View
180
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
Komunikasi dan Konflik Organisasi
Citation preview
TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI
KOMUNIKASI DAN KONFLIK ORGANISASI TUGAS DIBERIKAN OLEH : Dra. ENDANG DWIYANTI, M.KES
OLEH:
MEDDY HARJANTO, ST
101214253001
PROGRAM MAGISTER KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA 2013
TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI MEDDY HARJANTO, ST ‐ 101214253001
Daftar Isi
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1 Komunikasi Organisasi ........................................................................................... 3
2.2 Konflik ...................................................................................................................... 9
2.3 Konflik di industri Migas Indonesia ..................................................................... 15
BAB III .................................................................................................................................... 16
PENUTUP ............................................................................................................................... 16
3.1. Kesimpulan ............................................................................................................. 16
TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI MEDDY HARJANTO, ST - 101214253001
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Industri adalah salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu
bangsa atau negara. Dengan perkembangan industri pasti akan membuat perekonomian
nasional meningkat dan memperbesar lapangan pekerjaan.
Sektor industri industri yang akan di bahas dalam makalah ini adalah sektor industri
Minyak dan Gas Bumi (Migas). Industri migas inilah yang menjadikan tulang punggung
perekonomian nasional.
Terlepas dari berpengaruhnya industri migas terhadap perekonomian nasional, ada
beberapa permasalahan yang sering di hadapi oleh internal industri migas itu sendiri.
Misalnya kondisi status pekerja, perbedaan perlakuan dalam pekerjaan, perbedaan
pelayanan kesehatan dan lain-lain. Kegelisahan-kegelisahan seperti inilah umumnya
terjadi konflik kepentingan yang tidak terakomodasi dalam manajemen organisasi, yaitu
golongan yang memiliki wewenang dalam hal ini pemilik atau golongan kapitalis dan
golongan pekerja atau buruh.
Oleh karena itu, dibutuhkan komunikasi yang tepat terutama komunikasi dalam
organisasi untuk mengatasi konflik antara manajemen dan pekerja. Dimana dengan
komunikasi dapat mentransmisikan pesan-pesan dari pemberi pesan organisasi ke
penerima pesan organisasi sehingga memungkinkan anggota bertukar informasi dengan
menggunakan suatu bahasa atau simbol-simbol yang umum digunakan.
TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI MEDDY HARJANTO, ST - 101214253001
2
Secara positif dapat dikatakan bahwa proses komunikasi dapat menimbulkan
hubungan kerja yang efektif dan produktivitas yang tinggi, akan tetapi sebaliknya secara
negatif dapat menghasilkan informasi yang dapat menjelaskan peristiwa-peristiwa kritis
dalam organisasi seperti ketidak puasan pekerja, turunnya produktivitas, keresahan
pekerja, meningkatnya jumlah pekerja yang keluar dan berkurangnya kerjasama kelompok.
Gangguan dalam proses komunikasi dapat berakibat konflik akibat ketidakefektifan
organisasi maupun sebagai dampak dari ketidakefektifan tersebut. Hal ini dapat diartikan
bahwa, komunikasi dapat menjadi akar permasalahan dari adanya konflik organisasi
maupun gejala tidak sehatnya organisasi.
TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI MEDDY HARJANTO, ST - 101214253001
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Komunikasi Organisasi
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan komunikasi, manusia
dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah
tangga, di tempat kerja, pasar atau dimana saja manusia berada. Dan tidak ada manusia
yang tidak terlibat dalam komunikasi.
Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan dengan
lancar dan efektif dalam mencapai target atau tujuan organisasi. Begitu pula sebaliknya,
kurangnya atau tidak adanya komunikasi dalam organisasi dapat menyebabkan konflik
yang sulit dikelola.
Komunikasi organisasi adalah suatu sistem saling tergantung dan mencakup
komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam
organisasi itu sendiri seperti komunikasi dari atasan kepada bawahan dan komunikasi
sesama anggota dalam satu organisasi itu sendiri. Sedangkan komunikasi eksternal adalah
komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luarnya, seperti komunikasi
hasil penjualan, iklan dan hubungan dengan masyarakat umum.
Tujuan komunikasi organisasi adalah untuk memberikan informasi kepada
sejumlah besar anggota organisasi yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas dalam
organisasi serta menjalin hubungan antar anggota dalam organisasi atau anggota diluar
organisasi.
TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI MEDDY HARJANTO, ST - 101214253001
4
Dalam suatu organisasi yang terdiri dari sejumlah orang saling terjadi pertukaran
pesan melalui jalur tertentu dinamakan sebagai jaringan komunikasi. Dalam jaringan
komunikasi dibedakan besar dan strukturnya, misalnya hanya terdiri dari dua orang, tiga
atau lebih dan mungkin juga diantara keseluruhan orang dalam organisasi. Secara umum
jaringan komunikasi dibedakan menjadi :
1. Jaringan Komunikasi formal
Bila pesan melalui jalur resmi yang ditentukan oleh hirarki resmi organisasi
atau oleh fungsi pekerjaan, maka pesan itu menurut jaringan komunikasi formal
yang terdiri dari:
a. Komunikasi ke bawah
Komunikasi ke bawah umumnya di prakarsai oleh manajemen atau dari
organisasi tingkat atas ke organisasi tingkat bawah melalui “rantai perintah”.
Secara sederhana komunikasi ke bawah merupakan transformasi informasi dari
atasan ke bawahan. Ada lima tipe komunikasi ke bawah, antara lain:
1) Instruksi tugas, yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai
apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya.
2) Rasional, yaitu pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan
bagaimana kaitannya itu dengan aktivitas lain dalam organisasi.
3) Ideologi, yaitu pengembangan rasional, hanya penekanannya untuk mencari
sokongan dan antusias dari anggota organisasi guna memperkuat loyalitas,
moral dan motivasi.
TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI MEDDY HARJANTO, ST - 101214253001
5
4) Informasi, yaitu untuk memperkenalkan bawahan dengan praktek-praktek
organisasi, peraturan organisasi, keuntungan, kebiasaan dan data lain yang
berhubungan dengan instruksi dan rasional.
5) Balikan, yaitu pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu
dalam melakukan pekerjaannya
b. Komunikasi ke atas
Komunikasi ke atas merupakan suatu proses penyampaian suatu gagasan,
perasaan dan pandangan bawahan kepada atasannya dalam suatu organisasi.
Komunikasi ke atas memiliki beberapa fungsi atau nilai tertentu, yaitu:
1) Atasan dapat mengetahui kapan bawahannya siap menerima informasi dari
atasan dan bagaimana atasan menerima apa yang disampaikan oleh
bawahannya.
2) Memberikan informasi yang berharga bagi pembuatan keputusan.
3) Memperkuat apresiasi dan loyalitas bawahan terhadap organisasi.
4) Memperbolehkan atau memperbolehkan issue yang beredar muncul dan
membiarkan atasan mengetahuinya
5) Dapat menentukan apakah bawahannya menangkap arti seperti yang
dimaksud atasan dari arus informasi ke bawah.
6) Membantu bawahan mengatasi masalah pekerjaan dan memperkuat
keterlibatan mereka dalam tugas dan organisasi
TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI MEDDY HARJANTO, ST - 101214253001
6
c. Komunikasi horizontal
Komunikasi ini juga disebut komunikasi lateral dimana komunikasi ini terjadi
antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar atau sederajat dalam suatu
organisasi. Komunikasi lateral/ horizontal dalam organisasi memiliki fungsi
sebagai berikut:
1) Koordinasi tugas: dimana kepala departemen bertemu setiap bulannya
untuk mendiskusikan kontribusi tiap-tiap departemen terhadap tujuan
sistem
2) Penyelesaian masalah: misalnya anggota sebuah departemen berkumpul
mendiskusikan bagaimana menangani penciutan anggaran.
3) Berbagai informasi: misalnya anggota satu departemen beremu dengan
anggota departemen lain untuk menginformasikan data baru
4) Penyelesaian konflik: anggota sebuah departemen melakukan pertemuan
untuk mendiskusikan konflik atau antar departemen.
d. Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal merupakan komunikasi antara dua tingkat (level)
organisasi yang berbeda. Untuk komunikasi diagonal ini memiliki beberapa
keuntungan antara lain:
1) Penyebaran informasi bisa lebih cepat ketimbang bentuk komunikasi
tradisional.
2) Memungkinkan individu dari berbagai bagian ikut membantu
menyelesaikan masalah dalam organisasi.
TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI MEDDY HARJANTO, ST - 101214253001
7
2. Jaringan komunikasi Informal
Jaringan komunikasi yang timbul tanpa perhatian dan perencanaan terlebih
dahulu dan dalam organisasi sering diberi predikat sebagai “desas-desus” (rumor)
atau “selentingan” karena orang-orang yang berada di dalam organisasi tidak
memperdulikan jenjang hirarki, pangkat dan kedudukan sehingga dapat
berkomunikasi dengan bebas dan leluasa.
Untuk desas-desus mengalami tiga jenis pertukaran pesan ketika berpindah
dari satu orang ke orang lain, yaitu:
a. Perataan (proses pengabaian berbagai detail)
b. Penajaman (pernyataan yang melebih-lebihkan bagian desas-desus tertentu)
c. Asimilasi (pertukaran pesan yang lebih komplek, dimana penyimpangan pesan
sesuai dengan cara pandang orang/ individu dalam penyampaian pesan
tersebut)
Stoner, Freeman dan Gilbert (1996) menguraikan empat faktor yang mempengaruhi
keefektifan komunikasi organisasi, yaitu:
1. Saluran komunikasi formal
Dimana saluran komunikasi ini didukung dan dikendalikan oleh manajer. Saluran
komunikasi formal ini mempengaruhi keefektifan dengan dua cara, yaitu:
a. Jarak yang semakin bertambah panjang seiring dengan perkembangan dan
pertumbuhan organisasi
b. Dapat menghambat arus bebas informasi antar tingkat organisasi
TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI MEDDY HARJANTO, ST - 101214253001
8
2. Struktur wewenang
Struktur wewenang memiliki pengaruh serupa pada efektivitas komunikasi
3. Spesialisasi pekerjaan
Spesialisasi pekerjaan biasanya mempermudah komunikasi dalam kelompok yang
berbeda-beda.
4. Kepemilikan informasi
Istilah kepemilikan informasi berarti individu memiliki informasi yang unik dan
pengetahuan mengenai pekerjaan mereka. Informasi ini seperti kekuasaan bagi
individu yang memilikinya. Mereka dapat berfungsi dengan lebih efektif daripada
rekan setingkatnya.
Mintzberg sebagaimana dikutip oleh stoner (1996) mendefinisikan mengenai peran
komunikasi dalam tiga peran manajerial, yaitu:
1) Peran antar pribadi, dimana manajer bertindak sebagai tokoh dan pimpinan dari
unit organisasinya, berinteraksi dengan buruh, pelanggan, pemasok dan rekan
sejawat dalam organisasi
2) Peran informal, manajer mencari informasi dari rekan sejawat, buruh, dan kontak
pribadi yang lain mengenai segala hal yang mungkin mempengaruhi pekerjaan dan
tanggung jawab mereka, menyebarkan informasi menarik dan penting, serta
memberikan informasi mengenai unit secara keseluruhan kepada pemasok, rekan
sejawat dan kelompok relevan di luar organisasi.
3) Peran mengambil keputusan, manajer mengimplementasikan proyek baru,
menangani gangguan dan mengalokasikan sumber daya kepada anggota unit dan
TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI MEDDY HARJANTO, ST - 101214253001
9
departemen. Beberapa dari keputusan yang dibuat oleh manajer dapat dilakukan
sendiri, tetapi berdasarkan informasi yang dikomunikasikan kepadanya.
2.2. Konflik
Istilah konflik industrial umumnya mengacu kepada hubungan konflik antara
majikan atau manajer dengan para buruh atau pekerja. Pada umumnya bentuk konflik
seperti sabotase, restriksi output, pemogokan, dan lain sebagainya. Konflik akan terjadi
apabila subordinatnya berjuang untuk membela kepentingan-kepentingannya (susetiawan,
2000). Sedangkan Stoner (1992) mendefinisikan jenis-jenis konflik, antara lain:
a. Konflik dalam diri individu, hal ini terjadi apabila seorang individu tidak mendapat
kepastian mengenai pekerjaannya.
b. Konflik antara individu, konflik ini disebabkan oleh perbedaan kepribadian
c. Konflik antara individu dan kelompok, dimana konflik yang berkaitan dengan cara
individuuntuk menghadapi tekanan untuk persesuaian yang dipaksakan oleh
kelompok kerjanya.
d. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, konflik ini lazimnya seperti
konflik lini staf dan konflik buruh manajer.
e. Konflik antar organisasi, yaitu konflik yang biasa disebut sebagai persaingan. Dan
konflik ini menyebabkan pengembangan produk baru, teknologi dan jasa serta
pemanfaatan sumber daya yang lebih efisien
f. Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda, konflik ini terjadi dalam
organisasi yang berbeda.
TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI MEDDY HARJANTO, ST - 101214253001
10
Selain itu Stoner (1992) juga mengidentifikasi sumber-sumber konflik organisasi
sebagai berikut:
1) Pembagian sumber daya
Keterbatasan sumber daya menyebabkan munculnya konflik dimana sumber daya
harus dialokasikan sehingga beberapa kelompok akan memperoleh kurang daripada
yang diinginkan atau dibutuhkan.
2) Perbedaan tujuan
Sub unit organisasi cenderung menjadi khusus karena mengembangkan tujuan,
tugas dan personalia yang berbeda, sehingga sering menyebabkan konflik
kepentingan atau perioritas.
3) Independensi aktivitas kerja
Independensi kerja terjadi jika dua atau lebih sub unit tergantung satu sama lainnya
untuk menyelesaikan tugas masing-masing.
4) Perbedaan nilai atau cara pandang
Perbedaan tujuan pada beberapa unit dalam organisasi yang sering disertai oleh
perbedaan sikap, nilai dan pandangan yang juga dapat menyebabkan konflik.
5) Gaya individu dalam organisasi
Pada umumnya terjadinya konflik antar kelompok sangat tinggi dikarenakan para
anggota kelompok sangat berbeda dalam karakteristik sepeerti sikap kerja, usia dan
pendidikan.
TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI MEDDY HARJANTO, ST - 101214253001
11
Sikap terhadap konflik telah mengalami evolusi, sehingga ditekankan adanya
perbedaan antara pandangan tradisional dan pandangan sekarang atau yang disebut
pandangan interaksionis
a) Pandangan tradisional
Pandangan ini tidak boleh terjadi, karena membahayakan. Hal ini dikarenakan
bahwa para manajer umumnya berpendapat bahwa timbulnya konflik merupakan
tanda adanya sesuatu yang tidak beres dalam organisasi.
b) Pandangan interaksionis
Menurut pandangan ini, konflik dalam organisasi dianggap sebagai konflik yang
tak terelakkan dan bahkan perlu. Dengan demikian konflik sering dijadikan sebagai
alat pembaharuan dan perubahan organisasi.
Pandangan Lama Pandangan baru
Konflik dapat dicegah Konflik tidak dapat dihindari
Konflik ditimbulkan oleh kesalahan manajer
dalam mendisain dan mengelola organisasi
Konflik ditimbulkan oleh banyak hal,
termasuk struktur organisasi serta tidak dapat
dielakkan tujuan yang berbeda-beda,
perbedaan dalam persepsi dan nilai personil
yang khas dan sebagainya
Konflik mengacaukan organisasi dan
menghambat prestasi
Konflik membantu meningkatkan atau
memperkecil prestasi organisasi dalam
berbagai tingkat
Tugas manajer adalah melenyapkan konflik Tugas manajer adalah mengelola tingkat
konflik dan penyelesaiannya agar mencapai
prestasi organisasi yang optimal
Prestasi organisasi yang optimal
menghendaki tidak adanya konflik
Prestasi organisasi yang optimal memerlukan
konflik yang bertingkat moderat
TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI MEDDY HARJANTO, ST - 101214253001
12
Menurut pendapat Stoner (1992), dimana pengelolaan konflik memiliki tiga bentuk
pengelolaan, yaitu:
1. Merangsang konflik
a. Meminta bantuan luar
Metode ini paling sering dipergunakan untuk mengguncangkan sebuah
organisasi yang mengalami kemandekan
b. Menyimpang dari peraturan
Membebaskan individu atau kelompok dari komunikasi yang biasa mereka
terima atau menambah kelompok baru pada jaringan informasi yang ada.
c. Menata kembali organisasi
Membubarkan tim kerja dan kemudian menata/ mereorganisasi kembali agar
mempunyai anggota dan tanggung jawab baru sehingga akan menciptakan
suatu masa ketidakpastian dan penyesuaian kembali.
d. Mendorong persaingan
Pemberian bonus, uang perangsang dan piagam penghargaan untuk prestasi
yang luar biasa akan memacu persaingan.
e. Memilih manajer yang tepat
Pemilihan manajer yang tepat untuk kelompok tertentu dapat mendorong
konflik yang berguna, dimana sebelumnya belum pernah ada.
2. Mengendalikan konflik
a) Memberikan kepada setiap kelompok informasi yang meyenangkan tentang
kelompok lain
TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI MEDDY HARJANTO, ST - 101214253001
13
b) Meningkatkan kontak sosial yang menyenangkan antar kelompok dengan
mengundang makan bersama atau mengadakan acara hiburan bersama.
c) Meminta pemimpin kedua kelompok agar saling berunding dan memberikan
informasi yang menyenangkan terhadap masing-masing kelompok.
3. Mengatasi konflik
a. Kekuasaan dan pembenaman
Metode ini memiliki dua ciri umum, yaitu: (1) Keduanya menekan konflik dan
bukan menyelesaikannya; (2) Menciptakan situasi menang kalah.
i. Paksaan
Pembenaman otokratik dapat menjurus timbulnya konflik tidak langsung,
namun bersifat destruktif seperti kepatuhan dengan rasa dendam
ii. Pelunakan
Merupakan salah satu cara untuk mengurangi konflik dengan lebih
diplomatis
iii. Penghindaran
Bersikap seolah-olah konflik tidak sering terjadi. Dan bentuk lain dari
penghindaran seperti penolakan menyelesaikan konflik dengan mengulur-
ngulur waktu atau berulang kali menunda mengambil tindakan.
iv. Suara mayoritas
Upaya memecahkan konflik antar kelompok dengan jalan pengambilan
suara mayoritas. Hal ini dapat efektif karena para anggota menganggap
cara ini adalah cara yang paling adil.
TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI MEDDY HARJANTO, ST - 101214253001
14
b. Kompromi
Kompromi adalah metode penyelesaian konflik paling lemah karena biasanya
tidak menghasilkan pemecahan yang paling baik untuk membantu organisasi
mencapai tujuannya. Bentuk kompromi meliputi:
i. Pemisahan, dimana pihak-pihak yang bertikai dipisahkan sampai mereka
menyepakati suatu penyelesaian
ii. Arbitasi, yaitu penyelesaian konflik dengan bantuan pihak ketiga untuk
mendapatkan pertimbangan
iii. Penyelesaian melalui undian, dalam beberapa kejadian yang acak,
penyelesaiannya ditentukan melalui undian. Contohnya melalui undian
dengan uang logam.
iv. Penggunaan peraturan, pihak yang menemui jalan buntu, akan
menggunakan peraturan organisasi untuk menyelesaikan konflik.
v. Penyuapan, dimana salah satu pihak menerima suatu kompensasi sebagai
imbalan untuk mengakhiri konflik.
c. Pemecahan masalah terpadu
Metode ini konflik antara kelompok diubah menjadi situasi pemecahan masalah
bersama yang dapat diselesaikan melalui teknik pemecahan masalah. Ada tiga
macam metode pemecahan konflik terpadu, yaitu:
i. Konsensus
TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI MEDDY HARJANTO, ST - 101214253001
15
Pihak yang terlibat dalam konflik mengadakan pertemuan bersama untuk
mencari pemecahan yang paling baik untuk masalah mereka dan tidak
berusaha mencapai kemenangan untuk salah satu pihak.
ii. Konfrontasi
Pihak-pihak yang bertentangan menyatakan pandangan masing-masing
secara langsung kepada pihak lain
iii. Penetapan tujuan yang lebih tinggi
Pengalihan pada tujuan yang lebih tinggi dapat menjadi metode
pengurangan konflik yang efektif dengan mengalihkan perhatian pihak-
pihak yang terlibat dalam konflik dari tujuan mereka yang berbeda dan
bersaing.
2.3. Konflik di industri Migas Indonesia
Industri migas Indonesia merupakan industri yang hanya mengandalkan Sumber
Daya Alam yang tersedia di Indonesia saja. Hasil yang diharapkan dari industri migas ini
merupakan sumber devisa negara yang besar, sehingga industri ini menjadi sorotan dan
keinginan banyak pekerja yang ingin berkerja di industri ini.
Karena industri ini mengandalkan SDA, dan sifatnya industri ini tidaklah
permanen. Sehingga hampir keseluruhan pekerja di industri migas rata-rata menggunakan
jasa pihak ketiga (outsourching). Dengan adanya pekerja outsorcing inilah konflik-konflik
internal sering terjadi, meskipun konflik di internal perusahaan migas itu sendiri juga
pernah terjadi.
TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI MEDDY HARJANTO, ST - 101214253001
16
Konflik-konflik yang umumnya terjadi di industri migas nasional, baik itu dari
organisasi outsorching maupun organisasi perusahaan migas itu sendiri antara lain:
Konflik akibat status pekerja, yaitu antara pekerja perusahaan migas dan pekerja
outsourching.
Konflik terhadap jaminan kesehatan
Konflik antara pekerja akibat perbedaan penerimaan bonus
Konflik akibat penilaian kinerja pekerja, dan lain sebagainya.
Dari konflik-konflik seperti yang tergambarkan diatas maka diperlukanlah suatu
komunikasi yang efektif baik secara formal maupun informal, agar konflik tidak terjadi
atau dapat terselesaikan dengan baik.
Pengelolaan konflik yang umum dipergunakan dalam menyelesaikan konflik yang
terjadi di industri migas adalah mengendalikan dan mengatasi konflik. Contoh konkret
pengelolaan konflik dengan cara mengendalikan konflik misalnya:
Meningkatkan kontak sosial seperti diadakannya family gathering, makan bersama,
jalan sehat dll
Mengarahkan kedua pimpinan kolompok untuk berdamai dan menginformasikan
secara top down ke subordinat masing-masing.
Menggunakan bantuan pihak ketiga dalam menyelesaikan konflik
Menggunakan peraturan perusahaan ketika konflik yang terjadi telah melenceng
dari ketentuan/ peraturan perusahaan.
TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI MEDDY HARJANTO, ST - 101214253001
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Konflik dapat terjadi dalam organisasi apapun. Untuk itulah manajer atau pimpinan
dalam organisasi harus mampu mengelola konflik yang terdapat dalam organisasi secara
baik agar tujuan organisasi dapat tercapai tanpa hambatan-hambatan yang menciptakan
terjadinya konflik.
Terdapat banyak cara dalam penanganan suatu konflik. Manajer atau pimpinan
harus mampu mendiagnosis sumber konflik serta memilih strategi pengelolaan konflik
yang sesuai sehingga diperoleh solusi tepat atas konflik tersebut. Dengan pola pengelolaan
konflik yang baik maka akn diperoleh pengalaman dalam menangani berbagai macam
konflik yang akan selalu terus terjadi dalam organisasi.
TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI MEDDY HARJANTO, ST - 101214253001
18
DAFTAR PUSTAKA
Garry Dessler. 1989. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jilid 2, Jakarta : PT. Prehelinso
Hani Handoko. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya manusia. Yogyakarta :
BPFE
Werther, W.B. Jr & Davis, K. 1996. Human Resource and Personel Management. USA:
Mc Graw-Hill, Inc
William P. Anthony, Pamela L. Perrewe, 1996, Strategic Human Resouce Management,
The Dryden Press aya Manusia, Jakarta: Erlangga,
Brown, L. Dave, 1984. Managing Conflict Among Groups, dalam Organizational
Psychology, Herbert A. Simon (ed.), New Jersey: Prentice Hall Inc.,
Recommended