View
139
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
ISOTERM ADSORPSI KARBON AKTIF
Nur Jannatu Na’imah, Jarot Mustika Aji, Mentari Nur RizkyawatiLab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang
Gedung D8 Lt 2 Sekaran Gunungpati Semarang 50229, Indonesiakarumeenaima@gmail.com, 085724001630
Abstrak
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan isotherm adsorpsi menurut Freundlich bagi proses adsorpsi asam asetat pada arang. Metode yang digunakan, yaitu membuat larutan CH3COOH berbagai konsentrasi dengan mengencerkan larutan CH3COOH 0,5 N. Kemudian mengaktifkan adsorben, yang mana digunakan arang aktif. Analisis dilakukan terhadap perubahan konsentrasi CH3COOH sebelum dan sesudah proses adsorpsi dengan arang aktif dilakukan. Kemudian membuat kurva hubungan log x/m vs log C. Dari kurva yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan sehubungan dengan isotherm adsorpsi menurut Freundlich. Dari hasil pengamatan, larutan yang terdiri dari campuran arang aktif, indikator PP dan asam asetat dalam berbagai konsentrasi, sejalan dengan bertambahnya waktu akan mengalami perubahan warna yang semakin hitam. Hal ini dikarenakan arang aktif yang memberikan warna pada larutan. Adsorpsi arang membuat konsentrasi asam asetat mengalami penurunan. Grafik plot log x/m terhadap log C diperoleh persamaan regresi linear y = 0.9521x +
0.7177. Sehingga didapat nilai log k = 0.7177 dan 1n
= 1.0503. Diperoleh nilai k
adalah 5.220 dan nilai n adalah 0.9521. Kekuatan interaksi adsorbat dengan adsorben dipengaruhi oleh sifat dari adsorbat maupun adsorbennya.Kata kunci : adsorpsi; isotherm Freundlich; karbon aktif.
Abstract
The purpose of this experiment is to determine according to Freundlich isotherm adsorption for acetic acid adsorption on charcoal . The method, which makes the solution of various concentrations of CH3COOH by diluting 0.5 N CH3COOH solution. Then activate adsoben , which used activated charcoal . Analysis of the changes made to the CH3COOH concentration before and after adsorption with activated charcoal. Then make a curve log x/m versus log C. From the obtained curves, it can be concluded with respect to according to Freundlich isotherm adsorption. From the observation , a solution consisting of a mixture of activated charcoal , indicator of phenolptalein and acetic acid in various concentrations , in line with the increase in time will change the color become more black. This is because the activated charcoal that gives color to the solution. Charcoal adsorption make concentration of acetic acid decreased. Graphs plot log x/m versus log C obtained linear regression equation y = 0.9521x + 0.7177. So that the values obtained log k = 0.7177 and 1/n = 1.0503. Obtained value of k is 5.220 and the value of n is 0.9521. The strength of adsorbate interaction with adsorbent is influenced by the nature of the adsorbate and adsorbent.Keywords : adsorption; Freundlich isoterm; activated carbon.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Untuk rentang konsentrasi yang kecil dan campuran yang cair, isoterm adsorpsi dapat
digambarkan dengan persamaan empirik yang dikemukakan oleh Freundlich. Isoterm ini
berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai permukaan yang heterogen dan tiap
molekul mempunyai potensi penyerapan yang berbeda-beda. Persamaan ini merupakan
persamaan yang paling banyak digunakan saat ini. Persamaannya adalah :
x/m = k C 1/n
dimana:
x = banyaknya zat terlarut yng teradsorpsi
m = massa adsorben (g)
C = konsentrasi adsorben yang sama
k,n = konstanta adsorben (Wahyuni, 2013)
Dari persamaan tersebut, jika konsentrasi larutan dalam kesetimbangan diplot sebagai
ordinat dan konsentrasi adsorbat dalam adsorben sebagai absis pada koordinat logaritmik,
akan diperoleh gradien n dan intersept. Dari isoterm ini, akan diketahui kapasitas adsorben
dalam menyerap air. Isoterm ini akan digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan,
karena dengan isoterm ini dapat ditentukan efisisensi dari suatu adsorben. Adsorpsi secara
umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut (solute) yang ada dalam larutan oleh
permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan fisika antara substansi
dengan penyerapannya.
Adsorpsi adalah gejala penggumpalan molekul-molekul suatu zat pada permukaan zat
lain, sabagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada permukaan tersebut. Isoterm
adsorpsi adalah hubungan yang menunjukkan distribusi adsorben antara fasa teradsorpsi
pada permukaan dengan fasa ruah saat kesetimbangan pada suhu tertentu.
Oleh karena itu percobaan ini penting dilakukan untuk memahami bagaimana
menentukan sistem kerja dari isoterm Frendeulich dengan menggunakan adsorben arang
aktif pada asam asetat.
Landasan Teori
Adsorpsi adalah pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada permukaan zat lain
sebagai akibat daripada ketidakjenuhan gaya-gaya pada permukaan tersebut. Untuk proses
adsorpsi dalam larutan, jumlah zat teradsorpsi bergantung pada beberapa faktor :
1. Jenis adsoben
2. Jenis adsorbat atau zat yang teradsorpsi
3. Luas permukaan adsorben
4. Konsentrasi zat terlarut
5. Temperatur (Wahyuni, 2013)
Adsorpsi diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu adsorpsi fisik dan adsorpsi kimia.
Adsorpsi fisik terjadi jika antara adsorbat dan permukaan merupakan interaksi Van Der
Walls. Adsorpsi kimia terjadinya jika molekul teradsorb bereaksi secara kimia, sebab terjadi
pemutusan ikatan kimia dan pembentukan ikatan baru (Wahyuni, 2011).
Jumlah zat yang diadsorpsi pada permukaan adsorben merupakan proses
kesetimbangan, sebab laju adsorpsi disertai dengan terjadinya desorpsi. Pada awal reaksi,
peristiwa adsorpsi lebih dominan dibandingkan dengan peristiwa desorpsi, sehingga
adsorpsi berlangsung cepat. Pada waktu tertentu peristiwa adsorpsi cenderung berlangsung
lambat, dan sebaliknya laju desorpsi cenderung meningkat. Ketika laju adsorpsi adalah
sama dengan laju desorpsi sering disebut sebagai keadaan setimbangan. Waktu tercapainya
keadaan setimbang pada proses adsorpsi adalah berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh
jenis interaksi yang terjadi antara adsorben dengan adsorbat. Secara umum waktu
tercapainya kesetimbangan adsorpsi melalui mekanisme fisika (fisisorpsi) lebih cepat
dibandingkan dengan melalui mekanisme kimia atau kemisorpsi (Castellan, 1982).
Tujuan
Dalam percobaan isotherm adsorpsi karbon aktif ini bertujuan untuk menentukan
isotherm adsorpsi menurut Freundlich bagi proses adsorpsi asam asetat pada arang.
METODE
Pada percobaan ini dilakukan tahapan sebagai berikut. Pada tahap pertama, membuat
larutan CH3COOH berbagai konsentrasi dengan cara mengencerkan larutan CH3COOH 0,5
M. Kemudian mengaktifkan adsoben, dengan menggunakan arang aktif. Analisis dilakukan
terhadap perubahan konsentrasi CH3COOH sebelum dan sesudah proses adsorpsi dengan
arang aktif. Kemudian membuat kurva hubungan log x/m vs log C. Dari kurva yang
diperoleh, dapat ditarik kesimpulan sehubungan dengan isotherm adsorpsi menurut
Freundlich. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : larutan CH3COOH 0,5
N; larutan standar NaOH 0.1 N; larutan indicator phenolptalein, adsorben arang, dan kertas
saring. Peralatan yang digunakan antara lain adalah : cawan porselin, labu Erlenmeyer 150
ml merk pyrex, gelas ukur 50 ml dan 100 ml merk pyrex, pipet tetes, buret, statif, klem,
penjepit, pipet volume 5 ml dan 25 ml, corong kaca.
Prosedur Kerja
Mengaktifkan arang dengan memanaskannya dalam cawan porselin, lalu didinginkan.
Memasukkan arang ke dalam enam buah labu Erlenmeyer tertutup masing-masing satu
gram yang ditimbang dengan ketelitian 1 mg. Menyiapkan larutan asam asetat dengan
konsentrasi 0.5 N; 0.25 N; 0.125 N; 0.0625 N; 0.0313 N; dan 0.0156 N masing-masing
sebanyak 125 ml. Memasukkan masing-masing 100 ml larutan asam ke dalam labu
Erlenmeyer yang berisi arang. Menutup labu-labu dan membiarkan selama 30 menit dengan
mengocok selama 1 menit secara teratur setiap 10 menit. Menitrasi 25 ml sisa asam dengan
NaOH 0.1 N. Mencatat temperature dan menjaga agar tidak terjadi perubahan. Menyaring
setiap larutan dengan kertas saring. Menitrasi larutan filtrat sebagai berikut : mengambil 10
ml larutan dari dua konsentrasi larutan tertinggi, mengambil 25 ml larutan konsentrasi
berikutnya, dan mengambil masing-masing 50 ml larutan dari tiga konsnetrasi larutan
terendah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prinsip percobaan ini adalah mengindentifikasi pengaruh adsorben terhadap asam
asetat dalam berbagai konsentrasi. Penentuan isotherm adsorpsi menurut Freundlich bagi
proses adsorpsi asam asetat pada arang pada suhu 28oC dilihat dari hasil percobaan di mana
diperoleh data pengamatan sehingga diperoleh kurva sebagai berikut.
Tabel 1. Data hasil pengamatan
KonsentrasiCH3COOH
(M)
Volume titrasi awal (mL) Volume titrasi akhir (mL)CH3COOH NaOH CH3COOH NaOH
V1 V2 ∆V V1 V2 ∆V
0.5
0.25
0.125
0.0625
0.0313
5
5
5
5
5
25.2
12.9
6.4
3.2
2.1
25.3
12.8
6.3
3.1
2.0
25.25
12.85
6.35
3.15
2.05
10
10
25
50
50
43.7
22
28
26.7
17.8
43.6
22.1
28.1
26.6
17.7
43.65
22.05
28.05
26.65
17.75
0.0156 5 1.0 1.0 1.0 50 7.7 7.6 7.65
Tabel 2. Data hasil perhitungan
No. Massa (g) Konsentrasi Asam (M)
∆(C)(Caw-Cak)
x (gram)
x/m Log x/m Log c
Awal Akhir
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.0018
1.0082
1.0030
1.0041
1.0002
1.0001
0.505
0.257
0.127
0.065
0.041
0.02
0.4365
0.2205
0.1122
0.0533
0.0355
0.0153
0.0685
0.0365
0.0148
0.0117
0.0055
0.0047
0.411
0.0219
0.0888
0.0582
0.033
0.0282
0.4103
0.2172
0.0885
0.0579
0.0329
0.028
-0.3869
-0.6631
-1.0529
-1.2369
-1.4816
-1.5498
-1.1643
-1.4377
-1.8297
-2.0132
-2.2596
-2.3279
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.140
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
f(x) = 5.93639589915737 x + 0.00488692165833143R² = 0.99868791855397
Grafik1. kurva x/m vs C
Series2Linear (Series2)
C
x/m
-2.4 -2.2 -2 -1.8 -1.6 -1.4 -1.2 -1 -0.8
-1.6
-1.4
-1.2
-1
-0.8
-0.6
-0.4
-0.2
0
f(x) = 0.95213888813628 x + 0.717697591232879R² = 0.973660844583284
Grafik2. kurva log x/m vs log C
Log x/mLinear (Log x/m)
log C
log
x/m
Larutan yang terdiri dari campuran arang aktif, indikator PP dan aasam asetat dalam
berbagai konsentrasi, sejalan dengan bertambahnya waktu akan mengalami perubahan
warna yang semakin hitam. Hal ini dikarenakan arang aktif yang memberikan warna pada
larutan. Adsorpsi arang membuat konsentrasi asam asetat mengalami penurunan.
Kekuatan interaksi adsorbat dengan adsorben dipengaruhi oleh sifat dari adsorbat
maupun adsorbennya. Gejala yang umum dipakai untuk meramalkan komponen mana yang
diadsorpsi lebih kuat adalah kepolaran adsorben dengan adsorbatnya. Apabila adsorbennya
bersifat polar, maka komponen yang bersifat polar akan terikat lebih kuat dibandingkan
dengan komponen yang kurang polar. Kekuatan interaksi juga dipengaruhi oleh sifat keras-
lemahnya dari adsorbat maupun adsorben. Sifat keras untuk kation dihubungkan dengan
istilah polarizing power cation, yaitu kemampuan suatu kation untuk mempolarisasi anion
dalam suatu ikatan. Kation yang mempunyai polarizing power cation besar cenderung
bersifat keras. Sifat polarizing power cation yang besar dimiliki oleh ion-ion logam dengan
ukuran (jari-jari) kecil dan muatan yang besar. Sebaliknya sifat polarizing power cation
yang rendah dimiliki oleh ion-ion logam dengan ukuran besar namun muatannya kecil,
sehingga diklasifikasikan ion lemah (Atkins at al., 1986).
Sedangkan pengertian keras untuk anion dihubungkan dengan istilah polarisabilitas
anion yaitu, kemampuan suatu anion untuk mengalami polarisasi akibat medan listrik dari
kation. Anion bersifat keras adalah anion berukuran kecil, muatan besar dan
elektronegativitas tinggi, sebaliknya anion lemah dimiliki oleh anion dengan ukuran besar,
muatan kecil dan elektronegativitas yang rendah. Ion logam keras berikatan kuat dengan
anion keras dan ion logam lemah berikatan kuat dengan anion lemah (Atkins at al., 1986).
Suatu permukaan padatan yang bersentuhan dengan larutan akan menyebabkan
molekul-molekul terlarut terserap/adsorp pada permukaan padatan. Adsorbsi molekul
digambarkan sebagai berikut :
A + B —> A.B
Dimana :
A = adsorbant
B = adsorbent
A.B = jumlah bahan yang terserap
Energi yang dihasilkan seperti ikatan hidrogen dan gaya Van Der Waals menyebabkan
bahan yang teradsorp berkumpul pada permukaan penyerap. Bila reaksi dibalik, molekul
yang terserap akan terus berkumpul pada permukaan karbon aktif sehingga jumlah zat di
ruas kanan reaksi sama dengan jumlah zat pada ruas kiri. Apabila kesetimbangan telah
tercapai, maka proses adsorpsi telah selesai (Arifin, 2008).
Karbon aktif merupakan senyawa karbon amorph dan berpori yang mengandung 85-
95% karbon yang dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon (batu bara, kulit
kelapa, dan sebagainya) atau dari karbon yang diperlakukan dengan cara khusus baik
aktivasi kimia maupun fisika untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Karbon aktif
dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif,
tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya serap karbon aktif
sangat besar, yaitu 25- 1000% terhadap berat karbon aktif. Karena hal tersebut maka karbon
aktif banyak digunakan oleh kalangan industri. Hampir 60% produksi karbon aktif di dunia
ini dimanfaatkan oleh industri-industri gula dan pembersihan minyak dan lemak, kimia dan
farmasi. (Moechtar, 1989).
Dalam satu gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan seluas 500-
1500 m2, sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel yang sangat halus
berukuran 0.01-0.0000001 mm. Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa
saja yang kontak dengan karbon tersebut. Dalam waktu 60 jam biasanya karbon aktif
tersebut menjadi jenuh dan tidak aktif lagi. Oleh karena itu, biasanya karbon aktif di kemas
dalam kemasan yang kedap udara. Sampai tahap tertentu beberapa jenis karbon aktif dapat
direaktivasi kembali, meskipun demikian tidak jarang yang disarankan untuk sekali
pakai. Reaktivasi karbon aktif sangat tergantung dari metode aktivasi sebelumnya, oleh
karena itu perlu diperhatikan keterangan pada kemasan produk tersebut (Anonim, 1995).
Dengan mengetahui konsentrasi awal dan konsentrai akhir asam asetat, maka dapat
dihitung nilai untuk efektivitas adsorpsi. Efektivitas adsorpsi yang diperoleh sebagai fungsi
terhadap konsentrasi awal. Selain menentukan efektivitas adsorpsi terhadap konsentrasi
awal juga untuk menentukan hukum adsorpsi isotermal Freundlich.
Dari percobaan kali ini dilakukan untuk menentukan harga tetapan tetapan adsorbsi
isoterm Freundlich pada proses adsorbsi asam asetat terhadap arang. Percobaan ini
dilakukan secara kuantitatif yaitu dengan cara menghitung konsentrasi larutan asam asetat
mula-mula sebelum ditambah arang aktif dibandingkan konsentrasi larutan asam asetat
setelah ditambah arang aktif seperti yang tercantum di hasil percobaan dan dipresentasikan
dalam bentuk kurva. Dalam percobaan ini menggunakan arang aktif sebagai adsorben asam
asetat dengan berbagai konsentrasi serta larutan NaOH 0,1 N sebagai larutan standar
penitrasi. Larutan asam asetat yang telah dibuat dalam berbagai konsentrasi dimasukan
arang aktif dan didiamkan 30 menit.Titrasi dilakukan untuk mengetahui konsentrasi asam
asetat.
Dari analisis data dan hasil percobaan dihasilkan grafik linier yaitu grafik xm
vs C
dan grafik log xm
vs log C. Terbentuknya grafik linier pada percobaan ini menunjukkan
bahwa isoterm adsorbsi yang terjadi merupakan isoterm adsorbsi Freundlich. Dan grafik
isoterm adsorbsi Freundlich log xm
vs log C, jika diumpamakan dengan persamaan
Freundlich maka akan diperoleh nilai k dan n.
Persamaannya dapat ditulis :
log xm
= log k + n log c
Sedangkan persamaan grafik isoterm adsorbsi Freundlich adalah :
y = 0.9521x + 0.7177
Sehingga didapat nilai log k = 0.7177 dan 1n
= 1.0503. Dan nilai k nya adalah 5.220
dan n nilainya adalah 0.9521.
SIMPULAN
Isotherm adsorbsi arang aktif merupakan hubungan antara banyaknya zat yang
teradsorpsi (asam asetat) persatuan luas atau persatuan berat adsorben, dengan konsentrasi
zat terlarut pada temperatur tertentu. Isotherm yang terjadi pada percobaan ini adalah
isotherm adsorpsi Freundlich, dimana adsorben mengadsorpsi larutan organik yang sangat
bagus dengan situs-situs heterogen seperti situs Freundlich. Dari perhitungan berdasarkan
persamaan garis pada grafik log x/m vs log C diperoleh harga n = 0,9521 dan k = 5.220.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Arifin Pajar. 2008. Adsorpsi Arang Aktif. Diakses dari http://www.yahoo.co.id pada tanggal
1 Oktober 2013.
Atkins , P.W.. 1986. Physical Chemistry Third Edition. Northem Ireland : Oxford
University Press.
Moechtar, Drs. Apt. 1989. Farmasi Fisika (bagian larutan dan sistem dispersi). Yogyakarta
: Gajah Mada Universitas Press.
Castellan, W. Gilbert. 1982. Physical Chemistry Third Edition. USA : Addison-Wesley
Publishing Company, Inc.
Wahyuni, Sri. 2011. Bahan Ajar (Handout) Kimia Fisika 2. Semarang : Jurusan Kimia
FMIPA Unnes.
Wahyuni, Sri. 2013. Diktat Petunjuk Praktikum Kimia Fisik. Semarang : Jurusan Kimia
FMIPA Unnes.
LAMPIRAN
JAWABAN PERTANYAAN
1. Apakah proses adsorpsi ini merupakan adsorpsi fisik atau kimia?
Pada percobaan ini proses adsorpsi terjadi secara adsorpsi fisik karena ikatan yang
terlibat dalam adsorbsi ini yaitu ikatan yang lemah yang merupakan ikatan van der
waals dan melalui reaksi (panas reaksi) yang rendah.
2. Apakah perbedan antara kedua jenis adsorpsi ini? Berikan beberapa contoh dari kedua
jenis adsorpsi ini!
a. Adsorbsi fisik adalah adsorbsi yang berhubungan dengan gaya Van der Waals dan
merupakan suatu proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut
dan adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya
maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben, tidak
melibatkan energy aktivasi. Contoh : ion exchange
b. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang
teradsorbsi, terjadi pemutusan dan pembentukan ikatan kimia, panas adsorbsinya
tinggi, melibatkan energy aktivasi. Contoh : adsorbsi oleh karbon aktif.
3. Apakah perbedaannya yang terjadi pada pengaktifan arang dengan cara pemanasan?
a. Pengaktifan arang cara pemanasan L-arang(L-Ac)
Arangaktif yang dibuat dengan oksidasi pada suhu 300oC – 400oC dengan
menggunakan udara atau oksidasi kimia L-Ac sangat cocok dalam mengadsorbsi
ion terlarut dari logam berat basa seperti Pb2+,Cu2+,Cd2+,Hg2+
b. Pengaktifan arang cara pemanasan H-arang(H-Ac)
Arangaktif yang dihasilkan dari proses pemasakan pada suhu 800o C – 1000o
C.Kemudian didinginkan pada atmosfer Inersial.H-Ac tidak efektif dalam
mengadsorbsi logam berat alkali pada suatu bantuan air.
4. Bagaimana isoterm adsorpsi Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat?
Apa pembatasannya?
Isoterm Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat kurang baik atau
memuaskan. Hal ini terjadi karaena pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada
permukaan adsorben bersifat heterogen. Gas merupakan campuran yang homogen
sehingga kurang cocok jika digunakan dalam isotherm Freundlich.
Batasannya : adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat
heterogen.
5. Mengapa isoterm adsorpsi Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat
kurang memuaskan dibandingkan dengan isoterm adsorpsi Langmuir?
Bagaimana bentuk isoterm adsorpsi yang berakhir ini?
Karena pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat
heterogen, sedangkan adsorpsi pada Langmuir bersifat homogen. Ketika
mengadsorpsi gas yang wujudnya campuran yang homogen, maka adsorpsi Freundlich
kurang cocok. Isoterm Freundlich untuk adsorpsi gas permukaan zat padat kurang
memuaskan karena nilai V/m tidak akan dicapai walaupun tekanannya diperbesar dan
tidak sesuai untuk adsorbat dengan konsentrasi yang sangat tinggi.Sedangkan pada
isoterm Langmuir mengemukakan asumsi yang lebih baik. Isoterm Langmuir sangat
sederhana didasarkan pada asumsi bahwa setiap tempat adsorbs adalah ekivalen dan
kemampuan partikel untuk terikat di tempat ini tidak bergantung pada tempat atau
setidaknya tempat yang berdekatan.
Tugas pendahuluan
1. Perbedaan adsorbsi fisik dan kimia
Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan suatu
proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben
lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang
terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben, tidak melibatkan energy
aktivasi.
Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang
teradsorbsi, terjadi pemutusan dan pembentukan ikatan kimia, panas adsorbsinya
tinggi, melibatkan energy aktivasi.
2. Bagaimana bentuk kurva isoterm adsorpsi Lamgmuir (antara n dan C untuk larutan
atau V/m dengan P untuk gas?
3. Turunkan persamaan (1). C !
x/m = kCn
Log (x/m) = log k + n log c
Recommended