View
313
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
1/62
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan aliran normal isi usus
sepanjang saluran usus. Obstruksi usus dapat akut dengan kronik, partial atau
total. Obstruksi usus biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan
perkembangannya lambat. Sebagian dasar dari obstruksi justru mengenai usus
halus. Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus
(Davidson, 200!. Di "merika diperkirakan sekitar #00.000$%00.000 menderita
ileus setiap tahunnya (&eekel, 200#!. Di 'ndonesia teratat ada ).0*+ kasus ileus
paralitik dan obstruktif tanpa hernia yang diraat inap dan ).02% pasien raat
jalan pada tahun 200% menurut -ank data Departemen esehatan 'ndonesia.
/erapi ileus obstruksi biasnya melibatkan intervensi bedah. enentuan aktu
kritis serta tergantung atas jenis dan lama proses ileus obstruktif. Obstruksi total
usus halus merupakan keadaan gaat yang memerlukan diagnosis dini dan
tindakan pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup. Operasi dilakukan
seepat yang layak dilakukan dengan memperhatikan keadaan keseluruhan pasien
(Sabiston, 1++*!. ntuk itu penulis tertarik untuk mengakat penyakit ini untuk
bahan seminar kami.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
engetahui konsep dasar dan asuhan keperaatan dari 'leus Obstruktif
2. Tujuan Khusus
a. ampu memahami onsep Dasar 3 "natomi, 4isiologi sistem penernaanb. ampu memahami Definisi, 5tiologi, anifestasi linis, atofisiologi,
omplikasi, emeriksaan Diagnostik, dan enatalaksanaan dari illeus
Obstruktif .
. ampu melakukan "suhan eperaatan pada pasien dengan illeus
Obstruktif mulai dari aal engkajian, Diagnosa, erenanaan,
'mplementasi dan 5valuasi
C. uang Lingku! Penulisan
1. onsep Dasar
1
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
2/62
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
3/62
#
atofisiologi, omplikasi, emeriksaan
Diagnostik, dan enatalaksanaan.
"suhan eperaatan 3 engkajian,
Diagnosa, erenanaan, 'mplementasi dan
5valuasi
-"- ''' /'8&""8 "SS -erisi engkajian, Diagnosa, erenanaan,
'mlementasi dan 5valuasi
-"- '< 5-"9"S"8 -erisi engkajian, Diagnosa, erenanaan,
'mlementasi dan 5valuasi
-"- < 58/ berisi esimpulan dan Saran
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
4/62
BAB II
TIN&AUAN PU%TAKA
A. K'N%EP DA%A
1. ANAT'"I
a. Usus Halus
sus halus berbentuk tubuler, dengan panjang meter pada orang
deasa, yang terbagi atas tiga segmen yaitu duodenum, jejunum, dan
ileum. Duodenum merupakan segmen yang paling proksimal, terletak
retroperitoneal berbatasan dengan kaput dan batas inferior dari korpus
panreas. Duodenum dipisahkan dari dari gaster oleh adanya pylorus dari
jejunum oleh batas ligamentum /reit=. &ejunum dan ileum terletak di
intraperitoneal dan bertambat ke retroperitoneal melalui mesenterium.
/ak ada batas anatomi yang jelas untuk membedakan antara jejunum dan
ileum> %0? panjang dari jejunoileal di yakini sebagai jejunum dan 0?
sisanya sebagai ileum. 'leum berbatasan dengan sekum dikatup ileosekal.
(6hang. dkk, 200*!
ada manusia deasa, panjang seluruh usus halus antara 2$@
meter, 1$2 meter adalah bagian usus kosong atau disebut juga jejunum.
sus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. ada
sistem penernaan manusia, ini memiliki panjang sekitar 2$% meter dan
terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu
atau appendiks. 'leum memiliki p9 atara ) dan @ (netral atau sedikit
basa! dan berfungsi menyerap vitamin -12 dan dan garam$garam
empedu. (6hang. dkk, 200*!
sus halus terdiri atas lipatan mukosa yang disebut plika sirkularis
atau valvula conniventes yang dapat terlihat dengan mata telanjang.
4
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
5/62
*
:ipatan ini juga terlihat seara radiografi dan membantu membedakan
usus halus dan kolon. :ipatan ini akan terlihat lebih jelas pada bagian
proksimal usus halus daripada distal. 9al lain yang juga dapat digunakan
untuk membedakan bagian proksimal dan distal usus halus ialah
sirkumferensial yang lebih besar, dinding yang lebih tebal, lemak
mesentrial yang lebih sedikit dan vasa rekta yang lebih panjang.
emeriksaan makroskopis dari usus halus juga didapatkan adanya folikel
limfoid. 4olikel tersebut, berlokasi di ileum, juga disebutPeyer Patches.
(6hang. dkk, 200*!
(am)ar 1. "natomi usus halus.(6hang. dkk, 200*!
). Usus Besar
sus besar terdapat diantara anus dan ujung terminal ileum,
dimulai dair ileoeal ke anus dan rata$rata panjangnya 1,*m dan
lebarnya *$m. sus besar terdiri atas segmen aal (sekum!, dan kolon
asendens, tranversum, desenden, sigmoid, retum, dan anus. Sisa
makanan dan yang tidak tererna dan tidak diabsorpsi di dalam usus
halus didorong ke dalam usus besar oleh gerak peristaltik kuat
muskularis eksternus usus halus. ;esidu yang memasuki usus besar itu
berbentuk semi air> saat menapai bagian akhir usus besar, residu ini
telah menjadi semi solid sebagaimana feses umumnya. eskipun
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
6/62
terdapat usus halus, sel$sel goblet pada epitel usus besar jauh lebih
banyak dibandingkan dengan usus halus. Sel goblet ini juga bertambah
dari dari bagian sekum ke kolon sigmoid. sus besar ini tidak memiliki
plika sirkularis maupun vili intestinales, dan kelenjar intestinal terletak
lebih dalam dari pada usus halus. (5roshenko,
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
7/62
)
menyatu dengan vena lienalis membentuk vena porta. (Snell, ;ihard S,
200%!
ada usus besar ateri mesenterika superior memperdarahi belahan
bagian kanan (sekum, kolon asenden, deua pertiga proksimal kolon
tranversum! 3 (1! 'leokolika, (2! kolika dekstra, (#! kolika media, dan arteri
mesenterika inferior memperdarahi bagian kiri (sepertiga distal kolon
tranversum, kolon desenden, dan sigmoid, dan bagian proksimal retum! 3
(1! kolika sinistra, (2! sigmoidalis, (#! rektalis superior. (6hang. dkk, 200*!
Pem)uluh lim+e
embuluh limfe duodenum mengikuti arteri dan mengalirkan airan
limfe> (1! ke atas melalui nodi lymphatii panreotioduodenalis ke nodi
lympahatii gastroduodenalis dan kemudian ke nodi limpatii oeliaus dan
(2! kebaah melalui nodi lymphatii panreotioduodenalis ke nodi
lymphatii mesenteries superior sekitar pangkal aterteri mesenterika
superior. (Snell, ;ihard S, 200%!
embuluh limfe jejunum dan ileum berjalan melalui banyak nodi
lymphatii mesentrius dan akhirnya menapai nodi lymphatii
mesenterius superior, yang terletak sekitar pangkal arteri mesenterikus
superior. embuluh limfe sekum berjalan meleati banyak nodi lymphatii
mesenterius dan akhirnya menapai nodi lymphatii mesenterikus superior.
embuluh limfe untuk kolon mengalirkan airan limfe ke kelenjar limfe
yang terletak di sepanjang perjalanan vena kolika. ntuk kolon asendens
dan dua pertiga dari kolon tranversum airan limfenya akan masuk ke nodi
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
8/62
@
limphatii mesenterikus superior, sedangkan yang berasal dari sepertiga
distal kolon tranversum dan kolon desenden akan masuk ke nodi limphatii
mesenterikus inferior. (Snell, ;ihard S, 200%!
Persara+an
Saraf$saraf duodenum berasl dari saraf simpatis dan parasimpatis
(vagus! dari pleksus mesenterikus superior dan pleksus oelius. Saraf
untuk jejunum dan ileum berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis
(nervus vagus! dari pleksus mesenterikus superior. (Snell, ;ihard S, 200%!
;angsangan parasimpatis merangsang aktivitas sekresi dan pergerakan,
sedangkan rangsang simpatis menghambat nyeri, sedangkan serabut$
serabutparasimpatis mengatur refleks usus. Suplai saraf intrinsi, yang
menimbulkan fungsi motorik, berjalan melalui pleksus "uerbah yang
terletak dalam lapisan muskularis, dan pleksus eisener di lapisan
submukosa. (rie, 200#!
ersarafan usus besra dilakukan oleh system saraf otonom dengan
pengeualian pada sfingter eksterna yang berada di baah ontrol volunteer
(rie, 200#!. Sekum, appendiks dan kolon asendens dipersarafi oleh
serabut saraf simpatis dan parasimpatis nervus vagus dari pleksus saraf
mesenterika superior. ada kolon tranversum dipersarafi oleh saraf simpatis
nervus vagusdan saraf parasimpatis nervus pelvikus. Serabut simpatis
berjalan dari pleksus mesenterikus superior dan inferior. Serabut$serabut
nervus vagus hanya mempersarfi dua pertiga proksimal kolon tranversum>
sepertiga distal dipersarafi oleh saraf parasimpatis nervus pelvikus.
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
9/62
+
Sedangkan pada kolon desenden dipersarafi serabut$serabut simpatis dari
pleksus saraf mesenterikus inferior dan saraf parasimpatis sekresi dan
kontraksi, serta perangsangan sfingter retum, sedangkan perangsangan
parasimpatis mempunyai efek berlaanan. (rie, 200#!
2. ,I%I'L'(I
sus halus mempunyai dua fungsi utama yaitu penernaan dan
absorbsi nutrisi, air, elektrolit dan mineral. roses penernaan dimulai dari
dalam mulut dan lambung oleh kerja ptyalin, asam klorida dan pepsin
terhadap makana yang masuk. roses dilanjutkan di dalam duodenum
terutama oleh kerja en=im$en=im panreas yang menghidrolisis karbohidrat,
lemak dan protein menjadi =at$=at yang lebih sederhana. "danya bikarbonat
dalam sekret panreas membantu menetralkan asam dan memberikan p9
optimal untuk kerja en=im$en=im. Sekresi empedu dari hati membantu
proses penernaan dengan mengemulsikan lemak sehingga memberikan
permukaan yang lebih luas untuk kerja lipase panreas. (5vers, 200%!
roses penernaan disempurnakan oleh sejumlah en=im dalam getah
usus (sukus enterikus!. -anyak di antara en=im$en=im ini terdapat pada
brush border vili dan menernakan =at$=at makanan sambil di absorbsi.
ergerakan segmental usus halus akan menampur =at$=at yang dimakan
dengan seret panreas, hepatobiliar dan sekresi usus dan pergerakan
peristalti mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lainya dengan
keepatan yang sesuai untuk absorbsi optimal dan suplai kontinyu isi
lambung. "bsorbsi adalah pemindahan hasil akhir penernaan karbohidrat,
lemak dan protein melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
10/62
10
digunakan oleh sel$sel tubuh. Selain itu, air, elektrolit dan vitamin juga
diabsorbsi. ergererakan usus halus berfungsi agar proses digesti dan
absorbs bahan$bahan makanan dapat berlangsung seara maksimal.
ergerakan usus halus terdiri dari> pergerakan menampur (miAing! atau
pergerakan segmentasi yang menampur makanan dengan en=im$en=im
penernaan agar mudah untuk dierna dan diabsorbsi. ergerakan polpusif
atau gerak peristalti yang mendorong makanan kea rah usus besar.
(Sjamsuhidajat, 200*!
ontraksi usus halus disebabkan oleh aktivitas otot polos usus halus
yang terdiri dari 2 lapis, yaitu lapisan otot longitudinal dan otot sirkuler.
Otot yang terutama berperan pada kontraksi segmentasi untuk menampur
makanan adalah otot longitudinal. -ila bagian mengalami distensi oleh
makanan akan kembali ke posisinya semula. Berakan ini berulang terus
menerus sehingga makanan akan berampur dengan en=im penernaan dan
mengadakan hubungan dengan mukosa usus halus dan selanjutnya di
absorbs. (5vers, 200%!
ontraksi segmentasi berlangsung oleh karena adanya gelombang
lambat yang merupakan basi eletri rhytm (-5;! dari otot polos saluran
erna. roses kontraksi segmentasi berlangsung @ sampai 12 kaliCmenit pada
duodenum dan sekitar ) kaliCmenit pada ileum. Berakan peristalti pada
usus halus mendorong makanan menuju kearah kolon dengan keepatan 0,*
sampai 2 mCdetik, dimana pada bagian proksimal lebih epat daripada
bagian distal. Berakan peristalti ini sangat lemah dan biasanya menghilang
setelah berlangsung sekitar # sampai * m. (5vers, 200%!
engaturan frekuensi dan kekuatan gerakan segmentasi terutama
diatur oleh adanya gelombang lambat yang menghasilkan potensial aksi
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
11/62
11
yang disebabkan oleh adanya sel$sel pae maker yang terdapat pada dinding
usus halus, diamana aktivitas dari sel$sel ini dipengaruhi oleh sitem saraf
dan hormonal. "ktivitas gerakan peristalti akan meningkat setelah makan.
9al ini sebagian besar disebabkan oleh masuknya makanan ke duodenum
sehingga menimbulkan refleA peristalti yang akan menyebar ke dinding
usus halus. Sebaliknya sekretindan gluagon menghambat pergerakan usus
halus. Setelah makanan menapai katup ileoeal, makan kadang$kadang
terhambat selama beberapa jam sampai seorang makan lagi. ada saat
tersebut, refleA gastrial meningkatkan peristaltik dan mendorong makanan
meleati katup ileoaeal menuju kolon. akan yang menetap untuk
beberapa lama pada daerah ileum oleh sfingter ileoaeal berfungsi agar
makanan dapat diabsorbi pada daerah ini. atup ileoaeal berfungsi untuk
menegah makanan kembali ke aeum masuk ke ileum. (Sjamsuhidajat,
200*!
4ungsi sfingter ileoaeal diatur oleh mekanisme umpan balik. -ila
tekanan di dalam aeum meningkat sehingga terjadi dilatasi, maka
kontraksi sfingter ileoaeal akan meningkat dan gerakan peristalti ileum
akan berkurang sehingga memperlambat pengosongan ileum. -ila terjadi
peradangan pada aeum atau pada appendiks makan sfingter ileoaeal
akan mengalami spasme, dan ileum akan mengalami paralisis sehingga
pengosongan ileum terhambat. (Sjamsuhidajat, 200*!
-. DE,INI%I
'leus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang
terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi
dinding usus sehingga menyebabkan penyempitanCpenyumbatan lumen
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
12/62
12
usus. 9al tersebut menyebabkan pasase lumen usus terganggu. (8obie,
2011!
Obstruksi intestinal seara umum didefinisikan sebagai kegagalan isi
intestinal untuk melanjutkan perjalanannya menuju ke anus. Obstruksi
'ntestinal ini merujuk pada adanya sumbatan mekanik atau nonmekanik
parsial atau total dari usus besar dan usus halus. (8obie, 2011!
'leus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana
merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu
jalannya isi usus (Sabara, 200)!
Dari definisi diatas dapat disimpulkan baha ileus obstruktif adalah
sumbatan total atau parsial yang menghalangi aliran normal melalui saluran
penernaan atau gangguan usus disepanjang usus
. ETI'L'(I
'leus obstruktif sering dijumpai dan merupakan penyebab terbesar
pembedahan pada akut abdomen. 9al ini terjadi ketika udara dan hasil
sekresi tak dapat meleati lumen intestinal karena adanya sumbatan yang
menghalangi. Obstruksi mekanik dari lumen intestinal biasanya disebabkan
oleh tiga mekanisme > 1! blokade intralumen (obturasi!, 2! intramural atau
lesi intrinsik dari dinding usus, dan #! kompresi lumen atau konstriksi akibat
lesi ekstrinsik dari intestinal. -erbagai kondisi yang menyebabkan
terjadinya obstruksi intestinal biasanya terjadi melalui satu mekanisme
utama. Satu pertiga dari seluruh pasien yang mengalami ileus obstruktif,
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
13/62
1#
ternyata dijumpai lebih dari satu faktor etiologi yang ditemukan saat
dilakukan operasi. (/hompson, 200*!
(am)ar -. enyebab ileus obstruktif. (Simatupang, 2010!
enyebab terjadinya ileus obstruktif beragam jumlahnya berdasarkan
umur dan tempat terjadinya obstruksi. "dhesi post operatif merupakan
penyebab utama dari terjadinya obstruksi usus halus. ada pasien yang tidak
pernah dilakukan operasi laparotomi sebelumnya, adhesi karena inflamasi
dan berbagai hal yang berkaitan dengan kasus ginekologi harus dipikirkan.
"dhesi, hernia, dan malignansi merupakan @0 ? penyebab dari kasus ileus
obstruktif. ada anak$anak, hanya 10 ? obstruksi yang disebabkan oleh
adhesi> intususepsi merupakan penyebab tersering dari ileus obstruktif yang
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
14/62
1%
terjadi pada anak$anak.
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
15/62
1*
-erdasarkan penyebabnya ileus obstruktif dibedakan menjadi tiga
kelompok (ates, 200%!3
a. :esi$lesi intraluminal, misalnya fekalit, benda asing, be=oar, batu
empedu.
b. :esi$lesi intramural, misalnya malignansi atau inflamasi.
. :esi$lesi ekstramural, misalnya adhesi, hernia, volvulus atau intususepsi.
-erdasarkan :okasi Obstruksi 3
a. :etak /inggi 3 Duodenum$&ejunum
b. :etak /engah 3 'leum /erminal
. :etak ;endah 3 7olon$Sigmoid$retum
'leus obstruktif dibagi lagi menjadi tiga jenis dasar (Sjamsuhidajat,
200*! 3
a. 'leus obstruktif sederhana, dimana obstruksi tidak disertai dengan
terjepitnya pembuluh darah.
b. 'leus obstruktif strangulasi, dimana obstruksi yang disertai adanya
penjepitan pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir
dengan nekrosis atau gangren yang ditandai dengan gejala umum berat
yang disebabkan oleh toksin dari jaringan gangren.
. 'leus obstruktif jenis gelung tertutup, dimana terjadi bila jalan
masuk dan keluar suatu gelung usus tersumbat, dimana paling sedikit
terdapat dua tempat obstruksi.
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
16/62
1
ntuk keperluan klinis dan berdasarkan letak sumbatan, ileus obstruktif
dibagi dua (llah S, 200+!3
1. 'leus obstruktif usus halus, yaitu obstruksi letak tinggi dimana mengenai
duodenum, jejunum dan ileum
2. 'leus obstruktif usus besar, yaitu obstruksi letak rendah yang mengenai
kolon, sigmoid dan retum.
0. PAT',I%I'L'(I
es!#n Usus Halus Terha$a! ')struksi
8ormalnya, sekitar 2 : asupan airan dan @ : sekresi dari gaster,
intestinal dan pankreatiobilier ditansfer ke intestinal setiap harinya.
eskipun aliran airan menuju ke intestinal bagian proksimal, sebagian
besar airan ini akan diabsorbsi di intestinal bagian distal dan kolon. 'leus
obstruktif terjadi akibat akumulasi airan intestinal di proksimal daerah
obstruksi disebabkan karena adanya gangguan mekanisme absorbsi normal
proksimal daerah obstruksi serta kegagalan isi lumen untuk menapai
daerah distal dari obstruksi.
"kumulasi airan intralumen proksimal daerah obstruksi terjadi dalam
beberapa jam dan akibat beberapa faktor. "supan airan dan sekresi lumen
yang terus bertambah terkumpul dalam intestinal. "liran darah meningkat
ke daerah intestinal segera setelah terjadinya obstruksi, terutama di daerah
proksimal lesi, yang akhirnya akan meningkatkan sekresi intestinal. 9al ini
bertujuan untuk menurunkan kepekaan vasa splanknik pada daerah
obstruksi terhadap mediator vasoaktif. engguyuran airan intravena juga
meningkatkan volume airan intralumen. Sekresi airan ke dalam lumen
terjadi karena kerusakan mekanisme absorpsi dan sekresi normal. 'leus
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
17/62
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
18/62
1@
terdapat mekanisme lain yang menyebabkan perubahan pada mekanisme
sekresi. eningkatan sekresi juga dipengarui oleh hormon gastrointestinal,
seperti peningkatan sirkulasi vasoaktif intestinal polipeptida, prostaglandin,
atau endotoksin.
eningkatan volume intralumen menyebabkan terjadinya distensi
intestinal di bagian proksimal obstruksi, yang bermanifestasi pada mual dan
muntah. roses obstruksi yang berlanjut, kerusakan progresif dari proses
absorbsi dan sekresi semakin ke proksimal. Selanjutnya, obstruksi mekanik
ini mengarah pada peningkatan defisit airan intravaskular yang disebabkan
oleh terjadinya muntah, akumulasi airan intralumen, edema intramural, dan
transudasi airan intraperitoneal. Selain itu dapat menyebabkan kompresi
limfatik mukosa, menyebabkan dinding usus lymphedema. untah terjadi
jika tingkat obstruksi proksimal.
9ilangnya airan dan dehidrasi berat dan berkontribusi terhadap
peningkatan morbiditas dan mortalitasemasangan nasogastri tube malah
memperparah terjadinya defisit airan melalui external loss. 9ipokalemia,
hipokhloremia, alkalosis metabolik merupakan komplikasi yang sering dari
obstruksi letak tinggi. 9ipovolemia yang tak dikoreksi dapat mengakibatkan
terjadinya insufisiensi renal, syok, dan kematian.
Stagnasi isi intestinal dapat memfasilitasi terjadinya proliferasi
bakteri. -akteri "erob dan "naerob berkembang pada daerah obstruksi.
oloni berlebihan dari bakteri dapat merangsang absorbtif dan fungsi
motorik dari intestinal dan menyebabkan terjadinya translokasi bakteri.
%trangulasi
Obstruksi strangulasi adalah hilangnya aliran darah di segmen
obtruksi dari intestinal. 9al ini dapat terjadi karena adanya penekanan
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
19/62
1+
langsung dari vasa mesenteri atau sebagai akibat perubahan lokal pada
dinding intestinal. omplikasi ini sering berhubungan dengan obstruksi
yang disebabkan oleh hernia dan volvulus. Obstruksi strangulasi pada kolon
paling sering disebabkan oleh volvulus.
'skemia intramural dapat terjadi karena berbagai sebab. Distensi dan
peningkatan tekanan pada intramural dapat menyebabkan kongesti dari
vena, kebooran kapiler, edema dinding usus besar dan perdarahan serta
thrombosis dari arteri dan vena. eningkatan pertumbuhan bakteri terjadi
dalam beberapa jam setelah strangulasi. 9al ini menyebabkan produksi
toksin intralumen dan dapat merangsang pelepasan mediator vasoaktif
seperti prostaglandin. ukosa dari intestinal lebih peka terhadap iskemia
dan beberapa faktor tampaknya memainkan peranan penting untuk
mendukung terjadinya iskemia, termasuk hipoksia, protease pankreas dan
radikal bebas.
ukosa pada intestinal lebih peka terhadap terjadinya iskemia
dibandingkan mukosa pada kolon. Saat terjadi nekrosis mukosa, bakteri dan
toksin dapat dengan segera berpindah tempat dari dinding intestinal menuju
ke avum peritoneal, limfe pada mesenterikum, dan sirkulasi sistemik. 9al
ini dapat menyebabkan iskemia, sepsis, perforasi frank yang dapat disertai
dengan peritonitis dan kematian akibat syok sepsis. But iskemia dan
terjadinya reperfusion juga mendukung terjadinya gagal organ, seperti paru.
*#lulus
/erjadi saat obstruksi terdapat di dua tempat.
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
20/62
20
tersisa. Saat tekanan intralumen di segmen obstruksi meningkat, sekresi
airan ke dalam lumen meningkat sementara absorbsinya menurun.
epentingan klinis yang mungkin terjadi akibat fenomena ini ialah
meningkatnya resiko kejadian strangulasi. Distensi pada obstruksi gelung
tertutup terjadi sangat epat sehingga biasanya strangulasi terjadi lebih
dahulu bahkan sebelum gejala klinis dari obstruksi tampak jelas.
')struksi Parsial Intestinal
ada obstruksi parsial, lumen tak sepenuhnya tersumbat. "dhesi
merupakan penyebab tersering dari gangguan ini dan jarang sekali
mengakibatkan terjadinya strangulasi. Obstruksi parsial kronis dapat
menyebabkan terjadinya penebalan dinding intestinal akibat hipertrofi otot.
erpanjangan aktu kontraksi dan peningkatan kelompok kontraksi
merupakan karakteristik yang dapat ditemukan. elainan motoris ini dan
kemungkinan berhubungan dengan pertumbuhan bakteri dapat
menyebabkan terjadinya malabsorbsi, distensi dan diare sekretorik.
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
21/62
PATA3%
21
Non mekanik
(manipulasi organ abdomen,
peritonitis, sepsis dll)
Mekanis
(perlengketan, neoplasma,
hernia, benda asing striktur)
Akumulasi gas dan cairan
dalam lumen usus
Passage usus terganggu
Distensi ususbstruksi komplit!angguan absobsi "2 dan
elektrolit pada lumen usus
#entilasi paru
terganggu akibat
tekanan pada
dia$ragma
N%eri, kram, kolik
&ehilangan "2
dan Natrium
Penurunan 'olume cairan
ekstraseluler
!elombang paristaltik
berbalik arah, isi usus
terdorong ke mulut
a*%ok hipo'olemik
bPenurunan curah +antung
cPenurunan per$usi +aringan
d"ipotensi
eAsidosis metabolik
Mual - Muntah
&ehilangan ion " dan & dari
lambung, penurunan dan
& dalam darah
Dehisrasi
Resiko kekurangan
volume cairan
Alkalosis metabolik
Asidosisis
Metabolik
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
Peningkatan
tekanan
intralumen
Menekan 'esika
urinaria
.skemik dinding
usus
Nekrosis
/upture
Per$orasi
Pelepasan bakteri
dan toksik dari usus
%ang nekrotik ke
dalam peritoneum
dan sirkulasi s%stemik
Peritonitis septikemia
Resiki tinggi
penyebaran infeksi
Polanafas
tidak
efektif
/esistensi urinGg. Pola
eliminasi
urin
Gg. Rasa nyaman :
Nyeri
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
22/62
22
4. "ani+estasi Klinis
Obstruksi dapat diklasifikasikan parsial atau totalis, sederhana atau
strangulasi. /idak ada gambaran klinis khas untuk mendeteksi aal
obstruksi strangulasi. 8yeri perut sering digambarkan sebagai kram perut
dan sifatnya intermiten (berkalaC hilang timbul! merupakan gejala yang
paling menonjol pada obstruksi sederhana. Seringkali presentasi dapat
menunjukan lokasi perkiraan dan sifat obstruksi. -iasanya rasa sakit yang
terjadi dalam jangka aktu yang lebih singkat dan nyeri kolik disertai
dengan muntah menandakan obstruksi ileus bagian proksimal. Sedangkan
pada nyeri yang lama (beberapa hari!, bersifat progresif, dan disertai dengan
distensi abdomen merupakan gejala khas pada obstruksi letaknya lebih
distal. erubahan karakter nyeri dapat menunjukan perkembangan
komplikasi yang lebih serius misalnya nyeri yang menetap pada abdomen
yang menandakan adaya strangulasi atau tanda iskemik.
Bejala utama dari obstruksi ialah nyeri kolik, mual dan muntah dan
obstipasi. "danya flatus atau feses selama $12 jam setelah gejala
merupakan iri khas dari obstruksi parsial. 8yeri kram abdomen bisa
merupakan gejala penyerta yang berhubungan dengan hipermotilitas
intestinal proksimal daerah obstruksi. 8yerinya menyebar dan jarang
terlokalisir, namun sering dikeluhkan nyeri pada bagian tengah abdomen.
Saat peristaltik menjadi intermiten, nyeri kolik juga menyertai. Saat nyeri
menetap dan terus menerus kita harus menurigai telah terjadi strangulasi
dan infark. (6hang,200*!
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
23/62
2#
/anda$tanda obstruksi usus halus juga termasuk distensi abdomen
yang akan sangat terlihat pada obstruksi usus halus bagian distal ileum, atau
distensi bisa tak terjadi bila obstruksi terjadi di bagian proksimal usus halus,
dan peningkatan bising usus. 9asil laboratorium terlihat penurunan volume
intravaskuler, adanya hemokonsentrasi dan abnormalitas elektrolit. ungkin
didapatkan leukositosis ringan. (/hompson, 200*!
untah terjadi setelah terjadi obstruksi lumen intestinal dan menjadi
lebih sering saat telah terjadi akumulasi airan di lumen intestinal. Derajat
muntah linear dengan tingkat obstruksi, menjadi tanda yang lebih sering
ditemukan pada obstruksi letak tinggi. Obstruksi letak tinggi juga ditandai
dengan bilios vomiting dan letak rendah muntah lebih bersifat malodorus.
(/hompson, 200*!
egagalan untuk defekasi dan flatus merupakan tanda yang penting
untuk membedakan terjadinya obstruksi komplit atau parsial. Defekasi
masih terjadi pada obstruksi letak tinggi karena perjalan isi lumen di baah
daerah obstruksi. Diare yang terus menerus dapat juga menjadi tanda adanya
obstruksi partial. (Sheedy S, 200!
/anda$tanda pada pemeriksaan fisik dapat saja normal pada aalnya,
namun distensi akan segera terjadi, terutama pada obstruksi letak rendah.
/anda aal yang munul ialah penderita segera mengalami dehidrasi. assa
yang teraba dapat di diagnosis banding dengan keganasan, abses, ataupun
strangulasi. "uskultasi digunakan untuk membedakan pasien menjadi tiga
kategori 3 loud, high pith dengan burst ataupun rushes yang merupakan
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
24/62
2%
tanda aal terjadinya obstruksi mekanik. Saat bising usus tak terdengar
dapat diartikan baha obstruksi telah berlangsung lama, ileus paralitik atau
terjadinya infark. Seiring aktu, dehidrasi menjadi lebih berat dan tanda$
tanda strangulasi mulai tampak. emeriksaan lipat paha untuk mengetahui
adanya hernia serta retal touher untuk mengetahui adanya darah atau
massa di retum harus selalu dilakukan.(Sheedy S, 200!
5. K'"PLIKA%I
a. 8ekrosis usus, perforasi usus, dikarenakan obstruksi yang sudah terjadi
selalu lama pada organ intra abdomen.
b. Sepsis, infeksi akibat dari peritonitis, yang tidak tertangani dengan baik
dan epat.
. Syok$dehidrasi, terjadi akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma.
d. "bses Sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi, karena
absorbsi toksin dalam rongga peritonium sehinnga terjadi peradangan
atau infeksi yang hebat pada intra abdomen.
e. neumonia aspirasi dari proses muntah.
f. Bangguan elektrolit, karena terjadi gangguan absorbsi airan dan
elektrolit pada usus.
g. ematian
( Brunner and Suddarth, 2002 ! dan ( Sabara, 2007 dikutip dari
(http:!!!"#iles$o%$&rs'ed"tk"
6. PE"EIK%AAN PENUN&AN(
a. emeriksaan laboratorium
emeriksaan laboratorium pada pasien yang diduga mengalami
obstruksi intestinal terutama ialah darah lengkap dan elektrolit, -lood
rea 8itrogen, kreatinin dan serum amylase. emeriksaan elektrolit
diperlukan karena pasien mual muntah tujuannya untuk mengevaluasi
elektrolitnya. -erikut adalah tes laboratorium yang penting dan
diperlukan sebagai berikut3
http://www.files-of-drsmed.tk/http://www.files-of-drsmed.tk/8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
25/62
2*
1! imia serum 3 hasilnya biasanya normal atau sedikit meningkat.
2! -8 (-lood re 8itrogen! 3 &ika -8 meningkat, hal ini dapat
menunjukan penurunan volume airan tubuh (dehidrasi!.
#! reatinin 3 peningkatan kreatinin mengindikasikan adanya dehidrasi.%! 7-7 (7omplete -lood 7ount!3 Sel darah putih (6-7! mungkin
meningkat dengan pergeseran ke kiri biasanya terjadi pada ileus
obstruktif sederhana atau strangulasi, peningkatan hematokrit adalah
indikator kondisi airan dalam tubuh berkurang (misalnya> dehidasi!.
*! 6orld Soiety of 5mergeny Surgery memperbaharui pedomana
untuk diagnosis dan manajemen dari ileus obstruksi adhesive, meliputi
hal$hal sebagai berikut3 dengan tidaka adanya strangulasi dan riayat
muntah terus menerus atau gabungan tanda$tanda pada 7/ san,
pasien dengan ileus obstruksi parsial dapat dengan aman dikelola
dengan manajemen non$operativ yaitu penggunaan tabung dekompresi
atau dikenal dengan 6S7 (6ater Soluble 7ontrast edium!
adalaha rekomendasi kedua untuk tujuan diagnosti dan terapetik pada
pasien yang menjalani manajemen non$operativ. anajemen non$
operative dapat diperpanjang hingga )2 jam tanpa adanya tanda$tanda
strangulasi atau peritonitis. emebdahan dianjurkan setelah )2 jam
manajemen nonoperativ tanpa ada perbaikan. 5ksplorasi laparotomi
yang sering digunakan untuk pasien dengan ileus obstruktif
strangulasi dan setelah manajemen konservatif gagal, pendekatan
laproskopi terbuka sangat di anjurkan.
b. emeriksaan 4oto ;ontgen
1! 4oto olos "bdomen
enilai foto polos untuk pasien dengan ileus obstruksi setidaknya
2 tampilan yaitu posisi terlentang atau datar dan tegak. 4oto polos
merupakan diagnose lebih akurat pada kasus ileus obstruksi
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
26/62
2
sederhana, namun tingkat kegagalan diagnostik sebanyak #0? telah
dilaporkan.(/hompson, 200)!
ada foto abdomen dapat membedakan temuan obstruksi
sedehana atau strangulasi, dan beberapa telah menggunakanya utnuk
membedakan antara obstruksi lengkap atau parsial atau bukan suatu
ileus obstruksi. Studi )appas et al menemukan 2 temuan lebih
prediktif dari ileus obstruktif letak tinggi dan ileus obstruktif komplit
antara lain3 (1! adanya deferensial air$fluid level di usus halus, (2!
dilatasi usus lebih dari 2* mm. Studi ini menemukan baha ketika 2
temuan yang hadir, obstruksi kemungkinan besar letak tinggi atau
ileus obstruksi totalis. etika temuan kedua ini tidak ada maka ileus
obstruksi letak rendah (parisial! atau tidak ada obstruksi.
/emuan spesifik untuk obstruksi usus halus ialah dilatasi usus
halus ( diameter E # m !, adanya air$fluid level pada posisi foto
abdomen tegak, dan kurangnya gambaran udara di kolon. Sensitifitas
foto abdomen untuk mendeteksi adanya obstruksi usus halus menapai
)0$@0? namun spesifisitasnya rendah. ada foto abdomen dapat
ditemukan beberapa gambaran, antara lain3
1! Distensi usus bagian proksimal obstruksi
2! olaps pada usus bagian distal obstruksi
#! osisi tegak atau dekubitus3 "ir$fluid levels
%! osisi supine dapat ditemukan 3
a! distensi usus
b step$ladder si*n
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
27/62
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
28/62
2@
Dilatasi usus.
'ultipel air %luid leveldan strin* o% pearls- si*n"
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
29/62
2+
.errin* bone appearance"
+o%%ee bean appearance"
Step ledder si*n"
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
30/62
#0
. 5nterolysis
5nterolysis berfungsi untuk mendeteksi adanya obstruksi dan juga
untuk membedakan obstruksi parsial dan total. 7ara ini berguna jika pada
foto polos abdomen memperlihatkan gambaran normal namun dengan
klinis menunjukkan adanya obstruksi atau jika penemuan foto polos
abdomen tidak spesifik. ada pemeriksaan ini juga dapat membedakan
adhesi oleh karena metastase, tumor rekuren dan kerusakan akibat
radiasi. 5nterolysis memberikan nilai prediksi negative yang tinggi dan
dapat dilakukan dengan dua kontras. -arium merupakan kontras yang
sering digunakan. -arium sangat berguna dan aman untuk mendiagnosa
obstruksi dimana tidak terjadi iskemia usus maupun perforasi. 8amun,
penggunaan barium berhubungan dengan terjadinya peritonitis dan
penggunaannya harus dihindari bila diurigai terjadi perforasi.
'ntususepsi (coiled$sprin* appearance!.
d. emeriksaan :aboratorium /umor 7olon
1! emeriksaan en=im transaminase sebagai penanda adanya metastase
pada liver.
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
31/62
#1
2! emeriksaan marker tumor 75" ( 7arino 5mbryoni "ntigen!
bertujuan untuk monitor pasaterapi. &ika pada pemeriksaan inisial
tidak meningkat maka penggunaa 75" untuk follo up menjadi
kurang penting.
e. emeriksaan 'maging /umor 7olon
1! -arium 5nema, Dengan adanya endoskopi, barium enema semakin
digunakan. ada keadaan dimana endoskopiC kolonoskopi tidak
tersedia barium enema dapat digunakan untuk diagnosis, lokasi,
fiksasi dengan jaringan sekitar, kanker sinkronos, ataupun lesi
prakanker, seperti polips, hronis ulerative olitis.
2! 7/ San , /erutama ditujukan untuk melihat adanya metastase pada
hepar, B- para aorta, ataupun infiltrasi langsung ke organ sekitar.
#! ;', Digunakan untuk menggantikan 7/ San, terutama jika terdapat
kontra indikasi penggunaan kontras .
%! 5/ San, Digunakan untuk melihat adanya metastase dari kanker
kolon dan tidak untuk mendiagnosis tumor kolon primer.
*! 4oto /horaks FSB hepar, Digunakan untuk tujan mengetahui
stadium pada paru dan hepar dan untuk persiapan operasi.
! olonoskopi, merupakan Gstandar emasH untuk mendiagnosis kanker
kolon. Digunakan untuk melihat adanya lesi prakanker, untuk skring,
dan melihat gambaran maros tumor dan biopsy.
17. PENATALAKANAAN
asien dengan obstruksi intestinal biasanya mengalami dehidrasi dan
kekurangan 8atrium, hlorida dan alium yang membutuhkan penggantian
airan intravena dengan airan salin isotoni seperti ;inger :aktat. rin
harus di monitor dengan pemasangan 4oley ateter. Setelah urin adekuat,
7l harus ditambahkan pada airan intravena bila diperlukan. emeriksaan
elektrolit serial, seperti halnya hematokrit dan leukosit, dilakukan untuk
menilai kekurangan airan. "ntibiotik spektrum luas diberikan untuk
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
32/62
#2
profilaksis atas dasar temuan adanya translokasi bakteri pada ostruksi
intestinal. (5vers, 200%!
Dek#m!resi
ada pemberian resusitasi airan intravena, hal lain yang juga penting
untuk dilakukan ialah pemasangan nasogastri tube. emasangan tube ini
bertujuan untuk mengosongkan lambung, mengurangi resiko terjadinya
aspirasi pulmonal karena muntah dan meminimalkan terjadinya distensi
abdomen. asien dengan obstruksi parsial dapat diterapi seara konservatif
dengan resusitasi dan dekompresi saja. enyembuhan gejala tanpa terapi
operatif dilaporkan sebesar 0 I @*? pada obstruksi parsial. (5vers, 200%!
Tera!i '!erati+
Seara umum, pasien dengan obstruksi intestinal komplit membutuhkan
terapi operatif. endekatan non I operatif pada beberapa pasien dengan
obstruksi intestinal komplit telah diusulkan, dengan alasan baha
pemasangan tube intubasi yang lama tak akan menimbulkan masalah yang
didukung oleh tidak adanya tanda$tanda demam, takikardia, nyeri tekan atau
leukositosis. 8amun harus disadari baha terapi non operatif ini dilakulkan
dengan berbagai resikonya seperti resiko terjadinya strangulasi pada daerah
obstruksi dan penundaan terapi pada strangulasi hingga setelah terjadinya
injury akan menyebabkan intestinal menjadi ireversibel. enelitian
retrospektif melaporkan baha penundaan operasi 12 I 2% jam masih dalam
batas aman namun meningkatkan resiko terjadinya strangulasi.
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
33/62
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
34/62
#%
1. /oreksi sederhana (simple correction" 9al ini merupakan tindakan
bedah sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada
hernia inarerata non$strangulasi, jepitan oleh strengCadhesi atau pada
volvulus ringan.
2. indakan operati% by$pass" embuat saluran usus baru yang JmeleatiJ
bagian usus yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, 7rohn
disease, dan sebagainya.
#. embuat fistula entero$utaneus pada bagian proAimal dari tempat
obstruksi, misalnya pada 7a stadium lanjut.
%. elakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis
ujung$ujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus,
misalnya pada arinomaolon, invaginasi strangulata, dan sebagainya.
ada beberapa obstruksi ileus, kadang$kadang dilakukan tindakan
operatif bertahap, baik oleh karena penyakitnya sendiri maupun karena
keadaan penderitanya, misalnya pada 7a sigmoid obstruktif, mula$mula
dilakukan kolostomi saja, kemudian hari dilakukan reseksi usus dan
anastomosis. (llah S, 200+!
Suatu problematik yang sulit pada keadaan pasa bedah adalah
distensi usus yang masih ada. ada tindakan operatif dekompressi usus,
gas dan airan yang terkumpul dalam lumen usus tidak boleh dibersihkan
sama sekali oleh karena atatan tersebut mengandung banyak bahan$
bahan digestif yang sangat diperlukan. asa bedah tidak dapat
diharapkan fisiologi usus kembali normal, alaupun terdengar bising
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
35/62
#*
usus. 9al tersebut bukan berarti peristaltik usus telah berfungsi dengan
efisien, sementara ekskresi meninggi dan absorpsi sama sekali belum
baik.
Sering didapati penderita dalam keadaan masih distensi dan disertai
diare pasa bedah. /indakan dekompressi usus dan koreksi air dan
elektrolit serta menjaga keseimbangan asam basa darah dalam batas
normal tetap dilaksanakan pada pasa bedahnya. ada obstruksi yang
lanjut, apalagi bila telah terjadi strangulasi, monitoring pasa bedah yang
teliti diperlukan sampai selama $ ) hari pasa bedah. -ahaya lain pada
masa pasa bedah adalah toksinemia dan sepsis. Bambaran kliniknya
biasanya mulai nampak pada hari ke %$* pasa bedah. emberian
antibiotika dengan spektrum luas dan disesuaikan dengan hasil kultur
kuman sangatlah penting.
B. A%UHAN KEPEAATAN
1. Pre #!erasi
a8 Pengkajian
1! Status kesehatan fisik seara umum
Sebelum dilakukan pembedahan, penting dilakukan pemeriksaan
status kesehatan seara umum, meliputi identitas klien, riayat
penyakit, riayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap.,
antara lain status hemodinamika, status kerdiovaskuler, status
pernapasan, fungsi ginjal dan hepati, fungsi endokrin, fungsi
imonologi, dan lain$lain.
2! Status nutrisi
ebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat
badan, kadar protein darah dan keseimbangan nitrogen. Segala bentuk
defisiensi nutrisi harus dikoreksi sebelum pembedahan untuk
memberikan protein yang ukup untuk perbaikan jaringan.
#! eseimbangan airan dan elektrolit
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
36/62
#
-alane airan perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan input dan
output airan. Demiikian juga kadar elektrolit serum harus berada
dalam rentang normal. eseimbangan airan dan elektrolit erat
dengan fungsi ginjal. Dimana ginjal berfungsi dengan mengatur
mekanisme asam basa dan ekskresi metabilisme obat$obatan anastesi.
&ika fungsi ginjal baik maka operasi dapat dilakukan denggan baik,
namun jika ginjal mengalami gangguan seperti oliguriaCanuria,
infusiensi renal akut, nefritis akut maka operasi harus ditunda
menunggu perbaikan fungsi ginjal.
%! ebersihan lambung dan kolon
:ambung dan kolon harus dibersihkan terlebih dahulu. 'ntervensi
keperaatan yang biasanya diberikan diantaranyya adalah pasien
dianjrkan dipuasakan dan dilakukan tindakan pengosongan lambung
dan kolon dengan tindakan enema, lamanya puasa sekitar )$@ jam.
/ujuannya dari pengosongan lambung dan kolon adalah untuk
menghindari aspirasi (masuknya airan lambung ke paru$paru! dan
menghindari kontaminasi fese ke area pembedahan sehingga
menghindarkan terjadinya infeksi pasa pembedahan.
*! enukuran daerah operasienukuran pada daerah operasi ditunjukan untuk menghindari
terjadinya infeksi pada daerah yang dilakukan pembedahan karena
rambut yang tidak diukur dapat menjadi tempat bersembunyi kuman
dan dapat juga menggangguCmenghambat proses penyembuhan dna
peraatan luka.
! ersonal hygiene
ebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi
karena tubuh yang kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat
mengakibatkan infeksi pada daerah yang dioperasi.
)! engosongan kandung kemih
engosongan kandung kemih dilakukan dengan melakukan
pemasangan kateter. Selain untuk pengosongan isi bladder tindakan
kateter juga diperlukan untuk observasi balne airan.
)8 Diagn#se Ke!era9atan
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
37/62
#)
1! urang pengetahuan berhubungan dengan prosedur tindakan
pembedahan.
2! eemasan berhubungan dengan tindakan operatif
:8 Interensi Ke!era9atan
Diagn#se Tujuan interensi
urang
pengetahuan
berhubungan
dengan prosedur
tindakan
pembedahan.
8O7
Setelah diberikan penjelasan
selama 1A 2 jam tentang
penyakit, pasien mengerti
proses penyakitnya dan
program peraatan serta
therapy yang diberikan
dengan indiator >
asien mampu 3
1. enjelaskan kembali
tentang penyakitnya.
2. engenai kebutuhan
peraatan danpengobatan tanpa emas.
8'7
engetahuan penyakit 3
1. aji pengetahuan klien
tentang penyakitnya.
2. &elaskan tenta proses
penyakit (tanda dan
gejala!. 'dentifikasi
kemungkinan
penyebab. &elaskan
kondisi tentang klien.
#. &elaskan tentang
program pengobatan
dan alternativepengobatan.
%. Diskusikan tentang
terapi dan pilihannya,
*. /anyakan kembali
pengetahuan klien
tentang prosedur
operasi.
/eahing3 preoperative
1. 'nformasikan klien
aktu pelaksanaan
prosedur operasi.
2. 'nformasikan klien lama
aktu pelaksanaan
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
38/62
#@
prosedur operasi.
#. &elaskan tujuan prosedur
operasi
%. &elaskan hal$hal yang
perlu dilakukan setelah
prosedur.
*. astikan persetujuan
operasi telah
ditandatangani.
. :engkapi eklist operasi.
eemasan
berhubungan
dengan tindakan
operatif
8O7
Setelah dilakukan tindakankeperaatan selama 1A 2
jam emas berkurang dengan
indiator 3
1. engungkapkan ara
mengatasi emas.
2. ampu menggunakan
oping
8'7
enurunan keemasan1. -ina hubungan saling
peraya.
2. -antu pasien untuk
mengektifkan sumber
support.
#. -erikan reinfosement
untuk menggunakan
sumber oping yg
efektif.
2. Intra '!erasi
a8 Pengkajian
Diruang penerimaan peraat sirkulasi 3
1! emvalidasi identitas klien
2! emvalidasi inform onent.
eraat menanyakan 31! ;iayat alergi.
2! 7hek riayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
#! 7hek pengobatan sebelumnya 3 therapy antikoagulasi.
%! 7hek adanya gigi palsu, ontat lensa, perhiasan, igs dilepas.
*! eterisasi.
)8 Diagn#se ke!era9atan
1! ;esiko infeksi berhubungan dengan fator resiko prosedur invasiif,
pembedahan, infus
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
39/62
#+
2! ;esiko hipotermi berhubungan dengan fator resiko berada diruangan
yang dingin
#! ;esiko idera berhubungan dengan fator resiko gangguan persepsi
sensori karena anastesi.
:8 Interensi Ke!era9atan
Diagn#sa Tujuan Interensi
;esiko infeksi
berhubungan dengan
fator resiko prosedur
invasiif, pembedahan,
infus
8O7 3 ontrol infeksi
selama dilakukan tindakan
operasi tidak terjadi
transmisi agent infeksi.
'ndiator 3
"lat dan bahan yang
dipakai tidak
terkontaminasi
8'7 3 ontrol infeksi intra
operasi
1. Bunakan pakaian
khusus ruang operasi
2. ertahankan prinsip
asepti dan antisepti.
;esiko hipotermi
berhubungan dengan
fator resiko berada
diruangan yang dingin
8O7 3 ontrol
temperature
7riteria 3
1. /emperature ruangan
nyaman.
2. /idak terjadi
hipotermi.
8'7 3 pengaturan
temperature intraoperatif
1. "tur suhu ruangan
yang nyaman
2. :indungi area di
ilayah operasi.
;esiko idera
berhubungan dengan
fator resiko gangguan
8O73 ontrol resiko
'ndiator 3 tidak terjadi
8'73 surgial preaousen
"ktifitas 3
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
40/62
%0
persepsi sensori karena
anastesi.
injuri 1. /idurkan klien pada
meja operasi dengan
posisi sesuai
kebutuhan
2. onitor penggunaan
instrument, jarum dan
kasa
#. astikan tidak ada
instrument, jarum dan
kasa yang tertinggal
dalam tubuh klien.
-. P#st '!erati+
a8 Pengkajian
1! System pernafasan , etika klien dimasukan ke "7, peraat
segera mengkaji klien3 otensi jalan napas, erubahan pernafasan
2! System kardiovaskuler, Sirkulasi darah, nadi dan suara jantung tiap
1* menit, enurunan tekanan darah, nadi dan suara jantung, aji
sirkulasi perifer (temperature dan ukuran ekstremitas!, eseimbangan
airan dan elektrolit
#! 'nspeksi membrane mukosa 3 arna dan kelembaban, turgor kulit
%! kur airan 3 8B/ tube, drainase urin
*! onitor airan intravena
! System persyarafan, aji fungsi serebral dan tingkat kesadaran 3
semua klien dengan anestesi umum.
)! lien dengan bedah kepala 3 respon pupil, kekuatan otot.@! System perkemihan , 7ontrol volunteer fungsi perkemihan setelah $
@ jam post anestesi inhalasi, '
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
41/62
%1
10! System integument (:uka bedah sembuh sekitar 2 minggu, jika tidak
ada infeksi, trauma, malnutrisi, obat$obat steroid, enyembuhan
sempurna sekitar bulan$ satu tahun!
11! Drain dan balutan, Semua balutan dan drain dikaji setiap 1* menit .
(jumlah, arna, konsitensi, dan bau airan
12! engkajian nyeri , aji tanda fisik dan emosi 3 peningkatan nadi dan
tekanan darah, gelisah, menangis, kualitas nyeri sebelum dan sesudah
pemberian analgetik.
)8 Diagn#se ke!era9atan
1! Bangguan pertukaran gas berhubungan dengan efek sisa anastesi.
2! erusakan integritas kulit berhubungan dengan luka pembedahan
#! 8yeri akut berhubungan dengan insisi pembedahan
%! ;esiko injury berhubungan dengan effet anastesi
*! ekurangan volume airan berhubungan dengan kehilangan airan
intra dan post operasi
! etidakefektifan kebersihan jalan nafas berhubungan dengan
peningkatan sekresi.
:8 Interensi Ke!era9atan
Diagn#se Tujuan Interensi
Bangguan pertukaran
gas berhubungan
dengan efek sisa
anastesi.
8O7 3
1. ;espiratory status 3 gas
eAhange
2. ;espiratory3 ventilation#.
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
42/62
%2
paru$paru dan bebas
dari tanda$tanda
distress pernafasan.
#. /anda$tanda vital
dalam batas normal.
status o2
;espiratory monitoring 3
1. onitor rata$rata
kedalaman, irama
suara nafas.
2. onitor pola nafas
(takipneu. dsypneu!
erusakan integritas
kulit berhubungan
dengan luka
pembedahan
8O73 tissue integritas3 skin
muus membranes.
7riteria hasil 3
1. 'ntegritas kulit yang
baik bias dipertahankan
(elastisitas, pigmentasi!
2. /idak ada lesi pada
kulit
#. erfusi jaringan baik
8'7 3
reasure management 3
1. "njurkan pasien
untuk menggunakan
pakaian yang
longgar.
2. &aga kebersihan kulit
agar tetap bersih dan
lembab.#. obilisasi klien tiap
2 jam sekali
%. Oleskan lotion atau
minyak baby oil pada
daerah yang tertekan.
8yeri akut berhubungan
dengan insisi
pembedahan
8O73
1. ain level
2. ain ontrol#. 7omfort level
7riteria hasil 3
1. ampu mengontrol
nyeri
2. elaporkan baha
nyeri berkurang dengan
menggunakan
8'7 3
ain management 3
1. :akukan pengkajian
nyeri
2. Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan.
#. 7ontrol lingkungan
nyeri seperti suhu,
penahayaan dan
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
43/62
%#
menajemen nyeri
#. ampu mengenali
nyeri (skala, intensitas,
frekuensi!.
kebisingan.
%. "jarkan tentak
teknik non
farmakologi*. olaborasi 3
pemberian analgetik
;esiko injury
berhubungan dengan
effet anastesi
8O73
;isk ontrol
7riteria hasil 3
1. lien terbebas dari
idera
8'73
environment
management
1. astikan lingkunan
aman untuk pasien2. emasang side trail
tempat tidur
#. enghidarkan
lingkungan yang
berbahaya. (misalnya
memidahkan
perabotan!.
ekurangan volume
airan berhubungan
dengan kehilangan
airan intra dan post
operasi
8O73
1. 4luid balane
2. 8utritional status
riteri hasil 3
1. empertahankan urine
dan output sesuai
denga kebutuhan.
2.
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
44/62
%%
menunjukan jalan nafas
yang paten
2. :akukan sution
#. onitor respirasi
dan status 02
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
45/62
BAB III
TIN&AUAN KA%U%
A%UHAN KEPEAATAN PEI'PEATI,
PADA Tn. L ;26 Tahun8 $i
IN%TALA%I KA"A 'PEA%I U"AH %AKIT PU%AT AN(KATAN
DAAT (AT'T %'EB'T'
1. ;5 O5;"S'
a. engkajian
8ama 3 /n. :. mur 3 2+ th
8o. ; 3%# +1 +* /anggal :ahir 3 01$0#$1+@*
&enis elamin 3 :aki$laki Status 3 -&S mandiri
/gl. asuk 3 20$01$201*, jam 0@32@30@ /-C-- 3 10mC0kg
"lamat 3 &l. /anah tinggi 1 no. 1) rt
00*C 002 tanah tinggi johar baru
Diagnosa medis 3 Obstruksi parsial e ilitis dd neoplasma
1. eluhan utama 3
8yeri perut kiri bagian atas, sejak # bulan lalu dan memberat sejak 2 minggu ini,
nyeri menjalar ke perut bagian baah, mual.
2. ;iayat penyakit dahulu
/idak ada
#. ;iayat alergi
/idak ada
%. ;iayat obat$obatan ;iayat konsumsi narkoba jenis shabu.
*. emeriksaan radiologi
SB berkesan parenhymial liver disease dan suspek meteorismus dan suspek
tanda$tanda aal peritonitis.
. emeriksaan laboratorium
"lbumin 3 2.) gCdl
:5D 3 11 mmCjam
8a 3 1#2 mmolC:
40
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
46/62
3 %.1 mmolC:
7l 3 +#mmolC:
reum 3 20 mgCdl
reatinin 3 0.@ mgCdl
). eadaan umum 3 ompos mentis B7S 3 5 3 % < 3 * 3 @. /anda$tanda vital
/D 3 100C* mm9g, 8 3 101KCmenit, S 3 #07, ;; 3 12KCmemnit,
/-C-- 3 10mC0kg
Skala nyeri 3 nyeri sedang (%!
O3 8yeri timbul sejak # tahun yang lalu
3 8yeri menjadi lebih berat ketika aktifitas berat dan olahraga
L3 8yeri terasa melilit keil, hilang dengan istirahat
;3 8yeri terasa di perut bagian kiri atas
S3 8yeri dapat timbul sampai 2 kali dalam sehari
/3 :amanya nyeri bisa sampai 20 detik
+. ernafasan 3 spontan
10. 'ntegritas kulit 3 utuh
11. Sign in 3 ya
12. arker area operasi 3 ya
b. Diagnosa eperaatan
a. 8yeri kronis berhubungan dengan adanya sumbatan pada saluran erna
illeum
b. "nsietas berhubungan dengan krisis situasional, ketidak akraban dengan
lingkungan
. ;esiko idera berhubungan dengan gangguan persepsi sensori karena
anastesi
. 'ntervensi eperaatan
8o tanggal Diagnose keperaatan intervensi ;asional
1 20$01$
201*
8yeri kronis
berhubungan dengan
adanya sumbatan pada
saluran erna illeum
1. Selidiki laporan nyeri,
atat lokasi, lama,
intentitas (skala 0$10!
dan karakteristiknya
(dangkal, tajam,
1. 8yeri enderug menjadi
konstan, lebih hebat dan
menyebar keatas nyeri
dapat bersifat loal.
4
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
47/62
konstan!
2. ertahankan posisi semi
foler sesuai indikasi
#. -erikan tindakan
kennyamanan, ontohpijatan punggung, napas
dalam, latihan relaksasiC
visualisasi
%. Observasi reaksi non
verbal dari
ketidaknyamanan
*. 7ontrol lingkungan
nyeri seperti suhu ,
penahayaan dan
kebisingan
olaborasi3
1. emberian analgetik
sesuai indikasi
2. emudahkan drainase
airanCluka karena
gravitasi dan membantu
meminimalkan nyeri
karena gerakan#. eningkatkan relaksasi
dan mungkin
meningkatkan relaksasi
%. enurunkan laju
metaboli dan iritasi usus
karena toksin
sirkulasiCloal. ang
membantu
menghilangkan nyeri dan
memperepat
penyembuhan*. eringis, merengutkan
dahi dan perilaku
menjauh merupakan
reaksi non verbal
ketidaknyamanan
. Suhu ruangan terlalu
dingin atau terlalu panas
dan suasana ruangan
operasi mempengaruhi
keadaan nyeri
2 20$01$
201*
"nsietas berhubungan
dengan krisis
situasional,
ketidakakraban dengan
lingkungan
1. Sediakan aktu
kunjungan oleh personel
kamar operasi sebelum
pembedahan jika
memungkinkan
2. 'dentifikasi tingkat rasa
takut yang mengharuskan
dilakukannya penundaan
prosedur pembedahan
#.
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
48/62
ruang operasi
). ontrol stimulasi
eksternal
@. -erikan reinforement
untuk menggunakankoping efektif
. Suara gaduh dan
keributan akan
meningkatkan ansietas
# 20$01$
201*
;esiko idera
berhubungan dengan
gangguan persepsi
sensori karena anastesi
1. 7ek daerah
kulitCpersiapan kulit dan
persiapan perut
(penukur!
2. asang bed streil, sabuk
pengaman pada paha,
papan lengan
#. :epas tusuk konde dan
ig dan tutup kepala jika
ada%. :epas perhiasan
*. -ersihkan at kuku
. :epas kontak lensa dan
amankan
). :epas protesa (gigi palsu,
mata palsu!
@. 7ek site marking area
operasi
1. ersiapan kulit pra
operasi sangat
menentukan kejadian
idera pada pasien
2. eja operasi sangat
sempit sehingga
memerlukan restrein
pada kaki atau papan
lengan
#. -enda$benda yangterbuat dari logam akan
berkonduksi dengan alat$
alat elektrik dan
membahayakan tubuh
terhadap pemakaian
elektrokauter
%. 7at kuku merupakan
benda asing bagi tubuh
dan dapat
membahayakan bagi
pasien
*. :ensa kontak dapat
menyebabkan abrasi
kornea pada aktu
pasien dalam anastesi
. -enda asing dalam tubuh
dapat teraspirasi selama
intubasiCekstubasi selang
trahea.
). Site marking area perlu
di perhatikan untukmeminimalkan resiko
terjadinya idera
d. 'mplementasi eperaatan
8o /anggalCjam Dianosa keperaatan implementasi
1 20$01$201* 8yeri kronis berhubungan
dengan adanya sumbatan
pada saluran erna illeum
1. elakukan pengkajian nyeri
9C keluhan nyeri di perut kiri bagian
atas, hilang timbul, skala nyeri sedang
dengan nilai skala nyeri %
43
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
49/62
2. engatur posisi klien dalam posisi
nyaman untuk klien
9C posisi supinasi
#. enganjurkan klien untuk menarik nafas
dalam dalam untuk merelaksasi nyeri9C klien mampu berpartisipasi dalam
intruksi dan mengatakan nyeri berkurang
2 20$01$201* "nsietas berhubungan
dengan krisis situasional,
ketidakakraban dengan
lingkungan
1. emperkenlakan diri kepada klien dan
meminta klien mengulanginya
9C klien mampu menyebutk ulang nama
staff
2. enanyakan penyebab klien merasa
takut akan pembedahan yang akan di
lakukan
9C erita pengalaman teman tentang
kegiatan operasi
#. emberitahu klien saat akan di anestesi
dan efek samping akan di rasakan
9C klien mengerti dan menyetujui
%. engikuti prosedur rumah sakit untuk
meniptakan lingkungan ruang operasi
yang nyaman untuk klien
9C tidak mengeluarkan suara gaduh,
tidak beranda dan tetap fous terhadap
klien
# 20$01$201* ;esiko idera
berhubungan dengan
gangguan persepsi sensori
karena anastesi
1. enobservasi daerah kulitCpersiapan
kulit dan persiapan perut (penukur!
9C kulit utuh dan sudah terukur
2. emasang bed streil, sabuk pengaman
pada paha, papan lengan
9C papan lengan terpasang
#. elepas tusuk konde dan ig dan tutup
kepala jika ada9C topi sudah di lepas
%. mengobservasi perhiasan
9C pasien tidak memakai perhiasan
*. mengevaluasi pemakaian at kuku
9C pasien tidak memakai at kuku
. engobservasi kontak lensa
9C pasien tidak memakai kontak lensa
). engobservasi pemakaian protesa (gigi
palsu, mata palsu!
9C pasien tidak memakai gigi palsu
@. engevaluasi site marking area operasi
4
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
50/62
9C sudah di lakukan
e. 5valuasi eperaatan
8o Diagnose keperaatan 5valuasi keparaatan
1 8yeri kronis berhubungan dengan
adanya sumbatan pada saluran
erna illeum
S 3 klien mengatakan nyeri berkurang
O 3 Skala nyeri 2
" 3 asalah keperaatan teratasi sebagian
3'ntervensi dilanjutkan selama pre dan inta
operasi, monitor //
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
51/62
#. /anda$tanda vital
/D 3 10*C* mm9g, 8 3 2KCmenit, S 3 #,%07, ;; 3 1*KCmemnit, /-C-- 3
10mC0kg
%. ernafasan 3 ventilator*. osisi anul infus 3 tangan
. osisi operasi 3 supinasi
). &enis operasi 3 steril
@. 7atheter urine 3 ya, no.1
+. "ntisepti kulit 3 betadine ),*?, betadine 10 ?, alkohol )0?
10. /ime out 3 ya
11. 'nsisi kulit 3 mediana
12. emeriksaan kulit sebelum operasi 3 bersih
1#. emeriksaan kulit setelah operasi 3 utuh
1%. onitor anastesi 3 ya
1*. esin anastesi 3 ya1. 'rigasi luka 3 ya
1). 7airan 3 8a7l
1@. erdarahan 3 200
b. Diagnosa eperaatan
a. ;esiko ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
sekresi air ludah
b. ;esiko kekurangan volume airan berhubungan dengan kehilangan
airan saat operasi
. 'ntervensi eperaatan
8o tanggal Diagnose keperaatan 'ntervensi ;asional
1 20$01$
201*
;esiko ketidakefektifan
jalan nafas
berhubungan dengan
peningkatan sekresi air
ludah
1. 5valuasi bersihan jalan
nafas klien
2. onitor tanda$tanda vital
#. Observasi 5// setiap 1*
menit
%. "uskultasi jalan nafas*. antau saturasi oksigen
. onitor status respirasi
1. elihat adanya obstruksi
jalan nafas
2. enaikan pola nafas
dapat menunjukan
adanya ketidakefektifan
jalan nafas#. ernafasan eksternal di
butuhkan saat prosedur
pembedahan agar
kebutuhan oksigen
pasien terpenuhi
%. -unyi nafas ronkhi
menandakan adanya
penumpukan sputum
pada saluran nafas
*. Saturasi oksigen
01
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
52/62
memuudahkan pemilihan
intervensi dan evaluasi
tindakan
. eningkatan frekuensi
nafas menandakanadanya upaya
pemenuhan kebutuhan
oksigen pasien
2 20$01$
201*
;esiko kekurangan
volume airan
berhubungan dengan
kehilangan airan saat
operasi
1. ertahankan volume
keseimbangan airan
2. antau tanda$tanda aal
dehidrasi
#. antau urin output setiap
jam
%. olaborasi pemberiandarah
*. Observasi selama
pemberian darah
. 7atat semua airan yang
masuk dan keluaran
). :akukan terapi 'ntra
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
53/62
sekresi air ludah 2. emonitor tanda$tanda vital
9C /D3 100C*mm9g 83 101ACmenit,
S3 #07 ;;3 1ACmenit
#. engobservasi 5// setiap 1* menit
9C 5// terpasang dan aliran udara oksigen parukanan dan kiri baik
%. emantau saturasi oksigen
9C SpO2 ++?
*. emonitor status respirasi
9C frekuensi pernafasan 1ACmenit
2 20$01$201* ;esiko kekurangan
volume airan
berhubungan dengan
kehilangan airan saatoperasi
1. empertahankan volume keseimbangan airan
2. emantau tanda$tanda aal dehidrasi
9C /D3 100C*mm9g 83 101ACmenit,
S3 #07 ;;3 1ACmenit
/urgor kulit 3 elastis#. emantau urin output
9C200
%. olaborasi pemberian darah
9C tranfusi darah jenis ;7 golongan darah O
2*0
*. engobservasi selama pemberian darah
9C tranfusi di berikan selama pembedahan
. enatat semua airan yang masuk dan
keluaran
9C terapi intra vena assering *00
). elakukan terapi 'ntra
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
54/62
(lanar!
" 3 asalah teratasi setelah pemberian terapi asering *00
, tranfusi ;7 2*0
3 'ntervensi keperaatan intra operasi di hentikan
#. OS/ O5;"S'
a. engkajian
8ama 3 /n. : mur 3 2+ th
8o. ; 3%# +1 +* /anggal :ahir 3 01$0#$1+@*
&enis elamin 3 :aki$laki Status 3 -&S mandiri
/gl. asuk 3 20$01$201*, jam 0@32@30@ /-C-- 3 10mC0kg
"lamat 3 &l. /anah tinggi 1 no. 1) rt
00*C 002 tanah tinggi johar baru
Diagnose medis3 Obstruksi parsial e ilitis dd neoplasma
1. esadaran 3 ompos mentis
2. ernafasan 3 anula
#. /anda$tanda vital
/D 3 100C) mm9g, 8 3 0KCmenit, S 3 # 07, ;; 3 1)KCmemnit, /-C-- 3 10mC0kgSpO2 3 ++?
%. erdarahan 3 00
*. 7airan infus 3assering
. 5kstremitas 3 hangat
). ukosa mulut 3 lembab
@. /urgor kulit 3 elastis
+. Sirkulasi 3 merah muda
10. rine 3 %00
11. 7atheter urine 3 ya
b. Diagnosa eperaatan
;esiko ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
sekresi air ludah
. 'ntervensi eperaatan
04
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
55/62
8o tanggal Diagnose keperaatan intervensi ;asional
1 20$01$
201*
;esiko ketidakefektifan
jalan nafas
berhubungan denganpeningkatan sekresi air
ludah
1. 5valuasi bersihan jalan
nafas klien
2. onitor tanda$tanda vital#. Observasi 5// setiap 1*
menit
%. "uskultasi jalan nafas
*. antau saturasi oksigen
. osisikan kepala miring
kesalah satu sisi
1. elihat adanya obstruksi
jalan nafas
2. enaikan pola nafasdapat menunjukan adanya
ketidakefektifan jalan
nafas
#. ernafasan eksternal di
butuhkan saat prosedur
pembedahan agar
kebutuhan oksigen pasien
terpenuhi
%. -unyi nafas ronkhi
menandakan adanya
penumpukan sputum padasaluran nafas
*. Saturasi oksigen
memuudahkan pemilihan
intervensi dan evaluasi
tindakan
. enegah terjadinya
aspirasi karena
peningkatan produksi
saliva saat pembedahan
a. 'mplementasi eperaatan
no /anggalCjam Dianosa keperaatan 'mplementasi
1 20$01$201* ;esiko ketidakefektifan jalan
nafas berhubungan dengan
peningkatan sekresi air ludah
1. engevaluasi bersihan jalan nafas klien
9C terdapat bunyi ronkhi pada paru kanan dan
kiri saat di auskultasi
2. emonitor tanda$tanda vital
9C /D3 100C)mm9g 83 0ACmenit,
S3 #07 ;;3 1)ACmenit
#. engobservasi anula oksigen9C terapi oksigen @:Cmenit
%. engauskultasi jalan nafas
9C terdengar bunyi ronkhi saat auskultasi
*. emantau saturasi oksigen
9C SpO2 ++?
. emonitor status respirasi
9C frekuensi pernafasan 1ACmenit
). engatur posisi klien
9C posisi kepala klien di miringkan ke kanan
00
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
56/62
d. 5valuasi eperaatan
8o Diagnose keperaatan 5valuasi keparaatan
1 ;esiko ketidakefektifan
jalan nafas berhubungan
dengan peningkatan
sekresi air ludah
S 3 $
O 3 asien mendapat terapi sution, memiringkan kepala ke sisi
kanan , terapi O2 % :
"3 asalah teratasi sebagian
3 intervensi dihentikan dan dilanjutkan di ruang peraatan
BAB I*
PE"BAHA%AN
ada bab ini penulis seara khusus membahas tentang penapaian yang telah
diperoleh setelah memberikan asuhan keperaatan pada /n. : dengan gangguan
sistem enernaan G'leus ObstruksiH. -ab ini juga terdapat kesenjangan$
kesenjangan yang terjadi dilihat dari konteks teori dan hasil penerapan seara
0
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
57/62
nyata pada klien. "dapun pembahasan terhadap asuhan keperaatan pada /n. :
dengan gangguan sistem penernaan GObstruksi parsial e ilitis dd neoplasmaH
adalah sebagai berikut.
". re Operasi
1. engkajian
ada data pengkajian saat pre operasi, pasien telah melakukan beberapa
pemeriksaan seperti yang ada di teori seperti pemeriksaan status kesehatan
seara umum, seperti 3
a. dentitas pasien
8ama 3 /n :
sia 3 2+ tahun
/anggal :ahir 3 01$0#$1+@*
&enis elamin 3 :aki$laki
/-C-- 3 10mC0kg
b. ;iayat penyakit
lien mengatakan 8yeri perut kiri bagian atas, sejak # bulan yang lalu
dan memberat sejak 2 minggu ini, nyeri menjalar ke perut bagian baah,
-"- seperti kotoran kambing, pernah mengalami trauma abdomen
sebulan yang lalu, dan mual.
. ;iayat kesehatan keluarga
lien mengatakan dalam keluarganya tidak mempunyai penyakit yang
sama seperti yang klien derita.
d. emeriksaan SB abdomen
9epar 3 besar dan bentuk dalam batas normal. 5hostruture
parenkim meningkat> tidak tampak lesi fokal, tidak tampak
asites ataupun efusi pleura kanan dan kiri
d. 5mpedu 3 tidak dapat dinilai I pasien tidak puasa
anreas 3 besar dan bentuk normal, ehostruture homogen, tidak
tampak lesi fokal, duktus pankreatikus tidak melebar
:ien 3 besar dan bentuk normal, ehostrutur homogen, tidak
tampak lesi fokal.
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
58/62
edua ginjal 3besar dan bentuk normal, diferensiasi orteA dan dan
medulla baik. 5hostrutur parenkhim homogen. /idak
tampak lesi fokal ataupun batu
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
59/62
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
60/62
asien dilakukan pengosongan kandung kemih dengan dengan
melakukan pemasangan kateter. Selain untuk pengosongan isi bladder
tindakan kateter juga diperlukan untuk observasi balne airan.
2. Diagnosa eperaatan
/eori
a. urang pengetahuan berhubungan dengan prosedur tindakan
pembedahan.
b. eemasan berhubungan dengan tindakan operatif
asus
a. 8yeri kronis berhubungan dengan adanya sumbatan pada saluran erna
illeum
b. "nsietas berhubungan dengan krisis situasional, ketidak akraban dengan
lingkungan
. ;esiko idera berhubungan dengan gangguan persepsi sensori karena
anastesi
ada teori maupun kasus terdapat perbedaan namun sesuai dengan kasus
maka diagnose yang ditegakkan pun seuai dengan keadaan pasien yangditemukan
#. 'ntervensi
'ntervensi yang direnanankan banyak namun tidak semua intervensi dapat
dilaksanaakan karena keadaan dan kondisi pasien serta tenaga kesehatan
yang ada.
%. 5valuasi
5valuasi dilakukan setiap jam dan di atat berdasarkan respon pasien,
keadaan pasien.
BELU" %ELE%AI BAB I*
5
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
61/62
BAB *
PENUTUP
A. Kesim!ulan
Setelah menganalisa kasus 'leus Obstruksi pada /n. :, maka penulis menarik
kesimpulan sebagai berikut 3
1. /anda dan gejala yang ditemukan seara langsung selama pengkajian re,
'ntra, dan ost teryata tidak selalu sama bila dibandingkan dengan teori yang
ada, hal ini dapat terjadi mungkin karena adanya komplikasi dan berat
ringannya kondisi klien
2. Diagnosa keperaatan yang ditegakkan juga pada nyatanya berbeda dengan
kemungkinan diagnosa yang munul seara teoritis, hal ini terjadi karena
respon individu terhadat suatu penyakit bisa berbeda$beda
#. enyakit 'leus Obstruksi yang terjadi pada /n. : kemungkinan disebabkan
karena faktor usia yang diperburuk dengan ketidaktahuan pasien dan keluargabaha pasien mengidap 'leus Obstruksi GObstruksi parsial e ilitis dd
neoplasmaH. Seara teoritis, diagnosa dini sangat membantu dalam
peningkatan angaka kesuksesan asuhan keperaatan pada 'leus Obstruksi.
B. %aran
Dari kesimpulan di atas, maka penulis memberikan kesimpulan baha 3
1. Dengan kondisi pasien setelah menjalani operasi selama kurang lebih 2 jam
maka seharusnya pasien mendapat perhatian khusus pada luka operasi, karena
pada saat proses pembedahan maka terjadi insisi kulit yang ukup luas diarea
abdomen yang merupakan organ paling sensitive terhadap infeksi yang
mungkin berasal dari lingkungan pasien, kontak dengan alat$alat bedah, dan
kondisi tim operasi yang kurang asepti mapu menyebabkan infeksi
nosokomial terhadap pasien. Oleh karena itu hendaknya sebagai peraat
maupun tim bedah lainya mampu menerapkan prinsip steril dan asepti
selama proses pembedahan berlangsung.
2. Selama proses pembedahan juga harus terus mamantau tanda$tanda vital
pasien yang terdiri dari /D, ;;, 8, dan S, keadaan umum pasien, dan balane
airan.
1
8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi
62/62
#. Sebagai peraat harus lebih berfikir kritis dan memahami suatu penyakit dari
sudut medik maupun keperaatan sebelum menetukan diagnosa keperaatan
sehingga klien bisa mendapatkan asuhan keperaatan yang lebih aktual dan
tepat.
DA,TA PU%TAKA
1. -uranda, /heopilus Dkk. (200@!. 1natomi mum. akassar 3 -agian
"natomi, 4akultas edokteran, niversitas 9asanuddin.
2. usuf, 'raan. (200*!. #isiolo*i Sistem 3astro$4ntestinal. akassar3 -agian
'lmu 4aal, 4akultas edokteran, niversitas 9asanuddin.
#. arylin. 5, doenges. (200#!.5encana asuhan kepera!atan. 5g 3 jakarta.
%. &ohnson, . 5tall. (200@!. 6ursin* utcom +lasi%ication (6+. S"3
osbay 5lsevier.
*. -ulehek, Bloria , -uther, 9oard , dotherman, joanne. . (200@!.
6ursin* 4ntervention +lasivication (64+"S" 3 osby 5lsevier.
Recommended