View
9
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
KARAKTERISTIK GEJALA KLINIS DAN
KADAR CD4 PADA PASIEN HIV/AIDS
DENGAN KELUHAN SARAF
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Pada Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Duta Wacana
Disusun Oleh
ARIANI WANTI PALUTA
41150027
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2019
©UKDW
ii
©UKDW
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul :
“KARAKTERISTIK GEJALA KLINIS DAN KADAR CD4 PADA
PASIEN HIV/AIDS DENGAN KELUHAN SARAF”
Yang saya kerjakan untuk melengkapi sebagian syarat untuk menjadi Sarjana
pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Duta Wacana Yogyakarta, adalah hasil penelitian saya sendiri bukan merupakan
hasil tiruan atau duplikasi dari karya pihak lain di Perguruan Tinggi atau instansi
manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya sudah dicantumkan
sebagaimana mestinya.
Jika kemudian hari didapati bahwa hasil penelitian atau skripsi ini adalah
hasil dari plagiasi dari karya pihak manapun, maka saya bersedia dikenai sanksi
yaitu pencabutan gelar saya.
Yokyakarta, 17 Juni 2019
(Ariani Wanti Paluta)
41150027
©UKDW
iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta
Wacana, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Ariani Wanti Paluta
NIM : 41150027
demi perkembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Kristen Duta Wacana Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non
Exclusive Royalty-Free Right), atas karya ilmiah saya yang berjudul:
KARAKTERISTIK GEJALA KLINIS DAN KADAR CD4 PADA PASIEN
HIV/AIDS DENGAN KELUHAN SARAF
Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ini, Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Duta Wacana berhak menyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan Karya Tulis Ilmiah selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya
Yogyakarta, 14 Juni 2019
Yang menyatakan,
Ariani Wanti Paluta
©UKDW
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“Karakteristik Gejala Klinis dan Kadar CD4 Pada Pasien HIV/AIDS Dengan
Keluhan Saraf” sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)
di S1 Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana.
Berbagai hambatan dan kesulitan pasti penulis hadapi dalam penyelesaian
Karya Tulis Ilmiah ini, namun berkat bimbingan dan bantuan berbagai pihak yang
berjasa, Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membimbing dan membantu penulis
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Dengan segala hormat, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan tuntunan melalui
orang-orang luar biasa disekeliling penulis dan atas segala sesuatu yang
penulis terima dan lalui hingga saat ini.
2. dr. Purwoadi Sujatno, Sp.PD, MPH selaku dosen pembimbing pertama
yang telah meluangkan waktu ditengah-tengah kesibukan dan dengan
sangat sabar membimbing, mengarahkan, dan membantu penulis dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah.
3. dr. Maria Silvia Merry, M.Sc selaku dosen pembimbing kedua yang telah
memberikan begitu banyak masukan bagi penulis dan selalu memotivasi
penulis dalam mengerjakan karya tulis ilmiah.
©UKDW
vi
4. Dr. dr. Rizaldy Pinzon, Sp.S, M.Kes selaku dosen penguji yang bersedia
mencermati dan mengoreksi sehingga karya tulis ilmiah menjadi lebih
baik.
5. dr. Sugianto, Sp.S, M.Kes, PhD selaku dosen penguji pengganti yang
bersedia meluangkan waktu, memberikan masukan dan saran dalam
menyempurnaan karya tulis ilmiah ini.
6. Dr. dr. Rizaldy Pinzon, Sp.S, M.Kes dan dr. Arum Krismi, M.Sc, Sp.KK,
selaku dosen penilai kelayakan etik penelitian yang telah memberikan izin
sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan.
7. Ibu Yuliari dan Pak Yuson dari bagian rekam medis Rumah Sakit
Bethesda yang membantu dalam proses perizinan dan pengambilan data
dalam penelitian ini.
8. Drs. Sampe Utan dan Adolfina Sampedatu Tarukbua’ Pongarrang, BA
selaku orang tua penulis yang senantiasa mendoakan, menyemangati dan
memberikan dukungan moril dan materil terlebih atas kasih sayang yang
begitu besar sehingga menjadi alasan utama penulis menyelesaikan studi
kedokteran.
9. Sartika Paluta, S.Farm, M.Si, Apt, dr. Reniwaty Shinta Paluta, dan
Dewianti Paluta Pongarrang selaku kakak dan adik penulis yang selalu
memberikan doa dan semangat bagi penulis untuk menjadi pribadi yang
berguna bagi keluarga.
©UKDW
vii
10. Alferio Yugo selaku partner penelitian yang senantiasa setia dan berjuang
dari awal pembuatan karya tulis ilmiah dan kemudian menjadi sahabat
baik hingga saat ini.
11. Sendy Tampubolon, Ni Putu Divi, Ernestine Benita, Weinny Christi, Isaias
Stany Renjaan, Prayana Banjarnahor yang menjadi sahabat penulis dan
selalu memberikan dukungan dan semangat dalam suka dan duka selama
proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
12. Edwin Timoti, Daniel Pranata, Meldy Saimon Pinotoan, adik Edward
Kurniawan yang menemani, memberikan semangat dan teguran, juga turut
ambil bagian dalam berbagai proses kegiatan selama pembuatan Karya
Tulis Ilmiah.
13. Lempuyangan Family (LAFA) yang selalu menjadi teman baik dalam
memberikan semangat dan penghiburan kepada penulis.
14. Teman-teman angkatan 2015 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Duta Wacana yang senantiasa mendukung satu sama lain, memberikan
pengalaman dan pengetahuan kepada penulis.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
membantu dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna oleh
karena keterbatasan penulis. Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran
yang membangun sangat diharapkan agar karya tulis ilmiah ini menjadi lebih
baik lagi.
©UKDW
viii
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat dan dapat dipakai sebagai acuan
penelitian lebih lanjut dimasa mendatang dan dapat berguna bagi pendidikan
di Indonesia.
Yogyakarta, 15 Juni 2019
Penulis,
Ariani Wanti Paluta
©UKDW
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................. v
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................... xv
ABSTRAK .......................................................................................................... xvii
ABSTRACT ....................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1.Latar Belakang Penelitian .............................................................................. 1
1.2. Masalah Penelitian ........................................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
1.3.1. Tujuan Umum ........................................................................................ 4
1.3.2. Tujuan Khusus ....................................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
1.4.1. Bagi Peneliti ........................................................................................... 4
1.4.2. Bagi Pusat Kesehatan Masyarakat ......................................................... 5
1.4.3. Bagi Bidang Penelitian .......................................................................... 5
1.5. Keaslian Penelitian ........................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 10
2.1. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 10
2.1.1. HIV/AIDS ............................................................................................ 10
2.1.2. Patogenesis........................................................................................... 10
©UKDW
x
2.1.4. Keluhan saraf dan kadar CD4+ pada pasien HIV ................................ 15
2.1.5. Terapi Antiretroviral (ARV) dan Efeknya pada Sistem Saraf ............. 16
2.2. Landasan Teori ............................................................................................ 18
2.3. Kerangka Konsep ........................................................................................ 21
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 22
3.1. Desain Penelitian ......................................................................................... 22
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 22
3.3. Populasi dan Sampling ................................................................................ 22
3.3.1. Populasi Penelitian ............................................................................... 22
3.3.2. Sampel Penelitian ................................................................................ 22
3.4. Definisi Operasional .................................................................................... 24
3.5. Besar Sampel ............................................................................................... 25
3.6. Bahan dan Alat ............................................................................................ 25
3.7. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................ 26
3.8. Analisis Data ............................................................................................... 26
3.9. Etika Penelitian ............................................................................................ 26
3.10. Jadwal Penelitian ....................................................................................... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 29
4.1. Deskripsi Subjek .......................................................................................... 29
4.2. Hasil Penelitian ............................................................................................ 29
4.2.1. Distribusi Jumlah Usia dan Jenis Kelamin .......................................... 29
4.2.2. Gejala Gangguan Saraf ........................................................................ 31
4.2.3. Distribusi Gejala Gangguan Saraf berdasarkan Usia ........................... 32
4.2.4. Distribusi Persebaran Kadar CD4 ........................................................ 33
4.2.5. Diagnosis Gangguan Saraf................................................................... 34
4.2.6. Distribusi Diagnosis Gangguan Saraf Berdasarkan Usia .................... 35
4.2.7. Jumlah CD4 dengan Diagnosis Gangguan Saraf ................................. 37
4.2.8. Distribusi Rejimen ARV yang dikonsumsi ......................................... 37
4.3. Pembahasan ................................................................................................. 38
4.3.1. Usia dan Jenis Kelamin pada Pasien HIV dengan Keluhan Saraf ....... 38
4.3.2. Karakteristik Gejala Gangguan Saraf ................................................... 39
©UKDW
xi
4.3.3. Distribusi Gejala Gangguan Saraf Berdasarkan Usia .......................... 44
4.3.4. Distribusi Persebaran Kadar CD4 ........................................................ 45
4.3.5. Diagnosis Gangguan Saraf................................................................... 46
4.3.6. Diagnosis Gangguan Saraf Berdasarkan Usia ..................................... 49
4.3.7. Jumlah CD4 dengan Diagnosis Penyakit Saraf ................................... 50
4.3.8. Rejimen ARV yang dikonsumsi dan Efek Sampingnya ...................... 51
BAB V KESIMPULAN ......................................................................................... 53
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 53
5.2 Saran ........................................................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 55
Lampiran ............................................................................................................... 62
©UKDW
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Keaslian Penelitian ................................................................................... 24
Tabel 2. Manifestasi klinis HAD ........................................................................... 31
Tabel 3. Komplikasi saraf akibat infeksi HIV ....................................................... 33
Tabel 4. Klasifikasi imunologi HIV ....................................................................... 33
Tabel 5. Definisi Operasional ................................................................................ 42
Tabel 6. Jadwal Penelitian...................................................................................... 46
Tabel 7. Distribusi Jumlah Usia ............................................................................. 48
Tabel 8. Perbandingan Jenis Kelamin .................................................................... 49
Tabel 9. Gejala Gangguan Saraf ............................................................................ 50
Tabel 10. Distribusi Gejala Gangguan Saraf berdasarkan Usia ............................. 51
Tabel 11. Distribusi Persebaran Kadar CD4 .......................................................... 52
Tabel 12. Diagnosis Gangguan Saraf ..................................................................... 53
Tabel 13. Diagnosis Gangguan Saraf Berdasarkan Usia ....................................... 54
Tabel 14. Jumlah CD4 dengan Diagnosis Gangguan Saraf ................................... 55
Tabel 15. Rejimen ARV Yang Dikonsumsi ........................................................... 56
Tabel 16. Efek Samping Rejimen ARV Terhadap Gangguan Saraf ...................... 70
©UKDW
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tingkatan jumlah CD4 dan jumlah virus HIV .................................................... 29
Gambar 2. Kerangka Konsep .......................................................................................... 39
Gambar 3. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................................... 44
Gambar 4. Distribusi Jumlah Usia .................................................................................. 48
Gambar 5. Perbandingan Jenis Kelamin ......................................................................... 49
Gambar 6. Distribusi Persebaran Kadar CD4 ................................................................. 52
©UKDW
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Kelaikan Etik ..................................................................................... 78
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian.................................................................................... 79
Lampiran 3. Tabel Bantu Pengambilan Data .................................................................. 80
Lampiran 4. Curriculum Vitae ........................................................................................ 81
©UKDW
xv
DAFTAR SINGKATAN
3TC = Lamivudine
AIDP = Acute Inflammatory Demyelinating Polyneuropathy
AIDS = Acquired Immuno Deficiency Syndrome
ARV = Antiretroviral
AZT = Zidovudine
BBB = Blood-Brain Barrier
cARV = Combination Antiretroviral
CIDP = Chronic Inflammatory Demyelinating Polyneuropathy
CMV = Cytomegalovirus
CVA = Cerebrovascular Accident
DSPN = Distal Sensory Peripheral Neuropathy
EFV = Efavirenz
FTC = Emtricitabine
HAD = HIV-Associated Dementia
HAM = HIV-Associated Myelopathy
HAND = HIV-Associated Neurocognitive Disorder
HIV = Human Immunodeficiency Virus
IRIS = Immune Reconstitution Inflammation Syndrome
LMN = Lower Motor Neuron
LPV/r = Lopinavir
MSL = Metastatic Systemic Lymphoma
NMDA = N-Methyl-D-Aspartate
NNRTI = Non-Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitors
NRTI = Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitors
NVP = Nevirapine
ODHA = orang dengan HIV dan AIDS
PCNSL = Primary Central Nervous System Lymphoma
©UKDW
xvi
PDP = Perawatan, Dukungan, dan Pengobataan
PDS = Paroxysmal Depolarization Shift
PI = Protease Inhibitor
PML = Progresif Multifokal Leukoensefalopati
PPE = Pruritic Papular Eruption
SOP = Space Occupying Process
SSP = Sistem Saraf Pusat
TDF = Tenofovir
TNFα = Tumor Necrosis Factor Alpha
UMN = Upper Motor Neuron
WHO = World Health Organization
©UKDW
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan salah satu
permasalahan kesehatan global. Menurut data statistik World Health Organization
(WHO) 2017, secara global sebesar 36.9 juta orang mengidap HIV. Pada tahun
2017 jumlah infeksi baru sebesar 1,8 juta dan jumlah pengidap HIV/AIDS yang
meninggal sebesar 94.000 orang. Secara regional, Asia menempati urutan kedua
benua dengan kasus HIV terbanyak setelah Afrika dengan jumlah orang mengidap
HIV sebesar 5,2 juta orang dengan 280.000 jumlah infeksi baru tahun 2017 dan
angka kematian akibat HIV/AIDS pada tahun yang sama sebesar 170.000 kasus
(UNAIDS, 2018).
Indonesia menduduki peringkat ke 3 di Asia Tenggara terkait HIV/AIDS
dengan 242.699 orang terinfeksi HIV dan 87.453 orang hidup dengan AIDS.
Penyumbang pasien HIV paling banyak berasal dari provinsi DKI Jakarta. Di
Yogyakarta sendiri jumlah kasus HIV dari awal ditemukan hingga Maret 2017
sebesar 4.168 kasus dan kasus AIDS sebesar 1.361 kasus (Kemenkes RI, 2017).
Hingga saat ini belum ada obat yang dapat membunuh virus HIV, namun
sekarang telah berkembang antiretroviral (ARV) yang berfungsi memperlambat
pertumbuhan virus HIV hal tersebut membuat daya tahan tubuh membaik dan
resiko penularan virus menurun sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup orang
©UKDW
2
dengan HIV/AIDS (ODHA) (WHO, 2017). Pada tahun 2017 sebesar 21.7 juta
ODHA di seluruh dunia sudah mendapatkan terapi ARV secara rutin (UNAIDS,
2018). Sementara di Indonesia, jumlah ODHA yang sedang mendapatkan terapi
ARV sampai dengan bulan Maret 2017 sebesar 79.833 orang (Kemenkes RI,
2017). Dalam beberapa tahun terakhir penatalaksanaan HIV di Indonesia telah
berkembang berkaitan dengan edukasi tentang HIV/AIDS, penemuan dini kasus
HIV dan pemberian terapi ARV. Hal ini berguna untuk mengurangi angka
kematian akibat HIV/AIDS (Kemenkes RI, 2016).
Penatalaksanaan kasus HIV telah berkembang, namun jumlah pasien yang
mendapatkan terapi masih terbatas. Hal tersebut disebabkan fasilitas layanan
kesehatan (Fasyankes) perawatan, dukungan, dan pengobataan (PDP) HIV/AIDS
di Indonesia belum terdistribusi merata dan performa Fasyankes PDP masing-
masing provinsi berbeda-beda kualitasnya. Selain itu angka kematian penderita
HIV/AIDS yang mengalami infeksi sekunder belum membaik karena masih
kurangnya pengetahuan akan gejala dan penanganan infeksi sekunder tersebut.
Kurangnya pengetahuan akan gejala infeksi sekunder akan menyebabkan makin
meningkatnya keparahan penyakit sehingga mempersulit penatalaksanaannya dan
menurunkan kualitas hidup pasien HIV (WHO, 2017). Infeksi sekunder yang
biasa dialami oleh pengidap HIV yaitu tuberkulosis, toksoplasmosis, infeksi kulit
dan kelamin, pneumonia, dan limfadenopati. HIV juga menyebabkan beberapa
gangguan saraf berupa gangguan pada sistem saraf pusat (SSP) dan saraf tepi
(Kemenkes RI, 2016). Pemberian ARV berfungsi untuk meningkatkan kadar
CD4 dan menekan perkembangan virus, namun ARV juga memiliki beberapa
©UKDW
3
efek samping pada organ tertentu. Efek tersebut di antaranya hepatotoksisitas,
toksisitas terhadap SSP, disfungsi renal, dislipidemia, dan gangguan
kardiovaskular. Efek samping tersebut harus diketahui dan diminimalisir oleh
klinisi agar meningkatkan kualitas pelayanan terapi HIV (AIDSinfo, 2016).
Diperlukan studi lebih lanjut untuk mengetahui karakteristik gejala klinis
penyakit sekunder pada pasien HIV/AIDS untuk mengetahui keparahan penyakit
dan terapi yang tepat untuk pasien HIV/AIDS. Salah satu penyakit sekunder yang
muncul pada pengidap HIV adalah gangguan pada saraf. Beberapa studi
mengenai dampak HIV langsung pada saraf maupun efek samping ARV pada
saraf telah dilakukan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sacktor menjelaskan
bahwa adanya keterlibatan keluhan saraf dipengaruhi oleh pemberian ARV dan
jumlah CD4 (Sacktor, 2001). Penelitian lain yang dilakukan oleh Sonkar
menjelaskan bahwa angka mortilitas dan morbiditas akibat gangguan saraf
meningkat dengan infeksi HIV (Sonkar, 2012). Pada penelitian yang dilakukan
oleh Kausadikar mengemukakan bahwa penyakit saraf yang paling sering
ditemukan pada pasien HIV adalah meningitis, toksoplasmosis dan herpes
simpleks (Kausadikar, 2016). Penelitian yang dilakukan oleh Chouhan
menjelaskan bahwa kadar CD4 menurun pada penyakit meningitis dan
toksoplasmosis, juga didapati gejala gangguan saraf akibat infeksi HIV (Chouhan,
2016).
Penelitian untuk mengetahui karakteristik gejala klinis dan kadar CD4
pada pasien HIV/AIDS dengan keluhan saraf belum pernah dilakukan di RS
Bethesda. Oleh karena itu diperlukan penelitian serupa untuk menambah
©UKDW
4
pengetahuan tentang gejala gangguan saraf sehingga penanganan pasien
HIV/AIDS dengan keluhan saraf dapat dimaksimalkan. Karakteristik tersebut
dapat menjadi salah satu acuan untuk memantau keparahan infeksi maupun
pilihan pemberian terapi ARV pada pasien HIV dengan keluhan saraf.
1.2. Masalah Penelitian
Bagaimana karakteristik gejala klinis dan kadar CD4 pada pasien
HIV/AIDS dengan keluhan saraf di RS Bethesda?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui karakteristik gejala klinis dan kadar CD4 pada pasien
HIV/AIDS dengan keluhan saraf di RS Bethesda.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gejala klinis pada pasien HIV/AIDS dengan keluhan saraf
di RS Bethesda.
b. Mengetahui kadar CD4 pada pasien HIV/AIDS dengan keluhan saraf di
RS Bethesda.
c. Mengetahui diagnosis penyakit saraf pada pasien HIV/AIDS dengan
keluhan saraf di RS Bethesda
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Peneliti
©UKDW
5
Menambah wawasan dan pengalaman baru bagi peneliti dalam
melaksanakan penelitian tentang karakteristik gejala klinis dan kadar CD4 pada
pasien HIV/AIDS dengan keterlibatan sistem saraf di RS Bethesda.
1.4.2. Bagi Pusat Kesehatan Masyarakat
Sebagai tambahan informasi kepada pengelola institusi tentang
karakteristik gejala klinis dan kadar CD4 pada pasien HIV/AIDS dengan
keterlibatan sistem saraf untuk menjadi salah satu masukan dalam
penatalaksanaan pasien HIV/AIDS.
1.4.3. Bagi Bidang Penelitian
Dapat digunakan sebagai referensi oleh peneliti yang ingin melanjutkan
penelitian dengan aspek yang sama namun subjek yang berbeda.
©UKDW
6
1.5. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian Penelitian
Judul Penelitian Peneliti &
Pelaksanaan
Metode dan Variabel Hasil Penelitian
HIV-associated
neurologic
disease
incidence
changes:
Multicenter AIDS
Cohort Study,
1990–1998
Sacktor N .,
2001, Amerika
Serikat
Kohort prospektif
multisenter selama 8
tahun. Perjalanan
gangguan SSP meliputi
toksoplasmosis,
dementia, meningitis
kriptokokal, dll.
Keterlibatan SSP
dipengaruhi oleh
pemberian ARV
dan berkaitan
juga dengan
rendahnya jumlah
CD4.
Clinical Profile
of Neurological
Manifestation in
Human
Immunodeficienc
y Virus‑positive
Patients
Sonkar SK .,
2012, India
Cross Sectional selama 1
tahun. Keluhan saraf
yang diperiksa berupa
demam, sakit kepala,
penurunan penglihatan,
kelemahan motorik, dll.
Infeksi HIV
meningkatkan
morbiditas dan
mortalitas karena
menimbulkan
komplikasi
neurologis di
semua tingkatan.
Neurological
manifestations in
Kausadikar R
., 2016, India
Cross sectional selama
10 bulan. Pemeriksaan
Penyakit
neurologis yang
©UKDW
7
HIV positive
patients attending
tertiary care
teaching hospital
in Western India
penunjang yang dipakai
berupa darah rutin,
biokimia, hitung CD4
dan radiologi.
paling sering
muncul akibat
HIV adalah
meningitis TB,
cryptoccocal
meningitis,
toksoplasmosis,
herpes simpleks,
dll.
Clinical Profile
of Neurological
Manifestations
Among HIV
Positive Patients
And Their
Correlation with
CD4 Count
Chouhan d .,
2016, India
Cross sectional selama 2
tahun. Pemeriksaan yang
dilakukan berupa
pemeriksaan fisik,
MMSE, pemeriksaan
saraf motorik dan
sensoris, hitung CD4 dan
ELISA
Gangguang saraf
yang paling
sering muncul
akibat infeksi
HIV adalah
gangguan
sensoris, sakit
kepala, kejang.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Sacktor menjelaskan bahwa adanya
keterlibatan keluhan saraf dipengaruhi oleh pemberian ARV dan jumlah CD4.
Keluhan saraf yang sering ditemukan adalah toksoplasmosis, dementia, Progresif
Multifokal Leukoensefalopati (PML), dan meningitis kriptokokal. Keluhan
tersebut paling banyak dialami oleh pasien dengan kadar CD4 <200 sel/mm3.
©UKDW
8
Pemberian ARV sangat efektif dalam menurunkan viral load sehingga
mengurangi penyakit saraf pada pasien HIV/AIDS (Sacktor, 2001). Perbedaan
antara penelitian yang dilakukan oleh Sacktor dengan penelitian ini terletak pada
metode penelitian yang menggunakan metode kohort prospektif. Penelitian ini
juga tidak hanya meneliti gejala keluhan saraf melainkan juga meneliti diagnosis
penyakit saraf yang disebabkan HIV.
Penelitian yang dilakukan oleh Sonkar menjelaskan bahwa angka
mortilitas dan morbiditas akibat gangguan saraf meningkat dengan infeksi HIV.
Gejala keluhan saraf yang paling sering muncul adalah demam, gangguan
sensoris, penurunan kesadaran, nyeri kepala, kelemahan motorik, penurunan
penglihatan, gangguan berbicara, dan kejang (Sonkar, 2012). Perbedaan antara
penelitian yang dilakukan oleh Sonkar dengan penelitian ini terletak pada metode
pengambilan data, penelitian ini menggunakan data primer dengan cara
mewawancarai pasien yang datang ke institusi kesehatan. Penelitian oleh Sonkar
juga tidak menjelaskan dampak ARV terhadap timbulnya gejala keluhan saraf.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Kausadikar mengemukakan bahwa
penyakit saraf yang paling sering ditemukan pada pasien HIV adalah meningitis
tuberkulosa, meningitis kriptokokus, toksoplasmosis dan herpes simpleks. Gejala
yang sering muncul berupa demam, nyeri kepala, kejang, kesemutan, mati rasa,
gangguan sensoris dan muntah (Kausadikar, 2016). Perbedaan antara penelitian
yang dilakukan oleh Kausadikar dengan penelitian ini terletak pada metode
pengambilan data, penelitian ini menggunakan data primer dengan cara
mewawancarai pasien yang datang ke institusi kesehatan. Selain itu penelitian
©UKDW
9
oleh Kausadikar juga tidak menjelaskan dampak ARV terhadap timbulnya gejala
keluhan saraf.
Penelitian yang dilakukan oleh Chouhan menjelaskan bahwa kadar CD4
menurun pada penyakit meningitis dan toksoplasmosis, juga didapati gejala
gangguan saraf akibat infeksi HIV. Gejala keluhan saraf yang paling sering
muncul adalah gangguan sensoris, nyeri kepala, dan kejang (Chouhan, 2016).
Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Chouhan dengan penelitian ini
terletak pada metode pengambilan data, penelitian ini menggunakan data primer
dengan cara mewawancarai pasien yang datang ke institusi kesehatan. Selain itu
penelitian oleh Chouhan juga tidak menjelaskan dampak ARV terhadap timbulnya
gejala keluhan saraf.
©UKDW
53
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Gejala gangguan saraf paling banyak pada penelitian ini adalah sakit
kepala sebesar 73,3%, diikuti oleh kelemahan motorik sebesar 40%,
penurunan kesadaran 21,7%, gangguan sensorik, kejang, gangguan
penglihatan masing-masing sebesar 18,3%, gangguan afektif, gangguan
kognitif masing-masing sebesar 16,7%, gangguan tidur sebesar 11,7%,
nyeri neuropati sebesar 10%.
2. Distribusi nilai CD4 pada penelitian ini adalah CD4<200 sebesar 53,3%,
diikuti CD4 200-499 sebesar 35% dan CD4≥500 sebesar 11,7%.
3. Diagnosis penyakit saraf akibat HIV paling banyak dalam penelitian ini
adalah SOP (30%) diikuti oleh toksoplasmosis (23,3%), viral ensefalitis
(16,7%), HAD (5%), dan meningitis TB (5%), neuropati HIV (1,7%),
CMV (1,7%), ensefalopati (1,7%).
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai gangguan saraf dengan
pemeriksaan penunjang yang berbeda seperti viral load dan pemeriksaan
radiologis agar mendapatkan hasil yang lebih bervariatif.
©UKDW
54
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode yang berbeda seperti
pengambilan data secara langsung (data primer) agar data yang didapatkan
lebih akurat dan lebih sesuai dengan variabel yang ingin dinilai.
©UKDW
55
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, A., Lichtman, A., Pillai, S., Baker, D., Baker, A. (2018). Cellular and
molecular immunology. Philadelphia: Elsevier.
AIDSinfo. (2016). Guidelines for the Use of Antiretroviral Agents in HIV-1
Infected Adults and Adolescents [Internet] diunduh dari
http://aidsinfo.nih.gov/guidelines [diakses pada 30 Agustus 2018]
Ainun, N., Yunihastuti, E., Roosheroe, A. (2017). HIV pada Geriatri HIV in
Geriatrics. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 3(2), p.106.
Arora, S., De Sousa, A. (2013). Plasma Viral Load, CD4 Count And HIV
Associated Dementia. NeurosciencE (8): 33-44
Bennet, N. J., Gilroy, S. A. (2017). HIV Infection and AIDS [Internet] diunduh
dari: https://emedicine.medscape.com/article/211316-overview [diakses
pada 31 Agustus 2018]
Bennet, N. J., Gilroy, S. A. (2017). HIV Infection and AIDS [Gambar] diunduh
dari: https://emedicine.medscape.com/article/211316-overview [diakses
pada 31 Agustus 2018]
Booss, J. (2000). Chronic-Treated HIV:.A Neurologic Disease. Mdjournal Of
Urban Health: Bulletin Of The New York Academy Of Medicine. Volume
77(2):10-15
Cho, T., Venna, N. (2007). Neurologic Complications of HIV Infection,
Neurology. 11.
Chouhan, D. (2016). Clinical Profile of Neurological Manifestations Among HIV
Positive Patients And Their Correlation with CD4 Count. IOSR Journal of
Dental and Medical Sciences, 15(07), pp.71-74.
©UKDW
56
Di Rocco, A. (2004). Treatment of AIDS-associated myelopathy with L-
methionine: A placebo-controlled study. Neurology, 63(7), pp.1270-1275.
Duarte, A.G., Cikurel, K., Simpson, D. M. (2006). Selected Neurologic
Complications of HIV and Antiretroviral Therapy. PRN Notebook, volume
11 (2): 24-30
Ellis, R., Langford, D., Masliah, E. (2007). HIV and antiretroviral therapy in the
brain: neuronal injury and repair, NeurosciencE (8): 33-44
Isselbacher. (2012). Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Alih bahasa
Asdie Ahmad H. Edisi 13. Jakarta: EGC
Kausadikar, S., Chandak, A., and Jha, P. (2016). Neurological manifestations in
HIV positive patients attending tertiary care teaching hospital in Western
India. International Journal of Advances in Medicine, pp.1055-1058
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Pedoman Nasional
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral. [Internet].
diunduh dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/ [diakses
pada 27 Agustus 2018]
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). InfoDATIN Situasi dan
Analisis HIV/AIDS. [Internet]. diunduh dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/ [diakses
pada 8 September 2018]
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Laporan Perkembangan
HIV/AIDS Triwulan I tahun 2016 [Internet]. diunduh dari
http://www.aidsindonesia.or.id/ck_uploads/files/ [diakses pada 31 Agustus
2018]
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Kajian Epidemiologi HIV
Indonesia 2016 [Internet]. diunduh dari
http://siha.depkes.go.id/portal/files_upload/KAJIAN_EPIDOMIOLOGY_
HIV_INDONESIA_2016.pdf [diakses pada 8 September 2018]
©UKDW
57
Khan, K., Khan, A. H., Sulaiman, S. M., Soo, C. T., Aftab, R. A. (2014). Adverse
Effect of Highly Active Anti-Retroviral Therapy (HAART) In HIV/AIDS
Patients. Indian Journal of Pharmacy Practice Vol 7(3): 29-35
Kranick, S. M., Nath, A. (2012). Neurologic Complications of HIV-1 Infection
and Its Treatment in the Era of Antiretroviral Therapy. Continuum
Lifelong Learning Neurol 18(6):1319–1337.
Manji, H., Miller, R. (2004). The Neurology Of Hiv Infection J Neurol Neurosurg
Psychiatry 2004;75(Suppl I):i29–i35.
McArthur, J. (1997). Relationship between human immunodeficiency virus-
associated dementia and viral load in cerebrospinal fluid and
brain. Annals of Neurology, 42(5), pp.689-698
Moyle, G. (2005). Drugs for HIV: strategies for use. Medicine, 33(6), pp.33-37.
Rana, H., Doshi, D., Virpariya, K., Shah, A. and Somani, S. (2011). A study of
clinical profile of HIV positive patients with neurological
manifestations. HIV & AIDS Review, 10(3), pp.76-79.
Ropper, A. H., Brown, R. H. (2005). Adams &Victor’s Principle of Neurology,
8th ed. Mc Graw-Hill, New York.
Sacktor, N. (2001). HIV-associated neurologic disease incidence changes:
Multicenter AIDS Cohort Study, 1990–1998. NEUROLOGY
2001(56):257–260
Sacktor, N. (2002). The Epidemiology of Human Immunodeficiency Virus-
Associated Neurological Disease in the Era of Highly Active Antiretroviral
Therapy. Journal of Neurovirology, 8(2), pp.115-121.
Santoso, Singgih. (2007). Statistik Deskriptif: Konsep dan Aplikasi dengan
Microsoft Exel dan SPSS. Yogyakarta: ANDI.
©UKDW
58
Sastroasmoro, S. (2011). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta :
Sagung Seto.
Satyanegara. (1998). Neuralgia Trigeminal. Ilmu Bedah Saraf, Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Silbernagl S., Lang F. (2000). Color atlas of pathophysiology. New York :
Thieme; hal. 338-339.
Sonkar, S. (2012). Clinical profile of neurological. North American Journal of
Medical Sciences, 4(11), p.596
Subsai, K., Kanoksri, S., Siwaporn, C., Helen, L. (2006). Neurological
complications in AIDS patients receiving HAART: a 2-year retrospective
study. European Journal Of Neurology 13(3): 233–239
Treismana, G. J., Kaplina, A. I. (2002). Neurologic and psychiatric complications
of antiretroviral agents. AIDS (16):1201–1215
UNAIDS. (2018). Fact sheet July 2018 [Internet]. diunduh dari
http://www.unaids.org/en/resources/fact-sheet [diakses pada 27 Agustus
2018]
Valcour, V., Sithinamsuwan, P., Letendre, S., Ances, B. (2010). Pathogenesis of
HIV in the Central Nervous System. Current HIV/AIDS Reports, 8(1),
pp.54-61.
Vijay D, T., Talasila, S., Lakshmi, V. (2005). Neurologic Manifestations of HIV
Infection: An Indian Hospital-Based Study. European Journal Of
Neurology 13(3): 233–239
WHO. (2007). Case definitions of HIV for surveillance and revised clinical
staging and immunological classification of HIV-related disease in adults
and children. Geneva: World Health Organization.
©UKDW
59
WHO. (2016). Consolidated ARV Guidelines . [Internet]. Diunduh dari
http://www.who.int/hiv/pub/guidelines/arv2013/art/whatregimentostart/en/
[diakses pada 8 Maret 2017]
WHO. (2017). Kajian Nasional Respon HIV di Bidang Kesehatan Republik
Indonesia. [Internet]. diunduh dari
http://www.searo.who.int/entity/indonesia/publications/hiv_country_revie
w_indonesia_bahasa.pdf?ua=1 [diakses pada 31 Agustus 2018]
Wistuba, I., Behrens, C., Gazdar, A. (1999). Pathogenesis of Non-AIDS-Defining
Cancers: A Review. AIDS Patient Care and STDs, 13(7), pp.415-426.
©UKDW
Recommended