View
47
Download
7
Category
Preview:
Citation preview
K A R Y A T U L I S I L M I A H
ARTIKEL
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran B.Indonesia
Disusun oleh:
1. Anita Ratna Komala
2. Iswahyuni
3. Mohammad Nurul Huda
SMA NEGERI 1 KARAWANGJalan Jend. A. Yani No.22 Telp. (0267) 402335 Fax. (0267)417539
Karawang 41312
e-mail: smansa_karawang@yahoo.com website: www.smun1-krw.sch.id
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah yang menjelaskan tentang
Artikel ini, shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW, serta Keluarganya dan Umat Muslim pada
umumnya.
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan pelengkap untuk bahan diskusi yang
akan kami presentasikan, dan juga sebagai kerangka acuan dalam diskusi tersebut
sehingga menjadi baik dan terarah.
Kami menyadari, bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, namun mudah-mudahan masih
dapat berguna untuk menjelaskan materi tentang Artikel.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini. Saran dan kritk yang membangun akan kami
terima dengan hati terbuka agar dapat meningkatkan kualitas Karya Tulis Ilmiah
ini.
Karawang, 26 Agustus 2009
Penyusun
2
ABSTRAK
Untuk mengungkapkan suatu ide atau pemikiran tentang masalah , hal atau
peristiwa yang sedang hangat dibicarakan pada umumnya orang menuangkannya
dalam bentuk tulisan. Tulisan yang digunakan adalah tulisan ilmiah yang
bentuknya biasa berupa makalah, paper, skripsi, tesis bahkan Artikel. Artikel
adalah salah satu bentuk tulisan ilmiah berbentuk argument yang mengemukakan
pendapat dari para ahlinya disertai bukti-bukti dan solusinya. Isi sebuah artikel
tidak hanya sebuah opini & pemecahan masalah saja, tetapi juga berisi berbagai
informasi dan ilmu pengetahuan yang mungkin sebelumnya tidak kita ketahui.
Berdasarkan Latar Belakang di atas, penelitian ini berarah pada masalah-
masalah sebagai berikut : (1) Bagaimana definisi Bahasa; (2) Bagaimana tahapan
perolehan bahasa; (3) Bagaimana pengertian bahasa buatan itu; (4) Bagaimana
cara menerjemahkan bahasa; (5) Bagaimana pengertian dari Artikel; (6) Apa saja
jenis-jenis artikel; (7) Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat
artikel; (8) Bagaimana aspek bahasa dalam artikel; Untuk memecahkan masalah
tersebut, penulis menggunakan metode penelitian dengan cara study pustaka yaitu
dari internet, buku bahasa Indonesia dan buku pedoman penulisan Karya Ilmiah.
Dalam penganalisisan data, yang kami peroleh dari Internet dapat
menjawab permasalahan nomor satu, dua, tiga dan empat di analisis dengan cara
diurutkan, dikelompokkan dan dipahami lebih dalam lagi. Data yang diperoleh
dari beberapa pendapat ahli bahasa dan Guru bahasa Indonesia dapat digunakan
untuk menjawab permasalahan nomor lima, enam, tujuh dan delapan di analisis
dengan cara diurutkan, dikelompokkan, dipahami dan dibandingkan.
Berdasarkan hasil penelitian dari contoh- contoh Artikel kami
menyimpulkan bahwa Artikel merupakan sebuah karangan tidak nyata, tentang
suatu masalah secara lengkap yang panjangnya tidak ditentukan, untuk dimuat di
surat kabar, majalah, bulletin dan sebagainya dengan tujuan untuk menyampaikan
gagasan dan fakta guna meyakinkan, mendidik, menawarkan pemecahan suatu
masalah, atau menghibur. Dan dalam pembuatan Artikel ada beberapa hal-hal
penting yang harus diperhatikan agar Artikel dapat tersusun dengan baik dan
benar.
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... i
Abstrak .......................................................................................................... i
Daftar Isi ....................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 2
1.5 Asumsi dan Keterbatasan .................................................................. 3
1.6 Metode Penelitian ............................................................................. 3
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Bahasa ................................................................................... 4
2.2 Beberapa istilah dalam Bahasa ............................................................... 4
2.3 Tahapan perolehan bahasa ...................................................................... 5
2.4 Bahasa buatan.......................................................................................... 5
2.5 Menerjemahkan bahasa............................................................................ 6
2.6 Pengertian Artikel ................................................................................... 6
2.7 Jenis Artikel............................................................................................. 8
2.8 Ciri-ciri Artikel........................................................................................ 10
2.9 Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Artikel ................... 11
2.10 Aspek Bahasa Dalam Artikel ................................................................ 16
2.11 P engkajian Hasil Penelitian ................................................................. 16
2.12 Kerangka Pemikiran Argumentasi Keilmuan ....................................... 29
2.13 Pengajuan Hipotesis............................................................................... 29
Bab III Prosedur Penelitian
4
3.1 Tujuan Khusus ........................................................................................ 31
3.2 Metode dan Rancangan Penelitian .......................................................... 31
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................... 31
3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................... 31
3.5 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ................................................. 32
Bab IV Deskriptif, Analisis, Pembahasan, Temuan, Penelitian dan
Perbandingan
4.1 Jabaran Variabel ...................................................................................... 33
4.2 Hasil Penelitian ....................................................................................... 34
4.3 Pengujian Hipotesis ................................................................................ 34
4.4 Diskusi Hasil Penelitian .......................................................................... 35
Bab V Penutup
5.1 Simpulan ................................................................................................. 36
5.2 Saran ....................................................................................................... 36
Daftar Pustaka ............................................................................................... iv
5
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk mengungkapkan suatu ide atau pemikiran tentang masalah , hal atau
peristiwa yang sedang hangat dibicarakan pada umumnya orang menuangkannya
dalam bentuk tulisan. Tulisan yang digunakan adalah tulisan ilmiah yang
bentuknya biasa berupa makalah, paper, skripsi, tesis bahkan Artikel.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, kami akan membahas khusus
tentang Artikel.
Artikel adalah salah satu bentuk tulisan ilmiah berbentuk argument yang
mengemukakan pendapat dari para ahlinya disertai bukti-bukti dan solusinya.Isi
sebuah artikel tidak hanya sebuah opini & pemecahan masalah saja, tetapi juga
berisi berbagai informasi dan ilmu pengetahuan yang mungkin sebelumnya tidak
kita ketahui.
Dengan seringnya membaca dan mengkaji bahkan membuat artikel
diharapkan kita dapat menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam proses penelitian- penelitian yang kami kaji, timbul berbagai
permasalahan yang muncul. Untuk itu kami membatasi permasalahan yang
muncul, diantaranya:
a. Apa yang dimaksud dengan bahasa?
b. Bagaimana tahapan perolehan bahasa?
c. Apa yang dimaksud dengan bahasa buatan?
6
d. Bagaimana cara menerjemahkan bahasa?
e. Apa yang dimaksud dengan artikel?
f. Apa saja jenis-jenis artikel?
g. Apa saja ciri-ciri Artikel?
h. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat artikel?
i. Bagaimana aspek bahasa dalam artikel?
1.3 Tujuan Penelitian
Kami sebagai tim penyusun melakukan penelitian dengan beberapa tujuan,
diantaranya:
a. Agar siswa dapat memahami tentang bahasa.
b. Agar siswa dapat mengetahui bagaimana tahapan perolehan bahasa.
c Agar siswa dapat mengetahui tentang bahasa buatan
d. Agar siswa dapat mengetahui cara menterjemahkan bahasa
e. Agar siswa dapat mengetahui tentang artikel.
f. Agar siswa dapat mengetahui jenis-jenis artikel
g. Agar siswa dapat mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan artikel.
h. Agar siswa dapat mengetahui aspek bahasa dalam artikel.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dituangkan dalam karya tulis yang sangat bermanfaat
bagi para siswa di lingkungan kampus SMA Negeri 1 Karawang khususnya siswa
XI IPA 1. Adapun manfaatnya adalah:
7
1
a. Untuk memahami tentang bahasa.
b. Untuk mengetahui bagaimana tahapan perolehan bahasa.
c. Untuk mengetahui tentang bahasa buatan
d. Untuk mengetahui cara menterjemahkan bahasa
e. Untuk mengetahui tentang artikel.
f. Untuk mengetahui jenis-jenis artikel
g. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan artikel.
h. Untuk mengetahui aspek bahasa dalam artikel.
1.5 Asumsi dan Keterbatasan
Dalam pembuatan Artikel tentunya ada tata cara yang baik agar
memperoleh hasil yang baik pula. Diantaranya beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan Artikel adalah menguji gagasan, pola penggarapan
Artikel, penulisan bagian pendahuluan, penulisan bagian pembahasan atau tubuh
utama, menutup artikel, dan pemeriksaan isi artikel. Aspek bahasa dalam
artikelpun perlu kita perhatikan dengan cara membedakan antara kosa kata ilmiah
dan kosa kata populer.
1.6 Metode Penelitian
Dalam proses penelitian membuat karya tulis ini, kami melakukan
beberapa metode penelitian, diantaranya:
1. Study pustaka : a. Internet
b. Buku Bahasa Indonesia
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Bahasa
Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem
sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk mebentuk kalimat yang
memiliki arti. Bahasa memiliki beberapa definisi yaitu :
a. Satu system untuk mewakili benda, tindakan, gagasan dan keadaan.
b. Satu peralatan yang digunakan untuk menyampaikan konsep riil mereka
kepada orang lain.
c. Satu kesatuaan system makna.
d. Satu kode yang digunakan oleh pakar linguistik untuk membedakan antara
bentuk dan makna.
e. Satu ucapan yang menepati tata bahasa yang telah ditetapkan (contoh :-
Perkataan, kalimat, dan lain lain.)
f. Satu sistem tuturan yang akan dapat dipahami oleh masyarakat linguistik.
2.2 Beberapa istilah dalam Bahasa
a. Fonem yaitu unsur terkecil dari bunyi ucapan yang bisa digunakan untuk
membedakan arti dari satu kata.
b. Morfem yaitu unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan
dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat
berbentuk imbuhan.
9
c. Sintaks yaitu penggabungan kata menjadi kalimat berdasarkan aturan
sistematis yang berlaku pada bahasa tertentu. Dalam bahasa Indonesia
terdapat aturan SPO atau Subjek-predikat-objek.
d. Semantik yaitu mempelajari arti dan makna dari suatu bahasa yang
dibentuk dalam suatu kalimat.
e. Diskurs yaitu mengkaji bahasa pada tahap percakapan, paragraph, bab,
cerita atau literatur.
2. 3 Tahapan perolehan bahasa
a. Berbunyi yaitu tahapan yang dilakukan oleh bayi di seluruh dunia, tidak
terpengaruh pada jenis bahasa yang ada di sekitarnya. Bayi tuna rungu
pun melakukannya. Biasanya terdiri atas bebunyian dari huruf hidup.
b. Bergumam yaitu tahapan yang menunjukkan kecenderungan bayi untuk
mengeluarkan berbagai jenis fonem yang digabung antara huruf hidup dan
konsonan. Pada tahap ini suara babbling terdengar sama pada bayi berbahasa
apapun.
c. Ujaran satu kata yaitu Tahapan yang menunjukkan kecenderungan bayi
untuk mengeluarkan fonem yang berguna pada bahasanya, baik huruf hidup
maupun konsonan.
d. Ujaran dua kata dan penuturan telegrafik yaitu tahapan yang
berlangsung pada usia 1.5 – 2.5 tahun, dimana bayi dan balita mulai
menggabungkan dua atau tiga buah kata. Pada saat ini anak mulai belajar
memahami sintaks.
e. Struktur dasar kalimat dewasa yaitu tahapan yang mulai muncul pada
usia 4 tahun. Ditunjang oleh pertambahan perolehan kosa kata yang
meningkat secara eksponensial.
2.4 Bahasa buatan
10
Ada beberapa bahasa artifisial (buatan) yang dikenal. Salah satunya adalah
bahasa Esperanto. Bahasa ini diciptakan oleh L. L. Zamenhof di mana bahasa ini
merupakan paduan dari berbagai unsur bahasa, khususnya bahasa-bahasa Roman
yang dicampurkan dengan unsur-unsur Bahasa Slavia dan bahasa-bahasa Eropa
lainnya, serta digunakan untuk mempermudah pembelajaran bahasa karena
kesederhanaan tata bahasanya. Bahasa-bahasa artifisial lainnya yang disebut
conlang (constructed language) antara lain adalah Bahasa Interlingua dan Bahasa
Lojban.
Sebagian pakar bahasa, seperti J.R.R. Tolkien, telah menciptakan bahasa
rekaan, untuk tujuan di bidang sastera . Salah satunya adalah bahasa Quenya,
yakni satu bentuk bahasa yang dipakai oleh kaum Elvish. Quenya mempunyai
abjad dan istilah tersendiri serta dapat digunakan oleh manusia. Di samping
bahasa Quenya, juga diciptakan bahasa Klingon yang pernah dipakai dalam film
Star Trek.
2.5 Menerjemahkan bahasa
Bahasa manusia yang berbeda-beda menyebabkan manusia mencoba untuk
mengungkapkannya dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan
menggunakan komputer untuk menerjemahkan satu bahasa ke bahasa lainnya.
Perangkat demikian dikenal sebagai "Mesin Penerjemah".
Mesin Penerjemah merupakan hal yang sangat diidam-idamkan oleh para
pakar komputer sejak awal. Pada mulanya mereka memperkirakan, bahwa hal
tersebut dapat dilakukan dengan mudah. Akan tetapi, hal tersebut ternyata sulit
dalam pelaksanaannya, sehingga para pakar komputer tersebut putus asa.
Meskipun demikian, di masa sekarang ini beberapa perangkat penerjemah telah
dijual secara komersial di pasaran.
2.6 Pengertian Artikel
11
Menurut kamus lengkap Inggris-Indonesia karangan Prof. Drs. S.
Wojowasito dan W.J.S. Poerwodarminto, article berarti “karangan”. Sedangkan
“artikel” dalam bahasa Indonesia, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
berarti karangan di surat kabar, majalah dan sebagainya.
Menurut Sharon Schull
Artikel di definisikan sebagai bentuk karangan yang berisi analisis suautu
fenomena atau sosial dengan maksud untuk menjelaskan siapa, apa, kapan,
dimana, bagaimana dan mengapa fenomena alam atau sosial tersebut terjadi.
Suatu artikel terkadang menawarkan suatu alternative bagi pemecahan masalah.
Pada saat ini, menulis artikel di media cetak (dan elektronik) sudah
menjadi kegiatan yang terhormat dikalangan intelektual. Identitas dan otoritas
seorang intelektual akan terangkat jika ia dikenal sebagai seorang penulis artikel.
Dengan menulis artikel dimedia cetak, seseorang akan dikukuhkan sebagai warga
intelektual.
Namun demikian, bukan berati "kaum non intelektual" tidak memiliki
kesempatan yang sama untuk menulis artikel di media massa. Belakangan ini,
sudah banyak para praktisi, profesional di bidang tertentu dan penulis lepas
(freelance) yang melakukan hal sama. Ini tentu fenomena yang menggembirakan,
meskipun secara kuantitas jumlah mereka tidak begitu banyak.
Menurut Wikipedia Indonesia
Sebuah artikel merupakan sebuah halaman yang mempunyai informasi
seperti layaknya yang ada dalam ensiklopedia atau almanak di dalamnya (seperti
almanak merujuk kepada daftar-daftar, rentang waktu, tabel atau bagan).
Menurut Sumadiria
12
Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas
suatu masalah tertentu yang sifatnya actual dan kadang-kadang controversial
dengan tujuan untuk memberi tahu (informative), memengaruhi, meyakinkan
(persuasive argumentative), dan menghibur Khalayak pembaca.
Menurut Sumber lainnya
Artikel merupakan karya tulis lengkap, misal laporan berita atau esai di
majalah, surat kabar, dan sebagainya (1).
Artikel adalah sebuah karangan prosa yang dimuat dalam media massa,
yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalam
masyarakat secara lugas (2).
Artikel merupakan:
1. karya tulis atau karangan;
2. karangan nonfiksi;
3. karangan yang tak tentu panjangnya;
4. karangan yang bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur;
5. sarana penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dan sebagainya;
6. wujud karangan berupa berita atau "karkhas" (Pranata 2002: 120).
2.7 Jenis Artikel
Berdasarkan jenis karangannya, artikel dibagi atas empat jenis
yaitu:
1. Artikel Deskriptif, diambil dari kata “describe” yang artinya menjelaskan. Isi
artikal ini menjelaskan suatu masalah atau fakta yang menjadi sorotan publik.
2. Artikel Eksplanatif, diambil dari kata “explain” yang berarti menerangkan
suatu masalah secara detail. Biasanya diakhiri dengan kesimpulan dan cara
untuk menyelesaikan masalah tersebut.
3. Artikel Prediktif, diambil dari kata “predict” yang berarti meramalkan.
Artikal berisi dugaan tentang masa yang akan datang dari masa sekarang.
13
4. Artikel Preskriptif, diambil dari kata “prescribe” yang berarti menuntun atau
mengajak untuk mengikuti apa yang disampaikan.
Berdasarkan jenis isinya, dibagi menjadi 6 yaitu:
a. Artikel ”How-To” adalah jenis artikel yang berisi suatu permasalahan.
Biasanya artikel ini punya judul yang lazimnya berawalan “Bagaimana…”.
b. Artikel definisi, dalam pembuatan artikel ini harus benar-benar memahami isi
permasalahan dan solusi dari masalah tersebut. Biasanya orang yang sudah
berpredikat ahli yang membuat artikel jrnis definisi ini.
c. Artikel opini, artikel jenis ini yang biasa digemari dan dibuat oleh semua
kalangan. Karena dalam pembuatan artikel ini murni dari pendapat penulis,
tentunya masih dalam batasan pemikiran dari penulis artikel tersebut.
d. Tulis e-course gratis, jenis artikel ini dapat kita lihat dan bayangkan dari
nama jenis artikel tersebut. E-course yang berarti dalam artikel ini kita harus
bisa membuat pembaca mengerti dengan isi article dan mengajak pembaca
melakukan atau membuat sesuatu secara gratis. Kenapa dibilang gratis ? karna
dalam bentuk penyajian artikel itu sendiri biasa kita temui pada blog, sama
seperti jenis “How to “, tetapi harus lebih memperhatikan konsep e-course itu
sendiri dan solusi yang tepat dan komplit atas satu permaslahan umum.
e. Artikel bentuk daftar, jenis artikel ini biasa kita temui dalam blog dengan
judul ”5 cara…, 6 Langkah…, 3 trik…, dll.” apa menariknya membuat artikel
macam ini?
Ada dua alasan. Pertama, orang lebih mudah mencerna isi tulisan jika inti sari
tulisan anda sudah tersedia dalam daftar. Kedua, artikel bentuk ini sering
punya link ke blogger lain. Jadi, kita mudah menambah traffic pengunjung
dengan tulisan ini. Nah, sama seperti jenis artikel yang lain. Dalam betuk
tulisan ini kita masih harus mempertahankan gaya cerita kita yang unik dan
keaslian pendapat kita. Jangan lupa juga… materi pemecahan masalah
(problem solving) harus selalu anda sajikan untuk pembaca.
14
f. Artikel teknis. Mirip seperti bentuk e-course gratis, artikel teknis fokus pada
penyelesaian masalah dengan cara step by step (selangkah demi selangkah).
Para pemilik blog tema teknologi suka dengan penulisan model ini. Selain itu,
mereka sering menggunakan grafik dan gambar untuk mengentaskan satu
masalah.
Menurut Sumber Lain
Ada beberapa jenis artikel berdasarkan dari siapa yang menulis dan fungsi
atau kepentingannya (3) . Berdasarkan penulisnya, ada artikel redaksi dan artikel
umum.
Artikel redaksi ialah tulisan yang digarap oleh redaksi di bawah tema tertentu
yang menjadi isi penerbitan. Sedangkan artikel umum merupakan tulisan yang
ditulis oleh umum (bukan redaksi).
Sedangkan dari segi fungsi atau kepentingannya, ada artikel khusus dan
artikel sponsor.
Artikel khusus adalah nama lain dari artikel redaksi. Sedangkan artikel
sponsor ialah artikel yang membahas atau memperkenalkan sesuatu.
2.8 CIRI-CIRI ARTIKEL
Artikel merupakan salah satu bentuk opini. Yang lainnya berupa tajuk rencana /
editorial, karikatur, pojok, kolom dan surat pembaca.
Untuk dapat menulis artikel yang berkualitas setidaknya ada tujuh hal yang mesti
diperhatikan.
Hal inilah yang membuat tidak semua tulisan di media cetak bisa disebut sebagai
artikel.
1) Artikel adalah karya tulis yang ditulis dengan atas nama (by line story).
Artinya, sebagai sebuah karya individual, dalam artikel harus dicantumkan
nama penulisnya. Hal ini juga untuk menjaga tanggung jawab penulis.
15
2) Artikel harus mengandung gagasan yang aktual dan atau kontroversial. Hal
ini untuk menarik minat pembaca. Bukankah pembaca selalu menginginkan
ide-ide yang baru, segar bahkan kontroversial? Dan bukan tidak mungkin
bila ide-ide itu akan menjadi rujukan dan bahan diskusi pembaca. Ini berarti
membuka peluang Anda untuk dikenang dan dan dikenang oleh pembaca.
3) Artikel harus mengangkat bahasan yang menyangkut kepentingan sebagian
besar pembacanya. Artinya, sebagai penulis, Anda memang berhak untuk
menentukan topik apa yang akan ditulis. Namun demikian bila Anda ingin
tulisan itu dimuat, mau tidak mau Anda harus juga mempertimbangkan topik
yang sedang diminati oleh sebagian besar masyarakat. Karena hal inilah
yang antara lain menjadi pertimbangan redaktur dalam meloloskan artikel.
4) Artikel harus ditulis secara referensial dengan visi intelektual. Mesti diingat
bahwa artikel bukanlah karya fiksi yang bisa berdasarkan imajinasi semata.
Artikel merupakan karya non fiksi yang mesti bertumpu pada kaidah-kaidah
intelektual. Karena itu apapun kasus dan argumen yang diangkat harus
didukung oleh data dan teori yang valid. Ini untuk menghasilkan artikel
yang logis, sistimatis, analitis, akademis dan etis.
5) Artikel harus disajikan dalam bahasa yang komunikatif. Ini penting karena
pembaca media cetak cukup beragam. Dengan pola menyampaian yang
komunikatif, yaitu sederhana, jelas, menarik, hidup, populer, akan membuka
kemungkinan semakin banyak pembaca mampu memahami resensi artikel.
6) Artikel harus ditulis secara singkat dan tuntas. Singkat artinya artikel harus
ditulis dengan effisien, tidak bertele-tele, langsung ke permasalahan dan
tuntas memberi solusi atas permasalahan tersebut. Hal ini tak lepas dari
sangat terbatasnya ruang yang disediakan. Biasanya hanya sebanyak 4-5
halaman A4, spasi ganda.
7) Artikel harus orisinal. Artinya bukan hasil menjiplak karya orang lain.
Kalaupun ada bagian-bagian artikel yang mengutip karya orang lain, harus
menyebutkan sumbernya dengan jelas.
2.9 Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Artikel
16
2.9.1 Menguji Gagasan
Prinsip paling dasar dari melakukan kegiatan menulis ialah menentukan atau
memastikan topik atau gagasan apa yang hendak dibahas. Ketika sudah
menentukan gagasan tersebut, kita bisa melakukan sejumlah pengujian. Pengujian
ini terdiri dari lima tahap sebagai berikut (4).
Apakah gagasan itu penting bagi sejumlah besar orang?
Dapatkah gagasan ini disempitkan sehingga memunyai fokus yang
tajam?
Apakah gagasan itu terikat waktu?
Apakah gagasan itu segar dan memiliki pendekatan yang unik?
Apakah gagasan Anda akan lolos dari saringan penerbit?
2.9.2 Pola Penggarapan Artikel
Ketika hendak menghadirkan artikel, kita tidak hanya diperhadapkan pada
satu kemungkinan. setidaknya lima pola yang bisa kita gunakan untuk menyajikan
artikel tersebut. Berikut kelima pola yang dimaksudkan (5).
a. Pola pemecahan topik
Pola ini memecah topik yang masih berada dalam lingkup pembicaraan yang
ditemakan menjadi subtopik atau bagian-bagian yang lebih kecil dan sempit
kemudian menganalisa masing-masing.
b. Pola masalah dan pemecahannya
Pola ini lebih dahulu mengemukakan masalah (bisa lebih dari satu) yang
masih berada dalam lingkup pokok bahasan yang ditemakan dengan jelas.
Kemudian menganalisa pemecahan masalah yang dikemukakan oleh para ahli di
bidang keilmuan yang bersangkutan.
c. Pola kronologi
Pola ini menggarap topik menurut urut-urutan peristiwa yang terjadi.
17
d. Pola pendapat dan alasan pemikiran
Pola ini baru dipakai bila penulis yang bersangkutan hendak mengemukakan
pendapatnya sendiri tentang topik yang digarapnya, lalu menunjukkan alasan
pemikiran yang mendorong ke arah pernyataan pendapat itu.
e. Pola pembandingan
Pola ini membandingkan dua aspek atau lebih dari suatu topik dan
menunjukkan persamaan dan perbedaannya. Inilah pola dasar yang paling sering
dipakai untuk menyusun tulisan.
Kelima pola penggarapan artikel di atas dapat dikombinasikan satu dengan
yang lain sejauh dibutuhkan untuk menghadirkan sebuah tulisan yang kaya.
2.9.3 Menulis Bagian Pendahuluan
Untuk bagian pendahuluan, setidaknya ada tujuh macam bentuk pendahuluan
yang bisa digunakan (6). Salah satu dari ketujuh bentuk pendahuluan berikut ini
dapat kita jadikan alternatif untuk mengawali penulisan artikel kita.
a. Ringkasan
Pendahuluan berbentuk ringkasan ini nyata-nyata mengemukakan pokok
isi tulisan secara garis besar.
b. Pernyataan yang menonjol
Terkadang disebut juga sebagai "pendahuluan kejutan", diikuti kalimat
kekaguman untuk membuat pembaca terpesona.
c. Pelukisan
18
Pendahuluan yang melukiskan suatu fakta, kejadian, atau hal untuk
menggugah pembaca karena mengajak mereka membayangkan bersama penulis
apa-apa yang hendak disajikan dalam artikel itu nantinya.
d. Anekdot
Pembukaan jenis ini sering menawan karena memberi selingan kepada
nonfiksi, seolah-olah menjadi fiksi.
e. Pertanyaan
Pendahuluan ini merangsang keingintahuan sehingga dianggap sebagai
pendahuluan yang bagus.
f. Kutipan orang lain
Pendahuluan berupa kutipan seseorang dapat langsung menyentuh rasa
pembaca, sekaligus membawanya ke pokok bahasan yang akan dikemukakan
dalam artikel nanti.
g. Amanat langsung
Pendahuluan berbentuk amanat langsung kepada pembaca sudah tentu
akan lebih akrab karena seolah-olah tertuju kepada perorangan.
Meskipun merupakan pendahuluan, bagian ini tidaklah mutlak ditulis pertama
kali. Mengingat tugasnya untuk memancing minat dan mengarahkan pembaca ke
arah pembahasan, sering kali menulis bagian pendahuluan ini menjadi lebih sulit
daipada menulis judul atau tubuh tulisan. Oleh karena itu, lebih baik menuliskan
bagian lain terlebih dahulu (7).
2.9.4 Menulis Bagian Pembahasan atau Tubuh Utama
19
Bagian ini disarankan dipecah-pecah menjadi beberapa bagian. Masing-
masing dibatasi dengan subjudul-subjudul. Selain memberi kesempatan agar
pembaca beristirahat sejenak, subjudul itu juga bertugas sebagai penyegar,
pemberi semangat baca yang baru (8). Oleh karena itu, ada baiknya subjudul
tidak ditulis secara kaku.
Pada bagian ini, kita bisa membahas topik secara lebih mendalam. Uraikan
persoalan yang perlu dibahas, bandingkan dengan persoalan lain bila diperlukan.
2.9.5 Menutup Artikel
Kerangka besar terakhir dalam suatu karya tulis ialah penutup. Bagian ini
biasanya memuat simpulan dari isi tulisan secara keseluruhan, bisa juga berupa
saran, imbauan, ajakan, dan sebagainya (Tartono 2005: 88).
Ketika hendak mengakhiri tulisan, kita tidak mesti terang-terangan
menuliskan subjudul berupa "Penutup" atau "Simpulan". Penutupan artikel bisa
kita lakukan dengan menggunakan gaya berpamitan (9). Gaya pamit itu bisa
ditandai dengan pemarkah seperti "demikian", "jadi", "maka", "akhirnya", dan
bisa pula berupa pertanyaan yang menggugah pembaca.
2.9.6 Pemeriksaan Isi Artikel
Ketika selesai menulis artikel, hal selanjutnya yang perlu kita lakukan ialah
melakukan pemeriksaan menyeluruh. Untuk meyakinkan bahwa tulisan yang kita
hasilkan memang baik, kita harus rajin memeriksa tulisan kita. Untuk
memudahkan pengoreksian artikel, beberapa pertanyaan berikut perlu kita jawab
(10).
Untuk pembukaan, misalnya, apakah kalimat pembuka bisa menarik
pembaca? Dapatkah pembaca mulai mengerti ide yang kita tuangkan? Jika tulisan
20
kita serius, adakah kata-kata yang sembrono? Apakah pembukaan kita
menyediakan cukup banyak informasi?
Untuk isi atau tubuh, apakah kalimat pendukung sudah benar-benar
mendukung pembukaan? Apakah masing-masing kalimat berhubungan dengan
ide pokok? Apakah ada urutan logis antarparagraf?
Untuk simpulan, apakah disajikan dengan cukup kuat? Apakah mencakup
semua ide tulisan? Bagaimana reaksi kita terhadap kata-kata dalam simpulan
tersebut? Sudah cukup yakinkah kita bahwa pembaca pun akan memiliki reaksi
seperti kita?
Jika kita menjawab "tidak" untuk tiap pertanyaan tersebut, berarti kita perlu
merevisi artikel itu dengan menambah, mengganti, menyisipi, dan menulis ulang
bagian yang salah.
2. 10 ASPEK BAHASA DALAM ARTIKEL
Melihat target pembacanya yang adalah khalayak umum, kita perlu
mencermati bahasa yang kita gunakan dalam menulis artikel ilmiah populer ini.
Meskipun bersifat ilmiah (karena memakai metode ilmiah), bukan berarti tulisan
yang kita hasilkan ditujukan untuk kalangan akademisi. Sebaliknya, artikel ilmiah
populer ditujukan kepada para pembaca umum.
Mengingat kondisi tersebut, kita perlu membedakan antara kosakata
ilmiah dan kosakata populer. Kata-kata populer merupakan kata-kata yang selalu
akan dipakai dalam komunikasi sehari-hari, baik antara mereka yang berada di
lapisan atas maupun di lapisan bawah, demikian sebaliknya. Sedangkan kata-kata
yang biasa dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah,
pertemuan-pertemuan resmi, diskusi-diskusi khusus disebut kata-kata ilmiah (11).
2.11 Pengkajian Hasil Penelitian
21
2.11.1 Artikel 1
Unta: Hewan Yang Khidmat Kepada Umat Manusia
HARUN YAHYA
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana dia diciptakan? Dan
langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan?
Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena
sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan."
(QS. Al Ghasiyah: 17-21)
Tidak diragukan lagi bahwa semua makhluk, dengan kemampuan mereka,
menunjukkan kekuasaan dan pengetahuan tak terbatas dari Pencipta mereka.
Allah mengungkapkan hal ini dalam berbagai ayat Al Quran, mengisyaratkan
bahwa segala sesuatu yang Dia ciptakan sebenarnya adalah sebuah tanda, yaitu
lambang dan peringatan.
Dalam surat Al-Ghasiyah ayat ke-17, Allah merujuk kepada hewan yang akan kita
pelajari dan pikirkan dengan saksama, yaitu unta.
Pada bagian ini, kita akan mempelajari makhluk hidup yang ditunjukkan Allah
dalam ungkapan Al Quran, "Tidakkah mereka memperhatikan unta; bagaimana
mereka diciptakan?"
Yang menjadikan unta "makhluk hidup istimewa" adalah struktur tubuhnya, yang
tidak terpengaruh oleh kondisi alam paling keras sekalipun. Tubuhnya memiliki
beberapa keistimewaan, yang memungkinkan unta bertahan hidup berhari-hari
tanpa air dan makanan, dan mampu mengangkut beban ratusan kilogram selama
berhari-hari.
Ciri-ciri unta, yang akan kita pelajari secara terperinci pada halaman-halaman
berikut, membuktikan bahwa hewan ini diciptakan khusus untuk kondisi iklim
kering, dan bahwa ia disediakan untuk melayani manusia. Ini adalah tanda-tanda
penciptaan yang nyata bagi orang-orang yang berakal.
22
"Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada yang diciptakan
Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya)
bagi orang-orang yang bertakwa." (QS.Yunus: 6).
Kepala Terlindung Dari Pasir:
Bulu mata memiliki sistem pengaitan. Dalam keadaan bahaya, bulu ini secara
otomatis menutup. Bulu mata yang saling berkait ini mencegah masuknya partikel
debu ke mata.
Hidung dan telinga ditutupi oleh bulu panjang agar terlindungi dari debu dan
pasir.
Lehernya yang panjang memungkinkan hewan ini mencapai dan memakan
dedaunan yang berada 3 m di atas tanah.
Kaki Yang Cocok Dengan Semua Jenis Tanah:
Kakinya memiliki dua jari kaki yang dihubungkan dengan bantalan elastis.
Struktur ini, yang memungkinkan unta mencengkeram tanah dengan erat, terdiri
dari empat bola berlemak. Ini sangat cocok untuk berbagai jenis kondisi tanah.
Kuku melindungi kaki dari kemungkinan rusak akibat benturan.
Lututnya tertutup kapalan, yang terbentuk dari kulit sekeras dan setebal tanduk.
Ketika hewan ini berbaring di pasir yang panas, struktur berkapalan ini
melindunginya dari luka akibat permukaan tanah yang sangat panas.
Punuk Unta Sebagai Simpanan Makanan:
Punuk unta, yang berupa gundukan lemak, menyediakan sari makanan bagi hewan
ini secara berkala ketika ia mengalami kesulitan makanan dan kelaparan. Dengan
sistem ini, unta dapat hidup hingga tiga pekan tanpa air. Selama masa ini, unta
kehilangan 33% berat badannya. Dalam kondisi yang sama, seorang manusia akan
kehilangan 8% berat badannya dan meninggal dalam waktu 36 jam, dan
kehilangan seluruh air dari tubuhnya.
23
Bulu Tebal Yang Menyekat Panas:
Bulu tebal ini terdiri atas rambut yang tebal dan kusut, yang tidak hanya
melindungi tubuhnya dari kondisi cuaca dingin maupun panas, tetapi juga
mengurangi kehilangan air dari tubuh. Unta Dromedari dapat memperlambat
penguapan air dengan meningkatkan suhu tubuhnya sampai 41 C. Dengan cara
ini, ia mencegah kehilangan air.
Dengan bulu tebalnya, unta dapat bertahan hidup dengan suhu hingga 50 C di
musim panas dan hingga -50 C di musim dingin.
Mereka Bahkan Dapat Memakan Duri:
Unta Dromedari dapat bertahan pada suhu -52 C, di wilayah-wilayah paling tinggi
di Asia Tengah.
Daya Tahan Luar Biasa Dari Lapar Dan Haus
Unta dapat bertahan hidup tanpa makanan dan air selama delapan hari pada suhu
50 C. Pada masa ini, ia kehilangan 22% dari keseluruhan berat badannya.
Sementara manusia akan sekarat jika kehilangan air setara dengan 12% berat
badan, seekor unta kurus dapat bertahan hidup kendatipun kehilangan air setara
dengan 40% keseluruhan berat badan. Penyebab lain kemampuannya bertahan
terhadap haus adalah adanya mekanisme yang memungkinkan unta meningkatkan
suhu tubuh-dalamnya hingga 41 C. Dengan demikian, ia mampu meminimalkan
kehilangan air dalam iklim panas yang ekstrem di gurun pasir pada siang hari.
Unta juga mampu mengurangi suhu tubuh-dalamnya hingga 30 C pada malam
yang dingin di padang pasir.
Unit Penggunaan Air Yang Baik
Unta mampu mengonsumsi air hingga 30 liter, yaitu sekitar sepertiga dari berat
badannya, dalam waktu kurang dari 10 menit. Di samping itu, unta memiliki
struktur selaput lendir dalam hidungnya yang seratus kali lebih besar dari yang
ada pada manusia. Dengan selaput lendir hidungnya yang besar dan melengkung,
unta mampu menyerap 66% kelembapan yang ada di udara.
24
Pemanfaatan Maksimal Makanan Dan Air
Sebagian besar binatang mati keracunan ketika urea yang tertimbun dalam ginjal
berdifusi ke dalam darah. Akan tetapi, unta menggunakan air dan makanan secara
maksimal dengan melewatkan urea ini berkali-kali melalui hati. Struktur darah
dan sel unta dikhususkan untuk membuat hewan ini hidup lama tanpa air dalam
kondisi padang pasir.
Dinding sel hewan ini memiliki struktur khusus yang mampu mencegah
kehilangan air secara berlebihan. Di samping itu, komposisi darah mencegah
terjadinya pelambatan peredaran darah, bahkan ketika jumlah air di dalam tubuh
unta berkurang hingga batas minimum. Selain itu, dalam darah unta terdapat lebih
banyak enzim albumin, yang memperkuat ketahanan terhadap haus, dibandingkan
dalam darah makhluk hidup lain.
Punuk adalah pendukung lain bagi unta. Seperlima dari seluruh berat badan unta
tersimpan dalam bentuk lemak pada punuknya. Penyimpanan lemak tubuh hanya
pada satu bagian tubuh mencegah pengeluaran air dari seluruh tubuhnya-yang
berkaitan dengan lemak. Ini memungkinkan unta menggunakan air secara
minimum.
Walau mampu mengonsumsi 30-50 kg makanan dalam sehari, dalam kondisi yang
keras unta mampu bertahan hidup hingga sebulan hanya dengan 2 kg rumput
sehari. Unta memiliki bibir yang sangat kuat dan mirip karet, yang
memungkinkannya memakan duri yang cukup tajam untuk menusuk kulit tebal.
Di samping itu, unta memiliki lambung berbilik empat dan sistem pencernaan
yang sangat kuat, yang mampu mencerna apa pun yang ia makan. Ia bahkan
mampu memakan bahan-bahan seperti karet India, yang tidak dapat dianggap
sebagai makanan. Sungguh jelas bagaimana pentingnya kualitas ini pada iklim
yang sedemikian kering.
Perlindungan Terhadap Angin Tornado
Mata unta memiliki dua lapisan bulu mata. Bulu mata ini saling kait seperti
perangkap dan melindungi matanya dari badai pasir yang kuat. Selain itu, unta
mampu menutup lubang hidungnya, sehingga pasir tidak dapat masuk.
25
Perlindungan Terhadap Kondisi Cuaca Yang Terik Dan Membekukan
Bulu tebal yang tidak tertembus pada tubuh unta mencegah matahari padang pasir
yang terik mencapai kulitnya. Bulu ini juga menghangatkan unta dalam kondisi
cuaca yang membekukan. Unta padang pasir tidak terpengaruh oleh suhu hingga
setinggi 50 C, dan unta Baktria yang berpunuk dua mampu bertahan hidup pada
suhu hingga serendah -50 C. Unta jenis ini mampu bertahan hidup bahkan pada
lembah-lembah dataran tinggi, 4000 m di atas permukaan laut.
Perlindungan Terhadap Pasir Yang Membakar
Kaki unta, yang terlalu besar bagi tungkainya, secara khusus "didesain" dan
diperlebar untuk membantunya berjalan di atas pasir tanpa terperosok. Kaki ini
telapaknya luas dan menggembung. Selain itu, kulit tebal khusus di bawah telapak
kaki merupakan perlindungan terhadap pasir yang membakar.
Marilah kita berpikir dengan mengingat informasi tersebut: Apakah ia dengan
sendirinya menyesuaikan diri dengan kondisi padang pasir? Apakah ia dengan
sendirinya membentuk lapisan lendir dalam hidungnya atau punuk di
punggungnya? Apakah ia dengan sendirinya mendesain hidung dan struktur
matanya agar mampu melindungi diri dari dari angin tornado dan badai? Apakah
ia dengan sendirinya mendesain darahnya sendiri dan struktur selnya sendiri
berdasarkan prinsip penghematan air? Apakah ia dengan sendirinya memilih
bentuk bulu yang menutupi tubuhnya? Apakah ia mengubah dirinya sendiri
menjadi "kapal padang pasir"?
Sebagaimana makhluk hidup lain, unta sudah pasti tidak dapat melakukan satu
pun dari hal-hal tersebut dan membuat dirinya bermanfaat bagi manusia. Ayat di
dalam Al Quran "Tidakkah mereka memperhatikan unta; bagaimana ia
diciptakan?" mengarahkan perhatian kita kepada penciptaan hewan luar biasa ini
dalam bentuk terbaik. Sebagaimana makhluk lain, unta juga dilengkapi banyak
kualitas istimewa, lalu ditempatkan di muka bumi sebagai tanda kebesaran sang
Pencipta.
26
Unta diciptakan dengan ciri-ciri fisik yang luar biasa ini untuk melayani umat
manusia. Umat manusia sendiri diwajibkan untuk melihat penciptaan di seluruh
jagat raya dan tunduk kepada sang Pencipta segala makhluk: Allah SWT.
2.11.2 Artikel 2
Kain Batik Indonesia
Oleh : Agus Suprapto
Batik berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “titik”. Kata
batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan “malam” (wax)
yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna
(dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya “wax-resist dyeing”.
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian
dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa
di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata
pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan
eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan
masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi
fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa
dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan
membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing.
Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa
corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap
berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para
penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa,
yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil
minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak
dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah
(gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti
warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai
dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki
perlambangan masing-masing.
27
Teknik membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada
keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul batik. Ada yang menduga
teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah
dibawa oleh para pedagang India. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara
seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia,
batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun
demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari
Indonesia, terutama dari Jawa.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga
kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu.
Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat
ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton
Yogyakarta dan Surakarta.
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini
masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden
Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.
Cara pembuatan
Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas
yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti
sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan
cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus,
atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam
serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna
yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian
dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa
kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia
untuk melarutkan lilin.
Jenis batik
Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan
tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
28
Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk
dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini
membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
2.11.3 Artikel 3
DNA Dapat Meningkatkan Potensi Diri
Oleh : Pandji
Deoxyribunucleic Acid (DNA) selama ini selalu dikenal untuk mengidentifikasi
garis keturunan karena dalam DNA lah yang membawa penurunan sifat oleh
karena itu DNA tidak dapat dipungkiri untuk megungkapkan identitas dari
seseorang karena DNA memiliki pola-pola tersendiri yang mampu
mengungkapakan suatu garis keturunan dari seseorang, DNA pun dapat
ditemukan diseluruh jaringan tubuh seseorang
Padahal, DNA tak hanya bisa dipelajari dari sisi medis. Psikolog Miriati, Psi,
mengungkapkan, DNA juga bisa disorot dari ilmu Psikologi. Apa manfaatnya?
Ternyata, DNA bisa dioptimalkan untuk membangkitkan potensi diri. Mau tahu,
bagaimana mengaktifkan DNA?
DNA terdiri dari zat kimia yang sifatnya basah yaitu adenine, guanine, cytosine
dan thymine yang melekat pada fosfor dan gula. Bentuknya seperti tangga elips,
memutar. Menurut Miriati, setiap manusia memiliki DNA/gen yang mempunyai
potensi serupa. Memberikan pengaruh positif atau negatif, tergantung bagaimana
pengaktifan oleh masing-masing individu.
“DNA itu terdapat di setiap inti sel tubuh. Semua manusia memilikinya.
Perbedaannya, hanya karena masing-masing punya pilihan dan keinginan yang
berbeda. Selain itu disebabkan masih adanya gen yang padat dan belum mencair.
Sehingga, perlu di- on -kan,” ujar Miriati, pada diskusi Mengoptimalkan Potensi
Diri melalui Pengaktifan DNA/Gen, di MP Book Point, Jakarta Selatan, Kamis
(10/9).
29
“Dengan kehadiran gen/DNA, setiap orang punya bakat dan potensi yang sama.
Catatannya, harus membuka diri dengan berbagai kesempatan,” lanjutnya.
Miriati mencontohkan, sikap penolakan selalu menjadi respon awal bila
disodorkan sebuah kesempatan. Padahal, tawaran ini seharusnya direspon secara
positif dan yakin bahwa setiap orang bisa melakukannya, meskipun tanpa
pengalaman. Ketika kesempatan direspon positif, jelas Miriati, maka gen akan
hidup.
“Setiap orang punya potensi, berapapun usianya. Untuk memaksimalkan potensi,
setiap orang harus berpikir positif, bahwa dia bisa. Setiap orang punya muatan gen
yang sama, tergantung bisa dibuka atau tidak. Kalau negative thinking , gen tidak
akan terbuka,” papar Miriati.
Bagaimana mengaktifkan DNA untuk potensi diri?
Ada beberapa cara untuk mengaktifkan DNA. Miriati memaparkan, setidaknya
ada 6 karakter positif yang bisa ditumbuhkan pada setiap individu. Pertama,
membuka diri untuk menyerap wawasan yang luas. Wawasan yang luas akan
merangsang keinginan. Kedua, dengan keinginan atau dreams, bisa
membangkitkan energi positif dalam diri.
Tak hanya dari diri sendiri, menghidupkan DNA juga bisa distimulus dari
lingkungan sekitar. Cara ketiga, menginspirasi momen yang dijumpai.
“Seseorang bisa mengandalkan dirinya sendiri dengan apa yang ada didirinya.
Dimanapun, kita bisa terinspirasi asal dalam hidup menghadirkan consciousness
sehingga kita bisa memaknai suatu peristiwa,” ujarnya.
Keempat, selalu berpikir positif, grab it first and do it ! Artinya, selalu berpikir
positif atas setiap kesempatan baru. Dan kelima, selalu melakukan latihan terus
menerus sehingga pengaktifan DNA akan bisa dimunculkan secara spontan dan
berimplikasi positif bagi potensi diri.
Miriati juga mengingatkan, jika memiliki mimpi atau keinginan, berbagilah
dengan orang-orang yang diyakini bisa memberikan dorongan. Dorongan positif
30
yang yang didapatkan akan memacu DNA aktif. “Jangan cerita sama orang yang
belum-belum sudah memadamkan semangat Anda,” kata Miriati.sumber kompas
2.12 Kerangka Pemikiran Argumentasi Keilmuan
2.12.1 Argumentasi Artikel 1
Menurut pendapat kelompok kami, mengenai Artikel 1 yang
membahas tentang “Unta: hewan yang khidmat kepada umat manusia”
termasuk ke dalam Artikel Deskriptif karena didalam artikel itu
menjelaskan atau mengambarkan tentang unta.
2.12.2 Argumentasi Artikel 2
Menurut pendapat kelompok kami mengenai Artikel 2 yang
berjudul “Kain Batik Indonesia” termasuk ke dalam jenis artikel Deskriptif
karena didalam artikel in menjelaskan dan menggambarkan mengenai
batik.
2.12.3 Argumentasi Artikel 3
Menurut pendapat kelompok kami mengenai Artikel 3 yang
berjudul “DNA” dapat meningkatkan potensi diri” termasuk ke dalam
jenis artikel Deskrptif karena didalam artikel itu menjelaskan atau
menggambarkan tentang DNA makhluk hidup.
2.13 PENGAJUAN HIPOTESIS
2.13.1 Hipotesis Artikel 1
31
Hipotesis menurut pendapat kelompok kami mengenai Artikel
yang membahas tentang “Unta: hewan yang khidmat kepada umat
manusia” termasuk ke dalam Artikel Deskriptif karena didalam artikel itu
menjelaskan atau mengambarkan tentang unta, manfaat unta terhadap
manusia, yang hampir semua organ tubuhnya memiliki manfaat dan
kegunaan.
2.13.2 Hipotesis Artikel 2
Hipotesis menurut pendapat kami mengenai Artikel yang membahas tentang
“Kain Batik Indonesia“ termasuk kedalam Artikel Deskriptif karena didalam
artikel itu menjelaskan atau menggambarkan tentang Kain Batik mulai dari warna
dan motif batik, jenis, dan cara pembuatan.
2.13.3 Hipotesis Artikel 3
Hipotesis menurut pendapat kelompok kami mengenai Artikel yang
berjudul “DNA dapat meningkatkan potensi diri” termasuk ke dalam jenis artikel
Deskrptif karena didalam artikel tersebut menjelaskan atau menggambarkan
tentang DNA dalam makhluk hidup dapat meningkatkan potesi diri.
32
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
3.1 Tujuan Khusus
Mengetahui lebih dalam tentang Artikel, ciri-ciri dan jenisnya.
Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
Artikel.
3.2 Metode dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yang bersumber
dari internet, dengan cara meneliti beberapa contoh Artikel dari segi jenis, bahasa,
kosa kata, dan pola pembuatan Artikel.
3.3 Populasi dan Sampel
1. Contoh Artikel yang membahas tentang Unta: Hewan yang khidmat
kepada umat manusia.
2. Contoh Artikel yang berjudul Kain Batik Indonesia.
3. Contoh Artikel yang berjudul DNA dapat meningkatkan potens diri.
3.4 Instrumen Penelitian
Aspek Bahasa
33
Kata Baku
Kata Tidak Baku
3.5 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan datanya berupa mengamati
pembuatan Artikel dan memahami isi Artikel. Contoh Artikel diamati kami
dapatkan dari media internet.
Teknik ini dilakukan dengan cara pengumpulan contoh Artikel, mencari
dan memahami Artikel tersebut dengan pedoman beberapa informasi tentang
pengertian dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatn artikel yang
baik. Mengamati secara cermat dilakukan untuk memahami dan kemudian
untuk di apresiasikan dalam pembuatan Artikel yang baik.
Menganalisis data, langkah- langkah yang digunakan dengan
menggunakan metode ini adalah sebagai berikut. Pertama, membanding-
bandingkan antara data yang satu dengan data yang lainnya untuk
memudahkan analisis. Kedua, tabulasi data yaitu data yang disajikan dalam
tabel merupakan hasil identifikasi data secara kategorial mengenai masalah-
masalah dalam pembuatan Artikel. Hasil kategorisasi pertama yaitu dalam
bentuk tabel selanjutnya dianalisis secara deskriftif kualitatif. Ketiga,
penelitian berusaha membuat suatu kesimpulan tentang masalah- masalah
dalam pembuatan Artikel dari contoh- contoh Artikel yang kami dapatkan.
X
Y
X1 X2 X3
34
Y1 + / - + / - + / -
Y2 + / - + / - + / -
Y3 + / - + / - + / -
35
BAB IV
DESKRIFTIF, ANALISIS, PEMBAHASAN TEMUAN
PENELITIAN DAN PERBANDINGAN
4.1 Jabaran Variabel
Artikel
Bebas
Terikat
Artikel 1 Artikel 2 Artikel 3
Aspek Bahasa +/- + / - + / -
Kata Baku + / - + / - + / -
Kata Tidak Baku + / - + / - + / -
36
4. 2 Hasil Penelitian
4.2.1 Artikel 1
Setelah penelitian yang kami lakukan pada artikel yang membahas tentang
“Unta: hewan yang khidmat kepada umat manusia”, kami mendapatkan beberapa
hal yang menjadi perhatian untuk kelompok kami teliti. Yaitu apek bahasa. Yang
di dalamnya mengandung kosa kata ilmiah dan kosa kata populer, serta kata baku
dan tidak baku.
Aspek bahasa harus diperhatikan dalam pembuatan suatu artikel. Yang di
dalamnya terkandung kosa kata yang terdapat dalam artikel itu sendiri. Baik kosa
kata ilmiah athu kosa kata populer, sebagaimana yang sudah di jelaskan pada bab
II di atas.
Setelah penelitian yang sudah kami lakukan, kami mendapatkan bahwa ternyata,
artikel yang membahas tentang “Unta: hewan yang khidmat kepada umat
manusia”, mengandung aspek bahasa yang di dalamnya ternyata terdapat dua kosa
kata, kosa kata ilmiah dan populer. Namun, hasil dari penelitian yang kami
peroleh, artikel ini lebih dominan terhadap kosa kata populernya. Oleh karena
artikel ini lebih dominan terhadap kosa kata populernya, artikel ini dapat di baca
oleh semua jenis kalangan. Mungkin maksud si penulis adalah, tidak semua
kalangan dapat memahami bahkan akan tidak mengerti, ketika membaca suatu
artikel yang di dalamnya menggunakan kosa kata ilmiah saja, sebagi aspek bahasa
dalam arikel tersebut. Oleh karena itu si penulis mengutamakan kosa kata popular
dalam artikel yang telah dibuatnya. Adapun beberapa contoh kosa kata ilmiah
yang telah kami telaah dalam dalam contoh artikel “Unta: hewan yang khidmat
kepada umat manusia” yang perlu kita ketahui diantaranya adalah struktur, pekan,
mekanisme, komposisi, desain, terperosok. Mengapa kata yang telah di sebutkan
tadi termasuk kedalam kosa kata ilmiah ? Kita dapat menjawabnya dengan
mudah. Kosa kata ilmiah adalah kosa kata yang hanya di ketahui oleh kalangan
tertentu saja, contohnya pelajar, mhasiswa, ilmuan, dll. Coba kalian perhatikan,
pada kata ‘sruktur’, tidak semua orang mengetahui kata ‘struktur’, mungkin
sebagian kalangan mengetahui kata ‘struktur’ itu adalah ‘penyusun’, bukan
‘struktur’, padahal keduanya memiliki arti yang sama, hanya katanya saja yang
37
berbeda. Oleh karena, itu disini kita dapat menyimpulkan, bahwa si penulis ingin
semua kalangan yang membacanya dapat memahami betul isi artikel yang di buat
oleh si penulis tersebut. Jadi, si penulis lebih dominan menggunakan kata popular
dalam artikel tersebut, agar semua kalangan dapat mudah mengerti ketika
membaca artikel yang di buat oleh si penulis.
4.2.2 Artikel 2
Setelah penelitian yang kami lakukan pada artikel yang membahas tentang
“Kain Batik Indonesia” kami mendapatkan beberapa hal yang menjadi perhatian
untuk kelompok kami teliti. Yaitu apek bahasa. Yang di dalamnya mengandung
kosa kata ilmiah dan kosa kata populer, serta kata baku dan tidak baku.
Aspek bahasa harus diperhatikan dalam pembuatan suatu artikel. Yang di
dalamnya terkandung kosa kata yang terdapat dalam artikel itu sendiri. Baik kosa
kata ilmiah athu kosa kata populer, sebagaimana yang sudah di jelaskan pada bab
II di atas.
Setelah penelitian yang sudah kami lakukan, kami mendapatkan bahwa
ternyata, artikel yang membahas tentang “Kain Batik Indonesia” itu, mengandung
aspek bahasa yang di dalamnya ternyata terdapat dua kosa kata, kosa kata ilmiah
dan populer. Namun, hasil dari penelitian yang kami peroleh, artikel ini lebih
dominan terhadap kosa kata ilmiahnya. Oleh karena artikel ini lebih dominan
terhadap kosa kata ilmiahnya, artikel ini tidak dapat di baca oleh semua jenis
kalangan. Mungkin maksud si penulis adalah, ingin memberitahu tentang kain
batik Indonesia, terutama hanya kepada kalangan terpelajar saja, yang mungkin
dengan informasi ini, kain batik Indonesia dapat lebih berkembang lagi. Oleh
karena itu si penulis mengutamakan kosa kata ilmiah dalam artikel yang telah
dibuatnya.
4.2.3 Artikel 3
Setelah penelitian yang kami lakukan pada artikel yang membahas tentang
“DNA” kami mendapatkan beberapa hal yang menjadi perhatian untuk kelompok
kami teliti. Yaitu apek bahasa. Yang di dalamnya mengandung kosa kata ilmiah
dan kosa kata populer, serta kata baku dan tidak baku.
38
Aspek bahasa harus diperhatikan dalam pembuatan suatu artikel. Yang di
dalamnya terkandung kosa kata yang terdapat dalam artikel itu sendiri. Baik kosa
kata ilmiah athu kosa kata populer, sebagaimana yang sudah di jelaskan pada bab
II di atas.
Setelah penelitian yang sudah kami lakukan, kami mendapatkan bahwa
ternyata, artikel yang membahas tentang “DNA” itu, mengandung aspek bahasa
yang di dalamnya ternyata terdapat dua kosa kata, kosa kata ilmiah dan populer.
Namun, hasil dari penelitian yang kami peroleh, artikel ini lebih dominan
terhadap kosa kata ilmiahnya. Oleh karena artikel ini lebih dominan terhadap kosa
kata ilmiahnya, artikel ini tidak dapat di baca oleh semua jenis kalangan. Karena
Artikel ini membahas tentang sesuatu yang telah di teliti sejak lama oleh para
ilmuan-ilmuan penting di dunia, yang hanya dapat dimengerti oleh kalangan
tertentu saja . Oleh karena itu, dengan otomatis, karena artikel ini membahas
tentang sesuatu yang telah di pelajari oleh para ilmuan-ilmuan sejak jaman
dahulu, artikel ini banyak sekali terdapat kosa kata ilmiah didalamnya.
Dan ternyata, di dalam artikel ini terdapat beberapa kata yang masih menggunakan kata tidak baku. Beberapa kata tidak baku yang kami peroleh dari artikel di atas di antaranya : tak, di- on –kan. Seharusnya kata ‘tak’ di tulis mena\jadi ‘tidak’ dan kata’di- on –kan’ di tulis menjadi ‘dinyalakan’.
4.3 Pengujian Hipotesis
Bebas
Terikat
Deskriptif 1 Deskriptif 2 Desktiptif 3
39
Apek Bahasa + + +
Kata Baku + + +
Kata Tidak Baku - - +
4.4 Diskusi Hasil Penelitian
Setelah kami melakukan penelitian dari contoh- contoh Artikel yang
telah kami teliti, kami dapat membandingkan dari ke-tiga contoh artikel tersebut,
setiap aspek bahasa dan penggunaan kata baku dan tidak baku dalam setiap artikel
pasti berbeda-beda. Kami dapat menyimpulkan bahwa hal ini terjadi di karenakan
oleh penulis dari masing-masing artikel sendiri. Pengetahuan sang penulis tentang
artikel sangat lah penting. Hal ini digunakan untuk menilai, apakah artikel itu
40
artikel yang baik atau tidak sehingga si pembaca dapat memperoleh pengetahuan
dan wawasan yang luas dari membaca artikel tersebut dengan mudah.
Jadi, kesuksesan sebuah artikel, di tentukan oleh si penulis artikel itu
sendiri. Oleh karena itu, jika kita ingin berhasil membuat sebuah artikel, kita
harus memperhatikan aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam pembuatan
artikel.
Sekali lagi perlu kita ingatkan, bahwa Artikel merupakan sebuah
karangan tidak nyata (nonfiksi), tentang suatu masalah secara lengkap yang
panjangnya tidak ditentukan, untuk dimuat di surat kabar, majalah, bulletin dan
sebagainya tentang suatu hal, dengan tujuan untuk menyampaikan gagasan dan
fakta guna meyakinkan, mendidik, menawarkan pemecahan suatu masalah, atau
menghibur.
Dan dalam pembuatan Artikel ada beberapa hal-hal penting yang harus
diperhatikan agar Artikel dapat tersusun dengan baik dan benar.
41
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Artikel merupakan sebuah karangan tidak nyata, tentang suatu masalah
secara lengkap yang panjangnya tidak ditentukan, untuk dimuat di surat kabar,
majalah, bulletin dan sebagainya dengan tujuan untuk menyampaikan gagasan dan
fakta guna meyakinkan, mendidik, menawarkan pemecahan suatu masalah, atau
menghibur. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
sebuah Artikel adalah menguji gagasan, pola penggarapan Artikel, penulisan
bagian pendahuluan, penulisan bagian pembahasan atau tubuh utama, menutup
artikel, dan pemeriksaan isi artikel. Aspek bahasa dalam artikelpun perlu kita
perhatikan dengan cara membedakan antara kosa kata ilmiah dan kosa kata
populer.
5.2 Saran
Kami selaku penulis karya tulis ilmiah ini mempunyai harapan agar hasil
karya tulis ilmiah kami dapat mempunyai manfaat dan kegunaan bagi orang lain.
Dan juga kami berharap setelah membaca dan memahami karya tulis ini siswa
dapat memahami tentang Artikel beserta jenis-jenisnya dan Hal-hal yang harus
diperhatilkan dalam pembuatana Artikel.
42
DAFTAR PUSTAKA
1. www.google.com
2. www.qaradawi.net
43
Recommended