View
224
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah
yang dipilih sebagai tempat penelitian mengenai kepuasan petani terhadap kinerja
penyuluh pertanian adalah Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten
Bogor. Pemilihan tempat penelitian tersebut dengan pertimbangan : (1) Desa Situ
Udik merupakan salah satu sentra pertanian yakni padi, (2) Kecamatan
Cibungbulang dalam dua tahun terakhir telah menerima bantuan Program
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) (3) Desa Situ Udik sudah
mendapat penyuluhan dari Dinas Pertanian Kabupaten Bogor. (4) Desa situ Udik
telah mendapat penghargaan sebagai desa terbaik peringkat kedua tingkat Jawa
Barat. Waktu pengambilan dan pengolahan data dimulai pada minggu pertama
bulan Mei sampai dengan minggu pertama bulan Juni 2010.
4.2. Metode Pengambilan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah anggota kelompoktani yang terdaftar
dalam rencana kerja tahunan penyuluh (RATP) BP3K tahun 2010 yang berjumlah
lima kelompoktani padi. Kemudian dari masing-masing kelompoktani didata
berapa jumlah anggota petani, sehingga diketahui nilai total populasi petani di
Desa Situ Udik. Adapun data kelompoktani wilayah binaan Situ Udik tahun 2010
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Data Kelompoktani Wilayah Binaan Situ Udik Tahun 2010
No Nama Kelompok JumlahAnggota Nama Ketua Tahun
Pembentukan1 Mitra Tani 60 H. Lamsuni 1989
2 Bina Sejahtera 62 Surya 1985
3 Tani Barokah 45 Gopar 1988
4 Rukun Setia 57 Tolib 1990
5 Sugih Mukti 42 Idis 1985
Sumber : Rencana Kerja Tahunan Penyuluh BP3K Cibungbulang Tahun 2010
39
Penentuan jumlah responden didasarkan pada metode Gay dalam Husein
Umar (2003) yang menyatakan bahwa jumlah sampel yang dinilai cukup
mewakili keseluruhan populasi yaitu minimal 10 persen dari total populasi,
sehingga jumlah sampel yang diambil sebanyak 27 orang. Namun untuk
memberikan lebih besar peluang untuk menghasilkan distribusi normal, sebagai
salah satu asumsi yang mesti dipenuhi dalam analisa (statistika) maka jumlah
yang diambil sebanyak 30 sampel.
Pemilihan sampel petani padi dengan pertimbangan bahwa sebagian besar
anggota kelompoktani di Kecamatan Cibungbulang memiliki usaha bercocok
tanam padi, sehingga dengan adanya karakteristik tersebut memudahkan peneliti
untuk menentukan dan mengambil sampel.
Selanjutnya sampel yang tergabung dalam kelompoktani, diambil masing-
masing sampel petani tergantung jumlah anggota kelompoktani sesuai proporsi
antara 5-7 orang perkelompoktani. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan dua metode yang berbeda yaitu metode purposive sampling
(sengaja) dan metode simple random sampling (acak sederhana). Perwakilan
sampel pertama diambil menggunakan metode purposive yakni ketua
kelompoktani. Pemilihan ketua kelompoktani dengan pertimbangan bahwa ketua
kelompoktani memiliki informasi yang lebih banyak seputar implementasi
penyuluh pertanian, serta dapat memberikan informasi pendukung lainnya yang
lebih jelas lagi untuk penelitian ini. Sedangkan perwakilan sampel yang ke dua
ditentukan dengan menggunakan metode simple random. Pengambilan sampel
ditujukan kepada anggota kelompoktani.
Pengambilan sampel diawali dengan tahap mengurutkan nama-nama
anggota kelompoktani disertai pemberian nomor urut yang ditulis di kertas kecil
yang kemudian di gulung. Tahap berikutnya memasukkan gulungan kertas ke
dalam botol untuk dilakukan pengundian. Gulungan kertas yang keluar dari hasil
pengocokan pertama merupakan nama yang menjadi sampel kedua penelitian ini.
Penggunaan metode ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa tiap anggota
kelompoktani memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel.
40
4.3. Data dan Instrumentasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh melalui kuisioner dan wawancara langsung
dengan para responden yaitu petani (anggota kelompoktani) serta kepada
pengurus kelompoktani. Responden dalam penelitian ini difokuskan pada petani
yang telah memperoleh penyuluhan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari
instansi terkait meliputi BPS Pusat, BPS Kabupaten Bogor, Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Bogor, Badan Penyuluhan Pertanian, Peternakan dan
Kehutanan Kabupaten Bogor. Selain itu, data sekunder juga diperoleh dari
penelusuran kepustakaan, internet dan literatur lain yang berhubungan dengan
penelitian.
Data primer diperoleh melalui kuisioner, adapun tahapan - tahapan dalam
mendesain kuesioner adalah sebagai berikut :
1. Menyusun daftar pertanyaan yang sesuai dengan variabel-variabel atribut
kualitas pelayanan yang telah ditentukan.
2. Uji coba kuesioner (wawancara), dengan tujuan untuk menyesuaikan agar
kuesioner yang dibuat benar-benar bisa dimengerti dan mudah dipahami.
Perbaikan kuesioner, pada tahap ini dilakukan jika pre sampling terdapat
beberapa pertanyaan yang membingungkan responden, atau adanya pertanyaan
yang tidak relevan oleh responden, atau adanya variabel baru yang menurut
responden perlu dimasukkan sehingga kuesioner yang diberikan dapat mengenai
pada sasaran.
Kuesioner yang dibuat diharapkan mempunyai reliabilitas/ keandalan dan
validitas sehingga bebas dari varian kesalahan acak. Sebab kesalahan acak
menurunkan keandalan pengukuran. Sebelum dilakukan penelitian maka diadakan
uji reliabilitas dan validitas terhadap variabel-variebel tersebut. Validitas berkaitan
dengan kemampuan alat ukur untuk mengukur secara tepat apa yang harus diukur,
validitas dalam penelitian kuantitatif ditunjukkan oleh koefisien validitas. Uji
validitas digunakan untuk mengetahui seberapa kuat suatu alat tes melakukan
fungsinya sebagai alat ukur. Uji reliabilitas mengacu pada konsistensi atau
keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran.
41
Reliabilitas merupakan penilaian tingkat konsistensi terhadap hasil pengukuran
bila dilakukan multiple measurement pada sebuah variable.
Setelah dilakukan uji reliabilitas dan validitas serta hasilnya menunjukkan
valid dan reliabel maka dilanjutkan dengan penyebaran kuesioner. Dalam
penelitian ini data merupakan skala ordinal yang berfungsi untuk menunjukkan
urutan peringkat. Menurut Aritonang (2005) data yang diperoleh melalui angket
tipe Likert dapat dianggap sebagai skala interval. Dari hasil penyebaran kuesioner
diperoleh data mengenai nilai masing-masing atribut baik untuk persepsi dan
keinginan pelanggan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian validitas dan reliabilitas
adalah sebagai berikut :
1. Uji Validitas, dengan
a. menentukan hipotesis untuk pengujian validitas, yang mana : H0 =
Skor butir pertanyaan valid H1 = Skor butir pertanyaan tidak valid
b. menentukan nilai r tabel Untuk menentukan nilai r tabel, terdapat dua
hal yang harus diperhatikan yaitu df (degree of freedom) dan
tingkat signifikansi. Rumus df = jumlah kuesioner – 2 dan tingkat
signifikansi ditentukan sendiri oleh peneliti.
c. mencari nilai r hitung dimana r hitung didapatkan dengan melihat
kolom Corrected Item-Total Correlation
d. mengambil keputusan, dengan dasar pengambilan keputusannya :
· apabila r hitung positif dan r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung
> r tabel), maka butir atau atribut dinyatakan valid
· apabila r hitung positif dan r hitung lebih kecil dari r tabel (r hitung
< r tabel), maka butir atau atribut dinyatakan tidak valid
· apabila r hitung bernilai negatif meskipun r hitung lebih besar dari r
tabel (r hitung > r tabel). Yang berarti juga atribut tersebut
dinyatakan tidak valid
Apabila dalam pengujian ini terdapat butir-butir yang tidak valid maka
butir-butir yang tidak valid dikeluarkan. Dan kemudian proses analisis
diulang untuk butir pertanyaan yang valid saja.
42
2. Uji reliabilitas, dengan :
a. menentukan hipotesis untuk pengujian reliabilitas, yang mana : H0 =
Skor butir pertanyaan reliabel H1 = Skor butir pertanyaan tidak
reliabel
b. menentukan nilai r tabel untuk menentukan nilai r tabel, terdapat dua
hal yang harus diperhatikan yaitu df (degree of freedom) dan
tingkat signifikansi. Rumus df = jumlah kuesioner - 2 dan tingkat
signifikansi ditentukan sendiri oleh peneliti.
c. mencari nilai r Alpha (hitung)
d. Dimana r hitung didapatkan dari nilai Alpha yang terletak diakhir
output
e. mengambil keputusan, dengan dasar pengambilan keputusannya :
· apabila r Alpha positif dan r Alpha lebih besar dari r tabel (r Alpha
> r tabel), maka butir atau atribut tersebut reliabel
· apabila r Alpha positif dan r Alpha lebih kecil dari r tabel (r Alpha
< r tabel), maka butir atau atribut tersebut tidak reliabel
· apabila r Alpha bernilai negatif meskipun r Alpha lebih besar dari r
tabel (r Alpha > r tabel). Yang berarti juga atribut tersebut tidak
reliabel
Adapun atribut pre sampling kuesioner pertama yang digunakan sebanyak
23 atribut, hasil pengujian menunjukan data reliabel tapi ada 6 atribut yang tidak
valid, dan hanya 17 atribut yang valid, kemudian dilakukan pengujian terhadap 17
atribut yang valid. Hasil pengujian tersebut menunjukkan hasil realibel tapi ada 2
atribut yang tidak valid, sehingga perlu dilakukan pengujian dengan menguji 15
atribut yang valid hingga data realibel dan valid. Hasil pengujian 15 atribut
menunjukkan data telah valid dan reliabel. Atribut pre sampling kuesioner
pertama yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.
43
Tabel 2. Atribut Pre Sampling Kuesioner Pertama Sebanyak 23 Atribut
No Atribut
1. Penyuluh melibatkan petani dalam penyusunan program penyuluhanmelalui lokakarya partisipatif.
2. Penyuluh mengundang petani untuk menghadiri pertemuankelompoktani
3. Penyuluh memfasilitasi terbentuknya gabungan kelompoktani danmembinaannya.
4. Penyuluh membuat hubungan kerjasama antara kelompoktani denganpihak lain.
5. Materi penyuluhan yang ditawarkan sesuai dengan yang dibutuhkanpetani
6. Penyuluh melakukan kunjungan kepada kelompoktani7. Penyuluh cepat tanggap dalam memberikan pelayanan8. Penyuluh merekap/ menanyakan masalah kepada petani dan
mencarikan solusi9. Penyuluh mengajarkan berbagai keterampilan usahatani serta
melakukan bimbingan dan penerapannya.10 Penyuluh yang menerima pertanyaan dapat langsung menjawab dan
mampu menjawab pertanyaan petani11. Penyuluh menghadiri pertemuan/ musyawarah yang diselenggarakan
oleh kelompoktani12. Penyuluh mengikutsertakan petani dalam studi banding, seminar atau
pelatihan pengembangan usahatani yang diadakan oleh kelembagaanpenyuluhan.
13. Penyuluh menyampaikan berbagai informasi dan teknologi usahatanisecara lengkap dan jelas
14. Penyuluh berusaha mengenal dan memberikan perhatian secaraindividu kepada petani yang sering melakukan konsultasi
15. Penyuluh menyediakan bahan bacaan, makanan dan minuman selamapenyuluhan
16. Kemampuan penyuluh dalam menggunakan bahasa setempat17. Kemampuan penyuluh dalam memberikan penjelasan secara tertulis18. Kemampuan penyuluh dalam meningkatkan produktivitas, kuantitas
dan kualitas komoditi usahatani19. Memberikan jasa pelatihan/kursus/ penerapan teknologi kepada petani
dengan sikap yang sopan dan ramah20. Kerapian dan kebersihan penampilan penyuluh
21. Ketepatan datang penyuluh saat akan memberikan penyuluhan
22. Kelengkapan dan kesiapan alat peraga penyuluhan
23 Penyuluh memiliki jiwa kepemimpinan, inisiatif dan kreativitas
44
4.4. Metode pengumpulan Data
Beberapa metode yang digunakan dalam pengumpulan data yakni dengan
metode wawancara langsung terhadap pihak-pihak terkait, penyebaran kuisioner
dan studi literatur. Data primer didapat melalui wawancara langsung dengan
responden untuk memperoleh informasi secara langsung mengenai karakteristik
responden, karakteristik usaha, pendapatan usaha serta tanggapan respon terhadap
kinerja penyuluh pertanian. Penggunaan kuisioner bermanfaat sebagai pemandu
agar pertanyaan-yang diajukan lebih terarah dan sesuai dengan tujuan penelitian.
Teknis penggunaan atau pengisian kuisioner oleh responden dipandu oleh peneliti.
Pengumpulan data dengan cara survei langsung dilapangan dengan
melakukan wawancara dan memberikan kuesioner kepada petani yang berada di
Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor dan dilakukan selama
bulan Juni 2010. Kuesioner dibuat dalam 3 (tiga) bagian, yaitu :
1. Bagian I : Latar belakang petani yaitu untuk mengetahui latar belakang
petani di Desa Situ Udik.
2. Bagian II : Untuk mengetahui bagaimana harapan petani terhadap kinerja
penyuluh pertanian, yang dinyatakan dengan tingkat kepentingan/ urgensi
masing-masing atribut yang mempengaruhi kualitas pelayanan. Masing-
masing variabel dinyatakan dalam skala Likert dari 1 – 5 yang
menunjukkan :
1. Sangat Penting diberi bobot 5;
2. Penting, diberi bobot 4;
3. Cukup Penting, diberi bobot 3;
4. Kurang penting, diberi bobot 2;
5. Tidak Penting, diberi bobot 1
3. Bagian III : Untuk mengetahui bagaimana persepsi petani terhadap kinerja
penyuluh pertanian, masing-masing variabel dinyatakan dalam skala Likert
1 - 5 yang menunjukkan :
1. Sangat Baik diberi bobot 5;
2. Baik, diberi bobot 4;
3. Cukup Baik, diberi bobot 3;
4. Kurang Baik, diberi bobot 2;
45
5. Tidak Baik, diberi bobot 1
Penelitian ini menggunakan dua variabel penelitian, yaitu variabel penting-
tidaknya pelayanan penyuluh pertanian yang merupakan harapan dari petani dan
variabel kepuasan yang menunjukkan kinerja penyuluh pertanian. Sebelum
digunakan, kedua alat ukur (kuesioner) telah diuji tingkat kesahihannya dan
tingkat reliabilitasnya sehingga dapat digunakan untuk mengukur variabel dengan
baik. Kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1.
4.5. Metode Analisis dan Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul diolah terlebih dahulu agar data-data tersebut
lebih sederhana dan rapi sehingga dalam penyajiannya nanti memudahkan peneliti
untuk kemudian dianalisis. Tahap pengolahan data meliputi editing, tabulasi dan
analisis. Setelah tahapan editing dan tabulasi selesai dilakukan, tahap selanjutnya
adalah analisis. Tahap analisis data dilakukan dengan menggunakan metode
Importance and Performance Analysis.
Pengukuran kepentingan dilakukan dengan menggunakan skala lima
tingkat Likert (Sugiyono, 2006) yang terdiri dari sangat penting (5), penting (4),
cukup penting (3), kurang penting (2) dan tidak penting (1). Hal yang sama
dilakukan bagi pengukuran kinerja, yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3),
kurang baik (2) dan tidak baik (1).
Berdasarkan hasil penilaian tingkat kepentingan dan hasil penilaian kinerja,
maka dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat
kepentingan dengan tingkat kinerja penyuluh pertanian. Tingkat kesesuaian adalah
hasil perbandingan skor kinerja/ pelaksanaan dengan skor kepentingan. Tingkat
kepentingan inilah yang menentukan urutan prioritas peningkatan faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan petani.
Dalam kajian ini terdapat dua buah peubah yang diwakilkan oleh huruf (X)
dan huruf (Y), dimana (X) merupakan tingkat kinerja penyuluh dan (Y) merupakan
tingkat kepentingan petani. Dalam ini digunakan rumus sebagai berikut :
46
Xi = ∑Xi Yi = ∑Yi , dimana :
n n
Xi = skor rataan kinerja tiap atribut
Yi = skor rataan kepentingan tiap atribut
n = jumlah responden
Untuk mengetahui skor rataan kinerja seluruh atribut (Xi) dilakukan
dengan menjumlahkan skor rataan (Xi) masing-masing atribut dibagi jumlah
atribut jasa yang digunakan. Begitu juga dalam menghitung tingkat rataan
kepentingan keseluruhan (Y), jumlah skor rataan kepentingan (Yi) seluruh atribut
dibagi dengan jumlah atribut yang digunakan, atau rumusnya :
Xi = ∑Xi Yi = ∑Yi , dimana K K
K = jumlah atribut kepuasan pelanggan
Skor rataan kinerja (Xi) dan kepentingan (Yi) untuk tiap-tiap atribut skor
rataan keseluruhan (X) dan skor rataan keseluruhan kepentingan (Y) digunakan
untuk membentuk diagram kartesius dari atribut yang mempengaruhi kepusaan
patani, dan berguna untuk penentuan titik berat usaha-usaha perbaikan untuk
atribut yang benar-benar dianggap penting saja.
IPA menggabungkan pengukuran atribut tingkat kepentingan dan tingkat
kinerja dalam grafik dua dimensi yang memudahkan penjelasan data dan
mendapatkan usulan praktis. Interpretasi grafik IPA, dimana grafik IPA dibagi
menjadi empat buah kuadran berdasarkan hasil pengukuran importance-
performance Analysis sebagaimana terlihat pada Gambar 2.
47
1 2
3 4
CenderungBerlebihan
PrioritasRendah
PertahankanKinerja
TingkatkanKinerja
Rendah Tinggi
Ting
giR
enda
h
KinerjaK
epen
tinga
n
Rat
a-ra
ta
Rata-rata
Gambar 2. Pembagian Kuadran Importance Performance Analysis(Sumber: John A. Martilla and John C. James, 1977, dengan modifikasi)13
Berikut penjelasan untuk masing-masing kuadran :
1. Kuadran Pertama, “Tingkatkan Kinerja” (high importance & lowperformance)Atribut yang terletak pada kuadran ini dianggap sebagai atribut yang
sangat penting oleh konsumen namun kinerja pada saat ini belum
memuaskan sehingga pihak manajemen berkewajiban mengalokasikan
sumber daya yang memadai untuk meningkatkan kinerja berbagai fatribut
tersebut. Atribut yang terletak pada kuadran ini merupakan prioritas untuk
ditingkatkan.
2. Kuadran Kedua, “Pertahankan Kinerja” (high importance & highperformance)
Atribut yang terletak pada kuadran ini dianggap sebagai atribut penunjang
bagi kepuasan konsumen sehingga pihak manajemen berkewajiban
memastikan bahwa kinerja institusi yang dikelolanya dapat terus
mempertahankan prestasi yang telah dicapai.
3. Kuadran Ketiga, “Prioritas Rendah” (low importance & low performance)
Atribut yang terletak pada kuadran ini mempunyai tingkat kinerja yang
rendah dan sekaligus dianggap tidak terlalu penting bagi konsumen,
13 John A. Martilla and John C. James. The Journal of Marketing, Vol. 41, No. 1 (Jan,1977), pp.77-79 (article consists of 3 pages). URL: http://www.jstor.org/stable/1250495
48
sehingga pihak manajemen tidak perlu memprioritaskan atau terlalu
memberikan perhatian pada faktor -faktor tersebut.
4. Kuadran Keempat, “Cenderung Berlebihan” (low importance & highperformance)
Atribut yang terletak pada kuadran ini dianggap tidak terlalu penting
sehingga pihak manajemen perlu mengalokasikan sumber daya yang
terkait dengan atribut tersebut kepada atribut lain yang mempunyai
prioritas penanganan lebih tinggi yang masih membutuhkan peningkatan,
semisal dikuadran keempat.
Ada dua macam metode untuk menampilkan data IPA yaitu: pertama
menempatkan garis perpotongan kuadran pada nilai rata-rata pada sumbu tingkat
kinerja dan sumbu tingkat kepentingan dengan tujuan untuk mengetahui secara
umum penyebaran data terletak pada kuadran berapa, kedua menempatkan garis
perpotongan kuadran pada nilai rata-rata hasil pengamatan pada sumbu tingkat
kinerja dan sumbu tingkat kepentingan dengan tujuan untuk mengetahui secara
spesifik masing-masing atribut terletak pada kuadran berapa. Metode yang kedua
lebih banyak dipergunakan oleh para peneliti.
Berikut prosedur berkaitan dengan penggunaan metode IPA:
· Penentuan atribut yang akan dianalisis,
· Melakukan survey melalui penyebaran kuesioner,
· Menghitung nilai rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja,
· Membuat diagram kartesius,
· Melakukan evaluasi terhadap atribut sesuai dengan kuadran masing-
masing.
4.6. Variabel Penelitian
Penelitian ini memfokuskan pada 8 (delapan) sub-variabel dari variable
fungsi pos penyuluhan sebagaimana diatur dalam pasal 16 UU Nomor 16 Tahun
2006, yakni : a. menyusun program penyuluhan; b. melaksanakan penyuluhan di
desa/ kelurahan; c. menginventarisasi permasalahan dan upaya pemecahannya; d.
Melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan
model usahatani bagi pelaku utama dan pelaku usaha; e. menumbuhkembangkan
49
kepemimpinan, kewirausahaan, serta kelembagaan pelaku utama dan pelaku
usaha; f. melaksanakan kegiatan rembuk, pertemuan teknis, temu lapang, dan
metode penyuluhan lain bagi pelaku utama dan pelaku usaha; g. memfasilitasi
layanan informasi, konsultasi, pendidikan, serta pelatihan bagi pelaku utama dan
pelaku usaha; dan h. memfasilitasi forum penyuluhan perdesaan. Dengan
mempertimbangkan (lima) kriteria dimensi kualitas pelayanan Rangkuti (2002),
yaitu: Responsiveness (ketanggapan), Reliabilitas (keandalan), Emphaty (empati),
Assurance (jaminan), Tangibles (bukti langsung). Operasionalisasi variabel
kedalam kriteria dimensi pelayanan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Operasionalisasi Variabel Kedalam Kriteria Dimensi Pelayanan
Kriteria Dimensi Atribut
Reliabilitas
(Keterpercayaan)
1. Penyuluh mengundang petani untuk menghadiripertemuan kelompoktani
2. Petugas membuat jalinan kerjasama antara
kelompoktani dengan pihak lain.
3. Kesesuaian materi penyuluhan yang ditawarkan dan
apa yang dibutuhkan petani
Responsiveness
(Ketanggapan)
1. Intensitas kunjungan petugas kepada kelompoktanidalam seminggu
2. Penyuluh cepat tanggap dalam memberi pelayanan
3. Penyuluh merekap/menanyakan masalah kepadapetani dan mencarikan solusi
4. Mengajarkan berbagai keterampilan usahatani sertamelakukan bimbingan dan penerapannya.
5. Petugas yang menerima pertanyaan dapat langsungmenjawab dan mampu menjawan pertanyaan petani
Emphati (Empati) 1. Petugas berusaha menghadiri pertemuan/musyawarah yang diselenggarakan olehkelompoktani
2. Menyediakan bahan bacaan, makanan dan minumanselama penyuluhan
Assurance
(Jaminan)
1. Kemampuan penyuluh dalam meningkatkanproduktivitas, kuantitas dan kualitas komoditiusahatani
2. Memberikan jasa pelatihan/kursus/ penerapanteknologi kepada petani dengan sikap yang sopan
50
dan ramah
Tangibles
(Bukti Langsung)
1. Kemampuan petugas dalam menggunakan bahasasetempat
2. Kemampuan petugas dalam memberikan penjelasansecara tertulis
3. Kelengkapan dan kesiapan alat peraga
Selanjutnya, kedelapan variabel tadi dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk
indikator-indikatornya, yang pengukurannya menggunakan skala Likert, yang
dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknis persentase dan kemudian
diinterpretasikan secara naratif. Operasionalisasi variabel kedalam indikator dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Operasionalisasi Variabel Kedalam Indikator
No Atribut Indikator
1. Penyuluh mengundangpetani untukmenghadiri pertemuankelompoktani
1. Tidak pernah mengundang
2. Kurang dari sepuluh kali mengundang
3. Lebih dari sepuluh kali mengundang
4. Lebih dari duapuluh kali mengundang
5. Lebih dari tiga puluh kali mengundang
2. Penyuluh membuathubungan kerjasamaantara kelompoktanidengan pihak lain.
1. Tidak ada kerjasama dengan pihak lain
2. Pernah direncanakan tapi belumdimusyawarahkan
3. Sudah pernah di musyawarakan, tapi tidakjadi
4. Sudah dibuat, tapi gagal
5. Kerjasama dengan pihak lain sudah berjalan
3. Materi penyuluhanyang ditawarkansesuai dengan yangdibutuhkan petani
1. Materi penyuluhan tidak sesuai dengankebutuhan
2. Materi penyuluhan 25% sesuai dengankebutuhan
3. Materi penyuluhan 50% sesuai dengankebutuhan
4. Materi penyuluhan 75% sesuai dengankebutuhan
5. Materi penyuluhan sangat sesuai dengan
51
kebutuhan
4. Penyuluh melakukankunjungan kepadakelompoktani
1. Penyuluh belum pernah melakukankunjungan
2. Penyuluh 6 bulan sekali melakukankunjungan
3. Penyuluh tiga bulan sekali melakukankunjungan
4. Penyuluh sebulan sekali melakukankunjungan
5. Penyuluh dua minggu sekali melakukankunjungan
5. Penyuluh cepattanggap dalammemberikanpelayanan
1. Acuh tak acuh dalam memberi pelayanan
2. Tidak langsung menanggapi dan diam saja
3. Langsung menanggapi tapi tidak memberikansolusi
4. Langsung menanggapi dan memberikansolusi
5. langsung menanggapi dan memberikan solusicepat
6. Penyuluh merekap/menanyakan masalahkepada petani danmencarikan solusi(sikap proaktif)
1. Penyuluh tidak pernah menanyakan masalahkepada petani
2. Tidak bertanya, tapi memberikan solusi
3. Bertanya, tapi tidak memberikan solusi
4. Kadang-kadang Bertanya dan memberikansolusi
5. Penyuluh sering menanyakan masalah kepadapetani dan memberikan solusi
7. Penyuluh mengajarkanberbagai keterampilanusahatani sertamelakukan bimbingandan penerapannya.
1. Penyuluh tidak pernah mengajarkanketampilan
2. Keterampilan dilakukan setahun sekali
3. Keterampilan diberikan enam bulan sekali
4. Keterampilan diberikan tiga bulan sekali
5. Keterampilan diberikan sebulan bulan sekali
8. Penyuluh yangmenerima pertanyaandapat langsungmenjawab dan mampumenjawab pertanyaan
1. Acuh tak acuh dalam memberi pelayanan
2. Tidak langsung menjawab dan diam saja
3. Langsung menanggapi tapi tidak bisamenjawab
52
petani 4. Langsung menanggapi tapi menundamemberikan jawaban
5. Langsung menjawab dan mampu menjawabdengan baik
9. Penyuluh menghadiripertemuan/musyawarah yangdiselenggarakan olehkelompoktani
1. Penyuluh tidak pernah menghadiri pertemuankelompoktani dan tanpa alasan
2. Penyuluh tidak pernah menghadiri pertemuankelompoktani tapi sudah izin
3. Penyuluh menghadiri pertemuankelompoktani tapi diwakilkan
4. Penyuluh kadang-kadang menghadiripertemuan kelompoktani
5. Penyuluh selalu menghadiri pertemuankelompoktani
10. Penyuluhmenyediakan bahanbacaan, makanan danminuman selamapenyuluhan
1. Penyuluh tidak pernah menyediakan bahanbacaan, makanan dan minuman selamapenyuluhan
2. Hanya menyediakan bahan bacaan selamapenyuluhan
3. Hanya menyediakan makanan dan minumanselama penyuluhan
4. Kadang-kadang menyediakan bahan bacaan,makanan dan minuman selama penyuluhan
5. Selalu menyediakan bahan bacaan, makanandan minuman selama penyuluhan
11. Kemampuan penyuluhdalam meningkatkanproduktivitas,kuantitas dan kualitaskomoditi usahatani
1. Penyuluh tidak mampu meningkatkanproduktivitas, kuantitas dan kualitaskomoditi.
2. Penyuluh mampu meningkatkanproduktivitas, kuantitas dan kualitas komoditisebesar 25%
3. Penyuluh mampu meningkatkanproduktivitas, kuantitas dan kualitas komoditisebesar 50%
4. Penyuluh mampu meningkatkanproduktivitas, kuantitas dan kualitas komoditisebesar 75%
5. Penyuluh mampu meningkatkanproduktivitas, kuantitas dan kualitas komoditisebesar 100%
53
12. Memberikan jasapelatihan/kursus/penerapan teknologikepada petani dengansikap yang sopan danramah
1. Tidak ramah dan kasar
2. Tidak ramah, tidak kasar
3. Ramah dan tidak kasar
4. Ramah dan menggunakan bahasa yang baik
5. Ramah, menggunakan bahasa yang baik dansantun
13. Kemampuan penyuluhdalam menggunakanbahasa setempat
1. Penyuluh tidak bisa bahasa setempat
2. Penyuluh bisa bahasa setempat, tapi masihgugup dan ragu
3. Penyuluh bisa bahasa setempat, kadang aktiftapi masih gugup
4. Penyuluh lancar menggunakan bahasasetempat
5. Penyuluh aktif dan respon berkomunikasi
14. Kemampuan penyuluhdalam memberikanpenjelasan secaratertulis
1. Penyuluh tidak bisa memberikan penjelasansecara tertulis
2. Penyuluh bisa memberikan penjelasan secaratertulis, tetapi masih gugup dan ragu
3. Penyuluh bisa memberikan penjelasan secaratertulis, kadang aktif tapi masih ragu
4. Penyuluh bisa memberikan penjelasan secaratertulis
5. Penyuluh Aktif dan respon memberikanpenjelasan secara tertulis
15. Kelengkapan dankesiapan alat peragapenyuluhan
1. Tidak ada alat peraga yang digunakan
2. Alat peraga tidak lengkap dan tidak siap
3. Alat peraga lengkap tapi tidak siap
4. Alat peraga cukup lengkap dan siap
5. Alat peraga selalu lengkap dan siapdigunakan
Recommended