View
322
Download
1
Category
Preview:
DESCRIPTION
makalah pribadi IKM
Citation preview
Makalah Pribadi
PROMOSI KESEHATAN YANG DILAKUKAN
DI LUAR GEDUNG PUSKESMAS PAUH
(Metode, Media, dan Sasaran)
Oleh:
Al Anshari, S.ked
BP: 1010311022
Preseptor
dr. Hardisman, MHID, DrPH
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
i
Daftar isi Halaman
Daftar Isi............................................................................................................. i
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Tujuan Penulisan ............................................................................ 2
1.3. Batasan Penulisan ........................................................................... 3
1.4. Metode Penulisan ........................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4
2.1. Promosi Kesehatan ......................................................................... 4
2.2. Tujuan Promosi Kesehatan ............................................................. 6
2.3. Strategi Promosi Kesehatan ............................................................ 6
2.4. Pendukung dalam pelaksanaan PromosiKesehatan ........................ 11
2.5. Sasaran Promosi Kesehatan ............................................................ 12
2.6. Kegiatan Promosi Kesehatan Di Luar Ruangan Puskesmas .......... 13
2.7. Bentuk Kegiatan/Program .............................................................. 16
2.8. Pemantauan dan Evaluasi ............................................................... 20
BAB 3. ANALISIS SITUASI .......................................................................... 22
3.1. Kondisi Geografi ........................................................................... 22
3.2. Kondisi Demografi ......................................................................... 23
3.3. Sarana dan Prasarana Kesehatan ................................................... 24
3.4. Tenaga Kesehatan dan Struktur Organisasi Puskesmas Pauh ....... 25
3.5. Kondisi Sosial Budaya dan Ekonomi ............................................ 27
3.6. Sasaran Pelayanan Kesehatan ......................................................... 28
BAB 4. PEMBAHASAN ................................................................................... 30
4.1. Advokasi ......................................................................................... 30
4.2. Bina suasana ................................................................................... 30
4.3. Gerakan Masyarakat ....................................................................... 30
4.4. Kemitraan ....................................................................................... 31
Bentuk kegiatan ...................................................................................... 31
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 42
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan
Kab/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
satu atau sebagian wilayah kecamatan (Soegianto B, 2008). Puskesmas berfungsi
sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga
dan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi
pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan.
Tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan
setinggi-tingginya. Sehingga misi mewujudkan Indonesia Sehat 2015 dapat
tercapai (Yusmaini, 2013). Hal ini sesuai dengan misi departemen kesehatan yaitu
membuat rakyat sehat dan strateginya adalah menggerakkan dan memberdayakan
masyarakat untuk hidup sehat, serta meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan (Kepmenkes 585, 2007).
SK Menkes No. 128 tahun 2004, puskesmas menjadi ujung tombak
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat yang diselenggarakan secara secara
menyeluruh dan terpadu. Pelayanan kesehatan dasar lebh dititik beratkan pada
upaya promotif dan preventif serta tanpa mengenyampingkan upaya kuratif dan
rehabilitatif, sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan (Yusmaini,
2013). Penyelenggaraan pelayanan kesehatan didasarkan pada kemitraan dengan
lintas program dan lintas sektor sehingga mampu mengembangkan kegiatan dan
program sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan sumberdaya.
Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas terdiri dari upaya
kesehatan wajib dan pelayanan kesehatan pengembangan. Salah satu upaya
kesehatan wajib di puskesmas adalah promosi kesehatan. Promosi kesehatan
adalah program yang bertujuan untuk memberikan perubahan pada manusia,
organisasi, masyarakat, dan lingkungan. Promosi kesehatan berisikan upaya
mempengaruhi masyarakat agar menghentikan kebiasaan berisiko tinggi dan
menggantikannya dengan perilaku yang tidak berisiko atau berisiko paling rendah.
Promosi kesehatan diperlukan dalam upaya mengubah perilaku masyarakat yang
2
lebih sehat agar terbebas dari dari masalah-masalah kesehatan, karena umumnya
masalah-masalah kesehatan disebabkan oleh tiga faktor yaitu bibit penyakit,
lingkungan yang memungkinkan, dan perilaku hidup (Ayubi D, 2007).
Pemberdayaan masyarakat wajib dilakukan agar masyarakat dapat
berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Untuk mencapai
pemberdayaan masyarakat secara maksimal, dilakukan promosi kesehatan yang
mencapai seluruh aspek masyarakat. Promosi kesehatan yang dilakukan oleh
puskesmas dapat berlangsung di dalam gedung puskesmas dengan target sasaran
semua orang yang datang ke puskesmas, dan di luar gedung puskesmas dengan
target semua lapisan masyarakat di wilayah kerjanya.
Strategi yang dapat digunakan dalam promosi kesehatan berupa advokasi,
dukungan sosial, dan pemberdayaan masyarakat (WHO, 1984). Berdasarkan
piagam Ottawa (1986) ada lima strategi promosi kesehatan: kebijakan
berwawasan kesehatan, lingkungan yang mendukung, reorientasi pelayanan
kesehatan, keterampilan individu, dan gerakan masyarakat (Ayubi D, 2007).
Sasaran promosi kesehatan terbagi tiga, sasaran primer sesuai pemberdayaan
(anak, ibu menyusui, dan lain-lain), sasaran sekunder sesuai misi dukungan sosial
(tokoh masyarakat), dan sasaran tersier sesuai misi advokasi (pembuat kebijakan).
Pada tahun 2013, pencapaian program promosi kesehatan pada masyarakat
belum maksimal, baik program penyuluhan dalam gedung, di luar gedung,
ataupun penyuluhan keliling. Usaha Kesehatan berbasis Masyarakat yang
merupakan bagian dari promosi kesehatan di puskesmas Pauh pada tahun yang
sama juga belum maksimal. Untuk itu diperlukan pembahasan dan diskusi
program yang sudah dikerjakan, serta perencanaan untuk mendapatkan solusi agar
pencapaian program promosi kesehatan menjadi lebih baik. Terutama promosi
yang dilakukandi luar gedung puskesmas.
1.2 Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Membahas promosi kesehatan yang dilakukan di luar gedung
puskesmas secara umum.
3
b. Tujuan Khusus
Mengetahui metode dalam program promosi kesehatan yang dilakukan
di luar gedung Puskesmas Pauh.
Mengetahui media yang digunakan dalam program promosi kesehatan
yang dilakukan di luar gedung Puskesmas Pauh.
Mengetahui sasaran program promosi kesehatan yang dilakukan di luar
gedung Puskesmas Pauh.
Menganalisis pelaksanaan program promosi kesehatan yang dilakukan
di luar gedung puskesmas Pauh.
1.3 Batasan Penulisan
Makalah ini membahas tentang promosi kesehatan yang dilakukan di luar
gedung puskesmas Pauh.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka dari berbagai
literatur, laporan tahunan Puskesmas Pauh, dan diskusi dengan Pimpinan
Puskesmas Pauh serta staf penanggung jawab program.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Promosi Kesehatan Puskesmas
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, promosi kesehatan adalah
upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dan,
oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri,
serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai dengan
kondisi sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan.
Visi dan misi promosi kesehatan merupakan wujud dari visi Pembangunan
Kesehatan Indonesia seperti yang terdapat dalam UU Kesehatan No. 23 Tahun
1992 yakni meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatannya baik fisik, mental, dan sosial sehingga
produktif secara ekonomi maupun sosial.
Berdasarkan definisi tersebut serta sejalan dengan visi, misi departemen
kesehatan dan fungsi puskesmas khususnya dalam penggerakkan dan
pemberdayaan keluarga dan masyarakat dapat dirumuskan bahwa promosi
kesehatan puskesmas adalah upaya puskesmas melaksanakan pemberdayaan
kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap
individu, keluarga serta lingkungannya secara mandiri dan mengembangkan
upaya kesehatan bersumber masyarakat.
Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni dalam membantu masyarakat
dalam upaya menjadikan gaya hidup masyarakat yang sehat dan optimal. Promosi
kesehatan merupakancabang yang bergerak dalam proses penyadaran, pemberian,
dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, di dalamnya terdapat
usaha memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat. Kesehatan
yang optimal didefinisikan sebagai suatu keseimbangan kesehatan antara
kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Adapun pengubahan gaya
hidup dapat difasilitasi melalui penggabungan :
1. Menciptakan lingkungan yang mendukung
2. Mengubah perilaku masyarakat terhadap kesehatan
5
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan bagi
hidupnya (Tria Hasbi, 2014).
Promosi kesehatan merupakan program-program kesehatan yang
dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat
sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya. Program harus dirancang
berdasarkan realitas kehidupan sehari-hari masyarakat setempat yang menjadi
sasaran. Secara operasional, upaya promosikesehatan di puskesmas dilakukan
agar masyarakat mampu berperilaku hidup bersihdan sehat sebagai bentuk
pemecahan masalah kesehatan yang dihadapinya. Disamping itu,
petugaskesehatan harus mampu menjadi teladan bagi pasien, keluarga, dan
masyarakan untuk melakukan PHBS.
Menurut Green (Notoatmodjo, 2005), promosi kesehatan adalah segala
bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan
ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Green juga mengemukakan bahwa
perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu:
1. Faktor predisposisi (predisposising factors), yang meliputi
pengetahuan dan sikap seseorang.
2. Faktor pemungkin (enabling factors), yang meliputi sarana, prasarana,
dan fasilitas yang mendukung terjadinya perubahan perilaku.
3. Faktor penguat (reinforcing factors) merupakan faktor penguat bagi
seseorang untuk mengubah perilaku seperti tokoh masyarakat, undang-
undang, peraturan peraturan, surat keputusan.
Setiap masalah kesehatan, pada umumnya disebabkan tiga faktor yang
timbul secara bersamaan, yaitu (1) adanya bibit penyakit atau pengganggu
lainnya, (2) adanya lingkungan yang memungkinkan berkembangnya bibit
penyakit, dan (3) adanya perilaku hidup manusia yang tidak peduli terhadap bibit
penyakit dan lingkungannya. Menurut Teori Bloom faktor perilaku ini merupakan
faktor kedua terbesar yang pengaruhi status kesehatan. Oleh sebab itu, sehat dan
sakitnya seseorang sangat ditentukan oleh perilaku hidup manusia sendiri. Karena
masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi kesehatan maka peran
6
promosi kesehatan sangat diperlukan dalam meningkatkan perilaku masyarakat
agar terbebas dari masalah-masalah kesehatan.
Ada empat faktor yang dapat mempengaruhi agar terjadi perubahan
perilaku masyarakat: (i) Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup
masyarakat yang melakukannya menjadi lebih mudah, misalnya adanya sumber
air bersih yang lebih dekat; (ii) Pengertian yaitu bila perilaku yang baru masuk
akal bagi masyarakat dalam konteks pengetahuan lokal, (iii) Persetujuan, yaitu
bila tokoh panutan (seperti tokoh agama dan tokoh agama) setempat menyetujui
dan mempraktekkan perilaku yang di anjurkan dan (iv) Kesanggupan untuk
mengadakan perubahan secara fisik misalnya kemampuan untuk membangun
jamban dengan teknologi murah namun tepat guna sesuai dengan potensi yang di
miliki. Pendekatan pada faktor tersebut dapat berjalan dengan baik jika dijalankan
dengan prinsip “bersama masyarakat”.
2.2 Tujuan Promosi Kesehatan
Tujuan promosi kesehatan adalah:
a. Mencegah timbulnya penyakit dengan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan secara promotif dan preventif.
b. Meningkatkan pengetahuan dan pendidikan kesehatan masyarakat
tentang masalah kesehatan.
c. Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat individu, keluarga, dan
lingkungannya secara mandiri.
d. Mengembangkan upaya kesehatan bersumber pada masyarakat.
2.3 Strategi Promosi Kesehatan
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005
tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, Strategi dasar
utama Promosi kesehatan adalah:
1. Pemberdayaan
Merupakan upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan
pengetahuan, kemauan, dan kemampuan individu, keluarga, dan
7
masyarakat untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan,
menciptakan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam
penyelenggaraan setiap upaya kesehatan. Pemberdayaan ini harus
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat
setempat.
a. Pemberdayaan Individu
Pemberdayaan dilakukan terhadap individu yang datang
memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas dan individu yang
menjadi sasaran kunjungan. Tujuannya untuk memperkenalkan
perilaku hidup sehat yang dapat dipraktikkan.
b. Pemberdayaan Keluarga
Pemberdayaan dilakukan melalui kunjungan oleh petugas puskesmas
terhadap keluarga dari individu yang datang ke puskesmas. Hal yang
dapat dilakukan berupa memperkenalkan perilaku baru yang
memungkinkan untuk mengubah perilaku yang biasa pada keluarga
tersebut dari tahap sekedar tahu, mau, sampai mampu
melaksanakannya.
c. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan dilakukan terhadap kelompok masyarakat yang berada
di wilayah kerja puskesmas. Pemberdayaan diawali dengan membantu
masyarakat mengenali masalah kesehatan yang terdapat di sana
menjadi masalah bersama, kemudian membantu mereka bertindak agar
masalah tersebut tidak terjadi lagi. Beberapa usaha kesehatan berbasis
masyarakat yang dapat dilakukan adalah:
- Upaya kesehatan ibu dan anak: Posyandu, Polindes, Bina
Keluarga Balita
- Upaya Pengobatan: Pos Obat Desa, Pos Kesehatan Desa
- Upaya perbaikan gizi: Posyandu, Panti Pemulihan Gizi,
Keluarga Sadar Gizi
- Upaya Kesehatan Sekolah: Dokter Kecil, Saka Bakti
Husada, Pos Kesehatan Pesantren.
8
- Upaya Kesehatan Lingkungan: Kelompok pemakai air dan
desa percontohan kesehatan lingkungan.
2. Bina Suasana
Merupakan suatu upaya menciptakan suasana atau lingkungan
sosial masyarakat yang akan mendorong untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatan serta berperan aktif dalam setiap upaya
penyelenggaraan kesehatan. Hal ini dilakukan karena seseorang akan
mudah berubah jika ada seseorang yang dijadikan contoh dalam perubahan
tersebut. Misalnya keluarga, tokoh panutan, kelompok pengajian, dan lain-
lain. Beberapa tindakan nyata yang dapat dilakukan diantaranya:
- Pembagian selebaran kepada pegunjung dan memasang poster atau
gambar dinding di tempat perawatan atau di puskesmas. Sasarannya
tidak hanya pasien, namun pengantar pasien dapat memperhatikannya.
- Memberikan penjelasan tentang penyakit dan tindakan sehat yang
harus dilakukan kepada pengantar atau pendamping pasien bersamaan
dengan pada pasien.
- Petugas kesehatan puskesmas yang baik akan menjadi contoh bagi
masyarakat dalam mengubah perilaku menjadi lebih sehat. Misalnya:
ramah (tidak terkesan stress), tidak merokok, memelihara hygiene atau
kebersihan dan kesehatan perorangan, dan lain sebagainya.
3. Advokasi
Advokasi merupakan upaya atau proses yang terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait
(tokoh-tokoh masyarakat informal dan formal) agar masyarakat di
lingkungan puskesmas berdaya untuk mencegah serta meningkatkan
kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat.
Dalam upaya memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat,
Puskesmas membutuhkan dan dukungan dari pihak-pihak lain, sehingga
advokasi perlu dilakukan. Misalnya, dalam rangka mengupayakan
lingkungan puskesmas yang bebas asap rokok, puskesmas perlu
melakukan advokasi kepada pimpinan daerah setempat untuk
diterbitkannya peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di
9
lingkungan kerja puskesmas seperti sekolah, kantor kecamatan, tempat
ibadah.
Selama proses perbincangan dalam advokasi, perlu diperhatikan
bahwa sasaran advokasi hendaknya diarahkan/dipandu untuk menempuh
tahapan-tahapan: (1)Memahami/menyadari persoalan yang ditujukan,
(2)Tertarik untuk ikut berperan dalam persoalan yang diajukan,
(3)Mempertimbangkan sejumlah pilihan kemungkinan dalam berperan,
(4)Menyepakati satu pilihan kemungkinan dalam berperan, dan
(5)Menyampaikan langkah tindak lanjut. Jika kelima tahapan tersebut
dapat dicapai selama waktu yang disediakan untuk advokasi, maka dapat
dikatakan advokasi tersebut berhasil.
Langkah tindak lanjut di akhir perbincangan (misalnya dengan
membuat disposisi pada usulan yang diajukan) menunjukkan adanya
komitmen untuk memberikan dukungan. Selama perbincangan, seorang
advokator (misalnya kepala puskesmas) terus memantau respon sasaran
advokasi.
Sejumlah ahli menyarankan agar advokasi tidak dilakukan oleh
hanya seorang individu, melainkan melalui jejaring. Artinya, sebelum
melakukan advokasi, sang advokator terlebih dahulu mengembangkan
kemitraan dengan sejumlah pihak yang potensial. Advokasi harus
dilakukan secara terus-menerus sampai pihak-pihak yang terkait (stake
holders) yang diadvokasi memberikan dukungan.
Sebagai contoh, dalam advokasi tentang bantuan jamban sehat
untuk suatu pondok pesantren. Kepala puskesmas sebaiknya menggalang
kemitraan dulu dengan lembaga swadaya masyarakat/LSM (misalnya
Koalisi untuk Indonesia sehat), media massa (misalnya wartawan koran),
tokoh agama (misalnya seorang ulama), tokoh pendidikan (misalnya Ketua
PGRI), dan lain-lain.
Mereka ini diundang pada pertemuan untuk memantapkan
kerjasama dan menyiapkan bahan advokasi. Maka ketika bahan advokasi
sudah siap dan pembagian tugas sudah dilakukan (siapa yang berbicara
tentang apa, dan siapa yang bertugas memantau perbincangan), tim
10
advokasi tersebut bersama-sama, untuk misalnya, menghadap camat atau
seorang pengusaha. Dengan demikian, camat atau pengusaha dihadapkan
kepada suatu jejaring yang kompak dan kuat. Kata-kata kunci dalam
penyiapan bahan advokasi adalah Tepat, Lengkap, Akurat, dan Menarik.
Artinya bahan advokasi harus mencakup hal-hal sebagai berikut:
Sesuai dengan sasaran (latar belakang pendidikan, jabatan, budaya,
kesukaan, dan lain-lain).
Sesuai dengan lama waktu yang disediakan untuk advokasi.
Mencakup unsur-unsur pokok, yaitu apa, mengapa, di mana, bilamana,
siapa, dan bagaimana (5W + 1H).
Memuat masalah dan pilihan-pilihan kemungkinan untuk memecahkan
masalah.
Memuat peran yang diharapkan dari sasaran advokasi.
Memuat data pendukung, bila mungkin juga bagan, gambar, dan lain-
lain.
Dalam kemasan yang menarik (tidak menjemukan), ringkas, tetapi
jelas.
4. Kemitraan
Kemitraan dikembangkan antara petugas kesehatan puskesmas
dengan sasarannya (para pasien atau pihak lain) dalam pelaksanaan
pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi. Di samping itu, kemitraan juga
dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas promosi kesehatan, seperti
bekerja sama dengan berbagai pihak terkait, misalnya kelompok profesi,
pemuka agama, LSM, media massa, dan lain-lain.
Tiga prinsip dasar kemitraan yang harus diperhatikan dan
dipraktikkan adalah (1) kesetaraan, (2) keterbukaan, dan (3) saling
menguntungkan.
Kesetaraan. Tidak diciptakannya hubungan yang bersifat hirarkies
(atas-bawah) yang diawali dengan kesediaan menerima bahwa masing-
masing berada dalam kedudukan yang sederajat, dapat dicapai jika
hubungan kekeluargaan dikembangkan.
11
Keterbukaan. Setiap usul/saran/komentar harus disertai dengan itikad
yang jujur, sesuai fakta, tidak menutup-nutupi sesuatu.
Saling menguntungkan. Solusi yang diajukan hendaknya selalu
mengandung keuntungan disemua pihak (win-win solution).
Terdapat tujuh landasan (dikenal dengan sebutan: tujuh saling) yang harus
diperhatikan dan dipraktikkan dalam meengembangkan kemitraan, yaitu :
a. Saling memahami kedudukan, tugas dan fungsi masing-masing,
b. Saling mengakui kapasitas dan kemamouan masing-masing,
c. Saling berupaya untuk membangun hubungan,
d. Saling berupaya untuk mendekati,
e. Saling terbuka terhadap kritik/saran, serta mau membantu dan
dibantu,
f. Saling mendukung upaya masing-masing,
g. Saling menghargai upaya masing-masing.
2.4 Pendukung Dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan
Dalam pelaksanaannnya, strategi promosi kesehatan harus
diperkuat dengan (1) Metode dan media yang tepat, serta tersedianya (2)
Sumber daya yang memadai.
1. Metode dan Media
Komunikasi merupakan hal terpenting dalam promosi kesehatan.
Perlu ditentukan metode komunikasi yang tepat dengan memperhatikan
kemasan informasinya, keadaan penerima informasi (termasuk sosial
budayanya) dan hal-hal lain seperti ruang dan waktu. Pemilihan media
yang tepat sangat menentukan keberhasilan metode yang telah dipilih.
2. Sumber Daya
Sumber daya utama yang diperlukn untuk promosi kesehatan Puskesmas
adalah tenaga (SDM), sarana/peralatan, dan dana. Pengelolaan promosi
kesehatan sebaiknya dilakukan oleh koordiantor yang berkompeten di
bidang promosi kesehatan dan dipilih dari tenaga khusus promosi
kesehatan. Jika tidak tersedia, dapat dipilih dari semua tenaga kesehatan
12
puskesmas yang melayani pasien. Oleh sebab itu sebaiknya semua
petugas kesehatan puskesmas memiliki kemampuan memberikan
pengetahuan dan terampil melakukan konseling. Jika tenaga ini belum
ada, maka diperlukan pelatihan/kursus.
Berdasarkan SK Menkes nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah disebutkan bahwa
tenaga khusus promosi kesehatan untuk Puskesmas yaitu:
Kualifikasi Jumlah Kompetensi Umum
D3 Kesehatan+Minat
dan bakat promosi
kesehatan
1 orang a. Membantu tenaga kesehatan lain
merancang pemberdayaan
b. Melakukan bina suasana dan
advokasi
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
no:585/MENKES/SK/V/2007
Standar sarana/peralatan promosi kesehatan Puskesmas minimalnya
sebagai berikut:
No. Jenis Sarana/Peralatan Jumlah
1. Flipcharts dan Stands 1 set
2. Over Head Projector/LCD Projector/ Infocus 1 buah
3. Amplifier dan wireless microphone 1 set
4. Kamera Foto 1 buah
5. Megaphone/Public Address System 1 set
6. Portable generator 1 buah
7. Recorder 1 buah
8. Papan Informasi 1 buah
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
no:585/MENKES/SK/V/2007
2.5 Sasaran promosi kesehatan
Dimensi aspek sasaran untuk kegiatan promosi kesehatan meliputi :
1. Promosi kesehatan pada tingkat promotif.
13
Sasaran utama adalah kelompok orang sehat, dimana tujuan promosi
adalah untuk mampu meningkatkan kesehatan kelompok sasaran ini.
Dalam Survei yang dilakukan pada negara berkembang menyatakan dalam
suatu populasi 80%-85% orang yang benar-benar sehat mampu
memelihara kesehatannya sehingga jumlahnya dapat dipertahankan
2. Promosi kesehatan pada tingkat preventif
Sasarannya adalah kelompok orang sehat dan kelompok orang yang
beresiko tinggi termasuk di dalamnya adalah ibu hamil, bayi, obesitas,
PSK dll. Bertujuan untuk mencegah kelomok sasaran tidak jatuh ke
keadaan sakit atau dikenal dengan Primary Prevention
3. Promosi kesehatan pada tingkat kuratif
Sasarannya adalah para penderita penyakit terutama pasien dengan
penyakit kronis seperti Diabetes Melitus, TB, Hipertensi dll. Tujuan
promosi disisni untuk mencegah penyakit tersebut tidak menjadi lebih
parah disebut juga Secondary Prevention
4. Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif
Sasaran adalah kelompok penderita penyakit yang baru sembuhdari suatu
penyakit. Berujuan mengupayakan pemulihan kesehatan sesegera mungkin
dan mengurangi kecatatan seminimal mungkin disebut Tertiary
Prevention.
2.6 Kegiatan Promosi Kesehatan di Luar Gedung Puskesmas
Promosi kesehatan yang dilakukan petugas puskesmas di luar gedung
puskesmas untuk masyarakat yang berada di wilayah kerja dengan tujuan untuk
meningkatkan PHBS melalui pengorganisasian masyarakat. Pengorganisasian
masyarakat merupakan suatu proses pemberdayaan masyarakat yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pencatatan, dan penilaian pembangunan kesehatan
masyarakat, terutama dalam hal PHBS.
Diharapkan masyarakat dapat bersama petugas melaksanakan hal-hal:
1. Mempersiapkan dan mengusulkan rencana aksiprogram PHBS
berdasarkan prioritas
2. Menggali dan mendorong partisipasi masyarakat
3. Melaksanakan program secara efektif dan efisien bersama-sama
14
4. Ikut memantau dan membina
5. Melaporkan perkembangan pelaksanaan dan keberhasilan promosi
kesehatan di instansi terkait tingkat kecamatan.
Pelaksanaan promosi kesehatan di luar gedung puskesmas berkerja sama
dengan berbagai pihak potensial lainnya dengan menerapkan ABG (Advokasi,
Bina suasana, dan Pemberdayaan Masyarakat). Bentuk kegiatannya berupa:
a. Kunjungan rumah
Dilakukan oleh petugas kesehatan di dalam gedung Puskesmas sebagai
tindak lanjut dari upaya promosi kesehatan di dalam gedung Puskesmas yang
telah dilakukan kepada pasien/keluarga. Terutama masyarakat yang memiliki
masalah kesehatan yang cukup berat (missal: konseling di tingkat keluarga),
atau masyarakat yang telah setuju melakukan langkah-langkah tindak lanjut di
rumahnya (misal: menyemen lantai rumah, membuaat jamban keluarga,
membuat TOGA, dan lain-lain).
Tidak jarang tujuan dari kunjungan rumah berubah menjadi lebih luas.
Misal: tujuan awal konseling, namun dalam pelaksanaannya terjadi diskusi
dan pembahasan pemecahan masalah yang akan melibatkan anggotakeluarga
lain. Jika hal ini terjadi maka petugas kesehatan itu harus merubahnya menjadi
pemberdayaan masyarakat.
b. Pemberdayaan Berjenjang
Promosi Kesehatan di Masyarakat secara menyeluruh sebaiknya tidak
dilakukan sendirian oleh petugas kesehatan. Karena masyarakat terdiri dari
beberapa tatanan, untuk menjangkaunya sebaiknya puskesmas berkerja sama
dengan berbagai mitra. Contohnya tokoh masyarakat, kader, dan lain-lain.
Berdasarkan tatanan yang digarap, maka diselenggarakan pemberdayaan
secara berjenjang berupa:
- Mengembangkan kemitraan dan memberdayakan para pemuka
masyarakat, lalu
- Para pemuka memilih pemuda dan merekrut kader, lalu
memberdayakan kader,
- Para kader memberdayakan masyarakatnya.
15
Proses pemberdayaan berjenjang diawali dengan para petugas kesehatan
membantu tokoh masyarakat dengan langkah-langkah:
1. Survei Mawas Diri (SMD). Pada tahap ini tokoh masyarakat dibimbing
untuk melakukan pengenalan masalah kesehatan yang sering melanda.
Pada tahap ini diobservasi, digali penyebabnya, serta potensi yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
2. Musyawarah Masyarakat (MM). pada tahap ini para pemuda dan tokoh
masyarakat dibimbing untuk merumuskan masalah dan rencana jalan
keluarnya. Pada tahap ini juga dilakukan advokasi untuk menggalang
dukungan mitra lain. Rumusan masalah ni akan dibahas pada musyawarah
besar ssampai dihasilkan suatu rencana kongkrit untuk mengatasi masalah
yang ada.
c. Pengorganisasian Masyarakat
Pengorganisasian masyarakat dapat diterapkan di tatanan manapun yang
akan digarap: RT/RW, sekulah, pondok pesantren, kantor, pabrik, dan lain-
lain. Para pemuda dan tokoh masyarakt dibimbing memberdayakan kader
melalui:
1. Persiapan Pelaksanaan Kegiatan (PPK). Para pemuda danmasyarakat
menetapkan pengurus UKBM.setelah ditetapkan, selanjutnya dilakukan:
- Pelatihan Kader oleh Pemuka Masyarakat tentang cara-cara mengatasi
masalah yang ada, cara melaksanakan tugas kader di UKBM.
- Pembentukan UKBM oleh para pemuka pemerintahan dan masyarakat.
2. Pelaksanaan Kegiatan (PK)
UKMB mulai dilakukan pelayanannya oleh kader terhadap individu.
Sehingga kader akan banyak berinterksi dengan yang datang pada
posyandu. Dari pelayanan itu, kader akan banyak melakukan konseling
individu di poskesdes.
3. Dukungan, Pemantauan, dan Bimbingan (DPB).
Dalam hal ini, puskesmas dibantu Dinas Kesehatan kab/kota untuk
menjalankan bina suasana dan advokasi. Selain itu, bersama pemuka
masyarakat merumuskan dan melaksanakan upaya yang memotivasi kader
dalam pemenuhan kebutuhan. Jika kader masih bermasalah dengan
16
kebutuhan dasar,makadiberi semacam insentif atau gaji. Jika kader
tersebut tidakbermasalah dan terganggu oleh kebutuhan dasar, maka dapat
dialihkan menjadi alat tambahan kelengkapan promosi seperti seragam,
dan lain lain.
2.7 Bentuk Kegiatan/Program
2.7.1 Posyandu
Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Sasaran Posyandu adalah
seluruh masyarakat, utamanya bayi, anak balita, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu
nifas dan ibu menyusui, Pasangan Usia Subur (Depkes RI, 2006).
Posyandu diklasifikasikan menjadi empat tingkatan, yaitu: a. Posyandu
Pratama (Warna Merah), b. Posyandu Madya (Warna Kuning), c. Posyandu
Purnama (Warna Hijau), d. Posyandu Mandiri (Warna Biru)
Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, ditetapkan
seperangkat indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu tingkat
perkembangan Posyandu. Secara sederhana indikator untuk tiap peringkat
Posyandu dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel Tingkat Perkembangan Posyandu
No Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri
1 Frekuensi penimbangan <8 >8 >8 >8
2 Rerata Kader Tugas <5 ≥5 ≥5 ≥5
3 Rerata Cakupan D/S <50% <50% ≥50% ≥50%
4 Cakupan Kumulatif KIA <50% <50% ≥50% ≥50%
5 Cakupan Kumulatif KB <50% <50% ≥50% ≥50%
6 Cakupan Kum. Imunisasi <50% <50% ≥50% ≥50%
7 Program Tambahan - - + +
8 Cakupan dana Sehat <50% <50% <50% ≥50%
Sumber: Makalah Promosi Kesehatan Puskesmas Andalas 2012, 2014
17
2.7.2 PHBS
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat (Depkes,
2007:2). Tujuan PHBS adalah meningkatnya pengetahuan, perubahan sikap dan
perilaku serta kemandirian perorangan, keluarga dan masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan agar dapat hidup bersih dan sehat
2.7.3 Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang
ada hubungannya dengan kesehatan.
Faktor - faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan
penyuluhan kesehatan adalah:
1) Tingkat Pendidikan.
2) Tingkat Sosial Ekonomi
3) Adat Istiadat
4) Kepercayaan Masyarakat
5) Ketersediaan Waktu di Masyarakat
Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik harus
melakukan penyuluhan sesuai dengan langkah – langkah dalam penyuluhan
kesehatan masyarakat sebagai berikut (Effendy, 1998):
1) Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat.
2) Menetapkan masalah kesehatan masyarakat.
3) Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui
penyuluhan kesehatan masyarakat.
4) Menyusun perencanaan penyuluhan
Menetapkan tujuan
Penentuan sasaran
Menyusun materi / isi penyuluhan
Memilih metoda yang tepat
Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan
18
Penentuan kriteria evaluasi.
5) Pelaksanaan penyuluhan
6) Penilaian hasil penyuluhan
7) Tindak lanjut dari penyuluhan
2.7.4 UKK (Upaya Kesehatan Kerja)
Upaya Kesehatan Kerja adalah bentuk operasionil PHC di lingkungan
pekerja, merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan
pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang di selenggarakan oleh
masyarakat pekerja atau kelompok kerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang
sama dan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Dalam imlementasinya selalu mencakup 3 pilar PHC yaitu :
1. Adanya kerja sama lintas sektor
2. Adanya pelayanan dasar kesehatan kerja
3. Adanya peran serta masyarakat
Bentuk aktifitas Pos UKK dan frekwensinya adalah :
Kegiatan Frekwensi Pelaksana
Pemeriksaan awal kesehatan
pekerja dan lingkungan kerja
1 X Petugas dan kader
Pemeriksaan berkala bagi
bekerja
1 X Petugas dan kader
SIMASKER 1 X / 3 bulan Petugas dan kader
PelayananP3K/P3/rujukan dan
penyehatan lingkungan
Tiap hari Petugas dan Kader
Pencatatan /pelaporan dana
sehat
1 X /bulan Kader
2.7.5 Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Tanaman obat keluarga adalah sebidang tanah di halaman atau ladang
yang di manfaatkan untuk menanam tanaman yang berkasiat sebagai obat.
Tingkat perkembangan TOGA:
Indikator Pratama Madya Purnama
Jumlah KK ada
TOGA
< 30% 30% - 60% >60%
Jenis tanaman per
desa
<10% 10% - 25% >25%
Jumlah KK
memanfaatkan
TOGA
<10% 10% - 50% >50%
19
2.7.6 Saka Karya Bakti Husada (SBH)
Satuan Karya Bakti Husada adalah wadah pramuka untuk
mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, dan kesempatan dalam
membaktikan dirinya kepada masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
2.7.7 Pos Kesehatan Pesantren (poskestren)
Pondok pesantren adalah lembaga islam yang memiliki warga belajar yang
di sebut santri. Peran serta pondok pesantren pada pembangunan kesehatan di
wujudkan antara lain dalam bentuk “posyandu Asta”( posyandu asuhan tokoh
agama), poskestren.
Poskestren merupakan wujud partisipasi masyarakat pondok pesantren
dalam bidang kesehatan secara berkala.Kegiatan dari poskestren adalah;
Pos obat pondok pesantren
Santri husada (kader kesehatan di kalangan santri)
Pusat informasi kesehatan, berupa perpustakaan kerohanian dan ceramah
kesehatan secara berkala, bekerja sama dengan puskesmas setempat.
Upaya kesehatan lingkungan di sector pondok pesantren.
2.7.8 Karang taruna husada
Karang taruna adalah wadah kegiatan remaja dan pemuda di tingkat rukun
warga /RW yang besar peranannya pada pembinaan remaja dan pemuda dalam
menyalurkan aspirasi dan kreasinya.
2.7.9 Pos Kesehatan Kelurahan (poskeskel)
Poskeskel merupakan unit kesehatan dibawah Puskesmas yang dibangun
berdasarkan swadaya masyarakat. Dikepalai oleh bidan/dokter/perawat setempat
(berdomisili di lokasi Poskeskel). Poskeskel melayani kesehatan masyarakat
secara umum sebagai perpanjangan dari Puskesmas. Poskeskel akan membawahi
beberapa Posyandu di lingkungannya.
2.7.10 Pos Obat Desa (POD)
Pos Obat Desa (POD) merupakan program pada wilayah perifer, di mana
akses masyarakat terhadap sarana prasarana kesehatan sangat terbatas. Salah satu
bentuk kegiatannya adalah pemberian obat-obatan kepada kader, sehingga bila
ada masyarakat yang sakit mendadak dan berat dapat ditangani secara sederhana
20
dulu, sebelum ditatalaksana lebih lanjut dengan tenaga kesehatan di wilayah
terdekat.
2.7.11 Batra (Pengobatan Tradisional)
2.8 Pemantauan dan Evaluasi
2.8.1 Perencanaan
Perencanaan aka menghasilkan penentuan prioritas, rumusan tujuan,
rumusan intervensi, dan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan. Perencanaan
kegiatan PHBS hendaknya terintergrasi dengan kegiatan perencanaan di wilayah
kerja puskesmas.
2.8.2 Penggerakan dan Pelaksanaan
Merupakan upaya yang dilakukan sesuai dengan rencana kegiatan,
kegiatannya merupakan implementasi dari kegiatan yang terpilih. Mekanisme
penggerakan dilakukan melalui dua cara: menggerakkan keluarga pasien,
peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga, memberdayakan dukungan tokoh
masyarakat dan kelompok potensal dalam bentuk komitmen, dana, dan tenaga.
2.8.3 Pemantauan
Kegiatan untuk mengetahui sejauh mana pencpaian dan pelaksanaan
program promosi kesehatan di puskesma. Pemantauan dapat dilakukan pada
pelaksanaan program, pembinaan, dan membantu memecahkan masalah yang ada.
Mekanisme pemantauan ada dua: pelaporan yang bersih dan realisasi pelaksanaan
dan pencapaian program di Puskesmas, kunjungan la[angan ke berbagai lokasi
terpilih.
2.8.4 Evaluasi
Sebaiknya dilakukan di setiap tahap managerial. Evaluasi dilakukan untuk
menilai proses dan hasil pelaksanaan promosi kesehatan di puskesmas. Hal ini
bertujuan untuk menilai sejauh mana kemajuan dan hasil kegiatan. Evaluasi
dilakukanmenggunakan indikator keberhasilan yang terdiri dari indikator
masukan, proses, keluaran, dan dampak.
2.8.5 Indikator Keberhasilan
a. Indikator Masukan (Input)
Masukan yang perlu diperhatikan berupa ada atau tidak komitmen, SDM,
sarana prasarana, dan dana untuk penyelenggaraan promosikesehatan.
21
b. Indikator Proses
Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan promosi kesehatan
Puskesmas yang meliputi promosi kesehatan di masyarakat. Indikatornya
meliputi sudah/belum diadakan promosi kesehatan di dalam gedung
puskesmas dan berapa kali, kondisi media komunikasi yang digunakan, dan
sudah/belum dilaksanakannya promosi kesehatan di masyarakat.
c. Indikator Keluaran (output)
Luaran dari kegiatan yang telah dilaksanakan, dipantau secara umum dan
khusus meliputi:
- Apakah semua tenaga kesehatan puskesmas telah melakukan promosi
kesehatan.
- Berapa banyak pasien/klien yang sudah dilayani oleh kegiatan di dalam
gedung.
- Berapa banyak keluarga yang telah mendapat kunjungan rumah oleh
puskesmas.
- Berapa banyak kelompok yang telah digarap oleh puskesmas dengan
pengorganisasian masyarakatnya.
- Sudahkah puskesmas menjad institusi yang berPHBS, yaitu dengan
Puskesmas bebas rokok, Lingkungan bersih, bebas jentik, dan jamban
sehat.
d. Indikator Dampak
Mengacu pada tujuan promosi kesehatan puskesmas, yaitu terciptanya PHBS
di Masyarakat. Target rumah tangga berPHBS adalah 65% (2007). Kriteria
perilaku yang merupakan unsur-unsur dari pergerakan PHBS di tatanan rumah
tangga, yaitu:
- Persalinan dengan tenaga kesehatan
- ASI ekslusif
- Penimbangan balita
- Cuci tangan dengan sabun
- Rumah bebas jentik
- Menggunakan air bersih
- Menggunakan jamban sehat
22
BAB 3
ANALISIS SITUASI
3.1 Keadaan Geografis
Wilayah kerja Puskesmas Pauh terletak di Kecamatan Pauh, pada 00 58’
Lintang Selatan, 100 0
21’ 11’ Bujur Timur sebelah timur pusat Kota Padang yang
terdiri 9 (sembilan) kelurahan. Dengan luas wilayah + 146, 2m Km 2,
terdiri dari
60 % dataran rendah dan 40 % dataran tinggi . Curah hujan ± 471 mm / bulan ,
temperatur antara 28 0
– 310C dengan batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Solok
b. Sebelah Barat berbatas dengan Wilayah kerja Puskesmas Andalas
(Padang Timur)
c. Sebelah Utara berbatas dengan Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Koto Tangah.
d. Sebelah Selatan berbatas dengan sebagian Wilayah kerja Puskesmas
Lubuk Kilangan.
Gambar : 3.1
Gambar Peta Wilayah Kerja Puskesmas Pauh
KEC. KOTO TANGAH
KEC. KURANJI
KEC. LUBUK KILANGAN
KAB. SOLOK
KEC. LUBUK
BEGALUNG
KEC. PADANG
TIMUR
LAMBUNG BUKIT
LIMAU MANIS
LIMAU MANIS SELATAN
KOTO LUAR
BINUANG KP. DALAM
PIAI TANGAHPISANG
KAPALO KOTO
CUPAK TANGAH
U
23
Tabel 3.1
Sarana Pendidikan Tahun 2013
No Kelurahan Jlh
sekolah Tk Sd/MI Smpmts Smu/k/ma PT
1 Pisang 6 2 4
2 Binuang Kp.Dalam 6 1 4 1
3 Piai Tangah 3 1 2
4 Cupak Tangah 5 2 1 1 1
5 Kapalo Koto 6 1 3 1 1
6 Koto Lua 9 2 3 2 1 1
7 Lambung Bukit 3 1 2
8 Limau Manis Selatan 8 3 3 1 1
9 Limau Manis 9 4 3 1 1
Total 55 17 25 6 5 2
Sumber: Laporan tahunan Puskesmas Pauh 2013
3.2 Keadaan Demografi
Berdasarkan data dari Kantor Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2013
yang dipublikasikan pada tahun 2013 jumlah Penduduk Kec. Pauh adalah
sebanyak 63.566 jiwa dengan jumlah KK 12.452, RT Sebanyak 169, dan RW 50
dengan rata-rata anggota keluarga 4 orang, serta kepadatan penduduk 367/km².
Adapun rincian jumlah penduduk menurut kelurahan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.2
Jumlah Penduduk kec. Pauh Menurut Kelurahan Tahun 2013
No Kelurahan Jml KK Jml Jiwa RT RW
1 Pisang 1587 8566 23 7
2 Binuang Kp Dalam 1288 6105 25 6
3 Piai Tangah 988 4025 18 8
4 Cupak Tangah 1521 9175 26 7
5 Kapalo Koto 1293 5854 20 6
6 Koto Luar 1741 7703 18 5
7 Lambung Bukit 851 3417 15 4
24
8 LimauManis Selatan 2043 13884 12 3
9 Limau Manis 1149 4836 12 4
Jumlah 12.452 63.566 169 50
Sumber: Laporan tahunan Puskesmas Pauh 2013
Pada tahun 2013 jumlah Keluarga Miskin (gakin) terdapat sebanyak
13.832 jiwa meliputi Jamkesmas dan Jamkesda sebanyak 12.881 jiwa
sebagaimana dibawah ini:
Tabel 3.3
Jumlah Penduduk kec. Pauh Menurut Jamkemas dan Jamkesda Tahun 2013
No Kelurahan Jamkesmas Jamkesda
1 Pisang 1384 1299
2 Binuang KD 1369 1122
3 Koto Luar 1231 1563
4 Piai Tangah 1412 1127
5 LM Selatan 1725 1746
6 Lambung Bukit 1816 1991
7 Cupak Tangah 1247 1492
8 Kapalo Koto 1589 1243
9 Limau Manis 2056 1298
Jumlah 13.883 12.881
Sumber: Laporan tahunan Puskesmas Pauh 2013
3.3 Sarana Dan Prasarana Kesehatan
Salah satu Lembaga atau institusi kesehatan yang masih eksis ditengah
masyarakat sampai saat ini adalah Posyandu. Jumlah Posyandu di Kecamatan
Pauh pada tahun 2013 adalah sebagai berikut: Posyandu balita sebanyak 70 buah
dan Posyandu Lansia sebanyak 13 buah. Selain itu beberapa sarana pelayanan
kesehatan yang bersifat Private/swasta yang ada diwilayah kerja Puskesmas Pauh
ada 5 Bidan Praktek Swasta(BPS), 5 Klinik bersalin dan 5 Praktek Swasta Dokter
Umum, 3 Praktek dokter Spesialis, 2 Praktek Swasta Dokter Gigi, 3 Apotik, 5
Rumah Obat, 2 Laboratorium, 7 Ambulance kelurahan dan Rumah sakit swasta 1.
25
Untuk membantu terselenggaranya pembangunan kesehatan diwilayah
kerja Puskesmas Pauh dibantu oleh jejaring kerja seperti 1 Unit Puskel, 7
Kendaraan Roda dua, 2 Poskeskel dan 5 unit Puskesmas Pembantu yang terletak
di Kelurahan Batu Busuk, Pisang, Piai Tangah, Ulu Gadut, Jawa Gadut.
Dalam tahun ini juga untuk melengkapi sarana UKBM di Kelurahan Siaga,
telah ada 2 unit Poskeskel pada kelurahan Limau Manis Selatan dan Kelurahan
Koto Lua. Terhitung mulai Oktober 2008 sampai sekarang telah beroperasional
dan dipimpin oleh masing-masing seorang bidan.
Tabel 3.4
Kondisi Sarana dan Prasarana
Puskesmas Pauh Tahun 2013
No Jenis Sarana dan
Prasarana Jumlah
Kondisi
Baik Rusak Rusak Rusak
I Sarana Kesehatan Ringan Sedang Berat
1 Puskesmas Induk 1 1
2 Rawat Inap 1 1
3 Puskesmas Pembantu 5 5
4 Rumah Dinas Dokter 1 1
5
Rumah Dinas
Perawat 1 1
6 Rumah Dinas Bidan 1
7
Puskesmas Keliling
roda. 4 -
8 Ambulance 1 1
9 Sepeda Motor 7 5 2
II Sarana Penunjang
1 Komputer 3 2 1
2 Mesin Tik 2 1 1
3 Telepon 1 1
4 Listrik 2 2
5 Sarana Air Bersih
Sumber: Laporan tahunan Puskesmas Pauh 2013
26
3.4 Tenaga Kesehatan Dan Struktur Organisasi Puskesmas Pauh
Sumber daya tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas PAUH secara
kuantitatif sudah cukup memadai dengan rasio tenaga berdasarkan katagori tenaga
rata-rata 1 : 8000 penduduk, namun dari segi kualitatif memang diperlukan upaya
peningkatan pendidikan dan pelatihan terutama dalam rangka menjawab
tantangan akan pentingnya peningkatan mutu ( Quality Assurance) oleh provider
serta tuntutan masyarakat (user) akan mutu yang ditandai dengan semakin
berkurangnya keluhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang diberikan
Puskesmas.
Jumlah seluruh sumber daya kesehatan pada Puskesmas PAUH sampai
dengan 31 Desember 2013 adalah 66 orang, 5 orang Tenaga medis yang terdiri
dari 1 orang Dokter Umum,1 orang tenaga medis dokter mempunyai tugas
tambahan sebagai kepala Puskesmas dan 1 Orang dokter tenaga sukarela.
Sedangkan dokter gigi ada 2 orang
Dari segi rasio tenaga dengan penduduk, Sumber Daya Kesehatan pada
Puskesmas Pauh relative cukup. Tenaga medis dokter umum ada Tiga orang atau
rasio 1 : 26.834 jiwa. Sedangkan dokter gigi 1 orang atau 1 : 53.669 jiwa. Jumlah
tenaga perawat yang ada tahun 2013 di Puskesmas Pauh adalah 8 orang dengan
ratio 1: 4.128 jiwa. Jumlah bidan yang aktif bertugas saat ini sebanyak 15 orang
dengan ratio terhadap jumlah penduduk adalah 1: 2.837orang.
Perubahan kebutuhan masyarakat dan tuntutan peningkatan SDM
Kesehatan yang berkualitas dan mampu menjawab tantangan pelayanan kesehatan
yang bermutu disikapi dengan memberi kesempatan kepada staff Puskesmas Pauh
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan formal .
Sebanyak 9 Orang staff sedang mengikuti pendidikan yakni 1 orang izin belajar
di Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan, 2 orang di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi,
Akademi Kebidanan 3 orang dan 2 orang D4 Kebidanan dan 1 orang di PSIKM
Unand.
Tabel 3.5
Kondisi Ketenagaan Pada Puskesmas Pauh Tahun 2013
No Jenis Ketenagaan Jumlah Status Kepeg
1 Dokter 3 2 PNS, 1 Sukarela
27
2 Dokter Gigi 2 PNS
3 Sarjana Kesmas 2 PNS
4 Sarjana Keperawatan 1 PNS
5 Rekam Medik 2 2 PNS,
6 D3 Keperawatan 12 8 PNS, 4 Voluteer
7 D3 Kebidanan 22 16 PNS, 5 PTT, 1 Volunteer
8 D3 Gizi 4 2 PNS, 2 Volunteer
9 D3 Teknisi Gigi 2 PNS
10 D3 Kesling 2 PNS
11 Bidan (D1) 3 PTT
12 Perawat ( SPK ) 4 PNS
13 Analis Kimia 3 2 PNS
14 Ass. Apoteker 3 PNS
15 LCPK 1 PNS
16 SMA 4 PNS
Jumlah 67
Sumber: Laporan tahunan Puskesmas Pauh 2013
3.5 Kondisi Sosial, Budaya Dan Ekonomi
1. Sosial
Penduduk wilayah kerja Puskesmas Pauh dengan strata dan rasial
yang relatif homogen dengan akar budaya yang kuat dan kental dengan
sendirinya menjadi potensi dan kekuatan dalam pembangunan termasuk
kesehatan. Potensi keninik mamakan yang masih dilakoni masyarakat
menjadi panutan dalam melakukan perubahan perilaku masyarakat menuju
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Dari segi kepercayaan, Mayoritas
kepercayaan penduduk adalah Islam dengan komposisi 99 % Islam, sisanya
katolik, Protestan, Budha dan lain lain.
2. Budaya
Tersedianya berbagai jenis pendidikan mulai dari tingkat
pendidikan kanak-kanak dasar sampai dengan perguruan tinggi pada wilayah
kerja Puskesmas PAUH menyebabkan Semakin banyak penduduk yang
28
mengenyam pendidikan dan diharapkan semakin kritis dengan berbagai
dampak pembangunan. Sistem kekerabatan yang masih dijalankan oleh
penduduk setempat masih dipakai sebagian besar penduduk dan merupakan
kekuatan yang dapat digarap apabila cara nya diketahui. Pendekatan kultural
sangat dibutuhkan dalam rangka menjalin kerjasama peran serta
masyarakat.
3. Ekonomi
Pendapatan penduduk wilayah kerja Puskesmas PAUH boleh dikata
bervariasi mulai dari petani ± 46 % , dengan kemampuan terbatas sampai ke
kelompok mampu dan mapan. Swasta 24 % , PNS 17 % , ABRI ± 5 %,
sisanya bekerja di sektor informal lainnya. Namun kelompok dengan
pendapatan rendah dan tidak menentu secara signifikan rawan dengan
kesehatan yaitu keluarga miskin ternyata menduduki proporsi yang cukup
besar yaitu 22,4 % dari total penduduk wilayah kerja Puskesmas PAUH.
3.6 Sasaran Pelayanan Kesehatan
Dibawah ini disajikan gambaran kependudukan yang menjadi sasaran dan
cakupan kesehatan Puskesmas PAUH berdasarkan perhitungan statistik dan
konversi dari DKK tahun 2013 sebagai berikut.
Tabel 3.6
Jumlah Prakiraan Penduduk Sasaran Kesehatan Tahun 2013
No Kelurahan Jumlah
Pddk Bayi Balita Bumil Bufas Bulin Buteki Lansia
1 Pisang 8666 163 821 179 171 171 326 891
2 Binuang Kp.
Dalam 6105 138 680 152 145 145 276 667
3 Piai Tangah 4025 123 527 138 130 130 246 424
4 Cupak Tangah 9175 187 963 203 195 195 374 903
5 Kapalo Koto 5854 143 707 157 150 150 286 660
6 Koto Lua 703 168 847 183 175 175 336 872
7 Lambuang
bukit 3417 83 365 94 89 89 166 396
29
8 LimauManis
Selatan 13884 198 1014 216 207 207 396 1512
9 Limau Manis 4836 119 585 132 126 126 238 528
Jumlah 63.566 1322 6509 1454 1388 1388 2644 6853
Sumber data: DKK Padang ( Kesga Tahun 2013 )
Dari 63.566 jiwa penduduk wilayah kerja Puskesmas PAUH, ada sebanyak
13.883 jiwa (21,4 %) diantaranya tergolong sebagai masyarakat miskin. Untuk
membantu masyarakat miskin tersebut Pemerintah melalui PT Askes memberikan
bantuan dalam bentuk program Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin
( JAMKESMAS ) untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma
agar mengatasi masalah kesehatannya dan meningkatkan derajat kesehatannya.
30
BAB 4
PEMBAHASAN
PELAKSANAAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN PUSKESMAS
PAUH
4.1 Advokasi
Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang
dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau
kegiatan yang dilaksanakan. Advokasi yang telah dilaksanakan di Puskesmas
Pauh adalah dengan:
1. Ibu camat pauh sebagai pengambil keputusan tingkat kecamatan
2. Bapak/ibu Lurah setiap kelurahan
3. Depdiknas Kecamatan
4. PKK Kecamatan dan kelurahan
5. Toma kecamatan dan kelurahan
6. Takoh agama Kecamatan dan kelurahan
7. Kepala/pemimpin unit yang ada di kecamatan Pauh
8. Kepala sekolah dan guru yang ada di kecamatan
Berkerjasama mewujudkankeberhasilan beberapa program kesehatan di
kecamatan pauh.
4.2 Bina Suasana
Upaya menciptakan suasana kondusif sehingga masyarakat terdorong
berberilaku sehat. Kegiatan yang telah dilakukan:
1. Arisan Kader
2. Goro di Kecamatan dan kelurahan
3. Kegiatan cuci tangan pakai sabun di sekolah
4. Penyegaran kader kader posyandu oleh pihakpuskesmas
5. Pemilihan danpembinaan dokter kecil.
4.3 Gerakan Masyarakat
Gerakan masyarakat merupakan kegiatan untuk menggerakkan masyarakat
secara aktif dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di masyarakat
tersebut. Pelaksanaan gerakan masyarakat di Puskesmas Pauh dapat dilihat dari
31
kondisi kegiatan dari, oleh, dan untuk masyarakat seperti posyandu dan kegiatan
lainnya.
4.4 Kemitraan
Kemitraan merupakan upaya mutualisme agar program kita terlaksana dan
pihak lain merasa untung dengan membantu kita. Dalam laporan puskesmas pauh
secara umum atau secara khusus di bagian promosi kesehatan, tidak terdapat
laporan kemitraan khusus yang dilakukan.
Kegiatan
1. Posyandu
Tabel 4.1 Data posyandu dan tingkat perkembangan posyandu di wilayah
kerja PuskesmasPauh
No Kelurahan Jumlah Posyandu Stata
Madya Purnama Mandiri
1 Koto Lua 8 2 4 2
2 Piai Tangah 8 3 3 2
3 Kepalo Koto 7 4 2 1
4 Cupak Tangah 8 3 3 2
5 Lambung Bukit 3 - 3 -
6 Limau Manis 7 3 3 1
7 LMS 10 4 4 2
8 Pisang 12 6 4 2
9 Binuang 7 3 3 2
Puskesmas 70 28 29 13
Grafik 4.1 Strata Posyandu Tahun 2013
32
Tabel 4.2 Peran Serta Aktif Masyarakat (kader) Menurut Kelurahan Tahun
2013
No Kelurahan Jumlah (orang) Posyandu
1 Limau Manis Selatan 40 10
2 Cupak Tangah 32 8
3 Piai Tangah 32 8
4 Pisang 48 12
5 Kapalo Koto 28 7
6 Limau Manis 28 7
7 Binuang Kp Dalam 28 7
8 Koto Luar 32 8
9 Lambung Bukit 12 3
Puskesmas 280 70
Grafik 4.2 Peran Serta Aktif Masyarakat (Kader) Menurut Kelurahan
Tahun 2013
Pada Bulan april Promkes Puskesmas PAUH juga melaksanakan kegiatan
penyegaran kader posyandu yang di bina sebanyak 140 Kader dari 70 Posyandu
yang ada di wilayah kerja Puskesmas PAUH.
33
2. PHBS
Data pembinaan PHBS menurut tatanan Dinas Kesehatan Kota Padang tahun
2013 pada Puskesmas Pauh berjumlah 1890 Rumah Tangga. Dari jumlah tersebut
rumah tangga sehat yang telah dibina adalah 1440, dan rumah tangga tidak sehat
yang dibina adalah 450. Jumlah sekolah keseluruhan 46, yang dibina PHBS
adalah 4 sekolah. Jumlah tempat kerja keseluruhan adalah 64, yang dibina PHBS
adalah 38 tempat kerja. Jumlah sarana kesehatan yang dibina PHBS adalah 8.
Tabel 4.3 Data perilaku hidup bersih dan sehat ( phbs) tahun 2013
No Kelurahan Jml KK
Jumlah
RT di
Survey
Rumah
Tangga yang
Ber PHBS
% RT
Sehat
1 Pisang 1587 210 146 69.52%
2 Binuang Kp
Dalam
1288 210 145 69.5%
3 Piai Tangah 988 210 137 65.23%
4 Cupak Tangah 1521 210 150 71.42%
5 Kapalo Koto 1293 210 150 71.42%
6 Koto Luar 1741 210 141 67.14%
7 Lambung Bukit 851 210 130 61.90%
8 Limau Manis
Selatan
2043 210 146 69.52%
9 Limau Manis 1149 210 140 66.66%
Jumlah 12.452 1.890 1.440 76.19%
70%
34
Tabel 4.4 Persentase 10 indikator PHBS per kelurahan wilayah Puskesmas
Pauh 2011
No. Indikator Kelurahan (nama kelurahan lihat nomor tabel sebelumnya) %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Linakes 89,04 90 88,09 95,71 91,42 90,47 80,95 90,47 92
2 ASI
Eksklusif
46,19 42,38 34,75 51,42 37,61 41,90 34,25 50 58
3 Timbang
bayi &
balita
42,38 35,71 39,52 50 40 40,47 37,14 47,14 35,33
4 Air
bersih
82,85 69,04 75,23 67,14 60,47 84,76 48,57 54,28 60
5 CPTS 84,76 70,47 63,33 61,42 55,71 87,6 65,23 64,28 49,19
6 Jamban
Sehat
88,57 76,19 90 92,85 85,7 58,57 53,33 75,71 71,9
7 Pemb
Jentik
24,76 25,23 22,38 30,95 22,38 31,90 21,42 24,28 24,28
8 Makan
buah
sayur
71,42 64,28 54,76 79,52 69,04 73,33 58,57 54,28 73,33
9 Aktifitas
fisik
54,28 67,6 61,90 84,28 67,61 76,66 54,76 73,80 53,80
10 Tidak
merokok
di rumah
30 16,66 17,67 24,28 20,95 23,80 16,66 18,57 20,47
35
Capaian beberapa indikator masih rendah. Perlu ditingkatkan penyuluhan dan
program lain yang dapat meningkatkan capaian indikator tersebut. Sasaran
program selanjutnya dapat berpatokan pada data di atas agar lebih tepat sasaran.
3. Penyuluhan Kesehatan
Tabel 4.5 Penyuluhan Luar gedung puskesmas Pauh tahun 2013
No. Judul/Program Puskesmas Frekuensi Jumlah orang
yang di suluh
1. Napza 3 140
2. PHBS 56 1198
3. HIV/AIDS 26 595
4. Bahaya Merokok 39 720
5. Flu Burung/ flu babi 6 260
6. DBD 61 1043
7. Rabies 8 197
8. Malaria 3 171
9. TB Paru 29 402
10. Filariasis 18 265
11. Kusta - -
12. IMS 15 173
13. Immunisasi 40 197
14. Diare 37 728
15. Gizi Keluarga 44 732
16. Kekurangan Yodium 3 87
17. Penyakit mata/ vit A 8 91
18. Pemanfaatan TOGA 33 429
19. Kesehatan ibu 32 466
20. Kesehatan anak dan DDTK 13 196
21. KB 3 64
22. DM 16 258
23. Campak 18 312
36
24. ISPA 16 257
25. ASI ekslusif 34 403
26. Penyakit Kulit 4 56
27. Hipertensi 20 325
28 Reumatik 17 348
Jumlah total 602 10.829
Tabel 4.6 Penyuluhan keliling tahun 2013
No. Judul/Program Puskesmas Frekuensi
1. Napza 2
2. PHBS 6
3. HIV/AIDS 4
4. Bahaya Merokok 9
5. Flu Burung/ flu babi 0
6. DBD 3
7. Rabies 0
8. Malaria 0
9. TB Paru 4
10. Filariasis 4
11. Kusta 0
12. IMS 2
13. Immunisasi 3
14. Diare 2
15. Gizi Keluarga 0
16. Kekurangan Yodium 0
17. Penyakit mata/ vit A 0
18. Pemanfaatan TOGA 4
19. Kesehatan ibu 0
20. Kesehatan anak dan DDTK 0
21. KB 0
22. DM 0
37
23. Campak 4
24. ISPA 0
25. ASI ekslusif 0
26. Penyakit Kulit 0
27. Hipertensi 0
28 Penyakit lain 0
Sepekan Peduli posyandu 9x
Untuk penyuluhan luar gedung, target yang harus dicapai adalah
sebanyak-banyaknya (tidak ada target khusus).
Pembuatan media penyuluhan berupa leaflet sebanyak 812, poster 95
buah, spanduk 25 buah, banner 9 buah. Penggunaan media ini sebagian besar
beriringan dengan penyuluhan.
4. UKK (Upaya Kesehatan Kerja)
Tidak terdapat laporan tentang kegiatan pembinaan UKK.
5. Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Di wilayah kerja Puskesmas Pauh, pada tahun 2013 terdapat 310 toga yang
tersebar di 9 kelurahan. Upaya menggalakkan TOGA ini dengan mengadakan
penyuluhan dalam dan luar gedung mengenai tanaman tersebut beserta manfaat
kesehatannya. Dari data yang didapatkan dari laporan promosi kesehatan
puskesmas pauh 2013, TOGA dengan strata pratama yaitu 85,8%, TOGA strata
Madya 14,4%, dan strata Purnama 0%. Kondisi ini belum mencapai target
indikator toga yang baik. Untuk meningkatkan pencapaian TOGA perlu dilakukan
penyuluhan tentang pentingnya pemanfaatan pekarangan kepada masyarakat
sehingga masyarakat mengerti dan memiliki kesadaran untuk menanam TOGA.
38
Grafik 4.4 Strata Toga Menurut Kelurahan Tahun 2013
Tabel 4.7 Strata Toga Menurut Kelurahan Tahun 2013
No Kelurahan Pratama Madya Purnama Mandiri
1 Limau Manis
Selatan 35 9 0 0
2 Cupak Tangah 15 0 0 0
3 Piai Tangah 40 5 0 0
4 Pisang 30 5 0 0
5 Kapalo Koto 20 0 0 0
6 Limau Manis 37 7 0 0
7 Binuang kp
Dalam 35 5 0 0
8 Koto Luar 45 10 0 0
9 Lb Bukit 29 3 0 0
PUSKESMAS 266 44 0 0
Tabel 4.8 Kegiatan pembinaan TOGA
No. Uraian Kegiatan
1 Penyuluhan tentang pemanfaatan TOGA 23 Kali
2 Pembinaan tentang penambahan jenis TOGA 12 Kali
3 Pembinaan tentang budidaya TOGA 12 Kali
39
6. Satuan Karya Bakti Husada (SBH)
Sejauh ini, Puskesmas Pauh hanya bekerja sebagai fasilitator. Misalnya, bila
diadakan kemah bakti di bawah naungan dinas kesehatan dan dinas pendidikan,
maka puskesmas memfasilitasi dengan memberikan materi penyuluhan. Namun
selama tahun 2013 tidak ada laporan kegiatan yang dilakukan.
7. Pos Kesehatan Pesantren (poskestren)
Di wilayah kerja Puskesmas Pauh tidak terdapat pesantren, jadi kegiatan ini tidak
dapat dilakukan.
8. Upaya Kesehatan gigi masyarakat desa (UKGMD)
Dilaksanakan di posyandu, oleh dokter gigi dan perawat gigi. Kegiatan
yang dilakukan di luar gedung puskesmas Pauh tidak ada laporannya.
9. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
Kegiatan ini diperuntukkan untuk penyakit degeneratif. Di wilayah kerja
Puskesmas Pauh sendiri, program pendidikan dan pelatihan pada tahun 2013 yang
dilakukan puskesmas berupa pembentukan dan pelatihan kader pos bindu
sebanyak 18 orang, penyegaran kader posbindu balita, dan melakukan pembinaan
dokter kecil. Kegiatannya berupa pengukuran tekanan darah, pengukuran lingkar
pinggul, kemudian diperiksa oleh dokter, bila perlu terdapat pemeriksaan lab
seperti gula darah. Kendalanya, untuk kegiatan ini, dibutuhkan alat pemeriksaan
seperti stik gula darah, sehingga masyarakat dibebankan tiga ribu rupiah untuk
pelayanan. Tidak semua masyarakat bersedia/sanggup untuk membayar.
10. POD
Untuk wilayah kerja Puskesmas Pauh dengan akses pelayanan kesehatan
yang baik, POD tidak ada. POD sudah tergantikan dengan adanya posyandu,
puskeskel, dan pustu.
40
11. BATRA (Pengobatan Tradisional)
Pengobatan tradisional yang ada dibina di wilayah kerja puskesmas Pauh yaitu :
Pijat Urut, Pijat refleksi, dan patah tulang. Telah dilakukan pelatihan pada tiga
Batra. Masih banyak Batra lain yang belum terbina. Data total batra yang ada di
wilayah kerja puskesmas pauh tidak lengkap. Hal inidiakibatkan pencatatandan
pelaporan yang belum dilakukan secara efektif dan berkelanjutan.
12. Kelurahan Siaga
Tabel 4.9 Data Kelurahan Siaga Tahun 2013
No Kelurahan
Jumlah Jumlah Sarana Poskesdes Kondisi Kelsi
Bidan Bangunan Alat Aktif
Tdk
Aktif
Dilatih Ada Blm Ada Blm
1
limau manis
sltan 3 V V V
2 cpk tgh 1 V V V
3 kap koto 1 V V V
4 piai tgh 1 V V V
5 lm 1 V V V
6 koto lua 1 V V V
7
binuang kp
dalam 1 V V V
8 pisang 1 V V V
9 lb bukit 1 V V V
Puskesmas 11 3 6 2 7 5 4
Selama tahun 2013 Program Promkes juga telah melaksanakan
pembentukan Kelurahan Siaga di tingkat Kecamatan dan dilanjutkan ditingkat
Kelurahan yaitu pembentukan Organisasi Kelurahan Siaga pada 9 Kelurahan
dengan kegiatan pendataan Survei Mawas Diri (SMD), PHBS dan Musyawarah
Masyarakat Kelurahan (MMK) dengan masalah perilaku yang tidak sehat tertinggi
yaitu Kebiasaan merokok, Kurangnya Konsumsi sayuran dan buah, cpts serta
membrantas jentik nyamuk.
41
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Secara umum berdasarkan laporan yang ada di puskesmas Pauh, belum
memperlihatkan pencapaian maksimal sesuai standar nasional atau target
puskesmas.
2. Kegiatan strategi untuk promosi kesehatan di Puskesmas Pauh sudah
berjalan optimal baik dari segi advokasi, bina suasana, gerakan masyarakat,
namun dalam hal kemitraan belum ada laporan
3. Dari 12 kegiatan yang harusnya ada pada promosi kesehatan, 5 terlaksana
dan 2 lagi tidak dibutuhkan (pos obat desa dan poskestren). Lima program
tersebut terlaksana dengan baik meskipun terdapat beberapa kekurangan
berupa hasil yang tidak terlalu optimal. Lima programlagi
tidakjelasstatusnya karena tidak ada terdapat dalam laporan terlaksana atau
tidak terlaksana.
4. Masalah pencatatan dan pendataan serta pelaporan menjadi kendalaserius
dalam upaya meningkatkan upaya promosi kesehatan di puskesmas Pauh.
5.2 Saran
1. Diperlukan analisis mendalam tentang pelaksanaan program promosi
kesehatan ini baik dari segi program, pelaksanaan program, sasaran
program, dan kerjasama lintas sektor dan lintas program.
2. Diharapkan Puskesmas terus menjalankan program rutin dan tambahan
promosi kesehatan di wilayah kerja Pauh sesuai dengan kebutuhan
kelurahan supaya dapat mengubah perilaku masarakat dengan optimal dan
sekaligus mengurangkan angka kesakitan dan kematian di wilayah
kerjanya.
3. Dilakukan optimalisasi/penambahan tenaga kesehatan untuk mencapai hasil
yang optimal.
4. Dibutuhkan dana untuk menggerakkan para kader kesehatan.
5. Pendataan, pencatatan, dan pelaporan yang baik akan memudahkan
perencanaan program selanjutnya.
42
DAFTAR PUSTAKA
Ayubi Dian. Konsep Promosi Kesehatan. Departemen promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku FKM UI.2007.Jakarta.
Kepmenkes RI No. 1114/Menkes/SK/VII/2005.2006. Pedoman Pelaksanaan
Promosi Kesehatan di Daerah. Jakarta. Depkes RI.
Kepmenkes RI No. 1193/Menkes/SK/X/2004.2005. Kebijakan Nasional Promosi
Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.
Kepmenkes RI No. 585/MENKES/SK/V/2007. 2008. Pedoman Pelaksanaan
Promosi Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Depkes RI.
Laporan Tahunan Puskesmas Pauh 2013.
Laporan triwulan Puskesmas Pauh 2013
Makalah Pribadi Promosi kesehatan kepaniteraan klinik IKM FK Unand 2012
Makalah Pribadi Promosi kesehatan kepaniteraan klinik IKM FK Unand 2013
Makalah Pribadi Promosi kesehatan kepaniteraan klinik IKM FK Unand 2014
Notoatmodjo,Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta:
PT.Rineka Cipta.
Recommended