View
218
Download
1
Category
Preview:
DESCRIPTION
jnjb j
Citation preview
Jenis Aborsi
Ilmu Kedokteran membedakan antara abortus yang terjadi dengan sendirinya
atau tanpa kesengajaan, yang disebut abortus spontaneous dan abortus yang terjadi
dengan kesengajaan disebut abortus provocatus.
Abortus Spontaneous adalah proses keluarnya embrio atau fetus akibat
kecelakaan, ketidaksengajaan atau penyebab alami lainnya yang mengakibatkan
terhentinya kehamilan sebelum minggu ke-22. Aborsi spontan juga bisa di
definisikan sebagai aborsi yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis
ataupun medis, tetapi disebabkan semata-mata oleh faktor-faktor alamiah. Abortus
macam ini, bisa terjadi akibat keracunan, kecelakaan, kaget, terpukul atau penyakit
yang diderita oleh calon ibu, seperti penyakit cacar, sifilis dan kencing manis. Akan
tetapi penyebab yang paling dominan (50-60%) adalah cacatnya bibit, yakni telur
atau sperma yang tidak sempurna. Dengan demikian, abortus spontaneous terjadi
dengan sendirinya dan diluar kemampuan orang yang bersangkutan untuk
menghindarinya.
Menurut Rustam Mochtar dalam Muhdiono, pengeluaran hasil konsepsi
abortus spontaneous terbagi menjadi :
a. Abortus completes (keguguran lengkap) artinya seluruh hasil konsepsi
dikeluarkan sehingga rongga rahim kosong.
b. Abortus inkompletus (keguguran bersisa) artinya hanya ada sebagian dari
hasil konsepsi yang dikeluarkan yang tertinggal adalah deci dua dan plasenta
c. Abortus iminen, yaitu keguguran yang membakat dan akan terjadi dalam hal
ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obat
hormonal dan anti pasmodica
d. Missed abortion, keadan di mana janin sudah mati tetapi tetap berada dalam
rahim dan tidak dikeluarkan selama dua bulan atau lebih.
e. Abortus habitualis atau keguguran berulang adalah keadaan dimana penderita
mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih.
f. Abortus infeksious dan abortus septic, adalah abortus yang disertai infeksi
genital.
Sementara itu, abortus provocatus dapat dibedakan pula atas abortus
artificialis therapicus dan abortus provocatus criminalis. Abortus artificialis
therapicus adalah abortus yang dilakukan oleh dokter atas dasar indikasi medis.
Abortus jenis ini dilakukan untuk menjaga kepentingan ibu, baik fisik maupun
mental. Misalnya, kehamilan yang membahayakan jiwa si ibu jika diteruskan, karena
menderita penyakit penyakit yang sudah berat, seperti penyakit TBC, dan penyakit
ginjal. Sedangkan abortus provocatus criminalis adalah abortus yang dilakukan tanpa
dasar medis. Abortus jenis ini terkadang dilakukan orang untuk meniadakan hasil
hubungan seks di luar pernikahan atau untuk mengakhiri kehamilan yang tidak
dikehendaki karena alasan ekonomi dan lain-lain. Banyak pihak tidak menyetujui
abortus jenis terakhir berdasarkan pertimbangan etika, namun di beberapa negara
banyak yang melakukannya.
Alasan Perempuan Melakukan Aborsi
Aborsi memang belum disahkan secara hukum di Indonesia. Namun bukan berarti
kasus aborsi tidak ada di tanah air. Ada beberapa alasan mengapa perempuan
melakukan aborsi. Bisa karena alas an medis atau alasan pribadi. Inilah beberapa
alasan mengapa perempuan melakukan aborsi.
1. Alasan Medis
a) Kadang kondisi rahim perempuan hamil yang tidak kondusif untuk
perkembangan janin. Dalam kasus ini aborsi bisa dilakukan.
b) Dalam beberapa kasus medis, ada perempuan yang mengalami kerusakan
atau kelainan pada organ reproduksi sehingga berbahaya bagi janin. Jika
dokter mendiagnosis ada kerusakan maka aborsi bisa dilakukan.
c) Kelainan genetik yang akan memnyebabkan kelainan pada anak setelah
lahir juga merupakan alasan mengapa banyak perempuan memilih aborsi.
Kelainan genetik ini dapat diketahui dengan bantuan tes darah. Jika
hasilnya tidak memuaskan maka aborsi dapat dilakukan.
d) Kadang-kadang, pertumbuhan janin bisa membahayakan kesehatan ibu
yang membawanya ke ambang kematian. Dalam kasus ini, perempuan
dapat melakukan aborsi untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
e) Jika seorang perempuan menderita penyakit seperti penyakit jantung,
AIDS atau penyakit menular seksual, dia dapat melakukan aborsi.
2. Alasan Pribadi
a) Sebuah kehamilan yang terjadi akibat perkosaan dapat digugurkan karena si
perempuan ingin menghilangkan trauma. Anak yang dikandungnya dapat
menjadi pengingat pengalaman mengerikan di masa lalu.
b) Kadang seorang perempuan merasa tidak yakin secara finansial untuk
merawat dirinya dan bayi yang dikandungnya. Belum lagi si suami tidak mau
bertanggung jawab dengan meninggalkan si istri atau mengganggur. Karena
alasan ekonomi sangat mungkin si perempuan melakukan aborsi.
c) Banyak perempuan menikah memilih aborsi karena si suami tidak mau
membesarkan anak bersama sebagai orangtua. Si perempuan kemudian tidak
merasa aman secara finansial dan takut si suami akan meninggalkannya.
d) Adanya desakan dari orangtua dan kecaman sosial terhadap perempuan yang
hamil di luar nikah adalah alasan lain mengapa banyak perempuan memilih
aborsi. Banyak sekali orangtua yang memaksa anak perempuan yang belum
menikah untuk melakukan aborsi hanya untuk menyelamatkan muka di depan
masyarakat dan kerabat lainnya.
e) Banyak juga kasus perempuan yang melakukan aborsi akibat kontrasepsi yang
gagal.
Alwi, Zulfahmi. 2013. Abortus dalam Pandangan Hukum Islam Vol. 10, Nomor 2,
Desember. UIN Alauddin.
Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC. Hlm. 209-217.
Recommended