View
98
Download
1
Category
Preview:
DESCRIPTION
laporan bahan
Citation preview
BAB 1PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang pengujian
Pengujian bahan 1 merupakan bagian dari reset-reset dalam ilmu teknik
sipil.Pengujian adalah perekayasaan yang berkembang melalui pemahaman-
pemahaman mengenai sifat, jenis, fungsi dan penggunaannya.
Pengujian bahan ini meliputi pengujian mortar dan kayu. Mortar
merupakan susunan dari air,pasir, dan semen sebagai bahan pengikat, Mortar
merupakan bahan bangunan yang sangat banyak mendominasikan bagian
kontruksi bangunan.Oleh karna nya penggunaan mortar harus diteliti dahulu
bahan-bahan penyusunannya dan kekuatan yang dimiliki oleh mortar tersebut.
Kayu merupakan bahan kontruksi yang dapat dari hasil tumbuhan alam.para ahli
terus memikirkan kegunaan kayu untuk kontruksi secara efektif dan efisien,
sehingga kosumsi kayu khususnya untuk kontruksi bangunan dapat diperkecil.
Salah satu jalan untuk menghadapi pemasalahan di atas dengan mengadakan
pengujian-pengujian kayu sebelum digunakan untuk bahan bangunan.
Pengujian material terhadap elemen-elemen dari suatu pembentuk
kontruksi bangunan merupakan hal terpenting untuk menentukan
kekuatan,ketahanan dan kualitas dari mutu pembentuk kontruksi tersebut. Untuk
itu di perlukan suatu rangkaian penelitian terhadap material yang digunakan
dilaboratorium dengan menggunakan peralatan yang memiliki ketelitian yang
sangat tinggi, baik secara manual maupun mekanik dan tidak terlepas dari metode
yang telah ditetapkan.
1.2.Tujuan pengujian
Dalam pengujian bahan 1 ini, kita melakukan pengujian untuk menentukan
kekuatan/daya tahan kayu dan beton. Setelah adanya pengujian bahan ini,maka
kekuatan kayu dan beton dapat di sesuaikan dengan letak pada suatu kontruksi
serta bagaimana cara melakukan praktikum ini dan cara melakukan pemakaian
peralatan dengan baik.
Wahyu Syahputra 1Nim : 1139301002
1.3.Jenis-jenis pengujian
Adapun jenis-jenis pengujian yang di lakukan dalam praktikum ini adalah:
1. Pengujian kayu
- Kadar air kayu
- Berat jenis kayu
- Kuat tekan sejajar serat
- Kuat tekan tegak lurus serat
- Kuat geser sejajar serat
2. Pengujian semen
- Berat jenis semen
- Konsistensi semen dengan alat vicat
3. Pengujian Batu-bata
- Pemeriksaan tampak luar batu bata
- Pemeriksaan suction rate batu bata
- Kuat tekan batu bata
4. Pengujian Mortar
- Konsistensi mortal dengan Flowtable
- Waktu pengikatan (Setting Time)
- Keteguhan / kekuatan tekan mortal
- Kuat lentur mortal
Wahyu Syahputra 2Nim : 1139301002
BAB II
RUANG LINGKUP PRAKTIKUM UJI BAHAN I
2.1 PENGUJIAN KAYU
2.1.1 Kadar Air Kayu dan Berat Jenis Kayu.
1. Referensi
Aiyub, ST. Job Sheet lab bahan 1
2. Tujuan :
Setelah melakukan pengujian ini mahasiswa mampu menentukan
kadar air kayu dan berat jenis kayu dalam keadaan basah dan kering
setelah dioven
Menerangkan cara pelaksanaan penentuan kadar air dan berat jenis
kayu.
3. Dasar Teori
Pengujian kadar air diperlukan untuk mengetahui kekuatan dan
mutu kayu, karena makin rendah kadar airnya maka makin kuat kayu
tersebut. Kadar air adalah perbedaan antara berat kayu sebelum
dikeringkan dengan berat kayu sesudah dikeringkan terhadap berat kayu
kering, dinyatakan dalam persentase
Tabel Kelas Kayu
Kelas Berat jenisKekuatan Lengkung
(kg/cm) Kuat Tekan (kg/cm)I > 90 > 100 > 650II 0,90-0,60 100-725 600-425III 0,60-0,40 725-500 425-300IV 0,40-0,30 500-360 300-215V < 0,30 < 360 < 215
4. Peralatan dan Bahan
a. Peralatan
Timbangan digital
Oven pengering
Alat ukur
Wahyu Syahputra 3Nim : 1139301002
b. Bahan
Kayu kubus berukuran 5x5x5 cm sebanyak 3 buah
5. Keselamatan kerja
Simpan alat pada tempatnya
Pakai seragam praktek
Pusatkan perhatian pada pekerjaan
Ikuti petunjuk instruktur
6. Prosedur pelaksanaan
Potong kayu berbentuk kubus dengan ukuran 5x5x5 cm sebanyak 4 bh.
Menimbang benda uji pada keadaan kadar air aslinya, dengan
ketelitian 0.2, misalnya B gram.
Setelah penimbangan awal, mengeringkan benda uji dalam oven
pengeringan pada suhu tetap 103º C sampai tercapai berat tetap,
diamkan selama 24 jam.
Setelah benda – benda uji dikeringkan dengan oven kemudian
melakukan penimbangan akhir, catat hasil timbangan kering oven.
7. Perhitungan
Hitung kadar air dan berat jenis kayu dengan rumus :
- rumus kadar air
B−B 1B 1 x 100%
- Berat jenis
B
[ 1+ M100
] . volume
Wahyu Syahputra 4Nim : 1139301002
JANGKA SORONG TIMBANGANOVEN
Tabel kadar air dan berat jenis
N
o
Ukuran Berat awal
Volum
e
berat
kering
oven
(gr)
kadar air
(gr/cm3)
berat
jenis
P L T (gr) (cm3) gr
1 5 5 5 143.89 125
123.8
9 16.14 0.85
2 5 5 5 145.19 125
124.9
3 16.12 0.86
3 5 5 5 145.84 125
118.5
9 22.97 0.77
Rata-rata 18.41 0.82
2.1.2 Kuat Tekan Sejajar Serat
1. Referensi
Aiyub, ST. Job Sheet lab bahan I semester III
2. Tujuan
Setelah seleai praktek ini diharapkan mahasiswa dapat :
Menetukan keteguhan takan kayu untuk dapat menilai kelas kekuatan
kayu
Menerangkan cara pengujian keteguhan tekan kayu sejajar serat
dengan ketelitian yang cukup.
Menggunkan alat uji dengan terampil
3. Dasar Teori
Keteguhan tekan suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan
muatan jika kayu itu dipergunakan untuk penggunaan tertentu. Keteguhan
tekan tegak lurus serat menentukan ketahanan kayu terhadap beban.
Keteguhan ini mempunyai hubungan juga dengan kekerasan kayu dan
keteguhan geser. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat pada semua kayu
lebih kecil daripada keteguhan tekan sejajar serat kayu.
4. Alat dan Bahan
a. Peralatan
Mesin tekan 1000 kN
Alat pengukur panjang
Wahyu Syahputra 5Nim : 1139301002
Timbangan
Mesin tekan Alat ukur Timbangan
b. Bahan
Kayu ukuran 20x5x5 cm sebanyak 4 bh
5. Keselamatan Kerja
Simpan alat pada tempatnya.
Pakai seragam praktek
Pusatkan perhatian pada pekerjaan
Ikutilah petunjuk instruktur
6. Langkah Kerja
Menimbang benda uji pada keadaan kadar air aslinya, dengan
ketelitian 0.2, misalnya B gram.
Setelah penimbangan awal, mengeringkan benda uji dalam oven
pengeringan pada suhu tetap 103º C sampai tercapai berat tetap,
diamkan selama 24 jam.
Setelah benda – benda uji dikeringkan dengan oven kemudian
melakukan penimbangan akhir, catat hasil timbangan kering oven.
Letakkan benda uji ditengah-tengah dan diantara dua plat penekan
mesin tekan sedemikian rupa sehingga arah kerja beban tekan sejajar
dengan arah serat kayu
Wahyu Syahputra 6Nim : 1139301002
Mesin tekan dijalankan dan beban diberikan secara teratur sampai
tercapai deformasi sebesar 15 cm atau sampai benda pecah / retak /
belah dan tidak mampu menahan beban lebih besar setelah hal ini
dicapai beban dihentikan, beban uji dikeluarkan dari mesin tekan lalu
di amati retak-retak yang terjadi, catat beban maksimum.
7. Retak-retak pengujian tekan
Retak yang timbul dapat berbentuk seperti berikut :
a. Retak mendatar
b. Retak berbentuk bagi
c. Retak geser
d. Belah memanjang
e. Retak kompresi dan geser
f. Retak ujung
8. Perhitungan
Perhitungan kuat tekan sejajar serat dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut :
Kuat tekan =
pA kg/cm
2A= l.t
Dimana : P = beban tekan maksimum ( kg)
L = lebar benda uji (cm)
T = Tinggi (tebal0 benda uji ( cm )
Tabel Kelas Kayu
Kelas Berat jenisKekuatan Lengkung
(kg/cm) Kuat Tekan (kg/cm)I > 90 > 100 > 650II 0,90-0,60 100-725 600-425III 0,60-0,40 725-500 425-300IV 0,40-0,30 500-360 300-215V < 0,30 < 360 < 215
Wahyu Syahputra 7Nim : 1139301002
Table perhitungan kuat tekan sejajar serat
No Ukuran Berat awal Luas
berat
kering
beban
tekan
beban
tekan
kuat
tekan
P L T (gr) (cm) oven (gr) P (Kg) P(KN) kg/cm
1 20 5 5 580.86 25 501.43 1900 190 76
2 20 5 5 580.78 25 527.11 1850 185 74
3 20 5 5 592.45 25 534.83 1600 160 64
Rata-rata 71,33
2.1.3 Kuat tekan tegak lurus serat
1. Referensi :
Aiyub,ST. Job sheet lab bahan I semester III
2. Tujuan :
Setelah seleai praktek ini diharapkan mahasiswa dapat :
Menetukan keteguhan takan kayu untuk dapat menilai kelas kekuatan
kayu
Menerangkan cara pengujian keteguhan tekan lurus serat kayu dengan
ketelitian yang cukup.
Menggunkan alat uji dengan terampil
3. Dasar Teori
Kayu mempunyai sifat dan bentuk yang berbeda-beda, bukan saja
karena perbedaan jenis pohon, tetapi juga tergantung pada banyak faktor
lain seperti : keadaan musim, keadaan alam sekeliling pohon. Berbeda
dengan baja, kayu tidak mempunyai batas kenyal tetapi diagram σ/ε untuk
suatu arah mempunyai bagian yang lurus sebelum membengkok. Oleh
karena itu kayu tidak mempunyai batas kenyal tetapi mempunyai batas
proporsional yaitu sebah titik pertemuan diagram pada σ/ε antara garis
Wahyu Syahputra 8Nim : 1139301002
yang lurus dan yang bengkok (P). Kayu lebih kuat mendukung gaya tekan
sejajar arah serat dari pada tegak lurus serat.
4 Alat dan Bahan
a. Peralatan
Mesin tekan 1000 kN
Alat pengukur panjang
b. Bahan
Kayu ukuran 5x5x15 cm sebanyak 4 bh
5 Keselamatan Kerja
a. Simpan alat pada tempatnya.
b. Pakai seragam praktek
c. Pusatkan perhatian pada pekerjaan
d. Ikutilah petunjuk instruktur
6. langkah Kerja
a. Peletakkan benda uji, benda uji diletakkan di atas plat dudukan tekan
mesin tekan, lalu letakkan sebuah plat baja tebal 2 – 3 cm dan lebar
5cm diatas permukaan benda uji sedemikan rupa, sehingga plat ini
tepat berada di pada bagian bidang tekannya.
b. Pemberian beban tekan, mesin beban dijalankan dan beban diberikan
melalui plat baja secara teratur, alat pengukur diformasi diletakkan
sedemikian rupa sehingga deformasi pada bagian dapat ukur, beban
tekan dihentikan apabila telah tercapai deformasi setebal plat.,
besarnya beban dicatat pada setiap benda uji.
Wahyu Syahputra 9Nim : 1139301002
7. Perhitungan
Kuat tekan tegak lurus serat dihitung dengan rumus :
PA kg /cm2
Dimana P = beban tekan (kg)
V = Luas bidang tekan, yaitu 5x5 cm (gambar)
Tabel perhitungan kuat tekan tegak lurus serat
NoBenda
uji
Ukuran (cm) Luas (A)
(cm²)
Beban tekan (KN)
Beban tekan (kg)
Kuat tekan
Berat Awal (B)
(gram)
Berat (B1) Kering oven
(gram)
Kadar Air (%)P L t
I 15 5 5 25 70 70 280 440,92 401,44 9,83II 15 5 5 25 90 900 360 419,20 318,18 9,97III 15 5 5 25 110 1100 440 431,69 374,83 15,16
Rata –rata 36 11,652.1.4 Kuat Tekan Geser Sejajar Serat
1. Referensi
Aiyub, ST. Job Sheet lab Bahan I Semester III
2. Tujuan:
Setelah seleai praktek ini diharapkan mahasiswa dapat :
Menetukan kuat tekan geser sejajar serat dengan teliti
Menerangkan pelaksanaan pengujian kuat tekan geser kayu.
Mempergunakan alat uji dengan terampil
3. Dasar Teori
Yang dimaksud keteguhan geser adalah suatu ukuran kekuatan
kayu dalam hal kemampuannya menahan gaya-gaya yang bekerja
membuat suatu bagian kayu tersebut bergeser atau tergelincir dari bagian
lain didekatnya.
Dalam hal ini dibedakan 3 macam keteguhan yaitu keteguhan geser
sejajar arah serat, keteguhan geser tegak lurus arah serat dan keteguhan
Wahyu Syahputra 10Nim : 1139301002
geser miring. Pada keteguhan geser tegak lurus arah serat lebih besar
daripada keteguhan geser sejajar serat kayu.
4. Alat Dan Bahan
a. Peralatan
Mesin tekan 50 kN
Alat perlengkapan untuk penjepit benda uji
b. Bahan
Kayu yang berbentuk seperti gambar kerja
5. Keselamatan kerja
Simpan alat pada tempatnya.
Pakai seragam praktek
Pusatkan perhatian pada pekerjaan
Ikutilah petunjuk instruktur
6. Langkah Kerja
Benda uji diletakkan pada alat tekan dengan menggunkan alat
penyangga berupa dua buah plat.
Beban diberikan secara teratur dengan cara memutar alat tekan searah
jarum jam sampai benda uji pecah
Pada saat beda uji pecah maka catat beban maksimum yang keluar
7. Perhitungan
Kuat tekan geser sejajar serat dihitung dengan rumus :
Kuat geser =
PP . I kg/cm2
Dimana P = beban maksimum (kg)
P = Panjang bidang geser (cm)
L = Lebar bidang geser (cm)
Wahyu Syahputra 11Nim : 1139301002
Tabel Keteguhan Geser Sejajar Serat
No
Ukuran
Luas
(cm²)
Berat
awal
(B)
Berat
kering
(B1)
Beba
n
P
(KN)
Beban
P (dial)
Kadar
air
(%)
Kuat geser
(Kg/Cm²)P l
1 3 3 9 32,49 29,01 580 7.6051 11.99 0.84
2 3 3 9 32,92 32.51 1295 23.97 1.26 2.66
3 3 3 9 36,40 29.32 540 36.4 24.14 1.20
Rata-rata 12.46 1.56
2.2 PENGUJIAN MORTAL
2.2.1 Konsistensi Mortal dengan Flow Table
1 Referensi
Aiyub, ST, Job sheet pengujian bahan 1 semester III
2 Tujuan percobaan
Setelah melakukan pengujian di harapkan mahasiswa dapat :
1. Menentukan konsistensi mortal yang di buat dari semen Portland, air
dan Pasir dengan menggunakan flow table
2. Melakukan pengujian konsistensi mortal dengan teliti
3. Menerangkan cara pelaksanaan penentuan konsistensi mortal
4. Menggunakan alat-alat dengan terampil.
3 Dasar Teori
Mortal adalah suatu perekat berupa adukan/campuran semen, pasir
(agregat), dan air dengan ukuran atau takaran tertentu, untuk mengetahui
kental encernya suatu mortal maka dilkukan pengujian konsistensi
mortal dengan flow table. Standar Flow Table dalam pengujian mortal
adalah 110 – 120.
Wahyu Syahputra 12Nim : 1139301002
4 Peralatan dan bahan uji
Peralatan :
a. Alat pengaduk mortal
b. Timbangan dengan
ketelitian 1 gr
c. Flow table
d. Cetakan pemadat
(cincin kuningan)
e. Kaliper
f. Gelas ukur
g. Stop watch
h. Sendok aduk
i. Cawan
j. Spatula
k. sarung tangan karet
Bahan :
a. Semen portland
b. Air
c. Pasir / agreget halus
5 Prosudur Pelaksanaan
A. Pembuatan Mortal
Timbang : Semen Portland = 500 gram
Pasir = 1500 gram
Air sebanyak = 250 ml
Letakkan bejana dalam pengaduk pada posisinya dalam mesin
pengaduk
Masukkan semua air dan semen kedalam bejana dan jalankan
mesin pengaduk dengan kecepatan rendah selama 30 detik.
Masukkan perlahan-lahan pasir kedalam bejana sambil diaduk
pada kecepatan rendah selama 30 detik
Hentikan mesin pengaduk dan pindahkan ke kecepatan
sedang,lalu aduk selama 30 detik
Wahyu Syahputra 13Nim : 1139301002
Hentikan mesin pengaduk, biarkan mortalr dalam bejana dan
tunggu selama 1,5 menit sambil dorong kebawah mortal yang
menempel pada bejana dengan spatula
Aduk kembali dengan kecepatan sedang selama 1 menit,
kemudian mortal yang menempel pada dinding didorong
kebawah
B. Penentuan konsistensi
Persiapkan flow table, cetakan dan penumbuk pada posisinya
Cetakan diletakkan pada tengah-tengah meja (plat) dari flow
table yang sesuai dengan garis-garis yang tertera
Segera, setelah selesai pengadukan, mortal dimasukan dalam
cetakan dalam lapisan kira-kira sama tingginya, masing-masing
lapisan diratakan dengan akat penumbukan dengan ditusuk –
tusuk sebanyak 20 kali/1 lapisan, kemudian ratakan bibir atas
cetakan
Cetakan dilepaskan dari mortar dengan cara diangkat perlahan-
lahan.
Gerakkan flow table dengancara memutar luas penggerak
sehingga terjadi ketukan 25 kali dalam waktu 15 detik dalam
ketukan ini. Mortar diatas meja akan bergerak melebar. Mengisi
permukaan meja sampai mencapai diametr tertentu
C. Pengukuran Flow Table Dengan Kliper Khusus
Apabila di pergunakan kliper yang khusus untuk mengukur
persen flow, Maka besarnya flow adalah perjumlahan dari hasil
pembacaan skala pada 4 Posisi pengukuran diameter mortar
dinyatakan dalam persen
Wahyu Syahputra 14Nim : 1139301002
6 Data dan Perhitungan.
A. Penentuan Konsistensi
Flow =
D1−D2
Do
x100 %
Keterangan :
Do : diameter mortal pada waktu di cetak
Diameter bawah cetakann (±10 Cm)
D1 : Diameter mortal setelah selesai ketukan , diukur pada empat posisi
dan dihitung harga rata-ratanya.
B. Penentuan Flow dengan Kaliper Khusus
Data Perhitungan Pengujian I, air yang digunakan 250 ml
No Posisi Diameter
1 I 152 II 153 III 154 IV 15
Flow 60%
Data Perhitungan Pengujian II, di tambah air 60 ml. Total air yang digunakan :
250ml + 60ml = 310 ml
No Posisi Diameter
1 I 292 II 263 III 25.54 IV 27.4
Flow 107.9%
Data perhitungan pengujian III,ditambah air 10 ml.Total jumalah air = 320 ml
No Posisi Diameter
1 I 292 II 27.13 III 26.34 IV 25.7
Flow 108.1
Data Perhitungan Pengujian IV, di tambah air 10 ml. Total air yang digunakan :
Wahyu Syahputra 15Nim : 1139301002
310 ml
No Posisi Diameter
1 I 302 II 303 III 294 IV 30
Flow 119%
Kesimpulan: Dari empat pengujian Flow Table konsistensi mortal adalah =
119%.Konsistensi mortal standar mempunyai flow antara 110-120%.
2.2.1 Waktu Pengikatan Mortal
Referensi
1. Anni Susilowati, dkk, Petunjuk Praktikum Laboratorium Pengujian
Bahan, Bandung, 1996
2. Ir. M. Tri Rochadi, MSA, dkk, Pengujian Bahan Bangunan 2, Bandung,
1996
Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan dengan menentukan waktu pengikatan mortal adalah
untuk menentukan waktu pengikatan mortal dengan alat vikat mortar dibuat dari
bahan perekat hidrolik (semen Portland, air dan pasir), dapat mempergunakan alat
dengan baik dan benar sesuai dengan fungsinya.
Dasar Teori
Bahan untuk pembuatan aduk atau mortar terdiri atas bahan perekat
hidrolis dan bahan pengisi. Sebagai bahan perekat hidrolis, yang biasa digunakan
adalah semen Portland, kapur aduk, atau kapur dan pusolan, bahan pengisinya
adalah air. Yang mempengaruhi kuat ikatan pada pasangan batu bata atau
plesteran, waktu pengikatan mortal digunakan untuk menentukan berapa lama
kekerasan pada campuran mortal sehingga campuran yang telah mengeras pada
waktu tertentu dapat digunakan tanpa menunggu waktu terlalu lama untuk
menentukan kekerasan mortal tersebut.
Wahyu Syahputra 16Nim : 1139301002
Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam menentukan waktu pengikatan
pada mortal adalah sebagai berikut :
1. Peralatan
a. Alat pengaduk mortar
b. Timbangan dengan ketelitian 1 gram
c. Gelas ukur
d. Spatula
e. Stopwatch
f. Alat vikat
g. Cawan
h. Sendok aduk
i. Alat pemadat
j. Mangkuk
k. Sarung tangan
l. Kaca datar 15 x 15 cm
2. Bahan
a. Semen Portland
b. Pasir
c. Air
Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya masing-masing
2. Simpan alat pada tempatnya
3. Konsentrasi dalam melakukan pekerjaan
4. Mengikuti instruksi dari instruktur
5. Menggunakan seragam praktek
6. Menggunakan perlengkapan keselamatan kerja.
Prosedur Pelaksanaan
Wahyu Syahputra 17Nim : 1139301002
Pembuatan mortar
1. Timbang dengan teliti bahan-bahan yang akan digunakan, yaitu
Pasir = 1.500 gr
Air = 280 ml
Semen = 500 gr
2. Letakkan bejana dan pengaduk pada posisinya dalam mesin pengaduk (mixer)
3. Masukkan semua air pengaduk kedalam bejana
4. Masukkan semen kedalam bejana dan jalankan pengaduk kecepatan rendah
(140 + 5 rpm) selama 30 detik.
5. Masukkan perlahan-lahan pasir kedalam bejana sambil diaduk pada kecepatan
rendah selama 30 detik.
6. Hentikan mesin pengaduk dan pindahkan kekecepatan sedang (285 + 10 rpm)
lalu aduk lagi selama 30 detik.
7. Hentikan mesin pengaduk, biarkan mortar dalam bejana dan tunggu selama
1,5 menit sambil didirong kebawah mortar yang menempel pada dinding
bejana dengan spatula.
8. Aduk kembali pada kecepatan sedang selama 1 menit, kemudian mortar yang
menempel pada dinding bejana didorong kebawah dengan spatula.
Penentuan konsistensi
1. Siapkan cetakan (mangkuk atau silinder dari kuningan) diatas kaca datar.
2. Masukkan mortar kedalam cetakan dengan segera setelah selesai pengadukan
untuk setebal kira-kira 20 mm dan padatkan dengan alat pemadat/penumbuk,
dengan cara : menusuk lapisan tersebut sebanyak 16 tusukan .
3. Isikan mortar kedalam cetakan sampai penuh, padatkan dengan alat pemadat
dengan cara seperti tersebut diatas. Ratakan permukaan mortar dengan cara
memotong kelebihan mortar diatas cetakan memakai pisau perata (trowel),
lalu permukaan diratakan kembali.
4. Tutuplah bejana pada alat pengaduk yang berisi sisa mortar, dengan sesuai
agar tidak terjadi penguapan air dari mortar didalamnya.
Wahyu Syahputra 18Nim : 1139301002
5. Cetakan yang telah berisi mortar dan telah diratakan permukaannya,
diletakkan dibawah batang/jarum pada alat vikat sedemikian sehingga
batang/jarum diameter 17,5 mm berada tepat pada titik tengah mortar.
6. Gerakkan plunyer kebawah sampai ujung jarum bertemu dengan permukaan
mortar lalu kencangkan baut penahan agar plunyer diam.
7. Setelah jarum penunjuk pada skala dan ambil pembacaan awal pada garis
skala atau letakkan jarum pada titik nol.
8. Segera lepaskan bebas plunyer dan jarum menembus mortar (dengan cara
melonggarkan baut penahan) mortar mencapai konsistensi yang diinginkan
apabila jarum menembus mortar sedalam 20 + 4 mm dari permukaan dalam
waktu 30 detik setelah jarum dilepaskan bebas
Penentuan waktu pengikatan (time of setting)
Waktu pengikatan tercapai apabila pada pengujian inijarum diameter 2 mm hanya
menembus mortar sedalam 10 mm dalam waktu 30 detik setelah pelepasan beban
plunyer dan jarum. Waktu pengikatan mortar adalah waktu semen air dan pasir
dicampur dan diaduk dalam alat pengaduk sampai saat tercapai penembusan
jarum sedalam 10 mm kedalam mortar dinyatakan dalam menit. Dan waktu
penembusan dilakukan selama 10 menit sekali.
Wahyu Syahputra 19Nim : 1139301002
Perhitungan
Tabel Penentuan Waktu Pengikatan Mortal
No. pengamatan penurunan Waktu penurunan (menit) Penurunan (mm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
40
39
34
33
27
24
23
21
20
18
16
13
10
7
Wahyu Syahputra 20Nim : 1139301002
20 40 60 80 100 120 140 16005
1015202530354045
Grafik setting time mortal
Penurunan (mm)
Waktu Penurunan (menit)
Penu
runa
n (m
m)
2.2.3 Kuat Tekan Mortal Semen Portland ( compressive strenght )
I. Referensi
- Aiyub, ST, 2005.job Sheet Praktikum Uji Bahan 1.Politeknik Negeri
Lhokseumawe.
1I. Tujuan:
Setelah seleai praktek ini diharapkan mahasiswa dapat :
Menetukan kuat tekan mortal dengan teliti
Menerangkan pelaksanaan pengujian kuat tekan mortal.
Mempergunakan alat uji dengan terampil
III. Dasar Teori :
Kuat tekan mortal dilakukan untuk mengetahui karakteristik kuat
tekan suatu mortal yang terdiri dari campuran agregat halus maupun
kasar. Proses kuat tekan mortal dilakukan dengan alat uji kuat tekan
bahan yang bertujuan untuk mengetahui range yang standar untuk
campuran suatu mortal yang baik dan benar sesuai dengan ketentuan
yang ada. Dalam setiap pengujian ini kita akan menemukan karakteristik
yang berbeda sesuai dengan campuran yang telah disiapkan sebelum
pengujian dilakukan.
Misalnya standar range kuat tekan mortal yaitu : K-225.
IV. Alat Dan Bahan
a. Peralatan
Mesin tekan 50 kN
Alat perlengkapan untuk penjepit benda uji
Bahan Alat pengaduk mortal yang dapat mengaduk dalam tiga tingkat
kecepatan
Timbangan ketelitian 1 gr
Wahyu Syahputra 21Nim : 1139301002
Gelas ukur
Stop wacth
Cetakan benda uji berbentuk kubus 50 x 50 x50 mm
Alat pemadat/penumbuk ukuran 13 x 25 mm dan panjangnya 100-150
Flow table berikut cetakan padat dan kaliper
Mesin uji tekan yang dapat memberi beban tekan secara merata dan
terus-menerus, ketelitian pembacaan beban ± 1.0%
Sendok aduk
cawan
b. bahan
Semen porland atau sejenisnya
Air ( untuk pengaduk )
Pasir ( agregat halus )
V. Keselamatan kerja
a. Simpan alat pada tempatnya.
b. Pakai seragam praktek
c. Pusatkan perhatian pada pekerjaan
d. Ikutilah petunjuk instruktur
VI. Prosedur Pelaksanaan
1 Susunan campuran mortal
a. untuk mortal standar guna menguji keteguhan tekan semen
porland
1 bagian berat semen porland
2.75 bagian berat pasir standar
0.485 bagian air ( faktor air semen 0.485 )
untuk menbuat 4 buah kubus uji akan diperlukan bahan :
500 gr semen porland
1375 gr pasir standar
242 gr air
b. untuk mortal yang susunan perbandingan cmpurannya
ditentukan berdasarkan kekuatan mortal yang ingin dicapai,
Wahyu Syahputra 22Nim : 1139301002
misalnya 3 bagian berat semen dan 3 bagian berat pasir, maka
susunan perbandingan berat bahan:
500 gr semen
250 gr pasir
Berat /volume air disesuaikan sedemikian agar diperoleh
konsistensi (flow) sebesar 110 = 5%
2 Pembuatan mortal
a. Timbang teliti bahan-bahan seperti disebutkan dalam susunan
campuran mortal ( butir 1 diatas )
b. Letakkan bejana dan pengaduk kedalam bejana
c. Masukkan sejumlah air pengaduk kedalam bejana
d. Masukkan semen dan dijalankan pengaduk pada kecepatan
rendah ( 140 ± 5 rpm ) selama 30 detik
e. Masukkan perlahan-lahan pasir kedalam bejana sambil diaduk
pada kecepatan renda selama 30 detik
f. Hentikan mesin pengaduk, lalu pindahkan kecepatan sedang
( 285 ± 10 rpm ) terus aduk lagi selama 30 detik
g. Hentikan mesin pengaduk, biarkan mortal dalam bejana dan
tunggu 1.5 menit sambil dorong kebawah dengan spatula bagian
mortal yang menempel pada dinding bejana
h. Aduk kembali pada kecepatan sedang selama 1 menit, kemudian
bagian mortal yang menempel pada dinding bejana di dorong ke
bawah dengan spatula.
i. Cetaklah benda uji paling lambat 2,5 menit setelah selesai
j. 30 detik setelah pengadukan , cetakan mortal dengan cetakan
kubus 5 x 5 x 5 cm.cetakan diisi dalam 2 lapisan, dimana setiap
lapisan dipdatkan dengan menumbuk sebanyak 32 kali dalam
waktu ± 10 detik, dengan urutan tumbukan yang telah
ditentukan.keseluruhan waktu pencetakan tidak boleh lebih dari
2 menit.
k. Ratakan permukaan mortal kemudian simpan cetakan ditempat
yang lembab selama 24 jam.
Wahyu Syahputra 23Nim : 1139301002
l. Bukalah cetakan dan rendamlah mortal dalam air bersih,
kemudian periksalah kekuatan mortal dengan unsur yang
biasanya 3 hari.
VI. Perhitungan
Kuat tekan mortal semen Portland dapat dihitung dengan rumus :
Kekuatan Tekan Mortal =
BebanMaksimumLuasPermukaanBendaUji ( kg/cm
2)
Tabel perhitungan kuat tekan mortal semen Portland
VII. kesimpulan
Dari hasil uji kuat tekan mortal di atas didapatkan kuat tekan rata-rata
sebesar 61,69 kg/cm2
2.2.4 Kuat lentur mortal
I Referensi
- Aiyub, ST, 2005.job Sheet Praktikum Uji Bahan 1.Politeknik Negeri
Lhokseumawe.
1I. Tujuan:
Setelah seleai praktek ini diharapkan mahasiswa dapat :
Menetukan kuat lentur mortal teliti
Menerangkan pelaksanaan pengujian kuat lentur mortal.
Mempergunakan alat uji dengan terampil
III. Dasar Teori :
Kuat lentur mortal dilakukan untuk mengetahui daya tahan lenturan
mortal. Proses kuat lentur mortal dilakukan dengan alat uji kuat lentur
dan benda uji yang terbuat dari mortal berbentuk prisma yang berukuran
100 X 2.5 cm.
Wahyu Syahputra 24Nim : 1139301002
IV. Alat Dan Bahan
a. Peralatan
Mesin tekan 50 kN
Alat perlengkapan untuk penjepit benda uji
Bahan Alat pengaduk mortal yang dapat mengaduk dalam tiga tingkat
kecepatan
Timbangan ketelitian 1 gr
Gelas ukur
Stop wacth
Cetakan benda uji berbentuk kubus 10 x 2.5 cm
Alat pemadat/penumbuk ukuran 13 x 25 mm dan panjangnya 100-150
Flow table berikut cetakan padat dan kaliper
Mesin uji tekan yang dapat memberi beban tekan secara merata dan
terus-menerus, ketelitian pembacaan beban ± 1.0%
Sendok aduk
cawan
b. bahan
Semen porland atau sejenisnya
Air ( untuk pengaduk )
Pasir ( agregat halus )
V. Keselamatan kerja
a. Simpan alat pada tempatnya.
b. Pakai seragam praktek
c. Pusatkan perhatian pada pekerjaan
d. Ikutilah petunjuk instruktur
VI. Prosedur Pelaksanaan
3 Susunan campuran mortal
untuk mortal standar guna menguji keteguhan tekan semen
porland
1 bagian berat semen porland
2.76 bagian berat pasir standar
Wahyu Syahputra 25Nim : 1139301002
0.486 bagian air ( faktor air semen 0.485 )
untuk menbuat 4 buah kubus uji akan diperlukan bahan :
500 gr semen porland
1375 gr pasir standar
242 gr air
untuk mortal yang susunan perbandingan cmpurannya
ditentukan berdasarkan kekuatan mortal yang ingin dicapai,
misalnya 3 bagian berat semen dan 3 bagian berat pasir, maka
susunan perbandingan berat bahan:
500 gr semen
250 gr pasir
Berat /volume air disesuaikan sedemikian agar diperoleh
konsistensi (flow) sebesar 110 = 5%
4 Pembuatan mortal
Timbang teliti bahan-bahan seperti disebutkan dalam susunan
campuran mortal ( butir 1 diatas )
Letakkan bejana dan pengaduk kedalam bejana
Masukkan sejumlah air pengaduk kedalam bejana
Masukkan semen dan dijalankan pengaduk pada kecepatan
rendah ( 140 ± 5 rpm ) selama 30 detik
Masukkan perlahan-lahan pasir kedalam bejana sambil diaduk
pada kecepatan renda selama 30 detik
Hentikan mesin pengaduk, lalu pindahkan kecepatan sedang
( 285 ± 10 rpm ) terus aduk lagi selama 30 detik
Hentikan mesin pengaduk, biarkan mortal dalam bejana dan
tunggu 1.5 menit sambil dorong kebawah dengan spatula
bagian mortal yang menempel pada dinding bejana
Aduk kembali pada kecepatan sedang selama 1 menit,
kemudian bagian mortal yang menempel pada dinding bejana
di dorong ke bawah dengan spatula.
Cetaklah benda uji paling lambat 2,5 menit setelah selesai
Wahyu Syahputra 26Nim : 1139301002
30 detik setelah pengadukan , cetakan mortal dengan cetakan
10x2.5cm.cetakan diisi dalam 2 lapisan, dimana setiap lapisan
dipdatkan dengan menumbuk sebanyak 32 kali dalam waktu ±
10 detik, dengan urutan tumbukan yang telah
ditentukan.keseluruhan waktu pencetakan tidak boleh lebih dari
2 menit.
Ratakan permukaan mortal kemudian simpan cetakan ditempat
yang lembab selama 24 jam.
Bukalah cetakan dan rendamlah mortal dalam air bersih,
kemudian periksalah kekuatan mortal dengan unsur yang
biasanya 3 hari.
VII.Perhitungan
Kuat lentur mortal semen Portland dapat dihitung dengan rumus :
Kekuatan Tekan Mortal = 3 P L / 2 b h2( kg/cm2
)
Keterangan :
P : beban lentur maksimum
L : jarak tumpuan
b : lebar benda uji
h : tinggi benda uji
Tabel perhitungan kuat lentur mortal semen Portland
Noberat
(gram)
Kuat lentur (deal)
luas bidangtekan ( cm2 )
Ukuran (cm)Kuat
Lentur (KN)
Kuat Lentur (Kg)
kekuatan lentur mortal( kg/ cm2)
P L T
1 128.29 98 25 10 2.5 2.5 1.9613 19.613 9.4142 130.39 87 25 10 2.5 2.5 1.7412 17.412 8.3573 127.58 72 25 10 2.5 2.5 1.4409 14.409 6.916
Rata-rata 8.229
Wahyu Syahputra 27Nim : 1139301002
2.3 PENGUJIAN BATU BATA
2.3.1 Pengujian Sifat Fisis Batu Bata
1. Referensi :
Aiyub, ST. job sheet lab bahan I semester III.
2. Tujuan PercobaanTujuan dari percobaan sifat fisis batu bata adalah untuk dapat menentukan
prosedur bata dan ukuran bata merah dengan benar, dapat menentukan
ukuran dan bentuk luar batu bata merah.
3. Dasar Teori
Uji warna dan retak-retak adalah mengambil warna dan permukaan
bata keretakan yang terdapat pada penampang potongan bata. Warna
dinyatakan dengan warna tua, merah muda, kekuning-kuningan, kemerah-
merahan, keabu-abuan dan sebagainya.
Uji tampak luar dinyatakan dengan bidang-bidangnya rata atau
tidak rata, menunjukkan retak-retak atau tidak, rusuk-rusuknya siku dan
tajam atau tidak, rapuh atau tidak.
4. Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam menentukan sifat fisis batu
bata adalah sebagai berikut :
1. Peralatan
a. Jangka sorong/mistar, panjang 30 cm dengan ketelitian 1mm.
b. Gergaji untuk pemotong besi
c. Timbangan kapasitas lebih dari 2 kg
d. Penyiku dibuat dari baja
Wahyu Syahputra 28Nim : 1139301002
Mistar Timbangan
2. Bahan
Batu bata merah sebanyak 10 buah.
5. Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya masing-masing
2. Simpan alat pada tempatnya
3. Konsentrasi dalam melakukan pekerjaan
4. Mengikuti instruksi dari instruktur
5. Menggunakan seragam praktek
6. Menggunakan perlengkapan keselamatan kerja
6 Prosedur Pelaksanaan
1. Periksaan ukuran batu bata
Ukur panjang, lebar, dan tebal batu bata, lakukan paling sedikit 3
kali pada tempat seperti gambar.
P
Wahyu Syahputra 29Nim : 1139301002
P
JANGKA SORONG
Tentukan pula penyimpangan maksimalnya dan dinyatakan
dalam mm.
2. Pemeriksaan tampak luar
Bentuk
Periksa keadaan permukaan batu bata yaitu
- Bidang datar
- Kesikuan rusuk-rusuknya
- Kekuatan rusuk-rusuknya
- Keretakan
- Hitung persentase batu bata yang tidak sempurna dari jumlah yang
diperiksa.
a. Berat
o Timbang berat batu bata utuh dengan ketelitian 10 gram
o Hitung berat rata-rata batu bata dan nyatakan berat batu bata
dalam kg
b. Warna dan penampang
o Ukur sisi panjang batu bata
o Beri tanda pada ½ panjang batu bata
o Potong batu bata tepat pada tanda tersebut (½ panjang)
sehingga diperoleh 2 potong batu bata yang sama panjang.
o Periksa warna dari penampang batu bata pada bekas potongan
Wahyu Syahputra 30Nim : 1139301002
L T
7. Data dan Perhitungan
No Sampe
l
Ukuran (Cm) Berat
(kg)
Tampak Luar WarnaRata Retak Siku Tajam
P l T12345678910
191818
18,518
18,819,118,618,218,1
99,49,89,89,89,69,29,59,39,8
4,23,73,84,23,84
3,83,83,73,7
1200125013001300125012201200120012001300
XXXX
√√√√√√√√√
XXXXX
Merah tua
kemerahanKemerahan merah tua
Kemerahan kekuningan
KekuninganMerah tua
Kemerahan kemerahan
Rata2 18,483
9,52
3,89
1247
2.3.2 Suction Rate Batu Bata Merah
1. Referensi Aiyub, ST. Job Sheet Praktikum Uji Bahan I
2. Tujuan :
Setelah melakukan pengujian ini mahasiswa diharapkan :
Mampu mengetahui besar daya serap ( suction Rate ) dari batu bata yang
diperiksa.
Mampu menerangkan prosedur pelaksanaan suction rate
Mampu mempraktekkan pemeriksaan suction rate
Menyimpulkan hasil pemeriksaan suction rate.
Wahyu Syahputra 31Nim : 1139301002
3. Dasar teori
Pengujian ini bertujuan utuk mengetahui daya serap dari batu batayang
akan digunakan dalam suatu konstruksi.Sifat bata yang sangat
berpengaruh dalam kekuatan dan mutu pekerjaan pasangan bata adalah
tentang daya hisapnya. Daya hisap bata berbeda-beda akan menimbulkan
tegangan diferensial dan ratak-retak. Oleh sebab itu, penting sekali untuk
menyamakan daya hisap sebelum dipasangan.
Salah satu cara dengan merendam bata selama 1 (satu) menis
pertama. Ikatan antara bata dan spesi sangat mempengaruhi kekuatan
pasangan batu bata merah. Ikatan antara keduanya bisa dianggap baik bila
antara bata dan spesi pada awal pengikatan 3 menit pertama terjadi dengan
baik.
4. Perlatan dan Bahan
a peralatan
Bak air
Kaki penyangga
Timbangan
Stopwatch
Kain lap
Timbangan Stopwatch
b Bahan
air
batu bata
Wahyu Syahputra 32Nim : 1139301002
5. Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya masing-masing
2. Simpan alat pada tempatnya
3. Konsentrasi dalam melakukan pekerjaan
4. Mengikuti instruksi dari instruktur
5. Menggunakan seragam praktek
6. Menggunakan perlengkapan keselamatan kerja
6. Prosedur Pelaksanaan
1. Keringkan batu bata dalam oven yang suhunya tetap konstan (110 5)oC
2. Masukkan kaki penyangga kedalam bak dan atur jarak as ke as ¾ dari
panjang batu bata.
3. Tuangkan air kedalam bak, hingga air dalam bak mencapai ketinggian
1 (satu) cm diatas permukaan kaki penyangga.
4. Masukkan batu bata dalam bak dengan meletakkan pada kaki
penyangga
Perhatian!
Pada waktu memasukkan batu bata kedalam air, bidang bawah
permukaan batu bata harus bersamaan, ketika menyentuh air.
5. Biarkan batu bata terendam selama 1 (menit).
6. Angkat batu bata perlahan-lahan
Perhatian!
Posisi batu bata sewaktu pengangkatan harus benar-benar vertical
jangan sekali-kali miring (sama halnya ketika diletakkan pada tiang
penyangga).
7. Lap bidang permukaan batu bata dari kelebihan air
8. Timbang berat batu bata tersebut (B gr)
Wahyu Syahputra 33Nim : 1139301002
9. Hitung Suction Rate (penyerapan) batu bata
7. PERHITUNGAN
Daya hisap batu bata = gr/dm2/menit
Ket :
A = Berat batu bata kering oven
B = Berat batu bata setelah perendam selama 1 (satu) menit
C = Luas bidang dasar batu bata yang berhubungan dengan air
T.2.3.2b Suction Rate Batu BataNo Sampel Ukuran (Cm) Luas (Cm) Berat
Kering (A) (gram)
Berat setelah di
rendam (B) (gram)
Section Rate (B-A)/c %P L
12345
182181186195184
91919010097
1,651,641,671,951,78
1165,661187,611204,641344,161188,94
1305,161311,691327,601534,251314,34
84,5475,6573,6297,4870,44
Rata – rata 0,87 609,10 679,30 80,34
2.4.3 Penentuan Kuat Tekan Batu Bata
I. Referensi
Ir. Yunief, dkk, Petunjuk Praktikum Bahan Bangunan I, Bandung, 1996
Wahyu Syahputra 34Nim : 1139301002
B – AF
II. Tujuan Percobaan
Tujuan dari penentuan kuat tekan pada batu bata adalah untuk
dapat menentukan mutu kuat tekan batu bata sesuai dengan standar, dapat
melaksanakan prosedur pengujian batu bata dengan benar.
III. Dasar Teori
Kuat tekan bata dinyatakan dengan berapa besar kemampuan bata
menerima beban maksimum sampai bata pecah. Kuat tekan bata
menunjukkan mutu dari bata.
Sesuai dengan peraturan maka mutu bata disetarakan dengan kekuatan
tekan rata-rata sebagai berikut :
No Mutu bata Kuat tekan rata-rata (kg/cm2)
1
2
3
I
II
III
> 100
100 - 80
80 - 60
IV Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan untuk menentukan kuat tekan batu bata
adalah sebagai berikut :
1. Peralatan
a. Cetakan
b. Spatula
c. Cawan
d. Mesin tekan
e. Alat ukur
2. Bahan
a. Pasir
b. Semen
c. Air
d. Batu bata
V Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya masing-masing
Wahyu Syahputra 35Nim : 1139301002
2. Simpan alat pada tempatnya
3. Konsentrasi dalam melakukan pekerjaan
4. Mengikuti instruksi dari instruktur
5. Menggunakan seragam praktek
6. Menggunakan perlengkapan keselamatan kerja
VI Prosedur Pelaksanaan
1. Ambil batu bata yang telah dipotong pada posisi panjang menjadi 2
(dua) bagian yang sama besar, dan periksa tampak luar batu bata
(pemeriksaan berdasarkan warna)
2. Letakkan kedua potongan tersebut kedalam cetakan
Jarak antara bidang cetakan dengan bidang batu bata dan antara
bidang batu bata dengan bidang batu bata lainnya diberi jarak
bebas (ruang antara) setebal 6 (enam) mm.
Perhatikan!
Untuk menjaga agar jarak bebas (ruang antara) tersebut tetap maka
dipasang sekat-sekat sementara dalam bentuk potongan-potongan
setebal 6 (enam) mm.
3. Isilah ruang antara batu bata tersebut dengan adukan (spesi) 1 Pc :
3 Ps, sehingga adukan itu padat dan menutupi seluruh bidang
permukaan batu bata yang vertical. Sebelum ruang antara diisi
adukan (spesi), terlebih dahulu sekat-sekat tersebut diangkat
keluar.
4. Diamkan selama 1 (satu) hari, kemudian benda uji dilepas dari
cetakan.
5. Rendam benda uji dalam air bersih pada tangki pematang (curing
tank) selama 24 jam atau 1 hari.
6. Angkat benda uji dari tangki pematang dan seka bidang-bidangnya
dengan kain lembab untuk menghilangkan air yang berlebihan.
Wahyu Syahputra 36Nim : 1139301002
7. Tekan benda uji dalam mesin tekan, sehingga dicapai kekuatan
maksimumnya.
Kecepatan penekanan diatur sama dengan 2 (dua) kg/cm2/det.
VII Data dan Perhitungan
Kuat tekan benda uji = kg/cm2
Ket :
P = beban maksimum (kg)
A = luas bidang tekan (cm2)
TABEL KUAT TEKAN BATU BATA
T.2.3.2c Penentuan Kuat Tekan Batu BataNo
SampelPenampang
Bagian Tekan (Cm)
Luas Cm2
Kuat Tekan (KN)
Kuat Tekan (Kg)
Kuat Tekan
Kg/Cm2
p L123
9,59,25
9
99,49,8
85,586,9588,2
302040
300200400
3,5082,3
4,535Rata – rata 3,447
VIII Kesimpulan
Dari percobaan diatas diketahui bahwa batu bata yang digunakan dalam
percobaan termasuk kedalam batu bata kelas III.
Wahyu Syahputra 37Nim : 1139301002
P
A
LAMPIRAN GAMBARG.2.1.4 KETEGUHAN GESER SEJAJAR SERAT
Wahyu Syahputra 38Nim : 1139301002
OVEN
TIMBANGAN
STOP WATCH
0:00:00:00
G.2.1.3 KETEGUHAN TEKAN SEJAJAR SERAT
Wahyu Syahputra 39Nim : 1139301002
ALAT PENEKAN
OVEN
TIMBANGAN
STOP WATCH
MISTAR
0:00:00:00
G.2.1.2 BERAT JENIS KAYU
Wahyu Syahputra 40Nim : 1139301002
MESIN PENEKAN
TIMBANGAN
MISTAR
STOP WATCHCAWAN
0:00:00:00
G.2.1.1 KADAR AIR KAYU
Wahyu Syahputra 41Nim : 1139301002
MISTAR
TIMBANGAN
STOP WATCHCAWAN
0:00:00:00
G.2.2.1 KONSISTENSI MORTAL
Wahyu Syahputra 42Nim : 1139301002
TIMBANGAN
STOP WATCHGELAS UKUR
SPATULA
ALAT VICAT
0:00:00:00
G.2.2.2 WAKTU PENGIKATAN MORTA
Wahyu Syahputra 43Nim : 1139301002
CAWAN
STOP WATCH
CAWAN
ALAT VICAT
MESIN PENGADUK
0:00:00:00
G.2.3.1 KONSISTENSI MORTAL DENGAN FLOW TABLE
Wahyu Syahputra 44Nim : 1139301002
TIMBANGAN
TIMBANGAN
STOP WATCHCAWAN
GELAS UKUR
0:00:00:00
`G.2.3.4 KEKUATAN LENTUR MORTAL
Wahyu Syahputra 45Nim : 1139301002
FLOW TABLE
MESIN PENGADUK
ALAT PENEKAN LENTUR
STOPWATCH
0:00:00:00
G.2.3.3 KEKUATAN TEKAN BATU BATA
Wahyu Syahputra 46Nim : 1139301002
TIMBANGAN
CETAKAN
MESIN PENGADUK
TIMBANGAN
CETAKAN
MESIN PENEKAN
LAMPIRAN FOTO
F.2.1.1 Kadar Air & Berat Jenis Kayu
Kayu sebelum di oven Penimbangan KayuSebelum di oven
Kayu sesudah di oven
Wahyu Syahputra 47Nim : 1139301002
Penimbangan KayuSesudah di oven
F.2.1.3 Keteguhan Tekan // Serat Kayu
Penimbangan awal/sebelum penekanan Penekanan dengan mesin
Wahyu Syahputra 48Nim : 1139301002
Kayu setelah pembebanan
F.2.1.4 Keteguhan Tegak Lurus Serat Kayu
Kayu sebelum penekanan
Pemberian beban pada kayu Kayu setelah diberi beban
Wahyu Syahputra 49Nim : 1139301002
F.2.1.5 Keteguhan Geser Sejajar Serat Kayu
Kayu sebelum diberi beban Penimbangan benda uji
Kayu setelah diberi beban
Wahyu Syahputra 50Nim : 1139301002
Pemberian beban pada kayu
F.2.3.1 Konsistensi Mortal dengan Flow Table
Wahyu Syahputra 51Nim : 1139301002
F.2.3.2 Waktu Pengikatan Mortal (Setting Time)
Penumbukan Mortal
Wahyu Syahputra 52Nim : 1139301002
Proses pengikatan Proses penurunan jarum vicat
F.2.3.3 Kuat Tekan Mortal
Cetakan Mortal Pengisian Mortal kedalam Cetakan
Proses Perendaman Mortal
Wahyu Syahputra 53Nim : 1139301002
Proses Pemberian Beban Tekan Pada Mortal
F.2.3.4 Kuat Lentur Mortal
Cetakan Mortal Pengisian Mortal kedalam Cetakan
Proses Perendaman Mortal
Proses Pemberian Beban Tekan Pada Mortal
Wahyu Syahputra 54Nim : 1139301002
Hasil Pengujian Kuat Lentur Mortal
F.2.4.2 Suction Rate Batu Bata
Perletakan Kaki Penyangga
Perletakan Batu Bata Merah
Wahyu Syahputra 55Nim : 1139301002
Proses Penyerapan Batu Bata Merah
F.2.4.3 Penentuan Kuat Tekan Batu Bata
Cetakan Perletakan Batu Bata Pada Cetakan
Proses Perendaman Batu Bata
Wahyu Syahputra 56Nim : 1139301002
Pemberian Beban Tekan Pada Batu Bata
BAB III
PENUTUP
5.1 KesimpulanPengujian bahan sangat diperlukan dalam perencanaan kontruksi suatu
bangunan bahan - bahan tersebut meliputi : kayu, mortal, dan batu bata. Dalam suatu perencanaan bangunan perlu diperlukan bahan-bahan yang berkualitas tinggi, agar bangunan yang akan didirikan terjamin kekuatan dan kekokohannya.
Setelah melakukan praktek pengujian bahan I, kami dapat mengambil kesimpulan bahwa semua pekerjaan praktikum yang di lakukan di laboraturium harus dilaksanakan dengan ketelitian yang tinggi,sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.
5.2 Saran Sebaiknya pada pengujian yang akan datang, peralatan di laboratorium lebih lengkap dan bisa digunakan oleh mahasiswa, dan tidak ada peralatan yang rusak, ini semua demi kesempurnaan praktek dan bertambahnya semangat mahasiswa dalam melakukan praktek uji bahan tersebut.
Wahyu Syahputra 57Nim : 1139301002
Recommended