View
21
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
KARYA TULIS
Judul :
“Strategi dalam Meningkatkan Daya Saing Produk Kopi Lampung dengan Daerah Lain”
Tema :
Gagasan untuk Meningkatkan Daya Saing Produk Lokal dari Daerah-daerah di Pulau Sumatera
Oleh
Nama : Reza Nabilla
Nim : 119260060
Prodi : Farmasi
JURUSAN SAINS
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2020
1
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Karya Tulis :
“Strategi dalam Meningkatkan Daya Saing Produk Kopi Lampung dengan Daerah Lain”
Tema Karya Tulis :
“Gagasan untuk Meningkatkan Daya Saing Produk Lokal dari Daerah-daerah di Pulau
Sumatera”
Disusun untuk memenuhi syarat dalam mengikuti kegiatan OZT AWARD 2020 yang diadakan
oleh Lembaga Tahap Persiapan Bersama (LTPB), Institut Teknologi Sumatera
Disusun oleh :
Reza Nabilla
119260060
Farmasi
2
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................................ 1
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 3
1.2 Pembatasan Masalah .................................................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4
1.4 Tujuan .......................................................................................................................... 4
1.5 Metode Penelitian ......................................................................................................... 4
BAB II ISI .................................................................................................................................. 5
2.1 Landasan Teori.................................................................................................................. 5
2.2 Analisis dan Pembahasan .................................................................................................. 6
BAB III KESIMPULAN .......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 11
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pulau Sumatera tentu memiliki banyak potensi sumber daya alam baik dalam bidang
perkebunan, peternakan, pertanian, pertambangan, perikanan, dan lainnya. Salah satu provinsi di
Pulau Sumatera adalah Provinsi Lampung. Provinsi ini terletak pada posisi yang strategis yaitu
sebagai jalur lalu lintas komoditas baik dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa maupun sebaliknya,
sehingga memungkinkan industri dapat berkembang dengan baik. Selain itu, Provinsi Lampung
memiliki beragam potensi daerah yang harus dikembangkan sehingga dapat meningkatkan
perekonomian wilayah dan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya pada sektor perkebunan.
Komoditas unggulan pada sektor perkebunan yang telah mendunia yaitu kopi.
Namun demikian, produksi kopi lampung terus mengalami penurunan hingga mencapai 6,21 %
pada tahun 2019 dan mengalami penurunan lahan sebesar 2,030 % pada tahun yang sama
(Direktorat Jendral Perkebunan Kementrian Perdagangan 2019). Menurut prediksi pada tahun
2020, luas lahan akan mengalami kenaikan tetapi mengalami penurunan dalam produktivitas.
Kondisi tersebut menyebabkan bahan baku industri berupa kopi mengalami kekurangan pasokan.
Menurunnya produksi kopi inilah, yang menyebabkan kenaikan harga kopi lokal lampung. Jika
dibandingkan dengan kopi impor tentu harga kopi lokal lampung lebih tinggi. Selain daya saing
terhadap impor, kopi lampung tentu memiliki daya saing terhadap produk lokal lainnya.
Berdasarkan Direktorat Jendral Perkebunan, produktivitas kopi terbesar di Pulau Sumatra bahkan
di Indonesia pada tahun 2020 yaitu pada Provinsi Sumatera Selatan sebesar 933 Kg/Ha
(235.798,023 ton) dan luas lahan perkebunan kopi terbesar terletak pada Provinsi yang sama
sebesar 252.731 Ha. Provinsi Lampung sendiri menduduki peringkat kedua penghasil kopi baik
di Pulau Sumatra maupun di Indonesia.
Dengan demikian, diperlukan strategi dalam mengembangkan produktivitas kopi lampung
sehingga dapat meningkatkan daya saing produk lokal dengan daerah-daerah lain baik di Pulau
Sumatra maupun negara lain.
1.2 Pembatasan Masalah
Masalah dalam karya tulis ini akan difokuskan pada :
1. Komoditas unggulan perkebunan di Indonesia
2. Daya saing ekspor kopi Indonesia dengan negara lain
3. Produktivitas kopi lokal di Indonesia
4. Strategi dalam meningkatkan daya saing kopi
4
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada karya tulis ini adalah
1. Bagaimana komoditas unggulan perkebunan di Indonesia ?
2. Bagaimana daya saing ekspor kopi Indonesia dengan negara lain ?
3. Bagaimana produktivitas kopi lokal di Indonesia ?
4. Bagaimana strategi dalam meningkatkan daya saing kopi ?
1.4 Tujuan
Tujuan pada karya tulis ini adalah
1. Mengetahui komoditas unggulan perkebunan di Indonesia
2. Mengetahui daya saing ekspor kopi Indonesia dengan negara lain
3. Mengetahui produktivitas kopi lokal di Indonesia
4. Mengetahui strategi dalam meningkatkan daya saing kopi
1.5 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Metode penelitian pustaka (library research)
2. Metode analisis RCA
3. Metode analisis SWOT
5
BAB II ISI
2.1 Landasan Teori
Kopi merupakan komoditas tropis utama yang diperdagangkan di seluruh dunia dengan
kontribusi setengah dari total ekspor komoditas tropis. Popularitas dan daya tarik dunia terhadap
kopi disebabkan oleh faktor sejarah, tradisi, sosial, dan kepentingan ekonomi (Triyanti, 2016).
Sebagian besar biji kopi yang diperdagangkan secara global dihasilkan dari tanaman Coffea
arabica dan Coffea canephora yang lebih dikenal sebagai kopi arabika dan kopi robusta.
(Risnandar, 2018)
Strategi pada dasarnya adalah kemampuan organisasi mengelola sumberdaya yang dimiliki
dalam menghadapi lingkungan dengan memandang dan memperhatikan kelemahan dan
kekuatannya (nilai). (Ariswandi, 2009)
Revealed Comparative Advantage (RCA) adalah suatu metode analisis yang membandingkan
pangsa pasar ekspor sektor tertentu tersebut di pasar dunia. Tujuan penggunaan indeks RCA
dalam penelitian adalah untuk mengetahui posisi komparatif Indonesia diantara negara-negara
produsen kopi lainnya di pasar kopi internasional (Sari Nalurita, 2014). Rumus indeks RCA
sebagai berikut:
Indeks RCA: 𝑋𝑖𝑗
𝑋𝑖𝑡⁄
𝑋𝑤𝑗𝑋𝑤𝑖⁄
dimana:
Xij = Nilai ekspor kopi Indonesia (US$)
Xit = Nilai ekspor total Indonesia (US$)
Xwj = Nilai ekspor kopi di dunia (US$)
Xwi = Nilai ekspor total di dunia (US$)
Jika RCA> 1 maka Indonesia memiliki daya saing di pasar dunia, sedangkan jika RCA <1 maka
Indonesia tidak memiliki daya saing di pasar dunia (Anindita, 2018).
Metode SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)
dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis (Arios, 2019). Hasil analisis ini biasanya berupa
arahan ataupun rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan, menambah kekuatan, menambah
keuntungan suatu perusahaan atau organisasi dari segi peluang yang ada, sambil mengurangi
kekurangan yang dimiliki dan juga menghindari berbagai ancaman yang terjadi. (Farida, 2014)
6
2.2 Analisis dan Pembahasan
Indonesia memiliki berbagai komoditas unggulan dalam kegiatan ekspor yaitu kopi, tanaman
obat, aromatik, rempah-rempah, buah-buahan tahunan, cengkeh, lada putih, dan lainnya. Berikut
ini adalah komoditas perkebunan unggulan yang menjadi ekspor utama bagi Indonesia.
Tabel.1 Berat ekspor komoditas perkebunan Indonesia
Komoditas Berat (ribu ton)
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kopi 447,0 532,1 382,8 499,6 412,4 464,2 277,4
Tanaman
obat,
aromatik,
dan
rempah-
rempah
250,3 309,3 386,9 376,5 316,2 325,8 336,1
Buah-
buahan
Tahunan
291,5 305,9 516,7 673,3 766,1 1.034,1 791,7
Cengkeh 4,8 4,7 7,7 12,3 11,8 8,7 19,2
Lada putih 12,7 16,0 14,6 19,7 20,3 22,7 28,0
Lainnya 222,4 227,1 89,0 87,4 68,1 52,3 56,7
Sumber : Badan Pusat Statistik
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa komoditas ekspor utama Indonesia adalah kopi. Hal
ini mengakibatkan Indonesia menempati urutan keempat sebagai negara eksportir terbesar di
dunia. Sebagai eksportir kopi di dunia, Indonesia tentu memiliki daya saing yang tinggi dengan
negara lainnya. Dalam menentukan seberapa besar daya saingnya dibutuhkan analisis RCA.
Berikut ini adalah nilai RCA ekspor Indonesia.
Tabel 2. Nilai RCA ekspor Indonesia dan negara pesaing di pasar global tahun 2012-2017.
Tahun Nilai RCA
Brazil Vietnam Kolombia Indonesia
2012 13,8 18,1 19 3,8
2013 13,5 13,7 23,2 4,5
2014 16,7 13,7 28,6 3,6
2015 16,1 8,2 40 4,3
7
Sumber : ITC , 2019
Berdasarkan analisis RCA pada tahun 2012-2017, diperoleh nilai RCA >1 yaitu 3,93 sehingga
Indonesia memiliki daya saing di dunia. Hal tersebut sangat didukung oleh ketersediaan
komoditas kopi di wilayah Indonesia khususnya di Pulau Sumatra. Beberapa provinsi dengan
hasil produktivitas kopi terbesar di Indonesia dalam kurun waktu 2012-2016 adalah sebagai
berikut.
Tabel 3. Provinsi dengan jumlah komoditas kopi terbesar di Indonesia
Provinsi 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
Sumatera
Selatan
131.086 139.754 135.287 135.279 135.251 135.331
Lampung 148.711 127.073 92.111 108.964 108.983 117.168
Sumatera
Utara
58.479 57.604 58.175 60.179 60.310 58.949
Bengkulu 55.376 56.142 56.316 56.233 56.227 56.059
Aceh 53.795 48.282 49.823 49.540 49.498 50.188
Jawa Timur 38.479 30.022 31.387 31.693 32.278 32.772
Prov.
Lainnya
171.215 186.469 189.778 190.572 191.930 187.987
Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan
Berdasarkan data diatas, wilayah Provinsi Lampung menempati urutan kedua terkait hal
produktivitas kopi di Indonesia khususnya Pulau Sumatra. Posisi pertama masih ditempati oleh
Provinsi Sumatera Selatan. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk meningkatkan hasil
produktivitas kopi sehingga diharapkan beberapa tahun mendatang, wilayah Lampung dapat
menempati posisi pertama sebagai penyumbang kopi terbesar di Pulau Sumatra bahkan
Indonesia.
Dalam menentukan strategi apa yang tepat, dibutuhkan analisis SWOT. Metode analisis SWOT
adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi faktor internal berupa
kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) serta faktor eksternal berupa peluang
(opportunities) dan ancaman (threats).
2016 13,7 9,5 41,7 3,6
2017 11,7 7,11 37,9 3,8
Rata-rata 14,25 11,71 31,73 3,93
8
Tabel 4. Analisis SWOT
Kekuatan
1. Besarnya luas lahan
perkebunan kopi
2. Kualitas kopi yang baik
3. Kondisi iklim yang
menunjang
Kelemahan
1. Penurunan
produktivitas kopi
2. Kurangnya penerapan
teknologi
3. Pengemesan yang
tidak menarik pembeli
4. Produk yang
dihasilkan masih
berupa biji/bubuk kopi
Peluang
1. Meningkatnya
konsumsi kopi
2. Kopi lampung sudah
mendunia
1. Membuat sentra kopi
khas lampung
1. Menggunakan
teknologi sehingga
produksi berlangsung
cepat
2. Membuat produk hasil
kopi lainnya dengan
memanfaatkan brand
kopi lampung yang
sudah terkenal
Ancaman
1. Persaingan dengan
produk lokal lainnya
2. Harga lokal lebih
mahal dibanding impor
3. Nilai tukar rupiah naik
4. Ekspor menurun
1. Membuat terobosan baru
terkait cita rasa kopi
1. Menggunakan
kemasan yang menarik
2. Gencar melakukan
promosi
Berdasarkan tabel analisis SWOT diatas, strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
daya saing kopi lampung dengan kopi lokal lainnya adalah sebagai berikut.
1. Membuat terobosan baru terkait cita rasa kopi.
Internal
Eksternal
9
Strategi ini memiliki kelemahan yaitu dibutuhkan biaya yang besar dalam melakukan
percobaan terkait penemuan cita rasa baru. Namun, keuntungannya yaitu akan
menimbulkan kesan tersendiri bagi penikmat kopi dan membuat penasaran bagi yang
belum mencobanya.
2. Menggunakan kemasan yang menarik.
Strategi ini memiliki kelemahan dalam menentukan kemasan yang sesuai karena
dibutuhkan survei kepada pangsa pasar dan analisis sehingga membutuhkan waktu yang
lama. Namun, keuntungannya pasti lebih diminati terutama sebagai buah tangan para
wisatawan.
3. Membuat produk olahan kopi lainnya.
Produk kopi yang dijual diharapkan tidak hanya berupa biji/bubuk kopi saja tetapi berupa
produk olahan lain misalnya sabun, masker, pengharum ruangan, aromatherapy, lulur,
parfum, dan lainnya. Hal ini, diharapkan bagi yang tidak bisa meminum kopi dengan
alasan kafein yang tinggi, tetap dapat menikmati kopi dengan olahan lain. Ini akan
menambah keuntungan karena target pasarnya tidak hanya penikmat kopi saja, tetapi
semua kalangan.
4. Menggunakan teknologi sehingga produksi berlangsung cepat.
Keuntungannya yaitu tidak terjadi kekurangan komoditas kopi, sehingga pembeli tidak
pindah ke produk kopi daerah lain. Namun, kelemahan strategi ini yatu sulitnya
ditemukan tenaga ahli, alat nya pun mahal, dan bisa terjadi kelebihan produksi sehingga
harga turun.
5. Membuat sentra kopi khas lampung.
Keuntungannya yaitu meningkatkan konsumsi kopi karena kemudahan dalam
mendapatkannya. Selain itu, bisa dijadikan kunjungan bagi wisatawan. Namun,
kelemahannya yaitu sulitnya mendapatkan tempat yang strategis.
6. Gencar melakukan promosi.
Kelemahan pada strategi ini yaitu harus dilakukan terus menerus karena lakunya barang
hanya bertahan singkat. Namun, keuntungannya yaitu ketika promosi berjalan lancar
maka mendapat keuntungan yang besar.
Berdasarkan analisis diatas, strategi terbaik dalam meningkatkan daya saing produk kopi
lampung dengan produk kopi lokal lainnya yaitu dengan menerapkan strategi ketiga. Dengan
membuat produk olahan kopi lainnya diharapkan dalam waktu dekat mampu menjangkau semua
kalangan dengan memanfaatkan brand kopi lampung yang sudah mendunia.
10
BAB III KESIMPULAN
Kesimpulan dari karya tulis ini adalah sebagai berikut.
1. Komoditas perkebunan unggulan di Indonesia yaitu kopi.
2. Daya saing kopi Indonesia dengan negara lain diperoleh dari analisis RCA. Berdasarkan
hasil analisis RCA,diperoleh nilai 3,93. Jika nilai RCA > 1 maka Indonesia memiliki
daya saing di pasar dunia.
3. Berdasarkan data yang diperoleh, Lampung menempati urutan kedua penyumbang
komoditas kopi di Indonesia.
4. Penentuan strategi dalam meningkatkan daya saing terhadap produk kopi lampung
dilakukan melalui analisis SWOT. Berdasarkan hasil analisis SWOT diperoleh strategi
yaitu membuat terobosan baru terkait cita rasa, pengemasan, jenis produk olahan kopi,
promosi, teknologi, dan membuat sentra khusus.
5. Penentuan strategi utama yaitu dengan menggunakan analisis keseluruhan strategi dengan
menimbang keuntungan dan kelemahannya sehingga diperoleh strategi utama yaitu
membuat jenis produk olahan kopi lainnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anindita, R. L. (2018). ANALYSIS OF COMPETITIVENESS INDONESIA’S COFFEE. JEPA
, 2, 2.
Arios, A. L. (2019). Strategy for Development Production Competitiveness of Coffee. Majalah
Tegi , 15.
Ariswandi. (2009). Strategi Kebijakan Pengembangan Komoditas Kopi di Kabupaten Lampung
Barat. Bogor: Bogor Agriculture University.
Farida, L. (2014). ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK PANGAN LOKAL
DALAM MENINGKATKAN INDUSTRI KREATIF PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM. Bandar
Lampung: UIN Radin Intan.
Risnandar, C. (2018, April 18). Jurnal Bumi. Dipetik Juni 30, 2020, dari https://jurnalbumi.com
Sari Nalurita, R. W. (2014). ANALISIS DAYASAING DAN STRATEGI PENGEMBANGAN.
Jurnal Agribisnis Indonesia , 2, 65.
Triyanti, D. R. (2016). Dalam Publikasi Outlook Kopi (hal. 1). Jakarta: Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian Sekertariat Jenderal- Kementrian Pertanian 2016.
Windiarti, A. K. (2011). ANALISIS WILAYAH KOMODITAS KOPI DI INDONESIA. J-SEP ,
5, 49.
Recommended