View
6.009
Download
6
Category
Preview:
Citation preview
LATIHAN GERAK DASAR ATLETIK DALAM BERMAIN SEBAGAI PEMBENTUK KUALITAS GERAK DASAR ANAK-ANAK
Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memenuhi Proses Perkaderan di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri
Oleh :
Deni Irawan
(Warga Binaan Angkatan Iskandar Zulkarnaen)
ASRAMA MAHASISWA ISLAM SUNAN GIRI
YAYASAN ASRAMA DAN PELAJAR ISLAM RA
JAKARTA
2013
i
BERITA ACARA BIMBINGAN MAKALAHBismillahirahmanirrahim
Makalah ini telah selesai diberikan bimbingan dalam penulisan sehingga memenuhi
syarat dan dapat disetujui untuk dipertahankan dalam penilaian makalah oleh :
Nama : Deni Irawan
Angkatan : Iskandar Zulkarnaen
Judul Makalah : Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai
Pembentuk Kualitas Gerak Dasar Anak-anak
Jakarta, …………………………
Pembumbing I Pembimbing II
Arif Hidayat Agus Suparno
Mengetahui, Disetujui Oleh : Ketua AMI-SG
Tardi Maulana Advent Jose & Ahmad Hambali
ii
BERITA ACARA PENGESAHANMakalah ini talah dipertahankan di depan panitia penilai presentasi makalah
Asrama Mahasiswa Islaam Sunan Giri, Oleh :
Nama : Deni Irawan
Angkatan : Iskandar Zulkarnaen
Judul Makalah : Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai
Pembentuk Kualitas Gerak Dasar Anak-anak
Hari/tanggal : ………………………………………………
Waktu : Pukul………………………………………..
TIM PENILAI
Penilai 1 :………………………………………
Penilai 2 :………………………………………
Penilai 3 :………………………………………
PANITIA PENILAI
Ketua Penilai
…………………………………….
iii
ABSTRAKSIDeni Irawan, Iskandar Zulkarnaen, Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam
Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar Anak-anak, Makalah Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri, 2013, Pembimbing : (1) Arif Hidayat, (2) Agus Suparno
Kata Kunci : Latihan, Gerak Dasar Atletik, Bermain, Anak-anak
Latihan merupakan suatu aktifitas yang sistematis dalam waktu yang lama dan dilakukan secara individual, progresif dan mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran. Jika dikaitkan dengan gerak dasar latihan merupakan media dalam upaya perbaikan atau meningkatkan kualitas gerak dasar secara terprogram berdasarkan kekurangan dan kelebihan masing-masing individu dan dilakukan secara bertahap.
Atletik adalah suatu cabang olah raga yang meliputi nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Anak-anak didalam kehidupannya hampir dari sebagian waktunya dihabiskan untuk bermain, dengan melakukan berbagai bentuk gerakan berjalan, berlari, melompat, dan melempar. Anak-anak akan merasa senang bila mendapatkan pelajaran yang telah diketahui sebelumnya seperti lari dan bermain, mereka akan lebih tertarik dan terampil di dalam melakukannya. Oleh karena itu bentuk-bentuk gerakan dasar atletik perlu ditanamkan kepada anak-anak. Anak-anak dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan keterampilan gerakan dasar tersebut. Karena itu kepada anak-anak perlu ditanamkan, berbagai cara melakukan gerakan dasar atletik yang benar seperti gerakan jalan, lari dan lompat.
iv
KATA PENGANTARAssalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberikan limpahan cinta, kasih sayang dan kenikmatan yang tak terhitung banyaknya. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada nabi Muhammad SAW, bersama keluarga-nya, sahabat-nya, dan umat-nya.
Syukur alhamdulliah akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah dalam melaksanakan proses perkaderan di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri. Walaupun banyak rintangan dan cobaan yang menghadang, baik itu masalah yang timbul dari luar maupun dari dalam diri penulis sendiri namun berkat bantuan dari sang Maha Kuasa, dan juga dorongan dari rekan – rekan, dan pembimbing khususnya para pengurus Asrama Mahasiswa Isla Sunan Giri akhirnya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar Anak-anak
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua Orang tua, Terima kasih berkat do’a serta doronganya sehingga dapat membimbing penulis dari kecil hingga saat ini.
2. Kawan – kawan Seperjuangan Mahasiswa IKOR Terima kasih atas bantuan dengan segala keikhlasanya.
3. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas bantuan yang begitu bermakna.
Tiada karya paling sempurna kecuali milik Allah semata, begitu juga dengan karya tulis ini, penulis menyadari bahwa masih membutuhkan kritik, saran yang membangun untuk perbaikan makalah selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 2 November 2013
Penulis
v
DAFTAR ISI
BERITA ACARA BIMBINGAN MAKALAH............................................................ii
BERITA ACARA PENGESAHAN.............................................................................iii
ABSTRAKSI................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR...................................................................................................v
DAFTAR ISI................................................................................................................vi
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.............................................................................................3
1.3 Perumusan Masalah.............................................................................................3
1.4 Pembatasan Masalah............................................................................................3
1.5 Tujuan Makalah...................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
KAJIAN PUSTAKA.....................................................................................................4
2.1 Hakikat Latihan....................................................................................................4
2.1.1 Definisi Latihan.............................................................................................4
2.1.2 Dosis Latihan.................................................................................................4
2.1.3 Prinsip-prinsip Latihan..................................................................................4
2.2. Definisi Gerak Dasar...........................................................................................6
2.3. Definisi Atletik....................................................................................................7
2.4. Definisi Bermain.................................................................................................8
2.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pola bermain pada anak.........................8
2.5 Definisi Anak-anak..............................................................................................9
BAB III........................................................................................................................10
PEMBAHASAN..........................................................................................................10
3.1 Kondisi Dampak Anak Tidak Terlatih Gerak Dasar..........................................10
3.1.1 Perkembangan Koordinasi Gerak Tidak Meningkat...................................10
vi
3.1.2 Perkembangan Keseimbangan Tidak Meningkat........................................10
3.2 Faktor Penyebab Anak Tidak Menguasai Gerak Dasar.................................11
3.3 Keefektifan Bermain dalam Memotivasi Anak-anak berlatih gerak dasar....12
3.4 Metode Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain......................................13
3.5 Keefektifan Metode Latihan Gerak Dasar Atletik.............................................19
3.5.1 Gerakan-gerakan Berjalan...........................................................................19
3.5.2 Gerakan-gerakan Dasar Berlari...................................................................19
3.5.3 Gerakan-gerakan Dasar Loncat...................................................................20
3.5.4 Gerakan -gerakan Dasar Melempar.............................................................21
3.6 Dampak Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Pada Anak..................22
3.7 Perkembangan Perilaku Gerak Sebagai Kualitas Gerak Dasar..........................22
BAB IV........................................................................................................................23
PENUTUP...................................................................................................................23
4.1 Kesimpulan........................................................................................................23
4.2 Saran..................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................25
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang MasalahBelajar motorik merupakan cabang keterampilan dari ilmu keolahragaan yang
tidak dapat dipisahkan fungsinya yaitu sebagai dasar pembentukan gerak dasar yang
baik dan benar, kualitas kemampuan gerak dasar haruslah dimiliki oleh anak-anak
karena dengan gerak dasar yang baik dan benar, maka ketika anak akan ditargetkan
menjadi atlet profesional maka gerakan spesialisasi dari setiap cabang olaharaga akan
mudah terpelajari hingga si anak tersebut memiliki suatu keterampilan khusus gerak
pada cabang olahraganya masing-masing.
Lembaga Pendidikan Formal khususnya Sekolah Dasar di Indonesia, dalam
sistem pendidikan keolahragaanya menuntut anak didik untuk berprestasi dengan cara
latihan layaknya seorang atlet Profesional, dalam ajang O2SN atau Olimpiade
Olahraga Siswa Nasional sehingga para guru lupa akan latihan gerak dasar
sesngguhnya, para guru langsung saja memberikan beban latihan dengan gerak
spesialisasi dari cabang Olahraga si anak itu sendiri padahal dengan cara seperti itu
kemampuan gerak dasar si anak akan berkurang.
Anak-anak dalam aktifitasnya sangat menyukai aktifitas bermain sehingga
bermain sering disebut sebagai masanya anak-anak, atletik merupakan salah satu
cabang olahraga yang dalam gerakannya terdapat semua gerak dasar yaitu Jalan,
Berlari, Melompat/Meloncat, Menangkap dan Melempar sehingga cabang oalahraga
ini disebut sebagai Induk dari Segala Cabang Olahraga, dalam atletik banyak gerakan
yang dapat dimodifikasi sebagai bentuk permainan olahraga yang sangat
menyenangkan dan dalam gerakannya akan menarik perhatian anak-anak dalam
berlatih dan mempelajari gerak sehingga terciptanya tujuan yaitu meningkatkan
kualitas gerak dasar anak-anak yang nantinya akan direncanakan menjadi atlet yang
profesional.
Anak-anak pada dasarnya senang sekali akan bergerak aktif namun yang
dimaksud bergerak aktif di sini yaitu bergerak bebas yaitu dengan bermain, namun
untuk bergerak aktif tersebut anak-anak perlu bimbingan sehingga gerakan yang
viii
ditimbulkan menghasilkan gerakan otomatisasi yang baik dan benar, pembinaan ini
juga tidak menekan pada kemauan diri anak, pembinaan harus bisa membawa
suasana di mana hati seorang anak riang dan gembira. Pengalaman mempelajari
gerakan motorik yang sulit berdampak penting bagi motivasi dan pencapaian
akademis di sekolah. Fungsi motorik pada tahun pertama kehidupan anak
berhubungan dengan proses mempelajari bahasa, kemampuan akademik dasar dan
akademik secara keseluruhan. Untuk membuktikan hal ini, peneliti mempelajari
hubungan antara kebugaran jantung (kardiovaskuler), kinerja motorik, serta skill
membaca dan matematika pada anak-anak.
Kurangnya pemaahaman tentang kualitas gerak dasar ini juga dilatar
belakangi oleh dilanggarnya sistem pendidikan di Indonesia di mana banyak guru
yang seharusnya mengajar sesuai dengan studi guru tersebut malah sebaliknya masih
banyak guru Penjas yang berlatar belakang Sarjana Agama maupun yang lainnya
padahal dalam konteks ini kesalahan dalam pengajaran dapat menyebabkan yang
disebut dengan malapraktik.
Malapraktik yang berlangsung terus menerus akan berdampak pada buruknya
hasil pengajaran dari seorang guru yang diserap oleh siswa terutama siswa-siswa
yang masih dikatakan anak-anak. Untuk meminimalisir dan mengatasi masalah
tersebut haruslah banyak solusi yang memungkinkan untuk dijalankan dimana
penelitian-penelitiahn tentang ilmu perkembangan motorik harus sudah
disosialisasikan kepada masyarakat baik itu praktisi pendidikan Olahraga maupun
praktisi dari keilmuan lain.
Dari kasus-kasus di atas sudah jelas bahwa gerak dasar yang diajarkan sejak
dini adalah penting sebagai upaya dalam membentuk kualitas gerak anak-anak
sehingga gerak dasar mencapai kualitas dalam aspek kekuatan, perkembangan
fleksibilitas, perkembangan keseimbangan, oleh karena itu makalah ini adalah upaya
alternatif yang bisa ditawarkan untuk mengatasi permasalahan yang telah diuraikan di
atas.
ix
1.2 Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, pemakalah mengidentifikasikan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana dampak akibat tidak terlatihnya gerak dasar pada anak-anak ?
2. Apa faktor penyebab anak-anak tidak menguasai gerak dasar ?
3. Bagaimana bermain dapat memotivasi anak-anak untuk melatih gerak dasar ?
4. Bagaimana efektifitas metode latihan gerak dasar atletik dalam bermain
sebagai upaya peningkatan kualitas gerak dasar pada ana-anak ?
1.3 Perumusan MasalahBagaimana Latihan Gerak Dasar Atletik dalam Bermain dapat diterapkan
dalam upaya peningkatan kualitas gerak dasar pada anak-anak.
1.4 Pembatasan MasalahBerdasarkan perumusan masalah di atas, maka pemakalah membatasi masalah
pada “ Latihan-latihan gerak dasar atletik dalam bermain yang diterapkan sebagai
upaya peningkatan kualitas gerak dasar anak-anak.
1.5 Tujuan Makalah1. Memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai pentingnya gerak dasar
yang baik dan benar.
2. Memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai gerak-gerak dasar atletik
dalam bermain yang dapat diterapkan dalm peningkatan kualitas gerak dasar
anak-anak.
3. Memberikan salah satu metode dalam peningkatan gerak dasar pada anak-
anak.
4. Menyadarkan praktisi olahraga dalam pembinaan peserta didik baik atlet
maupun siswa di sekolah dalam peningkatan kualitas gerak dasar.
5. Sebagai salah satu syarat untuk menjadi warga tetap Asrama Mahasiswa Islam
Sunan Giri.
x
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hakikat Latihan
2.1.1 Definisi LatihanMenurut Bompa (1994: 3) latihan merupakan suatu kegiatan olahraga yang
sistematis dalam waktu yang panjang, ditingkatkan secara bertahap dan perorangan,
bertujuan membentuk manusia yang berfungsi fisiologis dan psikologisnya untuk
memenuhi tuntutan tugas.1
Dari penjelesan di atas dapat diartikan beberapa kata penting yaitu sistematis
addalah teratur atau terstruktur dan bertahap kemudian dalam jangka waktu yang
lama dapat diartikan latihan tidak hanya sekali atau dua kali namun dalam prosesnya
membutuhkan waktu yang lama, kemudian berulang-ulang mengandung arti latihan
agar dapat menimbulkan gerakan yang otomatisasi harus diulang-ulang jika gerakan
mencapai tingkat yang sempurna. Progresif mengandung arti latihan harus dapat
beradaptasi dengan beban latihan yang telah dilakukan.
2.1.2 Dosis LatihanMenurut Bompa (1994), Volume latihan dapat berupa durasi, jarak tempuh
dan jumlah pengulangan/ repetisi.2 Berarti dosis latihan membahas mengenai ukuran
beban latihan yang harus dilakukan oleh seseorang untuk jangka waktu tertentu.
Menurut teori latihan ada dua bentuk dosis latihan yaitu dosis ekternal dan dosis
internal. Dosis ekternal ( outer load ) adalah jumlah beban kerja yang dirancang bagi
seorang atlet yang menyusun kerangka sesi dari suatu program latihan. Untuk
menyusun program latihan yang benar, seorang pelatih perlu mengenal karakteristik
dosis eksternal. Komponen dosis ekternal adalah volume, yaitu jumlah kerja yang
ditampilkan selama satu sesi latihan atau suatu fase latihan.
2.1.3 Prinsip-prinsip LatihanProgram latihan hendaknya menerapkan prinsip-prinsip dasar latihan guna
1 Sigit, N. Pengaruh Latihan Sirkuit ( Circuit Training ) Terhadap Daya Tahan Aerobik (VO2 Max) Mahasiswa PKO FIK UNY. Jurnal Of UNY.ac.id. h.32 Ibid
xi
mencapai kinerja fisik yang maksimal bagi seseorang. Prinsip-prinsip dasar latihan
yang secara umum harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Prinsip beban berlebih ( the overload principles )
Menurut Bompa (1994: 29) bahwa pemberian beban latihan yang melebihi
kebiasaan kegiatan sehari-hari secara teratur. Hal itu bertujuan agar sistem
fisiologis dapat menyesuaikan dengan tuntutan fungsi yang dibutuhkan untuk
tingkat kemampuan tinggi3. Berdasarkan penjelasan bompa latihan dalam
jadwalnya harus dilaksankan secara progresif agar dalam perkembangannya tubuh
dapat beradaptasi dengan beban latihan setiap kalinya.
Latihan bersifat progresif, artinya dalam pelaksanaan latihan dilakukan
dari yang mudah ke yang sukar, sederhana ke kompleks, umum ke khusus, bagian
ke keseluruhan, ringan ke berat, dan dari kuantitas ke kualitas, serta dilaksanakan
secara kontinyu, maju dan berkelanjutan. Jadi dapat dikatakan bahwa dalam
proses latihan harus dilakukan secara kontinyu dan meningkat melanjutkan
latihan sebelumnya.
Pembebanan harus terus ditingkatkan secara bertahap sehingga mampu
memberikan pembebanan pada fungsi tubuh. Jadi dalam membuat dan
melaksanakan sebuah program latihan harus berpegang pada prinsip beban
berlebih (overload) untuk meningkatkan kemampuan secara periodik.
2) Prinsip kekhususan ( the principles of specificity )
Prinsip Kekhusuan maksudnyaa adalah postur tubuh seorang atlet dapat
terbaca sesuai dengan cabang olahraga yang ditekuni atlet tersebut. program
latihan yang baik harus dipilih secara khusus sesuai dengan kebutuhan atau tujuan
yang hendak dicapai. Misalnya, program latihan untuk menurunkan berat badan,
maka pilih latihan aerobik setelah itu lakukan latihan untuk pengencangan otot
dengan menggunakan latihan beban (weight training). Dalam melakukan latihan,
setiap bentuk rangsang akan direspon secara khusus oleh setiap orang atau
olahragawan. Bentuk latihan yang diberikan sesuai dengan tujuan olahraga yang
diinginkan.
3 Ibid
xii
3) Prinsip individual ( the principles of individuality )
Bompa (1994: 35) menjelaskan bahwa latihan harus memperhatikan dan
memperlakukan seseorang sesuai dengan tingkatan kemampuan, potensi,
karakteristik belajar dan kekhususan olahraga.4 Berarti Seluruh konsep latihan
harus direncanakan sesuai dengan karakteristik fisiologis dan psikologis
seseorang, sehingga tujuan latihan dapat ditingkatkan secara wajar karena
kemampuan seseorang dalam hal ini dalah berbeda, setiap orang memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Setiap individu mempunyai potensi dan kemampuan yang berbeda-beda.
Selain potensi dan kemampuan yang berbeda, faktor kematangan, lingkungan,
latar belakang kehidupan, serta pola makannya pun berbeda, sehingga akan
berpengaruh terhadap aktivitas olahraga yang dilakukannya. Oleh karena itu,
dalam menentukan beban latihan harus disesuaikan dengan kemampuan
masing-masing individu dan tidak boleh disamaratakan.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa latihan merupakan
sebuah aktivitas fisik yang dilakukan secara sistematis, dalam jangka waktu yang
panjang, dilakukan berulang-ulang, meningkat, dan dengan sebuah metoda tertentu
sesuai tujuan yang diinginkan. Proses berlatih yang dilakukan secara teratur,
terencana, berulang-ulang dan semakin lama semakin bertambah bebannya, serta
dimulai dari yang sederhana ke yang kompleks.
2.2. Definisi Gerak DasarSebelum memahami definisi gerak dasar kita perlu memahami terlebih dahulu
pengertian gerak Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia gerak adalah peralihan
tempat atau kedudukan baik hanya sekali maupun berkali-kali.5
Menurut Singer Kemampuan gerak dasar mempunyai pengertian yang sama
dengan kemampuan gerak (motor ability), yang berarti keadaan segera dari seseorang
untuk menampilkan berbagai variasi keterampilan gerak.6 Sedangkan menurut
Schdmit Gerak Dasar adalah Kemampuan merupakan ciri individu yang diwariskan 4 Ibid5 http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php (diakses pada 05 Nopember 2013)6 http://abc.kuliahgratis.net/kemampuan-gerak-dasar/ (diakses pada 08 Nopember 2013)
xiii
dan relatif menetap, yang mendasari serta mendukung terbentuknya keterampilan.
Sementara itu keterampilan mengacu secara spesifik pada tugas tertentu serta dicapai
dengan latihan serta pengalaman.
Gerak dasar merupakan gerak yang yang harus dikuasai seseorang untuk
memperoleh gerakan yang sempurna.gerak dasar yng harus dilatih dan dikuasai pada
masing-masing indivdu berbeda bergantung pada perkembangan individu itu sendiri,
gerak dasar pada anak kecil yang harus dikuasai pada umumnya yaitu gerakan-
gerakan berjalan, berlari, meloncat, berjengket, melempar, menangkap, dan memukul.
Gerak dasar yang harus dikuasai pada anak-anak yaitu berjalan, berlari, mendaki atau
memanjat, meloncat, berjengket, menconklang, mengguling, lompat tali, menyepak,
melempar, menangkap, memukul, memangtul-mantul bola, berenang.
Kemampuan gerak dasar menurut M. Furqon, (2002: 30) terkategorikan ke
dalam (a) gerak dasar non-lokomotor; yakni gerak yang dilakukan di tempat atau
tidak berpindah tempat. (b) gerak dasar lokomotor; adalah gerak yang dilakukan
dengan berpindah tempat, dan (c) gerak dasar manipulatif; adalah gerak untuk
bertindak melakukan suatu bentuk gerak dari anggota tubuh secara lebih trampil.7
Kategori dan contoh gerakan kemampuan gerak dasar tersaji dalam gambar 2 berikut
2.3. Definisi AtletikAtletik merupakan salah satu unsur Pendidikan Jasmani dan Kesehatan juga
merupakan komponen-komponen pendidikan keseluruhan yang mengutamakan
aktivitas jasmani serta pembinaan hidup sehat dan pengembangan jasmani, mental,
sosial dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang.8 Dari penjelasan tersebut
dapat diambil pengertian aletik dapat dijaikan sebagai media dalam pendidikan
jasmani yang mengutamakan latihan beba prestasi atau media bermain dalam
penyempurnaan gerak daan ppeningkatan kebugaran jasmani.
7 Ibid8 Mochamad Djumidar A. Widya, Belajar Berlatih Gerak-Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain. (Jakarta: CV. Gramada Offset, 2004) h. 2
xiv
2.4. Definisi BermainMenurut Miller B.F dalam Sujono Riyadi (2009), bermain merupakan cara
ilmiah bagi seorang anak untuk mengungkapkan konflik yang ada dalam dirinya yang
pada awalnya anak belum sadar bahwa dirinya sedang mengalami konflik. Bermain
pada dasarnya adalah proses experimental learning, dimana pelakunya mengalami
dan merasakan secara langsung.9
Dalam pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah media
bagi anak dalam beraktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan kesenangan tanpa
memperhitungkan hasil akhir dari aktivitas tersebut untuk belajar berkomunikasi,
menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan dan
mengenal waktu, cara, serta suara. Suatu aktivitas yang langsung, spontan di mana
seorang anak berinteraksi dengan orang lain, benda-benda di sekitarnya, dilakukan
dengan senang (gembira), atas inisiatif sendiri, menggunakan daya khayal
(imaginatif), menggunakan panca indera, dan seluruh anggota tubuhnya. Banyak
sekali yang bisa dihasilkan melalui bermain antara lain Efek gembira/kesenangan,
Spontan, sukarela, Fokus pada makna dan bukan hasil akhir.
2.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pola bermain pada anakMenurut Sujono Riyadi ada lima faktor yang mempengaruhi pola bermain
pada anak, yaitu tahap perkembangan dalam konteks ini setiap perkembangan
mempunyai potensi/keterbatasan dalam permainan. Status kesehatan Pada anak yang
sedang sakit kemampuan psikomotor/kognitif terganggu. Sehingga ada saat-saat anak
sangat ambisius pada permainannya dan ada saat- saat dimana anak sama sekali tidak
punya keinginan untuk bermain. Jenis kelamin, pada saat usia sekolah biasanya anak
laki-laki malu bermain dengan anak perempuan, mereka sudah bisa membentuk
komunitas sendiri, dimana anak wanita bermain sesama wanita. Tipe dan alat
permainan pun akan berbeda. Lingkungan, Lokasi dimana anak berada sangat
mempengaruhi pola permainan anak, seperti pola bermain anak-anak di kota-kota
besar berbeda dengan pola bermain anak-anak di desa , Alat permainan Yang cocok
9 Pepen Supendi, 50 Permainan Menyenangkan di Indoor dan Outdoor. (Jakarta : Penebar Plus, 2007) hal. 11
xv
Disesuaikan dengan tahap perkembangannya sehingga anak menjadi senang untuk
menggunakannya.
2.5 Definisi Anak-anakMenurut ilmu perkembangan motorik Anak-anak disebut juga Anak besar
yaitu anak yang berumur 6 sampai dengan 10 tahun untuk anak perempuan dan antara
6 sampai 12 tahun untuk anak laki-laki secara proporsional pertumbuhan fisik anak
besar relatif melambat dibanding dengan pada masa anak kecil dan masa bayi,10
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dimbil sebuah inti sari penjelasan yaitu pada
dasarnya di Indonesia anak-anak yaitu pada umumnya seseorang yang sedang duduk
dalam jenjang bangku sekolah dasar.
Kemampuan fisik anak-anak yang cukup besar adalah :
1. Perkembangan Kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan fisik yang dihasilkan dari kemampuan
konraksi otot dalam mengangkat atau menahan beban.11
2. Perkembangan Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah kualitas yang memungkinkan suatu segmen bergerak
semaksimal mungkiin menurut kemungkinan gerak (Range of movement).12
3. Perkembangan Keseimbangan
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahanakan posisi tubuh
untuk tidak bergoyang atau roboh.
10 Sugiyanto, Pertumbuhan dan Perkembangan Gerak, (Jakarta : Komite Olahraga Naasional Indonesia, 1993) h. 1511Ibid12 Giulio Onesti, Basic Book Of Sport Physiologi ,(International Olympic Comite,1978)
xvi
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kondisi Dampak Anak Tidak Terlatih Gerak DasarPada anak kecil perkembangan fisik berada pada suatu tingkatan di mana
secara organis telah memungkinkan untuk melakukan beberapa macam gerak dasar
dengan beberapa variasinya.13 Berdasarkan pernyataan tersebut, anak-anak
merupakan golden agenya dalam pembinaan pengembangan motorik gerak dasar
sehingga jika pada usia tersebut pembinaan dilakukan dengan tujuan pencapaian
gerak dasar yang baik pun akan terwujud, namun ada beberapa hal yang perlu
dipertanyakan bagaimana jika dalam usia tersebut tidak dilakukan pebinaan latihan
dalam upaya pengembanngan kulitas dalam gerak dasar ?
3.1.1 Perkembangan Koordinasi Gerak Tidak MeningkatKoordinasi gerak adalah kemampuan seseorang dalam menggerakan tubuhnya
secara serasi dari waktu ke waktu. Kemampuan kontrol tubuh individu sangat
diperlukan, dalam hal ini hubungannya yaitu bila kemampuan kontrol tubuh individu
itu sendiri baik maka individu tersebut dapat menggerakan tubuhnya sesuai
kemauannya.
Dari pembahasan tersebut berarti menurunnya koordinasi gerak yaitu
kurangnya anak dalam melakukakan gerakan-gerakan keterampilan yang dikarenakan
anak tidak melakukan latihan atau tidak terbiasa melakukan gerakan-gerakan atau
aktifitas pembelajaran gerak dasar. Oleh sebab itu kemampuan koordinasi gerak
dinilai berdasarkan kemampuan melakukan gerakan-gerakan keterampilan.
3.1.2 Perkembangan Keseimbangan Tidak Meningkat Keseimbangan adalah merupakan kualitas dalam kemampuannya
mempertahankan posisi agar tidak berubah dan roboh. Perkembangan keseimbangan
dinamik terjadi Anak kecil, tetapi pada anak laki-laki sedikit dibanding perempuan
dalam hal keseimbangan dinamik ini.
13 Samsudin, Pembelajaran Motorik Di Taman Kanak-kanak.( Jakarta: Litera, 2007). h. 20
xvii
Sudah jelas paparan dia atas peningkatan keseimbangan terjadi pada usia
tertentu yaitu usia masa pembinaan gerak dasar jika pada usia tersebut tidak dilatih
tentang keterampilan-keterampilan gerak dasar maka perkembangan keseimbangan
pun tidak akan meningkat.
3.2 Faktor Penyebab Anak Tidak Menguasai Gerak DasarJika melihat kondisi kekinian di Negara Indonesia di mana individu pada usia
anak-anak sudah dibebani latihan-latihan dalam pencapaian berpresatasi namun hal
ini sangat tidak dibenarkan dalam ilmu perkembangan motorik karena pada usia
tersebut bukanlah masanya anak diberikan beban latihan gerak spesialisasi dari suatu
caabang olahraga tertentu salah satu contohnya adalah O2SN, Guru di sekolah
dengan jatah belajar mengajar hanya 2 jam namun dituntut agar anak berprestasi
dalam event tersebut ini dapat menyebabkan guru-guru di sekolah khususnya sekolah
dasar menekankan anak untuk berlatih terus menerus dalam 1 kecabangan sehingga
keampuan gerak dasar anak secara umum tidak meninngkat atau berkembang yang
berkembang hanya gerak dasar dari 1 cabang olahraga yang dilatih tersebut. Anak
harus diberikan permainan-permainan cabang olahraga bebas tanpa adanya beban
latihan yang berlebih atau tidak terus menerus dalam 1 cabang olahraga.
Dari uraian di atas dapat dibuktikan dengan uji sampel dengan menggunakan
tes antropometri sejumlah atlet taekwondo, Polo air dan Tenis yaitu dengan metode
Side Step, Sit and Reach dan SVT. Serta data hasil prestasi atlet.
Tabel 3.1
Uji Sampel Kualitas Gerak Dasar Sejumlah Atlet Takewondo, Polo air, dan Tenis
No Nama Prestasi Atlet Mulai Latihan
Side Step
Sit and Reach
SVT
1 Kiki Perak Kejurnas UNS SD K2 33 18,5 14,00
2 Astari Perunggu POMDA SD 28 19,4 15,4
3 Aril Emas Sea Games SMP 33 23,4 17,00
5 Ayub - SMA 37 17 16,8
xviii
3.3 Keefektifan Bermain dalam Memotivasi Anak-anak berlatih gerak dasarSeperti yang telah dikaji dalam pustaka di atas bermain merupakan proses
experimental learning, di mana pelakunya mengalami dan merasakan secara
langsung. Hal ini berbeda dengan kegiatan belajar di ruang kelas yang lebih
menonjolkan salah satu aspek misalnya aspek kognitif. Sangat banyak yang keliru
mempersepsikan antara kegaiatan berlatih dan bermain, setiap orang berpendapat
bahwa berlatih identik dengan kegiatan serius dan membosankan sehingga
menghilangkan minat anak-anak yang ingin melaksanakan aktifitas tersebut. Bermain
merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan dan disukai oleh anak-anak.
Anggapan bahwa bermain dan berlatih adalah sesuatu hal yang sangat
kontradiktif tidaklah benar, karena kegiatan berlatih juga bisa menjadi fun game
seperti halnya bermain petak umpet bahkan kegiatan bermain bisa digabung bersama
dengan kegiatan berlatih. Dengan demikian berlatih dan bermain dapat dijalankan
bersama-sama, melakukan latihan dengan metode bermain.
Jika ditinjau secara general memang kegiatan berlatih dan belajar berbeda,
meskipun demikian aktifitas bermain tidak berperan penting. Keterampilan lain yang
berhubungan dengan basic life skill, seperti keterampilan berkomunikasi,
bersosialisasi, bernegosiasi, dan bekerja sama dengan tim, bisa dipelajari dari proses
bermain. Dengan demikian berlatih dan bermain mempunyai peranan yang sama
penting dan keduanya saling mengisi.
Di mata anak-anak ada beberapa alasan kenapa bermain dibutuhkan sebagai
media pembelajarannya, alasan itu antara lain Pada saat masih anak-anak Individu
ingin senang, tidak repot karena kematangan berfikirnya belum sempurna. Karena
saat anak-anak individu kurang punya pekerjaan, maka individu tersebut melakukan
sesuatu yang disenangi yaitu bermain. Pada dasarnya, semua orang, kecil besar, muda
tua senang bermain. hanya saja, mereka punya kesibukan tersendiri.
Minat bermain menurut sekala umur dapat dilihat sebagai berikut :
xix
Persentassi0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
3-8 tahun9-11 tahun12-22 tahun23-45 tahun45 tahun
3.4 Metode Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam BermainMetode latihan yang dimaksud disini bukanlah bagian-bagian aksi motorik
yang pengkoordinasiannya dalam suatu gerakan. Tidak mungkin di sini akan
membahas gerak tentang koordinasi gerak, dimana gerak yang dilaksanakan
hanyalah berupa kegiatan gerak yang diambil dari teknik-teknik atletik yang
dilakukan dengan memperkaya berbagai macam gerakan yang digabungkan menjadi
satu penggabungan atau pengkoordinasian yang dimodifikasi ke dalam suasana
bermain. Bila membicarakan metode gerakan, maka dengan sendirinya sekurang-
kurangnya harus membahas tentang koordinasi dasar gerakan yang terdiri dari
beberapa komponen, di antaranya adalah struktur dasar gerakan, Iima gerakan,
hubungan gerakan, luas gerakan, kelancaran gerakan, kecepatan gerakan, ketepatan
gerakan serta kekonstanan gerakan.
Berikut data-data beberapa Metode Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam
Bermain :
Tabel 1 Metode Latihan Gerak Dasar Berjalan
(Sumber : Mochamad Jumidar : 16)
No Nama Gerakan
1 Berjalan berkelompok sambil memegang bahu diiringi dengan bernyanyi.
2 Berjalan di atas satu kaki berpasangan berdua, bertiga dan seterusnya.
3 Berjalan sambil berpegangan tangan, dengan tempo bervariasi dari arah kanan
xx
Persentassi0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
3-8 tahun9-11 tahun12-22 tahun23-45 tahun45 tahun
ke arah kiri secara bergantian.
4 Berjalan sambil berpegangan dalam formasi bersyaf satu per satu melintasi di
antara teman hingga semua melakukannya.
5 Berjalan dan meloncat dilakukan berpasangan berdua atau bertiga, bahkan
dapat dilakukan dengan kelompok yang lebih banyak yang jumlahnya ganjil,
satu orang berada di antara kelompok sebagai pusat pegangan.
6 Berjalan di antara rambu-rambu yang terbuat dari balok atau botol plastik
yang berwama-warni dengan bentuk lapangan dua buah segi tiga sama besar.
7 Berjalan berpasangan melalui lorong di antara kedua segitiga. Kegiatan ini
dapat dilakukan dengan cara jalan menyamping, mundur, silang, jinjit, dan
sebagainya.
8 Berjalan sambil berpegangan, bergandengan ke samping sambil memegang
pundak atau sikut dengan gerak langkah yang seirama.
9 Berjalan dengan formasi lingkaran dan melintasi garis tengah dari lingkaran
tersebut. Kegiatan ini dapat divariasikan dengan gerak lainnya seperti jalan di
tempat, jalan seperti jalannya kaki seseorang yang berbentuk X dan O.
10 Berjalan dengan formasi mata angin yang dibentuk oleh 7 rambu- rambu yang
terbuat dari balok, botol plastik atau bendera-bendera kecil yang berwarna.
Kegiatannya dapat dikombinasikan dengan permainan jalan beranting.
11 Berjalan dengan formasi bintang bermata empat yang dibatasi oleh 8 buah
rambu. Bentuk kegiatan dapat dikombinasikan seperti jalan loncat, jalan jinjit,
jalan mundur, jalan menyamping, jalan di atas satu kaki, dan lain sebagainya.
12 Berjalan berpasang-pasangan dan yang di belakang menirukan gerakan jalan
temannya yang di muka apa pun yang dilakukannya, di belakang harus dan
selalu menirukan gerakan temannya bergantian memimpin.
13 Sama halnya dengan kegiatan di atas, tetapi dilakukan dengan kelompok yang
lebih banyak lagi.
14 Berjalan dengan mengitari lapangan yang berbentuk segi empat.
15 Berjalan dan berlari sambil mengitari lingkaran yang dibentuk oleh tali.
Gerakannya diselingi gerak loncat dan gerakan lainnya. Kegiatan ini
xxi
dilakukan bergantian, sesaat menjadi lingkaran, sesaat menjadi pelaku.
16 Berjalan dan berlomba dalam kelompok-kelompok. Setiap anak harus masuk
ke dalam lingkaran rotan/simpai (dipakai dalam permainan hula hoop) seperti
orang memakai celana.
17 Berjalan dan berlomba dalam kelompoknya memasuki simpai seperti orang
masuk lorong satu per satu hingga semua melakukannya. Kelompok yang
lebih cepat dapat dinyatakan sebagai pemenang.
18 Melangkah sambil mengangkat lutut melewati simpai-simpai yang telah
disusun lurus, kemudian melengkung atau membentuk huruf Z dan lain
sebagainya.
19 Berjalan melewati kotak-kotak yang telah disusun sedemikian rupa untuk
memberikan motivasi anak.
20 . Kegiatan berjalan dengan menyusun kotak-kotak berderet-deret dengan
melewati beberapa baris kotak, kegiatan tersebut dapat dikombinasikan
dengan suatu permainan menyerupai kereta api, dan sebagainya.
21 Berjalan dan berlari dengan menggunakan alas-alas kotak dan simpai.
Kegiatan tersebut melangkah selebar simpai-simpai tersebut dan setelah itu
kembali jalan normal.
22 Berjalan membentuk iringan kereta api dengan melewati bangku swedia
Manfaat dari latihan tersebut yaitu dapat meningkatkan suatu kondisi yang baik
bagi anak-anak kondisi yang dimaksud adalah adanya perbaikan dari aspek fisik
seperti :
a. Memperbaiki sikap jalan
b. Meningkatkan daya tahan
c. Meninkatkan keterampilan jalan
d. Meninngkatkan kekuatan
Di samping kemampuan fisik meningkat maka maka secara mental pun
diharapkan lebih baik seperti :
a. Meningkatkan rasa percaya diri
xxii
b. Meningkatkann keberanian
c. Meningkatkan rasa kebersamaan
d. Meninngkatkan rasa disiplin probadi
Tabel 2 Metode Latihan Gerak Dasar Berlari
(Sumber : Mochamad Jumidar : 16 )
No Metode Latihan
1. Lari cepat
-Pindah tempat
-Berpindah tempat dengan kecepatan
-Lari dengan berubah arah
-Lari cepat
2. Lari Sambung-Permainan estafet
-Lomba lari beranting
3 Pengenalan cara start lari
-Permainan roti-rotan
-Sama dengan kegiatan tetapi dalam posisi
jongkok.
-Lomba start
-Kegiatan puncak
Manfaat dari latihan tersebut yaitu dapat meningkatkan suatu kondisi yang baik
bagi anak-anak kondisi yang dimaksud adalah adanya perbaikan dari aspek fisik
seperti :
a. Meningkatkan faktor kecepatan
xxiii
b. Meningkatkan faktor daya tahan
c. Meningkatkan kekuatan
d. Meningkatkan keterampilan
e. Meningkatkan Kelincahan
Setelah terpenuhinnya asek-aspek fisik tersebut maka diharapkan mampu
mmenangkap penyakit dengan kata lain tubuh memiliki kekebalan terhadap sesuatu
penyyakit.
Disamping kemampuan fisik meningkat maka secara mental juga diharpkan lebih
baik seperti :
a. Meningkatkan rasa percaya diri
b. Meningkatkan rasa keberanian
Tabel 3 Metode Latihan Gerak Dasar Loncat
(Sumber : Mochamad Jumidar : 56 )
No Metode kegiatan latihan
1. Kegiatan melakukan loncatan dengan menggunakan alat tali yang diletakkan di
tanah atau lantai menyerupai huruf "S".
2. Sama dengan kegiatan di atas hanya tali diletakkan lurus bentuk secara sejajar.
3. Loncat menggunakan simpai yang disusun secara berjajar sebanyak 5 buah.
4. Loncat melewati balok-balok dengan jumlah yang cukup banyak (10 buah).
5. Loncat menggunakan bangku swedia
6. Loncat dengaan menggunakan kotak atau box lompat. Membentuk huruf S
7. Loncat dengan menggunakan simpai yang disusun berbentuk lingkaran
8. Loncat dengan mengguanakan kotak yang disusun lingkaran.
Manfaat dari latihan tersebut yaitu dapat meningkatkan suatu kondisi yang baik
bagi anak-anak kondisi yang dimaksud adalah adanya perbaikan dari aspek fisik
seperti :
a. Meningkatkan kekuatan anak
b. Meningkatkaan daya tahan anak
c. Meningkatkan kelincahan anak
xxiv
d. Meninngkatkan kecepatan anak
e. Meningkatkan ketangkasan siswa
Setelah terpenuhinnya asek-aspek fisik tersebut maka diharapkan mampu
mmenangkap penyakit dengan kata lain tubuh memiliki kekebalan terhadap sesuatu
penyyakit.
Disamping kemampuan fisik meningkat maka secara mental juga diharpkan lebih
baik seperti :
a. Memiliki rasa percaya diri
b. Meningkatkan rasa keberanian
c. Meningkatkan rasa keberamaan
Tabel 4 Metode Latihan Gerak Dasar Lempar
(Sumber : Mochamad Jumidar : 110)
No Latihan
1 Belajar melempar dengan formassi, setelah melempar berpindah tempat kea
rah depaan, sedangkan lemparan harus silang.
2 Melakukan gerakan melempar dengan kaki kiri di tempatkan di depaan,
lakukan lemparan serempak, formasi berhadap-hadapan
3 Fariasi dalam menyusun kegiatan anak-anak dibagi dalam kelompok yang
tetap
4 Fariasi dalam menyusun kegiatan anak-anak dibagi dalam kelompok yang
bergerak dari tempat yang satu ke tempat yang lain.
5 Melempar sasaran kea rah simpai yang digantunng menggunakan bola
berekor formasi berbanjar sesuai baanyaknya sasaran
6 Belaajar gerak melempar dengan cara dipantulkan, pantulan harus di bawah
tali, formasi berhadap-hadapan
7 Melatih tempo/kekuatan lemparan
8 Melatih ketetapan lemparan
9 Melatih sikap lempran sesuai dengan yang dikehendaki
10 Gerakan sama dengaan formasi lebih renggang, lemparan harus diaarahkan ke
xxv
dalam liingkaran.
Manfaat dari latihan tersebut yaitu dapat meningkatkan suatu kondisi yang baik
bagi anak-anak kondisi yang dimaksud adalah adanya perbaikan dari aspek fisik
seperti :
a. Meningkatkan kekuatan
b. Meninngkatkan kecepatan
c. Meningkatkan daya tahan
d. Meningkkatkann kterampilan
e. Meningkatkan kelincahan
3.5 Efektifitas Metode Latihan Gerak Dasar Atletik
3.5.1 Gerakan-gerakan BerjalanJalan adalah suatu gerakan melangkah ke segala arah dilakukan oleh siapa
saja idak mengenal usia namun demikian jika gerakan jalan tidak diperhatikan dari
usia muda dikhawatirkn ada kelainan dalam berjalan, untuk itu perlu diinformasikan
gerakan jalan maupun bentuk-bentuk latihan dalam berjalan yang dapat dilakukan
secara bermain baik itu kelopmpok kecil maupun kelompok besar.
Hal ini membuktikan bahwa masalah tentang gerak dasar berjalan perlu
diperhatikan terutama bagi seorang anak yang akan ditargetkan menjadi atlet juara
dunia kelak di kemudian hari, permasalahannya saja sudah merupakan suatu
problema apalagi jika pembinaanya tidak sesuai dengan pola teknik yang benar pasti
akan menimbulkan permasalahan dengan dimenssi yang berlapis.
3.5.2 Gerakan-gerakan Dasar BerlariLari adalah frekuensi langkah yang dipercepat sehingga pada waktu berlari
ada kecenderungan badan melayang, yag artinya pada waktu lari kedua kaki tidak
meyentuh tanah sekurang-kurangnya satu kaki tetap menyentuh tanah.14 Hal ini
menunjukan bahwa Gerakan berlari merupakan perkembangan dari gerakan berjalan.
14 Ibid
xxvi
Gerakan dasar anggota tubuh pada saat berlari menyerupai gerakan berjalan.
Perbedaannya terletak pada irama ayunan langkah.
Berlari tidak banyak berbeda dengan berjalan, hanya saja akan lebih cepat
sampai tujuan dan gerakannya suatu saat melayang di udara atau agak melompat.
Gerakan berlari bisa digerakkan dengan berbagai kombinasi, misalnya berlari dengan
menyepak pantat dengan tumit di belakang, lari dengan mengangkat paha tinggi
dengan ayunan tangan, lari dengan langkah tergantung di udara, lari dengan langkah
panjang dan sebagainya. Gerakan ini dapat dilakukan dengan berpasangan dua-dua,
bertiga-bertiga ataupun dalam berkelompok kecil.
Joe Henderson mengatakan dalam bukunya cara terbaik olahraga lari yaitu
“Gunakan 10 tahunn pertama anda untuk mempelajari lari. Harapkan perbaikan
waktu lomba anda di sepanjang dekade tersebut.” 15 Untuk bisa melakukan gerakan
berlari maka diperlukan peningkatan kekuatan kaki dan koordinasi yang lebih baik
antara otot-otot penggerak (agonist) dengan otot-otot yang berlawanan (antagonist)
pada saat kaki melangkah. Kekuatan kaki yang lebih besar diperlukan untuk
menjejakan satu kaki tumpu agar terjadi gerakan melayang, dan untuk menahan berat
badan pada saat kaki lainnya mendarat, dan dilanjutkan menjejak untuk gerakan
langkah berikutnya. Koordinasi yang baik antara agonist dengan antagonist
diperlukan agar perpindahan dari satu langkah berikutnya yang relatif cepat bisa
dilakukan dengan lancar atau tidak terputus-putus.
3.5.3 Gerakan-gerakan Dasar LoncatGerakan meloncat mula-mula tampak atau bisa terbentuk dari gerakan
berjalan atau melangkah dari tempat yang agak tinggi ke tempat yang lebih rendah,
misalnya menuruni tataran tangga rumah atau turun dari bangku pendek. Apabila
anak berdiri di atas bangku pendek dan ingin turun dengan cara melangkah turun
maka akan terjadi loncatan kecil karena kaki tumpu belum mampu menahan berat
badan dengan menekuk lutut sampai kaki yang melangkah menapak di lantai.
Gerakan seperti itu bisa membentuk gerakan meloncat.
15 Joe Henderson, Cara terbaik Olahraga Lari, (Jakarta: Grafindo,1997) h. 6
xxvii
Penguasaan gerak meloncat berkembang sejalan dengan peningkatan kekuatan
kaki serta keseimbangan dan koordinasi tubuh. Gerakan meloncat yang mula-mula
dikuasai adalah dengan cara menumpu dengan satu kaki dan mendarat dengan satu
kaki yang lain. Gerakan yang dikuasai kemudian adalah menumpu dengan kedua kaki
bersama-sama. Gerakan meloncat dengan tumpuan kedua kaki dan mendarat dengan
kedua kaki baru dikuasai kemudian. Alat-alat yang dapat digunakan dalam
pembelajaran loncat dalam buku Mochamad Djumidar yaitu Tali, balok, ktak/box,
simpai, bangku swedia.
3.5.4 Gerakan -gerakan Dasar MelemparLempar adalah suatu gerakan yang menyalurkan tenaga pada suatu benda
yang menghasilkan daya pada benda tersebut dengan memiliki kekuatan ke depan
atau ke atas.16 Dapat disimpulkan Melempar adalah gerakan mengarahkan satu benda
yang dipegang dengan cara mengayunkan tangan ke arah tertentu. Gerakan ini
dilakukan dengan menggunakan kekuatan tangan dan lengan serta memerlukan
koordinasi beberapa unsur gerakan, Misalnya, lengan dengan jari-jari yang harus
melepaskan benda yang dipegang pada saat yang tepat. Untuk melakukannya dengan
baik maka anak memerlukan koordinasi gerak yang baik dengan gerakan bahu, togok,
dan kaki.
Dari berbagai penjelasan teknik-teknik dalam gerak dasar di atas dapat diambil
suatu jawaban manfaat dari teknik-teknik tersebut sangat berfungsi dalam membantu
proses pembuatan program latihan penguasaan gerak dasar pada Anak-anak.
3.6 Dampak Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Pada AnakPendidikan atletik pada jenjang Anak-anak adalah mengutamakan aktivitas
jasmani serta mengutamakan kebiasaaan hidup sehat, sehingga pendidikan atletik
dengan bermainnya berbeda dengan atletik yang dilakukan oleh orang dewasa untuk
tujuan prestasi. Prinsipnya adalah pembinaan proses dan kebenaran gerak. Sehingga
16 Ibid, Hal 107
xxviii
lebih berfungsi dan bertujuan untuk pemenuhan minat untuk bergerak, pengenalan
dasar-dasar gerak atletik dalam bentuk permainan, merangsang pertumbuhan dan
perkembangan jasmani (bertambahnya tinggi dan berat badan yang harmonis) serta
perkembangan gerak, memelihara dan meningkatkan kesehatan serta kesegaran
jasmani, membantu merehabilitasi kelainan gerak pada usia dini.
Melihat peran sentral dari cabang atletik terhadap pembelajaran Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan pada anak-anak, menuntut bagi seorang guru atau praktisi
olahraga untuk dapat merencanakan, melaksanakan, evaluasi, menyelenggarakan
tindak lanjut kegiatan belajar mengajar, membantu anak didik dalam upaya
memecahkan dan menyelesaikan masalah dalam aktivitas geraknya serta
meningkatkan kreatifitasnya dengan berbagai modifikasi-modifikasi dalam proses
pembelajaran penjaskes khususnya cabang atletik sehingga dapat menarik minat
siswa untuk bergerak dan mengembangkan gerak dasarnya, mengingat bahwa setiap
sekolah memiliki kemampuan yang berbeda-beda dari segi penyediaan sarana dan
prasarana pembelajarannya.
3.7 Perkembangan Perilaku Gerak Sebagai Kualitas Gerak DasarPerilaku gerak dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: kontrol gerak,
pembelajaran gerak, dan perkembangan gerak. Oleh karena itu, pengkajian dalam
salah satu dari bidang ini dapat dianggap sebagai penelitian perilaku gerak, hal ini
kaitannya dengan kesadaran gerak, Kesadaran gerak adalah kemampuan individu
dalam mengendalikan aktivitas otot-otot dan syaraf yang ada pada tubuhnya. Dalam
bergerak kita harus menyadari keberadaan diri kita dengan kondisi lingkungannya.
Dengan kesadaran gerak, hal ini berarti menimbulkan teori sebab dari
kesadaran gerak tersebut yang berakibat pada :
1. Panca Indera hubungannya dengan alat gerak tubuh jika terlatih akan
menimbulkan koordinasi yang baik misalnya saja kemampuan mata
dengan tangan pada cabang bulu tangkis.
2. Keseimbangan adalah suatu keadaan seimbang antara tenaga yang
berlawanan dengan menjaga pusat berat badan. Jika gerak dasar dilakukan
xxix
dengan baik dan benar niscaya otomatisasi akan kesimbangan pun akan
terlatih.
3. Waktu artinya kemampuan menduga waktu kedatangan didasarkan pada
ciri-ciri kecepatan jalannya bola, berat, dan jarak bola. Dengan kata lain
kemampuan individu mengantisipasi sesuatu benda yang datang
kepadanya.
4. Arah artinya kemampuan memahami dan menerapkan konsep arah seperti
atas, bawah, depan, belakang, dan sebagainya. Jadi, unsur-unsur kesadaran
gerak ini memiliki fungsi untuk mengoptimalkan tubuh dalam beraktivitas
sehingga seluruh alat tubuh dapat termanfaatkan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KesimpulanSetelah menelah dan menelusuri bagaimana Latihan Gerak Dasar Bermain
berperan dalam pengembangan kualitas gerak anak-anak, jika dilihat dari taknik
dan metodenya, peranan itu membantu perkembangan keterampilan gerak dasar
mulai dari gerak dasar berjalan sampai gerak dasar melempar, dan masih banyak
kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu :
1. Anak-anak merupakan masa keemasan dalam pembinaan pengembangan
motorik gerak dasar sehingga jika pada usia tersebut pembinaan dilakukan
tujuan pencapaian gerak dasar yang baik pun akan terwujud.
2. Menurunnya koordinasi gerak pada Anak-anak yaitu kurangnya anak dalam
melakukakan gerakan-gerakan keterampilan yang dikarenakan anak tidak
melakukan latihan atau tidak terbiasa melakukan gerakan-gerakan atau
aktifitas pembelajaran gerak dasar yang berdampak dari pembinaan yang
dilakukan oleh seorang pendidik tersebuut.
xxx
3. Melihat peran sentral dari cabang atletik terhadap pembelajaran Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan pada anak-anak, menuntut bagi seorang guru atau
praktisi olahraga untuk dapat merencanakan, melaksanakan, evaluasi,
menyelenggarakan tindak lanjut kegiatan belajar mengajar, membantu anak
didik dalam upaya memecahkan dan menyelesaikan masalah dalam aktivitas
kualitas geraknya serta meningkatkan kreatifitasnya dengan berbagai
modifikasi-modifikasi dalam proses pembelajaran penjaskes khususnya
cabang atletik sehingga dapat menarik minat siswa untuk bergerak dan
mengembangkan gerak dasarnya, mengingat bahwa setiap sekolah memiliki
kemampuan yang berbeda-beda dari segi penyediaan sarana dan prasarana
pembelajarannya.
4.2 Saran1. Banyak yang harus dibenahi dalam sistem kependidikan di Indonesia terutama
Pendidikan Jamani dan Kesehatan bahwasannya gerak dasar sangatlah penting
diajarkan kepada anak untuk selanjutnya diberikan spesialisasi gerak dalam
rangka pencapaian prestasi ketika menjadi atlet nanti.
2. Pemerintah harus segera menanggulangi dengan serius permasalahan yang
ada di mana anak diberikan latihan spesialisasi gerak dengan menekankan
prestasi di bidang keahlian dan keterampilan olahraga.
xxxi
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Djumidar, Mochamad, 2004, Belajar Berlatih Gerak-Gerak Dasar Atletik Dalam
Bermain. Jakarta: CV. Gramada Offset
Handerson, Joe, 1997, Cara terbaik Olahraga Lari, Jakarta: Grafindo
Samsudin, 2007. Pembelajaran Motorik Di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Litera
Sugiyanto, 1997, Pertumbuhan dan Perkembangan Gerak, Jakarta: Komita Olahraga
Nasional Indonesia
Onesti, Giulio, 1978, Basic Book Of Sport Physiologi ,International Olympic Comite,
Supendi, Pepen, 2007, Fun Game, Jakarta : Penebar Plus
INTERNET
http://abc.kuliahgratis.net/kemampuan-gerak-dasar/ (diakses pada 08 Nopember
2013)
http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php (diakses pada 05 Nopember 2013)
E Jurnal, Sigit, N. Pengaruh Latihan Sirkuit ( Circuit Training ) Terhadap Daya Tahan
Aerobik (VO2 Max)
xxxii
Recommended