View
14
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
1
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
PENGENALAN VISUAL BASIC
Visual Basic adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi GUI (General User
Interface) dimana pengguna komputer berkomunikasi dengan komputer tersebut
menggunakan gambar/grafik.
Salah satu cara untuk mengaktifkan Visual Basic adalah menjalankannya
dari Menu Start, pilih Microsoft Visual Basic 6.0 dan akhirnya pilih shortcut
Microsoft Visual Basic 6.0.Setelah itu pilihlah Standard EXE, kemudian klik
pada tombol Open. Maka akan muncul gambar dibawah ini:
Menu Bar berisi daftar menu dan perintah yang bisa digunakan dalam Visual
Basic,Main Toolbar berisi perlengkapan dan fasilitas yang terdapat di Visual
Basic.Toolbox berisi tools-tools yang sering digunakan dalam membuat program
dalam Visual Basic dimana tools ini bisa ditambah atau dikurangi sesuai
kebutuhan. Project Explorer adalah window yang berisi nama project nama-nama
form dan digunakan untuk menambah dan mengurangi form. Properties Window
digunakan untuk memodifikasi form atau objek yang aktif.
Dibawah ini kita akan membahas beberapa tools yang kita gunakan dalam
praktikum ini:
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
1. Label : Kontrol yang digunakan untuk menampilkan teks yang
tidak dapat diperbaiki oleh pemakaiprogram.
2. Text Box : Untuk menampilkan teks dan pemakai dapat
berinteraksi dengannya.
3. Command Button : Untuk membuat sebuah tombol
pelaksanaperintah.
4. Line : Untuk menggambargaris.
5. MaskEdBox : Untuk membuat kotakinputan.
Cara Menambahkan Maskedbox Pada Toolbox
1. Klik kanan pada toolbox yang kosong.
2. Setelah itu pilih Components, cari dan beri tanda ceklis pada Microsoft
Masked Edit Control 6.0
3. Setelah itu klik Apply lalu klik Ok.
Keterangan :
Input merupakan tempat memasukkan data.
Proses adalah inputan terakhir sebelum menghasilkan output (tempat
memasukkan koding).
Output adalah hasil yang didapat dari koding yang sudah dimasukkan
dalam proses.
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
3
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
Cara mengganti nama pada Maskedbox, yaitu :
1. Double klik pada maskedbox yang ingin diganti namanya
2. Pada properties “Name” ganti MaskedBox1 dengan nama Persediaan BDP
Awal.
Logika memasukkan koding untuk contoh diatas, yaitu :
1. Untuk memulainya klik 2x pada proses yang pertama (MaskedBox2)
2. Ganti change pada pojok kanan atas menjadi LostFocus.
3. Setelah itu masukkan koding pada proses 1 yaitu pada Biaya Produksi. Barang
Dalam Proses
= Val(Persediaan BDP Awal) + Val (Biaya Produksi)
4. Lalu masukkan koding pada proses kedua yaitu pada Persediaan BDP Akhir
yaitu: Harga Pokok Produksi = Val (Barang Dalam Proses) – Val (Persediaan
BDP Akhir)
5. Setelah itu klik Start pada Main Toolbar untuk menjalankan program.
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
4
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
BAB I
HARGA POKOK PRODUKSI
Definisi Harga Pokok Produksi
Harga Pokok Produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber
ekonomi yang digunakan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Suatu
perusahaan perlu menentukan harga pokok produksi yang dihasilkan, karena
harga pokok merupakan salah satu faktor yang ikut memengaruhi penentuan harga
jual dasar penentuan kebijakan- kebijakan yang berhubungan dengan pengolahan
perusahaan. Harga pokok produksi juga digunakan untuk menentukan besarnya
keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan. Suatu harga dapat diketahui
jumlahnya dari jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memproduksi suatu produk tersebut.
Perhitungan harga pokok produksi di mulai dengan menjumlahkan biaya -
biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik, sehingga diperoleh total biaya produksi yang
dibebankan pada pekerjaan pada setiap periode. Untuk menghitung harga pokok
produksi secara tepat dan teliti, maka biaya yang harus dikeluarkan harus
diklasifikasi menurut aliran - aliran biaya itu sendiri. Di dalam akuntansi yang
konvensional komponen harga pokok produksi terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Komponen Biaya Harga Pokok Produksi
Komponen biaya produksi dimulai dengan menghubungkan biaya ke tahap
yang berbeda dalam operasi suatu bisnis. Total biaya produksi terdiri dari dua
elemen yaitu, biaya manufaktur dan biaya komersial. Biaya manufaktur dapat
disebut juga biaya produksi atau biaya pabrik, biasanya didefinisikan sebagai
jumlah dari tiga elemen biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik.
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
5
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
Biaya bahan baku disebut pula dengan istilah biaya utama (prime cost),
sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut dengan
istilah biaya konversi (conversion cost), yang merupakan biaya untuk
mengkonversi (mengubah) bahan baku menjadi produk jadi. (Mulyadi,2005:14)
Sedangkan biaya komersial (commercial expenses) adalah biaya yang
timbul diluar dari kegiatan produksi seperti biaya pemasaran dan biaya
administrasi dan umum.
Biaya Bahan Baku
Biaya ini timbul karena adanya pemakaian bahan baku. Biaya bahan baku
merupakan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi untuk membuat
barang atau produk. Biaya bahan baku merupakan bagian dari harga pokok barang
jadi yang akan dibuat.
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya ini timbul karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk
mengolah bahan menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan gaji
dan upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang terlibat langsung dalam
pengolahan barang.
Biaya Overhead Pabrik
Biaya ini timbul akibat pemakaian fasilitas untuk mengolah barang berupa
mesin, alat-alat, tempat kerja dan kemudahan lain. Dalam kenyataannya dan
sesuai dengan label tersebut, kemudian biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya
selain dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
6
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
CONTOH KASUS
HARGA POKOK PRODUKSI
PT. NCT bergerak dibidang pembuatan Sepatu. Pada bulan Januari 2020
perusahaan memproduksi 250 pasang Sepatu dengan harga Rp. 400.000 per
pasang. Dengan data sebagai berikut :
a) Pembelian bahan baku Rp 3.000.000, dan bahan penolong 20% dari
pembelian bahan baku.
b) Ongkos angkut pembelian Rp 350.000
c) Potongan pembelian 2% dari pembelian bahan baku.
d) Perusahaan menggaji 10 orang karyawan dengan gaji Rp 750.000 Per
bulan dan seorang manajer sebesar Rp 1.500.000.
e) Perusahaan mengeluarkan biaya listrik pabrik Rp 450.000, biaya
penyusutan pabrik Rp 300.000, biaya asuransi pabrik Rp 250.000, biaya
lain-lain Rp 300.000.
f) Biaya administrasi dan umum sebesar Rp 750.000, biaya pemasaran Rp
1.500.000.
g) Pajak sebesar 10%.
h) 5% dari penjualan adalah potongan penjualan.
Dibawah ini adalah data data mengenai nilai persediaan perusahaan :
PERSEDIAAN AWAL AKHIR
Bahan Baku Rp 600.000 Rp 400.000
Barang dalam Proses Rp 500.000 Rp 400.000
Barang Jadi Rp 800.000 Rp 700.000
Diminta :
1. Hitung besarnya biaya bahan baku!
2. Hitung biaya overhead pabrik!
3. Hitung biaya produksi!
4. Hitung harga pokok produksi!
5. Hitung harga pokok penjualan!
6. Buat laporan laba rugi!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
7
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
JAWABAN
CONTOH KASUS
1. Menghitung besarnya Biaya Bahan Baku
Persediaan bahan baku awal Rp 600.000
Pembelian bahan baku Rp 3.000.000
Ongkos angkut pembelian Rp 350.000 +
Rp 3.350.000
Potongan Pembelian Rp 60.000 -
Pembelian Bersih Rp 3.290.000 +
Bahan baku siap digunakan Rp 3.890.000
Persediaan bahan baku akhir Rp 400.000 –
Biaya bahan baku Rp 3.490.000
2. Menghitung besarnya Biaya Overhead Pabrik
Bahan penolong Rp 600.000
Biaya tenaga kerja tak langsung Rp 1.500.000
Biaya listrik pabrik Rp 450.000
Biaya penyusutan pabrik Rp 300.000
Biaya asuransi Rp 250.000
Biaya pabrik lain-lain Rp 300.000 +
Biaya Overhead Pabrik Rp 3.400.000
3. Menghitung besarnya Biaya Produksi
Biaya bahan baku Rp 3.490.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 7.500.000
Biaya overhead pabrik Rp 3.400.000 +
Biaya Produksi Rp 14.390.000
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
8
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
4. Menghitung besarnya Harga Pokok Produksi
Persediaan BDP awal Rp 500.000
Biaya produksi Rp 14.390.000 +
Barang dalam proses Rp 14.890.000
Persediaan BDP akhir Rp 400.000 -
Harga Pokok Produksi Rp 14.490.000
5. Menghitung besarnya Harga Pokok Penjualan
Persediaan barang jadi awal Rp800.000
Harga pokok produksi Rp14.490.000 +
Barang tersedia untuk dijual Rp15.290.000
Persediaan barang jadi akhir Rp700.000 -
Harga Pokok Penjualan Rp 14.590.000
6. Membuat Laporan Laba Rugi
PT. NCT
Laporan Laba Rugi
Januari 2020
Penjualan (250 X Rp 400.000) Rp 100.000.000
Potongan penjualan (5% X Rp 100.000.000) Rp 5.000.000 -
Penjualan bersih Rp 95.000.000
Harga pokok penjualan Rp 14.590.000 -
Laba kotor Rp 80.410.000
Biaya Usaha :
Biaya administrasi dan umum Rp 750.000
Biaya pemasaran Rp 1.500.000 +
Jumlah biaya usaha Rp 2.250.000 -
Laba sebelum pajak Rp 78.160.000
Pajak (10% X Rp 78.160.000) Rp 7.816.000 -
Laba setelah pajak Rp 70.344.000
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
9
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
KASUS I
HARGA POKOK PRODUKSI
PT. EXO bergerak dibidang pembuatan kursi. Pada bulan Februari 2020
perusahaan memproduksi 150 unit kursi dengan harga Rp 350.000 per unit.
Dengan data sebagai berikut:
a) Pembelian bahan baku Rp 5.000.000, dan bahan penolong 20% dari
pembelian bahan baku.
b) Ongkos angkut pembelian Rp 350.000
c) Potongan pembelian 3% dari pembelian bahan baku.
d) Perusahaan menggaji 10 orang karyawan dengan gaji Rp 800.000 Per
bulan dan seorang manajer sebesar Rp 1.700.000.
e) Perusahaan mengeluarkan biaya listrik pabrik Rp 500.000, biaya
penyusutan pabrik Rp 270.000, biaya asuransi pabrik Rp 200.000, biaya
lain-lain Rp 350.000.
f) Biaya administrasi dan umum sebesar Rp 800.000, biaya pemasaran Rp
1.500.000.
g) Pajak sebesar 10%.
h) 5% dari penjualan adalah potongan penjualan.
Dibawah ini adalah data data mengenai nilai persediaan perusahaan :
PERSEDIAAN AWAL AKHIR
Bahan Baku Rp 600.000 Rp 500.000
Barang dalam Proses Rp 500.000 Rp 350.000
Barang Jadi Rp 800.000 Rp 450.000
Diminta :
1. Hitung besarnya biaya bahan baku!
2. Hitung biaya overhead pabrik!
3. Hitung biaya produksi!
4. Hitung harga pokok produksi!
5. Hitung harga pokok penjualan!
6. Buat laporan laba rugi!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
10
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
KASUS II
HARGA POKOK PRODUKSI
PT. GOT7 bergerak dibidang pembuatan Souvenir. Pada bulan Maret 2020
perusahaan memproduksi 15.000 unit Souvenir dengan harga Rp. 7.000 per unit.
Dengan data sebagai berikut :
a) Pembelian bahan baku Rp 8.500.000, dan bahan penolong 20% dari
pembelian bahan baku.
b) Ongkos angkut pembelian Rp 350.000
c) Potongan pembelian 2% dari pembelian bahan baku.
d) Perusahaan menggaji 15 orang karyawan dengan gaji Rp 750.000 Per
bulan dan seorang manajer sebesar Rp 1.700.000.
e) Perusahaan mengeluarkan biaya listrik pabrik Rp 700.000, biaya
penyusutan pabrik Rp 350.000, biaya asuransi pabrik Rp 300.000,
biaya lain-lain Rp 450.000.
f) Biaya administrasi dan umum sebesar Rp 750.000, biaya pemasaran Rp
1.800.000.
g) Pajak sebesar 10%.
h) 5% dari penjualan adalah potongan penjualan.
Dibawah ini adalah data data mengenai nilai persediaan perusahaan :
PERSEDIAAN AWAL AKHIR
Bahan Baku Rp 800.000 Rp 400.000
Barang dalam Proses Rp 650.000 Rp 500.000
Barang Jadi Rp 850.000 Rp 750.000
Diminta :
1. Hitung besarnya biaya bahan baku!
2. Hitung biaya overhead pabrik!
3. Hitung biaya produksi!
4. Hitung harga pokok produksi!
5. Hitung harga pokok penjualan!
6. Buat laporan laba rugi!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
11
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
VISUAL BASIC
FORM1
FORM2
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
12
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
FORM 3
CONTOH KASUS:
FORM1
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
13
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
FORM2
FORM3
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
14
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
BAB II
HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING)
A. Definisi Harga Pokok Pesanan
Harga pokok pesanan (job order costing) adalah cara perhitungan harga
pokok produksi untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan. Tujuan dari
metode harga pokok pesanan adalah untuk menentukan harga pokok produk
masing- masing pesanan, baik secara keseluruhan dari setiap pesanan atau
persatuan.
B. Karekteristik Usaha Perusahaan yang Produksinya Berdasarkan
Pesanan
1. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus–putus. Artinya jika
pesanan yang satu selesai di kerjakan, maka proses produksi mulai di
hentikan dan akan mulai kembali dengan pesanan berikutnya.
2. Produk di hasilkan sesuai dengan spesifikasi yang di tentukan oleh
pesanan, dimana pesanan satu dapat berbeda dengan pesanan yang lain.
3. Produksi di tujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi
persediaan di gudang.
C. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan
1. Tujuan produksi perusahaan adalah untuk melayani pesanan pembeli yang
sesuai dengan spesifikasi pesanan, sehingga sifat produksinya terputus-
putus dan setiap pesanan dapat di pisahkan identitasnya secara jelas.
2. Biaya produksi di kumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat di
hitung harga pokok pesanan dengan relatif teliti dan adil.
3. Biaya produksi di bagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Biaya langsung(direct cost) meliputi Biaya Bahan Baku(rawmaterial)
dan Biaya Tenaga Kerja Langsung (direct labor cost) yang di hitung
berdasarkan biaya sebenarnya.
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
15
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
b. Biaya tidak langsung(indirect cost) meliputi biaya produksi di luar
Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja Langsung, disebut
dengan Biaya Overhead Pabrik yang di bebankan berdasarkan tarif
dimuka.
4. Harga pokok pesanan untuk setiap pesanan di hitung pada waktu pesanan
selesai di produksi.
5. Harga pokok satuan di tetapkan dengan cara membagi total biaya suatu
pesanan yang bersangkutan dengan jumlah satuan produk pesanan yang
bersangkutan.
6. Untuk mengumpulkan biaya produksi masing-masing pesanan, dipakai
kartu harga pokok pesanan (job order cost method).
D. Manfaat Informasi Harga Pokok Pesanan
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi
harga pokok produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk:
1. Menentukan Harga Jual yang akan di Bebankan Kepada Pemesan
Harga jual yang di bebankan kepada pemesan sangat di tentukan oleh
besarnya biaya produksi yang akan di keluarkan untuk memproduksi pesanan
tertentu, dengan formula sebagai berikut :
Taksiran biaya produksi untuk pesanan Rp xxx
Taksiran biaya non produksi dibebankan kepada pemesan Rp xxx +
Taksiran total biaya pesanan/HP produk Rp xxx
Laba yang diinginkan Rp xxx+
Taksiran harga jual yang akan di bebankan kepada pemesan Rp xxx
Untuk menghitung biaya produksi suatu pesanan dihitung sebagai berikut :
Taksiran Biaya Bahan Baku Rp xxx
Taksiran biaya kerja langsung Rp xxx
Taksiran Biaya Overhead Pabrik Rp xxx +
Taksiran biaya produksi Rp xxx
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
16
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
2. Mempertimbangkan Penerimaan atau Penolakan Pesanan
Ada kalanya harga jual produk yang dipesan oleh pemesan telah
terbentuk di pasar, sehingga keputusan yang perlu dilakukan oleh
manajemen adalah menerima atau menolak pesanan.Untuk pengambilan
keputusan, manajemen memerlukan informasi total harga pokok produksi
pesanan yang akan di terima tersebut. Tanpa memiliki informasi total
harga pokok pesanan, manajemen tidak memiliki jaminan apakah harga
yang di minta pemesan dapat menghasilkan laba bagi perusahaan. Cara
perhitungannya sebagai berikut:
Biaya Produksi Pesanan :
Taksiran Biaya Bahan Baku Rp xxx
Taksiran Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp xxx
Taksiran Biaya Overhead Pabrik Rp xxx +
Taksiran Total Biaya Produksi Rp xxx
Biaya Non Produksi :
Taksiran biaya administrasi & umum Rp xxx
Taksiran biaya pemasaran Rp xxx +
Taksiran total biaya non produksi Rp xxx +
Taksiran total harga pokok pesanan Rp xxx
3. Memantau Realisasi Biaya Produksi
Informasi taksiran biaya produksi bermanfaat sebagai salah satu dasar
untuk mempertimbangkan di terima tidaknya suatu pesanan.Jika pesanan
telah di putuskan untuk di terima, manajemen memerlukan informasi biaya
produksi yang sesungguhnya di keluarkan di dalam memenuhi pesanan
tertentu. Oleh karena itu, akuntansi biaya di gunakan untuk mengumpulkan
informasi biaya produksi tiap pesanan yang diterima untuk memantau apakah
proses produksi untuk memenuhi pesanan tertentu menghasilkan total biaya
produksi pesanan sesuai dengan yang di perhitungkan sebelumnya.
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
17
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
Cara perhitungannya sebagai berikut :
Biaya Bahan Baku sesungguhnya Rp xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung sesungguhnya Rp xxx
Biaya Overhead Pabrik Rp xxx +
Total biaya produksi sesungguhnya Rp xxx
4. Menghitung Laba atau Rugi BrutoTiap Pesanan
Informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan di perlukan untuk
mengetahui kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya non produksi
dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok
pesanan di gunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi
biaya produksi yang sesungguhnya di keluarkan untuk tiap pesanan guna
menghasilkan informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan, yang dihitung
sebagai berikut :
Harga Jual yang akan di Bebankan Kepada Pemesan Rp xxx
Biaya Produksi Pesanan Tertentu:
Biaya Bahan Baku Rp xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp xxx
Biaya Overhead Pabrik Rp xxx +
Total Biaya Produksi Pesanan Rp xxx -
Laba/RugiBruto Rp xxx
5. Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk
dalam Proses yang di sajikan dalam Neraca
Berdasarkan catatan biaya produksi tiap pesanan tersebut manajemen
dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada pesanan yang telah
selesai di produksi, namun pada tanggal neraca belum di serahkan kepada
pemesan yang di sajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan
produk jadi. Biaya yang melekat pada pesanan yang belum selesai pada
tanggal neraca, di sajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan
produk dalam proses.
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
18
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
CONTOH KASUS
HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING)
TOKO ITAEWON menerima pesanan dengan nomor TK101 untuk
membuat 12.000 Sepatu yang harus diselesaikan selama 30 hari. Proses produksi
dilakukan melalui 3 departemen, yaitu Departemen A adalah departemen
pemotongan bahan baku, Departemen B adalah departemen penjahitan dan
Departemen C adalah departemen penyelesaian. Berikut ini informasi yang
dibutuhkan :
Bahan baku utama Rp600.000/jam TKL
Bahan baku tambahan Rp200.000/jam TKL
KETERANGAN DEPT A DEPT B DEPT C
Jumlah Jam TKL 5.000 jam 4.500 jam 6.000 jam
Upah Langsung Rp30.000/jam Rp45.000/jam Rp55.000/jam
Jam Mesin yang
Digunakan 2.400 jam 4.000 jam 4.800 jam
Perencanaan BOP pertahun untuk Departemen A sebesar Rp 432.000.000 dengan
kapasitas yang direncanakan 48.000 jam TKL, Departemen B sebesar Rp
396.500.000 dengan kapasitas yang direncanakan 61.000 JM, dan Departemen C
sebesar Rp 493.850.000 dengan kapasitas direncanakan 83.000 JM. Laba yang
diinginkan 80% dari total biaya produksi.
Diminta:
1. Hitung total harga pokok produksi
2. Hitung harga jual perunit
3. Buatlah kartu harga pokok pesanan
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
19
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
JAWABAN :
1. MENGHITUNG TOTAL HARGA POKOK PRODUKSI
BBB Utama : Rp 600.000 x 5.000 = Rp 3.000.000.000
Tambahan : Rp 200.000 x 5.000 = Rp 1.000.000.000 +
Total BBB Rp 4.000.000.000
BTK Dept A : 5.000 x Rp 30.000 = Rp 150.000.000
Dept B : 4.500 x Rp 45.000 = Rp 202.500.000
Dept C : 6.000 x Rp 55.000 = Rp 330.000.000 +
Total BTK Rp 682.500.000
BOP Tarif Dept A : Rp 432.000.000 / 48.000 = Rp. 9.000/jam
Tarif Dept B : Rp 396.500.000 / 61.000 = Rp. 6.500/jam
Tarif Dept C : Rp 493.850.000 / 83.000 = Rp. 5.950/jam
BOP Dept A : Rp 9.000 x 2.400 = Rp 21.600.000
BOP Dept B : Rp 6.500 x 4.000 = Rp 26.000.000
BOP Dept C : Rp 5.950 x 4.800 = Rp 28.560.000 +
Total BOP Rp 76.160.000 +
Jumlah Harga Pokok Produksi Rp 4.758.660.000
2. MENGHITUNG HARGA JUAL PER UNIT
Harga jual per unit = (Rp4.758.660.000 / 12.000) + [(Rp4.758.660.000 X
80%) / 12.000]
= Rp713.794
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
20
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
3. KARTU HARGA POKOK PESANAN
TOKO ITAEWON
JL Kelapa Dua
Telp : (021) 9991452
JOB ORDER COST SHEET
ORDER NO : TK101 To : Park Seo Joon
Production : Sepatu Quantity : 12.000 Unit
Character : Directly Date : 01/01/2020
Subscription
1. Raw Material Cost
Prime Rp 3.000.000.000
Addition Rp 1.000.000.000
Total Cost Rp 4.000.000.000
2. Direct Labor Cost
Dept A : 5.000 x Rp 30.000 = Rp 150.000.000
Dept B : 4.500 x Rp 45.000 = Rp 202.500.000
Dept C : 6.000 x Rp 55.000 = Rp 330.000.000 +
Total Cost Rp 682.500.000
3. Factory Overhead Cost
Dept A : Rp 9.000 x 2.400 = Rp 21.600.000
Dept B : Rp 6.500 x 4.000 = Rp 26.000.000
Dept C : Rp 5.950 x 4.800 = Rp 28.560.000 +
Total BOP Rp 76.160.000 +
Total Production Cost Rp 4.758.660.000
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
21
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
KASUS 1
HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING)
TOKO BUDI menerima pesanan dengan nomor TB100 untuk membuat 10.000
Sprei yang harus diselesaikan selama 30 hari. Proses produksi dilakukan melalui 3
departemen, yaitu Departemen A adalah departemen pemotongan bahan baku,
Departemen B adalah departemen penjahitan dan Departemen C adalah
departemen penyelesaian. Berikut ini informasi yang dibutuhkan :
Bahan baku utama Rp 550.000/jam TKL
Bahan baku tambahan Rp 250.000/jam TKL
KETERANGAN DEPT A DEPT B DEPT C
Jumlah Jam TKL 5.000 jam 6.500 jam 7.500 jam
Upah Langsung Rp 20.000/jam Rp 40.000/jam Rp 60.000/jam
Jam Mesin yang
Digunakan 2.000 jam 3.000 jam 4.000 jam
Perencanaan BOP pertahun untuk Departemen A sebesar Rp 488.250.000 dengan
kapasitas yang direncanakan 42.000 jam TKL, Departemen B sebesar Rp
566.020.000 dengan kapasitas yang direncanakan 65.000 JM, dan Departemen C
sebesar Rp 606.475.000 dengan kapasitas direncanakan 85.000 JM. Laba yang
diinginkan 50% dari total biaya produksi.
Diminta:
1. Hitung total harga pokok produksi
2. Hitung harga jual perunit
3. Buatlah kartu harga pokok pesanan
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
22
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
KASUS 2
HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING)
TOKO LISA menerima pesanan dengan nomor TL255 untuk membuat 8.000 Tas
yang harus diselesaikan selama 30 hari. Proses produksi dilakukan melalui 3
departemen, yaitu Departemen A adalah departemen pemotongan bahan baku,
Departemen B adalah departemen penjahitan dan Departemen C adalah
departemen penyelesaian. Berikut ini informasi yang dibutuhkan :
Bahan baku utama Rp 750.000/jam TKL
Bahan baku tambahan Rp 300.000/jam TKL
KETERANGAN DEPT A DEPT B DEPT C
Jumlah Jam TKL 5.000 jam 5.500 jam 6.500 jam
Upah Langsung Rp 30.000/jam Rp 40.000/jam Rp 50.000/jam
Jam Mesin yang
Digunakan 2.200 jam 3.800 jam 4.000 jam
Perencanaan BOP pertahun untuk Departemen A sebesar Rp 450.000.000 dengan
kapasitas yang direncanakan 45.000 jam TKL, Departemen B sebesar Rp
650.000.000 dengan kapasitas yang direncanakan 50.000 JM, dan Departemen C
sebesar Rp 800.000.000 dengan kapasitas direncanakan 50.000 JM. Laba yang
diinginkan 65% dari total biaya produksi.
Diminta:
1. Hitung total harga pokok produksi
2. Hitung harga jual perunit
3. Buatlah kartu harga pokok pesanan
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
23
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
VISUAL BASIC
FORM 1
FORM 2
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
24
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
CONTOH KASUS:
FORM 1
FORM 2
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
25
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
BAB III
HARGA POKOK PROSES – PENGANTAR
(PROCESS COSTING)
A. Definisi Harga Pokok Proses (Process Costing)
Harga Pokok Proses merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang
digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara massa. Perhitungan
harga pokok produknya berdasarkan kepada pengumpulan-pengumpulan biaya-
biaya produksi dalam satu periode tertentu dibagi dengan jumlah unit produksi
periode yang bersangkutan.
B. Ciri-ciri Perusahaan yang menggunakan Harga Pokok Proses
Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.
Tidak tergantung kepada spesifikasi dari pembeli.
Kegiatan Produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang
berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.
Proses produksinya berlangsung secara terus-menerus atau kontinyu.
Tujuan produksi adalah untuk membentuk persediaan yang selanjutnya
untuk dijual.
Media yang digunakan dalam menghitung atau menentukan harga pokok
produk adalah dengan membuat laporan harga pokok produksi, melalui
pengolahan beberapa departemen.
Contoh : Perusahaan Semen
C. Manfaat Informasi Harga Pokok Proses
Penentuan harga jual produk yang tepat
Memantau realisasi biaya produk
Menghitung laba/rugi per periodik secara transparan
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
26
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
CONTOH KASUS
HARGA POKOK PROSES (PROCESS COSTING)
PT. Rintik Sedu mengolah produknya melalui 2 departemen yaitu
departemen A dan B. Dimana perusahaan ini menggunakan metode harga pokok
proses dalam menentukan harga pokok produk yang dihasilkannya. Data produksi
bulan Maret 2020 sebagai berikut :
Dept. A
(dalam unit)
Dept. B
(dalam unit)
Jumlah produk masuk
proses
(unit started)
Selesai dikirim ke dept.
berikut
(finished goods and
transferred out)
Diterima dari dept.
sebelumnya
(unit received)
80.000
60.000
-
-
-
60.000
Selesai dikirim ke
gudang
(finished goods and
transfered out)
-
40.000
BBB 100% BK 50%
BK 60% 20.000 20.000
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
27
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
Biaya-biaya produksi untuk bulan Maret 2020
Data-data lain :
Pada bulan Maret2020 terjual 65.000 unit dengan harga jual Rp 14.000
per unit, dimana diketahui biaya administrasi dan umum Rp 13.500.000 dan
biaya pemasaran Rp 8.500.000
Diminta :
1. Buatlah laporan harga pokok produksi (production cost report) untuk bulan
Maret 2020!
2. Buatlah laporan rugi laba (income statement) untuk bulan Maret 2020!
Dept. A Dept. B
BBB (raw material cost) 150.000.000 -
BTK (direct labour cost) 97.545.000 78.000.000
BOP (factory overhead) 70.000.000 62.400.000
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
28
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
JAWABAN
CONTOH KASUS
1). PT. RINTIK SEDU LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT.
(PRODUCTION COST REPORT DEPT. A)
MARET 2020
Laporan produksi (produksi report) Unit
Jumlah masuk proses (unit started) 80.000
Selesai dikirim ke dept. berikutnya 60.000
Produk dalam proses akhir (BBB 100%, BK 50%) 20.000
Jumlah produk yang dihasilkan 80.000
Biaya dibebankan di Dept. A
Elemen
Biaya Jumlah Unit Ekuivalen HPP
BBB 150.000.000 60.000 + (20.000 * 100%) = 80.000 1.875
BTK 97.545.000 60.000 + (20.000 *50%) = 70.000 1.393,5
BOP 70.000.000 60.000 + (20.000 * 50%) = 70.000 1.000
Jumlah 317.545.000 4.268,5
Perhitungan HP produk selesai ditransfer ke Dept. A
HP. Produk selesai (60.000 * 4.268,5) 256.110.000
Perhitungan HP produk dalam proses Dept. A
BBB = 20.000 * 100% * 1.875 = 37.500.000
BTK = 20.000 * 50% * 1.393,5 = 13.935.000
BOP = 20.000 * 50% * 1.000 = 10.000.000 +
61.435.000 +
Biaya produksi Dept. A 317.545.000
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
29
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
PT. RINTIK SEDU
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. B
(PRODUCTION COST REPORT DEPT. B)
MARET 2020
Laporan produksi (production report) Unit
Produk diterima dari Dept. A 60.000
Selesai dikirim ke gudang 40.000
Produk dalam proses akhir (BK 60%) 20.000 +
60.000
Perhitungan HP Produk
HP produk selesai ditransfer ke gudang (40.000 * 6.968,5) 278.740.000
Perhitungan HP produk dalam proses Dept. B
HP dari Dept. A = 20.000 * 4.268,5 = 85.370.000
BTK = 20.000 * 60% * 1.500 = 18.000.000
BOP = 20.000 * 60% * 1.200 = 14.400.000 +
117.770.000 +
Biaya produksi Dept. B 396.510.000
Elemen Biaya Jumlah Unit Ekuivalen HPP/unit
HP dr Dept A 256.110.000 4.268,5
BTK 78.000.000 40.000 + (20.000 * 60%) = 52.000 1.500
BOP 62.400.000 40.000 + (20.000 * 60%) = 52.000 1.200
Biaya kumulatif di Dep. B 396.510.000 6.968,5
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
30
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
2).
PT. RINTIK SEDU
LAPORAN RUGI LABA
MARET 2020
Penjualan (sales)
(65.000 unit * 14.000) 910.000.000
Harga Pokok Penjualan (cost of good sold)
(65.000 unit * 6968,5) 452.952.500 –
Laba Kotor (gross income) 457.047.500
(-) Biaya Komersial (commercial expense)
Biaya Administrasi dan Umum 13.500.000
(general and administratif expense)
Biaya Pemasaran (marketing expense) 8.500.000 +
22.000.000 –
Laba bersih sebelum pajak (EBT) 435.047.500
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
31
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
KASUS I
HARGA POKOK PROSES
PT. Bumi Manusia mengolah produknya melalui 2 departemen yaitu
departemen I dan II. Dimana perusahaan ini menggunakan metode harga pokok
proses dalam menentukan harga pokok produk yang dihasilkannya. Data produksi
bulan Mei 2020 sebagai berikut :
Dept. I
(dalam unit)
Dept. II
(dalam unit)
Jumlah produk masuk
proses
(unit started)
Selesai dikirim ke dept.
berikut
(finished goods and
transferred out)
Diterima dari dept.
sebelumnya
(unit received)
65.000
60.000
-
-
-
60.000
Selesai dikirim ke
gudang
(finished goods and
transfered out)
-
50.000
BBB 100% BK 40%
BK 50% 5.000 10.000
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
32
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
Biaya-biaya produksi untuk bulan Mei 2020 :
Dept. I Dept. II
BBB (raw material
cost) 136.500.000 -
BTK (direct labour
cost) 98.394.000 96.662.500
BOP (factory
overhead) 77.500.000 57.942.500
Data-data lain :
Pada bulan Mei 2020 terjual 70.000 unit dengan harga jual Rp 15.500 per unit,
dimana diketahui biaya administrasi dan umum Rp 9.000.000 dan biaya
pemasaran Rp 7.525.000
Diminta :
1. Buatlah laporan harga pokok produksi (production cost report) untuk bulan
Mei 2020!
2. Buatlah laporan rugi laba (income statement) untuk bulan Mei 2020!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
33
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
KASUS 2
HARGA POKOK PROSES
PT. Dengarkan Dia mengolah produknya melalui 2 departemen yaitu
departemen X dan Y . Dimana perusahaan ini menggunakan metode harga pokok
proses dalam menentukan harga pokok produk yang dihasilkannya. Data
produksi bulan Juli 2020 sebagai berikut :
Dept. X
(dalam unit)
Dept. Y
(dalam unit)
Jumlah produk masuk
proses
(unit started)
Selesai dikirim ke dept.
berikut
(finished goods and
transferred out)
Diterima dari dept.
sebelumnya
(unit received)
75.000
65.000
-
-
-
65.000
Selesai dikirim ke
gudang
(finished goods and
transfered out)
-
60.000
BBB 100% BK 80%
BK 30% 10.000 5.000
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
34
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
Biaya-biaya produksi untuk bulan Juli 2020 :
Dept. X Dept. Y
BBB (raw material
cost) 188.737.500 -
BTK (direct labour
cost) 119.245.500 104.550.000
BOP (factory
overhead) 87.636.500 61.715.250
Data-data lain :
Pada bulan Juli 2020 terjual 80.000 unit dengan harga jual Rp 17.000 per unit,
dimana diketahui biaya administrasi dan umum Rp 17.158.660 dan biaya
pemasaran Rp 15.307.300
Diminta :
1. Buatlah laporan harga pokok produksi (production cost report) untuk bulan
Juli 2020!
2. Buatlah laporan rugi laba (income statement) untuk bulan Juli 2020!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
35
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
VISUAL BASIC CONTOH KASUS
FORM 1 ( Laporan Harga Pokok Produksi Dept. A)
FORM 2 (Laporan Harga Pokok Produksi Dept. B)
FORM 3
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
36
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
CONTOH KASUS
FORM 1 (Laporan Harga Pokok Produksi Dept. A)
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
37
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
FORM 2 (Laporan Harga Pokok Produksi Dept. B)
FORM 3
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
38
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
BAB IV
HARGA POKOK PROSES LANJUTAN
A. Definisi Harga Pokok Proses Lanjutan
Harga pokok proses lanjutan adalah penguraian lebih lanjut metode harga
pokok proses yang telah memperhitungkan harga pokok persediaan produk dalam
proses awal periode. Harga pokok produksi dalam proses awal periode ini akan
mempunyai pengaruh dalam penentuan harga pokok produk selesai yang
ditransfer ke departmen berikutnya atau ke gudang.
B. Karakteristik persediaan produk dalam proses awal :
1. Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum selesai diproses
pada akhir periode akan menjadi persediaan produk dalam proses pada
awal periode berikutnya.
2. Produk dalam proses awal periode ini membawa harga pokok produksi per
satuan yang berasal dari periode sebelumnya, yang kemungkinan akan
berbeda dengan harga pokok produksi per satuan yang dikeluarkan oleh
departemen produksi yang bersangkutan dalam periode sekarang.
C. Metode penentuan harga pokok produksi dalam penentuan harga pokok
proses yaitu :
1. Metode Harga Pokok Rata-Rata Tertimbang (Weighted Avarage Cost
Method)
Dalam metode ini, harga pokok persediaan produk dalam proses awal
ditambahkan kepada biaya produksi sekarang dan jumlahnya kemudian dibagi
dengan unit ekuivalen produk untuk mendapatkan harga pokok rata- rata
tertimbang. Harga pokok rata-rata tertimbang ini kemudian digunakan untuk
menentukan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen berikutnya
atau ke gudang dengan cara mengalikannya dengan jumlah kuantitasnya.
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
39
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
2. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out Method)
Metode masuk pertama keluar pertama menganggap biaya produksi
periode sekarang pertama kali digunakan untuk menyelesaikan produk yang
pada awal periode masih dalam proses, baru kemudian sisanya digunakan
untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam proses dalam periode
sekarang. Oleh karena itu, dalam perhitungan unit ekuivalensi, tingkat
penyelesaian persediaan produk dalam proses awal harus diperhitungkan.
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
40
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
CONTOH KASUS
HARGA POKOK PROSES LANJUTAN
PT. DALGONA COFFEE memiliki 2 departemen produksi untuk menghasilkan
produknya, yaitu departemen A dan departemen B. Berikut ini merupakan data-
data produksi yang terjadi selama bulan Juni 2020 :
Departemen A Departemen B
Produk dalam proses awal :
BBB = 100% ; BK = 50%
BTKL = 40% ; BOP = 60%
20.000
-
-
40.000
Produk Masuk Proses 80.000 -
Unit yang ditransfer ke Dept. B 60.000 -
Unit yang diterima dari Dept. A - 60.000
Produk yang ditransfer ke gudang - 80.000
Produk dalam proses akhir :
BBB 100% ; BK 60%
BTKL 50% ; BOP 70%
40.000
-
-
20.000
Harga Pokok Produk Dalam Proses-
Awal :
Harga Pokok dari Dept. A - Rp 55.000.000
Biaya Bahan Baku Rp 36.500.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp 32.250.000 Rp 52.500.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 30.250.000 Rp 42.500.000
Biaya-biaya Produksi :
Biaya Bahan Baku Rp 27.250.000 -
BTKL Rp 26.500.000 Rp 28.200.000
Biaya Overhead pabrik Rp 25.400.000 Rp 36.000.000
Diminta :
Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi (Production Cost Report) untuk
masing-masing Departemen Produksi dengan menggunakan Metode Rata-
Rata!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
41
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
JAWABAN :
PT. DALGONA COFFEE
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. A
BULAN JUNI 2020
Laporan Produksi (Production Report) Unit
Produk dalam proses awal :
BBB = 100% ; BK = 50% 20.000
Produk Masuk Proses 80.000 +
Jumlah produk yang dihasilkan 100.000
Unit yang ditransfer ke Dept. B 60.000
Produk dalam proses akhir
BBB 100% ; BK 60% 40.000 +
Jumlah produk yang dihasilkan 100.000
Biaya yang dibebankan pada Dept. A
Elemen
Biaya
HPP
BDP Awal
Biaya
Bulan Juni Jumlah
Unit
Ekuivalen HPP / Unit
BBB Rp36.500.000 Rp27.250.000 Rp63.750.000 100.000**1) Rp637,50
BTKL Rp32.250.000 Rp26.500.000 Rp58.750.000 84.000**2) Rp699,40
BOP Rp30.250.000 Rp25.400.000 Rp55.650.000 84.000**2) Rp662,50
Jumlah Rp99.000.000 Rp79.150.000 Rp178.150.000 Rp1.999,40
** Ket :
1) 60.000 + ( 40.000 * 100% ) = 100.000
60.000 + ( 40.000 * 60% ) = 84.000
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
42
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
Perhitungan Harga Pokok :
Harga pokok produk yang ditransfer ke Departemen B yaitu :
( 60.000 * Rp1.999,40 ) Rp119.964.000
Perhitungan harga pokok produk dalam proses akhir :
BBB 40.000 * 100% * Rp637,50 =Rp25.500.000
BTKL 40.000 * 60% * Rp699,40 =Rp16.785.600
BOP 40.000 * 60% * Rp662,50 =Rp15.900.000 +
Rp58.185.600 +
Total Harga Pokok Produk di departemen A Rp178.149.600
PT. DALGONA COFFEE
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. B
BULAN JUNI 2020
Laporan Produksi (Production Report) Unit
Produk dalam proses awal 40.000
BTKL = 40% , BOP = 60%
Produk yang diterima dari Dept. A 60.000 +
100.000
Produk yang ditransfer ke Gudang 80.000
Produk dalam proses akhir
BTKL = 50%, BOP = 70% 20.000 +
100.000
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
43
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
Biaya yang dibebankan pada Departemen B :
Elemen
Biaya
HPP
BDP Awal
Biaya
Bulan Juni Jumlah
Unit
Ekuivalen HPP / Unit
HP dari
Dept. A Rp55.000.000 Rp119.964.000 Rp174.964.000 100.000**1) Rp1.749,64
BTKL Rp52.500.000 Rp28.200.000 Rp80.700.000 90.000**2) Rp896,67
BOP Rp42.500.000 Rp36.000.000 Rp78.500.000 94.000**3) Rp835,11
Jumlah Rp150.000.000 Rp184.164.000 Rp 335.164.000 Rp3.481,42
** Ket :
1) 80.000 + 20.000 = 100.000
2) 80.000 + ( 20.000 x 50% ) = 90.000
3) 80.000 + ( 20.000 x 70% ) = 94.000
Perhitungan Harga Pokok :
Harga pokok produk yang ditransfer ke Gudang yaitu :
( 80.000 * Rp3.481,42) Rp278.513.600
Perhitungan harga pokok produk dalam proses akhir :
Dari Dept. A 20.000 X 100% X Rp1.749,64 = Rp34.992.800
BTKL 20.000 X 50% X Rp896,67 = Rp8.996.700
BOP 20.000 X 70% X Rp 835,11 = Rp11.691.540 +
Rp55.681.040 +
Total Harga Pokok Produksi yang dibebankan di Dept. B Rp. 334.194.640
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
44
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
KASUS 1
HARGA POKOK PROSES LANJUTAN
PT. QUARANTINE memiliki 2 departemen produksi untuk menghasilkan
produknya, yaitu departemen P dan departemen Q. Berikut ini merupakan data-
data produksi yang terjadi selama bulan Desember2020 :
Departemen P Departemen Q
Produk dalam proses awal :
BBB = 100% ; BK = 60%
BTKL = 40% ; BOP = 60%
40.000
-
-
80.000
Produk Masuk Proses 140.000 -
Unit yang ditransfer ke Dept. Q 100.000 -
Unit yang diterima dari Dept. P - 100.000
Produk yang ditransfer ke gudang - 140.000
Produk dalam proses akhir :
BBB 100% ; BK 80%
BTKL 40% ; BOP 80%
80.000
-
-
40.000
Harga Pokok Produk Dalam Proses-
Awal :
Harga Pokok dari Dept. P - Rp144.000.000
Biaya Bahan Baku Rp96.000.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp90.600.000 Rp142.600.000
Biaya Overhead Pabrik Rp95.200.000 Rp138.400.000
Biaya-biaya Produksi :
Biaya Bahan Baku Rp111.000.000 -
BTKL Rp139.000.000 Rp302.000.000
Biaya Overhead pabrik Rp200.000.000 Rp283.400.000
Diminta :
Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi (Production Cost Report) untuk
masing-masing Departemen Produksi dengan menggunakan Metode Rata-Rata!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
45
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
KASUS 2
HARGA POKOK PROSES LANJUTAN
PT. LOCKDOWN memiliki 2 departemen produksi untuk menghasilkan
produknya, yaitu departemen I dan departemen II.berikut ini merupakan data-data
produksi yang terjadi selama bulan September 2020 :
Departemen I Departemen II
Produk dalam proses awal :
BBB = 100% ; BK = 70%
BTKL = 40% ; BOP = 60%
30.000
-
-
50.000
Produk Masuk Proses 90.000 -
Unit yang ditransfer ke Dept. II 70.000 -
Unit yang diterima dari Dept. I - 70.000
Produk yang ditransfer ke gudang - 90.000
Produk dalam proses akhir :
BBB 100% ; BK 80%
BTKL 60% ; BOP 80%
50.000
-
-
30.000
Harga Pokok Produk Dalam Proses-
Awal :
Harga Pokok dari Dept. I - Rp 100.000.000
Biaya Bahan Baku Rp 55.250.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp 60.250.000 Rp 96.000.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 80.500.000 Rp 60.000.000
Biaya-biaya Produksi :
Biaya Bahan Baku Rp 90.000.000 -
BTKL Rp 145.000.000 Rp 125.000.000
Biaya Overhead pabrik Rp 165.000.000 Rp 170.000.000
Diminta :
Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi (Production Cost Report) untuk masing-
masing Departemen Produksi dengan menggunakan Metode Rata-Rata!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
46
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
VISUAL BASIC
FORM 1
FORM 2
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
47
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
CONTOH KASUS
FORM 1
FORM 2
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
48
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
BAB V
VARIABEL COSTING
A. Definisi Variabel Costing
Variabel costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produk yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja variabel, dan biaya overhead
pabrik variabel.
B. Manfaat Informasi Yang di Hasilkan Metode Variabel Costing:
1. Laporan Laba/Rugi dengan margin kontibusi hampir mengikuti pemikiran
manajemen tentang prestasi laba sebagai fungsi penjualan.
2. Informasi untuk analisis Biaya-Volume-Laba (CPV) dapat diperoleh
langsung dari laporan laba/rugi.
3. Penentuan harga pokok variabel menyajikan dasar untuk menyiapkan
anggaran fleksibel (yang memisahkan biaya variabel dan biaya tetap).
C. Kelemahan Metode VariabelCosting
1. Pemisahan pola perilaku biaya menjadi biaya variabel dan biaya tetap
sebenarnya sulit dan hasilnya berupa taksiran.
2. Penentuan harga pokok variabel tidak dapat digunakan untuk pelaporan
eksternal, maksudnya tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim
(SAK)
3. Untuk perusahaan yang kegiatan usahanya bersifat musiman, variable
costing akan menyajikan kerugian yang berlebihan dalam periode tertentu
dan menyajikan laba yang tidak normal pada periode lainnya.
4. Tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan
dan harga pokok persediaan akan mengakibatkan nilai persediaan lebih
rendah, sehingga akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk
tujuan-tujuan analisis keuangan.
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
49
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
CONTOH KASUS
VARIABLE COSTING
Berikut ini adalah data biaya dan persediaan akhir tahun 2019 dari iKON
COMPANY
1. Produksi selama tahun 2018 sebanyak 625.000 unit
2. 80% dari produksi tahun 2018 terjual dan sisanya masih tersimpan
digudang pada akhir tahun.
3. BBB sebesar Rp. 85.000.000
4. BTKL sebesar Rp. 65.000.000
5. BOP (V) sebesar Rp. 35.000.000 dan BOP (T) sebesar Rp. 25.000.000
6. Harga jual per unit sebesar Rp. 15.000
7. Biaya adminstrasi dan umum (V) sebesar Rp. 50.000.000 dan Biaya
administrasi dan umum (T) sebesar Rp. 25.000.000
8. Biaya pemasaran (V) sebesar Rp. 35.000.000 dan Biaya pemasaran (T)
sebesar Rp. 60.000.000
Diminta:
a. Hitunglah nilai persediaan akhir tahun 2019 dengan metode variable
costing dan full costing!
b. Buatlah laporan Laba Rugi menurut metode variable costing dan full
costing!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
50
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
JAWABAN
KASUS
a. Menghitung nilai persediaan akhir
Produk terjual = 80 % x 625.000 unit = 500.000 unit
Persediaan akhir tahun 2019 = 20 % x 625.000 unit = 125.000 unit
Nilai persediaan akhir tahun 2019 dengan metode variable costing
BBB Rp. 85.000.000
BTKL Rp. 65.000.000
BOP (V) Rp. 35.000.000 +
HP. Produksi Rp. 185.000.000
HP. Produksi per unit = Rp. 185.000.000 / 625.000 unit
= Rp. 296
Nilai persediaan akhir tahun 2019 = 125.000 unit x Rp. 296
= Rp. 37.000.000
Nilai persediaan akhir tahun 2019 dengan metode full costing
BBB Rp. 85.000.000
BTKL Rp. 65.000.000
BOP (V) Rp. 35.000.000
BOP (T) Rp. 25.000.000 +
HP. Produksi Rp. 210.000.000
HP. Produksi per unit = Rp. 210.000.000 / 625.000 unit
= Rp. 336
Nilai persediaan akhir tahun 2019 = 125.000 unit x Rp. 336
= Rp. 42.000.000
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
51
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
iKON COMPANY
LAPORAN L/R VARIABLECOSTING
PER 31 DESEMBER 2018
Penjualan 500.000 x Rp. 15.000 Rp. 7.500.000.000
Harga Pokok Penjualan
BBB Rp. 85.000.000
BTKL Rp. 65.000.000
BOP Variabel Rp. 35.000.000+
HP. Produksi Rp. 185.000.000
Persediaan Akhir Rp. 37.000.000 –
HPP Variabel Rp. 148.000.000
Biaya Adm. & Umum (V) Rp. 50.000.000
Biaya Pemasaran (V) Rp. 35.000.000 +
Total Biaya Variabel Rp. 233.000.000-
Margin Kontribusi Rp. 7.267.000.000
Biaya Tetap:
BOP Tetap Rp. 25.000.000
Biaya Adm. & Umum (T) Rp. 25.000.000
Biaya Pemasaran Rp. 60.000.000 +
Total Biaya Tetap Rp. 110.000.000 -
Laba Bersih Rp. 7.157.000.000
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
52
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
iKON COMPANY
LAPORAN L/R FULLCOSTING
PER 31 DESEMBER 2018
Penjualan 500.000 x Rp. 15.000 Rp. 7.500.000.000
Harga Pokok Penjualan
BBB Rp. 85.000.000
BTKL Rp. 65.000.000
BOP Variabel Rp. 35.000.000
BOP Tetap Rp. 25.000.000 +
HP. Produksi Rp. 210.000.000
Persediaan akhir Rp. 42.000.000 –
HPP Rp. 168.000.000 -
Laba Kotor Rp. 7.332.000.000
Biaya Komersial:
Biaya Adm. & Umum (V) Rp. 50.000.000
Biaya Pemasaran (V) Rp. 35.000.000
Biaya Adm. & Umum (T) Rp. 25.000.000
Biaya Pemasaran (T) Rp. 60.000.000 +
Total Biaya Komersial Rp. 170.000.000 -
Laba Bersih Rp. 7.162.000.000
KASUS I
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
53
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
VARIABLE COSTING
Berikut ini adalah data biaya dan persediaan akhir tahun 2019 dari
NCT COMPANY
1. Produksi selama tahun 2018 sebanyak 550.000 unit
2. 80% dari produksi tahun 2018 terjual dan sisanya masih tersimpan
digudang pada akhir tahun.
3. BBB sebesar Rp. 75.000.000
4. BTKL sebesar Rp. 55.000.000
5. BOP (V) sebesar Rp. 55.000.000 dan BOP (T) sebesar Rp.
30.000.000
6. Harga jual per unit sebesar Rp. 12.000
7. Biaya adminstrasi dan umum (V) sebesar Rp. 50.000.000 dan Biaya
administrasi dan umum (T) sebesar Rp. 35.000.000
8. Biaya pemasaran (V) sebesar Rp. 35.000.000 dan Biaya pemasaran
(T) sebesar Rp. 45.000.000
Diminta:
a. Hitunglah nilai persediaan akhir tahun 2019 dengan metode
variable costing dan full costing!
b. Buatlah laporan Laba Rugi menurut metode variable costing dan
full costing!
KASUS II
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
54
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
VARIABLE COSTING
Berikut ini adalah data biaya dan persediaan akhir tahun 2019 dari
BLACKPINK COMPANY
1. Produksi selama tahun 2018 sebanyak 720.000 unit
2. 70% dari produksi tahun 2018 terjual dan sisanya masih tersimpan
digudang pada akhir tahun.
3. BBB sebesar Rp. 80.000.000
4. BTKL sebesar Rp. 65.000.000
5. BOP (V) sebesar Rp. 35.000.000 dan BOP (T) sebesar Rp. 25.000.000
6. Harga jual per unit sebesar Rp. 17.000
7. Biaya adminstrasi dan umum (V) sebesar Rp. 55.000.000 dan Biaya
administrasi dan umum (T) sebesar Rp. 30.000.000
8. Biaya pemasaran (V) sebesar Rp. 40.000.000 dan Biaya pemasaran (T)
sebesar Rp. 60.000.000
Diminta:
A. Hitunglah nilai persediaan akhir tahun 2019 dengan metode variable
costing dan full costing!
B. Buatlah laporan Laba Rugi menurut metode variable costing dan full
costing!
VISUAL BASIC
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
55
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
FORM 1
FORM 2
FORM 3
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
56
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
FORM 4
VISUAL BASIC CONTOH KASUS
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
57
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
FORM 1
FORM 2
FORM 3
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
58
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
FORM 4
BAB VI
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
59
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Biaya Overhead Pabrik adalah biaya produksi selain Biaya Bahan Baku dan
Biaya Tenaga Kerja Langsung.Biaya Overhead Pabrik di bebankan kepada
produk atas dasar tarif yang di tentukan di muka. Pada akhir tahun, Biaya
Overhead Pabrik yang di bebankan kepada produk berdasarkan tarif di
bandingkan dengan Biaya Overhead Pabrik yang sesungguhnya terjadi.Oleh
karena itu, kita perlu analisa selisih antara BOP yang di bebankan dengan BOP
sesungguhnya.
Perhitungan tarif BOP :
Biaya Overhead Pabrik yang dianggarkan
= Tarif BOP
Taksiran dasar pembebanan
Ada berbagai macam dasar yang dapat di pakai untuk membebankan Biaya
Overhead Pabrik kepada produk, diantaranya adalah :
1. Satuan Produk
Metode ini yang paling sederhana diantara metode lain, dimana jumlah
BOP langsung di bebankan kepada produk.
2. Biaya Bahan Baku
Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran bahan baku yang di
pakai sebagai produksi.
3. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran Biaya Tenaga Kerja
Langsung yang digunakan untuk memproduksi produk.
4. Jam Tenaga Kerja Langsung
Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran jumlah jam kerja
langsung yang digunakan untuk memproduksi produk.
5. Jam Mesin
Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran jumlah jam mesin
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
60
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
yang di gunakan untuk memproduksi produk.
Penggolongan BOP Berdasarkan perilakunya :
1. Penggolongan BOP menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan
volume kegiatan dapat di bagi menjadi tiga golongan :
a. Biaya Overhead Pabrik Tetap
Adalah BOP yang tidak berubah (konstan) dalam kisar perubahan volume
kegiatan tertentu.
Contoh : biaya depresiasi pabrik.
b. Biaya Overhead Pabrik Variabel
Adalah BOP yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Contoh :biaya bahan penolong.
c. Biaya Overhead Pabrik Semivariable
Adalah BOP yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume
kegiatan (gabungan biaya tetap dan variabel).
Contoh : biaya listrik
2. Penggolongan BOP menurut perilakunya dalam hubungan dengan
departemen, di bagi menjadi dua kelompok yaitu :
a. BOP Langsung Departemen, yaitu BOP yang terjadi dalam departemen
tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut.
Contoh :biaya gaji mandor departemen produksi, biaya depresiasi mesin,
dan biaya bahan penolong.
b. BOP tidak Langsung Departemen, yaitu BOP yang manfaatnya dinikmati
oleh lebih dari satu departemen.
Contoh :biaya depresiasi, pemeliharaan dan asuransi gedung pabrik.
Apabila perusahaan mempunyai lebih dari satu departemen produksi maka proses
penentuan tarif BOP adalah sebagai berikut :
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
61
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
1. Menyusun anggaran BOP untuk masing-masingdepartemen produksi
tersebut.
2. Memilih dasar pembebanan BOP tersebut, sesuai dengan sifat departemen
produksi yang bersangkutan.
Menghitung tarif BOP berdasarkan anggaran BOP di bagi dengan dasar
pembebanan.
CONTOH KASUS
BIAYA OVERHEAD PABRIK
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
62
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
PT. ABAYA menggunakan tarif BOP ditentukan dimuka. Adapun anggaran
perusahaan untuk bulan April 2019 dengan kapasitas normal 6.000 jam mesin
disajikan sebagai berikut :
JENIS BIAYA (EXPENSES) FIXED/VARIABLE TOTAL
Biaya bahan baku (direct material) Rp 10.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 9.000.000
Biaya bahan penolong V Rp 1.000.000
Biaya depresiasi pabrik F Rp 800.000
Biaya bahan bakar pabrik (Fuel) V Rp 1.250.000
Biaya listrik pabrik (electric cost) V Rp 700.000
Biaya reparasi & pemeliharaan pabrik V Rp 550.000
Biaya reparasi & pemeliharaan pabrik F Rp 430.000
Biaya asuransi pabrik (insurance) F Rp 850.000
Biaya promosi dan iklan V Rp 720.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp 1.200.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung F Rp 2.000.000
Biaya kesejahteraan karyawan pabrik F Rp 750.000
Pada akhir tahun BOP sesungguhnya terjadi pada kapasitas sesungguhnya 60.000
jam mesin (machine hours) yang dapat disajikan sebagai berikut :
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
63
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
JENIS BIAYA (EXPENSES) FIXED/VARIABLE TOTAL
Biaya bahan baku (direct material) Rp 10.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 8.000.000
Biaya bahan penolong V Rp 2.150.000
Biaya depresiasi pabrik F Rp 1.600.000
Biaya bahan bakar pabrik (Fuel) V Rp 1.300.000
Biaya listrik pabrik (electric cost) V Rp 800.000
Biaya reparasi & pemeliharaan pabrik V Rp 560.000
Biaya reparasi & pemeliharaan pabrik F Rp 490.000
Biaya asuransi pabrik (insurance) F Rp 900.000
Biaya promosi dan iklan V Rp 660.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp 1.000.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung F Rp 975.000
Biaya kesejahteraan karyawan pabrik F Rp 750.000
Data lain berkaitan dengan produksi: Jam kerja langsung (direct labour hours)
30.000 jam. Unit produksi (production unit) 100.000 unit
Diminta :
1. Berapakah BOP Tetap dan variabel yang dianggarkan
dan yang sesungguhnya?
2. Hitunglah tarif BOP bulan April 2019 yang dianggarkan
berdasarkan:
a. Jam mesin (machine hours) (Rp)
b. Biaya bahan baku(direct material) (%)
c. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor) (%)
d. Jam kerja langsung (direct labor hours) (Rp)
e. Unit produksi (production units) (Rp)
JAWABAN:
1. BOP yang dianggarkan dan yang sesungguhnya (budgeted and
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
64
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
realized FOH) :
BOP dianggarkan BOP sesungguhnya
BOP Tetap (Fixed FOH) Rp 4.830.000 Rp 4.715.000
BOP Variabel (Variable FOH) Rp 5.420.000 + Rp 6.470.000 +
Total BOP (Total FOH) Rp 10.250.000 Rp 11.185.000
2. Tarif BOP yang dianggarkan berdasarkan :
a. Tarif BOP Budgeted
Tarif BOP Tetap = Rp 4.830.000
= Rp 805/JM
6.000
Tarif BOP Variabel = Rp 5.420.000
= Rp 903/JM +
6.000
Total tarif BOP
Rp 1.708/JM
b.Tarif BOP berdasarkan biaya bahan baku :
Tarif BOP Tetap = Rp 4.830.000
* 100 = 48,3 %
Rp 10.000.000
Tarif BOP Variabel = Rp 5.420.000
* 100 = 54,2 % +
Rp 10.000.000
Total tarif BOP
102,5 %
c. Tarif BOP berdasarkan biaya tenaga kerja langsung :
Tarif BOP Tetap = Rp 4.830.000
* 100 = 53,67 % Rp 9.000.000
Tarif BOP Variabel = Rp 5.420.000
* 100 = 60,22 % +
Rp 9.000.000
Total tarif BOP
113,89 %
d.Tarif BOP berdasarkan jam kerja langsung :
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
65
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
Tarif BOP Tetap =
Rp 4.830.000
= Rp 161 / JKL 30.000
Tarif BOP Variabel = Rp 5.420.000
= Rp 180,67 / JKL +
30.000
Total tarif BOP
Rp 341,67 / JKL
e. Tarif BOP berdasarkan unit produksi :
Tarif BOP Tetap =
Rp 4.830.000
= Rp 48,3 / Unit 100.000
Tarif BOP Variabel = Rp 5.420.000
= Rp 54,2 / Unit +
100.000
Total tarif BOP
Rp 102,5 / Unit
KASUS 1
BIAYA OVERHEAD PABRIK
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
66
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
PT. SUGA menggunakan tarif BOP ditentukan dimuka. Adapun anggaran
perusahaan untuk bulan Mei 2019 dengan kapasitas normal 8.000 jam mesin
disajikan sebagai berikut :
JENIS BIAYA (EXPENSES) FIXED/VARIABLE TOTAL
Biaya bahan baku (direct material) Rp 7.620.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 6.000.000
Biaya bahan penolong V Rp 1.200.000
Biaya depresiasi pabrik F Rp 780.000
Biaya bahan bakar pabrik (Fuel) V Rp 1.130.000
Biaya listrik pabrik (electric cost) V Rp 700.000
Biaya reparasi & pemeliharaan pabrik V Rp 550.000
Biaya reparasi & pemeliharaan pabrik F Rp 420.000
Biaya asuransi pabrik (insurance) F Rp 750.000
Biaya promosi dan iklan V Rp 720.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp 1.300.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung F Rp 2.400.000
Biaya kesejahteraan karyawan pabrik F Rp 580.000
Pada akhir tahun BOP sesungguhnya terjadi pada kapasitas sesungguhnya 70.000
jam mesin (machine hours) yang dapat disajikan sebagai berikut :
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
67
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
JENIS BIAYA (EXPENSES) FIXED/VARIABLE TOTAL
Biaya bahan baku (direct material) Rp 8.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 6.500.000
Biaya bahan penolong V Rp 1.250.000
Biaya depresiasi pabrik F Rp 1.500.000
Biaya bahan bakar pabrik (Fuel) V Rp 900.000
Biaya listrik pabrik (electric cost) V Rp 870.000
Biaya reparasi & pemeliharaan pabrik V Rp 580.000
Biaya reparasi & pemeliharaan pabrik F Rp 520.000
Biaya asuransi pabrik (insurance) F Rp 900.000
Biaya promosi dan iklan V Rp 560.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp 1.000.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung F Rp 700.000
Biaya kesejahteraan karyawan pabrik F Rp 650.000
Data lain berkaitan dengan produksi: Jam kerja langsung (direct labour hours)
28.000 jam. Unit produksi (production units) 80.000 unit
Diminta :
1. Berapakah BOP Tetap dan variabel yang dianggarkan
dan yang sesungguhnya?
2. Hitunglah tarif BOP bulan Mei 2019 yang dianggarkan
berdasarkan :
a. Jam mesin (machine hours) (Rp)
b. Biaya bahan baku(direct material) (%)
c. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor) (%)
d. Jam kerja langsung (direct labor hours) (Rp)
e. Unit produksi (production units) (Rp)
KASUS 2
BIAYA OVERHEAD PABRIK
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
68
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
PT. ASAHI menggunakan tarif BOP ditentukan dimuka. Adapun anggaran
perusahaan untuk bulan Juni 2019 dengan kapasitas normal 10.000 jam mesin
disajikan sebagai berikut :
JENIS BIAYA (EXPENSES) FIXED/VARIABLE TOTAL
Biaya bahan baku (direct material) Rp 8.500.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 5.560.000
Biaya bahan penolong V Rp 1.130.000
Biaya depresiasi pabrik F Rp 870.000
Biaya bahan bakar pabrik (Fuel) V Rp 1.250.000
Biaya listrik pabrik (electric cost) V Rp 870.000
Biaya reparasi & pemeliharaan pabrik V Rp 520.000
Biaya reparasi & pemeliharaan pabrik F Rp 480.000
Biaya asuransi pabrik (insurance) F Rp 750.000
Biaya promosi dan iklan V Rp 735.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp 1.400.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung F Rp 2.100.000
Biaya kesejahteraan karyawan pabrik F Rp 950.000
Pada akhir tahun BOP sesungguhnya terjadi pada kapasitas sesungguhnya 80.000
jam mesin (machine hours) yang dapat disajikan sebagai berikut :
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
69
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
JENIS BIAYA (EXPENSES) FIXED/VARIABLE TOTAL
Biaya bahan baku (direct material) Rp 9.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 7.000.000
Biaya bahan penolong V Rp 2.150.000
Biaya depresiasi pabrik F Rp 1.200.000
Biaya bahan bakar pabrik (Fuel) V Rp 1.100.000
Biaya listrik pabrik (electric cost) V Rp 780.000
Biaya reparasi & pemeliharaan pabrik V Rp 510.000
Biaya reparasi & pemeliharaan pabrik F Rp 490.000
Biaya asuransi pabrik (insurance) F Rp 985.000
Biaya promosi dan iklan V Rp 540.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp 1.225.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung F Rp 995.000
Biaya kesejahteraan karyawan pabrik F Rp 780.000
Data lain berkaitan dengan produksi: Jam kerja langsung (direct labour hours)
35.000 jam. Unit produksi (production units) 90.000 unit
Diminta :
1. Berapakah BOP Tetap dan variabel yang dianggarkan dan
yang sesungguhnya?
2. Hitunglah tarif BOP bulan Juni 2019 yang dianggarkan
berdasarkan:
a. Jam mesin (machine hours) (Rp)
b. Biaya bahan baku(direct material) (%)
c. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor) (%)
d. Jam kerja langsung (direct labor hours) (Rp)
e. Unit produksi (production units) (Rp)
VISUAL BASIC
FORM 1
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
70
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
FORM 2
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
71
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
FORM 3
FORM 4
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
72
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
CONTOH KASUS
FORM 1
FORM 2
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
73
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
FORM 3
FORM 4
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
74
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
BAB VII
DEPARTEMENTALISASI BOP
1. Definisi Departementalisasi BOP
Departementalisasi BOP adalah Pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian
yang disebut Departemen dimana BOP akan dibebankan. Departementalisasi
BOP bermanfaat untuk pengendalian biaya dan ketelitian penentuan harga pokok
produk.
2. Cara Penentuan Tarif BOP Departementalisasi
Langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead departementalisasi adalah
sebagai berikut:
1. Disusun terlebih dahulu anggaran biaya overhead pabrik per departemen.
Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen dibagi
menjadi empat tahap utama berikut ini:
a. Penaksiran BOP langsung departemen atas dasar kapasitas yang
direncanakan untuk tahun anggaran.
b. Penaksiran BOP tak langsung departemen.
c. Distribusi BOP tak langsung departemen ke departemen-departemen
yang menikmati manfaatnya.
d. Penjumlahan BOP per departemen (baik BOP langsung maupun
departemen tak langsung) untuk mendapatkan anggaran BOP per
departemen (baik departemen produksi maupun departemen pembantu).
2. Mengalokasikan departemen BOP departemen pembantu ke departemen
produksi dengan cara :
a. Metode alokasi langsung
Dalam metode alokasi langsung BOP departemen pembantu di alokasikan ke tiap-
tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung
digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departeman pembantu hanya
dinikmati oleh departemen produksi saja. Tidak ada departeman pembantu yang
memakai jasa departemen pembantu lain
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
75
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
b. Metode alokasi bertahap
Metode alokasi bertahap digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen
pembantu tidak hanya dipakai oleh departemen produksi saja. Tetapi digunakan
pula oleh departemen pembantu lain.
Metode alokasi bertahap dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :
a) Metode alokasi bertahap yang memperhitungkan jasa timbal balik antar
departemen-departemen pembantu. Yang termasuk ke dalam metode ini
adalah:
Metode alokasi kontinu (continous allocation method)
Yaitu BOP departemen-departemen pembantu yang saling
memberikan jasa di alokasikan secara terus menerus, sehingga jumlah
BOP yang belum di alokasikan menjadi tidak berarti.
Metode aljabar (algebraic method)
Dalam metode ini jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu
dinyatakan dalam persamaan aljabar.
b) Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal
balik antar departemen pembantu. Metode alokasi yang termasuk dalam
kelompok ini adalah ”metode urutan alokasi yang diatur” (specified order
of closing).
3. Perhitungan Tarif Pembebanan BOP Per Departemen
Istilah yang dipakai untuk menggambarkan pembagian BOP tak langsung
departemen kepada departemen-departemen yang menikmati manfaatnya,
baik departemen produksi maupun departemen pembantu adalah distribusi
BOP.
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian BOP
departemen pembantu ke deparatemen produksi, atau dari departemen
pembantu ke departemen pembantu yang lain dan departemen produksi
adalah alokasi BOP.
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian BOP di
departemen produksi kepada produk adalah pembebanan BOP.
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
76
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
CONTOH KASUS
DEPARTEMENTALISASI BOP
(Factory Overhead Departmentalization)
Di dalam menghitung tarif BOP untuk tahun 2017 PT. XYZ menggunakan
metode langsung (direct alocation method) untuk masing-masing departemen
produksi. Berikut ini jumlah BOP (FOH) sebelum adanya alokasi dari departemen
pembantu U, T, dan S adalah sebagai berikut : PT. XYZ menggunakan tarif BOP
ditentukan dimuka. Adapun anggaran perusahaan untuk Juli 2016 dengan
kapasitas normal 150.000 jam mesin disajikan sebagai berikut :
Departemen Produksi (Production Department) Z Rp 60.000.000
Departemen Produksi (Production Department) Y Rp 40.000.000
Departemen Produksi (Production Department) X Rp 50.000.000
Departemen Produksi (Production Department) W Rp 75.000.000
Departemen Produksi (Production Department) V Rp 35.000.000
Departemen Pembantu (Service Department) U Rp 80.000.000
Departemen Pembantu (Service Department) T Rp 85.000.000
Departemen Pembantu (Service Department) S Rp 55.000.000
Dasar alokasi adalah pemakaian jasa departemen pembantu untuk setiap
departemen produksi yang dirinci sebagai berikut :
Jasa dari Departemen Pembantu Departemen Produksi
Z Y X W V
Departemen Pembantu U 20% 10% 30% 25% 15%
Departemen Pembantu T 30% 25% 10% 15% 20%
Departemen Pembantu S 20% 15% 30% 25% 10%
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
77
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
Dasar pembebanan untuk menghitung tarif BOP masing-masing Departemen
Produksi adalah sebagai berikut :
Departemen Produksi Kapasitas normal
Z 250.000 / unit
Y 100.000 / unit
X 400.000 / unit
W 350.000 / unit
V 550.000 / unit
Diminta :
1. Buatlah Tabel Alokasi Budget BOP dari departemen pembantu ke
departemen produksi menggunakan metode alokasi langsung (direct
allocation method) !
2. Hitunglah tabel BOP untuk masing-masing departemen produksi, apabila
pembebanan tarif BOP berdasarkan kapasitas normalnya (normal
capacity)!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
78
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
JAWABAN
CONTOH KASUS
PT. XYZ
DEPARTEMEN PRODUKSI DEPARTEMEN
PEMBANTU
Z Rp 60.000.000 U Rp 80.000.000
Y Rp 40.000.000 T Rp 85.000.000
X Rp 50.000.000 S Rp55. 000.000
W Rp 75.000.000
V Rp 35.000.000
Jasa dari Departemen Pembantu Departemen Produksi
Z Y X W V
Departemen Pembantu U 20% 10% 30% 25% 15%
Departemen Pembantu T 30% 25% 10% 15% 20%
Departemen Pembantu S 20% 15% 30% 25% 10%
Departemen Produksi Kapasitas normal
Z 250.000 / unit
Y 100.000 / unit
X 400.000 / unit
W 350.000 / unit
V 550.000 / unit
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
79
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
1.
TABEL ALOKASI BUDGET BOP
(BUDGET FOH ALLOCATION TABLE)
Dalam ribuan
Keterangan JML DEP PRODUKSI DEP PEMBANTU
Z Y X W V U T S
Budget BOP
sblm alokasi 260.000 60.000 40.000 50.000 75.000 35.000 80.000 85.000 55.000
Alokasi Dep U 80.000 16.000 8.000 24.000 20.000 12.000 80.000 - -
Alokasi Dep T 85.000 25.500 21.250 8.500 12.750 17.000 - 85.000 -
Alokasi Dep S 55.000 11.000 8.250 16.500 13.750 5.500 - - 55.000
Alokasi dr Dep
Pembantu 220.000 52.500 37.500 49.000 46.500 34.500 80.000 85.000 55.000
Budget BOP 480.000 112.500 77.500 99.000 121.500 69.500 0 0 0
( 000 )
2. PERHITUNGAN TARIF BOP
DEP PRODUKSI Budget BOP setelah
Alokasi
Kapasitas
Normal Tarif
Z Rp112.500.000 250.000 / unit Rp450 / unit
Y Rp77.500.000 100.000 / unit Rp775 / unit
X Rp99.000.000 400.000 / unit Rp248 /unit
W Rp121.500.000 350.000 / unit Rp347 / uni
V Rp69.500.000 550.000 /unit Rp126 / unit
( 000 )
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
80
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
KASUS I
DEEPARTEMENTALISASI BOP
(Factory Overhead Departmentalization)
Di dalam menghitung tarif BOP untuk tahun 2016 PT. PQR menggunakan
metode langsung (direct alocation method) untuk masing-masing departemen
produksi. Berikut ini jumlah BOP (FOH) sebelum adanya alokasi dari departemen
pembantu H, I, dan J adalah sebagai berikut : PT. PQR menggunakan tarif BOP
ditentukan dimuka. Adapun anggaran perusahaan untuk september 2019 dengan
kapasitas normal 100.000 jam mesin disajikan sebagai berikut :
Departemen Produksi (Production Department) K Rp 30.000.000
Departemen Produksi (Production Department) L Rp 40.000.000
Departemen Produksi (Production Department) M Rp 60.000.000
Departemen Produksi (Production Department) N Rp 55.000.000
Departemen Produksi (Production Department) O Rp 65.000.000
Departemen Pembantu (Service Department) H Rp 35.000.000
Departemen Pembantu (Service Department) I Rp 45.000.000
Departemen Pembantu (Service Department) J Rp 50.000.000
Dasar alokasi adalah pemakaian jasa departemen pembantu untuk setiap
departemen produksi yang dirinci sebagai berikut :
Jasa dari Departemen Pembantu Departemen Produksi
K L M N O
Departemen Pembantu H 10% 30% 25% 15% 20%
Departemen Pembantu I 30% 25% 20% 10% 15%
Departemen Pembantu J 25% 20% 10% 15% 30%
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
81
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
Dasar pembebanan untuk menghitung tarif BOP masing-masing Departemen
Produksi adalah sebagai berikut :
Departemen Produksi Kapasitas normal
K 300.000 / unit
L 250.000 / unit
M 400.000 / unit
N 350.000 / unit
O 100.000 / unit
Diminta :
1. Buatlah Tabel Alokasi Budget BOP dari departemen pembantu ke departemen
produksi menggunakan metode alokasi langsung (direct allocation method)!
2. Hitunglah tabel BOP untuk masing-masing departemen produksi, apabila
pembebanan tarif BOP berdasarkan kapasitas normalnya (normal capacity)!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
82
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
KASUS II
DEPARTEMENTALISASI BOP
(Factory Overhead Departmentalization)
Di dalam menghitung tarif BOP untuk tahun 2014 PT. ABC menggunakan
metode langsung (direct alocation method) untuk masing-masing departemen
produksi. Berikut ini jumlah BOP (FOH) sebelum adanya alokasi dari departemen
pembantu X, Y, dan Z adalah sebagai berikut : PT. ABC menggunakan tarif BOP
ditentukan dimuka. Adapun anggaran perusahaan untuk Agustus 2019 dengan
kapasitas normal 10.000 jam mesin disajikan sebagai berikut :
Departemen Produksi (Production Department) A Rp 30.000.000
Departemen Produksi (Production Department) B Rp 35.000.000
Departemen Produksi (Production Department) C Rp 40.000.000
Departemen Produksi (Production Department) D Rp 42.000.000
Departemen Produksi (Production Department) E Rp 32.000.000
Departemen Pembantu (Service Department) X Rp 38.000.000
Departemen Pembantu (Service Department) Y Rp 30.000.000
Departemen Pembantu (Service Department) Z Rp 28.000.000
Dasar alokasi adalah pemakaian jasa departemen pembantu untuk setiap
departemen produksi yang dirinci sebagai berikut :
Jasa dari Departemen Pembantu Departemen Produksi
A B C D E
Departemen Pembantu X 25% 10% 25% 30% 10%
Departemen Pembantu Y 30% 20% 10% 25% 15%
Departemen Pembantu Z 10% 25% 10% 30% 25%
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
83
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
Dasar pembebanan untuk menghitung tarif BOP masing-masing Departemen
Produksi adalah sebagai berikut :
Departemen Produksi Kapasitas normal
A 200.000 / unit
B 250.000 / unit
C 350.000 / unit
D 150.000 / unit
E 200.000 / unit
Diminta :
1. Buatlah Tabel Alokasi Budget BOP dari departemen pembantu ke departemen
produksi menggunakan metode alokasi langsung (direct allocation method) !
2. Hitunglah tabel BOP untuk masing-masing departemen produksi, apabila
pembebanan tarif BOP berdasarkan kapasitas normalnya (normal capacity) !
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
84
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
VISUAL BASIC
FORM1
FORM 2
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
85
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
FORM 3
VISUAL BASIC CONTOH KASUS
FORM 1
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
86
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
FORM 2
FORM 3
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
87
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
BAB VIII
BIAYA BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
Biaya bersama dapat diartikan sebagai biaya overhead bersama (joint
overhead cost) yang harus dialokasikan ke berbagai departemen, baik dalam
perusahaan yang kegiatan produksinya berdasarkan pesanan maupun yang
kegiatan produksinya dilakukan secara massa.
Biaya produk bersama (joint product cost) adalah biaya yang dikeluarkan
sejak saat mula-mula bahan baku diolah sampai dengan saat berbagai macam
produk dapat dipisahkan identitasnya. Biaya produk bersama ini terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
Biaya bergabung adalah biaya-biaya untuk memproduksi dua atau lebih
produk yang terpisah (tidak diolah bersama) dengan fasilitas sama pada saat yang
bersamaan. Biaya bergabung dan biaya bersama mempunyai satu perbedaan
pokok yaitu bahwa biaya bergabung dapat diikuti jejak alirannya ke berbagai
produk yang terpisah tersebut atas dasar sebab akibat, atau dengan cara
menelusuri jejak penggunaan fasilitas. Biaya bergabung tidak meliputi biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Di lain pihak biaya bersama tidak
dapat diikuti jejak alirannya ke berbagai macam produk yang dihasilkan dan
meliputi biaya-biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
overheadpabrik
Biaya bersama dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi berbagai
macam produk yang dapat berupa produk bersama (join product), produk
sampingan (by-product), dan produk sekutu(co-product).
Produk bersama adalah dua produk atau lebih yang diproduksi secara serentak
dengan serangkaian proses atau dengan proses gabungan. Nilai jual (kualitas kali
harga per satuan). Masing–masing produk bersama ini relatif sama, sehingga tidak
ada diantara produk–produk yang dihasilkan tersebut dianggap sebagai produk
utama ataupun produk sampingan.
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
88
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
a. Produk sampingan adalah suatu produk atau lebih yang nilai jualnya relatif
lebih rendah, yang diproduksi bersama dengan produk lain yang nilai jualnya
lebihtinggi.
b. Produk sekutu adalah dua produk atau lebih yang diproduksi pada waktu yang
bersamaan, tetapi tidak dari kegiatan pengolahan yang sama atau tidak berasal
dari bahan baku yang sama.
Karakteristik Produk Bersama, Produk Sampingan, dan Produk Sekutu
a. Produk Bersama dan Produk Sekutu memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Produk bersama dan produk sekutu merupakan tujuan utama kegiatan
produksi.
2. Harga jual produk bersama atau produk sekutu relatif tinggi bila
dibandingkan dengan produk sampingan yang dihasilkan pada saat
yangsama.
3. Dalam mengelolah produk bersama tertentu, produsen tidak dapat
menghindarkan diri untuk menghasilkan semua jenis produk bersama, jika
ingin memproduksi hanya salah satu diantara produk bersama tersebut.
b. Produk Sampingan dapat digolongkan sesuai dengan dapat tidaknya produk
tersebut dijual pada saat terpisah dari produk utama (mainproduct)
1. Produk sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk utama,
tanpa memerlukan pengolahan lebihlanjut.
2. Produk sampingan yang memerlukan prsoses pengolahan lebih lanjut setelah
terpisah dari produkutama.
Contoh produk sampingan yang tidak memerlukan proses pengolahan lebih
lanjut setelah terpisah dari produk utamanya terdapat dalam proses
penggilingan gabah. Produk sampingan berupa menir, katul, dedak, dapat
langsung dijual setelah terpisah dari beras.
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
89
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
CONTOH KASUS
BIAYA BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
(Joint Cost & By Product)
PT JAYA ABADI. selama satu periode mengeluarkan biaya bersama berjumlah
Rp750.000 dalam memproduksi 4 macam produknya. Data yang terkait adalah
sebagai berikut :
Produk
Bersama
Jumlah Produk
yang dihasilkan
Harga
Jual/Unit
Biaya Pengolahan
LebihLanjut/Unit
Harga Jual / Unit Setelah
Diproses Lebih Lanjut
K 500 Rp700 Rp300 Rp1000
L 300 Rp1.500 Rp150 Rp1.800
M 200 Rp1.700 Rp300 Rp2.300
N 250 Rp1.500 Rp200 Rp1.800
Data-data Tambahan :
Satuan yang Terjual
Produk K Produk L Produk M Produk N
350 250 150 100
Diminta :
1. Hitunglah alokasi biaya bersama (joint cost) dan harga pokok produk per unit
denganmetode:
a. Metode nilai pasar relatif (relative market value method): nilai pasar
diketahui pada saat titik pisah (market value at split ofpoint).
b. Metode nilai pasar relatif (relative market value method) :nilai pasar
diketahui setelah titik pisah (market value after split ofpoint).
2. Berapa laba kotor perusahaan pada periode tersebut, bila perusahaan
menggunakan nilai pasar relatif (relative market value) : nilai pasar diketahui
pada saat titik pisah (market value at split ofpoint).
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
90
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
JAWABAN :
NamaPerusahaan : JAYA ABADI
BiayaBersama : Rp. 750.000,-
Produk
Bersama
Jumlah Produk
yang
dihasilkan
Harga
Jual/Unit
Biaya
Pengolahan
Lebih
Lanjut/Unit
Harga Jual /
Unit Setelah
Diproses Lebih
Lanjut
Produk
Terjual
K 500 700 300 1000 350
L 300 1.500 150 1.800 250
M 200 1.700 300 2.300 150
N 250 1.500 200 1,800 100
1. METODE NILAI PASAR RELATIF
a. BIAYA-BIAYA DIKELUARKAN PADA SAAT TITIK PISAH
Produk
Bersama
Jumlah
Produk
yang
dihasilkan
(1)
Harga
Jual/Unit
(2)
Nilai Jual
(3)=
(1) x(2)
Nilai Jual
Relatif
(4)
Alokasi Biaya
Bersama
(5) =
(4) x Rp750.000
Harga Pokok
Produk
Bersama/Unit
(6) =
(5) : (1)
K 500 Rp700 Rp350.000 23,10% Rp173.250 Rp346,5
L 300 Rp1.500 Rp450.000 29,70% Rp222.750 Rp742,5
M 200 Rp1.700 Rp340.000 22,44% Rp168.300 Rp841,5
N 250 Rp1.500 Rp375.000 24,75% Rp185.625 Rp742,5
Rp1.515.000 100% Rp 750.000
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
91
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
b. BIAYA-BIAYA DIKELUARKAN SETELAH TITIK PISAH
Produk
Bersama
Harga
Jual/Unit
Setelah
Diproses
Lebih
Lanjut
(1)
Biaya
Pengolahan
Lebih
Lanjut/Unit
(2)
Nilai Jual
Hipotesis
(3) =
(1) – (2)
Jumlah
Produk
yang
Dihasilkan
(4)
Total Nilai
Jual
Hipotesis
(5) =
(3) x (4)
Total
Nilai
Jual
Relatif
(6)
Alokasi
Biaya
Bersama
(7) =
(6) x Rp
750.000
HPP
Bersama/
Unit
(8) =
(7) : (4)
K Rp1000 Rp300 Rp700 500 Rp350.000 21,27% Rp159.525 Rp319,05
L Rp1.800 Rp150 Rp1.650 300 Rp495.000 30,09% Rp225.675 Rp752,25
M Rp2.300 Rp300 Rp2.000 200 Rp400.000 24,31% Rp182.325 Rp911,62
N Rp1.800 Rp200 Rp1.600 250 Rp400.000 24,31% Rp182.325 Rp729,3
Rp1.645.000 100% Rp750.000
2. LABA KOTOR PERUSAHAAN
Keterangan K L M N
Penjualan Rp245.000 Rp375.000 Rp255.000 Rp150.000
HPP (Rp121.275) (Rp185.625) (Rp126.225) (Rp74.250)
Laba Kotor Rp123.725 Rp189.375 Rp128.775 Rp75.750
Ket :
Penjualan : Harga Jual/kg * ProdukTerjual
HPP : Harga Pokok Produk Bersama * Produk Terjual
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
92
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
KASUS I
BIAYA BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
(Joint Cost & By Product)
Biaya bersama yang dikeluarkan oleh BINTANG JAYA. selama satu periode
akuntansi berjumlah Rp.1.500.000,- dalam memproduksi empat jenis produknya.
Data yang terkait adalah :
Produk
Bersama
Jumlah Produk
yang Dihasilkan
Harga Jual
/ Unit
Biaya Pengolahan
Lebih Lanjut / Unit
Harga Jual / Unit
Setelah Diproses Lebih
Lanjut
E 450 1.500 300 1.900
F 300 2.300 230 2.650
G 200 2.500 350 3.100
H 250 2.250 200 2.600
Data-data Tambahan :
Satuan yang Terjual
Produk E Produk F Produk G Produk H
350 250 150 150
Diminta :
1. Hitunglah alokasi biaya bersama dan harga pokok produk per unit dengan
Metode Nilai Pasar Relatif :
a. Biaya-biaya dikeluarkan pada saat titikpisah
b. Biaya-biaya dikeluarkan setelah titikpisah
2. Berapa laba kotor perusahaan pada periode tersebut, bila perusahaan
menggunakan nilai pasar relatif :Biaya-biayadikeluarkan pada saat titik pisah!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
93
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
KASUS II
BIAYA BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
Biaya bersama yang dikeluarkan oleh DISNEY STUDIOS CORP. selama satu
periode akuntansi berjumlah Rp 200.000.000,- dalam memproduksi empat jenis
produknya. Data yang terkait adalah :
Produk
Bersama
Jumlah
Produk yang
dihasilkan
Harga
Jual/Unit
Biaya
Pengolahan
Lebih
Lanjut/Unit
Harga Jual
/Unit Setelah
Diproses
Lebih Lanjut
D 10.000 5.000 400 7.000
S 30.000 15.000 400 17.000
N 15.000 8.000 900 10.000
Y 6.000 10.000 1.000 12.000
Data-data tambahan:
Satuan yang Terjual
Produk D Produk S Produk N Produk Y
5.000 10.000 12.000 4.000
Diminta:
1. Hitunglah alokasi biaya bersama dan harga pokok produk per unit dengan
metode Nilai PasarRelatif:
a. Biaya-biaya dikeluarkan pada saat titikpisah
b. Biaya-biaya dikeluarkan setelah titik pisah
2. Berapa laba kotor perusahaan pada periode tersebut, bila perusahaan
menggunakan nilai pasar relatif : Biaya-biaya dikeluarkan pada saat titik
pisah!
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
94
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
VISUAL BASIC
FORM 1
FORM 2
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
95
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
FORM 3
CONTOH KASUS
FORM 1
LABORATORIUM AKUNTANSI LANJUT A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
96
AB
TIM PENGEMBANGAN AB
PTA 2020/2021
FORM 2
FORM 3
Recommended