KEBIJAKAN PROPINSI BALI DALAM PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Preview:

DESCRIPTION

KEBIJAKAN PROPINSI BALI DALAM PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA. DINAS KESEHATAN PROPINSI BALI. Propinsi Bali. Luas : 5.632 Km2 Pemerintahan : 9 Kab/Kota. Penduduk 3.351.353 Jiwa (susenas 03) Laki 50.65%, Wanita 49.35% Gol Umur : < 15 th: 847.981 (25%) - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

KEBIJAKAN PROPINSI BALI DALAM PENANGGULANGAN

PENYALAHGUNAAN NARKOBA

DINAS KESEHATAN PROPINSI BALI

Propinsi Bali

Penduduk 3.351.353 Jiwa (susenas 03) Laki 50.65%, Wanita 49.35% Gol Umur :

< 15 th : 847.981 (25%) 15-64 th : 2.295.838 (69%) > 65 th : 207.534 (6%)

• Luas : 5.632 Km2

• Pemerintahan : 9 Kab/Kota

PENDAHULUAN

KETERGANTUNGAN NAPZA, SUDAH MEMPRIHATINKANBANYAK KEJADIAN KRIMINAL : PERKELAHIAN, PENCURIAN, PERGAULAN BEBAS

KEPANIKAN KELUARGABALI BUKAN SAJA TEMPAT TRANSIT/PENJUALAN TTP SUDAH SBG TEMPAT PRODUKSITH 2004 DIRAWAT 251 KASUS : 39 % (21-25 TH), 36% (26-30TH), 10 % (31-35 TH), 13% (> 35 th)

Pecandu ?

1,5% pddk

10 – 40 % HIV/AIDS

70 – 80 % HEP. C80 % IDU

BALI : 53,0 %

DKI : 47,9%

IRIAN : 26,5%

JABAR : 24,0%

RIAU : 8,0%

PECANDU

HEROIN

HIV / AIDS

BNN MELAPORKA

N

PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Masalah yang kompleksMemerlukan upaya pencegahan dan penanggulangan yang komprehensifKerjasama berbagai sektorDukungan aktif masyarakat dan LSMKontinyu dan konsisten

NAPZA

(Narkotika, Psikotropika dan zat adiktif lainnya)

bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh

akan mempengaruhi tubuh terutama

susunan saraf pusat (SSP)/otak, sehingga

menyebabkan gangguan fisik, psikis dan

fungsi sosial krn terjadi kebiasaan,

ketagihan (adiksi), serta ketergantungan.

Istilah

NAPZA, NAZA, Narkoba, Narkotika , Madat dan Obat terlarang

tidak terbatas golongan obat “zat” atau subtances

menimbulkan ketergantungan zat adiktif (kecanduan)

mengubah aktivitas otak zat psikoaktif

UU RI 22/1997NARKOTIKA Zat atau obat yg berasal dr tanaman atau

bukan, sintesis maupun semi yg dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menyebabkan ketergantungan.

GOLONGAN I Utk ilmu pengetahuan Tdk utk terapi Ketergantungan

sangat tinggi. Contoh :

Heroin/Putaw Kokain. Ganja

GOLONGAN IIGOLONGAN II– Utk terapiUtk terapi

– Pengembangan Pengembangan IlmuIlmu

– Ketergantungan Ketergantungan TinggiTinggi

– Contoh:Contoh: MorfinMorfin PetidinPetidin GOLONGAN IIIGOLONGAN III

– Utk terapiUtk terapi– Pengembangan IlmuPengembangan Ilmu– Ketergantungan rendahKetergantungan rendah– Contoh : KodeinContoh : Kodein

YG SERING DISALAHGUNAKAN

•HEROIN MORFIN, PETIDIN, GANJA, MARIYUANA, KOKAIN

Narkotika yang sering disalahgunakan:

Opiat: morfin, heroin (putauw), petidin, candu, dan lain-lain

Ganja atau kanabis, mariyuana, hashisKokain, yaitu serbuk kokain

UU RI NO 5/1997

PSIKOTROPIKA Zat atau obat,baik alamiah

maupun sintesis bukan narkotika, yg berkhasiat psikoaktif, mll pengaruh selektif pd SSP yg menyebabkan perubahan khas pd aktifitas mental dan perilaku.

GOLONGAN I Utk ilmu pengetahuan Tdk utk terapi Ketergantungan sgt tinggi Contoh :

EKSTASI, SHABU

GOLONGAN IIGOLONGAN II– Utk terapiUtk terapi

– Pengembangan ilmuPengembangan ilmu

– Ketergantungan TinggiKetergantungan Tinggi

– ContohContoh

AMFETAMIN, AMFETAMIN, ETILFENIDAT ETILFENIDAT

ATAU RITALINATAU RITALIN

GOLONGAN IIIGOLONGAN IIIBanyak digunakan utk terapi, Banyak digunakan utk terapi,

pengembangan ilmu. pengembangan ilmu. Ketergantungan sedangKetergantungan sedang

CONTOH : CONTOH :

Fenobarbital, FluinitrazepamFenobarbital, Fluinitrazepam

GOLONGAN IVBanyak utk terapi. Ketergantungan rendah

CONTOH: DIAZEPAM DLL.

Psikotropika yang sering disalahgunakan

Psikostimulansia: amfetamin, ekstasi, shabu

Sedatif dan Hipnotika (obat penenang dan obat tidur): Mogadon (MG), BK, Dumolid (DUM),

Rohypnol (Rohyp), Lexotan (Lexo), Pil koplo dan lain-lain

Halusinogen: Lysergic Acid Diethylamide (LSD), Mushroom

ZAT ADIKTIF LAINbahan/zat yang berpengaruh psikoaktif selain yang disebut Narkotika dan Psikotropika, meliputi:

Alkohol Keppres No. 3 tahun 1997 tentang Pengawasan

dan Pengendalian Minuman Beralkohol. mengandung etanol (etil alkohol), menekan

susunan syaraf pusat. Merupakan gaya hidup atau bagian dari budaya.

Desinfektan, Pembersih Desinfektan, Pembersih

Sering disalahgunakan dan Sering disalahgunakan dan fatalfatal

ZAT ADIKTIF LAINKEPPRES 3/19973 GOL ALKOHOL Gol A : Kadar Etanol 1-5 % (BIR) Gol B : Kadar Etanol 5-20% (ANGGUR) Gol C : Kadar Etanol 20-45% (Whiskey,

Vodca, Manson, Johny Walker)

METANOL METANOL

Situasi penyalahgunaan Narkoba di Bali

• Kasus pertama : Morfin ( 1969)

• 1990-an meluas :

Ekstasy, Sabu, Heroin.

• Mulai 1997 : memprihatinkan.

• Data pasti tak adaTahun Jumlah kasus

1998 51

1999 96

2000 180

2001 216

2002 256

2003 270

2004 251

80 % Heroin

1,5 % Pddk

21-25

26-30

31-35

>35

39%

10%

13%

36%

Bali tahun 2004, dirawat 251 kasus

NARKOBA YG DIAMANKAN

No Jenis narkoba Jumlah (gram)

1 Ganja 4.983.128,00

2 Shabu 284,10

3 Ekstasy (Butir) 2.195,50

4 Heroin 2.696,30

5 Hasish 604,50

6 Kokain 4,80

Kebijakan

Dasar kebijakan Komprehensif dan multidisiplin Keseimbangan dan koordinasi Legislasi

PENANGGULANGAN

Supply Reductio

n

Demand Reductio

n

Harm Reductio

n

Supply Reduction

Demand Reduction

Harm Reduction

Pencegahan & Represi

Produksi, Distribusi, dan

Peredaran

Promotif Preventif

Kuratif Rehabilitatif

Mencegah perluasan dampak

buruk penyalahgunaan

narkoba

PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

PROGRAM PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Dikoordinir oleh BNP 3 Pusat : Represif Preventif Terapi dan Rehabilitasi

Masing2 Pusat membuat program

Tempat Terapi dan Rehabilitasi

BPK RS Jiwa Bangli Puskesmas Abiansemal RS Sanglah (Program Rumatan

Metadon) RS Wangaya Denpasar. RS Bina Atma (swasta) Yayasan Kesehatan Bali (Yakeba) Yayasan Hati-hati. Yayasan Bali Nurani yayasan Hati Kita

Kegiatan T&R (Dinkes)Peningkatan sarana dan prasarana.

Pembangunan Gedung Ruang Ketergantungan Obat di RSJ Bangli, biaya APBD I

Pembanguan Gedung/Ruang untuk Program Rumatan Metadon, biaya APBN (DHS).

Pengadaan peralatan (Alat takar utk dosis metadon)

Pengadaan mebelair, alat musik, alat olah raga untuk terapi komunitas.

Pembentukan Klinik VCT. Pembentukan Rumah Dampingan

Peningkatan SDM Pelatihan Program P2 Napza bagi Pemegang

Program di Kabupaten/Kota. Pelatihan Teknis Medis dalam penanganan

Kedaruratan Narkoba. Pelatihan TOT Penanggulangan Napza. Workshop Penanggulangan Napza bagi

Guru BP dan Dokter puskesmas. Pelatihan Konselor VCT (Biaya Global Fund)

Rapat koordinasi, pertemuan reguler, bintek dan monev pelaksanaan P2 NapzaMemberi bantuan operasional kepada tempat-tempat terapi dan rehabilitasi.

Masalah Tenaga :

Tenaga medis/paramedis khusus narkoba tidak ada. Yang ada hanya Psikiater dan Psikolog, serta paramedis Jiwa dengan jumlah yang terbatas.

Sarana : Belum semua Kabupaten mempunyai fasilitas

untuk penanganan penyalahgunaan narkoba. Klien/.pasien :

Tidak patuh/taat dalam menjalani terapi dan rehabilitasi.

Tingkat kekambuhan tinggi Biaya :

Biaya operasional pernanggulangan penyalahgunaan narkoba tidak memadai.

KesimpulanPenyalahagunaan sudah sangat meluas.Era global/ sbg DTW, bali rentan thd peredaran gelap dan lah-gun narkobaMsl lah-gun narkoba msl seriusPartisipasi aktif masyarakat sgt diperlukan dlm penanggulanganPembinaan generasi mudaPerlu dibentuk jaringan

TERIMA KASIH