekhasan
sekolah yang diperjuangkan dalam Gerakan PPK, menyepakati bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dan strategi pelaksanaan Gerakan PPK, bahkan pembiayaan Gerakan
PPK.
e. Kearifan lokal
Gerakan PPK bertumpu dan responsif pada kearifan lokal
nusantara yang demikian beragam dan majemuk agar kontekstual dan
membumi. Gerakan PPK harus bisa mengembangkan dan memperkuat
kearifan lokal nusantara agar dapat berkembang dan berdaulat sehingga
dapat memberi identitas dan jati diri peserta didik sebagai bangsa
Indonesia.
f. Kecakapan abad XXI
Gerakan PPK mengembangkan kecakapan-kecakapan yang
dibutuhkan oleh peserta didik untuk hidup pada abad XXI, antara lain
kecakapan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative
thinking), kecakapan berkomunikasi (communication skill), termasuk
penguasaan bahasa internasional, dan kerja sama dalam pembelajaran
(collaborative learning).
g. Adil dan Inklusif
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berdasarkan
prinsip keadilan, non-diskriminasi, non-sektarian, menghargai
kebinekaan dan perbedaan (inklusif), dan menjunjung harkat dan
martabat manusia.
h. Selaras dengan perkembangan peserta didik
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan selaras dengan
perkembangan peserta didik baik perkembangan biologis, psikologis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
maupun sosial, agar tingkat kecocokan dan keberterimaannya tinggi dan
maksimal. Dalam hubungan ini kebutuhan-kebutuhan perkembangan
peserta didik perlu memperoleh perhatian intensif.
i. Terukur
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berlandaskan
prinsip keterukuran agar dapat diamati dan diketahui proses dan
hasilnya secara objektif. Dalam hubungan ini, komunitas sekolah
mendeskripsikan nilai-nilai utama karakter yang menjadi prioritas
pengembangan di sekolah dalam sebuah sikap dan perilaku yang dapat
diamati dan diukur secara objektif; mengembangkan program-program
penguatan nilai-nilai karakter bangsa yang mungkin dilaksanakan dan
dicapai oleh sekolah; dan mengerahkan sumber daya yang dapat
disediakan oleh sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Terdapat lima penelitian yang relevan dengan judul dalam penelitian
ini. Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Ruyadi
(2010) tentang model pendidikan karakter berbasis kearifan budaya lokal
(penelitian terhadap masyarakat adat Kampong Benda Kerep Cirebon
Provinsi Jawa Barat untuk pengembangan pendidikan karakter di sekolah).
Penelitian ini bertujuan menemukan model pendidikan karakter berbasis
kearifan budaya lokal yang dapat diterapkan secara efektif di sekolah.
Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development. Pada
tahap studi lapangan menggunakan penelitian kualitatif dan pada tahap uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
coba menggunakan Quasi Experiment dengan One Group Pretest Posttest
Design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, masyarakat
Kampung Benda Kerep memiliki pola pendidikan yang efektif dalam
mewariskan nilai budaya dan tradisi kepada generasi berikutnya. Kedua,
pendidikan karakter berbasis kearifan budaya lokal di sekolah telah
memberikan dampak positif terhadap: siswa, sekolah, dan masyarakat.
Ketiga, pendidikan karakter di sekolah akan efektif apabila: (a) nilai dasar
karakter berasal dari budaya sekolah, keluarga, dan masyarakat, (b) program
kurikuler dan ekstrakurikuler terintegrasi untuk mendukung pendidikan
karakter, (c) kepala sekolah dan guru berperan sebagai teladan, pengganti
orang tua di sekolah, pengayom, pengontrol dan pengendali terhadap
prilaku budi pekerti siswa, dan (d) pelaksanaan pendidikan karakter berada
pada situasi lingkungan budaya sekolah.
Penelitian yang dilakukan oleh Ruyadi (2010) relevan dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, karena dalam penelitian
tersebut peneliti meneliti mengenai pendidikan karakter berbasis kearifan
budaya lokal yaitu masyarakat adat Kampong Benda Kerep. Hal tersebut
hampir sama dengan topik penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
Penelitian yang relevan kedua diambil dari penelitian Asriati (2012)
tentang pengembangan karakter peserta didik berbasis kearifan lokal
melalui pembelajaran sekolah. Menurut Asriati guru harus mampu
merancang program pembelajaran dengan memperhatikan ranah afektif
sebagai salah satu karakteristik manusia dalam hasil belajar, walau
memerlukan waktu yang lama. Terintegrasinya pendidikan karakter dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
muatan keunggulan lokal pada proses pembelajaran, akan sesuai dengan
lingkungan yang ada dan dialami peserta didik dalam rangka mengaitkan
pembelajaran dengan kejadian nyata sehingga dapat menciptakan proses
pembelajaran yang bermakna. Secara teoritis, pengembangan karakter
berbasis potensi diri belum diajarkan di sekolah, namun secara praktis telah
diaplikasikan dan dipraktekkan oleh siswa di kelas maupun di lingkungan
sekolah.
Penelitian yang dilakukan oleh Asriati (2012) relevan dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, karena dalam penelitian
tersebut peneliti meneliti mengenai pengembangan karakter peserta didik
berbasis kearifan lokal. Hal tersebut hampir sama dengan topik penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti.
Penelitian relevan yang ketiga diambil dari penelitian Subianto
(2013) tentang peran keluarga, sekolah dan masyarakat dalam pembentukan
karakter berkualitas. Dalam penelitian ini membahas mengenai Karakter
pendidikan harus melibatkan berbagai pihak, di keluarga dan rumah tangga,
lingkungan sekolah, dan masyarakat. Hal ini merupakan langkah utama
yang harus dilakukan ialah menyambung kembali hubungan dan jaringan
pendidikan yang nyaris putus diantara ketiga lingkungan pendidikan
tersebut. Pembentukan sifat dan karakter pendidikan tidak akan pernah
berhasil selama diantara ketiga lingkungan pendidikan tidak ada
keharmonisan dan kesinambungan. Melihat kenyataan ini, membentuk
karakter siswa yang berkualitas diperlukan pengaruh yang kuat dari
keluarga, sekolah, dan mayarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Kesimpulan dari penelitian Subianto (2013) adalah dengan adanya
masing-masing peran yang dilakukan dengan baik oleh keluarga, sekolah
maupun masyarakat dalam pendidikan, yang saling memperkuat dan saling
melengkapi antara ketiga pusat tersebut, akan memberikan peluang besar
dalam mewujudkan sumber daya manusia terdidik yang bermutu. Penelitian
yang dilakukan oleh Subianto (2013) relevan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti, karena dalam penelitian ini membahas mengenai
pembentukan karakter berkualitas melalui peran keluarga, sekolah dan
masyarakat. Hal tersebut hampir sama dengan topik penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti.
Penelitian relevan yang keempat diambil dari peneliti Darmayanti
dan Wibowo (2014) tentang evaluasi program pendidikan karakter di
sekolah dasar Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini bertujuan untuk: (1)
mengevaluasi ketercapaian program pendidikan karakter pada tingkat
sekolah dasar di Kabupaten Kulon Progo, (2) memberikan rekomendasi
baik kepada guru, sekolah, maupun pemerintah untuk perbaikan program
pendidikan karakter. Jenis penelitian adalah evaluasi program (evaluasi
formatif) dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian meliputi: (1)
empat sekolah dasar di Kabupaten Kulon Progo, yaitu SDN 4 Wates, SDN
6 Bendungan, SDN Kriyan, dan SDN Selo; (2) Pengawas SD Kecamatan
Kokap dan Pengawas SD Kecamatan Wates; dan (3) Dinas Pendidikan
Kulon Progo. Data dianalisis dengan menggunakan analisis data Milles &
Huberman meliputi: reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Kesimpulan dari penelitian Darmayanti dan Wibowo (2014) ini
adalah: (1) kesiapan sekolah dasar di Kabupaten Kulon Progo untuk
mengimplementasikan pendidikan karakter baik, dinilai dari kurikulum
yang telah terintegrasi pendidikan karakter, namun masih kurang dalam hal
pengelolaan sarana prasarana pendukung dan banyak guru memerlukan
lebih banyak pengetahuan dan keterampilan tentang pendidikan karakter;
(2) implementasi pendidikan karakter belum tampak pada kegiatan
pembelajaran; (3) dukungan dari pemerintah dalam sosialisasi atau
pelatihan dirasa masih kurang oleh sekolah; (4) monitoring dan evaluasi
pendidikan karakter masih terbatas pada kurikulum dan dilakukan melalui
pembinaan pengawas di setiap sekolah; dan (5) kendala yang umum
dihadapi sekolah adalah penilaian sikap siswa yang belum terdokumentasi,
kurangnya pemahaman guru untuk mengimplementasikan pendidikan
karakter, dan tidak adanya sinergi antara pendidikan di sekolah dengan
pendidikan di rumah.
Penelitian yang dilakukan oleh Darmayanti dan Wibowo (2014)
relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, karena dalam
penelitian tersebut peneliti meneliti mengenai evaluasi program pendidikan
karakter di sekolah untuk melihat dampak dari pendidikan karakter kepada
siswa. Hal tersebut hampir sama dengan topik penelitian yang dilakukan
oleh peneliti.
Penelitian relevan yang kelima diambil dari penelitian Maunah
(2015) tentang implementasi pendidikan karakter dalam pembentukkan
kepribadian holistik siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
implementasi pendidikan karakter dalam pembentukan kepribadian holistik
siswa. Metode yang dingunakan yaitu penelitian kualitatif. Penelitian
dilakukan di MTs N Jabung dan SMPN 1 Talun Blitar. Data diperoleh dari
hasil indept interview dengan key informant: kepala sekolah, para wakil
kepala sekolah, wali kelas, guru, dan siswa. Data dianalisis dengan
menggunakan langkah-langkah: data reduction, data display, dan
conclusion/verification). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan:
(1) pengelolaan pendidikan karakter dapat dibagi menjadi dua strategi, yaitu
internal dan eksternal sekolah; (2) strategi internal sekolah dapat ditempuh
melalui empat pilar, yakni kegiatan belajar mengajar di kelas, kegiatan
keseharian dalam bentuk school culture, kegiatan habituation, kegiatan ko-
kurikuler, dan ekstra kurikuler; dan (3) strategi eksternal dapat ditempuh
melalui kerja sama dengan orang tua dan masyarakat.
Penelitian yang dilakukan oleh Maunah (2015) relevan dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, karena dalam penelitian ini
membahas mengenai implementasi pendidikan karakter. Hal tersebut
hampir sama dengan topik penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
Berangkat dari kelima penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa
peneliti di atas, maka peneliti akan membuat sebuah penelitian yang lebih
mengembangkan dari lima penelitian yang telah dilakukan tersebut. Berikut
literature map mengenai lima penelitian diatas dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Gambar 2. 3 Bagan Literature Map Penelitian yang Relevan
Gambar 2.3 merupakan literature map dari penelitian-penelitian
relevan yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya dan
kemudian dikembangkan kembali oleh peneliti untuk membuat suatu
penelitian yang baru. Penelitian yang dilakukan oleh Ruyadi (2010)
merupakan penelitian dengan membahas mengenai Pendidikan Karakter
Berbasis Kearifan Budaya Lokal, namun pembahasan masih dalam suatu
lingkup masyarakat tertentu. Penelitian yang dilakukan oleh Asriati (2012)
merupakan penelitian yang membahas mengenai pengembangan karakter
berbasis kearifan lokal melalui pembelajaran, namun tidak ada
implementasi yang di bahas dalam penelitian ini.
Ruyadi (2010), Pendidikan
Karakter Berbasis Kearifan
Budaya Lokal.
Asriati (2012), Pengembangan
Karakter berbasis kearifan
Lokal melalui pembelajaran.
Damayanti dan Wibowo (2014),
Evaluasi Program Pedidikan
Karakter di Sekolah Dasar.
Pratiwi (2019)
Implementasi Program
Penguatan Pendidikan
Karakter Berbasis
Masyarakat di Sekolah
Dasar se-Kecamatan
Godean Kabupaten
Sleman
Subianto (2013), Peran
Keluarga, Sekolah dan
Masyarakat dalam
Pembentukan Karakter
Berkualitas.
Maunah (2015), Implementasi
Pendidikan Karakter dalam
Pembentukan Kepribadian
Holistik Siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Penelitian berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Damayanti dan Wibowo (2014) yaitu Evaluasi Program Pedidikan Karakter
di Sekolah Dasar. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Maunah
(2015) yaitu mengenai Implementasi Pendidikan Karakter dalam
Pembentukan Kepribadian Holistik Siswa. Terakhir adalah penelitian dari
Subianto (2013) yaitu peran keluarga, sekolah dan masyarakat dalam
pembentukan karakter berkualitas. Melihat kelima penelitian yang telah
dilakukan peneliti sebelumnya, maka peneliti akan lebih mengembangkan
penelitian-penelitian tersebut dengan membuat sebuah penelitian yang
berjudul “implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis
Masyarakat di Sekolah Dasar se-Kecamatan Godean Kabupaten Sleman.“
Dalam penelitian tersebut, peneliti akan melakukan survei mengenai
implementasi program penguatan pendidikan karakter di sekolah dasar.
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan karakter kini mulai digiatkan kembali setelah tahun 2010
dengan adanya program penguatan pendidikan karakter pada setiap sekolah
melalui Rencana Aksi Nasional (RAN) Pendidikan Karakter. Mulai
beberapa tahun terakhir program tersebut terus disosialisasikan ke setiap
sekolah. Nyatanya untuk setiap sekolah wajib adanya kunjungan museum
pada setiap tahunnya maupun sosialisasi dari lembaga-lembaga tertentu
mengenai sesuatu hal yang sedang urgent. Selain itu pula adanya sikap
pembiasaan atau budaya sekolah yang diterapkan di setiap sekolah semisal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum memulai pembelajaran dan
sebagainya.
Pemerintah harus menyiapkan putra-putrinya untuk menghadapi
perkembangan jaman yang terus meluncur ke arah yang semakin maju.
Begitu pula Indonesia yang harus bersiap-siap menghadapi arus globalisasi
tersebut melalui sektor pendidikan. Tidak hanya kognitif saja yang menjadi
fokus tetapi afektif pula harus dikembangkan seoptimal mungkin selaras
dengan perkembangan kognitif mereka. Apa gunanya memiliki ide atau
pemikiran yang cemerlang jika memiliki karakter atau kepribadian yang
buruk seperti halnya mudah menyerah, korupsi, tidak gigih, dan sebagainya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang saya lakukan di beberapa SD di
daerah Kabupaten Sleman, sudah banyak atau hampir seluruh sekolah dasar
sudah menerapkan Wajib Kunjung Museum (WKM), adanya sosialisasi
dari sektor kepolisian setempat dan lembaga-lembaga lainnya. Hal tersebut
akan berdampak positif kepada kepribadian anak tersebut sebab anak
tersebut akan memiliki sebuah cita-cita ataupun gambaran mengenai masa
depannya kelak, sehingga anak tersebut akan berusaha berperilaku sebaik
mungkin agar mencapai apa yang diharapkannya. Banyak anak-anak yang
secara instan mengubah sikap atau perilakunya dikarenakan adanya seorang
tokoh atau model yang ingin sekali ditiru. Seorang anak yang tidak memiliki
sebuah impian atau belum memiliki pendangan untuk masa depannya ketika
ia diperlihatkan sesuatu hal yang memancing perhatiannya ia akan mencoba
untuk mempelajari hal tersebut dan menggapainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis masyarakat
sangatlah berdampak besar terhadap karakter anak. Anak tumbuh kembang
di dalam masyarakat. Anak diajarkan dalam berperilaku ketika anak
tersebut berinteraksi dengan masyarakat. Sayangnya kini anak-anak sekolah
dasar sudah sangat jarang sekali bermain dan berinteraksi dengan
masyarakat sekitarnya dan lebih memilih di dalam rumah dengan segala
aktifitas yang mereka senangi sehingga mereka tidak mengetahui potensi
apa saja yang ada di lingkungan masyarakat tempat ia tinggal. Anak-anak
tersebut akhirnya tidak memahami dengan baik nilai-nilai karakter atau
moral yang sedang dipertahankan dalam suatu lingkup masyarakat. Dengan
demikian dengan adanya PPK berbasis masyarakat anak akan mengenal
dengan baik dan mempelajari nilai-nilai karakter yang sedang di bangun
dalam masyarakat tersebut seperti dengan adanya kunjungan ketempat
sanggar atau paguyuban kesenian, berkunjung ke puskesmas dan
mendapatkan sosialisasi dari staf puskesmas, mendapat sosialisasi
mengenai narkoba dari BNN, dan sebagainya. Oleh sebab itu, sekolah harus
menerapkan program penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat
dengan sangat baik dan disusun sebaik mungkin.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis Masyarakat di sekolah
dasar se-Kecamatan Godean Kabupaten Sleman sudah diimplementasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2. Upaya implementasi program penguatan pendidikan karakter berbasis
Masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Godean Kabupaten Sleman
dilakukan melalui kegiatan Wajib Kunjungan Museum, sosialisasi dari
Puskesmas dan kepolisian setempat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III dalam penelitian ini membahas mengenai jenis penelitian, waktu
dan tempat penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan teknik
analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan
metode penelitian survey. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang
dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka, atau data berupa
kata-kata atau kalimat yang dikonversi menjadi data yang berbentuk angka,
sedangkan penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai dari suatu variabel, dalam hal ini variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel lain (Hasan, 2006: 7). Martono (2014: 20),
penelitian survei yaitu tipe penelitian dengan menggunakan kuesioner atau
angket sebagai sumber data utama. Dalam penelitian survei, responden diminta
untuk memberikan jawaban singkat yang sudah tertulis di dalam kuesioner
atau angket. Kemudian jawaban dari seluruh responden tersebut diolah
menggunakan teknik analisis kuantitatif tertentu, sedangkan Effendi (2012: 3),
penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi
dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok.
Morissan (2014: 166), survei merupakan metode yang sangat baik untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
mengukur sikap, dan orientasi suatu masyarakat melalui berbagai kegiatan
jajak pendapat (public opinion poll).
Penelitian ini mengumpulkan data dari responden melalui angket
(kuesioner). Pengambilan data yang digunakan peneliti dibatasi sampel untuk
seluruh populasi. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui implementasi
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di Sekolah
Dasar se-Kecamatan Godean Kabupaten Sleman.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2018 hingga
Februari 2019. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini
dirinci pada jadwal kegiatan yang dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3. 1 Jadwal penelitian
No. Kegiatan
Bulan
2018 2019
Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb
1. Penyusunan
Proposal
2. Penyusunan
Instrumen
3. Validasi
Instrumen dan
revisi
4. Pengurusan
Perizinan
5. Penyebaran
Data
6. Pengumpulan
Data
7. Pengolahan
data
8. Penyusunan
Laporan
9. Ujian Skripsi
10. Yudisium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 3.1 merupakan jadwal kegiatan peneliti yang dimulai pada
bulan Maret sampai April 2018 mengenai penyusunan proposal, bulan April
sampai Mei 2018 mengenai penyusunan instrumen penelitian lalu
memvalidasi instrumen dan merevisi, kemudian bulan Juni sampai Juli 2018
melakukan pengurusan perizinan ke Universitas Sanata Dharma dan
Kesbangpol, bulan Juli sampai Agustus 2018 melakukan penyebaran data,
bulan Agustus sampai September 2018 kegiatan yang peneliti lakukan
adalah mengumpulkan data, bulan Oktober sampai November 2018 peneliti
mengolah data berdasarkan data yang sudah terkumpul, bulan Desember
2018 sampai Januari 2019 kegiatan peneliti adalah menyusun laporan sesuai
dengan data yang sudah diolah, bulan Februari 2019 peneliti melakukan
ujian skripsi dan yudisium. Jadwal Penelitian ini dibuat untuk memudahkan
peneliti dalam melaksanakan penelitian. Dengan demikian setiap langkah-
langkah dalam peneliti melakukan penelitian akan lebih terarah, terkendali
dan terorganisir, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat
waktu.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di seluruh Sekolah Dasar Negeri di
Kecamatan Godean yang menerapkan Program Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) berbasis masyarakat. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan peneliti di Kecamatan ini, peneliti merasa Kecamatan Godean
merupakan lokasi strategis untuk dilakukannya penelitian dikarenakan di
Kecamatan Godean belum pernah dilakukan penelitian mengenai
implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
masyarakat. Kecamatan Godean merupakan salah satu kecamatan yang
terletak di Kabupaten Sleman dan berada di perbatasan dengan Kecamatan
Minggir, Kecamatan Mlati, Kecamatan Seyegan, Kecamatan Gamping dan
Kecamatan Moyudan. Berdasarkan pra survei di Kecamatan Godean
ditemukan bahwa Kecamatan Godean memiliki tradisi lokal yang masih
dihidupi berupa festival budaya dan dekat dengan museum yang sering
dikunjungi oleh sekolah yang ada di Kecamatan Godean yaitu museum
Soeharto. Adapun daftar Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Godean dapat
dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3. 2 Daftar Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Godean
No. Nama Sekolah Alamat
1. SD Negeri Brongkol Brongkol, Sidomulyo, Godean, Sleman,
DIY.
2. SD Negeri Godean 3 Curitan, Sidoluhur, Godean, Sleman, DIY.
3. SD Negeri Godean 1 Jalan Suparjo No. 3, Sidoluhur, Godean,
Sleman, DIY.
4. SD Negeri Godean 2 Kramen, Sidoagung, Godean, Sleman, DIY.
5. SD Negeri Jetak Jetak, Sidokarto, Godean, Sleman, DIY.
6. SD Negeri Karakan Karakan, Sidomoyo, Godean, Sleman, DIY.
7. SD Negeri Krajan Pirak, Sidoluhur, Godean, Sleman, DIY.
8. SD Negeri Krapyak Krapyak, Sidoarum, Godean, Sleman, DIY.
9. SD Negeri Kwagon Pare, Sidorejo, Godean, Sleman, DIY.
10. SD Negeri Ngrenak Karanglo, Sidomoyo, Godean, Sleman,
DIY.
11. SD Negeri Pengkol Pengkol, Sidoarum, Godean, Sleman, DIY.
12. SD Negeri Semarangan
1
Klajuran, Sidokarto, Godean, Sleman, DIY.
13. SD Negeri Semarangan
2
Nogosari, Sidokarto, Godean, Sleman,
DIY.
14. SD Negeri Semarangan
4
Tangkilan, Sidoarum, Godean, Sleman,
DIY.
15. SD Negeri Semarangan
5
Rewulu, Sidokarto, Godean, Sleman, DIY.
16. SD Negeri Sentul Jalan Godean KM 10 Sentul, Sidoagung,
Sleman, DIY
17. SD Negeri Sidoarum Krapyak, Sidoarum, Godean, Sleman, DIY.
18. SD Negeri Sidoluhur Berjo, Sidoluhur, Godean, sleman, DIY.
19. SD Negeri Sidomoyo Karangmalang, Sidomoyo, Godean,
Sleman, DIY.
20. SD Negeri Tinom Tinom, Sidoarum, Godean, Sleman, DIY.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2012: 80), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya, sedangkan Darmawan (2013: 137), populasi adalah sumber
data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas. Jika
data diambil dari populasi, maka akan memerlukan dana dan waktu yang
cukup banyak sehingga dalam penelitian hal itu terlalu mahal.
Populasi dalam penelitian ini adalah 20 sekolah negeri se-
Kecamatan Godean yang terdiri dari guru kelas 1 sampai dengan 6 sekolah
dasar yang menerapkan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
masyarakat pada satuan pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan Godean,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Populasi penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3. 3 Populasi Penelitian
No. Nama SD Jumlah Guru Kelas
1. SD Negeri Brongkol 6
2. SD Negeri Godean 3 6
3. SD Negeri Godean 1 12
4. SD Negeri Godean 2 12
5. SD Negeri Jetak 6
6. SD Negeri Karakan 6
7. SD Negeri Krajan 6
8. SD Negeri Krapyak 6
9. SD Negeri Kwagon 6
10. SD Negeri Ngrenak 6
11. SD Negeri Pengkol 6
12. SD Negeri Semarangan 1 6
13. SD Negeri Semarangan 2 6
14. SD Negeri Semarangan 4 6
15. SD Negeri Semarangan 5 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
No. Nama SD Jumlah Guru Kelas
16. SD Negeri Sentul 6
17. SD Negeri Sidoarum 6
18. SD Negeri Sidoluhur 6
19. SD Negeri Sidomoyo 6
20. SD Negeri Tinom 6
Total 132
Tabel 3.3 di atas menunjukkan data mengenai jumlah guru kelas
pada SD Negeri yang tersebar di Kecamatan Godean. Terdapat 20 Sekolah
Dasar (SD) Negeri dengan jumlah total seluruh populasi guru kelas
sebanyak 132 guru.
2. Sampel
Sugiyono (2012: 81), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu, sedangkan Martono
(2014), sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau
keadaan tertentu yang akan diteliti. Atau, sampel dapat didefinisikan
sebagai anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur
tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik Probability
sampling tipe simple random sampling. Probability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang/ kesempatan yang sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel, sedangkan simple random sampling adalah teknik yang mengambil
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2015: 120). Pengambilan
sampel pada penelitian dihitung menggunakan tabel Krejcie dan Morgan
dengan taraf kepercayaan 95% dan kesalahan 5 %, sehingga tingkat
kesalahan yang dapat ditolerir oleh peneliti sebesar 5%. Fernandez (dalam
Sumanto 2014: 210) memaparkan tabel Krejcie dan Morgan yang dapat
dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Krejcie dan Morgan
N S N S N S
5 5 220 140 1200 291
10 10 230 144 1300 297
15 14 240 148 1400 302
20 19 250 152 1500 306
25 24 260 155 1600 310
30 28 270 159 1700 313
35 32 280 162 1800 317
40 36 290 165 1900 320
45 40 300 169 2000 322
50 44 320 175 2200 327
55 48 340 181 2400 331
60 52 360 186 2600 335
65 56 380 191 2800 338
70 59 384 192 3000 341
75 63 400 196 3500 346
80 66 420 201 4000 351
85 70 440 205 4500 354
90 73 460 210 5000 357
95 76 480 214 6000 361
100 80 500 217 7000 364
110 86 550 226 8000 367
120 92 600 234 9000 368
130 97 650 242 10000 370
140 103 700 248 15000 375
150 108 750 254 20000 377
160 113 800 260 30000 379
170 118 850 265 40000 380
180 123 900 269 50000 381
190 127 950 274 75000 382
200 132 1000 278 100000 383
210 136 1100 285 1000000 384
Keterangan :
N = Populasi
S = Sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Berdasarkan populasi penelitian yaitu 132 guru, maka sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah sebesar 97 guru. Diambilnya sampel
penelitian ini sebesar 97 dikarenakan populasi guru SD di Kecamatan
Godean hampir mendekati 130 guru yang sudah ditetapkan pada tabel
Krejcie dan Morgan. Setelah menentukan besar sampel, kemudian peneliti
melanjutkan menggunakan teknik simple random sampling. Pengambilan
sampel pada penelitian ini diambil pada setiap Sekolah Dasar Negeri se-
Kecamatan Godean, sehingga pada penelitian ini menggunakan guru kelas
1 sampai dengan 6 dengan sampel sebanyak 20 Sekolah Dasar Negeri yang
ada di Kecamatan Godean yang menerapkan program pendidikan karakter
berbasis masyarakat pada Sekolah Dasar se-Kecamatan Godean Kabupaten
Sleman. Peneliti memilih Sekolah Dasar Negeri dikarenakan Sekolah Dasar
Negeri merupakan pilot project dari program Penguatan Pendidikan
Karakter dari pemerintah. Adapun jumlah responden dalam setiap Sekolah
Dasar (SD) yang menjadi sampel kuesioner dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Sampel Penelitian dan Populasi Tiap Sekolah
No. Nama Sekolah
Jumlah
Responden
(Guru)
Krejcie sampel penelitian Sampel
Penelitian Rincian Bulat
1. SD Negeri
Brongkol
6 6
132 x 97 = 4,41
4 4
2. SD Negeri Godean
3
6 6
132 x 97 = 4,41
4 5
3. SD Negeri Godean
1
12 12
132 x 97 = 8,81
9 9
4. SD Negeri Godean
2
12 12
132 x 97 = 8,81
9 9
5. SD Negeri Jetak 6 6
132 x 97 = 4,41
4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
No. Nama Sekolah
Jumlah
Responden
(Guru)
Krejcie sampel penelitian Sampel
Penelitian Rincian Bulat
6. SD Negeri Karakan 6 6
132 x 97 = 4,41
4 5
7. SD Negeri Krajan 6 6
132 x 97 = 4,41
4 4
8. SD Negeri Krapyak 6 6
132 x 97 = 4,41
4 4
9. SD Negeri Kwagon 6 6
132 x 97 = 4,41
4 5
10. SD Negeri Ngrenak 6 6
132 x 97 = 4,41
4 5
11. SD Negeri Pengkol 6 6
132 x 97 = 4,41
4 4
12. SD Negeri
Semarangan 1
6 6
132 x 97 = 4,41
4 5
13. SD Negeri
Semarangan 2*
6 6
132 x 97 = 4,41
4 4
14. SD Negeri
Semarangan 4
6 6
132 x 97 = 4,41
4 5
15. SD Negeri
Semarangan 5
6 6
132 x 97 = 4,41
4 4
16. SD Negeri Sentul 6 6
132 x 97 = 4,41
4 4
17. SD Negeri
Sidoarum
6 6
132 x 97 = 4,41
4 4
18. SD Negeri
Sidoluhur
6 6
132 x 97 = 4,41
4 4
19. SD Negeri
Sidomoyo
6 6
132 x 97 = 4,41
4 4
20. SD Negeri Tinom 6 6
132 x 97 = 4,41
4 4
Jumlah 132 97 90 97
Keterangan: * (tidak mendapatkan perizinan dari sekolah)
Tabel 3.5 di atas merupakan hasil dari perhitungan sampel yang
diambil. Sampel yang telah dihitung peneliti memiliki jumlah kurang dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
angka pada tabel krejcie yaitu 90 sampel, hal tersebut dikarenakan terjadi
pengurangan yang signifikan ketika peneliti membulatkan jumlah sampel
pada setiap sekolah. Peneliti mengambil satu sampel dari 7 sekolah dengan
menggunakan undian sehingga sampel penelitian setiap sekolah yang
terpilih yaitu 5 sampel dengan jumlah keseluruhan sampel yaitu 97 sesuai
dengan tabel Krejcie dan Morgan yaitu SDN Godean 3, SDN Ngrenak, SDN
Jetak, SDN Karakan, SDN Kwagon, SDN Semarangan 4, dan SDN
Semarangan 1. Data sampel tersebut untuk setiap sekolah kemudian
diambil menggunakan sebuah undian dengan menulis angka 1-6 untuk
sekolah bukan paralel dan 1-12 untuk sekolah paralel, setiap SD diambil
beberapa guru sesuai dengan sampel berdasarkan tabel Morgan dan Krejcie.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung sampel adalah ebagai
berikut.
SP = 𝑛
𝐽𝑃 x Jumlah sampel
Keterangan:
SP : Sampel Penelitian
n : Jumlah guru kelas masing-masing SD
Jp : Jumlah populasi guru kelas Sekolah Dasar se-
Kecamatan Godean
Jumlah sampel : Jumlah sampel sesuai dengan tabel krejcie
Data Sekolah Dasar yang memiliki tanda bintang (*) memiliki arti
bahwa peneliti tidak mendapatkan izin untuk menyebar instrumen
penelitian di sekolah tersebut. Dari 20 Sekolah Dasar yang menjadi sampel
penelitian, ada satu sekolah yang tidak mendapatkan izin yaitu SD Negeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Semarangan 2. Data penelitian yang kurang diambilkan dari data sekolah
lain yang tidak terpilih menjadi sampel. Data diambil menggunakan undian
dengan mengundi data yang tidak digunakan dalam sampel. Data diberikan
tanda A, B, C, D, dan sebagainya untuk mempermudah peneliti mengambil
data.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah pengelompokkan logis dari sejumlah atribut. Misal,
laki-laki dan perempuan adalah atribut, dan jenis kelamin adalah variabel
yang terdiri atas dua atribut tertentu (Morissan, 2014: 70). Martono (2014:
59-60), variabel dapat didefinisikan sebagai konsep yang memiliki variasi
atau memiliki lebih dari satu nilai. Nilai-nilai atau variasi dari sebuah
variabel dinamakan atribut. Variabel dan atribut saling berkaitan. Keduanya
memiliki maksud dan tujuan yang jelas. Hal ini dikarenakan, atribut pada
suatu variabel dapat menjadi bagian dari variabel tanpa mengubah definisi.
Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti adalah implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di Sekolah Dasar se-
Kecamatan Godean.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
instrumen kuesioner, studi dokumenter dan wawancara.
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2015: 199). Kuesioner
yaitu dalam bentuk pertanyaan yang biasanya dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi berkaitan dengan pendapat, aspirasi, persepsi,
keinginan, keyakinam, dan lain-lain secara tertulis. Kuesioner ini berisi
identitas responden dan sejumlah daftar pertanyaan terkait implementasi
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat yang
diberikan kepada responden untuk diisi dengan jawaban yang sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Pertanyaan dijawab oleh responden
dengan memberikan tanda checklist pada alternatif jawaban yang
tersedia. Instrumen kuesioner yang digunakan pada penelitian ini yaitu
lembar kuesioner pertanyaan tertutup dan lembar kuesioner pertanyaan
terbuka. Lembar kuesioner pertanyaan tertutup digunakan untuk melihat
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
masyarakat di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar, sedangkan lembar
kuesioner pertanyaan terbuka digunakan untuk melihat upaya sekolah
dalam mengimplementasikan program PPK berbasis masyarakat.
2. Wawancara
Wawancara merupakan metode mengumpulan data dengan cara
peneliti mengajukan pertanyaan secara lisan kepada seseorang
(informan atau responden) (Martono, 2014: 85). Dapat pula dikatakan
bahwa wawancara merupakan percakapan tatap muka antara
pewawancara dengan sumber informasi, dimana pewawancara bertanya
langsung tentang suatu objek yang diteliti dan telah dirancang
sebelumnya. Terdapat empat faktor, yang menentukan keberhasilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
dalam percakapan tatap muka maupun percakapan melalui media yaitu
pewawancara, sumber informasi, materi pertanyaan, dan situasi
wawancara (Yusuf, 2013: 372-374).
Pada penelitian ini, wawancara dilakukan di 5 sekolah dasar
yang telah dipilih secara random dengan narasumber yaitu kepala
sekolah. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui upaya-upaya yang
telah dilakukan sekolah lebih mendalam dan memperkuat data pada
lembar kuesioner pertanyaan terbuka mengenai PPK berbasis
Masyarakat.
3. Studi Dokumenter
Studi dokumenter merupakan teknik pengumpulan data yang
mengharuskan peneliti melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen
untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Mahdi dan
Mujahidin (2014: 119-120), menyatakan bahwa dokumen-dokumen
tersebut bisa berupa paparan sejarah sekolah, data guru, data siswa,
kondisi sarana dan prasarana, maka semuanya itu harus dianalisis untuk
mendukung data penelitian, sedangkan Sukmadinata (2008: 221-222),
studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun
dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.
Pada penelitian ini, studi dokumenter yang dilakukan oleh
peneliti yaitu mengumpulkan data-data mengenai data sekolah yang
didapatkan dari website pusat data dan statistik pendidikan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Kebudayaan (PDSPK) Kemdikbud (Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan). PDSPK merupakan server resmi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yang berisi mengenai data-data pokok pada
setiap satuan pendidikan. Studi dokumenter pada penelitian ini tidak
digunakan untuk menganalisis implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat tetapi digunakan untuk untuk
mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data guna mempermudah
penelitian yang dilaksanakan di Sekolah Dasar se-Kecamatan Godean.
Pada penelitian ini, data kuesioner dan wawancara akan digunakan
peneliti untuk mengetahui implementasi Program Pendidikan Karakter
berbasis masyarakat. Kuesioner menjadi data utama dalam penelitian ini,
sedangkan wawancara menjadi data penguat dalam upaya implementasi
Program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah
dasar se-Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman.
F. Instrumen Penelitian
Penelitian pada dasarnya merupakan upaya pengukuran, maka alat
ukur dalam penelitian disebut instrumen penelitian, sehingga instrumen
penelitian merupakan piranti peneliti mengukur fenomena alam maupun
sosial yang menjadi fokus peneliti, yang secara spesifik semua fenomena ini
disebut variabel. Walaupun instrumen-instrumen penelitian sudah banyak
tersedia, dibakukan dan teruji validitas dan reabilitasnya tetapi adakalanya
bila digunakan untuk tempat tertentu dan waktu tertentu belum tentu tepat
bahkan boleh jadi tidak valid dan reliabel lagi, peneliti menguji instrumen
penelitian yang sudah tersedia dalam form yang terdapat dalam Pedoman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Supervisi Klinis yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan pada tahun 2017 dan menguji validitas instrumennya
(Hikmawati, 2017: 30).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur berupa lembar
kuesioner pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Lembar kuesioner
pertanyaan terbuka digunakan untuk mengetahui upaya yang dilakukan
sekolah mengenai program Penguatan Pendidikan Karakter dan pertanyaan
tertutup digunakan untuk mengetahui implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat pada sekolah dasar se-Kecamatan
Godean. Ciri-ciri kuesioner pertanyaan terbuka adalah variasi kemungkinan
jawaban tidak ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti. Responden diberikan
kebebasan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Sedangkan
pertanyaan tertutup memiliki karakter dimana semua pilihan jawaban dari
pertanyaan ini telah ditentukan oleh peneliti. Responden tidak
diperkenankan memberikan jawaban selain pilihan jawaban yang telah
ditentukan (Effendi dan Tukiran, 2012: 184-185).
Instrumen penelitian yang peneliti gunakan menggunakan Skala
Guttman. Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang
tegas, yaitu “Ya-Tidak”. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau
rasio dikhotomi (dua alternatif). Apabila responden memilih “Ya” maka
skornya adalah 1, sedangkan apabila memilih “Tidak” maka skornya adalah
0. Skala Guttman digunakan untuk mendapatkan jawaban yang tegas
terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan (Sugiyono, 2015: 139).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Instrumen penelitian yang dipakai peneliti merupakan instrumen
yang telah disusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang
terdapat dalam buku Pedoman Supervisi Klinis yang disusun pada tahun
2017 dengan sedikit perubahan yang dilakukan oleh peneliti. Pada
instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti hanya menggunakan 8
kerjasama dari 9 kerjasama yang dapat dilakukan sekolah dengan lembaga
atau komunitas yang ada di luar sekolah dikarenakan komunitas pengelola
pusat kesenian dan kebudayaan dengan komunitas seniman dan budayawan
lokal memiliki lingkup kegiatan yang sama. Adapun kisi-kisi pertanyaan
soal Checklist instrumen penelitian dapat dilihat dalam tabel 3.6.
Tabel 3. 6 Kisi-kisi Pertanyaan soal Checklist Instrumen Penelitian
No. Aspek Item
Nomor
Butir
Soal
1. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan orang tua.
Orang tua peserta didik atau
paguyuban orang tua sebagai
mitra dalam penguatan pendidikan
karakter.
1
2. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan Pengelola Pusat
Kesenian dan Kebudayaan.
Pengelolaan Pusat Kesenian dan
Kebudayaan atau komunitas
(Sanggar seni, bengkel teater,
kelompok hobi, dll) yang
merupakan pusat pengembangan
budaya lokal dan modern.
2
3. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan lembaga
pemerintahan.
Lembaga pemerintahan (BNN,
Kepolisian, KPK, Kemenkes,
Kemenpora, Kementerian
Lingkungan Hidup, dll).
3
4. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan Lembaga atau
komunitas yang menyediakan
sumber-sumber pembelajaran.
Lembaga atau komunitas yang
menyediakan sumber-sumber
pembelajaran (perpustakaan,
museum, situs budaya, cagar
budaya, paguyuban pecinta
lingkungan, komunitas hewan
peliharaan, dll).
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
No. Aspek Item
Nomor
Butir
Soal
5. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan masyarakat sipil
pegiat pendidikan.
Masyarakat sipil pegiat
pendidikan (misal, pelatihan
pembuatan alat musik dari bambu,
dll).
5
6. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan komunitas
keagamaan.
Komunitas keagamaan (majelis
taklim, persekutuan doa, dharma
gita).
6
7. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan lembaga bisnis dan
perusahaan.
Lembaga bisnis dan perusahaan
(Dunia Usaha /Dunia Industri)
yang memiliki relevansi dan
komitmen dengan pendidikan.
7
8. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan lembaga penyiaran
media.
Lembaga penyiaran media seperti
televisi, koran, majalah, radio, dll. 8
Selain menggunakan soal checklist, penelitian ini pula
menggunakan soal essai. Adapun kisi-kisi pada soal essai dapat dilihat pada
tabel 3.7.
Tabel 3. 7 Kisi-Kisi Pertanyaan Soal Essai Instrumen Penelitian
No. Aspek Item
Nomor
Butir
Soal
1. Praktik yang dilakukan. Praktik baik yang dilakukan: 1
2. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan orang tua.
Apa saja bentuk kerjasama yang
sudah dilakukan oleh sekolah
dengan orang tua peserta didik
atau paguyuban orang tua sebagai
mitra dalam penguatan pendidikan
karakter?
2
3. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan Pengelola Pusat
Kesenian dan Kebudayaan.
Apa saja bentuk kerjasama yang
sudah dilakukan sekolah dengan
pengelola pusat kesenian dan
kebudayaan atau komunitas?
3
4. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan lembaga
pemerintahan.
Apa saja bentuk kerjasama yang
sudah dilakukan sekolah dengan
lembaga pemerintahan seperti
BNN, Kepolisian, KPK,
Kemenkes, Kemenpora,
Kementerian Lingkungan Hidup,
dll?
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
No. Aspek Item
Nomor
Butir
Soal
5. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan Lembaga atau
komunitas yang menyediakan
sumber-sumber pembelajaran.
Apa saja bentuk kegiatan
kerjasama yang sudah dilakukan
sekolah dengan lembaga atau
komunitas yang menyediakan
sumber-sumber pembelajaran
seperti perpustakaan, museum,
situs budaya, cagar budaya,
paguyuban pencinta lingkungan,
komunitas hewan peliharaan, dll?
5
6. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan masyarakat sipil
pegiat pendidikan.
Apa saja bentuk kerjasama yang
sudah dilakukan sekolah dengan
masyarakat sipil pegiat
pendidikan seperti pelatihan
pembuatan alat musik dari bambu,
dll?
6
7. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan komunitas
keagamaan.
Apa saja bentuk Kerjasama yang
sudah dilakukan sekolah dengan
komunitas keagamaan seperti
majelis taklim, persekutuan doa,
dharma gita?
7
8. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan lembaga bisnis dan
perusahaan.
Apa saja bentuk Kerjasama yang
sudah dilakukan sekolah dengan
lembaga bisnis dan perusahaan
(dunia usaha /dunia industri) yang
memiliki relevansi dan komitmen
dengan pendidikan?
8
9. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan lembaga penyiaran
media.
Apa saja bentuk kerjasama yang
sudah dilakukan sekolah dengan
lembaga penyiaran media seperti
televisi, koran, majalah, radio, dll?
9
10. Kendala saat pelaksanaan. Kendala-kendala yang dihadapi: 10
Selain itu pula peneliti menggunakan pedoman wawancara.
Pedoman wawancara yang digunakan peneliti dapat dilihat dalam tabel 3.8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 3. 8 Pedoman Wawancara
No. Garis Besar Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana peran orangtua/ wali murid terhadap sekolah terutama
terhadap PPK berbasis Masyarakat?
2. Adakah sebuah kegiatan yang dilakukan sekolah mengenai PPK
berbasis Masyarakat? Bagaimana dan kapan?
3. Apa saja bentuk kerjasama sekolah dengan orangtua?
4. Pernahkan bekerjasama dengan pusat kesenian, lembaga
pemerintahan, komunitas, pegiat pendidikan, komunitas keagamaan,
pebisnis, penyiaran media, dsb? Kalau pernah dalam bentuk apa?
5. Target apa yang diinginkan sekolah? Apakah sudah tercapai?
6. Apa kendala sekolah dalam melaksanakan PPK terutama dalam basis
Masyarakat?
7. Bagaimana tanggapan guru, orangtua dan masyarakat terhadap
karakter anak setelah adanya PPK berbasis masyarakat?
8. Apa dukungan dari pemeritah terhadap sekolah mengenai program
PPK?
Tabel 3.8 menjelaskan secara garis besar pedoman wawancara yang
digunakan peneliti untuk mengetahui lebih mendalam mengenai upaya
sekolah dalam implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis Masyarakat di satuan pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan
Godean Kabupaten Sleman.
Pada penelitian ini terdapat daftar cek (checklist) yang digunakan
untuk membantu mengorganisir data penelitian yang dibutuhkan. Daftar cek
yaitu sebuah daftar tempat responden tinggal membubuhkan tanda check (v)
pada kolom yang sesuai (Sopiah dan Sangaji, 2010: 151). Adapun daftar cek
yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 3. 9 Daftar Cek Dokumentasi
No. Data Sekolah Alamat
Jumlah
Sampel
Penelitian
Keterangan
Sesuai Tidak
sesuai
1. SD Negeri
Brongkol
Brongkol, Sidomulyo,
Godean, Sleman, DIY.
4
2. SD Negeri
Godean 3
Curitan, Sidoluhur,
Godean, Sleman, DIY.
5
3. SD Negeri
Godean 1
Jalan Suparjo No. 3,
Sidoluhur, Godean,
Sleman, DIY.
9
4. SD Negeri
Godean 2
Kramen, Sidoagung,
Godean, Sleman, DIY.
9
5. SD Negeri
Jetak
Jetak, Sidokarto, Godean,
Sleman, DIY.
5
6. SD Negeri
Karakan
Karakan, Sidomoyo,
Godean, Sleman, DIY.
5
7. SD Negeri
Krajan
Pirak, Sidoluhur,
Godean, Sleman, DIY.
4
8. SD Negeri
Krapyak
Krapyak, Sidoarum,
Godean, Sleman, DIY.
4
9. SD Negeri
Kwagon
Pare, Sidorejo, Godean,
Sleman, DIY.
5
10. SD Negeri
Ngrenak
Karanglo, Sidomoyo,
Godean, Sleman, DIY.
5
11. SD Negeri
Pengkol
Pengkol, Sidoarum,
Godean, Sleman, DIY.
4
12. SD Negeri
Semarangan 1
Klajuran, Sidokarto,
Godean, Sleman, DIY.
5
13. SD Negeri
Semarangan 2
Nogosari, Sidokarto,
Godean, Sleman, DIY.
4
14. SD Negeri
Semarangan 4
Tangkilan, Sidoarum,
Godean, Sleman, DIY.
5
15. SD Negeri
Semarangan 5
Rewulu, Sidokarto,
Godean, Sleman, DIY.
4
16. SD Negeri
Sentul
Jalan Godean KM 10
Sentul, Sidoagung,
Sleman, DIY
4
17. SD Negeri
Sidoarum
Krapyak, Sidoarum,
Godean, Sleman, DIY.
4
18. SD Negeri
Sidoluhur
Berjo, Sidoluhur,
Godean, sleman, DIY.
4
19. SD Negeri
Sidomoyo
Karangmalang,
Sidomoyo, Godean,
Sleman, DIY.
4
20. SD Negeri
Tinom
Tinom, Sidoarum,
Godean, Sleman, DIY.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
G. Teknik Pengujian Instrumen
1. Validitas
Validasi menunjuk pada derajat keterpercayaan terhadap proses
dan hasil. Instrumen kuesioner yang telah disusun diuji validitasnya
kepada 10 guru yang merupakan orang yang kompeten dalam Program
Penguatan Pendidikan Karakter. Sugiyono (2007: 173) menyatakan
bahwa instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan
Hikmawati (2017: 155-157), instrumen yang valid hendaknya
mempunyai validitas eksternal dan validitas internal. Pada penelitian
ini peneliti menggunakan 2 jenis validasi yaitu:
a. Validitas Isi
Validitas isi menunjuk pada suatu instrumen yang memiliki
kesesuaian isi dalam mengungkap/mengukur yang akan di ukur.
Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian
terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional
judgment (Azwar, 2008: 45). Validitas isi pada penelitian ini dilakukan
penggunakan professional judgment, artinya validitas isi diberikan
kepada para ahli yang memiliki bidang keahlian berhubungan dengan
penelitian ini. Instrumen yang di validasi terdiri dari 8 soal checklist
dan 10 soal essai. Instrumen divalidasi oleh 10 ahli yang merupakan
guru Sekolah Dasar Negeri maupun Swasta dan guru SMP di
Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo dan Kota Jogja. Peneliti
memilih 9 sekolah yang terdiri dari 10 guru tersebut dikarenakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
sekolah tersebut merupakan sekolah unggulan dan pilot project dari
program PPK. Selain itu pula para guru yang menjadi ahli dalam
validasi ini merupakan guru yang dianggap kompeten dalam bidang ini.
Para ahli memberikan nilai pada lembar penilaian instrumen
yang telah disediakan. Skala skor yang digunakan dalam lembar
penilaian instrumen adalah skala likert. Skala likert merupakan suatu
skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,
2015:134-136). Pada Skala likert meliputi skor 1: sangat tidak setuju,
skor 2: tidak setuju, skor 3: ragu-ragu, skor 4: setuju, dan skor 5: sangat
setuju.
Pengukuran dengan skala Likert, memiliki kecenderungan
responden memilih kategori skor ragu-ragu. Mengatasi hal tersebut,
maka dalam penelitian ini skala skor yang digunakan peneliti dalam
skala Likert dengan memodifikasi kriteria skor sebagai berikut: skor 1:
tidak baik, skor 2: kurang baik, skor 3: baik, dan skor 4: sangat baik.
Setelah validator mengisi instrumen validasi, hasil diolah untuk
memperoleh kategorisasi hasil validasi. Skor yang sudah didapatkan
kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima sebagai
berikut (Sukardjo, 2006: 52).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 3.10 Konversi Nilai Skala Lima
Interval Skor Kategori
X > Xi + 1,80 SBi Sangat baik
Xi + 0,60 SBi<X≤ Xi + 1,80SBi Baik
Xi – 0,60 SBi <X≤ Xi + 0,60SBi Cukup
Xi – 1,80 SBi <X≤ Xi − 0,60SBi Kurang
X ≤ Xi − 1,80 SBi Sangat kurang
Keterangan:
Rerata ideal (Xi) : 1
2 (skor maksimal ideal + skol minimal ideal)
Simpangan baku ideal : 1
6 (skor maksimal ideal - skol minimal ideal)
(SBi)
X : Skor aktual
Berdasarkan rumus tersebut, peneliti melakukan modifikasi dengan
menggunakan kategorisasi pada nilai skala lima sebagai berikut
Tabel 3.11 Modifikasi Nilai Skala Lima
Interval Skor Kategori
X > Xi + 1,80 SBi Sangat layak untuk digunakan
Xi + 0,60 SBi<X≤ Xi + 1,80SBi Layak untuk digunakan dengan
revisi sedikit
Xi – 0,60 SBi <X≤ Xi + 0,60SBi Kurang layak dengan revisi
banyak
Xi – 1,80 SBi <X≤ Xi − 0,60SBi Tidak layak revisi total
X ≤ Xi − 1,80 SBi Sangat Tidak layak revisi total
Keterangan:
Rerata ideal (Xi) : 1
2 (skor maksimal ideal + skol minimal ideal)
Simpangan baku ideal : 1
6 (skor maksimal ideal - skol minimal ideal)
(SBi)
X : Skor aktual
Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data
kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini
diterapkan dengan konversi sebagai berikut.
Diketahui:
Skor maksimal ideal : 68
Skor minimal ideal : 17
Rerata ideal (Xi) : 1
2 (68 + 17) = 42,5
Simpangan baku ideal (SBi) : 1
6 (68 - 17) = 8,5
Ditanyakan:
Interval skor kategori sangat layak digunakan, layak digunakan dengan
revisi sedikit, kurang layak dengan revisi banyak, tidak layak revisi total
dan sangat tidak layak revisi total.
Jawaban:
Kategori sangat layak digunakan
= X > Xi + 1,80 SBi
= X > 42,5 + (1,80 . 8,5)
= X > 42,5 + (15,3)
= X> 67,8
Kategori layak digunakan dengan revisi sedikit
= Xi + 0,60 SBi<X≤ Xi + 1,80SBi
= 42,5 + (0,60 . 8,5) <X≤ 42,5 + (1,80. 8,5)
= 2,5 + (5,1) <X≤ 2,5 + (15,3)
= 47,6 <X≤ 57,8
Kategori kurang layak dengan revisi banyak
= Xi - 0,60 SBi<X≤ Xi + 0,60SBi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
= 42,5 – (0,60 . 8,5) <X≤ 42,5 + (0,60 . 8,5)
= 42,5 – (5,1) <X≤ 42,5 + (5,1)
= 37,4 <X≤ 47,6
Kategori tidak layak revisi total
= Xi – 1,80 SBi<X≤ Xi - 0,60SBi
= 42,5 – (1,80 . 8,5) <X≤ 42,5 - (0,60 . 8,5)
= 42,5 – (15,3) <X≤ 42,5 - (5,1)
= 27,2 <X≤ 37,4
Kategori sangat tidak layak revisi total
= X ≤ Xi − 1,80 SBi
= X ≤ 42,5 − (1,80. 8,5)
= X ≤ 42,5 − 15,3
= X ≤ 27,2
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data
kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.
Tabel 3.12 Kriteria Skor Skala Lima
Interval Skor Kriteria
57,9 – 68 Sangat layak untuk digunakan
47,7 – 57,8 Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
37,5 – 47,6 Kurang layak dengan revisi banyak
27,3 – 37,4 Tidak layak revisi total
≤ 27,2 Sangat tidak layak revisi total
Berdasarkan hasil perhitungan lembar penilaian instrumen yang
telah dinilai oleh para ahli. Kemudian diakumulasi dan dikategorikan, maka
peneliti mendapatkan hasil penilaian instrumen yang dapat dilihat pada tabel
3.13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 3. 13 Rekapitulasi Validitas Instrumen
No. Validator Instansi Skor Keterangan
1. INL SD
Muhammadiyah
Jogodayoh
61 Sangat layak digunakan
2. DP SD Negeri
Bhayangkara
52 Layak untuk digunakan
dengan sedikit revisi
3. H SMP Negeri 1
Bantul
66 Sangat layak untuk
digunakan
4. TKR SMP Negeri 1
Bantul
67 Sangat layak untuk
digunakan
5. DK SD Negeri
Bantul 1
67 Sangat layak untuk
digunakan
6. S SD Negeri
Wates 4
67 Sangat layak untuk
digunakan
7. BAP SD Joannes
Bosco
57 Layak untuk digunakan
dengan sedikit revisi
8. L SD Negeri
Ungaran 1
61 Sangat layak untuk
digunakan
9. BM SD
Muhammadiyah
Karangkajen 1
54 Layak untuk digunakan
dengan sedikit revisi
10. NWM SD Negeri
Keputran 1
63 Sangat layak untuk
digunakan
Rata-rata 61,5 Sangat layak untuk
digunakan
Dari hasil akumulasi dan kategori instrumen serta berdasarkan
masukan dan saran yang diberikan oleh ahli, peneliti sedikit merevisi
beberapa kata, kalimat maupun susunan Bahasa yang mengikuti masukan
dan saran yang telah diberikan oleh ahli.
b. Validitas Muka
Validitas muka adalah tipe validitas yang paling rendah
signifikansinya karena hanya didasarkan pada penilaian terhadap format
penampilan (appearance) tes (Azwar, 2008: 46). Tujuan dari validitas
muka ialah untuk melihat penampilan tes apakah sudah meyakinkan dan
memberikan kesan mampu mengungkapkan apa yang hendak diukur maka
dapat dikatakan bahwa validitas muka telah terpenuhi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Validitas muka ini dilakukan pada 8 soal checklist dan 10 soal essai
yang sebelum memasuki tahap ini, isinya sudah divalidasi oleh para ahli.
Validitas muka pada instrumen ini dilakukan oleh 5 guru dari 2 guru SMP
Negeri 1 Bantul, SD Negeri Ungaran 1, SD Negeri 4 Wates, dan SD Negeri
Keputran 1. Para guru tersebut dipilih karena guru tersebut telah dianggap
kompeten dalam bidang PPK. Validitas muka dilakukan dengan
menggunakan lembar penilaian validasi yang telah diisi oleh para ahli.
Beberapa soal yang diujikan yang dianggap masih membingungkan dan
ditemukan di soal checklist serta essai. Hasil validitas muka dapat dilihat
pada tabel 3.14.
Tabel 3.14 Hasil Validitas Muka
No. Validator Masukan Sebelum direvisi Sesudah direvisi
1. SMPN 1
Bantul A
Aitem 1:
-Komunikasi
dihilangkan
Aitem 2:
-Ejaan perlu diedit
Aitem 3:
-Ejaan perlu di edit
Aitem 1:
Komunikasi orang
tua peserta didik atau
paguyuban orang tua
sebagai mitra dalam
penguatan
pendidikan karakter
Aitem 2:
theater
Aitem 3:
KemeNpora
Aitem 1:
Orang tua peserta
didik atau
paguyuban orang
tua sebagai mitra
dalam penguatan
pendidikan karakter
Aitem 2:
Teater
Aitem 3:
Kemenpora
2. SMPN 1
Bantul B
Aitem 7:
-Kata DU/DI
diberikan
kepanjangannya
Aitem 7:
Lembaga bisnis dan
perusahaan (DU/DI)
yang memiliki
relevansi dan
komitmen dengan
pendidikan.
Aitem 7:
Lembaga bisnis dan
perusahaan (Dunia
Usaha /Dunia
Industri) yang
memiliki relevansi
dan komitmen
dengan pendidikan.
3. SDN 4
Wates
Aitem 3:
-Diganti dinas
kesehatan
Puskesmas,
Kementerian
Lingkungan Hidup,
dan Kepolisian
Aitem 3:
Lembaga
pemerintahan (BNN,
Kepolisian, KPK,
Kemenkes,
KemeNpora, dll
Aitem 3:
Lembaga
pemerintahan
(BNN, Kepolisian,
KPK, Kemenkes,
Kemenpora,
Kementerian
Lingkungan Hidup,
dll
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
No. Validator Masukan Sebelum direvisi Sesudah direvisi
4. SDN
Keputran 1
Aitem 2:
-Kesalahan
penulisan mohon
diperbaiki
Aitem 3:
-Kemenkes diganti
dengan Puskesmas
-Kesalahan
penulisan mohon
diperbaiki.
Aitem 2:
Theater
Aitem 3:
Kemenkes
KemeNpora
Aitem 2:
Teater
Aitem 3:
Kemenkes
Kemenpora
5. SDN
Ungaran 1
Aitem 1:
-Dihilangkan kata
komunikasi
Aitem 1:
Komunikasi orang
tua peserta didik atau
paguyuban orang tua
sebagai mitra dalam
penguatan
pendidikan karakter
Aitem 1:
Orang tua peserta
didik atau
paguyuban orang
tua sebagai mitra
dalam penguatan
pendidikan karakter
Tabel 3.14 menjelaskan mengenai hasil validasi muka oleh para ahli.
Pada hasil akumulasi validasi muka terdapat beberapa masukan yang
diberikan oleh para ahli antara lain mengenai kesalahan penulisan, beberapa
singkatan diberikan kepanjangan dan menghilangkan beberapa kata yang
kiranya tidak perlu. Adapun beberapa hal yang harus direvisi yaitu kata
DU/DI diberikan kepanjangannya, kata komunikasi pada instrumen nomer
1 dihapuskan, tulisan kemeNpora menjadi Kemenpora, dan tulisan theater
menjadi teater.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data kuesioner pada penelitian ini menggunakan deskriptif
kuantitatif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2015:
208).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Hasan (2006:185), analisis deskriptif merupakan bentuk analisis
data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian yang didasarkan
atas satu sampel. Dimana analisis deskriptif ini dilakukan melalui pengujian
hipotesis deskriptif. Analisis deskriptif ini menggunakan satu variabel atau
lebih tapi bersifat mandiri, oleh karena itu analisis ini tidak berbentuk
perbandingan atau hubungan. Penggunaan analisis deskriptif pada
penelitian ini berfungsi untuk melihat implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) berbasis Masyarakat di sekolah dasar.
Langkah-langkah dalam teknik analisis data yang dilakukan oleh
peneliti untuk mengolah data penelitian sebagai berikut.
1. Hal pertama yang dilakukan peneliti yaitu mengolah data. Pengolahan
data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka
ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu
(Hasan, 2006: 24). Adapun pengolahan data dalam penelitian ini
terbagi menjadi tiga tahap sebagai berikut.
a. Editing
Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang
telah dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk (raw
data) atau data yang terkumpul tidak logis dan meragukan (Hasan,
2006: 24). Pada tahap ini peneliti memeriksa ulang kelengkapan
identitas responden dan instrumen penelitian untuk meminimalisir
kurangnya data yang terkumpul. Kekurangan data maupun
kesalahan data dapat dilengkapi dengan pengumpulan data ulang
ataupun dengan interpolasi (penyisipan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
b. Coding
Coding adalah pemberian/ pembuatan kode-kode pada tiap-
tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama (Hasan, 2006:
24). Pada tahap ini peneliti menggunakan kode pada data yang
dianalisis dengan memberikan huruf A sampai dengan T untuk
inisial data 20 SD yang terdiri dari guru kelas 1 sampai dengan 6.
c. Tabulasi
Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data
yang telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan
(Hasan, 2006: 24). Pada tahap ini peneliti memasukan data yang
sudah diberikan kode ke dalam tabel.
2. Setelah data masuk dalam tahap editing, koding, dan tabulasi. Tahap
selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah mengolah data dengan
mengelompokkan dan menyederhanakan data berdasarkan frekuensi
dan persentase setiap respon.
3. Langkah selanjutnya, setelah peneliti sudah mengelompokkan dan
menyederhanakan data berdasarkan frekuensi dan persentase setiap
respon, yaitu peneliti menyajikan data yang diperoleh berdasarkan
hasil survei pada guru kelas untuk mengetahui implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di Sekolah Dasar
se-Kecamatan Godean. Data penelitian disajikan dalam bentuk
diagram. Penyajian diagram terbagi menjadi dua yaitu pertama secara
umum, artinya data implementasi program PPK berbasis masyarakat
disajikan berdasarkan seluruh aitem menggunakan diagram batang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Cara kedua yaitu secara khusus, artinya data implementasi program
PPK berbasis masyarakat disajikan khusus per aitem menggunakan
diagram batang. Hasil wawancara dimasukan dalam deskripsi pada
hasil data soal essai. Hasil tersebut memperkuat hasil data pada
kuesioner pertanyaan terbuka (soal essai). Hasil data soal essai
disajikan dalam bentuk deskriptif.
4. Setelah itu, data dianalisis secara deskriptif berdasarkan frekuensi dan
persentase setiap respon yang diberikan oleh guru kelas.
5. Langkah terakhir yaitu penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan
bertujuan untuk menjawab rumusan permasalahan yang sedang diteliti
oleh peneliti yaitu adanya implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di Sekolah Dasar se-
Kecamatan Godean Kabupaten Sleman. Pada bagian ini membuat
deskripsi tentang implementasi Program PPK berbasis masyarakat di
Sekolah Dasar dengan melihat persentase pada setiap aitem soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bagian ini, bab IV membahas mengenai hasil penelitian dan
pembahasan. Hasil penelitian membahas mengenai deskripsi data dan analisis data
yang dilakukan. Bagian pembahasan membahas mengenai hubungan antara hasil
penelitian dengan hasil penelitian yang relevan serta kajian teori.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan
metode survei. Penelitian ini dilaksanakan di SD wilayah UPT Kecamatan
Godean. Peneliti mengambil seluruh SD Negeri di Kecamatan Godean yang
berjumlah 20 sekolah. 20 sekolah tersebut dipilih berdasarkan persetujuan
dari kepala sekolah. Peneliti meminta izin untuk melaksanakan penelitian di
sekolah tersebut dan mendapatkan izin dari kepala sekolah. Pada
pelaksanaannya peneliti hanya mendapatkan 19 SD negeri untuk
melaksanakan penelitian. Hal tersebut dikarenakan kepala sekolah SD
Negeri yang peneliti kunjungi tidak bisa ditemui, sehingga dengan beberapa
pertimbangan dari peneliti memutuskan hanya 19 sekolah untuk menjadi
data dalam penelitian ini. Peneliti mengambil subjek dalam penelitian ini
guru kelas 1 sampai dengan 6 dengan jumlah sampel dalam penelitian ini
yaitu sebesar 97 guru. Data peneliti yang belum sesuai diambilkan dari
beberapa data penelitian yang tidak menjadi sampel. Berikut adalah daftar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
seluruh SD Negeri di Kecamatan Godean yang diteliti dapat dilihat pada
tabel 4.1.
Tabel 4. 1 Daftar SD yang diteliti
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2018 sampai dengan
Februari 2019. Peneliti mengurus beberapa surat izin untuk melaksanakan
penelitian berupa surat izin penelitian dari Universitas Sanata Dharma
hingga mengurus izin penelitian ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
(Kesbangpol) Kabupaten Sleman. Setelah mendapatkan surat tembusan dari
Kesbangpol peneliti memberikannya ke kantor Bupati, Dinas Kebudayaan
dan UPT Kecamatan Godean. Peneliti mulai menyebar instrumen penelitian
dengan memasuki satu persatu SD yang menjadi sampel penelitian.
Sebelum menyebarkan instrumen peneliti menemui dan meminta izin
No. Nama Sekolah
Jumlah
Responden
(Guru)
Sampel
Penelitian
1. SD Negeri Brongkol 6 4
2. SD Negeri Godean 3 6 5
3. SD Negeri Godean 1 12 9
4. SD Negeri Godean 2 12 9
5. SD Negeri Jetak 6 5
6. SD Negeri Karakan 6 5
7. SD Negeri Krajan 6 4
8. SD Negeri Krapyak 6 4
9. SD Negeri Kwagon 6 5
10. SD Negeri Ngrenak 6 5
11. SD Negeri Pengkol 6 4
12. SD Negeri Semarangan 1 6 5
13. SD Negeri Semarangan 2 6 4
14. SD Negeri Semarangan 4 6 5
15. SD Negeri Semarangan 5 6 4
16. SD Negeri Sentul 6 4
17. SD Negeri Sidoarum 6 4
18. SD Negeri Sidoluhur 6 4
19. SD Negeri Sidomoyo 6 4
20. SD Negeri Tinom 6 4
Jumlah 132 97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
terlebih dahulu kepada kepala sekolah. Setelah mendapatkan izin peneliti
bisa menyebarkan instrumen penelitian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 8 soal checklist
dan 10 soal essai. Instrumen tersebut digunakan untuk melihat implementasi
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat. Instrumen
yang digunakan peneliti sebelumnya sudah melalui tahap validasi yang
meliputi validasi isi dan validasi muka. Instrumen di validasi oleh 10 guru
yang sudah berpengalaman dan menguasai PPK di 9 sekolah di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Instrumen penelitian dititipkan ke sekolah
untuk disebarkan kepada guru kelas. Setiap sekolah memiliki waktu
pengerjaan yang berbeda-beda, peneliti memberikan waktu selama 7 hari
sampai dengan 14 hari. Peneliti memberikan nomer telepon, apabila ada
pertanyaan dari sekolah dan meminta nomer telepon sekolah untuk
mengkonfirmasi instrumen yang sudah diisi dan kemudian dianalisis oleh
peneliti.
2. Deskripsi Responden Penelitian
Responden penelitian yang diambil peneliti merupakan guru kelas 1
sampai dengan guru kelas 6. Penentuan guru kelas yang menjadi sampel
penelitian ditentukan menggunakan sistem undian. Instrumen yang sudah
diisi responden, selanjutnya dicoding dengan memberikan inisial setiap
instrumen. Pemberian inisial pada setiap instrumen dengan menggunakan
huruf A sampai dengan T, misalnya A1, A2, A3, A4, B1, B2, dst. Peneliti
lalu mengundi untuk mengambil jumlah instrumen yang sesuai dengan tabel
krejcie setiap sekolah. Responden mengerjakan 8 soal checklist dan 10 soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
essai, di lembar instrumen paling depan terdapat pengantar instrumen dan
lembar identitas guru yang mengerjakan dari nama, tanggal lahir, lama
mengajar hingga alamat sekolah. Pada halaman terakhir terdapat lembar
biodata peneliti yang dilengkapi alamat dan nomor telepon untuk
mempermudah responden apabila ada sesuatu yang kurang jelas. Rata-rata
lama guru sudah mengajar lebih dari 10 tahun dan ada beberapa guru yang
lama mengajarnya di bawah 5 tahun. Pendidikan guru dalam penelitian ini
sangat bervariasi mulai dari DIII, S1 dan S2.
Data dalam penelitian ini disajikan dengan inisial setiap guru untuk
mempermudah peneliti dalam mengolah data. Instrumen yang sudah diisi
dikumpulkan dan direkapitulasi untuk mengetahui adanya implementasi
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis Masyarakat di Sekolah
Dasar se-Kecamatan Godean Kabupaten Sleman.
3. Deskripsi Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis Masyarakat di Sekolah Dasar se-Kecamatan Godean
Dalam bagian ini peneliti mendeskripsikan data implementasi
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis Masyarakat di Sekolah
Dasar se-Kecamatan Godean. Deskripsi data ini digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya implementasi terhadap program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat dan bagaimana upaya sekolah
dalam mewujudkannya. Dalam bagian ini, peneliti mendeskripsikan data
instrumen checklist untuk melihat ada tidaknya implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat. Deskripsi instrumen
essai dipaparkan untuk memperjelas apa saja upaya yang dilakukan sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dalam mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis masyarakat.
a. Deskripsi data soal checklist
Peneliti akan mendeskripsikan mengenai implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di satuan pendidikan
Sekolah Dasar se-Kecamatan Godean. Deskripsi data disajikan setiap aitem
soal checklist. Soal checklist dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4. 2 Soal Checklist
No. Soal Checklist Nomor soal
1 Orang tua peserta didik atau paguyuban orang tua
sebagai mitra dalam penguatan pendidikan karakter. 1
2 Pengelola Pusat Kesenian dan Kebudayaan atau
komunitas (sanggar seni, bengkel teater, kelompok
hobi, dll) yang merupakan pusat pengembangan
budaya lokal dan modern.
2
3 Lembaga pemerintahan (BNN, Kepolisian, KPK,
Kemenkes, Kemenpora, Kementerian Lingkungan
Hidup, dll).
3
4 Lembaga atau komunitas yang menyediakan sumber-
sumber pembelajaran (perpustakaan, museum, situs
budaya, cagar budaya, paguyuban pencinta
lingkungan, komunitas hewan peliharaan, dll).
4
5 Masyarakat sipil pegiat pendidikan (misal, pelatihan
pembuatan alat musik dari bambu, dll). 5
6 Komunitas keagamaan (majelis taklim, persekutuan
doa, dharma gita). 6
7 Lembaga bisnis dan perusahaan (Dunia Usaha /Dunia
Industri) yang memiliki relevansi dan komitmen
dengan pendidikan.
7
8 Lembaga penyiaran media seperti televisi, koran,
majalah, radio, dll. 8
Soal Checklist dan nomor soal pada tabel 4.2 digunakan untuk
memudahkan pembaca dalam memahami deskripsi data implementasi pada
instrumen soal checklist. Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data
deskripsi data menjadi dua bagian. Bagian yang pertama dideskripsikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
secara umum (seluruh soal checklist), sedangkan bagian ke dua
dideskripsikan secara khusus per aitem soal checklist. Persentase
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat
secara umum dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4. 1 Persentase Implementasi Program Penguatan Pendidikan
Karakter Berbasis Masyarakat di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Se-
Kecamatan Godean
Gambar 4.1 merupakan grafik persentase implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di satuan pendidikan
Sekolah Dasar se-Kecamatan Godean. Berdasarkan hasil persentase pada
gambar 4.1, persentase implementasi yang paling tinggi terdapat pada aitem
soal 1 sebanyak 90% terimplementasikan, aitem soal 2 sebanyak 44%, aitem
soal 3 sebanyak 77%, aitem soal 4 sebanyak 78%, aitem soal 5 sebanyak
28%, aitem soal 6 sebanyak 65%, aitem soal 7 sebanyak 33%, dana item
soal 8 sebanyak 48%. Apabila dipersentase kembali responden yang
memilih ya pada keseluruhan aitem terdapat sebanyak 58%, sedangkan
yang memilih tidak sebanyak 48%. Hal ini membuktikan bahwa Sekolah
Aitem 1 Aitem 2 Aitem 3 Aitem 4 Aitem 5 Aitem 6 Aitem 7 Aitem 8
Ya 90% 44% 77% 78% 28% 65% 33% 48%
Tidak 10% 56% 23% 22% 72% 35% 67% 52%
90%
44%
77% 78%
28%
65%
33%
48%
10%
56%
23% 22%
72%
35%
67%
52%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Persentase Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat
Ya Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Dasar se-Kecamatan Godean sudah mengimplementasikan program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat.
Setelah menganalisis persentase implementasi secara umum,
peneliti menganalisis persentase implementasi secara khusus. Berikut ini
adalah analisis persentase implementasi instrumen soal checklist secara
khusus.
1) Aitem Soal 1
Aitem soal 1 membahas tentang kerjasama sekolah dengan orang tua
atau wali murid. Kerjasama sekolah dengan orang tua atau wali murid dapat
diwujudkan dalam bentuk paguyuban wali murid, komite sekolah, maupun
kegiatan lainnya. Persentase aitem soal 1 dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4. 2 Persentase Implementasi Program PPK berbasis Masyarakat
Aitem soal 1
Gambar 4.2 menunjukkan hasil pengujian instrumen soal checklist
dapat diketahui bahwa program PPK berbasis masyarakat sudah
terimplementasikan. Implementasi dapat dilihat dari responden guru yang
memilih “Ya” pada instrumen sebanyak 90% dan guru yang memilih
“Tidak” yaitu sebanyak 10%. Artinya, 90% responden sudah melakukan
Ya Tidak
Aitem 1 90% 10%
90%
10%
0%
50%
100%
Aitem 1
Aitem 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
kerjasama antara sekolah dengan orang tua siswa dan 10% responden belum
melakukan kerjasama antara sekolah dengan orangtua siswa.
2) Aitem soal 2
Aitem soal 2 membahas tentang kerjasama sekolah dengan
Pengelola Pusat Kesenian dan Kebudayaan atau komunitas (sanggar seni,
bengkel teater, kelompok hobi, dll) yang merupakan pusat pengembangan
budaya lokal dan modern. Adapun persentase aitem soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.3.
Gambar 4. 3 Persentase Implementasi Program PPK berbasis Masyarakat
Aitem soal 2
Gambar 4.3 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen soal
checklist aitem soal 2. Implementasi program PPK berbasis masyarakat
dapat terlihat dalam jawaban guru. Pada gambar tersebut dapat diketahui
bahwa program PPK berbasis masyarakat tidak terimplementasikan dengan
baik. Hal tersebut dapat dilihat bahwa secara keseluruhan guru yang
memilih “Ya” sebanyak 44% dan guru yang memilih “Tidak” sebanyak
56%. Artinya, 44% responden sudah melakukan kerjasama dengan
pengelola pusat kesenian dan kebudayaan dan 56% belum melakukan
kerjasama dengan dengan pengelola pusat kesenian.
Ya Tidak
Aitem 2 44% 56%
44%
56%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Aitem 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
3) Aitem Soal 3
Aitem soal 3 membahas tentang kerjasama sekolah dengan lembaga
pemerintahan seperti BNN, Kepolisian, KPK, Kemenkes, Kemenpora,
Kementerian Lingkungan Hidup, dll. Adapun persentase aitem soal 3 dapat
dilihat pada gambar 4.4.
Gambar 4. 4 Persentase Implementasi Program PPK berbasis Masyarakat
Aitem soal 3
Gambar 4.4 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen soal
checklist pada aitem soal 3 dapat diketahui bahwa program PPK berbasis
masyarakat sudah terimplementasikan. Hal tersebut dapat dilihat dari
persentase keseluruhan guru yang menjawab “Ya” pada soal aitem 3
sebanyak 77%, sedangkan guru yang menjawab “Tidak” sebanyak 23%.
Artinya 77% responden sudah melakukan kerjasama dengan lembaga
pemerintahan dan 23% belum melakukan kerjasama dengan lembaga
pemerintahan.
4) Aitem Soal 4
Aitem soal 4 membahas tentang kerjasama sekolah dengan lembaga
atau komunitas yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran seperti
Ya Tidak
Aitem 3 77% 23%
77%
23%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Aitem 3
Aitem 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
perpustakaan, museum, situs budaya, cagar budaya, paguyuban pencinta
lingkungan, komunitas hewan peliharaan, dll. Persentase aitem soal 4 dapat
dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4. 5 Persentase Implementasi Program PPK berbasis Masyarakat
Aitem soal 4
Gambar 4.5 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen soal
checklist pada aitem soal 4 dapat diketahui bahwa program PPK berbasis
masyarakat sudah terimplementasikan. Hal tersebut dapat dilihat dari
persentase keseluruhan guru yang menjawab “Ya” pada soal aitem 4
sebanyak 78%, sedangkan guru yang menjawab “Tidak” sebanyak 22%.
Artinya, 78% responden sudah melakukan kerjasama dengan lembaga atau
komunitas yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran dan 22%
belum melakukan kerjasama dengan lembaga atau komunitas yang
menyediakan sumber-sumber pembelajaran.
5) Aitem Soal 5
Aitem soal 5 membahas tentang kerjasama sekolah dengan
masyarakat sipil pegiat pendidikan misalnya pelatihan pembuatan alat
Ya Tidak
Aitem 4 78% 22%
78%
22%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Aitem 4
Aitem 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
musik dari bambu, dll. Persentase aitem soal 5 dapat dilihat pada gambar
4.6.
Gambar 4. 6 Persentase Implementasi Program PPK berbasis Masyarakat
Aitem soal 5
Gambar 4.6 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen soal
checklist aitem soal 2. Implementasi program PPK berbasis masyarakat
dapat terlihat dalam jawaban guru. Pada gambar tersebut dapat diketahui
bahwa program PPK berbasis masyarakat tidak terimplementasikan dengan
baik. Hal tersebut dapat dilihat bahwa secara keseluruhan guru yang
memilih “Ya” sebanyak 28% dan guru yang memilih “Tidak” sebanyak
72%. Artinya, 28% responden sudah melakukan kerjasama dengan
masyarakat sipil pegiat pendidikan dan 72% belum melakukan kerjasama
dengan masyarakat sipil pegiat pendidikan.
6) Aitem Soal 6
Aitem soal 6 membahas tentang kerjasama sekolah dengan
komunitas keagamaan misalnya majelis taklim, persekutuan doa, dan
dharma gita. Persentase aitem soal 6 dapat dilihat pada gambar 4.7.
Ya Tidak
Aitem 5 28% 72%
28%
72%
0%
20%
40%
60%
80%
Aitem 5
Aitem 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Gambar 4. 7 Persentase Implementasi Program PPK berbasis Masyarakat
Aitem soal 6
Gambar 4.7 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen soal
checklist pada aitem soal 6 dapat diketahui bahwa program PPK berbasis
masyarakat sudah terimplementasikan. Hal tersebut dapat dilihat dari
persentase keseluruhan guru yang menjawab “Ya” pada soal aitem 6
sebanyak 65%, sedangkan guru yang menjawab “Tidak” sebanyak 35%.
Artinya, 65% responden sudah melakukan kerjasama dengan komunitas
keagamaan dan 35% belum melakukan kerjasama dengan komunitas
keagamaan.
7) Aitem Soal 7
Aitem soal 7 membahas tentang kerjasama sekolah dengan lembaga
bisnis dan perusahaan (Dunia Usaha /Dunia Industri) yang memiliki
relevansi dan komitmen dengan pendidikan. Persentase aitem soal 7 dapat
dilihat pada gambar 4.8.
Ya Tidak
Aitem 6 65% 35%
65%
35%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Aitem 6
Aitem 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Gambar 4. 8 Persentase Implementasi Program PPK berbasis Masyarakat
Aitem soal 7
Gambar 4.8 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen soal
checklist aitem soal 7. Implementasi program PPK berbasis masyarakat
dapat terlihat dalam jawaban guru. Pada gambar tersebut dapat diketahui
bahwa program PPK berbasis masyarakat tidak terimplementasikan dengan
baik. Hal tersebut dapat dilihat bahwa secara keseluruhan guru yang
memilih “Ya” sebanyak 33% dan guru yang memilih “Tidak” sebanyak
67%. Artinya, 33% responden sudah melakukan kerjasama dengan lembaga
bisnis dan perusahaan (Dunia Usaha/ Dunia Industri) yang memiliki
relevansi dan komitmen dengan pendidikan, sedangkan 67% responden
belum melakukan kerjasama dengan lembaga bisnis dan perusahaan (Dunia
Usaha/ Dunia Industri) yang memiliki relevansi dan komitmen dengan
pendidikan.
8) Aitem Soal 8
Aitem soal 8 membahas tentang kerjasama sekolah dengan lembaga
penyiaran media seperti televisi, koran, majalah, radio, dll. Persentase aitem
soal 8 dapat dilihat pada gambar 4.9.
Ya Tidak
Aitem 7 33% 67%
33%
67%
0%
20%
40%
60%
80%
Aitem 7
Aitem 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Gambar 4. 9 Persentase Implementasi Program PPK berbasis Masyarakat
Aitem soal 8
Gambar 4.9 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen soal
checklist aitem soal 8. Implementasi program PPK berbasis masyarakat
dapat terlihat dalam jawaban guru. Pada gambar tersebut dapat diketahui
bahwa program PPK berbasis masyarakat tidak terimplementasikan dengan
baik. Hal tersebut dapat dilihat bahwa secara keseluruhan guru yang
memilih “Ya” sebanyak 48% dan guru yang memilih “Tidak” sebanyak
52%. Artinya, 48% responden sudah melakukan kerjasama dengan lembaga
penyiaran media dan 52% responden belum melakukan kerjasama dengan
lembaga penyiaran media.
b. Deskripsi Data Soal Essai
Peneliti mendeskripsikan 10 soal instrumen essai yang telah diisi
oleh guru SD Negeri se-Kecamatan Godean. Upaya implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di Satuan Pendidikan
Sekolah Dasar se-Kecamatan Godean dapat dilihat dari variasi jawaban
yang diberikan oleh guru pada setiap aitem. Berikut ini adalah aitem soal
essai yang dapat dilihat pada tabel 4.3.
Ya Tidak
Aitem 8 48% 52%
48%
52%
46%47%48%49%50%51%52%53%
Aitem 8
Aitem 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Tabel 4. 3 Instrumen Soal Essai
No. Soal Essai Nomor Soal
1. Praktik baik yang dilakukan 1
2. Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan
oleh sekolah dengan orang tua peserta didik atau
paguyuban orang tua sebagai mitra dalam
penguatan pendidikan karakter?
2
3. Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan
sekolah dengan pengelola pusat kesenian dan
kebudayaan atau komunitas?
3
4. Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan
sekolah dengan lembaga pemerintahan seperti
BNN, Kepolisian, KPK, Kemenkes, Kemenpora,
Kementerian Lingkungan Hidup, dll?
4
5. Apa saja bentuk kegiatan kerjasama yang sudah
dilakukan sekolah dengan lembaga atau komunitas
yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran
seperti perpustakaan, museum, situs budaya, cagar
budaya, paguyuban pencinta lingkungan, komunitas
hewan peliharaan, dll?
5
6. Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan
sekolah dengan masyarakat sipil pegiat pendidikan
seperti pelatihan pembuatan alat musik dari bambu,
dll?
6
7. Apa saja bentuk Kerjasama yang sudah dilakukan
sekolah dengan komunitas keagamaan seperti
majelis taklim, persekutuan doa, dharma gita?
7
8. Apa saja bentuk Kerjasama yang sudah dilakukan
sekolah dengan lembaga bisnis dan perusahaan
(dunia usaha /dunia industri) yang memiliki
relevansi dan komitmen dengan pendidikan?
8
9. Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan
sekolah dengan lembaga penyiaran media seperti
televisi, koran, majalah, radio, dll?
9
10. Kendala-kendala yang dihadapi 10
Tabel 4.3 di atas merupakan instrumen penelitian aitem soal essai.
Terdapat 10 soal essai yang menjabarkan mengenai praktik baik dan
kendala. Sebagian besar soal pada aitem essai merupakan pertanyaan yang
menggali informasi lebih dalam mengenai upaya implementasi program
PPK berbasis masyarakat apabila mengisi tanda “Ya” pada instrumen aitem
soal checklist. Berikut ini adalah analisis upaya implementasi dalam
instrumen soal essai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
1) Aitem Soal 1
Pada aitem soal 1 membahas mengenai praktik baik yang dilakukan
sekolah mengenai program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
masyarakat. Praktik baik yang dilakukan oleh responden dalam penelitian
ini antara lain menjalin komunikasi dengan stakeholder dan pihaklain,
membuat forum komunikasi dengan paguyuban kelas, mempublikasikan
prestasi dan kegiatan sekolah lewat majalah, Menyampaikan program
kegiatan PPK kepada komite sekolah dan orangtua siswa, sekolah selalu
menginformasikan mengundang orangtua untuk merencanakan program
yang berkaitan dengan pendidikan karakter, adanya buku penghubung antar
guru kelas dan orangtua, adanya penyuluhan anti narkoba dari pihak
kepolisian, penyuluhan makanan sehat dari puskesmas, perpustakaan
keliling, kunjungan ke perpustakaan, pojok buku, ikut serta pengajian rutin
antar mushola di lingkungan sekolah, langganan koran dan majalah, selalu
melibatkan wali murid di setiap kegiatan peserta didik, dan mengadakan
pertemuan rutin dengan paguyuban orangtua, baik secara kolektif maupun
masing-masing kelas. Sudah banyak sekali kegiatan maupun program-
program sekolah yang dilaksanakan berdasarkan PPK berbasis masyarakat
dan kegiatan tersebut sudah berjalan dengan cukup baik. Selain berdasarkan
data soal essai, peneliti memperoleh data berdasarkan wawancara dengan
kepala sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah bahwa
beberapa kegiatan seperti halnya sosialisasi dan penyuluhan selalu
dilakukan di setiap tahunnya pada tahun ajaran baru. Sekolah pula selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
mengundang berbagai macam narasumber untuk mengisi kegiatan sekolah
seperti dari kepolisian maupun puskesmas.
2) Aitem Soal 2
Pada aitem soal 2 membahas mengenai “apa saja bentuk kerjasama
yang sudah dilakukan oleh sekolah dengan orang tua peserta didik atau
paguyuban orang tua sebagai mitra dalam penguatan pendidikan karakter?”.
Bentuk kerjasama yang sudah dilakukan sekolah dengan orang tua peserta
didik atau paguyuban orang tua sebagai mitra dalam penguatan pendidikan
karakter antara lain setiap kelas adanya komite/ paguyuban kelas (untuk
mencapai nilai karakter gotong royong), kerjasama dalam kegiatan intra dan
ekstra kurikuler, pertemuan rutin antara komite sekolah dengan wali murid,
wali kelas dengan paguyuban kelas, guru menitipkan pesan ke wali murid
mengenai anak kurang sarapan, membawa bekal dan komunikasi
perkembangan siswa, merencanakan program PPK, kerjasama pengelolaan
kelas, kunjungan ke rumah siswa, takziah ke keluarga siswa (untuk
mencapai nilai religius dan empati), adanya buku penghubung antara wali
kelas dengan orang tua, dan menjenguk teman yang sakit, adanya kegiatan
“parent’s day” dengan mendatangkan wali murid sebagai narasumber,
pemberian tugas rumah yang didukung orangtua (untuk mencapai nilai
mandiri), dan wali murid menyetorkan makanan ke kantin secara bergantian
(untuk mencapai nilai kejujuran). Selain itu pula kerjasama dapat terlihat
sangat baik pula ketika adanya grup “whatsapp” yang semakin
mempermudah komunikasi antara guru dengan wali murid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 kepala sekolah yang diambil
secara random menunjukkan bahwa sekolah sudah menjalin hubungan yang
baik dengan sekolah. Hal tersebut dapat dilihat pada saat rapat dimana
jumlah kehadiran walimurid hampir mencapai angka 100% dan
terbentuknya sebuah paguyuban orangtua di setiap kelas. Selain itu, orang
tua selalu mengambil andil dalam kegiatan sekolah maupun menyetor
makanan di kantin sekolah.
3) Aitem Soal 3
Pada aitem soal 3 membahas mengenai “apa saja bentuk kerjasama
yang sudah dilakukan sekolah dengan pengelola pusat kesenian dan
kebudayaan atau komunitas?”. Bentuk kerjasama yang sudah dilakukan
sekolah dengan pengelola pusat kesenian atau kebudayaan atau komunitas
antara lain pentas seni dalam kegiatan tingkat kabupaten dan hari besar
(untuk mencapai subnilai mandiri yaitu etos kerja dan kreatif), berkunjung
ke pusat kesenian atau budaya, mengajar ekstrakurikuler tentang seni (Tari,
karawitan, dll), hari anak, anak diajak ke desa wisata, mendatangkan polisi
sebagai Pembina upacara, mengunjungi perpustakaan kabupaten, museum
(untuk mencapai nilai nasionalis), mengikuti lomba tari di kabupaten,
menonton pertunjukan maupun pementasan kesenian, mengadakan latihan
karawitan dan menampilkan tarian saat acara desa, berlatih karawitan atau
gamelan di tempat penduduk setempat yang terdapat, penggunaan gamelan
milik desa untuk ekstrakurikuler, berpartisipasi kegiatan festival budaya
(untuk mencapai nilai nasionalis), dan pelatihan untuk anak dengan sanggar
teater atau puisi. Upaya yang dilakukan sekolah sangatlah bermacam-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
macam dari mulai bekerjasama dalam ekstrakurikuler, pentas seni,
melakukan latian menari dan karawitan dengan warga desa. Hal tersebut
menunjukkan sekolah telah melakukan usaha sebaik mungkin dalam
bekerjasama dengan masyarakat sekitar. Upaya-upaya yang tersebut untuk
mencapai 5 nilai karakter. Salah satu nilai yang ingin dicapai ialah
nasionalis.
Beberapa jawaban responden tersebut juga dikuatkan berdasarkan
hasil wawancara dimana beberapa sekolah selalu berperan aktif dalam
mengirimkan peserta didiknya pada pentas seni yang dilaksanakan di
sekolah maupun di kabupaten. Selain itu, dikarenakan sekolah tidak
memiliki alat gamelan, sekolah bekerjasama dengan pemerintah desa.
Sekolah diizinkan untuk menggunakan gamelan untuk ekstrakurikuler di
sekolah.
4) Aitem Soal 4
Pada aitem soal 4 membahas mengenai “apa saja bentuk kerjasama
yang sudah dilakukan sekolah dengan lembaga pemerintahan seperti BNN,
Kepolisian, KPK, Kemenkes, Kemenpora, Kementerian Lingkungan
Hidup, dll?”. Bentuk kerjasama yang sudah dilakukan sekolah dengan
lembaga pemerintahan antara lain sosialisasi bahaya rokok, miras dan
narkoba, kenakalan anak, kekerasan (bullying), lalu lintas, seksualitas
(bahaya sex dini), tawuran pelajar, vandalisme, budaya tertib dalam
penyebrangan jalan dari kepolisian (untuk mencapai subnilai antibuli dan
kekerasan), adanya polisi sekolah, adanya dokter kecil dibimbing oleh
puskesmas dan penyuluhan mengenai makanan sehat serta BIAS,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
assessment ABK, pemeriksaan gigi, pemantauan jentik-jentik nyamuk,
kantin sehat imunisasi campak dan rubela, adanya UKS, mendatangkan
polisi untuk Pembina upacara, mendatangkan Kemenag (KUA), sosialiasasi
dari Tagana dengan BPBD mengenai gempa dan kebakaran, kerjasama
dengan Stikes Aisyah untuk kegiatan kesehatan (bahaya rokok, cuci tangan,
gosok gigi, dll), dalam lomba UKS dan lomba Adiwiyata. Berdasarkan hasil
wawancara beberapa kegiatan di atas sudah menjadi program tahunan
seperti kerjasama dengan Kepolisian dan Puskesmas.
5) Aitem Soal 5
Pada aitem soal 5 membahas mengenai “apa saja bentuk kegiatan
kerjasama yang sudah dilakukan sekolah dengan lembaga atau komunitas
yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran seperti perpustakaan,
museum, situs budaya, cagar budaya, paguyuban pencinta lingkungan,
komunitas hewan peliharaan, dll?”. Bentuk kerjasama yang sudah dilakukan
sekolah dengan lembaga atau komunitas yang menyediakan sumber-sumber
pembelajaran antara lain melakukan pembelajaran ke museum, cagar alam
dan situs budaya (untuk mencapai nilai nasionalis), mengunjungi
perpustakaan daerah, mengunjungi museum, candi, dan kebun binatang
gembiroluko, kunjungan ke museum Soeharto, dan merapi, paket
perpustakaan keliling selama 3 bulan, bekerjasama dengan dinas Pariwisata
dan dinas Kebudayaan yaitu kegiatan WKM (Wajib Kunjung Museum),
penyuluhan budaya baca sebelum belajar dimulai, komunitas perpustakaan,
dalam sosialisasi dan penyuluhan giat baca, kerjasama dengan perpustakaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
keliling dinas dan LPMP untuk datang ke sekolah (setiap hari Kamis/
bulan).
Berdasarkan hasil wawancara, beberapa sekolah di Kecamatan
Godean sering memprogramkan kunjungan ke museum Soeharto. Sekolah
memilih museum tersebut dikarenakan jaraknya yang cukup dekat.
6) Aitem Soal 6
Pada aitem soal 6 membahas mengenai “apa saja bentuk kerjasama
yang sudah dilakukan sekolah dengan masyarakat sipil pegiat pendidikan
seperti pelatihan pembuatan alat musik dari bambu, dll?”. Bentuk kerjasama
yang sudah dilakukan sekolah dengan masyarakat sipil pegiat pendidikan
antara lain melaksanakan kunjungan secara berkala, tempat pembuatan
gerabah di Kasongan, Bantul, pelatihan cara membuat karya tulis (puisi,
pantun, dll), praktek membatik (untuk mencapai subnilai kreatif), study
banding mendatangi lokasi pelatihan dan langsung praktek, melakukan
kunjungan ke kerajinan cara membuat kipas dan bakul di Bantul, pembuatan
alat musik dari bambu dari ISI, mengikuti/ melihat pameran, mendatangkan
pelatih untuk kerajinan menganyam (untuk mencapai nilai mandiri) seperti
membuat tempat parcel buah, pengelolaan sampah. Berdasarkan hasil
wawancara, beberapa responden belum melaksanakan kerjasama tersebut
atau sedang dalam program sekolah yang belum dilaksanakan. Upaya-
upaya diatas untuk mencapai lima kristalisasi nilai karakter, salah satunya
ialah nilai mandiri. Setiap nilai karakter yang akan di capai saling
berhubungan satu sama lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
7) Aitem Soal 7
Pada aitem soal 7 membahas mengenai “apa saja bentuk Kerjasama
yang sudah dilakukan sekolah dengan komunitas keagamaan seperti majelis
taklim, persekutuan doa, dharma gita?”. Bentuk kerjasama yang sudah
dilakukan sekolah dengan komunitas keagamaan antara lain Melakukan
kerjasama dengan TPA untuk mengisi kegiatan ekstrakurikuler di sekolah,
mengadakan pengajian dan syawalan bersama, doa bersama menjelang
ujian dan mendatangkan Ustadz, peringatan hari besar keagamaan dan
kerjasama dengan pesantren dalam menyelenggarakan pesantren kilat, ikut
serta pengajian rutin dengan masyarakat setempat, kegiatan motivasi
kepada siswa kelas 6, orang tua dan sekolah, pelaksanaan hari besar agama
dilaksanakan di sekolah (sholat ied), pesantren kilat di Ponpes Bina Insani
Moyudan dan pesantren kilat di Ponpes Mlangi, kerjasama dengan takmir
mushola sekolah: menyelenggarakan kegiatan keagamaan seperti pengajian
menjelang buka puasa, teraweh berjamaah, tenaga pengajar TPA dan TBTQ
bekerjasama dengan pondok pesantren di lingkungan sekolah, kegiatan
pengajian dengan mendatangkan Ustadz dari berbagai sumber seperti
pendongeng dari Kota Gede (AMM). Kegiatan berikut untuk mencapai lima
kristalisasi nilai karakter. Nilai karakter yang dominan dicapai ialah nilai
religius.
Berdasarkan hasil wawancara, sekolah masih memegang langsung
kegiatan-kegiatan kerohanian yang di handle oleh guru. Beberapa sekolah
pula sudah mulai melakukan kerjasama dengan pondok pesantren yang
berada di sekitar sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
8) Aitem Soal 8
Pada aitem soal 8 membahas mengenai “apa saja bentuk kerjasama
yang sudah dilakukan sekolah dengan lembaga bisnis dan perusahaan (dunia
usaha/ dunia industri) yang memiliki relevansi dan komitmen dengan
pendidikan?”. Bentuk kerjasama yang sudah dilakukan sekolah dengan
lembaga bisnis (dunia usaha/ dunia industri) antara lain kunjungan dalam
rangka pembelajaran di luar kelas, berkunjung dan membuat karya bersama
yang memiliki nilai ekonomis, kelas inspirasi, kunjungan ke industri
gerabah, batu merah, pengrajin tempe dan pengrajin genteng, kerjasama
dengan Indofood dan PT. Nesttle pemberian sosialisasi pentingnya sarapan
dan pemberian produk, melalui kantin sekolah, sosialisasi dan penyuluhan
oleh sari husada (kerjasama penjualan susu), kerjasama tabungan pelajar
dengan BPR shinta dasa, kunjungan ke pabrik gula maduksimo, industri
gerabah kasongan dan home industry batik imogiri, mendatangkan pelatih
untuk pembuatan telur asin dan kerajinan dari barang bekas, membuat susu
kedelai, membuat sapu lidi, membuat telur asin, pengelolaan sampah
kegiatan tersebut diintegrasikan dalam pengajaran/ kegiatan pramuka untuk
melatih kewirausahaan siswa, hasilnya dijual di kantin sekolah. Kegiatan
tersebut untuk mencapai lima kristalisasi nilai karakter. Nilai karakter yang
dominan untuk dicapai ialah nilai mandiri.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah bahwa saat
kunjungan siswa bisa melakukan prakter langsung. Adapula yang hanya
melakukan kunjungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
9) Aitem Soal 9
Pada aitem soal 9 membahas mengenai “apa saja bentuk kerjasama
yang sudah dilakukan sekolah dengan lembaga penyiaran media seperti
televisi, koran, majalah, radio, dll?”. Bentuk kerjasama yang sudah
dilakukan sekolah dengan lembaga penyiaran media antara lain lomba
cerdas cermat di TVRI, menampilkan kegiatan-kegiatan sekolah ataupun
prestasi sekolah, mempublikasikan kegiatan sekolah melalui majalah dan
siswa yang berbakat mengirim karyanya (untuk mencapai nilai mandiri),
langganan koran seperti KR, bulletin, dan majalah seperti Candra, dan
kunjungan ke redaksi koran KR di Jalan Solo.
Pada aitem soal 9 upaya yang dilakukan sekolah tidak begitu banyak
variasi seperti ada aspek lainnya. Sebagian besar responden baru melakukan
kerjasama berupa langganan koran maupun majalah. Berdasarkan hasil
wawancara, beberapa sekolah mengatakan bahwa sekolah bekerjasama
berupa langganan koran dan majalah.
10) Aitem Soal 10
Pada aitem soal 10 membahas mengenai “kendala-kendala yang
dihadapi”. Kendala-kendala yang dihadapi responden antara lain kurangnya
sosialisasi dari pihak terkait, pembiayaan dan kurangnya sosialisasi pihak
terkait, mengatur waktu kegiatan, dalam membuat seluruh agenda kegiatan,
kurangnya dukungan orangtua dalam program-program PPK, tingkat
partisipasi orangtua belum maksimal Tingkat partisipasi orangtua belum
maksimal, kurangnya dukungan dari pihak keluarga siswa karena kurang
berpengalaman/ tingkat pendidikan rendah, alat atau prasarana yang kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
mendukung, kesulitan mengurus izin lama, dan banyak program PPK yang
masih perlu membutuhkan dukungan dari pihak-pihak lain. Kendala yang
dialami sekolah bermacam-macam. Setiap sekolah memiliki kendala yang
berbeda dan ada pula yang sama. Berdasarkan wawancara, kepala sekolah
mengaku tidak ada kendala dalam pembiayaan sebab dalam dana yang
diberikan pemerintah telah dianggarkan khusus untuk kegiatan PPK.
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya implementasi
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di satuan
pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan Godean. Data dalam penelitian ini
diperoleh dari hasil kuesioner dengan pertanyaan terbuka dan pertanyaan
tertutup yang disebarkan kepada seluruh guru Sekolah Dasar Negeri kelas 1
sampai dengan kelas 6 se-Kecamatan Godean. Pertanyaan terbuka dan tertutup
tersebut terdiri dari 8 soal checklist dan 10 soal essai. Data penelitian kemudian
dideskripsikan setiap aitem soal. Pada instrumen soal checklist, apabila guru
memilih “Ya” berarti sekolah telah melakukan upaya implementasi dan pada
instrumen soal essai memperjelas upaya apa yang dilakukan oleh pihak
sekolah.
Deskripsi hasil penelitian dari soal checklist menunjukkan bahwa
Sekolah Dasar se-Kecamatan Godean sudah melakukan upaya dalam
mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
masyarakat. Akan tetapi pada beberapa aspek kerjasama yang dilakukan oleh
sekolah belum maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya angka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
implementasi tersebut bervariasi pada setiap aspeknya. Implementasi tertinggi
terjadi pada aitem soal 1 sebesar 90% responden sudah mengimplementasikan
dan 10% responden belum mengimplementasikan. Aitem soal 1 mewakili
membahas mengenai kerjasama sekolah dengan wali murid, sedangkan
implementasi terendah terjadi pada aitem soal 5 sebesar 28% responden sudah
mengimplementasikan dan 72% belum mengimplementasikan. Aitem soal 5
membahas mengenai kerjasama sekolah dengan masyarakat sipil pegiat
pendidikan, sedangkan aitem soal lain memiliki persentase yaitu aitem soal 2
sebesar 44% respon sudah mengimplementasikan dan 56% belum
mengimplementasikan, aitem soal 3 sebesar 77% responden sudah
mengimplementasikan dan 23% responden belum mengimplementasikan,
aitem soal 4 sebesar 78% responden sudah mengimplementasikan dan 22%
responden belum mengimplementasikan, aitem soal 6 sebesar 65% responden
sudah mengimplementasikan dan 35% responden belum
mengimplementasikan, aitem soal 7 sebesar 33% responden sudah
mengimplementasikan dan 67% responden belum mengimplementasikan, dan
aitem soal 8 sebesar 48% responden sudah mengimplementasikan serta 52%
responden belum mengimplementasikan.
Peneliti kemudian membahas mengenai upaya implementasi melalui
soal essai. Sekolah dapat dikatakan melakukan upaya implementasi dengan
baik dapat dilihat dari jawaban guru yang sangat bervariasi. Implementasi yang
dilakukan dengan baik dapat dilihat pada persentase aitem soal 1, aitem soal 3,
aitem soal 4, dan aitem soal 6. Aitem soal 1 membahas mengenai kerjasama
sekolah dengan wali murid. Kerjasama yang dilakukan sekolah antara lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
membentuk paguyuban wali murid, adanya buku penghubung, rapat sekolah
dengan walimurid yang dilakukan secara rutin, kegiatan-kegiatan sekolah yang
melibatkan walimurid. Aitem soal 3 membahas mengenai kerjasama sekolah
dengan lembaga pemerintahan. Kerjasama yang dilakukan sekolah antara lain
bekerjasama dengan pihak kepolisian, puskesmas, perpustakaan daerah,
Tagana dan BPBD. Aitem soal 4 membahas mengenai kerjasama sekolah
dengan lembaga atau komunitas yang menyediakan sumber-sumber
pembelajaran. Kerjasama yang dilakukan sekolah antara lain mengadakan
Wajib Kunjung Museum (WKM), perpustakaan keliling, berkunjung ke candi
dan ke kebun binatang. Terakhir aitem soal 6 membahas mengenai kerjasama
sekolah dengan komunitas keagamaan. Kerjasama yang dilakukan sekolah
antara lain bekerjasama dalam pengadaan TPA untuk ekstrakurikuler,
mendatangkan ustadz dan takmir masjid dalam pengajian dan doa bersama,
bekerjasama dengan pondok pesantren melalui kegiatan pesantren kilat,
kegiatan motivasi, dan peringatan hari besar keagamaan.
Penelitian yang dilakukan ini sejalan dengan penelitian Ruyadi (2010)
dengan judul Model Pendidikan Karakter berbasis Kearifan Budaya Lokal
(Penelitian terhadap masyarakat adat Kampong Benda Kerep Cirebon Provinsi
Jawa Barat untuk pengembangan karakter di sekolah). Salah satu hasil
penelitian Ruyadi (2010), menunjukkan bahwa pendidikan karakter berbasis
kearifan lokal di sekolah telah memberikan dampak positif terhadap siswa,
sekolah dan masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di
satuan pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamaran Godean pula menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
bahwa sekolah sering berkerjasama dengan masyarakat sekitar dikarenakan
adanya dampak positif yang diterima oleh siswa dan sekolah. Penelitian yang
kedua dilakukan oleh Asriati (2012) dengan judul Pengembangan Karakter
Peserta Didik Berbasis Kearifan Lokal melalui Pembelajaran Sekolah.
Menurut penelitian tersebut terintegrasinya pendidikan karakter dalam muatan
keunggulan lokal pada proses pembelajaran, akan sesuai dengan lingkungan
yang ada dan dialami peserta didik dalam rangka mengaitkan pembelajaran
dengan kejadian nyata sehingga dapat meciptakan proses pembelajaran yang
bermakna. Hal tersebut memiliki relevansi dengan penelitian ini yaitu dengan
kegiatan-kegiatan dalam upaya implementasi Program PPK berbasis
masyarakat, siswa mampu mengenali dan menemukan jati dirinya di dalam
masyarakat sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Darmayanti dan Wibowo (2014)
dengan judul Evaluasi Program Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar
Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ke empat dilakukan oleh Maunah (2015)
dengan judul Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembentukkan
Kepribadian Holistik Siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami
implementasi pendidikan karakter dalam pembentukan kepribadian holistik
siswa. Penelitian yang kelima dilakukan oleh Subianto (2013) dengan judul
Peran Keluarga, Sekolah dan Masyarakat dalam Pembentukan Karakter
Berkualitas. Kesimpulan dalam penelitian tersebut ialah masing-masing peran
yang dilakukan dengan baik oleh keluarga, sekolah maupun masyarakat dalam
pendidikan, yang saling memperkuat dan saling melengkapi antara ketiga
pusat tersebut, akan memberikan peluang besar dalam mewujudkan sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
daya manusia terdidik yang bermutu. Berdasarkan hasil penelitian Subianto
(2013), Darmayanti dan Wibowo (2014), dan Maunah (2015) menguatkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian tersebut membahas
mengenai peran serta masyarakat dalam Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis masyarakat di satuan pendidikan dan evaluasi kegiatan yang telah
dilakukan satuan pendidikan. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa
peran serta masyarakat memiliki dampak positif dalam perkembangan karakter
peserta didik.
Kurniawan (2013: 197-198) menyatakan bahwa masyarakat sebagai
lingkungan pendidikan yang lebih luas turut berperan dalam terselenggaranya
proses pendidikan karakter. Setiap individu sebagai anggota dari masyarakat
tersebut harus bertanggungjawab dalam menciptakan suasana yang nyaman
dan mendukung tumbuh kembangnya karakter individu-individu di
masyarakat, sedangkan Hendarman (2017: 27-41) menyatakan bahwa
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis Masyarakat merupakan
kerjasama yang dilakukan oleh pihak sekolah dengan pegiat seni dan budaya,
tokoh masyarakat, dunia usaha, komite sekolah, orangtua, LSM, dan dunia
industri untuk mencapai lima (5) kristalisasi nilai karakter. Penelitian ini
memperlihatkan bahwa sekolah dasar negeri se-Kecamatan Godean sudah
melibatkan masyarakat sekitar sekolah serta lembaga-lembaga terkait maupun
komunitas yang bergerak di pendidikan. Dari semua unsur maupun elemen
masyarakat harus ambil andil dalam terselenggaranya pendidikan karakter
untuk mencapat lima (5) nilai karakter. Meskipun masih ada beberapa elemen
atau unsur di dalam masyarakat yang belum dioptimalkan kerjasamanya oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
sekolah. Sekolah dasar negeri di Kecamatan Godean terus membuat dan
memperbaiki program-program sekolah demi mengimplementasikan program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat. Program Penguatan
Pendidikan karakter memiliki prinsip-prinsip pengembangan dan
implementasinya dalam mendasarinya yaitu nilai-nilai moral universal,
holistik, terintegrasi partisipatif, kearifan lokal, kecakapan abad XXI, adil dan
inklusif, selaras dengan perkembangan peserta didik, dan terukur (Hendarman,
dkk, 2017: 10). Implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
berbasis masyarakat di Sekolah Dasar se-Kecamatan Godean sudah
mengembangkan dan mengimplementasi program PPK berbasis masyarakat
dengan menggunakan prinsip-prinsip tersebut. Satuan pendidikan sudah
didukung berbagai macam latar belakang agama, keyakinan kepercayaan,
sosial dan budaya yang termasuk dalam prinsip nilai-nilai moral universal.
Kegiatan tersebut antara lain pesantren kilat, perayaan hari-hari besar, dan ikut
serta dalam kegiatan desa. Prinsip holistik dan terintegrasi sudah diterapkan
oleh sekolah dengan membuat sebuah program khusus dalam kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Satuan pendidikan sudah
mengembangkan program kegiatan dengan prinsip partisipatif dan kearifan
lokal seperti, mengundang lembaga pemerintahan, komunitas, walimurid dan
masyarakat sekitar dalam melaksanakan program PPK berbasis masyarakat
yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan. Prinsip kecakapan abad XXI,
adil dan inklusif, dan selaras dengan perkembangan peserta didik sudah cukup
terlihat dalam pengembangan kegiatannya seperti, peserta didik diajak untuk
berpikir kritis dan kreatif dalam pembuatan kerajinan, mengikuti kegiatan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
luar sekolah sehingga mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik.
Prinsip yang terakhir adalah terukur, prinsip ini belum terlaksanakan secara
optimal oleh pihak sekolah sebab tidak ada pedoman acuan secara detail pada
pelaksanaan kegiatan dalam megukur karakter yang telah berkembang dalam
siswa. Guru mengukur perkembangan karakter peserta didik melalui
pengamatan di dalam kelas maupun di luar kelas. Mengukur perkembangan
karakter peserta didik tidaklah semudah mengukur tingkat perkembangan
intelegensi siswa yang bisa dilakukan dengan tes evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
BAB V
PENUTUP
Peneliti menguraikan tiga hal, yaitu kesimpulan, keterbatasan penelitian,
dan saran dalam bab V ini.
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Sekolah dasar se-Kecamatan Godean sudah mengimplementasikan program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat. Berdasarkan pada
data, Implementasi yang tertinggi terjadi pada kerjasama sekolah dengan
orang tua siswa atau paguyuban orang tua siswa sebesar 90% responden,
sedangkan implementasi yang terendah terjadi pada kerjasama sekolah
dengan masyarakat sipil pegiat pendidikan sebesar 28% responden.
2. Upaya yang dilakukan sekolah dasar se-Kecamatan Godean dalam
mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
masyarakat masih ditemukan beberapa aspek yang belum dilaksanakan
secara maksimal. Berdasarkan pada data, upaya sekolah dalam
mengimplementasikan program PPK berbasis masyarakat antaralain
kerjasama dengan orangtua siswa membentuk paguyuban wali murid,
komunitas keagamaan, pengelola kebudayaan, lembaga pemerintah seperti
kepolisian dan puskesmas, masyarakat sipil pegiat pendidikan, dengan
lembaga bisnis dan perusahaan, dan lembaga penyiaran media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam melakukan pelaksanaan penelitian
ini masih banyak kelemahan dan keterbatasan yang dialami. Adapun
kelemahan dan keterbatasan peneliti dalam melaksanakan penelitian adalah
sebagai berikut.
1. Keterbatasan pengumpulan instrumen penelitian yang tidak sesuai
dengan kesepakatan sebelumnya.
2. Peneliti mengalami kesulitan dalam memperoleh izin di salah satu
sekolah dasar negeri yang dijadikan sampel penelitian.
3. Peneliti mengalami kesulitan dalam mendeskripsikan data
dikarenakan responden dalam menjelaskan kegiatan Program PPK
kurang detail.
4. Guru merasa keberatan dalam mengerjakan pertanyaan terbuka yaitu
soal essai.
C. Saran
Berdasarkan keterbatasan yang telah didapatkan, maka peneliti
menyampaikan saran sebagai masukan dan perbaikan untuk penelitian
selanjutnya. Adapun saran mengenai permasalahan implementasi program
PPK berbasis masyarakat adalah sebagai berikut.
1. Penelitian selanjutnya, sebaiknya memperhatikan waktu pelaksanaan
penelitian pada saat tugas guru tidak begitu banyak pekerjaan sehingga
guru dapat mengumpulkan instrumen tepat waktu dan mengerjakan
secara maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
2. Penelitian selanjutnya, sebaiknya tidak hanya mendatangi sekolah
namun menghubungi via telepon dan mencoba menemui guru yang
bisa diajak bekerjasama dengan baik.
3. Penelitian selanjutnya, sebaiknya saat pengambilan instrumen
mengecek kembali data sebelum meninggalkan tempat pengambilan
data sehingga dapat memperjelas jawaban yang diberikan oleh
responden.
4. Penelitian selanjutnya, sebaiknya memberikan pilihan kegiatan
sehingga mempermudah responden dalam mengisi instrumen
pertanyaan terbuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai Karakter. Depok: Rajagrafindo
Persada.
Arismantoro. 2008. Character Building.Yogyakarta: Tiara Wacana.
Asriati, Nuraini. 2012. Mengembangkan Karakter Peserta Didik Berbasis Kearifan
Lokal Melalui Pembelajaran di Sekolah. Jurnal Pendidikan Sosiologi dan
Humaniora, 3 (2).
Azwar, Saifuddin. 2008. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset.
Basleman, Anisah, et all. 2011. Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Damayanti, Stovika Eva dan Wibowo, Udik Budi. 2014. Evaluasi Program
Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Kabupaten Kulon Progo. Jurnal
Prima Edukasia, 2 (2).
Data Referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 28 Mei 2018, pukul
06.37 WIB.
http://referensi.data.kemendikbud.go.id/pd_index.php?kode=040204&level=3.
Dermawan, Deni. 2013. Metode Penelitian Kuantatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Effendi, Sofian dan Tukiran. 2012. Metode penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Grablin, Abba. “Novanto Kembali Sebut 9 Nama Anggota DPR yang Diduga
Terima Uang E-KTP”. 22 Januari 2019, pukul 18.00 WIB.
https://nasional.kompas.com/read/2018/09/18/15451861/novanto-kembali-sebut-
9-nama-anggota-dpr-yang-diduga-terima-uang-e-ktp.
Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Hendarman, dkk. 2017. Konsep dan Pedoman: Penguatan Pendidikan Karakter.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan kebudayaan.
Hermawan. 2017. Implementasi pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat pada
Kegiatan Student Exchange SD Muhammadiyah Paesan Pekalongan.
Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim, 15 (2), 121-122.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Hidayatullah, Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Hikmawati, Fenti. 2017. Metodologi Penelitian. Depok: Rajagrafindo persada.
Koesoema, A. Doni. 2007. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global. Jakarta: Grasindo.
Kurniawan, Syamsul. 2013. Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Implementasi
Secara Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi dan
Masyarakat. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Linckona, Thomas. 2012. Educating for Character: Mendidik untuk Membentuk
Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
Linckona, Thomas. 2013. Character Matters: Persoalan Karakter. Jakarta: Bumi
Aksara.
Linckona, Thomas. 2014. Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa
Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media.
Lubis, Iqbal. “Kasus Narkoba Dikendari, Seorang Pelajar SD Tewas. 24 April
2018, pukul 15.00 WIB.
https://nasional.tempo.co/read/909007/kasus-narkoba-di-kendari-seorang-pelajar-
sd-tewas.
Mahdi, Adnan dan Mujahidin. 2014. Panduan Penelitian Praksis untuk Menyusun:
Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: Alfabeta.
Maksudin. 2013. Pendidikan Karakter Non-Dikotomik. Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Mangunhardjana, M. 2016. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Grahatma Semesta.
Martono, Nanang. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder. Depok: Rajagrafindo Persada.
Maunah, Binti. 2015. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembentukan
Kepribadian Holistik Siswa. Jurnal Pendidikan Karakter, V (1).
Morissan. 2014. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Kencana.
Mustari, Mohamad. 2014. Nilai Karakter;Refleksi Untuk Pendidikan. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017. 25 Desember 2017,
pukul 18.00 WIB.
https://setkab.go.id/inilah-materi-perpres-no-87-tahun-2017-tentang-penguatan-
pendidikan-karakter/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018. 23 Januari 2018, pukul 20.00 WIB
https://www.panduandapodik.id/2018/07/permendikbud-nomor-20-tahun-
2018.html?m=1.
Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praksis Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Ruyadi, Yadi. 2010. Model Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Budaya Lokal
(Penelitian terhadap Masyarakat Kampung Benda Kerep Cirebon
Provinsi Jawa Barat untuk Pengembangan Pendidikan Karakter di
Sekolah). Proceeding of the 4 internasional conference on teacher
education: join conference UPI &UPSI Bandung.
Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Samho, Bartolomeus. 2013. Visi Pendidikan Ki hajar Dewantara. Yogyakarta:
Kanisius.
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian: Pendekatan
Praktis dalam penelitian. Yogyakarta: Andi Offset.
Soedijarto. 2008. Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita. Jakarta: Buku
Kompas.
Soetanto, Hendrawan,dkk. 2013. Model Pendidikan Karakter: Menuju
Entrepreneurial University di Universitas Brawijaya. Malang: UB press.
Soleman, Mochdar dan Muhammad Noer. 2017. Nawacita Sebagai Strategi Khusus
Jokowi Periode Oktober 2014- 20 Oktober 2015. Jurnal Kajian Politik
dan Masalah Pembangunan, 13 (1).
Sopiah dan Sangadji, Mamang. 2010. Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis
dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset.
Subianto, Jito. 2013. Peran Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat dalam
Pembentukan Karakter Berkualitas. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam,
8 (2).
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RnD. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan RnD. Bandung: Alfabeta.
Sukardjo. 2006. Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Prodi
Teknologi Pembelajaran, Pps UNY.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sumanto. 2014. Statistika Terapan. Jakarta: Buku Seru.
Suryabrata, Sumadi. 2015. Psikologi Kepribadian. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Tim Penyusun. 2017. Pedoman Supervisi Klinis Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan kebudayaan.
Yamin, M. “40% Pengguna Narkoba Pelajar dan Mahasiswa”. 23 April 2018, pukul
17.00 WIB.
https://nasional.sindonews.com/newsread/1257498/15/40-pengguna-narkoba-
pelajar-mahasiswa-1510710950.
Yusuf, Muri A. 2013. Metode Penelitian. Jakarta: Prenadamedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 2. Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan
Bangsa dan Politik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari UPTD
Kecamatan Godean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 4. Surat Keterangan Sudah Mengumpulkan Hasil Penelitian
kepada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 5. Rangkuman Data SD Negeri di Kecamatan Godean, Kabupaten
Sleman
Rangkuman Data SD Negeri Kecamatan Godean Tahun Pelajaran 2018/2019
Kecamatan : Godean
Kabupaten : Sleman
Provinsi : D.I. Yogyakarta
Status Sekolah : Negeri
No. Nama Sekolah Alamat
1. SD Negeri Brongkol Brongkol, Sidomulyo, Godean, Sleman,
DIY.
2. SD Negeri Godean 3 Curitan, Sidoluhur, Godean, Sleman, DIY.
3. SD Negeri Godean 1 Jalan Suparjo No. 3, Sidoluhur, Godean,
Sleman, DIY.
4. SD Negeri Godean 2 Kramen, Sidoagung, Godean, Sleman, DIY.
5. SD Negeri Jetak Jetak, Sidokarto, Godean, Sleman, DIY.
6. SD Negeri Karakan Karakan, Sidomoyo, Godean, Sleman, DIY.
7. SD Negeri Krajan Pirak, Sidoluhur, Godean, Sleman, DIY.
8. SD Negeri Krapyak Krapyak, Sidoarum, Godean, Sleman, DIY.
9. SD Negeri Kwagon Pare, Sidorejo, Godean, Sleman, DIY.
10. SD Negeri Ngrenak Karanglo, Sidomoyo, Godean, Sleman, DIY.
11. SD Negeri Pengkol Pengkol, Sidoarum, Godean, Sleman, DIY.
12. SD Negeri
Semarangan 1
Klajuran, Sidokarto, Godean, Sleman, DIY.
13. SD Negeri
Semarangan 2
Nogosari, Sidokarto, Godean, Sleman, DIY.
14. SD Negeri
Semarangan 4
Tangkilan, Sidoarum, Godean, Sleman, DIY.
15. SD Negeri
Semarangan 5
Rewulu, Sidokarto, Godean, Sleman, DIY.
16. SD Negeri Sentul Jalan Godean KM 10 Sentul, Sidoagung,
Sleman, DIY
17. SD Negeri Sidoarum Krapyak, Sidoarum, Godean, Sleman, DIY.
18. SD Negeri Sidoluhur Berjo, Sidoluhur, Godean, sleman, DIY.
19. SD Negeri Sidomoyo Karangmalang, Sidomoyo, Godean, Sleman,
DIY.
20. SD Negeri Tinom Tinom, Sidoarum, Godean, Sleman, DIY.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 6. Coding Data 20 Sekolah Dasar Negeri
No. Nama SD Inisial No. Nama SD Inisial
1
SD Negeri Godean 1
A1 38
SD Negeri Semarangan 4
E3
2 A2 39 E4
3 A3 40 E5
4 A4 41 E6
5 A5 42
SD Negeri Semarangan 5
F1
6 A6 43 F2
7 A7 44 F3
8 A8 45 F4
9 A9 46 F5
10 A10 47 F6
11 A11 48
SD Negeri Krapyak
G1
12
SD Negeri Godean 2
B1 49 G2
13 B2 50 G3
14 B3 51 G4
15 B4 52 G5
16 B5 53 G6
17 B6 54
SD Negeri Kwagon
H1
18 B7 55 H2
19 B8 56 H3
20 B9 57 H4
21 B10 58 H5
22 B11 59 H6
23 B12 60
SD Negeri Karakan
I1
24
SD Negeri Godean 3
C1 61 I2
25 C2 62 I3
26 C3 63 I4
27 C4 64 I5
28 C5 65 I6
29 C6 66
SD Negeri Krajan
J1
30
SD Negeri Semarangan 1
D1 67 J2
31 D2 68 J3
32 D3 69 J4
33 D4 70 J5
34 D5 71 J6
35 D6 72
SD Negeri Brongkol
K1
36 SD Negeri Semarangan 4
E1 73 K2
37 E2 74 K3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
No. Nama SD Inisial No. Nama SD Inisial
75
SD Negeri Brongkol
K4 103
SD Negeri Sidoluhur
P2
76 K5 104 P3
77 K6 105 P4
78
SD Negeri Jetak
L1 106 P5
79 L2 107
SD Negeri Sidoarum
Q1
80 L3 108 Q2
81 L4 109 Q3
82 L5 110 Q4
83 L6 111 Q5
84
SD Negeri Ngrenak
M1 112 Q6
85 M2 113
SD Negeri Sidomoyo
R1
86 M3 114 R2
87 M4 115 R3
88 M5 116 R4
89 M6 117 R5
90
SD Negeri Pengkol
N1 118
SD Negeri Tinom
S1
91 N2 119 S2
92 N3 120 S3
93 N4 121 S4
94 N5 122 S5
95 N6 123 S6
96
SD Negeri Sentul
O1 124
SD Negeri Semarangan 2
T1
97 O2 125 T2
98 O3 126 T3
99 O4 127 T4
100 O5 128 T5
101 O6
129 T6
102 SD Negeri Sidoluhur P1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 7. Rekap Data Implementasi Instrumen Checklist
No Inisial item
Total 1 2 3 4 5 6 7 8
1 A1 1 0 1 1 0 1 1 0 5
2 A2 1 1 0 1 0 0 0 0 3
3 A3 1 1 1 1 1 1 1 1 8
4 A4 1 1 1 0 0 1 0 1 5
5 A5 1 1 1 1 1 1 1 1 8
6 A6 1 1 1 1 1 1 1 1 8
7 A7 1 1 1 1 1 1 1 1 8
8 A8 1 1 1 1 1 1 1 1 8
9 A9 1 0 1 1 1 1 0 0 5
10 B1 1 0 1 1 0 0 0 1 4
11 B2 1 0 1 1 0 0 0 0 3
12 B3 1 0 1 1 0 0 0 1 4
13 B4 0 0 0 1 0 0 0 0 1
14 B5 1 0 1 1 0 1 1 1 6
15 B6 1 0 1 1 0 0 0 0 3
16 B7 1 0 1 0 0 0 0 1 3
17 B8 1 0 0 0 0 0 0 1 2
18 B9 1 0 1 1 0 0 0 1 4
19 C1 1 0 1 1 0 1 0 0 4
20 C2 1 0 1 1 0 1 0 0 4
21 C3 1 0 1 1 0 1 0 0 4
22 C4 1 0 1 1 0 1 0 0 4
23 C5 1 0 1 1 0 1 0 0 4
24 D1 1 1 1 1 0 1 1 1 7
25 D2 1 1 1 1 0 1 1 1 7
26 D3 1 1 1 1 0 1 1 1 7
27 D4 1 1 1 1 0 1 1 1 7
28 D5 1 1 1 1 0 1 1 1 7
29 E1 1 0 0 1 0 0 0 0 2
30 E2 1 1 1 1 1 1 1 1 8
31 E3 1 1 1 1 0 1 1 1 7
32 E4 1 1 1 1 0 1 0 1 6
33 E5 1 1 1 1 0 1 1 1 7
34 F1 1 0 1 1 1 0 0 1 5
35 F2 1 0 1 1 1 0 0 1 5
36 F3 1 1 1 1 0 0 0 1 5
37 F4 1 0 1 1 1 0 0 1 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
No Inisial item
Total 1 2 3 4 5 6 7 8
38 G1 1 1 1 1 1 1 1 1 8
39 G2 1 1 1 1 1 1 1 1 8
40 G3 1 1 1 1 1 1 1 1 8
41 G4 0 0 0 0 0 0 0 0 0
42 H1 1 0 1 1 0 1 0 1 5
43 H2 1 0 1 1 0 1 0 1 5
44 H3 1 0 1 1 0 1 0 1 5
45 H4 1 0 1 1 0 1 0 1 5
46 H5 1 1 0 1 1 0 0 0 4
47 I1 1 0 1 1 0 1 0 0 4
48 I2 1 0 1 1 0 1 0 0 4
49 I3 1 1 1 1 1 1 0 0 6
50 I4 1 0 1 1 0 1 0 0 4
51 I5 1 0 1 1 0 1 0 0 4
52 J1 1 1 1 1 0 1 0 0 5
53 J2 1 1 1 1 0 1 0 0 5
54 J3 1 1 1 1 0 1 0 0 5
55 J4 1 1 1 1 0 1 0 0 5
56 K1 1 0 1 1 0 1 0 0 4
57 K2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
58 K3 0 0 0 0 0 0 0 0 0
59 K4 0 0 0 0 0 0 0 0 0
60 L1 1 1 1 1 0 0 0 0 4
61 L2 1 0 0 1 0 1 0 1 4
62 L3 1 1 1 1 1 1 0 1 7
63 L4 1 1 1 1 0 1 1 1 7
64 L5 1 1 1 1 1 1 0 1 7
65 M1 1 1 1 0 0 0 0 0 3
66 M2 1 1 1 1 1 1 1 0 7
67 M3 1 1 1 1 1 1 1 0 7
68 M4 1 1 1 1 1 1 1 1 8
69 M5 1 1 1 1 1 1 1 1 8
70 N1 1 1 1 1 1 1 1 1 8
71 N2 1 0 0 0 0 0 0 0 1
72 N3 1 0 0 1 0 0 0 0 2
73 N4 1 1 1 1 1 1 1 1 8
74 O1 1 0 0 1 0 1 0 1 4
75 O2 1 0 0 1 0 1 0 1 4
76 O3 1 0 0 0 0 0 0 0 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
No Inisial item
Total 1 2 3 4 5 6 7 8
77 O4 1 0 0 1 0 1 0 1 4
78 P1 1 0 1 0 0 1 0 0 3
79 P2 1 0 1 0 0 1 1 0 4
80 P3 0 0 0 0 0 0 0 0 0
81 P4 1 0 1 0 0 1 1 0 4
82 Q1 1 0 1 0 1 0 0 1 4
83 Q2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
84 Q3 1 1 1 0 0 0 0 0 3
85 Q4 1 1 0 0 0 0 0 0 2
86 R1 1 0 1 1 0 0 0 0 3
87 R2 1 0 1 1 0 1 0 0 4
88 R3 1 0 1 1 0 1 0 0 4
89 R4 1 0 1 1 0 1 1 1 6
90 S1 1 1 1 1 1 1 1 1 8
91 S2 1 0 1 1 1 0 0 0 4
92 S3 1 1 1 1 0 1 1 0 6
93 S4 1 1 1 1 1 1 1 1 8
94 T1 1 1 1 1 0 1 1 0 6
95 T2 1 1 1 1 1 1 0 0 6
96 T3 1 0 1 1 0 1 0 0 4
97 T4 1 0 1 0 0 1 1 0 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 8. Rekap Data Implementasi Instrumen Essai
No. Aitem
Soal
Essai
Jawaban Responden No. Aitem
Soal
Essai
Jawaban Responden
1. Aitem 1 - Menjalin komunikasi dengan
stakeholder dan pihaklain,
- Membuat forum komunikasi
dengan paguyuban kelas,
- Mempublikasikan prestasi dan
kegiatan sekolah lewat majalah,
- Menyampaikan program
kegiatan PPK kepada komite
sekolah dan orangtua siswa,
- Sekolah selalu
menginformasikan
mengundang orangtua untuk
merencanakan program yang
berkaitan dengan pendidikan
karakter, adanya buku
penghubung antar guru kelas
dan orangtua,
- Adanya penyuluhan anti
narkoba, dsb dari pihak
kepolisian, penyuluhan
makanan sehat dari puskesmas,
perpustakaan keliling,
kunjungan ke perpustakaan,
pojok buku,
- Ikut serta pengajian rutin antar
mushola di lingkungan sekolah,
langganan koran dan majalah.
- Selalu melibatkan wali murid di
setiap kegiatan peserta didik,
narasumber dari
- Mengadakan pertemuan rutin
dengan paguyuban orangtua,
baik secara kolektif maupun
masing-masing kelas
2. Aitem 2 - Setiap kelas adanya komite/
paguyuban kelas.
- Kerjasama dalam kegiatan
intra dan ekstra kurikuler.
- Pertemuan rutin antara
komite sekolah dengan wali
murid, wali kelas dengan
paguyuban kelas.
- Guru menitipkan pesan ke
wali murid mengenai anak
kurang sarapan, membawa
bekal dan komunikasi
perkembangan siswa.
- Merencanakan program
PPK
- Kerjasama pengelolaan
kelas
- Kunjungan ke rumah siswa,
takziah ke keluarga siswa.
- Adanya buku penghubung
antara wali kelas dengan
orang tua, dan menjenguk
teman yang sakit.
- Adanya kegiatan “parent’s
day” dengan
mendatangkan wali murid
sebagai narasumber.
- Pemberian tugas rumah
yang di dukung orangtua.
- Wali murid menyetorkan
makanan ke kantin secara
bergantian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
No.
Aitem
Soal
Essai
Jawaban Responden No.
Aitem
Soal
Essai
Jawaban Responden
3. Aitem 3 - Pentas seni dalam kegiatan
tingkat kabupaten dan hari
besar.
- Berkunjung ke pusat kesenian
atau budaya.
- Mengajar ekstrakurikuler
tentang seni (Tari, karawitan,
dll).
- Hari anak, anak diajak ke desa
wisata, mendatangkan polisi
sebagai Pembina upacara,
mengunjungi perpustakaan
kabupaten, museum.
- Mengikuti lomba tari di
kabupaten.
- Menonton pertunjukan
maupun pementasan kesenian.
- Mengadakan latihan
karawitan dan menampilkan
tarian saat acara desa.
- Berlatih karawitan atau
gamelan di tempat penduduk
setempat yang terdapat.
- Penggunaan gamelan milik
desa untuk ekstrakurikuler.
- Berpartisipasi kegiatan
festival budaya.
- Pelatihan untuk anak dengan
sanggar teater atau puisi.
4. Aitem 4 - Sosialisasi bahaya rokok,
miras dan narkoba,
kenakalan anak, kekerasan
(bullying), lalu lintas,
seksualitas (bahaya sex
dini), tawuran pelajar,
vandalisme, budaya tertib
dalam penyebrangan jalan
dari kepolisian.
- Adanya polisi sekolah.
- Adanya dokter kecil
dibimbing oleh puskesmas
dan penyuluhan mengenai
makanan sehat serta BIAS,
assessment ABK,
pemeriksaan gigi,
pemantauan jentik-jentik
nyamuk, kantin sehat
imunisasi campak dan
rubela.
- Adanya UKS.
- Mendatangkan polisi untuk
Pembina upacara.
- Mendatangkan Kemenag
(KUA)
- Sosialiasasi dari Tagana
dengan BPBD mengenai
gempa dan kebakaran
- Kerjasama dengan stikes
aisyah untuk kegiatan
kesehatan (bahaya rokok,
cuci tangan, gosok gigi, dll)
- Dalam lomba uks dan lomba
adiwiyata
5. Aitem 5 - Melakukan pembelajaran ke
museum, cagar alam dan situs
budaya.
- Mengunjungi perpustakaan
daerah, mengunjungi
museum, candi, dan kebun
binatang gembiroluko.
- Kunjungan ke museum
Suharto, dan Merapi.
- Paket perpustakaan keliling
selama 3 bulan.
6. Aitem 5 - Penyuluhan budaya baca
sebelum belajar dimulai.
- Komunitas perpustakaan,
dalam sosialisasi dan
penyuluhan giat baca.
- Kerjasama dengan
perpustakaan keliling dinas
dan LPMP untuk datang
kesekolah (setiap hari
Kamis/ bulan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
No.
Aitem
Soal
Essai
Jawaban Responden No.
Aitem
Soal
Essai
Jawaban Responden
7. Aitem 6 - Melaksanakan kunjungan
secara berkala.
- Tempat pembuatan gerabah di
kasongan, Bantul.
- Pelatihan cara membuat karya
tulis (puisi, pantun, dll).
- Praktek membatik.
- Study banding mendatangi
lokasi pelatihan dan langsung
praktek.
- melakukan kunjungan ke
kerajinan cara membuat kipas
dan bakul di Bantul.
- Pembuatan alat musik dari
bambu dari ISI
- Mengikuti/ melihat pameran
- Mendatangkan pelatih untuk
kerajinan menganyam seperti
membuat tempat parcel buah.
- Pengelolaan sampah.
9. Aitem 7 - menjelang buka puasa,
teraweh berjamaah.
- Tenaga pengajar TPA dan
TBTQ bekerjasama dengan
pondok pesantren di
lingkungan sekolah
- Kegiatan pengajian dengan
mendatangkan ustadz dari
berbagai sumber seperti
pendongeng dari kota gede
(AMM)
8. Aitem 7 - Melakukan kerjasama dengan
TPA untuk mengisi kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah.
- Mengadakan pengajian dan
syawalan bersama.
- Doa bersama menjelang ujian
dan mendatangkan Ustadz.
- Peringatan hari besar
keagamaan dan kerjasama
dengan pesantren dalam
menyelenggarakan pesantren
kilat.
- Ikut serta pengajian rutin
dengan masyarakat setempat.
- Kegiatan motivasi kepada
siswa kelas 6, orang tua dan
sekolah.
- Pelaksanaan hari besar agama
dilaksanakan di sekolah
(sholat ied).
- Pesantren kilat di ponpes bina
insasni Moyudan dan
pesantren kilat di ponpes
Mlangi.
- Kerjasama dengan takmir
mushola sekolah:
menyelenggarakan kegiatan
keagamaan seperti pengajian
10. Aitem 8 - Kunjungan dalam rangka
pembelajaran di luar kelas.
- Berkunjung dan membuat
karya bersama yang
memiliki nilai ekonomis.
- Kelas inspirasi
- Kunjungan ke industry
gerabah, batu merah,
pengrajin tempe dan
pengrajin genteng.
- Kerjasama dengan Indofood
dan PT. Nesttle pemberian
sosialisasi pentingnya
sarapan dan pemberian
produk.
- Melalui kantin sekolah,
sosialisasi dan penyuluhan
oleh sari husada (kerjasama
penjualan susu).
- Kerjasama tabungan pelajar
dengan BPR Shinta Dasa.
- Kunjungan ke pabrik gula
maduksimo, industri
gerabah kasongan dan home
industri batik imogiri.
- Mendatangkan pelatih untuk
pembuatan telur asin dan
kerajinan dari barang bekas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
No. Aitem Soal Essai Jawaban Responden
11. Aitem 8 - Membuat susu kedelai, membuat sapu lidi,
membuat telur asin, pengelolaan sampah.
Kegiatan tersebut diintegrasikan dalam
pengajaran/ kegiatan pramuka untuk melatih
kewirausahaan siswa, hasilnya dijual di kantin
sekolah.
12. Aitem 9 - Lomba cerdas cermat di TVRI
- Menampilkan kegiatan-kegiatan sekolah
ataupun prestasi sekolah.
- Mempublikasikan kegiatan sekolah melalui
majalah dan siswa yang berbakat mengirim
karyanya.
- Langganan koran seperti KR, bulletin, dan
majalah seperti candra.
- Kunjungan ke redaksi koran KR dijalan solo
13. Aitem 10 - Kurangnya sosialisasi dari pihak terkait.
- Pembiayaan dan kurangnya sosialisasi pihak
terkait.
- Mengatur waktu kegiatan.
- Dalam membuat seluruh agenda kegiatan.
- Kurangnya dukungan orangtua dalam
program-program PPK.
- Tingkat partisipasi orangtua belum
maksimal Tingkat partisipasi orangtua belum
maksimal.
- Kurangnya dukungan dari pihak keluarga
siswa karena kurang berpengalaman/ tingkat
pendidikan rendah.
- Alat atau prasarana yang kurang mendukung.
- Kesulitan mengurus izin lama
- Banyak program PPK yang masih perlu
membutuhkan dukungan dari pihak-pihak
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 9. Kisi-kisi Instrumen Soal Checklist
No. Aspek Item
Nomor
Butir
Soal
1. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan orang tua.
Orang tua peserta didik atau
paguyuban orang tua sebagai
mitra dalam penguatan
pendidikan karakter.
1
2. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan Pengelola Pusat Kesenian
dan Kebudayaan.
Pengelolaan Pusat Kesenian
dan Kebudayaan atau
komunitas (Sanggar seni,
bengkel teater, kelompok
hobi, dll) yang merupakan
pusat pengembangan budaya
lokal dan modern.
2
3. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan lembaga pemerintahan.
Lembaga pemerintahan
(BNN, Kepolisian, KPK,
Kemenkes, Kemenpora,
Kementerian Lingkungan
Hidup, dll).
3
4. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan Lembaga atau komunitas
yang menyediakan sumber-sumber
pembelajaran.
Lembaga atau komunitas
yang menyediakan sumber-
sumber pembelajaran
(perpustakaan, museum, situs
budaya, cagar budaya,
paguyuban pecinta
lingkungan, komunitas
hewan peliharaan, dll).
4
5. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan masyarakat sipil pegiat
pendidikan.
Masyarakat sipil pegiat
pendidikan (misal, pelatihan
pembuatan alat musik dari
bambu, dll).
5
6. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan komunitas keagamaan.
Komunitas keagamaan
(majelis taklim, persekutuan
doa, dharma gita).
6
7. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan lembaga bisnis dan
perusahaan.
Lembaga bisnis dan
perusahaan (Dunia Usaha
/Dunia Industri) yang
memiliki relevansi dan
komitmen dengan
pendidikan.
7
8. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan lembaga penyiaran media.
Lembaga penyiaran media
seperti televisi, koran,
majalah, radio, dll.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 10. Kisi-kisi Instrumen Soal Essai
No. Aspek Item
Nomor
Butir
Soal
1. Praktik yang dilakukan. Praktik baik yang dilakukan: 1
2. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan orang tua.
Apa saja bentuk kerjasama yang
sudah dilakukan oleh sekolah dengan
orang tua peserta didik atau
paguyuban orang tua sebagai mitra
dalam penguatan pendidikan
karakter?
2
3. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan Pengelola Pusat
Kesenian dan Kebudayaan.
Apa saja bentuk kerjasama yang
sudah dilakukan sekolah dengan
pengelola pusat kesenian dan
kebudayaan atau komunitas?
3
4. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan lembaga pemerintahan.
Apa saja bentuk kerjasama yang
sudah dilakukan sekolah dengan
lembaga pemerintahan seperti BNN,
Kepolisian, KPK, Kemenkes,
Kemenpora, Kementerian
Lingkungan Hidup, dll?
4
5. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan Lembaga atau komunitas
yang menyediakan sumber-
sumber pembelajaran.
Apa saja bentuk kegiatan kerjasama
yang sudah dilakukan sekolah dengan
lembaga atau komunitas yang
menyediakan sumber-sumber
pembelajaran seperti perpustakaan,
museum, situs budaya, cagar budaya,
paguyuban pencinta lingkungan,
komunitas hewan peliharaan, dll?
5
6. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan masyarakat sipil pegiat
pendidikan.
Apa saja bentuk kerjasama yang
sudah dilakukan sekolah dengan
masyarakat sipil pegiat pendidikan
seperti pelatihan pembuatan alat
musik dari bambu, dll?
6
7. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan komunitas keagamaan.
Apa saja bentuk Kerjasama yang
sudah dilakukan sekolah dengan
komunitas keagamaan seperti majelis
taklim, persekutuan doa, dharma
gita?
7
8. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan lembaga bisnis dan
perusahaan.
Apa saja bentuk Kerjasama yang
sudah dilakukan sekolah dengan
lembaga bisnis dan perusahaan (dunia
usaha /dunia industri) yang memiliki
relevansi dan komitmen dengan
pendidikan?
8
9. Kerjasama satuan Pendidikan
dengan lembaga penyiaran
media.
Apa saja bentuk kerjasama yang
sudah dilakukan sekolah dengan
lembaga penyiaran media seperti
televisi, koran, majalah, radio, dll?
9
10. Kendala saat pelaksanaan. Kendala-kendala yang dihadapi: 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 11. Identitas Responden dan Surat Pengantar Instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
IDENTITAS RESPONDEN PENELITIAN
Bapak/Ibu Mohon berkenan mengisi data berikut dengan benar.
Identitas Responden
Nama : __________________________________
NIP : __________________________________
Tempat, tanggal lahir : __________________________________
Jenis kelamin : __________________________________
Lama Mengajar : __________________________________
Guru Wali kelas : __________________________________
Pendidikan Terakhir : __________________________________
Nama Satuan Pendidikan __________________________________
Status Akreditasi Satuan Pendidikan : __________________________________
Alamat Satuan Pendidikan : __________________________________
__________________________________
Tanda Tangan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 12. Soal Checklist dan Essai
IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS MASYARAKAT DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH
DASAR SE-KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN
Petunjuk Pengisian:
Mohon Bapak/Ibu memberi tanda centang (√) pada kolom Ya atau Tidak sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya.
No Aspek yang Diamati Ya Tidak
KERJA SAMA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN :
1 Orang tua peserta didik atau paguyuban orang tua
sebagai mitra dalam penguatan pendidikan karakter.
2 Pengelola Pusat Kesenian dan Kebudayaan atau
komunitas (sanggar seni, bengkel teater, kelompok hobi,
dll) yang merupakan pusat pengembangan budaya lokal
dan modern.
3 Lembaga pemerintahan (BNN, Kepolisian, KPK,
Kemenkes, Kemenpora, Kementerian Lingkungan
Hidup, dll).
4 Lembaga atau komunitas yang menyediakan sumber-
sumber pembelajaran (perpustakaan, museum, situs
budaya, cagar budaya, paguyuban pencinta lingkungan,
komunitas hewan peliharaan, dll).
5 Masyarakat sipil pegiat pendidikan (misal, pelatihan
pembuatan alat musik dari bambu, dll).
6 Komunitas keagamaan (majelis taklim, persekutuan
doa, dharma gita).
7 Lembaga bisnis dan perusahaan (Dunia Usaha /Dunia
Industri) yang memiliki relevansi dan komitmen dengan
pendidikan.
8 Lembaga penyiaran media seperti televisi, koran,
majalah, radio, dll.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Praktik baik yang dilakukan :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan oleh sekolah dengan orang
tua peserta didik atau paguyuban orang tua sebagai mitra dalam penguatan
pendidikan karakter? *
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan sekolah dengan pengelola
pusat kesenian dan kebudayaan atau komunitas? *
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan sekolah dengan lembaga
pemerintahan seperti BNN, Kepolisian, KPK, Kemenkes, Kemenpora,
Kementerian Lingkungan Hidup, dll? *
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Apa saja bentuk kegiatan kerjasama yang sudah dilakukan sekolah dengan
lembaga atau komunitas yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran
seperti perpustakaan, museum, situs budaya, cagar budaya, paguyuban
pencinta lingkungan, komunitas hewan peliharaan, dll? *
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan sekolah dengan masyarakat
sipil pegiat pendidikan seperti pelatihan pembuatan alat musik dari bambu,
dll?*
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Apa saja bentuk Kerjasama yang sudah dilakukan sekolah dengan komunitas
keagamaan seperti majelis taklim, persekutuan doa, dharma gita? *
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Apa saja bentuk Kerjasama yang sudah dilakukan sekolah dengan lembaga
bisnis dan perusahaan (dunia usaha /dunia industri) yang memiliki relevansi
dan komitmen dengan pendidikan? *
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan sekolah dengan lembaga
penyiaran media seperti televisi, koran, majalah, radio, dll? *
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Kendala-kendala yang dihadapi :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Nb: *wajib diisi apabila memilih tanda centang pada kolom Ya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 13. Permohonan Izin Validasi Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 14. Data Mentah 10 Validasi Ahli
a. Validasi SD Muhammadiyah Jogodayoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
b. Validasi SD Negeri Bayangkara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
c. Validasi SMP Negeri 1 Bantul A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
d. Validasi SMP Negeri 1 Bantul B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
e. Validasi SD Negeri Wates 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
f. Validasi SD Joannes Bosco
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
g. Validasi SD Negeri Ungaran 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
h. Validasi SD Muhammadiyah Karangkajen 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
i. Validasi SD Negeri Keputren 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
j. Validasi SD Negeri Bantul 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Lampiran 15. Hasil Rekap Validasi Instrumen Soal
Kompetensi
penilaian
No
soal Validator
Komponen
tampilan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rerata
1 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3,8
2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3,8
3 3 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3,3
4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3,5
5 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3,6
6 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3,8
Komponen
Penyajian
7 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3,4
8 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3,8
9 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3,3
10 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3,4
11 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3,4
12 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 3,2
13 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3,5
14 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3,4
15 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3,5
16 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3,5
17 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3,4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
No. Validator Masukan
1. SMPN 1 Bantul A Aitem 1:
-Komunikasi dihilangkan
Aitem 2:
-Ejaan perlu diedit
Aitem 3:
-Ejaan perlu di edit
2. SMPN 1 Bantul B Aitem 7:
-Kata DU/DI diberikan kepanjangannya
3. SDN 4 Wates Aitem 3:
-Diganti dinas kesehatan Puskesmas,
Kementerian Lingkungan Hidup, dan Kepolisian
4. SDN Keputran 1 Aitem 2:
-Kesalahan penulisan mohon diperbaiki
Aitem 3:
-Kemenkes diganti dengan Puskesmas
-Kesalahan penulisan mohon diperbaiki.
5. SDN Ungaran 1 Aitem 1:
-Dihilangkan kata komunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Lampiran 16. Hasil Validasi Instrumen Soal Checklist dan Essai
No. Validator Instansi Skor Keterangan
1. INL SD Muhammadiyah
Jogodayoh
61 Sangat layak
digunakan
2. DP SD Negeri
Bhayangkara
52 Layak untuk
digunakan
dengan
sedikit revisi
3. H SMP Negeri 1
Bantul
66 Sangat layak
untuk
digunakan
4. TKR SMP Negeri 1
Bantul
67 Sangat layak
untuk
digunakan
5. DK SD Negeri Bantul 1 67 Sangat layak
untuk
digunakan
6. S SD Negeri Wates 4 67 Sangat layak
untuk
digunakan
7. BAP SD Joannes Bosco 57 Layak untuk
digunakan
dengan
sedikit revisi
8. L SD Negeri Ungaran
1
61 Sangat layak
untuk
digunakan
9. BM SD Muhammadiyah
Karangkajen 1
54 Layak untuk
digunakan
dengan
sedikit revisi
10. NWM SD Negeri Keputran
1
63 Sangat layak
untuk
digunakan
Rata-rata 61,5
Sangat layak
untuk
digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
No. Validator Masukan Sebelum direvisi Sesudah direvisi
1. SMPN 1
Bantul A
Aitem 1:
-Komunikasi
dihilangkan
Aitem 2:
-Ejaan perlu diedit
Aitem 3:
-Ejaan perlu di edit
Aitem 1:
Komunikasi orang
tua peserta didik
atau paguyuban
orang tua sebagai
mitra dalam
penguatan
pendidikan karakter
Aitem 2:
theater
Aitem 3:
KemeNpora
Aitem 1:
Orang tua peserta
didik atau
paguyuban orang
tua sebagai mitra
dalam penguatan
pendidikan
karakter
Aitem 2:
Teater
Aitem 3:
Kemenpora
2. SMPN 1
Bantul B
Aitem 7:
-Kata DU/DI
diberikan
kepanjangannya
Aitem 7:
Lembaga bisnis dan
perusahaan
(DU/DI) yang
memiliki relevansi
dan komitmen
dengan pendidikan.
Aitem 7:
Lembaga bisnis
dan perusahaan
(Dunia Usaha
/Dunia Industri)
yang memiliki
relevansi dan
komitmen dengan
pendidikan.
3. SDN 4
Wates
Aitem 3:
-Diganti dinas
kesehatan
Puskesmas,
Kementerian
Lingkungan Hidup,
dan Kepolisian
Aitem 3:
Lembaga
pemerintahan
(BNN, Kepolisian,
KPK, Kemenkes,
KemeNpora, dll
Aitem 3:
Lembaga
pemerintahan
(BNN, Kepolisian,
KPK, Kemenkes,
Kemenpora,
Kementerian
Lingkungan Hidup,
dll
4. SDN
Keputran 1
Aitem 2:
-Kesalahan
penulisan mohon
diperbaiki
Aitem 3:
-Kemenkes diganti
dengan Puskesmas
-Kesalahan
penulisan mohon
diperbaiki.
Aitem 2:
Theater
Aitem 3:
Kemenkes
KemeNpora
Aitem 2:
Teater
Aitem 3:
Kemenkes
Kemenpora
5. SDN
Ungaran 1
Aitem 1:
-Dihilangkan kata
komunikasi
Aitem 1:
Komunikasi orang
tua peserta didik
atau paguyuban
orang tua sebagai
mitra dalam
penguatan
pendidikan karakter
Aitem 1:
Orang tua peserta
didik atau
paguyuban orang
tua sebagai mitra
dalam penguatan
pendidikan
karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Lampiran 17. Daftar Cek Dokumentasi Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Lampiran 18. Rekap Hasil Wawancara
No. Nama
Sekolah Rekap Hasil Wawancara No.
Nama
Sekolah
Rekap Hasil
Wawancara
1. SD Negeri
Sentul
- Peran orangtua
mendukung sekolah
mengenai PPK, bentuk
kegiatannya berupa
membuat paguyuban
kelas sehingga apabila ada
apa-apa tinggal
memberikan info lewat
grup dan orangtua ikut
serta membantu kegiatan
di sekolah.
- Kegiatan yang dilakukan
mengenai PPK misalnya
ikut bela sungkawa
apabila ada yang terkena
musibah dan menjenguk
teman yang sakit.
- Belum bekerjasama
dengan komunitas, tetapi
sudah dalam rencana
- Sudah bekerjasama
dengan lembaga
pemerintahan seperti
Puskesmas dan
Kepolisian.
- Melakukan kunjungan ke
Museum Soeharto, dan
kunjungan ke tempat
kerajinan-kerajinan.
- Target sekolah semua
program-program
kegiatan dapat terlaksana.
- Sudah berlangganan
koran.
- Sekolah mengalami
kendala dalam pendanaan,
karena dari golongan
menengah ke bawah.
Tetapi program PPK
sudah dianggarkan dalam
BOS.
2. SD Negeri
Semarangan
4
- Sudah 3 tahun sekolah
membentuk paguyuban
kelas dengan
membentuk pengurus
sehingga memudahkan
komunikasi sekolah
dengan wali murid dan
kerjasama sekolah
dengan walimurid
berupa materi, ide-ide
dan tenaga.
- SDN Semarangan 4
merupakan sekolah
menyenangkan,
sehingga pada kegiatan
tertentu orang tua
diajak untuk
berpartisipasi seperti
pada kegiatan
menghias kelas pada
17 Agustus.
- Pada hari Raya Idul
Adha anak-anak diajak
untuk mengikuti lomba
takbir keliling dan
mengikuti kegiatan
pengajian.
- Sering mengikuti
kegiatan pentas seni di
Kabupaten Sleman dan
di lingkungan sekolah.
- Sudah melakukan
kunjungan ke museum
yaitu museum kraton
dan diagendakan ke
museum Soeharto
untuk siswa kelas 1.
- Sering mengundang
narasumber untuk tes
psikologi, penyuluhan
dan sosialisasi dari
Kepolisian serta
Puskesmas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
No. Nama
Sekolah Rekap Hasil Wawancara No.
Nama
Sekolah
Rekap Hasil
Wawancara
3. SD Negeri
Semarangan
4
- Sekolah mengharapkan
peserta didik sedapat
mungkin sebagai generasi
harapan bangsa menjadi
generasi bangsa yang baik
yang mempunyai karakter.
- Kendala sekolah yaitu
kurang kompaknya
masyarakat dengan
sekolah.
- Sekolah tidak mengalami
kendala dalam pendanaan
karena sudah dianggarkan
dalam BOS, apabila
kurang bisa berkerjasama
dengan orangtua.
- Dukungan dari pemerintah
dengan adanya sosialisasi.
5.
SD Negeri
Godean 3
- Kerjasama dengan
Puskesmas dan
Kepolisian
diprogramkan setiap
tahun.
- Sekolah melakukan
kunjungan ke
museum Soeharto
dengan menaiki
sepeda bersama-
sama.
- Belum melakukan
kerjasama dengan
media penyiaran dan
pebisnis.
- Kendala yang
dialami sekolah
berupa pendanaan.
- Pemerintah
mendukung sekolah
melalui sosialisasi
dan belum ada
pembinaan khusus
sebagai SD rintisan
atau SD Piloting
Project.
- Belum bekerjasama
dengan komunitas,
baru mengundang
Ustadz dan
pembiasaan sholat
Dhuha.
4. SD Negeri
Godean 3
- Sekolah melakukan
kerjasama dengan orang
tua dan masyarakat
sekitar dalam
membangun mushola
yang berada diarea
sekolah dengan
mendapatkan sumbangan
berupa materi dan tenaga
dari masyarakat maupun
orangtua.
- Sudah sering melakukan
rapat komite dan
dilakukan setiap awal
semester dan sudah
membentuk paguyuban
wali murid.
- Kegiatan sekolah
mengenai PPK yaitu
mengadakan pengajian
dengan masyarakat dan
menggunakan bersama
masjid di sekolah.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
No. Nama
Sekolah
Rekap Hasil
Wawancara No.
Nama
Sekolah Rekap Hasil Wawancara
6. SD Negeri
Semarangan
5
- Partisipasi wali
murid saat kegiatan
sekolah sudah baik
terlihat saat rapat
komite dan sudah
terbentuknya
paguyuban wali
murid.
- Kegiatan berkaitan
dengan karakter baru
diprogramkan
dengan wali murid.
- Sudah melakukan
kunjungan museum
ke museum
Soeharto,
mengundang
narasumber dari
Kepolisian,
Puskesmas dan
Ustadz dari kalangan
keagamaan serta
bekerjasama dengan
psikolog dari S2
Universitas Mercu
Buana.
- Kendala yang
dialami sekolah
berupa sulitnya
kerjasama sekolah
dengan wali murid
dan pendanaan.
- Sosialisasi program
PPK selalu
disampaikan saat
rapat K3S.
7. SD
Negeri
Jetak
- Orang tua selalu dilibatkan
dalam setiap gerakan-
gerakan sekolah. sekolah
memberikan penjelasan
tentang PPK seperti
kebiasaan jajanan anak, cara
belajar, kedisiplinan, dsb.
Kemudian yang kedua pada
waktu penerimaan nilai PTS
sekolah mengumpulkan
orangtua dan menyampaikan
nilai-nilai karakter serta
terbentuknya paguyuban
kelas yang mengkoordinir
keuangan siswa dalam
kegiatan.
- Bekerjasama dengan PKK
untuk mempersiapkan
sekolah Adiwiyata dan
membuat ikan asin lalu
dijual.
- Sudah bekerjasama dengan
Kepolisian, Puskesmas, Pak
Dukuh, dan Kepramukaan.
- Bekerjsama dengan kesenian
berupa mendatangkan pelatih
untuk menari dan karawitan.
- Sekolah sering digunakan
untuk kegiatan keagamaan.
- Bekerjasama dengan Alus
perpustakaan dan pernah
masuk koran.
- Target sekolah agar mencapai
18 nilai karakter.
- Kendala sekolah yaitu
pengetahuan orangtua atau
mungkin dari orangtua atau
wali kurang peduli. Dari
sekolah sudah ditanamkan
dengan baik-baik tetapi
dirumah mungkin orangtua
kurang memperhatikan
misalnya. Sekolah sudah
diajarkan berdoa tapi
dirumah kurang diperhatikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
BIODATA PENELITI
Ani Galih Pratiwi lahir di Semarang, 28 September
1997, merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Sri
Widodo dan Ibu Haniah. Pendidikan yang pernah ditempuh
oleh peneliti yaitu pendidikan Sekolah Dasar di SD Sumpah
Pemuda pada tahun 2003-2005, SDN Jatake 5 pada tahun
2005-2008, dan lulus di SDN Piyaman 3 pada tahun 2009. Pada tahun 2009-2012
peneliti menempuh pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Ngawen.
Selanjutnya pada tahun 2012-2013 peneliti menempuh pendidikan menengah
tingkat atas di SMA Negeri 1 Semin. Pada tahun 2015, peneliti melanjutkan
pendidikan tinggi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan mengambil
program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Selama berproses di dalam Universitas Sanata Dharma, peneliti memperoleh ilmu
dan pengalaman baik di akademik maupun non-akademik dengan mengikuti
perkuliahan selama tujuh semester dan beberapa kegiatan. Beberapa kegiatan
tersebut antara lain Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa dan Metode
Belajar (PPKMB) I dan PPKMB II, Kursus Mahir Dasar (KMD) Pembina Pramuka,
English Club, Temu Pembina III/ 2006 tingkat Nasional, mengikuti kepanitian
Parade Gamelan Anak yang diselenggarakan Universitas Sanata Dharma pada
2015, 2016, dan 2017, mengikuti dialog publik dari Jasa Raharja, dan seminar serta
kepanitiaan lainnya. Peneliti juga bergabung dengan Himpunan Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Ikatan Mahasiswa Gunung
Kidul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Recommended