View
13
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN
SI PEKA PEDULI BATOLA(SINERGITAS PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN TERPADU
TANPA LIMBAH DI KABUPATEN BARITO KUALA)
Disusun oleh :
NAMA : Ir. MURNIATI, MPNDH : 14 / HATTAINSTANSI : DINAS PERTANIAN
TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN BARITO KUALA
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIAPUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN
DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL
TINGKAT II ANGKATAN XII SAMARINDA
2019
LEMBAR PENGESAHAN PROYEK PERUBAHAN
SI PEKA PEDULI BATOLA(Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu
Tanpa Limbah Di Kabupaten Barito Kuala)
Disusun Oleh :
Nama : Ir. MURNIATI, MP
NDH : 14/HATTA
Instansi : Dinas Pertanian Tanaman Pangan danHortikultura Kabupaten Barito Kuala
Telah diujikan padaSeminar Proyek Perubahan
Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XIIYang diselenggarakan oleh Pusat Pelatihan dan
Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi DaerahLembaga Administrasi Negara Samarinda,
Tanggal : 14 Oktober 2018
Mentor : Coach : Penguji :
Ir. H. Abdul Manaf Drs. H. Bere Ali, M.Si Dr. Joni Dawud, DEA NIP. 19610424 199303 1 006 NIP. 19591225 198903 1 008 NIP.19680531 199401 1 001
Kepala Puslatbang KDOD,
Dr. Mariman Darto, SE, M.Si NIP. 19720207 200501 1 001
LEMBAR PERSETUJUAN PROYEK PERUBAHAN
SI PEKA PEDULI BATOLA(Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu
Tanpa Limbah Di Kabupaten Barito Kuala)
Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada
Hari : Senin
Tanggal : 14 Oktober 2019
Tempat : Kampus PUSLATBANG KDOD LAN Samarinda Kalimantan Timur
Menyetujui :
Mentor, Coach,
Ir. H. Abdul Manaf Drs. H. Bere Ali, M.Si Pembina Utama Muda/IVc Widyaiswara Ahli Utama/IVd NIP.19610424 199303 1 006 Nip. 19591225 198903 1 008
Peserta,
Ir. Murniati, MP NDH : 14/ Kelas Hatta
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
SEKRETARIAT DAERAH JL. PANGERAN ANTASARI NO.1 MARABAHAN 70511 KALIMANTAN SELATAN
TELP (0511) 4799041, FAX. (0511)4799039
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ir. Murniati, MP.
Jabatan : Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Barito Kuala
Adalah peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XII Tahun
2019 di Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi
Daerah, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Ir. H. Abdul Manaf
Jabatan : Sekretaris Daerah
Instansi : Pemerintah Kabupaten Barito Kuala
Proyek Perubahan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan
XII Tahun 2019, merupakan produk pembelajaran individual yang menjadi salah satu
indikator pencapaian hasil pelatihan. Proyek perubahan ini akan diimplementasikan
di instansi kami dalam milestone jangka menengah yaitu pada bulan April 2020 dan
jangka panjang pada bulan Oktober 2020
Demikian surat pernyataan ini di buat dengan segala konsekuennya.
Marabahan, 14 Oktober 2019,Peserta, Mengetahui,
Ir. Murniati, MP. Ir. H. Abdul ManafNIP. 19650606 199703 2002 NIP. 19610424 199303 1 006
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. iii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………. iv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… v
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………. vi
I. RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN………………………………… 1
A. Latar Belakang……………………………………………………… … 1
B. Tujuan Proyek Perubahan………………………………………….. .. 11
C. Manfaat Proyek Perubahan……………………………….………….. 12
D. Output dan Outcome…………………………………………………... 14
E. Tahapan Perubahan Rencana Strategis (Milestone)…………….... 14
F. Rencana Strategis Marketing………………………………………… 16
G. Strategi Marketing……………………………………………………… 21
H. Tim Efektif………………………………………………………………. 24
I. Rencana Jadwal Kegiatan…………………………………………….. 26
II. PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN…………………………… 29
A. Implementasi Proyek Perubahan…………………………………… 29
B. Capaian Milestone Proyek Perubahan…………………………….. 31
III. PENUTUP…………………………………………………………………. 45
A. Kesimpulan……………………………………………………………. 45
B. Saran…………………………………………………………………... 45
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Identifikasi Penggunaan Aktual Kekhalayakan dan kelayakan……… 4
2. Analisa Menggunakan MetodeUrgency, Serious end Growth………. 6
3. Rencana Kegiatan Pentahapan pada Jangka Pendek………………… 15
4. Rencana Kegiatan Pentahapan Pada Jangka Menengah…………… 16
5. Rencana Pentahapan Jangka Panjang………………………………… 16
6. Daftar Stakeholder Internal, Kepentingan,Pengaruh dan Dukungannya……………………………………………. 17
7. Daftar Stakeholder Eksternal, Kepentingan,Pengaruh dan Dukungannya……………………………………………. 18
8. Rencana dan Jadwal Jangka PendekPelaksanaan Proyek Perubahan……………………………………….. 26
9. Rencana dan Jadwal Jangka MenengahProyek Perubahan……………………………………………………….. 27
10. Rencana dan Jadwal Jangka PanjangProyek Perubahan……………………………………………………….. 27
11. Rencana Anggaran Kegiatan PengembanganKawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah………………………….. 28
12. Capaian Milestone Tahap I Persiapan………………………………… 30
13. Capaian Milestone Tahap II Dukungan Stakeholder………………………………………………………………. 32
14. Capaian Milestone Tahap III Focus Group Discussion ……………………………………………………….. 34
15. Jadwal Kegiatan Setiap Pertemuan Sekolah Lapang……………….. 37
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Model Bio-cyclo Farming. ……………………………………………….. 11
2. Pengelompokan Stakeholder Berdasarkan Pengaruh Dan Kepentingannya……………………………………………………… 19
3. Net Map Proyek Perubahan……………………………………………… 23
4. Struktur Organisasi Pengelola Proyek Perubahan……………………. 25
5. Pembentukan Tim Efektif………………………………………………… 32
6. Pelaksanaan Focus Group Discussion…………………………………. 35
7. Sosialisasi Si Peka Batola……………………………………………….. 36
8. Pengamatan Agro-ekosistem……………………………………………. 39
9. Menggambar Agro0ekosistem…………………………………………… 40
10. Pembuatan Pestisida Hayati……………………………………………... 41
11. Pembuatan Pestisida Asap Pirolysis……………………………………. 42
12. Bibit Cabai Besar yang Baru di Tanam…………………………………. 42
13. Pembukaan Plank Papan Nama Percontohan PertanianTerpadu Tanpa Limbah oleh Bupati Barito Kuala……………………… 44
14. Penebaran Benih Ikan Bersama Bupati Barito Kuala…………………… 44
v
I. RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN
A. Latar Belakang
Wilayah Kabupaten Barito Kuala berada di daerah dataran rendah
dengan tipe lahan rawa pasang surut. Lahan rawa pasang surut merupakan
lahan sub optimal dimana tingkat kesuburannya rendah, namun mempunyai
potensi besar untuk pertanian. Komoditas yang dominan diusahakan di
lahan pasang surut Kabupaten Barito Kuala adalah tanaman pangan (padi
dan jagung) dan hortikultura (jeruk, nenas, cabai dan bawang). Pertanian
tanaman pangan dan hortikultura adalah komoditas yang sangat penting dan
strategis karena jenis komoditas ini merupakan kebutuhan pokok manusia
yang hakiki dimana setiap saat harus selalu tersedia dalam jumlah yang
cukup dengan mutu yang layak, aman dikonsumsi dan dengan harga yang
terjangkau oleh masyarakat.
Namun pada pelaksanaannya, masih terdapat berbagai masalah yang
menghambat kinerja pembangunan pertanian tanaman pangan dan
hortikultura. Permasalahan pokok dalam pengembangan tanaman pangan
untuk komoditas padi, jagung dan kedelai maupun pengembangan
hortikultura pada komodita cabai, bawang dan jeruk tidak jauh berbeda, yaitu
masih rendahnya tingkat produksi dan produktivitas tanaman pangan dan
hortikultura yang diakibatkan oleh : mutu produk segar dan olahan belum
optimal, alih fungsi lahan baik antara sub sektor pertanian maupun antar
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 1
sektor pertanian dengan non pertanian, kurangnya sarana dan prasarana
pertanian, dampak perubahan iklim yang susah diprediksi sehingga
menurunkan produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura.
yang pada akhirnya menyebabkan pendapatan yang diterima oleh petani
terutama tanaman pangan masih relatif rendah.
Rendahnya pendapatan yang diterima oleh petani tanaman pangan
tersebut biasanya disebabkan usaha tani yang dilakukan masih bersifat
konvensional dan berlangung secara parsial dimana kegiatan usaha tani
dilaksanakan secara sendiri sendiri dan belum dilakukan dengan pendekatan
integral. Pertanian konvensional pada tahap awal memang mampu
meningkatkan produktivitas pertanian secara nyata, akan tetapi dalam
jangka panjang efisiensi produksi semakin menurun karena berbagai efek
samping yang merugikan seperti penurunan kesuburan tanah dan
kehilangan bahan organik tanah sebagai akibat penggunaan pupuk kimia
sintetis yang pada akhirnya menyebabkan lahan menjadi kurang subur.
Ada empat (4) cara yang umumnya dapat ditempuh untuk
meningkatkan pendapatan petani yaitu memperluas lahan garapan,
menurunkan harga sarana produksi yang dibutuhkan, meningkatkan harga
produk yang dihasilkan dan meningkatkan produktivitas persatuan luas lahan
garapan. Kebijakan pembangunan pertanian yang diciptakan selama ini
merupakan kombinasi dari keempat cara tersebut. Dalam rangka
peningkatan produktivitas lahan dan sekaligus meningkatkan pendapatan
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 2
petani diperlukan teknologi pengembangan usaha pertanian terpadu dan
berkelanjutan tanpa limbah.
1. Analisis Rancangan Perubahan
Berdasarkan identifikasi masalah dan analisa penyebab masalah
yang dihadapi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
ditemukan beberapa permasalahan yang dapat dijadikan isu aktual atau
isu strategis antara lain :
a. Mutu produk segar dan olahan hasil pertanian belum optimal
b. Alih fungsi lahan baik antara sub sektor pertanian maupun antar
sektor pertanian dengan non pertanian
c. Kurang sinerginya antar sub sektor pertanian pangan dan
terbatasnya ketersedian sarana dan prasarana produksi pertanian
untuk mendukung usaha tani
d. Dampak perubahan iklim dan serangan OPT semakin sulit diprediksi
yang berakibat kehilangan hasil panen berdampak pada penurunan
produksi dsn produktivitas
e. Lemahnya manajemen kelembagaan poktan /gapoktan disebabkan
rendahnya kualitas SDM petani.
Ke lima isu aktual tersebut kemudian dinilai dengan
menggunakan 4 (empat) kriteria isu aktual sebagai berikut :
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 3
a. Aktual (A), yaitu sedang hangat dibicarakan dikalangan masyarakat
atau diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat
b. Problematik (P), yaitu menyimpang dari harapan atau standar
ketentuan sehingga dapat menimbulkan kegelisahan/kegalauan
c. Kekhalayakan (K), yaitu secara langsung menyangkut kepentingan
seluruh masyarakat/pelanggan dan bukan hanya untuk kepentingan
golongan tertentu saja
d. Kelayakan (L), yaitu logis, pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai
dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab
Penilaian terhadap ke lima isu aktual tersebut dapat dilihat pada
Tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Identifikasi menggunakan Aktual, Problematik, Kekhalayakandan Kelayakan.
No Isu Aktual A P K LTotalNilai
RangKing
1 Mutu produk segar danolahan hasil pertanian belumoptimal
4 4 4 4 16 IV
2 Alih fungsi lahan baik antara subsektor pertanian maupun antar sektor pertanian dengan non pertanian
5 4 5 5 19 II
3 Belum sinerginya antar sub sektor pertanian pangan dan terbatasnya ketersedian sarana dan prasarana produksi pertanian untuk mendukung usaha tani
5 5 5 5 20 I
4 Dampak perubahan iklim dan serangan OPT semakin sulit diprediksi yang berakibat kehilangan hasil panen yang berdampak pada penurunan peoduksi dan produktivitas
4 4 4 3 15 V
5 Lemahnya manajemen kelembagaan poktan /gapoktani
4 4 5 5 18 III
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 4
disebabkan rendahnya kualitas SDM petani
Keterangan : A = Aktual, P= Problimatik, K = kekhalayakan, L = Kelayakan 1 = Sangat kurang, 2 = kurang, 3 = sedang, 4 = baik, 5 = sangat baik
Berdasarkan hasil penilaian dalam Tabel APKL tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa isu aktual yang merupakan area organisasi
yang bermasalah adalah :
a. Belum sinerginya antar sub sector pertanian dan terbatasnya
ketersedian sarana dan prasarana produksi pertanian untuk
mendukung usaha tani
b. Alih fungsi lahan baik antara sub sektor pertanian maupun antar
sektor pertanian dengan non pertanian
c. Lemahnya manajemen kelembagaan poktan/ gapoktan disebabkan
rendahnya kualitas SDM petani.
Identifikasi terhadap area organisasi yang menjadi area
perubahan dilakukan terhadap area organisasi yang bermasalah,
sebagai hasil penilaian Tabel AKPL, dengan menggunakan teknik
analisis USG.
Teknik analisis USG (Urgency, Serious and Growth) akan
menyusun urutan prioritas isu aktual yang merupakan area organisasi
yang bermasalah tersebut dengan menggunakan 3 (tiga) kriteria
sebagai berikut:
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 5
a. Urgency (U) yaitu seberapa mendesaknya isu tersebut harus
dibahas dikaitkan dengan waktu, tenaga dan biaya.
b. Seriousness (S), yaitu seberapa serius dan gawatnya isu tersebut
perlu dibahas akibat penundaan pemecahan masalah atau potensi
menimbulkan masalah lain apabila isu tersebut tidak dipecahkan
c. Growth (G), yaitu seberapa cepat kemungkinan perkembangan isu
tersebut apabila tidak dibahas atau ditunda pemecahannya, apakah
akan semakin memburuk apabila isu tersebut dibiarkan saja.
Analisa lanjutan dengan menggunakan metode USG dapat dilihat pada
Tabel 2 di bawah ini :
Tabel 2. Analisa menggunakan metode Urgency, Serious, and Growth.
No. Isu U S G TotalNilai
Rang-King
1 Belum sinerginya antar sub sector pertanian dan terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana produksi pertanian untuk mendukung usaha tani
5 5 515 I
2. Alih fungsi lahan baik antara sub sektor pertanian maupun antar sektor pertanian dengan non pertanian
4 4 4 12 II
3. Lemahnya kelembagaan petani disebabkan rendahnya kualitas SDM
4 4 3 11 III
Keterangan : U = Urgency, S = Serious, G = Growth,1 = Sangat kurang, 2 = kurang, 3 = sedang, 4 = Baik, 5 = Sangat Baik
Berdasarkan hasil penilaian dalam Tabel USG tersebut dapat
disimpulkan bahwa isu prioritas dari area organisasi yang bermasalah adalah
“belum sinerginya antar sub sektor pertanian dan ketersediaan sarana dan
prasarana produksi pertanian untuk mendukung usaha tani”
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 6
Berdasarkan isu prioritas tersebut maka perlu adanya inovasi usaha
tani yang mensinergikan antar sub sektor pertanian dengan pengembangan
kawasan pertanian terpadu yang memanfaatkan limbah hasil pertanian itu
sendiri sebagai input produksi. sehingga usaha tani lebih efisien dan
berwawasan lingkungan yang pada akhirnya dapat meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan petani.
2. Deskripsi Pertanian Terpadu Tanpa Limbah
Sistem pertanian terpadu tanpa limbah merupakan sistem yang
menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan dan lainnya yang
terkait dengan sektor pertanian di dalam satu lahan. Sistem pertanian terpadu
tanpa limbah diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan
produktivitas lahan pertanian, sekaligus melaksanakan konservasi lingkungan
dan mewujudkan kemandirian para pelaku kegiatan pertanian tanpa
ketergantungan pada pihak lain. Pada hakikatnya, pertanian terpadu adalah
upaya memanfaatkan seluruh potensi energi sehingga dapat dipanen secara
seimbang
Pertanian terpadu merupakan suatu proses budidaya yang didalamnya
terdapat serangkaian kegiatan yang mengutamakan sinergitas proses produksi
yang efisein dan berdampak positif baik dari aspek lingkungan, aspek produksi
maupun nilai ekonomis (efiseinsi). Efiseinsi usaha tersebut dimungkinkan
karena sistem pertanian terpadu yang dikembangkan menerapkan serangkaian
proses 3 R, yaitu reduce (mengurangi dampak negative yang mungkin timbul, 2)
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 7
reuse (memanfaatkan semaksimal mungkin sumber sumber daya yang sudah
tidak bermanfaat untuk menjadi bermanfaat), 3) recycle (mendaur ulang produk
limbah menjadi sumber energi baru bagi proses produksi yang lain. Efisiensi
akan semakin meningkat mengingat prinsip 3 R akan menghasilakn 4 produk
secara simultan berupa food (pangan), feed (pakan) Fertilezer (pupuk organik
padat dan cair serta produk turunannya berupa pestisida hayati dan nabati) serta
Fuel (bahan bakar organik dan alami yang baru dan terbarukan). Yaitu :
a. F1 (Food)
Sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura dapat menghasilkan
sumber energi pangan berupa beras, jagung, kedelai, sayuran dan buah.
Sektor peternakan dapat menghasilkan daging, telur dan susu. Sedangkan
sektor perikanan dapat menghasilkan daging ikan seperti lele, nila, patin dan
lain-lain
b. F2 (Feed)
Limbah pertanian seperti jerami padi, jagung dan kedelai dapat
dimanfaatkan sebagai sumber pakan kering ternak ruminansia (sapi dan
kambing) baik dengan cara difermentasi terlebih dahulu atau diberikan secara
langsung. Sedangkan limbah pengolahan pangan sektor pertanian (bekatul,
bungkil kedelai dan bungkil jagung) dapat dimanfaatkan untuk pembuatan
konsentrat/ pakan ternak unggas dan ikan air tawar.
c. F3 (Fuel)
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 8
Limbah peternakan (kotoran/feses) dapat dimanfaatkan untuk bahan
pembuatan biogas yang akhirnya menjadi sumber energy panas untuk
memasak sehingga tidak perlu lagi ibu rumah tangga di pedesaan membeli
bahan bakar dan gas LPG yang harganya kian melambung.
d. F4 (Fertilizer)
air urine ternak ruminansia bisa diolah menjadi pupuk organik cair dan
biopestisida, sedangkan limbah dari pembuatan biogas bisa dimanfaatkan
untuk pupuk organik padat yang siap diaplikasikan ke lahan.
Sebagaimana tersebut di atas besarnya manfaat yang bisa diperoleh
dengan menerapkan sistem pertanian terpadu tanpa limbah ini. Bahkan
secara tidak langsung sistem ini akan meningkatkan kesehatan masyarakat
karena sumber energi pangan yang dihasilkan adalah produk organik seperti
beras organik, sayur organik, ikan dan daging organik. Selain itu harga jual
bahan pangan organik di pasaran saat ini cukup fantastis, sehingga hal ini
bisa menigkatkan pendapatan petani. hal yang tidak kalah penting adalah
sistem ini juga berperan dalam pemeliharaan kualitas tanah yang kian hari
keadaannya semakin kritis. Tanaman membutuhkan unsur hara tanah dan
C-orgnik yang cukup. Secara alami kebutuhan tersebut sudah tersedia di
alam, namun ketersediaannya belum tentu mencukupi. Apalagi dengan
pemakaian pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan dan berlangsung lama.
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 9
Secara akumulatif, Hal tersebut menyebabkan unsur hara dan C- organic
dalam tanah tidak lagi tersedia seperti pada saat kondisi tanah masih alami.
Sistem pertanian terpadu dirancang dengan mengadopsi bagaimana
sebenarnya alam berjalan. Tanaman dan hewan adalah mitra tani yang terpadu
dan tidak bisa dipasahkan satu sama lain. Bagaimana tanaman dapat tumbuh subur
dan hewan/ternak dapat berkembang dengan baik adalah pertanyaan yang
mendasari pelaksanaan pertanian terpadu. Manusia, tanaman dan hewan dalam
hidupnya membentuk hubungan yang saling menguntungkan jika tertata dalam
sistem yang baik yang mampu memenuhi kebutuhannya masing-masing. Dalam
siklus ekologi, semuanya bermanfaat yang berarti tidak ada limbah dari dalam
pelaksanaan pertanian terpadu. Limbah pertanian seperti jerami dimanfaatkan untuk
pakan ternak dan limbah ternak dimanfaatkan untuk pupuk organik atau biogas.
Semua itu dilaksanakan secara berkelanjutan dan untuk mencapai hasil yang
maksimal semua sektor kegiatan pertanian terpadu dilakukan pada satu
lokasi/kawasan
Ada empat (4) komponen teknologi utama dalam “Si Peka Perduli Batola”
yaitu : 1) teknologi budidaya tanaman pangan dan hortikultura, 2) teknologi
budidaya ternak 3) teknologi budidaya ikan, 4) teknologi pemanfaatan limbah
pertanian sebagai pupuk, pestisida hayati, pembuatan pakan ternak dan ikan.
Ilustrasi mengenai proses pada sistem pertanian terpadu dapat dilihat pada
halaman Gambar 1 di bawah ini.
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 10
Gambar 1. Model Bio Cyclo Farming, Salah satu model pengembangan
Sistem pertanian terpadu.
B. Tujuan Proyek Perubahan
Proyek perubahan ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dan
produktivitas dan serta pendapatan petani di Kabupaten Barito Kuala, yang
dibagi ke dalam tujuan jangka pendek (2 bulan), jangka menengah (3 bulan
sampai 1 tahun) dan jangka panjang (1-3 tahun), yaitu sebagai berikut :
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 11
1. Tujuan jangka pendek
Terlaksananya Pengelolaan Tanaman Terpadu pada 1 Kelompok
tani.
2. Tujuan jangka menengah
Terwujudnya sinergitas antara sektor tanaman pangan, hortikultura,
peternakan dan perikanan
3. Tujuan jangka panjang
Terwujudnya Kawasan pertanian terpadu tanpa limbah yang dapat
meningkatkan nilai ekonomis, pendapatan dan kesejahteraan petani
C. Manfaat Proyek Perubahan
Manfaat proyek perubahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan
produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura dalam
mewujudkan misi II RPJMD yakni “Meningkatkan perekonomian melalui inovasi
teknologi pertanian untuk mewujudkan masyarakat sejahtera” dalam rangka
pencapaian visi pemerintah Kabupaten Barito Kuala tahun 2017-2022 yaitu
“Batola Setara (Satu Kata Satu rasa untuk Membangun Desa, Menata Kota
Menuju Masyarakat Sejahtera)”
Adapun gambaran manfaat yang diharapkan dari proyek perubahan ini
adalah :
1. Manfaat internal (bagi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Batola)
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 12
a. Meningkatnya produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura
yang merupakan salah satu indikator kinerja utama Dinas Pertanian
Tanaman pangan dan Hortikultura.
b. Meningkatnya pemberdayaan kelembagaan tani.
2. Manfaat Eksternal
a. Bagi Petani
1) Mengurangi resiko gagal panen dan Panen dapat dilakukan tiap hari
2) Menekan harga pokok produksi sehingga usaha tani lebih efisien
3) Meningkatkan harga jual hasil produk
4) Mendapatkan sumber penghasilan alternatif dari usaha yang dilakukan
b. Bagi Masyarakat/konsumen
1) Terpenuhinya kebutuhan akan alternatif pangan yang sehat dan bebas
residu pestisida
2) Mengurangi kabut asap akibat pembakaran jerami pada lahan setelah
panen padi
c. Bagi Pemerintah Kabupaten Barito Kuala
1) Memperkuat kemandirian ekonomi daerah
2) Menggerakkan sektor unggulan daerah khususnya sektor pertanian
3) Mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan
4) Mendukung Pelaksanaan Misi ke-2 RPJMD Kabupaten Barito
Kuala.
D. Output dan Outcome
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 13
1. Output Terlaksananya pengelolaan tanaman pangan dan hortikultura
secara terpadu
2. Outcome
Adanya kolaborasi/sinergitas antar sektor pertanian tanaman
pangan, hortikultura, peternakan dan perikanan dalam satu kawasan,
merupakan usaha yang mampu memberi nilai ekonomis.
E. Tahapan Perubahan Rencana Strategis (Milestone)
Milestone sebagai tahapan penting dalam proses penerapan pertanian
terpadu tanpa limbah dapat tercapai secara efektif. Berikut ini adalah
rincian milestone untuk program jangka pendek, menengah dan panjang
proyek perubahan.
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 14
1. Jangka Pendek
Tabel 3. Rencana Kegiatan Pentahapan pada Jangka Pendek
No Kegiatan Capaian Waktu
1. Koordinasi internal dan pembentukan Tim efektif
Dukungan Proyek perubahan M2 Agustus
2 Koordinasi eksternal dengan OPD terkait
Dukungan Proyek perubahan M3 Agustus
3. Focus Group Discussion (FGD)
Rumusan konsep pertanian terpadu
M4 Agustus
4. Sosialisasi tentang pertanian terpadu tanpa limbah.
Dipahaminya konsep pertanian terpadu oleh seluruh stakeholder
M4 Agustus
5. Sekolah lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) pada 1 Gapoktan dengan materi sbb :- Pembuatan pupuk dan
pestisida organic dari limbah padi dan ternak
- Pembuatan pakan ternakdari limbah padi dan jagung
- Pembuatan pakan ikan dari limbah padi
- Budidaya padi, Cabai dan jagung
- Materi Budidaya ternak- Materi Budidaya ikan- Aplikasi pupuk dan
pestisada organic- Aplikasi pakan ternak
dan ikan
Adanya model /laboraterium lapang pertanian terpadu seluas 1 ha
- Petani paham dan mampu membuat pupuk dan pestisidaorganik
- Petani paham dan mampu membuat pakan ternak
- Petani paham dan mampu membuat pakan ikan
- Petani paham dan mampu melaksanakan budidaya padi, cabai dan jagung yang baik dan benar
- Petani mampu memelihara ternak dgn baik dan benar
- Petani mampu memelihara ikan dengan baik dan benar
- Petani mampu melaksanakan aplikasi pupuk dan pestisida organic
- Petani dapat memberi makan ternak dan ikannya dari pakanbuatan sendiri
Mg 1 Septsd M1 Okt
6.. Lounching Pertanian Terpadu tanpa limbah
Adanya Poktan yang menerapkan pertanian terpadu tanpa limbah
Mg 2 Okt
7. Rapat Internal penyusunanlaporan capaian pelaksanaan pada tahapanjangka pendek
Tersusunnya laporan implementasi pertanian terpadu jangka pendek
Mg 2 Okt
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 15
2. Jangka Menengah
Tabel 4. Rencana Kegiatan Pentahapan pada Jangka Menengah.
No. Kegiatan Capaian Waktu1. Koordinasi dengan OPD sektor
peternakan dan perikanan terkait lokasi kegiatan
Adanya Calon Petani dan Calon Lokasi kegiatan yang sama
Nop 2019
2 Pengadaan benih padi, jagung dan cabai
Pengadaan Alat dan mesin pembuat kompos
Pengadaan kolam ikan Pengadaan kandang dan ternak
Tersedianya sarana dan prasarana pertanian terpadu
Nop 2019 sd Des 2020
3 Rapat melibatkan sebagian stakeholder Internal dan eksternal mengenai progress dan capaian pelaksanaan pada tahapan jangka menengah
Data dan lesson learnt mengenai pelaksanaan pertanian terpadu
Des 2020
3. Jangka Panjang
Tabel 5. Rencana Pentahapan Jangka Panjang
No. Kegiatan Capaian Waktu1. Rapat koordinasi sektor tanaman
pangan, hortikultura, peternakan dan perikanan terkait pertanian terpadu
Adanya CP/CL yang sama didalam RKA masing-masing OPD
Jan sd Peb 2020
3. Mengintensifkan pelaksanaan tanaman terpadu tanpa limbah
Meningkatkan pendapatan petani
Setiap tahun
2 Rapat melibatkan sebagian stakeholder Internal dan eksternalmengenai progress dan capaian pelaksanaan pada tahapan jangkapanjang
Data dan lesson learnt mengenai pelaksanaan sistem pertanian terpadu pada 4 gapoktan
Setiap tahundibulan Desember
F. Rencana Strategi Marketing
1. Identifikasi Stakeholder
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 16
Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan proyek perubahan
ini, perlu dilakukan identifikasi terhadap stakeholder yang memiliki
pengaruh (influence) maupun kepentingan (Interest) terhadap proyek
perubahan. Steakholder yang terlibat dalam pelaksanaan rancangan
proyek perubahan ini dapat dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu
stakeholder internal dan eksternal dengan identifikasi berdasarkan
kepentingan dan dukungan sebagaimana Tabel 6. berikut ini :
Tabel 6. Daftar Stakeholder internall, kepentingan, pengaruh dandukungannya.
No. Stakeholder Interest Influence
Dukungan
Internal
1. Kepala Dinas Penanggung jawab kegiatan
9 +
2. Sekretaris Dinas Koordinasi untuk informasi untuk masukan kebijakan Dinas dalam penyusunan RPP
8 +
3. Kepala Bidang Tanaman Pangan
Melaksanakan pendampingan dibidangnya
8 +
4. Kepala Bidang Hortikultura Melaksanakan pendampingan dibidangnya
7 +
5. Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian
Melaksanakan pendampingan dibidangnya
7 +
6. Kepala Bidang Sumberdaya Manusia dan Penyuluhan Pertanian
Melaksanakan pendampingan dibidangnya
7 +
7. Kepala BPP/Mantri Tani Mengkoordinir penyuluh dalam kelembagaan petanidan mengenalkan teknologi anjuran
7 +
8. Penyuluh Pertanian Lapang (PPL)
Berperan dalam membina kelompok tani dan mengenalkan teknologi anjuran
8 +
9. Petugas Pengendali Organisme Pengganggu
Berperan dalam pengendalian hama
7 +
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 17
Tumbuhan (POPT) penyakit tanamanTabel 7. Daftar Stakeholder eksternal, kepentingan, pengaruh dan
dukungannya
No. Stakeholder Interest Influence
Dukungan
Eksternal1. Bupati Mewujudkan pencapaian
Visi dan Misi Kabupaten 2017-2022
8 +
2. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan
Memberikan fasilitasi terkait dengan pengembangan tanaman pangan, hortikultura, prasaran dan sarana pertanian, perbenihan, penanganan OPT , peningkatan mutu hasil produksi dan pemasaran hasil pertanian
8 +
3. Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan
Memberikan fasilitasi terkait pengendalian hama dan penyakit tanaman, pembuatan pupuk organik dan biopestisida
7 +/=
4. Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Barito Kuala
Memberikan fasilitasi terkait pengembangan peternakan
8 +/-
5 BappelitbangKabupaten Barito Kuala
Memberikan fasilitasi dan arahan dalam perencanaan dan pengembangan kawasan
7 +/-
6. Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Barito Kuala
Memberikan fasilitasi terkait pengembangan budidaya perikanan
8 +/-
7. Petani/Poktan/Gapoktan
Pelaku penerapan pertanian terpadu tanpa limbah
7 +/-
8. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Barito Kuala
Kolaborasi kegiatan terkait pengembangan perekonomian diperdesaan
7 +/-
9. Dinas Pemuda, olahraga dan Pariwisata
Mendukung dalam pengembangan pariwisata agro-education
7 +/-
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 18
Adapun keterhubungan antar stakeholder tersebut
dapadigambarkan melalui net map stakeholders sebagaimana dapat
dilihat pada Gambar 3.
Gambar 2. Pengelompokan Stakeholders Berdasarkan Pengaruhdan Kepentingannya.
Dari analisis pengelompokan stakeholders di atas,
diketahui ada 4 (empat) kelompok yang akan mempengaruhi
pelaksanaan proyek perubahan ini, yaitu :
1. Kelompok Promotor
Yaitu stakeholders yang memiliki pengaruh dan minat tinggi
terhadap keberhasilan proyek perubahan. Adapun yang masuk
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda
Pengaruh
PromotorLatens
Kepentingan
Apathetics Defenders
POPTPOPT
BupatiSekretaris Daerah Batola
Disbunak BatolaDinas TPH Prov. Kal.Sel
Tim Efektif Proyek Perubahan
BupatiSekretaris Daerah Batola
Disbunak BatolaDinas TPH Prov. Kal.Sel
Tim Efektif Proyek Perubahan
OPD diluar sektor pertanianOPD diluar sektor pertanian Gapoktan
Poktan
Gapoktan
Poktan
19
dalam kategori ini adalah Bupati Barito Kuala, Sekretaris
Daerah Barito Kuala, OPD terkait dan Tim Efektif proyek
perubahan.
2. Kelompok Latens
Yaitu kelompok stakeholders yang memiliki pengaruh
besar namun memiliki minat rendah terhadap keberhasilan
proyek perubahan. Adapun yang masuk dalam kategori
kelompok ini adalah masyarakat yang dalam hal ini adalah
Petugas Pengendali Hama Tumbuhan (POPT)
3. Kelompok Defenders
Yaitu kelompok stakeholders yang memiliki pengaruh kecil
namun memiliki kepentingan tinggi terhadap keberhasilan
proyek perubahan. Adapun yang termasuk dalam kelompok ini
adalah petan, poktan dan Gapoktan
4. Kelompok Apathetics
Yaitu kelompok stakeholders yang memiliki pengaruh
kecil namun memiliki minat kecil terhadap keberhasilan proyek
perubahan. Adapun yang termasuk dalam kelompok ini adalah
OPD di luar sektor pertanian.
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 20
G. Strategi Marketing
Rencana strategi marketing yang akan digunakan dalam proyek
perubahan ini adalah dengan menggunakan formula 1C + 4P, berupa
Customer, product, place dan promotion. Customer dari proyek perubahan
ini tentunya adalah masyarakat tani yang tergabung dalam kelompok tani
sebagai adopternya dan product dari proyek perubahan ini adalah
business proses berupa kebijakan pengelolaan usaha tani terintegrasi
dalam satu wilayah, tempat (place) dari kegiatan ini adalah lahan tempat
usaha tani yang akan dijadikan kawasan penerapan proyek perubahan.
Untuk merealisasikan rancangan perubahan ini perlu pemahaman
dalam menerapkan langkah-langkah pelaksanaan dan mengkomunikasikan
antara pengelola kegiatan (Tim Efektif) dengan pemangku kepentingan
(stakeholder) terkait, mempromosikan melalui media massa, media sosial,
dan promosi efektif lainnya seperti pembuatan leaflet, Banner maupun
souvenir.
Proyek perubahan ini tentunya memerlukan anggaran (price) yang
dibebankan kepada APBD kabupaten, APBD Provinsi dan APBN maupun
swadaya dari Customer
Strategi komunikasi yang dijalankan terhadap pelaksanaan proyek
perubahan ini adalah pendekatan secara personal kepada pimpinan
stakeholder
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 21
NET MAP PROYEK PERUBAHANSI PEKA PERDULI BATOLA
(SINERGITAS PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN TERPADU TANPA LIMBAH DI KABUPATEN BARITO KUALA)
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda
BupatiKadis
DKPP
SEKDA
Dinas Pertanian
Propinsi Kalsel
Kadis
Bunnak BPTP Kalsel
Project
Leader
Sekretaris &
Kabid lingkup
Distan TPHTim
Teknis
KabagHukum
BPP,mantan,PPL dan
KepalaBapelitbangg
TimAdministrasi
Gapoktan
22
KEGIATAN PERSIAPAN
1. Konsultasi dan arahan mentor terhadap proyekperubahan
2. Pembuatan SK Tim Proyek Perubahan
3. Pembuatan media marketing proyek perubahan
KEGIATAN PELAKSANAAN
4. Rapat Koordinasi dengan stakeholder internaldan eksternal
5. Pengumpulan bahan /data dukumen untukpenyusunan sistem pertanian terpadu
6. koordinasi dengan pimpinan dan instansi terkait
7. FGD Penyusunan model sistem pertanianterpadu
8. Sosialisasi model sistem pertanian terpadu
9. Penyediaan komponen sistem pertanian terpadu
10. Operasional operasionalisasi sistem pertanianterpadu
KEGIATAN EVALUASI DAN PELAPORAN
11. Evaluasi hasil pelaksanaan PP
12. Pembuatan laporan
Keterangan Nett Map
H. TIM EFEKTIF
Gambaran struktur organisasi tim efektif untuk mengelola proyek perubahan ini
adalah sebagai berikut :
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 23
1. Struktur organisasi Tim Efektif.
Gambar 4. Struktur Organisasi Pengelola Proyek Perubahan.
2. Deskripsi Tata Kelola :
a. Sekretaris Daerah (selaku Mentor)
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda
Ir. H. ABDUL MANAFMENTOR
Drs. H.BERE ALI, M.SlCOACHMURNIATI
PROJECT LEADER
TIM EFEKTIF
TIM TEKNIS
- Kabid Tanaman Pangan
- Kabid Hortikultura
- Kabid Prasarana dan
Sarana Pertanian
- Kabid Sumberdaya
manusia Pertanian
- Kabid Produksi Ternak
- Kabid Budidaya
Perikanan
TIM ADMINISTRASI
- Sekretaris Dinas
- Kasubbag umpeg
- Kasubbag PKA
24
1) Memberikan persetujuan, masukan, dukungan dan arahan atas
keseluruhan proyek perubahan
2) Membantu mengatasi hambatan
3) Mendukung penyelesaian proyek perubahan
b. Coach
1) Memberikan masukan kepada pemimpin perubahan
2) Membantu menyelesaikan masalah/ kendala yang dihadapi sesuai
dengan kapasitas sebagai coach
3) Memberikan inspirasi dan motivasi kepada pemimpin perubahan
4) Mendampingi proses pembuatan laporan proyek perubahan
c. Tim Administrasi/Pokja
1) Mengurusi administrasi persiapan kegiatan proyek perubahan
(daftar hadir dan notulen)
2) Mengumpulkan bahan untuk tahapan persiapan
3) Mengetik SK Tim Pokja dan SK lainnya
4) Mengumpulkan data
5) Mendokumentasi setiap tahapan kegiatan proyek perubahan
6) Melakukan koordinasi dengan Tim Teknis
d. Tim Teknis
1) membantu persiapan serta pelaksanaan proyek perubahan di
lapangan
2) Membantu pelaksanaan FGD
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 25
3) Membantu pelaksanaan sosialisasi
4) membantu pelaksanaan evaluasi .
I. Rencana Jadwal Kegiatan
Rencana dan jadwal kegiatan proyek perubahan untuk jangka
pendek , jangka menengah dan jangka panjang adalah sebagai
berikut :
Tabel 8. Rencana dan Jadwal Jangka Pendek Pelaksanaan Proyek Perubahan
No. Rencana Kegiatan Agustus
September Oktober
III IV I II III IV I II1. Pembentukan Tim Efektif
2. Koordinasi stakeholders
3. FGD Sistem Pertanianterpadu denganstakeholder internal daneksternal
4. Sosialisasi kepadaKelompok Tani
5. Pelaksanaan SekolahLapang
6. Launching PercontohanPertanian Terpadu tanpaLimbah
7. Monitoring danPengawalan Kegiatan
8. Pelaporan
Tabel 9. Rencana dan Jadwal Jangka Menengah Proyek Perubahan.
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 26
No. Rencana Kegiatan Oktober 2019 sd Oktober 2020
10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 91. Koordinasi dengan OPD
sektor peternakan danperikanan terkait lokasikegiatan untuk tahun2020
2. - Pengadaan benih padi, jagung dan cabai
- Pengadaan Alat dan mesin pembuat kompos
- Pengadaan kolam ikan
- Pengadaan kandangdan ternak
3. Rapat melibatkansebagian stakeholderInternal dan eksternalmengenai progress dancapaian pelaksanaanpada tahapan jangkamenengah
Tabel 10. Rencana dan Jadwal Jangka Panjang Proyek Perubahan.
No. Rencana Kegiatan Oktober 2020 sd Oktober 2021
9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 81. Rapat koordinasi sektor
tanaman pangan, hortikultura,peternakan dan perikanandalam rangka sinergitaskegiatan
2. Mengintensifkan pelaksanaantanaman terpadu tanpa limbah
3. Rapat melibatkan sebagianstakeholder Internal daneksternal mengenai progressdan capaian pelaksanaanpada tahapan jangka panjang
Tabel 11. Rencana Anggaran Kegiatan Pengembangan KawasanPertanian Terpadu Tanpa Limbah Di Kabupaten BaritoKuala (PEKA PERDULI BATOLA)
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 27
No.
Rincian Volume
Jumlah Anggaran
APBD Kab APBD Prov APBN1, Rapat-rapat 5 kali 10.000.000 0 02. FGD 1 kali 5.000.000 0 0
3 Sosialisasi 1 kali 5.000.000 0 04 Sekolah Lapang 1 unit 30.000.000 0 06. Pengadaan
benih padiunggul
30 kg 2.100.000 0 0
7, PengadaanCabai, Jagung
0 15.000.000 0
8. PengadaanKolam dan ikan
1 unit 52.000.000 0 0
9. Pengadaankandang danternak (itik danSapi)
2 unit 0 0 350.000.000
Jumlah 104.000.000 15.000.000 350.000.000
Biaya yang diperlukan untuk kegiatan ini seluruhnya adalah
sebagai berikut :
1. APBD Kabupaten = Rp. 104.000.000,-
2. APBD Provinsi = Rp. 15.000.000,-
3. APBN = Rp. 350.000.000,=
_________________
=Rp.469.000.00
_______________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda 28
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda
II. PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
A. Implementasi Proyek Perubahan
Implementasi proyek perubahan merupakan pelaksanaan rancangan
proyek perubahan berdasarkan milestone jangka pendek yang akan
dicapai, analisis stakeholder dan strategi komunikasi yang digunakan.
B. Capaian Milestone Proyek Perubahan
Capaian milestone jangka pendek yang dilakukan mulai dari tahap break
through sampai dengan selesainya Laboraterium kepemimpinan sebagai
berikut :
1. Tahap I Pembentukan Tim Efektif
Pembentukan Tim Efektif dimaksudkan untuk menjamin
kelancaran dan memudahkan pelaksanaan proyek perubahan.
Pembentukan Tim efektif yang terdiri dari Tim Administrasi dan Tim
Teknis, dimulai dari mengundang stakeholder terkait sampai dengan
diterbitkannya Surat Keputusan Sekretaris Daerah. Tahapan ini
memerlukan waktu selama 5 (lima) hari, Capaian Tahapan ini dapat
dilihat sebagaimana table 12 di bawah ini.
Dari hasil kesepakatan dalam pertemuan pembentukan Tim
efektif, terbentuklah Tim Administrasi yang diketuai oleh Sekretaris Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Tim Teknis yang
diketuai oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura. Susunan Tim Administrasi dan Tim
Teknis sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Sekretaris Daerah
Kabupaten Barito Kuala Nomor : 112/Distan TPH/2019 tentang
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaPelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII Tahun 2919, Puslatbang KDOD, Samarinda
28
29
Pembentukan Tim Efektif Proyek Perubahan Sinergitas Pengembangan
Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Kabupaten Barito Kuala.
Tabel 12. Capaian Milestone Tahap Persiapan
TAHAP PERSIAPANTahap I Pembentukan Tim EfektifPenanggung Jawab Kepala DinasWaktu Penyelesaian 12-16 Agustus 2019 (lima hari )N
o
Uraian Kerja Waktu Output
1. Membuat undangan pertemuan pembentukan Tim Efektif dan mendistribusikannya
12 Agustus 2019 Undanganrapat
2. Melakukan pertemuan/rapatpembentuk Tim Efektif
13 Agustus 2019 Daftar HadirNotulen
3. Pembuatan konsep SK TimEfektif sampai denganpenandatangan SK TimEfektif oleh SekretarisDaerah
14 sd 15 Agustus 2019
SK Tim Efektif
4. Pendistribusian SK timEfektif
16 Agustus 2019 Tanda TerimaSK Tim Efektif
_____________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaProyek Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XII Tahu 2019
29
Gambar 5. Pembentukan Tim Efektif
2. Capaian Milestone Tahap II Persiapan Dukungan Stakeholder
Dalam rangka tercapainya pelaksanaan proyek perubahan ini
sangat diperlukan dukungan dari stakeholder, terutama stakeholder
yang terkait dengan pelaksanaan program dan penganggaran Proyek
Perubahan.
Capaian Milestone Tahap Persiapan Dukungan Stakeholder
dapat dilihat pada Tabel 13 dan pernyataan dukungan stakeholder
pada Lampiran .
_____________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaProyek Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XII Tahu 2019
30
Tabel 13. Capaian Milestone Tahap Persiapan Dukungan Stakeholder
TAHAP PERSIAPANTahap II Dukungan StakeholderPenanggung Jawab Kepala DinasWaktu Penyelesaian 19 - 30 Agustus 2019 (19 hari )No Uraian Kerja Waktu Output1. Mendapatkan dukungan dari
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan
19 Agustus 2019 Pernyataandukungan
2. Mendapatkan dukungan darikepala Dinas Perkebunandan Peternakan
19 Agustus 2019 Pernyataan dukungan
3. Mendapatkan Dukungandari Direktur JenderalPrasarana dan SaranaPertanian KementerianPertanian RI
21 Agustus 2019 Pernyataan dukungan
4. Mendapatkan Dukungandari Kepala Dinas TanamanPangan dan HortikulturaProvinsi Kalimantan Selatan
28 Agustus 2019 Pernyataan dukungan
5. Mendapatkan dukungan dariKepala BadanPerencanaan, Penelitiandan PengembanganKabupaten Barito Kuala
28 Agustus 2019 Pernyataan Dukungan
3. Capaian Milestone Tahap III Focus Group Discussion (FGD)/Diskusi Kelompok Terarah
Focus Group Discussion atau Diskusi kelompok terarah
dilaksanakan dalam rangka merumuskan tentang Sinergitas
Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah yang
akan diterapkan di Kabupaten Barito Kuala. penetapan kelompok tani
model, subsektor tanaman pangan, hortikultura , ternak dan ikan yang
akan dikembangkan dan pelaksanaan Sekolah Lapang. FGD
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 Agustus 2019 bertempat di
Aula Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten
Barito Kuala, yang dihadiri oleh 31 orang peserta yang berasal dari
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan,
_____________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaProyek Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XII Tahu 2019
31
Balai Penelitian Tanaman Rawa Provinsi Kalimantan Selatan, Badan
Perencanaan, Penelitan dan Pengembangan Daerah Kabupaten Barito
Kuala, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Barito
Kuala, Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Barito Kuala,
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito
Kuala, Mantri Tani/ Kepala Balai Penyuluhan se Kabupaten Barito
Kuala dan Petugas Pengendali Organisme Penggangu Tumbuhan
(POPT) se Kabupaten Barito Kuala.
Capaian Milestone Pelaksanaan FGD sebagaimana Tabel 13
di bawah ini.
Tabel 14. Capaian Milestone Tahap III Focus Group Discussion
TAHAP PERSIAPAN
Tahap IIIPelaksanaan Focus Group Discussion (FGD)
Penanggung Jawab Ketua Tim EfektifWaktu Penyelesaian 19-22 Agustus 2019 (2 hari )No Uraian Kerja Waktu Output1. Rapat Tim Efektif
dalam rangka persiapan FGD
19 Agustus 2019
Daftar HadirNotulen rapat
2. Membuat Undangan dan Surat permohonan Fasilitator/Narasumbermendistribusikannya
19-20 Agustus 2019
Undangan FGD
3. Pelaksanaan FGD 22 Agustus 2019
Daftar hadir,Notulen
_____________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaProyek Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XII Tahu 2019
32
Gambar 6. Pelaksanaan Focus Group Discussion.
4. Capaian Milestone Tahap IV Sosialisasi Pertanian Terpadu Tanpa Limbah
Pada tahapan ini disosialisasikan tentang pertanian terpadu tanpa
limbah kepada kelompok tani Karya Membangun Desa Jejangkit Muara
Kecamatan Jejangkit. Sosialisasi dilaksanakan pada hari Senin tanggal
26 Agustus 2019 bertempat di Aula KUB Serasi Mandiri Desa Jejangkit
Muara Kecamatan Jejangkit. Petani antusias untuk melaksanakan
Sekolah Lapang dan bersedia menerapkan pertanian terpadu tanpa
limbah.
_____________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaProyek Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XII Tahu 2019
33
Gambar 7. Sosialisasi Si Peka Peduli Batola di Poktan Karya Membangun
5. Capaian Milestone Tahap V Pelaksanaan Sekolah lapang Pertanian Terpadu Tanpa Limbah,
Sekolah lapang adalah “sekolah tanpa dinding” sehingga ruang
kelas sekaligus perpustakaannya adalah lahan sawah itu sendiri.
Sekolah lapang merupakan proses pembelajaran non formal bagi
petani untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
mengenali potensi, penyusunan rencana usaha, identifikasi dan
mengatasi permasalahan, mengambil keputusan dan menerapkan
teknologi yang sesuai dengan sumberdaya setempat secara sinergis dan
berwawasan lingkungan sehingga usaha tani lebih efisien,
berproduktivitas tinggi dan berkelanjutan.
_____________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaProyek Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XII Tahu 2019
34
Sekolah lapang sebagai salah satu metode dalam proses belajar
mengajar yang cukup efektif, karena sangat cocok sebagai metode
pembelajaran bagi orang dewasa (Androgogi).
a. Tahap Persiapan Sekolah Lapang.
Kegiatan persiapan meliputi pemilihan desa lokasi kegiatan,
penentuan kelompok tani, dan pertemuan tingkat kelompok tani.
Pemilihan desa lokasi kegiatan adalah untuk menentukan desa yang
tepat untuk pelaksanaan sekolah lapang. Adapun penentuan
kelompok tani untuk menentukan kelompok tani yang akan
melaksanakan kegiatan sekolah lapang.
Pertemuan tingkat kelompok tani merupakan upaya untuk
memperoleh sejumlah 25 orang calon peserta aktif dan kesepakatan
tentang waktu dimulainya pelaksanaan, hari kegiatan, lokasi lahan
belajar, tempat belajar, materi pelajaran dan lain-lain yang berkaitan
dengan pelaksanaan sekolah lapang.
Pada tahap persiapan ini ditetapkan pelaksanaan SL sesuai
dengan rumusan hasil Focus Group Discussion, dilaksanakan pada
Kelompok Tani Karya Membangun di Desa Jejangkit Muara
Kecamatan Jejangkit.
b. Pelaksanaan Sekolah Lapang
Pada tahap ini adalah merupakan proses belajar peserta yang
berlangsung secara periodik (mingguan) yang dilaksanakan selama 7
kali yang dimulai pada tanggal 27 Agustus sampai dengan 5 Oktober
2019 dan dilaksanakan setiap hari Selasa sesuai dengan kesepakatan
kelompok. Kegiatan Sekolah lapang dilaksanakan mulai pada pagi
_____________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaProyek Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XII Tahu 2019
35
hari dengan pertemuan selama 6 jam pelajaran. Berikut adalah
jadwal kegiatan setiap pertemuan.
Tabel 15. Jadwal Kegiatan Setiap Pertemuan Sekolah Lapang
Pukul/Jam Waktu Kegiatan
08.00-09.00 60’Kerja Lapangan dan pengamatan Agro-ekosistem
09.00-10.00 60’ Menggambar Agro-ekosistem10.00-11.00 60’ Diskusi kelompok11.00-11.30 30’ Diskusi Pleno11.30-11.45 15’ Snack11.45-12.15 30’ Dinamika Kelompok12.15-13.00 45’ Topik khusus
1) Kerja lapangan dan pengamatan Agro ekosistem
Sebelum pengamatan agro-ekosistem , peserta di bagi
dalam kelompok kecil (5 orang per kelompok) melakukan kerja
lapangan pada petak studi, seperti melakukan sanitasi, pengaturan
air, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit
tanaman, dan lain-lain.
Sekolah lapang terpola dalam siklus mingguan dimana setiap
unsur agro-ekosistem dikaji secara sistematis dan mendalam. Hal
ini berdasarkan pertimbangan bahwa perubahan keadaan agro-
ekosistem sawah cukup berbeda antara minggu yang satu dengan
minggu lainnya. Prinsip pantauan mingguan yang akan diterapkan
di tingkat petani dan membiasakan peserta latihan untuk terus
mengamati perkembangan sawahnya selama satu musim, dari
persiapan lahan sampai pasca panen.
Unsur yang diamati meliputi : keadaan tanaman, serangga
hama, serangga musuh alami, gejala kerusakan tanaman, keadaan
tanah, keadaan air, keadaan cuaca, keadaan gulma, dan keadaan_____________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaProyek Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XII Tahu 2019
36
tanaman sekitar yang dapat mempengaruhi kondisi agro-ekosistem
lahan belajar. Contoh tanaman rusak, serangga hama dan musuh
alami yang belum diketahui oleh petani di bawa ke tempat diskusi.
Gambar 8. Pengamatan Agro-ekosistem
2) Menggambar agro-ekosistem
Gambar agro-ekosistem merupakan gambaran pertanaman,
hama, musuh alami, dan organisme lain, kondisi lingkungan fisik
pada saat pengamatan dan perlakuan petani yang pernah dilakukan
sebelumnya.
_____________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaProyek Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XII Tahu 2019
37
Gambar 9. Menggambar Agro-ekosistem
3) Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok dimaksudkan untuk mengkaji agro-
ekosistem secara sistematik dan mendalam sehingga dapat diambil
suatu kesimpulan dari kondisi agro-ekosistem pada saat itu
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan pengelolaan agro
ekosistem berikutnya.
4) Diskusi Pleno.
Diskusi pleno merupakan tahapan kegiatan setelah diskusi
kelompok, dalam diskusi pleno ini setiap kelompok mengutarakan
secara singkat hasil pengamatan, kesimpulan dan keputusan yang
diambil oleh kelompoknya untuk didiskusikan bersama. Selanjutnya
masing-masing kelompok menindaklanjuti keputusannya.
5) Dinamika kelompok
Dinamika kelompok dimaksudkan untuk menumbuhkan
kekompakan dan kegairahan peserta belajar (suasana dinamis)_____________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaProyek Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XII Tahu 2019
38
6) Topik khusus.
Topik khusus yang dipelajari dalam setiap pertemuan adalah
permasalahan pokok terkait Pertanian Terpadu tanpa Limbah yaitu :
Budidaya padi unggul, budidaya cabai, budidaya ternak, budidaya
ikan, dan pemanfaatan limbah pertanian untuk pembuatan pupuk
organik, pembuatan pestisada hayati, pakan ternak dan pakan ikan.
Gambar 10. Pembuatan Pestisida Hayati.
_____________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaProyek Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XII Tahu 2019
39
Gambar 11. Pembuatan Pestisida Asap Pirolisis dari limbah Sekam,Serbuk Gergaji dan tempurung Kelapa.
Gambar 12. Bibit Cabai Besar yang Baru di Tanam.
6. Capaian Milestone Tahap VI Lounching Percontohan PertanianTerpadu Tanpa Limbah.
Lounching Percontohon Pertanian Terpadu tanpa limbah pada
Kelompok Tani Karya Membangun Desa Jejangkit Muara Kecamatan
_____________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaProyek Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XII Tahu 2019
40
Jejangkit oleh Bupati Barito Kuala turut berhadir Wakil Ketua DPRD
Barito Kuala,Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Barito Kuala, Kepala
Bapelitbang Kabupaten Barito Kuala, Kepala SKPD Lingkup Pertanian,
Camat Jejangkit, Tokoh Masyarakat dan Gapoktan dan Poktan se
Kecamatan Jejangkit pada Hari Senin tanggal 30 September 2019.
Bersamaan dengan Lounching ini dilakukan Panen Padi Unggul
varietas Impara 2 yang ditanam dengan pengelolaan tanaman terpadu
dengan meminimalkan penggunaan bahan kimia (kapur, pupuk dan
pestisida) dan menunjukkan produktivitas yang cukup tinggi yaitu
rata-rata 4,8 ton GKP/ha. Dilihat dari Hasil yang dicapai dalam panen
ini masih di bawah potensi hasil varietas impara 2 yaitu 6 ton GKP/ha.
Hal ini dapat dimaklumi karena ini merupakan pertanaman perdana di
lokasi bukaan baru lahan rawa pasang surut dan penggunaan input
produksi belum optimal.
Disamping itu dilakukan penanaman benih unggul varitas yang
sama yakni impara 2 yang adaptif di lahan rawa pasang surut seperti
di Desa Jejangkit ini.
Dilaksanakan penebaran benih ikan lele sebanyak 1.000 ekor
pada kolam dgn ukuran 2,5 m x 8 m. dan bantuan ternak ayam dan itik
oleh pemerintah Kabupaten Barito Kuala yang diserahkan langsung
oleh Bupati Barito Kuala ibu Hj. Noormiliyani AS, SH.
Selanjutnya nanti sambil menunggu musim hujan sekitar bulan
Nopember akan ditanam tanaman semusim (buah dan sayuran)
dengan memanfaatkan pupuk organik/kompos dan pestisida yang
berasal dari limbah pertanian.
_____________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaProyek Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XII Tahu 2019
41
Gambar 13. Pembukaan Plank Nama Percontohan Pertanian TerpaduTanpa Limbah oleh Bupati Barito Kuala
Gambar 14. Penebaran benih ikan Bersama Bupati Barito Kuala.
_____________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaProyek Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XII Tahu 2019
42
_____________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaProyek Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XII Tahu 2019
43
III. PENUTUP
A. Kesimpulan.
Dari implementasi proyek perubahan Sinergitas Pengembangan
Kawasan Pertanian Terpadu dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1 Milestone jangka pendek implementasi proyek perubahan dapat
dilaksanakan sesuai dengan tahapan yang direncanakan, namun
dalam waktu pelaksanaan sebagian ada yang dimajukan seperti
tahapan pelaksanaan Sekolah Lapang dan Launching proyek
perubahan. Hal ini disebabkan oleh penyesuaian kegiatan petani dan
kondisi pertanaman padi yang sudah siap dipanen.
2 Sebagian milestone jangka menengah dapat terlaksana seperti
pembuatan kolam dan bantuan benih ikan serta ternak.
3 Peningkatan keterampilan dan pengetahuan petani melalui sekolah
lapang dapat mempercepat dan memudahkan penerapan teknologi di
lahan petani.
4 Koordinasi dan komunikasi yang baik dengan stakeholder sangat
mendukung dalam pelaksaan proyek perubahan ini.
B. Saran.
1. Dalam percepatan terwujudnya kawasan pertanian terpadu tanpa
limbah perlu didukung dengan prasarana dan sarana pertanian
seperti alat pencacah pupuk organik (APPO), bangunan pembuat
pupuk organik dan gudang penyimpanan dan kemasan produk.
2. Pemberdayaan kelembagaan petani (Gapoktan) perlu dikembangkan
dari on farm ke off farm, berorientasi agribisnis sehingga dapat
_____________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaProyek Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XII Tahu 2019
44
menggairahkan kelompok tani berusaha tani yang lebih
menguntungkan.
3. Ke depan kawasan pertanian terpadu dapat dijadikan objek wisata
berbasis eco-agrowisata
_____________________________________________________________________________________
Ir. Murniati, MP.Sinergitas Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Tanpa Limbah di Barito KualaProyek Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XII Tahu 2019
45
Recommended