View
261
Download
11
Category
Preview:
DESCRIPTION
refresing padatri hasanah
Citation preview
Tanda Bahaya Gawat Nafas
Takipnue (frekuensi nafas lebih dari 60 kali/menit)
Retraksi ruang interkostal, daerah sternal, dan subkostal
Dengkur ekspirasi (expiratory grunting)
Sianosis
Evaluasi Gawat nafas dengan Menggunakan Skor Down
0 1 2
Frekuensi nafas < 60 kali/menit 60-80 kali/menit
> 80 kali/menit
Retraksi Tidak ada retraksi
Retraksi ringan Retraksi berat
Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang dengan O2
Sianosis menetap walaupun diberi O2
Air entry Udara masuk bilateral baik
Penurunan ringan udara masuk
Tidak ada udara masuk
Gasping Tidak gasping Dapat didengar dengan stetoskop
Dapat didenger tanpa alat bantu
Evaluasi Gawat nafas dengan menggunakan Skor Down
Skor < 4 Gawat nafas ringan
Skor 4-7 Gawat nafas sedang
Skor > 7 Gawat nafas berat (Pemeriksaan gas darah harus dilakukan)
Laju Nafas
Laju nafas < 30 kali/menit
- Sulit bernafas : tanda kelelahan-Nilai beratnya apneu dan kualitas udara masuk- Gasping merupakan tanda ancaman henti jantung
Laju nafas > 60 kali/menit
-Nilai ventilasi dan oksigenisasi- Kerja otot jantung- Analisis Gas Darah
Laju nafas > 60 kali/menit dan pCO2 rendah(penyebab bukan paru)
-Penyakit jantung bawaan-Asidosis metabolik dan syok- Gangguan otak : perdarahan, meningitis, edema
Laju nafas > 60 kali/menit dan pCO2 tinggi(penyebab paru)
-Sindrom gawat nafas (RDS)-Pneumonia- Obstruksi jalan nafas- Lain-lain : massa rongga dada, hernia diafragmatika, pneumotoraks
Penilaian Gawat Nafas Skor Down
Gawat Nafas Ringan
O2 nasal (0,5-2 l) – headbox (3-5 l)Tergantung gambaran klinik dan target saturasi oksigen 88-92%
Gawat Nafas Sedang Pada umumnya memerlukan CPAP, sambil mempersiapkan CPAP dapat diberikan headbox O2 5 l/menit + oksigen nasal sampai 2 l/menit
Gawat Nafas Berat Pengobatan gagal nafas, segera berikan ventilator
Perubahan Saturasi Setelah Lahir
Janin dalam kandungan hidup dengan tingkat saturasi O2 60%. Sedangkan BBL bugar memerlukan waktu mencapai saturasi O2 90%.
Beberapa penelitian, resusitasi neonatus dengan udara dibandingkan O2 100% tidak terbukti membahayakan.
Sedangkan bayi prematur mempunyai sistem antioksidan imatur kenaikan saturasi oksigen mendadak saat lahir menimbulkan stress oksidatif. Oksigen 100% memperlambat mulainya usaha bernafas spontan dan menyebabkan kerusakan oksidatif pada paru-paru, otak, mata dan perubahan aliran darah otak.
Rekomendasi WHO
Ventilasi harus dimulai dengan udara dan O2 dipersiapkan untuk bayi dengan kondisi tidak membaik.
Penyebab Umum Gawat Nafas
Transient tachypnea of the newborn (TTN)
Hyaline Membrane Disease (HMD) Sindrom Aspirasi Mekonium (SAM) Pneumonia Sepsis
Transient Tachypnea of the Newborn (TTN)
DefinisiSuatu penyakit ringan pada neonatus yang mendekati cukup bulan atau neonatus cukup bulan yang mengalami gawat nafas segera setelah lahir dan hilang dengan sendirinya dalam waktu 3-5 hari.
Faktor Risiko Bedah sesar
sebelum ada kontraksi
Makrosomia Partus lama Sedasi ibu
berlebihan Skor Apgar
rendah ( 1 menit : < 7)
Tanda Klinis Neonatus biasanya hampir
cukup bulan atau cukup bulan dan segera setelah kelahiran mengalami takipnea ( > 80 pernafasan/menit)
Neonatus mungkin juga merintih, nafas cuping hidung, mengalami retraksi dada dan mengalami sianosis.
Keadaan ini biasanya tidak berlangsung lebih dari 72 jam.
Rontgen dadaGaris pada perihilar, kardiomegali ringan, peningkatan volume paru, cairan pada fisura minor dan umumnya ditemukan cairan pada rongga pluera.
Tatalaksana umum TTN- Pemberian oksigen- Pembatasan cairan- Pembatasan asupan setelah takipnea membaik
Konfirmasi diagnosis dengan menyisihkan penyebab-penyebab takipnea lain seperti pneumonia, penyakit jantung kongenital dan hiperventilasi serebral.
Hasil Akhir dan Prognosis TTNPenyakit ini bersifat sembuh sendiri dan tidak ada risiko kekambuhan atau disfungsi paru lebih lanjut. Gejala respirasi membaik sejalan dengan mobilisasi cairan dan ini biasanya dikaitkan dengan diuresis.
Hyaline Membrane Disease (HMD)
DefinisiHyaline membrane disease juga dikenal sebagai sindrom gawat nafas (respiratory distress syndrome, RDS), kondisi ini biasanya terjadi pada bayi prematur.
Kelainan bernafas yang terlihat mencakup : Takipnea yang meningkat ( > 60 kali/menit) Retraksi dada Sianosis pada udara kamar yang menetap
atau progresif, lebih dari 24-48 jam pertama kehidupan
Foto rontgen yang khas menunjukkan adanya pola retikulogranular seragam dan bronkogram udara.
Menurunnya udara yang masuk Grunting
InsidensHMD terjadi pada sekitar 25% neonatus yang lahir pada usia kehamilan 32 minggu. Insidens meningkat dengan semakin prematurnya neonatus.
Faktor Risiko
RISIKO MENINGKAT APABILA ADA :
Prematuritas Jenis kelamin laki-laki Neonatus dari ibu
dengan diabetes
RISIKO BERKURANG APABILA ADA :
Stres intrauterin kronis- KPD dalam waktu lama- Hipertensi ibu- Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK)
Kortikosteroid-Prenatal
Pemeriksaan
Pemeriksaan Laboratorium Gas darah : mengungkapkan adanya hipoksia,
hiperkarbia, asidosis Gambaran darah lengkap dan biakan darah
diperlukan untuk menyisihkan kemungkinan infeksi
Kadar glukosa darah biasanya rendah Pemeriksaan rontgen dada : Adanya penampilan
seperti ground glass appearance, infiltrat halus dengan bronkogram udara.
Terapi
Perawatan di unit perawatan intensif neonatusa. Po2 darah arteri yang < 40 mmHg merupakan
indikasi perlunya terapi oksigen. Oksigen yang berlebihan dapat merusak epitel paru dan retina sehingga oksigen yang diberikan adalah kadar terendah yang masih dapat mengatasi hipoksia dan asidosis.
b. Penggunaan CPAP : CPAP mencegah kolaps alveolus yang tak stabil dan menyebabkan penurunan bermakna angka kematian.
c. Surfaktan : pemberian surfaktan bentuk aerosol terbukti banyak mengurangi insidensi penyakit membran hialin.
Sindrom Aspirasi Mekonium
DefinisiGawat nafas yang bersifat sekunder akibat aspirasi mekonium oleh fetus dalam uterus atau neonatus selama proses persalinan atau kelahiran.
Faktor Risiko Kehamilan lebih bulan Hipertensi maternal Denyut jantung janin abnormal Profil biosis ≤ 6 Pre-eklamsia Ibu penderita diabetes Kecil Masa Kehamilan Korioamnionitis
Presentasi Klinis Air ketuban bercampur mekonium
sebelum kelahiran Perwarnaan kuning/hijau oleh mekonium
pada neonatus setelah lahir. Gagal pernafasan yang mengarah pada
peningkatan diameter anteroposterior dada
Persistent pulmonary hypertension of the newborn (PPHN)
Pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium- Analisis gas darah- Kultur darah dan pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan radiologiRontgen dada : bercak infiltrat, garis kasar pada kedua bidang paru, hiperinflasi anteroposterior, dan diafragma lebih datar.
Tatalaksana
Tatalaksana prenatal- Identifikasi kehamilan berisiko tinggi- Memantau denyut jantung janin selama persalinan
Tatalaksana di ruang bersalin (jika ketuban bercampur mekonium) : visualisasi pita suara dan pengisapan trakea apabila bayi tidak bernafas.
TATALAKSANA UMUM NEONATUS DENGAN SAM
Mengosongkan isi lambung untuk menghindari aspirasi lebih lanjut.
Koreksi abnormalitas metabolik, misalnya hipoksia, asidosis, hipoglikemia, hipokalsemia dan hiponatremia
Pemantauan untuk melihat kerusakan pada organ lain (otak, ginjal, jantung dan hati).
TATALAKSANA PERNAFASAN
Pengisapan dan vibrasi dengan frekuensi yang sering
Pulmonary toilet untuk menghilangkan mekonium residual jika diintubasi
Cakupan antibiotik (ampicillin dan gentamicin)
Gunakan CPAP
Hasil Akhir dan Prognosis Angka kematian bisa mencapai 50% Bayi yang bertahan hidup mungkin
akan menderita displasia bronkopulmonal dan sekuele neurologis
Pneumonia Intrauteri
Denifisi Bayi lahir dengan konsolidasi paru akibat
aspirasi materi dari cairan amnion. Pneeumonia kongenital ini dihubungkan denagan pecahnya ketuban yang berlangsung lama, amnionitis dan asfiksia janin.
Jika terdapat kuman, yang biasa dijumpai adalah E.colli, Staphilococcus aureus, Staphilococcus epidermidid dan streptocossus beta hemoliticus golongan B.
Foto rontgen dada menunjukkan adanya bayangan yang tidak merata (patchy shadowing).
Definisi : Sepsis neonatal merupakan sindrom klinis penyakit sistemik akibat infeksi yang terjadi dalam satu bulan pertama kehidupan.
Penyebab : bakteri,virus,jamur, dan protozoa.
Epidemiologi : Insidensnya 1-8 di antara 1000 kelahiran hidup dan meningkat menjadi 13-27 per 1000 kelahiran hidup pada bayi dengan berat <1500 g. Mortalitas akibat sepsis neonatal adalah sekitar 13-25 %.
Sepsis
Early Onset Sepsis (EOS), timbul dalam 3 hari pertama,gangguan pernafasan yang menonjol; ditandai dengan awitan tiba-tiba dan cepat menjadi syok septik, mortalitas tinggi.
Late Onset Sepsis (LOS), timbul >3hari pertama, lebih sering diatas 1 minggu. Awitan lambat, biasanaya terdapat fokus infeksi dan sering disertai meningitis.
Sepsis nosokomial, pada bayi dengan risiko tinggi yang dirawat.
Klasifikasi
Kategori A Kategori B
-Kesulitan bernafas ( misal; apne,nafas > 60x/menit, retraksi dinding dada, grunting pada waktu ekspirasi, sianosis sentral).-Kejang -Tidak sadar-Suhu tubuh tidak normal ( sejak lahir dan tidak memberi respons terhadap terapi) atau suhu tidak stabil sesudah pengukuran suhu normalselama tiga kali atau lebih-Persalinan dilingkungan yang kurang higienis (menyokong ke arah sepsis)-Kondisi memburuk secara cepat dan dramatis
-tremor -lethargi atau lunglai-mengantuk atau aktifitas berkurang-Iritabel atau rewel, muntah,perut kembung-tanda-tanda mulai muncul sesudah hari keempat -air ketuban bercampur mekonium -malas minum, sebelumnya minum dengan baik
Tabel 1. kelompok temuan yang berhubungan dengan sepsis
Bayi umur sampai dengan 3 hari- Riwayat ibu dengan infeksi rahim, demam
dengan kecurigaan infeksi berat, atau ketuban pecah dini.
- Bayi memiliki 2 atau lebih gejala yang tergolong dalam kategori A, atau tiga atau lebih gejala pada ketegori B (lihat tabel 1)
Bayi usia >3 hari- Bayi mempunyai dua atau lebih temuan
kategori A atau tiga atau lebih temuan kategori B
Kecurigaan besar sepsis
Referensi
Benson, Ralph C. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi, Ed.9. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Berhman, Kliegman & Arvin. 1996. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Vol.1, Ed.15. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Leveno, Kenneth J. et al. 2004 Obstetri Williams : Panduan Ringkas, Ed.21. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Pedoman Pelayanan Medis : Ikatan Dokter Anak Indonesia
Recommended