View
366
Download
34
Category
Preview:
DESCRIPTION
Laporan kasus tentang MEP Kwashiorkor
Citation preview
Nisia Putri Rinayu
Rikhana Shita Tyas Asih
LAPORAN KASUS KELOMPOK
KWASHIORKOR
TINJAUAN PUSTAKA
Gizi buruk adalah status/keadaan gizi berdasarkan Berat Badan menurut Tinggi Badan/Panjang Badan (BB/TB- PB) <-3 SD (Z-score) dan atau dengan tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmik-kwashiorkor.
Kwashiorkor adalah sindrom klinis yang diakibatkan dari defisiensi protein berat dan asupan kalori yang tidak adekuat.
DEFINISI
Bentuk Klinis Marasmus Kwashiorkor Marasmus-Kwashiorkor
Beratnya penyakit Malnutrisi Ringan Malnutrisi Sedang Malnutrisi Berat
KLASIFIKASI
Kekurangan intake protein yang berlangsung kronis
Gangguan penyerapan protein pada diare kronik
Kehilangan protein secara berlebihan seperti pada proteinuria dan infeksi kronik
Gangguan sintesis protein seperti pada penyakit hati kronis.
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
• Diagnosis dari penilaian status Gizi: WHO Growth Chart, perhitungan Waterlow, CDC Growth Chart dll• Untuk membedakan Tipe klinis Gizi Buruk
dapat digunakan Klasifikasi McLarren
DIAGNOSIS
Gejala klinis/laboratoris Angka
Edema 3
Dermatosis 2
Edema disertai dermatosis 6
Perubahan pada rambut 1
Hepatomegali 1
Albumin serum atau prot total serum
<1.00 <3.25 7
1-1.49 3.25-3.99 6
1.50-1.99 4.00-4.75 5
2.00-2.49 4.75-5.49 4
2.50-2.99 5.50-6.24 3
3.00-3.49 6.25-6.99 2
3.50-3.99 7.00-7.74 1
>4.00 >7.75 0
Keterangan:
0-3 = marasmus
4-8 = marasmik kwashiorkor
9-15 = kwashiorkor
TATALAKSANA
HIPOGLIKEMIA• LEMAS, LETARGI, HIPOTERMIA
• GULA DARAH < 54 MG/DL
HIPOTERMIA• TEMP AKSILA < 35o C atau
• TEMP REKTAL < 35,5o C
Kesadaran menurun, kejangTidak bisa miunum
• Kenakan baju, topi, selimut• Beri lampu hangat
• Suhu ruangan 25 – 30o C•Monitor temp rektal setiap 30 menit
BB (Kg) Infus D10%(Tetes/menit)
510152025
612182530
Infus D 10% 5 cc/Kg/jamMaks 2 jam
50 cc D10% per NGT
F 75 per NGT setelah sadar
• 50 cc D10% per NGT atau• F 75 per NGT
DEHIDRASI• NYATA :
Diare, haus, Hipotermia, Nadi lemah, Mata Cowong, Akral Dingin, Kencing Berkuran
• TDK NYATA :Perubahan Mental, Penurunan Kesadaran, Tdk keluar ir mata
Mulut dan Ludah Kering
ReSoMal 5cc/Kg/30 menit dlm 2 jam
ReSoMal 5 – 10 cc/Kg/Jamdlm 10 jam
ReSoMal setia BAB :50 – 100 cc (umur < 2 thn),
100 – 200 cc (umur ≥ 2 thn)
Bila ReSoMal tdk ada :Berikan 1 saset oralit dng
pengenceran 2 kali, tambahkan 5 gr sukrosa dan 40 ml
mineral mix
Infus D5%NaCl 0,45%15cc?kg dlm 1 jam
+ReSoMal per NGT 10cc/Kg/jam
BB (Kg) Infus D10%(Tetes/menit)
510152025
1838567494
ReSoMal per NGT atau po10cc?Kg/jam, selama 10 jam
Infus D5%NaCl 0,4515 cc?Kg dlm 1 jam
F 75 tiap 2 jam
BahanKomposisi
F 75 F 100
Susu skimGula Tepung gandungMinyak sayurMineral miksVitamin miksAir
25 g70 g35 g27 g20 cc
140 mg1.000 cc
80 g50 g
-60 g20 cc
140 mg1.000 cc
F 75 tiap 3 jam
F 75 tiap 4 jam
F 100 pd fase rehabilitasi
Berikan lewat NGT bila :- Nafsu makan ↓
- Stomatis- Lemah
NGT dicabut lagi bila :Dpt per oral ¾ porsi diet
Fase
aw
al 1
– 7
hari
Buta malam, Bercak bitot, Serosis,Ulkus kornea
• Vitamin A po : Hari I : < 6 bln : 50.000 U
6 – 12 bln : 100.000 U > 12 bln : 200.000 U Hari II : 200.000 U 2 minggu lagi : 200.000 U Bila infeksi/ulkus okuli beri tetes saline 0,9%, tetrasiklin tetes 4 x/hari, atropin tetes, bebat mata • Asam folat po : 5 mg• Vitamin B, C, D, E, dan K po• Mulai tambahkan besi po pd fase rehabilitasi
DEVISIENSI VITAMIN
Tanda infeksi tdk jelas, Komplikasi (-)
⇩Cotrimoxazol
Po 2 x/hari selama 5 hariDosis
Trimetoprim5 mg/Kg/hari
Tanda infeksi tdk jelas, Komplikasi (-)
⇩Ampicilin 50 mg/Kg/6jam im/ivSelama 2 hari → lalu Amoxicilin
Po 15 mg/Kg/8 jamSelama 5 hari
+Gentamycin 3,75 mg/Kg/12 jam
iv selama 7 hari
Terapi spesifik thd disentri, malaria, Tbc, cacing, infeksi telinga, kulit, saluran kemih, dll
INFEKSI TERAPI
Diare persistenDisentriOtitis MediaPneumoniaSaluran kemihKulitKandidiasisSkabiesCacingTBCMalaria
Metronidazole, Susu bebas laktosaCotrimoxazole, Asam nalidiksikCotrimoxazole, AmpicilinCotrimoxazole, Ampicilin/AmoxicilinCotrimoxazole, Ampicilin/AmoxicilinBilas PZ, Polivodine iodine zalf, Benzatin, PenicilinNaistatin Zalf, KetokonazoleLidane Lotion, Benzil benzoat lotionMebendazole, Pirantel/PiperazineO A TKlorokuin, Kinin, Pirimetamin sulfadoxin
KURANG ENERGI PROTEIN BERATPenilaian Z skore tinggi thd BB < -3 SD
HIPOGLIKEMIA HIPOTERMI DEHIDRASI/SYOK SEPTIK
DIET 75 INFEKSI
DEFISIENSI VITAMIN
ANEMIA BERAT
-Lemas, letargi, hipotermi- Gula darah
< 54 mg/dl
- Temp aksila < 35o C - atau
-Temp rektal < 35,5o C
-Haus, hipotermia, nadi lemah, Mata cowong,
akral dingin, Kecing berkurang
-Tdk bisa minum
-Kesadaran ↓ - kejang
-Kenakan baju, topi, selimut, - Beri lampu hangat, - suhu ruangan 25-30o C-Monitor temp rektal setiap 30 menit
- 50 cc D10%per /NGT
atau F 75 per NGT
- infus D10% - 5 cc/Kg/jamMaks 2 jam
50 cc D10%Per NGT
F 75/NGT stlh sadar
KolapsVaskular (-)
KolapsVaskular (+)
ReSoMal5cc/Kg/
30 menitdlm 2 jam
Infus D5%NaCl10,45 15 cc/Kg
Dlm 1 jam+
ReSoMal/NGT10 cc/Kg/jam ReSoMal
5-10cc/Kg/jamdlm 10 jam
ReSoMal setiap BAB50-100cc (umur < 2 thn)
100-200 cc (umur > 2 thn)
ReSoMal Per NGT
atau Po 10cc/Kg/jam
Selama 10 jam
Tiap 2 jam
Tiap 3 jam
Tiap 4 jam
Tanda infeksiTdk jelas,
Komplikasi (-)
Cotrimox po2x sehari
slama 5 hrDosis
Trimetroprim5 mg/Kg/hari
Ampicilin50mg/Kg/6jamim/iv selama2 hari, lalu Amox po
15mg/Kg/8jamSelama 5 hari
+Gentamycin
3,75mg/Kg/12jam iv
selama 7 hr
Tanda infeksiTdk jelas,
Komplikasi (+)
Terapi spes thd disentri,Malaria, Tbc, cacing,Infeksi telinga, kulit,
sal kemih, dll
-Vitmain A po :Hari Pertama :
< 6 bln : 50.000 U6-12 bln : 100.000 U
12 bln 200.000 UHari Kedua : 200.000 U
2 minggu lagi :200.000 U
Bila inf/Ulkus OkuliTetes saline 0,9%Tetrasiklin tetes
4x/hariAtropin tetesBebat mata
- Asama folat po :5mg hari I
1 mg hari berikut
Hb<4mg/dlatau
PCV < 12%
TransfusiPRC
10cc/Kgdalm 3 jam
Fase Rehabilitasi2 – 6 minggu
Persiapan keluar RS
DIET F 100 Mulai ditambahkan Besi po
Fase Follow Up7 - 24 minggu
Untuk Catch Up Growth
Fase
Aw
al 1
– 7
har i
1
– 2
hari
ALGORITME PENANGANAN KEP BERATSumber : Penilaian, Pengobatan, dan RehabilitasiAnak dng KEP Berat (DR.Dr.Hananto Wiryo, Sp.A
LAPORAN KASUS
Nama Lengkap : An.Reva UsmainiUmur : 9 bulan Jenis kelamin : PerempuanAlamat : Repuk – Sintung BaratStatus dalam keluarga : Anak kandung
IDENTITAS
Ibu Ayah
Nama Ny. ida Tn. Saifudin
Umur 35 tahun 42 tahun
Pendidikan SD SMP
Pekerjaan Ibu Rumah
Tangga
Tukang Bangunan
Masuk RS tanggal : 21 Februari 2013Diagnosis Masuk : obs. Dispneu ec.
Susp. PJBSekarang masih dirawat
MRS
26 Februari 2013, alloanamnesis pada bapak dan ibu pasienKeluhan Utama : Bengkak pada kedua kakiRiwayat Penyakit Sekarang :rujukan dari Puskesmas Teratak, dengan
diagnosis obs. Dispneu ec. Susp. PJB, datang ke RSUD Praya dikeluhkan bengkak
pada kedua kaki dialami sejak ± 1 minggu sebelum masuk RS. Awalnya berupa bengkak minimal pada kedua kaki, namun beberapa hari kemuadian kedua kaki pasien dirasakan semakin bengkak, ditambah bengkak pada wajah dan kelopak mata serta badan.
ANAMNESIS
Keluhan batuk (+) yaitu sejak beberapa hari sebelum keluhan bengkak muncul, namun batuk yang dialami jarang, dengan dahak (+), namun sulit dikeluarkan.
Keluhan muntah (+) sebanyak ± 3 kali berupa cairan putih seperti susu, dan terkadang muntahan bercampur lendir putih kental. Sisa makanan (-), darah (-).
Riwayat sesak (-), demam (-). Keluhan mencret (+), timbul tidak lama
setelah keluhan mencreat timbul. Ibu pasien mengaku BAB encer, disertai ampas (+), darah (-), warna BAB kuning, dengan frekuensi BAB 3-4 kali/hari.
Riwayat Penyakit Dahulu :Tidak ada riwayat bengkak sebelumnya,
riwayat batuk-pilek (+), riwayat panas (+), namun pasien biasanya sembuh dalam 2-3 hari dengan pengobatan dari dokter praktek atau Puskesmas.
Riwayat Penyakit Keluarga :Tidak ada anggota keluarga yang menderita
keluhan serupa.Riwayat pengobatanSebelumnya ibu pasien membawa pasien ke
Puskesmas teratak, dan akhirnya pasien dirujuk ke RSUD Praya pada tanggal 21 Februari 2013
Riwayat Kehamilan dan PersalinanSelama kehamilan ibu pasien tidak pernah
mengalami sakit berat/ rawat inap di RS. Riwayat muntah berlebih, tekanan darah tinggi, kejang, asma, kencing manis, infeksi, perdarahan, dan trauma selama kehamilan disangkal. Ibu pasien juga rutin memeriksakan diri (ANC > 4 kali) di Posyandu. Pasien lahir di Puskesmas dengan pertolongan bidan, BBL 3900 gram, pasien lahir cukup bulan, dan langsung menangis. Riwayat kejang, biru dan kuning setelah lahir disangkal.
Riwayat NutrisiPasien mendapatkan ASI sejak lahir, hingga
saat ini, namun pasien tidak diberikan MPASI sejak usia 6 bulan. Sebelumnya ibu pasien sudah mencoba memberikan MPASI berupa bubur, namum pasien tidak menyukainya sehingga ibu pasien tidak pernah lagi mencoba memberikan MPASI hingga usia pasien 9 bulan saat ini.
Riwayat ImunisasiPasien sudah mendapatkan imunisasi dasar
sesuai jadwal, dan tinggal menungggu imunisasi campak.
Riwayat Perkembangan dan KepandaianKetika melakukan pemeriksaan di Posyandu,
orang tua pasien mengatakan berat badan anaknya jarang mengalami peningkatan, terkadang berat badan tetap seperti BB sebelumnya dan juga terkadang BB turun. Pasien sudah bisa merangkak, duduk, dan tengkurap sendiri. Pasien sudah bisa memegang benda, menggapai mainan/benda kecil dan tepuk tangan. Pasien telah bisa tersenyum spontan tapi belum bisa menyebut kata-kata.
Riwayat Sosioekonomi dan LingkunganPasien berasal dari keluarga ekonomi menengah
kebawah, ayah pasien bekerja sebagai seorang buruh bangunan. pasien hanya tinggal bersama kedua orang tuanya. Terkadang pasien diasuh oleh neneknya yang tinggal tidak jauh dari rumah pasien.
Di rumah pasien memiliki jamban sendri. Sumber air berasal dari air sumur. Untuk keperluan minum, air berasal dari air sumur yang dimasak terlebih dahulu, dan untuk mencuci baju dan piring ibu pasien menggunakan air sumur
Kesan umum : SedangKesadaran : Compos MentisGCS : E4V5M6
Fungsi Vital :HR : 128 kali/menit, isi dan tegangan kuat, irama teratur
Pernapasan : 43 kali/menit, teratur, tipe abdominotorakal
T ax : 36 oCCRT : < 2 detik
PEMERIKSAAN FISIK
Status GiziBerat Badan : 7,6 Kg dengan edema anasarkaBerat badan sesungguhnya = 7,6kg – (20%x7,6kg)
= 7,6kg – 1,52kg = 6,08kgPanjang Badan: 65 cmLingkar kepala: 41 cmLila : 11 cm
Status Gizi berdasarkan kurva WHOBB/TB = [-2]-[-3] SD : Malnutrisi sedangTB/U = [-2]-[-3] SD: pendekBB/U = [-2]-[-3] SD: kurus
Lingkar kepala berdasarkan usia menurut NellhousLK/U = < [-2] SD: Microcephali
Kepala dan Leher :Bentuk : Bulat lonjong, rambut tipis, warna
hitam kecoklatanUkuran : MikrocephaliWajah tampakan moon faceMata : Konjungtiva anemis (+/+), Sklera
ikterus (-/-). Refleks pupil (+/+), isokor, Edema palpebra (+/+), Mata cowong (-/-).
THT : Telinga : struktur dan ukuran telinga normal,
otorhea (-)Hidung : napas cuping hidung (-), rinorhea (-)Tenggorok : faring hiperemis (-), T1 – T1
STATUS GENERALIS
Mulut : Bibir sianosis (-)Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax :Inspeksi : Retraksi (-), pergerakan dinding dada
simetrisPalpasi : Pergerakan dinding dada simetris,
vocal fremitus simetrisPerkusi : Pulmo : sonor pada kedua lapang paruAuskultasi: Pulmo : vesikuler (+/+) , Ronkhi (-/-), wheezing
(-/-)Cor : S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :Inspeksi : distensi (-)Auskultasi : BU (+) meningkatPerkusi : timpani (+)Palpasi : massa (-), H/R/L tidak
teraba, turgor kulit normal
Ekstremitas
Tungkai Atas Tungkai Bawah
Kanan Kiri Kanan Kiri
Akral hangat + + + +
Edema + + + +
Pucat + + + +
Kelainan
bentuk
- - - -
Pembesaran
KGB
Axilla
Inguinal
-
-
-
-
-
-
-
-
Gizi Buruk tipe Kwasiorkor dengan:ISPA AtasAnemia sedang Hipokromik Mikrositer e.c
Deffi siensi FeDermatosis KwashiorkorOedema anasarkaGEA non Dehidrasi
DIAGNOSIS
Antibiotik Ampisilin IV 150mg/6jam Gentamisin IV 45mg/24jam
Mulai pemberian makananF75 diberikan sebanyak 608 kkal/hari diencerkan dalam cairan 608cc/hari, dibagi dalam 12 kali pemberian/24jam
Berikan F75 50 kkal dalam 50cc air/2jam/NGTVitamin A 100.000 SI dosis tunggal
TATALAKSANA
Terapi dermatosis pada leher:Kompres bagian kulit yang terkena dengan larutan KmnO (kalium-permanganat) 1% selama 10 menit
Usahakan agar daerah perineum tetap keringBeri preparat Zn 1x1tablet peroral
Terapi GEA non dehidrasi: Berikan Cairan Resomal 100ml tiap kali BAB
PEMBAHASAN
Pasien didiagnosis dengan Gizi Buruk tipe Kwashiorkor.perhitungan BB/TB, BB/U dan TB/U berdasarkan kurva pertumbuhan WHO: [-2] SD.
klinis gizi buruk yang ditemukan pada pasien antara lain adanya edema bilateral yang penyebab lainnya telah disingkirkan, tampakan moon face (wajah terlihat bulat dan sembab), tampak pucat, dan rambut berubah warna menjadi kecoklatan.
perhitungan berdasarkan klasifikasi McLarren klinis pasien mendapat nilai 12.
Kondisi penyerta ISPA Atas, Anemia sedang Hipokromik Mikrositer e.c Deffi siensi Fe, dermatosis, GEA non dehidrasi dan oedema anasarka.
Tatalaksana pada pasien ini dapat meliputi pemberian makanan untuk perbaikan gizi dan mengatasi masalah penyerta yang ada.
Pada tahap awal biasanya faali hemostasis pasien gizi buruk kurang sehingga pemberian makan perlu hati-hati. Dianjurkan diberikan dalam porsi kecil dan sering serta rendah laktosa. Regimen yang diberikan pada tahap stabilisasi berupa f75 dan dilanjutkan dengan F100 untuk tumbuh kejar setelah minggu pertama.
Penanganan kondisi penyerta meliputi penanganan infeksi dengan pemberian antibiotik Ampisilin IV selama 2 hari, dilanjutkan dengan oral sampai 7 hari, ditambah dengan gentamisin IM selama 7 hari .
Untuk kondisi anemia dapat diberikan supplement Fe yang dapat mulai diberikan setelah minggu kedua pengobatan.
Dermatosis pada kulit ditatalaksana dengan kompres bagian kulit yang terkena dengan larutan KmnO (kalium-permanganat) 1% selama 10 menit, beri salep atau krim (Zn dengan minyak katsor), usahakan agar daerah perineum tetap kering, dan dapat pula ditambah dengan pemberian preparat Zn peroral untuk mengatasi defisiensi Zn yang umumnya terjadi.
GEA non dehidrasi ditatalaksana dengan pemberian cairan resomal tiap kali BAB encer sebanyak 100ml, dan pemberian preparat Zink sebanyak 1 tablet/hari.
Pada pasien juga ditemukan adanya edema anasarka dimana dari pemeriksaan penunjang ditemukan adanya hipoalbuminemia yang dapat merupakan salah satu kemungkinan penyebab munculnya edema. Meski ditemukan adanya edema ansarka dan hipoalbuminemia, pemberian diuretic atau transfuse albumin untuk mengatasi edema pada Gizi buruk tidak diperlukan.
Pada keadaan malnutrisi energi protein, jantung menjadi lebih kecil, tipis dan memiliki stroke volume yang lebih kecil. Ginjal juga dipengaruhi sehingga mempersulit ekskresi natrium dan cairan yang berlebihan. Hal ini menyebabkan sirkulasi yang berlebihan dibandingkan normal. Pada tingkat sel, membran menjadi lebih permeabel oleh karena kerusakan oksidatif. Juga, oleh untuk menghemat energi jumlah pmpa NA-K pada membran sel dikurangi dan pompa yang tersisa lebih lambat bekerja. Hal ini menyebabkan natrium terakumulasi di dalam sel dan kalium ke luar yang mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit. Ketidakseimbangan elektrolit menyebabkan gagal jantung, sehingga natrium harus dibatasi dan magnesium dan kalium harus ditambah. Diuretik menyebabkan kekurangan kalium yang lebih parah dan tidak boleh diberikan pada pasien.
Edema yang terjadi pada pasien dengan malnuntrisi energi protein merupakan suatu keadaan yang multifaktorial. Umumnya keadaan ini disebabkan oleh ketidakseimbangan elektrolit (retensi natrium dan defisiensi kalium). Namun teori klasik juga yang mengatakan bahwa intake protein yang tidak adekuat yang menyebabkan kadar albumin plasma yang berkurang. Golden et al melakukan penelitian tentang hubungan albumin plasma dan edema nutrisional, dengan mengobservasi perubahan pada kadar albumin pada pasien dengan pemulihan edema akibat diet yang direstriksi. Oleh karena tidak adanya perbedaan konsentrasi albumin sebelum dan sesudah pemulihan edema, maka disimpulkan bahwa pengurangan edema tidak berhubungan dengan kadar albumin pada pasien dengan MEP.
TERIMA KASIH