View
217
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
INFORMASI RINGKASKESEHATAN INDONESIA
2004
PUSAT DATA DAN INFORMASIDEPARTEMEN KESEHATAN RI
2006
1
KATA PENGANTAR
Tujuan disusunnya buku Informasi Ringkas ini adalah untuk memenuhi kebutuhan banyak pihak akan berbagaidata dan informasi, terutama data dan informasi kesehatan serta yang terkait erat dengan bidang kesehatan.
Buku Informasi Ringkas ini disajikan dalam bentuk gambar dan narasi singkat dengan harapan pengguna dapatmemperoleh informasi dengan cepat. Data dan informasi dalam buku ini terdiri atas Informasi Umum danSituasi Kesehatan. Dalam Bab Informasi Umum dibahas tentang gambaran umum Indonesia, gambaran umumDepartemen Kesehatan, dan Informasi terpilh lainnya. Sedangkan dalam bab Situasi Kesehatan dibahas tentangderajat kesehatan, kesehatan lingkungan, perilaku sehat, situasi sumberdaya, dan situasi pelayanan kesehatan.Informasi Ringkas ini juga memuat tentang Visi, Misi, strategi, dan sasaran pembangunan DepartemenKesehatan. Buku ini hanya memuat secara sekilas data dan informasi kesehatan, sedangkan untuk data daninformasi yang lebih rinci disajikan pada buku Profil Kesehatan Indonesia.
Buku Informasi ringkas ini memang masih belum dapat memenuhi harapan, terutama dikarenakan keterbatasandata yang tersedia. Harapan kami buku ini bermanfaat, dan untuk lebih menyempurnakan buku ini kamimenunggu saran dan masukan dari para pengguna.
Jakarta, 6 Maret 2006Kepala Pusat Data dan Informasi Depkes RI
Dr. Doti Indrasanto, MPHNIP. 140 074 462
2
SAMBUTAN
Saya sangat mendukung dan menghargai upaya Pusat Data dan Informasi yang menyusun buku informasiringkas ini, yang diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak pihak yang membutuhkan data dan informasi dibidang kesehatan secara cepat.
Untuk memenuhi kebutuhan akan data/informasi kesehatan, paket-paket data/informasi kesehatan yangmenyajikan berbagai informasi tentang penyelenggaraan dan hasil upaya kesehatan perlu terus ditingkatkan.Harapan saya data/informasi yang disajikan adalah data terkini yang evidence base dengan membangunjejaring serta memanfaatkan data/informasi dari sumber data yang ada.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi dalam penyusunan buku ini. Harapansaya, semoga buku Informasi Ringkas ini bermanfaat.
Jakarta, 7 Maret 2006Sekretaris Jenderal Depkes RI
Dr. Syafii Ahmad, MPHNIP. 140 086 897
3
DAFTAR ISI
I. INFORMASI UMUM1. Gambaran Umum Indonesia
Letak geografisIklimBudayaPendudukPendidikanEkonomiSistem Pemerintahan
2. Informasi TerpilihIndeks Pembangunan Manusia dan target IS2010Indikator Millenium Development GoalsUpaya Penurunan KemiskinanUpaya Kesehatan dalam Penanggulangan Bencana
3. Gambaran Umum Departemen Kesehatan RIVisiMisiNilai-nilaiStrategi UtamaSasaran Pembangunan KesehatanOrganisasi Departemen KesehatanProgram-program Pembangunan Kesehatan
4
II. SITUASI KESEHATAN1. Derajat Kesehatan
Umur Harapan HidupAngka Kematian BayiAngka Kematian BalitaAngka Kematian Ibu MaternalStatus Gizi BalitaAngka Kesakitan dan Situasi Penyakit Tertentu
2. Kesehatan LingkunganAkses Terhadap Air MinumSarana Pembuangan Air Besar
3. Perilaku SehatCara Pengobatan bagi PendudukTempat Berobat JalanKebiasaan Menyusui AnakKebiasaan MerokokAktifitas Fisik PendudukPHBS lainnya (lihat studi Suharsono dkk)
4. Situasi Sumber DayaSarana Kesehatan: RS, Pusk, UKBM (Posyandu, Polindes)Tenaga KesehatanAnggaran Kesehatan
5. Situasi Pelayanan KesehatanCakupan AntenatalImunisasi
5
INFORMASI UMUM
I. GAMBARAN UMUM INDONESIA
1. LETAK GEOGRAFIS
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.500 pulau besar dan kecil,terbentang memanjang dari barat ke timur dari 95o sampai dengan 141o Bujur Timur, dan melintasikhatulistiwa, dari 6o Lintang Utara sampai dengan 11o Lintang Selatan, dengan luas daratan sebesar 1.860.359km2. Secara geografis, posisi Indonesia sangat strategis, terletak di antara dua lautan, yaitu Lautan Pasifik danLautan Hindia, serta di antara dua benua, yaitu Asia dan Australia. Sebagai negara bahari, sekitar dua pertigadari luas wilayah Indonesia terdiri atas laut dan lautan. Wilayah daratan terdiri atas areal pertanian, perkebunan,hutan, rawa, daerah pegunungan, dan pemukiman.
Waktu di Indonesia dibagi dalam tiga zona waktu. Waktu Indonesia Barat (Sumatera, Jawa, Kalimantan Barat,dan Kalimantan Tengah) dengan perbedaan waktu 7 jam di atas GMT (Greenwich Mean Time); WaktuIndonesia Tengah (Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara) denganperbedaan waktu 8 jam di atas waktu GMT, serta Waktu Indonesia Timur (Maluku dan Papua) denganperbedaan waktu 9 jam di atas waktu GMT.
2. IKLIM
Indonesia beriklim tropis dengan curah hujan relatif tinggi. Ada dua musim, yaitu musim kemarau, yangbiasanya terjadi pada bulan Juni sampai dengan September dan musim penghujan, yang biasanya terjadi padabulan Desember sampai dengan Maret. Masa transisi antara dua musim tersebut merupakan masa pancaroba.Suhu udara berkisar antara 21o 33o Celsius, dan suhu rata-rata sekitar 31o Celsius; dengan kelembaban udaraberkisar antara 70% - 90%.
6
3. KEBUDAYAAN DAN AGAMA
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, yang masing-masing mempunyai bahasa daerah. "Bahasa Indonesia" merupakan bahasa resmi, yang berasal dari bahasaMelayu, yang dalam perkembangannya diperkaya dengan berbagai kosa kata dan idiom bahasa daerah maupunbahasa asing.
Semboyan Indonesia adalah "Bhinneka Tunggal Ika", artinya Berbeda-beda tetapi tetap satu , walaupunIndonesia terdiri dari banyak suku bangsa, budaya, dan agama, tetapi tetap satu bangsa dan satu bahasa:Indonesia.
Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Persentase penduduk pemelukagama Islam sebesar 88%, pemeluk Kristen Protestan sebesar 5%, pemeluk Katolik Roma 3%, pemeluk Hindu2%, Budha 1%, dan lainnya 1%.
4. PENDUDUK
Jumlah PendudukJumlah penduduk Indonesia pada tahun 2004 sebanyak 217.072.346 jiwa, yang terdiri atas penduduk laki-lakisebanyak 108.876.089 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 108.196.257 jiwa (rasio jenis kelamin sebesar100,6) dengan angka pertumbuhan penduduk 1,26%. Tingkat kepadatan penduduk rata-rata sebesar 115 jiwaper km2, dengan kisaran 7 jiwa per km2 di Provinsi Papua dan 13.141 jiwa per km2 di DKI Jakarta. Pendudukyang bertempat tinggal di wilayah perdesaan (56,76%) masih lebih tinggi daripada yang bertempat tinggal diwilayah perkotaan (43,24%). Komposisisi penduduk menurut golongan umur menunjukkan bahwa persentasependuduk yang berusia muda (0 14 tahun) sebesar 29,6%, yang berusia produktif (15 64 tahun) sebesar65,7%, dan yang berusia tua (> 65 tahun) sebesar 4,7%. Angka beban tanggungan penduduk sebesar 51,7,dengan kisaran 36,6 di DKI Jakarta dan 70,1 di Nusa Tenggara Timur.
7
75 +
70 - 74
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5 - 9
0 - 4
Kel. Umur
024681012
Laki-laki
0 2 4 6 8 10 12
Perempuanpersen
Jumlah Penduduk per Pulau di Indonesia Tahun 2004
45.1
50.4
19
128.
295.
543
16.2
19.1
75
15.5
48.6
67
11.8
58.5
42
0
20.000.000
40.000.000
60.000.000
80.000.000
100.000.000
120.000.000
140.000.000
Sumate
raJaw
a
Kaliman
tan
Sulaw
esi
Lainn
ya
Angka Fertilitas TotalAngka Fertilitas Total (TFR) Indonesia pada tahun 2003 dilaporkan rata-rata sebesar 2,6 anak per wanita.Provinsi dengan TFR terendah adalah DI Yogyakarta (1,9 anak), menyusul Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali(ketiganya sebesar 2,1 anak per wanita). Sedangkan TFR tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (4,1 anak)dan Sulawesi Tenggara (3,6 anak).
Piramida Penduduk Indonesia Tahun 2004
8
Persentase Penduduk 10 Tahun ke AtasMenurut Kemampuan Baca Tulis, Tahun 2004
Melek Huruf Latin; 90,5%
Buta Huruf ; 8,5%
Melek HurufLainnya ; 0,9%
5. PENDIDIKAN
Pada tahun 2004, persentase penduduk berumur10 tahun ke atas yang dapat membaca danmenulis sebesar 91,4% (90,5% untuk huruf latindan 0,9% huruf lainnya). Sedangkan yang butahuruf sebesar 8,5%. Persentase penduduk butahuruf di wilayah perdesaan lebih besar daripadadi wilayah perkotaan (11,4% berbanding 4,79%).Persentase penduduk buta huruf pada perempuan,yaitu sebesar 11,7% lebih tinggi dibanding padalaki-laki, yang sebesar 5,3%.
Persentase penduduk berumur 10 tahun menurutpendidikan ditamatkan adalah sebagai berikut:tidak/belum tamat SD sebesar 29,4%, yang tamatSD/setingkat sebesar 32,3%, yang tamatSLTP/setingkat sebesar 17,6%, tamatSLTA/setingkat sebesar 17,1%, dan yang tamatpendidikan tinggi (diploma I sampai dengansarjana strata-3) sebesar 3,6%.
Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Tingkat PendidikanTahun 2004
Tamat S LTP,17.6%
Tamat S LTA,17.1%
TamatAkademi/PT,
3.6%
Tidak/belummemiliki ijazah,
29.4%
TamatS D/S ederajat,
32.3%
9
6. EKONOMI
Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita pada tahun 2004 dilaporkan sebesar 10,64 juta rupiah (1.145 dolarAS). Sedangkan nilai PDB atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2003 adalah 1.579,6 triliun rupiah dantanpa minyak & gas adalah 1.423,9 triliun rupiah; pada tahun 2004 diperkirakan meningkat menjadi 1.660,6triliun rupiah sementara tanpa minyak & gas menjadi 1.511,8 triliun rupiah.
Jika dilihat perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2004 semakin membaikdibandingkan tahun 2003. Berdasarkan perhitungan PDB atas dasar harga konstan 2000, laju pertumbuhanekonomi Indonesia tahun 2004 adalah sekitar 5,13 persen dan pertumbuhan ekonomi tanpa minyak & gasadalah sekitar 6,17 persen.
Penduduk yang berumur 15 tahun ke atas yang tidak bekerja (pengangguran terbuka) pada tahun 2004 adalahsebanyak 10.251.351 atau 9,86% dari seluruh angkatan kerja yang berjumlah 103.973.387.
10
7. SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA
Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik yang berdasarkan Pancasila sebagailandasan idiil dan Undang-undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional. Sebagai negara demokrasi,kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahanmerupakan pemegang kekuasaan eksekutif tertinggi dan dipilih langsung oleh rakyat. Dalam menjalankantugasnya Presiden dibantu oleh para menteri.
Kabinet yang dibentuk tahun 2004 disebut sebagai Kabinet Indonesia Bersatu, yang terdiri atas 3 menterikoordinator, 19 menteri yang memimpin departemen, 8 menteri negara, dan 5 pejabat setingkat menteri.Menteri-menteri tersebut bertanggung jawab kepada presiden. Departemen Kesehatan merupakan salah satudepartemen, yang dipimpin oleh Menteri Kesehatan.
Sejak tahun 2001 Indonesia melaksanakan kebijakan desentralisasi, yang antara lain berimplikasi pada terusbertambahnya jumlah provinsi dan kabupaten/kota. Pada tahun 2004, secara administratif wilayah Indonesiadibagi menjadi 33 provinsi, yang meliputi 349 kabupaten dan 91 kota. Tercatat sebanyak 5.263 kecamatan dan69.929 desa/kelurahan.
11
II. INFORMASI TERPILIH
1. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN TARGET INDONESIA SEHAT 2010
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator gabungan dari umur harapan hidup waktu lahir,angka melek huruf, angka partisipadi sekolah, dan pendapatan perkapita. Indeks ini menggambarkan tingkatperkembangan suatu negara atau daerah. Pada tahun 2002, IPM Indonesia sebesar 0,692, yang menempatiurutan ke-111 di antara 177 negara di dunia dan termasuk dalam kategori menengah.
2. INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOAL
Untuk mengukur komitmen negara-negara dalam meningkatkan kesejahteraan rakyatnya digunakan beberapaindikator. Pencapaian beberapa indikator di bidang kesehatan di Indonesia tahun 2002 seperti yang dilaporkanUNDP dalam Human Development Report 2004 sebagai berikut ini.
Sasaran pembangunan kesehatan jangka menengah,yang ingin dicapai pada tahun 2009 adalah sebagaiberikut:• Umur Harapan Hidup waktu lahir meningkat
dari 66,2 tahun menjadi 70,6 tahun.• Angka Kematian Bayi menurun dari 35 menjadi
25 per 1.000 kelahiran hidup.• Angka Kematian Ibu Maternal menurun dari 307
menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup.• Persentase Gizi Kurang pada Balita menurun
dari 25,8% menurun menjadi 20%.
Indikator MDG Data2002
Prevalensi Balita gizi kurang 26
Angka Kematian Balita (per 1.000 kelahiran hidup) 45
Angka Kematian Bayi (per 1.000 kelahiran hidup) 33
Cakupan Imunisasi Campak pada Bayi 76
Angka Kematian Ibu Maternal (per 100.000 kelahiran hidup) 230
Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan 64
Prevalensi Malaria (per 100.000 penduduk) 920
Prevalensi Tuberkolosis (per 100.000 penduduk) 609
Persentase Kasus Tuberkulosis yang Sembuh MelaluiOservasi (DOTS)
86
Berobat,
12
3. UPAYA PENURUNAN KEMISKINAN
Pada tahun 2005 jumlah penduduk miskin diIndonesia tercatat sebanyak 54.500.616 jiwa atau25,1% dari total penduduk. Angka ini masih dibawah angka perkiraan yang sebesar 60.000.000jiwa.
Sementara itu pada tahun 2004 jumlah pendudukmiskin (berdasarkan data hasil Susenas/BPS) tercatatsebesar 36,1 juta jiwa atau 16,66% dari totalpenduduk.
Untuk memberikan pelayanan kesehatan bagikeluarga miskin, pemerintah menerbitkan kartusehat. Persentase rumah tangga yang memiliki kartusehat pada tahun 2004 sebesar 14,33% (diperkotaan 11,29% dan di perdesaan 16,58%).Persentase pemanfaatan kartu sehat untuk berobatsebesar 66,57%, untuk pemeriksaan kehamilan danmelahirkan sebesar 9,04%, dan untuk pelayanankeluarga berencana sebesar 13,84%.
13
4. UPAYA KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
Dalam upaya penanggulangan bencana yang timbul, baik bencana alam maupun akibat ulah manusia, maka diDepartemen Kesehatan telah dibentuk yang mengkoordinasikan upaya kesehatan dalam penanggulanganbencana. Koordinasi ini, bertujuan agar terwujud kerjasama dari berbagai organisasi untuk menanggulangimasalah kesehatan akibat kedaruratan dan bencana secara harmonis.
Pada tahun 2004 telah terjadi 11 jenis bencana dengan jumlah korban jiwa sebanyak 129.785 jiwa, luka beratsebanyak 9.535 jiwa, dan luka ringan sebanyak 152.039 jiwa.
Jumlah KorbanJenis BencanaMeninggal Luka Berat Luka Ringan
Berobat Pengungsi
Banjir 160 46 298 6.438 631Tanah Longsor 64 11 10 50 5.500Gempa Bumi 43 178 691 3.282 -Gempa Bumi & Tsunami 128.931 8.352 150.266 - -Gunung Meletus - - - 927 5.584Kecelakaan Lalu Lintas 8 21 14 - -Kecelakaan Kerja 3 42 32 - -Kerusuhan Sosial 514 546 183 342 200Keracunan Makanan 1 175 221 419 81Ledakan Bom 23 59 202 - -Darurat Militer/Sipil 38 105 122 - 2.319Jumlah 129.785 9.535 152.039 11.458 14.315
14
III. DEPARTEMEN KESEHATAN RI
1. VISI
Masyarakat Mandiri untuk Hidup Sehat
2. MISI
Membuat Rakyat Sehat
3. NILAI-NILAI
1. Berpihak pada rakyat2. Bertindak cepat dan tepat3. Kerjasama tim4. Integritas tinggi5. Transparan dan akuntabel
4. STRATEGI UTAMA
1. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.3. Meningkatkan sistem survailans, monitoring, dan informasi kesehatan.4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan.
15
5. SASARAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Sesuai strategi utama tersebut di atas, maka sasaran pembangunan kesehatan adalah sebagai berikut:1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, dengan sasaran:
a. Seluruh desa menjadi desa siaga;b. Seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat; danc. Seluruh keluarga sadar gizi.
2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, dengan sasaran:a. Setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu;b. Setiap bayi, anak, ibu hamil, dan kelompok masyarakat risiko tinggi terlindungi dari penyakit;c. Di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten;d. Di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar;e. Setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh masyarakat di wilayah
kerjanya; danf. Pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit, puskesmas, dan jaringannya memenuhi standar mutu.
3. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring, dan informasi kesehatan, dengan sasaran:a. Setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desa/lurah untuk kemudian diteruskan
ke instansi kesehatan terdekat;b. Setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan tepat sehingga
tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat;c. Semua sediaan farmasi, makanan, dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat;d. Terkendalinya pencemaran lingkungan sesuai dengan standar kesehatan; dane. Berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia.
16
4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan, dengan sasaran:a. Pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan daerah;b. Anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi kesehatan; danc. Terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan, terutama bagi rakyat msikin
6. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan MasyarakatProgram Lingkungan SehatProgram Upaya Kesehatan MasyarakatProgram Upaya Kesehatan PeroranganProgram Pencegahan dan Pemberantasan PenyakitProgram Perbaikan Gizi MasyarakatProgram Sumber Daya KesehatanProgram Obat dan Perbekalan KesehatanProgram Kebijakan dan Manajemen Pembangunan kesehatanProgram Penelitian dan Pengembangan KesehatanProgram Pendidikan KedinasanProgram Pengelolaan SDM AparaturProgram Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan KepemerintahanProgram Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara
17
7. ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No:1575/MENKES/PER/XI/2005 tentang Organisasidan Tata Kerja Departemen Kesehatan, susunan organisasi Departemen Kesehatan terdiri dari:v Sekretariat Jenderalv Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakatv Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medikv Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkunganv Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatanv Inspektorat Jenderalv Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatanv Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatanv Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasiv Staf Ahli Menteri Bidang Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakatv Staf Ahli Menteri Bidang Perlindungan Faktor Resiko Kesehatanv Staf Ahli Menteri Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Desentralisasiv Staf Ahli Menteri Bidang Mediko Legal
18
STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERIKESEHATANNOMOR :1575/Menkes/SK/XI/2005TANGGAL : 16 November 2005
MENTERI KESEHATAN
DIRECTORATE GENERAL OFCOMMUNITY HEALTH
DIRECTORATE GENERAL OFMEDICAL CARE
DIRECTORATE GENERAL OFCDC &
ENVIRONMENTAL HEALTH
DIRECTORATE GENERAL OFPHARMACY &
MEDICAL EQUIPMENT SERVICES
INSPEKTUR JENDERAL
THE ADVISORS TO THE MINISTER
SECRETARIAT GENERAL
CENTRE OFDATA AND
INFORMATION
DIT THE DIRECTORATESDIT
SECOF DG
SECOF DG
SECOF DG
BOARD OFRESEARCH & DEVELOPMENT OF
HEALTH
BOARD OFDEVELOPMENT & ENPOWERMENT
HEALTH RESOURCES
THE CENTRES THE CENTRES
INSPEKTORAT
BUREAU OFPLANNING & BUDGETTING
BUREAUOF PERSONNEL
BUREAU OFLAW & ORGANIZATION
BUREAU OFGENERAL AFFAIR
BUREAU OFFINANCE& EQUIPMENT SUPPLIES
SECOF DG
SECOF DG
SECOF DG
THE DIRECTORATES THE DIRECTORATES THE DIRECTORATES
PUSATSARANA,
PRASARANA DANPERALATAN KESEHATAN
CENTRE OFHEALTH DEVELOPMENT
STUDIES
CENTRE OFHEALTH PROMOTION
CENTRE OFCRISIS RESPONSES
CENTRE OFHEALTH MAINTANANCE
ASSURANCE
CENTER OFPUBLIC COMMUNICATION
19
SITUASI KESEHATAN
I. DERAJAT KESEHATAN
1. UMUR HARAPAN HIDUP
Umur Harapan Hidup waktu lahir pendudukIndonesia dari tahun ke tahun terus mengalamipeningkatan yang bermakna. Estimasi Umur HarapanHidup Waktu Lahir yang sebesar 52,41 tahun 1980(SP 1980) meningkat menjadi 63,48 tahun 1995(SUPAS 1995), dan diperkirakan menjadi 66,2 tahunpada 2002 (SDKI 2002-2003). Sedangkan estimasiUnited Nation pada tahun 2005 umur harapan hidupmencapai 69 tahun. Pada tahun 2002 provinsidengan Umur Harapan Hidup Waktu Lahir tertinggiadalah DI Yogyakarta (72,4 tahun) dan DKI Jakarta(72,3 tahun). Sedangkan yang terendah di NusaTenggara Barat (59,3 tahun) dan Kalimantan Selatan(61,3 tahun).
Tren Estimasi Usia Harapan Hidup Tahun 1967 - 2005
52.21
59.861.49
62.34
62.72
63.5
63.9
64.25
64.82
65.54
68.23
69.00
45.73
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1967 1976 1986 1990 1992 1993 1995 1996 1997 1998 1999 2002 2005
20
2. ANGKA KEMATIAN BAYI
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesiapada tahun 2002-2003 (SDKI) tercatat sebesar35 per 1.000 kelahiran hidup. Provinsidengan AKB terendah adalah Bali (14 per1.000 kelahiran hidup) dan DI Yogyakarta (20per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKBtertinggi di Provinsi Gorontalo (77 per 1.000kelahiran hidup) dan Nusa Tenggara Barat (74per 1.000 kelahiran hidup). SDKI 2002-2003tidak meloporkan AKB di 4 provinsi(Nanggroe Aceh Darussalam, Maluku,Maluku Utara, dan Papua).
Tren Angka Kematian Bayi Tahun 1967 - 2003
145 142
109
75 71 71 6652
4435
0
20
40
60
80
100
120
140
160
1967 1971 1976 1982 1986 1990 1994 1997 2000 2003
21
22
3. ANGKA KEMATIAN BALITA
Hasil SDKI menyatakan bahwa AngkaKematian Balita (AKABA) pada tahun 2002-2003 sebesar 46 per 1.000 kelahiran hidup.Provinsi dengan AKABA terendah adalah Bali(19 per 1.000 kelahiran hidup) dan DIYogyakarta (23 per 1.000 kelahiran hidup).Sedangkan AKABA tertinggi di Nusa TenggaraBarat (103 per 1.000 kelahiran hidup) danGorontalo (97 per 1.000 kelahiran hidup).
Tren Estimasi Angka Kematian Balita Tahun 1986 - 2003
111
75
4645
59
8184
0
20
40
60
80
100
120
1986 1992 1993 1995 1997 2000 2003
23
24
4. ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL
Untuk melihat kecenderungan AKI di Indonesia secara konsisten, digunakan data hasil SKRT. Menurut SKRT, AKImenurun dari 450 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1986 menjadi 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun1992, kemudian menurun lagi menjadi 373 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1995. Pada SKRT 2001 tidakdilakukan survei mengenai AKI. Pada tahun 2002-2003 AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup diperoleh dari hasilSDKI. Hal ini menunjukkan AKI cenderung terus menurun. Tetapi bila dibandingkan dengan target yang ingin dicapaisecara nasional pada tahun 2009, yaitu sebesar 226 per 100.000 kelahiran hidup, maka apabila penurunannya masihseperti tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan target tersebut di masa mendatang sulit tercapai.
25
5. ANGKA KESAKITAN DAN SITUASI PENYAKIT TERTENTU
Demam Berdarah Dengue (DBD)Pada tahun 2004 Incidence Rate (IR) DBD di Indonesia sebesar 11,94 per 100.000 penduduk. Case FatalityRate (CFR) antara 0,8% (DKI Jakarta) sampai 4,1% (NTT). Persentase kasus yang ditangani pelayanan kesehatan85,41%.
Angka Kesakitan Demam Berdarah DengueTahun 1998 - 2004
35,19
10,17
15,99
21,6619,24
24,3
37,01
0
5
10
15
20
25
30
35
40
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
Angka Kematian (CFR) Demam Berdarah DengueTahun 1998 - 2004
2,0 2,0
1,4
1,1
1,3
1,5
1,2
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
26
MalariaPenyakit malaria di Indonesia semenjak 5 tahun terakhir cenderung menurun, walaupun begitu malaria seringmenimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) yang disertai dengan kematian. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnyaangka kesakitan di Jawa-Bali dari 0,31 pada tahun 1998 menjadi 0,52 pada tahun 1999 dan mencapai 0,81pada tahun 2000. Kecenderungan tersebut mulai menurun pada tahun 2001 menjadi 0,62 dan terus menurunsehingga pada tahun 2004 menjadi 0,15 penderita per 1.000 penduduk.
Annual Parasite Incidence (API) Jawa - BaliTahun 1989 s.d. 2004
0.62
0.47
0.22
0.52
0.81
0.15
0.31
0.080.07
0.170.19
0.12
0.140.17
0.21
0.12
0.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0.9019
89
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
27
Untuk luar Jawa-Bali juga memiliki kecendurangan yang hampir sama. Semenjak tahun 1997 terjadipeningkatan penderita klinis malaria sampai pada tahun 2000. Angka penderita klinis malaria pada tahun 1997meningkat dari 16,1 penderita menjadi 22 pada tahun 1998. Kecenderungan ini terus meningkat menjadi 24,9pada tahun 1999 dan mencapai angka tertinggi selama 16 tahun terakhir pada tahun 2000, yakni 31,1. Mulaitahun 2001 angka ini kembali menurun menjadi 26,2 dan terus menurun sehingga pada tahun 2004 mencapai21,2 per seribu penduduk.
Annual Malaria Incidence (AMI) Luar Jawa - BaliTahun 1989 s.d. 2004
27.0
22.8 26.2
31.1
24.922.0
16.1
21.7
19.4
22.2
20.524.1
28.1
22.3
21.8
21.2
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
28
Flu BurungBerdasarkan konfirmasi Laboratorium nasional Badan Litbangkes Depkes (Juli 2005-27 Februari 2006) jumlahkasus konfirmasi flu burung sebesar 28 kasus, 57,1% laki-laki dan 42,9% perempuan. 20 kasus diantaranyameninggal (CFR 71,4%). Jumlah suspect flu burung dilaporkan sebanyak 111 kasus dan probable flu burungsebanyak 11 kasus. Distribusi kasus konfirmasi pada manusia mencakup 5 provinsi yaitu Lampung, Banten, DKIJakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
AntraksJumlah kasus penyakit antraks dari tahun 2000 sampai 2004 mengalami kenaikan. Kasus tertinggi terjadi padatahun 2004 sebanyak 109 kasus dengan kematian 8 kasus (CFR 7,3%). Daerah endemis antraks di Indonesiayaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, NTB, dan NTT.
HIV-AIDSLaporan kasus baru yang dikumpulkan oleh Depkes dari tahun 1987 hingga 2000 memperlihatkan bahwajumlah kasus AIDS cenderung meningkat dari 5 kasus pada tahun 1987 menjadi 255 kasus pada tahun 2000.Peningkatan yang bermakna terjadi pada tahun 2004 dimana jumlah kasus baru yang pada tahun 2003 hanya316 kasus menjadi 1195 kasus pada tahun 2004.
29
Jumlah Kumulatif Kasus AIDS Tahun 1987 -2004
5 7 12 17 32 45 69 89 112 154 198258
352
607
826
1171
1487
2682
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
Jumlah Kumulatif HIV/AIDS per Propinsi Tahun2004
175
237
925
5618
481,272
10740
18220
6128
1620
79
35
54214
331
399
39
0 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat
Riau Jambi
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau
DKI Jakarta Jawa Barat
Jawa Tengah DI Yogyakarta
Jawa Timur Banten
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara Gorontalo
Maluku Maluku Utara
PapuaIrian Jaya BaratTidak diketahui
30
Status Gizi BalitaPersentase Balita gizi buruk cenderung menurun. Pada tahun 2004 persentase gizi buruk di Indonesia 8,55%dengan persentase tertinggi Provinsi Gorontalo (21,66%) dan terendah Provinsi Jambi (3,07%). Sedangkan gizikurang, gizi normal, dan gizi lebih di Indonesia masing masing 19,62%, 69,59%, dan 2,24%.
Persentase Gizi Buruk Tahun 1998-2003
10.51
8.11
7.53 7.47
8.55
0
2
4
6
8
10
12
1998 1999 2000 2002 2003
Persentase Gizi Buruk per Propinsi Tahun 2003
12.767.29
10.763.07
10.287.77
8.199.32
6.365.56
6.034.07
5.958.25
3.5910.45
12.6513.81
9.499.62
9.169.90
9.559.96
5.7421.66
8.559.23
15.24
0 5 10 15 20 25
Sumatera Utara Sumatera Barat
Riau Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta Jawa Timur
Banten
Bali Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara Gorontalo
Maluku Maluku Utara
Papua
31
32
Persent ase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum yang DigunakanTahun 2004
Air Kemasan, 2.45%
Ledeng , 17.96%
Pompa, 14.37%
Sumur Ter l indung,8.07%
Air Hujan, 2.66%
Sumur TidakTer l indung, 11.16%
Mata Air TakTer l indung , 4.04%
Air Sungai, 2.87%
Lainnya, 0.46%
Mata Ai r Ter l indung,35.95%
II. KESEHATAN LINGKUNGAN
1. AKSES TERHADAP AIR MINUM
Pada tahun 2004, rumah tangga yangmenggunakan air minum dari air kemasansebesar 2,45%, ledeng 17,96%, pompa14,37%, mata air terlindung 35,95%, sumurterlindung 8,07%, air hujan 2,66%, sumur takterlindung 11,16%, mata air tidak terlindung4,04%, air sungai 2,87%, dan sumber lainnya0,46%. Ini berarti bahwa rumah tangga diIndonesia yang sudah menggunakan sumber airminum terlindung sebesar 81,46% (diperkotaan 93,02% dan di perdesaan 72,93%).
2. SARANA PEMBUANGAN AIR BESAR
Rumah tangga yang memakai jamban leherangsa sebesar 63,85%, jamban plengsengan11,97%, jamban cemplung/cubluk 18,96%,dan yang tidak menggunakan jamban 5,22%.Provinsi dengan persentase tertinggi denganrumah tangga yang menggunakan jambanleher angsa adalah Bali (91,89%) dan yangterendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur(30,05%).
Persentase Rumah Tangga MenurutSarana Pembuangan Air Besar Tahun 2004
L. Angsa64%
Plengsengan12%
Cemplung19%
Tdk. Pakai5%
33
III. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT
1. CARA PENGOBATAN BAGI PENDUDUK
Pada tahun 2004 persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu(waktu survei) sebesar 26,51%. Dari penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan, sebesar 38,21% diantaranya berobat jalan (40,36% di perkotaan dan 36,59% di perdesaan).
2. TEMPAT BEROBAT JALAN
Puskesmas/puskesmas pembantu masih merupakan tempat berobat yang paling banyak dikunjungi olehpenduduk untuk berobat jalan, yaitu sebesar 37,26%. Tempat berobat jalan dengan persentase tertinggiberikutnya adalah praktek dokter (24,39%), dan petugas kesehatan (18,51%). Sedangkan rumah sakitpemerintah hanya 6,01%, dukun/tabib/sinse (1,78%), poliklinik (3,86%), rumah sakit swasta (3,32%),dan lainnya (4,86%).
3. ANAK 2-4 TAHUN YANG PERNAH DISUSUI
Hasil SUSENAS 2004 yang diselenggarakan BPS juga menyajikan informasi mengenai persentase anakusia 2-4 tahun yang pernah disusui (mendapat air susu ibu/ASI). Sebanyak 41,36% anak usia 2-4 tahunternyata pernah disusui selama >= 24 bulan.
34
4. KEBIASAAN MEROKOK
Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang merokok setiap hari sebesar 28,35%, yangmerokok kadang-kadang (tidak setiap hari) sebesar 6,09%, dan selebihnya sebesar 65,56% tidakmerokok. Dari kelompok penduduk yang merokok, sebanyak 15,71% di antaranya merokok 15batang atau lebih per hari , 47,75% menghisap rokok sebanyak 10 14 batang per hari, 25,17%menghisap rokok sebanyak 5 - 9 batang per hari, dan selebihnya sebesar 11,37% merokok 4 batangatau kurang per hari.
5. AKTIVITAS FISIK PENDUDUK
SUSENAS 2004 juga menghasilkan informasi mengenai kebiasaan penduduk usia 15 tahun ke atasdalam melakukan aktivitas fisik. Persentase penduduk yang melakukan aktivitas berat sebesar 36,02%,aktivitas sedang sebesar 77,44%, dan aktivitas ringan sebesar 66,67%.
35
Jumlah Puskesmas di Indonesia Tahun 1995-2004
7, 105
7,177 7, 175 7,1817,195
7,237
7, 2777,309
7,413
7,550
6,800
6,900
7,000
7,100
7,200
7,300
7,400
7,500
7,600
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
IV. SITUASI SUMBER DAYA
1. SARANA KESEHATAN
PuskesmasPada tahun 2004 jumlah puskesmas sebanyak7.550 unit, 2.010 unit di antaranya adalahpuskesmas perawatan. Rasio puskesmasterhadap penduduk adalah 3,47 puskesmas per100.000 penduduk. Jumlah puskesmaspembantu sebanyak 22.002 unit. rasiopuskesmas pembantu terhadap puskesmas rata-rata 3:1, artinya setiap puskesmas rata-ratadidukung oleh 3 puskesmas pembantu dalammemberikan pelayanan kesehatan kepadamasyarakat.
Jumlah puskesmas keliling kendaraan bermotorroda empat sebanyak 5.358 unit danpuskesmas keliling perahu bermotor sebanyak805 unit. Rasio puskesmas keliling terhadappuskesmas pada tahun 2004 sebesar 0,8;artinya belum semua puskesmas didukung olehpuskesmas keliling.
36
Jumlah Puskesmas di Indonesia Tahun 2004
240423
210146
47132
250113
22261
329982
857117
907172
109125
220195
132193
174114
135333
1384450
10355
16755
0 200 400 600 800 1,000 1,200
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat
RiauKepulauan Riau
Jambi Sumatera Selatan
Bengkulu Lampung
Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat
Jawa Tengah DI Yogyakarta
Jawa Timur Banten
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara Gorontalo
Sulawesi Barat M aluku
M aluku Utara Papua
Irian Jaya Barat
37
Rumah SakitJumlah rumah sakit di Indonesia pada tahun 2004 sebanyak 1.246 unit, yang terdiri atas rumah sakitumum (RSU) 976 unit dan rumah sakit khusus (RSK) 270 unit. Jumlah tempat tidur rumah sakitsebanyak 132.231 tempat tidur, yang terdiri atas 112.640 tempat tidur RSU dan 19.591 tempat tidurRSK. Rasio tempat tidur rumah sakit terhadap penduduk sebesar 61 tempat tidur per 100.000penduduk.
Jumlah RS Tahun 1995-2004
1,0621,074
1,0901,112 1,111
1,145
1,178
1,2151,234
1,246
950
1,000
1,050
1,100
1,150
1,200
1,250
1,300
Jumlah Rumah Sakit di IndonesiaTahun 2004
28122
4034
1530
719
5113
125171
34164
2233
122425
112626
2019
6012
317
49
610
0 50 100 150 200
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat
Riau Jambi
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat
Jawa Tengah DI Yogyakarta
Jawa Timur Banten
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara Gorontalo
Maluku Maluku Utara
Irian Jaya Barat Irian Jaya Tengah
Irian Jaya Timur
38
Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat KesehatanJumlah sarana produksi sediaan farmasi dan alat kesehatan pada tahun 2004 tercatat sebanyak 295unit industri farmasi, 89 unit industri obat tradisional (IOT), 1.134 unit industri kecil obat tradisional(IKOT), 727 unit industri alat kesehatan, 1.015 unit industri perbekalan kesehatan rumah tangga, dan1.088 industri kosmetika. Sedangka jumlah sarana distribusinya tercatat sebanyak 2.432 pedagangbesar farmasi, 8.456 apotek, 6.843 toko obat berizin, dan 1.982 penyalur perbekalan alat kesehatan.Di kabupaten/kota, distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan milik pemerintah dikelola oleh unitpengelola obat (gudang farmasi kabupaten) yang berjumlah 351 unit.
Upaya Kesehatan Bersumber Daya MasyarakatPada tahun 2004 jumlah posyandu tercacat sebanyak 206.971 buah dengan rasio sebesar 3 posyanduper desa/kelurahan. Rasio posyandu terhadap desa/kelurahan terbesar di DI Yogyakarta (10,58) danBali (6,60). Sedangkan rasio terkecil di Irian Jaya Barat (0,50) dan Papua (0,55).Jumlah polindes tercacat sebanyak 26.975 buah (rasio polindes terhadap desa/kelurahan sebesar 0,39atau rata-rata tiap 5 desa/kelurahan mempunyai 2 polindes).
Institusi Pendidikan Tenaga KesehatanPada tahun 2004 jumlah Politeknis Kesehatan (Poltekkes) di seluruh Indonesia sebanyak 32 buah yangmenyelenggarakan 14 jenis jurusan atau program studi. Oleh karena pada umumnya setiap Poltekkesmenyelenggarakan lebih dari satu jenis jurusan atau program studi, maka pada tahun 2004 jumlahjurusan atau program studi yang diselenggarakan oleh 32 Poltekkes tersebut sebanyak 199 jurusan.Dari 199 jurusan yang diselenggarakan, jurusan terbanyak adalah jurusan Keperawatan (31,66%) danKebidanan (23,62%), selebihnya adalah Gizi (11,56%), Kesehatan Lingkungan (10,05%), KesehatanGigi (9,05%), Analis Kesehatan (6,03%), Farmasi (3,02%), Teknik Elektro Medik (1,01%), Teknik
39
Radio Diagnostik (1,01%), Fisioterapi (1,01%), Teknik Gigi (0,50%), Analis Farmasi dan Makanan(0,50%), Okupasi Terapi (0,50%), dan Ortotik Prostetik (0,50%).
Jumlah institusi di luar Poltekkes tercatat sebanyak 647 institusi, yang menyelenggarakan programstudi atau jurusan Keperawatan (70,63%), jurusan Kefarmasian (11,28%), Keteknisian Medis (10,82%),Kesehatan Masyarakat (2,94%), Keterapian Fisik (2,63%), dan Gizi (1,73%).
2. TENAGA KESEHATAN
Pada tahun 2003 jumlah sumber dayamanusia di bidang kesehatan tercatatsebanyak 327.078 orang, terdiri atas301.215 orang (92,09%) tenaga kesehatandan 25.863 orang (7,91%) tenaga nonkesehatan. Dari 301.215 tenaga yang ada,tenaga kesehatan yang terbanyak adalahperawat 141.196 orang (46,9%), bidan61.947 orang (20,6%), dan dokter umum23.904 orang (7,9%).
Jumlah SDM Kesehatan yang bertugas di puskesmas tahun 2004 adalah 141.566 orang, antara lainterdiri dari dokter umum (PNS dan PTT) sebanyak 8.934 orang (tiap puskesmas dilayani 1,2 orangdokter umum), dokter gigi sebanyak 3.778 orang (baru 50% puskesmas mempunyai tenaga doktergigi), perawat sebanyak 40.070 orang (setiap Puskesmas dilayani 5-6 orang perawat), bidan sebanyak48.252 orang (setiap Puskesmas dilayani 6-7 orang bidan).
Persentase Tenaga Kesehatan di PuskesmasTahun 2004
6.31
28.30
Dokter Gigi,2.67
Bidan,34.08
Lainnya,28.63
40
3. ANGGARAN KESEHATAN
Sedangkan realisasinya pada tahun 2000 sebesar 853,05 milyar rupiah (55,7%), pada tahun 2001sebesar 966,04 milyar rupiah (52,1%), pada tahun 2002 sebesar 2.287,13 milyar rupiah (93,3%), padatahun 2003 sebesar 4.290,4 milyar rupiah (83,5%), dan pada tahun 2004 sebesar 3.767,26 milyarrupiah (78,7%).
Jumlah alokasi anggaran pembangunan Departemen Kesehatan pada tahun 2004 sebesar 4.784,19milyar rupiah. Alokasi terbesar adalah untuk Program Upaya Kesehatan (4,200,59 milyar rupiah),sedangkan alokasi terkecil untuk Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya (11,97 milyar rupiah).Persentase realisasi anggaran pembangunan Departemen Kesehatan sebesar 78,7%, dengan persentaserealisasi terbesar adalah Program Obat, Makanan, dan Bahan Berbahaya (98,7%) dan Program UpayaKesehatan (81,6%). Sedangkan yang terkecil adalah Program Sumber Daya Kesehatan (49%) danProgram Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat, dan Pemberdayaan Masyarakat (52,3%).
41
V. SITUASI PELAYANAN KESEHATAN
1. CAKUPAN ANTENATAL
Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)Pada tahun 2004 cakupan K1 sebesar 88,1% dengan cakupan tertinggi di Provinsi Riau (104,96%) danyang terendah di Provinsi Maluku (50,87%). Cakupan K4 sebesar 77% dengan persentase tertinggi diProvinsi Riau (97,49%) dan yang terendah di Provinsi Papua (37,12%).
Cakupan Kunjungan K1 per Provinsi Tahun 2004
77.2271.53
95.3791.79
80.7581.87
91.5493.84
97.11104.96
94.8989.64
92.6790.83
92.3786.33
95.5989.53
74.8389.16
87.6281.50
89.5797.04
91.2075.41
87.1491.93
66.4050.87
86.7957.33
0 20 40 60 80 100 120
Nanggroe Aceh DarussalamSumatera UtaraSumatera Barat
RiauJambi
BengkuluSumatera Selatan
LampungKep.Bangka Belitung
Kep.RiauDKI JakartaJawa Barat
Jawa TengahDI Yogyakarta
Jawa TimurBanten
BaliNusa Tenggara BaratNusa Tenggara Timur
Kalimantan BaratKalimantan Tengah
Kalimantan TimurKalimantan Selatan
Sulawesi UtaraSulawesi Tengah
Sulawesi TenggaraSulawesi Selatan
GorontaloSulawesi Barat
MalukuMaluku Utara
PapuaIrian Jaya Barat
Cakupan Kunjungan K4 per Provinsi Tahun 2004
69.2563.64
82.3683.32
69.6073.76
85.1685.47
86.7797.49
78.9283.22
82.6072.14
76.3771.85
89.2779.88
53.2979.86
74.7270.59
72.4990.16
81.7571.30
68.5176.54
46.3049.59
71.3837.12
0 20 40 60 80 100 120
Nanggroe Aceh DarussalamSumatera UtaraSumatera Barat
RiauJambi
BengkuluSumatera Selatan
LampungKep.Bangka Belitung
Kep.RiauDKI JakartaJawa Barat
Jawa TengahDI Yogyakarta
Jawa TimurBanten
BaliNusa Tenggara BaratNusa Tenggara Timur
Kalimantan BaratKalimantan Tengah
Kalimantan TimurKalimantan Selatan
Sulawesi UtaraSulawesi Tengah
Sulawesi TenggaraSulawesi Selatan
GorontaloSulawesi Barat
MalukuMaluku Utara
PapuaIrian Jaya Barat
42
Pertolongan Persalinan oleh Tenaga KesehatanCakupan pertolonganpersalinan oleh tenagakesehatan tahun 2004sebesar 74,27%. Cakupantertinggi di Provinsi Bali,yaitu sebesar 92,81% danyang terndah di ProvinsiPapua, yaitu sebesar39,70%.
Persentase Persalinan yang Ditolong Tenaga Kesehatanper-Propinsi Tahun 2004
58.3165.55
81.8171.39
66.6371.79
85.9873.62
86.6684.14
70.7771.06
83.9574.43
88.0670.78
92.8172.19
53.6268.94
72.1365.31
80.9086.45
81.9763.06
68.3271.35
42.1042.73
56.4639.70
- 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Nanggroe Aceh DarussalamSumatera UtaraSumatera Barat
RiauJambi
BengkuluSumatera Selatan
LampungKep.Bangka Belitung
Kep.RiauDKI JakartaJawa Barat
Jawa TengahDI Yogyakarta
Jawa TimurBanten
BaliNusa Tenggara BaratNusa Tenggara Timur
Kalimantan BaratKalimantan Tengah
Kalimantan TimurKalimantan Selatan
Sulawesi UtaraSulawesi Tengah
Sulawesi TenggaraSulawesi Selatan
GorontaloSulawesi Barat
MalukuMaluku Utara
PapuaIrian Jaya Barat
43
Keluarga Berencana (KB)Proporsi wanita berumur 15-49 tahun dan berstatus kawin yang pernah mengunakan/memakai alat KB sebesar71,97% (di wilayah perkotaan sebesar 73,15 % dan di wilayah perdesaan sebesar 71,11%)
2. IMUNISASI
Desa UCIPersentase pencapaian desa/ kelurahanUniversal Child Immunization (UCI)tahun 2004 sebesar 69,43%. Cakupantertinggi dicapai Provinsi DI Yogyakarta(100%) dan yang terendah di ProvinsiNAD (23,88%). Cakupan imunisasicampak (sebagai gambaran imunisasidasar bayi) pada tahun 2004 mencapai91,78%. Cakupan tertinggi di DKIJakarta (104%) dan yang terendah diProvinsi Papua (56%).
Imunisasi TT2Sebesar 63,90% ibu hamil mendapat imunisasi TT2 pada tahun 2004. Cakupan tertinggi di ProvinsiBangka Belitung (82,95%) dan yang terendah di NTT (21,49%).
Cakupan Imunisasi Campak per Propinsi Tahun 2004
66.9991.97
87.1293.41
95.4590.45
85.8385.04
93.38104.04
93.6686.92
94.1494.71
97.9885.64
82.7687.4186.76
93.1190.6190.1189.93
81.7299.34
90.8091.22
69.4778.77
56.21
0 20 40 60 80 100 120
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat
Riau Jambi
Sumatera SelatanBabel
BengkuluLampung
DKI JakartaJawa Barat
BantenJateng
D.I.YJatim
KalbarKalteng
KalselKaltimSulut
GorontaloSulteng
SulselSultra
BaliN.T.BN.T.T
MalukuMaluku Utara
Papua
44
PENUTUP
Visi dan misi baru Departemen Kesehatan membutuhkan perubahan perilaku SDM kesehatan baik Pusat danDaerah dalam menangani berbagai masalah kesehatan masyarakat yang terjadi.
Dalam Buku Informasi Ringkas ini terlihat bahwa data tahun 2004 menunjukkan angka yang masih jauh daritarget Indikator Indonesia Sehat 2010 (IIS 2010). Angka-angka yang termasuk dalam Indikator Derajat Kesehatanseperti Umur Harapan Hidup, Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan status gizi balita masih jauh daritarget yang harus dicapai pada tahun 2010. Dengan mempelajari hal tersebut sangat dibutuhkan upaya kerasdari pemerintah, dalam hal ini Kesehatan dengan berbagai pihak dari lintas sektor lainnya, secara bersama-samaagar target IIS 2010 tercapai.
Indonesia merupakan bagian dari global komunitas, sehingga dengan meminimalkan masalah kesehatan yangterjadi di Negara ini, berarti Indonesia telah berupaya terhadap penyebaran yang makin luas berbagai penyakitdi dunia.
6
Recommended