View
225
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN PEMBELIAN KEMBALI(BUY BACK) SAHAM PADA SELURUH PERUSAHAAN DI SELURUH
SEKTOR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)PERIODE 2010-2014
(Skripsi)
Oleh
ISTI OKTAFIANI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
ABSTRAK
REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN PEMBELIAN KEMBALI(BUY BACK) SAHAM PADA SELURUH PERUSAHAAN DI SELURUH
SEKTOR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)PERIODE 2010-2014
Oleh
Isti Oktafiani
Penelitian ini merupakan studi peristiwa yang bertujuan untuk menemukan buktiempiris mengenai ada atau tidaknya pengaruh pengumuman buy back terhadaprespon pasar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan peraturan BAPEPAM-LKNomor X.K.1 dan XI.B.2 tentang tata cara pelaksanaan buy back. Penilaianrespon pasar dianalisis melalui average abnormal return harian dan averagetrading volume activity harian perusahaan.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan di seluruh sektor yangmelakukan pengumuman pembelian kembali (buy back) saham pada tahun 2010-2014 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 48 perusahaan,sedangkan sampelnya berjumlah 44 perusahaan. Data yang digunakan dalampenelitian ini adalah data sekunder berupa harga saham harian, volumeperdagangan harian, dan jumlah saham yang diperdagangkan selama periodejendela. Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji beda duarata-rata (Paired Sample t-Test).
Hasil uji statistik menggunakan uji beda dua rata-rata pada average abnormalreturn menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dansesudah perusahaan melakukan pengumuman buy back. Hasil beda dua rata-ratapada average trading volume activity juga menunjukan hasil yang sama yaknitidak terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah perusahaanmelakukan pengumuman buy back.
Kata kunci : buy back, event study, abnormal return, trading volume activity
REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN PEMBELIAN KEMBALI(BUY BACK) SAHAM PADA SELURUH PERUSAHAAN DI SELURUH
SEKTOR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)PERIODE 2010-2014
Oleh
ISTI OKTAFIANI
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan ManajemenFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, Bandarlampung pada tanggal 12 Oktober
1993, sebagai anak kedua dari empat bersaudara, dari Bapak Sopian dan Ibu
Sumarni.
Penulis memulai pendidikannya di Taman Kanak-kanak (TK) Aisyiyah Bustanul
Athfal 1 diselesaikan tahun 2000. Melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Dasar
(SD) diselesaikan di SDN 2 Labuhan Ratu, Bandarlampung pada tahun 2006.
Kemudian Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 4 Bandarlampung yang
diselesaikan pada tahun 2009, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 9
Bandarlampung yang diselesaikan pada tahun 2012.
Tahun 2012, penulis diterima sebagai mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN tertulis.
Pada tahun 2015, Penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung
Karya Cipta Abadi, Kecamatan Rawajitu Selatan, Kabupaten Tulang Bawang.
PERSEMBAHAN
Assalamu’alaikumWr. Wb…
Alhamdulillahirobbila’lamin, terimakasih ya Allah karena kemudahan dari Mu lahskripsi ini bisa terselesaikan…
Ku Persembahkan Skripsi Ku Ini:
Untuk Kedua Orangtuaku Tercinta, Ayahanda Sopian dan Ibunda Sumarni yangselalu memberikan cinta, dukungan, semangat, kasih sayang, serta doa setiap waktu
sujudnya untuk keberhasilanku dimasa depan…
Kepada kakakku Nurma Sopian dan kedua Adikku Tersayang Ana Triana danMuhammad Rasyid…
Kepada para Bapak/Ibu Dosen yang Telah Membimbing dan MembantuMenyelesaikan Skripsi Ini…
Kepada Teman – teman yang telah Membantu Ku dalam Penulisan Skripsi Ini…
Almamater Tercinta
Wassalamu’alaikumWr. Wb…
Moto
“Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorangmukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan
pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudahurusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia
dan di akhirat.”(HR. Abu Hurairah)
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan(pula)”(Ar-Rahman: 60)
Setiap yang kita kerjakan tak ada yang sia-sia, semuanyaterjadi dengan izin Allah dan jadi ladang ilmu, amal,
penggugur dosa, pembersih hati, penguat iman, bila ditafakuridan disikapi dengan hati jernih, tidak dengan nafsu.
(Abdullah Gymnastiar)
Living according to the words of the Al-Quran
SANWACANA
Puji syukur Penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Reaksi Pasar
Terhadap Pengumuman Pembelian Kembali (Buy Back) Saham Pada Seluruh
Perusahaan Diseluruh Sektor yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2010-2014.” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Ekonomi di Universitas Lampung.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak sekali kesulitan yang
dihadapi dari awal hingga akhir penulisan. Berkat bantuan, bimbingan, dorongan,
saran dan do’a dari berbagai pihak, segala kesulitan tersebut alhamdulillah dapat
diatasi dengan baik.
Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Hj. Rr. Erlina, S.E., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuningsih, S.E.,M.M., selaku sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Prof. Dr. Mahatma K., S.E., M.Sc., selaku Pembimbing Utama atas
kesediannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Prakarsa Panjinegara, S.E., M.E., selaku Pembimbing Kedua atas
kesediaan memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Hidayat Wiweko, S.E., M.Si., selaku Penguji Utama pada ujian
skripsi. Terimakasih untuk masukan dan saran-saran pada seminar proposal
dan seminar hasil terdahulu.
7. Bapak Habibullah Jimad, S.E., M.Si.selaku Pembimbing Akademik yang
telah banyak membimbing kami dalam proses perkuliahan.
8. Bapak dan Ibu dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Terimakasih atas semua ilmu, pelajaran, dan waktu yang telah diberikan
diberikan selama ini.
9. Bapak dan Ibu Staf Administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung. Terimakasih atas segala bantuannya kepada penulis dalam segala
proses administrasi selama ini.
10. Keluarga saya Ayahanda Sopian, Ibunda Sumarni, dan Kakakku Nurma
Sopian, serta Adik-adikku Ana Triana dan Muhammad Rasyid, yang selalu
mendukung, mendo’akan, memotivasi, memberikan semangat dan
perhatiannya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Keluarga Besar dan saudara-saudaraku, terimakasih untuk semangat dan
kebersamaannya.
12. Kedua orang sahabatku Ika Yuliati dan Septi Adella yang telah banyak
membantu selama penulis menyelesaikan skirpsinya.
13. Sahabat-sahabatku sejak Sekolah Menengah Petama My Dorie Putri Ayu
Handika, Mita Wijayanti, Nurmalia Pajrin, Shinta Martha Bastari, Zenicko
Hasabi. Terimakasih atas segala do’a dan dukungannya selama ini.
14. Sahabat-sahabatku tercinta Cisca Dian Vianti, Chyntia Dwi Sapta, Alnia
Puastri Saras. Terima kasih atas perhatian, kesetiaan, keikhlasan dan do’a
dalam setiap waktu kebersamaan yang telah kita lewati.
15. Teman seperjuangan skripsi mbak Delly Septasari, Merta Gunanto, mbak
Windi, Cipta Ajeng Pratiwi, Wenika Anisa Putri, Donna Vitasari, Lucyana
Dewi, Evi, mbak Rara Puji Lestari, Derri Kurniawan, M. Ilham Firdaus, Kak
Mersa. Terima kasih atas kebersamaan, canda tawa dan dukungan yang luar
biasa yang menjadi penyemangat selama ini.
16. Seluruh teman –teman Manajemen 2012. Terimakasih atas kebersamaan dan
segala kebaikan kalian
17. Keluarga Besar Bapak Sirmono yang telah banyak membantu selama KKN.
18. Keluarga Besar Bapak Andi Akbar, Keluarga Besar Bapak Andi Syamsu, dan
keluarga Besar Bapak Andi Bohang terimakasih atas segala bantuannya
selama KKN.
19. Teman-teman KKN Kampung Karya Cipta Abadi dan Yuda Karya Jitu, Kec.
Rawajitu Selatan, Tulang Bawang, Mbak Eka Susilowati, Yusuf Bachtiar,
Inaz Kemala Dewi, Elva, Glady M Nasution, Kak Ridel P Tambunan, dan
Kak MM Prabudya M Sesunan. Terimakasih atas kenangan indah selama
KKN.
20. Serta seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini yang tidak dapat dicantumkan satu persatu, Terimakasih semuanya.
21. Almamater tercinta, Universitas Lampung.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhanan
ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Bandarlampung, Juli 2016
Penulis
Isti Oktafiani
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR ISI...................................................................................................iDAFTAR TABEL ......................................................................................... iiDAFTAR GAMBAR.....................................................................................iiiDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................iv
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 11.1 Latar Belakang................................................................................. 11.2 Rumusan masalah ............................................................................ 81.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 91.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 91.5 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 101.6 Hipotesis penelitian ....................................................................... 12
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 142.1 Definisi Pasar Modal ...................................................................... 142.2 Efisiensi Pasar................................................................................. 15
2.2.1. Asumsi Efisiensi Pasar ........................................................ 182.3 Instrumen Keuangan Saham........................................................... 192.4 Corporate Action ............................................................................ 202.5 Pembelian Kembali Saham/ Stock Buy back .................................. 222.6 Abnormal Return ............................................................................ 242.7 Trading Volume Activity ................................................................. 252.8 Penelitian Terdahulu....................................................................... 26
III.METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 313.1 Sifat Penelitian ............................................................................... 313.2 Event Study ..................................................................................... 31
3.2.1 Tipe Studi Peristiwa.............................................................. 333.2.2 Tipe Peristiwa ....................................................................... 34
3.3 Jenis dan Sumber Data.................................................................... 353.4 Populasi dan sampel ....................................................................... 353.5 Periode Penelitian ........................................................................... 403.6 Definisi Operasional Variabel ....................................................... 42
3.6.1 Abnormal Return ................................................................. 423.6.2 Trading Volume Activity ....................................................... 47
3.7 Metode Analisis Data ..................................................................... 473.7.1 Uji normalitas ....................................................................... 48
3.8. Pengujian hipotesis ........................................................................ 493.8.2. Uji Beda Dua Rata-rata........................................................ 49
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 524.1. Hasil analisis ................................................................................. 52
4.1.1 Analisis Return Actual.......................................................... 524.1.2 Analisis Return Market......................................................... 534.1.3 Analisis Abnormal Return Sebelum dan Setelah
Pengumuman Pembelian Kembali (Buy Back) Saham ...... 554.1.4 Perbedaan Abnormal Return Sebelum dan Setelah
Pengumuman Buy Back ....................................................... 574.1.5 Analisis Trading Volume Activity (TVA) Sebelum
dan Setelah Pengumuman Pembelian Kembali (Buy Back)Saham................................................................................... 59
4.1.6 Perbedaan Trading Volume Activity (TVA)Sebelum dan Setelah Pengumuman Buy Back .................... 61
4.2. Pembahasan Hasil.......................................................................... 664.2.1. Analisis Abnormal Return ................................................... 664.2.2. Analisis Trading Volume Activity........................................ 67
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 685.1. Kesimpulan .................................................................................... 685.2. Saran .............................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................ivLAMPIRAN................................................................................................... v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Ringkasan Peneletian-penelitian Terdahulu ............................................. 28
2. Abnormal Return pada saat pengumuman peristiwa................................. 32
3. Jumlah Sampel Emiten yang Terdaftar Dalam BEI dan MelakukanBuy Back Periode 2010 – 2014.................................................................. 37
4. Daftar Nama Perusahaan yang Melakukan Pengumuman Buy backSaham Pada Tahun 2010-2014.................................................................. 37
5. Hasil Perhitungan Rata-rata Return Actual ............................................... 52
6. Hasil Perhitungan Rata-rata Return Market .............................................. 54
7. Rata-rata Abnormal Return ....................................................................... 56
8. Hasil Uji Normalitas Average Abnormal Return Sebelum dan SesudahPengumuman Buy Back.................................................................................... 58
9. Hasil Uji Beda Dua Rata-Rata Abnormal Return Sebelum Dan SetelahPengumuman Buy Back Saham................................................................. 58
10. Average Trading Volume Activity. ........................................................... 60
11. Hasil Uji Normalitas Average Trading Volume Activity Sebelum danSesudah Pengumuman Buy Back. ............................................................. 62
12. Hasil Uji Normalitas 2 Average Trading Volume Activity Sebelum danSesudah Pengumuman Buy Back. ............................................................. 65
13. Hasil uji beda dua rata-rata trading volume activity sebelum dansetelah pengumuman buy back saham....................................................... 65
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hubungan antara suatu peristiwa dengan reaksi pasar. .............................. 4
2. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 11
3. Periode Event Window Penelitian.............................................................. 41
4. Kawasan H0 dan Ha ................................................................................... 51
5. Pergerakan Rata-rata Return Actual Sebelum dan Sesudah MelakukanPengumuman Buy back Tahun 2010-2014................................................ 53
6. Pergerakan Rata-rata Return Market Sebelum, Saat, dan SesudahPerusahaan Melakukan Pengumuman Buy back Tahun 2010-2014. ........ 54
7. Pergerakan Rata-rata Abnormal Return Perusahaan disekitarPengumuman Buy back Tahun 2010-2014. .............................................. 56
8. Pergerakan Rata-rata Trading Volume Activiy Disekitar PengumumanBuy back Tahun 2010-2014....................................................................... 60
9. Box Plot Outlier Average Trading Volume Activity SebelumPengumuman Buy Back Saham................................................................. 63
10. Box Plot Outlier Average Trading Volume Activity SetelahPengumuman Buy Back Saham................................................................. 64
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1. Return Actual Seluruh Perusahaan yang Melakukan PengumumanBuy Back Pada Tahun 2010-2014.
Lampiran 2. Return Market Selama Periode Penelitian (Tahun 2010-2014)
Lampiran 3. Hasil perhitungan abnormal return dan rata-rata abnormal return.
Lampiran 4. Hasil perhitungan trading volume activity dan rata-rata tradingvolume activity
Lampiran 5. Hasil uji normalitas abnormal return.
Lampiran 6. Hasil uji Normalitas trading volume activity.
Lampiran 7. Avreage Trading Volume Activity Setelah Outlier Dibuang.
Lampiran 8. Hasil uji Normalitas 2 trading volume activity.
Lampiran 9. Hasil uji beda dua rata-rata abnormal return sebelum dansesudah pengumuman buy back saham dengan pairedsample t-test.
Lampiran 10. Hasil uji beda dua rata-rata trading volume activitysebelum dan sesudah peristiwa dengan paired sample t-test.
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 8 Tahun 1995 tentang “Pasar
Modal” mendifinisikan bahwa pasar modal merupakan kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek.
Awalnya di Indonesia terdapat dua pasar modal, yakni Bursa Efek Jakarta
dan Bursa Efek Surabaya. Tahun 2007 Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya bergabung dan membentuk Bursa Efek Indonesia (BEI). Hingga
saat ini, total emiten yang tercatat di BEI berjumlah 517. Sesuai dengan
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang relevan dan valid, serta
mewakili karakteristik perusahaan, BEI mengklasifikasikan perusahaan
kedalam sektor dan sub-sektor industri. Keseluruhan sektor dan subsektor
yang telah ada, berdasarkan kesamaan format penyajian laporan keuangan,
diklasifikasikan menjadi 8 bagian besar industri (entry point), yaitu:
industri umum (general industry), industri properti (property industry),
industri infrastruktur (infrastructure industry), industri keuangan dan
syariah (financial and sharia industry), industri sekuritas (securities
2
industry), industri asuransi (insurance industry), kontrak investasi kolektif
(collective investment contract), industri pembiayaan (financing industry).
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, pasar modal merupakan kegiatan
yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek yang
diterbitkan perusahaan, efek-efek tersebut diantaranya saham, obligasi,
dan lain-lain. Bagi investor yang takut terhadap risiko (risk aferse)
biasanya lebih dianjurkan untuk berinvestasi pada obligasi, sedangkan
bagi mereka yang tidak memiliki keahlian dan waktu biasanya akan
berinvestasi pada reksa dana, dan bagi investor yang risk taker biasanya
akan berinvestasi pada saham.
Harga saham suatu perusahaan dapat menggambarkan baik atau tidaknya
kondisi dan kinerja keuangan perusahaan tersebut, sehingga dapat
dikatakan dalam kondisi yang wajar dan normal, semakin baik kinerja
keuangan suatu perusahaan, maka harga sahamnya juga semakin membaik
(meningkat). Berbagai aksi atau tindakan dilakukan oleh perusahaan
dalam menjaga kestabilan harga dan meningkatkan harga saham dipasar
modal. Aksi-aksi ini disebut dengan corporate action.
Terdapat beberapa jenis informasi yang harus segera diumumkan kepada
publik. Dalam peraturan yang dibuat BAPEPAM-LK No: X.K.I
Informasi-informasi tersebut berkaitan dengan aksi-aksi perusahaan yang
biasa disebut corporate action. Ada banyak alasan perusahaan untuk
melakukan corporate action dan salah satunya adalah untuk meningkatkan
Earning Per Shares (EPS) perusahaan tersebut. Peraturan tersebut
3
menjelaskan bahwa pembelian kembali saham atau buy back masuk ke
dalam kelompok corporate action. Buy back merupakan tindakan yang
dilakukan oleh emiten maupun perusahaan publik untuk membeli kembali
saham yang telah ditawarkan kepada masyarakat, baik melalui bursa
maupun di luar bursa (Bapepam-LK). Buy back memiliki tujuan
meningkatkan kembali harga saham yang telah jatuh di pasar.
Buy back yang dilakukan emiten atau perusahaan selain berakibat pada
meningkatnya Earning Per Share (EPS), juga akan berakibat pada
kepemilikan saham yang dimiliki oleh masyarakat. Buy back saham yang
dilakukan oleh perusahaan atau emiten akan mengakibatkan saham yang
dimiliki oleh masyarakat akan berkurang (supply berkurang), akibatnya
adalah harga saham akan naik (dengan asumsi jumlah permintaan terhadap
saham tersebut tetap) (Fakhruddin, 2008). Kedua hal tersebut tentunya
akan memengaruhi investor, sehingga para investor akan membeli saham
perusahaan yang akan melakukan buy back, maka hal ini tentunya akan
menimbulkan reaksi di pasar.
Pasar akan bereaksi pada peristiwa yang mengandung informasi. Suatu
peristiwa dapat diibaratkan sebagai suatu kejutan (suprised) atau sesuatu
yang unexpected. Sesuatu yang bukan suatu kejutan atau yang sudah
diantisipasi atau diekspektasi sebelumnya tidak akan menimbulkan suatu
reaksi (Jogiyanto, 2010).
4
Reaksi pasar terhadap pengumuman buy back dapat dilihat dengan cara:
pertama, bisa dilihat melalui perubahan harga saham yang diukur dengan
menggunakan abnormal return selama pengamatan, jika pasar bereaksi
terhadap suatu peristiwa, maka akan diperoleh abnormal return signifikan
berbeda dengan nol (Jogiyanto, 2010). Kedua, melihat trading volume
activity saham pada hari-hari selama pengamatan (Ariyanto, 2009).
Trading Volume Activity (TVA) merupakan indikator yang digunakan
untuk menunjukkan besarnya minat investor pada suatu saham (Budiman
dkk, 2009).
sumber: Jogiyanto, 2010
Gambar 1. Hubungan antara suatu peristiwa dengan reaksi pasar.
Untuk menghitung abnormal return perlu diketahui return pasar (return
market) nya. Menghitung return market digunakan harga pasar harian
dengan menggunakan ukuran Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Indeks Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG atau Jakarta Composite
Index, disingkat JSX Composite) merupakan salah satu indeks pasar saham
yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks ini mencakup
pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di
BEI.
Reaksi pasar yangdiproksi dengan
abnormal return danTrading VolumeActivity (TVA)
Peristiwa atauinformasi yangberupa suatu
kejutan.
5
Peristiwa buy back merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi
naik turunnya harga saham perusahaan terkait. Ketika transaksi buy back
dipandang sebagai suatu sinyal informasi menguntungkan bagi pihak
pemegang saham, maka peristiwa tersebut akan dipandang sebagai
momentum yang baik dalam berspekulasi. Apakah pemegang saham akan
tetap mempertahankan investasinya atau malah memanfaatkan momentum
tersebut untuk menjual saham yang dimiliki (Junizar, 2013).
Pengujian variabel Trading Volume Activity (TVA) mengacu pada
penelitian terkait dengan event study yang menguji pengaruh suatu
peristiwa terhadap aktivitas volume perdagangan (trading volume activity)
menunjukkan reaksi pasar yang signifikan (Junizar,2013)
Trading volume activity merupakan salah satu indikator yang digunakan
untuk melihat reaksi pasar terhadap berbagai informasi yang masuk
kepasar modal. Reaksi tersebut dilihat melalui parameter pergerakan
aktivitas volume perdagangan saham dipasar modal. Perubahan pada
volume perdagangan saham dipasar modal menggambarkan bagaimana
aktivitas perdagangan saham di bursa saham dan mencerminkan keputusan
investasi investor.
Penelitian mengenai pengaruh pengumuman buy back saham terhadap
pasar modal sebelumnya telah beberapa kali dilakukan, hasilnya terdapat
perbedaan yang signifikan baik dilihat dari average abnormal return
selama penelitian, maupun average trading volume activity selama periode
penelitian.
6
Hasil penelitian Junizar (2013) menujukan bahwa pengumuman buy back
memiliki pengaruh signifikan dan terdapat perbedaan rata-rata abnormal
return kumulatif sebelum dan setelah pengumuman buy back
dilaksanakan. Pengumuman informasi buy back juga memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap trading volume activity dan terdapat
perbedaan rata-rata trading volume activity sebelum dan saat transaksi
dilakukan.
Penelitian yang dilakukan Agustina (2014) menyatakan bahwa terdapat
perbedaan average abnormal return kumulatif yang signifikan pada saat
sebelum dan sesudah pengumuman buy back dilakukan. Artinya, pasar
bereaksi atas informasi yang mereka dapatkan.
Penelitian yang dilakukan Chaerunnisa (2014) menujukan bahwa
pengumuman buy back tidak berpengaruh signifikan dan tidak
ditemukannya perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return
kumulatif sebelum dan sesudah pengumuman buy back dilaksanakan.
Namun, pengumuman informasi buy back memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap trading volume activity dan diikuti dengan adanya
perbedaan yang signifikan antara rata-rata trading volume activity sebelum
dan sesudah pengumuman buy back dilakukan.
Penelitian Komaeroh (2014) menyatakan bahwa informasi yang diterima
oleh investor adalah sama, sehingga tidak terdapat investor yang mendapat
keuntungan secara berlebihan dari kondisi pasar tersebut. Reaksi
signifikan dan perbedaan signifikan juga tidak dapat dilihat dalam waktu
7
yang pendek karena biasanya buy back tidak langsung dilakukan
perusahaan saat rencana buy back dilakukan, sehingga investor tidak
langsung memberikan reaksi dari informasi buy back yang diperoleh.
Investor cenderung bersikap “wait and see”. Hal ini menunjukkan bahwa
pengumuman buy back saham tersebut belum mempunyai kandungan
informasi yang cukup kuat untuk dapat mempengaruhi investor dalam
pengambilan keputusannya dikarenakan investor lebih memilih untuk
menunggu aksi sebenarnya dari pengumuman yang dilakukan perusahaan.
Adanya reaksi pasar modal yang juga ditunjukkan dengan average trading
volume activity, tetapi tidak ditunjukkan dengan average abnormal return,
membuktikan bahwa pengumuman buy back meningkatkan minat investor
terhadap saham perusahaan tersebut tetapi belum bisa meningkatkan
abnormal return secara signifikan karena investor lebih memilih untuk
menunggu aksi buy back yang sebenarnya.
Penelitian sebelumnya mendapatkan hasil yang sama, yakni pasar
memberikan reaksi, namun pada penelitian yang dilakukan Komaeroh
reaksi tersebut tidak ditunjukkan dengan average abnormal return,
membuktikan bahwa pengumuman buy back belum bisa meningkatkan
abnormal return secara signifikan. Penelitian Agustina dikatakan bahwa
terdapat perbedaan average abnormal return kumulatif yang signifikan
pada saat sebelum dan sesudah pengumuman dilakukan dan tidak terdapat
kenaikan rata-rata trading volume activity di sekitar peristiwa transaksi
pengumuman pembelian kembali saham. Meskipun keduanya menyatakan
hasil yang sama, yakni pasar bereaksi terhadap pengumuman buy back,
8
namun hasil pengujiannya berbeda, meskipun menggunakan perhitungan
yang sama. Hampir seluruh penelitian menujukan hasil yang sama yakni
pasar bereaksi terhadap pengumuman buy back, namun reaksi tersebut
dicerminkan dengan cara yang berbeda. Pencerminan reaksi pasar tersebut
dilihat baik dari average abnormal return, maupun average trading
volume activity.
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, hal ini
menarik untuk dicermati lebih lanjut mengenai besarnya pengaruh
pengumuman pembelian kembali saham terhadap abnormal return dan
aktivitas perdagangan saham di pasar modal, sehingga penulis merasa
perlu untuk melakukan sebuah penelitian yang berhubungan dengan hal
tersebut. Penulis merumuskan penelitian dengan judul “REAKSI PASAR
TERHADAP PENGUMUMAN PEMBELIAN KEMBALI (BUY
BACK) SAHAM PADA SELURUH PERUSAHAAN DI SELURUH
SEKTOR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(BEI) PERIODE 2010-2014”.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang ada, maka permasalahan yang
akan dibahas pada penelitian ini adalah:
“Apakah terdapat reaksi pasar yang dicerminkan oleh perbedaan yang
signifikan pada abnormal return dan trading volume activity
perusahaan-perusahaan secara keseluruhan sebelum dan sesudah
perusahaan melakukan pengumuman buy back”
9
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menguji ada atau tidaknya pengaruh pengumuman buy back terhadap
pasar modal yang dicerminkan oleh perbedaan yang signifikan pada
abnormal return saham perusahaan sebelum dan sesudah
pengumuman buy back berlangsung.
2. Menguji ada atau tidaknya pengaruh pengumuman buy back terhadap
pasar modal yang dicerminkan oleh perbedaan yang signifikan pada
trading volume activity (jumlah aktivitas penjualan) saham perusahaan
sebelum dan sesudah pengumuman buy back berlangsung.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan
investasi dalam pasar modal, terkait dengan pengaruh buy back
terhadap abnormal return.
2. Memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan
investasi dalam pasar modal, terkait dengan pengaruh buy back
terhadap aktivitas volume perdagangan (trading volume avctivity/TVA).
3. Dapat menjadi referensi dan pedoman bagi penelitian-penelitian
selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan pengumuman buy back.
10
1.5 Kerangka Pemikiran
Event study merupakan suatu pendekatan metodologikal yang penting.
Metoda studi peristiwa banyak digunakan untuk menguji reaksi pasar dari
suatu peristiwa atau pengumuman (Jogiyanto, 2010). Event study juga
merupakan sebuah teknik penelitian yang memungkinkan untuk menilai
dan mempelajari pengaruh dari suatu peristiwa terhadap harga saham di
pasar modal. Studi peristiwa mengukur langsung pengaruh peristiwa
terhadap harga saham perusahaan pada saat sebelum peristiwa, saat
peristiwa, dan setelah peristiwa. Data yang digunakan pada studi peristiwa
juga mudah diperoleh, yakni berupa tanggal peristiwa, harga-harga saham
perusahaan bersangkutan dan indeks pasar. Event study digunakan sebagai
alat analisis dalam mengetahui adakah reaksi signifikan dalam pasar
modal terhadap kejadian yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga
saham suatu perusahaan di pasar modal (Yolanda, 2015). Seperti
permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yakni untuk mengetahui
reaksi pasar modal terhadap pengumuman buy back periode 2010-2014.
Reaksi pasar terhadap pengumuman buy back saham dilihat dari ada tidak
nya perbedaan yang signifikan pada abnormal return dan trading volume
activity sebelum peristiwa, saat peristiwa, dan setelah peristiwa. Uji beda
digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui ada tidak nya perbedaan
yang signifikan sebelum dan setelah pengumuman buy back.
Pengumuman buy back saham merupakan salah satu pengumuman
pendanaan (financing announcements). Pada saat perusahaan melakukan
11
pengumuman buy back, peristiwa ini dapat mempengaruhi harga saham –
saham yang diperdagangkan di pasar modal apabila peristiwa tersebut
dinilai memiliki kandungan informasi bagi para investor dan informasi
tersebut diterima dengan baik oleh para investor.
Sesuai dengan latar belakang permasalahan, rumusan permasalah dan
tujuan penelitian yang telah dikemukakan penulis pada bagian
sebelumnya, maka dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
Analisis TradingVolume Activity
(TVA)
Analisis AbnormalReturn (AR)
Perusahaan yang MelakukanBuy back Saham Pada Tahun
2010-2014
Perbandinganmenggunakan
Uji Beda Dua Rata-rataBerpasangan
Bursa Efek Indonesia(BEI)
Reaksi Pasar Terhadap BuyBack Saham
AR SebelumPeristiwa
AR SetelahPeristiwa
TVA SebelumPeristiwa
TVA SebelumPeristiwa
12
1.6 Hipotesis
Pengumuman buy back saham merupakan salah satu pengumuman
pendanaan (financing announcements). Langkah buy back dimaksudkan
untuk meningkatkan nilai (value) pemegang saham. Karena saham yang
dibeli tidak mempunyai hak suara dan hak atas deviden, maka hak suara
dan deviden menjadi pemilik saham yang ada, dengan demikian value
saham tersebut meningkat, dengan asumsi tidak ada faktor lain yang
mempengaruhi. Alasan lainnya perusahaan melakukan buy back adalah
investasi. Ketika harga saham tersebut baik (meningkat), saham dapat
dijual kembali dan perusahaan akan mendapatkan capital gain. Buy back
saham juga akan meningkatkan laba per saham karena jumlah saham
beredar lebih sedikit. Ketika laba per saham meningkat hal ini akan
menarik minat investor terhadap saham tersebut, dengan demikian harga
saham akan naik ketika perusahaan mengumumkan akan melakukan
pembelian kembali saham.
Ketika peristiwa dianggap mengandung informasi atau dengan kata lain
peristiwanya mengandung nilai ekonomis yang dapat mengubah nilai
perusahaan dan ketika informasi tersebut dapat diserap dengan baik oleh
pasar maka akan menimbulkan reaksi pasar. Ketika informasi tersebut
dianggap positive maka reaksi pasar yang ditimbulkan pun akan positive,
seperti meningkatkan nilai perusahaan.
13
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa suatu peristiwa dianggap sebagai
kejutan atau sesuatu yang tidak diharapkan (unexpected), ketika suatu
peristiwa dapat diantisipasi atau di ekspektasi, maka tidak akan
menimbulkan suatu reaksi. Semakin besar kejutan atau sesuatu yang tidak
dapat di ekspektasi semakin besar maka semakin besar reaksi pasarnya.
Reaksi pasar dari suatu peristiwa dapat dilihat melalui abnormal return
dan trading volume activity.
Pengujian hipotesis dilakukan agar dapat mengetahui apakah Buy back
yang dilakukan perusahaan mengakibatkan reaksi pada pasar, dilihat dari
abnormal return dan trading volume activity. Sesuai dengan penjelasan
latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan, maka hipotesis
yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
H1: Terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum dan
sesudah pengumuman buy back dilakukan.
H2: Terdapat perbedaan trading volume activity sebelum dan sesudah
pengumuman buy back dilakukan.
14
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pasar Modal
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 8 Tahun 1995 tentang “Pasar
Modal” menyatakan bahwa :
”Pasar modal juga memiliki peran penting bagi perekonomian suatunegara, karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertamasebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagiperusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor).Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untukpengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain.Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasipada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yangdimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument”
Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisir dan lembaga-lembaga
yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya berjangka waktu
lebih dari satu tahun) termasuk saham, obligasi, hipotek, dan tabungan
serta deposito berjangka (Sundjaja dan Barlian, 2003).
Tujuan pasar modal Indonesia:
1. Mempercepat proses perluasan pengikutsertaan masyarakat dalam
pemilikan saham perusahaan.
2. Pemerataan pendapatan masyarakat melalui kepemilikan saham
15
3. Menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dan
penghimpunan dana untuk digunakan secara produktif.
Pasar modal merupakan salah satu bagian dari pasar financial yang
menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi keuangan (Husnan, 2003).
Pasar modal dalam menjalankan fungsi ekonomi yaitu dengan
mengalokasikan dana secara efisien dari pihak yang memiliki dana
kepada pihak yang membutuhkan dana, sedangkan fungsi
keuangannya dapat ditunjukkan oleh adanya perolehan imbalan bagi
pihak yang memberi dana sesuai dengan karakteristik investasi yang
mereka pilih. Pasar modal menjadi salah satu pilihan bagi investor
dalam menyalurkan dana yang mereka miliki (Telaumbanua dkk.,
2007).
2.2 Efifsiensi Pasar
Fama (1970) menyatakan efisiensi pada pasar modal disefinisikan sebagai
kecepatan dan kelengkapan suatu harga sekuritas dalam merespon
informasi yang relevan. Dalam pasar modal yang efisien, harga suatu
saham pasti telah mencerminkan seluruh informasi yang berkaitan dengan
aktivitas manajemen dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang
dan ketika muncul informasi baru tentang perusahaan tersebut maka harga
saham akan spontan berubah mencerminkan adanya informasi baru
tersebut (Arifin, 2007).
16
Pasar yang efisien merupakan suatu pasar bursa dimana efek yang
diperdagangkan merefleksikan semua informasi yang terjadi dengan cepat
dan akurat. Konsep dari pasar yang efisien ini menyatakan bahwa pemodal
selalu memasukkan faktor informasi yang tersedia dalam keputusan
mereka, sehingga terefleksi pada harga yang mereka transaksikan. Jadi,
harga yang berlaku di pasar sudah mengandung faktor informasi tersebut
(Telaumbanua dkk., 2007).
Fama (1976) menyatakan “a securities market is efficient if security prices
fully reflect the information available“. Profesor Eugene Fama (1970)
telah mengklasifikasikan pasar menjadi bentuk lemah (weak-form), bentuk
setengah kuat (semistrong-form), dan bentuk kuat (strong-form).
1. Efisiensi Bentuk Lemah (Weak-Form Efficiency)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga – harga dari
sekuritas tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu.
Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi.
Perubahan harga pada hari ini tidak ada hubungannya dengan
perubahan harga yang terjadi kemarin. Jika informasi datangnya
secara acak banyak orang menyukai karena bisa mendapatkan
keuntungan dari perubahan harga yang terjadi secara acak. Bentuk
efisiensi secara lemah ini berkaitan dengan teori acak (random-walk
theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan
dengan nilai sekarang. Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka
nilai – nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga
17
sekarang. Implikasinya adalah investor tidak dapat menggunakan
informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak
normal.
2. Efisiensi Bentuk Setengah Kuat (Semistrong-Form Efficiency)
Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga – harga sekuritas
secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang
dipublikasikan (all publicly available information) termasuk informasi
yang berada di laporan – laporan keuangan perusahaan emiten.
Implikasinya adalah tidak ada investor atau grup dari investor yang
dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk mendapatkan
keuntungan tidak normal dalam jangka waktu yang lama (Zaqi, 2006).
Teori ini memberikan tekanan pada kecepatan informasi yang diterima
para pemodal, artinya informasi tersebar dan diterima oleh para
pemodal pada waktu yang hampir bersamaan, sehingga harga secara
langsung dan cepat melakukan penyesuaian (Telaumbanua dkk.,
2007).
3. Efisiensi Bentuk Kuat (Strong-Form Efficiency)
Pasar modal yang efisien dalam bentuk kuat merupakan tingkat
efisiensi pasar yang tertinggi. Pasar dikatakan efisien dalam bentuk
kuat jika harga – harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully
reflect) semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat.
Implikasinya adalah tidak terdapat individual investor atau grup dari
18
investor, meskipun dengan kemampuan yang superior, mampu
memperoleh abnormal return dengan menggunakan semua informasi
yang relevan, baik historis yang dipublikasikan, maupun yang tidak
dipublikasikan (Zaqi, 2006).
Efisiensi pasar modal tergantung pada kondisi tertentu, terutama volume
perdagangan. Pasar dengan volume perdagangan yang relatif kecil
menyulitkan investor untuk bereaksi terhadap informasi baru dan
memudahkan bagi pedagang besar untuk memanipulasi.
2.2.1. Asumsi Efisiensi Pasar
Jogiyanto (2010) menyatakan bahwa pasar efisien dapat terjadi
karena peristiwa-peristiwa sebagai berikut ini:
1. Investor adalah penerima harga (price takers), yang berarti
bahwa sebagai pelaku pasar, investor seorang diri tidak dapat
mempengaruhi harga dari suatu sekuritas. Harga dari suatu
sekuritas ditentukan oleh banyak investor yang menentukan
demand dan supply. Hal ini dapat terjadi jika pelaku – pelaku
pasar terdiri dari sejumlah besar individu dan institusi rasional
yang mampu mengartikan dan menginterpretasikan informasi
dengan baik untuk digunakan menganalisis, menilai, dan
melakukan transaksi.
2. Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada
saat yang bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi
tersebut murah. Informasi yang ada dapat dengan mudah
19
diperoleh dan hampir setiap saat sama seperti halnya informasi
yang disampaikan lewat radio atau televisi. Fleksibilitas dan
bervariasinya sumber dan jenis informasi memungkinkan
investor untuk mendapatkan informasi secara gratis dan
informasi tersebut dapat diperoleh dengan waktu yang
bersamaan.
3. Informasi dihasilkan secara acak (random) dan tiap – tiap
pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yang
lainnya. Informasi dihasilkan secara random mempunyai arti
bahwa investor tidak dapat memprediksi kapan emiten akan
mengumumkan informasi baru yang penting.
4. Investor bereaksi dengan cepat dan sepenuhnya terhadap
informasi baru yang masuk di pasar, yang menyebabkan harga
sekuritas segera mengalami penyesuaian untuk mencapai
keseimbangan yang baru. Kondisi ini dapat terjadi jika pelaku
pasar merupakan indivdu-individu yang canggih
(shopisticcated) yang mampu memahami dan
menginterpretasikan informasi dengan cepat dan baik.
2.3 Instrumen Keuangan Saham
Samsul (2006) menyatakan terdapat dua jenis pembiayaan melalui pasar
modal yaitu melalui hutang (dalam bentuk penerbitan obligasi) dan
berbagi kepemilikan modal (dalam bentuk penerbitan sekuritas saham).
Kedua instrumen ini biasanya dikombinasikan dalam struktur modal
20
perusahaan. Besar kecilnya persentase masing-masing instrumen yang
diterbitkan tergantung dengan kebutuhan perusahaan tersebut.
Anoraga dkk.. (2006) mendefinisikan saham sebagai surat berharga
sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam
suatu perusahaan. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.
Saham yang diperdagangkan di bursa ada dua jenis, yaitu saham biasa
(common stock) dan saham preferen (prefered stock). Saham biasa adalah
saham yang tidak memiliki hak istimewa. Pemegang saham biasa
mempunyai hak untuk memperoleh dividen sepanjang perseroan
memperoleh keuntungan. Saham preferen merupakan saham yang
memiliki karakteristik gabungan antara saham biasa dan obligasi, karena
menghasilkan pendapatan yang tetap (seperti bunga pada obligasi)
(Sundjaja dkk., 2003).
2.4 Corporate Action
Ang (1997) mendefinisikan corporate action sebagai kegiatan yang
dilakukan oleh suatu perusahaan yang bobotnya cukup material sehingga
mempunyai kemungkinan mempengaruhi harga saham dari perusahaan
yang bersangkutan di bursa efek. Makna “cukup material” yaitu
mengandung bobot yang cukup tinggi, tetapi tingkat bobot ini tentunya
bersifat relatif tergantung persepsi dari yang mendengarnya. “Setiap
tindakan atau aksi dari emiten yang cukup material“ mempunyai makna
21
bahwa tindakan atau aksi ini merupakan suatu usaha yang disadari dan
direncanakan oleh manajemen perseroan.
Samsul (2006) mendefinisikan corporate action adalah suatu tindakan
perusahaan yang dimaksudkan untuk memberi sinyal positif atau negatif
terhadap harga sekuritas perusahaan terkait. Corporate action juga dapat
digunakan sebagai suatu sinyal berharga bagi para pemegang sekuritas
yaitu stockholder dalam mengambil keputusan investasi.
Darmadji dkk. (2006) menyatakan tindakan atau aksi korporasi (corporate
action) merupakan aktivitas emiten yang berpengaruh terhadap jumlah
saham yang beredar maupun terhadap harga saham di pasar. Corporate
action merupakan informasi yang umumnya menarik perhatian pihak –
pihak yang terkait di pasar modal, khususnya para pemegang saham.
Corporate action diajukan oleh dewan direksi perusahaan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk mendapatkan persetujuan dari
para pemegang saham. Selanjutnya emiten wajib melaporkan rencana
corporate action tersebut kepada Bapepam-LK dan bursa efek.
Peraturan BAPEPAM-LK No: X.K.I tentang “keterbukaan informasi yang
harus segera diumumkan kepada publik”, tertuang jelas bahwa informasi
atau fakta material yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga efek atau
keputusan investasi pemodal, antara lain hal-hal sebagai berikut:
1. Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, atau
pembentukan usaha patungan.
2. Pemecahan saham atau pembagian deviden saham.
22
3. Pendapatan dari deviden yang luar biasa sifatnya.
4. Perolehan atau kehilangan kontrak penting.
5. Produk atau penemuan baru yang berarti.
6. Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam
manajemen.
7. Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran efek yang
bersifat utang.
8. Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas
yang material jumlahnya.
9. Pembelian atau kerugian penjualan aktiva secara material.
10. Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting.
11. Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, atau direktur
dan komisaris perusahaan.
12. Pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain.
13. Penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan.
14. Penggantian wali amanat.
15. Perubahan tahun fiskal perusahaan.
2.5 Pembelian Kembali Saham/ Stock Buy back.
Pembelian kembali saham bertujuan untuk mengurangi jumlah saham
yang beredar sehingga harga pasar saham akan meningkat (Halim, 2005).
Stock repurchase atau pembelian kembali saham atau yang biasa dikenal
dengan stock buy back adalah tindakan yang dilakukan oleh emiten
maupun perusahaan publik untuk membeli kembali saham yang telah
23
diterbitkan oleh perusahaan dan ditawarkan kepada masyarakat baik
melalui bursa maupun di luar bursa. Maksud dan tujuan dari pelaksanaan
aksi korporasi ini antara lain adalah untuk meningkatkan likuiditas saham,
memperoleh keuntungan dengan menjual kembali setelah harga
mengalami kenaikan atau sebagai langkah untuk mengurangi modal
disetor (Annual Report BAPEPAM-LK, 2008).
Terdapat berbagai alasan perusahaan melakukan buy back, diantaranya
untuk menghindari akuisisi untuk pengambil alihan secara paksa, atau
untuk mencegah jatuhnya harga saham pada posisi yang lebih dalam
(Tambunan, 2008).
Fabozzi et al. (2010) menyatakan bahwa pembelian kembali saham
merupakan sebuah alternatif bagi perusahaan untuk mendistribusikan
kasnya kepada pemegang saham dengan biaya yang rendah bagi
perusahaan maupun pemegang saham. Bagaimanapun, dikarenakan
masing- masing pemegang saham dikenakan tingkat wajib pajak yang
berbeda, manfaat yang diperoleh bagi masing- masing pemegang saham
adalah beragam.
Buy back juga merupakan salah satu cara yang dilakukan perusahaan
untuk mendistribusikan cashflow yang dimiliki perusahaan kepada para
pemegang sahamnya selain dalam bentuk deviden. Pada saat membeli
kembali sahamnya, biasanya perusahaan akan membeli dengan harga di
atas harga pasar. Kelebihan atas harga pasar inilah yang menjadi
24
keuntungan bagi para pemegang saham yang dikenal dengan istilah capital
gain (Chairunnisa, 2014).
BAPEPAM-LK memuat dua peraturan mengenai pengumuman kegiatan
buy back. Pertama adalah peraturan Bapepam-LK Nomor X.K.1 tentang
keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan kepada publik,
peraturan kedua terkait buy back yakni peraturan XI.B.2 yang mewajibkan
adanya persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS). Peraturan Nomor XI.B.2 menyebutkan bahwa perusahaan
yang melakukan buy back wajib mengungkapkan rencana pembelian
kembali saham kepada seluruh pemegang saham. Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor: 2/Pojk.04/2013, dalam Bab 2 pasal 4, menyatakan
bahwa dalam hal terjadi kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan,
perusahaan dapat melakukan pembelian kembali saham tanpa persetujuan
Rapat Umum Pemegang Saham. Bab II Pasal 5 juga menyebutkan bahwa
pembelian kembali saham oleh perusahaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 paling banyak 20% (dua puluh perseratus) dari modal disetor.
2.6 Abnormal Return
Abnormal return adalah selisih antara return aktual dan return yang
diharapkan (expected return) yang dapat terjadi sebelum informasi resmi
diterbitkan atau telah terjadi kebocoran informasi (leakage of information)
dan sesudah informasi resmi diterbitkan (Samsul, 2006).
25
Abnormal return merupakan proksi dari reaksi pasar, apabila terdapat
informasi pada peristiwa yang diobservasi, maka abnormal return akan
mengikuti peristiwa tersebut, begitu juga sebaliknya, jika peristiwa
tersebut tidak memiliki kandungan informasi, maka peristiwa tersebut
tidak memberikan abnormal return (Wirajaya dkk., 2011).
2.7 Trading Volume Activity (TVA)
Volume perdagangan saham adalah total saham yang diperdagangkan di
pasar sekunder pada periode pengamatan ke-t. Besar kecilnya volume
perdagangan mengindikasikan tingkat ketertarikan para investor dalam
berinvestasi terhadap saham (Junizar, 2013).
Pergerakan volume perdagangan di pasar saham dapat digunakan oleh
investor untuk menilai apakah saham yang dibeli tersebut merupakan
saham yang aktif diperdagangkan atau sebaliknya. Saham yang fluktuatif
diharapkan meningkatkan volume perdagangan, sehingga akan
menghasilkan return saham yang tinggi. Penilaian aktivitas perdagangan
saham melalui indikator TVA digunakan untuk melihat apakah investor
individual mengamati laporan keuangan informatif dalam arti apakah
informasi tersebut membuat keputusan perdagangan di atas keputusan
perdagangan normal (Chairunnisa, 2014).
Pendekatan TVA digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisien dalam
bentuk lemah. Hal tersebut terjadi karena keadaan pasar yang belum
efisien dalam bentuk lemah, perubahan harga sebelum dengan cepat
26
mencerminkan informasi yang ada, sehingga peneliti hanya dapat
mengamati reaksi pasar modal melalui pergerakan volume perdagangan
(Chairunnisa, 2014).
Aktivitas volume perdagangan (trading volume activity) dapat dijadikan
sebagai indikator kegiatan perdagangan saham di pasar sekunder.
Aktivitas volume perdagangan (TVA) merupakan instrumen yang dapat
digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui
pergerakan aktivitas volume perdagangan (Ariyanto, 2009)
2.8 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengaruh suatu event atau kejadian yang berupa
pengumuman pembelian kembali (buy back) saham terhadap reaksi pasar
antara lain dilakukan oleh Zumaila (2014) yang berjudul “Analisis Reaksi
Pasar dan Kinerja Saham atas Pengumuman dan Peristiwa Buy Back di
BEI. Penelitiannya bertujuan untuk menguji adanya reaksi pasar yang
positif dan peningkatan kinerja saham pada pengumuman dan peristiwa
program buy back di BEI. Penelitian menggunakan abnormal return dan
TVA sebagai proksi reaksi pasar dan return realisasi sebagai proksi kinerja
saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program buy back yang
dicanangkan pemerintah tidak efektif dalam jangka panjang untuk
menjaga harga saham supaya tidak jatuh lebih dalam lagi pada kasus tahun
2013.
27
Junizar (2013) dalam penelitiannya bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pengumuman buy back terhadap respon pasar pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan peraturan BAPEPAM-LK
Nomor XI.B.2 dan XI.B.3 tata cara buy back. Penelitian yang dilakukan
Junizar menggunakan rata-rata abnormal return harian dan rata-rata
trading volume activity harian untuk menguji pengumuman informasi buy
back benar-benar berpengaruh signifikan terhadap pasar. Penelitian ini
juga menggunakan rata-rata abnormal return kumulatif dan trading
volume activity kumulatif untuk menguji perbedaan abnormal return dan
trading volume activity sebelum dan saat transaksi buy back. Hasil dari
penelitiannya menujukan bahwa pengumuman buy back memiliki
pengaruh signifikan dan terdapat perbedaan rata-rata abnormal return
kumulatif sebelum dan setelah pengumuman buy back dilaksanakan.
Pengumuman informasi buy back juga memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap trading volume activity dan terdapat perbedaan rata-
rata trading volume activity sebelum dan saat transaksi dilakukan.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Komaeroh (2014) yang berjudul
reaksi pasar terhadap pengumuman pembelian kembali saham (buy back)
pada perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2014. Tujuan dari
penelitian adalah untuk menentukan reaksi pasar terhadap pembelian
kembali saham (buy back) pengumuman yang ditunjukkan oleh perubahan
abnormal return dan aktivitas volume perdagangan saham secara
signifikan. Model penelitian ini adalah event study yang dilakukan dengan
menggunakan 18 perusahaan sebagai sampel, yang tampil membeli
28
dukungan pada periode 2013-2014 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik
pengambilan sampel penelitian ini adalah metode purposive sampling.
Hasil pengujian hipotesis, penelitian ini menemukan bahwa investor
melakukan reaksi yang signifikan terhadap pembelian kembali
pengumuman sebagaimana yang muncul dengan aktivitas volume
perdagangan rata-rata semua hari periode pengamatan. Namun, penelitian
ini tidak menemukan hasil yang signifikan rata-rata abnormal (AAR)
antara pengumuman pembelian kembali saham (buy back), dan juga tidak
menemukan perbedaan rata-rata abnormal return dan rata-rata aktivitas
volume perdagangan sebelum dan sesudah membeli kembali
pengumuman.
Penelitian yang dilakukan oleh Listiyani (2015) yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pengumuman pembelian kembali (buy back)
terhadap respon pasar pada perusahaan yang terdaftar di Daftar Efek
Syariah. Penelitiannya ini menggunakan average abnormal return harian
dan average trading volume activity harian untuk menguji pengumuman
informasi buy back benar-benar berpengaruh signifikan terhadap pasar.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pengumuman buy back tidak
memiliki perbedaan yang signifikan pada average abnormal return
sebelum dan sesudah pengumuman dilaksanakan.
Tabel 1. Ringkasan Penelitian – Penelitian Terdahulu.
NoNama
PenelitiEvent Indikator Hasil Peneltian
1 Zumaila
(2014)
Pengumuman
dan Peristiwa
Abnormal
Return dan
Terdapat reaksi pasar positif
atas pengumuman buy back
29
Buy Back di
BEI Tahun
2013.
TVA berdasarkan hasil pengujian
variabel abnormal return dan
TVA
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
program buy back yang
dicanangkan pemerintah
tidak efektif dalam jangka
panjang untuk menjaga harga
saham supaya tidak jatuh
lebih dalam lagi pada kasus
tahun 2013.
2 Junizar
(2013)
Pengumuman
Pembelian
Kembali
Saham (Buy
Back)
Abnormal
Return dan
TVA
Hasil dari penelitiannya
menujukan bahwa
pengumuman buy back
memiliki pengaruh signifikan
dan terdapat perbedaan rata-
rata abnormal return
kumulatif sebelum dan
setelah pengumuman buy
back dilaksanakan
Pengumuman informasi buy
back memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap
trading volume activity dan
terdapat perbedaan rata-rata
trading volume activity
sebelum dan saat transaksi
dilakukan..
3 Komaeroh
(2014)
Pengumuman
Pembelian
Kembali
Saham (Buy
Abnormal
Return dan
TVA
Penelitian ini menemukan
bahwa investor melakukan
reaksi yang signifikan
terhadap pembelian kembali
30
Back) Pada
Perusahaan
Yang
Terdaftar di
BEI Tahun
2013-2014.
pengumuman sebagaimana
yang muncul dengan
aktivitas volume
perdagangan rata-rata semua
hari periode pengamatan
Tidak ditemukan hasil yang
signifikan rata-rata abnormal
(AAR) antara sebelum dan
sesudah pengumuman
pembelian kembali saham
(buy back)
Tidak ditemukan perbedaan
rata-rata aktivitas volume
perdagangan sebelum dan
sesudah pengumuman
pemebelian kembali saham.
4 Listiyani
(2015)
Pengumuman
Pembelian
Kembali (Buy
Back) Pada
Perusahaan
Yang
Terdaftar di
Daftar Efek
Syariah Tahun
2013-2014
Rata-rata
abnormal
return
harian dan
rata-rata
trading
volume
activity
harian
Penelitian ini menunjukan
bahwa pengumuman buy
back tidak memiliki
perbedaan yang signifikan
pada rata-rata abnormal
return sebelum dan sesudah
pengumuman dilaksanakan.
Informasi pengumuman buy
back memberikan reaksi
pasar dengan terdapatnya
perbedaan yang signifikan
sebelum dan sesudah
pengumuman dilakukan
31
III. METODE PENELITIAN
3.1 Sifat Penelitian
Penelitian ini merupakan studi peristiwa (event study), yaitu merupakan
suatu pendekatan metodologikal yang penting dan digunakan dipenelitian-
penelitian keuangan, ekonomi, akuntansi, pemasaran, politik, sistem
informasi dan penelitian sosial lainnya. Metode study peristiwa (event
study) digunakan untuk mengkaji reaksi pasar (dalam hal ini pasar modal)
dari suatu peristiwa atau pengumuman. Penelitian ini dilakukan pada
periode tahun 2010 hingga tahun 2014. Penelitian ini dilakukan dalam
jangka waktu 11 hari dengan periode jendela selama 5 hari sebelum, 1hari
pada saat event dan 5 hari sesudah pelaksanaan buy back.
3.2 Event Study (Studi Peristiwa)
Studi peristiwa (event study) disebut juga dengan nama analisis residual
(residual analysis) atau pengujian kinerja tak normal (abnormal
performance index test) atau pengujian reaksi pasar (market reaction test).
Studi peristiwa adalah studi yang melibatkan analisis perilaku harga
sekuritas sekitar waktu suatu kejadian atau pengumuman informasi
(Jogiyanto, 2010).
32
Menurut McWillliams et al. (1997) metoda studi peristiwa didasarkan
pada tiga asumsi dasar, yaitu asumsi efisiensi pasar (market efficiency),
peristiwa-peristiwa tidak diantisipasi (unanticipated events), dan tidak ada
efek-efek pengganggu (no confounfing effects) sepanjang jendela
peristiwa.
Tabel 2. Abnormal Return pada saat pengumuman peristiwa.
PeristiwaTanda abnormalreturn pada saatpengumuman.
IPO (Ibbotson, 1975; Loughran dan Ritter,1995) +Seasoned Equity Offering atau SEO (Loughrandan Ritter,1995)
-
Perusahaan dimerjer (Asquith, 1983; Agrawal etal., 1992)
0
Inisiasi dividen (Michaeley et al., 1995) +Pengumuman laba (Ball and Brown, 1968;Bernard dan Thomas, 1990)
+
Pendaftaran baru dibursa efek (Dharan danIkenberry, 1995)
+
Pembelian kembali saham dipasar terbuka(Ikenberry et al., 1995; Mithcell dan Stafford,1997)
+
Pembelian kembali saham (tender offer)(Lakonishok dan Vermalen, 1990; Mitchell danStafford, 1997)
+
Kontes Proksi (Proxy fights) (Ikenberry danLakonshok, 1993)
+
Pemecahan saham (Dharan dan Ikenberry, 1995;ikenberry et al., 1996)
+
Spinoffs (Milles dan Rosenfeld, 1983; Casutis etal., 1983)
+
sumber: Fama, Eugene F. 1998. Market efficiency, long-term returns, andbehavioral finance. Journal of Financial Ekonomic 49. P, 290.
33
3.2.1 Tipe Studi Peristiwa
Penelitian-penelitian studi peristiwa dapat digolongkan ke dalam
empat kategori (Jogiyanto, 2010), yaitu sebagai berikut ini:
1. Kandungan informasi (Information content).
2. Efisiensi pasar (Market efficiency).
3. Evaluasi model (Model evaluation).
4. Penjelasan metrik (Metric explanation).
Studi peristiwa kategori pertama digunakan untuk menguji
kandungan informasi (Information content) dari suatu peristiwa.
Kategori kedua digunakan untuk menguji pasar efisien. Pengujian
pasar efisien adalah lanjutan dari pengujian kandungan informasi.
Pengujian terhadap kandungan informasi hanya menguji
abnormal return sebagai reaksi dari pasar, sedangkan pengujian
pasar efisien meneruskan dengan menguji kecepatan reaksi pasar
tersebut. Kategori ketiga adalah penelitian yang mengevaluasi
model-model yang digunakan di studi peristiwa untuk
menentukan model mana yang paling sesuai untuk kondisi
tertentu. Kategori keempat dari penelitian adalah mencoba untuk
menjelaskan penyebab reaksi pasar lebih lanjut.
Sesusai dengan penjelasan sebelumnya pada latar belakang dan
rumusan masalah. Penelitian ini termasuk pada event study
kategori kedua. Penelitian ini melihat reaksi pasar yang menguji
kandungan informasi dari suatu peristiwa, kandungan inromasi ini
34
diuji melalui abnormal return dan menguji kecepatan reaksi
pasar tersebut, dilihat dari pergerakan aktivitas volume
perdagangan yang di uji menggunakan Trading Volume Activity
(TVA).
3.2.2 Tipe Peristiwa
Dilihat dari tipenya, suatu peristiwa (event) dapat dikelompokan
menjadi peristiwa pengumuman atau peristiwa kejadian. Berikut
adalah contoh peristiwa pengumuman-pengumuman (Jogiyanto,
2010) :
1. Pengumuman yang berhubungan dengan laba (earnings-
related announcements), seperti pengumuman laporan
tahunan.
2. Pengumuman-pengumuman peramalan oleh pejabat
perusahaan (forecast announcements by company officials),
seperti pengumuman peramalan penjualan.
3. Pengumuman-pengumuman dividen (dividen
announcements), seperti pengumuman dividen saham.
4. Pengumuman-pengumuman pendanaan (financing
announcements), seperti pengumuman pembelian kembali
saham.
5. Pengumuman-pengumuman investasi (investment
announcements), seperti pengumuman usaha baru.
35
6. Pengumuman-pengumuman ketenaga kerjaan (labor
announcement), seperti pengumuman negosiasi.
7. Pengumuman-pengumuman industri sekuritas (securities
industry announcements), seperti pengumuman perubahan-
perubahan kepemilikan saham.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder. Data sekunder merupakan
data yang tidak langsung diperoleh dari pihak pertama. Data ini bersumber
dari pusat referensi pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Data yang digunakan dalam penelitian ini
berupa, data harga penutupan (closing prices) saham harian, indeks pasar,
dan data tahunan yang diperoleh melalui situs – situs sekuritas.
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan diseluruh sektor
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010 – 2014 yang
melakukan pengumuman buy back saham. Total emiten yang melakukan
pengumuman buy back saham pada tahun 2010 hingga tahun 2014 adalah
sebanyak 48 perusahaan. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah
semua perusahaan yang terdaftar diseluruh sektor di Bursa Efek Indonesia
(BEI) dan yang melakukan pengumuman buy back sejak tahun 2010
sampai dengan tahun 2014 yang sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan.
36
Sampel penelitian yang diambil dalam penelitian ini merupakan sampel
bertujuan (purposive sampling). Tipe pengambilan sampel dalam
purposive sample dengan melakukan pengambilan sampel berdasarkan
pertimbangan tertentu (judgement sampling). Judgement sampling
melibatkan pemilihan subjek yang berada di tempat paling
menguntungkan atau dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi
yang diperlukan (Sekaran, 2009). Kriteria- kriteria yang akan diambil
sebagai sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan tidak melakukan corporate action lain, seperti stock
split, right issue,divestasi, akuisisi, merger, konsolidasi, dan
kegiatan lain pada periode pengujian yang dapat mempengaruhi
harga saham untuk menghindari adanya bias terhadap hasil
penelitian.
2. Perusahaan melakukan buy back berdasarkan peraturan Bapepam-
LK nomor XI.B.2 dan peraturan nomor XI.B.3 (lampiran B dan C).
3. Tanggal pengumuman buy back dapat diketahui dengan jelas.
Alasan penulis memasukkan tanggal pengumuman sebagai kriteria
sampel adalah untuk memudahkan proses penelitian, dan sampel
yang digunakan yang sesuai dengan periode penelitian dan tujuan
dari penelitian, yakni menguji adanya reaksi pasar dan kinerja
saham atas pengumuman dan peristiwa buy back.
4. Saham perusahaan yang aktif diperdagangkan selama periode
estimasi dan periode jendela.
37
5. Ketersediaan data harga saham perusahaan untuk kemudahan
pengolahan data.
Tabel 3. Jumlah Sampel Emiten yang Terdaftar Dalam BEIdan Melakukan Buy Back Periode 2010 – 2014.
Keterangan JumlahJumlah Emiten yang melakukan buy back 48Tidak berdasarkan peraturan OJK No. 2/POJK/2013 dansurat Edaran OJK No. 1/SEOJK.04.2013.
0
Melakukan corporate action lainnya di sekitar periodepenelitian seperti right issue, warrant, stock dividens,bonus share, merger, buy back, partial listing dan lain-lain.
0
Tanggal pengumuman buy back tidak diketahui denganjelas
4
Jumlah 44
Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, maka jumlah perusahaan yang
sesuai untuk dijadikan sampel adalah sebanyak 44 perusahaan.
Berikut adalah daftar perusahaan yang melakukan buy back saham pada
tahun 2010-2014:
Tabel 4. Daftar Nama Perusahaan yang Melakukan PengumumanBuy Back Saham Pada Tahun 2010-2014.
Tahun No PerusahaanKode
SahamSektor
TanggalPengumuman
2010
1PT Arha KaryaPrima Industry
TbkAKPI
Basic Industryand Chemicals
19/02/2010
2PT Global
Mediacom TbkBMTR
Trade, Services,and Investment
08/04/2010
3PT CharoenPokphand
Indonesia TbkCPIN
Basic Industryand Chemicals
19/10/2010
2011 1PT Global Land
Development TbkKPIG
Property, RealEstate andBuilding
Construction
28/01/2011
38
2
PTTelekomunikasi
Indonesia(Persero) Tbk
TLKMInfrastructure,
Utilities &Transportation
19/05/2011
3PT Bumi
Resources TbkBUMI Mining 15/08/2011
4PT Lippo
Karawaci TbkLPKR
Property, RealEstate andBuilding
Construction
15/11/2011
5PT Ciputra
Property TbkCTRP
Property, RealEstate andBuilding
Construction
23/11/2011
6PT Bukit Asam
TbkPTBA Mining 22/12/2011
2012
1PT CharoenPokphand
Indonesia TbkCPIN
Basic Industryand Chemicals
02/01/2012
2PT Resources
Alam IndonesiaTbk
KKGI Mining 18/09/2012
2013
1PT Media
Nusantara CitraTbk
MNCNTrade, Services,and Investment
28/08/2013
2PT Mitra
PinasthikaMustika Tbk
MPMXTrade, Services,and Investment
28/08/2013
3PT MNC
Investama TbkBHIT
Trade, Services,and Investment
29/08/2013
4PT MNC Kapital
Indonesia TbkBCAP Finance 29/08/2013
5PT Global
Mediacom TbkBMTR
Trade, Services,and Investment
29/08/2013
6PT Ace Hardware
IndonesiaACES
Trade, Services,and Investment
30/08/2013
7PT Jaya RealProperty Tbk
JRPT
Property, RealEstate andBuilding
Construction
03/09/2013
8PT Ramayana
Lestari SentosaTbk
RALSTrade, Services,and Investment
04/09/2013
9PT Gajah
Tunggal TbkGJTL Miscellaneous 04/09/2013
10PT Wijaya Karya
(Persero) TbkWIKA
Property, RealEstate andBuilding
Construction
04/09/2013
39
11PT Budi Starch &
Sweetener TbkBUDI
Basic Industryand Chemicals
04/09/2013
12PT Bank Panin
TbkPNBN Finance 04/09/2013
13PT Dyandra
MediaInternasional Tbk
DYANTrade, Services,and Investment
10/09/2013
14PT Ristia Bintang
MahkotasejatiTbk
RBMS
Property, RealEstate andBuilding
Construction
10/09/2013
15PT Surya Semesta
Internusa TbkSSIA
Property, RealEstate andBuilding
Construction
11/09/2013
16PT Bukit Asam
TbkPTBA Mining 13/09/2013
17PT ElektronicCity Indonesia
TbkECII
Trade, Services,and Investment
16/09/2013
18PT Intiland
Development TbkDILD
Property, RealEstate andBuilding
Construction
17/09/2013
19PT Semen
Baturaja TbkSMBR
Basic Industryand Chemicals
17/09/2013
20PT Panin
Insurance TbkPNIN Finance 18/09/2013
21PT Perdana
Gapura PrimaTbk
GPRA
Property, RealEstate andBuilding
Construction
02/10/2013
22PT PelayaranNasional BinaBuana Raya
BBRMInfrastructure,
Utilities &Transportation
16/12/2013
23PT Wintermar
Offshore MarineTbk
WINSInfrastructure,
Utilities &Transportation
21/05/2013
24PT PP London
SumateraIndonesia Tbk
LSIP Agriculture 23/04/2013
25PT Salim Ivomas
Pratama TbkSIMP Agriculture 23/04/2013
26PT MNC SkyVision Tbk
MSKYTrade, Services,and Investment
28/08/2013
2014
1PT Danayasa
ArthamaSCBD
Properti DanReal Estate
10/01/2014
2PT Wijaya Karya
(Persero) TbkWIKA
Property, RealEstate AndBuilding
Construction
15/01/2014
40
3PT TrimegaSecurities
TRIMFinance:
PerusahaanEfek
24/01/2014
4PT Bukit Asam
TbkPTBA Mining 07/03/2014
5
PT JakartaInternasional
Hotels &Development Tbk
JIHDProperti DanReal Estate 02/04/2014
6PT Asiaplast
Industries TbkAPLI
Industri DasarDan Kimia 12/04/2014
7PT Resource
Alam IndonesiaTbk
KKGI Pertambangan 06/05/2014
8PT Global
Mediacom TbkBMTR
Trade, Services,And Investment
TidakMengumumkan
Tanggal
9PT Colorpak
Indonesia TbkCLPI
Perdagangan,Jasa DanInvestasi
TidakMengumumkan
Tanggal
10PT Nusantara
Infrastructure TbkMETA
Infrastruktur,Utilitas DanTransportasi
TidakMengumumkan
Tanggal
11PT Media
Nusantara CitraMNCN
Trade, Services,And Investment
TidakMengumumkan
TanggalSumber: data sekunder yang diolah, 2015
3.5 Periode Penelitian
Periode penelitian atau jendela penelitian (window period) merupakan
perioda terjadinya peristiwa dan pengaruhnya. Beberapa penelitian
menunjukan sempit atau lebarnya penelitian tergantung dari peristiwanya.
Ryngaert et al. (1990) menyatakan bahwa periode jendela yang sempit,
lebih mampu menangkap efek signifikan dari peristiwanya. Periode
jendela yang pendek juga mempunyai konsekuensi. Periode jendela yang
terlalu pendek kemungkinkan tidak akan dapat menangkap peristiwanya
secara utuh. Periode jendela yang terlalu panjang juga tidak baik, karena
41
peristiwa lainnya yang mengganggu dapat tertangkap dijendela (Jogiyanto,
2010).
Panjang dari jendela ini juga bervariasi. Panjang dari jendela yang umum
digunakan berkisar 3 hari sampai dengan 250 hari untuk data harian dan 3
bulan sampai dengan 121 bulan untuk data bulanan (Jogiyanto, 2010).
Jendela penelitan yang akan digunakan pada umumnya dibagi menjadi
tiga, yakni periode estimasi (estimation period), periode peristiwa (event
period), dan periode setelah peristiwa (post event window) (Zumaila,
2014). Pada penelitian ini penulis menggunakan periode sebelum
peristiwa, periode peristiwa, dan peiode setelah peristiwa.
Gambar 3 menunjukan bahwa jangka waktu penelitian adalah 11 hari
dengan periode jendela 5 hari sebelum,1 hari saat peristiwa dan 5 hari
sesudah melakukan buy back. Periode jendela dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
H – 5 H + 50
(Pengumuman Buy Back)Tahun 2010 – Tahun 2014
Gambar 3. Periode Event Window Penelitian
Penelitian ini tidak menggunakan periode estimasi karena pengukuran
return ekspektasi menggunakan model disesuaikan pasar (market adjusted
model).
42
3.6 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah:
3.6.1 Abnormal Return
Jogiyanto (2003) dalam bukunya menulis beberapa alternatif yang
digunakan dalam mengukur expected return :
1. Persamaan Mean-adjusted Model Abnormal Return.
Persamaan ini mengurangkan return saham i pada hari t
dengan rata-rata aritmatik return pada periode tertentu.
ARit = Rit - Rit
Keterangan:
RIt = ∑ i
N
Rata-rata aritmatik return diperoleh berdasarkan periode
estimasi tertentu. Umumnya, periode estimasi yang digunakan
adalah sebanyak 30 hari. Melihat bahwa banyak aksi korporasi
(corporate action) yang dilakukan perusahaan dan untuk
menghindari bias hasil yang dapat mempengaruhi abnromal
return, serta trading volume activity.
2. Persamaan Market Model Abnormal Return
Persamaan ini digunakan untuk mengukur nilai pengambilan
pasar berdasar regresi Security Characteristic Line (SLC) dari
Capital Asset Pricing Model (CAPM) :
Rit = αit + βiRMt + εit
43
Keterangan :
Rit = Tingkat pengembalian sekuritas i yangdiharapkan pada hari t.
Rmt = Tingkat pengembalian pasar pada hari t.
A = Intercept.
B = Koefisien derajat kemiringan grafik return danrisk pada security market line (SML)
Ε = Gangguan kesalahan atau error
Nilai return saham masing-masing perusahaan dan IHSG dapat
dihitung dengan cara:
RMt = IHSGt - IHSGt-1
IHSGt-1
Ri,t =Pi,t - Pi,t-1
Pi,t-1
Nilai α dan β dapat diperoleh dengan cara meregres return
IHSG dengan return masing-masing perusahaan selama
periode estimasi tertentu. Setelah mendapat nilai return yang
diharapkan, maka abnormal return dapat dihitung dengan
rumus:
ARit = Rit – E (Rit)
Keterangan :
ARit = Abnormal Return sekuritas i pada hari t
Rit = Tingkat pengembalian sekuritas i aktual pada
hari t
44
Pi,t = Harga saham i pada hari ke-t
Pi,t-1 = Harga saham i pada satu hari sebelum hari ke-t
E(Rit) = Tingkat pengembalian sekuritas i yang diharapkan
pada hari t
3. Persamaan Market Adjusted Abnormal Return Model
Persamaan ini mengukur abnormal return dengan cara
mengurangkan return pasar untuk hari t dari return saham
biasa perusahaan i pada hari t.
ARit = Rit – E (Rit)
Jogiyanto (2003) menyatakan dalam menghitung Expected
Return ( tingkat pengembalian yang diharapkan investor)
menggunakan market-adjusted model, return pasar dianggap
sama dengan expected return, sehingga :
E(Rit) = Rmt.
Maka terbentuklah persamaan sebagai berikut:
ARit = Rit – Rm,t
Keterangan:
RMt =IHSGt - IHSGt-1
IHSGt-1
= ( )+ Dt
Diasumsikan dividen tidak dihitung atau dianggap nol
(Jogiyanto, 2003).
45
Keterangan:
ARi,t = Abnormal return sekuritas ke-i pada periode t
Ri,t
E(Ri,t)
=
=
Actual Return sekuritas ke-i pada periode t
Expected return sekuritas ke-i pada periode t
Pi,t = Harga saham i pada hari ke-t
Pi,t-1 = Harga saham i pada satu hari sebelum hari ke-t
RMt Return pasar pada periode estimasi t
IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode
estimasi ke-t
IHSGt-1 =Indeks Harga Saham Gabungan periode estimasi
sebelum t
Penelitian ini menggunakan persamaan market adjusted abnormal
return model. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada
periode penelitian tidak terdapat periode estimasi.
Komponen pokok atau indikator yang digunakan dalam
menghitung abnormal return menggunakan persamaan market
adjusted abnormal return model adalah sebagai berikut:
1. Return Aktual
Actual return (return aktual) merupakan return atau
keuntungan yang sebenarnya. Return aktual dihitung
berdasarkan data historis. Return aktual ini sangat penting
karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja
perusahaan dan juga digunakan sebagai landasan penghitungan
return ekspektasi di masa yang akan datang (Jogiyanto, 2003).
Adapun rumus menghitung return aktual adalah:
Ri,t =Pi,t - Pi,t-1
Pi,t-1
46
Keterangan :
Ri,t = Actual Return sekuritas ke-i pada periode t
Pi,t = Harga saham i pada hari ke-t
Pi,t-1 = Harga saham i pada satu hari sebelum hari ke-t
2. Return Pasar (RMt)
Return Pasar dapat didefinisikan sebagai selisih dari rata-rata
(average) setiap bulan dari seluruh saham dengan risk-free rate
bulanan.
Paulia dkk. (2010) menyatakan untuk menghitung return pasar
(market return) pada saat periode estimasi digunakan harga
pasar harian dengan menggunakan ukuran Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) masing-masing saham untuk periode
5 hari diseputar tanggal pengumuman, return pasar dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
RMt = IHSGt - IHSGt-1
IHSGt-1
Keterangan:
RMt = Return pasar pada periode estimasi t
IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode
estimasi ke-t
IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan periode
estimasi
47
3.6.2 Trading Volume Activity (TVA)
Cara menghitung TVA dapat dilakukan dengan cara membandingkan
total saham perusahaan ke-i yang diperdagangkan dalam periode
pengamatan t dengan total jumlah saham perusahaan ke-i yang
beredar dalam periode pengamatan yang sama. Menghitung volume
perdagangan saham dengan menggunakan indikator Trading Volume
Activity (TVA) (Junizar, 2013):
TVAit = ,,Keterangan:
TVAit = Trading Volume Activity
Vi,t = Total Volume perdagangan saham perusahaan I
pada waktu t
Vm,t = Volume saham perusahaan ke- I
Formulasi yang digunakan untuk mengetahui besaran volume transaksi
diluar normal (unexpected trading volume) yaitu perbedaan antara
volume transaksi actual sebelum periode transaksi buyback dilkasanakan
dan pada saat periode transaksi buy back dilaksanakan, sehingga dapat
digunakan untuk mengetahui perubahan lonjakan volume saham
(Chairunnisa, 2014).
3.7 Metode Analisis Data
Tahapan pengujian meliputi uji normalitas data dengan menggunakan
Kolmogorov-Smirnov. Dilanjutkan dengan pengujian hipotesis, yaitu uji
48
beda dua rata-rata (Paired Sample T-test). Tingkat signifikansi pada
penelitian ini yang ditetapkan untuk pengujian adalah sebesar 0,05 atau
(5%).
3.7.1 Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk menguji apakah
sebuah data berdistribusi normal atau mendekati normal. Hasil uji
normalitas akan menentukan alat uji yang digunakan dalam
pengujian hipotesis (Mason et al. 1999).
Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-
Smirnov Test, dengan membandingkan asymptotic significance
dengan α = 0,05. Dasar penarikan kesimpulan adalah data
dikatakan berdistribusi normal apabila nilai asymptotic
significance-nya > 0,05 (Santoso, 2004). Uji Kolmogorov-Smirnov
dipilih karena lebih peka untuk mendeteksi normalitas data
dibandingkan pengujian dengan menggunakan grafik (Santoso,
2004).
Penentuan normal atau tidaknya data ditentukan sebagai berikut :
1. Apabila hasil signifikan lebih besar dari tingkat signifikan
yang sudah ditentukan (> 0,05), maka H0 diterima dan data
tersebut terdistribusi normal.
49
2. Apabila hasil signifikan lebih kecil dari tingkat signifikan yang
sudah ditentukan (< 0,05), maka H0 ditolak dan data tersebut
tidak terdistribusi normal.
Jika data tidak berdistribusi normal, maka metode analisis data
akan menggunakan uji statistik non parametrik. Jika data
berdistribusi normal maka pengujian menggunakan teknik uji beda
dua sampel berpasangan yaitu Paired Sampel t-Test yang
merupakan uji statistik parametrik, dengan level of significance (α)
= 5%. Akan tetapi, jika data tidak berdistribusi normal, maka
teknik uji beda dua sampel berpasangan yang digunakan adalah
Uji Peringkat Wilcoxon (Wilcoxon Signed Rank Test) yang
merupakan uji statistik non parametrik, dengan level of
significance (α) = 5% (Santoso, 2004).
3.8 Pengujian Hipotesis
Langkah-langkah dalam melakukan pengujian hipotesis dilakukan sebagai
berikut :
Uji Asumsi Klasik
Uji Statistik
3.8.1 Uji Beda Dua Rata-rata
Uji beda dua rata-rata merupakan prosedur yang digunakan untuk
membandingkan rata-rata dua variabel dalam satu group. Artinya
analisis ini berguna untuk melakukan pengujian terhadap dua
50
sampel yang berhubungan atau dua sampel berpasangan. Terdapat
dua jenis uji beda dua rata-rata yaitu, uji parametik menggunakan
paired sampel t-test, dan non-parametik menggunakan wilcoxon
signed rank test. Untuk menentukan uji beda dua rata-rata yang
akan digunakan, sebelumnya dilakukan uji normalitas. Ketika hasil
uji normalitas menyatakan bahwa data berdistribusi normal maka
uji yang digunakan adalah uji parametik (paired sampel t-test),
namun jika data tidak berdistribusi normal maka digunakan uji
non-parametik (wilcoxon signed rank test).
Penelitian ini menggunakan uji parametik yaitu menggunakan
paired sampel t-test. Jogiyanto (2010) menyatakan bahwa
pengujian parametrik lebih kuat dibandingkan dengan pengujian
non-parametrik, karena pengujian parametrik menggunakan nilai
(magnitude) dari data, sedang pengujian non-parametrik
menggunakan jarak (range) atau tanda (sign) atau urutan (rank)
dari datanya. Karena pengujian parametrik menggunakan nilai
(magnitude) dari data, maka pengujian ini diterapkan untuk data
dengan sekala pengukuran interval dan rasio.
Uji beda digunakan digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan rata-rata dua sample. Dua sampel yang dimaksud adalah
sampel yang sama namun mempunyai dua data, dengan kata lain
uji beda dua rata-rata digunakan untuk membandingkan abnormal
51
return dan trading volume activity sebelum dan setelah
pengumuman buy back saham.
o Kriteria Pengambilan Keputusan:
1. Jika – t tabel < t hitung dan –t hitung < -t tabel maka Ho
diterima.
2. Jika – t hitung < t tabel dan -t hitung > -t tabel maka Ho
ditolak.
Gambar 4. Kawasan H0 dan Ha
68
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis reaksi pasar, yang
dicerminkan dengan abnormal return dan trading volume activity terhadap
pengumuman buy back saham. Proksi tersebut diteliti dengan periode
pengamatan selama 11 hari, t-5 hingga t+5. Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan serta hasil analisis statistik yang telah dijelaskan pada bab
empat maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil uji beda dua rata-rata abnormal return yang menggunakan alat
analisis paired sample t-test pada Tabel 9 menunjukkan bahwa H0
ditolak yang ditunjukan oleh hasil uji paired sample t-test, yaitu
dengan taraf signifikansi 5%, nilai -t-hitung > -t-tabel, yakni -1,348 >
-2,017. Hal ini menunjukan bahwa pada periode yang diuji tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara average abnormal return
sebelum dan sesudah pengumuman buy back.
2. Berdasarkan hasil uji beda dua rata-rata trading volume activity
dengan menggunakan uji parametik, paired sampel t-test, pada Tabel
13 menunjukan bahwa H0 ditolak yang ditunjukan oleh hasil uji
paired sample t-test, yaitu dengan taraf signifikansi 5%,
69
nilai –t-hitung > -t-Tabel, yakni -1.054> -2,017. Hal ini berarti bahwa
dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya perbedaan yang
signifikan antara average trading volume activity (ATVA) sebelum
dan sesudah pengumuman buy back.
3. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengumuman buy back saham tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pasar modal.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis sadar bahwa
penelitian ini memiliki keterbatasan dan masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengajukan beberapa saran untuk pihak-pihak yang
berkepentingan dengan investasi dalam pasar modal, dan bagi penelitian
selanjutnya. Adapun saran-saran yang akan diajukan sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan sebaiknya dalam melakukan corporate action, yakni
berupa pengumuman buy back hendaknya sangat diutamakan untuk
memerhatikan kondisi pasar, apakah pasar dalam kondisi yang stabil
atau tidak. Karena berdasarkan hasil penelitian ini pengumuman tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pasar, sehingga sangat
perlu untuk memerhatikan kondisi pasar agar tujuan dari perusahaan
melakukan corporate action dapat tercapai..
2. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan investasi dipasar modal
hendaknya dalam mengambil keputusan tidak hanya melihat satu
70
peristiwa saja, dalam hal ini pengumuman buy back saham, namum
juga memerhatikan faktor-faktor (informasi-informasi) lain yang dapat
memengaruhi harga saham, seperti informasi perubahan kebijakan
pemerintah, insider information, dan january effect, sehingga
informasi yang diperoleh dapat digunakan dalam mempertimbangkan
tindakan yang akan diambil.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Niken Arya. 2014. Analisis Reaksi Pasar Terhadap PengumumanPembelian Kembali Saham (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar DiBEI Periode 2009-2013). (Skripsi) Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (Terjemahan). Jakarta.Media Staff Indonesia.
Annual Report BAPEPAM-LK, 2008
Anoraga, Pandji & Piji, Pakarti. 2006. Pengantar Pasar Modal. Jakarta. PTRineka Cipta.
Arifin, Zaenal. 2007. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Yogyakarta.EKONISTA.
Ariyanto, Budi. 2009. Pengaruh Merger atau Akuisisi Terhadap VolumePerdagangan dan Harga Saham. (Skripsi) Fakultas Ekonomika dan BisnisUniversitas Diponegoro, Semarang.
Bahrum, Devina. 2009. Pengarus Pengumuman Mergar dan Akuisisi TerhadapReaksi Pasar pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia. (Skripsi)Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Budiarto, A., dan Z . Baridwan, 1999. Pengaruh pengumuman Right Issueterhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas di Bursa Efek JakartaPeriode 1994 – 1996. Journal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 2. No. 1.hal 91 – 116.
Budiman, Ferry dan Supatmi. 2009. Pengaruh Pengumuman IndonesiaSustainability Reporting Award (ISRA) Terhadap Abnormal Return danVolume Perdagangan Saham(Studi Kasus Pada Perusahaan PemenangISRA Periode 2005-2008). Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIIPalembang.
Chairunnisa S, Erra. 2014. Pengaruh Pembelian Kembali (Buy Back) SahamTerhadap Respon Pasar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Skripsi)Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.
Darmadji, Tjiptono dan Hendi M. Fakhrudin, 2006. Pasar Modal di Indonesia:Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta. Salemba Empat.
Dony. 2013. Modul 1 Sample T-Test. Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia.
Fabozzi, Frank J.& Drake, Pamela Peterson. 2010. Frank J. Fabozzi Series :Basics of Finance : An Introduction to Financial Markets, BusinessFinance, and Portfolio Management. Hoboken: John Wiley& Sons.
Fakhruddin, H.M. 2008. Go Public Strategi Pendanaan dan Peningkatan NilaiPerusahaan. Jakarta. PT Elex Media Komputindo.
Fama, Eugene F. 1970. Efficient Capital Markets: A Review of Theory andEmpirical Work. Journal of Finance. 25, 2, 383-417.
Fama, Eugene F. 1998. Market efficiency, long-term returns, and behavioralfinance. Journal of Financial Ekonomic 49. P, 290.
Grullon, G. & Michaely, R. 2004. The Information Content of Share RepurchasePrograms. The Journal Of Finance, 59(2), 651-680.
Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Jakarta. Salemba Empat.
Hartono, J. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua, PenerbitBPFE, Yogyakarta.
Husnan, Suad. 2003. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, UPPSTIM YKPN, Yogyakarta.
Jogiyanto, H.M. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Ke-3.Yogyakarta. BPFE.
Jogiyanto, H.M. 2010. Study Peristiwa: Menguji Reaksi Pasar Modal AkibatSuatu Peristiwa Edisi Pertama. Yogyakarta. BPFE.
Jogiyanto, H.M. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah danPengalaman – Pengalaman. Yogyakarta. BPFE.
Junizar, Muhammad Lucky. 2013. Pengaruh Pengumuman Pembelian KembaliSaham (Buy Back) Terhadap Respon Pasar: Studi Pada Perusahaan YangTerdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Skripsi) Fakultas Ekonomikadan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Komaeroh, Siti. 2014. Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Pembelian KembaliSaham (Buy Back) Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI tahun 2013-2014. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang.
Listiyani, Dhiyah. 2015. Analisis Reaksi Pasar Sebelum Dan SesudahPengumuman Pembelian Kembali Saham (Buyback) (Study KasusPerusahaan Yang Masuk Daftar Efek Syariah 2013-2014). (Skripsi)Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijogo,Yogyakarta.
Lasfer, M. A. 2000. The Market Valuation Of Share Repurchases In Europe. CityUniversity Business School.
Malkiel, B. G., & Fama, E. F. 1970. Efficient Capital Markets: A Review OfTheory And Empirical Work. The Journal Of Finance, 25(2), 383-417.
Mason And Lind. 1999. Study Guide For Use With Basic Statistics For BusinessAnd Economic.
McWilliams, Abgail., and Siegel, Donald., 1997, Event Studies in managementresearch: Theoritical and empirical issues, Academy of ManagementJournal 40, 3, 626-657.
OJK.2013.Statistik Pasar Modal Desember-minggu-4-2013.Jakarta
OJK.2013.Statistik Pasar Modal Januari-minggu-1-2014.Jakarta
OJK.2013.Statistik Pasar Modal Maret-minggu-2-2014.Jakarta
OJK.2013.Statistik Pasar Modal November-minggu-4-2013.Jakarta
OJK.2013.Statistik Pasar Modal Oktober-minggu-2-2013.Jakarta
Paulia Y.S, Saint, Thoyib, Armanu dan Idrus, M. Syafiie. 2010. Analisis ReaksiPasar Modal Setelah Pengumuman Initial Public Offering (IPO) padaPerusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Wacana Vol. 13 No. 3.
Rinaningtias, Resti D. 2009. Reaksi Pasar Modal Terhadap Peristiwa BomJ.W.Marriott dan Ritz Carlton 17 Juli 2009. (Skripsi) FakultasEkonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Ryngaert, M., dan Netter, J. 1990. Shareholder Wealth Effects Of The 1986 Ohioantitakeover law revisited: Its Real Effects. Journal of Law, Economics,and organization 6, 253-262.
Samsul, M. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta. Erlangga.
Santoso, Singgih. 2004. Statistik Multivariat Konsep dan Aplikasi dengan SPSS.Jakarta. PT Elex Media Komputindo.
Sekaran, Umma. 2009. Research Methods For Business Book 1 Edition 4th.Jakarta. Salemba 4.
Sundjaja, Ridwan S. dan Barlian, Inge. 2003. Manajemen Keuangan 1, Edisikelima. Jakarta. Literata Lintas Media
Telaumbanua , Binsar I. K. dan Sumiyana . 2007. Event Study: PengumumanLaba Terhadap Reaksi Pasar Modal (Study Empiris, Bursa EfekIndonesia 2004-2006). Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Tambunan, A. P. 2008. Menilai Harga Wajar Saham (Stock Valuation). Jakarta.PT Elex Media Komputindo.
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
Vermaelen, T. 2005. Share Repurchases. Now Publishers Inc.
Wirajaya, I, GD, A. 2011. Reaksi Pasar Atas Pengumuman CorporateGorvernance Perception Index (Studi Peristiwa di Bursa Efek Indonesia).Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, 6(1).
Yolanda, Tiara. 2015. Pengaruh Kebijakan Buy Back Tahun 2013 YangDikeluarkan OJK Terhadap Return Saham Di Bursa Efek Indonesia(Studi Kasus Pada Perusahaan-Perusahaan Yang Melakukan Buy Back diBursa Efek Indonesia). (Skripsi) Universitas Lampung, BandarLampung.
Zaqi, Mochamad. 2006. Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa –Peristiwa Ekonomi Dan Peristiwa – Peristiwa Sosial-Politik DalamNegeri. Universitas Diponegoro, Malang.
Zumaila,Ellis Afri 2014. Analisis Reaksi Pasar dan Kinerja Saham AtasPengumuman dan Peristiwa Buy Back Di BEI. Fakultas Ekonomi danBisnis Universitas Brawijaya, Malang.
http://duniainvestasi.com/
http://finance.yahoo.com/
http://katadata.co.id/
http://www.ojk.go.id/
http://www.sahamok.com (Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Indonesia (BEI)).Diakses pada 7 Oktober 2015.
Recommended