View
237
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
www.themegallery.com
KAJIAN KINERJA TEKNIS PROSES DAN OPERASI UNIT KOAGULASI-FLOKULASI-SEDIMENTASI PADA
INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) BABAT PDAM KABUPATEN LAMONGAN
SEMINAR AKHIR
MahasiswaYantri Novia Pramitasari
3309 100 063
Dosen Pembimbing Alfan Purnomo, ST. MT.
Jurusan Teknik Lingkungan Teknik Sipil dan PerencanaanInstitutFakultas Teknologi Sepuluh NopemberSurabaya 2012
www.themegallery.com
BAB 1
BAB 4
BAB 2BAB 3
SEMINAR TUGAS AKHIR
www.themegallery.com
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat4
1
2
3
PENDAHULUAN
Ruang Lingkup5
www.themegallery.com
LATAR BELAKANG
IPA Babat merupakan IPA dengan pengolahan secara konvensional.
Dalam proses dan pengoperasian terdapat masalah pemakaian bahan kimia (koagulan) yang berlebihan.
Tidak ada perhitungan/ percobaan dengan metode jar test terlebih dahulu dalam menentukan dosis koagulan.
Perlu adanya evaluasi, baik kinerja teknis proses dan operasi unit bangunan.
www.themegallery.com
Kinerja teknis & operasi unit koa-flok-sed ?
Dosis optimum koagulan pada BulanNopember 2012 danBulan Februari-April
2013?
RUMUSAN MASALAH
www.themegallery.com
Mengkaji kinerja teknis proses dan operasi khususnya unit koagulasi-
flokulasi-sedimentasi.
Mengetahui dosis optimum pembubuhan koagulan pada Bulan Nopember 2012
dan Bulan Februari-April 2013
TUJUAN
www.themegallery.com
MANFAAT
Dapat memberikan kontribusiinformasi/ identifikasi masalah danrekomendasi mengenai kinerjateknis proses dan operasi unitkoagulasi-flokulasi-sedimentasi diIPA babat
www.themegallery.com
RUANG LINGKUP
Kekeruhan air baku(Bulan Nopember 2012 dan Bulan Februari-April 2013)
dosis koagulan yang dibubuhkan(45, 50, 55, 60, 65, dan 70 mg/liter)
Proses dan operasi unit koagulasi-flokulasi-sedimentasi pada IPA BabatAnalisa&obyek
penelitian
Variabel yang digunakan
Parameter yang diuji
Kekeruhan dan pH
www.themegallery.com
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas Air Minum
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Sedimentasiberfungsi mengendapkan flok dari pengaduk lambat yang ukuran, bentuk, dan beratnya berubah selama proses pengendapan.
Flokulasi (slow mix)penggabungan partikel-partikel yang tidak stabil melalui proses pengadukan (stirring), sehingga terbentuk gumpalan/ flok yang dapat diendapkan atau disaring (Degremont,1979).
Koagulasi (flash mix)
Penambahan dan pengadukan cepat koagulan dengan tujuan mendestabilisasi partikel2 koloid (Reynold, 1996).
air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (PERMENKES No. 492 Thn 2010).
www.themegallery.com
3.1 Evaluasi Kondisi
Eksisting
3.2 Persiapan
Teknis Penelitian
3.2.2 Pembuatan
Air Baku Buatan
3.2.1 Perlakuan terhadap Air Baku
PDAM
BAB 3
3.2.3 Pembuatan
Larutan Standar Kalibrasi
BAB 3 METODA PENELITIAN
www.themegallery.com
3.4Analisa
Data
3.4.1 Evaluasi
Unit Bangunan
3.4.2 Perhitungan
Efisiensi Pemakaian Koagulan
3.3Percobaan
Sistem Batch
3.3.2 Penentuan
Dosis Optimum Koagulan
3.3.1 Pembuatan
larutan tawas 10%
3.3.3 Pengukuran
td Sedimentasi
3.3.4 Pengukuran kekeruhan &
pH akhir
BAB 3
METODA PENELITIAN
www.themegallery.com
METODA PENELITIAN
3.5 Interpretasi
Data danPenarikan
Kesimpulan
www.themegallery.com
3.1 Evaluasi Kondisi Eksisting Unit Koagulasi-Flokulasi-Sedimentasi
Kinerja teknis operasi merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja proses dalam suatu bangunanunit IPA.
Oleh sebab itu, perlu adanya evaluasi kondisi eksisiting unit bangunan untuk mengetahui apakahteknis operasi bangunan sudah memenuhi kriteria desain atau belum.
Cara mengevaluasi unit bangunan eksisting tersebut adalah sebagai berikut:• Pengaduk cepat (koagulasi)- Pengambilan data kondisi eksisting yang diamati meliputi, jumlah unit dan dimensi bak.- Evaluasi parameter perencanaan yang meliputi, waktu detensi (td) dan nilai gradien kecepatan (G).
• Pengaduk lambat (flokulasi)- Pengambilan data kondisi eksisting yang diamati meliputi, jumlah unit dan dimensi bak.- Evaluasi parameter perencanaan yang meliputi, waktu detensi (td) dan nilai gradien kecepatan (G).
• Sedimentasi- Pengambilan data kondisi eksisting yang diamati meliputi, jumlah unit dan dimensi bak.- Evaluasi parameter perencanaan yang meliputi, beban permukaan (Q/A), waktu detensi (td), & Nre.
www.themegallery.com
3.2 Persiapan Teknis Penelitian
3.2.1 Perlakuan terhadap Air Baku PDAM
Pengambilan sampel air baku dilakukan sebanyak 5-7 kali.
Diukur kekeruhan dan pH awal sampel air baku di Laboratorium Teknik Lingkungan ITS.
Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Kekeruhan dan pH Awal Sampel Air
3.2.2 Pembuatan Air Baku Buatan
Pembuatan air baku buatan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan air baku yang digunakanuntuk sampel agar selalu tersedia.
Air baku ini dibuat dengan mencampurkan aquades dengan lumpur Sungai Bengawan Solo yangsudah dikeringkan dan dihaluskan.
www.themegallery.com
3.2.3 Pembuatan Larutan Standar Kalibrasi
Larutan standar kalibrasi digunakan untuk membuat kurva kalibrasi dan menentukan panjanggelombang yang optimum untuk pembacaan kekeruhan dengan alat spektrofotometer.
Dari larutan standar yang sudah dibuat kemudian mengukur 1 jenis kekeruhan larutan standardengan variasi panjang gelombang. Berikiu Tabel 3.1 merupakan hasil kalibrasi larutan standardalam menentukan panjang gelombang optimum.
Tabel 3.1 Hasil Kalibrasi Larutan Standar dalam Menentukan Panjang Gelombang OptimumPanjang Gelombang
(Sb. X)Absorbansi
(Sb. Y)0 0
350 168360 169370 157380 145390 145400 132410 125420 109450 93
Sumber: Hasil Percobaan, 2013
Con’t
www.themegallery.com
Con’t
Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dibuat grafik panjang gelombang optimum untuk mengukurkekeruhan selama percobaan berlangsung seperti pada Gambar 3.3 berikut.
Gambar 3.2 Kurva Kalibrasi Larutan Standar dalam Menentukan Panjang Gelombang Optimum
www.themegallery.com
Setelah mendapat panjang gelombang optimum, kemudian membuat kurva kalibrasi untukmendapat regresi yang akan digunakan dalam mengkonversi nilai Absorbansi (A) ke dalam bentukNTU. Hasil kalibrasi dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan digambarkan kurva kalibrasinya padaGambar 3.4.
Tabel 3.2 Hasil Kalibrasi Larutan Standar
Con’t
Kekeruhan (NTU) Absorbansi (A)0 0
10 0,03220 0,05230 0,08340 0,13950 0,17660 0,19770 0,23780 0,26990 0,304
100 0,326
Sumber: Hasil Percobaan, 2013
Gambar 3.4 Kurva Kalibrasi Larutan Standar
www.themegallery.com
3.3 Percobaan Sistem Batch
3.3.1 Pembuatan Larutan Tawas dengan Konsentrasi 10%
Konsentrasi larutan tawas 10% didapat dari penggunaan koagulan yang biasanya dibubuhkan dibangunan koagulasi IPA Babat.
Untuk menyamakan seperti kondisi di lapangan, dalam percobaan sistem batch ini menggunakankonsentrasi larutan tawas yang sama, yaitu 10%.
3.3.2 Penentuan Dosis Optimum Koagulan
Koagulan yang akan digunakan adalah Aluminium Sulfat Al2(SO4)3 (tawas).
Kekeruhan yang digunakan adalah kekeruhan pada Bulan Nopember 2012 dan kekeruhan padaBulan Februari-April 2013 di titik tertinggi, rata-rata, dan terendah. Untuk kekeruhan pada BulanNopember 2012 dari titik terendah ke titik tertinggi (5 NTU, 15 NTU, 25 NTU). Kekeruhan padaBulan Februari-April 2013 (200 NTU, 500 NTU, 800 NTU).
Metode yang digunakan untuk menentukan dosis optimum ialah Metode Jar Test.
www.themegallery.com
3.3.3 Pengukuran Waktu Detensi (td) pada Proses Sedimentasi
Dalam Tugas Akhir ini, proses sedimentasi terjadi di dalam tabung imhoff cone dimana setelahproses koagulasi-flokulasi berlangsung, air baku situang ke dalam imhoff cone dan didiamkanselama 10 menit.
Salah satu indikator dosis koagulan dikatakan optimum adalah bila menghasilkan endapan yangbanyak setelah proses koagulas-flokulasi.
Dari perhitungan waktu detensi (td) dapat diamati hasil endapannya.
3.3.4 Pengukuran Kekeruhan dan pH Akhir Air Baku
Setelah didiamkan selama 10 menit, bagian yang jernih dari air baku diambil sebanyak 50 ml untukdiukur kekeruhan dan pH akhir setelah proses koagulasi dan flokulasi.
Con’t
www.themegallery.com
3.4 Analisa Data
3.4.1 Evaluasi Unit Bangunan Koagulasi-Flokulasi-Sedimentasi
Analisa unit bangunan ini berupa hasil perhitungan parameter-parameter utama dari desainbangunan seperti dijelaskan pada Subbab 3.3.
3.4.2 Perhitungan Efisiensi Pemakaian Koagulan
Berisi tentang perbandingan antara dosis koagulan yang biasa digunakan di lapangan (IPA Babat)dengan hasil percobaan jar test di laboratorium.
Dari perbandingan tersebut, dapat dihitung penghematan yang dapat dilakukan dalam upayapengiritan pemakaian koagulan tanpa mengurangi kualitas air.
www.themegallery.com
3.5 Interpretasi Data dan Penarikan Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah dianalisis, selanjutnya dilakukan interpretasi data danpembahasan mengenai makna data.
Pada pembahasan ini dilakukan perbandingan hasil penelitian dengan hasil laboratorium yangdikeluarkan oleh IPA yang bersangkutan mengenai dosis optimum koagulan serta faktor-faktoryang mempengaruhinya.
Kesimpulan dapat diambil setelah melakukan analisis dan interpretasi data.
Pengambilan kesimpulan dilakukan secara umum atas data yang telah dianalisis, yangartinya percobaan penentuan dosis optimum koagulan dapat diaplikasikan padapermasalahan pengolahan air minum secara umum.
www.themegallery.com
4.3 Percobaan
Sistem Batch
BAB 4 ANALISA & PEMBAHASAN
4.2 Kondisi Awal Sampel Air
Baku
4.4 Efisiensi
Pemakaian Koagulan
4.1 Evaluasi
Bangunan Eksisting
www.themegallery.com
4.1 Evaluasi Bangunan Eksisting Unit Koa-Flok-Sedimentasi
Koagulasi
1,4 m
2 m
Panjang (P) = 2 mLebar (B) = 1,4 mKedalaman (H) = 1,5 m
td = Vol/Q= 84 detik (tidak OK)
20-60 detik (Schulz dan Okun, 1992)
G =
= 241,059 /detik (tidak OK)
750-1000 /detik (Schulz dan Okun, 1992)
G.td = 20248,956 (tidak OK)
500-1600 (Kawamura, 2000)
www.themegallery.com
Flokulasi Kompartemen 1
Panjang (P) = 2 mLebar (B) = 1,83 mKedalaman (H) = 2,13 m
td = Vol/Q= 2,599 menit (tidak OK)
15-30 menit (Kawamura, 1991)
A perforated = ¼ . π . d2 . Σ perforatedKecepatan (v) = Q/ Ap
Headloss =
G =
= 44,446 /detik (OK)
10-100 /detik (Schulz dan Okun, 1992)
G.td = 6930,02 (tidak OK)
30.000-200.000 (Kawamura, 2000)
2 m
1,97 m
Con’t
www.themegallery.com
Kompartemen 2
Panjang (P) = 2 mLebar (B) = 1,97 mKedalaman (H) = 2,11 m
td = Vol/Q= 2,7711 menit (tidak OK)
15-30 menit (Kawamura, 1991)
G =
= 30,746 /detik
10-100 /detik (Schulz dan Okun, 1992)
G.td = 5112,076 (tidak OK)
30.000-200.000 (Kawamura, 2000)
Kompartemen 3
Panjang (P) = 2 mLebar (B) = 1,9 mKedalaman (H) = 2,04 m
td = Vol/Q= 2,584 menit (tidak OK)
15-30 menit (Kawamura, 1991)
G =
= 17,144 /detik
10-100 /detik (Schulz dan Okun, 1992)
G.td = 2658,006 (tidak OK)
30.000-200.000 (Kawamura, 2000)
Con’t
www.themegallery.com
Sedimentasi
4,15 m
8,1 m
Panjang (P) = 8,1 mLebar (B) = 4,15 mKedalaman (H) = 3,5 m
td = Vol/Q= 0,872 jam (tidak OK)
td pada proses pengendapan adalah 2-8 jam (Reynolds, 1996)
A = p settling x bVs = Q/ AVh = p tube/ td
R =
Nre =
= 4183,743 > 2000 (tidak OK)
Nre < 2000 agar aliran air tetap laminer (Kawamura, 1991)
Con’t
www.themegallery.com
Nfr =
= 5,216.10-7 < 10-5 (tidak OK)
Nfr > 10-5 agar tidak terjadi aliran pendek(Kawamura (1991)
Panjang tube settler (h) = 1 mLebar antar plate (w) = 0,1 mKemiringan tube (α) = 30ºDimensi bak yang tertutupi tube
Panjang (p) = 8,1 mLebar (b) = 4,15 m
OFR =
= 10,246 m3/m2.hari (tidak OK)
nilai OFR pada proses sedimentasi adalah20,4-40,8 m3/m2.hari (Reynolds, 1996)
Nre = 138,767 < 2000 (OK)
Nfr = 1,015.10-5 > 10-5 (OK)
Con’t
www.themegallery.com
4.2 Kondisi Awal Sampel Air Baku
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Kekeruhan dan pH Awal Sampel Air
Sumber: Hasil Pengukuran, 2013
Kekeruhan pada kondisi zat tersuspensi rendah adalah 5 NTU, 15 NTU, dan 25 NTU.Kekeruhan pada kondisi zat tersuspensi tinggi adalah 200 NTU, 500 NTU, dan 800 NTU.
Kekeruhan Bulan Nopember 2012
TanggalKekeruhan
(NTU)pH
Temperatur (⁰C)
05-Nop-12 8,237 7,5 29,906-Nop-12 9,663 7,51 3007-Nop-12 8,433 7,53 28,908-Nop-12 14,27 7,5 29,309-Nop-12 21,32 7,52 30,2
Kekeruhan Bulan Februari-April 201308-Feb-13 404 7,17 29,213-Feb-13 490 7,26 29,306-Mar-13 188,67 6,76 3001-Apr-13 218,5 7.27 31,107-Apr-13 496 7,33 29,610-Apr-13 700 7,27 29,8
www.themegallery.com
4.3 Percobaan Sistem Batch
4.3.1 Pembuatan Air Baku Buatan
Lumpur Sungai Bengawan Solo yang dikeringkan dan ditumbuk. Ditambahkan ke dalam1000 ml aquades. Berikut Tabel 4.2 merupakan hasil pengukuran bubuk lumpur yangdiperlukan untuk membuat kekeruhan tertentu.
4.3.2 Penentuan Dosis Optimum Koagulan dengan Metode Jar Test
Proses koagulasi : 100 rpm selama 1 menitProses flokulasi : 60 rpm selama 10 menitProses sedimentasi : selama 10 menit
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Kadar Zat Tersuspensi (Lumpur)
Kekeruhan(NTU)
Kadar Zat Tersuspensi (mg/liter)
5 8,215 4225 65200 1400500 4200800 6000
Sumber: Hasil Percobaan, 2013
www.themegallery.com
Kekeruhan(NTU)
Ketinggian endapan (ml) Waktu detensi (detik)
45 5055
60 65 70 45 50 55 60 65 70
Kekeruhan Bulan Nopember 2012
5Tidak
teramatiTidak
teramatiTidak
teramatiTidak
teramatiTidak
teramatiTidak
teramati- - - - - -
15 0,3 0,30,3 0,3 0,3 0,3
303 323 347 292 311 309
25 0,3 0,30,5 0,5 1 1
222 227 263 282 311 343
Kekeruhan Bulan Februari-April 2013
200 2,5 2,52,5 2,5 2 1,5
350 326 259 352 375 484
500 7 69 6 6 9
321 345 296 420 289 264
800 17 1111 8 10 10
225 285 277 439 462 463
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Waktu Dedtensi (td) Proses Sedimentasi
Sumber: Hasil Pengukuran, 2013
4.3.3 Pengukuran Waktu Detensi (td) pada Proses Sedimentasi
Con’t
www.themegallery.com
Con’tSetelah diendapkan selama 10 menit, bagian air yang jernih diambil sebanyak 50 mluntuk dicek kekeruhan dan pH akhirnya. Hasil pengukurannya dapat dilihat padaTabel 4.4 serta grafik pada Gambar 4.1
Kekeruhan awal(NTU)
Dosis Optimum Koagulan (mg/liter)
45 50 55 60 65 70
Akhir pH Akir pH Akhir pH Akhir pH Akhir pH Akhir pH
Bulan Nopember2012
5 7.481 4.56 4.556 4.48 4.704 4.55 2.963 4.32 6.444 4.22 2.37 4.18
15 2.1114.26 4.8889 4.26 4.111 4.22 3.667 4.27 3.037 4.18 4.333 4.16
25 10.889 4.39 6.296 4.41 4.593 4.26 4.444 4.17 5.111 3.92 4.889 4.2
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Kekeruhan dan pH Akhir Air Baku pada Bulan Nopember 2012
Sumber: Hasil Pengukuran, 2013
www.themegallery.com
Con’t
Gambar 4.1 Grafik Dosis Optimum Koagulan pada Bulan Nopember 2012
Jika dilihat dari dua alasan (kekeruhan dan td), maka dosisoptimum koagulan untuk kekeruhan pada Bulan Nopember 2012adalah 60 mg/liter.
www.themegallery.com
Con’tTabel 4.5 Hasil Pengukuran Kekeruhan dan pH Akhir Air Baku pada Bulan
Februari-April 2013
Kekeruhan awal(NTU)
Dosis Optimum Koagulan (mg/liter)
45 50 55 60 65 70
Akhir pH Akir pH Akhir pH Akhir pH Akhir pH Akhir pH
Bulan Feb.-April 2013
200 61.37 7.19 58.778 7 60 6.84 68.185 6.78 80.63 4.07 73.593 3.88
500 198 7.29 287.074 8.07 186.148 8.02 176.481 8.04 113.704 7.5 116.296 7.56
800 64.593 8.3 128.611 8.32 195.63 8.84 314.074 8.14 145.5 8.19 67.667 7.76
Sumber: Hasil Pengukuran, 2013
www.themegallery.com
Gambar 4.2 Grafik Dosis Optimum Koagulan pada Bulan Februari-April 2013
Jika dilihat dari dua alasan (kekeruhan dan td), maka dosisoptimum koagulan untuk kekeruhan pada Bulan Februari-April2013 adalah 55 mg/liter.
Con’t
www.themegallery.com
Con’t
“Semakin tinggi kekeruhan air, semakin sedikit koagulanyang dibutuhkan. Karena di dalam kekeruhan air yangtinggi jarak antar partikel berdekat, sehinggakemungkinan terjadinya tumbukan antar partikel jugatinggi. Sebaliknya, semakin rendah kekeruhan air,semakin banyak koagulan yang ditambahkan. Karenajarak antar partikelnya berjauhan.”
-Hammer (1977)-
www.themegallery.com
4.4 Efisiensi Pemakaian Koagulan
Kondisi di lapangan (IPA Babat)
Pembubuhan koagulan Manual
Mekanik (dossing pump)
Tabel 4.6 berikut merupakan data kebutuhan pemakaian koagulan di IPA Babat per bulan pada tahun 2012.
Tabel 4.6 Data Kebutuhan Pemakaian Tawas pada Bulan Januari-April 2012
Sumber: Data di Lapangan, 2012
Data Kebutuhan Pemakaian Tawas pada BulanJanuari-April Tahun 2012 (kg/bulan)
Januari 23250Februari 19000Maret 20350April 22050Total 84650
www.themegallery.com
a.QTawas = Qair x dosis tawas
Kebutuhan tawas = Qair x dosis tawas
Con’t
Dengan kapasitas debit pengolahan sebesar 150 liter/ detik serta dosis tawas pada Bulan Februari-April 2013 sebesar 55 mg/liter, maka dapat diketahui kebutuhan koagulan pada kondisi ini.
Kebutuhan koagulan = Qair x dosis tawas= 150 liter/ detik x 55 mg/ liter= 8250 mg/ detik= 712,8 kg/ hari x 120 hari= 85536 kg
www.themegallery.com
Con’t
Data kebutuhan pemakaian tawas pada kondisi zat tersuspensi rendah tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7 Data Kebutuhan Pemakaian Tawas pada Bulan Mei-Nopember 2012
Data Kebutuhan Pemakaian Tawas padaKondisi Zat Tersuspensi Tinggi Tahun 2012
(kg/bulan)
Mei 17100Juni 14000Juli 15900Agustus 15350September 14500Oktober 15550Nopember 18450Total 110850
Sumber: Data di Lapangan, 2012
www.themegallery.com
Con’t
Dengan kapasitas debit pengolahan sebesar 150 liter/ detik serta dosis tawas pada Bulan Nopember 2012 sebesar 60 mg/liter, maka dapat diketahui kebutuhan koagulan pada kondisi ini.
Kebutuhan koagulan = Qair x dosis tawas= 150 liter/ detik x 60 mg/ liter= 9000 mg/ detik= 777,6 kg/ hari x 210 hari= 163296 kg
Kebutuhan koagulan pada penelitian ini lebih besar jika dibandingkan dengankebutuhan koagulan di lapangan. Hal ini disebabkan karena hasil akhir kekeruhan airbaku pada penelitian ini lebih rendah jika dibandingkan dengan di lapangan. Tabel4.8 berikut merupakan data kekeruhan air baku di IPA Babat pada kondisi zattersuspensi rendah.
www.themegallery.com
Con’t
Tabel 4.8 Data Kekeruhan Air Baku IPA Babat pada Kondisi Zat Tersuspensi Rendah
Zat Tersuspensi Rendah
TanggalOutlet Pra-sedimentasi
Outlet Sedimentasi
5-Nov-12 8.237 8.067
6-Nov-12 9.663 8.273
7-Nov-12 8.433 7.933
8-Nov-12 14.27 7.497
9-Nov-12 21.32 7.327Sumber: Hasil Pengukuran di Lapangan, 2012
www.themegallery.com
KESIMPULAN & SARAN
1. Kinerja teknis proes dan operasi IPA Babat:a. Ditinjau dari segi kinerja teknis proses, kebutuhan pemakaian koagulan dalam
percobaan lebih besar dibandingkan kebutuhan koagulan di IPA Babat.b. Ditinjau dari segi kinerja teknis operasi bangunan, bahwa operasi yang berlangsung di
IPA Babat masih belum optimal disebabkan adanya beberapa parameter utamadesain dalam bangunan IPA belum sesuai dengan kriteria desain, seperti pada unitpengadukan cepat (koagulasi) nilai td dan G tidak memenuhi kriteria desain. Padaunit pengadukan lambat (flokulasi) nilai td dan G.td pada tiap kompartemen tidakmemenuhi kriteria desain. Pada unit sedimentasi nilai td dan OFR juga tidakmemenuhi kriteria desain.
2. Dosis optimum pembubuhan koagulan:a. Dosis optimum koagulan pada Bulan Nopember 2012 sebesar 60 mg/liter.b. Dosis optimum koagulan pada Bulan Februari-April 2013 sebesar 55 mg/liter.
Kesimpulan
www.themegallery.com
Saran1. Dilakukan penelitian lebih lanjut untuk kekeruhan yang dapat mewakili pada musim
kemarau dam musim hujan dengan data minimal satu tahun.2. Dilakukan penelitian dengan sistem continuous untuk menguji kembali dosis optimum
koagulan yang telah didapat dari percobaan sistem batch.3. Sistem continuous disesuaikan dengan kondisi sebenarnya di lapangan untuk
membuat suatu pendekatan.4. Bagi pihak PDAM perlu adanya penambahan tangki dalam melakukan pembuatan
tawas agar bisa selalu stand by.
Con’t
L/O/G/O
www.themegallery.com
Terimakasih Perhatiannya
Recommended