View
239
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
7/22/2019 Jurnal penilitian TA skripsi
1/16
1
ANALISA DETERIORASI KOMPONEN
JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN
PERMODELAN FAULT TREE
( STUDI KASUS JEMBATAN AIR OGAN I DAN
OGAN II )
Mona Foralisa Toyfur1, Helson Mebro
2
1Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sriwijaya
(Jl. Raya Prabumulih KM 32 Indralaya, Sumatera Selatan)
Email : mforalisa@yahoo.com2Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sriwijaya
(Jl. Raya Prabumulih KM 32 Indralaya, Sumatera Selatan)
Email : mebronizer@ymail.com
ABSTRAK
Perkembangan ekonomi suatu negara sangat tergantung pada ketersediaan infrastruktur,termasuk jembatan. Melihat pentingnya fungsi dari suatu jembatan, maka pemeliharaan jembatan
harus diperhatikan untuk mempertahankan kinerja jembatan. Oleh sebab itu perlu dikembangkan
Sistem Manajemen Jembatan ( Bridge Management System ) untuk mendukung
pemeriksaan,pemeliharaan dan rehabilitasi jembatan agar kinerja jembatan dapat dipertahankan
semaksimal mungkin.
Salah satu komponen Sistem Manajemen Jembatan yang penting adalah Model Deteriorasi
yang dapat memberi gambaran tentang penurunan kondisi yang terjadi pada jembatan. Dalam
penelitian ini, Model Deteriorasi dikembangkan berdasarkan Nilai Kondisi yang diperoleh dari
pemeriksaan kondisi jembatan. Permodelan yang diambil berupa permodelan fault tree yang
mempertimbangkan kerusakan komponen jembatan disertai pengaruh lingkungannya.Subjek penelitian adalah Jembatan Ogan I dan Ogan II Kertapati Palembang. Pengumpulan
data dilakukan dengan (1) mengambil data sekunder melalui jurnal, penelitian terdahulu dan studi
pustaka. (2) Data primer berdasarkan tinjauan langsung di lapangan.
Hasil penelitian ini menunjukkan permodelan deteriorasi yang menggambarkan penurunan
kondisi Jembatan Ogan I dan Ogan II. Sehingga dapat terlihat kondisi jembatan saat ini serta
dapat juga diketahui jenis penanganan yang harus dilaksanakan agar kinerja jembatan tetap
optimal.
Kata kunci ; jembatan, nilai kondisi, model deteriorasi
1. PENDAHULUANSistem infrastruktur seperti jembatan dan
struktur jalan adalah kunci dari jaringantransportasi. Jembatan dapat dikatakan sebagaisalah satu peralatan yang tertua di dalamperadaban manusia. Jembatan dapat didefinisikansebagai suatu struktur yang memungkinkan rutetransportasi yang melintasi sungai, danau, jalankereta api dan lain-lain. Melihat pentingnya fungsidari suatu jembatan, maka pemeliharaan jembatanharus diperhatikan untuk mempertahankan kinerja
jembatan.
Penurunan kondisi jembatan ( deteriorasi )sangat mempengaruhi kinerja dari jembatan itusendiri. Seringkali deteriorasi dipengaruhi olehusia jembatn, lingkungan sekitar jembataan yang
tidak terpelihara dengan baik, cuaca sertakepadatan lalu lintas yang melintasi jembatantersebut.
Jembatan yang dijadikan objek penelitianadalah Jembatan Ogan I dan Ogan II Kertapati
Palembang. Jembatan ini dipilih karena memilikilalu lintas yang padat sehingga memerlukan
penanganan yang lebih dari pemerintah.
7/22/2019 Jurnal penilitian TA skripsi
2/16
2
Komponen yang dianalisis pada penelitian initerbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu lantaikendaraan, struktur atas dan struktur bawahjembatan. Tiga bagian ini memegang perananpenting dalam menentukan kondisi dari JembatanOgan I dan Ogan II. Hal ini disebabkan karenatiga komponen ini mengalami deteriorasi akibat
usia pakai yang sudah cukup tua serta lalu lintaspadat yang melintasi kedua jembatan.
Permodelan yang dipakai untukmenggambarkan deteriorasi yang terjadi padaJembatan Ogan I dan Ogan II adalah PermodelanFault Tree. Permodelan ini mampumemperlihatkan deteriorasi yang terjadi padakomponen-komponen jembatan. Selain itu,keuntungan permodelan ini juga mampumenunjukkan adanya pengaruh interaksi antarkomponen jembatan yang mengalami deteriorasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untukmenganalisa model deteriorasi antar komponenJembatan Ogan I dan Ogan II menggunakanpermodelan Fault Tree berdasarkan data dari
BMS (Bridge Management System) Bina Marga.
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah :
a. Mengamati secara visual kerusakankomponen jembatan berdasarkandata primer dan sekunder.
b. Permodelan deteriorasi jembatanberupa PermodelanFault Tree.
2. TINJAUAN PUSTAKA1) Jembatan
System infrastruktur seperti jembatan danstruktur jalan adalah kunci dari jaringantransportasi (Sukuwan dan Hadikusumo,2010).Jembatan adalah suatu struktur yangmemungkinkan route transportasi melintasisungai, danau, kali, jalan raya, jalan KeretaApi, dan lain-lain ( manu, 1995 ).Jembatan dapat dibagi atas dua bangunan
utama :a. Bangunan atas.b. Bangunan bawah.
Beberapa bagian pokok jembatan :
a. Bangunan atas adalah bagian yang berada diatas suatu jembatan, berfungsi menampung
beban-beban yang ditimbulkan oleh lalu lintasorang, kendaraan, dan lain-lain dan kemudianmenyalurkannya kepada bangunan bawah.
b. Plat lantai merupakan komponen jembatanyang memiliki fungsi utama untuk
mendistribusikan beban sepanjang potonganmelintangjembatan.
c. Landasan bagian ujung bawah dari suatubangunan atas yang berfungsi menyalurkangaya-gaya reaksi dari bangunan atas kepadabangunan bawah.
d. Bangunan bawah adalah bagian yangumumnya terletak di bagian bawah suatujembatan. Bagian ini berfungsi untuk
menerima beban yang diterima bangunan ataslalu meneruskan beban tersebut ke pondasijembatan.
e. Oprit adalah timbunan tanah padat yangterletak dibelakan abutment. Berfungsi untukmenghindari terjadinya penurunan yang akanmengganggu pengendara yang akan melintasdi atas jembatan. Selain itu untuk menghindarikerusakan pada expantion joint antarabangunan atas dan abutment.
f. Abutment adalah kepala jembatan yangmerupakan bagian jembatan yang teletak padaujung-ujung jembatan. Berfungsi sebagai
pendukung bangunan atas dan penahan tanah.g. Pondasi merupakan bagian bawah jembatan
yang berfungsi untuk menerima beban-beban
dari banguna bawah jembatan dan langsungmenyalurkannya ke tanah.
h. Pilar jembatan berupa bagian bawah jembatanyang biasanya terletak di antara dua buah
abutment dengan jumlah tergantung dengankeperluan. Pelar ini hanya berfungsi sebagaipedukung bangunan atas. Seringkali pilar ini
tidak diperlukan.i. Bangunan pengaman adalah bangunan yang
berfungsi sebagai pengaman jembatan darisungai yang bersangkutan
2) Bridge Management System ( BMS )Bridge Management System ( BMS ) atau
Sistem Manajemen Jembatan adalah suatupaket operasional,berupa metode, prosedur,data, perangkat lunak, kebijakan dan lain-lain,yang menghubungkan dan memungkinkanpelaksanaan aktivitas-aktivitas yang terlibat
dalam manajemen jembatan. Sistemmanajemen jembatan dirancang untukmemaksimalkan fungsi ketersediaan data danmenentukan strategi optimal untukmenampilkan peningkatan jembatan denganbiaya yang sangat efektif (Sukuwan danHadikusumo,2010).
Pemerintah Indonesia, melalui Direktorat
Jendral Bina Marga, melihat kebutuhan akansuatu system manajemen jembatan untukmengelola jembatan-jembatan yang ada diIndonesia. Pada tahun 1991 Bina Marga
berhasil menyusun Sistem ManajemenJembatan (SMJ) atau yang lebih dikenal
7/22/2019 Jurnal penilitian TA skripsi
3/16
3
Bridge Management System (BMS), dimanapenyusunan ini dibantu dengan salah satukonsultan Australia, yaitu SMEC-KinHill.Sejak tahun 1992 BMS telah diterapkan diseluruh provinsi Indinesia. Selanjutnyapembahsan BMS dalam tinjauan pustaka inimengacu pada BMS 1992 Bina Marga.
BMS dibagi dalam beberapa komponen untukdikembangkan. Komponen-komponen tersebutadalah :
Pemeriksaan Pemeliharaan Perencanaan dan pembuatan
desain
Pengawasan pelaksanaankonstruksi
Suplai dan penyimpanan materialjembata
3) Penilaian Elemen JembatanNilai kondisi suatu jembatan ditentukan
oleh beberapa hal yang ditinjau dari segistruktur, kerusakan dan volume atau
perkembangan kerusakan, serta apakah elementersebut masi berfungsi atau tidak, dan apakahterdapat pengaruh kerusakan yang ada padaelemen yang bersangkutan pada elemen yanglain.
Nilai kondisi merupakan suatu nilaitertentu pada setiap pemeriksaan jembatan.Nilai kondisi ini dapat juga menjelaskanmengenai kuantitas dan kualitas suatu jeniskerusakan pada elemen, walaupun elemen
tersebut masih tetap dapat berfungsi.
Tabel 1Nilai Kerusakan Pada Jembatan
No. Jenis KerusakanNIlai Kerusakan
0 1
1 Segi Struktur Jika kerusakan struktur
tidak berbahaya
Jika kerusakan struktur
berbahaya
2 Segi Tingkat Kerusakan Jika kerusakan tidak parah Jika kerusakan struktur
parah
3 Segi Perkembangan(Volume kerusakan)
Jika 50% elemen yangditinjau mengalami
kerusakan
4 Berdasarkan Fungsi
Elemennya
Jika elemen tersebut masih
dapat berfungsiberdasarkan persyaratan
Jika elemen tersebut tidak
lagi berfungsi berdasarkanpersyaratan
5 Berdasarkan Pengaruh
Kerusakan Elemen
Tersebut Terhadp ElemenLain Atau Pemakai Jalan
Jika kerusakan tidak
mempengaruhi elemen
lain
Jika kerusakan
mempengaruhi elemen lain
Berdasarkan tabel nilai kondisi di atas, maka NilaiKondisi Jembatan adalah jumlah total dari nilaikerusakan jembatan, bisa dihitung dengan
persamaan berikut :
Nilai Kondisi = Nilai Kerusakan (1)+NilaiKerusakan (2)+Nilai Kerusakan (3)+ NilaiKerusakan (4)+Nilai Kerusakan (5) ............ (1)
Sehingga didapat angka antara 0 sampaidengan 5 yang akan dijelaskan pada Tabel 2.
7/22/2019 Jurnal penilitian TA skripsi
4/16
4
Tabel 2 Skala Nilai Kondisi Elemen (BMS)Penilaian Persentase Kerusakan Uraian
0 0%Tidak ada kerusakan dimana elemen
jembatan dalam keadaan baik.
1 0% < % Kerusakan 20%
Terjadi kerusakan ringan yang dapat
ditangani dengan pemeliharaan rutin.
Kerusakan tidak mempengaruhi fungsi atau
keselamatan jalan.
2 20% < % Kerusakan 40%
Terjadi kerusakan tapi dapat ditunda
perbaikannya. Jika tidak diperbaiki,
kerusakan harus dipantau secara berkala.
3 40% < % Kerusakan 60%
Kerusakan cukup parah yang memerlukan
perbaikan secepatnya dalam kurun waktu 12
bulan.
4 60% < % Kerusakan 80%
Kerusakan yang berbahaya karena elemen
jembatan dalam keadaan kritis dan
memerlukan penanganan secepatnya.
5 80% < % Kerusakan 100% Elemen jembatan sudah tidak berfungsi.
4) PermodelanFault TreeMenurut Dunker dan Rabbat, nilai
(rating) kondisi jembatan merefleksikan
deteriorasi fisik karena pengaruh-pengaruh
lingkungan dan lalu lintas, sedangkan nilai
kewajaran (appraisal rating) jembatan
mengindikasikan perubahan-perubahan
pada volume lalulintas dan kapasitas beban
yang ada, sesuai dengan standar kemanan
yang berhubungan dengan geometri dan
ruang bebas jembatan. Selain itu
dinyatakan pula bahwa defisiensi yang
terjadi pada komponen-komponen
jembatan terkait erat dengan
deteriorasi/memburuknya fisik komponen
yang disebabkan oleh pengaruh faktor-
faktor eksternal, seperti : kondisi
lingkungan, pola kebijakan pemanfaatan
dan pemeliharaan, serta faktor-faktor lain
yang tak terantisipasi sebelumnya. Namun
demikian disamping faktor-faktor eksternaltersebut, interaksi antar komponen
jembatan juga akan mempengaruhi kondisi
dan laju deteriorasi jembatan secara
keseluruhan, sebagaimana hasil studi yang
telah dilakukan oleh Sianipar dan Adams
serta Johnson.
Penelitian yang dilakukan oleh
Sianipar Adams ini dilakukan dengan
Fault-Tree Analysisdengan jumlah elemen
terkecil dari model adalah sebanyak 17
elemen. Meskipun permodelan ini menjadi
salah satu titik awal dalm permodelan
deteriorasi jembatan, namun model Fault
Treeini tidak mampu menunjukkan adanya
interaksi antar komponen dalam
penurunan kondisi ( deteriorasi ) jembatan.
LeBeau dan Widia-Facetti ( 2000 )
mengembangkan sistem manajemen
jembatan yang memperhitungkan
kemungkinan adanya interaksi antar
elemen dalam memprediksi deteriorasi
jembatan. Mereka menggunakan
pendekatan Fault Tree pada permodelan
interaksi antar elemen dalam deteriorasijembatan.
7/22/2019 Jurnal penilitian TA skripsi
5/16
5
Gambar 2Fault tree events(LeBeau dan Wadia Fascetti,2000)
Dimana symbol ( ) mewakili penyaatuaan dua eventatau lebih.
3. METODOLOGI PENELITIANMetodologi menjelaskan langkah-langkah
yang dilakukan dalam studi ini, mulai dari studipustaka, tinjauan lapangan, pengolahan data,
analisis data, input data dalam model, analisa danpembahasan fault tree model. Data-dat kerusakan
Jembatan Ogan I dan Ogan II yang didapatberdasarkan data yang berasal dari Direktorat
Jenderal Bina Marga Satuan Kerja Non VertikalTertentu ( SNVT )Perencanaan dan PengawasanJalan dan Jembatan Metropolitan Palembang.
.
Gambar 3Diagram Alir Penelitian
7/22/2019 Jurnal penilitian TA skripsi
6/16
6
4. HASIL DAN PEMBAHASANPermodelan Fault Tree ini menunjukkan
deteriorasi dari Jembatan Ogan I dan Ogan II.Selain itu interaksi dari komponen-komponen
jembatan yang mengalami dateriorasi dapatterlihat pada permodelan ini.
Jembatan yang dibahas adalah Jembatan AirOgan I dan Ogan II Kertapati Palembang. Datayang diambil adalah data yang tercatat padaLaporan Pemeriksaan Mendetail Jembatan diPalembang Tahun 2009. Untuk kedua jembatan
tersebut hanya memiliki data historis pemeriksaandetail jembatan pada tahun 2009.
Kerusakan Komponen Jembatan
Menghitung persentase kerusakan padajembatan menggunakan rumus :Persentase Kerusakan= (KerusakanKomponen : Jumlah Total Kerusakan) x100%
A. Jembatan Ogan IBerikutnya pada Tabel 3 akan
digambarkan lebih detail lagi kerusakanpada komponen-komponen tersebut.
Table 3 Detail Kerusakan Komponen Jembatan Ogan I
Komponen Kerusakan Jumlah
Persntase
Kerusakan
(%)
Balok Penahan Gempa Hilang 1 2,86 %
Bangunan Tegak Pelengkung Pecah 2 5,71 %
Expantion Joint Terisi Total 1 2,86 %
Kepala Tiang Keropos 1 2,86 %
Aus 8 22,86 %
Lantai Retak 7 19,99 %
Lapisan Permukaan Lapisan Perkerasan Berlebih 2 5,71 %
Pasangan Batu Hilang 1 2,86 %
Pilar Dinding/Kolom Aus 3 8,57 %
Pipa Cucuran Tersumbat 3 8,57 %
Hilang 1 2,86 %
Sandaran Penurunan mutu 1 2,86 %
Tiang Pancang Korosi 1 2,86 %
Berdasarkan Table 3 di atas, struktur bawahbanyak mengalami kerusakan diakibatkanpengikisan pada daerah-daerah tertentuseperti kepala tiang serat kolom. Sedangkan
untuk struktur bangunan atas banyak terjadideformasi. Detail kerusakan di atasdijadikan dasar untuk melihat deteriorasiyang terjadi pada Jembatan Ogan I.
Tabel 4.3. Hasil pemeriksaan pada pemeliharaan rutin ( Sumber : Laporan Pemeriksaan MendetailJembatan )
Pertanyaan *Pemeliharaan
RutinYa
Pemeliharaan
RutinTidak
1 0 0% 3 100%2 3 100% 0 0%
3 3 100% 0 0%
4 2 66,67% 1 33,33%
5 1 33,33% 2 66,67%
6 2 66,67% 1 33,33%
7 3 100% 0 0%
Rata-rata 66,67% 33,33%
7/22/2019 Jurnal penilitian TA skripsi
7/16
7
*) Keterangan:1 = Apakah ada penumpukan puing ataurintangan di sungai?2 = Apakah ada penumpukan kotoran padaelemen jembatan?3 = Apakah ada tumbuhan liar?4 = Apakah pipa cucuran air di lantai ada
yang tersumbat?5 = Apakah drainase di daerah timbunantidak cukup?6 = Apakah ada lubang dan permukaanyang bergelombang?7 = Apakah sandaran perlu di-cat?
Pada data di atas terlihatpemeliharaan rutin yang dilakukanberdasarkan BMS. Pemeliharaan ini tetapberpengaruh juga dalam kerusakankomponeen jembatan. Untuk beberapa poin
pemeliharan tidak dilaksanakan denganbaik. Misal pada pemeliharaan drainase
pada timbunan ( point 5 ), hal ini akanmempercepat terjadinya deteriorasiJembatan Ogan I.
Nilai Kondisi jembatan dinilaiberdasarkan BMS dan dilakukan olehinspektorat yang telah berpengalaman sertamemiliki lisensi. Nilai Kondisi akan
menggambarkan kondisi dari masing-masing komponen jembatan yang telahmengalami deteriorasi. Seperti terlihat padaNilai Kondisi untuk expantion jointadalah (3,5 ), menurut skala BMS ( Tabel 2 ) nilaiini sudah menunjukkan tingkat yang cukupparah dan perlu dilakukan tindakanperbaikan. Selanjutnya Nilai Kondisi untuklapisan permukaan, kolom dan pipa cucuranyang sudah berada pada angka ( 4 )menunjukkan bahwa kondisi komponen
tersebut sudah berbahaya.
Tabel 4Tabel Nilai Kondisi Rata-Rata Jembatan Ogan I
Komponen PosisiNilai
Kondisi
Niali Kondisi Rata-
Rata(%)
Balok Penahan gempa Pilar 1 3 3
Bangunan Pelengkung Bentang 3 3 3
Dinding Tegak Pelengkung Bentang 3 3 3
Expantion Joint Sepanjang bentang 33,5
Sepanjang bentang 4Kepala Tiang Pilar 2 2
3,2
Kepala Tiang Pilar 3 2
Kepala Tiang Pilar 4 2
Kepala Tiang Pilar 1 3
Kepala Tiang Pilar 1 4
Kepala Tiang Pilar 2 4
Kepala Tiang Pilar 2 4
Kepala Tiang Pilar 3 4
Kepala Tiang Pilar 4 4
Lantai Bentang 1 3
3
Lantai Bentang 2 3
Lantai Bentang 2 3
Lantai Bentang 3 3
Lantai Bentang 3 3
Lantai Bentang 4 3
Lantai Bentang 5 3
Lapisan Permukaan Sepanjang bentang 4 4
Pilar Dinding/Kolom Pilar 1 4
4Pilar Dinding/Kolom Pilar 3 4
Pilar Dinding/Kolom Pilar 4 4
Pipa Cucuran Sepanjang bentang 4
4Pipa Cucuran Sepanjang bentang 4
Pipa Cucuran Bentang 1 3
Pipa Cucuran Bentang 2 5
Tiang Pancang Pilar 1 3 3Tiang Pancang Pilar 2 3
7/22/2019 Jurnal penilitian TA skripsi
8/16
8
Tiang Pancang Pilar 3 3
Tiang Pancang Pilar 4 3
Dalam kasus ini, fault tree
model diturunkan berdasarkan hasil
pengolahan data, dan akan dibahas
deteriorasi jembatan akibat kerusakan
komponen jembatan, dan pengaruh
lingkungan sekitar jembatan terhadap
deteriorasi jembatan secara keseluruhan.
.
B. Jembatan Ogan IITable 5 Detail Kerusakan Komponen Jembatan Ogan II
Komponen Kerusakan JumlahPersentase
Kerusakan (%)
Expantion Joint Beda tinggi 1 4,545 %
Hilang 1 4,545 %
Kepala Tiang Keropos 2 9,09 %
Lantai Retak 5 22,73 %
Pilar Dinding/Kolom Keropos 5 22,73%Pipa Cucuran Tersumbat 2 9,09 %
Tiang Pancang Korosi 5 22,73 %
Timbunan Penurunan 1 4,54 %
Berdasarkan Table 5 di atas,
struktur bawah banyak mengalami
kerusakan diakibatkan korosi.
Sedangkan untuk struktur bangunan atas
banyak terjadi deformasi. Detail
kerusakan di atas dijadikan dasar
uuntuk melihat deteriorasi yang terjadi
pada Jembatan Ogan II.
Tabel berikut adalah tabel yang
menunjukkan pemeliharaan rutin yang
dilakukan pada Jembatan Ogan II.
Tabel 6 Hasil pemeriksaan pada pemeliharaan rutin ( Sumber : Laporan Pemeriksaan
Mendetail Jembatan )
Pertanyaan* Ya Tidak
1 100% 0%
2 100% 0%
3 100% 0%
4 100% 0%
5 0% 100%
6 100% 0%
7 100% 0%
Rata-rata 85,71% 14,29%
Berikutnya adalah data Nilai
Kondisi rata-rata Jembatan Ogan II
yang ditunjukkan pada Tabel 4.7. Nilai
kondisi terparah terlihat pada pipa air
cucuran jembatan yang banyak
tersumbat. Hal ini perlu penanganan
secepatnya karena pada nilai kondisi ( 4) menunjukkan kondisi komponen
tersebut pada tingkat yang berbahaya.
Selanjutnya pada komponen expantion
jointmenunjukkan angka ( 3,5 ), tingkat
kerusakan yang ditunjukkannya sudahh
sangat parah. Foto kerusakan-kerusakan
elemen jembatan tersebut dapat dilihat
pada Lampiran ( Foto kerusakan-kerusakan elemen Jembatan Ogan II).
7/22/2019 Jurnal penilitian TA skripsi
9/16
9
Tabel 4.7Tabel Nilai Kondisi Rata-Rata Jembatan Ogan IIKomponen Posisi Nilai
KondisiNilai Kondisi Rata-rata
Expantion Joint Sepanjang bentang 33,5
Expantion joint Sepanjang bentang 4
Kepala Tiang Pilar 2 2
2Kepala Tiang Pilar 5 2Lantai Bentang 1 3
3
Lantai Bentang 2 3
Lantai Bentang 3 3
Lantai Bentan g 4 3
Lantai Bentang 5 3
Pilar Dinding/Kolom Pilar 2 2
2
Pilar Dinding/Kolom Pilar 2 2
Pilar Dinding/Kolom Pilar 3 2
Pilar Dinding/Kolom Pilar 4 2
Pilar Dinding/Kolom Pilar 5 2
Pipa Cucuran Sepanjang Bentang 44
Pipa Cucuran Sepanjang Bentang 4Tiang Pancang Pilar 1 3
3
Tiang Pancang Pilar 2 3
Tiang Pancang Pilar 3 3
Tiang Pancang Pilar 4 3
Tiang Pancang Pilar 5 3
Timbunan Abutmen 1 3 3
Analisa Permodelan Fault Tree
Jembatan Ogan I ( Laporan
Pemeriksaan Mendetail Jembatan
2009 )
Model deteriorasi di dapat daripermodelan Fault Tree yang
merupakan penurunan dari
persentase kerusakan komponen (
Tabel 4.1 ) serta pengaruh
pemeliharaan rutin terhadap
jembatan tersebut (Tabel 4.3 ).
Sedangkan gambar dari permodelan
tersebut dapat dilihat dari Gambar
4.7 dan Gambar 4.8.
Kondisi kerusakan komponen
jembatan diperlihatkan dalam bentuk
persentase yang berjumlah 100%
untuk masing-masing kondisi
komponen. Jembatan dibagi menjadi
tiga bagian utama yaitu lantai,
Struktur atas dan struktur bawah.
Pada kondisi joint terjadi
kerusakan sebesar 5,71% dan kondisi
yang baik adalah 94,29%. Untuk
kondisi material lantai jembatan,
terbagi atas beberapa penurunankondisi (deteriorasi) komponen, yaitu
lapisan permukaan (5,71%), pipa
cucuran (11,44%), sandaran (2,86%)
dan tiang sandaran (1,67%).
Kerusakan untuk material
dijumlahkan menjadi 21,68%,sehingga total kondisi material
jembatan yang masih dalam keadaan
baik adalah 78,32% ( dimana total
kondisi (100%) kondisi deteriorasi
(21,68%)). Maka persentase
penurunan kondisi yang paling tinggi
memberikan pengaruh kerusakan
yang paling dominan pada kondisi
lantai jembatan yaitu kerusakan pada
material (21,68%).
Untuk kondisi struktur atas,
gelagar dan kondisi perletakan tidak
mengalami kerusakan (0%), sehingga
kondisi untuk struktur ini adalah baik
(100%). Dapat disimpulkan bagian
struktur ini tidak mengalami
deteriorasi.
Sedangkan untuk kondisi
struktur bawah terbagi menjadi tiga
komponen dan terdapat dua
komponen yang mengalamideteriorasi. Terdiri atas komponen
7/22/2019 Jurnal penilitian TA skripsi
10/16
10
pilar (8,57%) dan kepala tiang
(25,72%) yang keduanya diakibatkan
oleh korosi yang terjadi pada
masing-masing komponen. Untuk
kondisi abutmen tidak mengalami
penurunan kondisi (dimana
deteriorasi sebesar 0%). Sehinggadisimpulkan komponen kepala tiang
adalah komponen yang paling
dominan dalam memberikan
pengaruh deteriorasi pada struktur
bawah jembatan Ogan I.
Pada Gambar 4.7 diperlihatkan
kondisi Jembatan Ogan I tanpa
dipengaruhi oleh pengaruh
lingkungan. Terlihat terdapat tiga
bagian utama jembatan yang
mempengaruhi penurunan kondisi(deteriorasi) jembatan. Dari
persentase kerusakan, didapatkan
kondisi penurunan lantai (21,68%),
struktur atas (0%) dan struktur
bawah (25,72%). Kondisi struktur
bawah memiliki pengaruh yang
paling dominan terhadap penurunan
kodisi Jembatan Ogan I (25,72%)
dan memilki persentasi keadaan baik
sebesar (74,28%).
Sedangkan pada Gambar 4.8,
jembatan ditambahkan oleh pengaruh
lingkungan yang ikut menyebabkan
deteriorasi terhadap jembatan
(42,86%). Akan tetapi pengaruh
lingkungan tidak memberikan
pengaruh yang dominan terhadapdeteriorasi kondisi jembatan. Sebab
dapat dilakukan pemeliharaan rutin
untuk meningkatkan kondisi
jembatan. Sedangkan bagian struktur
bawah menjadi bagian vital yang
mempengaruhi kondisi jembatan
secara dominan. Sehingga kondisi
deteriorasi tetap diambil dari
penurunan kondisi struktur bawah
jembatan (25,72%).
Berdasarkan Tabel 2.2 dapatdilihat penurunan kondisi yang
terjadi pada Jembatan Ogan I
(25,72%) berada pada Nilai Kondisi
2 ( 20% < % Kerusakan 40% ).
Dapat disimpulkan bahwa kondisi
jembatan terdapat kerusakan, namun
perbaikannya masih bisa ditunda
dengan melakukan pemantauan
berkala.
7/22/2019 Jurnal penilitian TA skripsi
11/16
11
Gambar 4.7Fault tree model Jembatan Ogan I Tanpa Pengaruh Lingkungan
Kondisi material lantai
Baik 78,32Rusak (21,68) :
Lapisan permukaan 5,71Pipa cucuran 11,44
Sandaran2,86
Tiang sandaran 1,67
Kondisi Jembatan
Baik 74,28
Rusak 25,72
Kondisi Struktur atas
Baik 100Rusak 0
Kondisi Struktur Bawah
Baik 74,28
Rusak 25,72
Kondisi lantai
Baik 78,32Rusak 21,68
Kondisi joint
Baik
94,29Rusak
5,71
Kondisi landasan/perletakan
Baik
100Rusak:
Deformasi 0
Kondisi gelagar
Baik100Rusak
0
Kondisi pilar/ tiang pancang (pile slab)
Baik91,43
Rusak :Korosi
8,57%
Kondisi Kepala Tiang
Baik74,28Rusak :
Korosi25,72
Kondisi abutment
Baik
100Rusak:
0
7/22/2019 Jurnal penilitian TA skripsi
12/16
12
Gambar 4.8Fault tree model Jembatan Ogan I Dengan Pengaruh Lingkungan
Kondisi material lantai
Baik 78,32Rusak (21,68) :
Lapisan permukaan 5,71Pipa cucuran 11,44
Sandaran2,86
Tiang sandaran 1,67
Kondisi Jembatan
Baik 74,28Rusak 25,72
Kondisi Struktur atas
Baik 100Rusak 0
Kondisi Struktur Bawah
Baik 74,28
Rusak 25,72
Pengaruh lingkungan
Baik 57,14Rusak 42,86
Kondisi lantai
Baik 78,32Rusak 21,68
Kondisi joint
Baik94,29
Rusak5,71
Kondisi landasan/perletakan
Baik
100Rusak:Deformasi 0
Kondisi gelagar
Baik100Rusak
0
Kondisi pilar/ tiang pancang (pile slab)
Baik
91,43Rusak :
Korosi
8,57%
Kondisi Kepala Tiang
Baik74,28
Rusak :
Korosi25,72
Kondisi abutment
Baik100
Rusak:0
7/22/2019 Jurnal penilitian TA skripsi
13/16
13
Analisa Permodelan Fault Tree
Jembatan Ogan II ( Laporan
Pemeriksaan Mendetail Jembatan
2009 )Pada Gambar 4.9 kondisi joint
terjadi kerusakan sebesar 9,09% dankondisi yang baik adalah 90,01%.Untuk kondisi material lantaijembatan terjadi penurunan (22,73%)yang diakibatkan keretakan danlapisan perkerasannya yang berlebih.Maka persentase penurunan kondisiyang paling tinggi memberikanpengaruh kerusakan yang palingdominan pada kondisi lantaijembatan yaitu kerusakan padamaterial (22,73%).
Untuk kondisi struktur atas,gelagar dan kondisi perletakan tidakmengalami kerusakan (0%), sehinggakondisi untuk struktur ini adalah baik(100%). Dapat disimpulkan bagian
struktur ini tidak mengalamideteriorasi. Sedangkan untuk kondisistruktur bawah terbagi menjadi tigakomponen yang mengalamideteriorasi. Terdiri atas komponen
pilar (22,73%) dan kepala tiang(9,09%) yang keduanya diakibatkan
oleh korosi yang terjadi padamasing-masing komponen. Untuk kondisiabutmen mengalami penurunankondisi (4,54%) yang diakibatkanterjadinya penurunan tanah. Sehingga
disimpulkan komponen pilar adalahkomponen yang paling dominan
dalam memberikan pengaruhdeteriorasi pada struktur bawahjembatan Ogan II.
Pada Gambar 4.9 diperlihatkankondisi Jembatan Ogan II tanpa
dipengaruhi oleh pengaruhlingkungan. Terlihat terdapat tigabagian utama jembatan yangmempengaruhi penurunan kondisi(deteriorasi) jembatan. Daripersentase kerusakan, didapatkankondisi penurunan lantai (22,73%),struktur atas (0%) dan struktur bawah(22,73%). Kondisi struktur bawahmemiliki pengaruh yang palingdominan terhadap penurunan kodisiJembatan Ogan II (22,73%) danmemilki persentasi keadaan baiksebesar (77,27%).
Sedangkan pada Gambar 4.10,jembatan ditambahkan oleh pengaruhlingkungan yang ikut menyebabkandeteriorasi terhadap jembatan(85,71%). Akan tetapi pengaruhlingkungan tidak memberikanpengaruh yang dominan terhadapdeteriorasi kondisi jembatan. Sebabdapat dilakukan pemeliharaan rutinuntuk meningkatkan kondisijembatan. Sedangkan bagian strukturbawah menjadi bagian vital yangmempengaruhi kondisi jembatansecara dominan. Sehingga kondisideteriorasi tetap diambil daripenurunan kondisi struktur bawahjembatan (22,73%).
Berdasarkan Tabel 2.2 dapatdilihat penurunan kondisi yangterjadi pada Jembatan Ogan II(22,73%) berada pada Nilai Kondisi2 ( 20% < % Kerusakan 40% ).
Dapat disimpulkan bahwa kondisijembatan terdapat kerusakan, namunperbaikannya masih bisa ditundadengan melakukan pemantauanberkala.
Akan tetapi, data yang didapatdari penelitian ini adalah data yang
didapat secara visual dan kulit luardari Jembatan Ogan I dan Ogan II.Sehingga diharapkan pada penelitianselanjutnya digunakan peralatan yanglebih mampu untuk mengukur
volume kerusakan secara lebih akuratdan spesifik.
7/22/2019 Jurnal penilitian TA skripsi
14/16
14
Gambar 4.9Fault tree model Jembatan Ogan II Tanpa Pengaruh Lingkungan
Kondisi Jembatan
Baik 77,27
Rusak 22,73
Kondisi Struktur Bawah
Baik 77,27Rusak 22,73
Kondisi joint
Baik90,01
Rusak9,09
Kondisi material lantai
Baik77,27
Rusak22,73
Kondisi gelagar
Baik
100
Rusak0
Kondisi landasan/perletakan
Baik
100Rusak:
Deforma
si 0
Kondisi pilar/ tiang pancang (pileslab)
Baik 77,27Rusak :
Korosi 22,73
Kondisi Kepala Tiang
Baik
90,01Rusak :
Korosi9,09
Kondisi abutment
Baik
95,46Rusak:
4,54
Kondisi Struktur atas
Baik 100
Rusak 0
Kondisi lantai
Baik 77,27Rusak 22,73
7/22/2019 Jurnal penilitian TA skripsi
15/16
15
Gambar 4.10Fault tree model Jembatan Ogan II Dengan Pengaruh Lingkunga
Kondisi Jembatan
Baik 77,27Rusak 22,73
Kondisi Struktur Bawah
Baik 77,27
Rusak 22,73
Pengaruh lingkungan
Baik 14,29
Rusak 85,71
Kondisi joint
Baik
90,01Rusak
9,09
Kondisi material lantai
Baik
77,27Rusak22,73
Kondisi gelagar
Baik100
Rusak0
Kondisi landasan/perletakan
Baik
100Rusak:
Deformasi 0
Kondisi pilar/ tiang pancang (pile
slab)
Baik 77,27
Rusak :Korosi 22,73
Kondisi Kepala Tiang
Baik90,01Rusak :
Korosi9,09
Kondisi abutment
Baik95,46
Rusak:4,54
Kondisi Struktur atas
Baik 100
Rusak 0
Kondisi lantai
Baik 77,27Rusak 22,73
7/22/2019 Jurnal penilitian TA skripsi
16/16
16
KESIMPULANa. Kondisi struktur bawah memiliki
pengaruh yang paling dominan terhadappenurunan kodisi Jembatan Ogan I
(25,72%) dan memilki persentasi keadaanbaik sebesar (74,28%). Walaupun
persentase penurunan oleh pengaruhlingkungan lebih besar, namun penurunankondisi akibat struktur bawah lebihdominan terhadap penurunan kondisijembatan Ogan I. Berdasarkan Tabel 2.2
dapat dilihat penurunan kondisi yangterjadi pada Jembatan Ogan I (25,72%)berada pada Nilai Kondisi 2 ( 20% < %Kerusakan 40% ). Dapat disimpulkan
bahwa kondisi jembatan terdapat
kerusakan, namun perbaikannya masihbisa ditunda dengan melakukan
pemantauan berkala.b. Pada Jembatan Ogan II, kondisi strukturbawah memiliki pengaruh yang palingdominan terhadap penurunan kodisi(22,73%) dan memilki persentasi keadaanbaik sebesar (77,27%). Walaupunpersentase penurunan oleh pengaruhlingkungan lebih besar, namun penurunankondisi akibat struktur bawah lebihdominan terhadap penurunan kondisijembatan Ogan II. Berdasarkan Tabel 2.2dapat dilihat penurunan kondisi yang
terjadi pada Jembatan Ogan II (22,73%)berada pada Nilai Kondisi 2 ( 20% < %Kerusakan 40% ). Dapat disimpulkan
bahwa kondisi jembatan terdapatkerusakan, namun perbaikannya masihbisa ditunda dengan melakukan
pemantauan berkala.c. Pengaruh lingkungan tidak memberikan
pengaruh yang dominan terhadap
deteriorasi kondisi jembatan. Sebab dapatdilakukan pemeliharaan rutin untukmeningkatkan kondisi jembatan.Sedangkan bagian struktur bawah menjadibagian vital yang mempengaruhi kondisijembatan secara dominan.
DAFTAR PUSTAKA
1) Anonim, Panduan Pemeriksaan Jembatan,Bridge Management System.
2) Bowers, Susan dan College, Lafayette,Graphical Probability Models for BridgeManagement, Journal, University ofDelaware, 2004.
3) Budiartha, Wayan Mega, Kajian PenilaianKinerja Jembatan Dengan Menganalisa
Fenomena Interaksi Antar Komponen,Thesis, ITB, 2002.
4) Catatan Kursus BMS2-T, SistemManajemen Jembatan, 1991.
5) H.J. Struyk, K.H.C.W. van der Veen, danSoemargono, Jembatan. Penerbit PT.Pradnya Paramita, Jakarta, 1995.
6) Hadikusumo B.H.W, Sukuwan Nukul,Condition Rating Sistem For ThailandConcrete Bridge, Journal of constructionin developing countries Vol.15, 2010.
7) LeBeau, K. H. dan Widia-Fascetti, S. J. AFault Tree Model of Bridge Deterioration,Northeastern university, Boston, 2000.
8) Manu, Agus Iqbal, Dasar-dasarPerencanaan Jembatan Beton Bertulang.Penerbit PT. Mediatama Saptakarya,Jakarta, 1995.
Recommended