View
230
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT
MELALUI STRATEGI CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING
(CTL) PADA SISWA KELAS IV MI MA’HAD ISLAM KOPENG
KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh :
RIA PUSPITASARI
11511056
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT
MELALUI STRATEGI CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING
(CTL) PADA SISWA KELAS IV MI MA’HAD ISLAM KOPENG
KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
DisusunOleh :
RIA PUSPITASARI
11511056
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
iii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT
MELALUI STRATEGI CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING
(CTL) PADA SISWA KELAS IV MI MA’HAD ISLAM KOPENG
KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
DisusunOleh :
RIA PUSPITASARI
11511056
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Teruslah berjuang mencapai apapun yang ingin dicapai. Memang sakit, memang
lelah, tapi bila sudah mencapai puncak, semua pengorbanan itu pasti akan
terbayar.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Ibuku (Hariyati) dan Bapakku (Agus Prawoto) sebagai wujud baktiku padanya,
yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan doanya.
Kakakku Wahyu Fitrianingsih dan kedua adikku Edi Haryanto dan Eliyana
Iradati yang selalu mendukung dan memberi semangat.
Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendoakanku.
Sahabatku Jazik Zulfatin Husna yang selalu memberi semangat, berjuang
bersama dari awal perkuliahan, akhir perkuliahan, hingga penulisan skripsi ini
selesai.
Eka Lestari C.R dan Rika Agus P yang selalu mendukung.
Sahabat-sahabatku yang tidak bisa ku sebut satu persatu.
Teman-teman PGMI B angkatan 2011
viii
KATA PENGANTAR
بسم ميحرلا نمحرلا هللا
Alhamdulillahirabbil‟alamin penulis ucapkan sebagai rasa syukur kehadirat
Allah SWT atas segala nikmat yang tak terhitung dan rahmat-Nya yang tiada
henti. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan
Benda Langit Melalui Strategi Contectual Teaching and Learning (CTL) Pada
Siswa Kelas IV MI Ma’had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.
Penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selakuDekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI).
4. Bapak Dr. Winarno, S.Si., M.Pd. selaku pembimbing yang telah
mengarahkan, membimbing, memberi petunjuk, memberi motivasi dan
meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta
bantuan kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta
memotivasi kepada penulis, baik moral maupun spiritual.
7. Bapak Amir, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah MI Ma‟had Islam Kopeng beserta
guru-guru yang telah mengizinkan pada penulis untuk melakukan penelitian
di MI Ma‟had Islam Kopeng.
8. Siswa-siswi kelas IV MI Ma‟had Islam Kopeng yang telah mendukung dan
membantu penulis dalam melakukan penelitian.
x
ABSTRAK
Puspitasari, Ria. 2016. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Perubahan
Kenampakan Bumi dan Benda Langit Melalui Strategi Contectual
Teaching And Learning (CTL) pada Siswa Kelas IV MI Ma’had
Islam KopengKecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2015/2016. Skipsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam
Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Winarno, S.Si.,M.Pd.
Kata Kunci : Prestasi Belajar IPA, Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda
Langit, Strategi Contectual Teaching and Learning.
Banyak permasalahan terkait dengan nilai pembelajaran IPA. Salah
satunya adalah peningkatan prestasi belajar siswa yang masih rendah dan guru
belum mampu menggunakan strategi yang cocok untuk membelajarkan materi
tersebut secara efektif dan menyenangkan. Selama ini guru masih menggunakan
metode ceramah untuk menyampaikan materi pelajaran. Berdasarkan identifikasi
masalah dalam pembelajaran IPA, maka peneliti mencoba memberikan alternatif
solusi dengan menggunakan strategi Contectual Teaching And Learning (CTL)
untuk diteliti pada pembelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi dan
benda langit siswa kelas IV MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang dilaksanakan
dengan dua siklus. Subyek penelitian ini siswa kelas IV MI Ma‟had Islam Kopeng
Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 10 siswa
laki-laki dan 10 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data berupa tes,
dokumentasi dan observasi terhadap siswa dan guru.
Hasil penelitian pada pra siklus menunjukkan siswa yang tuntas
sebanyak 10 siswa dalam persentase 45,45%. Pada siklus I siswa yang tuntas
sebanyak 13 siswa dalam persentase sebesar 65%. Sedangkan pada siklus II siswa
yang tuntas sebanyak 20 siswa dalam persentase 100%. Hal ini menunjukkan
bahwa pengunaan strategi contectual teaching and learning dapat meningkatkan
prestasi belajar materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit mata
pelajaran IPA pada siswa kelas IV semester II MI Ma‟had Islam Kopeng
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL ................................................................................... i
LEMBAR LOGO .................................................................................... ii
JUDUL .................................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KELULUSAN ........................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................ viii
ABSTRAK .............................................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 9
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ......................... 10
E. Kegunaan Penelitian.................................................................... 11
F. Definisi Operasional.................................................................... 12
G. Metode Penelitian........................................................................ 14
H. Sistematika Penulisan ................................................................. 19
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar .................................................... 21
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ........................ 22
3. Fungsi Prestasi Belajar .......................................................... 25
B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ...................................... 26
2. Fungsi Mata Pelajaran IPA ................................................... 26
xii
3. Tujuan Pembelajaran IPA ..................................................... 27
4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA ..................................... 28
5. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA .............................. 29
6. Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit ..... 29
C. Strategi Contectual Teaching and Learning (CTL)
1. Pengertian CTL ..................................................................... 38
2. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual (CTL).................... 40
3. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual (CTL) ............ 41
4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kontekstual (CTL)
............................................................................................... 46
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian ........................................................................ 49
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I ................................. 50
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II ................................. 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I .................................................................................. 58
2. Siklus II ................................................................................. 59
B. Pembahasan
1. Siklus I .................................................................................. 59
2. Siklus II ................................................................................. 61
3. Peningkatan Siklus I ke Siklus II .......................................... 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 64
B. Saran ............................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Materi Perubahan Kenampakan Bumi
dan Benda Langit .................................................................................... 7
Tabel 3.1 Data Siswa Kelas IV MI Ma‟had Islam Kopeng .................... 49
Tabel 4.1 Prestasi Belajar Siklus I .......................................................... 58
Tabel 4.2 Prestasi Belajar Siklus II ......................................................... 59
Tabel 4.3 Pembahasan Prestasi Siklus I .................................................. 59
Tabel 4.4 Pembahasan Prestasi Siklus II................................................. 61
Tabel 4.5 Peningkatan Siklus I ke Siklus II ............................................ 63
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas .............................. 16
Gambar 2.1 Kapal Mudah Merapat saat Pasang dan Kapal Sulit Merapat saat
Surut ........................................................................................................ 31
Gambar 2.2 Tanah Longsor dan Abrasi .................................................. 32
Gambar 2.3 Badai.................................................................................... 32
Gambar 2.4 Kebakaran Hutan dan Polusi Udara .................................... 33
Gambar 2.5 Matahari Terbit dan Tenggelam .......................................... 34
Gambar 2.6 Posisi Matahari Pagi Siang dan Sore Hari .......................... 35
Gambar 2.7 Kedudukan Bumi Bulan Matahari pada Fase Bulan ........... 36
Gambar 2.8 Fase Bulan ........................................................................... 37
Gambar 2.9 Fase Bulan ........................................................................... 37
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 Hasil Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 4 Hasil Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 5 Bukti Autentik Prestasi Belajar Siklus I
Lampiran 6 Bukti Autentik Prestasi Belajar Siklus II
Lampiran 7 Nilai Prestasi Belajar Tahun 2015
Lampiran 8 Nilai Prestasi Belajar Siswa Siklus I
Lampiran 9 Nilai Prestasi Belajar Siswa Siklus II
Lampiran 10 Soal Evaluasi Siklus I
Lampiran 11 Soal Evaluasi Siklus II
Lampiran 12 Foto Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 13 Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 14 Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 15 Surat Penunjukkan Pembimbing Skripsi
Lampiran 16 Lembar Konsultasi Pembimbing
Lampiran 17 Daftar Nilai SKK
Lampiran 18 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa
perubahan hampir semua aspek kehidupan manusia. Perubahan selain
membawa manfaat bagi kehidupan manusia, di satu sisi perubahan tersebut
juga membawa manusia pada era persaingan global yang semakin ketat.
Perubahan-perubahan yang sangat mendalam dan pesat mengharuskan
manusia belajar hidup dengan perubahan terus-menerus. Persoalan yang
dihadapi manusia itu tak pelak juga melibatkan persoalan pendidikan di
dalamnya, yaitu sejauh mana pendidikan mampu mengantisipasi dan
mengatasi persoalan tersebut. Oleh karena itu, pendidikan memegang
kedudukan sentral dalam proses pembangunan dan kemajuan dalam
menanggapi tantangan masa depan.
Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003, Pendidikan
Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD Dasar
Negara RI 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan
Nasional diharapkan berfungsi mengembangakan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
2
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis.
Pendidikan adalah suatu proses yang berlangsung selama hidup dan
kehidupan manusia. Hal ini terjadi karena manusia selalu mengadakan
interaksi dengan lingkungannya. Pendidikan diartikan suatu proses yaitu
proses mendewasakan manusia. Mengapa pendidikan diperlukan manusia?
Anak manusia dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, sehingga
memerlukan bantuan orang lain untuk memberikan bimbingan dalam rangka
membawa anak ke arah kedewasaan menuju insan kamil. Pendidikan
bertujuan menumbuh kembangkan potensi manusia agar menjadi manusia
dewasa, beradab, dan normal. Peran pendidikan dianggap sangat penting
untuk mengasilkan manusia yang beriman dan bertaqwa. Adanya kemajuan
dalam pendidikan menimbulkan dorongan melakukan berbagai inovasi
pendidikan agar tercapai tujuan seperti apa yang diharapkan. Sekolah sebagai
lembaga formal merupakan wahana mengaktualisasikan tujuan tersebut
melalui kegiatan pembelajaran, sehingga diharapkan menghasilkan insan
yang menguasai ilmu dan teknologi serta manusia yang bertaqwa. Tujuan
tersebut dapat terwujud dengan melibatkan komponen pembelajaran,
kurikulum,guru, dan sumber balajar lainnya.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang
alam sekitar, yang berupa fakta, konsep, prinsip, sikap, dan teknologi. IPA
merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan
menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan
3
didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga
akan terus disempurnakan. Ilmu pengetahuan alam berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis. Pendidikan pengetahuan alam
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi peserta didik agar mampu menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah.
Pendidikan IPA diharapkan mampu menjadi wahana bagi peserta
didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak
buruk pada lingkungan. Pembelajaran IPA lebih menekan pada pembelajaran
aktif, dimana siswa dipandang sebagai subjek dan objek pembelajaran.
Pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam
serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi, dan
perubahan, bumi, dan alam semesta, serta proses materi dan sifatnya. Tujuan
pendidikan ilmu pengetahuan alam salah satunya adalah agar siswa mampu
memahami konsep IPA dan keterkaitanya dengan kehidupan sehari-hari
(Depdiknas, 2008:148).
Seperti halnya dalam firman Allah QS. Al-A‟raaf ayat 54 :
م إ ض ف ستة أي رأ ماوات والأ الذي خلق الس ن ربكم الل ت و هار يطألبو ث اسأ ش ي غأشي الليأل الن حثيثا ى على الأعرأ
ره رات بمأ س والأقمر والنجوم مسخ مأ ر والش مأ لأق والأ رب الأعال أل لو الأ يت بارك الل
4
Artinya : “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas
´Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan
cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan
memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”
(QS. Al-A‟raaf : 54).
Dalam firman Allah tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan
langit dan bumi, adanya matahari, bulan, dan bintang-bintang. Semua itu
merupakan bagian dari alam semesta ini. Salah satu tujuan Allah menciptakan
alam semesta ini adalah untuk mencukupi kebutuhan manusia, salah satu
kebutuhan manusia adalah ilmu pengetahuan, seperti halnya dalam
pendidikan IPA yang mengarahkan siswa untuk melakukan penemuan dan
berbuat agar membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar. Sehingga siswa akan mempunyai
pengetahuan akan alam semesta ini melalui belajar.
Guru menduduki peranan yang sangat penting di dalam dunia
pendidikan, karena guru bertanggung jawab dalam pembentukan kepribadian
anak didiknya melalui pembelajaran. Guru memiliki posisi yang sangat
menentukan keberhasilan pembelajaran. Perilaku dan prestasi anak di kelas
banyak dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Maka seorang guru haruslah kreatif, maksudnya seorang guru selain
menguasai bahan ajar, guru harus pandai dalam menggunakan teknik,
5
metode, dan strategi yang tepat. Sehingga tercipta suasana pembelajaran yang
menyenangkan. Selain itu keterlibatan peserta didik secara langsung dalam
proses pembelajaran juga sangat penting, karena seperti yang dikemukakan
oleh Edgar Dale (Sadiman dkk, 2003:7-8), dalam klasifikasi pengalaman
anak menurut tingkat dari yang paling konkret ke tingkat yang paling abstrak,
partisipasi, observasi dan pengalaman langsung memberikan pengaruh yang
cukup signifikan terhadap pengalaman belajar yang diterima peserta didik
sehingga daya serap mereka terhadap isi materi pembelajaran semakin
meningkat. Hal ini, mengindikasikan bahwa penyampaian suatu konsep yang
baik adalah apabila konsep tersebut mampu memaksimalkan kemampuan
peserta didik dengan ikut terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam proses belajar mengajar pemilihan strategi merupakan hal yang
sangat penting agar proses belajar mengajar agar dapat berjalan dengan
efektif dan efisien. Dalam penggunaan strategi pembelajaran guru juga harus
menyesuaikan dengan kondisi kelas. Hal ini disebabkan dalam proses belajar
mengajar tidak semua siswa mampu berkonsentrasi dalam waktu yang lama
dan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan berbeda-beda.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh mahasiswa terhadap guru kelas
IV di MI Ma‟had Islam Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang
pada saat mengajar ditemukan masalah diantaranya adalah siswa tidak
memperhatikan pelajaran dan cenderung ramai sendiri, karakteristik siswa
yang beraneka ragam, serta siswa kurang memahami konsep mata pelajaran.
6
Persoalan mendasar yang hingga kini masih sangat dilematis dan kerap
dihadapi guru Madrasah Ibtidaiyah di dalam proses pembelajaran adalah
adanya kenyataan bahwa sebagian besar siswa kurang mampu
menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana
pemanfaatannya dalam kehidupan nyata (Muslich, 2008: 40). Hal ini
didasarkan karena pemahaman siswa terhadap materi hanya berupa konsep
yang abstrak, belum menyentuh kebutuhan mereka di lingkungan masyarakat.
Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan
pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa hanya
untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk
memahami informasi yang diperoleh untuk menghubungkannya dengan
situasi dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas IV di MI Ma‟had Islam
Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang penyebab rendahnya
prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA karena di dalam pembelajaran guru
banyak guru hanya terpaku pada buku teks sebagai satu-satunya sumber
belajar mengajar. Para guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran
secara aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa serta belum menggunakan
berbagai pendekatan atau strategi pembelajaran yang bervariasi berdasarkan
karakter materi pelajaran. Sehingga lebih dari 50% siswa masih mendapat
nilai di bawah standar KKM indikator sekolah, sedangkan nilai KKM
indikator sekolah untuk mapel IPA adalah 63,00. Keterangan tersebut dapat
ditunjukkan dengan hasil nilai ulangan harian sebagai berikut.
7
Tabel 1.1 Nilai Ulangan Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit
No Nama Nilai
1. Siswa A 65
2. Siswa B 70
3. Siswa C 50
4. Siswa D 80
5. Siswa E 75
6. Siswa F 60
7. Siswa G 40
8. Siswa H 70
9. Siswa I 55
10. Siswa J 90
11. Siswa K 50
12. Siswa L 60
13. Siswa M 85
14. Siswa N 40
15. Siswa O 55
16. Siswa P 60
17. Siswa Q 85
18. Siswa R 80
19. Siswa S 35
20. Siswa T 60
21. Siswa U 60
22. Siswa V 80
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang sudah mencapai standar KKM
indikator sekolah ada 10 siswa, jika dipersentase sebesar 45,45%. Sedangkan
siswa yang belum mencapai KKM indikator sekolah ada 12 siswa, jika
dipersentase sebesar 54,55%.
Keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan materi sangat
tergantung interaksi guru dengan siswa. Guru harus dapat mengemas materi
agar menjadi menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Oleh karena itu, guru
harus mampu menggunakan strategi yang tepat dalam proses pembelajaran,
salah satunya adalah dengan menggunakan strategi Contectual Teaching and
Learning (CTL).
8
CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini, hasil
pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran
berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami. Bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi
pembelajaran ini sangat penting diajarkan pada tahap dasar. Pembelajaran
CTL juga dapat berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Sebaliknya sebagai
seorang guru hendaknya mampu menghidupkan suasana belajar yang
menyenangkan sehingga siswa mampu menguasai dan faham terhadap materi
IPA, Contectual Teaching and Learning diperlukan agar dapat membantu
siswa menemukan hal-hal yang baru pada materi IPA. Ketidakberhasilan
seorang guru dalam proses pembelajaran, disebabkan karena pemberian
materi dari guru yang sulit dimengerti dan dipahami oleh siswa. Sehingga
menyebabkan siswa asyik berbicara sendiri dan sulit untuk menyerap materi
yang telah diberikan oleh guru.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis mencoba menggunakan
strategi Contectual Teaching and Learning sebagai salah satu upaya
meningkatkan prestasi belajar IPA di MI Ma‟had Kopeng. Upaya tersebut
direalisasikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul:
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI
PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT
9
MELALUI STRATEGI CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING
(CTL) PADA SISWA KELAS IV MI MA’HAD ISLAM KOPENG
KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2015/2016.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: apakah penggunaan
strategi Contectual Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi
belajar IPA materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit pada siswa
kelas IV MI Ma‟had Islam Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:
untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPA dalam materi perubahan
kenampakan bumi dan benda langit pada siswa kelas IV MI Ma‟had Islam
Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2015/2016.
10
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul (Arikunto, 2010: 110).
Tindakan adalah sesuatu gerakan kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan (Arikunto, 2014: 3).
Jadi hipotesis tindakan adalah jawaban sementara yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk siklus
kegiatan. Dalam penelitian tindakan kelas ini, hipotesis tindakan yang
diajukan adalah “Strategi Contectual Teaching and Learning dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi
perubahan kenampakan bumi dan benda langit pada kelas IV MI Ma‟had
Islam Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2015/2016”.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan strategi Contectual Teaching and Learning dikatakan
efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang
dapat dituliskan penulis adalah :
a. Terdapat peningkatan prestasi belajar siswa pada materi perubahan
kenampakan bumi dan benda langit.
11
b. Prestasi 85% dari jumlah siswa kelas IV MI Ma‟had Islam Kopeng
memperoleh nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum)
indikator sekolah dalam tes formatif.
E. Kegunaan Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan mampu memberi
manfaat bagi semua kalangan pendidik di lembaga sekolah pada umumnya.
Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini mampu memberikan kontribusi untuk
mengembangkan pembelajaran. Referensi ilmiah dan motivasi untuk
meneliti kualitas bidang studi lain serta dengan acuan penelitian
berikutnya yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa agar dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan
Alam.
b. Bagi Guru dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
mengembangkan kegiatan belajar mengajar, khususnya pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
c. Bagi Sekolah, sebagai perbaikan proses pembelajaran dan peningkatan
mutu sekolah.
12
F. Definisi Operasional
Untuk memberikan gambaran sekaligus pemperjelas pengertian dan
pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahan pemahaman terhadap judul di
atas maka penulis memperjelas istilah-istilah yang terdapat dalam judul
sebagai berikut :
1. Peningkatan Prestasi Belajar
Peningkatan berasal dari kata tingkat yang mendapat imbuhan pe-an
yang menunjukkan arti proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha,
kegiatan) dan lain sebagainya (Kamus Besar Bahas Indonesia, 2000:
1198). Menurut Nawawi (dalam Hamalik, 2005: 67) prestasi belajar yaitu
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah
yang dinyatakan dalam bentuk skor, diperoleh dari hasil tes mengenai
materi pelajaran yang telah disajikan.
Prestasi belajar menurut peneliti adalah nilai atau hasil evaluasi
pelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit yang
diperoleh siswa setelah proses kegiatan pembelajaran berlangsung.
2. Strategi
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan (Trianto, 2009: 139).
3. Contectual Teaching and Learning (CTL)
CTL merupakan konsep balajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
13
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapan kehidupan mereka sehari-hari (Riyanto,
2012: 163)
4. IPA
Ilmu Pengetahuan Alam adalah mata pelajaran yang berkaitan
dengan mengetahui alam secara sistematis. IPA bukan hanya kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja, tetapi
merupakan suatu proses penemuan (Devi, 2008: 2).
5. Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit
Kenampakan bumi adalah seluruh kenampakan di permukaan bumi.
Daratan dan lingkungan merupakan permukaan bumi yang dapat berubah.
Perubahan kenampakan bumi ada yang disebabkan oleh peristiwa alam,
seperti air, udara, matahari dan bulan serta ada yang karena tindakan
manusia. Benda langit adalah benda yang terdapat di langit, seperti bulan,
matahari dan bintang (Haryanto, 2006: 127).
Dari penjelasan tersebut dapat diartikan perubahan kenampakan
bumi dan benda langit adalah perubahan kenampakan bumi yang
dipengaruhi oleh oleh peritiwa alam dan tindakan manusia.
6. Siswa Kelas IV MI Ma‟had Islam Kopeng
Siswa Kelas IV MI Ma‟had Islam Kopeng ini merupakan subyek
penelitian yang berlokasi di Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten
Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
14
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang istilah dalam bahasa inggris adalah
Classroom Action Research (CAR). Dari namanya sudah menunjukan isi
yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang
dilakukan di kelas. dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian
tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan.
a. Penelitian, menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan untuk siswa.
c. Kelas, sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Menurut pengertian di atas, yakni penelitian, tindakan, dan kelas,
dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan
(Arikunto, 2014: 2).
15
2. Subjek Penelitian
Subyek yang akan dikenai tindakan adalah siswa kelas IV dan guru
IPA MI Ma‟had Islam Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2015/2016.
3. Langkah-Langkah / Siklus Penelitian
Menurut Arikunto (2014: 74) tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah:
a. Perencanaan
Tahap ini berupa menyusun rancangan tindakan yang
menjelaskan apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana
tindakan tersebut akan dilakukan.
b. Tindakan
Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan
pembelajaran akan ditetapkan. Rancangan tindakan tersebut tentu saja
sebelumnya telah “dilatih” kepada pelaksana tindakan (guru) untuk
dapat diterapkan di dalam kelas sesuai dengan skenarionya. Skenario
dari tindakan harus dilaksanakan dengan baik dan tampak wajar.
c. Pengamatan atau Observasi
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat
pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang
berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
16
d. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul,
kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan
berikutnya
Tahap-tahap tersebut dapat dibuat sebagai berikut :
Gambar 1.1 Tahap- tahap Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi, 2014: 74)
4. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini alat yang digunakan adalah :
a. Soal Tes
Alat yang digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang
mencakup pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil kegiatan belajar
mengajar (Djamarah, 2000: 218). Lembar evaluasi untuk mengetahui
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS II Refleksi
Pengamatan
17
seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi perubahan
kenampakan bumi dan benda langit.
b. Dokumentasi
Alat yang digunakan untuk merekam kegiatan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran sebagai tanda bukti konkret dalam
pelaksanaan penelitian. Yang berisi tentang data sekolah, foto keadaan
sekolah.
c. Lembar Pengamatan
Alat yang digunakan untuk menilai proses pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa dan guru secara langsung di dalam kelas.
5. Pengumpulan Data
a. Tes
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
mata pelajaran IPA dan untuk memperoleh data kuantitatif dari siswa
dalam materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit. Tes pada
penelitian di MI Ma‟had Islam Kopeng ini siswa mengerjakan soal
evaluasi setelah Kegiatan Belajar Mengajar.
b. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk merekan data visual tentang proses
pembelajaran berlangsung sebagai tanda bukti konkret dalam
pelaksanaan penelitian. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh
bukti gambar siswa pada saat Kegiatan Belajar Mengajar siswa kelas IV
MI Ma‟had Islam Kopeng tahun pelajaran 2015/2016.
18
c. Pengamatan
Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat untuk digunakan
sebagai perangkat pengumpul data. Peneliti melakukan pengamatan di
MI Ma‟had Islam Kopeng dengan mengambil nilai dari aktifitas siswa
dan aktifitas peneliti sebagai guru yang mengajarkan atau melaksankan
kegiatan pembelajaran.
6. Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik sederhana
yaitu teknik analisis kualitatif dan teknik analisis kuantitatif. Data
kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dan catatan
lapangan serta tes kompetensi mengerjakan soal yang dideskripsikan
berupa lembar soal. Data kuantitatif adalah hasil jawaban mengerjakan
soal sesudah menggunakan strategi Contectual Teaching and Learning.
Analisis data secara kualitatif digunakan untuk menganalisis data
hasil observasi yang diperoleh dari siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa. Data dapat
diolah dengan mencari persentase tiap-tiap kegiatan, dengan menggunakan
rumus persentase (Djamarah, 2000: 226). Adapun rumus penelitian
sebagai berikut:
P =
x 100 %
Keterangan :
P = Persentase
19
F = Jumlah siswa yang tuntas belajar
N = Jumlah semua siswa
H. Sistematika Penulisan
Untuk lebih memudahkan para pembaca dalam memahami skripsi ini,
maka terlebih dahulu penulis mengemukakan sistematika pembahasan yang
terdiri dari lima bab sebagai berikut:
1. Bagian awal skripsi, terdiri dari :
(a). Sampul, (b). Lembar logo, (c). Halaman judul, (d). Lembar
persetujuan pembimbing, (e). Lembar pengesahan kelulusan, (f).
Pernyataan keaslian penulisan, (g). Halaman motto dan persembahan, (h).
Kata pengantar, (i). Abstrak, (j). Daftar isi, (k). Daftar tabel (l). Daftar
gambar, (m). Daftar lampiran.
2. Bagian inti skripsi yang terdiri dari :
Bab I Pendahuluan memuat : (a). Latar belakang masalah, (b).
Rumusan masalah, (c). Tujuan penelitian, (d). Hipotesis tindakan dan
Indikator keberhasilan, (e). Kegunaan penelitian, (f). Definisi operasional,
(g). Metode penelitian, dan (h). Sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka yang akn membahas : (a). Prestasi Belajar,
(b). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), (c). Contectual Teaching and Learning
(CTL)
20
Bab III Pelaksanaan Penelitian, terdiri dari : (a).Subyek Penelitian,
(b). Deskripsi pelaksanaan penelitian siklus I, (c). Deskripsi pelaksanaan
penelitian siklus II.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan hasil penelitian terdiri dari
hasil penelitian per siklus dan pembahasan hasil penelitian per siklus.
Bab V Penutup, memuat : (a). Kesimpulan, dan (b). Saran-saran.
3. Bagian akhir skripsi, memuat daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan
riwayat hidup penulis.
21
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian
dalam bahasa indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”.
Istilah “prestasi belajar” (achievement) berbeda dengan “hasil belajar”
(learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek
pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak
peserta didik. Prestasi yang dimaksud adalah kemampuan, keterampilan,
dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Prestasi belajar
merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan
manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar
prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing (Arifin, 2009: 12).
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran
terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik
setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan
instrumen yang relevan. Jadi, prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari
penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf
maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap
anak pada periode tertentu. Menurut Winkel (dalam Hamdani, 2002: 136),
prestasi belajar adalah hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah
melaksanakan usaha-usaha belajar.
22
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah hasil pengukuran yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses
pembelajaran yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
dinyatakan dalam simbol, huruf maupun kalimat.
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Baharuddin (2008: 19), bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari individu dan
dapat mempengaruhi prestasi belajar individu.
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan
kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu yaitu berupa keadaan
tonus jasmani (tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu) dan
keadaan fungsi jasmani yang terkait dengan fungsi panca indera.
2) Faktor Psikilogis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri
individu. Faktor-faktor tersebut antara lain:
a) Kecerdasan/Inteligensi
Kecerdasan merupakan kemampuan psiko-fisik dalam
mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
melalui cara yang tepat. Kecerdasan merupakan faktor psikologis
23
yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu
menentukan kualitas belajar siswa.
b) Motivasi
Menurut Slavin, motivasi adalah dorongan dari diri individu
untuk memberikan arah dan menjaga perilaku setiap saat. Motivasi
dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik (dalam diri individu)
dan motivasi ekstrinsik (dari luar diri individu).
c) Minat
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu yangs esuai dengan
keinginan.
d) Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang
relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya baik
sikap positif maupun negatif.
e) Bakat
Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah
satu komponen yang diperlukan proses belajar seseorang. Apabila
bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajari.
24
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri
individu. Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:
1) Lingkungan sosial
a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-
teman
b) Sekolah dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar seorang
siswa.
c) Lingkungan sosial masyarakat disekitar tempat tinggal siswa.
d) Lingkungan sosial keluarga yaitu hubungan antara anggota
keluarga yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas
belajar dengan baik.
2) Lingkungan non sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah:
a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, sinar yang
tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang.
b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar berupa hardware
seperti gedung sekolah, alat-alat sekolah, fasilitas belajar dll dan
software seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah,
buku-buku panduan.
c) Faktor materi pelajaran yang diajarkan pada siswa.
25
3. Fungsi Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdapat beberapa fungsi, yaitu :
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang
telah dikuasai peserta didik.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli
psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi keingintahuan”
(couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia.
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi
peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat
dijadikan indikator tingkat produktifitas suatu institusi pendidikan.
Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan
masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi
rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan
peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang
digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta
didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama
26
yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat
menyerap seluruh materi pelajaran (Arifin, 2009: 12).
B. Ilmu Pengetahuan Alam
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Pengetahuan alam disingkat menjadi IPA dan sering disebut juga
dengan istilah pendidikan sains. IPA merupakan usaha yang dilakukan
manusia untuk mempelajari dan memahami alam semesta.
Menurut Lord Bullock, IPA merupakan suatu proses terbuka sehingga
imaginasi, hipotesis, kritik dan kontroversi berperan penting di dalamnya.
Kemudian Bullock juga memandang IPA sebagai suatu studi yang banyak
berkaitan dengan manusia dan masyarakat, suatu studi yang memerlukan
imaginasi, perasaan, pengamatan dan juga analisis (Departemen Agama RI,
2002: 2)
2. Fungsi Mata Pelajaran IPA
a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis peran lingkungan alam
dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan memanfaatkannya bagi
kehidupan sehari-hari.
b. Mengembangkan keterampilan proses.
c. Mengembangkan wawasan, sikap, dan nilai yang berguna bagi siswa
untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
27
d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang
saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan
keadaan lingkungan dan pemanfaatanya bagi kehidupan sehari-hari.
e. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang berbguna dalam kehidupan
sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ketingkat
pendidikan yang lebih tinggi (Departemen Agama RI, 2002: 253)
3. Tujuan Pembelajaran IPA
Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan
Nasional Standar Pendidikan (BNSP, 2006), dimaksudkan untuk:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
28
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan SMP (Susanto, 2013: 171).
4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA
Ruang lingkup ilmu pengetahuan alam meliputi dua aspek, yaitu:
a. Kerja ilmiah yang mencakup penyelidikan/penelitian, berkomunikasi
ilmiah, pengembangan kreatifitas dan memecah masalah, sikap dan nilai
ilmiah.
b. Pemahaman konsep dan penerapannya:
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.
2) Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya, meliputi, padat, cair
dan gas.
3) Energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya, dan pesawat sederhana.
4) Bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya, dan, benda-
benda langit.
5) Pengetahuan alam dan teknologi, lingkungan, masyarakat, merupakan
penerapan konsep pengetahuan alam dan saling keterkaitan
(Departemen Agama RI, 2004: 206)
29
5. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA
Standar kompetensi mata pelajaran ilmu pengetahuan alam adalah:
a. Mampu bersikap ilmiah dengan penekanan pada sikap ingin tahu,
bertanya, bekerja sama dan peka terhadap makhluk hidup dan
lingkungan.
b. Mampu menerjemahkan perilaku alam tentang diri dan lingkungan di
sekitar rumah dan madrasah.
c. Mampu memahami proses pembentukan ilmu dan melakukan inkuiri
ilmiah melalui pengamatan dan sesekali melakukan penelitian sederhana
dalam lingkungan pengalaman.
d. Mampu memanfaatkan pengetahuan alam dan merancang/membuat
produk teknologi sederhana dengan menerapkan prisip pengetahuan alam
dan mampu mengelola lingkungan di sekitar (Departemen Agama RI,
2004: 208).
6. Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit
Menurut Sulistyanto (2008: 151), bumi merupakan anggota tata surya
yang dihuni oleh makhluk hidup termasuk manusia. Permukaan bumi
berbentuk bulat walaupun pada zaman dahulu orang mengira bahwa bumi
itu datar. Selain bumi, matahari merupakan benda langit yang setiap hari
menyinari bumi dengan cahayanya. Matahari terbit pada pagi hari dan
terbenam pada petang hari.
30
a. Perubahan Kenampakan pada Bumi
Bumi yang sebagian besar dikelilingi oleh lautan akan mengalami
perubahan kenampakan. Kenampakan pada bumi selalu berubah-ubah.
Perubahan kenampakan ini terjadi dikarenakan oleh air, udara, dan
kebakaran hutan.
1) Perubahan Daratan yang Disebabkan oleh Air
Daratan dapat berubah karena adanya pasang surut air dan erosi.
Pada saat tertentu air laut akan meninggi, di saat yang lain air laut
akan surut. Pasang merupakan peristiwa naiknya air laut sedangkan
surut adalah peristiwa turunnya air laut.
Naik dan turunnya air laut ini disebabkan karena perputaran
bumi dan gaya gravitasi bulan. Gaya gravitasi bulan ini terjadi karena
kedudukan bulan sangat dekat dengan bumi. Pada saat terjadi pasang,
gelombang air laut sangat besar. Hal ini dapat menyebabkan
terkikisnya pasir atau tanah ketika air laut sampai ke tepi pantai.
Karena bumi berputar, bagian bumi yang menghadap ke bulan
akan berputar dan menjauhi bulan. Hal ini mengakibatkan gaya
gravitasi bulan berkurang sehingga air akan surut kembali. Enam jam
kemudian, air pada bagian laut ini turun sampai rendah sekali
sehingga terjadilah apa yang disebut surut. Dalam sehari pasang surut
terjadi dua kali.
Pasang dan surutnya air laut ini mempengaruhi kapal-kapal yang
akan masuk ke dermaga. Pada saat pasang, kapal akan mudah masuk
31
ke dermaga, sedangkan pada saat surut kapal akan sulit merapat ke
dermaga.
Gambar 2.1 kapal mudah merapat saat pasang dan kapal sulit merapat
saat surut.
2) Perubahan Daratan yang Disebabkan Erosi
Selain akibat peristiwa pasang dan surut air laut, daratan dapat
mengalami perubahan karena terjadinya erosi akibat hujan dan tanah
longsor. Hujan yang cukup besar di daerah yang tanahnya gundul
akan mengakibatkan terjadinya longsor. Erosi atau pengikisan tanah
menyebabkan tanah yang mengandung humus akan kehilangan
lapisan humusnya karena terbawa oleh air dan tanah longsor.
Hal ini tentu sangat merugikan makhluk hidup. Tanah yang pada
awalnya subur akibat erosi menjadi hilang kesuburannya, sehingga
tumbuhan tidak dapat tumbuh dengan baik bahkan mati. Apabila
tumbuhan mati, maka makhluk hidup yang memanfaatkan tumbuhan
sebagai bahan makanannyapun akan terancam kelangsungan
hidupnya.
Erosi disebabkan karena banyaknya gunung yang gundul akibat
penebangan yang berlebihan. Air laut juga dapat menyebabkan
32
terjadinya erosi. Erosi yang disebabkan oleh air laut disebut abrasi.
Abrasi biasanya terjadi di pantai dan menyebabkan pantai semakin
lebar.
Gambar 2.2 tanah longsor dan abrasi
3) Perubahan Daratan yang Disebabkan oleh Udara
Selain oleh air, daratan dapat mengalami perubahan yang
disebabkan oleh udara atau angin. Badai merupakan angin yang bertip
sangat kencang. Pada saat terjadi badai biasanya diikuti perubahan
cuaca secara tiba-tiba serta gemuruh petir yang sangat kencang
disertai dengan kilatan.
Badai dapat mengikis daratan dan menghancurkan apa saja yang
ada di permukaan tanah. Pohon yang besarpun bisa tumbang karena
badai. Bangunan rumah hancur, genting-genting rumah beterbangan
dan lahan pertanian akan rusak.
Gambar 2.3 Badai
33
4) Perubahan Daratan yang Disebabkan oleh Kebakaran
Daratan juga dapat mengalami perubahan akibat terjadinya
kebakaran. Kebakaran hutan diakibatkan karena ulah manusia yang
semena-mena melakukan pembukaan lahan pertanian dengan cara
membakar.
Selain itu, kemarau yang cukup panjang mengakibatkan ranting-
ranting dan daun kering mudah sekali terbakar. Kebakaran hutan juga
mengakibatkan terganggunya berbagai jenis hewan yang tinggal di
dalan hutan. Asap yang ditimbulkan akibat kebakaran hutan juga
dapat menyebabkan polusi udara serta mengganggu penglihatan
pengguna kendaran bermotor.
Gambar 2.4 kebakaran hutan dan polusi udara
b. Perubahan Kenampakan pada Benda Langit
Di pagi hari kita dapat merasakan hangatnya pancaran sinar
matahari yang merupakan sumber utama energi bagi kehidupan makhluk
hidup. Di sore hari kita dapat melihat bagaimana matahari terbenam.
Pada saat malam hari, kita dapat melihat indahnya bulan dan benda langit
34
lainnya seperti bintang. Benda-benda langit tersebut juga mengalami
perubahan kedudukan setiap saatnya.
1) Kenampakan Benda Langit
Apabila diamati dengan cermat dari pagi hingga menjelang
petang, posisi matahari senantiasa berubah setiap saat. Matahari terbit
di sebelah timur dan tenggelam di sebelah barat. Jika di pagi hari kita
menemukan benda langit berupa matahari maka di malam hari kita
dapat melihat bulan.
a) Matahari
Pada saat matahari terbit di pagi hari maka kita akan melihat
bentuknya bulat seperti bumi. Langit akan berwarna jingga
kemerahan pada saat matahari terbit, sedangkan pada saat terbenam
di sore hari langit akan berwarna merah tembaga. Pemandangan
yang sangat indah apabila dapat melihat matahari terbit dan
terbenam di pagi dan sore hari.
Gambar 2.5 matahari terbit dan tenggelam
35
Pada pagi, siang, dan sore hari kita akan merasakan
perbedaan panas yang diakibatkan oleh matahari. Pada saat pagi
dan sore hari, posisi matahari tidak tepat di atas kepala kita tetapi
agak miring. Di siang hari kita kan merasa panasnya terik matahari
karena pada saat itu matahari tepat berada di atas kepala kita.
Gambar 2.6 posisi matahari pagi, siang, dan sore hari
b) Bulan
Bulan merupakan benda langit yang tidak bercahaya. Pada
saat malam hari bulan terlihat sangat indah bersama bintang-
bintang yang ada di sekitarnya. Cahaya bulan sebenarnya
merupakan hasil pemantulan cahaya yang berasal dari matahari.
Cahaya bulan hanya dapat dilihat pada malam hari. Hal ini
disebabkan karena pada siang hari cahaya matahari memancar
sangat kuat dan cahaya bulan jauh lebih redup sehingga bulan tidak
tepat memantulkan cahaya ke bumi. Jika diamati setiap malam,
bentuk bulan ternyata mengalami perubahan setiap harinya. Bulan
mengitari bumi dalam jangka waktu 29.5 hari (satu bulan). Selama
bulan bergerak, terjadi perubahan sudut antara matahari, bumi dan
bulan. Hal inilah yang menyebabkan perubahan kenampakan pada
36
bulan setiap harinya. Perubahan bentuk bulan ini dikenal dengan
fase bulan.
Gambar 2.7 kedudukan bumi, bulan, matahari pada fase bulan
Pada saat bulan berada sejajar dengan bumi dan matahari
maka bulan hampir tidak dapat dilihat. Hal ini disebabkan karena
bagian bulan yang tidak terkena cahaya matahari menghadap ke
bumi. Fase ini disebut fase bulan baru (gambar A). Selanjutnya
bulan bergerak mengelilingi bumi. Setelah satu hingga dua hari,
bulan bergerak sehingga dapat kita lihat walaupun hanya sebagaian
kecil saja (gambar B). Fase ini dikenal dengan sebutan fase bulan
sabit. Setelah hari ketujuh, kita dapat melihat setengah sisinya yang
terkena cahaya matahari (gambar C). Fase ini dikenal dengan fase
bulan separuh.
37
Gambar 2.8 fase bulan
Fase selanjutnya adalah fase bulan bungkuk. Pada fase ini
bulan terlihat berbentuk ¾ lingkaran (gambar D). Setelah
melakukan putaran selama dua minggu, bulan kini terlihat kembali
ke bentuk semula (gambar E). Fase ini disebut fase bulan purnama.
Gambar F-H menunjukkan perjalanan sebelumnya. Bentuknya
kembali seperti benntuknya di setengah perjalanan pertama.
38
Gambar 2.9 fase bulan
2) Kedudukan Benda Langit
Jika kita perhatikan dengan cermat, pada saat kita memandang
langit di malam hari, terlihat antara bintang yang satu dengan bintang
yang lainnya tidak berubah kedudukannya. Bintang-bintang yang
saling berdekatan tersebut digabungkan menjadi rasi bintang.
a) Rasi bintang layang-layang
b) Rasi bintang kalajengking
c) Rasi bintang biduk
d) Rasi bintang waluku
C. Strategi Contectual Teaching and Learning (CTL)
1. Pengertian CTL
Strategi pembelajaran kontekstual (CTL) adalah suatu strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk
dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan
situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka. CTL merupakan strategi yang
melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Siswa didorong
untuk beraktifitas mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang
akan dipelajari. Belajar dalam konteks CTL bukan hanya sekedar
mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar dengan mengalami secara
langsung. Melalui proses mengalami itu diharapkan perkembangan siswa
39
terjadi secara utuh, tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja,
tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik (Hamruni, 2012: 133).
Pembelajaran kontekstual (CTL) merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari (Trianto, 2009: 107).
Pembelajaran kontekstual dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan
pembelajaran yang mengakui dan menunjukan kondisi alamiah dari
pengetahuan. Melalui hubungan di dalam dan di luar ruang kelas, suatu
pendekatan pembelajaran kontekstual menjadi pengalaman lebih relevan
dan berarti bagi siswa dalam membangun pengetahuan yang akan mereka
terapkan dalam pembelajaran seumur hidup. Pembelajaran kontekstual
menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari
siswa dengan konteks dimana materi tersebut digunakan, serta berhubungan
dengan bagaimana seseorang belajar atau gaya atau cara siswa belajar.
Konteks memberi arti, relevansi, dan manfaat penuh terhadap belajar.
Materi pelajaran akan bertambah berarti jika siswa mempelajari materi
pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka, dan
menemukan arti di dalam proses pembelajarannya, sehingga pembelajaran
akan menjadi lebih berarti dan menyenangkan. Siswa akan bekerja keras
untuk mencapai tujuan pembelajaran, mereka menggunakan pengalaman
dan pengetahuan sebelumnya untuk membangun pengetahuan baru. Dan,
40
selanjutnya siswa memanfaatkan kembali pemahaman pengetahuan dan
kemampuannya dalam berbagai konteks di luar sekolah untuk
menyelesaikan masalah dunia nyata yang kompleks, baik secara pribadi
maupun kelompok.
Jelas bahwa pemanfaatan pembelajaran kontekstual akan menciptakan
ruang kelas yang di dalamnya siswa akan menjadi peserta aktif bukan hanya
pengamat yang pasif, dan bertanggung jawab terhadap belajarnya.
Penerapan pembelajaran kontekstual akan sangat membantu guru untuk
menghubungkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi siswa untuk membentuk hubungan antara pengetahuan dan
aplikasinya dengan kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga
negara, dan pekerja.
2. Karakteristik pembelajaran kontekstual (CTL)
Terdapat lima karakteristik penting dalam proses pembelajarn
kontekstual (CTL), yaitu bahwa pembelajaran merupakan upaya untuk:
a. Mengaktifkan pengetahuan yang sudah ada (activiting knowledge).
Artinya, apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang
sudah dipelajari. Dengan demikian, pengetahuan yang akan diperoleh
siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama
lain.
b. Memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge).
Pengetahuan baru diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran
41
dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian
memperhatikan detailnya.
c. Memahami pengetahuan (understanding knowledge). Artinya
pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami
dan diyakini. Misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain
tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan
tersebut pengetahuan tersebut dikembangkan.
d. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman (applying knowledge).
Artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh harus dapat
diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan
perilaku siswa.
e. Melakukan refleksi (areflecting knowledge) terhadap strategi
pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik
proses perbaikan dan penyempurnaan strategi (Hamruni, 2012: 137).
3. Langkah-langkah pembelajaran kontekstual (CTL)
Sesuai dengan asumsi yang mendasari bahwa pengetahuan diperoleh
anak bukan dari informasi yang diberikan oleh orang lain termasuk guru,
akan tetapi dari proses menemukan dan mengkonstruksikannya sendiri, maka
guru harus menghindari mengajar sebagai proses penyampaian informasi.
Guru perlu memandang siswa sebagai subjek belajar dengan segala
keunikannya. Siswa adalah organisme yang aktif yang memiliki potensi untuk
membangun pengetahuannya sendiri. Walaupun guru memberikan informasi
42
kepada siswa, guru harus memberi kesempatan untuk menggali informasi
agar lebih bermakna untuk kehidupan mereka.
Pembelajaran kontekstual sebagai suatu pendekatan pembelajaran
memiliki langkah-langkah. Langkah-langkah inilah yang melandasi
pelaksanaan pembelajaran kontekstual (CTL), yaitu:
a. Konstruktivisme (Constructivism)
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
Menurut konstruktivisme, pengetahuan berasal dari luar tetapi
dikonstruksikan oleh dan dari dalam diri seseorang. Karena itu,
pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu objek yang menjadi
bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk menginteprestasikan
objek tersebut. Dengan demikian, pengetahuan tidak bersifat statis tetapi
dinamis, tergantung individu yamng melihat dan mengkonstruksinya.
Lebih jauh Piaget menyatakan hakikat pengetahuan sebagai berikut:
1) Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan saja,
tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek.
2) Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur yang
perlu untuk pengetahuan.
3) Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang. Sturktur
konsepsi membentuk pengetahuan bila konsepsi berlaku dalam
berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang.
43
Pembelajaran diupayakan untuk mendorong siswa agar bisa
mengkonstruksi pengetahuan melalui proses pengamatan dan pengalaman.
Hal ini karena pengetahuan hanya akan fungsional manakala dibangun
oleh individu. Pengetahuan yang hanya diberikan tidak akan menjadi
pengetahuan yang bermakna. Maka penerapan konstruktivisme dalam
pembelajaran kontekstual adalah mendorong siswa agar mampu
mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui pengalaman nyata.
b. Inkuiri (Inquiry)
Inkuiri berarti proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan
penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah
sejumlah fakta hasil dari mengingat, tetapi hasil dari proses menemukan
sendiri. Guru harus merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa
dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Langkah-
langkah kegiatan inkuiri adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan masalah.
2) Mengajukan hipotesis
3) Mengumpulkan data
4) Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan
5) Membuat kesimpulan
c. Bertanya (Questioning)
Belajar pada hakekatnya adalah bertanya dan menjawab
pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan
setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan
44
kemampuan seseorang dalam berfikir. Dalam pembelajaran kontekstual,
guru tidak menyampaikan informasi begitu saja, tetapi memancing agar
siswa dapat menemukan sendiri. Karena itu peran bertanya sangat penting
sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing dan
mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajari.
Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan
sangat berguna untuk:
1) Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan
materi pelajaran.
2) Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar.
3) Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu.
4) Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan.
5) Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu.
d. Masyarakat belajar (Learning Community)
Konsep masyarakat belajar, dalam pembelajaran kontekstual
menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama
dengan orang lain. Kerja sama dapat dilakukan dalam berbagai bentuk
baik dalam kelompok belajar secara formal maupun dalam lingkungan
yang terjadi secara alamiah. Hasil belajar dapat diperoleh dari hasil
sharing dengan orang lain, antar teman, antar kelompok, yang sudah tahu
memberi tahu kepada yang belum tahu, yang pernah memiliki pengalaman
membagi pengalamannya pada orang lain. Inilah hakikat dari masyarakat
belajar, masyarakat yang saling membagi.
45
Dalam pembelajaran kontekstual, penerapan komponen masyarakat
belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui
kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang
anggotanya bersifat heterogen, baik dilihat dari kemampuan dan kecepatan
belajarnya, maupun bakat dan minatnya. Agar dalam kelompoknya mereka
saling belajar, yang cepat belajar didorong untuk membantu yang lambat
belajar, yang memiliki kemampuan tertentu terdorong untuk menularkan
kepada yang lainnya.
e. Pemodelan (Modeling)
Modeling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan
sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Misalnya, guru
PAI memberikan contoh cara mengerjakan sholat: cara bertakbir, rukuk,
sujud, dan seterusnya.
Proses modeling tidak terbatas dari guru, guru juga dapat
memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan. Modeling
merupakan komponen yang cukup penting dalam pembelajarn kontekstual,
sebab melalui modeling siswa dapat terhidar dari pembelajaran yang
teoritik-abstrak.
f. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah
dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-
kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Melalui proses
refleksi, pengalaman belajar akan dimasukkan dalam struktur kognitif
46
siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang
dimilikinya. Bisa jadi melalui proses refleksi siswa akan memperbarui
pengetahuan yang telah dibentuknya, atau menambah khasanah
pengetahuannya.
Dalam pembelajaran kontekstual, setiap berakhir proses
pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
merenung atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya.
g. Penilaian nyata (Authentic Assessment)
Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk
mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan
siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-
benar belajar atau tidak, apakah pengalaman belajar siswa memiliki
pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun
mental siswa. Penilaian yang autentik dilakukan secara terintegrasi dengan
proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus menerus selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, tekanannya diarahkan
kepada proses belajar bukan kepada hasil belajar (Hamruni, 2012: 141).
4. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran kontekstual (CTL)
Kelebihan pembelajaran kontekstual (CTL) adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut
untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah
dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat
mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan
47
saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi
materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa,
sehingga tidak akan mudah dilupakan.
b. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan
konsep kepada siswa, karena metode CTL menganut aliran
konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntut untuk menemukan
pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofi konstruktivisme siswa
diharapkan belajar melalui “mengalami”, bukan “menghafal”.
c. Kontekstual adalah pembelajaran yang menekan pada aktifitas siswa
secara penuh baik fisik maupun mental.
d. Kelas dalam pembelajaran kontekstual bukan sebagai tempat untuk
memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data
hasil temuan mereka di lapangan.
e. Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil
pemberian guru.
f. Penerapan pembelajaran kontekstual dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang bermakna.
Sedangkan kekurangan dari pembelajaran kontekstual adalah:
a. Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran kontekstual
berlangsung
b. Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan situasi
kelas yang kurang kondusif.
48
c. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalan pembelajaran CTL,
guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah
mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk
menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru bagi siswa. Siswa
dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar
seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan
pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah
sebagai instruktur atau penguasa yang memaksa kehendak melainkan guru
adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap
perkembangannya.
d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri
ide-ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar
menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar.Namun, dalam
konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang
ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang
diterapkan semula (http://www.m-edukasi.web.id/2014/08/keunggulan-
dan-kelemahan-pembelajaran.html).
49
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas IV di MI
Ma‟had Islam Kopeng berjumlah 20 anak yang terdiri dari 10 laki-laki dan
10 perempuan.
Tabel 3.1 Data Siswa Kelas IV MI Ma’had Islam Kopeng
No. Nama Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
1. Siswa A √
2. Siswa B √
3. Siswa C √
4. Siswa D √
5. Siswa E √
6. Siswa F √
7. Siswa G √
8. Siswa H √
9. Siswa I √
10. Siswa J √
11. Siswa K √
12. Siswa L √
13. Siswa M √
14. Siswa N √
15. Siswa O √
16. Siswa P √
17. Siswa Q √
18. Siswa R √
19. Siswa S √
20 Siswa T √
50
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I
Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan dalam 4 tahap, yaitu: perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Secara garis besar
pelaksanaan siklus I ini dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Tahap perencanaan ini berisi mengenai persiapan segala sesuatu yang
berkaitan dengan kegiatan peneliti yang terdiri dari:
1) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang memuat
seluruh konsep kegiatan pembelajaran.
2) Menyiapkan perangkat/media pembelajaran berupa gambar.
3) Lembar tes formatif yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa
pada siklus I.
4) Lembar observasi siswa yang mengamati proses pembelajaran dan
kemampuan siswa.
5) Lembar observasi guru untuk mengetahui perkembangan guru dalam
pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 Januari 2016 dengan
materi tentang perubahan kenampakan bumi dan benda langit. Pada siklus
ini peneliti menggunakan strategi Contectual Teaching and Learning (CTL).
Tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut :
51
1) Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi:
a) Membuka pelajaran dengan salam dan doa bersama dipimpin oleh
salah seorang peserta didik dengan penuh khidmat.
b) Guru bertanya: “apa kabar anak-anak?”
c) Guru mengabsen siswa.
d) Memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat.
e) Mengajukan beberapa pertanyaan. Misalnya: “anak-anak pernahkah
kalian melihat peristiwa tanah longsor atau erosi?”
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi,
(1) Guru menginformasikan tentang perubahan kenampakan bumi
akibat pengaruh air, udara, dam kebakaran.
(2) Siswa diminta untuk mengamati gambar mengenai pasang naik
dan surut, erosi, kebakaran.
(3) Siswa diminta untuk bertanya mengenai gambar tersebut.
b) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
(1) Siswa terbagi menjadi 2 kelompok, kelompok A mengamati erosi
pada tanah yang ditumbuhi tumbuhan dan kelompok B
mengamati erosi tanah pada tanah yang tidak ditumbuhi
tumbuhan.
52
(2) Siswa melakukan percobaaan bahwa tumbuhan memiliki fungsi
untuk mencegah erosi pada tanah.
(3) Guru membagikan lembar soal yang berkaitan dengan materi
perubahan kenampakan bumi.
(4) Siswa diminta untuk mengerjakan soal yang telah diberikan.
c) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi,
(1) Guru meminta beberapa perwakilan kelompok untuk maju ke
depan kelas untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya.
(2) Siswa diminta menanyakan materi yang belum dipahami.
(3) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3) Kegiatan penutup
a) Guru memberi soal latihan untuk mengukur pemahaman siswa.
b) Guru menutup pembelajaran dengan berdo‟a dan mengucapakan
salam.
c. Observasi
Tahap yang dilakukan setelah pelaksanaan adalah tahap observasi atau
pengamatan, terhadap pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung antara
lain:
1) Peneliti bersama dengan guru berkolabolator mengamati keaktifan
peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.
2) Guru kolaborator mengamati aktifitas peneliti dalam mengelola
pembelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
53
3) Peneliti mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat
pembelajaran.
d. Refleksi
Setelah dilakukan perencanaan, tindakan, dan pengamatan, maka
selanjutnya peneliti mengadakan refleksi. Yaitu pembelajaran dengan
menggunakan strategi Contectual Teaching and Learning tersebut apakah
dapat meningkatkan prestasi belajar ipa. Refleksi dilakukan dengan
menganalisa hasil belajar seberapa jauh tingkat perubahan kemampuan
siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Serta mengkaji keberhasilan
belajar siswa sebagai persiapan tindakan selanjutnya.
Adapun refleksi yang didapatkan dalam siklus I ini adalah penggunan
strategi Contectual Teaching and Learning pada siklus I ini kurang begitu
maksimal, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1) Guru belum mampu mengkondisikan kelas.
2) Materi yang dijelaskan oleh guru terlalu cepat.
3) Pengaturan waktu yang kurang efektif.
4) Terdapat siswa yang masih malu-malu untuk bertanya.
5) Siswa kurang dalam merespon panggilan guru.
6) Masih ada siswa yang berbicara sendiri sehingga kurang memperhatikan
guru dalam menjelaskan materi pembelajaran.
Adapun tindakan perbaikan untuk siklus I ini adalah:
1) Guru harus mampu mengkondisikan kelas dengan baik.
2) Penguasaan materi dan penjelasan harus ditingkatkan.
54
3) Guru harus mampu untuk mengatur waktu.
4) Guru harus membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
5) Guru lebih jelas dalam memberikan instruksi.
6) Guru lebih tegas terhadap siswa yang berbicara sendiri.
Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan
melakukan tindakan perbaikan pada siklus II untuk memperbaiki prestasi
belajar pada siklus I.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus II, peneliti memberi arahan pada siswa untuk lebih
aktif pada kegiatan pembelajaran berlangsung agar indikator pembelajaran
tercapai. Beberapa tahap yang dilakukan peneliti antara lain:
a. Perencanaan
Tahap perancanaan ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan kegiatan peneliti yang terdiri dari :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat
seluruh konsep kegiatan pembelajaran.
2) Menyiapkan lembar tes formatif yang bertujuan untuk mengetahui
prestasi belajar siswa pada siklus II.
3) Menyiapkan lembar observasi siswa untuk mengamati proses kegiatan
pembelajaran siswa dan kemampuan siswa.
4) Menyiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui perkembangan
guru dalam pembelajaran.
55
5) Menyiapkan media pembelajaran untuk menunjang proses kegiatan
pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu 3 Februari 2016. Pada siklus ini
peneliti berupaya untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
Penjelasan secara rinci sebagai berikut:
1) Pendahuluan
Apersepsi:
a) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama
dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh khidmat.
b) Guru bertanya: “apa kabar anak-anak?”
c) Guru mengabsen siswa.
d) Memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat tentang perubahan
kenampakan benda langit yang terjadi di lingkungan sekitar.
e) Mengajukan beberapa pertanyaan. Misalnya: “anak-anak pernahkah
kalian melihat bulan dan bintang?”
2) Kegiatan inti
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi,
(1) Guru menginformasikan tentang perubahan kenampakan benda-
benda langit.
(2) Siswa diminta untuk mengamati gambar tentang perubahan
kenampakan benda-benda langit (matahari, bulan dan bintang).
56
(3) Siswa diminta untuk bertanya tentang gambar tersebut.
b) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
(1) Siswa terbagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.
(2) Siswa diajak keluar kelas untuk melakukan percobaan.
(3) Siswa diminta melakukan percobaan bahwa posisi matahari
mempengaruhi kekuatan panas.
(4) Guru membagikan lembar soal yang berkaitan dengan materi
perubahan kenampakan benda-benda langit.
(5) Siswa diminta mengerjakan soal yang telah diberikan.
c) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi,
(1) Guru meminta beberapa perwakilan kelompok untuk maju ke
depan kelas untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya.
(2) Siswa bersama dengan guru bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa.
(3) Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
3) Kegiatan penutup
a) Guru menanyakan hal yang belum jelas kepada siswa.
b) Guru memberi soal latihan untuk mengukur pemahaman siswa.
c) Guru menutup pembelajaran dengan berdo‟a dan mengucapkan salam.
57
c. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang berlangsung. Aspek pengamatan dalam penelitian siklus
II ini sama dengan siklus I yaitu mencakup aspek pengamatan pada guru
dan siswa.
d. Refleksi
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II ini jumlah
siswa yang memperhatikan semakin banyak dibanding siklus sebelumnya,
siswa dapat memperhatikan materi dan mengikuti pembelajaran dengan
kondusif.
Pada siklus II ini peneliti berhasil meningkatkan prestasi belajar IPA
melalui strategi Contectual Teaching and Learning pada materi perubahan
kenampakan bumi dan benda langit.
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
Prestasi belajar yang diraih peserta didik pada evaluasi siklus I dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Prestasi Belajar Siklus I
No Nama Nilai Keterangan
1. Siswa A 40 Belum Tuntas
2. Siswa B 73 Tuntas
3. Siswa C 80 Tuntas
4. Siswa D 86 Tuntas
5. Siswa E 53 Belum Tuntas
6. Siswa F 60 BelumTuntas
7. Siswa G 73 Tuntas
8. Siswa H 53 Belum Tuntas
9. Siswa I 80 Tuntas
10. Siswa J 33 Belum Tuntas
11. Siswa K 73 Tuntas
12. Siswa L 73 Tuntas
13. Siswa M 80 Tuntas
14. Siswa N 93 Tuntas
15. Siswa O 60 Belum Tuntas
16. Siswa P 80 Tuntas
17. Siswa Q 86 Tuntas
18. Siswa R 47 Belum Tuntas
19. Siswa S 86 Tuntas
20. Siswa T 73 Tuntas
59
2. Siklus II
Tabel 4.2 Prestasi Belajar Siklus II
No Nama Nilai Keterangan
1. Siswa A 73 Tuntas
2. Siswa B 86 Tuntas
3. Siswa C 100 Tuntas
4. Siswa D 93 Tuntas
5. Siswa E 73 Tuntas
6. Siswa F 80 Tuntas
7. Siswa G 80 Tuntas
8. Siswa H 73 Tuntas
9. Siswa I 86 Tuntas
10. Siswa J 73 Tuntas
11. Siswa K 80 Tuntas
12. Siswa L 86 Tuntas
13. Siswa M 93 Tuntas
14. Siswa N 100 Tuntas
15. Siswa O 73 Tuntas
16. Siswa P 100 Tuntas
17. Siswa Q 100 Tuntas
18. Siswa R 80 Tuntas
19. Siswa S 93 Tuntas
20. Siswa T 86 Tuntas
B. Pembahasan
1. Siklus I
Tabel 4.3 Pembahasan Prestasi Belajar Siswa Siklus I
No Nama Nilai Keterangan
1. Siswa A 40 Belum Tuntas
2. Siswa B 73 Tuntas
3. Siswa C 80 Tuntas
4. Siswa D 86 Tuntas
5. Siswa E 53 Belum Tuntas
6. Siswa F 60 BelumTuntas
7. Siswa G 73 Tuntas
8. Siswa H 53 Belum Tuntas
9. Siswa I 80 Tuntas
10. Siswa J 33 Belum Tuntas
60
11. Siswa K 73 Tuntas
12. Siswa L 73 Tuntas
13. Siswa M 80 Tuntas
14. Siswa N 93 Tuntas
15. Siswa O 60 Belum Tuntas
16. Siswa P 80 Tuntas
17. Siswa Q 86 Tuntas
18. Siswa R 47 Belum Tuntas
19. Siswa S 86 Tuntas
20. Siswa T 73 Tuntas
Data di atas menunjukkan prestasi belajar siswa siklus I. Siswa yang
mencapai KKM indikator sekolah dalam persentase sebagai berikut:
P =
x 100 %
P =
x 100 %
P = 65 %
Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM indikator sekolah dalam
persentase adalah sebagai berikut:
P =
x 100 %
P =
x 100 %
P = 35 %
Pada siklus I ini menunjukkan siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa
dan yang belum tuntas sebanyak 7 siswa. Hasil yang didapatkan dari siklus I
adalah penggunaan strategi Contectual Teaching and Learning dapat
dikatakan belum berjalan secara maksimal, hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain:
a. Guru belum mampu mengkondisikan kelas.
61
b. Materi yang dijelaskan oleh guru terlalu cepat.
c. Pengaturan waktu yang kurang efektif.
d. Terdapat siswa yang masih malu-malu untuk bertanya.
e. Siswa kurang dalam merespon panggilan guru.
f. Masih ada siswa yang berbicara sendiri sehingga kurang memperhatikan
guru dalam menjelaskan materi pembelajaran.
Adapun tindakan perbaikan untuk siklus I ini adalah :
a. Guru harus mampu mengkondisikan kelas dengan baik.
b. Penguasaan materi dan penjelasan harus ditingkatkan.
c. Guru harus mampu untuk mengatur waktu.
d. Guru harus membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
e. Guru lebih jelas dalam memberikan instruksi.
f. Guru lebih tegas terhadap siswa yang berbicara sendiri.
2. Siklus II
Tabel 4.4 Pembahasan Prestasi Belajar Siswa Siklus II
No Nama Nilai Keterangan
1. Siswa A 73 Tuntas
2. Siswa B 86 Tuntas
3. Siswa C 100 Tuntas
4. Siswa D 93 Tuntas
5. Siswa E 73 Tuntas
6. Siswa F 80 Tuntas
7. Siswa G 80 Tuntas
8. Siswa H 73 Tuntas
9. Siswa I 86 Tuntas
10. Siswa J 73 Tuntas
11. Siswa K 80 Tuntas
12. Siswa L 86 Tuntas
62
13. Siswa M 93 Tuntas
14. Siswa N 100 Tuntas
15. Siswa O 73 Tuntas
16. Siswa P 100 Tuntas
17. Siswa Q 100 Tuntas
18. Siswa R 80 Tuntas
19. Siswa S 93 Tuntas
20. Siswa T 86 Tuntas
Pada siklus II ini kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi
Contectual Teaching and Learning berlangsung dengan lancar. Hal ini dapat
dilihat dari semua siswa yang memperhatikan dan mendengarkan penjelasan
yang diberikan guru sehingga tidak ada siswa yang berbicara atau bermain
sendiri. Kebanyakan dari siswa juga sudah banyak yang berani untuk
mengajukan pertanyaan tentang materi, sehingga kegiatan pembelajaran
berjalan dengan aktif dan hasilnya juga dapat maksimal.
Kemajuan yang demikian menghasilkan siswa dapat mencapai target
KKM indikator sekolah secara maksimal baik secara individu maupun
kelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan pembelajaran
siklus II ini ketuntasan yang didapat sebesar 100% artinya seluruh siswa
telah lulus dalam mencapai standar KKM indikator sekolah.
63
3. Peningkatan Siklus I ke Siklus II
Tabel 4.5 Peningkatan Siklus I ke Siklus II
No. Tuntas dan Tidak Tuntas Siklus I Siklus II
1.
Tuntas
13
(65%)
20
(100%)
2.
Tidak Tuntas
7
(35%)
0
(0%)
Data di atas menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa. Siswa
yang tuntas pada siklus I sebanyak 13 siswa atau dipersentasekan sebesar
65%. Sedangkan yang tidak tuntas pada siklus I sebanyak 7 siswa atau
dipersentasekan sebesar 35%. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan
prestasi belajar yang cukup drastis yaitu 20 siswa mencapai nilai ketuntasan
minimum atau dipersentasekan sebesar 100%. Peningkatan prestasi belajar
siswa dari siklus I ke siklus II sebanyak 7 siswa atau dalam persentase
sebesar 35% dari jumlah siswa sebanyak 20 anak. Berdasarkan hasil yang
diperoleh, dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi Contectual
Teaching and Learning pada materi Perubahan Kenampakan Bumi dan
Benda Langit mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di MI Ma‟had Islam
Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang berhasil meningkatkan
prestasi belajar siswa.
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai
berikut: melalui penggunaan strategi Contectual Teaching and Learning dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa IPA materi perubahan kenampakan bumi
dan benda langit pada siswa kelas IV MI Ma‟had Islam Kopeng, Kecamatan
Getasan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. Peningkatan
prestasi belajar siswa tersebut dapat dibuktikan dari pelaksanaan siklus I ke
siklus II yang cukup drastis. Siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 13 siswa
atau dipersentasekan sebesar sebesar 65%. Sedangkan pada siklus II sebanyak
20 siswa mencapai nilai ketuntasan minimum atau dipersentasekan sebesar
100%. Peningkatan prestasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebanyak 7
siswa atau dalam persen 35% dari jumlah siswa sebanyak 20 anak.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian ini, peneliti dapat menyampaikan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Bagi guru
a. Pembelajaran dengan menggunakan strategi Contectual Teaching and
Learning diharapkan menjadi alternatif dalam kegiatan belajar mengajar
IPA.
65
b. Guru sebaiknya menerapkan strategi Contectual Teaching and Learning
pada pelajaran IPA untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Bagi siswa
a. Siswa harus lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.
b. Strategi Contectual Teaching and Learning dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa agar prestasi belajar yang diperoleh semakin meningkat.
3. Bagi sekolah
Sekolah hendaknya selalu memberi dorongan kepada para guru untuk
menggunakan strategi pembelajaranyang bersifat kreatif dan inovatif dengan
memberi fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan mendukung.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, Teknik, Prosedur.
Bandung: PT Remaja Rodaskarya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Baharuddin, Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar & Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Departemen Agama. 2002. Buku Pedoman Guru Mata Pelajaran Pendidikan IPA
Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Derektoral Jendral kelembagaan Agama Islam.
Departemen Agama. 2004. Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta:
Derektoral Jendral Kelembagaan Agama Islam.
Devi, Poppy. K. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2004. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
Hamdani. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.
Haryanto. 2006. Sains untuk Sekolah SD/MI Kelas IV. Jakarta: Erlangga.
http://www.m-edukasi.web.id/2014/08/keunggulan-dan-kelemahan-
pembelajaran.html diunduh pada hari Selasa Tanggal 14 Desember 2015
Pukul 14.56 WIB.
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rodaskarya.
Sulistyanto, Heri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas IV.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sukmadinata, Syaodih. Nana. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rodaskarya.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif, Konsep,
Landasan dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS 1
Sekolah/ Madrasah : MI Ma‟had Islam Kopeng
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV/II
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit
Materi Pokok : Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit
A. Standar Kompetensi
Memahami perubahan kenampakan bumi dan benda langit.
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi.
C. Indikator
Mengidentifikasi perubahan daratan, yang disebabkan oleh air dan udara,
misalnya: perubahan akibat pasang surut air laut, badai, erosi, dan
kebakaran.
Menjelaskan pengaruh air laut pasang dan surut bagi nelayan dan dermaga
yang dangkal, pengaruh erosi, kebakaran hutan bagi makhluk hidup dan
lingkungannya.
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mengidentifikasi perubahan daratan, yang disebabkan oleh air
dan udara, misalnya: perubahan akibat pasang surut air laut, badai, erosi,
dan kebakaran.
Siswa dapat menjelaskan pengaruh air laut pasang dan surut bagi nelayan
dan dermaga yang dangkal, pengaruh erosi, kebakaran hutan bagi makhluk
hidup dan lingkungannya.
E. Karakter yang diharapkan
1. Disiplin
2. Kerja keras
3. Tanggung jawab
4. Kreatif
5. Bekerja sama
6. Jujur
F. Materi Pokok
Perubahan Kenampakan Bumi.
G. Strategi Pembelajaran
1. Strategi Contectual Teaching and Learning(CTL)
H. Media Alat dan Sumber Belajar
1. Gambar tentang perbahan kenampakan bumi
2. Buku paket IPA kelas IV
3. Tanah
4. Air
5. Kantong Plastik
6. Nampan
7. Rumput/tanaman
8. Baskom
I. Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Apersepsi :
- Membuka pelajaran dengan salam dan berdoa
bersama dipimpin oleh peserta didik dengan penuh
khidmat.
- Guru bertanya : „‟apa kabar anak-anak?”
- Guru mengabsen siswa.
- Memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
tentang perubahan kenampakan bumi yang terjadi
di lingkungan sekitar. Misalnya: “anak-anak
pernahkah kalian melihat peristiwa tanah
longsor/erosi?”
10 menit
Inti a. Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi,
- Guru menginformasikan tentang perubahan
kenampakan bumi akibat pengaruh air, udara,
dan kebakaran.
- Siswa diminta untuk mengamati gambar tentang
perubahan kenampakan bumi akibat pengaruh air,
udara, kebakaran (pasang naik dan pasang surut
air laut, erosi, badai, kebakaran).
- Siswa diminta untuk bertanya tentang gambar
tersebut.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
- Siswa terbagi menjadi dua kelompok, kelompok
A mengamati erosi pada tanah yang ditumbuhi
tumbuhan dan kelompok B mengamati erosi tanah
yang tidak ditumbuhi tumbuhan.
- Siswa melakukan percobaan bahwa tumbuhan
memiliki fungsi untuk mencegah erosi tanah pada
tanah yang miring.
- Guru membagikan lembar soal yang berkaitan
dengan materi perubahan kenampakan bumi.
- Siswa diminta untuk mengerjakan soal yang telah
diberikan.
c. Konfirmasi
- Guru meminta beberapa perwakilan kelompok
untuk maju ke depan kelas untuk menyampaikan
40 menit
hasil diskusi kelompoknya.
- Siswa diminta menanyakan materi yang belum
dipahami.
- Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang
telah dipelajari.
Penutup - Guru memberi soal latihan untuk mengukur
pemahaman siswa.
- Guru menutup pembelajaran dengan berdo‟a dan
mengucapkan salam.
20 menit
J. Penilaian
1. Instrument PenilaianTugasKelompok
No. Nama
Siswa
Aspek yang dinilai Jumlah
skor Nilai
Kerjasama Performen Hasil
Keterangan :
a. Kerjasama
- Selalu bekerjasama : 3
- Kadang-kadang : 2
- Tidak bekerjasama : 1
b. Hasil
- Benar semua : 3
- Benar setengah : 2
- Hampir semua salah : 1
2. Instrumen Penilaian Tugas Individu
No. Nama Nilai
Nilai = (Jumlah skor : jumlah skor maksimal) x 100
K. InstrumenSoal
Kelompok A
1. Apa yang terjadi pada nampan berisi tanah yang ditanami oleh tumbuhan,
pada saat disiram oleh air?
2. Bagaimana cara untuk mencegah tanah tidak larut oleh air (erosi tanah)
pada tanah yang miring?
3. Apa fungsi tumbuhan yang tumbuh pada tanah yang miring?
Kelompok B
1. Apa yang terjadi pada nampan berisi tanah yang tidak ditanami oleh
tumbuhan, pada saat disiram oleh air?
2. Apa penyebab tanah banyak yang terhanyut oleh air pada tanah yang
miring?
3. Bagaimana cara untuk mencegah erosi pada tanah yang miring?
Kunci Jawaban
Kelompok A
1. Tidak terjadi erosi
2. Ditanami tumbuhan
3. Mencegah erosi tanah
Kelompok B
1. Tanah akan larut oleh air/ terjadi erosi
2. Pada tanah yang miring tidak ditanami oleh tumbuhan.
3. Dibuatkan terasering, ditanami tumbuhan/reboisasi, pergantian jenis
tanaman.
SOAL EVALUASI SIKLUS I
A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
1. Keadaan permukaan air laut yang naik sehingga air laut tampak
bertambah banyak disebut...
a. Pasang surut c. Pasang naik
b. Pasang air d. Angin
2. Peristiwa pasang surut disebabkan karena adanya...
a. Gravitasi bulan c. Gravitasi matahari
b. Gravitasi bumi d. Gravitasi planet
3. Pengikisan tanah yang disebabkan karena adanya pasang surut
disebut...
a. Erosi c. Korosi
b. Abrasi d. Banjir
4. Daratan dapat berubah karena angin yang cukup kencang dan dapat
menghancurkan bangunan disebut...
a. Banjir c. Radiasi
b. Tanah longsor d. Badai
5. Penebangan hutan secara liar dan tidak bertanggung jawab dapat
mengakibatkan...
a. Reboisasi c. Tsunami
b. Angin d. Erosi
6. Cara terbaik untuk mencegah erosi tanah adalah...
a. Mananam pohon
b. Membuat tanggul
c. Membangun jembatan
d. Membuat sungai buatan
7. Akibat erosi, tanah menjadi tandus karena...
a. Humusnya terbawa air c. Airnya tergenang
b. Tanahnya panas d. Pohonnya mati
8. Selain karena ulah manusia, kebakaran hutan dapat terjadi karena...
a. Penebangan hutan c. Hutan gundul
b. Kemarau berkepanjangan d. Badai
9. Pasang naik air laut dimanfaatkan oleh manusia untuk...
a. Pengairan sawah c. Kapal merapat ke
dermaga
b. Menanam padi d. Menentukan cuaca
10. Tanaman yang berfungsi untuk mencegah abrasi adalah...
a. Jati c. Kelapa
b. Pinus d. Bakau
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar
1. Erosi dapat disebabkan oleh...
2. Keadaan permukaan air laut yang tampak turun sehingga air laut
tampak berkurang disebut...
3. Air laut pasang terjadi pada.......dan surut terjadi pada.....
4. Kebakaran hutan dapat mencemari udara yang disebut dengan...
5. Pasang naik dan pasang surut air laut disebabkan oleh...
Kunci Jawaban
A. Pilihan ganda
1. C
2. A
3. B
4. D
5. D
6. A
7. A
8. B
9. C
10. D
B. Essay
1. Air
2. Pasang surut
3. Malam dan siang hari
4. Polusi udara
5. Gaya gravitasi bulan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Sekolah/ Madrasah : MI Ma‟had Islam Kopeng
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV/II
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit
Materi Pokok : Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit
A. Standar Kompetensi
Memahami perubahan kenampakan bumi dan benda langit.
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan bulan dari hari ke hari.
C. Indikator
Mengidentifikasi kedudukan benda langit misalnya mengamati kenampakan
benda-benda langit, waktu dan “posisi matahari” terbit dan tenggelam,
kenampakan bulan dari hari ke hari.
Mencari informasi tentang kedudukan benda langit.
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mengidentifikasi kedudukan benda langit misalnya mengamati
kenampakan benda-benda langit, waktu dan “posisi matahari” terbit dan
tenggelam, kenampakan bulan dari hari ke hari.
Siswa dapat mencari informasi tentang kedudukan benda langit.
E. Karakter yang diharapkan
1. Disiplin
2. Kerja keras
3. Tanggung jawab
4. Kreatif
5. Jujur
F. Materi Pokok
Perubahan kenampakan benda-benda langit.
G. Strategi Pembelajaran
1. Strategi Contectual Teaching and Learning(CTL)
H. Media Alat dan Sumber Belajar
1. Gambar tentang perbahan kenampakan benda-benda langit
2. Buku paket IPA kelas IV
3. Senter, bola, senter
4. Lup, kertas koran, stopwatch
I. Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Apersepsi :
- Membuka pelajaran dengan salam dan berdoa bersama
dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh
khidmat.
- Guru bertanya: „‟apa kabar anak-anak?”
- Guru mengabsen siswa.
- Memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
tentang perubahan kenampakan benda langit yang
terjadi di lingkungan sekitar. Misalnya: “anak-anak
pernahkan kalian melihat bulan atau bintang?”
10 menit
Inti d. Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi,
- Guru menginformasikan tentang perubahan
kenampakan benda-benda langit.
- Siswa diminta untuk mengamati gambar tentang
perubahan kenampakan benda-benda langit (matahari,
bulan dan bintang).
- Siswa diminta untuk bertanya tentang gambar
tersebut.
40 menit
e. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
- Siswa terbagi menjadi beberapa kelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.
- Siswa diajak keluar kelas untuk melakukan percobaan.
- Siswa diminta melakukan percobaan bahwa posisi
matahari mempengaruhi kekuatan panas.
- Guru membagikan lembar soal yang berkaitan dengan
materi perubahan kenampakan benda-benda langit.
- Siswa diminta mengerjakan soal yang telah diberikan.
f. Konfirmasi
- Guru meminta beberapa perwakilan kelompok untuk
maju ke depan kelas untuk menyampaikan hasil
diskusi kelompoknya.
- Siswa bersama dengan guru bertanya jawab tentang
hal-hal yang belum diketahui siswa.
- Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
Penutup b. Guru menanyakan hal yang belum jelas kepada siswa.
c. Guru memberi soal latihan untuk mengukur pemahaman
siswa.
d. Guru menutup pembelajaran dengan berdo‟a dan
mengucapkan salam.
20 menit
J. Penilaian
1. Instrument Penilaian Tugas Kelompok
No. Nama
Siswa
Aspek yang dinilai Jumlah
skor Nilai
Kerjasama Performen Hasil
Keterangan :
c. Kerjasama
- Selalu bekerjasama : 3
- Kadang-kadang : 2
- Tidak bekerjasama : 1
d. Hasil
- Benar semua : 3
- Benar setengah : 2
- Hampir semua salah : 1
2. Instrumen Penilaian Tugas Individu
No. Nama Nilai
Nilai = (Jumlah skor : jumlah skor maksimal) x 100
K. Instrumen Soal
Soal kelompok
Langkah kegiatan:
1. Lakukan kegiatan ini pada saat matahari berada tepat di atas kepala.
2. Letakkan kertas koran di atas tanah. Usahakan lup dapat menangkap cahaya
matahari.
3. Letakkan lup dengan dengan kedua permukaannya rata dan sejajar dengan
tanah sehingga cahaya matahari merambat tegak lurus melewati lup.
4. Kenakan cahaya yang diterima oleh lup pada kertas koran.
5. Pada saat cahaya mengenai kertas koran, hitunglah waktu sampai kertas
koran.
6. Ubah posisi lup menjadi agak miring dari arah kiri kertas koran, kemudian
lakukanlah langkah (4) dan (5).
7. Ubah posisi lup menjadi agak miring dari arah kanan kertas koran,
kemudian lakukanlah langkah (4) dan (5).
8. Masukkan hasil pengamatan kalian pada tabel berikut ini!
No Posisi Lup Waktu yang
diperlukan
sampai kertas
koran terbakar
1. Tepat berada di atas matahari
2. Miring ke atas dari sebelah kiri posisi kertas
Koran
3. Miring ke atas dari sebelah kanan posisi
kertas Koran
Dari hasil percobaan yang kalian lakukan apa yang dapat kalian simpulkan?
Kunci Jawaban
1. 5 menit
2. 10 menit
3. 10 menit
Kesimpulan dari percobaan adalah bahwa posisi matahari mempengaruhi
kekuatan panas.
SOAL EVALUASI SIKLUS II
A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
1. Pada siang hari kita merasakan panasnya matahari karena pada saat itu
posisi matahari...
a. Berada di belakang c. Berada di depan
b. Berada di atas kepala d. Berada di samping
2. Pada siang hari bumi tampak terang karena...
a. Bumi dekat dengan bulan
b. Bumi mendapat cahaya dari matahari
c. Bumi dekat dengan bintang
d. Bumi mendapat cahaya dari bulan
3. Matahari tampak terbit di sebelah...
a. Timur c. Utara
b. Barat d. Selatan
4. Bulan tidak mengeluarkan cahaya sendiri, melainkan memantulkan cahaya
dari...
a. Listrik c. Satelit
b. Meteor d. Matahari
5. Bulan dan bintang dapat kita lihat pada waktu...
a. Siang c. Sore
b. Pagi d. Malam
6. Bintang tampak berkedip-kedip dan kecil dari penglihatan kita. Hal ini
disebabkan...
a. Bintang bentuknya bulat dan kecil
b. Bumi lebih besar dari bintang
c. Bintang lebih kecil dan lebih redup dari matahari
d. Bintang letaknya sangat jauh dari bumi
7. Bentuk bulan akan terlihat penuh pada fase...
a. Bulan sabit c. Bulan purnama
b. Bulan bungkuk d. Bulan separuh
8. Diantara benda langit berikut yang bergerak mengitari bumi adalah...
a. Bulan c. Planet
b. Bintang d. Matahari
9. Rasi bintang yang dapat dilihat sore hari adalah rasi bintang...
a. Layang-layang c. Kalajengking
b. Beruang besar d. Waluku
10. Bintang-bintang yang saling berdekatan dikelompokkan menjadi...
a. Rasi planet c. Rasi matahari
b. Rasi bulan d. Rasi bintang
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar.
1. Matahari terbenam di sebelah...
2. Perubahan penampakan atau bentuk bulan dalam setiap hari disebut...
3. Rasi bintang yang dapat dilihat ketika memandang langit sebelah
tenggara adalah...
4. Benda langit yang memancarkan cahaya sendiri dan dapat dilihat pada
malam hari adalah...
5. Matahari tampak terang ketika....hari
Kunci Jawaban
A. Pilihan ganda
1. B
2. B
3. A
4. D
5. D
6. D
7. C
8. A
9. D
10. D
B. Essay
1. Barat
2. Fase bulan
3. Rasi bintang kalajengking
4. Bintang
5. Siang hari
NILAI PRESTASI BELAJAR SISWA TAHUN 2015
No Nama Nilai
23. Siswa A 65
24. Siswa B 70
25. Siswa C 50
26. Siswa D 80
27. Siswa E 75
28. Siswa F 60
29. Siswa G 40
30. Siswa H 70
31. Siswa I 55
32. Siswa J 90
33. Siswa K 50
34. Siswa L 60
35. Siswa M 85
36. Siswa N 40
37. Siswa O 55
38. Siswa P 60
39. Siswa Q 85
40. Siswa R 80
41. Siswa S 35
42. Siswa T 60
43. Siswa U 60
44. Siswa V 80
SOAL EVALUASI SIKLUS I IPA KELAS IV
MI MA’HAD ISLAM KOPENG
MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI
Nama :
No. Absen :
A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
1. Keadaan permukaan air laut yang naik sehingga air laut tampak
bertambah banyak disebut...
a. Pasang surut c. Pasang naik
b. Pasang air d. Angin
2. Peristiwa pasang surut disebabkan karena adanya...
a. Gravitasi bulan c. Gravitasi matahari
b. Gravitasi bumi d. Gravitasi planet
3. Pengikisan tanah yang disebabkan karena adanya pasang surut
disebut...
a. Erosi c. Korosi
b. Abrasi d. Banjir
4. Daratan dapat berubah karena angin yang cukup kencang dan dapat
menghancurkan bangunan disebut...
a. Banjir c. Radiasi
b. Tanah longsor d. Badai
5. Penebangan hutan secara liar dan tidak bertanggung jawab dapat
mengakibatkan...
a. Reboisasi c. Tsunami
b. Angin d. Erosi
6. Cara terbaik untuk mencegah erosi tanah adalah...
a. Mananam pohon
b. Membuat tanggul
c. Membangun jembatan
d. Membuat sungai buatan
7. Akibat erosi, tanah menjadi tandus karena...
a. Humusnya terbawa air c. Airnya tergenang
b. Tanahnya panas d. Pohonnya mati
8. Selain karena ulah manusia, kebakaran hutan dapat terjadi karena...
a. Penebangan hutan c. Hutan gundul
b. Kemarau berkepanjangan d. Badai
9. Pasang naik air laut dimanfaatkan oleh manusia untuk...
a. Pengairan sawah c. Kapal merapat ke
dermaga
b. Menanam padi d. Menentukan cuaca
10. Tanaman yang berfungsi untuk mencegah abrasi adalah...
a. Jati c. Kelapa
b. Pinus d. Bakau
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar
1. Erosi dapat disebabkan oleh...
2. Keadaan permukaan air laut yang tampak turun sehingga air laut
tampak berkurang disebut...
3. Air laut pasang terjadi pada.......dan surut terjadi pada.....
4. Kebakaran hutan dapat mencemari udara yang disebut dengan...
5. Pasang naik dan pasang surut air laut disebabkan oleh...
Kelompok A
Nama :
No Absen :
Kerjakan soal di bawah ini dengan teliti!
1. Apa yang terjadi pada nampan berisi tanah yang ditanami oleh
tumbuhan, pada saat disiram oleh air?
2. Bagaimana cara untuk mencegah tanah tidak larut oleh air (erosi
tanah) pada tanah yang miring?
3. Apa fungsi tumbuhan yang tumbuh pada tanah yang miring?
Kelompok B
Nama :
No Absen :
Kerjakan soal di bawah ini dengan teliti!
1. Apa yang terjadi pada nampan berisi tanah yang tidak ditanami
oleh tumbuhan, pada saat disiram oleh air?
2. Apa penyebab tanah banyak yang terhanyut oleh air pada tanah
yang miring?
3. Bagaimana cara untuk mencegah erosi pada tanah yang miring?
SOAL EVALUASI SIKLUS II IPA KELAS IV
MI MA’HAD ISLAM KOPENG
MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT
Nama :
No. Absen :
A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
1. Pada siang hari kita merasakan panasnya matahari karena pada saat itu
posisi matahari...
a. Berada di belakang c. Berada di depan
b. Berada di atas kepala d. Berada di samping
2. Pada siang hari bumi tampak terang karena...
a. Bumi dekat dengan bulan
b. Bumi mendapat cahaya dari matahari
c. Bumi dekat dengan bintang
d. Bumi mendapat cahaya dari bulan
3. Matahari tampak terbit di sebelah...
a. Timur c. Utara
b. Barat d. Selatan
4. Bulan tidak mengeluarkan cahaya sendiri, melainkan memantulkan
cahaya dari...
a. Listrik c. Satelit
b. Meteor d. Matahari
5. Bulan dan bintang dapat kita lihat pada waktu...
a. Siang c. Sore
b. Pagi d. Malam
6. Bintang tampak berkedip-kedip dan kecil dari penglihatan kita. Hal ini
disebabkan...
a. Bintang bentuknya bulat dan kecil
b. Bumi lebih besar dari bintang
c. Bintang lebih kecil dan lebih redup dari matahari
d. Bintang letaknya sangat jauh dari bumi
7. Bentuk bulan akan terlihat penuh pada fase...
a. Bulan sabit c. Bulan purnama
b. Bulan bungkuk d. Bulan separuh
8. Diantara benda langit berikut yang bergerak mengitari bumi adalah...
a. Bulan c. Planet
b. Bintang d. Matahari
9. Rasi bintang yang dapat dilihat sore hari adalah rasi bintang...
a. Layang-layang c. Kalajengking
b. Beruang besar d. Waluku
10. Bintang-bintang yang saling berdekatan dikelompokkan menjadi...
a. Rasi planet c. Rasi matahari
b. Rasi bulan d. Rasi bintang
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar
1. Matahari terbenam di sebelah...
2. Perubahan penampakan atau bentuk bulan dalam setiap hari disebut...
3. Rasi bintang yang dapat dilihat ketika memandang langit sebelah tenggara
adalah...
4. Benda langit yang memancarkan cahaya sendiri dan dapat dilihat pada
malam hari adalah...
5. Matahari tampak terang ketika....hari
SOAL KELOMPOK
Nama Kelompok : 1. 6.
2. 7.
3. 8.
4. 9.
5. 10.
Langkah kegiatan:
1. Lakukan kegiatan ini pada saat matahari berada tepat di atas kepala.
2. Letakkan kertas koran atau daun kering di atas tanah. Usahakan lup dapat
menangkap cahaya matahari.
3. Letakkan lup dengan dengan kedua permukaannya rata dan sejajar dengan
tanah sehingga cahaya matahari merambat tegak lurus melewati lup.
4. Kenakan cahaya yang diterima oleh lup pada kertas koran.
5. Pada saat cahaya mengenai kertas koran, hitunglah waktu sampai kertas
koran.
6. Ubah posisi lup menjadi agak miring dari arah kiri kertas koran, kemudian
lakukanlah langkah (4) dan (5).
7. Ubah posisi lup menjadi agak miring dari arah kanan kertas koran,
kemudian lakukanlah langkah (4) dan (5).
8. Masukkan hasil pengamatan kalian pada tabel berikut ini!
No. Posisi Lup Waktu yang diperlukan
sampai kertas koran
terbakar
1. Tepat berada di atas matahari
2. Miring ke atas dari sebelah kiri posisi
kertas Koran
3. Miring ke atas dari sebelah kanan
posisi kertas Koran
Dari hasil percobaan yang kalian lakukan apa yang dapat kalian simpulkan?
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Ria Puspitasari
Fakultas/ Jurusan : FTIK / PGMI
NIM : 115- 11- 056
Dosen Pembimbing : Dr. Winarno, S.Si., M.Pd.
NO NAMA KEGIATAN PELAKSANAAN STATUS SKOR
1. Piagam penghargaan OPAK
STAIN Salatiga 2011
20-22 Agustus 2011 Peserta 3
2. Sertifikat Achievement
Motivatioan
Training(AMT)
“Mengembangkan
Mahasiswa Cerdas Emosi,
Spiritual, dan Intelektual
Melalui AMT”
23 Agustus 2011 Peserta 2
3. Piagam Penghargaan
Orientasi Dakwah
Keislaman (ODK) STAIN
Salatiga
24 Agustus 2011 Peserta 2
4. Sertifikat
Seminar”Entrepreneurship
dan Koperasi”KSEI STAIN
Salatiga 2011
25 Agustus 2011 Peserta 2
5. Sertifikat UPT
Perpustakaan STAIN
Salatiga
19 September 2011 Peserta 2
6. Sertifikat Workshop
Nasional 2 Hari”Bisa
Ngomong Inggris, Bisa
11 Desember 2011 Peserta 2
Kuasai 500 Kosakata, Bisa
Kuasai Grammar”
7. Piagam
Penghargaan”Kemah
Ta‟aruf tingkat MI-SD”
17-19 Desember
2011
Peserta 2
8. Sertifikat “Praktikum
Pendidikan Kepramukaan”
07-08 Februari 2012 Peserta 2
9. Piagam Penghargaan”Peran
Mahasiswa dalam
Mengawal
BLSM(BLT)Tepat Sasaran”
03 Mei 2012 Peserta 2
10. Sertifikat Pelatihan
“Mengatasi Kecemasan
Tampil Di Depan Umum”
09 Juni 2012 Peserta 2
11. Sertifikat “Kiat Cerdas
Menghidupkan Kelas:Guru
Okay Muridpun Enjoy”
23 September 2012 Peserta 2
12. Sertifikat”Revitalisasi
Undang-Undang
Mahasiswa untuk
Kemajuan Kampus yang
Lebih Baik”
02-03 November
2012
Peserta 2
13. Piagam Penghargaan
Tabligh Akbar
Bertajuk”Tafsir Tematik
dalam Upaya Menjawab
Persoalan Israel dan
Palestina”
01 Desember 2012 Peserta 2
14. Seminar Nasional”Upaya
Membangun Perekonomian
15 Desember 2012 Peserta 8
dan Stabilitas Keuangan
Nasional;Menimbang Peran
dan Fungsi BI Pasca
PembentukanOJK(Otoritas
Jasa Keuangan)
15. Sertifikat Seminar
Nasional”HIV/AIDS Bukan
Kutukan dari Tuhan”
13 Maret 2013 Peserta 2
16. Sertifikat Seminar
Nasional”Norma Hukum
serta Kebijakan Pemerintah
dalam Mengendalikan
Harga BBM Bersubsidi”
27 Mei 2013 Peserta 8
17. Seminar
Nasional”Menumbuhkan
Jiwa Entrepreneurship
Generasi Muda”
28 Mei 2013 Peserta 8
18. Sertifikat Seminar
Nasional”Mengawal
Pengendalian BBM
Bersubsidi, Kebijakan
BLSM yang Tepat Sasaran
serta Pengendalian Inflansi
dalam Negeri sebagai
dampak kenaikan BBM
Bersubsidi”
08 Juli 2013 Peserta 8
19. Sertifikat Nasional”
Sosialisasi UU.1 TH 2013,
PERAN serta FUNGSI
OJK” “Peran Pemerintah
30 September 2013 Peserta 8
dalam Pengawasan LKM”
20. Piagam Penghargaan”MTQ
Wahana Apresiasi untuk
Mencetak Insan Qur‟ani”
23 Oktober 2013 Peserta 2
21. Sertifikat Seminar
Sejarah”Reorientasi dan
Strategi Pengembangan
Ilmu Sejarah”
09 November 2013 Peserta 2
22. Sertifikat Seminar
Nasional”Guru Kreatif
Dalam Implementasi
Kurikulum 2013”
18 November 2013 Peserta 8
23. Piagam
Penghargaan”Pelajar
Berkualitas Tanpa
HIV/AIDS, Pelajar
Berakhlak Tanpa
Diskriminasi Pelaku
HIV/AIDS”
06 April 2014 Peserta 2
24. Sertifikat”Membentuk
Pribadi, Kembangkan Diri,
Lahirkan Potensi”
26 September 2014 Peserta 2
25. Sertifikat”Participant of
Training and TOEFL
Tests”at STAIN Salatiga
08-09 November
2014
Peserta 2
26. Sertifikat KKN”Gema
Sholawat dan Pengajian
Akbar 2015”
18 April 2015 Panitia 3
Recommended