View
235
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Kemampuan Belajar Berdasar Regulasi Diri Pada Mahasiswa
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Tomas Tri Utama Kristian
NIM: 119114145
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
Kemampuan Belajar Berdasar Regulasi Diri Pada Mahasiswa
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Tomas Tri Utama Kristian
NIM: 119114145
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
KEMAMPUAN BELAJAR BERDASAR REGULASI DIRI PADA
MAHASISWA
Oleh:
Tomas Tri Utama Kristian
119114145
Telah disetujui oleh
Dosen pembimbing skripsi
Prof. Dr. A. Supratiknya
Tanggal:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
KEMAMPUAN BELAJAR BERDASAR REGULASI DIRI PADA
MAHASISWA
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Tomas Tri Utama Kristian
119114145
Telah dipertanggungjawabkan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal: 20 Juli 2017
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama lengkap Tanda tangan
Penguji 1: Prof. Dr. A. Supratiknya Ph. D. …………………….
Penguji 2: Dr. Titik Kristiyani, M.Psi. …………………….
Penguji 3: P. Eddy Suhartanto, M. Si. …………………….
Yogyakarta,
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Dekan
Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Halaman motto
There‘s no advantage to hurrying through life
--Shikamaru Nara—
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dari daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,
Penulis
Tomas Tri Utama Kristian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
Kemampuan Belajar Berdasar Regulasi Diri Pada Mahasiswa
Tomas Tri Utama Kristian
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) kemampuan belajar berdasar
regulasi diri pada mahasiswa, 2) perbedaan kemampuan belajar berdasar regulasi diri
antara perempuan dan laki-laki, 3) hubungan antara usia dengan belajar berdasar
regulasi diri, dan 4) hubungan antara pendapatan keluarga dengan belajar berdasar
regulasi diri. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa di salah satu perguruan
tinggi swasta di Yogyakarta yang berjumlah 200 orang. Data penelitian diungkap
dengan skala belajar berdasar regulasi diri yang telah disusun dengan metode
penskalaan Likert. Skala belajar berdasar regulasi diri memiliki skor IVI-S 0.904 dan
reliabilitas sebesar 0.916. Data jenis kelamin, usia, dan pendapatan keluarga yang
berupa gaji orang tua diperoleh dari pengakuan subyek yang ditulis di lembar
identitas. Tingkat kemampuan belajar berdasar regulasi diri diperiksa dengan
menguji signifikansi perbedaan mean empirik dan teoritik. Analisis data hubungan
menggunakan uji korelasi, dan analisis perbedaan menggunakan uji T. Hasil analisis
menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki kemampuan belajar berdasar regulasi diri
yang tinggi (M teoritik 140 < M empirik 165.23, α < 0.05, p = 0.000). Hasil analisis
menunjukkan tidak ada perbedaan kemampuan belajar berdasar regulasi diri antara
perempuan (M = 166.56, SD = 16.927) dan laki-laki (M = 162.39, SD = 17.746; t = -
1.555, p = 0.122). Hasil analisis hubungan juga menunjukkan tidak ada hubungan
antara pendapatan orang tua (M = 5009250, SD = 4101510,561) dengan kemampuan
belajar berdasar regulasi diri (rs = -0.065, p = 0.361) dan tidak ada hubungan antara
belajar berdasar regulasi diri dengan usia (M = 20,44 dan SD = 1.758; r = 0.138, p =
0.051).
Kata kunci: belajar berdasar regulasi diri, usia, jenis kelamin, pendapatan keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
Self-Regulated Learning (SRL) Of College Student
Tomas Tri Utama Kristian
ABSTRACT
This study aims to determine 1) self-regulated learning of college student,
2) gender differences in SRL, 3) correlation between SRL and ages, and 4)
correlation between SRL and family incomes. The subject of this research are
college students of one private university in Yogyakarta which amount 200 people.
The data research obtained by self-regulated learning scale which arranged with
Likert scale method. This scale has a scale content validity index of 0.904 and
reliability of 0.916. Sex, age, and family income in the form of parents salary
obtained from recognition of the subject written on the identity sheet. Level of the
SRL checked by test the significance differences between mean empirical and
theoretical. Correlation data analysis using correlation test, and difference analysis
using t test. The analysis results show that college student have high SRL (M
theoretical 140 < M empirical 165.23, α < 0.05, p = 0.000). The t test analysis show
there is no differences between women (M = 166.56, SD = 16.927) and (M =
162.39, SD = 17.746; t = -1.555, p = 0.122) on SRL score. The correlation analysis
show no correlation between family income (M = 5009250, SD = 4101510,561) with
SRL score (rs = -0.065, p = 0.361) and there is no correlation between SRL with age
(M = 20,44 dan SD = 1.758; r = 0.138, p = 0.051).
Keyword: self-regulated learning (SRL), age, sex, family income
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Tomas Tri Utama Kristian
NIM : 119114145
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
KEMAMPUAN BELAJAR BERDASAR REGULASI DIRI PADA MAHASISWA
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). dengan demikian saya memberikan
Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan
royalty kepada saya selama saya tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta,
Yang menyatakan,
Tomas Tri Utama Kristian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrahNya,
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini tidak akan mudah tanpa
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak, Ibuk, Kakak, dan Adik, yang telah mendukung saya selama masa studi
saya
2. Bapak Tarsisius Sarkim WR 1 melalui Biro Administrasi Akademik karena
telah memberikan data untuk kelancaran dalam penulisan skripsi.
3. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si Dekan Fakultas Psikologi USD
4. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. Si. selaku Kaprodi Fakultas Psikologi
USD
5. Bapak C. Adi W. S.Psi., M. Psi selaku dosen pembimbing akademik
6. Bapak Prof. Dr. A. Supratiknya selaku dosen pembimbing skrips yang tidak
pernah jemu untuk membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi
ini
7. Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
8. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
9. Geng Sambalado (Reza, Nina, Rhintan, Rona, dan Gerson) atas segala ‗ke-
tidak jelasannya‘
10. Teman-teman part time 53rdadu yang selalu memotivasi dalam bentuk apapun
11. Teman-teman ‗Anak-anak Profesor‘ yang selalu mendukung dan berdiskusi
12. Teman-teman mahasiswa yang telah menjadi partisipan dalam penelitian saya
13. Teman-teman angkatan 2011 fakultas Psikologi
14. Seluruh pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini, yang tidak bisa saya
sebutkan satu per satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
Saya merasa skripsi saya jauh dari sempurna, oleh sebab itu saya mohon maaf atas
segala bentuk kekurangan baik sengaja maupun tidak sengaja dalam bentuk apapun.
Saya siap menerima kritik dan saran yang mebangun sehingga skripsi ini bisa
menjadi lebih baik. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih.
Yogyakarta,
Penulis
Tomas Tri Utama Kristian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................................ vii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 9
A. Mahasiswa ......................................................................................................... 9
B. Pengertian Belajar Berdasar Regulasi Diri ...................................................... 10
C. Aspek Belajar Berdasar Regulasi Diri ............................................................ 11
D. Pengukuran Belajar Berdasar Regulasi Diri ................................................... 15
E. Faktor Belajar Berdasar Regulasi Diri ............................................................ 21
F. Kerangka Konseptual ...................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 26
A. Jenis Dan Desain Penelitian ............................................................................ 26
B. Variabel Penelitian ......................................................................................... 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
C. Populasi Dan Sampel ..................................................................................... 29
D. Alat Pengumpul Data ...................................................................................... 29
E. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 38
A. Hasil Penelitian ............................................................................................... 38
B. Pembahasan ..................................................................................................... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 46
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 46
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................................... 47
C. Saran ............................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 48
LAMPIRAN ............................................................................................................... 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Penskoran Jawaban Skala Belajar Berdasar Regulasi Diri ........................... 32
Tabel 2 Blueprint Skala Belajar Berdasar Regulasi Diri ............................................ 33
Tabel 3 Bentuk Final Skala Belajar Berdasar Regulasi Diri ....................................... 36
Tabel 4 Perbandingan Mean Teoritik Fan Mean Empirik .......................................... 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Skema Penelitian ........................................................................................ 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Uji Coba ......................................................................................... 52
Lampiran 2 Reliabilitas Dan Seleksi Item .................................................................. 62
Lampiran 3 Skala Final ............................................................................................... 66
Lampiran 4 Statistik Deskriptif ................................................................................... 74
Lampiran 5 Uji Normalitas ......................................................................................... 76
Lampiran 6 Uji Homogenitas Tes Skor Total ............................................................. 76
Lampiran 7 Uji One Sample Test Skor Total.............................................................. 76
Lampiran 8 Independent Sample Test Jenis Kelamin ................................................. 77
Lampiran 9 Independent Sample Test per aspek antar jenis kelamin ......................... 78
Lampiran 10 Tes Liniaritas Skor Total Dan Pendapatan ............................................ 79
Lampiran 11 Uji Korelasi Skor Total Dan Pendapatan .............................................. 79
Lampiran 12 Uji Liniaritas Skor Total Dan Usia ........................................................ 80
Lampiran 13 Uji Korelasi Skor Total Dan Usia ......................................................... 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Saat ini tidak sedikit mahasiswa yang belum kunjung lulus, melebihi waktu
yang telah ditentukan. Data dari salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta
menunjukkan bahwa pada tahun ajaran 2016/2017 ada 1127 dari 9913 mahasiswa
yang sedang dan lebih dari 5 tahun kuliah, 586 perempuan dan 541 laki-laki. Berdasar
pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49
Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Bab II Pasal 17 (3) masa
studi terpakai oleh mahasiswa diploma empat dan program sarjana adalah 4 sampai 5
tahun. Permasalahan tersebut dapat memengaruhi arus penerimaan mahasiswa baru
(―Kuliah S-1 Maksimal‖, 2014). Banyaknya jumlah mahasiswa yang tidak kunjung
lulus akan menyebabkan antrian yang panjang bagi mahasiswa baru memasuki
perguruan tinggi. Selain itu, semakin lama mahasiswa untuk lulus juga akan
memberikan beban biaya pada orang tuanya (―Polemik Kuliah‖, 2015). Tiap tahun
negara memberikan sumbangan 18 juta per mahasiswa, namun karena tidak
sedikitnya mahasiswa yang belum kunjung lulus membuat negara mengalami
kerugian sebesar 8 triliun (Unmul Sumbang Kerugian, 2012).
Beberapa literatur menyebutkan bahwa perbedaan pada pembelajar yang
sukses dan tidak sukses dalam belajar dapat dijelaskan menggunakan teori self
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
regulated learning (belajar berdasar regulasi diri) (Watson, 2004). Belajar berdasar
regulasi diri dapat membantu mahasiswa untuk menetapkan tujuan, mengelola waktu
antara kegiatan kuliah dan kegiatan di luar kuliah, menjaga dan meningkatkan
motivasi, serta hambatan-hambatan lain yang membuat mahasiswa tidak kunjung
lulus. Selain itu, regulasi dalam belajar juga membantu pembelajar untuk menguasai
proses belajarnya (Zimmerman dan Schunk, dalam Latipah, 2010).
Menurut Pintrich (2000; 2004) belajar berdasar regulasi diri adalah proses
aktif, proses konstruktif dimana pembelajar menentukan tujuan, dan berusaha untuk
mengawasi, mengelola, dan mengontrol kognisi, motivasi, dan perilaku mereka agar
sesuai dengan tujuan dan konteks.
Menurut Pintrich (2004), belajar berdasar regulasi diri mencakup beberapa
aspek, yaitu aspek kognitif dan metakognitif, motivasi dan afeksi, perilaku, dan
konteks. Regulasi aspek kognitif merupakan regulasi dimana individu mengelola
kemampuan metakognitif dan kognitif. Pengelolaan kognitif mencakup membuat
tujuan yang spesifik dalam belajarnya dan mengaktifkan pengetahuan sebelumnya
yang sesuai dengan materi yang akan dipelajarinya. Pengelolaan metakognitif
merujuk pada kesadaran, pengetahuan, dan kontrol terhadap kognisi, yang mencakup
tiga proses, yaitu merencanakan proses belajar mereka, memonitor proses belajar
mereka, dan meregulasi atau merubah proses belajar mereka. Regulasi pada aspek
motivasi dan afeksi mencakup upaya individu untuk menjaga dan mengatur motivasi
belajar mereka, selain itu secara afeksi mereka meregulasi afeksi negatif yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
muncul seperti ketakutan dan kecemasan serta memodifikasi dan mengelola respon
emosi (McRae, Ochsner, & Gross, 2011). Regulasi aspek perilaku merupakan upaya
individu untuk mengelola perilaku tampak individu. Aspek perilaku ini mencakup
pengelolaan usaha atau upaya agar sesuai dengan tujuan proses belajar sehingga dapat
mengerjakan suatu tugas dengan baik, dan pengelolaan waktu seperti membuat
jadwal untuk belajar dan aktifitas lainnya. Selain itu, usaha individu untuk mencari
pertolongan atau bantuan dalam mengerjakan sesuatu juga merupakan salah satu
bentuk regulasi perilaku. Regulasi konteks merupakan usaha individu untuk
mengontrol dan mengelola tugas dan konteks yang mereka hadapi di dalam kelas atau
dalam belajar mereka. Namun, dalam lingkungan kelas, hampir setiap tugas dan
konteks diatur oleh guru atau pengajar.
Piotrowski, Lapierre, dan Linebarger (2013) mengungkapkan bahwa ada
beberapa faktor yang dapat digunakan untuk memprediksi kemampuan regulasi diri,
yaitu faktor demografis yang meliputi usia, jenis kelamin, dan tingkat pendapatan
keluarga. Faktor demografis tersebut dapat digunakan untuk memprediksi
kemampuan belajar berdasar regulasi diri pada individu. Menurut Piotrowski,
Lapierre dan Linebarger (2013) kemampuan individu untuk meregulasi diri akan
berkembang sesuai usia, hal ini dipengaruhi oleh perkembangan otak, khususnya
bagian otak yang bertanggung jawab dalam mengontrol emosi dan kognisi. Pendapat
yang sama juga diutarakan oleh Veenman dan Spaans (dalam Radovan, 2010) yang
mengatakan bahwa perkembangan usia memengaruhi strategi metakognitif individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Terkait jenis kelamin, Piotrowski, Lapierre, & Linebarger (2013), Weis, Heikamp,
dan Trommsdorff (2013) dan Hosseini-Kamkar dan Morton (2014) mengungkapkan
bahwa terdapat perbedaan kemampuan regulasi diri pada anak perempuan dan anak
laki-laki. Perempuan dianggap lebih baik dalam regulasi perilaku dan laki-laki kurang
baik dalam mengontrol kognisi dan perilaku mereka (Piotrowski, Lapierre, dan
Linebarger, 2013). Menurut Entwisle, Alexander, dan Olson (2007) perbedaan jenis
kelamin dalam regulasi diri dimoderasi oleh tingkat pendapatan. Keadaan ekonomi
individu berpengaruh terhadap perkembangan regulasi diri individu. Menurut
Sektnan, McClelland, Acock, dan Morrison (dalam Piotrowski, Lapierre, dan
Linebarger, 2013) tingkat pendapatan keluarga berpengaruh terhadap ketersediaan
sumber daya dan kesempatan bagi individu untuk mengembangkan dan
mempraktekkan kemampuan regulasi diri.
Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa belajar berdasar
regulasi diri memiliki kaitan dengan performansi akademik dan merupakan
kemampuan kunci untuk menjadi pelajar yang sukses (Latifah dalam Rachmah, 2015;
Zimmerman dan Schunk, dalam Kitsantas, Winsler, dan Huie, 2008; Jakesova,
Kalenda dan Gavora, 2015; Semmar, 2006; Khaliq dan Alsa, 2015) dan mampu
membantu mahasiswa yang memiliki peran banyak untuk mencapai prestasi
(Rachmah, 2015). Zimmerman dan Pons (dalam Khaliq dan Alsa, 2015) menyatakan
bahwa pelajar yang berprestasi tinggi memiliki pengelolaan diri yang lebih baik
dibandingkan pelajar yang memiliki prestasi rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Terdapat penelitian tentang kemampuan regulasi diri dalam belajar berdasar
aspek demografis. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Zimmerman dan Pons
(1990) dengan subjek anak tingkat 5, 8, dan 11, menunjukkan bahwa perempuan
lebih sering menggunakan strategi belajar berdasar regulasi diri dibandingkan laki-
laki. Hasil yang serupa juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh
Matthews, Ponitz, dan Morrison (2009). Penelitian yang dilakukan dengan subjek
anak pada suatu taman kanak-kanak didapati bahwa terdapat perbedaan regulasi diri
antara anak perempuan dan anak laki-laki. Namun, dalam penelitian yang dilakukan
oleh Veloo, Hong, dan Lee (2015) dengan subjek mahasiswa dan mahasiswi di suatu
universitas di Malaysia, ditemukan tidak ada perbedaan kemampuan belajar berdasar
regulasi diri berdasarkan jenis kelamin. Tidak bisa dipungkiri bahwa didapati hasil
penelitian yang berbeda terkait dengan jenis kelamin dengan usia subjek yang
berbeda.
Berdasarkan pendapatan yang diperoleh, individu yang hidup dalam
kemiskinan memiliki kemampuan regulasi perilaku yang rendah (Sektnan,
McClelland, Acock, dan Morrison, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Howse,
Lange, Farran, dan Boyles (2003) pada anak beresiko secara ekonomi dan anak tidak
beresiko secara ekonomi terdapat perbedaan hasil. Pada anak usia taman kanak-kanak
dan tingkat pertama terdapat perbedaan kemampuan regulasi diri, sedangkan pada
subjek yang lebih tua (tingkat 2 dan 3) tidak terdapat perbedaan kemampuan regulasi
diri. Penelitian yang dilakukan oleh Radovan (2010) pada subjek yang bekerja paruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
waktu menemukan bahwa terdapat perbedaan kemampuan belajar berdasar regulasi
diri pada subjek dengan usia yang berbeda.
Berdasarkan hasil beberapa penelitian yang sudah ada, terdapat beberapa
defisiensi. (1) penelitian terkait faktor demografik dilakukan pada subjek anak-anak.
Seturut berkembangnya usia, kemampuan pengelolaan kognitif dan afektif akan
berkembang. (2) penelitian terkait faktor jenis kelamin terhadap kemampuan belajar
berdasar regulasi diri lebih banyak dilakukan di luar Indonesia. Menurut Latipah
(2010) perbedaan budaya dapat berpengaruh terhadap strategi belajar berdasar
regulasi diri. Menurut Latipah (2010), Indonesia yang menganut budaya kolektivis
akan memengaruhi beberapa aspek belajar berdasar regulasi diri.
Berangkat dari defisiensi tersebut, peneliti ingin mengetahui kemampuan
belajar berdasar regulasi diri pada mahasiswa. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan rancangan survei. Menurut Creswell (2014) dalam rancangan survei,
peneliti melakukan deskripsi secara kuantitatif kecenderungan terhadap suatu
populasi dengan meneliti sampel populasi tersebut. Rancangan survei memungkinkan
peneliti untuk mencari tahu pengaruh faktor demografis terhadap kemampuan belajar
berdasar regulasi diri. Selain itu, penelitian ini juga akan mengambil subjek
mahasiswa di salah satu pergutuan tinggi swasta di Yogyakarta dari berbagai
semester dan jurusan. Dalam penelitian ini peneliti juga ingin mengeksplorasi
kemampuan belajar berdasar regulasi diri terkait aspek demografis subjek yang
meliputi jenis kelamin, usia, dan pendapatan keluarga. Pengukuran akan dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
menggunakan alat ukur yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek belajar berdasar
regulasi diri menurut Pintrich (2000;2004), dan Pintrich, Smith, Garcia, McKeachie
(1991).
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti menemukan
beberapa masalah penelitian, yaitu:
1. Bagaimana kemampuan belajar berdasar regulasi diri pada mahasiswa?
2. Apakah ada hubungan kemampuan belajar berdasar regulasi diri pada mahasiswa
dengan usia?
3. Apakah ada perbedaan kemampuan belajar berdasar regulasi diri antara
mahasiswa laki-laki dan perempuan?
4. Apakah ada hubungan kemampuan belajar berdasar regulasi diri dengan tingkat
pendapatan keluarga pada mahasiswa?
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan belajar berdasar
regulasi diri pada mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta dan
mengeksplorasi lebih lanjut dengan beberapa faktor demografis, yaitu usia, jenis
kelamin, dan pendapatan keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan, khususnya psikologi pendidikan dan dapat dijadikan sebagai
referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk memecahkan
keingintahuan dan gagasan dari peneliti terkait dengan topik penelitian yang
ada.
b. Bagi Lembaga Pendidikan
Bagi lembaga yang bersangkutan, hasil penelitian ini dapat
memberikan informasi mengenai kemampuan belajar berdasar regulasi diri
mahasiswa sehingga masing-masing lembaga pendidikan, khususnya
universitas dapat selalu mengembangkan dan memfasilitasi mahasiswa untuk
mengembangkan kemampuan belajar berdasar regulasi diri, serta
kemampuan lain yang terkait.
c. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat memberikan gambaran umun mengenai
kemampuan belajar berdasar regulasi diri pada mahasiswa dan
memunculkan kesadaran pentingnya kemampuan tersebut pada konteks
kehidupan akademis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang mahasiswa dan hambatan yang
dialami oleh mahasiswa, dan tentang belajar berdasar regulasi diri, yang meliputi
pengertian, aspek, faktor yang dapat memengaruhi dan memprediksi kemampuan
belajar berdasar regulasi diri, serta alat ukur belajar berdasar regulasi diri. Bab ini
akan ditutup dengan kerangka teoritis penelitian dan hipotesis penelitian.
A. Mahasiswa
Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (https://kbbi.web.id/mahasiswa), yang
dimaksud dengan mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Menurut
Santrock (2002) tahap perkembangan mahasiswa masuk ke dalam tahap
perkembangan dewasa awal, ditandai dengan transisi dari sekolah menengah atas
menuju universitas. Menurut Schaie (dalam Santrock, 2002) pada masa dewasa awal
individu masuk pada fase mencapai prestasi, yaitu fase di mana individu melibatkan
penerapan intelektualitas pada situasi yang yang memiliki konsekuensi dalam
mencapai tujuan jangka panjang, seperti pencapaian karir dan pengetahuan. Menurut
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun
2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Bab II Pasal 17 (3) masa studi
terpakai oleh mahasiswa diploma empat dan program sarjana adalah 4 sampai 5
tahun. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
merupakan individu yang belajar di perguruan tinggi yang diharapkan dapat
menggunakan menerapkan pengetahuan yang sudah diperoleh untuk mengejar target
jangka panjang, seperti karier dan intelektualitas. Dan masa pendidikan mahasiswa
adalah 4-5 tahun.
B. Pengertian belajar berdasar regulasi diri
Belajar berdasar regulasi diri merupakan salah satu bentuk regulasi diri yang
lebih berfokus pada bidang akademik (Zimmerman dan Schunk (dalam Dinsmore,
Alexander, dan Loughlin, 2008). Menurut Pintrich (2000;2004), belajar berdasar
regulasi diri adalah proses aktif dan konstruktif dimana pembelajar menentukan
tujuan, mengawasi, mengelola, dan mengontrol kognisi, motivasi, dan perilaku
mereka agar sesuai dengan tujuan dan konteks atau standar. Pendapat yang serupa
diungkapkan oleh Paris dan Paris (2001) yang menyatakan bahwa belajar berdasar
regulasi diri merupakan kemampuan otonomi dan kontrol individu untuk mengawasi,
mengarahkan, dan mengelola tindakan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi,
mengembangkan kemampuan, dan meningkatkan kualitas diri.
Berdasarkan definisi dari beberapa penelitian sebelumnya, maka dapat
disimpulkaan bahwa belajar berdasar regulasi diri adalah bentuk regulasi diri yang
berfokus pada wilayah akademik dan merupakan kemampuan individu untuk aktif
secara kognitif dan metakognitif, motivasi, dan perilaku dalam proses belajarnya agar
proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dibuat atau sesuai dengan konteks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
yang ada untuk mendapatkan informasi, mengembangkan kemampuan, dan
meningkatkan kualitas diri.
C. Aspek belajar berdasar regulasi diri
Menurut Pintrich (2000) dan Pintrich, Smith, Garcia, McKeachie (1991)
belajar berdasar regulasi diri memiliki 4 aspek:
1. Regulasi aspek kognitif dan metakognitif
Regulasi aspek kognitif melibatkan aktifitas untuk merencanakan, mengawasi,
dan mengelola/ meregulasi kognisi. Pada regulasi aspek kognitif dan metakognitif
individu membuat suatu tujuan spesifik yang dapat digunakannya untuk memandu/
mengarahkan dan mengawasi kognisi mereka, dan menentukan strategi kognitif dan
metakognitif untuk membantu individu dalam mengingat, belajar, menalar,
memecahkan masalah, dan berpikir. Beberapa peneliti menemukan beberapa strategi
kognitif yang sering dipakai oleh individu dalam belajar mereka, yaitu mengulang
kembali (rehearsal), elaborasi, dan strategi-strategi untuk mengatur sesuatu
(organizational strategies) (Pintrich, 2000).
Metakognitif merujuk pada kesadaran, pengetahuan, dan kontrol individu
terhadap kognisi mereka. Menurut Zimmerman (1990), dalam aspek ini, pembelajar
membuat rencana, membuat tujuan, mengorganisasi, memonitor diri, dan
mengevaluasi diri selama proses mereka belajar. Terdapat 3 proses dalam aktifitas
regulasi metakognitif, yaitu perencanaan (planning), pengawasan (monitoring), dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
pengelolaan (regulating). Proses perencanaan membantu individu untuk
mengaktifkan pengetahuan sebelumnya untuk mengatur/ mengorganisasi dan
memahami tugas dengan lebih mudah. Proses pengawasan adalah proses dimana
individu mengawasi dan mengarahkan perhatian mereka terhadap tugas, dan self-
testing (menguji diri sendiri) atas pemahaman mereka terhadap tugas mereka. Proses
ini membantu individu untuk memahami tugas mereka dan mengintegrasikannya
dengan pengetahuan mereka sebelumnya. Proses pengelolaan adalah proses dimana
individu menyesuaikan dan mengatur aktifitas kognitif seseorang. Proses ini
membantu individu untuk memastikan (checking) dan mengoreksi (correcting)
perilaku mereka dalam proses mereka mengerjakan suatu tugas.
2. Regulasi aspek motivasi dan afeksi
Regulasi aspek motivasi dan afeksi mencakup usaha untuk meregulasi
berbagai keyakinan motivasional seperti orientasi terhadap tujuan (goal orientation),
efikasi diri (self-efficacy), dan keyakinan terhadap pentingnya, kegunaan, dan
relevansi suatu tugas (task value beliefs), dan ketertarikan pribadi terhadap tugas
(personal interest). Sedangkan regulasi afeksi mancakup strategi untuk mengontrol
emosi yang mencakup strategi koping (coping strategies) untuk beradaptasi dengan
afeksi negatif dan emosi seperti kecemasan dan ketakutan (Boekaerts, dalam Pintrich,
2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Menurut Pintrich (2000) terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan oleh
seseorang untuk mengontrol dan meregulasi motivasi dan emosi mereka, yaitu self-
talk untuk menjaga efikasi diri atau mengontrol afeksi negatif maupun kecemasan,
berkomitmen pada diri untuk memberikan hadiah secara ekstrinsik jika mampu
menyelesaikan sebuah tugas atau mencapai suatu tujuan dalam belajarnya,
membangkitkan tujuan ekstrinsik dalam belajar mereka (seperti mendapatkan
rangking yang bagus). Selain itu, pembelajar juga dapat meningkatkan motivasi
intrinsik mereka, misalnya dengan lebih berfokus untuk berorientasi-penguasaan
(mastery oriented) dalam pembelajaran mereka. Individu juga dapat meningkatakan
nilai dari sebuah tugas dengan meningkatkan keyakinan bahwa tugas tersebut akan
bermanfaat bagi karir ataupun masa depan mereka. Individu juga dapat memunculkan
afeksi negatif untuk memotivasi mereka, misalnya mereka akan merasa malu jika
tidak dapat menyelesaikan tugasnya. Selain itu juga ada self-handicapping yang
dilakukan oleh individu untuk mengurangi usaha mereka dalam mengerjakan suatu
tugas dengan tujuan untuk menjaga harga diri mereka. Berlawanan dengan itu,
terdapat stratgei defensive pessimism yang digunakan oleh individu untuk menahan
afeksi negatif dan kecemasan mereka dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja
mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Regulasi aspek perilaku
Regulasi aspek perilaku melibatkan usaha individu untuk meregulasi perilaku
tampak (overt behavior) seseorang. Regulasi perilaku ini mencakup usaha seseorang
untuk mengatur usaha dan waktu. Terkait dengan aspek usaha tersebut, individu
mangalokasikan usaha dan intensitas kerja mereka. Regulasi usaha ini dilakukan
ketika individu mengahadapi gangguan dalam tugasnya atau mengerjakan tugas yang
kurang menarik. Regulasi usaha ini penting karena tidak hanya menunjukkan
komitmen individu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tapi juga regulasi
penggunaan strategi belajar yang sesuai. Selain itu, individu juga dapat melakukan
observasi terhadap perilaku mereka selama mereka belajar melalui berbagai strategi
yang bisa mereka lakukan, misalkan dengan membuat track record atas hasil yang
telah mereka capai. Infromasi yang diperoleh melalui observasi tersebut dapat
digunakan oleh individu untuk mengontrol atau meregulasi perilaku mereka. Selain
itu, mencari pertolongan juga merupakan bagian dari regulasi perilaku. Pembelajar
yang baik tahu kapan, kenapa, dan dan kepada siapa mereka bertanya, dan mereka
yang berfokus pada proses belajarnya, mereka akan bertanya hanya pada bagian yang
sulit dalam tugasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
4. Regulasi aspek konteks
Regulasi aspek konteks mencakup regulasi tugas dan konteks yang dihadapi
dalam lingkungan kelas atau saat belajar. Dalam konteks lingkungan kelas, hal ini
bisa berarti peraturan tentang bagaimana cara menyelesaikan sebuah tugas selama di
kelas (misalnya boleh membuka buku referensi lain), peraturan di dalam kelas, dan
suasana di dalam kelas (misalnya sikap guru terhadap siswa).
Regulasi konteks ini juga mencakup pengaturan atau pengelolaan lingkungan
(Corno, dalam Pintrich, 2000). Menurut Zimmerman (dalam Pintrich, 2000)
pengaturan lingkungan ini adalah usaha pembelajar untuk membentuk, mengontrol,
atau membuat lingkungan yang nyaman untuk belajar. Selain itu, regulasi konteks
yang terkait dengan tugas, pembelajar juga bisa melakukan task negotiation
(negosiasi tugas) dimana pembelajar menanyakan cara alternatif dalam mengerjakan
suatu tugas kepada guru (misalnya, dapatkah menggunakan referensi lain?). Salah
satu cara yang bisa dilakukan oleh pembelajar untuk memahami tugas dan konteks
adalah dengan bertanya kepada sesama pembelajar.
D. Pengukuran belajar berdasar regulasi diri
Alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur yang
disusun berdasarkan aspek belajar berdasar regulasi diri Pintrich (2000; 1999) dan
Pintrich, Smith, Garcia, dan McKeachie (1991).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
1. Pengukuran regulasi aspek kognitif dan metakognitif
Pengukuran regulasi aspek kognitif dan metakognitif mencakup
kemampuan individu untuk menentukan tujuan atau standar dalam belajar
mereka, penggunaan strategi belajar (pengulangan kembali, elaborasi, dan
organisasi), dan strategi metakognitif yang meliputi: perencenaan, pengawasan,
dan pengelolaan.
a. Penentuan tujuan atau standar dalam belajar
Individu menentukan tujuan atau standar dalam proses belajar mereka.
b. Strategi belajar
i. Pengulangan kembali (rehearsal)
Pengulangan kembali melibatkan cara individu untuk mengingat sebuah
materi yang telah dipelejarinya, seperti melafalkan item dari sebuah
daftar. Strategi ini diasumsikan mempengaruhi proses perhatian dan
pengkodean. Strategi belajar ini tidak membantu pembelajar untuk
menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan pengetahuan
sebelumnya.
ii. Elaborasi
Strategi belajar ini membantu pembelajar untuk memasukkan informasi
kedalam ingkatan jangka panjang dengan cara membangun sebuah
hubungan antara materi yang sedang dipelajari dengan informasi yang
sudah dimiliki oleh individu. Membuat catatan, rangkuman, paraphrase,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dan membuat sebuah analogi merupakan salah satu bentuk strategi
elaborasi.
iii. Organisasi
Strategi organisasi merujuk pada cara individu memilih informasi tertntu
yang dianggap penting dan membuat suatu hubungan antara informasi
yang ada untuk dipelajari. Penggunaan strategi ini menunjukkan bahwa
pembelajar semakin terlibat dalam tugasnya dan menunjukkan
performansi yang semakin bagus. Mengelompokkan, menggarisbawahi,
dan memilih pikiran pokok dalam sebuah bacaan merupakan beberapa
cara dalam strategi ini.
c. Strategi metakognitif
Regulasi diri metakognitif melibatkan 3 proses, yaitu perencanaan,
pengawasan, dan pengaturan (regulating). Perencanaan merujuk pada
pembuatan suatu tujuan dan analisis tugas yang akan membantu pembelajar
untuk mengorganisasi dan memahami sebauh tugas lebih mudah. Salah satu
bentuk kegiatan pengawasan adalah mengamati (tracking) perhatian mereka
ketika individu membaca , dan menguji diri sendiri dengan sebuah pertanyaan
terkait materi yang sedang dipelajari; hal ini membantu individu untuk
memahami materi dan menggabungkan dengan pengetahuan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2. Pengukuran regulasi aspek motivasi dan afeksi
Pengukuran regulasi aspek motivasi dan afeksi mencakup kemampuan
individu untuk mengelola orientasi tujuannya, baik orientasi intrinsik maupun
ekstrinsik, efikasi diri, keyakinan terhadap pentingnya, kegunaan, dan relevansi
tugas, ketertarikan personal terhadap tugas, dan juga pengelolaan terhadap afeksi
negatif yang meliputi ketakutan dan kecemasan.
1. Orientasi tujuan
Orientasi tujuan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai oleh individu
dalam mengerjakan suatu tugas.
i. Orientasi tujuan intrinsik
Orientasi tujuan intrinsik lebih memperhatikan alasan mengapa pembelajar
terlibat dalam suatu tugas, seperti rasa penasaran, merasa tertantang, atau
ingin menguasai sebuah tugas.
ii. Orientasi tujuan ekstrinsik
Orientasi tujuan ekstrinsik ini berfokus pada seberapa tinggi pembelajar
melihat keterlibatannya dalam suatu tugas dengan alasan seperti hadiah,
performansi, rangking, kompetisi, maupun evaluasi atau perhatian dari
orang lain.
2. Keyakinan terhadap nilai tugas
Nilai tugas merujuk pada pandangan pembelajar tentang seberapa penting dan
seberapa bergunanya sebuah tugas bagi mereka, dan juga ketertarikan secara
personal terhadap suatu materi. Semakin tinggi nilai tugas mengindikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
bahwa pembelajar semakin terlibat dalam proses belajar mereka. Nilai tugas
ini dilihat dari pandangan pembelajar terkait dengan tingkat kepentingan,
tingkat ketertarikan, dan tingkat kebergunaan sebuah materi belajar. Individu
memiliki ketertarikan pribadi terhadap materi atau tugas belajar tertentu dan
dapat memunculkan afeksi positif.
3. Efikasi diri
Efikasi diri merujuk pada keyakinan diri bahwa mereka mampu
menyelesaikan atau menguasai sebuah tugas.
4. Kontrol terhadap kecemasan
Komponen afeksi mengukur tingkat kecemasan pembelajar. Kemampuan
untuk mengontrol kecemasan ini mencakup kontrol terhadap pikiran negatif
pembelajar yang akan mengganggu performansi mereka dalam mengerjakan
sebuah tugas dan munculnya rangsangan secara fisik yang disebabkan oleh
rasa cemas.
3. Pengukuran regulasi aspek perilaku
Pengukuran regulasi aspek perilaku mencakup kemampuan individu untuk
mengatur usaha dan waktu, pengaturan waktu, observasi terhadap perilaku, dan
mencari bantuan atau pertolongan.
1. Pengaturan usaha
Pengaturan usaha ini merujuk pada usaha individu untuk mengelola usaha dan
perhatian ketika menghadapi gangguan dan mengerjakan tugas yang tidak
disukai. Regulasi usaha ini menunjukkan manajemen diri, dan komitmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
untuk menyelesaikan tujuan yang ingin dicapai, meskipun muncul berbagai
halangan.
2. Pengaturan waktu
Pengaturan waktu ini melibatkan proses penjadwalan, perencanaan, dan
pengaturan waktu untuk belajar, tidak hanya menentukan waktu untuk belajar,
namun juga efektifitas penggunaan waktu belajar, dan membuat tujuan
realistis.
3. Observasi perilaku
Individu melakukan observasi terhadap perilaku mereka selama belajar, dan
kemudian menggunakan hasil observasi ini sebagai dasar bagi individu untuk
mengontrol dan mengelola perilaku mereka agar sesuai dengan standar atau
tujuan yang telah dibuat
4. Pencarian pertolongan (help seeking)
Pencarian pertolongan merupakan salah bentuk penggunaan sumber daya
lingkungan, yang mencakup pertolongan dari teman sebaya dan instruktur
atau guru. Pembelajar yang baik tahu kapan dan kepada siapa mereka akan
bertanya ketika mereka kesulitan dan pencarian pertolongan ini dapat
membantu individu untuk mencapai prestasi.
4. Pengukuran regulasi aspek konteks
Pengukuran regulasi aspek konteks mencakup kemampuan individu
untuk mengatur lingkungan dan melakukan negosiasi tugas (task negotiation).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
1. Pengaturan lingkungan belajar
Pengaturan lingkungan belajar adalah pengaturan lingkungan dimana individu
belajar. Lingkungan belajar yang ideal adalah lingkungan belajar yang sudah
di atur, tenang, dan cenderung bebas dari segala bentuk gangguan baik suara
maupun visual.
2. Negosiasi tugas (task negotiation)
Kemampuan individu untuk bernegosiasi terhadap tugas yang akan
dikerjakan. Mereka mecari alternatif dalam belajar mereka agar dapat
mempermudah mereka dalam mencapai tujuan belajar mereka.
E. Faktor belajar berdasar regulasi diri
Menurut Piotrowski, Lapierre, dan Linebarger (2013) dan Pintrich (2000)
terdapat faktor yang dapat memprediksi kemampuan belajar berdasar regulasi diri,
yaitu faktor demografis. Pada penelitian ini peneliti berfokus pada faktor demografis
individu dan demografis keluarga, yang meliputi:
1. Usia
Penelitian yang sudah ada yakin bahwa kemampuan belajar berdasar
regulasi diri akan berkembang sepanjang waktu dan dipengaruhi oleh tingkat
kematangan seseorang (Raffaelli, Crockett, dan Shen, 2005). Ketika bayi,
individu menghadapi tantangan tentang regulasi secara fisik, seperti pola tidur
dan bangun. Ketika anak-anak, individu mulai belajar regulasi perilaku.
Sesaat sebelum memulai pendidikan formal, anak-anak mulai belajar menahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
keinginan. Perkembagan kemampuan regulasi akan meningkat sesuai dengan
meningkatnya kapasitas kognitif saat dewasa (misalnya kemampuan berpikir
abstrak dan kemampuan perencanaan). Perkembangan akan semakin matang
ketika beranjak dewasa. Menurut Radovan (2010) individu yang lebih tua
lebih terampil dalam menggunakan kemampuan belajar berdasar regulasi diri
dibanding mereka yang lebih muda. Hal ini terkait dengan perkembangan
kemampuan berpikir formal dan pengalaman sebelumnya (Moss dan
Azevedo, dalam Radovan, 2010).
2. Jenis kelamin
Menurut American Psychological Association (2012) yang dmaksud
dengan jenis kelamin adalah ciri biologis (kromosom, organ reproduksi
internal, dan lain-lain) yang mencirikan laki-laki dan perempuan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
kemampuan belajar berdasar regulasi diri pada laki-laki dan perempuan.
Bjorklund dan Kipp (dalam Hosseini-Kamkar dan Morton, 2014)
mengungkapkan bahwa perempuan lebih mampu menahan keinginan (delay
gratification) dibanding pria. Perempuan memiliki kemampuan untuk
mengontrol diri yang lebih baik dibanding laki-laki.
Faktor biologis memiliki kemungkinan untuk memengaruhi perbedaan
kemampuan regulasi diri dan pola perilaku antara perempuan dan laki-laki. Di
dalam otak terdapat mesocorticolimbic dopamine pathways (MCLP) yang
berperan dalam perilaku yang muncul karena motivasi dan hadiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
3. Tingkat pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga adalah pendapatan yang diperoleh oleh
perseorangan atau semua anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan semua
anggota keluarga. Salah satu sumber pendapatan keluarga adalah gaji
(―Konsep Dasar Pendapatan‖, 2014).
Tinggi rendahnya tingkat pemasukan keluarga berpengaruh terhadap
adanya fasilitas atau kesempatan bagi individu untuk mengembangkan
kemampuan belajar berdasar regulasi diri. Ketersediaan sumber daya dan
material untuk belajar bagi individu dapat berpengaruh terhadap kemampuan
regulasi diri pada individu (Sektnan, McClelland, Acock, dan Morrison,
2010).
F. Kerangka konseptual
Mahasiswa merupakan individu yang belajar di perguruan tinggi, di mana
tugas perkembangan mereka adalah untuk menerapakan pengetahuan yang sudah
mereka miliki untuk tujuan jangka panjang, seperti karier dan intelektualitas. Masa
pendidikan mahasiswa adalah 4-5 tahun.
Belajar berdasar regulasi diri mencakup beberapa aspek, yaitu: aspek kognitif
dan metakognitif, perilaku, motivasi dan afeksi, dan konteks (Pintrich, 2000;2004,
Zimmerman dan Schunk dalam Dinsmore, Alexander, dan Loughlin, 2008, Paris dan
Paris, 2001). Aspek kognitif dan metakognitif mencakup kemampuan untuk individu
membuat suatu tujuan spesifik yang dapat digunakannya untuk memandu/
mengarahkan dan mengawasi kognisi mereka, dan menentukan strategi kognitif dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
metakognitif untuk membantu individu dalam mengingat, belajar, menalar,
memecahkan masalah, dan berpikir. Aspek perilaku kemampuan individu untuk
mengelola perilaku tampaknya. Aspek motivasi dan afeksi mencakup kemampuan
individu untuk meregulasi berbagai keyakinan motivasional dan pengelolaan individu
terhadap afeksi negative seperti ketakutan dan kekhawatiran. Aspek konteks
mencakup kemampuan individu untuk meregulasi tugas dan konteks yang dihadapi
dalam lingkungan kelas atau saat belajar.
Menurut Piotrowski, Lapierre, dan Linebarger (2013) terdapat beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi belajar berdasar regulasi diri, yaitu usia, jenis kelamin, dan
tingkat pendapatan atau status ekonomi. Faktor usia berpengaruh terhadap
perkembangan fungsi kognitif pada otak manusia dan pengalaman yang dialami oleh
individu terkait dengan belajar berdasar regulasi diri. Faktor jenis kelamin
berpengaruh terhadap fungsi hormonal dan biologis terhadap perilaku individu.
Faktor tingkat pendapatan atau status ekonomi berpengaruh terhadap ada tidaknya
kesempatan dan sumber daya yang dapat digunakan oleh individu untuk berlatih dan
mempraktekkan kemampuan belajar berdasar regulasi diri.
Berdasarkan paparan tersebut, peneliti memiliki beberapa asumsi/hipotesis ,
yaitu (1) terdapat perbedaan kemampuan belajar berdasar regulasi diri pada
perempuan dan laki-laki dan (2) ada hubungan antara usia dan pendapatan orang tua
dengan kemampuan belajar berdasar regulasi diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Gambar 1: skema penelitian
Faktor prediktor
Kemampuan belajar berdasar
regulasi diri tinggi
Aspek kognitif
dan metakognitif
Aspek motivasi
dan afeksi
Aspek perilaku Aspek konteks
Kemampuan belajar berdasar
regulasi diri rendah
Kemampuan
belajar berdasar
regulasi diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan desain penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain survei deskriptif
bertujuan mengungkap kemampuan belajar berdasar regulasi diri pada mahasiswa di
sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta. Kemampuan itu selanjutnya akan
dieksplorasi dengan usia, jenis kelamin, dan pendapatan keluarga. Data yang
diperoleh diolah menggunakan teknik statistik yang sesuai dengan bantuan perangkat
lunak olah data statistik IBM SPSS Statistics 22.
B. Variabel penelitian
1. Kemampuan belajar berdasar regulasi diri
Variabel utama dalam penelitian ini adalah belajar berdasar regulasi diri,
yang mencakup 4 aspek, yaitu regulasi kognitif dan metakognitif, regulasi
motivasi dan afeksi, regulasi perilaku, dan regulasi konteks (Pintrich
(2000;2004), dan Pintrich, Smith, Garcia, McKeachie (1991).
a. Regulasi kognitif dan metakognitif
Regulasi kognitif dan metakognitif mencakup kemampuan individu
untuk menentukan tujuan atau standar dalam belajar mereka, penggunaan
strategi belajar (elaborasi, pengulangan kembali, dan organisasi), dan strategi
metakognitif yang meliputi: perencanaan, pengawasan, dan pengelolaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Perencanaan mencakup penentuan tujuan dan analisis tugas untuk
membantupengaktifan pengetahuan sebelumnya sehingga tugas mudah untuk
dipahami. Pengawasan mencakup kegiatan untuk mengarahkan perhatian
terhadap tugas dan kegiatan untuk menguji apakah sudah memahami materi
atau tugas yang sedang dipelajari. Pengelolaan mencakup kegiatan untuk
menyesuaikan dan mengatur aktifitas kognitif.
b. Regulasi motivasi dan afeksi
Regulasi motivasi dan afeksi mencakup kemampuan individu untuk
mengelola orientasi tujuannya, baik orientasi intrinsik maupun ekstrinsik,
efikasi diri, keyakinan terhadap pentingnya, kegunaan, dan relevansi tugas,
ketertarikan personal terhadap tugas, dan juga pengelolaan terhadap afeksi
negatif yang meliputi ketakutan dan kecemasan.
c. Regulasi perilaku
Regulasi perilaku mencakup kemampuan individu untuk mengatur
usaha dan waktu, observasi terhadap perilaku, dan mencari bantuan atau
pertolongan.
d. Regulasi konteks
Regulasi konteks mencakup kemampuan individu untuk mengatur
lingkungan dan melakukan negosiasi tugas (task negotiation).
Variabel utama tersebut akan diukur menggunakan skala belajar berdasar
regulasi diri yang dikembangkan oleh peneliti berdasar aspek belajar berdasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
regulasi diri oleh Pintrich (2000;2004), dan Pintrich, Smith, Garcia, McKeachie
(1991).
2. Usia
Yang dimaksud dengan usia dalam penelitian ini adalah usia kronologis.
Data usia dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan pengakuan subjek yang
tertulis pada kolom usia di bagian identitas subjek di Skala Belajar berdasar
Regulasi Diri.
3. Jenis kelamin
Menurut American Psychological Association (2012) yang dimaksud
dengan jenis kelamin adalah ciri biologis (kromosom, organ reproduksi internal,
dan lain-lain) yang mencirikan laki-laki dan perempuan. Data jenis kelamin
diperoleh dari pengakuan subjek yang tertulis di kolom jenis kelamin pada
bagian identitas subjek di Skala Belajar berdasar Regulasi Diri.
4. Pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga adalah pendapatan yang diperoleh oleh
perseorangan atau semua anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan semua
anggota keluarga. Salah satu sumber pendapatan keluarga adalah gaji (―Konsep
Dasar Pendapatan‖, 2014). Data gaji diperoleh dari pengakuan subjek atas gaji
keluarganya (berasal dari ayah dan/atau ibu) yang ditulis pada kolom pendapatan
keluarga pada bagian identitas subjek di Skala Belajar berdasar Regulasi Diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
C. Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa suatu perguruan tinggi swasta
di Yogyakarta yang berjumlah 9945 mahasiswa. Metode pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah nonrandom sample. Nonrandom sample merupakan metode
pengambilan sampel berdasarkan kemudahan atau ketersediaan untuk mengaksesnya
(Supratiknya, 2015). Peneliti mengambil sampel dengan dua cara, yang pertama
adalah dengan membagikan kuesioner secara tatap muka maupun menitipkan teman
dan cara kedua adalah dengan menyebar kuesioner online. Jumlah data yang
diperoleh secara online berjumlah 90, sedangkan jumlah data yang diperoleh secara
tatap muka berjumlah 110.
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 200 orang, 64 laki-laki dan 136
perempuan. Berdasarkan data yang diperoleh, usia subjek berkisar 18-26 tahun
dengan M = 20,44 dan SD = 1,758. Dalam penelitian ini subjek juga diminta untuk
menuliskan pendapatan keluarga dalam sebulan. Berdasarkan data yang diperoleh,
pendapatan keluarga subjek bervariasi, mulai dari Rp 500.000,00 sampai dengan Rp
25.000.000,00 dengan M = Rp 5.009.250,00 dan SD = 4101510,561.
D. Alat pengumpul data
Data belajar berdasar regulasi diri mahasiswa diperoleh dengan cara
menggunakan skala belajar berdasar regulasi diri yang dikembangkan oleh peneliti
berdasar aspek belajar berdasar regulasi diri oleh Zimmerman (1989), Pintrich
(2000), dan Pintrich, Smith, Garcia, McKeachie (1991). Sedangkan data jenis
kelamin, usia, dan gaji keluarga diperoleh dengan mengajukan beberapa pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
terkait yang terdapat pada lembar identitas diri pada skala belajar berdasar regulasi
diri.
1. Skala Belajar berdasar Regulasi Diri
Skala Belajar berdasar Regulasi Diri di susun berdasarkan empat aspek
belajar berdasar regulasi diri, yaitu kognitif dan metakognitif, motivasi dan
afeksi, perilaku, dan konteks.
Skala belajar berdasar regulasi diri disusun menggunakan metode
penskalaan Likert, dimana subjek diminta untuk merentangkan kesetujuan-
ketidaksetujuannya dalam sebuah continuum. Dalam skala ini digunakan satu
continuum dengan empat pilihan untuk menghindari jawaban netral, yaitu sangat
setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS)
(Supratiknya, 2014). Dalam skala ini terdapat dua jenis pernyataan, yaitu
pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable. Pernyataan favorable jika
diiyakan atau disetujui menunjukkan sikap positif terhadap objek yang menjadi
perhatian, sedangkan pernyataan unfavorable merupakan pernyataan jika
diiyakan atau disetujui menunjukkan sikap negatif terhadap objek yang menjadi
perhatian.
Metode penskalaan Likert sering disebut dengan metode penilaian
terjumlahkan, karena jawaban subjek pada masing-masing pernyataan
merupakan sebuah penilaian dan penilaian tersebut dijumlahkan untuk
mendapatkan taraf kepemilikan subjek terhadap atribut psikologis tertentu.
Penskoran skala belajar berdasar regulasi diri menurut model Likert dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
kategorisasi penskoran jawaban skala belajar berdasar regulasi diri dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 1
Penskoran jawaban skala belajar berdasar regulasi diri
Jawaban
Pernyataan
Favorable Unfavorable
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
Sangat tidak setuju 1 4
Pertanggungjawaban mutu skala mencakup:
a. Eksplikasi konstruk
Eksplikasi konstruk adalah proses pengumpulan keyakinan, perilaku, dan
sikap yang mencerminkan keadaan atau ketiadaan suatu konstruk yang diukur.
Proses eksplikasi konstruk melibatkan dua langkah, yaitu perumusan konseptual
konstruk yang diukur dan perumusan definisi operasional konstruk sampai
indikator-indikator baik favorable maupun unfavorable sampai menghasilkan
tabel spesifikasi dan dilanjutkan penulisan item. Untuk blueprint skala belajar
berdasar regulasi diri dapat dilihat pada table di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Tabel 2
Blueprint skala belajar berdasar regulasi diri
Aspek
Pernyataan
Jumlah Presentase
Favorable Unfavorable
Kognitif dan
metakognitif
7, 55, 15, 72, 9,
37, 19, 65, 77,
29
60, 13, 57, 1,
36, 75, 12, 24,
18, 62
20 25%
Motivasi dan afeksi 2, 25, 3, 42, 74,
48, 20, 78, 71,
32
30, 68, 44, 34,
52, 6, 5, 67, 28,
73
20 25%
Perilaku 51, 43, 56, 11,
50, 4, 8, 26, 38,
80
39, 66, 64, 35,
23, 33, 46, 16,
54, 70
20 25%
Konteks 58, 21, 27, 59,
14, 53, 49, 79,
22, 41
45, 31, 69, 10,
47, 17, 40, 76,
61, 63
20 25%
TOTAL 40 40 80 100%
b. Pemeriksaan validitas isi item dan skala
Pemeriksaan validitas isi item maupun skala menggunakan metode indeks
validitas isi item dan indeks validitas isi skala yang dikemukakan oleh Lynn
(dalam Supratiknya, 2016). Indeks validitas isi item (IVI-I) menunjukkan taraf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
relevansi item dengan atribut psikologis atau komponen atribut psikologis yang
diukur. Cara memperoleh IVI-I adalah dengan meminta penilai dari 2 ahli, yaitu
ahli terkait atribut psikologis yang diukur dan ahli terkait pengukuran psikologis.
Ahli memberikan penilaian pada item skala dengan nilai 1 sampai 4, 1 tidak
relevan hingga 4 sangat relevan. Nilai yang sudah ada kemudian dikategorikan
menjadi 2, yaitu item yang memperoleh skor 1 dan 2 diberi skor baru 0 (tidak
relevan); 3 dan 4 diberi skor 1 (relevan). Kemudian menghitung IVI-I masing-
masing item dengan cara menghitung jumlah penilai yang memberikan skor 3
atau 4 dibagi dengan jumlah total penilai. Item dipandang relevan jika memiliki
skor ≥ 0.78. dalam penilaian IVI-I terdapat 19 item yang mendapatkan skor di
bawah 0.78 (lihat lampiran 2).
Setelah melakukan penghitungan IVI-I, dilanjutkan dengan penghitungan
IVI-S. IVI-S adalah indeks validitas isi skala, proporsi item-item yang
memperoleh penilain 3 atau 4 (atau skor baru 1) oleh semua penilai. Cara
menghitung IVI-S adalah dengan menjumlahkan semua IVI-I dibagi dengan
jumlah item. Sebuah skala memiliki validitas isi yang baik jika IVI-S ≥ 0.90.
Alat ukur Belajar Berdasar Regulasi Diri memiliki skor IVI-S sebesar 0.904.
Berdasarkan skor IVI-S, alat ukur Belajar Berdasar Regulasi Diri secara
keseluruhan memiliki validitas isi yang baik, maka semua item yang ada
dipertahankan dan direvisi sesuai dengan saran dari para ahli/penilai. Setelah
dilakukan pengujian validitas isi, dilanjutkan dengan pemeriksaan kinerja item
secara empiris dan dilakukan uji coba alat ukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
c. Pemeriksaan kualitas psikometrik item dan seleksi item
Kualitas psikometrik item diperoleh dari segi daya diskriminasi item yang
diestimasi dari korelasi antara distribusi skor item dan distribusi skor total tes
(rit). Untuk memperoleh data tersebut peneliti melakukan uji coba pada 24
Januari sampai 2 Februari dengan 64 subjek Daya diskriminasi item
menunjukkan efektifitas sebuah item dalam membedakan responden yang relatif
menempati posisi tinggi dan responden yang secara relative menempati posisi
rendah dalam dalam hal kriteria atau atribut yang diukur (Supratiknya, 2014).
Item yang baik memiliki skor rit > 0.20 (Supratiknya, 2014). Untuk memperoleh
skor rit maka dilakukan uji coba ke 64 partisipan. Partisipan uji coba tes
merupakan mahasiswa yang masih kuliah.
Setelah melakukan uji coba skala belajar berdasar regulasi diri lalu
dilanjutkan dengan penghitungan rit. Berdasarkan skor rit, terdapat 16 item yang
memiliki skor rit negatif dan dibawah 0.20 (lihat lampiran 2).
Seleksi item mempertimbangkan 2 hal:
1) Struktur skala, seperti disajikan di blue print
2) Kualitas item, meliputi skor IVI-I dan rit.
Berdasarkan skor IVI-I dan rit terdapat 24 item yang digugurkan, dan
menyisakan 56 item yang siap digunakan untuk mengambil data penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
(Terkait struktur: bobot masing-masing aspek sama, maka jumlah item pada tiap
aspek harus sama; jumlah pernyataan favorable dan unfavorable pada masing-
masing aspek kurang lebih sama)
Setelah dilakukan seleksi item berdasarkan dua pertimbangan tersebut maka
diperoleh skala final yang siap dipakai untuk mengambil data (lihat tabel 3).
Tabel 3
Bentuk Final Alat Ukur Belajar Berdasar Regulasi Diri
Aspek Pernyataan
Jumlah Presentase Favorable Unfavorable
Kognitif dan
metakognitif
5 (.67, .275), 38 (1,
.275), 51 (.67, .275), 7
(1, .322), 13 (.67,
.355), 53 (1, .524), 22 (1, .604)
42 (1, .498), 39 (1,
.231), 1 (1, .301), 10
(.67, .400), 17 (.67,
.505), 12 (1, .374), 44 (1, .652)
14 25 %
Motivasi dan afeksi 18 (1, .485), 2 (1,
.257), 52 (1, .445), 32
(1, .339), 54 (1, .469),
50 (1, .396), 23 (1,
.425)
48 (1, .437), 28 (1,
.361), 36 (1, .605), 4
(1, .437), 3 (1, .408),
47 (1, .480), 21 (.67,
.428)
14 25 %
Perilaku 35 (1, .321), 27 (1,
.322), 9 (1, .352), 34
(1, .429), 6 (1, .368),
19 (1, .407), 56 (1,
.536)
25 (1, .581), 46 (1,
.615), 45 (1, .600), 24
(1, .593), 16 (1, .469),
30 (1, .522), 37 (1,
.391)
14 25 %
Konteks 40 (1, .508), 14 (1,
.471), 20 (1, .579), 41
(1, .584), 11 (1, .363),
33 (.67, .273), 55 (1,
.474), 15 (1, .463)
29 (1, .312), 49 (.67,
.335), 8 (1, .280), 31
(.67, .440), 26 (.67,
.511), 43 (1, .513)
14 25 %
TOTAL 29 27 56 100 %
Keterangan: nomor item (skor IVI-I, skor rit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
d. Pemeriksaan kualitas psikometrik skala
Ada 2 kualitas psikometrik yang diperiksa: reliabilitas dan daya
diskriminasi skala
1) Reliabilitas Skala
Reliabilitas adalah konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesannya dilakukan secara berulang kali terhadap suatu populasi
individu atau kelompok (Supratiknya, 2014). Pengujian reliabilitas dalam
skala ini menggunakan estimasi reliabilitas konsistensi internal dengan
metode berbasis kovarians item. Dalam estimasi reliabilitas konsistensi
internal cukup didasarkan pada hasil satu kali pengadministrasian tes.
Metode berbasis kovarians item dapat dilakukan salah satu caranya adalah
dengan metode Alpha Cronbach. Reliabilitas bentuk final skala adalah
sebesar 0.916.
2) Daya Diskriminasi Skala
Daya diskriminasi tes merupakan kemampuan suatu tes untuk
menjenjangkan subyek berdasarkan atribut psikologis yang diukur. Salah
satu statistik yang dapat digunakan untuk memeriksa daya diskriminasi
adalah koefisien diskriminasi yang disebut Ferguson’s Delta ( )
(Supratiknya, 2014). Berdasarkan koefisien delta Ferguson, jika skor
koefisien alat tes semakin mendekati 1 maka alat tes memiliki daya
diskriminasi yang baik, namun jika skor koefisien delta Ferguson mendekati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
0, maka alat tes memiliki daya diskriminasi yang kurang baik. Tes yang
baik, lazimnya memiliki nilai ≥ 0.90. Nilai delta Ferguson bentuk final
skala belajar berdasar regulasi diri adalah cukup baik yaitu sebesar 0.85.
Berdasarkan pemeriksaan reliabilitas dan daya diskriminasi skala, skala
belajar berdasar regulasi diri dapat dikatakan baik dan siap digunakan untuk
mengambil data.
2. Pertanyaan tertutup untuk mengungkap jenis kelamin, sedangkan pertanyaan
terbuka digunakan untuk mengungkap usia dan tingkat pendapatan keluarga yang
dicantumkan pada bagian identitas responden pada skala belajar berdasar regulasi
diri.
E. Teknik analisis data
Tingkat belajar berdasar regulasi diri diperiksa dengan menguji signifikansi
perbedaan mean empiric skor dan mean teoritiknya. Untuk mengeksplorasi variabel
utama dengan variabel demografis, peneliti menggunakan teknik statistik uji-t untuk
mencari perbedaan mean, dan uji korelasi untuk mencari hubungan variabel utama
dengan pendapatan orang tua dan usia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengambilan data penelitian dilakukan mulai dari 27 Maret sampai dengan 24
April di salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Pengambilan data
dilakukan dengan mendatangi mahasiswa satu per satu, menitipkan kepada teman,
dan menyebar secara online. Alat yang digunakan dalam mengambil data adalah
Skala Belajar berdasar Regulasi Diri.
A. Hasil Penelitian
Untuk mengetahui kemampuan belajar berdasar regulasi diri pada mahasiswa,
maka dilakukan penghitungan mean dan membandingkan antara mean teoritik dan
mean empirik. Mean teoritik diperoleh dengan cara menghitung rerata nilai minimal
dan maksimal pada skala belajar berdasar regulasi diri. Sedangkan mean empirik
adalah rata-rata skor yang diperoleh dari hasil penelitian. Mean teoritik belajar
berdasar regulasi diri adalah sebesar 140, sedangkan mean empirik adalah sebesar
165.23 (α < 0.05, p = 0.000). Berdasarkan perbandingan tersebut maka dapat
diakatakan bahwa mahasiswa memiliki kemampuan belajar berdasar regulasi diri
yang tinggi (lihat tabel 4).
Sebelum dilakukan uji statistik untuk menentukan perbedaan kemampuan
belajar berdasar regulasi berdasar jenis kelamin, peneliti melakukan uji normalitas
dan homogenitas. Uji normalitas menunjukkan bahwa data normal atau data berasal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dari populasi yang sebarannya normal (Z = 0.053, p = 0.200). Uji homogenitas ini
bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh memiliki varian yang sama
atau tidak. Berdasarkan uji homogenitas, data yang diperoleh merupakan data yang
homogen (F = 2.418, p = 0.122). Berdasarkan hasil uji asumsi tersebut, maka teknik
statistik yang digunakan adalah teknik statistik parametrik independent sample t-test.
Berdasarkan teknik statistik tersebut didapati bahwa tidak terdapat perbedaan antara
kemampuan belajar berdasar regulasi diri antara laki-laki dan perempuan (t = -1.555,
p = 0.122). Namun, terdapat perbedaan yang signifikan pada aspek perilaku (M laki-
laki = 39.81, M perempuan = 41.76, p = 0.017, t = -2.418) dan konteks (M laki-laki =
39.72, M perempuan = 41.49, p = 0.046, t = -2.012) (lihat lampiran 9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 4
Perbandingan mean teoritik dan mean empirik
Teoritis Empiris
Skor minimal
Laki-laki 56 129
Perempuan 56 122
Total 56 122
Skor maksimal
Laki-laki 224 206
Perempuan 224 213
Total 224 213
Mean
Laki-laki 140 162.39
Perempuan 140 166.56
Total 140 165.23
SD
Laki-laki 28 17.746
Perempuan 28 16.927
Total 28 18.025
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Sebelum dilakukan uji statistik untuk mengetahui hubungan antara
pendapatan keluarga (M = 5009250, SD = 4101510,561) dengan kemampuan belajar
berdasar regulasi diri dilakukan uji asumsi linier. Uji asumsi linearitas data
menunjukkan bahwa data tidak linier (F = 0.874, p = 0.351). Untuk mengetahui
apakah ada hubungan antara kemampuan belajar berdasar regulasi diri dengan usia
maka dilakukan uji statistik korelasi non parametrik Spearman. Berdasarkan uji
statistik tersebut diketahui bahwa tidak ada hubungan antara kemampuan belajar
berdasar regulasi dengan pendapatan keluarga (rs = -0.065, p = 0.361).
Sebelum menguji apakah ada perbedaan kemampuan belajar berdasar regulasi
diri berdasar perbedaan usia (M = 20,44 dan SD = 1.758), maka dilakukan uji asumsi
linearitas. Uji asumsi linearitas bertujuan untuk melihat apakah hubungan
antarvariabel yang dianalisis mengikuti garis lurus atau tidak. Uji asumsi linearitas
menunjukkan bahwa data linier (F = 3.933, p = 0.049). Untuk mengetahui apakah ada
hubungan antara kemampuan belajar berdasar regulasi diri dengan usia maka
dilakukan uji statistik korelasi parametrik Pearson. Berdasarkan uji statistik tersebut
diketahui bahwa tidak ada hubungan antara kemampuan belajar berdasar regulasi
dengan usia (r = 0.138, p = 0.051). Meskipun tidak ada hubungan antara usia dengan
skor kemampuan belajar berdasar regulasi diri total, namun terdapat hubungan antara
usia dengan aspek konteks (r = 0.156, p = 0.028).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa mahasiswa memiliki
kemampuan belajar berdasar regulasi diri yang tinggi (α < 0.05, p = 0.000). Hal ini
ditunjukkan dengan mean empirik (M = 140) yang lebih tinggi dibanding mean
teoritik (M = 165.23). Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa merupakan pembelajar
yang: aktif secara kognitif dan metakognitif, dimana mereka mampu mengelola
kognitif mereka dengan menggunakan strategi belajar dalam belajar mereka dan
menyadari proses kognitif serta mengevaluasinya; aktif secara motivasi dan afeksi,
dimana pembelajar mampu untuk mempertahankan motivasi mereka dalam belajar
dan mampu mengelola perasaan mereka selama proses belajar; dan aktif secara
perilaku, dimana pembelajar mampu mengontrol perilaku tampak mereka demi
mencapi tujuan belajar yang ingn mereka capai; serta mampu mengelola lingkungan
sekitar mereka agar mereka mampu belajar lebih baik.
Hasil analisis uji beda pada kemampuan belajar berdasar regulasi diri berdasar
jenis kelamin menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan (t = -1.555, p = 0.122)
walaupun rata-rata skor total perempuan (M = 166.56, SD = 16.927) lebih tinggi
dibanding laki-laki (M = 162.39, SD = 17.746). Meski hasil penelitian ini berbeda
dengan beberapa penelitian sebelumnya, namun hasil ini mendukung temuan Veloo,
Hong, dan Lee (2015). Menurut penelitian sebelumnya tidak adanya perbedaan ini
disebabkan adanya suatu hubungan yang rumit yang hadir antar jenis kelamin.
Menurut mereka, perempuan dan laki-laki memiliki kelebihan masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Perempuan lebih baik dalam penggunaan strategi dan aktifitas reflektif, sedangkan
laki-laki lebih baik dalam efikasi diri dan berpikir kritis.
Meskipun rata-rata skor total kemampuan belajar berdasar regulasi diri
menunjukkan tidak ada perbedaan terkait dengan jenis kelamin, namun rata-rata skor
aspek perilaku (M laki-laki = 39.81, M perempuan = 41.76, p = 0.017, t = -2.418) dan
konteks (M laki-laki = 39.72, M perempuan = 41.49, p = 0.046, t = -2.012) pada
perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan
memiliki kemampuan dalam pengelolaan waktu, usaha, pencarian bantuan,
pengaturan lingkungan dan negosiasi tugas yang lebih baik dibandingkan laki-laki
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Zimmerman dan Pons (1990) dimana
perempuan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam hal menyimpan catatan dan
menata lingkungan belajar agar nyaman digunakan untuk belajar.
Hasil analisis hubungan belajar berdasar regulasi diri dengan usia
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara belajar berdasar regulasi diri dengan
usia (r = 0.138, p = 0.051). Hasil analisis ini berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Radovan (2010) yang menyatakan bahwa seorang yang lebih tua lebih
sering melihat materi belajar sebagai sesuatu yang menarik dan berguna
dibandingkan dengan orang yang lebih muda atau dengan kata lain usia memiliki
hubungan dengan belajar berdasar regulasi diri. Hasil penelitian ini juga berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Zimmerman dan Pons (1990) dengan sampel
anak tingkat 5,8, dan 11. Penelitian tersebut menyatakan bahwa kemampuan belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
berdasar regulasi diri meningkat seturut tingkat kelas mereka. Hasil yang berbeda dari
penelitian sebelumnya ini didukung oleh temuan Raffaelli, Crockett, dan Sheng
(2005) yang menyatakan bahwa perkembangan signifikan regulasi diri hanya terjadi
pada anak usia 4 sampai 5 tahun dan 8 sampai 9 tahun. Hasil temuan Demetriou
(dalam Raffaelli, Crockett, dan Sheng, 2005) juga menyatakan bahwa masih ada
sedikit bukti yang menyatakan bahwa kemampuan regulasi diri akan berkembang
setelah masa pertengahan kanak-kanak. Namun, pada aspek konteks, usia memiliki
hubungan dengan aspek tersebut. Hubungan ini menunjukkan bahwa semakin
bertambahnya usia, individu semakin baik dalam hal mengatur lingkungan belajar
agar sesuai dengan cara belajar dan terhindar dari segala bentuk gangguan, dan
individu juga semakin baik dalam hal negosiasi tugas.
Hasil analisis data hubungan antara belajar berdasar regulasi diri dengan
pendapatan keluarga menunjukkan tidak ada hubungan (r = -0.025, p = 0.728). Hasil
analisis hubungan ini menunjukkan hasil yang berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sektnan, McClelland, Acock, dan Morrison (2010). Penelitian yang
dilakukan oleh Sektnan dkk menunjukkan bahwa anak yang hidup dalam keadaan
ekonomi yang kurang memiliki kemampuan regulasi perilaku yang rendah. Penelitian
yang dilakukan oleh Piotrowski, Lapierre, dan Linebarger (2013) anak dengan latar
belakang ekonomi rendah mengalami tantangan yang lebih besar dalam meregulasi
dibanding teman sebaya mereka yang berasal dari latar belakang yang berkecukupan.
Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Howse, Lange, Farran, dan Boyles
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
(2003) dengan subjek anak taman kanak-kanak dan anak tingkat dua menunjukkan
bahwa pada anak usia taman kanak-kanak, anak-anak dengan resiko ekonomi
memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar mereka namun anak tanpa resiko
ekonomi memiliki kemampuan untuk meregulasi perhatian mereka terhadap tujuan
yang lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan belajar berdasar
regulasi diri pada mahasiswa yang kemudian dieksplorasi lebih lanjut berdasar faktor
demografis mahasiswa yang mencakup usia, jenis kelamin, dan pendapatan orang tua.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan:
a. Mahasiswa memiliki kemampuan belajar berdasar regulasi diri yang tinggi (M
teoritik 140 < M empirik 165.23, α < 0.05, p = 0.000).
b. Secara keseluruhan, tidak ada perbedaan kemampuan belajar berdasar regulasi
diri antara perempuan (M = 166.56, SD = 16.927) dan laki-laki (M = 162.39, SD
= 17.746; t = -1.555, p = 0.122), namun pada aspek perilaku perempuan lebih
tinggi daripada laki-laki (M perempuan = 41.76, M laki-laki = 39.81; t = -2.418, p
= 0.017). pada aspek konteks perempuan juga lebih tinggi daripada laki-laki (M
perempuan = 41.49, M laki-laki = 39.72; t = -2.012, , p = 0.046)
c. Tidak ada hubungan antara pendapatan orang tua (M = 5009250, SD =
4101510,561) dengan kemampuan belajar berdasar regulasi diri (rs = -0.065, p =
0.361).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
d. Tidak ada hubungan antara belajar berdasar regulasi diri dengan usia (M = 20,44
dan SD = 1.758; r = 0.138, p = 0.051)
e. Terdapat hubungan antara usia dengan aspek konteks (r = 0.156, p = 0.028).
B. Keterbatasan penelitian
Selama penelitian ini peneliti mengakui ada keterbatasan dalam penelitin ini.
Alat ukur yang digunakan untuk mengambil data belajar berdasar regulasi diri dirasa
kurang maksimal, karena dalam proses seleksi item, peneliti menurunkan skor
minimal IVI-I. Menurut Lynn (dalam Supratiknya, 2016) skor IVI-I minimal adalah
0.78, namun untuk menjaga struktur skala, peneliti menurunkan skor IVI-I menjadi
0.67.
C. Saran
Berdasarkan hasil analisis data, pembahasan, kesimpulan dan keterbatasan
dalam penelitian ini, peneliti mengajukan saran bagi peneliti yang tertarik dalam
bidang ini adalah untuk menjaga kualitas psikometrik baik pada taraf item maupun
skala. Peneliti juga menyarankan peneliti selanjutnya untuk mencari variabel lain
yang dapat digunakan sebagai prediktor kemampuan belajar berdasar regulasi diri
pada mahasiswa, misalnya variabel lingkungan sosial. Selain itu, untuk menambah
data yang lebih banyak, peneliti menyarankan untuk menambah metode pengambilan
data dengan cara lain, misalkan dengan wawancara atau observasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Daftar acuan
American Psychological Association. (2012). Guidelines for psychological practice
with lesbian, gay, and bisexual clients. American Psychologist, 67(1), 10-42
Bandura, A. (1991). Social cognitive theory of self-regulation. Organizational
Behavior and Human Decision Processes, 50, 248-287
BEM KM UGM. (2015). Polemik kuliah 5 tahun. Retrieved from
http://bemkm.ugm.ac.id/2015/05/03/polemik-kuliah-5-tahun/
Creswell, J. W. (2014). Research design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Dinsmore, D. L., Alexander, P. A., & Loughlin, S. M. (2008). Focusing the
conceptual lens onmetacognition, self-regulation, and self-regulated
learning. Educational Psychology Review, 20, 391-409.
Entwisle, D. R., Alexander, K. L., dan Olson, L. S. (2007). Early schooling: the
handicap of being poor and male. Sociology of Education, 80, 114-138
Ghufron, M. N. dan Risnawita, R. (2012). Teori-teori psikologi. Jogjakarta: AR-
Ruzz Media
Herawaty, Y. & Wulan, R. (2013). Hubungan antara keberfungsian keluarga dan daya
juang dengan belajar berdasar regulasi diri pada remaja. Jurnal Psikologi
9(13), 138-147
Hosseini-Kamkar, N. & Morton, J. B. (2014). Sex differences in self regulation: An
evolutionary perspective. Frontiers in Psychology, 8, 1-8
Howse, R. B., Lange, G., Farran, D. C., dan Boyles, C. D. (2003). Motivation and
self-regulation as predictors of achievement in economically disadvantage
young children. The Journal of Experimental Education, 71(2), 151-174
https://kbbi.web.id/mahasiswa
Husna, A. N., Hidayati, Frieda N. R. & Ariati, J. (2014). Regulasi diri mahasiswa
berprestasi. Jurnal Psikologi Undip, 13(1), 50-63.
Jakesova, J., Kalenda, J., & Gavora, P. (2015). Self-Regulation and Academic Self-
Efficacy of Czech University Students. Procedia-Social and Behavioral
Sciences, 174, 1117-1123.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Khaliq, I. & Alsa, A. (2015). Belajar berdasar regulasi diri dan dukungan social
sebagai predictor prestasi belajar matematika. Gadjah Mada Journal Of
Psychology, 1(2), 74-81.
Kitsantas, A., Winsler, S., & Huie, F. (2008). Self-Regulation and Ability Predictors
of Academic Success During College: A Predictive Validity Study. Journal
of Advance Academics, 20(1), 42-68.
Kuliah S-1 maksimal 5 tahun. (2014). Retrieved from
http://www2.jawapos.com/baca/artikel/5789/Kuliah-S-1-Maksimal-Lima-
Tahun
Latipah, Eva. (2010). Strategi self regulated learning dan prestasi belajar: kajian meta
analisis. Jurnal Psikologi, 37(1), 110-129.
Matthews, J. S., Ponitz, C. C., dan Morrison, F. J. (2009). Early gender differences in
self regulation and academic achievement. Journal of Educational
Psychology, 101(3), 689-704
McRae, K., Ochsner, K. N. & Gross, James J. (2011). The reason in passion: A social
cognitive neuroscience approach to emotion regulation. Dalam K. D. Vohs
& R. F. Baumeister (Eds.), Handbook of self-regulation: Research, theory,
and application 2nd
ed (hlm 186-203). New York: The Guilford Press.
Paris, S. G. dan Paris, A. H. (2001). Classroom applications of research on self-
regulated learning. Educational Psychologist, 36(2), 89-101
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun
2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Bab II Pasal 17 (3)
Pintrich, P. R. (1999). The role of motivation in promoting and sustaining self-
regulated learning. International Journal of Educational Research, 31
(1999), 459-470
Pintrich, P. R. (2000). The role of goal orientation in self-regulated learning. Dalam
M. Boekaerts, P.R. pintrich, dan M. Zeidner (Eds.), Handbook of self-
regulation (hlm 452-494). California: Academic Press.
Pintrich, P. R. (2004). A conceptual framework for assessing motivation and self-
regulated learning in college student. Educational Psychology Review, 16
(4)
Pintrich, Raul P., Smith, David A. F., Garcia, Teresa., & McKeachie, Wilbert J.
(1991). A Manual for the Use of the Motivated Strategies for Learning
Questionnaire (MSLQ). National Center for Research to Improve
Postsecondary Teaching and Learning, Michigan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Piotrowski, Jessica T., Lapierre, Matthew A., dan Linebarger, Deborah L. (2013).
INvestigating correlates of self regulation in early childhood with a
representative sample of english-speaking american families. J Child Fam
Stud, 22, 423-436
Rachmah, Dwi Nur. (2015). Regulasi diri dalam belajar pada mahasiswa yang
memiliki peran banyak. Jurnal Psikologi, 42(1), 61-77.
Radovan, M. (2010). The influence of self regulated learning and age on success in
studying. Journal of Contemporary Educational Studies, 5, 102-124
Raffaeli, M., Crockett, L. dan Shen, Yuh-Ling. (2005). Developmental stability and
change in self-regulation from childhood to adolescence. The Journal of
Genetic Psychology, 166(1), 54-75
Sakti, H. dan Ariati, J. (2014). Peningkatan daya saing siswa menengah kejuruan
swasta melalui pelatihan regulasi diri. Jurnal Psikolog,, 41(1), 89-100
Samekto, D., Syafrudie, H. A., & Sutrisno. (2014). Kecenderungan lama studi dan
prestasi belajar mahasiswa jalur regular dan non-reguler program studi
pendidikan teknik bangunan. Teknologi dan Kejuruan, 37(2), 153-166
Santrock, J. W. (2002). Life-span development: Perkembangan masa hidup (edisi
kelima). Jakarta: Erlangga
Sektnan, M., McClelland, M. M., Acock, A. dan Morrison, F. J. (2010). Relations
between early family risk, children‘s behavioral regulation, and academic
achievement. Early Child Res Q, 25(4), 464-479
Semmar, Y. (2006). Distance learners and academic achievement: The roles of self-
efficacy, self-regulation and motivation. Journal of Adult and Continuing
Education, 12(3), 244-256.
Siswanto, Ibnu & Sampurno, Yoga Guntur. (2015). Faktor-faktor penghambat
pengerjaan tugas akhir skripsi mahasiswa pendidikan tekik otomotif FT
UNY. Jurnal Taman Vokasi, 3(32), 629-641.
Supardi. (2013). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian: Konsep Statistika Yang Lebih
Komprehensif. Jakarta: Change Publication
Suparyanto. (2014). Konsep dasar pendapatan keluarga. Retrieved from
https://drsuparyanto.blogspot.co.id/2014/03/konsep-dasar-pendapatan-
keluarga.html#comment form
Suryowati, Estu. (2016). Meski pendapatan per kapita naik, kesejahteraan si miskin
belum membaik. Retrieved from
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/02/09/064234426/Meski.Pend
apatan.Per. apita.Naik.Kesejahteraan.Si.Miskin.Belum.Membaik
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Supratiknya, A. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif & kualitatif dalam
psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi validitas isi dalam asesmen psikologis.
Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Triana, Kumala Ayu. (2013). Hubungan antara orientasi masa depan denga
prokrastinasi dalam menyusun skripsi pada mahasiswa fakultas ilmu social
dan ilmu politik (FISIPOL) Universitas Mulawarman Samarinda. eJournal
Psikologi, 1(3), 280-291.
Turingan, J. P. dan Yang, Yong-Chil. (2009). A cross-cultural of self-regulated
learning skills between Korean and Filipino college students. Asian Social
Science, 5(12), 3-10
Unmul sumbang ―kerugian‖ Rp 77 M. (2012). Retrieved from
http://epaper.kaltimpost.co.id/arsip/byTanggal/2012-12-21
Veloo, A., Hong, L. H. dan Lee, S. C. (2015). Gender and ethnicity differences
manifested in chemistry achievement and self-regulated learning.
International Education Studies, 8 (8), 1-12
Watson, M., McSorley, M., Foxcroft, C., dan Watson, A. (2004). Exploring the
motivation orientation and learning strategies of first year university
leraners. Tertiary Education and Management, 10, 193-207
Weis, M., Heikamp, T., dan Trommsdorff, G. (2013). Gender differences in school
achievement: the role of self-regulation. Frontiers in Psychology, 4 (442). 1-
10
Yukselturk, E. dan Bulut, S. (2009). Gender differences in self-regulated online
learning environment. Educational Technology and Society, 12(3), 12-22
Zimmerman, Barry J. (1989). A social cognitive view of self-regulated academic
learning. Journal of Educational Psychology, 81(3), 329-339.
Zimmerman, B. J. dan Pons, M, M. (1990). Student differences in self-regulaed
learning: relating grade, sex and giftedness to self-efficacy and strategy use.
Journal of Educational Psychology, 82(1), 51-59.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Uji Coba
SKALA
Disusun oleh:
Tomas Tri Utama Kristian
(119114145)
Fakultas psikologi
Universitas sanata dharma
Yogyakarta
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Yogyakarta, November 2016
Salam sejahtera,
Saya, Tomas Tri Utama Kristian, adalah mahasiswa tingkat akhir dari fakultas
psikologi Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang melakukan penelitian
terkait dengan aktifitas selama kuliah untuk memenuhi syarat dalam memperoleh
gelar sarjana. Saya memohon kesediaan anda untuk mengukur skala ini.
Sebelum Anda mengisi skala ini, Anda akan diminta untuk mengisi beberapa
data diri yang terkait dengan kepentingan penelitian ini. Kemudian, Anda diminta
untuk mengisi skala ini sesuai dengan kondisi Anda, Anda tidak perlu ragu-ragu
dalam menjawab semua pernyataan dalam skala ini, karena tidak ada jawaban
benar dan salah. Selain itu, jawaban Anda akan dirahasiakan, sehingga tidak ada
yang mengetahui jawaban Anda selain Anda dan saya. Saya akan sangat menghargai
bila Anda mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya.
Apabila Anda bersedia untuk mengisi skala ini, silakan memberikan tanda
tanagn atau paraf beserta nama lengkap anda di akhir pernyataan ini. Terima kasih
atas perhatian dan kesedian Anda.
Peneliti,
Tomas Tri Utama Kristian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN
Setelah membaca penjelasa mengenai penelitian ini, saya bersedia untuk terlibat
dalam penelitian ini dengan mengisi skala tanpada paksaan dari pihak manapun.
Seluruh jawaban yang saya berikan pada skala ini sungguh sungguh sesuai dengan
apa yang saya alami.
Yogyakarta, Maret 2017
( )
Nama lengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
IDENTITAS DIRI
1. Inisial : …………………………….
2. Jenis kelamin : L/P (lingkari salah satu)
3. Usia : ………… tahun
4. IPK : …………………………….
5. Tingkat semester : …………………………….
6. Prodi : …………………………….
7. Pendapatan keluarga dalam sebulan : Rp …………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah dengan teliti sebelum menjawab dari pernyataan yang ada.
2. Pilihlah salah satu dari empat jawaban yang telah disediakan, yang paling sesuai
dengan keadaan Anda dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom jawaban.
Terdapat empat pilihan jawab yang tersedia, yaitu:
SS : bila Anda Sangat Setuju dengan pernyataan yang ada
S : bila Anda Setuju dengan pernyataan yang ada
TS : bila Anda Tidak Setuju dengan pernyataan yang ada
STS : bila Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan yang ada
3. Apabila Anda akan mengganti jawaban Anda, maka Anda bisa membubuhkan
tanda lingkaran pada jawaban yang keliru, dan berikan tanda silang pada jawban
baru yang Anda anggap paling sesuai dengan keadaan diri Anda.
4. Bacalah dengan cermat dan pilih jawaban yang palin sesuai dengan keadaan diri
Anda. Perlu diperhatikan bahwa jangan sampai ada pernyataan yang belum
terjawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
NO PERNYATAAN JAWABAN
STS TS S SS
1 Saya merasa kesulitan untuk mengaplikasikan ide dari
materi mata kuliah ke dalam aktifitas kelas seperti
diskusi dan ceramah di kelas.
2 Saya menyukai materi belajar yang memunculkan rasa
penasaran bagi saya meskipun itu sulit untuk dipelajari.
3 Saya sangat ingin mendapatkan nilai yang bagus dalam
mata kuliah yang sedang saya ambil.
4 Saya tahu apa yang akan sya lakukan selama satu hari.
5 Saya ragu saya dapat melakukan yang terbaik dalam
semua kelas selama kuliah.
6 Saya tidak tahu apakah materi kuliah yang saya pelajari
saat ini pasti akan berguna bagi pekerjaan saya di masa
depan.
7 Saya menentukan target nilai yang ingin saya capai
pada mata kuliah yang telah saya pilih.
8 Saya tahu aktifitas yang dapat meningkatkan
konsentrasi saya dalam belajar.
9 Saya mencoba mengingat kata kunci dalam materi
kuliah untuk mengingatkan saya konsep penting materi
tersebut.
10 Saya jarang membersihkan atau menata tempat belajar
saya.
11 Saya selalu membuat jadwal pribadi.
12 Ketika berada di dalam kelas, saya sering tidak fokus,
sehingga saya melewatkan poin penting dalam kuliah
tersebut.
13 Saya mengambil mata kuliah tertentu karena banyak
teman saya yang mengambilnya.
14 Saya menjauhi tempat-tempat yang tidak kondusif bagi
saya untuk belajar.
15 Saya mempelajari materi kuliah dengan cara
mengucapkan materi kuliah terhadap diri saya sendiri.
16 Saya tidak menyadari apakah saya sedang konsentrasi
dalam belajar atau tidak.
17 Saya terganggu dengan suasana dan peraturan yang ada
di kelas selama belajar
18 Saya lebih senang untuk segera menyelesaikan bacaan
saya, meskipun saya tidak paham dengan apa yang saya
baca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
NO PERNYATAAN JAWABAN
STS TS S SS
19 Sebelum saya membaca materi kuliah yang baru, saya
jarang membaca sekilas untuk melihat pengaturan
konsep dan isi dalam bacaan tersebut.
20 Saya pasti mampu memahami materi kuliah yang
paling sulit.
21 Saya memiliki tempat favorit untuk belajar.
22 Saya biasanya bertanya kepada dosen tentang cara
pengerjaan tugas yang telah diberikan.
23 Saya tidak pernah membuat jadwal untuk aktifitas saya
selama satu hari.
24 Saya tidak tahu cara yang dapat membantu saya
memahami materi yang sedang saya baca.
25 Saya akan mencoba memahami suatu materi kuliah
semaksimal mungkin.
26 Saya tahu keadaan konsentrasi saya ketika belajar.
27 Saya mengatur tempat belajar saya agar nyaman untuk
belajar.
28 Saat merasa kesulitan dalam ujian, pikiran saya
menjadi kosong.
29 Ketika bacaan yang saya baca terlalu sulit untuk saya
pahami, saya mencari cara membaca yang lain agar
saya dapat lebih memahaminya. (misalnya, membaca
dengan lebih perlahan).
30 Saya memilih mata kuliah karena banyak teman saya
yang telah atau sedang memilihnya.
31 Saya tidak terlalu mempedulikan dimana saya belajar.
32 Saat saya merasa kesulitan dalam suatu materi kuliah,
saya meyakinkan diri saya bahwa saya harus bisa
melewati mata kuliah ini.
33 Saya sering merasa bingung dengan apa yang akan
saya lakukan selama satu hari.
34 Tidak terlalu penting bagi saya untuk menunjukkan
kemampauan saya kepada orang terdekat saya.
35 Saya tidak pernah membuat jadwal untuk belajar.
36 Saya tidak membuat garis bawah pada buku materi atau
buku catatan saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
NO PERNYATAAN JAWABAN
STS TS S SS
37 Ketika saya mempelajari mata kuliah tertentu, saya
mencoba mengingat dan mengumpulkan semua
informasi terkait mata kuliah tersebut yang telah saya
peroleh sebelumnya, baik melalui buku bacaan, diskusi
di kelas, maupun dari materi mata kuliah lainnya.
38 Saya meminta bantuan kepada orang lain hanya ketika
saya merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas atau
memahami materi kuliah.
39 Saya jarang pergi ke perpustakaan atau mencari di
internet untuk menambah referensi belajar saya.
40 Saya belajar di tempat yang seadanya.
41 Saya mengerjakan tugas sesuai dengan cara saya
sendiri yang saya anggap lebih mudah.
42 Yang penting bagi saya adalah meningkatkan IPK saya.
43 Saat saat saya tidak memahami materi kuliah, saya
menambah waktu belajar saya.
44 Saya tidak mempedulikan berapa nilai yang akan saya
dapat.
45 Saya kurang memperhatikan tempat dimana saya
belajar.
46 Saya tidak terlalu memperhatikan aktifitas yang saya
lakukan selama saya belajar.
47 Tempat belajar saya tidak teratur.
48 Saya memiliki ketertarikan pada mata kuliah tertentu.
49 Saya memperhatikan tempat dimana saya belajar.
50 Saya menentukan berapa lama saya akan melakukan
suatu kegiatan
51 Saat masa ujian, saya menambah jam belajar saya.
52 Saya tidak yakin bahwa materi kuliah yang saya
pelajari akan berguna bagi saya.
53 Saya merasa peraturan di dalam kelas membuat
suasana belajar semakin kondusif.
54 Saya merasa malu jika saya harus bertanya kepada
dosen atau teman terkait dengan materi kuliah.
55 Saya biasanya menentukan berapa banyak bahan materi
(lembar atau bab) yang akan saya baca sebelum belajar.
56 Saya belajar tidak terlalu lama pada materi belajar yang
tidak terlalu sulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
NO PERNYATAAN JAWABAN
STS TS S SS
57 Ketika membaca materi kuliah, saya jarang mencoba
menghubungkannya dengan pengetahuan lain yang
sudah saya ketahui.
58 Saya biasanya belajar di tempat yang nyaman bagi saya
untuk belajar.
59 Saya mencari tempat yang nyaman untuk belajar.
60 Saya tidak membuat daftar yang ingin saya capai
selama saya kuliah.
61 Saya tidak mempedulikan bagaimana cara mengerjakan
tugas.
62 Saya jarang mempelajari lagi materi selama kuliah,
meskipun saya tidak paham
63 Saya mengerjakan tugas sesuai ketentuan meskipun itu
sulit untuk saya penuhi.
64 Saya tidak pernah mencari referensi lain dalam
mengerjakan tugas.
65 Sebelum membaca materi kuliah, saya membuat suatu
pertanyaan untuk membantu saya tetap fokus dalam
membaca.
66 Saya jarang mencari informasi dari sumber lain jika
saya tidak memahami materi kuliah.
67 Saya ragu saya dapat menghadapi kesulitan yang
berasal dari dosen, materi kuliah, dan kemampuan
saya.
68 Saya tidak merasa tertantang ketika mendapat materi
belajar baru.
69 Meskipun tempat belajar saya kurang nyaman, saya
memaksa diri saya untuk tetap belajar disitu.
70 Saya selalu meminta bantuan kepada teman terkait
dengan materi kuliah maupun tugas.
71 Saat merasa kesulitan dalam ujian, saya meyakinkan
diri saya untuk tetap mengerjakan soal selanjutnya.
72 Saya mempelajari materi kuliah dengan berulang kali
membaca catatan selama di kelas dan buku materi.
73 Ketika saya ragu dengan jawaban saya dalam ujian,
saya memikirkannya terus menerus.
74 Saya yakin bahwa materi kuliah yang sedang saya
pelajari akan berguna bagi materi kuliah saya yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
NO PERNYATAAN JAWABAN
STS TS S SS
75 Saya merasa kesulitan dalam mencari konsep pokok materi
kuliah, baik melalui buku catatan, buku materi, maupun dari
sumber lain.
76 Saya mengerjakan tugas yang diberikan dosen sesuai
dengan yang diperintahkan oleh dosen.
77 Ketika saya tidak paham dengan bacaan yang saya
baca, saya membacanya ulang.
78 Saya yakin saya mampu memahami materi kuliah yang
paling sulit yang diajarkan oleh dosen.
79 Saya bertanya pada dosen terkait dengan materi tugas
yang diberikan untuk mempermudah saya dalam
mengerjakan tugas.
80 Saya tahu saya harus bertanya kepada siapa ketika saya
merasa kesulitan dalam memahami materi kuliah atau
mengerjakan tugas.
--SELESAI--
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 2 reliabilitas dan seleksi item (skor IVI-I dan rit)
N %
Cases Valid 64 100.0
Excludeda 0 .0
Total 64 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items N of Items
.916 .917 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
* = nilai rit bernilai negative
atau < 0.20
** = nilai IVI-I < 0.78
*** = dihilangkan untuk struktur
Skala
Komponen Item No. IVI-I rit
Aspek
kognitif dan
metakognitif
7 .67 .275
55 1 .275
15 .33* .355
72 .67 .275
9 1 .322
37 1 .156*
19 .67 .355
65 .67** .101*
77 1 .524
29 1 .604
60 1 .498
13 1 .107*
57 1 .231
1 1 .301
36 .33** .518
75 .67** .113*
12 .67 .400
24 .67 .505
18 1 .374
62 1 .652
Aspek
motivasi
dan afeksi
2*** 1 .261
25 1 .485
3 1 .257
42 .67** -.158*
74 1 .445
48 1 .339
20*** 1 .266
78 1 .469
71 1 .396
32 1 .425
30*** .67 .252
68 1 .437
44 1 .361
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
34 1 -.016*
52 1 .605
6 1 .437
5 1 .408
67 1 .480
28 .67** .428
73 1 -.264*
Aspek
perilaku 51 1 .321
43 1 .322
56 .67** .050*
11 1 .352
50 1 .429
4 1 .186*
8 1 .368
26 1 .407
38 1 .175*
80 1 .536
39 1 .581
66 1 .615
64 1 .600
35 1 .593
23 1 .469
33*** .67 .444
46 1 .522
16*** 1 .353
54 1 .391
70 1 .114*
Aspek
konteks 58 1 .508
21 1 .471
27 1 .579
59 1 .584
14 1 .363
53 1 -.068*
49 .67** .273
79 1 .474
22 1 .463
41 1 .195*
45 1 .312
31 1 .169*
69 .67** .335
10 1 .280
47 .67** .440
17 .67 .072*
40 .67 .511
76 1 -.503*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
61 1 .513
63 .33** .434
JUMLAH 72.33
IVI-S 0.904
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 3 skala final
SKALA
Disusun oleh:
Tomas Tri Utama Kristian
(119114145)
Fakultas psikologi
Universitas sanata dharma
Yogyakarta
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Yogyakarta, Maret 2017
Salam sejahtera,
Saya, Tomas Tri Utama Kristian, adalah mahasiswa tingkat akhir dari fakultas
psikologi Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang melakukan penelitian
terkait dengan aktifitas selama kuliah untuk memenuhi syarat dalam memperoleh
gelar sarjana. Saya memohon kesediaan anda untuk mengisi skala ini.
Sebelum Anda mengisi skala ini, Anda akan diminta untuk mengisi beberapa
data diri yang terkait dengan kepentingan penelitian ini. Kemudian, Anda diminta
untuk mengisi skala ini sesuai dengan kondisi Anda, Anda tidak perlu ragu-ragu
dalam menjawab semua pernyataan dalam skala ini, karena tidak ada jawaban
benar dan salah. Selain itu, jawaban Anda akan dirahasiakan, sehingga tidak ada
yang mengetahui jawaban Anda selain Anda dan saya. Saya akan sangat menghargai
bila Anda mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya.
Apabila Anda bersedia untuk mengisi skala ini, silakan memberikan tanda
tangan atau paraf beserta nama lengkap anda di akhir pernyataan ini. Terima kasih
atas perhatian dan kesedian Anda.
Peneliti,
Tomas Tri Utama Kristian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN
Setelah membaca penjelasa mengenai penelitian ini, saya bersedia untuk terlibat
dalam penelitian ini dengan mengisi skala tanpada paksaan dari pihak manapun.
Seluruh jawaban yang saya berikan pada skala ini sungguh sungguh sesuai dengan
apa yang saya alami.
Yogyakarta, Maret 2017
( )
Nama lengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
IDENTITAS DIRI
8. Inisial : …………………………….
9. Jenis kelamin : L/P (lingkari salah satu)
10. Usia : ………… tahun
11. IPK : …………………………….
12. Tingkat semester (tulis dalam angka) : …………………………….
13. Prodi : …………………………….
14. Pendapatan keluarga dalam sebulan* : Rp …………………………
* jika tidak mengetahui jumlah pasti, silahkan ditulis +- atau KURANG LEBIH (misalnya: +-Rp
1.000.000) JANGAN RANGE (misalnya Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
PETUNJUK PENGISIAN
5. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan berikut ini.
6. Jawablah masing-masing pernyataan dengan salah satu jawaban yang paling
sesuai dengan keadaan Anda. Caranya, berilah tanda silang (X) pada kolom yang
sesuai di belakang masing-masing pernyataan.
Terdapat empat pilihan jawab yang tersedia, yaitu:
SS : bila Anda Sangat Setuju dengan pernyataan yang ada
S : bila Anda Setuju dengan pernyataan yang ada
TS : bila Anda Tidak Setuju dengan pernyataan yang ada
STS : bila Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan yang ada
7. Apabila Anda akan mengganti jawaban Anda, maka Anda bisa membubuhkan
tanda lingkaran pada jawaban yang keliru, dan berikan tanda silang pada jawban
baru yang Anda anggap paling sesuai dengan keadaan diri Anda.
8. Jawablah seluruh pernyataan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
NO PERNYATAAN JAWABAN
STS TS S SS
1 Saya merasa kesulitan untuk mengaplikasikan ide dari
materi mata kuliah ke dalam aktifitas kelas seperti
diskusi dan ceramah di kelas.
2 Saya sangat ingin mendapatkan nilai yang bagus dalam
mata kuliah yang sedang saya ambil.
3 Saya ragu saya dapat melakukan yang terbaik dalam
semua kelas selama kuliah.
4 Saya tidak tahu apakah materi kuliah yang saya pelajari
saat ini pasti akan berguna bagi pekerjaan saya di masa
depan.
5 Saya menentukan target nilai yang ingin saya capai
pada mata kuliah yang telah saya pilih.
6 Saya tahu aktifitas yang dapat meningkatkan
konsentrasi saya dalam belajar.
7 Saya mencoba mengingat kata kunci dalam materi
kuliah untuk mengingatkan saya konsep penting materi
tersebut.
8 Saya jarang membersihkan atau menata tempat belajar
saya.
9 Saya selalu membuat jadwal pribadi.
10 Ketika berada di dalam kelas, saya sering tidak fokus,
sehingga saya melewatkan poin penting dalam kuliah
tersebut.
11 Saya menjauhi tempat-tempat yang tidak kondusif bagi
saya untuk belajar.
12 Saya lebih senang untuk segera menyelesaikan bacaan
saya, meskipun saya tidak paham dengan apa yang saya
baca.
13 Sebelum saya membaca materi kuliah yang baru, saya
jarang membaca sekilas untuk melihat pengaturan
konsep dan isi dalam bacaan tersebut.
14 Saya memiliki tempat favorit untuk belajar.
15 Saya biasanya bertanya kepada dosen tentang cara
pengerjaan tugas yang telah diberikan.
16 Saya tidak pernah membuat jadwal untuk aktifitas saya
selama satu hari.
17 Saya tidak tahu cara yang dapat membantu saya
memahami materi yang sedang saya baca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
NO PERNYATAAN JAWABAN
STS TS S SS
18 Saya akan mencoba memahami suatu materi kuliah
semaksimal mungkin.
19 Saya tahu keadaan konsentrasi saya ketika belajar.
20 Saya mengatur tempat belajar saya agar nyaman untuk
belajar.
21 Saat merasa kesulitan dalam ujian, pikiran saya
menjadi kosong.
22 Ketika bacaan yang saya baca terlalu sulit untuk saya
pahami, saya mencari cara membaca yang lain agar
saya dapat lebih memahaminya. (misalnya, membaca
dengan lebih perlahan).
23 Saat saya merasa kesulitan dalam suatu materi kuliah,
saya meyakinkan diri saya bahwa saya harus bisa
melewati mata kuliah ini.
24 Saya tidak pernah membuat jadwal untuk belajar.
25 Saya jarang pergi ke perpustakaan atau mencari di
internet untuk menambah referensi belajar saya.
26 Saya belajar di tempat yang seadanya.
27 Saat saat saya tidak memahami materi kuliah, saya
menambah waktu belajar saya.
28 Saya tidak mempedulikan berapa nilai yang akan saya
dapat.
29 Saya kurang memperhatikan tempat dimana saya
belajar.
30 Saya tidak terlalu memperhatikan aktifitas yang saya
lakukan selama saya belajar.
31 Tempat belajar saya tidak teratur.
32 Saya memiliki ketertarikan pada mata kuliah tertentu.
33 Saya memperhatikan tempat dimana saya belajar.
34 Saya menentukan berapa lama saya akan melakukan
suatu kegiatan.
35 Saat masa ujian, saya menambah jam belajar saya.
36 Saya tidak yakin bahwa materi kuliah yang saya
pelajari akan berguna bagi saya.
37 Saya merasa malu jika saya harus bertanya kepada
dosen atau teman terkait dengan materi kuliah.
38 Saya biasanya menentukan berapa banyak bahan materi
(lembar atau bab) yang akan saya baca sebelum belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
NO PERNYATAAN JAWABAN
STS TS S SS
39 Ketika membaca materi kuliah, saya jarang mencoba
menghubungkannya dengan pengetahuan lain yang
sudah saya ketahui.
40 Saya biasanya belajar di tempat yang nyaman bagi saya
untuk belajar.
41 Saya mencari tempat yang nyaman untuk belajar.
42 Saya tidak membuat daftar yang ingin saya capai
selama saya kuliah.
43 Saya tidak mempedulikan bagaimana cara mengerjakan
tugas.
44 Saya jarang mempelajari lagi materi selama kuliah,
meskipun saya tidak paham.
45 Saya tidak pernah mencari referensi lain dalam
mengerjakan tugas.
46 Saya jarang mencari informasi dari sumber lain jika
saya tidak memahami materi kuliah.
47 Saya ragu saya dapat menghadapi kesulitan yang
berasal dari dosen, materi kuliah, dan kemampuan
saya.
48 Saya tidak merasa tertantang ketika mendapat materi
belajar baru.
49 Meskipun tempat belajar saya kurang nyaman, saya
memaksa diri saya untuk tetap belajar disitu.
50 Saat merasa kesulitan dalam ujian, saya meyakinkan
diri saya untuk tetap mengerjakan soal selanjutnya.
51 Saya mempelajari materi kuliah dengan berulang kali
membaca catatan selama di kelas dan buku materi.
52 Saya yakin bahwa materi kuliah yang sedang saya
pelajari akan berguna bagi materi kuliah saya yang lain.
53 Ketika saya tidak paham dengan bacaan yang saya
baca, saya membacanya ulang.
54 Saya yakin saya mampu memahami materi kuliah yang
paling sulit yang diajarkan oleh dosen.
55 Saya bertanya pada dosen terkait dengan materi tugas
yang diberikan untuk mempermudah saya dalam
mengerjakan tugas.
56 Saya tahu saya harus bertanya kepada siapa ketika saya
merasa kesulitan dalam memahami materi kuliah atau
mengerjakan tugas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 4 statistik deskriptif
Statistics
pendapatan usia
N Valid 200 200
Missing 0 0
Mean 5009250.00 20.44
Std. Deviation 4101510.561 1.758
Minimum 500000 18
Maximum 25000000 26
pendapatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 500000 2 1.0 1.0 1.0
600000 1 .5 .5 1.5
1000000 22 11.0 11.0 12.5
1500000 11 5.5 5.5 18.0
1750000 1 .5 .5 18.5
2000000 24 12.0 12.0 30.5
2500000 3 1.5 1.5 32.0
3000000 19 9.5 9.5 41.5
3500000 5 2.5 2.5 44.0
4000000 13 6.5 6.5 50.5
4500000 6 3.0 3.0 53.5
5000000 32 16.0 16.0 69.5
6000000 16 8.0 8.0 77.5
7000000 9 4.5 4.5 82.0
8000000 7 3.5 3.5 85.5
9000000 2 1.0 1.0 86.5
10000000 14 7.0 7.0 93.5
12000000 1 .5 .5 94.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
13000000 1 .5 .5 94.5
15000000 6 3.0 3.0 97.5
18000000 1 .5 .5 98.0
20000000 3 1.5 1.5 99.5
25000000 1 .5 .5 100.0
Total 200 100.0 100.0
usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 18 30 15.0 15.0 15.0
19 40 20.0 20.0 35.0
20 36 18.0 18.0 53.0
21 39 19.5 19.5 72.5
22 29 14.5 14.5 87.0
23 19 9.5 9.5 96.5
24 2 1.0 1.0 97.5
25 4 2.0 2.0 99.5
26 1 .5 .5 100.0
Total 200 100.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 5 uji normalitas
SKORTOTAL
N 200
Normal Parametersa,b
Mean 165.23
Std. Deviation 17.746
Most Extreme Differences Absolute .053
Positive .053
Negative -.032
Test Statistic .053
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Lampiran 6 uji homogenitas skor total
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Between
Groups 756.111 1 756.111 2.418 .122
Within
Groups 61910.764 198 312.681
Total 62666.875 199
Lampiran 7 uji One-Sample Test skor total
Test Value = 0
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
skortotal 131.673 199 .000 165.225 162.75 167.70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 8 independent Samples Test jenis kelamin
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t Df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
skortotal Equal
variances
assumed
.001 .980 -
1.555 198 .122 -4.168 2.680
-
9.454 1.118
Equal
variances
not
assumed
-
1.591 130.791 .114 -4.168 2.620
-
9.352 1.015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 9 independent sample t test per aspek antar jenis kelamin
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
TOTAL Equal
variances
assumed
.001 .980 -
1.555 198 .122 -4.168 2.680
-
9.454 1.118
Equal
variances
not
assumed
-
1.591 130.791 .114 -4.168 2.620
-
9.352 1.015
KOGNITIF Equal
variances
assumed
.838 .361 -.976 198 .330 -.640 .655 -
1.932 .652
Equal
variances
not
assumed
-.966 120.238 .336 -.640 .662 -
1.951 .671
MOTIVASI Equal
variances
assumed
.409 .523 .254 198 .800 .198 .778 -
1.337 1.732
Equal
variances
not
assumed
.261 131.884 .795 .198 .758 -
1.302 1.697
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PERILAKU Equal
variances
assumed
.090 .764 -
2.418 198 .017 -1.952 .807
-
3.544 -.360
Equal
variances
not
assumed
-
2.414 122.992 .017 -1.952 .809
-
3.553 -.352
KONTEKS Equal
variances
assumed
.733 .393 -
2.012 198 .046 -1.774 .882
-
3.513 -.035
Equal
variances
not
assumed
-
1.953 114.774 .053 -1.774 .909
-
3.574 .026
Lampiran 10 tes liniaritas skor total dan pendapatan
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
skortotal *
pendapatan
Between
Groups
(Combined) 5989.229 22 272.238 .850 .660
Linearity 279.798 1 279.798 .874 .351
Deviation from
Linearity 5709.431 21 271.878 .849 .656
Within Groups 56677.646 177 320.213
Total 62666.875 199
Lampiran 11 Uji korelasi skor total dan pendapatan
skortotal pendapatan
Spearman's rho skortotal Correlation Coefficient 1.000 -.065
Sig. (2-tailed) . .361
N 200 200
pendapatan Correlation Coefficient -.065 1.000
Sig. (2-tailed) .361 .
N 200 200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 12 uji liniaritas skor total dan usia
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
skortotal *
usia
Between
Groups
(Combined) 4671.100 8 583.887 1.923 .059
Linearity 1194.240 1 1194.240 3.933 .049
Deviation from
Linearity 3476.860 7 496.694 1.636 .127
Within Groups 57995.775 191 303.643
Total 62666.875 199
Lampiran 13 uji korelasi kemampuan belajar
berdasar regulasi diri dengan usia
Skortotal usia
skortotal Pearson Correlation 1 .138
Sig. (2-tailed) .051
N 200 200
usia Pearson Correlation .138 1
Sig. (2-tailed) .051
N 200 200
USIA KOGNITIF
Spearman's rho USIA Correlation Coefficient 1.000 .047
Sig. (2-tailed) . .510
N 200 200
KOGNITIF Correlation Coefficient .047 1.000
Sig. (2-tailed) .510 .
N 200 200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
USIA MOTIVASI
Spearman's rho USIA Correlation Coefficient 1.000 .094
Sig. (2-tailed) . .187
N 200 200
MOTIVASI Correlation Coefficient .094 1.000
Sig. (2-tailed) .187 .
N 200 200
USIA PERILAKU
Spearman's rho USIA Correlation Coefficient 1.000 .052
Sig. (2-tailed) . .463
N 200 200
PERILAKU Correlation Coefficient .052 1.000
Sig. (2-tailed) .463 .
N 200 200
Correlations
USIA KONTEKS
USIA Pearson Correlation 1 .156*
Sig. (2-tailed) .028
N 200 200
KONTEKS Pearson Correlation .156* 1
Sig. (2-tailed) .028
N 200 200
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Recommended