View
64
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
SKENARIO C
I. KLARIFIKASI ISTILAH
- Routine antenatal appointment : pemeriksaan kehamilan untuk melihat keadaan
ibu dan janin yang dilakukan secara berkala diikti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan
- Spontaneous vaginal deliveries :persalinan pervaginam
- Induction of labour for postterm : persalinan yang diinduksi karena kehamilan
lewat waktu
- Postpartum haemorrhage : perdarahan setelah melahirkan dengan kehilangan
darah lebih dari 500 ml (vaginal delivery) dan 1000 ml (sc)
- Ultrasound examination : suatu teknik diagnostic pencitraan yang menggunakan
gelombang suara
- Breech presentation : bayi memasuki pelvis dengan bokong atau kaki pertama
sebagai lawan presentasi kepala normal pertama. Dalam posisi sungsang, bunyi
DJJ terdengar diatas simfisis.
- Malaise : perasaan yang tidak jelas dari ketidaknyamanan
- Dizzy : pusing
- Fetal Movement :pergerakan fetus didalam uterus biasanya terdeteksi pada
minggu ke 16 kehamilan
- Atypical antibodies :anti D antibody yang biasanya muncul pada respon
inkompatibilitas Rh
- Hard parts are palpabled in the right side of mother’s abdomen :
II. Identifikasi Masalah
1. Seorang wanita, 37 tahun G4P3A0. Semua persalinan spontan pervaginam kecuali
anak ketiga. Anak ketiga (3 tahun) dilahirkan dengan bantuan induksi akibat
kehamilan postterm dan dikomplikasi dengan PPH dengan 4 unit transfuse darah
(1000 ml).
2. Berdasarkan hasil USG didapatkan bahwa umur kehamilan 32 minggu. Ia dirujuk
dengan kemungkinan presentasi bokong (Breech presentation)
3. Dia mengeluh mual dan pusing. DIa hanya memakan makanan yang dapat ia beli
karena masalah ekonomi. Ia juga sering merasa lelah karena mengurus anak-
anaknya.
4. Pemeriksaan fisik
5. Pemeriksaan Laboratorium
III. Analisis Masalah
1. a. Bagaimana hubungan usia ibu dengan kehamilan pada kasus ini?(Afif, rohayu,
daniela, ayay)
b. Apa saja pemeriksaan rutin antenatal?(amoy, stepi, ayu, afif)
c. Bagaimana mekanisme persalinan spontan pervaginam? (dita, inda, ardi, amoy)
d. Apa saja indikasi induksi kehamilan?( daniela, ayay, arga, dita)
etiologi dan mekanisme kehamilan posterm?
Kehamilan lewat waktu juga biasa disebut serotinus atau postterm pregnancy,
yaitu kehamilan yang berlangsung selama lebih dari 42 minggu atau 294 hari
penyebab kehamilan lewat waktu adalah kelainan pada janin sehingga tidak ada kontraksi
dari janin untuk memulai proses persalinan. Kelainan janin tersebut antara lain anensephalus,
hipoplasia, kelenjar supra renal janin, dan janin tidak memiliki kelenjar hipofisa, kelainan pada
plasenta yang berupa tali pusar pendek dan kelainan letak kehamilan. Beberapa faktor penyebab
kehamilan lewat waktu adalah sebagai berikut:
Kesalahan dalam penanggalan, merupakan penyebab yang paling sering.
Tidak diketahui.
Primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan.
Defisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus, merupakan penyebab yang jarang terjadi.
Jenis kelamin janin laki-laki juga merupakan predisposisi.
Faktor genetik juga dapat memainkan peran.
Jumlah kehamilan atau persalinan sebelumnya dan usia juga ikut mempengaruhi
terjadinya kehamilan lewat waktu.
Bagaimana cara mendiagnosis Kehamilan lewat waktu (posterm pregnancy)?
Diagnosis kehamilan lewat waktu biasanya dari perhitungan rumus Naegele
setelah mempertimbangkan siklus haid dan keadaan klinis. Bila ada keraguan,
maka pengukuran tinggi fundus uterus serial dengan sentimeter akan memberikan
informasi mengenai usia gestasi lebih tepat. Keadaan klinis yang mungkin
ditemukan ialah air ketuban yang berkurang dan gerakan janin yang jarang.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam mendiagnosis kehamilan lewat
waktu, antara lain :
1. HPHT jelas.
2. Dirasakan gerakan janin pada umur kehamilan 16-18 minggu.
3. Terdengar denyut jantung janin (normal 10-12 minggu dengan Doppler, dan 19-20
minggu dengan fetoskop).
4. Umur kehamilan yang sudah ditetapkan dengan USG pada umur kehamilan kurang dari
atau sama dengan 20 minggu.
5. Tes kehamilan (urin) sudah positif dalam 6 minggu pertama telat haid.
Bila telah dilakukan pemeriksaan USG serial terutama sejak trimester pertama,
maka hampir dapat dipastikan usia kehamilan. Sebaliknya pemeriksaan
yang sesaat setelah trimester III sukar untuk memastikan usia kehamilan.
Diagnosis juga dapat dilakukan dengan penilaian biometrik janin pada trimester I
kehamilan dengan USG. Penyimpangan pada tes biometrik ini hanya lebih atau
kurang satu minggu.
e. Bagaimana etiologi dan mekanisme PPH?( ayu, afif, rohayu, daniela)
Etiologi
Etiologi dari perdarahan post partum berdasarkan klasifikasi di atas, adalah :
a. Etiologi perdarahan postpartum dini :
1. Atonia uteri
Atonia uteri dapat terjadi karena proses persalinan yang lama; pembesaran rahim
yang berlebihan pada waktu hamil seperti pada hamil kembar atau janin besar;
persalinan yang sering (multiparitas) atau anestesi yang dalam. Atonia uteri juga
dapat terjadi bila ada usaha mengeluarkan plasenta dengan memijat dan
mendorong rahim ke bawah sementara plasenta belum lepas dari rahim.
Perdarahan yang banyak dalam waktu pendek dapat segera diketahui. Tapi bila
perdarahan sedikit dalam waktu lama tanpa disadari penderita telah kehilangan
banyak darah sebelum tampak pucat dan gejala lainnya. Pada perdarahan karena
atonia uteri, rahim membesar dan lembek.Terapi terbaik adalah pencegahan.
Anemia pada kehamilan harus diobati karena perdarahan yang normal pun dapat
membahayakan seorang ibu yang telah mengalami anemia. Bila sebelumnya
pernah mengalami perdarahan postpartum, persalinan berikutnya harus di rumah
sakit.
Faktor predisposisi terjadinya atoni uteri adalah :
• Umur yang terlalu muda / tua
• Prioritas sering di jumpai pada multipara dan grande mutipara
• Partus lama dan partus terlantar
• Uterus terlalu regang dan besar misal pada gemelli, hidromnion / janin besar
• Kelainan pada uterus seperti mioma uteri, uterus couveloair pada solusio
plasenta
• Faktor sosial ekonomi yaitu malnutrisi
2. Laserasi Jalan lahir
Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan
postpartum. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan
postpartum dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh
robelan servik atau vagina.
- Robekan Serviks
Persalinan Selalu mengakibatkan robekan serviks sehingga servik seorang
multipara berbeda dari yang belum pernah melahirkan pervaginam. Robekan
servik yang luas menimbulkan perdarahan dan dapat menjalar ke segmen bawah
uterus. Apabila terjadi perdarahan yang tidak berhenti, meskipun plasenta sudah
lahir lengkap dan uterus sudah berkontraksi dengan baik, perlu dipikirkan
perlukaan jalan lahir, khususnya robekan servik uteri.
- Robekan Vagina
Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan luka perineum tidak sering
dijumpai. Mungkin ditemukan setelah persalinan biasa, tetapi lebih sering terjadi
sebagai akibat ekstraksi dengan cunam, terlebih apabila kepala janin harus
diputar.
Robekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan
speculum.
- Robekan Perineum
Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang
juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum umumnya terjadi digaris
tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus
pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin melewati pintu panggul bawah
dengan ukuran yang lebih besar daripada sirkum ferensia suboksipito bregmatika.
Laserasi pada traktus genitalia sebaiknya dicurigai, ketika terjadi perdarahan
yang berlangsung lama yang menyertai kontraksi uterus yang kuat
3. Hematoma
Hematoma terjadi karena kompresi yang kuat disepanjang traktus genitalia,
dan tampak sebagai warna ungu pada mukosa vagina atau perineum yang
ekimotik.
Hematoma yang kecil diatasi dengan es, analgesic dan pemantauan yang terus
menerus. Biasanya hematoma ini dapat diserap kembali secara alami. Hematoma
yang biasanya terdapat pada daerah-daerah yang mengalami laserasi atau pada
daerah jahitan perineum.
4. Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir selama 1 jam
setelah bayi lahir. Penyebab retensio plasenta :
A. Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena melekat dan tumbuh
lebih dalam. Menurut tingkat perlekatannya :
1) Plasenta adhesiva : plasenta yang melekat pada desidua endometrium
lebih dalam.
2) Plasenta inkreta : vili khorialis tumbuh lebih dalam dan menembus
desidua endometrium sampai ke miometrium.
3) Plasenta akreta : vili khorialis tumbuh menembus miometrium sampai ke
serosa.
4) Plasenta perkreta : vili khorialis tumbuh menembus serosa atau
peritoneum dinding rahim.
B. Plasenta sudah terlepas dari dinding rahim namun belum keluar karena atoni
uteri atau adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim (akibat
kesalahan penanganan kala III) yang akan menghalangi plasenta keluar
(plasenta inkarserata).
Bila plasenta belum lepas sama sekali tidak akan terjadi perdarahan
tetapi bila sebagian plasenta sudah lepas maka akan terjadi perdarahan. Ini
merupakan indikasi untuk segera mengeluarkannya.Plasenta mungkin pula
tidak keluar karena kandung kemih atau rektum penuh. Oleh karena itu
keduanya harus dikosongkan.
5. Subinvolusi
Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal involusi,
dan keadaan ini merupakan salah satu dari penyebab terumum perdarahan
pascapartum. Biasanya tanda dan gejala subinvolusi tidak tampak, sampai kira-
kira 4
hingga 6 minggu pascapartum. Fundus uteri letaknya tetap tinggi di dalam
abdomen/
pelvis dari yang diperkirakan. Keluaran lokia seringkali gagal berubah dari bentuk
rubra ke bntuk serosa, lalu ke bentuk lokia alba. Lokia bisa tetap dalam bentuk
rubra,
atau kembali ke bentuk rubra dalam beberapa hari pacapartum. Lokia yang tetap
bertahan dalam bentuk rubra selama lebih dari 2 minggu pascapatum sangatlah
perlu
dicurigai terjadi kasus subinvolusi. Jumlah lokia bisa lebih banyak dari pada yang
diperkirakan. Leukore, sakit punggung, dan lokia berbau menyengat, bisa terjadi
jika ada infeksi. Ibu bisa juga memiliki riwayat perdarahan yang tidak teratur,
atau
perdarahan yang berlebihan setelah kelahiran.
6. Inversio Uteri
Inversio Uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau
seluruhnya masuk ke dalam kavum uteri. Uterus dikatakan mengalami inverse
jika bagian dalam menjadi di luar saat melahirkan plasenta. Reposisi sebaiknya
segera dilakukan dengan berjalannya waktu, lingkaran konstriksi sekitar uterus
yang terinversi akan mengecil dan uterus akan terisi darah.
Pembagian inversio uteri :
• Inversio uteri ringan : Fundus uteri terbalik menonjol ke dalam kavum uteri
namun belum keluar dari ruang rongga rahim.
• Inversio uteri sedang : Terbalik dan sudah masuk ke dalam vagina.
• Inversio uteri berat : Uterus dan vagina semuanya terbalik dan sebagian sudah
keluar vagina.
Penyebab inversio uteri :
• Spontan : grande multipara, atoni uteri, kelemahan alat kandungan, tekanan
intra abdominal yang tinggi (mengejan dan batuk).
• Tindakan : cara Crade yang berlebihan, tarikan tali pusat, manual plasenta
yang dipaksakan, perlekatan plasenta pada dinding rahim.
Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya inversio uteri :
• Uterus yang lembek, lemah, tipis dindingnya.
• Tarikan tali pusat yang berlebihan.
b. Etiologi perdarahan postpartum lambat :
1. Tertinggalnya sebagian plasenta
2. Subinvolusi di daerah insersi plasenta
3. Dari luka bekas seksio sesaria
Mekanisme PPH:
Perdarahan pospartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serabut-serabut
miometrium yang mengelilingi pembuluh darah yang memvaskularisasi daerah
implantasi plasenta. Atonia uteri terjadi apabila serabut-serabut miometrium tidak
berkontraksi.
Atonia uteri dapat terjadi pada ibu hamil dan melahirkan dengan faktor
predisposisi (penunjang ) seperti :
1. Overdistention uterus seperti: gemeli, makrosomia, polihidramnion, atau
paritas tinggi.
2. Umur yang terlalu muda atau terlalu tua.
3. Multipara dengan jarak kelahiran pendek
4. Partus lama / partus terlantar
5. Malnutrisi.
6. Penanganan salah dalam usaha melahirkan plasenta, misalnya plasenta belum
terlepas dari dinding uterus.
Pada Kasus ini telah didapatkan faktor2 seperti :
Makrosomia (mungkin terjadi karena ada kehamilan posterm), umur yang terlalu
tua saat melahirkan anak ke3 (34 tahun), multipara nsehingga memungkinkan
terjadinya atonia uteri.
f. Apa indikasi pemberian transfuse pada persalinan?( ardi, amoy, stepi, ayu)
g. .Apa saja komplikasi PPH?( arga, dita, inda, ardi)
Komplikasi perdarahan pascapersalinan
Perdarahan postpartum yang tidak ditangani dapat mengakibatkan :
1. Syok hemoragie
Akibat terjadinya perdarahan, ibu akan mengalami syok dan menurunnya
kesadaran akibat banyaknya darah yang keluar. Hal ini menyebabkan gangguan
sirkulasi darah ke seluruh tubuh dan dapat menyebabkan hipovolemia berat.
Apabila hal ini tidak ditangani dengan cepat dan tepat, maka akan menyebabkan
kerusakan atau nekrosis tubulus renal dan selanjutnya meruak bagian korteks
renal yang dipenuhi 90% darah di ginjal. Bila hal ini terus terjadi maka akan
menyebabkan ibu tidak terselamatkan.
2. Anemia
Anemia terjadi akibat banyaknya darah yang keluar dan menyebabkan
perubahan hemostasis dalam darah, juga termasuk hematokrit darah. Anemia
dapat berlanjut menjadi masalah apabila tidak ditangani, yaitu pusing dan tidak
bergairah dan juga akan berdampak juga pada asupan ASI bayi.
3. Sindrom Sheehan
Hal ini terjadi karena, akibat jangka panjang dari perdarahan postpartum
sampai syok. Sindrom ini disebabkan karena hipovolemia yang dapat
menyebabkan nekrosis kelenjar hipofisis. Nekrosis kelenjar hipofisi dapat
mempengaruhi sistem endokrin.
h. Apa hubungan PPH dengan persalinan selanjutnya?( rohayu, daniela, ayay,
arga)
2. a. Bagaimana fisiologi usia kehamilan 32 minggu? ( stepi , ayu, afif, rohayu)
Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi meningkat secara bertahap mulai minggu ke- 10 sampai minggu 36 sebanyak
50-100 kkal/ hari. Pada 4 minggu terakhir kebutuhan meningkat menjadi 300 kkal/hari.
Metabolisme
Modifikasi metabolik dimulai segera setelah konsepsi dan paling nyata terlihat pada pertengahan
ke-2 kehamilan saat pertumbuhan fetus.
Uterus dan plasenta membutuhkan karbohidrat, lemak, dan asam amino.
b. Bagaimana cara menentukan presentasi bokong? ( inda, ardi, amoy, stepi)
Diagnosis
Menurut Mochtar (1998: 352) diagnosis letak sungsang yaitu:
1) Palpasi
Kepala teraba difundus, bagian bawah bokong, dan punggung di kiri atau kanan.
2) Auskultasi
Denyut jantung janin paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat.
3) Pemeriksaan dalam
Dapat diraba oss sacrum, tuber ischii, dan anus kadang-kadang kaki (pada letak kaki).
c. Bagaimana etiologi dan mekanisme presentasi bokong?( ayay, arga, dita, inda)
Etiologi:
Faktor Janin: Kembar, hidrosefalus, anensefali, oligohidramnion, polihidramnion.
Faktor Ibu: Uterus abnormal (uterus bikornus), uterus kendor, plasenta previa,
plasenta di fundus
Mekanisme:
d. Bagaimana penatalaksanaan persalinan dengan presentasi bokong?( afif,
rohayu, daniela, ayay)
Teknik persalinan bokong:
1. Persalinan Spontan (spontan bracht)
Persalinan berlangsung dengan tenaga ibu sendiri , tanpa manipulasi penolong
Gambar 4. Persalinan dengan spontan Bracht
2. Ekstraksi Parsial
Ekstraksi parsial dilakukan jika persalinan sontan tidak berhasil, atau jika scapula inferior
tidak terlihat setelah ibu mengedan sebanyaki 2-3 kali.
Fase persalinan pada ekstraksi parsial:
1. Fase lambat
Fase dimana penolong menunggu dengan sabar lahirnya bokong sampai umbilicus, setelah
itu tali pusat dikendorkan
2. Fase Cepat
Fase dimana penolong harus bertindak cepat, mulai dari lahirnya umbilicus sampai lahirnya
mulut, maksimal waktu adalah 8 menit
3. Fase Lambat
Fase mulai dari lahirnya mulut, sampai berturut turut lahir hidung, dahi dan seluruh kepala.
Ekstraksi Parsial dapat dilakukan dengan tiga cara:
1. Cara Klasik
Prinsipnya adalah melahirkan bahu belakang terlebih dahulu. Untuk melahirkan bahu
belakang, kedua kaki dipegang dengan satu tangan, di tarik cunam ke atas sejauh mungkin ,
dan tangan yang satu lagi melahirkan tangan belakang.
2. Cara Muller
Prinsipnya adalah melahirkan bahu depan terlebih dahulu, kedua tangan penolong memegang
panggul bayi secara femuro-pelvik dan ditarik cunam ke bawah sampai bahu depan lahir,
kemudian ditarik ke atas untuk melahirkan bahu belakang
3. Cara Lovset
Prinsipnya adalah melahirkan bahu depan dengan cara memutar badan janin 180 derajad,
kemudian setelah bahu depan lahir, badan janin diputar lagi ke arah berlawanan untuk
melahirkan bahu belakang
3. Ekstraksi Total
Ada dua macam ekstraksi total, ekstraksi bokong dan ekstraksi kaki.
Ekstraksi bokong dilakukan jika bokong sudah berada di dasar panggul,sedangkan ekstraksi kaki
dilakukan pada presentasi kaki, atau bokong masih dapat dibebaskan dari pintu atas panggul.
Kaki diturunkan dengan cara Pinard
Melahirkan Janin dengan Lengan Menunjuk (Nuchal Arm)
Kadang ada kalanya bahu janin tidak dapat lahir yang disebabkan karena lengan yang
tersangkut dalam posisi menunjuk (nuchal arm). Lengan menunjuk maksudnya adalah posisi
salah satu lengan berada di belakang leher janin dan menunjuk ke suatu arah. Untuk
melahirkan janin dengan kondisi seperti ini , dapat digunakan kombinasi antara cara Klasik
dan Lovset, yaitu cara BICKENBACH’s.
Cara Bickenbach’s dilakukan dengan cara:
Bila yang menunjuk adalah lengan depan:
Kedua tangan penolong mencengkam badan janin sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari
penolong berada di punggung ianin dan sejajar sumbu panjang janin. Kemudian penolong
memutar badan janin ke arah panggul , atau ke arah dimana lengan janin menunjuk, sehingga
lengan yang tadinya berada di belakang leher menjadi di depan dada janin , dan menjadi
lengan belakang (berada di sacrum). Setelah ini lengan belakang dilahirkan dengan cara
klasik. Setelah itu baru melahirkan bahu depan , yang dapat juga dilahirkan dengan cara
klasik.
Bila yang menunjuk adalah lengan belakang:
Caranya hamper sama dengan bila yang menunjuk adalah lengan depan, namun kedua tangan
penolong mencengkam badan janin sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada
di dada janin dan sejajar sumbu panjang janin. Kemudian penolong memutar badan janin ke
arah panggul , atau ke arah dimana lengan janin menunjuk, sehingga lengan yang tadinya
berada di belakang leher menjadi di depan dada janin , dan menjadi lengan belakang (berada
di sacrum). Setelah ini lengan belakang dilahirkan dengan cara klasik. Setelah itu baru
melahirkan bahu depan , yang dapat juga dilahirkan dengan cara klasik.
Melahirkan Kepala
Untuk melahirkan kepala, dapat dilakukan dengan cara Mauriceau. Cara ini dilakukan dengan
cara tangan kiri penolong masuk ke dalam vagina mencari mulut janin, setelah ketemu, jari
tengah dimasukkan ke dalam mulut janin, dan jari telunjuk dan jari manis diletakkan pada
fossa kanina sehingga dapat menahan kepala janin tetap dalam keadaan fleksi. Badan janin
ditopang di tangan kiri penolong sehingga janin tampak seperti menunggang kuda.
Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan mencengkam leher janin dari arah punggung.
Setelah itu dilakukan traksi cunam ke bawah, sampai terlihat occiput sebagai hipomoklion,
baru dilakukan traksi cunam ke atas, sehingga lahirlah berturut turut mulut, hidung, mata ,
dahi.
Perawatan antenatal pada presentasi bokong.
Pada Primigravida:
- Pada usia kehamilan 30-32 minggu, dapat dianjurkan untuk melakukan knee chest
position selama 10 menit, sebanyak 3 kali sehari
- Pasien diminta datang kembali 2 minggu kemudian
- Pada usia kehamilan 34-36 minggu, bisa dicoba untuk melakukan versi luar, dengan
syarat: (1) ketuban belum pecah (2) janin belum masuk pintu atas panggul, (3)
tersedia fasilitas kamar operasi darurat jika terjadi gawat janin dan seksio sesarea
harus segera dilakukan.
Pada Multigravida:
- Pada usia kehamilan 32-34 minggu, dapat dianjurkan untuk melakukan knee chest
position selama 10 menit, sebanyak 3 kali sehari
- Pasien diminta dating kembali 2 minggu kemudian
- Pada usia kehamilan 36-38 minggu, bisa dicoba untuk melakukan versi luar, dengan
syarat: (1) ketuban belum pecah (2) janin belum masuk pintu atas panggul, (3)
tersedia fasilitas kamar operasi darurat jika terjadi gawat janin dan seksio sesarea
harus segera dilakukan.
3. a. Bagaimana etiologi dan mekanisme malaise dan dizzy pada kasus ini?( amoy,
stepi, ayu, afif)
Faktor resiko (Kehamilan, asupan nutsisi↓) besi ↓ Anemia defisiensi besi
↓ perfusi oksigen malaise dan dizzy
b. Apa hubungan asupan nutrisi yang dikonsumsi pada saat hamil dengan kondisi
kehamilan (ibu dan bayi) pada kasus ini?(dita, inda, ardi, amoy)
Asupan nutrisi sangat penting
Fatigue
Faktor resiko (Kehamilan, asupan nutsisi↓) besi ↓ ↓ fungsi mioglobin,
enzim sitokrom, gliserofosfat oksidase gangguan glikolisis ↑ asam laktat
↑ kelelahan otot (fatigue)
c. Bagaimana asupan nutrisi yang dianjurkan untuk ibu hamil?(daniela, ayay,
arga, dita)
4. a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik?( ayu, afif, rohayu, daniela)
Pemeriksaan
fisik
Normal Pada kasus Interpretasi
BMI 1.Underweight :
<18.5
2.Normal : 18.5 -
22.9
3.Overweight at risk :
23.0 - 24.9
4.Obes I : 25-29.9
5.Obes II : ≥30
( TFU – 12 ) X 155 = BB janin
TFU :jarak simfisis pubis s/d
fundus uteri. Pada umur 32
minggu : jarak ±27cm
BBJ : (27-13) x 155 = ±2325
gram
BMI Ibu = (45 – 2,4)/ (1,5)2=
18,93
Masih dalam Kategori
normal rendah
Tekanan
darah
120/80 mmHg 126/73 mmHg Normal
Denyut Nadi 60-100 x/m 92 x/m Normal
Respiratory
Rate
16-24x/m 22x/m Normal
Conjunctival Conjunctival
hiperemis
Conjunctival pucat Anemia
Obstetric
outer
Examination
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
Hard parts palpable in the right
side of mother’s abdomen and
small parts are palpable in the left
side of the abdomen
Kanan Punggung Janin
Kiri Ekstremitas Janin
b. Bagaimana mekanisme hasil pemeriksaan fisik abnormal?( ardi, amoy, stepi,
ayu)
5. a. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium?( arga, dita, inda, ardi)
Pemeriksaan Normal Pada kasus Interpretasi
Hb (gr/dl) 13.5-17 7,8 g/dL Anemia akibat pembentukan Hb berkurang
akibat cadangan besi yang kosong.
Kriteria anemia menurut WHO:
1. Laki-laki dewasa Hb
< 13 g/dl
2. Wanita dewasa tidak
hamil < 12 gl/dl
3. Wanita Hamil < 11
g/dl
Di Indonesia, diambil jalan tengah dengan
memakai criteria Hb < 10 g/dl sebagai awal
dari work up anemia.
Derajat Anemia :
1. Ringan sekali : Hb 10 g/dl
2. Ringan : Hb 8 g/dl – Hb 9.9
g/dl
3. Sedang : Hb 6 g/dl – Hb 7.9
g/dl
4. Berat : Hb < 6 g/dl
*Pada kasus ini anemia derajat sedang
MCV (mm3) 80-90 68 fL Menurun. Interpretasinya adalah ukuran
eritrosit lebih kecil dari normal atau
mikrositik.
Eritrosit mikrositik; terdapat pada pasien
anemia defisiensi besi, keganasan, arthritis
rematoid, talasemia, anemia sel sabit, HBC,
keracunan timah dan radiasi
MCHC 32-36 28 Menurun. Terjadi penurunan Kadar Hb
dalam eritrosit
Serum iron 50-150 32 Besi serum menurun, anemia defisiensi zat
besi.
Total Iron-
binding
capacity
250-370 420 ↑, menandakan terjadinya anemia defisiensi
zat besi
White Cell
Count
11.200/L 5.000 -15.000/L Normal
Platelets 237.000/L 150.000-
400.000/L
Normal
Urinalysis : Negative
Blood group : A Negative berbahaya jika memiliki bayi Rhesus +, bisa terjadi sensitisasi
rhesus
No Atypical Antibody tidak ada inkompatibilitas Rhesus
b. Bagaimana mekanisme hasil pemeriksaan laboratorium abnormal?( rohayu,
daniela, ayay, arga)
↓ MCV↓ MCHC, hipokrom mikrositerm anisocytosis, poikilositosis
Asupan nutrisi ↓ kebutuhan nutrisi ↑ defisiensi besi ↓sintesis heme ↓ Hb
anemia defisiensi besi hemoglobin tampak lebih kecil dan pucat
(<MCV,<MCH,<MCHC), hipokrom mikrositer, anisocytosis dan poikilositosis.
↓ SI
Asupan nutrisi ↓ kebutuhan nutrisi ↑ defisiensi besi sintesis heme menurun
penurunan Hb anemia defisiensi besi penurunan serum iron (kadar besi
dalam darah)
↑ TIBC
Asupan nutrisi ↓ kebutuhan nutrisi ↑ defisiensi besi sintesis heme menurun
penurunan Hb anemia defisiensi besi peningkatan total iron binding
capacity.
6. DD ( stepi, ayu, afif, rohayu)
7. Penegakkan diagnosis dan working diagnosis( inda, ardi, amoy, stepi)
8. Etiologi, factor resiko ( ayay, arga, dita, inda)
Anemia Defisiensi Besi :
Etiologi
Fisiologis
- Menstruasi
- Kehamilan, pada kehamilan aterm, sekitar 900 mg zat besi hilang dari ibu
ke fetus, plasenta dan perdarahan pada waktu partus.
Patologis
- Perdarahan saluran cerna
- Cacing tambang
- Pasien telangiektasis herediter
- Perdarahan traktus gastrourinarius
- Perdarahan akibat bronkiektasis atau hemosiderosis paru idiopatik
- Hemolisis intravascular
Peningkatan penggunaan besi
- Percepatan pertumbuhan pascanatal
- Percepatan pertumbuhan remaja
- Wanita hamil
Penurunan pengambilan besi
- Makanan kaya gandum dan serat ( serat inhibitor absorbsi besi )
- Rendah daging dan ikan
- Pica
- Orang lanjut usia dan orang miskin
- Malabsorbsi
- Pemilih makanan
- Penderita maag penggunaan antasida HCl ↑
- Gastrektomi
- Vitamin C ↓ ( Vit.C pemacu absorbsi besi )
Faktor resiko
Wanita menstruasi
Wanita menyusui / hamil
Masa pertumbuhan cepat ( bayi, anak – anak dan remaja )
Orang yang kurang makan makanan yang mengandung zat besi, jarang makan
daging dan telur
Penderita maag
Aspirin jangka panjang
Kanker kolon
9. Epidemiologi( afif, rohayu, daniela, ayay)
10. Patogenesis( amoy, stepi, ayu, afif)
Kehamilan ke3
Faktor resiko (Multi para, Umur terlalu tua,kehamilan posterm) atoni uteri PPH
Kehamilan ke 4 :
Faktor resiko(Kehamilan multi para , pada kehamilan 32 minggu jumlah air ketuban lebih
banyak) Uterus lebih membulat Janin leluasa bergerak kehamilan dengan presentasi
bokong
Presenrtasi bokong termasuk dalam kategori normal pada umur <34 mingu. Biasanya janin akan
kembali keposisi presentasi kepala pada umur 34 minggu
Faktor Resiko (PPH, Asupan nutrisi ↓, Kebutuhan nutrisi ↑) Kadar besi ↓ Anemia
defisiensi Besi Malaise, Dizzy, Tired
11. Manifestasi Klinis( dita, inda, ardi, amoy)
` 12. Tatalaksana( daniela, ayay, arga, dita)
Anemia:
Tatalaksana kasus ini dapat berupa:a.Preparat besiOralPreparat yang tersedia yaitu ferrous sulphat, ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate, dan ferrous succinate.Dosis: 3x 200mg /hari sebelum makan. Diberikan selama 3-6 bulanPreparat besi oral sebaiknya diberikan saat lambung kosong, tetapi efek samping lebih banyak dibandingkan dengan pemberian setelah makan. Efek samping dapat berupa mual, muntah, serta konstipasi.b.Pengobatan lainDietSebaiknya diberikan makanan bergizi dengan tinggi protein terutama yang berasal dari protein hewani.Vitamin C Untuk meningkatkan absorpsi besi. 3x 100 mg/hariTransfusi darah Anemia defisiensi besi jarang memerlukan transfuse darah. Indikasi pemberian transfuse darah pada anemia kekurangan besi adalah:
Adanya penyakit jantung anemic dengan ancaman payah jantung
Anemia yang sangat simptomatik, misalnya anemia dengan gejala pusing
Penderita memerlukan peningkatan kadar Hb yang cepat.Jenis darah yang diberikan adalah PRC (Packed Red Cell) untuk mengurangi bahaya overload. Sebagai premedikasi dapat dipertimbangkan furosemid intravena.
Presentasi Bokong:
Perawatan antenatal pada presentasi bokong.
Pada Primigravida:
- Pada usia kehamilan 30-32 minggu, dapat dianjurkan untuk melakukan knee chest position selama 10 menit, sebanyak 3 kali sehari
- Pasien diminta dating kembali 2 minggu kemudian
- Pada usia kehamilan 34-36 minggu, bisa dicoba untuk melakukan versi luar, dengan syarat: (1) ketuban belum pecah (2) janin belum masuk pintu atas panggul, (3) tersedia fasilitas kamar operasi darurat jika terjadi gawat janin dan seksio sesarea harus segera dilakukan.
Pada Multigravida:
- Pada usia kehamilan 32-34 minggu, dapat dianjurkan untuk melakukan knee chest position selama 10 menit, sebanyak 3 kali sehari
- Pasien diminta dating kembali 2 minggu kemudian
- Pada usia kehamilan 36-38 minggu, bisa dicoba untuk melakukan versi luar, dengan syarat: (1) ketuban belum pecah (2) janin belum masuk pintu atas panggul, (3) tersedia fasilitas kamar operasi darurat jika terjadi gawat janin dan seksio sesarea harus segera dilakukan.
13. Komplikasi( ayu, afif, rohayu, daniela)
Komplikasi presentasi bokong
1) Komplikasi presentasi bokong pada ibu:
a) Pelepasan plasenta.
b) Perlukaan vagina dan serviks.
c) Endometritis.
2) Komplikasi pada janin:
a) Prolaps tali pusat.
b) Trauma pada bayi.
c) Asfiksia karena prolaps/kompresi tali pusat, pelepasan plasenta, kepala macet.
d) Perlukaan/trauma pada organ abdomen
e) Patah tulang leher
(Razak. 2009: 1)
Komplikasi Anemia
Gangguan pada struktur dan fungsi jaringan epitel
Cold intolerance berupa gangguan vasomotor, neurologic pain, kesemutan, dan tingling
Gangguan tingkah laku
Pertumbuhan anak terhambat
Kelainan neurologis, daya ingat menurun
Anemia yang parah dapat menyebabkan hypoxemia
Penurunan fungsi imun
Gangguan hemodinamik
14. Prognosis( ardi, amoy, stepi, ayu)
15. KDU( arga, dita, inda,ardi)
ADB: 4
Breech presentation : 2
IV. Hipotesis
“Seorang wanita, 37 tahun G4P3A0 usia kehamilan 32 minggu mengalami kehamilan
dengan presentasi bokong (breech presentation) disertai anemia akibat kekurangan
nutrisi saat kehamilan.”
. Daftar Pustaka :
James R Scott, et al. Danforth buku saku obstetric dan ginekologi. Alih bahasa TMA Chalik.
Jakarta: Widya Medika, 2002. Obstetri fisiologi, Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas
Kedokteran Unversitas Padjajaran Bandung, 1993.
Mochtar, Rustam. Sinopsis obstetrik. Ed. 2. Jakarta: EGC, 1998.
Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga
berencana. Jakarta: EGC, 1998.
Bobak, Lowdermilk, Jensen. Buku ajar keperawatan maternitas. Alih bahasa: Maria A.
Wijayarini, Peter I. Anugerah. Jakarta: EGC. 2004
Heller, Luz. Gawat darurat ginekologi dan obstetric. Alih bahasa H. Mochamad martoprawiro,
Adji Dharma. Jakarta: EGC, 1997.
Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/artikel-lengkap-atonia-
uteri_25.html#ixzz2MhkeCRHG
Recommended