View
20
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
LAPORAN KINERJA
SEKRETARIAT JENDERAL
TAHUN 2020
ii
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Semakin meningkatnya peran perdagangan dalam pembangunan nasional
merupakan indikator keberhasilan bagi Kementerian Perdagangan sebagai pembina
sektor. Oleh karena itu, keberlanjutan keberhasilan ini perlu dukungan kelembagaan
dan sumber daya serta sarana yang memadai, dimana peran ini menjadi kapasitas
Sekretariat Jenderal. Sekretariat Jenderal mempunyai peran strategis untuk
keberhasilan pembangunan perdagangan dalam optimalisasi reformasi birokrasi
melalui koordinasi pelaksanaan tugas dan pembinaan administrasi Kementerian.
Sekretariat Jenderal juga berfungsi melakukan koordinasi pelaksanaan tugas dan
fungsi seluruh unit kerja agar mengarah pada pencapaian tujuan dan sasaran
Kementerian secara efektif dan efisien.
Tabel 0-1 Realisasi dan Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2020
No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian
1 Meningkatnya Birokrasi
Kemendag yang Akuntabel,
Tranparan, dan
Berintegritas
(1) Indeks Reformasi
Birokrasi Nilai 80 76,80* 96%
(2) Nilai Hasil Evaluasi
SAKIP Predikat A
(80-90)
BB*
(73,5) 91,88%
2 Meningkatnya Kapabilitas
Kinerja Organisasi
Kemendag yang Inovatif dan
Responsif
(3) Nilai Capaian Kinerja
Organisasi Nilai 90 94,05 104,50%
3 Meningkatnya Kepuasan
dan Kepercayaan
Stakeholders
(4) Indeks Hasil Monev
Keterbukaan Informasi
Publik
Predikat Informatif
(90-100)
Menuju
Informatif
(89,35)
99,28%
(5) Indeks Kepuasan
Masyarakat Terhadap
Pelayanan Publik
Predikat
A (88,31-
100)
B
(82,59) 93,53%
(6) Opini BPK Terhadap
Laporan Keuangan
Kementerian
Perdagangan
Opini WTP WTP 100%
4 Meningkatnya Efektivitas
Kebijakan Perdagangan
Luar Negeri serta Fasilitasi
Ekspor dan Impor
(7) Persentase
Pemanfaatan Layanan
Advokasi Hukum
Perdagangan
Internasional
Persen 80 87 108,75%
5 Meningkatnya Kapabilitas
SDM Bidang Perdagangan
Dalam Negeri
(8) Persentase SDM Bidang
Perdagangan Dalam
Negeri yang Meningkat
Kompetensinya
Persen 81 87,5% 108,02%
(9) Persentase Peningkatan
Manajemen Usaha SDM
Bidang Perdagangan
Dalam Negeri
Persen 5 13% 260%
Keterangan: (*) Nilai Sementara
iv
Dari Program Sekretariat Jenderal “Dukungan Manajemen” telah ditetapkan 5 (lima)
Sasaran Program dan 9 (sembilan) Indikator Kinerja Program. Pada tahun 2020,
hampir seluruh Indikator Kinerja Program Sekretariat Jenderal dapat tercapai dengan
baik sesuai dengan Perjanjian Kinerja, dengan rincian terdapat 5 (lima) indikator yang
telah memenuhi atau bahkan melampaui target (on-track) dan hanya 4 (empat)
indikator yang belum mencapai target, yaitu: Indeks Reformasi Birokrasi; Nilai Hasil
Evaluasi SAKIP; Indeks Hasil Monev Keterbukaan Informasi Publik; dan Indeks
Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik. Meskipun keempat indikator
tersebut belum mencapai target, persentase capaiannya sudah mendekati 100
persen. Sehingga target yang telah ditetapkan dalam Renstra 2020-2024 diharapkan
dapat terpenuhi dalam jangka waktu kurang dari 5 tahun dan berperan positif dalam
mendukung pembangunan perdagangan. Penjelasan dan analisa lebih mendalam
untuk setiap capaian indikator kinerja akan dijabarkan pada Bab 3 laporan ini.
Pada tahun 2020 Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan mendapat alokasi
anggaran setelah refocusing sebesar Rp949.083.007.000,- (Sembilan Ratus Empat
puluh Sembilan Juta Delapan Puluh Tiga Juta Tujuh Ribu Rupiah). Realisasi
penyerapan anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan sampai
dengan akhir tahun 20201 mencapai Rp901.458.497.877 atau 94,98%. Sementara itu,
nilai hasil evaluasi kinerja anggaran Sekretariat Jenderal tahun 2020 berdasarkan
PMK 214 Tahun 2017 adalah 90,10 dengan predikat SANGAT BAIK.
1Berdasarkan data Aplikasi Smart Kemenkeu posisi tanggal 8 maret 2021.
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i
RINGKASAN EKSEKUTIF .......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................ ix
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG .............................................................................................. 1
B. TUJUAN ..................................................................................................... 2
C. PERAN STRATEGIS ORGANISASI ...................................................................... 2
BAB 2 PERENCANAAN KINERJA .......................................................................................... 5
A. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2020 - 2024 ......... 5
B. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2020
..................................................................................................... 7
C. PERJANJIAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL 2020 ................................. 9
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA ......................................................................................11
A. CAPAIAN KINERJA ............................................................................................ 11
Sasaran Program 1: Meningkatnya Birokrasi Kementerian Perdagangan yang
Akuntabel, Tranparan, dan Berintegritas .............................. 11
Sasaran Program 2: Meningkatnya Kapabilitas Kinerja Organisasi
Kementerian Perdagangan yang Inovatif dan Responsif25
Sasaran Program 3: Meningkatnya Kepuasan dan Kepercayaan Stakeholders
................................................................................................................. 31
Sasaran Program 4: Meningkatnya Efektivitas Kebijakan Perdagangan Luar
Negeri serta Fasilitasi Ekspor dan Impor ............................ 48
Sasaran Program 5: Meningkatnya Kapabilitas SDM Bidang Perdagangan
Dalam Negeri ..................................................................................... 50
B. EVALUASI KINERJA ANGGARAN ..................................................................... 54
BAB 4 PENUTUP .........................................................................................................................63
LAMPIRAN ..................................................................................................................................65
Lampiran 1 Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal ........................................... 67
Lampiran 2 Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2020 ......................... 69
Lampiran 3 Matriks Pengukuran Pencapaian Sasaran Program Sekretariat
Jenderal Tahun 2020 ........................................................................... 79
Lampiran 4 Matriks Pengukuran Pencapaian Sasaran Kegiatan di Lingkungan
Sekretariat Jenderal Tahun 2020 ........................................................ 81
Lampiran 5 Perkembangan Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian
Perdagangan Tahun 2016 - 2019 ...................................................... 100
Lampiran 6 Perkembangan Nilai Hasil Evaluasi SAKIP Kementerian
Perdagangan Tahun 2016 - 2019 ...................................................... 101
vi
Lampiran 7 Nilai Kinerja Anggaran Per Eselon I Kementerian Perdagangan
Tahun 2020......................................................................................... 102
Lampiran 8 Daftar Opini Hukum yang Ditangani Sekretariat Jenderal Tahun 2020
............................................................................................................ 103
Lampiran 9 Hasil Rekapitulasi Kuisioner Tindak Lanjut dan Pendampingan
Pasca Pelatihan Non Aparatur .......................................................... 115
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 0-1 Realisasi dan Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2020 .... iii
Tabel 2-1 Pagu Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2020 ............................. 7
Tabel 2-2 Perubahan Lampiran Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun
2020 ........................................................................................................ 9
Tabel 3-1 Perkembangan Nilai Hasil Evaluasi SAKIP Kementerian
Perdagangan Tahun 2016-2020 .......................................................... 22
Tabel 3-2 Bobot Penilaian IKPA Tahun 2018-2020 ............................................ 29
Tabel 3-3 Capaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)
Kementerian Perdagangan Tahun 2020 ............................................ 30
Tabel 3-4 Hasil Monitoring dan Evaluasi Keterbukaan Informasi Publik
Kementerian Perdagangan Periode 2018-2020 ................................. 34
Tabel 3-5 Perhitungan Nilai Akhir Keterbukaan Informasi Badan Publik Tahun
2020 ...................................................................................................... 34
Tabel 3-6 Klasifikasi Nilai Hasil Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap
Pelayanan Publik ................................................................................. 39
Tabel 3-7 Aspek-aspek Pembentuk Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat ........ 41
Tabel 3-8 Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan
Tahun 2010 – 2019............................................................................... 43
Tabel 3-9 Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2020 Menurut
Kegiatan (dalam Rupiah) .................................................................... 56
Tabel 3-10 Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2020 Menurut Jenis
Belanja (dalam Rupiah) ....................................................................... 57
Tabel 3-11 Nilai Total Hasil Evaluasi Kinerja Anggaran Sekretariat Jenderal
Tahun 2020 .......................................................................................... 60
viii
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3-1 Perkembangan Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian
Perdagangan Tahun 2016 - 2020 ................................................... 12
Gambar 3-2 Delapan Area Perubahan Reformasi Birokrasi ............................. 14
Gambar 3-3 Highlight Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian
Perdagangan ................................................................................... 15
Gambar 3-4 Nilai Capaian Sasaran Strategis dan Rata-rata Nilai EKA Eselon I
Kementerian Perdagangan Tahun 2020 ........................................ 26
Gambar 3-5 Rata-rata Nilai Evaluasi Kinerja Anggaran Per Unit Eselon I
Kementerian Perdagangan Tahun 2020 ........................................ 27
Gambar 3-6 Bagan Proporsi dan Unsur Nilai Evaluasi Kinerja
Anggaran/SMART............................................................................ 28
Gambar 3-7 Perkembangan Nilai IKPA Kementerian Perdagangan Tahun 2018
– 2020 ............................................................................................... 30
Gambar 3-8 Presentasi Monitoring dan Evaluasi Keterbukaan Informasi
Publik Tahun 2020........................................................................... 33
Gambar 3-9 Piagam Monev Keterbukaan Informasi Publik Kementerian
Perdagangan Tahun 2020 ............................................................... 35
Gambar 3-10 Dokumentasi Sosialisasi Keterbukaan Informasi Publik 2020 .... 36
Gambar 3-11 Dokumentasi Workshop Penyusunan Daftar Informasi Publik
Kementerian Perdagangan Dalam Rangka Antisipasi Sengketa
Informasi Publik .............................................................................. 37
Gambar 3-12 Akun Instagram PPID Kemendag @ppidkemendag yang sudah
terverifikasi ...................................................................................... 37
Gambar 3-13 Kementerian Perdagangan Menerima Laporan Hasil Pemeriksaan
BPK RI .............................................................................................. 44
Gambar 3-14 Kementerian Perdagangan mendapatkan penghargaan WTP 10
kali berturut-turut ............................................................................ 45
Gambar 3-15 Monitoring dan Evaluasi Pelatihan Pengelolaan Pasar di 4
Daerah (Aceh, Bangka Belitung, Lampung, dan Kaltim) ............. 52
Gambar 3-16 Evaluasi Kinerja Anggaran Sekretariat Jenderal Menurut
Konsistensi Perencanaan Tahun 2019-2020 ................................. 57
Gambar 3-17 Evaluasi Kinerja Anggaran Sekretariat Jenderal Menurut Capaian
Keluaran Program Tahun 2019-2020 ............................................. 58
Gambar 3-18 Evaluasi Kinerja Anggaran Sekretariat Jenderal Menurut Efisiensi
Penggunaan Anggaran Tahun 2019-2020 ..................................... 59
Gambar 3-19 Rata-rata Nilai Kinerja Satker di Lingkungan Sekretariat Jenderal
Tahun 2019-2020 ............................................................................. 59
Gambar 3-20 Nilai Kinerja Aspek Manfaat Sekretariat Jenderal Tahun 2019-
2020 .................................................................................................. 60
x
1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) adalah rangkaian
sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan
penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran,
dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban
dan peningkatan kinerja instansi pemerintah. Penyelenggaraan SAKIP pada
Kementerian Negara/Lembaga merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
Untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008, pada bulan April 2014 telah ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang
merupakan perbaikan dari Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999. Sebagai tindak
lanjut dari penetapan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014, tanggal 18 Agustus
2015 Kementerian Perdagangan telah menetapkan Pedoman Penyusunan Dokumen
SAKIP di lingkungan Kementerian Perdagangan yang tertuang dalam Surat
Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 794/M-DAG/KEP/8/2015 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di
Lingkungan Kementerian Perdagangan (merupakan revisi dari Kepmendag Nomor
1011 Tahun 2012). Keputusan Menteri Perdagangan RI Nomor 794 Tahun 2015 ini
telah diterapkan di tingkat Kementerian, Unit Kerja Eselon I dan Eselon II, serta unit
kerja mandiri di lingkungan Kementerian Perdagangan serta dilaksanakan secara
berkala dan berkelanjutan.
Salah satu tahapan penting dalam implementasi SAKIP adalah pengukuran kinerja.
Pengukuran kinerja adalah tahapan kegiatan SAKIP berupa penghitungan tingkat
kemajuan (progress) dari pencapaian indikator kinerja strategis/program/kegiatan
dibandingkan dengan tujuan/sasaran/target yang telah ditetapkan pada dokumen
perencanaan (Rencana Strategis, Rencana Kerja, dan Perjanjian Kinerja).
Pengukuran kinerja bukan dimaksudkan sebagai mekanisme pemberian reward and
punishment, melainkan sebuah mekanisme pemantauan dan pengendalian
pencapaian kinerja yang berfungsi untuk memberikan informasi bagi pimpinan
tentang program dan kegiatan yang realisasi dan capaian kinerjanya masih dibawah
target sehingga dapat segera ditindaklanjuti. Selanjutnya, hasil pengukuran kinerja
dimanfaatkan sebagai bahan penyusunan Laporan Kinerja.
2
B. TUJUAN
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman
Evaluasi Atas Implementasi SAKIP, Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 794
Tahun 2015 mengamanatkan penyusunan Laporan Kinerja di lingkungan
Kementerian Perdagangan untuk mempertanggung-jawabkan pelaksanaan program
dan kegiatan, termasuk pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu
perencanaan strategis, dan Keputusan Inspektur Jenderal Kementerian
Perdagangan Nomor 13.2/IJ-DAG/KEP/08/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Evaluasi Atas Implementasi SAKIP di lingkungan Kementerian Perdagangan. Selain
itu tujuan dari Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal adalah menindaklanjuti Hasil
Evaluasi atas Implementasi SAKIP oleh Inspektorat Jenderal Kementerian
Perdagangan. Laporan Kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan
lengkap tentang pencapaian kinerja yang disusun berdasarkan dokumen
perencanaan kinerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Laporan Kinerja merupakan bentuk
pertanggungjawaban akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang
dipercayakan kepada kementerian atas penggunaan anggaran. Pelaporan kinerja di
lingkungan Kementerian Perdagangan diterapkan tingkat di Kementerian, Unit Kerja
Eselon I dan Eselon II, serta unit kerja mandiri di lingkungan Kementerian
Perdagangan serta dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan.
C. PERAN STRATEGIS ORGANISASI
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, peran Sekretariat Jenderal adalah
melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan administrasi
kementerian. Berdasarkan tugas ini, Sekretariat Jenderal memerlukan optimalisasi
dukungan kelembagaan maupun sumber daya serta sarana yang memadai, serta
terorganisir di dalam struktur organisasi Sekretariat Jenderal.
Pada bulan Februari 2016, Kementerian Perdagangan telah melakukan
penyempurnaan struktur organisasi untuk mendukung efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Perdagangan. Struktur organisasi
Kementerian Perdagangan telah dirancang untuk mengantisipasi dinamika
perekonomian nasional dan internasional yang sedemikian cepat, serta mendukung
reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan.
Pada bulan Oktober 2020 Kementerian Perdagangan melakukan restrukturisasi
organisasi sebagai tindak lanjut penyetaraan jabatan struktural menjadi fungsional
dengan merevisi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 08/M-DAG/PER/2/2016
menjadi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 80 Tahun 2020 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan. Struktur organisasi Kementerian
Perdagangan telah dirancang untuk mengantisipasi dinamika perekonomian nasional
3
dan internasional yang sedemikian cepat, serta mendukung reformasi birokrasi di
lingkungan Kementerian Perdagangan
Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 08/M-DAG/PER/2/2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan yang direvisi menjadi
menjadi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 80 Tahun 2020 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan, Sekretariat Jenderal mempunyai struktur
organisasi yang terdiri dari:
a) Biro Perencanaan;
b) Biro Organisasi dan Kepegawaian;
c) Biro Keuangan;
d) Biro Hukum;
e) Biro Umum dan Layanan Pengadaan;
f) Biro Hubungan Masyarakat; dan
g) Biro Advokasi Perdagangan;
Selain itu, Sekretariat Jenderal juga dibantu oleh 4 (empat) unsur penunjang
pelaksaanaan tugas kementerian dan 3 (tiga) unsur penunjang yang di luar struktur
organisasi Sekretariat Jenderal, namun penganggarannya berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Menteri Perdagangan melalui Sekretariat Jenderal yaitu:
h) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perdagangan;
i) Pusat Penanganan Isu Strategis;
j) Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemetrologian;
k) Pusat Data dan Sistem Informasi;
l) Badan Perlidungan Konsumen Nasional;
m) Komite Anti Dumping Indonesia (KADI), dan
n) Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI).
Struktur organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan selengkapnya
terdapat pada Lampiran 1.
4
5
BAB 2 PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN
2020 - 2024
Pemerintah periode 2020-2024 menetapkan Visi Presiden Republik Indonesia dalam
rangka mencapai pembangunan 5 (lima) tahun kedepan ”Terwujudnya Indonesia
maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong
royong”. Dalam pengejawantahannya, visi Presiden dan Wakil Presiden tersebut
diturunkan ke setiap Kementerian/Lembaga sesuai dengan tugas dan fungsinya
masing-masing, termasuk Kementerian Perdagangan. Selanjutnya, Unit Sekretariat
Jenderal Kementerian Perdagangan bertugas menunjang Kementerian
Perdagangan dalam membantu mewujudkan visi Presiden dan Wakil Presiden
Mengacu pada Misi Presiden dan Wakil Presiden di atas, maka dalam Renstra
Kementerian Perdagangan 2020 – 2024, ditetapkan Misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan Kinerja Perdagangan Luar Negeri;
2. Meningkatkan Kinerja Perdagangan Dalam Negeri; dan
3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) di Sektor
Perdagangan.
Sehingga untuk mendukung hal tersebut Sekretariat Jenderal bertanggungjawab
dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di sektor
perdagangan.
Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi yang tersebut diatas serta memperhatikan
potensi, permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi; maka Tujuan yang ingin
dicapai Kementerian Perdagangan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan,
adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan kinerja ekspor non-migas dan jasa;
2. Peningkatan konsumsi nasional yang mendukung pertumbuhan ekonomi; dan
3. Terwujudnya tata kelola pemerintahan di Kementerian Perdagangan yang baik
dan berkualitas
Sehingga untuk mendukung hal tersebut Sekretariat Jenderal bertanggung jawab
dalam rangka Terwujudnya tata kelola pemerintahan di Kementerian
Perdagangan yang baik dan berkualitas.
Sasaran yang ingin dicapai dalam terwujudnya tata kelola pemerintahan di
Kementerian Perdagangan yang baik dan berkualitas adalah:
6
Sasaran Program 1 Meningkatnya Birokrasi Kementerian Perdagangan yang
Akuntabel, Transparan, dan Berintegritas
Pada tingkat Kementerian, sasaran pertama yang ingin dicapai oleh unit Sekretariat
Jenderal adalah Meningkatnya Birokrasi Kemendag yang Akuntabel, Tranparan, dan
Berintegritas. Keberhasilan dari sasaran ini dapat diukur melalui 2 (dua) indikator
sebagai berikut:
1. Indeks Reformasi Birokrasi
2. Nilai Hasil Evaluasi SAKIP
Sasaran Program 2 Meningkatnya Kapabilitas Kinerja Organisasi Kemendag
yang Inovatif dan Responsif
Sasaran kedua yang ingin dicapai adalah Meningkatnya Kapabilitas Kinerja
Organisasi Kemendag yang Inovatif dan Responsif. Indikator keberhasilan dari
sasaran ini adalah Nilai Capaian Kinerja Organisasi
Sasaran Program 3 Meningkatnya Kepuasan dan Kepercayaan Stakeholders
Indikator keberhasilan dari sasaran Meningkatnya Kepuasan dan Kepercayaan
Stakeholders adalah:
1. Indeks Hasil Monev Keterbukaan Informasi Publik
2. Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik
3. Opini BPK Terhadap Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan
Sasaran Program 4 Meningkatnya Efektivitas Kebijakan Perdagangan Luar
Negeri serta Fasilitasi Ekspor dan Impor
Meningkatnya Efektivitas Kebijakan Perdagangan Luar Negeri serta Fasilitasi Ekspor
dan Impor. Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dari pencapaian
sasaran ini adalah Persentase Pemanfaatan Layanan Advokasi Hukum
Perdagangan Internasional
Sasaran Program 5 Meningkatnya Kapabilitas SDM Bidang Perdagangan Dalam
Negeri
Sasaran terakhir yang ingin dicapai adalah Meningkatnya Kapabilitas SDM Bidang
Perdagangan Dalam Negeri. Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
dari pencapaian sasaran ini adalah:
1. Persentase SDM Bidang Perdagangan Dalam Negeri yang Meningkat
Kompetensinya
2. Persentase Peningkatan Manajemen Usaha SDM Bidang Perdagangan
Dalam Negeri
7
B. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SEKRETARIAT
JENDERAL TAHUN 2020
Untuk mendanai pelaksanaan program dan kegiatan di lingkungan Sekretariat Jenderal
Kementerian Perdagangan, disusunlah Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang berisi
rincian alokasi anggaran yang diperlukan dalam rangka pencapaian hasil (outcome) dan
keluaran (output) yang terukur selama 1 (satu) periode tahun anggaran. Pada tahun 2020
Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan menerima pagu anggaran sebesar
Rp1.217.494.110.000. Namun dalam perjalanannya, pagu anggaran Kementerian
Perdagangan mengalami efisiensi (penghematan) sebagai dampak antisipasi
penanganan dampak COVID-19.
Sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2016 tentang Langkah-
Langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) Dalam Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P), pada
tahun 2020 pagu anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan direvisi
sebesar Rp268.083.007.000,-. Sehingga total pagu anggaran Sekretariat Jenderal
menjadi Rp949.083.007.000,- (Sembilan Ratus Empat puluh Sembilan Juta
DelapanPuluhTiga Juta Tujuh Ribu Rupiah). Pagu anggaran Sekretariat Jenderal TA
2020 dialokasikan ke dalam 20 kegiatan yang rumusannya mencerminkan tugas dan
fungsi Unit Eselon II/Satker di lingkungan Sekretariat Jenderal dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel 2-1 Pagu Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2020
NO KEGIATAN PAGU AWAL PAGU REVISI
(1) (2) (3) (4)
1 Peningkatan Pengelolaan Perencanaan 29.583.143.000 15.814.027.000
2 Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Organisasi
18.200.000.000 11.730.674.000
3 Peningkatan Pengelolaan Keuangan 95.500.000.000 92.358.933.000
4 Pembinaan Administrasi dan Pelayanan Pelaksanaan Tugas Kementerian Perdagangan
74.000.000.000 77.013.500.000
5 Penyusunan Perangkat dan Pelayanan Hukum Bidang Perdagangan
13.700.000.000 4.763.651.000
6 Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan 48.000.000.000 27.017.200.000
7 Pengelolaan Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian
31.800.000.000 22.119.190.000
8 Peningkatan Pelayanan Informasi Publik 20.000.000.000 17.250.023.000
9 Penanganan Isu Strategis Perdagangan Lintas Sektor
6.000.000.000 3.470.085.000
10 Penyelidikan Kasus Dumping Dan Subsidi 10.000.000.000 6.307.240.000
8
NO KEGIATAN PAGU AWAL PAGU REVISI
(1) (2) (3) (4)
11 Peningkatan Penyelidikan Tindakan Pengamanan (Safeguard)
8.500.000.000 6.194.991.000
12 Penyelenggaraan Kantor Dagang Ekonomi Indonesia di Taipei
84.210.132.000 82.710.132.000
13 Penyelenggaraan Atase Perdagangan 85.000.000.000 63.048.835.000
14 Penyelenggaran Akademi Metrologi 8.800.000.000 6.937.292.000
15 Penguatan Lembaga Perlindungan Konsumen Nasional
25.000.000.000 19.204.129.000
16 Penyelenggaraan Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC)
230.000.000.000 200.743.032.000
17 Pelayanan Advokasi Perdagangan Internasional 14.200.000.000 7.883.664.000
18 Pengembangan Sistem Informasi Perdagangan 67.804.909.000 60.961.292.000
19 Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional dan Teknis Penguji Mutu Barang
7.600.000.000 4.459.191.000
20 Peningkatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana 339.595.926.000 219,095,926,000
Total 1.217.494.110.000 949.083.007.000
9
C. PERJANJIAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL 2020
Sebagai penjabaran lebih lanjut dari tujuan dan program yang telah ditetapkan dalam
Rencana Strategis, telah disusun Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2020
yang memuat tentang nilai kuantitatif setiap indikator kinerja sasaran dalam satu
tahun. Hal ini dimaksud untuk membantu dalam proses berakuntabilitas dan
merupakan alat untuk mengelola kinerja organisasi serta mendorong para pimpinan
unit lebih terfokus dalam menjalankan strategi organisasi.
Penyusunan Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2020 mengalami revisi
pada bulan Oktober 2020. Hal ini berdasarkan hasil evaluasi SAKIP oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan
Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan. Sehingga sasaran dan indikator
kinerja pada Lampiran Perjanjian Kinerja Sekretariat JenderalTahun 2020 mengalami
perubahan sebagai berikut:
Tabel 2-2 Perubahan Lampiran Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2020
No
Sebelum Sesudah
Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Indikator Kinerja
1 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Informasi Publik
Persentase Kepuasan Pengguna Layanan Informasi Publik Kementerian Perdagangan
Meningkatnya Kepuasan dan Kepercayaan Stakeholders
Indeks Hasil Monev Keterbukaan Informasi Publik
Persentase Pelayanan Informasi yang Ditindaklanjuti
Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik
Persentase Penyelesaiaan Peraturan Perundang-Undangan
Opini BPK Terhadap Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan
2 Meningkatnya Birokrasi yang Tranparan, Akuntabel, dan Bersih
Indeks Reformasi Birokrasi
Meningkatnya Birokrasi Kemendag yang Akuntabel, Tranparan, dan Berintegritas
Indeks Reformasi Birokrasi
Nilai Hasil Evaluasi AKIP Nilai Hasil Evaluasi SAKIP
Opini BPK Terhadap Laporan Keuangan
Tingkat Kematangan Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)
3 Penguatan Pelaksanaan Manajemen Kinerja
Skor Capaian Area Perubahan Penataan dan Penguatan Organisasi
Meningkatnya Kapabilitas Kinerja Organisasi Kemendag yang Inovatif dan Responsif
Nilai Capaian Kinerja Organisasi
Indeks Penerapan Merit System
Persentase Standar Operasional Prosedur yang sesuai dengan Tugas dan Fungsi
Indeks Pelayanan Kepegawaian
4 Meningkatnya Profesionalisme dan Kemampuan Manajemen
Indeks Profesionalisme ASN Kementerian Perdagangan
Meningkatnya Kapabilitas SDM Bidang Perdagangan Dalam Negeri
Persentase SDM Bidang Perdagangan Dalam Negeri yang Meningkat Kompetensinya
Persentase ASN Perdagangan Daerah yang Kompeten
Persentase Peningkatan Manajemen Usaha SDM Bidang Perdagangan Dalam Negeri
10
No
Sebelum Sesudah
Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Indikator Kinerja
Usaha SDM Perdagangan
Peningkatan Perbaikan Manajemen Usaha Perdagangan Peserta Pelatihan
Persentase Lulusan yang Bekerja di Bidang Kemetrologian, Instrumentasi dan Perdagangan
5 - - Meningkatnya Efektivitas Kebijakan Perdagangan Luar Negeri serta Fasilitasi Ekspor dan Impor
Persentase Pemanfaatan Layanan Advokasi Hukum Perdagangan Internasional
11
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA
Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal, Sasaran Program dan
Indikator Kinerja Program Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan Tahun
2020 terdiri dari 5 (lima) Sasaran Program dan 9 (sembilan) Indikator Kinerja
Program. Pengukuran kinerja dalam Laporan Kinerja Tahun 2020 dilakukan dengan
membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja
secara kumulatif selama periode Januari – Desember 2020. Perbandingan antara
target dengan realisasi indikator kinerja menunjukkan persentase capaian kinerja.
Pada akhir tahun 2020, diharapkan seluruh target indikator kinerja dapat terpenuhi,
dengan kata lain persentase capaian mencapai seratus persen.
Sasaran Program 1: Meningkatnya Birokrasi Kementerian Perdagangan
yang Akuntabel, Tranparan, dan Berintegritas
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
(1) (2) (3) (3) (4)
1 Indeks Reformasi Birokrasi Nilai 80 76,80* 96%
2 Nilai Hasil Evaluasi SAKIP Predikat A
(Skor 80 – 90)
BB*
(Skor 73,5) 91,88%
IK 1: Indeks Reformasi Birokrasi (RB)
Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 81 Tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010 – 2025 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi No. 25 Tahun 2020 tentang Road Map Reformasi
Birokrasi 2020 – 2024, menegaskan akan pentingnya penerapan clean government
dan good governance secara universal yang menjadi prinsip untuk memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat.
Terkait pelaksanaan reformasi birokrasi pada Kementerian Perdagangan telah
dilakukan evaluasi oleh Kementerian PAN dan RB. Tujuan evaluasi adalah untuk
menilai Indeks Reformasi Birokrasi terkait kemajuan pelaksanaan program reformasi
birokrasi dalam rangka mencapai sasaran yaitu mewujudkan birokrasi yang bersih
dan akuntabel, birokrasi yang efektif dan efisien, serta birokrasi yang mampu
memberikan pelayanan publik yang lebih baik. Selain itu evaluasi yang dilakukan juga
bertujuan untuk memberikan saran perbaikan dalam rangka meningkatkan kualitas
reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan.
12
Pada tahun 2020, periode penilaian pelaksanaan Reformasi Birokrasi oleh
Kementerian PAN dan RB dilaksanakan mulai bulan September 2020 sampai dengan
bulan Februari 2021. Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan
mendapat nilai sementara dari Kementerian PAN dan RB sebesar 76,80 dengan
kategori BB. Nilai tersebut telah mencapai 96% dari target yang ditetapkan di
Perjanjian Kinerja Tahun 2020, yaitu 80.
Nilai sementara Indeks RB Kemendag Tahun 2020 menunjukkan peningkatan
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2018 dan 2019 Indeks
RB Kemendag masing-masing adalah 74,48 dan 76,40. Perkembangan hasil
evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian Perdagangan selama tiga
tahun terakhir menunjukkan tren positif.
Gambar 3-1 Perkembangan Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan Tahun 2016 - 2020
Sumber: Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi oleh Kementerian PAN dan RB
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi oleh Kementerian PAN
dan RB, diperoleh beberapa catatan sementara yang menjadi penyebab belum
tercapainya target kinerja di tahun 2020, diantaranya adalah:
1. Peran agen perubahan untuk mempercepat reformasi pada organisasi perlu
didukung oleh jajaran pimpinan agar program perubahan dapat
diimplementasikan dan kedepan perlu ada monev berkala atas program yang
dicanangkan agen perubahan untuk memastikan bahwa hasil dari programnya
memang untuk kebaikan organisasinya.
2. Segera menetapkan Roadmap RB Kemendag lengkap dengan rencana aksi
kegiatan RB yang juga teah diselaraskan dengan Renstra Kemendag. Kemudian
perlu disusun pula rencana aksi kegiatan pada masing-masing unit teknis. Lebih
lanjut, perlu juga ditetapkan Quickwins Kemendag 2020-2021 selain daripada
Quickwins Mandatory/Nasional.
74,7
75,07
74,48
76,4
76,8
2016 2017 2018 2019 2020*
13
3. Terkait dengan penyederhanaan organisasi yang diperintahkan oleh Presiden
Jokowi, langkah lanjutan yang perlu segera dilakukan oleh Sekretariat Jenderal
adalah memastikan bahwa bentuk struktur organisasi pada masing-masing unit
teknis sesuai dengan kebutuhan organisasi di masa mendatang.
4. Selain itu, Setjen perlu melakukan inisiatif atas penyebarluasan
informasi/edukasi massif kepada seluruh unit teknis tentang keperluan survey
kelembagaan termasuk mekanisme/prosedur survey dan perubahan bentuk
organisasi.
5. Perlu didorong adanya One Big Data Kementerian Perdagangan, agar seluruh
output dari unit teknis dapat dengan mudah dimanfaatkan satu sama lain.
6. Perlu dilakukan pemetaan dan identifikasi serta analisa bahwa imbas
perpindahan Jabatan Struktural ke Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) telah
mempertimbangkan bahwa nomenklatur JFT telah sesuai dengan tugas-
fungsi/jabatan/beban kerja pegawai saat ini.
7. Perlu segera dilakukan upaya percepatan pembentukan manajemen talenta
pada Kemendag.
8. Kebijakan yang dikeluarkan oleh Kemendag belum sepenuhnya dipetakan
keterkaitannya dengan kebijakan yang lain, sehingga belum dapat dipastikan
efektivitas dari kebijakan yang dikeluarkan.
9. Mendorong peran Inspektorat Jenderal (Itjen) untuk lebih mengedepankan fungsi
pengawasan, khususnya sebagai katalisator pada penerapan kinerja dan
pengimplementasian zona integritas di unit kerja.
10. Penyusunan atas peta risiko pada Kemendag perlu dipertajam lagi dan diarahkan
untuk mengawal pencapaian tujuan/sasaran organisasi Kemendag.
11. Pengendalian dan pengawasan internal perlu didorong lagi melalui keterlibatan
pimpinan dari tiap Unit Eselon I.
12. Budaya anti gratifikasi perlu ditanamkan dengan massif pada seluruh Unit Eselon
I Kemendag.
13. Perlu mendorong pembangunan Zona Integritas pada unit-unit layanan
Kemendag utamanya yang memliki risiko tinggi.
14. Penggunaan teknologi informasi pada pelayanan publik belum sepenuhnya
terintegrasi antara aplikasi satu dengan yang lain.
15. Menetapkan standar/aturan tyentang kompensasip-ada seluruh jenis layanan
Kemendag sekaligus menginformaikan apabila pelayanan yang diberikan tidak
sesuai dengan standar pelayanan.
Menindaklanjuti hasil temuan sementara tersebut, Sekretariat Jenderal telah
berupaya untuk meningkatkan Indeks Reformasi Birokrasi sehingga nilai akhir yang
diperoleh akan dapat memenuhi target kinerja. Salah satu upaya yang telah
dilakukan adalah menetapkan Quick Wins pada 8 area perubahan, yaitu: Area
14
Manajemen Perubahan (Bidang Pola Pikir dan Budaya Kerja), Area Penataan
Peraturan Perundang- Undangan, Area Penataan dan Penguatan Organisasi, Area
Penataan Ketatalaksanaan, Area Penataan Sistem Manajemen Sumber Daya
Manusia (SDM) Aparatur, Area Penguatan Area Penguatan Pengawasan, Area
Penguatan Akuntabilitas Kinerja, Area Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, dan
Program Quick Wins).
Gambar 3-2 Delapan Area Perubahan Reformasi Birokrasi
Selain itu, upaya peningkatan kualitas pelaksanaan reformasi birokrasi di
Kementerian Perdagangan didukung dengan proses monitoring dan evaluasi
(monev) secara internal dan eksternal. Monev secara internal dilakukan melalui
pemantauan terhadap rencana kerja (working plan) yang ditindaklanjuti melalui
kegiatan-kegiatan perbaikan reformasi birokrasi di setiap area perubahan dan
program quick wins serta Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
(PMPRB) yang didasarkan pada PermenPANRB Nomor 26 Tahun 2020 tentang
Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah. Monev yang dilakukan
secara eksternal diawasi oleh KemenPANRB sebagai evaluator eksternal.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dimaksud, digunakan sebagai instrumen untuk
mengukur tingkat kemajuan pelaksanaan RB instansi. Evaluasi dilakukan
berdasarkan hasil penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi (PMPRB) yang
terdiri dari dua (2) komponen yaitu pengungkit dan hasil. Dalam hal ini Sekretariat
Jenderal melaksanakan fungsinya sebagai penghubung antara Kementerian PAN
dan RB sebagai evaluator dengan seluruh unit di Kementerian Perdagangan.
Rangkaian kegiatan pendukung yang dilakukan dalam mencapai target kinerja
Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan Tahun 2020 oleh Sekretariat
Jenderal, antara lain:
15
1. Pembentukan Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan,
yang terbagi dalam 8 (delapan) Kelompok Kerja (Pokja) sesuai dengan 8
(delapan) area perubahan Reformasi Birokrasi.
2. Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan Tahun
2020.
3. Koordinasi pelaksanaan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
(PMPRB).
4. Diadakannya serangkaian rapat koordinasi dengan Pokja dan unit di lingkungan
Kementerian Perdagangan, dengan tujuan untuk memastikan pelaksanaan
reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan berjalan sesuai
dengan rencana kerja reformasi birokrasi Kementerian Perdagangan, serta
diharapkan unit dapat menyiapkan bahan evaluasi verifikasi lapangan dan
disertai dengan bukti dukung pelaksanaan Reformasi Birokrasi di masing-
masing unit Eselon I Kementerian Perdagangan.
5. Koordinasi dengan Kementerian PAN dan RB terkait persiapan pelaksanaan
evaluasi penyelenggaraan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian
Perdagangan.
Gambar 3-3 Highlight Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian Perdagangan
16
Berikut capaian pelaksanaan Reformasi di lingkungan Kementerian Perdagangan
Tahun 2020 yang menjadi dasar pelaporan evaluasi Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi:
1. Pokja Manajemen Perubahan
a. Matrik Database Inovasi Kementerian Perdagangan
b. Quick Wins Kementerian Perdagangan
c. Internalisasi Nilai Budaya Kerja ke unit-unit maupun keperwakilan
perdagangan
d. Pembentukan Agen Perubahan dan inovasi-inovasi yang dihasilkan
2. Pokja Deregulasi Kebijakan
a. Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum
b. Aplikasi jdih Kemendag di App Store/mobile application yang dapat diunduh
di App Store
c. Aplikasi “SARAH” (Sistem Administrasi Hukum)
• Merupakan dukungan terhadap pelaksanaan Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik dan untuk melaksanakan layanan adminstrasi
pemerintahan berbasis elektronik.
• Sarana untuk menyampaikan rancangan peraturan perundang-
undangan dalam rangka pembentukan peraturan perundang-undangan.
• Mengurangi rancangan peraturan perundang-undangan dalam bentuk
hardcopy.
• Mengurangi kontak fisik dalam kondisi pandemi covid-19
d. Deregulasi Kebijakan Perizinan
e. Untuk pelaksanaan simplifikasi regulasi, dalam laman jdih.kemendag.go.id
sudah dapat dilihat secara langsung grafik pelaksanaan simplifikasi
peraturan perundang-undangan di Kementerian Perdagangan.
3. Pokja Penataan dan Penguatan Organisasi
a. Peta jabatan dengan organisasi yang sederhana dan sudah dihitung JF
bidang perdagangan untuk mendukung pencapaian target-target organisasi
b. Penyederhanaan organisasi sudah dilakukan dan dijadikan sebagai Quick
Wins Mandatory
c. Telah disusun desain organisasi yang sesuai dengan rencana strategis
d. Telah dilakukan penyederhanaan tingkat struktur organisasi.
Penyederhanaan birokrasi menjadi 2 level sesuai arahan Presiden baik
dalam STO organik maupun UPT
e. Telah dilakukan pengalihan jabatan structural ke jabatan fungsional sesuai
kriteria unit organisasi yang berpotensi dialihkan
f. Melakukanpengalihanjabatan Administrasi ke JF secara bertahap
g. Membuat mekanisme hubungan dan koordinasi antara JPT dan JFT pada
STO yang baru
17
h. Telah ditetapkan peta jabatan dan beban kerja sesuai dengan struktur
organisasi baru yang lebih lincah dan fleksibel
i. Membuat 5 JF baru dibidang perdagangan agar amanat Presiden dapat
dilaksanakan dengan baik di Kemendag sesuai Visi dan Misi Pemerintah
j. Telah dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk menilai ketepatan fungsi dan
ketepatan ukuran organisasi
• Melakukan evaluasi terhadap tugas dan fungsi agar selaras dengan visi
dan misi organisasi setiap unit Eselon I yang ada
• Melakukan Evaluasi terhadap UPT yang ada di Kementerian
Pedagangan
4. Pokja Penataan Tatalaksana
a. Telah ditetapkan proses Bisnis Kementerian Perdagangan sesuai dengan
Rencana Strategis dan tugas dan fungsi unit kerja
b. Telah dilakukan evaluasi SOP makro sesuai dengan kebijakan dan tugas dan
fungsi unit
c. Indeks SPBE Kementerian Perdagangan 3,25 dengan kategori Baik
d. Implementasi E-Government/SPBE
• Keputusan Menteri Perdagangan RI Nomor 577 tahun 2020 tentang
Pembentukan Komite Pengarah TIK Kemendag tahun 2020
• Keputusan Sekjen Kemendag Nomor 277 tahun 2020 tentang
Pembentukan Tim Evaluator Internal SPBE di Lingkungan
Kemendagtahun 2020
• Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 46/M-
Dag/Per/7/2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi Informasi Dan
Komunikasi di Lingkungan Kementerian Perdagangan
• Master Plan TIK Kemendag tahun 2020-2024, yang selaras dengan
pedoman SPBE.
• Pedoman Teknis Standar Spesifikasi Perangkat Keras TIK 2020
e. Implementasi SPBE dalam layanan internal, seperti:
• Aplikasi TNDE yang dibuat secara mobile agar mudah diakses dimana
pun berada. Bedanya dengan TNDE berbasis Webisite. TNDE mobile
hanya untuk membaca disposisi surat serta melaporkan progress dari
disposisi surat tersebut.
• Aplikasi SARAH
• Intranet Kementerian Perdagangan yang merupakan aplikasi layanan
internal yang dapat diakses pegawai meliputi Pelayanan Data, TIK,
Kepegawaian dan Keuangan, dll
• SIASN Mobile, Presensi Kehadiran Secara Online dan Real-Time
dengan Teknologi Geo Tag Location
• Aplikasi “E-Office” (Tata Naskah Dinas Elektronik), mendukung
penggunaan Tanda TanganElektronik
• E-SPPD, Sistem PerjalananDinas di internal Kementerian Perdagangan
18
• Kudagang, untuk media pendidikan dan pelatihan daring dan uji
kompetensi teknis JF (sistem CAT)
• E-SIMPPEL, Pelaporan kinerja Perwakilan Perdagangan di LN.
f. Keterbukaan Informasi Publik
• Saluran Pelayanan InfomasiPublik Kementerian Perdagangan by mobile
sistem, bisa melalui:
• Telepon dan Whatsapp
• Media Sosial
• Meja Informasi PPID Kemendag
• Aplikasi SP4N LAPOR! Website: https://www.lapor.go.id/
• Portal PPID Kemendag melalui http://ppid.kemendag.go.id
• Content Management System (CMS), melalui Menu “KONTAK
KAMI” pada https://kemendag.go.id
• Aplikasi PPID Kemendag Mobile
• Inovasi PPID Kemendag: PPID Kemendag Mobile
Aplikasi PPID mobile berbasis aplikasi android memuat layanan
informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala,
informasi yang wajib diumumkan secara serta merta, dan informasi yang
wajib tersedia setiap saat. Selain itu aplikas iini memungkinkan
masyarakat melakukan permohonan informasi dan mengakses berita
seputar PPID Kementerian Perdagangan.
• Mekanisme keterbukaan informasi publik, Setiap pelayanan informasi
yang masuk ke Kementerian Perdagangan akan dilayani secara
langsung maupun dengan mekanisme PPID
• Pada Tahun 2020 Kementerian Perdagangan menerima peringkat kedua
dalam Anugerah Keterbukaan Informasi dengankategori Badan Publik
“Menuju Informatif” di Istana Wakil Presiden RI,
• Pada tahun 2020, Komisi Informasi Pusat melakukan Monitoring dan
Evaluasi Keterbukaan Informasi Publik.
5. Pokja Penataan Sistem Sumber Daya Aparatur
a. Pengembangan Pegawai Berbasis Kompetensi
• Telah dilakukan asesmen pegawai untuk seleksi calon JPT, Perwadag
dan pemetaan yang dilakukansecara bertahap mulai dari administrator
• Telah dilakukan pengembangan pegawai berbasis kompetensi sesuai
dengan rencana dan kebutuhan pengembangan kompetensi
• Telah dilakukan monitoring dan evaluasi pengembangan pegawai
berbasis kompetensi secara berkala
• Telah dilakukan uji kompetensi bagi calon JF bidang perdagangan guna
pemetaan kompetensi teknis atau manajerial
19
• Telah dilakukan ases menuntuk proses penataan SDM:
- Asesmen bagi pegawai mutasi ke kelas yang lebih tinggi
- Asesmen bagi pegawai dari K/L lain yang pindah ke kementerian
Perdagangan
• Telah disiapkan kebijakan internal untuk pelaksanaan manajemen
talenta berupa SE Nomor 16.1 Tahun 2020 tetang pelaksanaan
manajemen talenta PNS di lingkungan Kementerian Perdagangan
b. Perencanaan Kebutuhan Pegawai sesuai dengan Kebutuhan Organisasi
• Telah disusun peta jabatan berdasarakan Permendag Ortaker yang telah
disederhanakan
• Telah disusunnya kebutuhan pegawai berdasarkan peta jabatan struktur
organisasi yang simple dengan JF bidang Perdagangan
• Telah dilakukan Perhitungan formasi jabatan yang menunjang kinerja
utama organisasi
• Telah dilakukan Perhitungan kebutuhan pegawai sesuai kebutuhan
organisasi
c. Proses Penerimaan Pegawai Transparan, Objektif, Akuntabel, Dan Bebas
KKN
• Pengumuman Penerimaan, persyaratan, dan hasil seleksi
diinformasikan kepada masyarakat secara luas
d. Indeks Profesionalisme ASN
• Indeks Profesionalisme ASN Kementerian Perdagangan untuk tahun
2020 telah diperbaharui data pegawainya dan dilakukan rekon data
SIPEG dengan data SAPK BKN
• Penetapan Kinerja Individu tertelusur sesuai dengan target organisasi
• Telah disusun SKP Tahunan, Bulanan, dan Harian dalam sistem online
SKP
• Telah dilakukan monitoring dan evaluasi
• Telah dilakukan pengukuran kinerja individu secara berkala
e. Pemanfaatan Laporan Kinerja Harian selama Work From Home (WFH)
• Laporan hasil kinerja harian akan mempengaruhi nilai capaian bulanan
pegawai
f. Penegakan Aturan Disiplin/Kode Etik/Kode Perilaku Pegawai
• PemberianPenghargaan Satya Lencana
• Penegakan PP 53/2010
g. Sistem Informasi Kepegawaian
• Pemutakhiran E-SIASN
• Absensi online bagi pegawai WFH
• Aplikasi Beasiswa
20
6. Pokja Penataan Akuntabilitas
a. Pemetaan Tujuan dan Sasaran Strategis
b. Review Indikator Kinerja Unit Kerja
• Pada bulan September 2020, Tim Inspektorat Jenderal melakukan
pendampingan dan reviu atas Perjanjian Kinerja Unit Kerja di lingkungan
Kementerian Perdagangan.
• Hasil reviu tersebut adalah rekomendasi perubahan/revisi Indikator
Kinerja yang digunakan pada Perkin di lingkungan Kemendag, sehingga
menjadi lebih relevan dan cukup untuk merepresentasikan keberhasilan
unit kerja di lingkungan Kemendag.
• Perbaikan indikator kinerja hasil reviu diadopsi dalam penyusunan
Renstra Unit Kerja Eselon I Tahun 2020-2024 dan Perjanjian Kinerja
Tahun 2021.
• Progress dan bukti dukung perbaikan indikator kinerja yang telah
dilakukan (matriks semula-menjadi) dapat dilihat pada tautan dokumen
SAKIP masing-masing Eselon I yang ada di Slide sebelumnya (sebagai
contoh Matriks Perbaikan Indikator Kinerja Setjen).
c. Mekanisme Monitoring Dan Evaluasi Kinerja
Aplikasi e-Monitoring Online Kementerian Perdagangan dirancang untuk
mengakomodir kebutuhan pengumpulan data dan pemantauan kinerja
sasaran strategis, program, kegiatan dan output, serta mensinkronisasi data
tersebut dengan capaian kinerja anggaran. (http://emon.kemendag.go.id/)
• Dashboard RealisasiAnggaran
• Dashboard Evaluasi Kinerja Anggaran
• Sinkronisasi Data IKU & RKA-K/L
• Entri Data Capaian Kinerja Eselon II Per Triwulan
• Monitoring Capaian IKU Eselon II Per Triwulan
7. Pokja Penguatan Pengawasan
a. Penetapan Peta Resiko dalam SPIP
b. Implementasi bentuk pengawasan d Kementerian Perdagangan
c. Penanganan Benturan Kepentingan di Kementerian Perdagangan
d. Pengusulan 4 unit dalam Zona Integritas, yaitu:
• BBPPEI
• Direktorat Metrologi
• Pusdiklat Perdagangan
• Dit. Standardisasi dan Perlindungan Mutu
e. SOP Makro Pengaduan Masyarakat
f. Sistem Penanganan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N) LAPOR!
adalah sistem yang terintegrasi dalam pengelolaan pengaduan secara
berjenjang pada setiap penyelenggara dalam kerangka system informasi
pelayanan publik. Sistem ini dikelola oleh Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, serta diawasi oleh Kantor Staf
21
Presiden dan Ombudsman Republik Indonesia, dan dapat diakses melalui
tautan: https://www.lapor.go.id
8. Pokja Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
a. Perbaikan sarana pelayanan seperti ruang tunggu, system antrian, ruang
konsultasi, dan sarana pengaduan.
b. Pelayanan publik di Ditjen Perdagangan Luar Negeri telah beralih ke e-
goverment (website ditjendaglu, e-ska, inatrade, system manajemen blanko
on-line)
c. Pelayanan perizinan sudah terintegrasi dengan OSS
d. Pelayanan publik dalam menghadapi masa pandemic
• UPTP I – perdagangan luar negeri melayani konsultasi daring terkait
pelayanan perizinan melalui media whatsapp atau website inatrade
• Kegiatan/ program penyebaran informasi (forum group discussion, public
hearing, oral hearing, sosialisasi, seminar, dll) dilakukan melalui media
elektronik seperti youtube live, zoom, dll;
• Koordinasi internal/eksternal selama dalam masa pandemic dilakukan
melalui media elektronik (via zoom) atau mix antarafisik dan media
elektronik
• Penugasan personel disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku dan
mengutamakan protokol kesehatan.
IK 2: Nilai Hasil Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berpedoman pada Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 tahun
2015 tentang pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP). Tujuan dari pelaksanaan evaluasi SAKIP untuk menilai
tingkat akuntabilitas kinerja atau pertanggungjawaban atas hasil (outcome) terhadap
penggunaan anggaran dalam rangka mewujudkan pemerintah yang berorientasi
kepada hasil (result oriented goverment) serta memberikan saran perbaikan.
Terdapat 4 komponen penilaian dalam evaluasi SAKIP dengan bobot yag berbeda,
yaitu:
1. Perencanaan Kinerja (Bobot 30%);
2. Pengukuran Kinerja (Bobot 25%);
3. Pelaporan Kinerja (Bobot 15%);
4. Evaluasi Internal (Bobot 10%);
5. Capaian Kinerja (Bobot 20%).
Meski di masa pandemi COVID-19 yang membatasi kegiatan perkantoran, kegiatan
evaluasi SAKIP Kementerian Perdagangan masih tetap dijalankan dengan metode
virtual. Pada tahun 2020, periode pelaksanaan Evaluasi SAKIP oleh Tim Evaluator
Kementerian PAN dan RB dilaksanakan selama 30 (tiga puluh) hari kerja mulai
tanggal 12 Oktober 2020. Hingga saat laporan ini disusun nilai akhir evaluasi SAKIP
22
Kemendag belum ditetapkan oleh Kementerian PAN-RB, namun berdasarkan hasil
sementara Kementerian Perdagangan diprediksi memperoleh nilai 73,50 atau
predikat BB. Apabila dibandingan dengan tahun sebelumnya ini merupakan
penurunan, meskipun hanya kurang dari 1 poin (menurun 0,84 nilai). Nilai 73,50
masih dikategorikan Predikat BB, sehingga jika dibandingkan dengan target
Perjanjian Kinerja Setjen Tahun 2020, yaitu Predikat A dengan nilai minimal 80, maka
persentase capaian kinerja Nilai Evaluasi SAKIP Kemendag adalah 91,88%. Nilai
Hasil Evaluasi SAKIP tersebut juga masih bersifat sementara dikarenakan baru
disampaikan oleh Tim Evaluator Kementerian PAN-RB secara lisan pada sela-sela
pertemuan rapat koordinasi. Sehingga, Sekretariat Jenderal masih berkesempatan
untuk melakukan upaya-upaya perbaikan untuk meningkatkan nilai akhir hasil
Evalausi SAKIP Kementerian Perdagangan.
Meskipun nilai sementara Evaluasi SAKIP Kemendag Tahun 2020 mengalami sedikit
penurunan, secara umum hasil Evaluasi SAKIP Kemendag dari tahun ke tahun
cenderung stabil. Rincian perkembangan nilai SAKIP Kemendag selama 5 tahun
terakhir adalah sebagai berikut:
Tabel 3-1 Perkembangan Nilai Hasil Evaluasi SAKIP Kementerian Perdagangan
Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Evaluasi SAKIP oleh Kementerian PAN-RB
Dalam rangka menjamin kualitas penyelenggaraan SAKIP di lingkungan
Kementerian Perdagangan, pada tahun 2020 Sekretariat Jenderal telah
melaksanakan rangkaian kegiatan pendukung, diantaranya adalah:
1. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 (pada tingkat Kementerian, Eselon I,
dan Eselon II).
2. Penyusunan Rencana Strategis Tahun 2020-2024 pada tingkat Kementerian dan
seluruh unit Eselon I.
73,38
73,04
74,04
74,34
73,5
2016 2017 2018 2019 2020*
23
3. Penyusunan Perjanjian Kinerja Tahun 2020 (pada tingkat Kementerian, Eselon I,
dan Eselon II).
4. Penyusunan Laporan Triwulanan Tahun 2020 dan Pengukuran Pencapaian
Kinerja pada tingkat Kementerian dan Eselon I.
5. Pemantauan Kinerja Secara Elektronik, baik melalui aplikasi E-Monitoring Online
Kemendag maupun website SMART Kemenkeu.
6. Evaluasi SAKIP Internal yang dilakukan APIP Kementerian Perdagangan.
7. Pada TA 2020, Pemerintah melakukan pemotongan anggaran K/L dalam rangka
penanganan pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Dengan
adanya kebijakan tersebut, Sekretariat Jenderal mengkoordinasikan refocusing
dan realokasi anggaran di Kementerian Perdagangan dengan meningkatkan
efisiensi anggaran dan efektivitas program/kegiatan, sehingga target indikator
kinerja tetap dapat terpenuhi.
Berdasarkan hasil evaluasi Tim Evaluator Kementerian PAN-RB masih ditemukan
sejumlah catatan atas pelaksanaan SAKIP di Kementerian Perdagangan yang
menyebabkan target kinerja tahun 2020 untuk sementara ini belum tercapai,
diantaranya adalah:
1. Penggambaran kinerja dan indikator kinerja pada tingkat unit kerja yang
ditetapkan belum sepenuhnya memenuhi kriteria terukur, relevan, dan cukup.
2. Perjanjian kinerja belum sepenuhnya menjanjikan kinerja atau kondisi terukur
yang seharusnya terjadi pada satu periode. Hal ini dikarenakan sebagian unit
kerja belum menyajikan target kinerja pada periode tertentu.
3. Penjenjangan kinerja antar level jabatan belum sepenuhnya sesuai dengan
levelnya, sehingga belum tampak hubungan kausalitas antar level jabatan untuk
mencapai kinerja utama instansi.
4. Aplikasi monitoring dan evaluasi yang ada di Kemendag sudah berjalan, namun
monev yang dilakukan lebih banyak terkait dengan realisasi penganggaran
belum sepenuhnya memberikan informasi sejauh mana progress kinerja yang
ada di unit teknis.
5. Evaluasi akuntabilitas kinerja yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal belum
mampu mendorong adanya perbaikan penerapan kinerja di unit kerja.
6. Evaluasi progam yang dilakukan sebatas menilai capaian pelaksanaan dan
penyerapan anggaran belum berprinsip pada efektivitas dan efisiensi dari
program yang dimiliki.
Menindaklanjuti hasil temuan sementara Tim Evaluator Kementerian PAN-RB,
Sekretariat Jenderal telah berkoordinasi dengan Inspektorat Jenderal dan seluruh
Unit Eselon I untuk memperbaiki dokumen-dokumen SAKIP di lingkungan
Kementerian Perdagangan, diantaranya adalah:
1. Seluruh IK (indikator kinerja) pada dokumen-dokumen SAKIP (Renstra, Formulir
IKU, dan Perjanjian Kinerja) sudah diperbaiki dan diselaraskan dengan mengacu
24
pada hasil evaluasi SAKIP dan prinsip-prinsip dalam RSPP (Redesain Sistem
Perencanaan dan Penganggaran).
2. Revisi Perjanjian Kinerja Tahun 2020 di lingkungan Kementerian Perdagangan
sesuai dengan hasil evaluasi SAKIP pada bulan Oktober 2020. Hal ini
mengakibatkan perubahan (revisi) Perjanjian Kinerja pada tahun 2020 telah
dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dalam satu periode tahun anggaran. Dimana
sebelumya revisi juga dilakukan pada bulan Juni 2020 untuk mengadopsi target-
target kinerja pada Rencana Strategis Kementerian Perdagangan Tahun 2020-
2024 dan mengantisipasi realokasi/refocussing anggaran sebagai dampak
penanganan COVID-19.
3. Seluruh Unit Eselon I Kemendag menyusun Rencana Strategis Tahun 2020-2024
Tingkat Unit Eselon I.
4. Menyusun Perjanjian Kinerja Tahun 2021 dan Laporan Kinerja Tahun 2020 di
lingkungan Kementerian Perdagangan (tingkat K/L, Unit Eselon I dan II) dengan
memperhatikan performance cascade untuk setiap tingkatan unit kerja.
5. Menyusun Rencana Aksi dalam rangka Revisi Permendag Nomor 46 Tahun 2020
tentang Rencana Strategis Kementerian Perdagangan Tahun 2020-2024
terutama berkaitan dengan indicator kinerja dan kesesuaian target-target kinerja
dengan perkembangan/kondisi terkini.
6. Menyusun Rencana Aksi dalam rangka Revisi Kepmendag Nomor 794 Tahun
2015 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen SAKIP di Lingkungan
Kementerian Perdagangan dengan memperhatikan kebijakan-kebijakan terkini
terkait SAKIP.
7. Menyusun Rencana Aksi dalam rangka penyempurnaan aplikasi monitoring dan
evaluasi kinerja. Rencana pengembangan aplikasi e-Monitoring Kemendag ke
depan akan lebih difokuskan pada pemantauan dan pengukuran kinerja sesuai
dengan target di dokumen SAKIP. Sedangkan monev anggaran akan dikerjakan
dengan aplikasi lain dari Kementerian Keuangan (Sistem Monitoring Anggaran
Terpadu/SMART). Selain itu, akan diupayakan proses integrasi antara
pengukuran kinerja pada dokumen SAKIP dengan Sasaran Kerja Pegawai.
8. Dokumen-dokumen SAKIP yang telah disusun atau diperbaiki diunggah pada
website resmi Kemendag atau Eselon I agar dapat diakses oleh publik.
Melalui perbaikan-perbaikan yang telah dan sedang dilakasanakan oleh Sekretariat
Jenderal, nilai akhir hasil evaluasi SAKIP Kementerian Perdagangan diharapkan dapat
meningkat lebih baik daripada tahun sebelumnya atau bahkan dapat mencapai target
nilai 80 atau predikat A sesuai dengan target pada Perjanjian Kinerja Tahun 2020.
25
Sasaran Program 2: Meningkatnya Kapabilitas Kinerja Organisasi Kementerian Perdagangan
yang Inovatif dan Responsif
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
(1) (2) (3) (3) (4)
3 Nilai Capaian Kinerja Organisasi Nilai 90 94,05 104,5 %
IK 3: Nilai Capaian Kinerja Organisasi
Nilai Capaian Kinerja Organisasi Kementerian Perdagangan Tahun 2020 ditentukan
oleh Nilai Kinerja Anggaran sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 118/KMK.02/2021 tentang Penetapan Kementerian
Negara/Lembaga yang diberikan Penghargaan Atas Kinerja Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2020. Pengukuran Nilai Kinerja Anggaran itu
sendiri merupakan gabungan dari 2 (dua) komponen penilaian, yaitu: nilai SMART
(Sistem Monitoring Anggaran Terpadu) dengan bobot 60 persen dan nilai IKPA
(Indikator Kinerja Pelaksanaan Angggaran) dengan bobot 40 persen. Berdasarkan
KMK Nomor 118 Tahun 2021, Kementerian Perdagangan memperoleh Nilai Kinerja
Anggaran TA 2020 sebesar 94,05 dengan kategori “SANGAT BAIK” serta berhasil
menduduki peringkat 9 dari 16 Kementerian Negara/Lembaga (K/L) dengan kategori
pagu anggaran sedang. Dengan nilai kinerja tersebut, Sekretariat Jenderal telah
berhasil melampaui target nilai 90 dalam Perjanjian Kinerja TA 2020 dengan
persentase capaian 104,5 persen.
Meskipun pengukuran nilai SMART dan IKPA masing-masing sudah dilakukan dari
tahun 2017 dan 2018, penetapan Nilai Kinerja Anggaran (NKA) sebagai Nilai Capaian
Kinerja Organisasi yang merupakan Indikator Kinerja Program Sekretariat Jenderal
baru dilakukan pada tahun 2020 sehingga tidak terdapat pembandingan dengan data
kinerja tahun sebelumnya.
Pertimbangan menggunakan NKA sebagai Nilai Kinerja Organisasi Kementerian
Perdagangan disebabkan oleh karaker NKA itu sendiri yang cukup representatif dan
komprehensif dalam melakukan penilaian kinerja meliputi berbagai aspek, mulai dari
pengelolaan keuangan, penyerapan anggaran, konsistensi, efisiensi, hingga
efektivitas capaian output dan Indikator Kinerja Utama (IKU). NKA juga merupakan
salah satu komponen dalam penetapan besaran tunjangan kinerja bagi pegawai
Kementerian Perdagangan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 108 Tahun 2017 tentang Penerapan Jam Kerja dan Pedoman
Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Perdagangan.
26
Nilai SMART
Pengukuran nilai SMART dilakukan berdasarkan hasil Evaluasi Kinerja Anggaran
(EKA) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214 Tahun
2017 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga. Penilaian EKA/SMART dilakukan
secara berjenjang pada 3 (tiga) tingkatan, yaitu: Satker; Eselon I; dan K/L. Nilai akhir
EKA Kementerian Perdagangan sebagaimana dipantau melalui website aplikasi
SMART adalah 97,01 dengan predikat “SANGAT BAIK”.
Gambar 3-4 Nilai Capaian Sasaran Strategis dan Rata-rata Nilai EKA Eselon I Kementerian Perdagangan Tahun 2020
Sumber: Diolah dari SMART Kementerian Keuangan (http://monev.anggaran.kemenkeu.go.id/smart)
Nilai SMART Kementerian Perdagangan tahun 2020 sebesar 97,01 menunjukkan
peningkatan 3,30 persen dibandingkan nilai SMART tahun lalu, yaitu 93,91.
Perkembangan nilai SMART Kementerian Perdagangan selama 5 tahun terakhir
menunjukkan tren positif. Peningkatan nilai SMART secara drastis terjadi pada tahun
2017 dan 2018, dimana masing-masing mencatatkan peningkatan 16,28% dan
11,67%. Hal ini dikarenakan pada periode tersebut Sekretariat Jenderal melakukan
sosialisasi dan pendampingan pengisian aplikasi SMART secara gencar sehingga
terjadi peningkatan kepatuhan dan kesadaran dari unit-unit kerja untuk melaporkan
capaian kinerja output, indikator kinerja dan anggaran melalui aplikasi SMART.
Pengukuran Nilai Evaluasi Kinerja Anggaran (EKA) Kementerian Perdagangan
diatas merupakan gabungan dari dua komponen penilaian, yaitu: Capaian Sasaran
Strategis (Aspek Manfaat) dan Rata-rata Nilai Evaluasi Kinerja Anggaran Eselon I
dengan bobot sama besar masing-masing 50%. Nilai komponen-komponen tersebut
pada tahun 2020 adalah sebagai berikut:
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
CSS Rata2 NKA Eselon I
100
94,02
27
a. Aspek Manfaat/Capaian Sasaran Strategis (CSS) dengan nilai 100 yang
diperoleh dari rata-rata persentase capaian seluruh Indikator Kinerja Utama di
tingkat Kementerian.
b. Rata-rata Nilai Evaluasi Kinerja Anggaran Eselon I dengan nilai 94,02.
Komponen Nilai EKA Eselon I terdiri dari 2 (dua) unsur, yaitu: (1) Nilai Kinerja
Manfaat dan Implementasi; serta (2) Rata-rata nilai kinerja satker, dengan bobot
masing-masing 50 persen. Nilai Kinerja Manfaat dan Implementasi terbagi lagi
ke dalam 2 (dua) aspek penilaian, yaitu: Aspek Manfaat Sasaran Program dan
Aspek Implementasi dengan bobot masing-masing 66,7 persen dan 33,3 persen.
Gambar 3-5 Rata-rata Nilai Evaluasi Kinerja Anggaran Per Unit Eselon I Kementerian Perdagangan Tahun 2020
Sumber: Diolah dari SMART Kementerian Keuangan (http://monev.anggaran.kemenkeu.go.id/smart)
Nilai Kinerja Aspek Manfaat Capaian Sasaran Program merupakan rata-rata
persentase capaian seluruh Indikator Kinerja Program di tingkat Eselon I.
Sementara Nilai Aspek Implementasi dan Rata-rata Nilai Kinerja Satker
merupakan gabungan dari 4 (empat) aspek implementasi anggaran, yaitu:
Capaian Keluaran dengan bobot 43,5%; Efisiensi dengan bobot 28,6%;
Konsistensi Penyerapan Anggaran terhadap Perencanaan dengan bobot 18,2%,
serta Penyerapan Anggaran dengan bobot 9,7%.
86
88
90
92
94
96
98
Bappeti ditjenPpi
Bp3 DitjenPKTN
Itjen Ditjenpen
ditjendaglu
ditjenpdn
setjen
Series1 97,94 97,25 96,16 94,99 94,56 94,47 90,56 90,19 90,1
28
Gambar 3-6 Bagan Proporsi dan Unsur Nilai Evaluasi Kinerja Anggaran/SMART
Sumber: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214 Tahun 2017
Dalam rangka menjamin kualitas kinerja anggaran di Kementerian Perdagangan,
Sekretariat Jenderal secara berkala (triwulanan) melakukan rapat koordinasi secara
virtual untuk melakukan pendampingan teknis pengisian aplikasi SMART dengan
mengundang seluruh satker Kementerian Perdagangan, termasuk Satker Perangkat
Daerah (SKPD) penerima Dana Dekonsentrasi (SKPD Provinsi) dan Tugas
Pembantuan (SKPD Kabupaten/Kota).
Nilai IKPA
Selain nilai evaluasi kinerja anggaran, Sekretariat Jenderal juga memantau
perkembangan nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA). IKPA adalah
indikator yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum
Nasional (BUN) untuk mengukur kualitas pelaksanaan anggaran belanja
Kementerian Negara/Lembaga dari sisi kesesuaian terhadap perencanaan,
efektivitas pelaksanaan anggaran, efisiensi pelaksanaan anggaran, dan kepatuhan
terhadap regulasi.
Tujuan Pengukuran Kinerja dengan IKPA antara lain:
a. Kelancaran Pelaksanaan Anggaran (Pembayaran / Realisasi Anggaran,
Penyampaian Data Kontrak, Penyelesaian Tagihan, SPM yang Akurat, Kebijakan
Dispensasi SPM).
b. Mendukung Manajemen Kas (Pengelolaan UP/TUP, Revisi DIPA, Renkas/RPD,
Deviasi Halaman III DIPA, Retur SP2D).
c. Meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan (LKKL/LKPP) Penyampaian LPJ
Bendahara dan Penyelesaian Pagu Minus Belanja.
29
d. Panduan penilaian berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 195 Tahun
2018 tentang Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Belanja
Kementerian Negara/Lembaga.
Komponen penilaian IKPA terdiri dari 13 unsur dengan bobot yang berbeda-beda.
Ke-13 unsur penilaian IKPA tersebut adalah:
Tabel 3-2 Bobot Penilaian IKPA
Sumber: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 195 Tahun 2018
Berbagai dukungan dan hambatan dihadapi oleh Sekretariat Jenderal dalam rangka
peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran, diantaranya adalah:
Faktor Pendukung:
- Dengan adanya pengukuran kinerja melalui IKPA maka akan terjamin tercapainya
keluaran/output (output delivery).
- Membantu para pimpinan ataupun KPA dalam mengambil keputusan manajerial
untuk mempercepat kinerja pengelolaan keuangan yang menjadi salah satu factor
pendukung tercapainya kinerja teknis.
Faktor Penghambat:
- Penyampaian Data Kontrak yang masih belum tepat waktu.
- Pengelolaan UP yang masih belum sesuai.
- Masih kurang cermatnya SPM yang disampaikan sehingga masih banyak terdapat
kesalahan.
- Kurangnya pemahaman pengelola terhadap mekanisme pencairan,
NO INDIKATOR BOBOT 2018 BOBOT 2019 BOBOT 2020
1 Penyerapan Anggaran 20% 20% 15%
2 Data Kontrak 15% 15% 15%
3 Penyelesaian Tagihan 15% 15% 12%
4 Konfirmasi Capaian Output - - 10%
5 Pengelolaan UP dan TUP 10% 10% 8%
6 Revisi DIPA 5% 5% 5%
7 Deviasi Halaman III DIPA 5% 5% 5%
8 LPJ Bendahara 5% 5% 5%
9 Renkas 5% 5% 5%
10 Kesalahan SPM 6% 6% 5%
11 Retur SP2D 6% 6% 5%
12 Pagu Minus 5% 5% 5%
13 Dispensasi SPM 5% 5% 5%
30
- Masih terdapat perencanaan kegiatan yang kurang memadai yang ditandai
dengan masih banyaknya pengajuan usulan revisi anggaran.
- Adanya pandemi COVID-19 sejak Maret 2020.
Untuk peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran yang diukur melalui nilai IKPA,
Sekretariat Jenderal melakukan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran
melalui rapat koordinasi setiap bulan dengan Sekretaris Unit Eselon I dan Eselon II
di lingkungan Sekretariat Jenderal.
Tabel 3-3 Capaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Kementerian Perdagangan Tahun 2020
Sumber: Hasil Evaluasi Pelaksanaan Anggaran (EPA) oleh Kementerian Keuangan
Nilai IKPA Kementerian Perdagangan pada tahun 2020 adalah 91,27. Nilai tersebut
menunjukkan peningkatan dibandingkan nilai IKPA pada tahun 2018 dan 2019,
masing-masing sebesar 90,25 dan 90,46.
Gambar 3-7 Perkembangan Nilai IKPA Kementerian Perdagangan Tahun 2018 – 2020
Sumber: Hasil Evaluasi Pelaksanaan Anggaran (EPA) oleh Kementerian Keuangan
90,25
90,46
91,27
2018 2019 2020
31
Sasaran Program 3: Meningkatnya Kepuasan dan Kepercayaan Stakeholders
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
(1) (2) (3) (4) (5)
4 Indeks Hasil Monev Keterbukaan Informasi Publik Informatif (90-100)
Menuju
Informatif
(89,35)
99,28%
5 Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan
Publik
A (88,31-100)
B
(82,59) 93,53%
6 Opini BPK Terhadap Laporan Keuangan Kementerian
Perdagangan Opini WTP WTP 100%
IK 4: Indeks Hasil Monev Keterbukaan Informasi Publik
Monitoring dan Evaluasi (monev) Keterbukaan Informasi Badan Publik
diselenggarakan setiap tahun oleh Komisi Informasi Pusat (KI Pusat) untuk
mengetahui pelaksanaan keterbukaan informasi publik sebagaimana amanat
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Monev dilakukan terhadap 7 (tujuh) kategori badan publik, yaitu kementerian,
pemerintah provinsi, lembaga negara, dan lembaga pemerintah non-kementerian
(LN/LPNK), lembaga non-struktural, badan usaha milik negara (BUMN), perguruan
tinggi negeri, dan partai politik.
Monev keterbukaan informasi public dilakukan untuk mengukur kualitas tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) yang selama ini dilakukan oleh badan
publik. Pengukuran tersebut dilakukan melalui serangkaian perumusan parameter
dan metodologi yang berpedoman pada Undang-UndangNomor 14 tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Monev keterbukaan informasi publik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi
keterbukaan informasi publik pada badan publik yang dilaksanakan dalam kurun
waktu satu tahun terakhir. Selain itu, monitoring dan evaluasi ini dimaksudkan untuk
mengidentikasi permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan keterbukaan
informasi publik dan kemudian memberikan umpan balik atas permasalahan
tersebut.
Tahapan Monev Keterbukaan Informasi Publik tahun 2020 terdiri dari 5 (lima)
tahapan:
1. Sosialisasi. Pada sosialisasi ini tim KI Pusat menjelaskan tahapan dan ketentuan
umum pada pelaksanaan monitoring dan evaluasi keterbukaan informasi public
tahun 2020.
2. Pengisian aplikasi. Pengisian dilakukan secara online melalui tautan https://e-
monev.komisiinformasi.go.id/ Badan publik diharuskan melakukan registrasi
terlebih dahulu, setelah itu badan public dapat login dan mengisi kuesioner yang
32
terdapat pada aplikasi tersebut. Kuesioner terdiri dari 4 (empat) indikator yang
diturunkan menjadi 43 pertanyaan. Indikator tersebut antara lain:
➢ indikator pengembangan website;
➢ pengumuman informasi publik;
➢ pelayanan informasi publik, dan
➢ penyediaan informasi publik. Badan publik menjawab pertanyaan tertutup
berupa “Ya” atau “Tidak” kemudian menyertakan tautan dan atau dokumen
pendukung maksimal 2 MB pada kolom yang tersedia.
3. Verifikasi kuesioner; verifikasi ini dilakukan oleh tim dari KI Pusat setelah badan
public melengkapi dan mengirimkan kuesioner kepada panitia penyelenggara.
4. Presentasi; setelah dilakukan verifikasi oleh Tim Monev KI Pusat, tahapan
selanjutnya adalah presentasi yang dilakukan oleh Atasan PPID Badan Publik
(Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan).
➢ Berbeda dengan tahun sebelumnya, sesi presentasi pada monitoring dan
evaluasi keterbukaan informasi publik tahun ini akan dilakukan secara virtual.
➢ Butir pembahasan presentasi harus menitikberatkan pada inovasi dan
kolaborasi. Komponen Inovasi memperoleh bobot yang tinggi dalam
keseluruhan penilaian aspek presentasi yaitu sebesar 70%, inovasi
mencakup pembahasan inovasi pelayanan informasi public tahun 2020
(dengan bobot 30), inovasi pelayanan informasi publik dalam masa pandemi
COVID-19 (dengan bobot 20), manfaat inovasi bagi masyarakat (dengan
bobot 20), dan strategi inovasi agar efektif dan berkelanjutan (dengan bobot
30).
➢ Sedangkan kolaborasi dengan badan public lainnya atau masyarakat dalam
rangka keterbukaan informasi publik memperoleh bobot 30% dalam
keseluruhan penilaian aspek presentasi. Kolaborasi ini mencakup proses
penyediaan informasi publik, proses pelayanan informasi publik, dan proses
penyebarluasan informasi publik yang masing-masing memperoleh bobot 10.
➢ Sebelum memasuki tahapan presentasi badan publik harus mengirimkan
video terkait pelayanan informasi publik berdurasi 7 menit. Video tersebut
dikirimkan kepada tim penilai presentasi sebelum tahap presentasi. Pada
saat presentasi akan dilakukan pendalaman terhadap video yang telah
dikirimkan.
5. Seminar dan penganugerahan keterbukaan informasi publik; ini merupakan
tahap akhir setelah seluruh rangkaian penilaian dilakukan oleh Tim Monev KI
Pusat.
33
Penilaian kuesioner pada monitoring dan evaluasi Keterbukaan Informasi Badan
Publik Tahun 2020 yang dilakukan oleh Tim Monev KI Pusat kepada seluruh badan
publik memiliki persentase penilaian sebagai berikut:
a. Indikator Pengembangan Website memperoleh bobot 60 sedangkan Indikator
Pengumuman Informasi Publik memperoleh bobot 40. Untuk dua indikator ini,
persentase keseluruhan penilaiannya adalah 40%.
b. Indikator Pelayanan Informasi Publik memperoleh bobot 40 sedangkan Indikator
Penyediaan Informasi Publik memperoleh bobot 60. Untuk dua indicator ini,
persentase keseluruhan penilaiannya adalah 40%.
c. Setelah proses verifikasi kuesioner oleh Tim Monev Komisi Informasi Pusat. Tim
akan mengundang badan public untuk melakukan presentasi sebagai tahapan
akhir penilaian. Penilaian presentasi ini memiliki persentase 20% dari total
keseluruhan penilaian.
Kualifikasi penilaian terdiri dari:
a. Kategori “Informatif” dengan nilai keseluruhan 90-100
b. Kategori “Menuju informatif” dengan nilai 80-89,9
c. Kategori “Cukup Informatif” dengan nilai 60-79,9
d. Kategori “Kurang Informatif” dengan nilai 40-59,9
e. Kategori “Tidak Informatif” dengan nilai<39,9.
Pada tahap presentasi Monev Keterbukaan Informasi Publik tahun 2020,
Kementerian Perdagangan diwakili oleh Kepala Biro Hubungan Masyarakat selaku
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Presentasi badan publik
dilakukan secara virtual melalui zoom dan terbagi dalam empat sesi yang
berlangsung pada 5 Oktober 2020.
Gambar 3-8 Presentasi Monitoring dan Evaluasi Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2020
Berdasarkan monitoring dan evaluasi keterbukaan informasi publik tahun 2020,
Kementerian Perdagangan memperoleh nilai akhir 89,35 atau kategori ‘Menuju
Informatif’. Nilai ini meningkat dari hasil penilaian monev keterbukaan informasi pada
34
tahun 2019 sebesar 81,88 dan nilai pada tahun 2018 sebesar 32,19 atau kategori
‘Tidak Informatif’.
Tabel 3-4 Hasil Monitoring dan Evaluasi Keterbukaan Informasi Publik Kementerian Perdagangan Periode 2018-2020
Tahun Nilai Kategori
2018 32,19 Tidak Informatif
2019 81,88 Menuju Informatif
2020 89,35 Menuju Informatif
Sumber: Komisi Informasi Pusat
Rincian hasil monitoring dan evaluasi Keterbukaan Informasi Badan Publik Tahun
2020 untuk Kementerian Perdagangan, sebagai berikut:
Tabel 3-5 Perhitungan Nilai Akhir Keterbukaan Informasi Badan Publik Tahun 2020
Nilai Indikator 1 & 2 (40%)
Nilai Indikator 3 & 4 (40%)
Nilai Presentasi (30%)
Nilai Akhir
Kualifikasi
97,50 = 39 1. Pengembangan
website: 60 2. Pengumuman
Informasi: 37,50
87,50 = 35 1. Pelayanan Informasi:
40 2. Penyediaan Informasi:
47,50
76,77 = 15,35 89,35 Menuju Informatif
Pada Monitoring dan Evaluasi (Monev) Keterbukaan Informasi Badan Publik Tahun
2020, hasil penilaian Kementerian Perdagangan untuk indikator “pengembangan
website” dan “pengumuman informasi” naik 31,67 poin menjadi 97,50 dibandingkan
tahun sebelumnya. Kedua indikator tersebut memiliki proporsi 40% dari keseluruhan
penilaian akhir monev keterbukaan informasi.
Kenaikan nilai tersebut dikarenakan Kementerian Perdagangan terus berupaya
mengembangkan website dan aplikasi seluler yang dapat memberikan kemudahan
akses bagi masyarakat untuk mencari informasi dan menyampaikan permohonan
informasi. Selain itu, Kementerian Perdagangan juga konsisten mengumumkan
informasi-informasi publik yang wajib disampaikan setiap saat, secara berkala dan
serta merta sesuai dengan aturan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik.
Penganugerahan Piagam Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2020
Acara seminar dan penganugerahan dilaksanakan pada Rabu, 25 November 2020.
Acara tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya karena dilaksanakan secara virtual
melalui aplikasizoom meeting dan disiarkan secara langsung melalui akun resmi
Youtube Komisi Informasi Pusat. Acara Penganugerahan Keterbukaan Informasi
Publik tahun 2020 dibuka oleh Ketua KI Pusat, I Gede Narayana. Pada kesempatan
tersebut, Wakil Presiden RI, K.H Ma’ruf Amin juga hadir dan menyampaikan
sambutannya. Berdasarkan hasil monev KIP tahun 2020, Kementerian Perdagangan
memperoleh kategori “Menuju Informatif” dengan nilai akhir 89,35.
35
Gambar 3-9 Piagam Monev Keterbukaan Informasi Publik Kementerian Perdagangan Tahun 2020
Kebijakan dan Kegiatan Pendukung Capaian Indeks Hasil Monev Keterbukaan
Informasi Publik
1. Optimalisasi Layanan Publik Secara Daring
Sekretariat Jenderal selalu mencoba memberikan pelayanan informasi yang
cepat, tepat, dan efektif. Di masa pandemi Covid-19 ini, layanan informasi publik,
khususnya meja informasi secara tatap muka dialihkan menjadi daring. Adapun
kanal pelayanan informasi publik yang dapat dilakukan secara daring adalah
email contact.us@kemendag.go.id, Menu Kontak Kami pada situs web
www.kemendag.go.id, Aplikasi SP4N!-LAPOR, portal PPID Kemendag
(www.ppid.kemendag.go.id), dan direct message (pesan langsung) melalui akun
Instagram @ppidkemendag. Selain saluran tersebut, Sekretariat Jenderal juga
berkoordinasi dengan Ditjen Perdagangan Dalam Negeri dan Ditjen
Perdagangan Luar Negeri yang mengelola layanan Whatsapp Hotline.
2. Sosialisasi Monev Keterbukaan Informasi Publik di Lingkungan Kementerian
Perdagangan
Pada 17 Juli 2020, diadakan rapat sosialisasi Monev Keterbukaan Informasi
Publik secara daring melalui aplikasi zoom meeting yang diikuti oleh perwakilan
Unit Eselon I Kementerian Perdagangan, serta perwakilan Biro dan Pusat di
Lingkungan Sekretariat Jenderal. Rapat dilaksanakan untuk menjawab kuesioner
monev keterbukaan informasi publik, serta meminta data pendukung yang dimiliki
oleh unit untuk melengkapi pengisian kuesioner Monev tahun 2020.
36
Gambar 3-10 Dokumentasi Sosialisasi Keterbukaan Informasi Publik 2020
3. Bimbingan Teknis Pengelolaan Pengaduan melalui Aplikasi LAPOR SP4N
Pada 26 Agustus 2020, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan Bimbingan
Teknis Pengelolaan Pengaduan dengan mengundang Analis Pengaduan dari
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sebagai
narasumber. Bimbingan teknis dilaksanakan secara daring dan diikuti oleh 75
peserta yang merupakan perwakilan dari unit-unit di Kementerian Perdagangan.
4. Pembentukan Tim LAPOR Kementerian Perdagangan
Untuk mendukung pelaksanaan Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan
Publik Nasional – Layanan Aspirasi Dan Pengaduan Online Rakyat (SP4N-
LAPOR!) yang dikelola oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Kementerian PANRB), serta diawasi oleh Kantor Staf
Presiden (KSP) dan Ombudsman Republik Indonesia, maka Kementerian
Perdagangan membentuk Tim SP4N-LAPOR! Kementerian Perdagangan yang
tertuang pada Keputusan Menteri Perdagangan (KEPMENDAG) Nomor 665
Tahun 2020 tanggal 7 September 2020 tentang Pembentukan Tim Kooordinasi
Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional – Layanan Aspirasi
dan Pengaduan Online Rakyat di Lingkungan Kementerian Perdagangan.
Kepmendag tersebut menjadi dasar hukum dalam pelaksanaan pengelolaan
pengaduan, khususnya melalui Aplikasi SP4N LAPOR!
5. Workshop Penyusunan Daftar Informasi Publik Kementerian Perdagangan
dalam Rangka Antisipasi Sengketa Informasi Publik
37
Pada 22 Desember 2020, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan Workshop
Penyusunan Daftar Informasi Publik dengan mengundang Tenaga Ahli Komisi
Informasi Pusat. Acara workshop dilaksanakan secara hybrid dengan total
peserta 80 orang. Penyusunan Daftar Informasi Publik Kementerian
Perdagangan merupakan salah satu indikator keterbukaan informasi publik yang
merupakan penilaian Monitoring dan Evaluasi Keterbukaan Informasi Badan
Publik.
Gambar 3-11 Dokumentasi Workshop Penyusunan Daftar Informasi Publik Kementerian Perdagangan Dalam Rangka Antisipasi Sengketa Informasi Publik
6. Verifikasi (Centang Biru) Akun Media Sosial Instagram PPID @ppidkemendag
Pada tanggal 11 November 2020, akun media sosial Instagram PPID
Kementerian Perdagangan (@PPIDKemendag) mendapatkan verifikasi (centang
biru). Terverifikasi berarti profil pemilik telah dikonfirmasi oleh platform media
sosial bahwa itu adalah profil resmi yang dimiliki oleh PPID Kementerian
Perdagangan. Ini sangat berguna untuk memastikan bahwa informasi-informasi
yang disampaikan melalui akun @PPIDKemendag merupakan informasi resmi
dari Kementerian Perdagangan sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kepercayaan publik terhadap informasi yang disampaikan melalui saluran ini.
Diharapkan dengan adanyanya verifikasi akun @ppidkemendag, PPID
Kementerian Perdagangan akan semakin konsisten dan efektif dalam
menyampaikan informasi publik ke masyarakat.
Gambar 3-12 Akun Instagram PPID Kemendag @ppidkemendag yang sudah terverifikasi
38
Dalam pelaksanaan pelayanan informasi publik terdapat beberapa kendala, baik
eksternal maupun internal, antara lain:
1. Rawannya penyebaran COVID-19 secara meluas menyebabkan pelayanan
informasi secara tatap muka dan telepon ditiadakan secara sementara, selain itu
ada beberapa anggaran kegiatan pelayanan informasi dan peningkatan
kompetensi petugas pelayanan yang harus dihapus untuk dialokasikan ke
anggaran penanganan COVID-19;
2. Terbatasnya kemampuan petugas dan ketersediaan peralatan dalam mengolah
informasi publik menjadi konten kreatif.
Adapun beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan pelayanan
informasi publik untuk mendukung Indeks Keterbukaan Informasi Badan Publik di
Kementerian Perdagangan, antara lain:
1. Menyelenggarakan kegiatan peningkatan kompetensi dan bimbingan teknisserta
knowledge sharing bagi petugas layanan informasi secara rutin;
2. Mengembangkan website dan aplikasi pelayanan perizinan dan pelayanan
informasi untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat;
3. Mendorong setiap satuan kerja dan unit pelaksana untuk bertanggungjawab
dalam memenuhi dokumen publik di unit kerja terkait;
4. Rutin melakukan pemutakhiran data dan informasi di situs web agar masyarakat
dapatmencari informasi secara mandiri; dan
5. Melakukan Pengembangan portal PPID Kementerian Perdagangan dan Aplikasi
Mobile PPID Kemendag serta pengelolaan media sosial yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
IK 5: Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik
Seiring kemajuan teknologi dan tuntutan masyarakat di era keterbukaan informasi ini,
aparatur pemerintah dituntut untuk melakukan perbaikan pelayanan publik agar
dapat memenuhi harapan masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan oleh
Sekretariat Jenderal dalam memperbaiki standar pelayanan publik di lingkungan
Kementerian Perdagangan adalah melakukan Survey Kepuasan Masyarakat kepada
pengguna layanan. Mengingat karakteristik dari tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal
adalah mendukung pelaksanaan administrasi dan tugas teknis di lingkungan
Kementerian Perdagangan, maka pengguna layana Sekretariat Jenderal juga
meliputi para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Kementerian
Perdagangan.
Jenis layanan publik yang disediakan di lingkungan Kementerian Perdagangan
cukup beragam, namun pengukuran kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat
Sekretariat Jenderal tahun ini berfokus pada tiga aspek, yaitu: pelayanan informasi
publik, pemenuhan kebutuhan operasional, dan sarana prasarana di lingkungan
Kementerian Perdagangan. Sekretariat Jenderal mengharapkan pengukuran IKM
pada tahun-tahun selanjutnya dapat dilakukan pada aspek-aspek pelayanan publik
39
lainnya, sehingga dapat diperoleh nilai hasil Survey Kepuasan Masyarakat yang lebih
komprehensif dan representatif.
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Terhadap Pelayanan Publik di Kementerian
Perdagangan merupakan gabungan dari dua hasil survey, yaitu: 1. Indeks Kepuasan
terhadap Pemenuhan Kebutuhan Operasional dan Layanan Sarana Prasarana di
lingkungan Kementerian Perdagangan yang nilainya 83,70; dan 2. Persentase
Kepuasan Pengguna Layanan Informasi Publik Kementerian Perdagangan yang
nilainya 81,83. Kedua Nilai tersebut ditambahkan lalu dibagi 2 untuk mendapatkan
nilai 82,59 dengan Predikat B (Baik). Realisasi kinerja IKM memang masih belum
dapat memenuhi target Predikat A (dengan bentang nilai antara 88,31 hingga 100),
namun persentase capaiannya sudah mendekati 100%, yaitu 93,53 persen.
Tabel 3-6 Klasifikasi Hasil Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik
Nilai Hasil Survey Nilai Mutu Predikat
88,31 – 100,00 A Sangat Baik
76,61 – 88,30 B Baik
65,00 – 76,60 C Kurang Baik
25,00 – 64,99 D Tidak Baik
Sumber: Permen PAN-RB Nomor 14 Tahun 2017
Metode perhitungan indeks ini berdasarkan hasil survey yang dilakukan dengan
mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpul data pokok. Daftar pertanyaan kuesioner dibuat berdasarkan indikator-
indikator yang telah ditetapkan dalam Permenpan-RB Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017
tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara
Pelayanan Publik.
Penetapan Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik sebagai
Indikator Kinerja Program Sekretariat Jenderal baru dilakukan pada tahun 2020
sehingga tidak terdapat pembandingan dengan data kinerja tahun sebelumnya.
Survey Layanan Operasional dan Sarana Prasarana
Indikator kinerja "Indeks Kepuasan terhadap Pemenuhan Kebutuhan Operasional
dan Layanan Sarana Prasarana di Lingkungan Kementerian Perdagangan" dihitung
dengan metode survey. Pada tahun 2020 dilaksanakan 6 survey layanan dengan
rata-rata skor survey layanan adalah 83,70 (Predikat Baik), dengan rincian hasil
survey sebagai berikut:
1. Survey Layanan Kearsipan, skor 80,70
2. Survey Layanan Keprotokolan, skor 87,16
3. Survey Penyusunan RKBMN, skor 83,97
4. Survey Layanan Kesehatan, skor 84,38
40
5. Survey Layanan Pengadaan Barjas, skor 90,33
6. Survey LayananSarpras, skor 75,64.
Survey layanan terhadap layanan operasional dan sarana prasarana di lingkungan
Kementerian Perdagangan dilakukan secara darin (online) pada triwulan IV tahun
2020 secara terpisah pada responden penerima layanan. Sebagian besar survey
telah selesai dianalisis pada akhir triwulan IV, namun beberapa menghadapi kendala
dikarenakan target jumlah responden minimal belum tercapai. Beberapa kendala lain
yang ditemui adalah sebagai berikut:
1. Sulitnya koordinasi dikarenakan situasi pandemi;
2. Keterbatasan sarana prasarana yang berdampak pada hasil survey.
Dengan beberapa kendala yang dihadapi baik dalam pelaksanaan maupun analisis
survey, tindak lanjut yang telah dilakukan adalah:
a. Koordinasi dengan unit kerja penerima layanan untuk berpartisipasi dalam
pengisian kuesioner.
b. Hasil survey dan saran yang diterima terkait penyediaan sarpras layanan menjadi
dasar perbaikan layanan dan perencanaan anggaran untuk pengadaan sarpras
layanan di masa mendatang.
Survey Layanan Informasi Publik
Kepuasan masyarakat dalam pelayanan informasi publik merupakan sesuatu yang
penting yang harus diberikan oleh petugas pelayanan informasi. Untuk mengukur
tingkat kepuasan masyarakat, setiap tahun Sekretariat Jenderal melakukan 2 (dua)
kali Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas Pelayanan Informasi Publik.
Pelaksanaan survey IKM merupakan wujud kepatuhan Unit Pelayanan Informasi
Publik Kemendag atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei
Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik.
Kegiatan survei dilaksanakan secara daring dengan tujuan mengukur tingkat
kepuasaan masyarakat atas pelayanan informasi yang diberikan oleh Tim Layanan
Informasi Publik Kementerian Perdagangan. Responden survei adalah Pemohon
melalui saluran Kontak Kami (CMS), e-mail contact.us@kemendag.go.id dan aplikasi
SP4N LAPOR yang telah tercatat di dalam database Pemohon informasi. Tim
Pelayanan Informasi Publik menggunakan database tersebut untuk menyebarkan
kuesioner survei melalui e-mail.
Saat menjawab kuesioner survei, responden akan melengkapi data pribadi yang
terdiri dari pendidikan, pekerjaan, usia, jenis kelamin, lokasi atau domisili, nomor
handphone dan alamat email. Responden kemudian menilai berbagai indikator terkait
kepuasan pelayanan sesuai dengan PermenPANRB Nomor 14 Tahun 2017, yaitu:
1. Kesesuaian Persyaratan Pelayanan Informasi dengan Jenis Pelayanannya;
41
2. Kemudahan Persyaratan Permohonan Informasi Publik;
3. Ketepatan Pelaksanaan Terhadap Jadwal Pelayanan;
4. Ketepatan Jangka Waktu Penyelesaian Pelayanan;
5. Waktu yang dibutuhkan Untuk Mendapatkan Informasi;
6. Kejelasan Informasi yang diberikan Petugas Pelayanan;
7. Kesopanan dan Keramahan Petugas Pelayanan;
8. Keadilan untuk Mendapatkan Pelayanan Informasi;
9. Kenyamanan Fasilitas Ruang Tunggu;
10. Tampilan Website Kementerian Perdagangan;
11. Kecepatan Akses Website Kemendag.
12. Kesesuaian maklumat pelayanan informasi;
13. Kepuasan Layanan Penanganan Pengaduan, Saran, dan Masukan.
Survei IKM Periode 1 Tahun 2020 dilaksanakan pada Januari-Juni 2020 dan diikuti
oleh 154 responden secara daring. Hasil Survei IKM Periode 1 Tahun 2020 sebesar
81,13 menunjukkan hasil yang positif dibandingkan dengan survei pada Periode II
Tahun 2019, yaitu peningkatan sebesar 0,41. Sedangkan Survei IKM Periode 2
Tahun 2020 dilaksanakan pada Juli hingga 18 Desember 2020 dan diikuti oleh
sejumlah 173 responden secara daring. Hasil survei Periode 2 Tahun 2020 sebesar
81,83 atau menunjukkan hasil yang positif dibandingkan dengan survei pada periode
1 tahun yang sama, yaitu peningkatan sebesar 0,7. Dengan demikian, mutu Layanan
Informasi Publik Kementerian Perdagangan mendapatkan nilai B (Baik) dan indikator
kinerja Sekretariat Jenderal telah tercapai pada pelaksanaan survei periode 1 Tahun
2020.
Pada survei periode 2 Tahun 2020, terdapat 4 (empat) unsur dengan hasil nilai IKM
tertinggi, yaitu pada unsur “Waktu yang Dibutuhkan Dalam Menjawab Pertanyaan"
(11,33), “Kesopanan & Keramahan Petugas" (10,49), "Kenyamanan Fasilitas Ruang
Runggu" (10,08) dan "Tampilan Website Kementerian Perdagangan" (10,15).
Aspek-aspek atau indikator yang membentuk keseluruhan nilai Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) Tahun 2020 adalah sebagai berikut:
Tabel 3-7 Aspek-aspek Pembentuk Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat
NO ASPEK Nilai IKM Tahun 2020
Periode 1 Periode 2
1 Kemudahan Prosedur Pelayanan 5.78 5.97
2 Kemudahan Persyaratan Permohonan Informasi Publik 3.06 3.21
3 Kesesuaian Pelaksanaan Waktu Pelayanan 3.1 3.13
4 Kesesuaian Jangka Waktu Penyelesaian Pelayanan 3.01 3.03
5 Waktu memperoleh Informasi yang Dibutuhkan 11.61 11.33
6 Kejelasan Informasi yang Diberikan Petugas Pelayanan 5.92 5.98
7 Kesopanan dan Keramahan Petugas Pelayanan 10.33 10.49
8 Keadilan untuk Mendapatkan Informasi 6.04 6.10
9 Kenyamanan Fasilitas Ruang Tunggu 10.11 10.08
42
NO ASPEK Nilai IKM Tahun 2020
Periode 1 Periode 2
10 Tampilan Website Kementerian Perdagangan 10.13 10.15
11 Kecepatan Akses Website Kementerian Perdagangan 2.99 3.21
12 Kesesuaian maklumat pelayanan informasi 5.98 5.96
13 Penanganan Pengaduan pada Unit Pelayanan Informasi 3.07 3.18
Indeks Kepuasan Masyarakat 81.13 81.83
Rata-Rata Indeks Kepuasan Masyarakat Tahun 2020 81,48
Sumber: Hasil Survey IKM atas Pelayanan Informasi Publik di Kementerian Perdagangan
Faktor Penghambat
1. Rawannya penyebaran COVID-19 secara meluas menyebabkan pelayanan
informasi secara tatap muka dan telepon ditiadakan secara sementara.
2. Belum tersedianya sarana pengaduan terintegrasi.
3. Belum optimalnya fungsi jejaring kehumasan dalam membantu pertukaran data
dan informasi.
4. Keterbatasan SDM petugas layanan informasi untuk menjawab permohonan
informasi teknis karena belum tersedianya sistem database pengetahuan yang
memudahkan petugas dalam menjawab permohonan informasi masyarakat,
khususnya terkait perizinan di bidang perdagangan dalam negeri dan
perdagangan luar negeri yang relatif banyak ditanyakan oleh masyarakat.
5. Persepsi masyarakat mengenai pelayanan informasi publik sering kali
disamakan dengan pelayanan perizinan, sehingga kendala keterlambatan
proses perizinan dapat menyebabkan penilaian yang kurang baik terhadap
pelayanan informasi publik.
Rekomendasi
1. Memberikan kemudahan akses bagi masyarakat melalui penambahan saluran
informasi seperti Whatsapp, messenger, live chat atau video chat untuk
memudahkan konsultasi dan penyampaian keluhan.
2. Meningkatkan peran serta jejaringkehumasan di seluruh unit di lingkungan
Kementerian Perdagangan melalui koordinasi secara rutin dan pengembangan
sistem saluran pelayanan informasi yang terintegrasi.
3. Mengembangkan layanan call center Kementerian Perdagangan terpadu, tidak
hanya untuk informasi-informasi terkait perizinan di bidang perdagangan dalam
negeri dan luar negeri, namun juga seluruh informasi terkait Kementerian
Perdagangan.
4. Meningkatkan kapasitas dan keterampilan dalam pengelolaan pelayananin
formasi publik di Kementerian Perdagangan melalui pelatihan/diklat.
43
IK 6: Opini BPK Terhadap Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan
Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, PenjelasanPasal 16 ayat (1), opini
merupakan pernyataan professional pemeriksa mengenai kewajaran informasi
keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang berdasarkan pada kriteria
(a) kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, (b) kecukupan
pengungkapan (adequate disclosures), (c) kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan, dan (d) efektivitas system pengendalian intern (SPI). Terdapat
empat jenis opini yang dapat diberikan oleh pemeriksa, yaitu:
a. Opini Wajar Tanpa Pengecualian– WTP (unqualified opinion); opini wajar tanpa
pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan telah disajikan dan
diungkapkan secara wajar dalam laporan keuangan dan dapat digunakan oleh
para pengguna laporan keuangan.
b. Opini Wajar Dengan Pengecualian– WDP (qualified opinion); opini wajar
dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan telah disajikan dan
diungkapkan secara wajar dalam semua hal yang material, kecuali untuk dampak
hal-hal yang berhubungan dengan dikecualikan, sehingga informasi keuangan
dalam laporan keuangan yang tidak dikecualikan dalam opini pemeriksa dapat
digunakan oleh para pengguna laporan keuangan.
c. Opini Tidak Wajar– TW (adverse opinion); opini tidak wajar menyatakan bahwa
laporan keuangan tidak disajikan dan diungkapkan secara wajar dalam semua
hal yang material, sehingga informasi keuangan dalam laporan keuangan tidak
dapat digunakan oleh para pengguna laporan keuangan.
d. Pernyataan Menolak Memberikan Opini atau Tidak Memberikan Pendapat–
TMP (disclaimer of opinion); pernyataan menolak memberikan opini menyatakan
bahwa laporan keuangan tidak dapat diperiksa sesuai dengan standar
pemeriksaan. Dengan kata lain, pemeriksa tidak dapat memberikan keyakinan
bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, sehingga informasi
keuangan dalam laporan keuangan tidak dapat digunakan oleh para pengguna
laporan keuangan.
Opini BPK untuk 10 (sepuluh) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3-8 Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan Tahun 2010 – 2019
No. Tahun Anggaran Target Realisasi Capaian (%)
1. 2010 WTP WTP 100
2. 2011 WTP WTP 100
3. 2012 WTP WTP 100
4. 2013 WTP WTP 100
5. 2014 WTP WTP 100
44
No. Tahun Anggaran Target Realisasi Capaian (%)
6. 2015 WTP WTP 100
7. 2016 WTP WTP 100
8. 2017 WTP WTP 100
9. 2018 WTP WTP 100
10. 2019 WTP WTP 100
Untuk tahun 2010 sampai dengan 2019, Kementerian Perdagangan memberikan
target opini WTP atas Laporan Keuangan Kementerian dan selanjutnya Opini yang
diberikan oleh BPK RI adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sehingga capaian
Kementerian Perdagangan sebesar 100%. Sedangkan untuk Laporan Keuangan
Kementerian Perdagangan Tahun 2020 masih dalam tahap pemeriksaan. Mencapai
penilaian WTP mengindikasikan informasi keuangan suatu institusi pemerintah telah
wajar disajikan sesuai Standard Akuntansi Pemerintahan dan transparan dalam
pengelolaan keuangan. Target opini BPK terhadap laporan keuangan Kementerian
Perdagangan terdapat pada Rencana Strategis 2015-2019 dan Rencana Stategis
2020-2024.
Gambar 3-13 Kementerian Perdagangan Menerima Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI
Kementerian Keuangan menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas)
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Tahun 2020 di mana pada Rakernas
tahun ini diadakan secara video conference di mana terdapat beberapa rangkaian
kegiatan termasuk salah satunya adalah pemberian penghargaan kepada entitas
pelaporan peraih Opini WTP 10 kali berturut-turut atas pelaporan keuangan tahun
2010 – 2019 sekaligus penerima BMN Award, acara ini diadakan pada hari Selasa
tanggal 22 September 2020.
45
Gambar 3-14 Kementerian Perdagangan mendapatkan penghargaan WTP 10 kali berturut-turut
a. Faktor yang mendukung:
• Dukungan Manajemen Strategis, di mana seluruh jajaran Pimpinan
Kementerian Perdagangan peduli dan berperan aktif untuk mendukung penuh
upaya penyelenggaraan pengelolaan dan pelaporan keuangan dan BMN yang
transparan dan akuntabel melalui jalur koordinasi rapat pimpinan maupun
koordinasi antara Pengelola dan Pejabat Pembina secara intens.
• SDM Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan dan BMN Pusat yang terlatih,
berpengalaman, dan proaktif, di mana pejabat atau pengelola keuangan telah
mendapatkan pelatihan/sosialisasi, telah bertugas lebih dari 1 tahun,
menerima dan mengkomunikasikan setiap aturan teknis baru berikut potensi
permasalahan yang dihadapi baik pada rapat pimpinan maupun dalam
sosialisasi atau forum konsultasi teknis yang diselenggarakan Biro Keuangan.
• Pendampingan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dalam hal ini
Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan yang selain melaksanakan
audit rutin, juga melaksanakan program Reviu Laporan Keuangan tiap periode
pelaporan keuangan dimana dilakukan koreksi/penyempurnaan pelaporan
baik dari sisi nilai/angka maupun penjelasan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
b. Faktor yang menghambat:
• Koordinasi dengan Satuan Kerja Daerah, dimana Kementerian Perdagangan
turut mengalokasikan anggaran Dekonsentrasi (DK) bagi pemerintah tingkat
propinsi serta Tugas Pembantuan (TP) bagi pemerintah tingkat
kabupaten/kota dengan metode pelaksanaan anggaran DK/TP bersifat
independen dilaksanakan oleh pemda sendiri namun wajib dilaporkan dalam
Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan. Hingga saat ini turnover SDM
pada lingkungan pemerintah daerah terus terjadi di mana staf/pejabat
46
pengelola anggaran DK/TP alokasi Kemendag yang telah dilatih dan
berpengalaman mendapat penugasan di dinas/bidang lain sehingga perlu
dilakukan pelatihan/sosialisasi/monev secara berkala.
• Pandemi Covid 19, dimana adanya pembatasan pergerakan sosial yang turut
mempengaruhi upaya-upaya pelatihan/sosialisasi, monitoring dan evaluasi
serta koordinasi penyampaian data terkait dengan pelaporan ataupun
pemeriksaan.
• Adanya kondisi pandemic COVID-19 yang dimulai pada Maret s.d Desember
2020 mempengaruhi realisasi penerimaan PNBP pada satker PNBP di
lingkungan Kementerian Perdagangan.
• Adanya relaksasi tarif PNBP terhadap Jasa Surat Keterangan Asal, dimana
adanyatarif nol terhadap penerbitan SKA.
c. Upaya yang telah dilakukan dan perlu dilanjutkan
• Penyediaan aturan/petunjuk teknis bidang pengelolaan dan pelaporan
keuangan dan BMN yang dipandang perlu untuk lingkup Kementerian
Perdagangan.
• Pelaksanaan Sosialisasi/Forum Konsultasi Teknis bidang pengelolaan dan
pelaporan keuangan dan BMN dalam rangka penyebaraluasan
peraturan/informasi baru, menjaring permasalahan serta penyamaan
persepsi.
• Pelaksanaan monitoring dan evaluasi bidang pengelolaan dan pelaporan
keuangan dan BMN secara berkala untuk memantau implementasi
pelaksanaan di lapanganserta menjaring informasi.
• Pembentukan tim Ad-Hoc untuk menangani permasalahan terkait bidang
pengelolaan dan pelaporan keuangan dan BMN yang membutuhkan
koordinasi lintas unit Pembina baik internal Kementerian Perdagangan
maupun lintas Kementerian/Lembaga.
• Satker PNBP di lingkungan Kementerian Perdagangan akan membuat
kegiatan yang kreatif, misalnya menggunakan teknologi informasi (Aplikasi
Zoom), untuk kegiatan fisik tetap akan dilakukan dengan protokol kesehatan.
• Berkoordinasi dengan unit terkait dalam hal Pengenaan tariff nol pada
penerbitan SKA dihapuskan.
Dalam kaitan dengan Pandemi Covid 19, dilakukan optimalisasi koordinasi melalui
media daring baik dengan menggunakan Zoom, Whatsapp, Google Meet, ataupun
media daring lainnya.
Kegiatan yang mendukung Penyusunan Laporan Keuangan, antara lain Koordinasi
Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat Kementerian Semester I, Penyusunan
Laporan Keuangan Tingkat Kementerian Tahunan, Penyusunan Laporan Keuangan
47
Tingkat Kementerian (Audited), Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian
PerdaganganTriwulan III, Penyusunan Laporan Keuangan Perwakilan Kementerian
Perdagangan di Luar Negeri, Penyusunan DokumenPenunjang Penyusunan
Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan, Rencana Aksi (Action Plan)
Kementerian Perdaganganatas Audit BPK RI (LK, Kinerja, PDTT), Koordinasi dan
Pendampingan Pelaksanaan Pemeriksaan BPK RI atas Laporan Keuangan dan
Kinerja Kementerian Perdagangan, Pemantauan dan Evaluasi Hasil Pemeriksaan
BPK RI atas Laporan Keuangan.
Rencana Aksi dalam mewujudkan Opini WTP antara lain adalah
1) Melakukan pembinaan dalam penyusunan Laporan Keuangan serta melakukan
monitoring penyelesaiannya;
2) Memastikan bahwa Laporan Keuangan Neraca, LRA dan CaLK) selesai tepat
waktu dan akuntabel;
3) Menghilangkan atau meminimalkan permasalahan yang biasanya ada pada tiap
Akun Laporan Keuangan;
4) Menindaklanjuti Temuan BPK-RI pada tahun-tahun sebelumnya;
5) Komitmen Bersama untuk mewujudkan Laporan Keuangan dengan Opini WTP
48
Sasaran Program 4: Meningkatnya Efektivitas Kebijakan Perdagangan Luar Negeri
serta Fasilitasi Ekspor dan Impor
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
(1) (2) (3) (4) (5)
7 Persentase Pemanfaatan Layanan Advokasi
Hukum Perdagangan Internasional 80% 87% 108,75%
IK 7: Persentase Pemanfaatan Layanan Advokasi Hukum Perdagangan
Internasional
Sekretariat Jenderal melakukan pendampingan dalam rangka pertemuan di ASEAN
yang membahas salah satu isu penting yang harus diselesaikan oleh Anggota
ASEAN yang terdapat dalam paper long standing issues under ATIGA yang telah
disusun dan disampaikan oleh Legal Services and Agreements Directorate ASEAN
Secretariat (LSAD ASEC).
Salah satu isu yang muncul adalah adanya produk minuman beralkohol (minol)
Indonesia dalam schedule H (general exception list) dimana Indonesia masih
memiliki produksi dan ekspor produk minol tersebut. Sekretariat Jenderal
berpandangan paper LSAD sebagai salah satu bahan bagi Anggota ASEAN dalam
menyikapi berbagai isu implementasi ATIGA yang telah lama dihadapi. Atas isu minol
tersebut, perlu kesepakatan bersama antar K/L untuk menentukan posisi Indonesia
mengenai GEL produk minol dalam ATIGA, apakah perlu tetap dipertahankan
dengan risiko akan menghadapi penyelesaian sengketa atau bias
mempertimbangkan penggunaan Article 23 ATIGA terhadap produk minol sebagai
alternatif atas perubahan atau penundaan konsesi secara sementara.
Selama tahun 2020, Sekretariat Jenderal telah menyelesaikan sebanyak 73
(Tujuh Puluh Tiga) opini/analisa hukum. Dari seluruh permintaan opini hukum yang
masuk, sebanyak 64 (enam puluh empat) opini hukum dapat diselesaikan tepat
waktu dan dimanfaatkan oleh stakeholders, sehingga penghitungan realisasi
terhadap indeks ketepatan waktu penyampaian opini hukum mencapai realisasi
sebesar 87% dari target yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 80%. Sehingga
persentase capaian untuk indikator kinerja ini pada tahun 2020 adalah 108,75%.
Penetapan Persentase Pemanfaatan Layanan Advokasi Hukum Perdagangan
Internasional sebagai Indikator Kinerja Program Sekretariat Jenderal baru dilakukan
pada tahun 2020 sehingga tidak terdapat pembandingan dengan data kinerja tahun
sebelumnya.
Terkait layanan advokasi hukum perdagangan internasional yang diberikan selama
tahun 2020, Sekretariat Jenderal telah menangani 1 (satu) kasus sengketa
perdagangan internasional yang terkait dengan hambatan teknis perdagangan, yaitu
49
Kasus Sengketa DS 484 (Indonesia – Measures Concerning the Importation of
Chicken Meat and Chicken Products).
Kasus sengketa ini merupakan lanjutan dari kasus sebelumnya yang telah diputus
oleh Dispute Settlement Body – World Trade Organization (DSB-WTO) pada tahun
2017. Dari 10 gugatan Brasil, terdapat 4 gugatan yang dikabulkan oleh Panel dan
DSB WTO, yaitu terkait dengan undue delayed, positive list, fixed license term, dan
intended use, yang dimana keempat gugatan tersebut mewajibkan Indonesia untuk
menyesuaikan kebijakan impor daging ayam dan produk olahan ayam dengan
putusan dan rekomendasi dari DSB-WTO.
Selanjutnya, pada tahap implementasi putusan DSB-WTO sampai dengan masa
reasonable period of time (RPT) berakhir pada tanggal 19 Juni 2019, Brasil menilai
Indonesia belum sepenuhnya tunduk kepada putusan dan rekomendasi DSB, oleh
karenabitu pada tanggal 24 Juni 2019 Brasil mengajukan pembentukan compliance
panel untuk menilai kembali kesesuaian kebijakan Indonesia dengan putusan dan
rekomendasi DSB.
Dalam kasus sengketa ini sampai dengan akhir tahun 2020 Sekretariat Jenderal
Kementerian Perdagangan telah memberikan pendampingan dan layanan advokasi
sampai dengan tahap dikeluarkannya putusan oleh Compliance Panel.
50
Sasaran Program 5: Meningkatnya Kapabilitas SDM Bidang Perdagangan Dalam Negeri
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
(1) (2) (3) (4) (5)
8 Persentase SDM Bidang Perdagangan Dalam
Negeri yang Meningkat Kompetensinya 81% 87,5% 108,02%
9 Persentase Peningkatan Manajemen Usaha SDM
Bidang Perdagangan Dalam Negeri 5% 13% 260%
IK 8: Persentase SDM Bidang Perdagangan Dalam Negeri yang Meningkat
Kompetensinya
Kegiatan pelatihan bidang diklat aparatur terkait dengan peningkatan kompetensi
ASN perdagangan daerah TA 2020 difokuskan kepada para Pengelola Pasar di
tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota yang sudah dilaksanakan sebanyak 4 Angkatan
(Provinsi Bangka Belitung, Lampung, Aceh, dan Kalimantan Timur) sebanyak 120
orang alumni. Adapun tujuan pelatihan tersebut adalah memiliki pengetahuan
mengenai pengelolaan pasar rakyat (pelayanan prima, tertib ukur dalam transaksi
dagang, perlindungan konsumen di bidang keamanan pangan) dan kemampuan
menyusun SOP pengelolaan pasar rakyat serta action plan revitalisasi pasar. Untuk
memperoleh informasi terkait peningkatan kompetensi setelah mengikuti pelatihan
dimaksud, maka Sekretariat Jenderal melaksanakan kegiatan tindak lanjut dan
pendampingan pasca pelatihan aparatur kepada 120 orang alumni (4 daerah)
tersebut melalui kegiatan pengisian kuesioner, seminar alumni pembahasan
implementasi kompetensi dan kunjungan lapangan berupa konfirmasi melalui
kuesioner kepada pedagang.
Dari 120 alumni diperoleh data, bahwa terdapat 87,50% (105 alumni) yang
menerapkan pengetahuan yang diperoleh mengenai pengelolaan pasar di unit
kerjanya masing-masing, sedangkan 12,50% (15 alumni) tidak menerapkan
pengetahuan dikarenakan berbagai alasan dan kebijakan yang diterapkan. Hasil dari
kegiatan ini selain untuk mengukur implementasi kompetensi alumni, dapat
digunakan sebagai pengembangan program pelatihan kedepannya.
Penetapan Persentase SDM Bidang Perdagangan Dalam Negeri yang Meningkat
Kompetensinya sebagai Indikator Kinerja Program Sekretariat Jenderal baru
dilakukan pada tahun 2020 sehingga tidak terdapat pembandingan dengan data
kinerja tahun sebelumnya.
Adapun faktor pendukung untuk pencapaian target indikator tersebut adalah:
1. Adanya anggaran yang tersedia untuk melaksanakan kegiatan Tindak Lanjut dan
Pendampingan Pelatihan Aparatur TA 2020
51
2. Dukungan dan Komitmen dari Pimpinan untuk melaksanakan kegiatan tersebut
guna mencapai target yang diinginkan dari Pelatihan Teknis Pengelolaan Pasar
bagi Aparatur Daerah
3. Dukungan Kementerian Perdagangan dalam menjalankan kebijakan revitalisasi
pasar di Indonesia dan pengembangan kapasitas SDM aparatur daerah bidang
perdagangan
4. Komitmen Bidang Diklat Aparatur untuk melaksanakan rangkain pengukuran
evaluasi sampai dengan pasca pelatihan, sebagai masukan pengembangan
pelatihan ke depan
5. Antusias dari peserta/alumni dalam mengembangkan kompetensi dan
menerapkan kompetensi yang diperoleh selama pelatihan, sehingga mendukung
pencapaian target.
Sedangkan faktor penghambat dalam pencapaian target indikator tersebut adalah:
a. Letak geografis di Indonesia yang membatasi sebagian alumni untuk dating
dalam pembahasan implementasi kompetensi pelatihan teknis pengelolaan pasar
b. Kesibukan alumni yang dikunjungi dikarenakan adanya pekerjaan yang tidak bisa
ditinggalkan di unit kerjanya sehingga perlu strategi lain dalam pengumpulan data
c. Terdapatnya pelatihan sejenis yang diselenggarakan unit kerja lain di Kemendag,
sehingga Pusdiklat Perdagangan perlu melakukan pemetaan provinsi yang akan
diselenggarakan pelatihan, sehingga peserta yang terlibat merupakan sasaran
dari pelatihan ini
d. Mutasi dari alumni aparatur daerah yang dinamis, sehingga pada saat
pembahasan implementasi kompetensi di daerah, sebagian alumni digantikan
dengan pegawai lain.
Rekomendasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai capaian kinerja pada
tahun berikutnya adalah :
1. Mengembangkan metode evaluasi pasca pelatihan sehingga dapat
mengukur/menilai/mengevaluasi yang lebih tinggi lagi.
2. Tersedianya anggaran yang cukup dalam menerapkan metode evaluasi pasca
pelatihan tersebut.
3. Komitmen alumni dalam mengimplementasikan kompetensi pelatihan teknis
pengelolaan pasar di daerah masing-masing.
4. Komitmen pimpinan di unit kerja asal alumni dalam mendukung implementasi
kompetensi alumni tersebut.
5. Komitmen dan dukungan pimpinan di Pusdiklat Perdagangan dalam menerapkan
metode evaluasi pasca pelatihan yang lebih tinggi lagi, agar lebih tepat sasaran.
52
6. Pengembangan program pelatihan teknis bagi aparatur daerah tidak terbatas
pada pelatihan pengelolaan pasar.
Gambar 3-15 Monitoring dan Evaluasi Pelatihan Pengelolaan Pasar di 4 Daerah (Aceh, Bangka Belitung, Lampung, dan Kaltim)
IK 9: Persentase Peningkatan Manajemen Usaha SDM Bidang Perdagangan
Dalam Negeri
Kegiatan Sekretariat Jenderal yang mendukung perbaikan manajemen usaha
perdagangan TA 2020 difokuskan kepada pegawai honorer Kementerian
Perdagangan dalam bentuk pelatihan kewirausahaan yang sudah dilaksanakan
sebanyak 4 Angkatan (100 orang alumni). Tujuan pelatihan tersebut adalah
membekali peserta untuk memiliki motivasi yang kuat dalam berwirausaha dengan
skill dan kemampuan yang merekamiliki. Untuk memperoleh informasi apakah
ditemukan perbaikan manajemen usaha setelah mengikuti pelatihan dimaksud,
maka Sekretariat Jenderal melaksanakan kegiatan tindak lanjut dan pendampingan
pasca pelatihan non-aparatur kepada 60 orang alumni (Angkatan I dan II) tersebut
dengan menyebarkan angket. Alasan pemilihan 60 orang peserta adalah
pertimbangan target waktu minimal 6 bulan setelah diadakannya pelatihan
kewirausahaan, sehingga diharapkan data dan informasi yang didapatkan akan lebih
53
akurat dan capaian keberhasilan usahanya dapat lebih terlihat. Selebihnya untuk 40
alumni (angkatan III dan IV) direncanakanakan di monitoring dan evaluasi (Monev)
pada TA 2021.
Dari 60 set data yang didapatkan, terdapat 13 orang yang usahanya masih berjalan
dan menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan yang mereka dapatkan di Pelatihan
Kewirausahaan dengan mempertimbangkan dari sisi peningkatan penjualan dan
produksi (untuk produk) serta layanan (untuk jasa) di masa pandemi serta
pengembangan usahanya melalui penerapan Business Model Canvas (BMC). Oleh
karena itu, kegiatan monev dilakukan dengan mengunjungi tempat usaha 13 orang
alumni tersebut dan mendokumentasikannya dalam bentuk hasil angket (interview)
dan foto-foto.
Untuk mengukur indikator ini adalah membandingkan jumlah alumni pelatihan yang
dapat menunjukkan perbaikan manajemen usaha dibandingkan dengan jumlah
peserta pelatihan.
Persentase Realisasi Peningkatan Perbaikan Manajemen Usaha Perdagangan Peserta Pelatihan
= (Y)/(N) x 100
= 13/100 x 100
= 13 %
Persentase Peningkatan Perbaikan Manajemen Usaha Perdagangan Peserta Pelatihan
= Realisasi /
Target x 100
= 13% / 5% x 100
= 260 %
Penetapan Persentase Peningkatan Manajemen Usaha SDM Bidang Perdagangan
Dalam Negeri sebagai Indikator Kinerja Program Sekretariat Jenderal baru dilakukan
pada tahun 2020 sehingga tidak terdapat pembandingan dengan data kinerja tahun
sebelumnya.
Faktor pendukung untuk pencapaian target indikator kinerja tersebut pada tahun
2020 adalah:
1. Adanya anggaran yang tersedia untuk melaksanakan kegiatanTindakLanjut dan
Pendampingan Pelatihan Non-Aparatur TA 2020.
2. Dukungan dan Komitmen dari Pimpinan untuk melaksanakan kegiatan tersebut
guna mencapai target yang diinginkan dari Pelatihan Kewirausahaan bagi
Pegawai Honorer Kementerian Perdagangan.
3. Komitmen dan antusias dari penyelenggara kegiatan untuk melaksanakan
kegiatan Monev.
4. Komitmen dan antusias dari peserta/alumni yang dikunjungi serta kerjasama
yang baik dalam menjawab setiap pertanyaan sehingga bisa didapatkan data dan
informasi yang akurat.
54
Sedangkan faktor penghambat dalam pencapaian target indikator tersebut adalah:
1. Kondisi pandemi yang cukup membatasi ruang gerak kegiatan Monev ini untuk
dilaksanakan dan menjadi hambatan utama alumni dalam menjalankan
usahanya.
2. Kesibukan alumni yang dikunjungi dikarenakan adanya pekerjaan yang tidak bisa
ditinggalkan di unit masing-masing sehingga cukup sulit untuk menentukan
jadwal kunjungan.
Rekomendasi sebagai upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai
capaian kinerja pada tahun berikutnya adalah :
1. Ketersediaan anggaran penyelenggaraan monev yang lebih besar.
2. Komitmen peserta untuk lebih sungguh-sungguh dalam menerapkan ilmu dan
pengetahuan yang sudah didapatkan dari Pelatihan Kewirausahaan ini.
3. Komitmen dan dukungan pimpinan untuk terlaksananya kegiatan.
4. Program pelatihan teknis yang lebih dibutuhkan dan tepat sasaran bagi pegawai
honorer.
B. EVALUASI KINERJA ANGGARAN
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214 Tahun 2017 tentang pengukuran dan evaluasi
kinerja atas pelaksanaan rencana kerja dan anggaran kementerian/lembaga (RKA-K/L)
merupakan bentuk evaluasi kinerja dalam rangka pelaksanaan fungsi akuntabilitas dan
fungsi peningkatan kualitas. Fungsi akuntabilitas bertujuan untuk membuktikan dan
mempertanggungjawabkan secara profesional kepada masyarakat atas penggunaan
anggaran yang dikelola Kementerian/Lembaga bagi kepentingan masyarakat.
Sedangkan fungsi peningkatan kualitas bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang
menjadi pendukung atau kendala atas pelaksanaan RKA-K/L sebelumnya, sebagai
bahan penyusunan dan pelaksanaan, serta upaya peningkatan kinerja di tahun
berikutnya.
Evaluasi kinerja anggaran diharapkan dapat menghasilkan analisis mengenai hubungan
sebab akibat atas hasil pengukuran dan penilaian untuk setiap indikator yang dilakukan
evaluasi, analisis mengenai keterbatasan yang dihadapi dalam menjalankan setiap
proses evaluasi kinerja, analisis perubahan hasil pengukuran dan penilaian dibandingkan
dengan hasil evaluasi kinerja pada dan tahun sebelumnya, serta mengidentifikasi faktor
pendukung dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan, pencapaian keluaran dan hasil.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214 Tahun 2017, komponen evaluasi
kinerja anggaran tingkat Eselon I terdiri dari 2 (dua) unsur, yaitu: (1) Nilai Kinerja Manfaat
dan Implementasi; serta (2) Rata-rata nilai kinerja satker, dengan bobot masing-masing
50 persen. Nilai Kinerja Manfaat dan Implementasi terbagi lagi ke dalam 2 (dua) aspek
55
penilaian, yaitu: Aspek Implementasi dan Aspek Manfaat, dengan bobot masing-masing
33,3 persen dan 66,7 persen.
Evaluasi atas aspek implementasi dilakukan dalam rangka menghasilkan informasi
kinerja mengenai pelaksanaan kegiatan dan capaian keluaran indikator. Dalam
mengevaluasi aspek implementasi, terdapat 4 (empat) indikator yang diukur yaitu:
penyerapan anggaran; konsistensi antara perencanaan dan Implementasi; pencapaian
keluaran; dan efisiensi dalam penggunaan anggaran. Masing-masing indikator penilaian
aspek implementasi memiliki bobot sebagai berikut:
1. Bobot Penyerapan Anggaran (WP) = 9,7%
2. Bobot Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi (WK) = 18,2%
3. Bobot Capaian Keluaran (WPK) = 43,5%
4. Bobot Efisiensi (WE) = 28,6%
Nilai kinerja aspek implementasi diperoleh dengan menjumlahkan seluruh hasil perkalian
antara nilai hasil pengukuran capaian kinerja masing-masing indikator aspek
implementasi dengan masing-masing bobot dari indikator kinerja yang diukur tersebut.
Evaluasi atas aspek manfaat dilakukan dalam rangka menghasilkan informasi seberapa
jauh penggunaan anggaran digunakan dan manfaatnya terhadap perubahan yang terjadi
dalam masyarakat dan/atau pemangku kepentingan sebagai penerima manfaat atas
hasil (outcome) yang telah dicapai. Indikator yang diukur dalam aspek manfaat adalah
capaian terhadap indikator kinerja yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja.
Penyerapan Anggaran
Sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2016 tentang Langkah-
Langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) Dalam Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P), pada
tahun 2020 pagu anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan direvisi
sebesar Rp268.083.007.000,-. Sehingga total pagu anggaran Sekretariat Jenderal
menjadi Rp949.083.007.000,- (Sembilan Ratus Empat puluh Sembilan Juta Delapan
Puluh Tiga Juta Tujuh Ribu Rupiah). Pagu anggaran Sekretariat Jenderal TA 2020
dialokasikan ke dalam 20 kegiatan yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi
Unit Eselon II/Satker di lingkungan Sekretariat Jenderal. Realisasi penyerapan anggaran
Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan sampai dengan akhir tahun 20202
mencapai Rp901.458.497.877 atau 94,98%, dengan rincian realisasi anggaran menurut
Kegiatan sebagai berikut:
2Berdasarkan data Aplikasi Smart Kemenkeu posisi tanggal 8 maret 2021.
56
Tabel 3-9 Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2020
Menurut Kegiatan (dalam Rupiah)
NO KEGIATAN PAGU REVISI REALISASI % CAPAIAN
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Peningkatan Pengelolaan Perencanaan
15.814.027.000 15.680.703.416 99,16
2 Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Organisasi
11.730.674.000 11.538.278.962 98,36
3 Peningkatan Pengelolaan Keuangan 92.358.933.000 82.628.624.724 89,46
4 Pembinaan Administrasi dan Pelayanan Pelaksanaan Tugas Kementerian Perdagangan
77.013.500.000 75.267.612.944 97,73
5 Penyusunan Perangkat dan Pelayanan Hukum Bidang Perdagangan
4.763.651.000 4.523.621.005 94,96
6 Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan
27.017.200.000 26.334.256.321 97,47
7 Pengelolaan Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian
22.119.190.000 20.669.504.501 93,45
8 Peningkatan Pelayanan Informasi Publik
17.250.023.000 16.685.840.024 96,73
9 Penanganan Isu Strategis Perdagangan Lintas Sektor
3.470.085.000 3.262.809.419 94,03
10 Penyelidikan Kasus Dumping Dan Subsidi
6.307.240.000 5.407.353.530 85,73
11 Peningkatan Penyelidikan Tindakan Pengamanan (Safeguard)
6.194.991.000 5.749.234.560 92,80
12 Penyelenggaraan Kantor Dagang Ekonomi Indonesia di Taipei
82.710.132.000 74.564.112.371 90,15
13 Penyelenggaraan Atase Perdagangan
63.048.835.000 54.522.544.651 86,48
14 Penyelenggaran Akademi Metrologi 6.937.292.000 5.823.634.773 83,95
15 Penguatan Lembaga PerlindunganKonsumen Nasional
19.204.129.000 18.065.703.249 94,07
16 Penyelenggaraan Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC)
200.743.032.000 189.923.486.093 94,61
17 Pelayanan Advokasi Perdagangan Internasional
7.883.664.000 7.525.956.676 95,46
18 Pengembangan Sistem Informasi Perdagangan
60.961.292.000 60.703.029.183 99,58
19 Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional dan Teknis Penguji Mutu Barang
4.459.191.000 4.402.993.125 98,74
20 Peningkatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana
219,095,926,000 218,179,198,350 99,56
Total 949.083.007.000 901.458.497.877 94,98
Sumber: Aplikasi SMART Kemenkeu (http://monev.anggaran.go.id)
Sedangkan, kinerja realisasi anggaran menurut jenis belanja dapat dirinci sebagai berikut:
57
Tabel 3-10 Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2020 Menurut Jenis Belanja (dalam Rupiah)
JENIS BELANJA PAGU REALISASI % CAPAIAN
Belanja Pegawai 223.601.707.000 208.414.751.101 93,21%
Belanja Barang 456.164.902.000 424.913.174.992 93,15%
Belanja Modal 269.316.398.000 268.130.571.784 99,56%
TOTAL 949.083.007.000 901.458.497.877 94,98% Sumber: Aplikasi SMART Kemenkeu (http://monev.anggaran.go.id)
Konsistensi Perencanaan dan Implementasi
Pengukuran konsistensi dimaksudkan untuk mengukur ketepatan waktu penyerapan
anggaran dengan rencana penarikan dana setiap bulannya yang telah dibuat pada
Lampiran III DIPA. Hasil pengukuran nilai konsistensi antara perencanaan dan
implementasi anggaran pada Sekretariat Jenderal adalah sebesar 92,73% lebih besar
8,86% dari tahun 2019. Berikut disajikan perbandingan nilai konsistensi Sekretariat
Jenderal tahun 2019 dan 2020:
Gambar 3-16 Evaluasi Kinerja Anggaran Sekretariat Jenderal Menurut Konsistensi Perencanaan Tahun 2019-2020
Sumber: Aplikasi SMART Kemenkeu (http://monev.anggaran.go.id)
Capaian Keluaran Program
Pengukuran kinerja capaian keluaran program mengukur tingkat kesesuaian produk
(barang/jasa) yang dihasilkan dari suatu kegiatan (output) dengan target yang telah
ditetapkan dalam dokumen perencanaan (Renja) dan penganggaran (RKA). Pada tahun
2020 kinerja capaian keluaran pada Sekretariat Jenderal adalah sebesar 100% yang
berarti telah memenuhi target output yang ditetapkan dalam RKA-K/L TA 2020. Nilai
78
80
82
84
86
88
90
92
94
Tahun 2019 Tahun 2020
Konsistensi 83,87 92,73
58
capaian keluaran program tahun 2020 sama dengan capaian tahun sebelumnya. Berikut
disajikan perbandingan nilai capaian keluaran Sekretariat Jenderal tahun 2019 dan 2020:
Gambar 3-17 Evaluasi Kinerja Anggaran Sekretariat Jenderal Menurut Capaian Keluaran Program Tahun 2019-2020
Sumber: Aplikasi SMART Kemenkeu (http://monev.anggaran.go.id)
Efisiensi Penggunaan Anggaran
Penilaian efisiensi anggaran bertujuan mengukur efisiensi pemanfaatan sumber dana
(anggaran) dalam menghasilkan output. Nilai efisiensi anggaran dibatasi antara -20%
hingga 20%. Nilai efisiensi anggaran Sekretariat Jenderal pada tahun 2020 adalah
sebesar 5,05% atau lebih rendah 2,12% dari nilai tahun sebelumnya. Berikut disajikan
perbandingan nilai efisiensi Sekretariat Jenderal tahun 2019 dan 2020:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Tahun 2019 Tahun 2020
CKP 100 100
59
Gambar 3-18 Evaluasi Kinerja Anggaran Sekretariat Jenderal Menurut Efisiensi Penggunaan Anggaran Tahun 2019-2020
Sumber: Aplikasi SMART Kemenkeu (http://monev.anggaran.go.id)
Rata- rata Nilai Kinerja Satker
Rata-rata nilai kinerja satker diperoleh dari perhitungan rata-rata nilai aspek
implementasi pada satker-satker di lingkungan Sekretariat Jenderal. Pada saat ini
terdapat 39 satker di lingkungan Sekretariat Jenderal, baik yang merupakan satker
pusat maupun satker perwakilan perdagangan di luar negeri. Sampai dengan akhir
Desember 2020 rata-rata nilai kinerja satker di lingkungan Sekretariat Jenderal
mencapai 85,83 persen, atau mengalami peningkatan 1,9 persen dari tahun 2019.
Gambar 3-19 Rata-rata Nilai Kinerja Satker di Lingkungan Sekretariat Jenderal Tahun 2019-2020
Sumber: Aplikasi SMART Kemenkeu (http://monev.anggaran.go.id)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Tahun 2019 Tahun 2020
Efesiensi 7,14 5,02
82,5
83
83,5
84
84,5
85
85,5
86
Tahun 2019 Tahun 2020
Rata2 NKA Satker 83,93 85,83
60
Aspek Manfaat (Capaian Sasaran Program)
Pengukuran nilai aspek manfaat diperoleh dari rata-rata persentase capaian indikator
kinerja di tingkat Eselon I yang didasarkan pada dokumen Perjanjian Kinerja. Hasil
pengukuran capaian sasaran program Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan
tahun 2020 adalah 97,83 persen atau mengalami penurunan 1,48 persen dari tahun
2019. Hal ini disebabkan karena ada beberapa Indikator Kinerja Sasaran Program yang
tidak dapat diukur capaiannya karena mengalami realokasi/refocusing anggaran.
Gambar 3-20 Nilai Kinerja Aspek Manfaat Sekretariat Jenderal Tahun 2019-2020
Sumber: Aplikasi SMART Kemenkeu (http://monev.anggaran.go.id)
Nilai Total Hasil Evaluasi Kinerja Anggaran
Berdasarkan nilai capaian sasaran program (aspek manfaat) dan aspek implementasi
anggaran, serta rata-rata nilai kinerja satker di lingkungan Sekretariat Jenderal, maka
nilai total hasil evaluasi kinerja anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2020 adalah 90,10
dengan predikat SANGAT BAIK. NKA Sekretariat Jenderal tahun 2020 meningkat 0,5
poin dibandingkan tahun sebelumnya, namun jika dibandingkan dengan Unit Eselon I
lainnya Sekretariat Jenderal menempati peringkat terakhir dari 9 Unit Eselon I di
lingkungan Kementerian Perdagangan.
Tabel 3-11 Nilai Total Hasil Evaluasi Kinerja Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2020
Aspek Implementasi Aspek Manfaat
(Capaian
Sasaran)
Rata-Rata
NKA
Satker
Nilai
Total
Kinerja
Ketarangan Penyerapan Konsistensi
Capaian
Keluaran Efisiensi
94,98 92,73 100 5,02 97,82 85,83 90,10 Sangat
Baik
Sumber: Aplikasi SMART Kemenkeu (http://monev.anggaran.go.id)
97
97,5
98
98,5
99
99,5
Tahun 2019 Tahun 2020
CSP 99,3 97,82
61
Permasalahan yang dihadapi Skeretariat Jenderal dalam meningkatkan kualitas kinerja
anggaran disebabkan oleh:
1. Terdapat duapuluh lima satker yang nilai konsistensi anggarannya masih dibawah 70
persen.
2. Terdapat tiga satker yang nilai realisasi anggarannya dibawah 70 persen, yaitu: Atase
Perdagangan di Hanoi; Atase Perdagangan di Den Haag; dan Duta Besar WTO di
Jenewa.
3. Terdapat dua satker Setjen yang informasi kinerjanya tidak bisa dihapus pada
aplikasi SMART namun mengalami refocusing anggaran, yaitu Biro Umum dan
Akademi Metrologi.
4. Terdapat satu satker yang belum melakukan updating data capaian keluaran pada
aplikasi SMART, yaitu Atase Perdagangan di London, Inggris.
Menindaklanjuti permasalahan yang terjadi dalam evaluasi kinerja anggaran, Sekretariat
Jenderal melalui Brio Perencanaan akan meningkatkan koordinasi internasi internal agar
hal serupa tidak terulang lagi di kemudian hari, khususnya dengan satker-satker
perwakilan perdagangan di luar negeri yang rata-rata nilai kinerja anggarannya masih
dibawah 70. Pendampingan teknis pengisian aplikasi SMART secara berkala (triwulanan)
juga terus dilakukan terhadap satker-satker di lingkungan Sekretariat Jenderal, baik
secara langsung maupun virtual.
62
63
BAB 4 PENUTUP
Laporan Kinerja (LAPKIN) Sekretariat Jenderal merupakan media
pertanggungjawaban yang berfungsi sebagai wujud transparasi dan akuntabilitas
kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan dalam melaksanakan
berbagai kegiatan yang mencakup program pendukung ataupun berkaitan dengan
teknis pembangunan di bidang perdagangan.
Penyusunan LAPKIN Sekretariat Jenderal Tahun 2020 ini adalah bentuk
pertanggungjawaban kepada publik sebagaimana amanat Peraturan Presiden RI
Nomor 29 Tahun 2014 dan mengacu Keputusan Menteri Perdagangan RI Nomor
794/M-DAG/KEP/8/2015. Sebagai bahan pertanggungjawaban, LAPKIN Sekretariat
Jenderal merupakan sarana evaluasi kinerja bagi seluruh unit kerja di lingkungan
Sekretariat Jenderal dan Kementerian Perdagangan secara umum, dan diharapkan
dapat memberikan umpan balik (feedback) yang sangat diperlukan dalam penilaian
kualitas kinerja dan pengambilan keputusan, serta berguna dalam proses
perencanaand dan penganggaran di masa mendatang.
Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan di Sekretariat Jenderal sesuai dengan
Perjanjian Kinerja, secara umum dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.
Berdasarkan Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan,
telah ditetapkan 5 (lima) Sasaran Program yang keberhasilan pencapaiannya
ditentukan oleh 9 Indikator Kinerja Program.
Dari hasil pengukuran dan analisis capaian kinerja yang diulas pada Bab III,
Sekretariat Jenderal telah berhasil memenuhi target dan sasaran yang ditetapkan
dalam Perjanjian Kinerja berdasarkan tugas, fungsi dan misi mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik. Pada tahun 2020, hampir seluruh Indikator Kinerja Program
Sekretariat Jenderal dapat tercapai dengan baik sesuai dengan Perjanjian Kinerja,
dengan rincian terdapat 5 (lima) indikator yang telah memenuhi atau bahkan
melampaui target (on-track) dan hanya 4 (empat) indikator yang belum mencapai
target, yaitu: Indeks Reformasi Birokrasi; Nilai Hasil Evaluasi SAKIP; Indeks Hasil
Monev Keterbukaan Informasi Publik; dan Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap
Pelayanan Publik. Meskipun keempat indikator tersebut belum mencapai target,
persentase capaiannya sudah mendekati 100 persen. Sehingga target yang telah
ditetapkan dalam Renstra 2020-2024 diharapkan dapat terpenuhi dalam jangka
waktu kurang dari 5 tahun dan berperan positif dalam mendukung pembangunan
perdagangan.
Selama tahun 2020, nilai hasil evaluasi kinerja anggaran Sekretariat Jenderal tahun
2020 berdasarkan PMK 214 Tahun 2017 adalah 90,10 dengan predikat SANGAT
BAIK. Realisasi penyerapan anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian
Perdagangan sampai dengan akhir tahun 20203 mencapai Rp901.458.497.877 atau
3Berdasarkan data Aplikasi Smart Kemenkeu posisi tanggal 8 maret 2021.
64
94,98 persen. Nilai hasil evaluasi kinerja dan realisasi anggaran tersebut memberikan
gambaran bahwa capaian kinerja dan pelaksanaan kegiatan secara rata-rata telah
berhasil memenuhi target dan sasaran program dengan pemanfaatan anggaran yang
konsisten, efisien, dan tepat sasaran.
Beberapa rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti berdasarkan hasil pengukuran dan
analisis capaian kinerja agar di masa mendatang kualitas kinerja dapat
dipertahankan adalah:
1. Meningkatkan manajemen kinerja melalui penyusunan perencanaan kinerja yang
berorientasi hasil, kemudian melakukan pengukuran atas apa yang direncanakan,
melaporkan realisasi kinerja dan melakukan evaluasi atas akuntabilitas kinerja
serta memanfaatkan seluruh proses tersebut dalam pengambilan keputusan.
2. Menyempurnakan evaluasi kinerja internal sehingga dapat secara optimal
digunakan untuk memperbaiki perencanaan, memperbaiki pelaksanaan program
dan kegiatan, serta meningkatkan kinerja Kementerian Perdagangan.
3. Meningkatkan kapasitas SDM dalam bidang akuntabilitas dan manajemen kinerja
di seluruh jajaran Kemendag untuk mempercepat terwujudnya pemerintahan yang
berkinerja dan akuntabel.
Penyelesaian dokumen LAPKIN ini merupakan hasil dukungan seluruh Unit Eselon
II di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan yang telah
mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Namun
demikian, dalam penyelenggaraan SAKIP di lingkungan Sekretariat Jenderal masih
banyak dijumpai kendala-kendala dalam pencapaian sasaran, misalnya: revisi
anggaran yang mengakibatkan berkurangnya target output. Selain itu, juga
ditemukan beberapa kendala teknis seperti:
1. Dokumen Renstra belum direviu secara berkala.
2. Dokumen Perjanjian Kinerja menjadi kurang selaras dengan Renstra Kemendag
sebagai akibat dari hasil evaluasi SAKIP.
3. Perjanjian Kinerja belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk penyusunan dan
identifikasi kinerja.
4. Indikator Kinerja Utama belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk penilaian kinerja.
5. Target kinerja dan target penyerapan anggaran sudah tercapai namun belum
mencapai lebih dari 99%.
Kendala-kendala tersebut perlu ditindaklanjuti agar pada masa mendatang
akuntabilitas dan kualitas pencapaian kinerja menjadi semakin baik.
Demikian LAPKIN Sekretariat Jenderal ini disusun, dengan harapan dapat
bermanfaat bagi seluruh pihak yang berkepentingan khususnya dalam proses
perencanaan program, pengambilan keputusan, dan penetapan kebijakan oleh
pimpinan Kementerian Perdagangan, khususnya yang terkait dengan misi
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.
65
LAMPIRAN
66
67
Lampiran 1 Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal
SEKRETARIAT JENDERAL
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERDAGANGAN
PUSAT PENANGANAN ISU
STRATEGIS
PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI
PUSAT PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA KEMETROLOGIAN
BIRO PERENCANAANBIRO ORGANISASI
DAN KEPEGAWAIAN
BIRO KEUANGAN BIRO HUKUM
BIRO UMUMBIRO HUBUNGAN
MASYARAKAT
BIRO ADVOKASI PERDAGANGAN
68
69
Lampiran 2 Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2020
Versi Juni 2020
70
71
72
73
Versi Oktober 2020
74
75
76
77
78
79
Lampiran 3 Matriks Pengukuran Pencapaian Sasaran Program
Sekretariat Jenderal Tahun 2020
Program Dukungan Manajemen
Unit Eselon I : Sekretariat Jenderal
Periode : Jan - Des 2020
Hal. 1
No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian
1 Meningkatnya Birokrasi
Kemendag yang Akuntabel,
Tranparan, dan
Berintegritas
(1) Indeks Reformasi
Birokrasi Nilai 80 76,80* 96%
(2) Nilai Hasil Evaluasi
SAKIP Predikat A
(80-90)
BB*
(73,5) 91,88%
2 Meningkatnya Kapabilitas
Kinerja Organisasi
Kemendag yang Inovatif dan
Responsif
(3) Nilai Capaian Kinerja
Organisasi Nilai 90 94,05 104,50%
3 Meningkatnya Kepuasan
dan Kepercayaan
Stakeholders
(4) Indeks Hasil Monev
Keterbukaan Informasi
Publik
Predikat Informatif
(90-100)
Menuju
Informatif
(89,35)
99,28%
(5) Indeks Kepuasan
Masyarakat Terhadap
Pelayanan Publik
Predikat
A (88,31-
100)
B
(82,59) 93,53%
(6) Opini BPK Terhadap
Laporan Keuangan
Kementerian
Perdagangan
Opini WTP WTP 100%
4 Meningkatnya Efektivitas
Kebijakan Perdagangan
Luar Negeri serta Fasilitasi
Ekspor dan Impor
(7) Persentase
Pemanfaatan Layanan
Advokasi Hukum
Perdagangan
Internasional
Persen 80 87 108.75%
5 Meningkatnya Kapabilitas
SDM Bidang Perdagangan
Dalam Negeri
(8) Persentase SDM Bidang
Perdagangan Dalam
Negeri yang Meningkat
Kompetensinya
Persen 81 87,5% 108,02%
(9) Persentase Peningkatan
Manajemen Usaha SDM
Bidang Perdagangan
Dalam Negeri
Persen 5 13% 260%
Keterangan: (*) Nilai Sementara
80
Hal. 2
NO KEGIATAN PAGU REVISI REALISASI % CAPAIAN
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Peningkatan Pengelolaan Perencanaan
15.814.027.000 15.680.703.416 99,16
2 Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Organisasi
11.730.674.000 11.538.278.962 98,36
3 Peningkatan Pengelolaan Keuangan
92.358.933.000 82.628.624.724 89,46
4 Pembinaan Administrasi dan Pelayanan Pelaksanaan Tugas Kementerian Perdagangan
77.013.500.000 75.267.612.944 97,73
5 Penyusunan Perangkat dan Pelayanan Hukum Bidang Perdagangan
4.763.651.000 4.523.621.005 94,96
6 Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan
27.017.200.000 26.334.256.321 97,47
7 Pengelolaan Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian
22.119.190.000 20.669.504.501 93,45
8 Peningkatan Pelayanan Informasi Publik
17.250.023.000 16.685.840.024 96,73
9 Penanganan Isu Strategis Perdagangan Lintas Sektor
3.470.085.000 3.262.809.419 94,03
10 Penyelidikan Kasus Dumping Dan Subsidi
6.307.240.000 5.407.353.530 85,73
11 Peningkatan Penyelidikan Tindakan Pengamanan (Safeguard)
6.194.991.000 5.749.234.560 92,80
12 Penyelenggaraan Kantor Dagang Ekonomi Indonesia di Taipei
82.710.132.000 74.564.112.371 90,15
13 Penyelenggaraan Atase Perdagangan
63.048.835.000 54.522.544.651 86,48
14 Penyelenggaran Akademi Metrologi 6.937.292.000 5.823.634.773 83,95
15 Penguatan Lembaga PerlindunganKonsumen Nasional
19.204.129.000 18.065.703.249 94,07
16 Penyelenggaraan Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC)
200.743.032.000 189.923.486.093 94,61
17 Pelayanan Advokasi Perdagangan Internasional
7.883.664.000 7.525.956.676 95,46
18 Pengembangan Sistem Informasi Perdagangan
60.961.292.000 60.703.029.183 99,58
19 Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional dan Teknis Penguji Mutu Barang
4.459.191.000 4.402.993.125 98,74
20 Peningkatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana
219,095,926,000 218,179,198,350 99,56
Total 949.083.007.000 901.458.497.877 94,98
81
Lampiran 4 Matriks Pengukuran Pencapaian Sasaran Kegiatan
di Lingkungan Sekretariat Jenderal Tahun 2020
1. Peningkatan Pengelolaan Perencanaan
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Perencanaan
Tahun Anggaran : 2020
SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN
(1) (2) (3) (4) (5)
Meningkatnya Efektivitas Penyusunan Kinerja dan Anggaran yang Berkualitas
Persentase RKA Berpedoman SOP 20% 73,70% 368,50
Persentase Penerapan Kualitas Output 20% 73,70% 368,50
Meningkatnya Ketersediaan Data, Informasi Kinerja yang Strategis dan Relevan
Jumlah data informasi perdagangan DN dan LN yang relevan dan terintegrasi serta bermanfaat bagi masyarakat
2 Data/
Informasi - -
Meningkatnya Kualitas Realisasi Kinerja dan Realisasi Anggaran
Persentase data kinerja output yang dilaporkan tepat waktu 80% 100% 100
Jumlah rata-rata tingkat revisi output < 8 kali 5,08 kali 100
Terselenggaranya Perbaikan Kualitas Kinerja Persentase hasil evaluasi kinerja yang ditindaklanjuti 60% 85,25% 142,08
Meningkatnya Kualitas Kerjasama Bersama Pemagku Kepentingan
Persentase Unit yang Memanfaatkan Kerjasama 65% 61,1% 94
Nilai Akuntabilitas Implementasi Kerja Sama Nilai 60 Nilai 61 101,66
Meningkatnya Peluang Akses Kerjasama Tersusunnya Informasi Area Kerjasama dan Stakeholders yang Relevan
100% 100% 100
Jumlah Area Kerjasama yang Relevan 3 Area 3 Area 100
82
Output Target Kinerja Fisik
Anggaran Kinerja Keuangan
Realisasi % Capaian Realisasi % Capaian
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 1 Layanan 100 376.029.000 372.678.500 99,11
Layanan Perencanaan 1 Layanan 1 Layanan 100 8.337.810.000 8.317.823.394 99,76
Layanan Pemantauan dan Evaluasi 1 Layanan 1 Layanan 100 2.321.326.000 2.312.550.300 99,62
Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 Layanan 1 Layanan 100 1.199.085.000 1.193.427.341 99,53
Layanan Perkantoran 1 Layanan 1 Layanan 100 3.579.777.000 3.484.223.881 97,33
Jumlah 15.814.027.000 15.680.703.416 99,15
83
2. Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Organisasi
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Organisasi dan Kepegawaian
TahunAnggaran : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi % Capaian
(1) (2) (3) (4) (5)
Meningkatnya Efektivitas Organisasi dan
Kinerja ASN Kementerian Perdagangan
Indeks pelayanan kepegawaian 90 77% 86%
Persentase jumlah penempatan pegawai
yang sesuai dengan kebutuhan organisasi 90 90% 100%
Persentase kesesuaian tugas dan fungsi unit
kerja dengan prosedur 50 50% 100%
Persentase pegawai dengan bobot nilai 5
pada dimensi disiplin untuk Indeks
Profesional PNS
80 94% 118%
Persentase pegawai dengan bobotnilai
minimal 25 pada dimensi kinerja untuk Indeks
Profesional PNS
75 89% 119%
Persentase pejabat Kemendag yang
memenuhi kompetensi 60 70% 117%
Persentase tindak lanjut kebijakan organisasi
dan kepegawaian yang ditetapkan 75 75% 100%
84
Output Target
Kinerja Fisik
Anggaran
Kinerja Keuangan
Realisasi %
Capaian Realisasi % Capaian
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Layanan Manajemen SDM 540 Orang 335 orang 62,04% 1.791.801.000 1.682.244.350 93,89%
Seleksi JPT pratama, madya,
dan perwakilan luar negeri 66 Orang 66 Orang 100% 1.234.750.000 1.233.511.300 99.89%
Restrukturisasi Organisasi 54 Unit 54 Unit 100% 556.984.000 528.608.613 94,91%
Penjatuhan hukuman disiplin
dan pemberian pengahargaan
pegawai berprestasi
195 Orang 195 Orang 100% 382.161.000 378.711.800 99,09%
Jumlah pegawai dengan
Penilaian Prestasi Kerja
minimal baik
2468 Orang 2468 Orang 100% 114.395.000 107.085.000 93,61%
Rekrutmen pegawai, mutasi
dan promosi 660 Orang 660 Orang 100% 2.605.929.000 2.596.680.122 99,65%
Penyetaraan jabatan
administrator ke jabatan
fungsional
625 Orang 625 Orang 100% 380.113.000 373.676.568 98,31%
85
3. Peningkatan Pengelolaan Keuangan
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Keuangan
Tahun Anggaran : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi % Capaian
(1) (2) (3) (4) (5)
Meningkatnya Akuntabilitas Keuangan Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) 91 91,27 100,29
Peningkatan Pengelolaan
Akuntabilitas Keuangan
Persentase Laporan Keuangan yang disampaikan secara
lengkap dan tepat waktu
97% 100% 103.09
Tingkat Optimalisasi Penggunaan PNBP 100% 100% 100
Meningkatnya Kualitas Laporan
Penatausahaan dan Pengelolaan
BMN yang Tertib dan akuntabel
Persentase Pengelolaan BMN yang tertib fisik dan
administrasi
85% 98,22% 115,55
86
Output Target Kinerja Fisik (%)
Anggaran Kinerja Keuangan (%)
Rencana Realisasi Rencana Realisasi
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Layanan Manajemen Keuangan 1 Layanan 100 100 3.669.918.000 100 96,70
Layanan Manajemen BMN 1 Layanan 100 100 1.705.531.000 100 96,69
Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 100 100 1.177.425.000 100 99,57
Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 Layanan 100 100 2.066.365.000 100 85,35
Layanan Perkantoran 1 Layanan 100 100 83.739.694.000 100 88,51
TOTAL 92.358.933.000 100 89,06
87
4. Pembinaan Administrasi dan Pelayanan Pelaksanaan Tugas Kementerian
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Umum dan Layanan Pengadaan
Tahun Anggaran : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi % Capaian
(1) (2) (3) (4) (5)
Meningkatnya Pemanfaatan Sarana
dan Prasarana Perkantoran yang
Sesuai Aturan
Indeks Fungsionalitas Sarana Prasarana
Pendukung
60% 60,20% 100,33
Meningkatnya Nilai Tambah Fungsi
Pengadaan
Nilai Penyelenggaraan Pengadaan Barang/Jasa Skor 82 Skor 90,33 110,16
Terwujudnya Ketertiban Arsip Negara Nilai Pengawasan Arsip Peringkat Baik
(Memuaskan)
Predikat
Memuaskan
100
Meningkatnya Kenyamanan dalam
Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Nilai Kenyamanan Sarana Prasarana
Pendukung Pelayanan Publik
Skor 65 Skor 82,42 126,80
Indeks Kepuasan terhadap Pemenuhan
Kebutuhan Operasional dan Layanan Sarana
Prasarana di lingkungan Kementerian
Perdagangan
Skor 65 Skor 83,71 128,78
88
Output Target Kinerja Fisik (%)
Anggaran Kinerja Keuangan (%)
Rencana Realisasi Rencana Realisasi
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Layanan Umum 1 Layanan 100 100 185,800,000 100 81,47
Layanan Sarana dan Prasarana
Internal
1 Layanan 100 100 217,186,424,000 100 99,59
Layanan Manajemen Barang Milik
Negara
1 Layanan 100 100 1,181,202,000 100 97,35
Layanan Sarana dan Prasarana
Internal
1 Layanan 100 100 2,225,598,000 100 95,65
Layanan Umum 1 Layanan 100 100 607,970,000 100 98,65
Layanan Umum 1 Layanan 100 100 83,660,000 100 99,57
Layanan Umum 1 Layanan 100 100 2,703,637,000 100 98,88
Layanan Perkantoran 1 Layanan 100 100 33,060,282,000 100 97,45
Layanan Sarana dan Prasarana
Internal
1 Layanan 100 100 1,802,970,000 100 99,95
Layanan Dukungan Manajemen
Satker
1 Layanan 100 100 696,370,000 100 97,91
Layanan Perkantoran 1 Layanan 100 100 35,647,213,000 100 97,45
Layanan Sarana dan Prasarana
Internal
1 Layanan 100 100 728,300,000 100 99,59
89
5. Penyusunan Perangkat dan Pelayanan Hukum Bidang Perdagangan
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Hukum
Tahun Anggaran : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi % Capaian
(1) (2) (3) (4) (5)
Tersusunnya regulasi yang harmonis dan tepat waktu
Persentase penyelesaian peraturan perundang-undangan yang tepat waktu dan sesuai program legislasi
95% 100% 105,26%
Terwujudnya Kementerian Perdagangan yang bebas sengketa
Persentase penyelesaian sengketa yang diselesaikan 100% 100% 100%
Output Kinerja Fisik Kinerja Keuangan
Target Realisasi % Capaian Anggaran Realisasi % Capaian
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Layanan Hukum 1 Layanan 1 Layanan 100 3.218.651.000 3.033.862.605 94,25
Layanan Perkantoran 12 Bulan 12 Bulan 100 1.545.000.000 1.517.474.140 98,21
90
6. Pelayanan Informasi Publik
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Humas
Tahun Anggaran : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi % Capaian
(1) (2) (3) (4) (5)
Meningkatnya Persepsi Positif
Kementerian Perdagangan di Mata
Publik
Persentase kepuasan pengguna layanan informasi
publik Kementerian Perdagangan 70% 81,83% 116,90
Persentase opini positif pemberitaan Kementerian
Perdagangan di Media 70% 80% 114,29
Persentase pelayanan informasi yang ditindaklanjuti 100% 100% 100
Persentase SDM jabatan fungsional Pustakawan dan
Pranata Humas yang terpenuhi angka kreditnya sesuai
dengan kebutuhan
70% 7,14 10,20
Output Target Kinerja Fisik (%)
Anggaran Kinerja Keuangan (%)
Rencana Realisasi Rencana Realisasi
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Layanan hubungan masyarakat dan Informasi 2 laporan 100 100 9.569.351.000 100 97
Layanan dukungan manajemen Satker 1 laporan 100 100 429.089.000 100 94
Layanan sarana dan prasarana internal 1 Laporan 100 100 750.000.000 100 100
Layanan perkantoran 1 Laporan 100 100 6.501.583.000 100 96
JUMLAH 17.250.023.000
91
7. Layanan Advokasi Perdagangan
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Advokasi Perdagangan
Tahun Anggaran : 2020
SasaranKegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi % Capaian
(1) (2) (3) (4) (5)
Terwujudnya layanan advokasi perdagangan internasional yang bermanfaat
Persentase pemanfaatan dokumen non litigasi 75% 87% 116
Persentase Pemanfaatan dokumen litigasi dalam rangka sengketa perdagangan internasional 100% 100% 100
Output Target Kinerja Fisik (%)
Anggaran Kinerja Keuangan (%)
Rencana Realisasi Rencana Realisasi
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Layanan Advokasi Non Litigasi Dalam Rangka Negosiasi Perjanjian Perdagangan Internasional 7 Laporan
95
95
2.159.950.000
95
95,39 Layanan Advokasi Non Litigasi dalam
rangka Implementasi dan Dokumentasi Hukum Perdagangan Internasional
Layanan Advokasi Non Litigasi dalam rangka Penanganan Sengketa Perdagangan Internasional
3 Laporan 95 96 3.272.155.000 95 96,12
Layanan Pemuktahiran Basis Data terkait Perjanjian Perdagangan Internasional 1 Laporan 95 92 577.860.000 95 92,97
Layanan Perkantoran 1 Laporan 95 96 1.873.699.000 95 96,98
92
8. Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perdagangan
Tahun Anggaran : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi % Capaian
(1) (2) (3) (4) (5)
Meningkatnya Kompetensi SDM
Perdagangan
Persentase SDM yang meningkat kompetensinya
setelah mengikuti pelatihan
81 Persen 88 Persen
(88 Peserta)
108,64
Output Target Kinerja Fisik
Anggaran Kinerja Keuangan
Realisasi % Capaian Realisasi % Capaian
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Pelaksanaan Pelatihan Aparatur
116 Peserta 116 Peserta 100
491.499.000 476.799.000 97
Pelaksanaan Pelatihan Non Aparatur
100 Peserta 100 Peserta 100
411.456.000 407.894.000 99,13
Tindaklanjut dan Pendampingan
Pasca Pelatihan Aparatur
1 Kegiatan 1 Kegiatan 100
5.776.000 5.479.880 94,87
Tindaklanjut dan Pendampingan
Pasca Pelatihan Non Aparatur
1 Kegiatan 1 Kegiatan 100 49.950.000 49.950.000 100
Total Anggaran 958.681.000 940.122.880 98,06
93
9. Pengelolaan Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Pusat Pengembangan SDM Kemetrologian
Tahun Anggaran : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi % Capaian
(1) (2) (3) (4) (5)
Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas
Pengembangan Sumbe rDaya di Bidang
Kemetrologian
Persentase SDM Kemetrologian yang meningkat
kompetensinya
70% 98% 140
Persentase nota kesepahaman yang ditindaklanjuti 70% 100% 142,86
Persentase hasil pengembangan teknologi di bidang
kemetrologian yang sesuai target capaian
75% 100% 133,33
Tingkat pelayanan pengembangan sumber daya
kemetrologian
Skor 4,00 Skor 4,00 100
Output Target Kinerja Fisik (%)
Anggaran Kinerja Keuangan (%)
Rencana Realisasi Rencana Capaian
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Layanan pengembangan teknologi kemetrologian 4 laporan 100 100 235.806.000 100 93,59
Layanan kerjasama sumber daya kemetrologian 6 laporan 100 117 1.377.488.000 100 84,61
Layanan pengembangan SDM kemetrologian 550 orang 100 77 2.021.596.000 100 74,21
Layanan internal 4 laporan 100 100 18.484.300.000 100 95,36
94
10. Pengembangan Sistem Informasi Perdagangan
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Pusat Data dan Sistem Informasi
Tahun : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi % Capaian
(1) (2) (3) (4) (5)
Meningkatnya Efektivitas Transformasi Digital Indeks Implementasi TIK dalam Layanan Baik Baik 100
Meningkatnya Integrasi Sistem Penunjang
Kinerja Teknis Pedagangan
Jumlah Implementasi Integrasi Sistem
Informasi Perdagangan 10 10 100
Output Target Kinerja Fisik (%)
Anggaran Kinerja Keuangan (%)
Rencana Realisasi Rencana Realisasi
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Layanan LPSE 1 Layanan 100 100 252.168.000 100 98,17
Layanan SDM TIK dan Statistik 1 Layanan 100 100 12.519.000 100 81,51
Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 100 100 714.700.000 100 98,90
Layanan Data dan Informasi 1 Layanan 100 100 57.608.825.000 100 99,75
Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 Layanan 100 100 219.528.000 100 91,41
Layanan Perkantoran 1 Layanan 100 100 2.153.552.000 100 96,30
JUMLAH 60.961.292.000 99,58
95
11. Penanganan Isu Strategis Perdagangan Lintas Sektor
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Pusat Penanganan Isu Strategis
Tahun Anggaran : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi % Capaian
(1) (2) (3) (4) (5)
Tersedianya rekomendasi penanganan isu-
isu strategis lintas sektor yang berdampak
terhadap perdagangan
Jumlah rekomendasi penanganan isu-isu strategis
lintas sektor yang berdampak terhadap
perdagangan
6 Dokumen 6 Dokumen 100
Mewujudkan kolaborasi penanganan isu-isu
strategis lintas sektor yang berdampak
terhadap perdagangan
Persentase rekomendasi penanganan isu strategis
lintas sektor yang ditindaklanjuti oleh Stakeholder
70 Persen 70 Persen 100
Persentase monitoring capaian kegiatan yang
mendukung sasaran Kementerian Perdagangan
2 Laporan 2 Laporan 100
Persentase pemantauan terkai tcapaian Program
Prioritas Nasional Kementerian Perdagangan yang
dipantau oleh Kantor Staf Presiden (KSP)
2 Laporan 2 Laporan 100
Persentase pemantauan terkait monitoring laporan
Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri yang tepat
waktu
2 Laporan 2 Laporan 100
Terlaksananya penyelenggaraan operasional
perkantoran dan layanan kepegawaian
Tingkat kepuasan pegawai Pusat Penanganan Isu
Strategis dalam operasional perkantoran dan
layanan kepegawaian
80 Nilai 82 Nilai 102,50
96
Output Target Kinerja Fisik (%)
Anggaran Kinerja Keuangan (%)
Rencana Realisasi Rencana Realisasi
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Rekomendasi Penanganan Isu Strategis Lintas
Sektor yang Berdampak terhadap Perdagangan
6
Rekomendasi
100 100 947.775.000 100 98,93
LaporanTindak Lanjut Rekomendasi Penanganan
Isu Strategis Lintas Sektor yang Berdampak pada
Bidang Perdagangan
70 Persen 100 100 94.693.000 100 98,31
Laporan monitoring capaian kegiatan yang
mendukung sasaran Kementerian Perdagangan
2 Laporan 100 100 171,210.000 100 89,40
Laporan pemantauan terkait capaian Program
Prioritas Nasional Kementerian Perdagangan yang
dipantau oleh Kantor Staf Presiden (KSP)
2 Laporan 100 100 377.348.000 100 98,07
Laporan Persentase pemantauan terkait monitoring
laporan Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri
yang tepat waktu
2 Laporan 100 100 240.482.000 100 87,96
Laporan kepuasan pegawai Pusat Penanganan Isu
Strategis dalam operasional perkantoran dan
layanan kepegawaian
80 Nilai 100 100 1.638.577.000 100 98,93
97
12. Penyelidikan Kasus Dumping dan Subsidi
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Komite Anti Dumping Indonesia
Tahun Anggaran : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi % Capaian
(1) (2) (3) (4) (5)
Melakukan Penanganan Anti Dumping /Tindakan Sesuai dengan Kententuan Anti Dumping/Tindakan Imbalan Yang Berlaku
Melakukan penyelidikan Kasus Anti Dumping dan Tindakan Imbalan (analisa data impor, asistensi, pra-penyelidikan, penyelidikan, rekomendasi penyelidikan)
8 Kasus
8
100
Melakukan Analisa Dampak Pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) 1 laporan 1 100
Rancangan Kebijakan Ketentuan Anti Dumping
1 laporan 1 100
Output Target Kinerja Fisik (%)
Anggaran Kinerja Keuangan (%)
Rencana Realisasi Rencana Realisasi
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Layanan Perkantoran 12
Bulan 100 100 6.307.240.000 100 85,73
98
13. Peningkatan Penyelidikan Tindak Pengamanan (Safeguards)
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia
Tahun Anggaran : 2020
99
14. Penguatan Lembaga Perlindungan Konsumen Nasional
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Badan Perlindungan Konsumen Nasional
Tahun Anggaran : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi % Capaian
(1) (2) (3) (4) (5)
Meningkatnya Transaksi dan Efektivitas Perlindungan Konsumen
Persentase Saran dan Pertimbangan Kepada Pemerintah yang Dimanfaatkan
20 % 20 % 100
Persentase Informasi Perlindungan Konsumen yang Disebarluaskan
100% 100 % 100
Persentase Pengaduan Konsumen yang
Diselesaikan
35 % 35 % 100
Persentase Keberdayaan Lembaga
Perlindungan Konsumen yang Aktif
25 % 25 % 100
Output Target Kinerja Fisik (%)
Anggaran Kinerja Keuangan (%)
Rencana Realisasi Rencana Realisasi
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Saran dan Pertimbangan Kepada Pemerintah Dalam Rangka Perlindungan Konsumen
6 Rekomendasi 100 317 1.212.404.000 100 99,84
Informasi Dibidang Perlindungan Konsumen 60 Informasi 100 260 1.127.342.000 100 99,42
Akses Pemulihan Konsumen 250 Pengaduan 100 135 1.147.567.000 100 96,21
Lembaga Perlindungan Konsumen yang Diberdayakan
40 Lembaga 100 100 927.060.000 100 99,19
Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 100 100 843.035.000 100 98,98
Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 Layanan 100 100 3.343.855.000 100 99,83
Layanan Perkantoran 12 Layanan 100 100 10.602.866.000 100 90,27
100
Lampiran 5 Perkembangan Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan
Tahun 2016 - 2019
NO KOMPONEN PENILAIAN BOBOT NILAI
2016 2017 2018 2019
I KOMPONEN PENGUNGKIT
1 Manajemen Perubahan 5,00 3,79 3,99 3,50 3,54
2 Penataan Peraturan Perundang-undangan 5,00 3,13 3,13 3,18 3,26
3 Penataan dan Penguatan Organisasi 6,00 4,18 4,18 4,18 4,22
4 Penataan Tatalaksana 5,00 3,72 3,88 3,51 3,60
5 Penataan Sistem Manajemen SDM 15,00 13,12 13,19 13,05 13,08
6 Penguatan Akuntabilitas 6,00 4,08 3,85 3,92 3,96
7 Penguatan Pengawasan 12,00 7,31 7,40 7,77 7,80
8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6,00 4,36 4,31 4,27 4,29
Total Komponen Pengungkit (A) 60,00 43,69 43,93 43,38 43,74
II KOMPONEN HASIL
1 Nilai Akuntabilitas Kinerja 14,00 10,26 10,27 10,23 10,38
2 Survey Internal Integritas Organisasi 6,00 4,89 4,94 3,84 4,46
3 Survey Eksternal Persepsi Korupsi 7,00 5,18 5,21 5,98 6,27
4 Opini BPK 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
5 Survey Eksternal Pelayanan Publik 10,00 7,68 7,72 8,05 8,55
Total Komponen Hasil (B) 40,00 31,31 31,14 31,10 32,66
INDEKS REFORMASI BIROKRASI (A+B) 100,00 74,70 75,07 74,48 76,40
Sumber: Surat Menteri PAN dan RB Nomor B/23/M.RB.05/2018, Nomor B/153/M.RB.06/2018 dan Nomor B/232/M.RB.06/2019
101
Lampiran 6 Perkembangan Nilai Hasil Evaluasi SAKIP
Kementerian Perdagangan Tahun 2016 - 2019
No. Komponen Peinilaian Bobot Nilai
2016 2017 2018 2019
A Perencanaan Kinerja 30 23,21 22,93 23,02 23,05
B Pengukuran Kinerja 25 15,57 15,82 15,96 16,01
C Pelaporan Kinerja 15 12,20 12,21 12,28 12,29
D Evaluasi Internal 10 7,98 7,90 7,95 8,06
E Capaian Kinerja 20 14,42 14,18 14,84 14,93
Nilai Hasil Evaluasi 100 73,38 73,04 74,04 74,34
Tingkat Akuntabilitas Kinerja BB BB BB BB
Sumber: Hasil Evaluasi SAKIP oleh Kementerian PAN-RB
102
Lampiran 7 Nilai Kinerja Anggaran Per Eselon I
Kementerian Perdagangan Tahun 2020
No Unit Eselon I
Capaian
Sasaran
Program
Penyerapan Konsistensi
Capaian
Keluaran
Program
Efisiensi
Rata2
Nilai
Kinerja
Satker
Nilai
Kinerja
Unit
Es 1
1 SEKRETARIAT
JENDERAL 97,82 94,98 92,73 100 5,02 85,83 90,10
2
DITJEN
PERDAGANGAN
DALAM NEGERI
95,82 94,09 88,30 99,36 5,31 87,67 90,19
3
DITJEN
PERDAGANGAN
LUAR NEGERI
92,93 85,35 82,07 100 20 87,4 90,56
4
DITJEN
PERUNDINGAN
PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
100 89,13 90,14 100 12,82 97,15 97,25
5 INSPEKTORAT
JENDERAL 95,11 87,70 82,73 100 12,30 95,66 94,56
6
DITJEN
PENGEMBANGAN
EKSPOR NASIONAL
100 90,99 83,24 100 20 90,25 94,47
7
BADAN PENGAWAS
PERDAGANGAN
BERJANGKA
KOMODITI
100 88,80 89,00 100 20 96,91 97,94
8
BADAN
PENGKAJIAN DAN
PENGEMBANGAN
PERDAGANGAN
100 81,80 78,06 100 20 94,24 96,16
9
DITJEN
PERLINDUNGAN
KONSUMEN DAN
TERTIB NIAGA
100 92,20 97,08 100 13,89 91,86 94,99
Sumber: Diolah dari SMART Kementerian Keuangan (http://monev.anggaran.kemenkeu.go.id/smart)
103
Lampiran 8 Daftar Opini Hukum yang Ditangani Sekretariat Jenderal
Tahun 2020
No
Tanggal
Surat
Masuk
Dikirim Ke
Tanggal
Surat
Keluar
Opini Hukum
1 8 Januari
2020
Sekretaris Jenderal
8 Januari
2020
Laporan Rapat koordinasi
penanganan kasus sengketa D
S592 antara Uni Eropa dengan
Measures Relating to Raw
Materials.
2 5 Februari
2020
Kepala Biro Hukum
5 Februari
2020
Penyampaian Opini Hukum rencana
pelanggaran Impor Produk dari
China terkait Virus Corona.
3 24 Januari
2020
Direktur
Perundingan
Bilateral
5 Februari
2020
Penyampaian Draft Text atas
konsep memorandum of
Understanding antara Indonesia –
Kuba.
4 4 Februari
2020
Direktur
Perundingan
Mulitilateral
10
Februari
2020
Penyampaian Opini Hukum terkait
permohoanan masukan untuk siding
Trade Policy Review (TPR) Autralia
ke 8 dan TPR Jepang ke 14 di WTO,
Jenewa .
5 7 Februari
2020
Ses Ditjen PKTN
11
Februari
2020
Penyampaian tanggapan hokum
atas Draft MOU antara Pemerintah
Indonesia dengan Jerman
mengenai Global Project of Quality
Infrastructure Develoment
6 29 Januari
2020
Direktur Fasilitasi
Ekspor & Impor
13
Februari
2020
Penyampaian Opini Hukum Terkait
Rencana Pembuatan Instrumen
Perjanjian Internasional antara
Pemerintah Indonesia dengan
Pemerintah Arab Saudi dalam
Pelaksanaan Skema Imbal Dagang.
7 14 Februari
2020
Direktur
Perundingan
Bilateral
24
Februari
2020
Penyampaian Opini Hukum Terkait
perubahan posisi Indonesia dalam
U.S Coutervailling Duty Law
104
No
Tanggal
Surat
Masuk
Dikirim Ke
Tanggal
Surat
Keluar
Opini Hukum
8 24 Februari
2020
Sekretaris Jenderal
24
Februari
2020
Penyampaian Opini Hukum Terkait
perubahan posisi Indonesia dalam
U.S Coutervailling Duty Law
9 23 Januari
2020
Direktur
Perundingan
Bilateral
25
Februari
2020
Penyampaian Opini Hukum atas
Permintaan Masukan dan
tanggapan terkait surat dari
Ancaman American Iron and Steel
Institute (AISI) kep United trade
Reprensentative (USTR)
10 24 Februari
2020
Direktur Kerjasama
Pengembangan
Ekpor
27
Februari
2020
Telaah Hukum Konsep Naskah
Nota Kesepahaman antara Ditjen
PEN denganTrade Facilitation
Office (TFO) Kanada
11 31 Januari
2020
Sekretaris Jenderal
28
Februari
2020
Penyampaian Opini Hukum terkait
Analisis Potensi Dampak
Implementasi Peraturan Menteri
Perdagangan No 82 Tahun 2017
12 21 Februari
2020
Direktur
Perundingan
Bilateral
28
Februari
2020
Penyampaian Opini Hukum terkait
pembahasan isu kerjasama bidang
ekonomi Indonesia Korea Selatan
13 4 Maret
2020
Sekretaris Jenderal
4 Maret
2020
Laporan Rapat Koordinasi
Tanggapan atas Jawaban Brazil
dan Third Party FSM Compliance
Panel Kasus Sengketa DS484
14 5 Maret
2020
Direktur
Perundingan
Multilateral
5 Maret
2020
Penyampaian Tanggapan atas
Jawaban Para Pihak terhadap
Pertanyaan Lanjutan dari Panel
Tahap Kepatutan (Compliance
Panel) Kasus Sengketa DS484.
15 27 Februari
2020
Direktur
Perundingan
Bilateral
6 Maret
2020
Penyampaian tanggapan Hukum
atas Draft text usulan India untuk
Penjajakan Pembentukan
Preferential Trade Agreement (PTA)
antara Indonesia- India.
16 19 Februari
2020
Sekretaris Jenderal
9 Maret
2020
Penyampian konsep Opini Hukum
terkait Surat dariThe general
Administration of China Custom
(GACC) terkait permintaan
105
No
Tanggal
Surat
Masuk
Dikirim Ke
Tanggal
Surat
Keluar
Opini Hukum
pemulihan Izin Impor Hewan Hidup
dari Tiongkok.
17 11 Maret
2020
Sekretaris Jenderal
11 Maret
2020
Penyampaian opini hukum terkait
Penggundangan peraturan menteri
perdagangan No 15 tahun 2020
tentang ketentuan Ekspor Produk
Industri kehutanan.
18 13 Maret
2020
Direktur
Perundingan
Bilateral
23 Maret
2020
Penyampaian Opini Hukum Terkait
Perundingan PerubahanKonsesi
TRQ Uni eropa & Inggris di WTO
sebagai Akibat British Exit terhadap
Produk Ekspor Manioc (Cassava)
Indonesia.
19 13 Maret
2020
Direktur
Perundingan
Bilateral
13 Maret
2020
Opini Hukum Indonesia-Malaysia
Border Trade Agreement
20 23 Maret
2020
Direktur
Perundingan
Multilateral
26 Maret
2020
Penyampaian Tanggapan atas
Concerns Taipei terkait Rencana
Penerapan Bea Masuk Tindakan
Pengamanan (BMTP) untuk Impor
Kain (Fabrics).
21 13 Februari
2020
Direktur
Perundingan
Multilateral
26 Maret
2020
Penyampaian Opini Hukum terkait
Surat Ketua Dispute Settlement
Body (DSB) terkait Penundaan
Pertemuan DSB akibat COVID-19.
22 7 April
2020
Direktur
Perundingan
Multilateral
7 April
2020
Penyampaianopini Hukum terkait
Inisiatif Multi Party Interim Appeal
Arbitration.
23 9 April
2020
Direktur
Perundingan
ASEAN
9 April
2020
Penyampaian Jawaban Kuesioner
Terkait General Review ATIGA
24 27 Maret
2020
Direktur
Perundingan
Multilateral
13 April
2020
Penyampaian Opini Hukum terkait
Rencana Uni Eropa (UE) untuk
Menetapkan Level Maksimum
Kadar kontaminan 3
monocchloropropane diol (3-MCP) 3
106
No
Tanggal
Surat
Masuk
Dikirim Ke
Tanggal
Surat
Keluar
Opini Hukum
MCPD Fatty esters dan Gliycidil
Fatty Acid Ester(GE) yang Baru
pada ProdukMakanan.
25 14 April
2020
Direktur
Perundingan
ASEAN
16 April
2020
Penyampaian Opini Hukum terkait
Permohonan Masukan Lanjutan dan
Persetujuan APEC Fact Sheet
Bogor Goals Indonesia Tahun 2020.
26 27 Maret
2020
Direktur
Perundingan
Multilateral
14 April
2020
Penyampaian Saran Pertimbangan
Indonesia untuk Berpartisipasi Aktif
dalam Diskusi Terstruktur Mengenai
Fasilitasi Investasi untuk
Pembangunan (Structured
Discussion on Investment
Facilitation for Development) yang
berlangsung di WTO
11 31 Januari
2020
Sekretaris Jenderal
28
Februari
2020
Penyampaian Opini Hukum terkait
Analisis Potensi Dampak
Implementasi Peraturan Menteri
Perdagangan No 82 Tahun 2017
12 21 Februari
2020
Direktur
Perundingan
Bilateral
28
Februari
2020
Penyampaian Opini Hukum terkait
pembahasan isu kerjasama bidang
ekonomi Indonesia Korea Selatan
13 4 Maret
2020
Sekretaris Jenderal
4 Maret
2020
Laporan Rapat Koordinasi
Tanggapan atas Jawaban Brazil
dan Third Party FSM Compliance
Panel Kasus Sengketa DS484
14 5 Maret
2020
Direktur
Perundingan
Multilateral
5 Maret
2020
Penyampaian Tanggapan atas
Jawaban Para Pihak terhadap
Pertanyaan Lanjutan dari Panel
Tahap Kepatutan (Compliance
Panel) Kasus Sengketa DS484.
15 27 Februari
2020
Direktur
Perundingan
Bilateral
6 Maret
2020
Penyampaian tanggapan Hukum
atas Draft text usulan India untuk
Penjajakan Pembentukan
Preferential Trade Agreement (PTA)
antara Indonesia- India.
107
No
Tanggal
Surat
Masuk
Dikirim Ke
Tanggal
Surat
Keluar
Opini Hukum
16 19 Februari
2020
Sekretaris Jenderal
9 Maret
2020
Penyampian konsep Opini Hukum
terkait Surat dari The general
Administration of China Custom
(GACC) terkait permintaan
pemulihan Izin Impor Hewan Hidup
dariTiongkok.
17 11 Maret
2020
Sekretaris Jenderal
11 Maret
2020
Penyampaian opini hukum terkait
Penggundangan peraturan menteri
perdagangan No 15 tahun 2020
tentang ketentuanEkspor Produk
Industrikehutanan.
18 13 Maret
2020
Direktur
Perundingan
Bilateral
23 Maret
2020
Penyampaian Opini Hukum Terkait
Perundingan Perubahan Konsesi
TRQ Uni eropa & Inggris di WTO
sebagai Akibat British Exit terhadap
Produk Ekspor Manioc (Cassava)
Indonesia.
19 13 Maret
2020
Direktur
Perundingan
Bilateral
13 Maret
2020
Opini Hukum Indonesia-Malaysia
Border Trade Agreement
20 23 Maret
2020
Direktur
Perundingan
Multilateral
26 Maret
2020
Penyampaian Tanggapan atas
Concerns Taipei terkait Rencana
Penerapan Bea Masuk Tindakan
Pengamanan (BMTP) untuk Impor
Kain (Fabrics).
21 13 Februari
2020
Direktur
Perundingan
Multilateral
26 Maret
2020
Penyampaian Opini Hukum terkait
Surat Ketua Dispute Settlement
Body (DSB) terkait Penundaan
Pertemuan DSB akibat COVID-19.
22 7 April
2020
Direktur
Perundingan
Multilateral
7 April
2020
Penyampaian opini Hukum terkait
Inisiatif Multi Party Interim Appeal
Arbitration.
23 9 April
2020
Direktur
Perundingan
ASEAN
9 April
2020
Penyampaian Jawaban Kuesioner
Terkait General Review ATIGA
108
No
Tanggal
Surat
Masuk
Dikirim Ke
Tanggal
Surat
Keluar
Opini Hukum
24 27 Maret
2020
DirekturPerundinga
n Multilateral
13 April
2020
Penyampaian Opini Hukum terkait
Rencana Uni Eropa (UE) untuk
Menetapkan Level Maksimum
Kadar kontaminan 3
monocchloropropane diol (3-MCP) 3
MCPD Fatty esters dan Gliycidil
Fatty Acid Ester(GE) yang Baru
pada Produk Makanan.
25 14 April
2020
Direktur
Perundingan
ASEAN
16 April
2020
Penyampaian Opini Hukum terkait
Permohonan Masukan Lanjutan dan
Persetujuan APEC Fact Sheet
Bogor Goals Indonesia Tahun 2020.
26 27 Maret
2020
Direktur
Perundingan
Multilateral
14 April
2020
Penyampaian Saran Pertimbangan
Indonesia untuk Berpartisipasi Aktif
dalam Diskusi Terstruktur Mengenai
Fasilitasi Investasi untuk
Pembangunan (Structured
Discussion on Investment
Facilitation for Development) yang
berlangsung di WTO
27 20 April
2020
Direktur
Perundingan
Multilateral
20 April
2020
Penyampaian Opini Hukum
terhadap Draft Sequencing
Agreement Kasus DS 529: Australia
Anti-Dumping Measures on A4
Copy Paper (DS 529)
28 23 April
2020
Sekretaris Jenderal
23 April
2020
Penyampaian Opini Hukum terkait
Pengundangan Permendag No.15
Tahun 2020 tentang Ketentuan
Ekspor Produk Industri Kehutanan
29 24 April
2020
Direktur
Perundingan APEC
dan Organisasi
Internasional
24 April
2020
Penyampaian Masukan Proposal
Indonesia pada Review
International Coffee Agreement
2007
30 28 April
2020
Direktur
Perundingan
ASEAN
6 Mei 2020
Penyampaian Masukan Draft “AEM
Declaration on Ensuring the
Security of Essential Goods in
Response to the Covid-19
Pandemic” dan Draft “ASEAN-China
109
No
Tanggal
Surat
Masuk
Dikirim Ke
Tanggal
Surat
Keluar
Opini Hukum
Economic Ministers’ Joint Statement
on Enhancing Cooperation under
ACFTA and Combating COVID-19”
31 28 April
2020
Sekretaris Jenderal
6 Mei 2020
Penyampaian Laporan Virtual
Meeting antara Indonesia dan
Australia perihalImplementasi Tariff
Rate Quota (TRQ) dan Automatic
Import Licensing & Without
Seasonality (AILWS) dalam
Kerangka Indonesia - Australia
Comprehensive Economic
Partnership Agreement (IA-CEPA)
32 8 Mei 2020
Direktur Fasilitas
iEkspor dan Impor
14 Mei
2020
Penyampaian Opini Hukum atas
Draft Non-Paper Operational
Procedures for Chapter 2 (Trade in
Goods) and Chapter 3 (Non-Tariff
Measures) of the Indonesia-
Australia Comprehensive Economic
Partnership Agreement
33 30 April
2020
Direktur
Perundingan APEC
14 Mei
2020
Penyampaian Masukan Konsep
Pertama atas Final Assessment of
the Bogor Goals
34 13 Mei
2020
Direktur
Perundingan
Bilateral
19 Mei
2020
Masukan atas Counter Draft Terms
of Reference Working Group on
Trade and Investment Indonesia-
India
35 15 Mei
2020
Kepala Pusat
Pengkajian
Perdagangan Luar
Negeri
20 Mei
2020
Penyampaian Opini Hukum terkait
Rencana Pengenaan Bea Masuk
Anti-Dumping (BMAD) Sunset
Review Impor Produk Cold Rolled
Coil/Sheet (CRC/S) dari Jepang,
Korea, RRT, Taiwan dan Vietnam
36 17 Mei
2020
Direktur
Perundingan
ASEAN
20 Mei
2020
Penyampaian Masukan Lebih
Lanjutatas Draft “Hanoi Plan of
Action on Strengthening ASEAN
Economic Cooperation and Supply
Chain Connectivity in Response to
the Covid-19 Pandemic”
110
No
Tanggal
Surat
Masuk
Dikirim Ke
Tanggal
Surat
Keluar
Opini Hukum
37 12 Juni
2020
Pusat Daglu
12 Juni
2020
Penyampaian Opini Hukum terkait
Rencana Pengenaan Bea Masuk
Tindakan Pengenaan( BMTP )
atasImpor Sirop Fruktosa
38 8 Juni 2020
Direktur ASEAN
16 Juni
2020
Opini Hukum Draft Proposal on the
Exchange of Diplomatic Notes for
the MOU the Gonerment of ASEAN
on the SCPPII
39 8 Juni 2020
DirekturPerundinga
n Multilateral
22 Juni
2020
Penyampaian Tanggapan Report
Putusan Panel Tahap Kepatuhan
(Compliance Panel) Kasus
Sengketa DS 484
40 9 Juni 2020
Direktur
Perundingan
Bilateral
23 Juni
2020
Masukan atas Tanggapan Kuba
terhadap Draft MoU on Trade and
Investment Cooperation Indonesia-
Cuba
41 25 Juni
2020,
Direktur
PerundinganMulitila
teral
2 Juli 2020
Penyampaian tanggapan atas
Komentar Brazil terhadap Interim
Report Putusan Panel Tahap
Kepatuhan (Compliance Panel)
Kasus Sengketa DS 484
42 29 Juni
2020.
Direktur
Perundingan
Mulitilateral
3 Juli 2020
PenyampaianOpini Hukum terkait
Rencana Pemberian Stimulus
melalui Program Penugasan
Khusus Ekspor Covid-19
43 10 Juli
2020.
Direktur Kerjasama
Pengembangan
Ekspor
16 Juli
2020
Tanggapan Hukum Konsep Final
Naskah MOU antara Ditjen PEN dgn
Trade Facilitation Office ( TFO )
Kanada
44 8 Juli 2020
Direktur
Perundingan
Bilateral
20 Juli
2020
Opini Hukum Atas metrics
Perundingan Draft Text dan Tor RI
India PTA
45 16 Juli
2020.
Direktur
Perundingan
Multilater
21 Juli
2020
Penyampaian Masukan terkait
Permintaan Tanggapan atas
Konsep Presentasi Fakstual Aspek
Barang Indonesia-Chile
111
No
Tanggal
Surat
Masuk
Dikirim Ke
Tanggal
Surat
Keluar
Opini Hukum
Comprehensive Economic
Partnership Agreement (IC-CEPA)
46 16 Juli
2020.
Kepala Pusat
Kepatuhan,
Kerjasama dan
Informasi
Perkarantinaan
Badan Karantina
Pertanian,Kementa
n
21 Juli
2020
Penyampaian Masukan Konsep
Keputusan Menteri Pertanian
tentang Komite Nasional Sanitari
dan Fitosanitari
47 17 Juli
2020.
Direktur
Perundingan
ASEAN
21 Juli
2020
Penyampaian Opini Hukum terkait
Draft Long Standing Issues under
ATIGA
48 1 Juli 2020
Direktur
Perundingan
Perdagangan Jasa
21 Juli
2020
Masukan Atas offer Sektor Jasa
Indonesia Sebagai Tindak Lanjut
Joint committee Meeting dalam
Indonesia Japan Ecomonic
Patrnership Agreement
49 24 Juli
2020
Komite Pengawas
Perdagangan
Indonesia
24 Juli
2020
Penyampaian Masukan Atas hasil
Dengar Pendapat (Public Hearing)
terkait Penyedian Tindakan
Pengamanan Perdagangan (TPP)
atas Impor Produk Karpet dan
Penutup Lantai Tekstil Lainnya
50 24 Juli
2020
Direktur
Perundingan
Multilateral
24 Juli
2020
Penyampaian Opini hukumTerkait
Counter Propsalatas Proposal
Framework Compliance Agreement
oleh Brazil dalam DS 484 Indonesia
Measures Concerning the
importation of Chicken Meat and
Chicken Products
51 17 Juli
2020
Direktur
Perundingan
ASEAN
28 Juli
2020
Penyampaian Masukan terkait
Review Host Country Agreement
(HCA) Internasional Coconut
Community (ICC) dan Indonesia
52 27 Juli
2020
Direktur Fasilitasi
Eks por dan Impor
3 Agustus
2020
Penyampaian Masukan terkait Draft
Term of Reference (TOR)
112
No
Tanggal
Surat
Masuk
Dikirim Ke
Tanggal
Surat
Keluar
Opini Hukum
Pembentukan Task Force
Implementasi Tariff Rate Quotas
(TRQ) dan Automatically and
Without Seasonality (AILWS) dalam
Kerangka Indonesia-Australia
Comprehensive Economic
Partnership Agreement (IA-CEPA)
53 6 Agustus
2020
Direktur
Perundingan
Mulitilateral
10 Agustus
2020
Penyampaian Rekomendasi Tindak
lanjut Penanganan kasus Sengketa
DS 484 Indo - Measures Concerning
The Importation The importation of
Chicken Meat and Chicken Products
54 11 Agustus
2020
Direktur
Perundingan
Mulitilateral
12 Agustus
2020
Penyampaian Usulan Tindak lanjut
Penanganan Sengketa DS 484
Indonesia Measures Concerning the
Importation of Chicken Meat and
Chicken Products
55 23 Juli
2020
Direktur
Perundingan
Bilateral
13 Agustus
2020
Legal Scubbingatas Dart ToR
Working Group on Trade RI RRT
56 5 Agustus
2020
Direktur
Perundingan
Bilateral
13 Agustus
2020
Opini Hukum atas Terms of
Reference Working Group on Trade
and Investment Indonesia Panama
57 5 Agustus
2020
Direktur
Perundingan
Bilateral
27 Agustus
2020
Opini Hukum atas Counter Draft
Terms of RefernceWorking Group
on Trade and Investment dan
Counter Draft Terms of Reference
Working Group on Trade Facilitation
and Resolution Indonesia India
58 24
Agustus
2020
Direktur
Perundingan
Bilateral
31 Agustus
2020
Opini Hukum atas Draft MoU
Indonesia-Philippines on Facilitating
Bilateral Trade and Investment
59 31 Agustus
2020
Dirjen Ekspor
Produk Pertanian
dan Kehutanan
4
September
2020
Tindak lanjut Permohonan
Tanggapan Kedutaan Besar
Republik Islam Pakistan di Jakarta
Mengenai Dugaan Wanprestasi
113
No
Tanggal
Surat
Masuk
Dikirim Ke
Tanggal
Surat
Keluar
Opini Hukum
Eksportir Indonesia Terhadap
Pelaku Usaha di Pakistan
60 1
September
2020
Direktur
Perundingan
ASEAN
4
September
2020
Opini Hukum terkait Proposal dan
Konsep Kuesioner terkait “State-
State Dispute Settlement
Mechanisms in New Generation
Trade-Related Agreements” dalam
Committee on Trade Investment -
APEC
61 4
September
2020
Direktur
Perundingan
Bilateral
30
September
2020
Opini Hukum atas Penjajakan PTA
Indonesia-Turki
62 23
September
2020
Direktur
Perundingan
ASEAN
1 Oktober
2020
Penyampaian Masukan Konsep
Kedua atas Final Assessment of the
Bogor Goals
63 1 Oktober
2020
Direktur
Perundingan
Multilateral
6 Oktober
2020
Penyampaian Rekomendasi Posisi
Pemri untuk Penyelesaian Sengketa
DS 484: Indonesia – Measures
Concerning the Importation of
Chicken Meat and Chicken Products
64 13 Oktober
2020
Direktur
Perundingan
Multilateral
13 Oktober
2020
Penyampaian Counter Draft
Indonesia atas Usulan Agreed
Procedures for Arbitration Under
Article 25 Of The DSU dan Further
Agreed Procedures DS 484:
Indonesia – Measures Concerning
the Importation of Chicken Meat and
Chicken Products
65 13 Oktober
2020
Direktur
Perundingan
Perdagangan Jasa
13 Oktober
2020
Tanggapan Hukum atasKonsep
Joint Scoping Paper for Negotiating
Trade in Services in Indonesia –
Chile Comprehensive Economic
Partnership Agreement dalam
kerangka Perundingan IC-CEPA
66 2 Oktober
2020
Direktur
Perundingan
Multilateral
19 Oktober
2020
Penyampaian Masukan terkait
Permintaan Tanggapan dan
Masukan atas PertanyaanTertulis
114
No
Tanggal
Surat
Masuk
Dikirim Ke
Tanggal
Surat
Keluar
Opini Hukum
Negara Anggota WTO terkait
Factual Presentation Aspek Barang
Indonesia – Chile Comprehensive
Economic Partnership Agreement
(IC-CEPA) Periode Oktober 2020.
67 9
November
2020
Direktur Bina
Usaha dan
PelakuDistribusi
18
November
2020
Tanggapan Hukum atas Rancangan
Peraturan Pemerintah tentang
Peraturan PelaksanaanUndang-
UndangNomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja terkait bidang
Toko Swalayan
68 15
November
2020
Komite
Pengamanan
Perdagangan
Indonesia
23
November
2020
Penyampaian Opini Hukum terkait
Penyelidikan Tindakan
Pengamanan Perdagangan atas
Impor Produk Kertas Sigaret
69 5
November
2020
Ketua Komite
Pengamanan
Perdagangan
Indonesia
25
November
2020
PenyampaianOpini Hukum
terkaitPenyelidikan Tindakan
PengamananPerdaganganatasImp
ortasiBarangPakaian dan
AksesoriPakaian
70 2
Desember
2020
Direktur
Perundingan
Multilateral
7
Desember
2020
Opini Hukum atas Agreement in The
Form of an Exchange of Letters
KesepakatanModifikasiKonsesi
TRQ Manioc EU27 di WTO
71 7
Desember
2020
Direktur
Perundingan
Bilateral
10
Desember
2020
Opini Hukum atas draft scoping
paper Indonesia-MERCOSUR FTA
72 11
Desember
2020
Direktur
Perundingan
Multilateral
14
Desember
2020
Penyampaian Notice of Appeal dan
Appellant Submission
dariPemerintah Indonesia dalam
Rangka Banding Kasus Sengketa di
WTO terkait Importasi Daging Ayam
dan Produk Ayam Brasil (DS 484)
73 7
Desember
2020
Direktur Standar
dan Pengendalian
Mutu
23
Desember
2020
Hasil Legal Scrubbing Draft MoU
antara Ditjen PKTN dengan United
States Consumer Product Safety
Commission (U.S. CPSC)
Sumber: Biro Advokasi Perdagangan Internasional, SekretariatJenderal
115
Lampiran 9 Hasil Rekapitulasi Kuisioner Tindak Lanjut dan
Pendampingan Pasca Pelatihan Non Aparatur
1. Responden sebanyak 60 Orang Alumni Pelatihan
Sumber: Bidang Diklat Non Aparatur, Pusdiklat Perdagangan, 2020
Rumpun Pertanyaan Penjelasan Hasil Rekapitulasi
Kualitas
Penyelenggaraan
Pelatihan
Kualitas
Materi
(Bahan Ajar)
Pelatihan
Materi pelatihan yang disampaikan sesuai
dengan kebutuhan pengetahuan dan
ketrampilan baru para pelaku usaha, dapat
meningkatkan efektivitas, produktivitas,
kreativitas serta dapat meningkatkan
kepercayaan diri pelaku usaha
44,33 % : sangat
setuju
53 % : setuju
2,66 % : tidak setuju
Kualitas
Instruktur
Instruktur memiliki kompetensi dalam bidangnya,
menguasai substansi materi bahan ajar, memiliki
kemampuan memberikan contoh-contoh yang
relevan dengan permasalahan dan solusi
pemecahannya
37,33 % : sangat
setuju
60 % : setuju
2,33% : tidak setuju
Kualitas
Metode
Pembelajaran
Metode penyampaian materi pelajaran bervariasi
dan menarik minat belajar, menggunakan contoh
pengalaman, menciptakan situasi pembelajaran
interaktif, meningkatkan motivasi peserta dan
memperkaya pengalaman belajar peserta
pelatihan
39,66 % : sangat
setuju
58,66 % : setuju
2,33 % : tidak setuju
Penerapan Hasil Pelatihan
Penerapan hasil pelatihan dapat meningkatkan
motivasi dan kepercayaan diri, daya saing,
pengelolaan modal usaha, efektifitas
pemanfaatan hasil usaha, jumlah pelanggan,
kerjasama, dan jejaring kerja.
30 % : sangat setuju
65 % : setuju
5 % : tidak setuju
116
2. Responden sebanyak 13 Orang Alumni Pelatihan
Sumber: Bidang Diklat Non Aparatur, Pusdiklat Perdagangan, 2020
Rumpun Pertanyaan Penjelasan Hasil Rekapitulasi
Kualitas
Penyelenggaraan
Pelatihan
Kualitas Materi
(Bahan Ajar)
Pelatihan
Materi pelatihan yang disampaikan sesuai dengan
kebutuhan pengetahuan dan ketrampilan baru para
pelaku usaha, dapat meningkatkan efektivitas,
produktivitas, kreativitas serta dapat meningkatkan
kepercayaan diri pelaku usaha
55,35 % : sangat setuju
43,59 % : setuju
2,56 % : tidak setuju
Kualitas
Instruktur
Instruktur memiliki kompetensi dalam bidangnya,
menguasai substansi materi bahan ajar, memiliki
kemampuan memberikan contoh-contoh yang relevan
dengan permasalahan dan solusi pemecahannya
38, 46 % : sangat setuju
91,54 % : setuju
Kualitas Metode
Pembelajaran
Metode penyampaian materi pelajaran bervariasi dan
menarik minat belajar, menggunakan contoh
pengalaman, menciptakan situasi pembelajaran
interaktif, meningkatkan motivasi peserta dan
memperkaya pengalaman belajar peserta pelatihan
41,02 % : sangat setuju
58.98 % : setuju
Kualitas Media
Pembelajaran
Kualitas Media Pembelajaran yang dipakai dalam
pelatihan dapat menggambarkan isi/materi
pembelajaran, sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
cukup jelas, menarik serta mudah dipahami oleh
peserta
30.77 % : sangat setuju
58.98 % : setuju
10.25 % : tidak setuju
Penerapan Hasil Pelatihan
Penerapan hasil pelatihan dapat meningkatkan motivasi
dan kepercayaan diri, daya saing, pengelolaan moda
usaha, efektifitas pemanfaatan hasil usaha, jumlah
pelanggan, kerjasama, dan jejaring kerja.
36,92 % : sangat setuju
58,46 % : setuju
4, 62% : tidak setuju
Penerapan Materi Pembelajaran Dalam
Usaha
Materi Prinsip dan Motivasi Wirausaha, Potensi,
Peluang, dan Manajemen Usaha, Business Plan
(Business Model Canvas/BMC), Pengantar Digital
Marketing Online, Penyusunan Rencana Aksi Usaha
yang disampaikan dalam pelatihan dapat diterapkan
dalam usaha mereka
38,46 % : sangat setuju
58,46 % : setuju
3, 08 % : tidak setuju
117
Recommended