View
250
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORANDAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 23 PADA PT PELINDO III (PERSERO)CABANG TANJUNG EMAS SEMARANG
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikanProgram Diploma III pada Program Diploma III
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
Disusun Oleh:
Anjas Wiliansyah
12030214060115
PROGRAM DIPLOMA III
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
TUGAS AKHIR
NAMA : ANJAS WILIANSYAH
NIM : 12030214060115
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III PERPAJAKAN
JUDUL TUGAS AKHIR : MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN
DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 23 PADA PT PELINDO III CABANG
TANJUNG EMAS SEMARANG
Semarang, 18 Mei 2017
Dosen Pembimbing
Achma Hendra Setiawan, S.E., M.Si.
NIP : 196905101997021001
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir dengan judul; “MEKANISME PEMOTONGAN PENYETORAN
DANPELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PADA PT PELINDO
III PERSERO CABANG TANJUNG EMAS SEMARANG”. Tugas Akhir ini
guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Ahi Madya Perpajakan pada
Universitas Diponegoro Semarang.
Penulis menyadari bahwa sejak awal sampai selesainya penulisan Tugas
Akhir ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis sampaiakan ucapan terima
kasih kepada;
1. Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat dan karunia-Nya, yang
telah membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini
dengan lancar.
2. Bapak Dr. Suharnomo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro Semarang.
3. Bapak Dul Muid, SE, M.Si, Akt. Selaku kepala Program Diploma III Studi
Perpajakan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
4. Bapak Wahyu Widodo, S.E.,M.Si.,Ph.D. selaku Dosen Wali.
5. Bapak Achma Hendra Setiawan, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing.
6. Ibu Pusparini selaku Manager Keuangan PT Pelindo III (Persero) Cabang
Tanjung Emas Semarang yang telah memberikan saya banyak arahan dan
pembelajaran.
7. Ibu Rachmiati sebagai pembimbing lapangan, sekaligus mengajarkan saya
banyak hal dan pengalaman yang sangat berharga, dan telah membantu
penulis sampai proses pembuatan Tugas Akhir ini selesai.
8. Seluruh staf Pelindo III (persero) Cabang Tanjung Emas Semarang ,
terutama mas bagus mba Liya, mba aya, ibu Marinda, ibu Puji, pak Mundo,
iv
pak djarot, pak Sutrisno, yang sudah membimbing sekaligus menjadi teman
saya dan telah mendukung dalam pembuatan Tugas Akhir ini.
9. Kedua Orang Tua Penulis yang selalu memberikan semangat dan dan
dorongannya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan
lancar dan tepat waktu.
10. Kakak dan Adik penulis tercinta yang mendukung penulisan Tugas Akhir
ini.
11. Rekan – rekan D3 Jurusan Perpajakan Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Undip 2013
12. Rita Squad Ranger yang selalu bersama dalam suka dan duka
13. Afida Hardiana yang selalu memberi semangat dan motivasi
Penulis menyadari akan kekurang sempurnaan penulisan Tugas Akhir ini.
Oleh karena itu, segala kritik maupun saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan agar dapat menghasilkan karya yang lebih baik.
Pada akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Semoga Tugas
Akhir ini bermanfaat serta dapat menambah wawasan pengatahuan bagi pihak
yang membutuhkan.
Semarang, 18 Mei 2017
Anjas Wiliansyah
NIM. 12030214060115
v
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii
DAFTAR TABEL...... ................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Ruang Lingkup ................................................................................. 3
1.3 Tujuan dan Kegunaan ....................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Penulisan .................................................................... 4
1.3.2 Kegunaan Penulisan .............................................................. 4
1.4 Manfaat Penulisan........... . ................................................................ 4
1.5 Cara Pengumpulan Data ................................................................... 5
1.5.1 Jenis data.......... ........................................... .......................... 5
1.5.2 Metode Pengumpulan Data .................................................... 5
1.6 Sistematika Penulisan ....................................................................... 6
BAB II GAMBARAN UMUM PT PELINDO III (PERSERO)………… 8
2.1 Sejarah Singkat PT Pelindo III (persero) Semarang......................... 8
2.2 Dasar Pembentukan PT Pelindo III (persero) Semarang.................. 10
2.3 Tugas Pokok danFungsi PT Pelindo III (Persero) Semarang ........... 14
2.4 Visi dan Misi PT Pelindo III (Persero) Cabang Semarang............... 12
2.5 Tujuan dan Sasaran PT Pelindo III (persero) Semarang .................. 13
2.6 Struktur Kerja PT Pelindo III (Persero) Semarang........................... 13
2.7 Bagan Organisasi PT Pelindo III (Persero) Semarang ..................... 15
2.8 Penjabaran Tugas PT Pelindo III (Persero) Semarang ..................... 16
vi
BAB III TINJAUAN TEORI DAM MEKANISME PEMOTONGAN,
PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL
23 PADA PT PELINDO III (PERSERO) CABANG TANJUNG EMAS
SEMARANG........................................ ........................................................ 26
3.1 Pengertian Pajak ............................................................................... 26 hal
3.1.1 Pajak................ ...................................................................... 26
3.1.2 Fungsi Pajak..... ...................................................................... 27
3.1.2 Pengelompokan Pajak............................................................. 28
3.1.4 Asas Pemungutan Pajak...................................................... .... 30
3.1.5 Sistem Pemungutan Pajak..... ............................................ ..... 30
3.1.6 Hambatan Pemungutan Pajak..... ....................................... .... 31
3.2 Pajak Penghasilan ............................................................................. 32
3.2.2 Subjek Pajak Penghasilan..... ............................................. ..... 32
3.3.3 Objek Pajak Penghasilan..... .............................................. ..... 33
3.3 Pengertian Pajak Penghasilan 23 ...................................................... 33
3.4 Dasar Hukum Pajak Penghasilan 23................................................. 34
3.5 Pemotong dan Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 23..34
3.6 Objek Pajak Penghasilan 23 ............................................................. 35
3.7 Dikecualikan dari Pemotongan Pajak Penghasilan 23...................... 39
3.8 Tarif PPh Pasal 23 ............................................................................ 40
3.9 PPh Pasal 23 yang Dipungut Wajib Pajak Badan............................. 45
3.10 Saat Terutang, Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 23 ............... 46
3.11 Mekanisme Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak
Penghasilan Pasal 23 pada PT Pelabuhan Indonesia (persero) Cabang
Tanjung Emas Semarang ........................................................................ 46
3.11.2 Pemotongan PPh Pasal 23 .................................................... 46
3.11.3 Perhitungan PPh Pasal 23 ..................................................... 47
3.11.4 Penyetoran PPh Pasal 23 ...................................................... 49
3.11.5 Pelaporan PPh Pasal 23 ........................................................ 51
3.11.6 Bagan Alir Prosedur Pemotongan PPh Pasal 23 PT Pelindo
III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang ............................... 53
vii
3.11.7 Bagan Alir Prosedur Penyetoran PPh Pasal 23 Pelindo III
(Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang .................................... 54
3.11.8 Bagan Alir Prosedur Pelaporan PPh Pasal 23 PT Pelindo
III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang ............................... 55
3.12 Implementasi Penerapan Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan
Pajak PenghasilanPAsal 23 pada PT Pelabuhan Indonesia III (persero)
Cabang Tanjung Emas Semarang apakah sudah sesuai dengan UU NO
36 Tahun 2008.... .................................................................................... 56
3.13 Permasalahan yang timbul dalam Pemotongan, Penyetoran, dan
Pelaporan Pajak PenghasilanPAsal 23 pada PT Pelabuhan Indonesia
III (persero) Cabang Tanjung Emas Semarang.... .................................. 56
3.14 Kontribusi Pajak Penghasilan Pasal 23 selama tahun 2016 pada
PT Pelabuhan Indonesia (persero) Cabang Tanjung Emas Semarang.... 58
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Pelindo III (persero) Semarang .............. 16
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT Pelindo III (persero) Semarang pada
Divisi Keuangan............................................................................................... 22
Gambar 3.1 Bagan Alir Prosedur Pemotongan PPh 23.................................... 53
Gambar 3.2 Bagan Alir Prosedur Penyetoran PPh 23...................................... 54
Gambar 3.3 Bagan Alir Prosedur Pelaporan PPh 23........................................ 55
Gambar 3.4 Grafik Perkembangan Setoran Pajak ........................................... 58
ix
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 3.1Akun Biaya dan Pos Neraca yang Merupakan Objek Pemotongan
PPh Pasal 23 sesuai Laporan Keuangan Perusahaan Pelabuhan Indonesia ..... 36
Tabel 3.2 Jenis Penghasilan Objek Pajak PPh Pasal 23 yang diterima atau
diperoleh Perusahaan Pelabuhan Indonesia....... .............................................. 39
Tabel 3.3 Daftar Rekapitulasi SSP PaPh Pasal 23 Masa Januari-Desember
2016 pada PT Pelindo III (persero) Cabang Tanjung Emas Semarang ........... 57
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kartu Konsultasi Tugas Akhir
Lampiran 2 Surat Diterima Kuliah Kerja Praktik
Lampiran 3 Bukti Penerimaan Surat
Lampiran 4 Surat Pemberitahuan (SPT) Masa
Lampiran 5 Bukti Penerimaan Negara
Lampiran 6 Surat Setoran Pajak (SSP)
Lampiran 7 Bukti Pemotongan PPh Pasal 23
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan
Indonesia merupakan negara hukum yang menjunjung tinggi hak dan
kewajiban warga negara. Membayar pajak merupakan kewajiban warga negara.
Pajak merupakan salah satu wujud peran serta warga negara dalam membangun
negara dan membantu perekonomian negara. Dengan membayar pajak warga
negara akan mempunyai rasa tanggung jawab dan meningkatkan kesadaran
masyarakat.
Pengertian pajak sendiri adalah adalah kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi kemakmuran rakyat.
Pajak selalu menjadi pemasukan yang signifikan bagi negara karena
sebagian besar pendapatan negara berasal dari pajak. Pajak sebagai sumber
pendapatan dan penerimaan negara perlu terus di tingkatkan, sehingga
pembangunan nasional dapat di laksanakan dengan kemampuan sendiri
berdasarkan prinsip kemandirian. Kesadaran setiap wajib pajak (WP) di bidang
perpajakan juga harus di tingkatkan, karena pada kenyataannya masih banyak
wajib pajak yang belum tahu akan hak dan kewajibannya di bidang perpajakan,
salah satu caranya adalah dengan partisipasi seluruh masyarakat serta para
penyelenggara pemerintah sebagai abdi bangsa sangat perlu untuk melancarkan
administrasi perpajakan dalam rangka meningkatkan pendapatan Negara
Indonesia menganut 3 sistem pemungutan pajak , yaitu Official Assessment
System, Self Assessment System dan With holding Tax System. Sistem Pemungutan
Official Assessment yaitu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
Pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak terutang yang harus
dibayar oleh Wajib Pajak.
2
Self Assessment yaitu sistem pemungutan yang memberi wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menghitung, mennyetor dan melaporkan sendiri
besarnya pajak terutang yang harus dibayar.
Withholding tax adalah sistem pemungutan pajak yang dilakukan oleh
pihak tertentu yang ditunjuk oleh pemerintah berdasarkan peraturan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku. Pihak yang ditunjuk tersebut berkewajiban
untuk menghitung, memungut dan memotong, menyetor dan melaporkan pajak
yang dipungut atau dipotongnya sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan
Salah satu pajak yang menggunakan withholding system adalah Pajak
Penghasilan pasal 23 yaitu Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan yang dipotong
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan
Bentuk Usaha Tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atas
penyelenggaran kegiatan lain yang selain dipotong oleh PPh pasal 21, yang
dibayarkan atau terutang oleh badan pemerintah, subyek pajak badan dalam
negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan
luar negeri lainnya .
Pajak Penghasilan 23 juga terdapat tarif yang dikenakan tarif tersebut
merupakan besarnya pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak dan juga harus
ditaati oleh semua pihak terutama oleh Badan Usaha yang usahanya dibidang
sewa dan jasa.
Untuk tarif dasar pemotongan PPh pasal 23 ada dua tarif yaitu :
1. Sebesar 15% dari jumlah bruto atas : Dividen, bunga, royalti,
hadiah, penghargaan, bonus dan sejenisnya.
2. Sebesar 2% dari jumlah bruto atas : Sewa dan penghasilan lain
sehubungan dengan penggunaan harta, imbalan sehubungan dengan jasa teknik,
jasa manajemen, jasa kontruksi, jasa konsultan, dan jasa alin.
Pajak penghasilan pasal 23 merupakan hal yang penting, sama halnya
dengan pajak lainnya dan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung
Emas Semarang sebagai pemotong pajak penghasilan pasal 23 wajib melakukan
pemotongan,penyetoran dan pelaporan atas Sewa dan Jasa . PT Pelabuhan
3
Indonesia (persero) Cabang Tanjung Emas Semarang merupakan salah satu
perusahaan Badan Umum Milik Negara yang bergerak di Sewa dan jasa
pelabuhan berupa alat-alat pelabuhan, jasa bongkar muat barang, jasa pelayanan
barang dll dan juga mengembangkan usaha lain yaitu dan pengembangan jasa
yang memanfaatkan aset perseroan antara lain penyewaan lahan untuk perusahaan
lain yang menjalankan usahanya di area adalah salah satu contoh perusahaan yang
terkena dampak dari peraturan Pph Pasal 23.
PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III sebagai pemotong pajak
penghasilan 23 wajib melakukan pemotongan,penyetoran dan pelaporan atas
pengasilan yang diterima yang berasal dari penyelenggaraan jasa dan sewa dan
untuk melakukan hal tersebut dalam pemungutan maupun pemotongan pajaknya
harus menggunakan sistem pemungutan dan pemotongan yang ada berdasarkan
perundang- undangan. PT Pelindo dalam melaksanakan kewajiban pembayaran
atas Pajak Penghasilan pasal 23 memerlukan prosedur yang ada agar dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya tercapai. Untuk itu Penulis menyajikan
Tugas akhir ini sebagai pembelajaran tentang pengenalan lebih baik tentang Pajak
Penghasilan pasal 23 yang notabenya sangat erat hubungannya dengan
masyarakat maupun Badan usaha tentang bagaimana pelaksanaan perpajakannya
maka dari itu penulis membuat judul “ MEKANISME PEMOTONGAN,
PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23
PADA PT PELINDO III (PERSERO) CABANG TANJUNG EMAS
SEMARANG ”.
1.2 Ruang Lingkup Penulisan
Penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir ini akan lebih terarah apabila
terdapat sistematika penyusunan permasalahan, adapun permasalahan tersebut
adalah:
1. Pengertian Pajak
2. Pengrtian Pajak Penghasilan Pasal 23
3. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal23
4
4. Pengecualian Pajak Penghasilan Pasal 23
5. Tarif Pajak Penghasilan Pasal 23
6. Mekanisme pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh pasal 23 pada
PT Pelindo III Cabang Tanjung Emas
7. Implementasi PPh Pasal 23 di PT Pelindo III Cabang Tanjung Emas
Semarang sudah sesuai berdasarkan UU No 36 tahun 2008 Tentang
Pajak Penghasilan Pasal 23
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penulisan
1.3.1 Tujuan Penulisan
Penyusunan tugas akhir ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui mekanisme pemotongan pph pasal 23
2. Untuk mengetahui mekanisme penyetoran pph pasal 23
3. Untuk mengetahui mekanisme pelaporan pph pasal 23
4. Untuk mekanisme pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh pasal 23 di
PT Pelindo sudah sesuai dengan dengan UU No 36 Tahun 2008 tentang
Pajak Penghasilan pasal 23.
1.4.1 Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai tambahan informasi ataupun bahan referensi bagi pihak-pihak yang
membutuhkan laporan ini
2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam meningkatkan efektivitas
kerja di masa yang akan datang
3. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang Perpajakan khususnya
Pajak Penghasilan (PPh) 23
1.4 Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan baru tentang dalam
mekanisme dan cara mengoptimalkan pemotongan penyetoran dan
5
pelaporan pajak penghasilan pasal 23 pada PT Pelindo III Persero Cabang
Tanjung Emas Semarang
2. Bagi Perguruan Tinggi
Merupakan tambahan informasi bagi mahasiswa yang akan menyusun
laporan akhir yang ada kaitanya dengan penulisan ini.
3. Bagi Perusahaan atau Instansi
Sebagai bahan masukan, khususnya mengenai pemotongan penyetoran
dan pelaporan pajak penghasilan pasal 23 pada PT Pelindo III Persero
Cabang Tanjung Emas Semarang
1.5 Cara Pengumpulan Data
1.5.1 Jenis Data
Berdasarkan sumbernya data dapat dibedakan menjadi dua macam :
a. Data Primer
adalah data yang dikumpulkan dan di olah sendiri oleh organisasi
yang menerbitkannya (Anto Dajan, 1986:19). Dalam hal ini data
diperoleh dari hasil wawancara dengan Staf Tax and Accounting PT
Pelindo III (persero) Cabang Tanjung Emas Semarang
b. Data Sekunder
adalah data yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan merupakan
pengolahnya (Anto Dajan, 1986:19). Data ini diperoleh antara lain
berupa data mengenai gambaran umum perusahaan seperti : sejarah
berdirinya PT Pelindo III, visi dan misi, dasar pembentukan, tugas dan
fungsi, Penjabaran tugas , dan struktur organisasi
1.4.2 Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Metode Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data dengan
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara
6
lisan pula (Gorrys Keraf, 2001:161)
Dalam metode ini dilakukan wawancara terhadap para pegawai
Bagian Keuangan pada PT Pelindo III (persero) Cabang Tanjung
Emas Semarang
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu objek yang akan
diteliti (Gorrys Keraf, 2001:162)
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan peninjauan dan
pengamatan langsung tentang cara kerja karyawan.
c. Studi Pustaka
Metode Studi Pustaka ini dilakukan dengan cara mempelajari buku-
buku yang berhubungan dengan kegiatan penelitian yang digunakan
sebagai kerangka teori dan perbandingan di laporan (Gorrys Keraf
2001:161)
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman mengenai apa yang disampaikan
dalam Tugas Akhir, maka perlu disampaikan sistematika penulisan. Sistematika
penulisan adalah gambaran umum mengenai masalah yang akan diuraikan dalam
Tugas Akhir. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi Latar Belakang Penulisan, Ruang Lingkup Penulisan,
Tujuan Penulisan Tugas Akhir, Manfaat Penulisan, Metode
Pengumpulan Data, dan Sistematika Penulisan.
BAB II GAMBARAN UMUM PT PELINDO III (PERSERO)
CABANG TANJUNG EMAS SEMARANG
Dalam bab ini berisi Sejarah PT Pelindo III (persero) Cabang
Tanjung Emas Semarang, Dasar Pembentukaan PT Pelindo III
(persero) Cabang Tanjung Emas Semarang, Tugas Pokok dan
Fungsi PT Pelindo III (persero) Cabang Tanjung Emas Semarang,
Visi dan Misi PT Pelindo III (perseros) Cabang Tanjung Emas
7
Semarang, Tujuan dan sasaran Tugas Pokok dan Fungsi PT
Pelindo III (persero) Cabang Tanjung Emas Semarang,Strategi dan
Sasaran PT Pelindo III (persero) Cabang Tanjung Emas Semarang,
struktur kerja PT Pelindo III (persero) Cabang Tanjung Emas
Semarang, Struktur Organisasi PT Pelindo III (persero) Cabang
Tanjung Emas Semarang, dan Penjabaran tugas pokok masing-
masing bidang di PT Pelindo III (persero) Cabang Tanjung Emas
Semarang.
BAB III TINJAUAN TEORI DAN MEKANISME PEMOTONGAN,
PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 23 PADA PT PELINDO III (PERSERO) CABANG
TANJUNG EMAS SEMARANG
Pada bab ini dijelaskan tentang Pengertian Pajak; fungsi Pajak,
Pengelompokan Pajak, Asas Pemungutan Pajak, Sistem
Pemungutan Pajak, Hambatan Pemungutan Pajak, Pengertian Pajak
Penghasilan, subjek dan objek Pajak Penghasilan, Pengertian Pajak
Penghasilan Pasal 23 dan Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal
23, Objek Pajak Pajak Penghasilan Pasal 23, Tarif dan perhitungan
Pajak Penghasilan Pasal 23, yang di kecualikan dari objek pajak
penghasilan pasal 23, Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan
Pelaporan Pajak Penghasilan pasal 23 di PT Pelindo III (persero)
Cabang tanjung emas semarang,Mekanisme Pemotongan,
Penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 23 di PT Pelindo III Cabang
Tanjung Emas Semarang sudah sesuai berdasarkan UU No 36
tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan Pasal 23, Kontribusi Pajak
Penghasilan pasal 23 pada PT Plindo III (persero) Cabang tanjung
emas semarang
BAB IV PENUTUP
Dalam Bab ini menguraikan Kesimpulan atau ringkasan dari isi
laporan
8
BAB II
GAMBARAN UMUM
PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) CABANG
TANJUNG EMAS SEMARANG
2.1 Sejarah Singkat
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang merupakan salah satu pelabuhan
yang berada di wilayah pengelolaan PT Pelindo III (Persero), dimana didalamnya
terdapat pengelolaan Terminal Petikemas Semarang yang telah diresmikan oleh
Menteri Perhubungan, yakni Bapak Agum Gumelar pada awal tahun 1999.
Terminal Petikemas Semarang merupakan salah satu pintu gerbang perekonomian
Daerah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempunyai peranan
sengat besar dalam menunjang kegiatan regional dan internasional.
PT Pelindo III (Pesero) Cabang Tajung Emas Semarang berlokasi di Jl.
Coaster 10 A Tanjung Emas Semarang 50174 mempunyai sejarah yang cukup
panjang dalam pendiriannya. Sejarah berdirinya perusahaan ini tidak terlepas dari
perkembangaan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.Di dalam perkembangannya,
PT Pelindo III (Pesero) Cabang Tajung Emas Semarang banyak mengalami
perubahan nama.
Pelabuhan Semarang yang kini disebut Pelabuhan Tanjung Emas
mulanya merupakan Pelabuhan Rede (pelabuhan yang hanya dapat disandari
kapal-kapal maksimum dengan ukuran ± 3.500 ton) yang dibangun pada tahun
1874, ditandai dengan berdirinya Menara Suar. Saat itu, Pelabuhan Semarang
tidak hanya berkembang sebagai pelabuhan perdagangan tetapi juga Pelabuhan
Militer karena letaknya yang strategis di tengah Pulau Jawa. Selama hampir 100
tahun, Pelabuhan Semarang tidak mengalami perubahan yang berarti karena
Pelabuhan Semarang hanya berupa sungai kecil atau kali Semarang yang menjadi
urat nadi pengangkutan barang-barang dengan perahu dari danke kapal-kapal
samudera yang bertambat di lepas pantai. Alat-alat bongkar muat sangat kurang
dan sudah berusia tua.
9
Semenjak berdirinya Negara Republik Indonesia pada tahun 1945,
Lembaga Kepalabuhan mengalami pertumbuhan sejalan dengan perkembangan
ekonomi dan tatanan peraturan yang berlaku dengan periodesasi pertumbuhan
sebagai berikut:
Periode I tahun 1945 - 1960, Keberadaan pelabuhan di Indonesia telah
ada sejak jaman kerajaan Hindu-Budha menguasai Nusantara. Peranan pelabuhan
saat itu sangat penting sebagai jalur perdagangan antar daerah maupun antar
benua. Tercatat saudagar dari Tiongkok, India, Arab, dan negara-negara lainnya
pernah menginjakkan kaki di bumi Nusantara, hingga pada akhirnya pada tahun
1596, Belanda pertama kali datang melalui Pelabuhan Banten di bawah pimpinan
Cornelis de Houtman. Pada masa kolonial Belanda pengelolaan pelabuhan di
bawah koordinasi Department Van Scheepvaart yang bertugas untuk memberikan
layanan jasa kepelabuhan dan dilaksanakan oleh Havenbedrijf. Pada tahun 1952
bentuk perusahaan berubah menjadi Jawatan Pelabuhan hingga tahun 1959.
Periode II Tahun 1960 – 1969 , Cikal bakal Pelindo 3 bermula pada
tahun 1960 saat pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (Perpu) No. 19 Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara. Pasca
terbitnya Perpu No. 19 Tahun 1960 pemerintah Republik Indonesia kala itu
menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 115 – 122 Tahun 1961 dimana masing-
masing peraturan tersebut berisi tentang Pendirian Perusahaan Pelabuhan Negara
(PN) Pelabuhan Daerah I-VIII, dimana Pelabuhan Belawan sebagai pusat PN
Pelabuhan Daerah I, Pelabuhan Teluk Bayur sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah
II, Pelabuhan Palembang sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah III, Pelabuhan
Tanjung Priok sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah IV, Pelabuhan Semarang
sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah V, Pelabuhan Surabaya sebagai pusat PN
Pelabuhan Daerah VI, Pelabuhan Banjarmasin sebagai pusat PN Pelabuhan
Daerah VII, dan Pelabuhan Makassar sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah VIII.
Periode III Tahun 1969 – 1983 , Pengelolaan Perusahaan Negara
Pelabuhan Daerah I-VIII bertahan hingga tahun 1969 seiring dengan
10
diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1969 tentang Pembubaran
Perusahaan-perusahaan Negara Pelabuhan dan Pengalihan Pembinaannya ke
Dalam Organisasi Pembinaan Pelabuhan.
Periode IV Tahun 1983 – 1991, pengelolaan pelabuhan kembali
berubah. Perusahaan Pelabuhan Daerah I-VIII dilebur menjadi empat wilayah
pelabuhan dengan nama Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan I-IV. Perum
Pelabuhan III terbentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1983
tentang Perusahaan Umum Pelabuhan III dengan kantor pusat berkedudukan di
Surabaya. Perum Pelabuhan III mengelola 36 pelabuhan yang tersebar di 9
(sembilan) provinsi meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara Timur, Timor Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Selatan, dan Kalimantan Timur.
Periode V Tahun 1991- sekarang, Terbitnya Peraturan Pemerintah No.
58 Tahun 1991 tanggal 19 Oktober 1991 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan
Umum (Perum) Pelabuhan III Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) kembali
mengubah status perusahaan dari Perum Pelabuhan III menjadi PT. Pelabuhan
Indonesia III (Persero). Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut Pelindo 3
mengelola 33 pelabuhan di 8 (delapan) provinsi meliputi Jawa Tengah, Jawa
Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Timor Timur,
Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Perubahan status menjadi
perusahaan perseroan dicatatkan di hadapan Notaris Imas Fatimah S.H. pada
tanggal 1 Desember 1992. Tanggal pencatatan itulah yang kini dijadikan sebagai
hari jadi PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero). Kini, Pelindo 3 mengelola 43
pelabuhan di bawah kendali 16 kantor cabang di 7 (tujuh) provinsi di Indonesia.
2.2 Dasa Pembentukan
Dasar terbentuknya PT Pelabuhan Indonesia (persero) Cabang Tanjung
Emas Semarang adalah:
11
a) Akta Notaris Imas Fatimah, S.H., Nomor : 5, tanggal 1 Desember
1992 sebagaimana telah mengalami beberapa kali perubahan hingga
perubahan terakhir dalam Akta Notaris Yatiningsih, S.H, M.H., Nomor:
72, tanggal 10 Juli 2015
b) Dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas Pasal 92 ayat 1 dinyatakan bahwa Direksi menjalankan
pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai
dengan maksud dan tujuan Perseroan.
c) Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 1991 tanggal 19 Oktober
1991 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum)
Pelabuhan III Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) kembali
mengubah status perusahaan dari Perum Pelabuhan III menjadi PT.
Pelabuhan Indonesia III (Persero).
2.3 Tugas Pokok dan Fungsi
PT. PELINDO sebagai Badan Usaha Milik Negara mempunyai
tugas dan melaksanakan pengusaha jasa kepelabuhanan dalam rangka
menunjang kelancaran arus kapal, barang, penumpang dan hewan meliputi :
1 Penyediaan dan pengusahaan kolam pelabuhan yang luas, perairan
yang dalam untuk lalu lintas pelayaran dan tempat berlabuh kapal yang
aman.
2 Pengusaha jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal
(pilotage) dan pemberian jasa penundaan kapal laut (pandu & tunda)
3 Penyediaan dan pengusahaan dermaga untuk bertamba kapal, bongkar
muat barang dan hewan serta naik turunya penumpang dengan aman
4 Penyediaan dan pengusahaan gudang/lapangan tempat penimbunan
barang yang dibongkar dari kapal atau yang akan dimuat ke kapal,
termasuk penyediaan dan pengusahaan Container Yard, Depo
12
Container, CFS
5 Penyediaan dan pengusahaan angkutan Bandar (tongkang) bagi
pelabuhan rede transport
6 Penyediaan dan pengusahaan alat bongkar muat air tawar, bahan-bahan
listrik, telepon
7 Penyediaan dan pengusahaan tanah untuk berbagai bangunan
sehubungan dengan kepentingan kelancaran angkutan laut dan industri
8 Penyediaan jaringan jalan dan jembatan, saluran air, aliran listrik,
pemadaman kebakaran dan lain-lain
9 Pelayanan jasa aneka usaha terminal
10 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang pengusahaan jasa
kepelabuhanan yang ditetapkan.
Pelayanan jasa pelabuhan seperti tersebut diatas digunakan prinsip “free for
all” dan agar tercapai kelancaran flow of goods & flow of documents, maka
pelayanan jasa pelabuhan dilaksanakan dengan sistem & prosedur yang
diatur oleh Direksi PT. PELINDO
2.4 Visi dan Misi
a. Visi
Visi Pelindo III merupakan gambaran tentang suatu keadaan masa
depan yang hendak dicapai sesuai dengan tupoksinya, agar dalam
melakukan suatu kegiatan yang dapat memajukan pelabuhan di
Indonesia . Dengan program kerja dan kegiatan yang inovatif dan
konstruktif, Pelindo III mempunyai visi yaitu “Berkomitmen
Memacu Integrasi Logistik dengan Layanan Jasa Pelabuhan
yang Prima”
b. Misi
Misi Pelindo III merupakan apa yang sedang/ akan dilakukan dalam
waktu dekat ini sebagai upaya mencapai visi yang telah ditetapkan.
Adapun Pelindo III sebagai berikut :
13
1. Menjamin penyediaan jasa pelayanan prima melampaui standart
yang berlalu secara konsisten
2. Memacu kesinambungan daya saing industrial nasional melalui
biaya logistic yang kompetitif
3. Memenuhi harapan semua stake holders melalui prinsip
kesetaraan dan tata kelola perusahaan dengan baik.
4. Menjadikan SDM yang kompoten, berkinerja, handal dan
berbudi luhur.
5. Mendukung perolehan devisa Negara dengan memperlancar arus
perdagangan.
2.5 Tujuan dan Sasaran
Tujuan perusahaan sesuai dengan PP No.58 Tahun 1991 dan berdasarkan
Anggaran Dasar PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) (sesuai akta Notaris Imas
Fatimah, SH No. 5 tanggal 1 Desember 1992) sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Akta Perubahan Nomor 3 tanggal 15 Agustus 2008 yang dibuat oleh
Notaris Agus Sudiono Kuntjoro, SH.MH adalah:
“Melakukan usaha dibidang penyelenggaraan dan pengusahaan jasa
kepelabuhan, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perseroan
untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing
kuat untuk mendapatkan / mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai
perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.”
2.6 Struktur Kerja
Susunan Organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik terdiri dari:
1. General Manajer.
2. Manajer Operasi, terdiri dari:
2.1 Asisten Manajer Pelayanan Kapal,
2.1.1 Supervisor Operasi Pemandu,
2.1.2 Supervisor Administrasi & Perencanaan Pelayanan
Pemanduan.
14
2.2 Asisten Manajer Pelayanan Terminal, terdiri dari:
2.2.1 Supervisor Terminal Nusantara,
2.2.2 Supervisor Terminal Samudra,
2.2.3 Supervisor Terminal/Dermaga Dalam,
2.2.4 Supervisor Terminal & Penumpang.
3. Manajer Komersial, terdiri dari:
3.1 Asisten Manajer Pemasaran & Bina Pelanggan,
3.1.1 Supervisor Pemasaran,
3.1.2 Supervisor Penjualan & Bina Pelanggan.
3.2 Asisten Manajer Properti & Aneka Usaha,
3.2.1 Supervisor Properti,
3.2.2 Supervisor Aneka Usaha.
4. Manajer Teknik, terdiri dari:
4.1 Asisten Manajer Perencanaan Teknik & Fasilitas Bangunan
4.1.1 Supervisor Sigi, Administrasi & Perencanaan Teknik,
4.1.2 Supervisor Fasilitas Bangunan,
4.1.3 Supervisor Lingkungan.
4.2 Asisten Manajer Peralatan, Instalasi & Polder
4.2.1 Supervisor Peralatan dan BBM,
4.2.2 Supervisor Instalasi,
4.2.3 Supervisor Pengoperasian.
5. Manajer Keuangan, terdiri dari:
5.1 Asisten Manajer Tresuri,
5.2 Asisten Manajer Akuntansi & Perpajakan.
6. Manajer SDM & Umum, terdiri dari:
6.1 Asisten Manajer SDM & Hukum,
6.2 Asisten Manajer Umum.
7. Asisten Manajer Teknologi Informasi.
8. Asisten Manajer Sistem Manajemen, Keamanan dan Keselamatan Kerja.
9. Manajer Pelayanan Terminal Tegal.
15
2.7 Bagan Struktur Organisasi
Struktur Organisasi PT Pelabuahan Indonesia III Cabang Tanjung
Emas Semarang dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini:
1
Gambar 2.1 Struktur Organisasi
16
2.8 Penjabaran Tugas Pokok Masing- Masing Bidang
1. General Manager
a. Fungsi dan Tugas Pokok
Menyelenggarakan dan melaksanakan pengelolaan penyediaan,
pengusahaan dan pemasaran usaha jasa-jasa pelayanan petikemas dan
kegiatan usaha terkait lainnya di daerah lingkungan kerja operasi.
b. Wewenang
1. Menandatangani dokumen yang berkaitan dengan tugas General
Manager.
2. Meminta data dan laporan; memberikan pembinaan serta mengarahkan
para manager dan bawahan lainnya.
3. Menilai karya pegawai yang menjadi bawahannya secara periodik
4. Memberikan teguran dan pembinaan kepada bawahannya atas
pelanggaran, sesuai dengan prosedur yang berlaku.
5. Melakukan koordinasi kerja, unit-unit kerja internal dan eksternal yang
terkait dalam pelaksanaan tugas.
6. Melakukan komunikasi kerja timbal balik dengan atasan atau bawahan
serta pihak lain yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas.
7. Memantau peliputan media masa terhadap berbagai masalah yang
menyangkut kepelabuhan.
c. Tanggung Jawab
1. Pelaksanaan tugas kepada Direksi PT Pelindo III.
2. Target RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) yang telah
ditetapkan.
3. Keamanan bukti-bukti serta arsip-arsip yang disimpan di tempat arsip
sentral.
4. Kebenaran informasi kepelabuhan (pemberitaan yang objektif) yang
disampaikan kepada masyarakat/ pengguna jasa kepelabuhan.
5. Objektifitas hasil Penilaian Karya Pegawai (PKP) bawahannya.
17
6. Asset yang dikelolanya.
2. Manajer Operasi
a. Fungsi dan Tugas Pokok
1. Menyelenggarakan pengusahaan jasa pelayanan kapal dan bongkar muat
petikemas di dermaga, gudang dan lapangan.
2. Menyelenggarakan pengendalian kelancaran kegiatan operasi kapal,
lapangan dan gudang, sarana dan prasarana serta sumber daya
manusianya.
3. Menyelenggarakan pengamanan, keselamatan dan kesehatan kerja di
lingkungan Pelindo.
b. Wewenang
1. Meneliti dan menandatangani dokumen yang berkaitan dengan tugas
divisi Operasi.
2. Menilai karya pegawai yang menjadi bawahannya secara periodik dan
memberikan rekomendasi kepada atasan langsung.
3. Mengusulkan kebutuhan sumber daya baik SDM maupun sarana dan
prasarana untuk kepentingan di lingkungan Divisi Operasi.
4. Memberikan teguran dan pembinaan kepada bawahannya atas
pelanggaran, sesuai dengan prosedur yang berlaku.
5. Menolak/ mengembalikan pengajuan penggunaan kas kecil, dan biaya-
biaya lainnya yang ternyata terdapat kesalahan.
6. Melakukan koordinasi kerja dengan unit kerja eksternal lain yang terkait
dalam pelaksanaan tugas.
c. Tanggung Jawab
1. Kebenaran dokumen bukti usaha pelayanan kapal, gudang dan lapangan,
sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan.
2. Kelancaran, ketepatan waktu dan kebenaran pelaksanaan tugas Divisi
Operasi.
3. Keamanan dan kebersihan fasilitas operasi pelayanan kapal, operasi
gudang dan lapangan penumpukan.
4. Target RKAP yang telah ditetapkan.
18
5. Hasil PKP (Penilaian Kerja Pegawai) bawahannya secara obyektif.
3. Manajer Teknik
a. Fungsi dan Tugas Pokok
1. Menyelenggarakan pengoperasian dan pemeliharaan peralatan dan
instalasi pelabuhan di lingkungan Pelindo.
2. Menyelenggarakan program pembangunan (investasi) dan pemeliharaan
terhadap aktiva tetap (meliputi fasilitas tambahan dermaga, kolam
pelabuhan di depan dermaga Pelindo, jalan, gedung, gudang lapangan
dan alur pelayaran) di dalam daerah lingkungan kerja Pelindo.
3. Menyelanggarakan program kebersihan dan keindahan serta pemantauan
dan pengelolaan lingkungan di dalam daerah lingkungan kerja Pelindo.
b. Wewenang
1. Menandatangani dokumen yang berkaitan dengan tugas Divisi Teknik.
2. Mengusulkan kebutuhan sarana dan prasarana untuk Pelindo.
3. Mengusulkan kebutuhan sumber daya baik SDM maupun sarana dan
prasarana untuk kepentingan di lingkungan Divisi Teknik.
4. Menolak/ mengembalikan pengajuan program pembangunan, perbaikan
berat dan pemeliharaan terhadap aktiva tetap yang ternyata tidak sesuai
dengan anggaran biaya.
5. Menolak/ mengembalikan pengajuan penggunaan anggaran, kas kecil,
dan biaya-biaya lainnya yang ternyata terdapat kesalahan.
6. Menilai karya pegawai yang menjadi bawahannya secara periodik dan
memberikan rekomendasi kepada atasan langsung.
7. Memberikan teguran dan pembinaan kepada bawahannya atas
pelanggaran, sesuai denga prosedur yang berlaku.
8. Memberi teguran kepada pelaku yang membuang limbah sehingga terjadi
pencemaran lingkungan (polusi).
9. Melakukan koordinasi kerja unit-unit kerja internal dan eksternal yang
terkait dalam melaksanakan tugas.
c. Tanggung Jawab
19
1. Kebenaran dokumen, keamanan dan keselamatan atas pelaksanaan
pemeliharaan/ perbaikan bangunan dan peralatan fasilitas pelabuhan.
2. Keamanan, keselamatan, kebersihan dan kelancaran operasi peralatan
fasilitas pelabuhan.
3. Keamanan dan keselamatan tenaga mekanik dan operator peralatan.
4. Terhadap target RKAP yang telah ditetapkan.
5. Obyektivitas terhadap hasil penilaian karyawan karya pegawai
bawahannya.
6. Asset yang dikelolanya.
7. Keamanan bukti-bukti serta arsip-arsip yang disimpan.
8. Tanggung jawab terhadap pengelolaan ATK/ Blangko/ URT Divisi
Teknik.
4. Manajer Keuangan
a. Fungsi dan Tugas Pokok
1. Menyelenggarakan ketatausahaan keuangan.
2. Menyelenggarakan administrasi kas/ bank, nota penjualan, utang-piutang,
perpajakan, lalu lintas keuangan, persediaan, penghapusan aktiva tetap
dan dokumentasi bukti-bukti kekayaan perusahaan.
3. Mengkoordinasi penyusunan rencana kerja manajemen dan anggaran
perusahaan (RKAP) serta pelaporannya secara periodik.
b. Wewenang
1. Menandatangani dokumen yang berkaitan dengan tugas Divisi
Keuangan.
2. Mengembalikan dokumen yang sah, belum lengkap dan atau tidak sesuai
dengan anggaran/ ketentuan yang berlaku untuk segera disempurnakan.
3. Menilai karya pegawai yang menjadi bawahannya secara periodik dan
memberikan rekomendasi kepada atasan langsung.
4. Memberikan peringatan kepada unit-unit kerja terkait bila terjadi
pengelularan yang melebihi anggaran.
5. Menyelesaikan complain dari pihak pengguna jasa.
20
6. Menyetujui surat teguran I, II, dan III kepada pengguna jasa yang
mempunyai tunggakan hutang.
7. Merekomendasikan kepada divisi Jasa untuk tidak memberikan
pelayanan kepada pengguna jasa yang belum melunasi tunggakan
hutangnya.
c. Tanggung Jawab
1. Target RKAP; kelengkapan dan kesesuaian dengan peraturan; kebenaran
perhitungan dan kode rekening pembukaan.
2. Keamanan dan kerahasiaan bukti-bukti transaksi pembukuan, hasil
analisa dan evaluasi keuangan, dokumen-dokumen, surat berharga dan
surat-surat penting lainnya.
3. Mata anggaran, kelengkapan data-data alokasi biaya yang dikeluarkan
melalui PPA (Proses Pemakaian Anggaran).
4. Kebenaran analisa dan evaluasi keuangan yang telah dibuat.
5. Obyektivitas hasil Penilaian Karya Pegawai (PKP) bawahannya.
6. Asset yang dikelolanya.
7. Piutang yang belum dilunasi oleh pengguna jasa.
8. Penyelesaian hutang Pelindo kepada pihak ke III.
5. Manajer Umum
a. Fungsi dan Tugas Pokok
1. Menyelenggarakan administrasi kepegawaian, kerumahtanggaan dan
ketatausahaan Pelindo.
2. Menyelenggarakan kegiatan hubungan masyarakat dan penyelesaian
hukum.
3. Menyelanggarakan pengadaan, penyimpanan, pengamanan dan
pemeliharaan sistem operasi, program aplikasi dan paket program serta
penyajian data informasi Pelindo.
b. Wewenang
1. Menandatangani dokumen yang berkaitan dengan tugas Divisi Umum.
2. Menolak/ mengembalikan pengajuan penggunaan anggaran, kas kecil,
dan biaya-biaya lainnya yang ternyata terdapat kesalahan.
21
3. Menilai karya pegawai yang menjadi bawahannya secara periodik dan
memberikan rekomendasi kepada atasan langsung.
4. Memberikan teguran dan pembinaan kepada bawahannya atas
pelanggaran, sesuai dengan prosedur yang berlaku.
5. Melakukan koordinasi kerja dengan unit-unit kerja eksternal lain yang
terkait dalam pelaksanaan tugas.
6. Mengusulkan kebutuhan SDM, sarana dan prasarana untuk menunjang
kelancaran kerja.
c. Tanggung Jawab
1. Kebenaran terhadap dokumen, kelancaran, keamanan dan kebersihan
yang berkaitan dengan kepegawaian, kerumahtanggaan, ketatausahaan,
kehumasan, hukum dan sistem informasi.
2. Target RKAP yang telah ditetapkan.
3. Keamanan bukti-bukti serta arsip-arsip yang disimpan di tempat arsip
sentral.
4. Pengelolaan ATK/ blangko/ URT Divisi Umum.
5. Hasil pelaksanaan Diklat pegawai.
6. Kelengkapan, kesesuaian dengan peraturan setiap kegiatan
pengembangan, pengangkatan, kepangkatan, disiplin, pemberhentian dan
pensiun pegawai.
7. Penerapan sistem administrasi perkantoran yang sangat penting
peranannya dalam membantu kelancaran pelaksanaan tugas manajemen;
8. Penyelesaiannya pembuatan surat perjanjian sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang berlaku.
22
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Divisi Keuangan PT Pelindo III
Cabang Tanjung Emas Tahun 2017
Sumber : PT. Pelindo III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang (2017)
Setiap jabatan mempunyai tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-
masing, berikut job description setiap lini:
1. Asisten Manajer Akuntansi dan Perpajakan
a. Fungsi dan Tugas Pokok
1. Melakukan review dan monitoring terhadap kinerja laporan
keuangan, laporan manajemen dan laporan pajak.
2. Melakukan review dan monitoring pengendalian pelaksanaan
anggaran.
3. Memberikan rekomendasi terhadap hasil analisa dan temuan
review dan monitoring.
2. Supervisor Perpajakan
a. Fungsi dan Tugas Pokok
1. Melakukan verifikasi atas transaksi kena pajak
2. Menyusun SPT PPh 21 Tahunan
3. Menyusun laporan keuangan koreksi fiskal
4. Menyusun laporan ekualisasi PPN
5. Menyusun laporan rekonsiliasi PPN
23
3. Supervisor Akuntansi Manajemen
a. Fungsi dan Tugas Pokok
1. Mengumpulkan data dan melakukan koordinasi dengan divisi
terkait untuk menyusun laporan taksasi dan usulan RKAP.
2. Mengumpulkan data dan melakukan koordinasi dengan divisi
terkait untuk menyusun laporan manajemen triwulan.
3. Mengumpulkan data dan melakukan koordinasi dengan divisi
terkait untuk menyusun laporan bulanan terpadu.
4. Supervisor Akuntansi Keuangan
a. Fungsi dan Tugas Pokok
1. Sebagai koordinator penyusunan laporan keuangan.
2. Melakukan koordinasi dengan kantor pusat atas transaksi R/K
3. Melakukan verifikasi kebenaran atas seluruh transaksi keuangan.
4. Monitoring aktiva tetap, aktiva dalam konstruksi, pembayaran
investasi.
5. Staf Perpajakan
a. Fungsi dan Tugas Pokok
1. Melakukan perhitungan dan pembayaran pajak terhutang.
2. Menyusun SPT masa PPh dan melakukan pelaporan dengan tepat
waktu.
3. Menyiapkan dan mengirim bukti potong PPh.
4. Menyusun ekualisasi PPh dengan benar dan tepat waktu.
5. Menyusun rekonsiliasi PPh dengan benar dan tepat waktu.
6. Membuat JKM pemotongan PPh dan JRR pemungutan PPN
6. Staf Akuntansi Manajemen
a. Fungsi dan Tugas Pokok
1. Menyiapkan data-data pendukung laporan transaksi dan usulan
RKAP.
2. Mencocokan permohonan pemakaian anggaran (PPA) dengan
bukti-bukti pendukung.
24
3. Menyiapkan data pendukung laporan bulanan kinerja operasional,
keuangan dan investasi (bulanan).
7. Staf Akuntansi Keuangan (1)
a. Fungsi dan Tugas Pokok
1. Melakukan verifikasi atas kelengkapan dan kebenaran data/
lampiran transaksi keuangan.
2. Monitoring pendapatan jangka panjang dan jangka pendek atas
pendapatan sewa TBAL.
8. Asisten Manajer Tresuri dan KBL
a. Fungsi dan Tugas Pokok
1. Memastikan penerbitan dan penagihan nota penjualan.
2. Memastikan penyelesaian piutang yang sudah jatuh tempo.
9. Supervisor Billing dan Hutang Piutang
a. Fungsi dan Tugas Pokok
1. Memastikan terselesaikannya nota penagihan pelayanan kapal,
barang, alat, TBAL.
2. Memastikan terselesaikannya pembuatan surat untuk penagihan
hutang piutang sampai dengan proses pengiriman surat tagihan ke
pengguna jasa.
10. Pelaksana Utama III Billing dan Hutang Piutang
a. Fungsi dan Tugas Pokok
1. Memastikan terselesaikannya pencetakan nota penjualan jasa
kepelabuhan dan lampirannya serta bukti pendukung dan realisasi
pelaporannya.
2. Memastikan tersedianya bukti-bukti pranota dan tindasan nota
penjualan beserta bukti pendukungnya yang disimpan sebagai
arsip.
11. Pelaksana Madya I Billing dan Hutang Piutang
a. Fungsi dan Tugas Pokok
1. Memastikan terselesaikannya penagihan piutang kepada pengguna
jasa.
25
2. Memastikan terselesaikannya komplain pengguna jasa.
3. Memastikan pengendalian piutang dengan cara entry data sesuai
nota tagihan untuk pemindahbukuan dana debitur via CMS (Cash
Management System).
12. Supervisor Kassa dan Administrasi Keuangan
a. Fungsi dan Tugas Pokok
1. Memastikan nota tagihan pelanggan akurat dan tepat.
2. Memastikan terlaksanakannya pembayaran penerimaan/
pengeluaran kas Bank.
3. Memastikan terpenuhinya proses administrasi dan pengadaan
barang ATK dan barang cetakan.
13. Pelaksana Utama III Administrasi Keuangan
a. Fungsi dan Tugas Pokok
1. Memastikan terlaksanakannya pengiriman nota tagihan, nota uper
dan sisa uper serta surat teguran piutang kepada pengguna jasa.
2. Memastikan tersedianya arsip nota-nota tagihan dan surat teguran
piutang.
14. Kasir Utama I
a. Fungsi dan Tugas Pokok
1. Memastikan arus kas terinput dalam neraca perusahaan.
2. Memastikan nilai normal JKK dan JKM sudah benar.
15. Pelaksana Madya I Administrasi Keuangan
a. Fungsi dan Tugas Pokok
1. Memastikan perhitungan penggajian dengan benar dan tepat
waktu.
16. Supervisor KBL
a. Fungsi dan Tugas Pokok
1. Memastikan laporan KBL disusun dan disampaikan tepat waktu.
2. Memastikan pembayaran mitra binaan dapat terindetifikasi
seluruhnya sehingga menurunkan nilai uang titipan.
26
BAB III
TINJAUAN TEORI DAN MEKANISME
PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN
PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PADA PT
PELINDO (PERSERO) III CABANG TANJUNG EMAS
SEMARANG
3.1 Pengertian Pajak
3.1.1 Pajak
Berdasarkan UU KUP Pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa pengertian
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dan menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro (Halim, Abdul 2014:1)
dalam bukunya Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan bahwa :
“pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara (peralihan kekayaan dari sector
partikel ke sektor pemerintah) berdasarkan Undang-undang (dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontrapretasi) yang
langsung dapat ditunjuk dan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran
umum”.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan
tentang ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak:
1. Pajak dipungut oleh Negara (pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah), berdasarkan kekuatan Undang-undang serta aturan
pelaksanaannya.
2. Dalam pembayaran pajak-pajak tidak dapat ditunjukan adanya
kontra pretasi individu oleh pemerintah atau tidak ada hubungan
27
langsung antara jumlah secara umum merupakan kontra pretasi dari
Negara.
3. Penyelenggaraan pemerintah secara umum merupakan kontra
pretasi dari Negara.
4. Diperuntukan bagi pengeluaran rutin pemerintah jika masih surplus
digunakan untuk “public investment”.
5. Pajak dipungut disebabkan adanya suatu keadaan, kejadian dan
perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu kepada seseorang.
6. Pajak dapat pula mempunyai tujuan yang tidak budgetair yaitu
mengatur.
3.1.2 Fungsi Pajak
1. Fungsi pajak yang pertama adalah sebagai fungsi anggaran atau
penerimaan (budgetair): pajak merupakan salah satu sumber dana
yang digunakan pemerintah dan bermanfaat untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran. Penerimaan negara dari sektor
perpajakan dimasukkan ke dalam komponen penerimaan dalam
negeri pada APBN.
2. Fungsi pajak yang kedua adalah sebagai fungsi mengatur
(regulerend) : pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi.
Contohnya :
1. pengenaan pajak yang lebih tinggi kepada barang mewah dan
minuman keras.
2. Memberikan intensif pajak (tax holiday) untuk mendorong
peningkatan investasi dalam negeri
3. Pengenaan tarif pajak pnol persen atas ekspor untuk
mendorong peningkatan ekspor produk dalam negeri.
4. Fungsi pajak yang ketiga adalah sebagai fungsi stabilitas : pajak
sebagai penerimaan negara dapat digunakan untuk menjalankan
28
kebijakan-kebijakan pemerintah. Contohnya adalah kebijakan
stabilitas harga dengan tujuan untuk menekan inflasi dengan cara
mengatur peredaran uang di masyarakat lewat pemungutan dan
penggunaan pajak yang lebih efisien dan efektif.
5. Fungsi pajak yang keempat adalah fungsi redistribusi pendapatan :
penerimaan negara dari pajak digunakan untuk membiayai
pengeluaran umum dan pembangunan nasional sehingga dapat
membuka kesempatan kerja dengan tujuan untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat.
3.1.3 Pengelompokan Pajak
Pajak dapat dikelompokan dalam tiga kelompok yaitu:
1. Menurut Golongan
a. Pajak Langsung
Pajak Langsung adalah pajak yang pengenaannya langsung
kepada wajib pajak yang menerima penghasilan, tidak dapat
dilimpahkan kepada wajib pajak lain atau pajak yang harus
ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak. Contoh pajak langsung
adalah Pajak Penghasilan (PPh).
b. Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat
dilimpahkan kepada pihak lain. Contohnya adalah Pajak
Pertambahan Nilai (PPn).
2. Menurut Sifatnya
a. Pajak Subjektif
Pajak Subjektif adalah pajak yang didasarkan atas keadaan
subjeknya. Contohnya adalah PPh. PPh adalah Pajak subjektif
yang karena pengenaan PPh memperhatikan keadaan dari wajib
pajak yang menerima penghasilan.
b. Pajak Objektif
29
Pajak Objektif adalah pajak yang berpangkal pada objeknya tanpa
memperhatikan dan Wajib Pajak. Contohnya adalah PPn dan PBB.
PBB dikenakan dari tanah dan bangunannya, bukan dari keadaan
pemiliknya.
3. Menurut Lembaga Pemungutnya
a. Pajak Pusat (Pajak Negara)
Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
dan digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara. Contohnya
PPh, PPn, PPnBM, Bea Materai, PBB, dan BPHTB.
b. Pajak Daerah
Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
yang dalam pelaksanaan sehari-hari dilakukan oleh Dinas
Pendapatan Keuangan Daerah (DPKAD. Hasil dari pemungutan
pajak daerah dikumpulkan dan dimasukan sebagai bagian dari
penerimaan Anggaran Pendapatan dan Pembelanjaan Daerah
(APBD).
Pengelompokan pajak dapat juga dibedakan menjadi 2, yaitu pajak
final dan pajak tidak final.
1. Pajak Final
Pajak Final adalah pajak yang dikenakan dengan tarif dan dasar
pengenaan pajak tertentu atas dasar penghasilan yang diterima atau
di peroleh selama tahun berjalan.
2. Pajak tidak final
Merupakan pajak penghasilan yang tidak langsung dikenakan saat
menerima objek atau sumber penghasilan tertentu, pajak
penghasilannya diakumulasikan selama 1 tahun pajak dan dihitung
secara berlapis.
30
3.1.4 Asas Pemungutan Pajak
Pemungutan pajak harus mengutamakan asas pemungutan yang
berlaku. Asas pemungutan pajak dijadikan landasan utama dalam
pemungutan pajak agar pemungutan pajak sesuai dengan tujuan dan sesuai
dengan perlakuan pajaknya. Menurut Waluyo, asas pemungutan pajak antara
lain:
1. Asas Equality
Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu pajak
dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan
kemampuan membayar pajak (ability to pay) dan sesuai dengan
mandat yang diterima. Adil dimaksudkan bahwa setiap wajib pajak
menyumbang uang untuk pengeluaran pemerintah sebanding
dengan kepentingan dan manfaat yang diminta.
2. Asas Certainly
penerapan pajak itu tidak ditentukan sewenang–wenang. Oleh
karena itu, Wajib Pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti
besarnya pajak yang terutang, kapan harus dibayar, serta batas
waktu pembayaran.
3. Asas Convenience
Kapan Wajib Pajak itu harus membayar sebaiknya sesuai dengan
saat saat yang tidak menyulitkan Wajib Pajak. Sebagai contoh:
pada saat Wajib Pajak memperoleh penghasilan. Sistem
pemungutan ini disebut pay as you earn.
4. Asas Economy
Secara ekonomi bahwa pemungutan dan biaya pemenuhan
kewajiban pajak bagi Wajib Pajak diharapkan seminimum mungkin,
demikian pula yang ditanggung Wajib Pajak.
3.1.5 Sistem Pemungutan Pajak
Ada tiga pemungutan pajak, yaitu Official Asessment System, Self
Asessmsent System, dan With Holding Assesment System.
31
1. Official Assesment System, adalah suatu sistem pemungutan pajak
yang memberikan wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
Adapun ciri-ciri sistem ini adalah:
a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada
pada fiskus,
b. Wajib pajak bersifat pasif,
c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak
(SKP) oleh fiskus.
2. Self Assesment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberikan wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan
besarnya pajak terutang. Adapun ciri-ciri sestem ini adalah:
a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada
pada wajib pajak yang terutang,
b. Fiskus tidak ikut campur tangan mengawasi.
3. With Holding Assesment System adalah suatu sistem pemungutan
pajak yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga (bukan
fiskus dan bukan Wajib Pajak) untk besarnya pajak terutang.
Adapun ciri-ciri sistem ini adalah wewengan untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga selain fiskus
dan Wajib Pajak.
3.1.6 Hambatan Pemungutan Pajak
Adanya hambatan dalam pemungutan pajak, yaitu perlawanan pasif,
dan perlawanan aktif:
1. Perlawanan pasif yaitu masyarakat enggan (pasif) membayar pajak,
hal ini disebabkan oleh:
a. Perkembangan intelektual dan moral masyarakat,
b. Sistem perpajakan yang (mungkin) sulit dipahami masyarakat,
c. Sistem control tidak dapat dilakukan atau dilakukan dengan
baik,
32
2. Perlawanan aktif, yakni semua usaha dan perbuatan yang secara
langsung ditunjukan kepada fiskus dengan tujuan untuk
menghindari pajak. Ada dan cara bentuk perlawanan aktif, yaitu
Tax Avoidance, dan Tax Evasion
a. Tax Avoidance adalah usaha meringankan beban pajak dengan
tidak melanggar Undang-undang.
b. Tax Evasion adlah usaha meringankan beban pajak dengan cara
yang melanggar Undan-undang (menggelapkan pajak).
3.2 Pajak Penghasilan
Berdasarkan pasal 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Direktorat
Jenderal Pajak 2008, Pajak Penghasilan (Resmi, 2014:78) adalah pajak yang
dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya
dalam tahun pajak.
3.2.2 Subjek Pajak Penghasilan
Berdasarkan pasal 2 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
subjek pajak meliputi:
1. Orang Pribadi
Orang pribadi sebagai pajak dapat bertempat tinggal atau berada di
Indonesia ataupun diluar Indonesia.
2. Warisan
Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan merupakan
sebjek pajak pengganti, menggantikan mereka yang berhak, yaitu
ahli waris.
3. Badan
Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan
kesatuan yang baik yang melakukan usaha maupun yang tidak
melakukan usaha.
4. bentuk usaha tetap (BUT).
33
BUT adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi
yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang
berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh
tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang
tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia,
3.2.3 Objek Pajak Penghasilan
Objek pajak penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai konsumsi atau
untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama
dan dalam bentuk apapun (Pasal 4 ayat 1 UU PPh No. 36 tahun 2008).
Beberapa jenis penghasilan yang tidak termasuk objek pajak antara lain:
1. Bantuan sumbangan, zakat, yang diterima Badan Amal Zakat
1. yang dibentuk dan disahkan oleh pemerintah.
2. Warisan.
3. Imbalan dan kenikmatan dalam bentuk natura.
4. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
3.3 Pajak Penghasilan Pasal 23
Pajak Penghasilan Pasal 23 (Halim, Abdul 2014: 221) adalah Pajak yang
dipotongatas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak berasal
berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang
telah dipotong PPh Pasal 21, yang dibayarkan atau terutang oleh badan
pemerintah, subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha
Tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.
34
3.4 Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 23
Dasar Hukum PPh Pasal 23 adalah :
1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tanggal 25 September
2008 Tentang Perubahan Keempat Undang – Undang Nomor 7
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan;
2. Perimana aturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
141/PMK.03/2015tentang Jenis Jasa Lain sebagaimana dimaksud
dalam pasal 23 Ayat (1) Huruf C angka 2 Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan sebagaimana telah
beberapa kali duubah dengan Undang- Undang Nomor 36 Tahun
2008 yang merupakan perubahan dari Peraturan Pemerintah Nomor
244/PMK.03/2008
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 251/PMK.03/2008 tentang
Penghasilan atas Jasa Keuangan yang Dilakukan oleh Badan Usaha
yang Berfungsi sebagai Penyalur Pinjaman atau Pembiayaan yang
tidak Dilakukan Pemotongan PPh Pasal 23.
3.5 Pemotong dan Penerima Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 23
Pemotong PPh Pasal 23
a. Badan Pemerintah
b. Wajib Pajak badan dalam negeri
c. Penyelenggara Kegiatan
d. Bentuk usaha tetap (BUT)
e. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya
f. Wajib Pajak Orang pribadi dalam negeri tertentu, yamg ditunjuk
oleh Direktur Jenderal Pajak, yaitu :
Akuntan,Arsitek, Dokter, Notaris, Pejabat Pembuat Akte
Tanah (PPAT) kecuali PPAT tersebut adalah Camat,
Pengacara, dan Konsultan yang melakukan pekerjaan bebas
serta
35
Orang peribadi yang menjalankan usaha yang
menyelenggarakan pembukuan, yang telah terdaftar sebagai
Wajib Pajak ditunjuk sebagai pemotong PPh Pasal 23 atas
pembayaran berupa sewa.
Yang dimaksud dengan konsultan adalah orang pribadi yang melakukan
atau memberikan konsultasi sesuai dengan keahliannya seperti konsultan hukum,
konsultan pajak, konsultan teknik, dan konsultan di bidang lainnya.
Wajib Pajak Orang Pribadi yang telah ditunjuk sebagai pemotong PPh
Pasal 23 atas pembayaran sewa yang dilakukannya, wajib memotong, menyetor
dan melaporkan PPh Pasal 23 sesuai dengan ketentuan yang berlaku apabila
dalam suatu bulan takwim terdapat objek PPh Pasal 23.
Penerima Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 23
a. Pembayar Pajak dalam negeri
b. BUT
3.6 Objek Pajak Penghasilan Pasal 23
Berdasarkan UU No 36 Tahun 2008, Penghasilan tersebut dibawah ini
dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan, disediakan untuk
dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, sebjek
badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan
perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk
usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan:
1. Deviden
2. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan
dengan jaminan pengembalian utang
3. Royalti
4. Hadiah, penghargaan, bonus dan sejenisnya
5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
36
6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lainnya,
Tabel 3.1 Akun biaya dan Pos Neraca yang merupakan Objek
pemotongan PPh Pasal 23 sesuai Laporan Keuangan Perusahaan
Pelabuhan Indonesia III
No Jenis Biaya Keterangan
1 BIAYA PEMELIHARAAN Dikenakan atas jasanya saja,
kecuali jika dalam tagihan
atau kontrak tidak dipisahkan
antara pengadaan barang dan
jasa, maka PPh pasal 23
dikenakan atas seluruh
tagihan tidak termasuk PPN.
Khusus jasa kontruksi
dikenakan atas jasa dan
pengadaan material tidak
termasuk PPN
Biaya pemeliharaan bangunan faspel
Biaya pemeliharaan kapal
Biaya pemeliharaan alat-alat faspel
Biaya pemeliharaan tanah
Biaya pemeliharaan jalan dan bangunan
Biaya pemeliharaan peralatan
Biaya pemeliharaan kendaraan
Biaya pemeliharaan emplasemen
2 BIAYA KSMU Seluruh tagihan tidak
termasuk PPNBiaya KSMU bangunan faspel
Biaya KSMU alat-alat pelabuhan
Biaya KSMU instalasi faspel
Biaya KSMU jalan dan bangunan
Biaya KSMU peralatan Seluruh tagihan tidak
termasuk PPNBiaya KSMU kendaraan
Biaya KSMU emplasemen
Biaya KSMU tenaga kerja:
a. TKBM
b. Kerjasama dengan koperasi
37
No Jenis Biaya Keterangan
3 Biaya KSMU Operator Fee Gudang Seluruh tagihan tidak
termasuk PPNBiaya Kerja sama dengan Mitra Usaha
Biaya KSMU lainnya
4 BIAYA UMUM
Biaya Survey Seluruh tagihan tidak
termasuk PPNBiaya Konsultan
Biaya Pendidikan dan Pengembangan
AKTIVA DALAM KONTRUKSI
Bangunan dan Fasilitas Pelabuhan Aktiva dalam konstruksi
dipotong PPh Pasal 23 jika
nilai kontrak diatas 1 Milyar
dan dikenakan atas seluruh
tagihan, tidak termasuk PPN
Kapal
Alat-alat Fasilitas Pelabuhan
Instalasi Fasilitas Pelabuhan
Tanahl
Jalan dan Bangunan
Emplasemen
BIAYA YANG DITANGGUHKAN
Pengerukan Alur Pelabuhan Seluruh tagihan tidak
termasuk PPNKonsultan untuk Litbang
Pendidikan Dipotong PPh Pasal 23, tidak
termasuk PPN diotong pihak
lain
Biaya Pengurusan Hak atas Tanah Seluruh tagihan tidak
termasuk PPNPendirian Perusahaan
Pemeliharaan Aktiva Tetap
Survey
Docking Kapal
Lainnya
38
No Jenis Biaya Keterangan
1 AKTIVA TETAP GUNA USAHA
Bangunan Fasilitas Pelabuhan Seluruh tagihan tidak
termasuk PPNAlat-alat Fasilitas Pelabuhan
Instalasi Fasilitas Pelabuhan
Jalan Dan Bangunan
Peralatan
Kendaraan
Lainnya
Sumber : PT Pelabuhan Indonesia (persero) Cabang Tanjung Emas Semarang
1. Perusahaan Pelabuhan Idonesia selain berkewajiban melakukan
pemotongan PPh Pasal 23 atas pembayaran tagihan, juga dipotong
PPh Pasal 23 pihak lainn atas penghasilan yang merupakan objek
pajak PPh Pasal 23
2. PPh Pasal 23 yang dipotong oleh pihak lain merupakan kredit pajak
yang dapat diperhitungkan dengan PPh Badan yang terutang pada
SPT Tahunan PPh Badan.
3. Bukti pemotongan PPh Pasal 23 yang dibuat oleh pihak lain harus
menggunakan NPWP Kantor Pusat
4. Jenis penghasilan yang merupakan objek PPh Pasal 23 yang
diterima atau diperoleh Perusahaan Pelabuhan Indonesia, pajaknya
dipotong oleh pihak lain adalah:
39
Tabel 3.2 Jenis Penghasilan Objek Pajak PPh Pasal 23 yang
diterima atau diperoleh Perusahaan Pelabuhan Indonesia
(persero) Cabang Tanjung Emas Semarang
No Jenis Pendapatan Keterangan
1 Pendapatan alat-alat faspel Seluruh pendapatan, tidak
termasuk PPNPendapatan kran darat persewaan
Pendapatan kran apung persewaan
Pendapatan forklit persewaan
Pendapatan head truk persewaan
Pendapatan casis persewaan
Pendapatan tongkang persewaan
Pendapatan BKMP persewaan
Pendapatan towing tractor persewaan
Pendapatan timbangan persewaan
Pendapatan alat pemadam kebakaran
Pendapatan Pengusahaan alat lainnya
2 Pendapatan rupa-rupa usaha Seluruh pendapatan, tidak
termasuk PPNPendapatan Handling fee
3 Pendapatan diluar usaha
Pendapatan bunga Seluruh pendapatan, tidak
termasuk PPNPendapatan kontribusi/royalti
Pendapatan fee for service
Pendapatan jasa rendered
Sumber : PT Pelabuhan Indonesia (persero) Cabang Tanjung Emas Semarang
3.7 Dikecualikan dari Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23
Pajak Penghasilan Pasal 23 dikecualikan atas:
1. Penghasilan yang dibayar atau berulang kepada bank;
2. Sewa yang dibayar atau terutang sehubungan dengan sewa guna
usaha dengan hak opsi;
40
3. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan
terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri, koperasi,
BUMN/BUMD, dari penyertaan modal pada badan usaha yang
didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:
Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan;
Bagi perseroan terbatas, BUMN/BUMB, kepemilikan
saham pada badan yang memberikan dividen paling
rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal
yang disetor;
4. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi termasuk pemegang
unit penyertaan kontrak investasi kolektif.
5. SHU koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya;
6. Penghasilan yang dibayarkan atau terutang kepada badan usaha
atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman
dan/atau pembiayaan.
3.8 Tarif Pajak Penghasilan Pasal 23
Tarif PPh 23 dikenakan atas nilai Dasar Pengenaan Pajak (DPP) atau
jumlah bruto dari penghasilan. Tarif PPh pasal 23 sebelumnya diatur dengan UU
Nomor 17 tahun 2000, Peraturan Direktur Jenderal Pajak No.PER-70/PJ./2007
dan Peraturan Menteri Keuangan No.244/PMK.03/2008.
Berikut daftar Objek dan Tarif PPh Pasal 23 per 1 Januari 2009:
1. Tarif 15% dari jumlah bruto atas :
Dividen, kecuali pembagian dividen kepada orang pribadi
dikenakan final, bunga dan royalti;
Hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh pasal
21;
41
2. Tarif 2% dari jumlah bruto atas sewa dan penghasilan lain yang
berkaitan dengan penggunaan harta kecuali sewa tanah dan/atau
bangunan.
3. Tarif 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa teknik, jasa
manajemen, jasa konstruksi dan jasa konsultan.
4. Tarif 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa lainnya adalah yang
diuraikan dalam Peraturan Menteri Keuangan No.
141/PMK.03/2015 dan efektif mulai berlaku pada tanggal 24
Agustus 2015. Berikut ini adalah daftar objek pph 23 jasa lainnya
tersebut:
1. Penilai (appraisal);
2. Aktuaris;
3. Akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;
4. Hukum;
5. Arsitektur;
6. Perencanaan kota dan arsitektur landscape;
7. Perancang (design);
8. Pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas
bumi (migas) kecuali yang dilakukan oleh Badan Usaha Tetap
(BUT);
9. Penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan minyak
dan gas bumi (migas);
10. Penambangan dan jasa penunjang di bidang usaha panas bumi
dan penambangan minyak dan gas bumi (migas);
11. Penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;
12. Penebangan hutan;
13. Pengolahan limbah;
14. Penyedia tenaga kerja dan/atau tenaga ahli (outsourcing services);
15. Perantara dan/atau keagenan;
42
16. Bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan
Bursa Efek, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring
Penjaminan Efek Indonesia (KPEI);
17. Kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh
KSEI;
18. Pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;
19. Mixing film;
20. Pembuatan sarana promosi film, iklan, poster, foto, slide, klise,
banner, pamphlet, baliho dan folder;
21. Jasa sehubungan dengan software atau hardware atau sistem
komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan.
22. Pembuatan dan/atau pengelolaan website;
23. Internet termasuk sambungannya;
24. Penyimpanan, pengolahan dan/atau penyaluran data, informasi,
dan/atau program;
25. Instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas,
AC dan/atau TV Kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak
yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin
dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
26. Perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik,
telepon, air, gas, AC dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan
oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan
mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha
konstruksi;
27. Perawatan kendaraan dan/atau alat transportasi darat.
28. Maklon;
29. Penyelidikan dan keamanan;
30. Penyelenggara kegiatan atau event organizer;
31. Penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media massa, media
luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi, dan/atau
jasa periklanan;
43
32. Pembasmian hama;
33. Kebersihan atau cleaning service;
34. Sedot septic tank;
35. Pemeliharaan kolam;
36. Katering atau tata boga;
37. Freight forwarding;
38. Logistik;
39. Pengurusan dokumen;
40. Pengepakan;
41. Loading dan unloading;
42. Laboratorium dan/atau pengujian kecuali yang dilakukan oleh
lembaga atau institusi pendidikan dalam rangka penelitian
akademis;
43. Pengelolaan parkir;
44. Penyondiran tanah;
45. Penyiapan dan/atau pengolahan lahan;
46. Pembibitan dan/atau penanaman bibit;
47. Pemeliharaan tanaman;
48. Permanenan;
49. Pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan
dan/atau perhutanan;
50. Dekorasi;
51. Pencetakan/penerbitan;
52. Penerjemahan;
53. Pengangkutan/ekspedisi kecuali yang telah diatur dalam Pasal 15
Undang-Undang Pajak Penghasilan;
54. Pelayanan pelabuhan;
55. Pengangkutan melalui jalur pipa;
56. Pengelolaan penitipan anak;
57. Pelatihan dan/atau kursus;
58. Pengiriman dan pengisian uang ke ATM;
44
59. Sertifikasi;
60. Survey;
61. Tester;
62. Jasa selain jasa-jasa tersebut di atas yang pembayarannya
dibebankan pada APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara) atau APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah).
5. Bagi Wajib Pajak yang tidak ber-NPWP akan dipotong 100%
lebih tinggi dari tarif PPh Pasal 23.
6. Jumlah bruto adalah seluruh jumlah penghasilan yang dibayarkan,
disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo
pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak dalam
negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau
perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak
dalam negeri atau bentuk usaha tetap, tidak termasuk:
Pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran
lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang
dibayarkan oleh Wajib Pajak penyedia tenaga kerja kepada tenaga
kerja yang melakukan pekerjaan, berdasarkan kontrak dengan
pengguna jasa;
Pembayaran atas pengadaan/pembelian barang atau material
(dibuktikan dengan faktur pembelian);
Pembayaran kepada pihak kedua (sebagai perantara) untuk
selanjutnya dibayarkan kepada pihak ketiga (dibuktikan dengan
faktur tagihan pihak ketiga disertai dengan perjanjian tertulis);
Pembayaran penggantian biaya (reimbursement) yaitu
penggantian pembayaran sebesar jumlah yang nyata-nyata telah
dibayarkan oleh pihak kedua kepada pihak ketiga (dibuktikan
45
dengan faktur tagihan atau bukti pembayaran yang telah
dibayarkan kepada pihak ketiga).
Jumlah bruto tersebut tidak berlaku atas:
Penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan jasa katering;
Penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan jasa, telah
dikenakan pajak yang bersifat final.
3.9 Penghasilan Pasal 23 yang dipungut oleh Wajib Pajak Badan
a. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk deviden
dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian
sisa hasil usaha (SHU) koperasi;
b. Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian hutang;
c. Royalti;
d. Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah
dipotong Pajak Penghasilan oleh penyelenggara kegiatanbunga
simpanan yang dibayarkan oleh koperasi;
e. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta,
kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta (misalnya sewa mobil, sewa kantor, sewa rumah, dan sewa
gudang) yang telah dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final;
f. imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah
dipotong PPH 21.
46
3.10 Saat Terutang, Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 23
1. PPh Pasal 23 terutang pada akhir bulan dilakukannya pembayaran,
disediakan untuk dibayar, atau telah jatuh tempo pembayarannya,
tergantung peristiwa yang terjadi terlebih dahulu.
2. PPh Pasal 23 disetor oleh Pemotong Pajak paling lambat tanggal
sepuluh bulan takwim berikutnya setelah bulan saat terutang pajak.
3. SPT Masa disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak setempat,
paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir.
Dalam hal jatuh tempo penyetoran atau batas akhir pelaporan PPh Pasal
23 bertepatan dengan hari libur termasuk hari sabtu atau hari libur nasional,
penyetoran atau pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.
3.11Mekanisme Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Pnghasilan
Pasal 23 pada PT Pelabuhan Indonesia (persero) Cabang Tanjung Emas
Semarang
3.11.2 Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23
PT Pelabuhan Indonesia III (persero) Cabang Tanjung Emas sebagai
wajib pajak bertanggungjawab untuk melakukan pemungutan dan pemotongan
pajak-pajak meliputi pajak penghasilan: PPh pasal 21, dan PPh pasal 23 dan PPh
Pasal 4 ayat 2
PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 26 yang dipotong oleh Pemotong PPh harus
disetor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak
berakhir. Tata cara pemotongannya adalah seperti berikut:
1. Setiap tagihan dari pihak lain atas pekerjaan jasa dan sewa
sehubungan dengan penghasilan yang merupakan objek PPh Pasal
23 harus dipotong PPh Pasal 23, kecuali penghasilan atas
persewaan tanah dan bangunan yang telah dikenakan PPh Final
Pasal 4 ayat 2
47
2. Tagihan atas pekerjaan jasa yang tidak dipisahkan antara material
dan jasa, pemotongan PPh Pasal 23 dikenakan atas tagihan
seluruhnya, tidak termasuk PPN
3. Bukti pemotongan PPh Pasal 23 dibuat dan diberikan kepada
pemberi jasa (rekanan)
4. Nama pemotong pajak adalah perusahaan Pelabuhan Indonesia III
5. Apabila pemberi jasa (rekanan) tidak mempunyai NPWP, maka
penulisan dalam kolom NPWP adalah:
- 00.000.000.0 – XXX.000 (XXX diisi dengan kode KPP
lokasi masing-masing cabang)
6. Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 lembar ke 1 (asli) harus
disampaikan kepada pemberi jasa
7. Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 dalam satu masa pajak
direkapitulasi menggunakan formulir daftar bukti pemotongan PPh
Pasal 23
8. Apabila dalam hal penerima imbalan sehubungan dengan jasa
sebagaimana yang dimaksud dengan PMK 244/PMK.3/2008 ayat 2
tidak memiliki NPWP besarnya tarif pemotongan adalah lebih
tinggi 100% daripada tarif sebagaimana yang dimaksud dalam
PMK 244/PMK.3/2008 ayat 1
3.11.3 Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 23
Perhitungan PPh 23 sebenarnya sederhana saja, jauh lebih mudah
dibandingkan perhitungan PPh Pasal 21. Beberapa istilah yang perlu dipahami
yaitu :
BUT (Badan Usaha Tetap/Representative Office) = Perwakilan
perusahaan asing yang berkedudukan di Indonesia.
Jumlah Bruto/Penghasilan Bruto/Nilai Bruto = Total nilai transaksi
persewaan = Penghasilan yang diterima atas persewaan sebelum
memperhitungkan adanya perkiraan cost/expense yang timbul guna memperoleh
penghasilan tersebut.
48
Jumlah Neto/Penghasilan Neto/Nilai Neto = Total Nilai transaksi
persewaan [dikurangi] perkiraan cost/expense yang timbul guna memperoleh
penghasilan persewaan tersebut.
DPP (Dasar Pengenaan Pajak)/Nilai Neto/Penghasilan Neto =
Penghasilan setelah dikurangi perkiraan expense/cost.
Pemotong = Pihak yang melakukan pemotongan atas obyek PPh Pasal 23
Terpotong = Pihak penerima penghasilan atas obyek PPh Pasal 23
Penyetoran PPh Pasal 23
Contoh Perhitungan:
PT Pelabuhan Indonesia (persero) Cabang Tanjung Emas Semarang
mengadakan perjanjian konrak dengan PT. Fabatama untuk pengadaan Jasa
pembersihan ruangan (Cleaning service). Nilai Kontrak tersebut sebesar Rp
10.000.000. Adapun penghitungan pemotongan adalah :
Karena PT Fabatama memiliki NPWP maka tarif yang dikenakan adalah
sebesar 2% pembayaran ini termasuk imbalan sehubungan dengan jasa teknik,
jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain yangselain dipotong
PPh Pasal 21 sesuai dengan dasar hukumnya (UU Nomor 36 Tahun
2008,244/PMK.03/2008,141/PMK.03/2015)
Perhitungan PPn dan PPh Pasal 23:
- Nilai Kontrak : Rp 10.000.000
- PPN 10/110 x Rp 10.000.000 : Rp 909.090
Rp 9.090.910
PPh 23 terutang = Tarif PPh pasal 23 x Dasar Pengenaan Pajak(DPP)*
= 2% x Dasar Pengenaan Pajak (DPP)*
Keterangan:
*DPP yang dimaksud adalah tidak termasuk Pajak PertambahanNilai (PPN)
49
Dasar Pengenaan Pajak:
- PPh Pasal 23
2% x Rp 9.090.910 : Rp 181.818
- Jumlah yang Harus dibayarkan : Rp 9.818.182
(Rp 10.000.000-Rp 181.818)
Maka yang dibayarkan ke PT Armada Lintas Nusa adalah sebesar
Rp 10.000.000 – Rp 181.818 = Rp 9.818.182
PPh Pasal 23 yang disetor : Rp 181.818
3.11.4 Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 23
Penyetoran PPh 23 adalah kegiatan menyetor pajak terutang ke kas
Negara melalui kantor pos maupun melalui bank Badan Usaha Milik Negara atau
Bank Usaha Milik Daerah atau tempat pembayaran lain yang ditunjuk oleh
Menteri Keuangan sebagai penerima pembayaran atau setoran pajak. Setelah
dilakukan peghitungan dan diketahui besarnya pajak terutang dan telah dilakukan
pemotongan pajak , PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Emas
Semaranng selanjutnya berkewajiban untuk menyetorkan pajak tersebut ke Bank
Persepsi.
Perusahaan Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Emas
Semarang sebagai pemotong pajak menyetor PPh Pasal 23 dengan menggunakan
satu (1) Surat Setoran Pajak (SSP) dengan nilai sesuai dengan jumlah total PPh
pasal 23 yang telah dipotong dalam satu masa pajak. Penyetoran PPh Pasal 23
dilakukan pada bulan takwim berikutnya, selambat-lambatnya tanggal 10.
Tata Cara Penyetoran:
a) Dibuat Daftar Rekapitulasi Bukti Pemotongan PPh Pasal 23
yang sudah dibuat oleh PT Pelabuhan Indonesia III
(persero) cabang tanjung emas semarang dan bukti
pemotongan tersebut untuk satu masa pajak (satu bulan)
dengan contoh sebagai berikut:
50
No Nama Wajib
PajakAlamat
Wajib Pajak
Nomor
NPWP
Nomor
Bukti
Potong
Tanggal
Transaksi
DPP PPh
Pasal
23
Ket
I.
II.
Jumlah
b) Membuat Surat Setoran Pajak (SSP), berdasarkan daftar
bukti pemotongan PPh Pasal 23. Selanjutnya jumlah yang
akan disetor ke bank atau kantor pos agar terlebih dahulu
dilakukan pengecekan dengan rekening yang ada
pembukuan.
Penulisan dalaam SSP PPh Pasal 23 adalah sebagai berikut:
NPWP : Diisi nomor NPWP Cabang
Nama Wajib Pajak : PT. Pelabuhan Indonesia.........
Cabang............
Alamat Wajib Pajak : Alamat Cabang
c) SSP PPh Pasal 23 cukup dibuat 1 (satu) untuk satu masa
pajak
d) Di Setorkan melalui Bank Presepsi atau Kantor Pos dan
giro paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
.................., Tgl ...............Manager/Asman Keuangan
--------------------------------------
51
e) Setiap penyetoran harus dibuatkan bukti penerimaan dan
diisi dengan jelas tanggal disetor, nama penerima dan
stempel dari Bank Presepsi atau Kantor Pos.
3.11.5 Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23
Sebagaimana ditentukan dalam Undang-undang Perpajakan, Surat
Pemberitahuan (SPT) mempunyai fungsi sebagai suatu sarana bagi Wajib Pajak di
dalam melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah Pajak
yang sebenarnya terutang. Selain itu Surat Pemberitahuan berfungsi untuk
melaporkan pembayaran atau pelunasan Pajak baik yang dilakukan Wajib Pajak
sendiri maupun melalui mekanisme pemotongan dan pemungutan yang dilakukan
oleh pihak pemotong/pemungut, melaporkan harta dan kewajiban, dan
pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan dan pemungutan
Pajak yang telah dilakukan.
Pemotong PPh Pasal 23 wajib memberikan tanda bukti pemotongan PPh
Pasal 23 kepada orang pribadi atau badan yang dipotong setiap melakukan
pemotongan atau pemungutan. Bagi penerima penghasilan, bukti pemotongan PPh
Pasal 23 ini adalah bukti pelunasan PPh terutang dalam tahun tersebut yang
nantinya akan dikreditkan dalam SPT Tahunannya.
Apabila masa pajak telah berakhir, pemotong PPh Pasal 23 wajib
melaporkan pemotongan yang telah dilakukan dalam masa pajak tersebut.
Pelaporan ini dilakukan dengan menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 23/26 ke
Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak pemotong PPh Pasal 23 terdaftar.
Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh Pasal 23/26 harus disampaikan
paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir. Contoh, untuk
pemotongan PPh Pasal 23 bulan Oktober 2015, SPT Masa PPh Pasal 23 harus
disampaikan paling lambat tanggal 20 Nopember 2015.
Dalam hal batas akhir pelaporan di atas bertepatan dengan hari libur
termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, pelaporan dapat dilakukan pada hari
kerja berikutnya. Pengertian hari libur nasional termasuk hari yang diliburkan
52
untuk penyelenggaraan Pemilihan Umum yang ditetapkan oleh Pemerintah dan
cuti bersama secara nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Untuk lebih jelas dalam memahami Prosedur Penghitungan,Pelaporan
dan Penyetoran PPh Pasal 23 pada PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang
Tanjung Emas Semarang maka disajikan bagan alir sebagai berikut:
53
Gambar 3.1
3.11.6 Bagan Alir Mekanisme Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23
Pada PT Pelabuhan Indonesia (persero) Cabang Tanjung Emas
Semarang
Transaksi
Membuat buktipotong denganmenggunakanperhitungansesuai tarif
Pemotongan PPhPasal 23
1
Membuatperincian bukti
pemungutan pphpasal 23
NPWP
NAMA
BUKTI POTONG
Bukti Potong PPhPasal 23
2
1
Rincian buktipemungutan pph 23
54
Gambar 3.2
3.11.7 Bagan Alir Mekanisme Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada
PT Pelabuhan Indonesia (persero) Cabang Tanjung Emas Semarang
Membuat SSP
Penyetoran PPhPasal 23
DisetorkanPELINDOmelalui
Bank
3
2
ARSIPPELINDO
KPPN
UNTUK KPP
BANK PRESEPSI
VENDOR
1
2
3
4
5SSP
BuktiPenerimaanNegara
55
Gambar 3.3
3.11.8 Bagan Alir Mekanisme Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada
PT Pelabuhan Indonesia (persero) Cabang Tanjung Emas Semarang
Sumber : PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang
LAPOR SPT diKPP
Melaporkan PPhPasal 23
3
APLIKASISPT
SPT yangharus
dilampirkan
BUKTIPENERIMAAN
SURAT
Daftar bukti potong
Bukti pemotongan
SSP 3
selesai
KPP
56
3.12Implementasi Penerapan Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak
Penghasilan Pasal 23 pada PT Pelabuhan Indonesia III (persero) Cabang
Tanjung Emas Semarang apakah sudah sesuai dengan UU No 36 Tahun
2008
Pemotongan ,Pelaporan dan Penyetoran PPh pasal 23 pada PT Pelabuhan
Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang sudah sesuai dengan UU
No 36 tahun 2008. Tata cara yang ada sudah mengacu pada UU tersebut sehingga
PT Pelindo III dalam pelaksanaan kewajiban pembayaran Pajak Penghasilan 23
sudah benar seperti objek2 yang dipotong serta dalam melakukan pemotongan PT
Pelindo memotong PPh Pasal 23 dengan tarif yang sudah ditetapkan oleh UU tarif
tersebut merupakan tarif yang harus ditaati oleh pihak yang bersangkutan.
3.13Permasalahan yang timbul dalam Pemotongan, Penyetoran, dan
Pelaporan Pajak Pnghasilan Pasal 23 pada PT Pelabuhan Indonesia III
(persero) Cabang Tanjung Emas Semarang
Setiap bulannya banyak pemotongan pajak yang harus dilakukan PT
Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang sedangkan
penyetoran dan pelaporan mempunyai batas waktu namun terkadang pihak
rekanan tidak tepat waktu dalam membuat permintaan pembayaran kepada PT
Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang sehingga
penyetoran dan pelaporan pajak tidak bisa dilakukan secara cepat. Rekanan juga
dalam menyerahkan berkas kurang lengkap sehingga mengurangi kinerja dalam
melakukan kewajiban perpajakan dalam hal ini karena kurang adanya komunikasi
yang cukup dengan pihak Pelindo III serta banyak rekanan yang tidak melapor ke
pelindo tentang PPh Pasal 23 tersebut hal itu dikarenakan pihak rekanan merasa
tidak perlu dipotong padahal transaksi tersebut termsuk objek pajak PPh Pasal 23,
dalam hal ini PT Pelindo III menjelaskan kepada rekanan bahwa transaksi tersebut
termasuk objek pajak PPh Pasal 23 dengan menunjukan buktinya dengan
mengacu pada UU No 36 Tahun 2008.
57
Tabel 3.3
Daftar Rekapitulasi Surat Setoran Pajak (SSP)
Pajak Pnghasilan Pasal 23
Masa Pajak Januari – Desember 2016
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang
N
o
Masa Pajak DPP Jumlah
yang
disetor
Tgl
diseto
r
Tmpt
penyetoran
Keteranga
n
Nam
a
Alama
t
1 Januari 654.008.877 18.368.654 10-Feb-16
BNIDIRECT
ONLINE
2 Februari 278.781.105 7.633.500 08-Mar-
16
BNIDIRECT
ONLINE
3 Maret 698.569.131 16.940.065 08-Apr-
16
BNIDIRECT
ONLINE
4 April 269.226.491 8.218.312 10-Mei BNIDIRECT
ONLINE
5 Mei 859.343.295 19.560.135 09-Jun-
16
BNIDIRECT
ONLINE
6 Juni 1.459.803.254 36.879.865 11-Jul-16 BNIDIRECT
ONLINE
7 Juli 633.148.976 15.547.702 09-Agt-
16
BNIDIRECT
ONLINE
8 Agustus 487.667.489 12.786.022 08-Sep-
16
BNIDIRECT
ONLINE
9 September 496.387.365 13.649.660 07-Okt-
16
BNIDIRECT
ONLINE
10 Oktober 794.336.743 18.538.447 08-Nov-
16
BNIDIRECT
ONLINE
11 November-
pembetulan
360.271.763 10.455.465 09-Des-
16
BNIDIRECT
ONLINE
12 Desember 1.428.396.708 39.333.141 BNIDIRECT
ONLINE
Jumlah/dip
indahkan
8.419.941.197 217.910.96
8
Sumber : PT Pelabuhan Indonesia (persero) Cabang Tanjung Emas Semarang
58
Gambar 3.4
Grafik Perkembangan setoran pajak Pajak Penghasilan Pasal 23 pada PT
Pelabuhan Indonesia (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang
Sumber : PT Pelabuhan Indonesia (persero) Cabang Tanjung Emas Semarang
3.14Kontribusi Pajak Pnghasilan Pasal 23 Selama Tahun 2016 pada PT
Pelabuhan Indonesia (persero) Cabang Tanjung Emas Semarang
Berdasarkan setoran pajak penghasilan pasal 23 dari bulan januari-
desember pada PT Pelabuhan Indonesia (persero) Cabang Tanjung Emas
Semarang mengalami naik turun dalam setoran pajaknya dikarenakan setiap bulan
pengenaan pajak terhadap sewa ataupun jasa yang terkait dengan PPh pasal 23
terkadang berbeda-beda tergantung dari jumlah penyewa jasa ataupun kegiatan
yang berhubungan dengan objek yang terkena PPh pasal 23 disekitar pelabuhan.
Setoran tersebut merupakan setoran pajak yang sudah dihitung berdasarkan tarif
yang sesuai dengan UU Pajak Penghasilan Pasal 23 N0 36 Tahun 2008, yang
merupakan acuan dalam melakukan perhitungan pajak terutang.
Grafik diatas menunjukan bahwa kontribusi pajak yang dilakukan oleh PT
Pelabuhan Indonesia (Persero) Cabang Tanjung Emas semarang cukup signifikan
dengan DPP Rp 8.419.941.197 dan jumlah yang disetor sebesar Rp 217.910.968
-
200,000,000
400,000,000
600,000,000
800,000,000
1,000,000,000
1,200,000,000
1,400,000,000
1,600,000,000
Setoran Pajak
59
selama tahun 2016. Dengan kontribusi pajak sebesar Rp 217.910.968
membuktikan bahwa PT Pelabuhan Indonesia (persero) Cabang Tanjung Emas
Semarang dalam kontribusi pajak terhadap negara cukup besar padahal ini hanya
untuk pajak penghasilan pasal 23, padahal masih banyak pajak yang lain yang
setoran pajaknya lebih besar dari PPh Pasal 23.
60
BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan pada bab
sebelumnya yang berhubungan dengan Prosedur Operasional
Penghitungan,Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 23 Pada PT Pelabuhan
Indonesia (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang, dapat diringkas
sebagai berikut :
1. PPh pasal 23 merupakan pajak yang dipotong atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri (Orang Pribadi
maupun Badan), dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal ,
penyerahan jasa atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah
dipotong PPh Pasal 21 .
2. Dasar Hukum PPh Pasal 23 adalah : UU Nomor 36 Tahun 2008,
244/PMK.03/2008, 141/PMK.03/2015.
3. Tarif atas PPh Pasal 23 adalah 15% dari jumlah bruto dividen
kecuali pembagian dividen kepada orang pribadi dikenakan final,
bunga, dan royalti,hadiah dan penghargaan selain yang telah
dipotong PPh pasal 21.
2% dari jumlah bruto atas sewa dan penghasilan lain sehubungan
dengan penggunaan harta kecuali sewa tanah dan/atau bangunan,
imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi dan jasa
konsultan dan imbalan jasa lainnya.
4. Penyetoran PPh Pasal 23 dilakukan sampai batas tanggal 10 bulan
berikutnya dan penyampaian pajak dilakukan 20 hari setelah masa
pajak berakhir.
5. Prosedur dalam PPh Pasal 23 yang ada pada PT Pelabuhan Indonesia
III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang 0selama ini sudah
sesuai dengan undang-undang perpajakan yang berlaku.
6. Permasalahan yang timbul dalam prosedur PPh 23 ini adalah
keterlambatan rekanan dalam mengajukan permohonan pembayaran
61
kepada PT Pelabuhan Indonesia (persero) Cabang Tanjung Emas
Semarang
7. Pemotongan ,Pelaporan dan Penyetoran PPh pasal 23 pada PT
Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang
sudah sesuai dengan UU No 36 tahun 2008. Tata cara yang ada
sudah mengacu pada UU tersebut sehingga PT Pelindo III dalam
pelaksanaan kewajiban pembayaran Pajak Penghasilan 23 sudah
benar seperti objek2 yang dipotong serta dalam melakukan
pemotongan PT Pelindo memotong PPh Pasal 23 dengan tarif yang
sudah ditetapkan oleh UU
8. kontribusi pajak yang dilakukan oleh PT Pelabuhan Indonesia
(Persero) Cabang Tanjung Emas semarang cukup signifikan dengan
DPP Rp 8.419.941.197 dan jumlah yang disetor sebesar Rp
217.910.968 selama tahun 2016. Dengan kontribusi pajak sebesar Rp
217.910.968 membuktikan bahwa PT Pelabuhan Indonesia (persero)
Cabang Tanjung Emas Semarang dalam kontribusi pajak terhadap
negara cukup besar padahal ini hanya untuk pajak penghasilan pasal
23, padahal masih banyak pajak yang lain yang setoran pajaknya
lebih besar dari PPh Pasal 23.
62
LAMPIRAN
63
DAFTAR PUSTAKA
Dajan, Anto. 1986. Pengantar Metode Statistik. Jakarta: LP3ES.
Keraf, Gorrys. 2001. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.
Petrus, kismantoro. 2013. Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya.Jakarta: Kementrian Keuangan Republik Indonesia
Halim, Abdul, Icuk Rangga Bawono, Amin Dara ,2014. Perpajakan Konsep,Aplikasi, Contoh, dan Studi Kasus. Jakarta: Salemba Empat
http://pajakkoe.blogspot.co.id/2013/01/fungsi-dan-klasifikasi-pajak.html ( Diaksespada 17 April 2017)
https://www.online-pajak.com/id/pph-pajak-penghasilan-pasal-23 (Diakses pada17 April 2017)
http://www.pajak.go.id/content/seri-pph-objek-pajak-penghasilan (Diakses pada17 April 2017)
Resmi,Siti.2014.Perpajakan Teori dan Kasus.Jakarta : Salemba Empat
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.Tentang Perubahan Ke Empat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
Kementrian Keuangan.Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor141/PMK.03/2015 tentang Jenis Jasa Lain Sebagaimana Dimaksud DalamPasal 23 ayat (1) Huruf C Angka 2
Pelabuhan Indonesia, Anonim. Tanpa Tahun. Petunjuk Pelaksanaan PerpajakanPerusahaan Pelabuhan Indonesia
Recommended