View
165
Download
18
Category
Preview:
DESCRIPTION
Laporan Praktikum
Citation preview
LAJU KONSUMSI OKSIGEN PADA IKAN MAS (Cyprinus Carpio)
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR
Kelompok 5 Kelas B
IDZHAR SYIFANA ROFIQO 230110140070FELISHA GITALASA 230110140093RIDWAN ARIYO NUGROHO 230110140117
UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANANJATINANGOR
2015
DAFTAR ISI
Bab Halaman
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................iv
I. PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum.........................................................................................1
1.3 Kegunaan Praktikum....................................................................................2
II. LANDASAN TEORI..........................................................................................3
2.1 Klasifikasi Dan Morfologi...........................................................................3
2.1.1 Klasifikasi.................................................................................................3
2.1.2 Morfologi..................................................................................................3
2.2 Sistem Pernafasan........................................................................................4
III. METODOLOGI PRAKTIKUM.......................................................................7
3.1 Waktu dan Tempat.......................................................................................7
3.2 Alat dan Bahan.............................................................................................7
3.2.1 Alat...........................................................................................................7
3.2.2 Bahan........................................................................................................9
3.3 Prosedur Kerja.............................................................................................9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................10
4.1 Hasil Pengamatan.......................................................................................10
4.2 Pembahasan................................................................................................11
V. KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................14
5.1 Kesimpulan................................................................................................14
5.2 Saran..........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15
DAFTAR GAMBAR
ii
Nomor Judul Halaman
1. Gambar 1. Wadah Plastik............................................................................7
2. Gambar 2. DO Meter...................................................................................7
3. Gambar 3. Jam Tangan................................................................................8
4. Gambar 4. Timbangan.................................................................................8
5. Gambar 5. Cling Wraph...............................................................................8
DAFTAR LAMPIRAN
iii
Nomor Judul Halaman
1. Pengukuran bobot ikan ...............................................................................16
2. Memasukkan ikan kedalam wadah .............................................................16
3. Pengujian ikan .............................................................................................16
4. Pengukuran DO akhir .................................................................................16
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan adalah makhluk hidup yang hidup di dalam air dan berdarah dingin atau
poikiloterm artinya dapat menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu lingkungan atau air
dimana ia berada. Ikan bernafas terutama dengan menghirup udara dari air dan
menyerap O2 dengan menggunakan insang yang terdapat pada bagian kanan dan kiri
kepalanya. Selain itu, sewaktu-waktu ikan mengambil udara dari permukaan air, jika
udara di dalam air kurang.
Ikan Nila merupakan salah satu hewan akuatik yang memiliki bentuk tubuh
yang pipih ke arah bertikal (kompres) dengan profil empat persegi panjang ke arah
antero posterior. Posisi mulut terletak di ujung hidung (terminal) dan dapat
disembuhkan. Pada sirip ekor tampak jelas garis-garis vertikal dan pada sirip
punggungnya garis tersebut kelihatan condong letaknya. Ciri khas ikan nila adalah
garis-garis vertikal berwarna hitam pada sirip ekor, punggung dan dubur. Pada bagian
sirip caudal (ekor) dengan bentuk membuat terdapat warna kemerahan dan bisa
digunakan sebagai indikasi kematangan gonad. Sisik ikan nila adalah tipe ctenoid.
Ikan nila juga ditandai dengan jari-jari dorsal yang keras, begitu pun bagian analnya.
Konsumsi oksigen pada setiap ikan berbeda-beda, konsumsi oksigen ikan
dapat dipengaruhi oleh faktor internal dari spesies ikan itu sendiri maupun faktor
eksternal berupa lingkungan yang memengaruhi kebiasaan ikan dalam mengonsumsi
oksigen. Oksigen yang merupakan faktor pembatas bagi hewan akuatik sangatlah
penting bagi kehidupan makhuk hidup didalamnya, sehingga konsumsi oksigen suatu
organisme perlu diukur agar ketersediaan oksigen di suatu perairan untuk budidaya
bisa diatur.
1
1.2 Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui laju konsumsi oksigen pada ikan nila
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh sifat fisik ikan nila terhadap laju
konsumsi oksigen
3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang memengaruhi laju konsumsi
oksigen ikan nila
1.3 Kegunaan Praktikum
Kegunaan dari praktikum ini dapat mengetahui laju konsumsi oksigen ikan
nila dan kebutuhan oksigen yang di konsumsi ikan nila selama 30 menit. Kita juga
dapat mengetahui pengaruh sifat fisik ikan nila terhadap laju konsumsi oksigen dan
faktor-faktor apa saja yang memengaruhi laju konsumsi oksigen ikan nila sehingga
dapat di aplikasikan dalam bidang perikanan
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Klasifikasi Dan Morfologi
2.1.1 Klasifikasi
Kingdom Animalia
Filum Chordata
Kelas Pisces
Ordo Ostariophysi
Famili Cyprinidae
Genus Cyprinus
Species Cyprinus Carpio
Tabel 1. Klasifikasi Ikan Mas ( Susanto, 2007 )
2.1.2 Morfologi
Ikan dalam berbagai bahasa daerah disebut iwak, jukut. Fisiologi ikan
mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem respirasi, bioenergetik dan
metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor, sistem saraf, sistem endokrin dan
3
reproduksi (Fujaya,1999). Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk
lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar
dare insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat
dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dare sepasang filamen, dan
tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat
pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan O2 berdifusi
masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup
insang yang disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak
ditutupi oleh operkulum.
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan yang berasal dari
sungai nila dan danau-danau yang menghubungkan sungai tersebut. Ikan nila
didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar
pada tahun 1969, bibit ikan nila yang ada di Indonesia berasal dari Taiwan adapun
dengan ciri berwarna gelap dengan garis-garis vertikal seanyak 6-8 buah dan Filipina
yang berwarna merah (Suyanto 1998).
Ikan nila pada umumnya mempunyai bentuk tubuh panjang dan ramping,
perbandingan antara panjang dan tinggi badan rata-rata 3 : 1. Sisik-sisik ikan nila
berukuran besar dan kasar. Ikan nila berjari sirip keras, sirip perut torasik, letak mulut
subterminal dan berbentuk meruncing. Selain itu, tanda lainnya yang dapat dilihat
adalah dari ikan nila adalah warna tubuhnya yang hitam dan agak keputihan. Bagian
bawah tutup insang berwarna putih, sedangkan pada nila lokal putih agak kehitaman
bahkan ada yang kuning. Sisik ikan nila besar, kasar, dan tersusun rapi. Sepertiga
sisik belakang menutupi sisi bagian depan. Tubuhnya memiliki garis linea lateralis
yang terputus antara bagian atas dan bawahnya. Linea lateralis bagian atas
memanjang mulai dari tutup insang hingga belakang sirip punggung sampai pangkal
sirip ekor. Ukuran kepalanya relatif kecil dengan mulut berada di ujung kepala serta
mempunyai mata yang besar (Merantica 2007).
4
2.2 Sistem Pernafasan
PERNAFASAN
Proses pengikatan O2 dan pengeluaran CO2 oleh darah melalui
permukaan alat pernafasan.
Pengangkutan O2 dari lingkungan eksternal tubuh ke dalam lingkungan
intrasel dan sebaliknya pengangkutan CO2 dari lingkungan intarsel ke
dalam lingkungan eksternal tubuh.
OKSIGEN
Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik
yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Merupakan unsur golongan
kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur
lainnya (utamanya menjadi oksida). Pada Temperatur dan tekanan standar,
dua atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik
dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.
KARAKTERISTIK OKSIGEN
Oksigen (O2) merupakan Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak berasa.
Gas Oksigen mempunyai Berat, 1,429 gram/l pada suhu 00 C, tekanan
760 mm Hg.
Pada suhu 00 C tekanan 760 mm Hg, 1 liter air murni terlarut sebanyak
14,602 mg gas oksigen.
Oksigen dalam air berasal dari hasil fotosintesis organisme perairan serta
difusi langsung dari udara.
5
Oksigen berperan sangat penting dalam proses /reaksi Geobiofisik-
kimiawi yang terjadi dalam suatu ekosistim terestrial maupun perairan.
Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen/ DO)
Kelarutan suatu gas pada cairan merupakan karakteristik dari gas tersebut
sendiri dan dipengaruhi oleh tekanan, ketinggian suatu tempat, suhu dan
salinitas.
Setiap kenaikan 100 m dpl, tekanan atmosfer menurun 8-9 mmHg, dan
kelarutan gas menurun 1,4 %.
Kelarutan oksigen di medium cair menurun seiring dengan naiknya suhu
dan banyaknya mineral yang terlihat di medium tersebut.
Kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh:
a. Suhu air
b. Tekanan atmosfir
c. Kandungan garam-garam terlarut
d. Kualitas pakan
e. Aktivitas biologi perairan (Reid & Wood,1976 dalamKoestawa,1989).
Oksigen dalam perairan berasal dari difusi O2dari atmosfer serta
aktivitas fotosintesis oleh fitoplankton maupun tanaman lainnya.
Kebutuhan oksigen pada ikan bergantung:
Kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu
Kebutuhan konsumtif ~ metabolisme tubuh ikan
Fungsi oksigen:
6
Peranan dalam pembakaran bahan bakarnya (makanan)
Untuk dapat melakukan aktivitas (berenang, reproduksi, pertumbuhan)
Ketersediaan oksigen bagi ikan menentukan:
Aktivitas ikan
Konversi pakan
Laju pertumbuhan
Pada kondisi DO <4 ppm, ikan masih mampu bertahan hidup namun
pertumbuhan menurun (tidak optimal)
Rentang tingkat DO optimal: ≥5 ppm
Rentang tingkat DO untuk pemeliharaan intensif: 5-8 ppm
Fotosintesis pada siang hari menjadi peningkatan kandungan oksigen
terlarut ,keadaan cahaya / intensitas matahari, kedalaman air dan
kepadatan plankton.
Konsentrasi oksigen menurun pada sore / malam hari (laju respirasi lebih
dominan dibandingkan laju fotosintesis)
7
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan TempatPraktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 19 Oktober 2015 yang bertempat
di Laboratorium Fisiologi Hewan Air Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan,Universitas Padjadjaran pada pukul 13.00-14.30 WIB
3.2 Alat dan Bahan3.2.1 Alat
1. Wadah plastik, untuk tempat percobaan
Gambar 1. Wadah Plastik
2. DO meter, untuk mengukur kadar oksigen terlarut di dalam air
8
Gambar 2. DO meter
3. Jam tangan, untuk penunjuk waktu
Gambar 3. Jam Tangan
4. Timbangan, untuk mengukur bobot ikan
Gambar 4. Timbangan
5. Cling wrap, bahan pelapis/penutup terbuat dari plastik
9
Gambar 5. Cling Wrap
3.2.2 Bahan1. Ikan nila ukuran konsumsi
3.3 Prosedur Kerja1. Disiapkan wadah plastik yang telah diisi air penuh
2. Diukur oksigen terlarutnya dengan menggunakan DO meter, catat hasilnya.
3. Ditimbang ikan, lalu catat bobotnya
4. Dimasukkan ikan dengan hati-hati tanpa ada air yang memercik
5. Ditutup wadah percobaan dengan cling wrap, agar tidak ada kontak dngan
udara luar
6. Dibiarkan wadah percobaan selama 30 menit
7. Setelah selesai, pentup plastik dibuka, ikan dipindahkan secara hati-hati ,
jangan sampai terjadi percikan air, lalu ukur oksigen terlarut pada media air
wadah percobaan tersebut dengan menggunakan DO meter, catat hasilnya.
8. DO awal - DO akhir adalah konsumsi oksigen ikan tersebut
9. DO awal - DO akhir x 2: bobot ikan adalah kebutuhan oksigen ikan tersebut
10
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil PengamatanTabel Hasil pengamatan :
Kelompok Bobot Ikan (gram)
DO awal (mg/l)
DO akhir (mg/l)
Konsumsi Oksigen (mg/l)
1 68 5 3.4 0.047
2 101 5 3.9 0.022
3 91 5 3.1 0.042
4 119 5 3.3 0.028
5 102 5 3.4 0.032
6 119 5 3.3 0.028
7 102 5 3.2 0.035
8 86,73 5,4 3,0 0,055
9 83,77 5,4 3,7 0,040
10 82,86 5,4 2,3 0,074
11 83,77 5,4 3,6 0,043
12 87,76 5,4 3,6 0,041
13 83,12 5,4 4,0 0,034
14 58,96 5,4 2,1 0,111
15 70,96 5,4 2,4 0,084
16 125 5 2,9 0,033
12
17 140 5 2,8 0,031
18 111,68 5 2,9 0,037
19 141,20 5 2,9 0,029
20 140,17 5 2,8 0,031
21 112,69 5 2,7 0,040
22 128,16 5 2,5 0,039
23 95,55 5 2,5 0,052
Tabel 2. Hasil pengamatan semua kelompok
4.2 Pembahasan
Perhitungan Konsumsi Oksigen Ikan Mas (Cyprinus Carpio) : Bobot Ikan : 102 gram
DOawal : 5 g/l
DOakhir: 3,4 g/l
DOawal - DOakhir
x 2
Bobot Ikan
5 – 3,4 x 2 = 0.032 mg/l
102 gram
Pada hasil pengamatan yang kelompok kami lakukan didapatkan hasil
perhitungan laju konsumsi oksigen Ikan Mas (Cyprinus Carpio) sebesar 0.032 mg/l.
Frekuensi pemompaan O2 (laju bukaan mulut/ventilasi) pada hewan uji pada menit
menuju 30 menit, bukaan mulut semakin lebar dan cepat. Hal tesebut dikarenakan
pada media wadah tertutup membuat hewan uji kesulitan untuk mendapatkan oksigen
13
terlarut. Berdasarkan hasil pengamatan dari kelompok kami bahwa dari perhitungan
yang telah dilakukan menunjukkan laju konsumsi oksigen yang cukup besar. Hasil
pengamatan kami ini didasarkan dari hasil pengolahan data dari kelompok lain. Kami
membandingkan dengan bobot ikan yang lebih besar dari kelompok lain namun
menunjukkan laju konsumsi oksigen yang lebih rendah. Menurut kelompok kami, hal
ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat mempengaruhi laju konsumsi
oksigen pada ikan yang kami uji.
Indikator dari respirasi adalah jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh suatu
jenis ikan. Tingkat konsumsi O2 ini menunjukkan tingkat metabolisme. Metabolisme
adalah proses-proses perubahan kimia (transportasi materi dan energi) yang
berlangsung secara kontinyu didalam sel makhluk hidup. Metode yang umumnya
digunakan untuk mengukur laju metabolisme ini adalah mengukur jumlah konsumsi
oksigen. Tingkat metabolisme dinyatakan dalam panas yang dihasilkan atau oksigen
yang dikonsumsi per unit berat dan per unit waktu. Konsumsi O2 adalah indikator
respirasi yang juga menunjukkan metabolisme energik (Affandi & Usman, 2002).
Organ respirasi pertama pada ikan ialah insang. Mekanisme pertukaran
berlawanan dimana air yang mengalir melalui insang berlawanan dengan arah cairan
tubuh dalam insang ini sangat berguna dan hampir 90% dari oksigen dalam air dapat
diambil (Nawangsari, 1988). Menurut (Affandi,2002) mekanisme pemompaan air
dimulai ketika air mulai masuk kedalam rongga mulut melalui mulut karena adanya
peubahan volume buccal dan rongga operculum. Meniggi dan merendahnya atap dari
faring mengubah ukuran rongga mulut, sedangkan volume rongga operculum
dipengaruhi oleh gerakan operculum kedalam dan keluar. Beberapa jenis ikan tidak
aktif menyaring, tetapi terus menerus beenang memepertahankan arus yang melalui
insang. Efisiensi pertukaran gas pada teleostei sangat tergantung dari air yang kaya
oksigen, dengan darah yang miskin oksigen (counter current).
Hubungan konsumsi oksigen dengan berat badan merupakan fungsi
eksponensial r = kwx, dimana R merupakan volume oksigen yang dikonsumsi ikan
per unit waktu, k adalah konstanta, w adalah berat badan ikan dan x merupakan
14
pangkat (jarak) eksponensial yang nilainya antara 0,6 – 1,0. Volume ikan juga
merupakan faktor yang mempengaruhi konsumsi pada ikan. Nilai faktor ini
berbanding terbalik dengan berat ikan (Lagler et. al., 1977).
Konsumsi oksigen pada tiap-tiap organisme berbeda-beda tergantung
aktivitas, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan temperatur. Selain itu juga, bobot dan
ukuran ikan mempengaruhi laju konsumsi oksigen, sehingga ukuran bobot ikan yang
berbeda akan didapatkan laju konsumsi oksigen yang berbeda pula (Hurkat and
Mathur, 1976). Faktor lain yang menyebabkan perbedaan konsumsi oksigen tersebut
adalah nutrisi dan stadium dalam hidup.
Tingkat besar kecilnya konsumsi oksigen ikan dapat dipengaruhi berbagai
faktor antara lain, pertama; ikan dengan berat yang kecil akan mempunyai aktivitas
yang tinggi. Kedua, postur tubuh; ikan dengan postur tubuh yang ramping akan
mempunyai gerakan renang ikan. Kecepatan konsumsi oksigen juga dipengaruhi oleh
gerakan ikan, karena semakin cepat ikan bergerak laju merabolismenya akan
meningkat sehingga mempercepat konsumsi oksigen.
Ketiga adalah volume ikan, bahwa makin besar volume ikan semakin rendah
konsumsi oksigennya dan sebaliknya semakin kecil volume ikan semakin tinggi
konsumsi oksigennya. Keempat, ialah luas penampang insang, semakin luas
penampang insang ikan maka semakin mudah oksigen berdifusi ke dalam darah,
sehingga semakin luas penampang insang semakin tinggi konsumsi oksigennya.
Kelima ialah struktur molekul sel darah ikan yang berhubungan dengan
tekanan parsial oksigen yang ada di dalam air dengan derajat kejenuhan oksigen
dalam darah (Zoneland, 1991). Keenam adalah konsentrasi oksigen dan temperatur,
semakin tinggi temperatur maka semakin rendah kadar oksigennya, karena terjadi
penguapan. Pada umumnya peningkatan temperatur 100C akan menyebabkan
penaikan konsumsi oksigen dua sampai tiga kali (Schmidt and Nilsen, 1990). Laju
metabolisme pada tubuh ikan, berhubungan erat dengan konsumsi oksigen, karena
semakin besar sumber energi ikan berasal dari metabolisme aerobik.
15
Berdasarkan hewan uji pada percobaan ukuran, jenis, dan kondisi
fisiologisnya memiliki hubungan yang menarik. Semakin besar ukuran ikan maka
semakin besar pula konsumsi oksigen. Jenis ikan yang berbeda-beda juga
mempengaruhi tingkat konsumsi oksigen yang digunakan pada ikan. Sedangkan pada
kondisi fisiologis dapat diketahui bahwa variable lingkungan akuatik mempengaruhi
konsumsi oksigen. Semakin besar pengaruh variable lingkungan, maka semakin
sedikit konsumsi oksigen yang dilakukan oleh ikan. Ikan akan mengalami
ketidakseimbangan pada kondisi fisiologis yang tidak sesuai dengan kondisi fisologis
yang dapat di tolerir tubuhnya. Hal yang dapat terjadi lagi adalah ikan akan
mengalami kepanikan, selanjutnya ikan kehilangan keseimbangan dan terjadi
disorientasi sehingga ikan roboh (Wibowo et.al,,2002).
16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Besarnya konsumsi oksigen pada ikan adalah 0,032 mg/l.
2. Tingkat konsumsi oksigen pada ikan dipengaruhi beberapa faktor, antara lain,
aktivitas, ukuran tubuh (volume dan berat tubuh), jenis kelamin, laju
metabolisme, suhu atau temperatur, luas permukaan bidang insang, dan
struktur molekul darah ikan itu sendiri.
3. Perlakuan dengan respirator tertutup menunjukkan penurunan konsumsi
oksigen pada hewan uji. Semakin lama ikan berada dalam wadah respirator
tertutup semakin sedikit tingkat konsumsi oksigennya.
5.2 Saran
Perlu dilakukan perlakuan seperti shock seperti suhu atau variable lingkungan
lainnya pada ikan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang lethal terhadap
tingkat konsumsi oksigen pada waktu pengamatan.
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Hurkat, D.C. and D.N. Mathur. 1976. A Text Book of Animal Physiology. Schan co.
(p) Ltd., New Delhi.
Lagler, K.F., John E Bardach, and Robert R Miller, Dora R May Passion. 1977.
Ichthyology Second Edition. John Wiley and Sons, Inc., New York.
Nawangsari, S. 1988. Zoologi Umum. Erlangga, Jakarta
Schmidt and Nielsen, K. 1990. Animal Physiology – Adaption and Environtment 4th
Edition. Cambride University Press, Cambride.
Zoneland, N. 1991. Biologi 2. Erlangga, Jakarta.
Affandi, Ridwan dan Muhammad Tang, Usman. 2002. Fisiologi Hewan air. Jakarta:
Unri Press
Wibowo, S.,Suryaningrum, T.D., dan Utomo, B.S.B.2002. Kajian sifat fisiologis
kerapu lumpur (Epinephelus tauvina) sebagai dasar dalam pengembangan
teknik transportasi ikan hidup. J.Penel.Perik.Indonesia Edisi Pasca Panen.
8(6):1-9.
Susanto. 2007. Kiat Budidaya Ikan Mas di Lahan Kritis. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rochdianto. 2007. Kiat Budidaya Ikan Mas. Penebar Swadaya, Jakarta.
Amri. 2008. Membuat Pakan Ikan Konsumsi. Agromedia Pustaka, Tangerang.
19
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Pengukuran bobot ikan
Lampiran 2. Memasukkan ikan kedalam
wadah
Lampiran 3.
Pengujian
ikan
20
Lampiran 4. Pengukuran DO akhir
21
Recommended