View
920
Download
12
Category
Preview:
DESCRIPTION
Ini laporan tangki pengaduk, hasil revisian sayahaha.. tapi masih ada sebagian yang mungkin masih ada kesalahan..Mohon dimaafinkarena saya masih dalam tahap pembelajaransekian :Dwassalam
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengadukan merupakan proses suatu pencampuran dua atau lebih zat agar
diperoleh larutan yang homogen. Istilah pencampuran (mixing) digunakan sebagai
salah satu bentuk operasi teknik kimia yang bertujuan untuk mengurangi
ketidaksamaan atau ketidakrataan dalam komposisi, temperatur atau sifat – sifat
lain yang terdapat dalam suatu bahan. Pencampuran adalah operasi tersebarnya
secara acak suatu bahan ke bahan yang lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah
dalam dua fasa atau lebih.
Dalam proses kimia, pengadukan dilakukan untuk memperoleh keadaan
turbulen (bergolak). Akibat dilakukannya pengadukan, maka kita akan
memperoleh bahan yang memiliki kesamaan pada skala molekuler. Dengan
adanya kesamaan bahan pada skala molekuler maka akan terjadi peristiwa sebagai
berikut :
1. Terjadinya reaksi kimia
2. Terjadinya perpindahan massa
3. Terjadinya perpindahan panas
1.2 Tujuan
Tujuan dari dilakukannya percobaan tangki pengaduk ini adalah :
1. Mempelajari pola aliran dari setiap impeller dan pengaruh baffle terhadap pola
aliran.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan daya (P).
3. Untuk mengetahui bilangan froude (N)fr dan hubungan antara bilangan Reynold
(NRe )dan bilangan power (NPo).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Proses Pencampuran
Pencampuran bahan merupakan salah satu proses penting dalam industri
kimia. Pencampuran adalah peristiwa menyebarnya bahan-bahan secara acak,
dimana bahan yang satu menyebar ke dalam bahan yang lain, yang pada akhirnya
membentuk hasil yang lebih seragam (homogen).Pada proses pencampuran
diperlukan gaya mekanik untuk menggerakkan bahan-bahan sehingga didapat
hasil yang homogen. Gaya mekanik diperoleh sebagai akibat adanya aliran bahan
ataupun dihasilkan oleh alat pencampur. Proses pencampuran dalam fasa cair
dilandasi oleh mekanisme perpindahan momentum di dalam aliran turbulen,
pencampuran terjadi pada tiga skala yang berbeda, yaitu:
1. Pencampuran sebagai akibat aliran cairan secara keseluruhan (bulk flow) yang
disebut mekanisme konvektif.
2. Pencampuran karena adanya gumpalan – gumpalan fluida yang terbentuk dan
tercampakkan di dalam medan aliran, dikenal sebagai “eddies”, mekanisme
pencampuran ini disebut “eddy difussion”.
3. Pencampuran karena gerak molekul air, merupakan mekanisme pencampuran
yang dikenal difusi.
2.2 Tangki Pengaduk
Pencampuran cair-cair digunakan untuk mempersiapkan atau
melangsungkan proses-proses kimia dan fisika serta juga untuk membuat produk
akhir yang komersial. Alat yang digunakan untuk pencampuran bahan cair-cair
dapat berupa tangki atau bejana yang dilengkapi dengan pengaduk. Tangki atau
bejana biasanya berbentuk silinder dengan sumbu terpasang vertikal, bagian atas
bejana itu bias terbuka saja ke udara atau dapat pula tertutup. Ujung bawah tangki
itu biasanya agak membulat, jadi tidak datar saja, maksudnya agar tidak terdapat
terlalu banyak sudut-sudut tajam atau daerah yang sulit ditembus arus zat cair.
Kedalaman zat cair biasanya hampir sama dengan diameter tangki. Di
dalam tangki itu dipasang pengaduk (impeller) pada ujung poros menggantung,
artinya poros itu ditumpu dari atas. Poros itu digerakkan oleh motor, yang kadang-
kadang dihubungkan langsung dengan poros itu, namun biasanya dihubungkan
melalui peti roda gigi untuk menurunkan kecepatannya.
2.3 Jenis Pengadukan
Jenis pengadukan dalam pengolahan dapat dikelompokan berdasarkan
kecepatan pengadukan dan metoda pengadukan. Berdasarkan kecepatannya,
pengadukan dibedakan menjadi pengadukan cepat dan pengadukan lambat.
Kecepatan pengadukan dinyatakan dengan gradien kecepatan, yang merupakan
fungsi dari tenaga yang disuplai (P) :
G=√ Wμ
=√ Pμ . V
(1)
Dalam hal ini :
W = tenaga yang disuplai per satuan volume air (N-m/s.m3)
P = suplai tenaga ke air ( N.m/s)
V = volume air yang diaduk (m3)
= viskositas absolut air ( N.s/m2)
Persamaan ini berlaku umum untuk semua jenis pengadukan. Parameter yang
membedakannya adalah besarnya tenaga yang disuplai kedalam air (P).
Berdasarkan metodanya pengadukan dibedakan menjadi :
1. Pengadukan Mekanis
Pengadukan mekanis adalah metoda pengadukan menggunakan alat
pengaduk berupa impeller yang digerakkan dengan motor bertenaga listrik.
Umumnya pengadukan mekanis terdiri dari motor, poros pengaduk, dan gayung
pengaduk (impeller). Menurut bentuknya, pengaduk dapat dibagi menjadi 3
golongan yaitu :
1. Turbin
Menghasilkan aliran arah radial dan tangensial, disekitar turbin terjadi
daerah turbulensi yang kuat, arus dan geseran yang kuat antar fluida.
(a) (b) (c)
Gambar 1 .Berbagai jenis turbin : (a) six blade open turbin, (b) pitched-
blade (45’) turbin, (c) six blade turbin with disk
2. Propeller
Menghasilkan aliran arah aksial, arus aliran meninggalkan pengaduk
secara kontinu melewati fluida ke satu arah sampai dibelokkan oleh
dinding atau dasar tangki.
(a) (b)
Gambar 2 Berbagai propeler : (a) three-blade marine propeller,
(b) guarded propeller
3. Padel
Menghasilkan aliran arah radial dan tangensial hampir tanpa gerak
vertikal.Arus bergerak secara horisontal, setelah mencapai dinding akan
dibelokkan ke atas dan ke bawah.
(a) (b) (c)
Gambar 2.4. Berbagai jenis padel : (a) four blade padlle, (b) gate padlle,
(c) glassed padlle
2. Pengadukan Hidrolis
Pengadukan yang memanfaatkan gerakan air sebagai tenaga pengadukan.
Sistem pengadukan ini menggunakan energi hidrolik yang dihasilkan dari suatu
aliran hidrolik. Beberapa contoh dari pengadukan hidrolis adalah terjunan,
loncatan, hidrolisis, parshall flume, baffle basin (baffle channel), perforated wall,
gravel bed.
3. Pengadukan Pneumatis
Pengadukan yang menggunakan udara (gas) beebentuk gelembung yang
dimasukkan ke dalam air sehingga menimbulkan gerakan pengadukan pada air.
Injeksi bertekanan kedalam suatu badan air akan menimbulkan turbulensi akibat
lepasnya gelembung udara ke permukaan air.
2.4 Tenaga Pengadukan
Besarnya tenaga untuk operasi pengadukan akan mempengaruhi besarnya
gradien kecepatan yang dihasilkan. Bila suatu sistem pengadukan telah ditentukan
nilai gradien kecepatannya, maka tenaga pengadukan dapat dihitung. Tenaga
pengadukan dihasilkan oleh suatu sistem pengadukan misalnya alat pengaduk dan
kecepatan putarannya, aliran air, hembusan udara dan sebagainya. Perhitungan
tenaga pengadukan berbeda-beda bergantung pada jenis pengadukannya. Pada
pengadukan mekanis yang berperan dalam menghasilkan tenaga adalah bentuk
dan ukuran pengaduk serta kecepatan alat pengaduk itu diputar oleh motor
penggerak. Hubungan antara variabel itu dinyatakan dengan persamaan untuk
nilai NRe leebih dari 10.000:
P = KT . n3.Di
5 . (2)
Dan persamaan (3) untuk nilai NRe kurang dari 20
P = KL .n2 .Di3 . (3)
Bilangan Reynold untuk satu pengaduk dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
N ℜ=Di2 n ρ
μ (4)
Keterangan untuk persamaan (2), (3), dan (4) adalah:
P = tenaga (N.m/s)
K = Konstanta pengaduk untuk aliran turbulen
n = kecepatan putaran.(rps)
Di = diameter pengaduk (m)
= Massa jenis air (kg/m3)
KL = konstanta pengaduk aliran laminer
= kekentalan absolute cairaan (N-s/m2)
Pada pengadukan hidrolisis tenaga dapat dituliskan sebagai berikut :
P = Q . .g .h (5)
Dimana :
P = tenaga (N.m/s)
Q = debit aliran (m3/s)
= berat jenis (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = tinggi jatuhan m
kehilangan energi akibat gesekan (head loss)
Penggabungan persamaan (5) ke persamaan (1) menghasilkan :
G=√ Q ρ g hμ N
=√g h∪ td
(6)
Nilai h dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
a. Dalam pipa : hl=fLV 2
D 2 g
b. Kanal bersekat : hl=KV 2
2g
c. Media berbutir : hl= f❑
1−αα2
Ld
v2
g
f =150 I1−αRN
I +1,75
RN=d vρ
μ
Dimana : d = rata-rata diameter butiran
L= kedalaman media berbutir
=porositas butiran
V=kecepatan aliran (m/s)
RN= bilangan Reynold
= faktor bentuk
BAB III
HASIL PERCOBAAN
3.2 Hasil Perhitungan
3.2.1 Tabel Perhitungan Nre, Npo, dan NFr Propeler
Propeler
Air Murni
Jenis Tangki
Letak Impeller
P (watt) Nre Npo Nfr
Baffle
Centre
1,13,7747051
61424289,6
60,00934444
4
1,44,9365511
2838366,39
7 0,015625
3,46,5617819
1936992,07
20,02621315
2
Off Centre
1,13,6676605
31383008,5
10,00952947
8
1,44,9600451
2833593,92
5 0,01568458
3,46,5710058
7957968,73
70,02582908
2
Unbaffle
Centre
1,1 3,8319556 1372938,1 0,00957602
1,44,9365511
2838366,39
7 0,015625
3,46,6099737
1932870,41
20,02629030
6
Off Centre
1,13,6615668
61424289,6
60,00934444
4
1,44,9413191
9828857,60
70,01574427
4
3,46,5712905
1941138,04
90,02613611
1
Larutan Kanji
Jenis Tangki
Letak Impeller
P (watt) Nre Npo Nfr
Baffle Centre 1,11,1352211
99630676,0
7 0,011,4 2,8738697 23939890, 0,015625
6 8
3,410,243462
6 1438037400,02857709
8
Off Centre
1,11,2680462
19630676,0
7 0,01
1,44,8394179
923939890,
8 0,015625
3,411,118349
1 1438037400,02857709
8
Unbaffle
Centre
1,11,2301271
59630676,0
7 0,01
1,43,0623202
423939890,
8 0,015625
3,411,745323
6 1438037400,02857709
8
Off Centre
1,11,5278336
49630676,0
7 0,01
1,44,0224275
323939890,
8 0,015625
3,414,331449
9 1438037400,02857709
8
3.2.2 Tabel Perhitungan Nre, Npo, dan NFr Turbin
TurbinAir Murni
Jenis Tangki
Letak Impeller
P (watt)
Nre Npo Nfr
Baffle
Centre1,1
5,231161742 576640,475 0,011158163
1,4 7,44713998 293033,6363 0,020578231
3,49,22928792
9 393669,7244 0,030537415
Off Centre
1,15,25566808
5 564013,7648 0,011324082
1,47,43359972
5 294637,8315 0,020503469
3,49,29748444
1 388428,6287 0,030811497Unbaffle Centre
1,15,25966943
5 576640,475 0,011158163
1,47,46835690
3 293033,6363 0,0205782313,4 9,29748444 388428,6287 0,030811497
1
Off Centre
1,15,22990500
6 572390,071 0,011213333
1,47,27467989
6 291441,0657 0,020653129
3,49,18029255
7 379898,2935 0,03127102
Larutan Kanji
Jenis Tangki
Letak Impeller
P (watt)
Nre Npo Nfr
Baffle
Centre
1,10,59400333
1 517037,8312 0,012
1,40,80658254
6 293033,6363 0,020578231
3,41,14856873
7 298190,9146 0,03675
Off Centre1,1
0,671402743 499003,2822 0,012287415
1,41,33353967
7 309616,6187 0,0198367353,4 1,20426349 330812,0938 0,034292517
Unbaffle
Centre
1,10,65898807
8 481797,8145 0,012578231
1,40,85947320
4 293033,6363 0,020578231
3,41,28113205
1 323920,3991 0,034777211
Off Centre
1,10,82798872
6 465374,3274 0,012872449
1,41,07762232
3 336920,6522 0,01875
3,41,58507933
5 310700,8237 0,035756803
3.3 Grafik Hubungan Antara Bilangan Reynold dengan Bilangan Power
3.3.1 Grafik Hubungan Ln Nre terhadap Ln Npo Pada Propeler Larutan
Kanji
0 0.5 1 1.5 2 2.5 314.5
1515.5
1616.5
1717.5
1818.5
19R² = 0.950347428043085
Grafik Hubungan Antara Ln Nre terhadap Ln Npo
Grafik Hubungan Antara Ln Nre terhadap Ln NpoLinear (Grafik Hubungan Antara Ln Nre terhadap Ln Npo)
Ln Nre
Ln N
po
3.3.2 Grafik Hubungan Ln Nre terhadap Ln Npo Pada Propeler Larutan
Kanji
-0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.612.312.412.512.612.712.812.9
1313.113.2
R² = 0.555587837466875
Grafik Hubungan Antara Ln Nre terhadap Ln NPo
Grafik Hubungan Antara Ln Nre terhadap Ln NPoLinear (Grafik Hubungan An-tara Ln Nre terhadap Ln NPo)
Ln Nre
Ln N
po
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada percobaan Tangki Pengaduk kali ini, kami menggunakan dua jenis
impeller (pengaduk), yaitu pertama propeller dan kedua turbin. Kedua jenis
impeller (pengaduk) ini menghasilkan berbagai pola aliran yang berbeda - beda.
Berbagai pola aliran tersebut dapat diamati dengan menggunakan air sebagai
fluida dan pewarna dan sekam padi sebagai indikator gerakannya.
Pada jenis impeller (pengaduk) propeller menghasilkan pola aliran arah
aksial, dan pada saat posisi impeller (pengaduk) berada di tengah dan unbuffle
diputar pada voltase 11 V cenderung tidak begitu terlihat pola alirannya meskipun
telah diberikan sekam padi. Hal ini dikarenakan, jenis impeller (pengaduk)
propeller akan terlihat pola alirannya ketika diputar pada voltase yang lebih besar.
Semakin besar harga voltasenya maka akan semakin terlihat pola aliran yang
dihasilkan dan kecenderungan akan terjadinya vortex akan semakin besar pula.
Terjadinya vortex menyebabkan terjadinya pengumpulan. Penyebabnya ialah arus
aksial yang mengikuti suatu lintasan berbentuk lingkaran disekeliling poros
sehingga menimbulkan vortex dan membentuk lapisan-lapisan pada permukaan
zat cair dan untuk mencegah hal demikian biasanya tangki akan diberikan buffle.
Adanya baffle, akan merintangi aliran rotasi tanpa menggangu alirannya, sehingga
akan menghasilkan larutan yang lebih homogen dibandingkan dengan larutan
pada tangki tanpa baffle.
Sedangkan pada jenis impeller (pengaduk) turbin menghasilkan pola aliran
arah radial dan tangensial. Berbeda dengan jenis impeller (pengaduk) propeller,
pada saat posisi impeller (pengaduk) berada di tengah dan unbuffle diputar pada
voltase 11 V pola alirannya sudah dapat terlihat apalagi ketika diberikan sekam
padi, jelas semakin terlihat. Hal ini dikarenakan, jenis impeller (pengaduk) turbin,
disekitarnya akan terjadi daerah turbulensi yang kuat, arus dan geseran yang kuat
antar fluida meskipun baru diputar pada voltase 11 V. Semakin besar harga
voltasenya maka akan semakin terlihat pola aliran yang dihasilkan dan
kecenderungan akan terjadinya vortex akan semakin besar pula. Terjadinya vortex
menyebabkan terjadinya pengumpulan. Penyebabnya ialah arus tangensial yang
mengikuti suatu lintasan berbentuk lingkaran disekeliling poros sehingga
menimbulkan vortex dan membentuk lapisan-lapisan pada permukaan zat cair dan
untuk mencegah hal demikian biasanya tangki akan diberikan buffle. Adanya
baffle, akan merintangi aliran rotasi tanpa menggangu alirannya, sehingga akan
menghasilkan larutan yang lebih homogen dibandingkan dengan larutan pada
tangki tanpa baffle. Impeller (pengaduk) jenis turbin lebih baik dalam
pengadukannya dibandingkan dengan jenis impeller (pengaduk) propeller.
Kebutuhan daya pada proses pengadukan dipengaruhi oleh diameter
pengaduk, viskositas cairan, densitas cairan, gaya gravitasi dan laju putaran
pengaduk. Jika fluida yang digunakan memiliki konsentrasi dan densitas yang
besar, maka tegangan yang diperlukan pada proses pengadukan bersar pula. Laju
putaran pengaduk dipengaruhi oleh besarnya tegangan , semakin besar tegangan
yang diberikan maka semakin banyak pula laju putaran pengaduk yang dihasilkan.
Untuk memaksimalkan proses pengadukan pada larutan yang cukup kental
dibandingkan dengan air diperlukan daya yang cukup besar pula. NRe untuk air
lebih besar daripada larutan kanji, ini bisa kita lihat di hasil percobaan. Dimana
harga untuk NRe air berkisar >1000 sedangkan harga untuk NRe untuk larutan kanji
berkisar <1000. Hal ini dikarenakan, air memiliki viskositas yang kecil (encer)
dan mempunyai densitas yang besar daripada larutan kanji. Sehingga akan didapat
harga untuk NPo air, lebih kecil daripada larutan kanji.
Besarnya variabel-variabel k, b dan e menyatakan hubungan antara NRe NPo
dan NFr yang diperoleh dari hasil perhitungan eliminasi gauss. Berdasarkan hasil
percobaan didapat grafik hubungan antara NPo dan NRe. Semakin besar harga NPo
maka harga NRe akan semakin kecil, begitu pula sebaliknya semakin kecil harga
NPo harga NRe akan semakin besar, sehingga besarnya NPo berbanding terbalik
dengan besarnya NRe.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan yang telah kami lakukan,
maka dapat kami simpulkan sebagai berikut :
1. Pola aliran pada proses pengadukan dipengaruhi oleh jenis impeller (pengaduk),
ada tidaknya baffle, posisi peletakkan impeller pada tangki (posisi center atau
ofcenter).
2. Pada jenis impeller (pengaduk) propeller menghasilkan pola aliran arah aksial,
sedangkan pada jenis impeller (pengaduk) turbin menghasilkan pola aliran arah
radial dan tangensial.
3. Proses pengadukan dengan menggunakan buffle akan menghasilkan larutan yang
lebih homogeny daripada unbuffle.
4. Semakin besar harga voltase yang diberikan makan akan semakin baik pula
pengadukannya.
5. NRe untuk air lebih besar daripada larutan kanji. Hal ini dikarenakan, air memiliki
viskositas yang kecil (encer) dan mempunyai densitas yang besar daripada larutan
kanji
DAFTAR PUSTAKA
Adi Nugroho, Febrianto, 2001, Operasi Teknik Kimia I, Teknik Kimia,
Universitas jenderal Achmad Yani.
Geankoplis,C.J, 1993, Transport Processes and Unit Operations, 3rd Edition,
Prentice-Hall, Upper Saddle River, New Jersey
Mc Cabe, Warren L, drr, Operasi Teknik Kimia, jilid 1, Penerbit : Erlangga,
Jakarta
Petunjuk Praktikum Laboratorium Teknik Kimia I, Universitas Jenderal Achmad
Yani, Cimahi
LAMPIRAN A
DATA PERCOBAAN
A. Data
No Keterangan Jumlah
1 Massa Pikno kosong 28,9 gr
2 Konsentrasi Kanji 25 gr / 1000 mL
3 Air : larutan kanji dalam 1400 mL 50 % : 50 %
4 Diameter Propeller 0,05 m
5 Diameter Turbin 0,06 m
B. Propeler
B.1 Air Murni dengan Tangki Baffle
NoLetak
Impeler
t
(menit)V I (A)
N
(putaran
/5menit)
Waktu
viskositas (s)
Massa
Pikno +
air (gr)
1
Centre
5 11 0,1 406 3,66 54,3
2 5 14 0,1 525 3,52 54,3
3 5 17 0,2 680 3,43 54,3
4Off
Centre
5 11 0,1 410 3,70 54,3
5 5 14 0,1 526 3,51 54,3
6 5 17 0,2 675 3,40 54,3
B.2 Air Murni Tanpa Tangki Baffle
No Letak t V I (A) N Waktu Massa
Impeler (menit)(putaran
/5menit)
viskositas
(s)
Pikno + air
(gr)
1
Centre
5 11 0,1 411 3,55 54,3
2 5 14 0,1 525 3,52 54,3
3 5 17 0,2 681 3,41 54,3
4Off
Centre
5 11 0,1 406 3,67 54,3
5 5 14 0,1 527 3,53 54,3
6 5 17 0,2 679 3,42 54,3
C. Turbin
C.1 Tangki dengan Baffle Pada Air Murni
NoLetak
Impeler
t
(menit)V I (A)
N
(putaran
/5menit)
Waktu
viskositas
(s)
Massa
Pikno + air
(gr)
1
Centre
5 11 0,1 405 3,69 54,3
2 5 14 0,1 550 3,52 54,3
3 5 17 0,2 670 3,46 54,3
4Off
Centre
5 11 0,1 408 3,70 54,3
5 5 14 0,1 549 3,52 54,3
6 5 17 0,2 673 3,45 54,3
C.2 Tangki Tanpa Baffle Pada Air Murni
No Letak t V I (A) N Waktu Massa
Impeler (menit)(putaran
/5menit)
viskositas
(s)
Pikno + air
(gr)
1
Centre
5 11 0,1 405 3,67 54,3
2 5 14 0,1 550 3,51 54,3
3 5 17 0,2 673 3,45 54,3
4Off
Centre
5 11 0,1 406 3,70 54,3
5 5 14 0,1 551 3,61 54,3
6 5 17 0,2 678 3,52 54,3
D. Propeler
D.1 Tangki dengan Baffle Pada Larutan Kanji
NoLetak
Impeler
t
(menit)V I (A)
N
(putaran
/5menit)
Waktu
viskositas
(s)
Massa
Pikno + air
(gr)
1
Centre
5 11 0,1 420 30,69 54,4
2 5 14 0,1 525 27,0 54,4
3 5 17 0,2 710 24,34 54,4
4Off
Centre
5 11 0,1 420 22,0 54,4
5 5 14 0,1 525 21,0 54,4
6 5 17 0,2 710 19,8 54,4
D.2 Tangki Tanpa Baffle Pada Larutan Kanji
No Letak t V I (A) N Waktu Massa
Impeler (menit)(putaran
/5menit)
viskositas
(s)
Pikno + air
(gr)
1
Centre
5 11 0,1 420 23,0 54,3
2 5 14 0,1 525 21,2 54,2
3 5 17 0,2 710 20,1 54,3
4Off
Centre
5 11 0,1 420 24,0 54,4
5 5 14 0,1 525 22,3 54,4
6 5 17 0,2 710 21,5 54,3
E. Turbin
E.1 Tangki dengan Baffle Pada Larutan Kanji
NoLetak
Impeler
t
(menit)V I (A)
N
(putaran
/5menit)
Waktu
viskositas
(s)
Massa
Pikno + air
(gr)
1
Centre
5 11 0,1 420 33,7 54,4
2 5 14 0,1 550 32,5 54,3
3 5 17 0,2 735 30,5 54,3
4Off
Centre
5 11 0,1 425 30,17 54,4
5 5 14 0,1 540 19,3 54,3
6 5 17 0,2 710 28,1 54,3
E.2 Tangki Tanpa Baffle Pada Larutan Kanji
No Letak t V I (A) N Waktu Massa
Impeler (menit)(putaran
/5menit)
viskositas
(s)
Pikno + air
(gr)
1
Centre
5 11 0,1 430 31,1 54,4
2 5 14 0,1 550 30,5 54,4
3 5 17 0,2 715 26,60 54,3
4Off
Centre
5 11 0,1 435 25,04 54,4
5 5 14 0,1 525 23,22 54,4
6 5 17 0,2 725 21,8 54,3
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN ANTARA
B.1 Propeller Air Murni
Jenis Tangki
Letak Impelle
r
t (menit)
N(put/
5 mnt)P (watt)
ρ larutan (g/mL)
ц larutan (kg/m.s)
Baffle
Centre5 406 1,1 0,99708 0,00089375 525 1,4 0,99708 0,0008836585 680 3,4 0,99708 0,000861065
Off Centre
5 410 1,1 0,99708 0,0009288465 526 1,4 0,99708 0,0008811485 675 3,4 0,99708 0,000853534
Unbaffle
Centre5 411 1,1 0,99708 0,000891195 525 1,4 0,99708 0,0008836585 681 3,4 0,99708 0,000856044
Off Centre
5 406 1,1 0,99708 0,0009213145 527 1,4 0,99708 0,0008861695 679 3,4 0,99708 0,000858554
B.2 Turbin Air Murni
Jenis Tangki
Letak Impelle
r
t (menit)
N (put/5 mnt)
P (watt)
ρ larutan (g/mL)ц larutan (kg/m.s)
Baffle
Centre5 405 1,1 0,99708 0,0009263355 550 1,4 0,99708 0,0008836585 670 3,4 0,99708 0,000868596
Off Centre
5 408 1,1 0,99708 0,0009288465 549 1,4 0,99708 0,0008836585 673 3,4 0,99708 0,000866086
Unbaffle
Centre5 405 1,1 0,99708 0,0009213145 550 1,4 0,99708 0,0008811485 673 3,4 0,99708 0,000866086
Off Centre
5 406 1,1 0,99708 0,0009288465 551 1,4 0,99708 0,0009062525 678 3,4 0,99708 0,000883658
B.3 Propeller Larutan Kanji
Jenis Tangki
Letak Impeller
t (menit
N (put/5
P (watt)
ρ larutan (g/mL) ц larutan (kg/m.s)
) mnt)
Baffle
Centre
5420 1,1 0,99708
0,003074097
5525 1,4 0,99708
0,001517892
5710 3,4 0,99708
0,000575918
Off Centre
5420 1,1 0,99708
0,002752092
5525 1,4 0,99708
0,000901395
5710 3,4 0,99708
0,000530599
Unbaffle
Centre
5420 1,1 0,99708
0,002836926
5525 1,4 0,99708
0,001424484
5710 3,4 0,99708
0,000502276
Off Centre
5420 1,1 0,99708
0,002284136
5525 1,4 0,99708
0,001084476
5710 3,4 0,99708
0,000411639
B.4 Turbin Larutan Kanji
Jenis Tangki
Letak Impeller
t (menit
)
N (put/5 mnt)
P (watt)
ρ larutan (g/mL)ц larutan (kg/m.s)
Baffle
Centre5 420 1,1 0,99708 0,0084600255 550 1,4 0,99708 0,0081587785 735 3,4 0,99708 0,007656699
Off Centre
5 425 1,1 0,99708 0,0075738565 540 1,4 0,99708 0,0048450595 710 3,4 0,99708 0,007054205
Unbaffle
Centre5 430 1,1 0,99708 0,0078073235 550 1,4 0,99708 0,0076566995 715 3,4 0,99708 0,006677646
Off Centre
5 435 1,1 0,99708 0,0062860255 525 1,4 0,99708 0,0058291335 725 3,4 0,99708 0,005472657
LAMPIRAN C
PROSEDUR KERJA
3.1. Alat :
1. tangki pengaduk tanpa baffle
2. impeller (turbin dan propeller)
3. motor pengaduk
4. stop watch
5. piknometer
6. neraca teknis
7. statif
8. viskometer ostwald
9. amperemeter dan voltmeter
10. pipet tetes
3.2. Bahan :
1. aquadest
2. bahan yang ditugaskan dosen atau asisten
3.3 Cara Kerja
1. Menyusun alat seperti gambar di atas.
2. Membuat larutan kanji dengan konsentasi tertentu
3. Melihat pengaruh diameter tangki (DT), diameter pengaduk (D),
tinggi pengaduk dari dasar tangki, tinggi cairan dalam tangki, lebar
baffle, daya terhadap proses pengadukan.
4. Menentukan pola aliran yang dihasilkan dari impeller pada air
dengan menggunakan sekam padi sebagai alat pembantu untuk
menentukan pola aliran yang dihasilkan oleh impeller.
5. Memasukkan larutan yang akan diaduk (oli dengan kerosin) dalam
tangki dan diaduk dengan tegangan (V) dan waktu yang diberikan,
serta menentukan arus dan laju putarannya (N).
6. Kemudian menentukan densitas () dan viskositas () dari larutan
kanji yang diaduk dengan menggunakan piknometer, serta
menghitung daya dengan mengukur arus dan tegangan yang
digunakan.
7. Mengulangi percobaan diatas.
Recommended