View
265
Download
11
Category
Preview:
Citation preview
NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG
DALAM AL-QURAN SURAT AL-WAQIAH AYAT 57-74
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
Nur Choirum Mauzuroh
1110011000050
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
LEIvIBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRTPSI
Skripsi berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Keimana Yang Terkandung Dalam Q.S. AI-
Waqiah ayat 57-74 disusun oleh Nur Choirum Mauzuroh, NlM. 1 11001 1000050, jurusan
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilrnu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Jakarta. Telah rnelalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk
diajukan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
lakarta" i4 Januari 2015
Yang mengesahkan,
I
Pembimbing
NrP. 19450612 1965101 001
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan Yang Terkandung Dalam Al-Quran Surat Al-
Waqiah Ayat 57-74 disusun oleh Nur Choirum Mauzuroh Nomor Induk Mahasiswa
Ill00l1000050, cliajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
I-lidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 05 Maret
2015 di hadapan dervan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana Sl (S.pd.l)
dalam bidang Pendidikan Agama lslam.
Jakarta,0T April 2015
Panitia U.i ian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)I}, H Abdqtl4atrd Khon. M.AgNIP: 19580707 198703 I 003
Sekretaris ( Sekretaris .lurusan/Prodi
Ifi.X4arnaman Saten lmNIP: I 97203 132008012010
Penguji IDrs-H. Ahmad Ba$UrM.Ag-NIP:1 9491126197901 | 001
t'engu.ii II
QlDim,vati. M.,,\gN IP: I 97 403 I 82003 121002
Tanggal
t/ n^';-
of Aq.i\ ,ors
rs A\t\ &rF
Prof, Dr.NIP: 19550421 203 I 007
:.M,z". @-,
1WX# W I
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 1 5412 lndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089
Tgl. Terbit : '1 Maret 2010No. Revisi: : 01
Hal 1t1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di
Nama
Tempat/Tg1. Lahir
NIM
Jurusan/Prodi
Judul Skripsi
Dosen Pembimbing
bawah ini,
Nur Choirum Mauzuroh
Mojokerto, 23 April 1992
1 1 1001 10000s0
Pendidikan Agama Islam
Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan Yang Terkandung dalam
Al-Quran Surat Al-Waqiah Ayat 57-74
Prof. Dr. H. Salman Harun
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan
saya beftanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Jakarta,03 Maret 2015
Nur Choirum Mau2uroh
NIM.l 1 10011000050
i
ABSTRAK
Al-Quran diturunkan dengan tujuan agar menjadi petunjuk bagi orang-orang yang
berserah diri, orang-orang yang membutuhkan cahaya dalam kegelapan. Selain
sebagai petunjuk, Al-Quran juga sebagai sumber-sumber pendidikan, karena di
dalamnya terdapat banyak nilai pendidikan yang dapat kita ambil untuk kepentingan
dunia dan akhirat. Salah satunya adalah nilai pendidikan keimanan, pendidikan
keimanan adalah modal utama bagi setiap muslim.
Pendidikan keimanan adalah pendidikan yang mengajarkan kepercayaan yang
mengandung nilai-nilai keimanan kita kepada Allah serta mengimani adanya
malaikat-malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, rasul-rasul Allah, hari kiamat serta
beriman kepada Qada’ dan Qadar.
Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk “Menjelaskan nilai-nilai pendidikan
keimanan yang terkandung dalam Q.S Al- Waqiah 57-74” dan “mengaplikasikan
nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam surat al-Waqiah 57-74 dalam
kehidupan sehari-hari.”
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode
deskriptif analisis, yaitu menganalisis masalah yang akan dibahas dengan cara
mengumpulkan data-data kepustakaan, pendapat para mufassir. Kemudian
mendeskripsikan pendapat para mufassir, selanjutnya membuat kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam ayat
ini adalah nilai pendidikan keimanan melalui penelitian alam meliputi tentang asal-
usul keadian manusia, tanaman, air dan api juga pendidikan keimanan kepada hari
kiamat. Dan hal-hal yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yaitu
Aplikasi Pendidikan Penelitian Alam yang Menumbuhkan Keimanan, (Tafakkur) dan
Aplikasi Pendidikan Keimanan Melalui Penelitian Alam (Tadzakkur).
ABSTRACT
Al-Quran descended for guidance to all of people surrender. People need light in
the dark. Besides for guidance AL-Quran have to as resource of education because
in the Al-Quran have more value of education can we take for interest in the world
and in the beyond. One of them is value education of faith, education of faith is
financial of every moslems.
Education of faith taught to belief have our value of faith to Allah and then have
faith in angels, holybooks, prophet, doomsday and have faith in qada’ dan qadar.
This research have purpose for explain value education of faith in the Q.S. Al-
Waqiah ayat 57-74 and then apply values education of faith in the daily activity.
The method aplicated in this minithesis is descriptive analysis method. The
analyze problem with way library research, opinion of mufassir. And then
description opinion of mufassir and make conclusion.
Result of this research indicate value of education in this ayat is value education
of faith pass research of nature there are is origin of human, origin of plants,
origin of water, and origon of fire. The value education of doomsday and then
something for application in daily activity is aplication education research of
nature have feeling faith (Tafakkur) and Tadzakkur.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
nikmat yang tiada hentinya engkau menganugerahkan kepada penulis. Dan berkat
kasih serta sayang-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya,
kelak syafaat beliaulah yang diharapkan umatnya di akhir zaman.
Skripsi ini berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan Yang Terkandung Dalam
Al-Quran Surat Al-Waqiah Ayat 57-74”, merupakan tugas akhir yang harus dipenuhi
untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam.
Atas terselesainya Skripsi ini tidak terlepas dari upaya berbagai pihak yang telah
memberikan kontribusi atau bantuan dalam rangka penyusunan dan penulisan skripsi
ini, untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya. MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, beserta seluruh staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan atas segala fasilitas yang diberikan kepada penulis.
2. Dr. Abdul Madjid Khon, M.Ag selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam
dan Marhamah Saleh Lc. M.Ag, selaku sekertaris jurusan Pendidikan Agama
Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyetujui
penyusunan skripsi ini.
3. Dr. H. Anshori LAL., MA., Alm. selaku dosen pembimbing skripsi pertama,
terimakasih atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
iii
4. Prof. Dr. H. Salman Harun selaku dosen pembimbing skripsi kedua atas dorongan
serta nasihat, masukan, arahan dan motivasi yang tiada henti-hentinya sehingga
skripsi ini dapat tersusun dan terselesaikan.
5. Dosen-dosen jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak
memberikan pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis, sehingga penulis
mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan penulis.
6. Kedua orang tua penulis ayahanda Muhammad Kamali dan ibunda Mistianah
terimakasi atas do’a, cinta, serta kasih sayang, didikan, semangat, kepercayaan
dan pengorbanan kalian yang tulus tiada hentinya untuk penulis, serta kakakku
Khaula Mawaziroh yang selalu mengisi hari-hari penulis dengan canda dan
tawanya disaat penulis mengalami kejenuhan, terimakasih atas do’a dan semangat
yang kalian berikan untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
7. Sahabat-sahabatku tersayang, para anggota P20AI, khususnya sahabat-sahabat ku
Isnin Nadra S.pd.I, Intan Rahma Yuri S.Pd.I, Siti Nurbaiti, S.Pd.I terimakasih
atas dorongan, semangat, masukan yang kalian berikan untuk penulis, yang selalu
menemani penulis disaat penulis mengalami kebimbangan dan masalah dalam
hidup penulis.
8. Teman-teman seperjuangan PAI angkatan 2010 terima kasih atas masukan,
dorongan, dan sharingnya yang telah diberikan untuk penulis sehingga penulis
dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, terimakasih
atas semangat, senum dan hiburan yang telah kalian berikan kepada penulis
sehingga terselesainya skripsi ini.
iv
Tiada kata yang dapat melukiskan rasa syukur dan terimakasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini yang meungkin
tidak dapat penulis sebutkan, semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua.
Akhir kata tiada gading yang tak retak, penulis menyatakan sebagai manusia tidak
sempurna, dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya sederhana ini bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Ciputat, 01 Maret 2015
Penulis
Nur Choirum Mauzuroh
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
ABSTRAK ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah, dan Perumusan Masalah ..... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan ............................................................ 6
1. Pengertian Nilai .................................................................................. 6
2. Pengertian Pendidikan Keimanan ...................................................... 7
3. Rukun Iman ........................................................................................ 10
B. Tafsir Surat Al-Waqiah Ayat 57-74 .......................................................... 21
1. Teks Ayat dan Terjemah .................................................................... 21
2. Asbabun Nuzul Surat Al-Waqiah ....................................................... 22
3. Fadilah Membaca Surat Al-Waqiah ................................................... 23
4. Arti Kosa Kata .................................................................................... 24
5. Perbedaan dan Persamaan Penafsiran Para Ulama’ Tentang Q.S.
Al-Waqiah Ayat 57-74 ....................................................................... 26
6. Tafsir Perayat ..................................................................................... 35
C. Hasil Penelitian Yang Relevan ................................................................. 39
BAB III Metodologi Penelitian
A. Objek dan Waktu Penelitian ...................................................................... 41
B. Fokus penelitian ......................................................................................... 41
C. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 41
D. Sumber Data .............................................................................................. 41
E. Metode Peneltian ....................................................................................... 42
vi
F. Teknis Penulisan ........................................................................................ 43
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam Q.S Al-
Waqiah 57-74 ............................................................................................ 44
1. Pendidikan Keimanan Melalui Penelitian Alam ................................. 44
a. Asal-usul Kejadian Manusia .......................................................... 44
b. Asal-usul Tanaman ........................................................................ 49
c. Asal-usul Air .................................................................................. 53
d. Asal-usul Api ................................................................................. 57
2. Pendidikan Iman kepada Hari Akhir ................................................... 59
B. Aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan dalam Q.S Al-Waqiah 57-74 ... . 61
1. Aplikasi Pendidikan Penelitian Alam Yang Menumbuhkan
Keimanan (Tafakur) ........................................................................... 62
2. Aplikasi Pendidikan Keimanan Melalui Penelitian Alam
(Tadzakur) .......................................................................................... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 66
B. Saran .......................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 68
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Al-Qur’an adalah firman yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW dengan perantara Malaikat Jibril untuk dijadikan pedoman
bagi seluruh umat manusia, menjadi petunjuk bagi orang-orang yang sesat,
orang-orang yang membutuhkan cahaya dalam kegelapan dan dengan segala
petunjuknya yang lengkap menyangkut seluruh aspek kehidupan yang
bersifat universal. Rasul SAW bersabda bahwa Al-Quran adalah tali Allah
yang terulur dari langit ke bumi, di dalamnya terdapat berita tentang umat
masa lalu, dan kabar tentang situasi masa datang. Barang siapa yang
berpegang dengan petunjuk-Nya dia tidak akan tersesat.1
Al-Quran memberikan jalan keluar dari berbagai permasalahan yang
dihadapi oleh setiap umat manusia. Allah berfirman dalam Q.S. An-Nahl/16:
89
)/٦١:٩٨النحل )
Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala
sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
yang berserah diri. (An-Nahl/16:89)
Isi Al-Quran bermacam-macam, ia memberikan petunjuk dalam
persolan-persolan akidah, syariah, dan akhlak selain sebagai petunjuk al-
Quran juga memecahkan persoalan kemanusiaan di berbagai segi kehidupan,
baik yang berkaitan dengan masalah alam semesta, kejiwaan, jasmani, sosial,
ekonomi, politik, dan pendidikan. Begitu banyak nilai serta kandungannya
yang sangat luas dan sangat berguna dalam setiap segi kehidupan. Begitu
banyak segi kehidupan ini yang tercakup dalam ayat-ayat Al-Quran baik yang
1 Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi, (Bandung: Mizan, 2000), hal.13
2
tersirat maupun yang tersurat, baik itu mulai dari pri-hidup kemanusiaan
sampai ke berbagai bidang dan ruang lingkup dan ilmu pengetahuan.
Isi yang terkandung dalam Al-Quran mengandung kebenaran, tidak ada
keraguan di dalamnya. Sesuai dengan firman Allah Q.S Al-Baqarah/2:2
)/٢:٢البقرة (
Kitab(Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa.(Al-Baqarah/2:2)
Terbukti kebenaran ayat Allah melalui tanda-tanda kehidupan dan
fenomena alam. Sebelum para ilmuwan membahas tentang teori alam
semesta, Al-Quran telah menjelaskan terlebih dahulu, terbukti dengan adanya
firman Allah berikut ini:
Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. (Al-
Anbiya/21:33)
Seperti dikemukakan ayat diatas bahwa Al-Quran berbicara tentang alam
dan fenomenanya. Al-Quran mengajak manusia untuk memperhatikan alam
raya, langit, bumi, bintang dan lain sebagainya dalam rangka memperoleh
manfat dan kemudahan-kemudahan bagi kehidupannya, serta untuk
mengantarkannya kepada kesadaran akan keesaan dan kemaha Kuasaan Allah
SWT. Alam dan segala isinya beserta hukum-hukum yang mengaturnya,
diciptakan, dimiliki dan dibawah kekuasaan Allah serta diatur dengan sangat
teliti. Alam raya tidak dapat melepaskan diri dari ketetapan-ketetapan
tersebut, kecuali jika dikehendaki oleh Tuhan. Maka dari itu alam raya dan
elemen-elemennya tidak boleh disembah atau dipertuhankan, dengan
memperhatikan alam semesta diharpkan agar dapat menambah keimanan dan
rasa syukur kepada Allah SWT.2
Tidak hanya membahas alam semesta, Al-Quran juga membahas tentang
pendidikan. Hampir semua unsur yang berkaitan dengan kependidikan
2 Qurash Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1994), hal.61
3
disinggung secara tersurat atau tersirat oleh Al-Quran yang mana nilai
pendidikan tersebut harus kita terapkan dalam kehidupan untuk kepentingan
dunia dan akhirat.3 Adapun tujuan pendidikan menurut al-Quran adalah
membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu
menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan Khalifah-Nya guna
membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah. Pada
intinya tujuan pendidikan dalam Al-Quran adalah menjadikan manusia
sebagai hamba yang bertaqwa.4 Dengan begitu pendidikan keimanan
merupakan modal penting bagi setiap muslim. Seorang muslim yang beriman
kepada Allah adalah yang membenarkan adanya Tuhan yang Maha Agung
Tuhan Maha Pencipta Langit dan Bumi.5
Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang membicarakan tentang masalah
pendidikan keimanan, salah satunya adalah surat al-Waqiah ayat 57-74, yang
menerangkan tentang kebesaran alam dan kekokohan hukum-hukumnya yang
menjadi petunjuk adanya kebesaran Allah dan nikmat Nya. Allah telah
memberikan berbagai nikmat kepada manusia, dari luar bumi dan pada bumi
itu sendiri, dari luar bumi meliputi matahari, rembulan dan seluruh tata surya
yang ada, dari bumi itu sendiri meliputi air, tanaman, benih, api dan segala
makhluk hidup yang ada di bumi. Namun terkadang manusia melupakan
segala nikmat Allah tersebut maka dari itu penulis tertarik untuk
membahasnya dalam skripsi ini, dengan tujuan setelah menemukan nilai
pendidikan keimanan yang terkandung dalam ayat ini diharapkan kita sebagai
manusia memperbanyak rasa syukur dan dapat menambah keimanan kita
kepada Allah SWT.
Tentunya masih banyak nilai pendidikan dan nikmat Allah yang
terkandung dalam Q.S Al-Waqiah ayat 57-74 untuk kita syukuri, maka dari
itu penulis tertarik untuk membahasnya dalam skiripsi yang berjudul
3 Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi, ( Bandung: Mizan, 2000), hal. 67
4 Qurash Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1994), hal. 172
5 Abu Bakar Jabir El-Jaziri, Pola Hidup Muslim Aqidah, (Bnadung: Remaja Rosdakarya,1990),
hal.1
4
“NILAI-NILAI PENDIDIKAN KEIMANAN YANG TERKANDUNG
DALAM AL-QURAN SURAT AL-WAQIAH AYAT 57-74”.
B. Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam Al-Quran
Surat Al-Waqiah ayat 57-74
b. Kurangnya rasa syukur kita sebagai manusia terhadap nikmat yang
telah Allah SWT berikan kepada kita.
c. Kurangnya penanaman nilai-nilai pendidikan keimanan pada diri
manusia.
d. Aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam surat
al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari
2. Pembatasan Masalah
Untuk lebih terarahnya pembahasan dalam skripsi ini, maka penulis
membatasi hanya pada masalah :
a. Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan Yang Terkandung Dalam Surat Al-
Waqiah 57-74”
b. Aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam surat
al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari.
3. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Apakah nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam Al-
Quran Surat Al-Waqiah 57-74 ?
b. Apa sajakah aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung
dalam surat al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari?
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
a. Menjelaskan nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam
Q.S Al- Waqiah 57-74.
b. Mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung
dalam surat al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dalam skripsi ini adalah:
a. Penelitian merupakan langkah awal dan dapat ditindak lanjuti oleh
peneliti selanjutnya.
b. Dapat berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan di
bidang pendidikan.
c. Untuk menambah pengetahuan dan kajian tafsir tentang ayat yang
membahas tentang pendidikan keimanan dari surat al-Waqiah 57-74.
d. Supaya menambah keimanan, kecintaan dan ketaqwaan pada Allah.
e. Agar manusia sadar akan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT.
f. Agar manusia lebih banyak bersyukur terhadap nikmat yang Allah
berikan.
g. Agar pesan-pesan yang terkandung didalamnya dapat direalisasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan
1. Pengertian Nilai
Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari nilai. Nilai dalam kamus
Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan “sifat-sifat yang penting atau berguna
bagi kemanusiaan, sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan
hakikatnya”.1 Sebagaimana Ahmad Tafsir dalam bukunya mengatakan bahwa
“nilai adalah harga. Sesuatu barang bernilai tinggi karena barang itu harganya
tinggi. Bernilai artinya berharga. Jelas, segala sesuatu tentu bernilai, karena
segala sesuatu berharga, hanya saja ada yang harganya rendah ada yang
tinggi.”2
Lebih lanjut ditegaskan bahwa , nilai-nilai tidak hanya menurut pikiran dan
keinginan manusia secara subjektif. Nilai-nilai itu bersifat objektif, universal,
independen dalam arti bebas dari pengaruh rasio dan keinginan manusia secara
individual. Nilai bukan semata-mata untuk memenuhi dorongan intelek dan
keinginan manusia. Nilai justru berfungsi untuk membimbingdan membina
manusia supaya menjadi lebih luhur, lebih matang sesuai dengan martabat
Human Dignity, sedangkan Human Dignity ini ialah tujuan itu sendiri, tujuan
dan cita-cita manusia.
Menurut penulis nilai adalah sesuatu yang dianggap penting, dimana setiap
manusia membutuhkan nilai dan penilaian dalam menjalani kehidupannya.
Dalam Islam setiap sesuatu yang diciptakan Allh mempunyai nilai. Nilai
sebagai sesuatu yang positif dan bermanfaat dalam kehidupan manusia dan
harus dimiliki setiap manusia untuk dipandang dalam kehidupan
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2002), cet.II, hal. 783
2 Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), cet. Ke-
4, hal. 50.
7
bermasyarakat. Nilai di sini dalam konteks etika (baik dan buruk), logika
(benar dan salah), estetika (indah dan jelek).
2. Pengertian Pendidikan Keimanan
Dalam kehidupan setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan,
pendidikan tidak hanya di dapat di bangku sekolah, dalam kehidupan
sehari-hari pun dapat kita dapatkan pendidikan. Menurut Heri Jauhari
Muchtar dalam bukunya yang berjudul Fikih Pendidikan mengatakan
bahwa “pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk mendidik
manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang serta memiliki potensi
atau kemampuan sebagai mana mestinya. Ada unsur utama yang harus
terdapat dalam proses pendidikan, yaitu: Pendidik (Orang Tua,
Guru/dosen/ulama‟), Peserta didik (anak, santri/murid), Ilmu atau pesan
yang disampaikan”.3 Mortimer J. Adler mengartikan “pendidikan adalah
proses dengan mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan
yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan
dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik
dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya
sendiri”.4
Keimanan, berasal dari iman, makna iman dalam segi istilah ialah
pembenaran atau pengakuan hati dengan penuh yakin tanpa ragu-ragu
akan segala apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Yang dketahui
dengan jelas sebagai ajaran agama yang berasal dari wahyu Allah”.5
Sebagian pakar mengartikannya sebagai pembenaran hati terhadap apa
yang didengar oleh telinga. Iman adalah sesuatu yang tidak terjangkau
oleh indra. Iman berkaitan dengan nilai atau prinsip-prinsip yang harus
menjadi tolak ukur sekaligus pendorong bagi langkah-langkah konkret,
menuju tujuan yang konkret pula, dan ini tidak boleh bertentangan dengan
akal atau ilmu. Walaupun bisa jadi ia tidak dimengerti oleh hakikat nalar.
3 Heri Jauhari Mukhtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: RosdaKarya, 2008), hal. 14
4 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,2003), hal. 13
5Ahmad Daudy, Kuliah Akidah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), hal 21
8
Karena iman menjadi tolak ukur sekaligus pendorong, maka iman yag
benar akan melahirkan aktivitas yang benar sekaligus
kekuatanmenghadapi tantangan, bukannya kelemahan yang melahirkan
angan-angan dan mengantar kepada keinginan terjadinya sesuatu yang
tidak sejalan dengan ketentuan hokum-hukum Allah yang berlaku dialam
raya, atau yang bertentangan dengan akal sehat dan hakikat Islam.6
Menurut penulis sendiri Keimanan kata dasarnya adalah iman diberi
imbuhan ke- dan –an yang menjadikannya kata sifat yaitu keimanan, yaitu
rasa iman yang ada pada diri seseorang. Iman adalah keyakinan dalam
hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan. Iman itu
Yazid wa yanqus, naik turun dikatakan naik apabila kita senantiasa
beribadah kepada Allah dan dikatakan turun ketika kita bermaksiat
kepadaNya. Agar iman senantiasa stabil kita harus selalu mengingat Allah
melalui ciptaan-ciptaanNya, senantiasa berdzikir dan berdoa untuk
mengingatNya. Semaksimal berusaha untuk menjauhkan diri dari
larangan-larangan Allah dan menjalan kan perintah Allah. Sesungguhnya
iman tidak akan sempurna kecuali dengan cinta yang sejati, yaitu
mencintai Allah,mencintai Rasulullah dan mencintai syariat yang
diwahyukan oleh Allah kepada Rasul. Melakukan hal baik kita niatkan
untuk beribadah kepada Allah.
Pendidikan keimanan perlu ditanamkan sejak dini sebagaimana
menurut pendapat Al-Ghazali yang dikutip oleh Zainuddin yakni:
Ketahuilah, bahwa apa yang telah kami sebutkan itu mengenai penjelasan
akidah (keyakinan) maka sebaiknya di dahulukan kepada anak-anak
pada awal pertumbuhannya. Supaya dihafalkan dengan baik, kemudian
senantiasalah terbuka pengertiannya nanti sedikit demi sedikit sewaktu
dia telah besar. Jadi permulaanna dengan menghafal, lalu memahami,
kemudian beritika, mempercayai dan membenarkan dan yang berhasil
pada anak-anak tanpa memerluka bukti.”7
Penanaman keimanan merupakan aspek yang sangat fundamental di
dalam berbagai segi kehidupan. Al-Ghazali mengatur cara berangsur-
6Quraish Shihab, MenaburPesanIllahi, (Jakarta: LenteraHati, 2006), hal.5-6
7Zainuddin.SelukBelukPendidikan Dari Al-Ghazali. (1991. BumiAksara. Jakarta) hal.98, 100
9
angsur mulai membaca, menghafal, memahami, mempercayai dan
membenarkan kemudian tertanam sangat kuat pada jiwa anak yang akan
mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola tindak lahir dan pandangan
hidup.Jadi cara memperteguh iman adalah melalui tiga unsur dari
pengertian iman itu sendiri yaitu:
1) Dibaca dan diucapkan dengan lisan atau bahkan dihafalkan ayat-ayat
maupun hadis yang berhubungan erat dengan keimanan.
2) Memahami pengertiannya dan mencamkan dalam pikirannya kemudian
diakui kebenarannya dalam hati, agar dapat meresap sedalam-
dalamnya.
3) Mengamalkan ajaran-ajarannya yang terkandung di dalamnya.
Allah SWT berfirman:
Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-
gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. (Al-
Hijr/15: 19)
)/يوسف:)
Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi
yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya.(Q.S.
Yusuf/12:105)
Keteraturan fenomena alam, keajaiban ciptaan merupakan pertanda
adanya Sang Pencipta. Al-quran berulang kali mengungkapkan tentang alam
dan fenomenanya yang menggambarkan kekuasaan dan keagungan Allah
dan menyerukan agar manusia beriman, beribadah, dan bersyukur kepada-
Nya.
Posisi orang yang beriman yaitu di pertengahan, diantara takut dan
harap, disamping takut kepada Allah, juga berharap mendapatkan rahmat
10
dariNya sehingga tidak mudah putus asa. “janganlah kamu berputus asa dari
mengharap rahmat Allah” (QS. Az-Zumar: 53).8
3. Rukun Iman
Terdapat enam macam rukun Iman yang harus kita Imani yaitu sebagai
berikut:
a. Iman kepada Allah
Iman kepada Allah harus diterjemahkan “mempercayai Allah disertai
keyakinana kuat bahwa dirinya akan senantiasa merasa aman sentosa”.
Hal ini sesuai dengan tuntutan kata “iman” yang berasal dari kata
“aman”. Oleh para mufassir, keduanya dianggap memiliki keterikatan.
Penerapan “iman” tidak cukup hanya percaya adanya Allah. Iman harus
disertai dengan “mempercayai” Allah dalam kualitas-Nya sebagai satu-
satunya dzat yang bersifat illahiyat (disembah, sekaligus ditaati) dan
rububiyah (dipercaya sebagi pengatur dan pengurus).9
Iman kepada Allah mencerminkan hubungan paling mulia antara
manusia sebagai makhluk dengan penciptanya. Hal ini karena makhluk
yang paling mulia di muka bumi adalah manusia, dan sesuatu yang ada di
dalam diri manusia yang paling mulia adalah hatinya, sedangkan sesuatu
yang ada di dalam hati yang paling mulia adalah keimanan. Allah
berfirman dalam Quran surat Al-Hujurat : 15
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang
yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka
tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa
8 Imam Al-Ghazali, Membangkitkan Energi Qalbu,(Indonesia: Mitrapress, 2008), hal.156
9 A. Husnul Hakim Imzi, Ber-TuhanMasikahrelevan, (Depok: LingkarStudi Al-Quran,
2006), hal.22
11
mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar.(Q.S
Al-Hujurat: 15)
b. Iman kepada malaikat
Kata malaikat adalah jama‟ dari kata يهك (malak) yang berasal dari
kata انوكت (alukah) yang berarti risalah.10
Malaikat adalah makhluk Allah
yang ghaib diciptakan dari cahaya, malaikat disucikan oleh Allah dari
hawa nafsu dan dari dosa-dosa maupun kesalahan. Mereka selalu
berbuat baik, tidak pernah melanggar apa yang diperintahkan Nya, tidak
pernah berbuat kemungkaran dan tidak henti-hentinya bertasbih kepada
Allah. Dalam al-Quran terdapat banyak ayat yang mewajibkan seorang
mukmin untuk beriman kepada adanya malaikat, salah satunya terdapat
dalam potongan surat Al-Baqarah 285
Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-
Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara
seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka
mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa):
"Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat
kembali.". (Al-Baqarah/2: 285)
Jumlah malaikat amat banyak, tidak ada satupun yang mmpu
menghitungnya hanya Allah lah yang tahu jumlah para malaikat, namun
terdapat 10 nama malaikat dan tugas-tugasnya yang wajib kita ketahui,
yaitu:
1) Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu
2) Malaikat Mikail bertugas membagi rezeki
3) Malaikat Izrail bertgas mencabut nyawa
10 Ahmad Daudy, Kuliah Akidah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), hal 93
12
4) Malaikat Israfil bertugas meniup sangkakala, pada hari kiamat dan
hari kebangkitan
5) Malaikat Munkar bertugas untuk memberikan pertanyaan kepada
manusia di alam kubur
6) Malaikat Nakir bertugas untuk memberikan pertanyaan kepada
manusia di alam kubur
7) Malaikat Rakib bertugas mencatat amal baik manusia
8) Malaikat atid bertugas mencatat amal buruk manusia
9) Malaikat Malik bertugas menjaga pintu neraka
10) Malaikat Ridwan bertugas menjaga pintu surga
c. Iman Kepada Kitab-kitab Allah
Iman kepada Allah dsini adalah meyakini secara mantap terhadap apa
yang telah diwahyukan Allah kepada orang-orang pilihan, yaitu para
rasul. Wahyu-wahyu tersebut dijadikan sebagai suhuf yang bernilai dan
kitab yang suci.11
Terdapat dua Shuhuf dan empat kitab yang berisi ajaran
dan pesan-pesan dari Allah yang harus kita imani, diantaranya yaitu:
1) Shuhuf Ibrahim
2) Shuhuf Musa
Tentang dua shuhuf ini Allah berfirman dalam surat al-A‟la :18-19
)٧-١: ٧٨االعلى /(
Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam Kitab-Kitab yang dahulu,
(yaitu) Kitab-Kitab Ibrahim dan Musa. (Q.S Al-A‟la/87 : 18-19)
Dan keempat kitab itu adalah:
1) Kitab Taurat yang diturunkan kepada Musa Alaihissalam
2) Kitab Zabur yang dirturunkan kepada Daud Alaihissalam
3) Kitab Injil yang diturunkan kepada Isa Alaihissalam
4) Kitab Alquran yang diturunkan kepada Muhammad SAW,
11 SyaikhAbubakar Jabir Al-jazairi, AqidahSeorangmukmin, (Solo: CV.PustakaMantiq, 1994),
hal.184
13
Dan firman Allah tentang kitab-kitabnya tertulis dalam potongan ayat
Quran Surat An-Nisa:113
)/النساء :)
Dan (juga karena) Allah telah menurunkan kitab dan Hikmah kepadamu,
dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. dan
adalah karunia Allah sangat besar atasmu.(Q.S. An-Nisa/4 :113)
d. Iman Kepada Rasul Allah
Dalam suatu hadist yang driwayatkan oleh Mardawaih dalam tafsirnya
dari Abu Zar al-Ghifari disebutkan bahwa jumlah para rasul adalah 313
atau 315 oranf sedangkan jumlah para nabi adalah 124.000 orang.
Wallahua‟lam bissoab.12
Allah berfirman dalam Quran surat an-Nisa/4: 164
Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami
kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak
Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah telah berbicara
kepada Musa dengan langsung. (Q.S an-Nisa/4:164)
Beriman kepada Rasul-Rasul Allah Ta‟la yang dipilih oleh-Nya
untuk menjadi pembimbing kearah petunjuk serta pemimpin seluruh
makhluk guna menuju kepada yang hak. Degnan beriman kepasa rasul,
dimaksudkan agar setiap manusia itu mengikuti jejak langkahnya,
memperhias diri dengan meniru akhlak para rasul itu. Selain itu juga
12Ahmad Daudy, Kuliah Akidah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), hal.116
14
bersabar dan tabah hati dalam mencontoh sepak terjang beliau-beliau itu.
Sebab sudah jelaslah bahwa tindak langkahnya para rasul itu
mencerminkan suatu teladan yang tinggi nilainya dan bermutu baik
sekali, bahkan itulah yang merupakan kehidupan yang suci dan bersih
yang dikehendaki oleh Allah Taala agar dimiliki oleh seluruh umat
manusia.
e. Iman Kepada Hari akhir
Hari akhir mempunyai dua pengertian, pertama: hancur dan
berakhirnya alam dan seluruh kehidupan. Kedua: datangnya kehidupan
akhirat dan permulaan kehidupan yang baru.13
Dengan beriman dengan
rukun iman yang kelima ini, maka keimanan seorang mukmin bisa
dikatakan sempurna.
Hari akhir ini dimulai dengan kehancuran alam semesta ini,
kemudian semua makhluk hidup menjadi mati, dan bumi ini berganti
dengan yang lain. Begitu pula segenap langit mengalami perubahan
total.Beriman kepada hari akhir adalah suatu kebajikan seperti yang
tertulis dalam potongan ayat al-Quran surat al-Baqarah : 177
Akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,
hari Kemudian, (Q.S Al-Baqarah/2 : 177
1) Nama-nama hari akhir
a) Yaumul Qiyamah (hari kiamat)
b) Yaumul Akhir (hari akhir). Istilah ini digunaka untuk menunjukkan
bahwa hari itu merupakan saat terakhir bagi semua makhluk
terutama manusia, sbelum mereka menuju akhirat yang merupakan
alam keabadian.
13 SyaikhAbubakar Jabir Al-jazairi, AqidahSeorangmukmin, (Solo: CV.PustakaMantiq, 1994),
hal.244
15
c) As-Sa‟ah (waktu/saat berakhirnya alam semesta). Kata ini
bermakna waktu, saat yang akan datang, saat datangnya
kehancuran alam semesta.
d) Al-Qariah (suara ketukan yang keras). Bermakna suara keras yang
mengetuk dan memekakan telinga. Hal ini terjadi pada awal
kiamat. Saat itu terdengar suara keras yang menggelegar akibat
kehancuran yang maha dahsyat.suara tersebut merupakan tanda
awal kehancuran alam.
e) Al-Haqqah (yang pasti terjadi). Hari kiamat disebut al-haqqah
karena kiamat pasti terjadi dan pasti akan datang. Namun tidak satu
makhluk pun yang tau kapan terjadinya kiamat.
f) Al-waqiah (peristiwa hebat). Disebut sebagai peristiwa hebat
karena kiamat adalah peristiwa paling hebat, peristiwa hancur
leburnya alam ini.
g) Al-Ghasiyah (malapetaka yang menyelimuti perasaan manusia).
Disebut seperti itu karena kekacauan yang terjadi pada saat itu
mambuat manusia tidak dapat memikirkan hal lain selain kejadian
itu.
h) As- Sakhah (bunyi gelegar yang keras sekali). Disebut seperti itu
karena teriakan dan gelegar suara yang timbul saat itu sangat
memekakan telingahingga hampir-hampir membuat tuli.
i) Yaumul Ba‟s (hari kebangkitan manusia dari kubur)
j) Yaumul Khuruj. Hari dikeluarkanya manusia dari kubur menuju
tempat berkumpul (al-Mahsyar) yaitu ketika sangkakala kedua
ditiup oleh malaikat Israfil.
k) Yaumul Fasl. Hari saat Allah memutuskan seluruh persolan yang
telah dilakukan dan dipertentangkan oleh manusia.
l) At-Tammah al-Kubra. Hari yang merupakan malapetaka sangat
besar bagi orang kafir dan pendosa.
m) Yaumul Hasrah (hari penyesalan). Pada hari itu manusia yang
mempunya banyak kesalahan merasakan penyesalan.
16
n) Yaumul Hisab (hari perhitungan). Hari itu semua amal manusia
akan diperhitungkan dengan teliti dan diadili seadil-adilnya.
o) Yaumul Wa‟id (hari ancaman). Pada hari itu Allah mengancam
orang-orang kafir dengan siksa.
p) Yaumul Azifah (hari yang dekat). Karena hari kiamat telah dekat.
Sesuatu yang bakal terjadi di masa yang akan datang bisa dibilang
dekat karena kepastiannya akan terjadi.
q) Yaumul- Jam (hari berkumpul). Pada hari itu, semua manusia akan
dikumpulkan di padang mahsyar untuk ditimbang amalnya dan
ditentukan nasibnya, masuk surga atau neraka.
r) Yaumul Talaq (hari pertemuan). Pada hari itu, semua manusia kafir
dan mukmin, yang zalim dan dizalimi akan bertemu untuk dadili
dihadapan Yang Maha Adil.
s) Yaumud Tanad (hari saling memanggil). Pada hari itu, sebagian
manusia memanggil yang lain untuk emminta pertolongan, karena
dahsyatnya kejadian saat itu.
t) Yaumut Tagabun (hari kerugian). Pada hari itu ditampakkan kepada
orang kafir akan kesalahan mereka.14
2) Adapun tanda-tanda hari akhir yaitu:
a) Diutusnya Nabi besar Muhammad SAW., yang mana beliau adalah
Rasul yang terakhir.
b) Terpecahnya bulan. Dan ini terjadi pada zaman Rasulullah SAW
c) Munculnya kabut, amukan yang dahsyat, tersebarnya berbagai
macam fitnah, zina, pembunuhan, minuman keras, kebodohan,
amanah sudah tidak dipedulikan manusia.15
d) Allah akan mengangkat atau mencabut ilmu; banyaknya
kemaksiatan, kejahilan yang meluas dan merata, wanita lebih
banyak daripada laki-laki sehingga bandingnya adalah 5:1.
14 Kementerian Agama RI, Kiamat dalam Perspektif Al-Quran dan Sains(Tafsir Ilmi),
(Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, 2011), hal. 10-18
15
M. Abdul Ghaffar, Sudah Ada dan Pasti akan Tiba,(Jakarta: Firdaus,1993), hal.3
17
e) Matahari muncul dari barat; pada hari ini tidak ada gunanya iman
bagi orang yang tidak beriman sebelumnya seperti yang tertulis
dalam al-Quran potongan surat al-An‟am/6:158
pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi
iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman
sebelum itu, atau Dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam
masa imannya. (Q.S. Al-An‟am/6:158)
f) Keluarnya hewan yang dapat berbicara dengan manusia
Dan apabila Perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan
sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada
mereka, bahwa Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada
ayat-ayat Kami.(QS. An-Naml/27: 82)
g) Keluar Dajjal; dia membawa fitnah dengan mengatakan baahwa
dirinya adalah tuhan yang mampu menghidupkan orang mati. Mata
sebelah kanan buta dan akan tinggal selam empat puluh hari dalam
kalangan manusia.
h) Kedatangan Imam Mahdi; dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu
Daud, Turmuzi dan al-Hakim disebutkan bahwa nama beliau
adalah Ahmad atau Muhammad bin Abdullah dari keturunan Siti
Fatimah, serupa dengan Nabi dalam hal akhlak, tidak pada bentuk
ciptaan. Beliau akan mengeakkan keadilan diatas bumi ini yang
telah penuh dengan kezaliman. Menghidupkan syariat Nabi
18
Muhammad dan sunnahnya. Dan beliau akan tinggal dibumi ini
selama tujuh tahun. Sesudah itu datanglah Dajjal dan lalu turunlah
Nabi Isa yang kemudian dengan batuan Imam Mahdi membunuh
Dajjal itu. Kemudian Imam Mahdi meninngal dunia dan orang-
orang Islam sembahyang atas jenazahnya.
i) Turunnya Nabi Isa dan membunuh Dajjal. Nabi Isa a.s akan turun,
tanpa dibarengi oleh Nabi atau Rasul-rasul yang lain. Dia akan
menguatkan menguatkan Islam. Turunnya Isa a.s itu dibarengi
dengan munculnya Dajjal, kemudian dia membunhnya.16
)
Dan Sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan
tentang hari kiamat. karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang
kiamat itu dan ikutilah aku. Inilah jalan yang lurus.(Q.S Az-
Zukhruf/43:61)
j) Keluarnya Ya‟juj dan Majuj; terdapat dalam surat al-Anbiya‟/21:
96
/(١: )األبيبء
hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka
turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. (Al-
anbiya‟/21: 96)
Mereka ini akan keluar nanti pada waktu Nabi Isa turun dan
hidup diatas bumi. Semua peristiwa yang tersebut merupakan
tanda-tanda kiamat besar. WallahuA‟lam.17
16 M. Abdul Ghaffar, Sudah Ada dan Pasti akan Tiba,(Jakarta: Firdaus,1993), hal.162
17
Ahmad Daudy, Kuliah Akidah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), hal.135-137
19
f. Iman Kepada Qadha dan Qadar
Iman kepada Qadha dan qadar adalah mempercayai bahwa Allah
telah menentukan takdir seluruh makhluk hidup, yaitu sebelum
diciptakan langit dan bumi. Kata qadha berasal dari bahasa arab, qadha
berarti memutuskan atau keputusan. Qadar artinya keputusan Allah dan
ukuran yang ditetapkan Allah. Dari itu setiap muslim wajib mempunyai
keyakinan bahwa segala perbuatan makhluk telah ditetapkan Allah. 18
Dari abdullah bin Umar bin Ash, Rasululullah bersabda, “Allah telah
mencatat takdir seluruh makhluk hidup. Hal tersebut terjadi lima puluh
ribu tahun sebelum diciptakannya langit dan bumi. Dan Arasy-Nya
berada diatas air.” (HR. Muslim)
Iman kepada qada‟ dan qadar artinya percaya dan yakin bahwasannya
Allah SWT memiliki kehendak, keputusan dan ketetapan atas semua
makhluk-Nya termasuk segala sesuatu melipui semua kejadian yang
menimpa seluruh makhluk hidup, termasuk manusia dan benda-benda
yang ada di alam semesta. Kejadian itu bisa berarti baik atau buruk,
hidup atau mati.19
Allah telah menetapkan ketentuan untuk hamba-hamba-Nya sejak
masih menjadi janin, ketika masih berada didalam rahim sang ibu, baik
ketentuan yang berhubungan dengan kebahagaiaan, kesedihan, rezeki,
karir, maupun kematiannya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Oleh
sebab itu, Alalh mempunyai kekuasaan untuk menghidupkan dan
mematikan seluruh makhluk-Nya, memberi dan melarang,
menjadikannya mulia atau hina, mengangkat derajatnya atau
menurunkannya, serta mengampuni dan menyiksanya. Semua ketentuan
Allah sebenarnya sama. Allah telah menentukan ketentuan seseorang
secara terperinci. Setiap ketentuan tersebut telah ditentukan oleh
Allahdengan empat unsur. Barang siapa yang idak beriman dengan empat
unsur tersebut, berarti ia tidak beriman atau mengingkari ketentuan yang
18 Zaimudin, Ilmu Tauhid Lengkap, (Jakarta: PT. Rineka, 1996), hal. 132
19
Rois Mahfud, Al-Islam: Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlengga, 2011), hal.22
20
telah ditetapkan oleh AllahSWT. Keempat unsur tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu yang ada di dunia ini
sebelum makhluk-Nya karena Dialah Zat yang Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana.
2) Allah telah mencatat seluruh ketentuan yang ada di dunia sebelum
dunia ini dihidupkan. Sebagaimana Firman Allah:
/(: ٨)انحديد
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah. (Q.S. Al-Hadid/57: 22)
3) Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu yang ada di dunia ini. Allah
berfirman dalam Al-Quran.
/( ٧: )يس
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu
hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia. (Q.S.
Yasiin: 82)
4) Allah adalah Dzat Maha Pencipta. Artinya, Allah yang telah
menciptakan seluruh makhluk hidup dan menentukan hal-hal yang akan
mereka lakukan. Semua itu akan terus mengikuti perintah-Nya karena
Dia yang telah mewujudkan dan menciptakan mereka.20
Ketentuan yang telah Allah berikan kepada manusia, baik sebagai
individu maupun golongan merupakan peringatan bagi dirinya dan mereka
bahwa kekuasaan Allah berlaku bagi manusia secara keseluruhan.
20 Muahammad Izzuddin Taufiq, Dalil Afaq al-Quran dan Alam Semesta, (Solo, Tiga
Serangkai, 2006), hal. 175-177,183
21
Kekuasaan itu akan selalu berada disekeliling mereka, baik dalam
pebuatan yang ia kehedaki maupun di luar kehendaknya. Allah telah
memperlihatkan berbagai tanda kebesaran kebesaran-Nya kepada manusia,
dianataranya berada dalam jiwa manusia sendiri agar meyadari kebenaran
janji Allah dan Kekuasaan-Nya selalu mengelilingi mereka. Seandainya
mereka tidak menginginkan tanda-tanda Kebesaran Allah yang bersifat
negatif datang kepada mreka, hendaknya mereka beriman kepada Rasul-
Nya dan mengikuti seluruh perintah-Nya.21
B. Tafsir Surat Al-Waqiah Ayat 57-74
1. Teks Ayat dan Terjemah Q.S Al-Waqiah 57-74
)/٨-٨: انواقعت)
57. Kami telah menciptakan kamu, Maka mengapa kamu tidak membenarkan?
58. Maka Terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan.
59. kamukah yang menciptakannya, atau kamikah yang menciptakannya?
60. Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak
akan dapat dikalahkan,
21 Muahammad Izzuddin Taufiq, Dalil Afaq al-Quran dan Alam Semesta, (Solo, Tiga
Serangkai, 2006), hal. 175-177,183
22
61. untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam
dunia) dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) dalam Keadaan yang tidak kamu
ketahui.
62. dan Sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, Maka
Mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran (untuk penciptaan yang kedua)?
63. Maka Terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam.
64. kamukah yang menumbuhkannya atau kamikah yang menumbuhkannya?
65. kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan Dia hancur dan kering,
Maka jadilah kamu heran dan tercengang.
66. (sambil berkata): "Sesungguhnya Kami benar-benar menderita kerugian",
67. bahkan Kami menjadi orang-orang yang tidak mendapat hasil apa-apa.
68. Maka Terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum.
69. kamukah yang menurunkannya atau kamikah yang menurunkannya?
70. kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan Dia asin, Maka Mengapakah
kamu tidak bersyukur?
71. Maka Terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dengan
menggosok-gosokkan kayu).
72. kamukah yang menjadikan kayu itu atau kamikah yang menjadikannya?
73. Kami jadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir
di padang pasir.
74. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha besar.
2. Asbabun Nuzul Surat Al-Waqiah
Surah al-Waqiah merupakan surah ke 56 terdiri dari 96 ayat yang berarti
Hari Kiamat, surah ini merupakan surat yang diturunkan sebelum Nabi SAW
berhijrah ke Madinah. Itu pendapat dari mayoritas pakar ilmu al-Quran.
Sementara ulama berpendapat bahwa ada beberapa ayat yang turun setelah
Nabi SW berhijrah. Al-Qurthubi mengemukakan riwayat riwayat yang
bersumber dari sahabat Nabi SAW, Ibn Abbas, bahwa ayat 82 turun di
Madinah.
Tema utama surah ini adalah uraian tentang hari kiamat serta penjelasan
tentang apa yang akan terjadi di bumi, serta kenikmatan yang akan diperoleh
23
orang-orang bertakwa dan apa yang akan dialami oleh para pendurhaka.
Demikian lebih kurang kesimpulan banyak ulama‟. Al-Biqai berpendapat
bahwa surah ini merupakan penjelasan dari apa yang diuraikan pada surah ar-
Rahman.22
Ibnu Hatim telah mengetengahkan melalui Abu Hazrah yang telah
mengatakan bahwa:
Ayat-ayat ini diturunkan berkenaan dengan seorang laki-laki dari
kalangan Anshar dalam perang Tabuk. Mereka turun beristirahat di
Al-Hajar, lalu Nabi SAW. Memerintahkan kepada mereka agar tidak
membawa airnya sedikitpun. Setelah itu beliau melanjutkan
perjalanannya dan turun beristirahat lagi ditempat lain, sedang mereka
tidak memiliki air, lalu mereka mengadukan hal tersebut kepada Nabi
SAW., lalu beliau berdiri solat dua rakaat dan kemudian berdoa. Lalu
Allah mengirimkan awan dan turunlah hujan menyirami mereka,
sehingga mereka mendapat air minum darinya. Seorang laki-laki dari
kalangan Ansar berkata kepada temannya dari kalangan kaumnya
yang dicurigai munafik, dan lelaki munafik itu menjawab, “celakalah
kamu, kapan kamu melihat Nabi berdoa lalu Allah menurunkan hujan
kepada kita.” Lelaki munafik itu menjawab bahwa sesungguhnya kita
diberi hujan oleh bintang “anu” dan bintang “anu”.23
3. Fadhilah membaca Q.S Al-Waqiah
Adapun fadhilah/keutamaan surat Al-Waqiah menurut Imam Ja‟far ra.
dalam kitab Khazinatul Asrar Kubra berkata:
Barang siapa yang membaca surat al-Waqiah pada waktu pagi ketika
keluar dari rumahnya untuk bekerja atau untk mencari kebutuhan. Maka
Allah Ta‟ala mempermudah rezekinya dan mendatangkan hajatnya.
Dan barang siapa membaca surat Al-Waqiah diwaktu pagi dan sore,
maka ia tidak akan kelaparan dan kehausan, dan tidak akan takut
terhadap orang yang akan memfitnah sedangkan fitnahannya akan
kembai pada orang itu.24
22 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah,(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal.541
23
Al-Imam Muhammad Usman Abdullah almaraghi, Mahkota Tafsir, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2009), hal.3171
24
Abu Taufiqurrahman, Terjemah Majmu‟ Syarif , (Semarang,: PT. Karya Toha Putra, 1989),
hal.164-165
24
Dalam sebuah hadis di sebutkan
ملسو هيلع هللا ىلص
Diriwayatkan dari Abu „Abidah dalam (Fadhail Qur‟an) dan Harist bin Abi
Usamah dan Abu ya‟la dan Ibnu Mardawiyah dalam (tafsirnya) dan Bayhaqi
dalam (Syu‟bul Iman) dari Ibnu Mas‟ud ra berkata : Saya telah mendengar
Rasulullah SAW berkata ( Barang siapa membaca Surat Al-Waqi‟ah setiap
malam maka tidak akan menimpa kepadanya kepapaan).
ملسو هيلع هللا ىلص
Dan diriwayatkan Ibnu Mardawiyah dari Anas ra Rasulullah SAW berkata
surat Al-Waqiah adalah surat kaya maka bacalah dan ajarkanlah kepada
anak-anakmu).
4. Arti Kosa Kata
نخبنقو : Asal kata خهق artinya menciptakan, jamak dari انخبنق artinya
pencipta
artinya benar. Kalian membenarkan hari صدق Asal kata : تصدقو
kiamat
و Kalian mencurahkan nutfah ke dalam rahim : ت
Kami telah menentukan : قدرب
yang berarti mendahului yang lain. siapa yang سبق Asal kata : يسبوقي
mendahului dinamai سببق dan yang didahului dinamai يسبوق.
untuk menukar muka kamu, yaitu setelah datang waktunya : بدل
untuk mati di dunia ini, tidak ada sesuatu yang dapat
menghambat Allah untuk berbuat sekehendak-Nya. Kemudian
25
di akhirat pun kita akan di bangkitkan dari maut itu agar hidup
kembali dalam rupa yang lain. Maka wajah manusia ditukar
kepada yang lebih gagah dan bagus bagi orang yang beramal
baik dan kepada yang lebih buruk dan seram bagi orang yang
beramal buruk dan melanggar ketentuan Allah.
.matsil yakni yang serupa atau sama يثم jamak dari kata : ايثبل
Sementara ulama memahami ayat diatas dalam arti mengganti
badan kamu yag tadinya kamu guakan di dunia sebagai tempat
ruh kamu, dengan badan yang lain yang serupa d akhirat nanti
yang akan menempati ruh kamu. Ada juga yang memahaminya
dalam arti menggantikan kamu dengan orang-orang yang
seperti kam, atau menggantikan orang-orang yang seperti
kamu ditempat kamu sekarang. Kedua makna terakhir
mengacu kepada makna mengganti sesuatu yang lain, generasi
masa lalu dengan generasi masa kini dan generasi masa kini
dengan generasi masa datang.
شئكى : Kami menciptakan kalian
-Penciptaan yang pertama, kata nasy‟ah terambil dari kata an : شأةاألوني
nasy‟ yaitu kejadian. Patron yang digunakan ayat ini
menunujukkan terjadinya sekali kejadian. Para ulama
memahaminya sebagai menunjuk kepada suatu kejadian yang
terjadi sekaligus tidak berulang-ulang atau bertahap yaitu
penciptaan pertama.25
Berbentuk kata kerja mudhari‟ / present tense untuk : تذكزو
mengisyaratkan bahwa kalau pada masa lalu kamu belum lagi
menarik pelajaran, maka kini dan masa datang, seharusnya
kamu secara bersungguh-sungguh menarik pelajaran.
25 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah jilid 10 ( Jakarta: Lentera Hati, 2009), hal. 467
26
Kamu menyebarkan bijinya dan mengolah tanahnya, kata: تحزثو
takhrasun terambil dari kata haratsa dengan arti menanm
benih.
: Kamu menumbuhkan dan menjadkannya tumbuhan yang
berkemban, berasal dari kata zara‟a yang digunakan untuk
tumbuhan yang tumbuh setelah ditanam bijinya seperti
gandum, anggur dan lain-lain
ب Kering dan hancur berantakan, karena sangat kering setelah: حط
asalnya kami tumbuhkan.
يغزي و : berasal dari kata انغزاو yang artinya terjerumus dalam
kebinasaan dan siksa, atau terambil dari kata غزايت yang berarti
keharusan membayar sesuatu.
ز .yang berarti awan yang mengandug air انزت Jamak dari kata: ان
قوي yakni tempat yang انقوى asal kata انقو Bentuk jamak dari : ان
tidak dihuni seseorang.
5. Perbedaan dan Persamaan Penafsiran Para Ulama Tentang Q.S. Al-
Waqiah 57-74
Ayat 57 menurut pendapat Al-Misbah, “Kami semata-mata sendiri yang
telah menciptakan kamu padahal tadinya kamu tidak wujud, maka mengapa
kamu tidak membenarkan, yakni percayalah kuasa Kami membangkitkan kamu
kembali. Bukankah dalam logika kamu, menciptakan sesuatu yang telah pernah
wujud lebih mudah daripada menciptakan sesuatu yang belum pernah wujud?
Bukankah itu bukti bahwa Kami kuasa menghimpun orang-orang terdahulu
yang telah mati dan orang yang kemudian akan mati?” Dalam penegasan-Nya
bahwa Dia sendiri yang menciptakan manusia, terdapat juga isyarat tentang
kuasa-Nya terhadap mereka, juga sebagian dari hal tersebut adalah
kebangkitan, ganjaran berikut balasan bagi setiap manusia.
27
Sebenarnya kaum musyrik yang diajak berdialog ini percaya bahwa Allah
adalah pencipta. Yang tidak percaya adalah kelompok ad-Dahriyin yakni para
atheis. Al Biqai menduga bahwa terhadap merekalah ayat ini ditujukan. Atau
bisa juga ayat di atas ditujukan kepada siapapun yang mengingkari
kebangkitan, karena siapapun yang mengingkari kuasa Allah membangkitkan,
bagaikan mengingkari kuasa untuk mencipta. Sebenarnya kebangkitan adalah
pengubahan bentuk dan keadaan, bukan mencipta sesuatu yang baru, sebab
kematian bukanlah ketiadaan.26
Menurut Tafsir Al-Azhar,pada ayat ini Allah berfirman “Kamilah yang
telah menciptakan kamu.” Bukan yang lain, bukan ayah dan bunda yang
menciptakan manusia: “Mengapa tidak kamu terima kebenaran itu?”. Kamilah
yang mulai menjadikan kamu, padahal kamu tidak ada sama sekali. Tadinya
tidak ada orang yang bernama si Fulan, kemudian dia Kami adakan. Segala
sesuatu dalam alam ini diciptakan daripada tidak ada kepada ada, kemudian itu
akan lenyap tak ada lagi. “Mengapa tidak kamu terima kebenaran?” yaitu
sesudah tidak ada, kelak Allah Ta‟ala akan mengadakan kamu pula kembali
setelah kiamat datang?
Persamaan pendapat dari Al-Misbah dan Al-Azhar bahwa pada ayat ini
Allah menegaskan kepada manusia bahwa yang menciptakan manusia ialah
Allah. Dan Allah-lah yang membangkitkan mereka setelah kematian.
Kesimpulaan dari ayat ini, Allah menegaskan bahwa Dia-lah yang
menciptakan manusia dan Dia pula yang mengatur segala apa yang ada di
seluruh jagat raya ini, termasuk hari kiamat dan hari berbangkit. Penciptaan
kedua bukan lah hal yang sulit bagi Allah, dimana Allah lah yang menciptakan
dari sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Ayat ini ditunjukan kepada siapa saja
yang mengingkari hari kebangkitan dan mengingkari Kuasa Allah.
Ayat 58-62 Menurut Al-Misbah Allah menyatakan bahwa: Jika kamu
percaya kuasa Kami menciptakan kamu dari tiada, maka perhatikan dan
camkanlah reproduksi manusia agar kamu mengetahui bahwa untuk
26 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan,Kesan dan Keserasian Al-Quran Volume 13
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal.563-564
28
menciptakan kembali makhluk serupa dengan memulai penciptaannya itu lebih
mudah bagi Kami. Maka apakah kamu melihat dengan mata kepala atau hati,
keadaan yang sungguh menakjubkan. Terangkanlah kepada-Ku tentang sperma
yang kamu pancarkan . kamukah yang menciptakannya, menetapkan kadarnya,
menentukan tetesan mana yang membuahi indung telur pasangan kamu dan
mengantarkannya ke dinding rahim, lalu berpindah dari dari fase yang satu ke
fase lainnya hingga lahir manusia utuh? Apakah kamu yang melakukan itu
atau kamukah para penciptanya? Ya, Kami sendiri Penciptanya.27
Kami juga telah menentukan kematian diantara kamu semua secara
bergilir pada waktu dan tempat tertentu. Itu pasti terjadi pada waktu yang Kami
tetapkan, tidak berlebih dan tidak berkurang karena kami menyediakan balasan
dan ganjaran sesuai amal-amal kamu ketika kamu hidup di dunia dan Kami
sekali-kai tidak dapat dikalahkan oleh apa dan siapa pun.28
Pada ayat 60 dipahami oleh Thabatba‟i sebagai uraian tentang kuasa Allah
mengatur segala urusan ciptaan-Nya. Ayat itu menurutnya menjelaskan bahwa
wujud manusia yang terbatas sejak awal kejadiannya hingga akhir saat dari
kehidupannya di dunia dengan segala hal yang berkaitan dengannya,
kesemuanya di takdirkan yakni di atur Allah. Kematian manusia serupa dengan
kehidupannya adalah atas dasar pengaturan Allah. Bukannya kematian itu
disebabkan kuasa Allah terbatas sehingga Dia tidak menciptakan manusia yang
tidak disentuh kematian atau kematian disebabkan adanya faktor-faktor diluar
kekuasaan Allah sehingga kehidupan yang dianugrahkan Allah kepada manusia
menjadi binasa. Dapat disimpulkan bahwa kematian diteapan Allah atas
keendak-Nya bukan karena ada yang mengalahkan-Nya. Kematian ditetapkan
antar manusia secara bergiliran atau bersama-sama adalah karena kehendak
dan ketetapan adalah merupakan ketetapan dari Allah.
Menurut Thabathabai, sebagaimana dijelaskan M. Quraish Shihab dalam
tafsir al-Misbah mengatakan bahwa:
27 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan,Kesan dan Keserasian Al-Quran Volume 13,...
hal.565
29
Tidak ada sesuatu yang sia-sia atau bathil dalam wujud ini, sehingga
penciptaan pertama dalam kehidupan dunia pastilah ada tujuannya yang
langgeng. Di sisi lain, keberadaan sistem tersebut menuntut adanya hidayah
dan petunjuk untuk segala sesuatu menuju kebahagiaan jenisnya. Hidayah
untuk manusia menuntut diutusnya rasul, penetapan syariat, pengarahan
berupa yang tidak dapat terlaksana secara sempurna di dunia ini, tatapi
diakhirat kelak dan itulah penciptaan kedua.
Menurut Al-Azhar pada ayat ini Allah berfirman, “Apakah kamu
perhatikan mani yang kamu tumpahkan?”. Apakah kamu yang menciptakan
ataukah Kami yang menciptakannya?. Mani keluar dari kemaluan manusia
apabila manusia telah bersetubuh. Lalu berpadu mani si laki-laki dengan mani
si perempuan jadi satu, itulah yang menjadi Nutfah, „Alaqah dan Mudghah.
Yaitu air segumpal, darah segumpal dan kemudian menjadi daging segumpal.
Siapakah yang mempertemukan dan menciptakan campuran mani itu jadi anak,
yang manusia tidak dapat mengatur sama sekali mentang-mentang mereka
sudah bersetubuh sudah pasti jadi anak. Bukankah persetubuhan itu hanyalah
harapan belaka, moga-moga jadi anak? Bukankah banyak orang bersetubuh
namun tidak menghasilkan anak? Telah berahun-tanhun bergaul namun anak
yang ditunggu tidak juga datang. Sebaliknya ada orang yang telah merasa tidak
tahan lagi karena anak sudah banyak, berlima, berenam, bertujuh, berdelapan,
sudah mengharap jangan ada anak lagi, namun dia masih lahir. Sebab itu
jelaslah bahwa Allah-lah yang menciptakan ada anak itu, bukan manusia.
Meskipun sekarang sudah ada kepandaian baru “bayi tabung”, namun yang
ditabungkan itu pasti mani buatan Allah jua. Zat lain tidak dapat dikumpul dan
ditabungkan, namun dia tidak akan jadi orang.
Apabila Allah telah menentukan seseorang mesti mati, tidaklah dapat
sesuatu kekuatan pun dapat menahan. Mati tidak memandang umur. Anak kecil
mati dan orang tua pun mati. Tuhan tidak dapat dikalahkan. Kita manusia yang
juga kalah. Dan setelah datang waktunya untuk mati di dunia ini, tidaklah ada
sesuatu yang dapat mengalahkan Allah, menghambat Allah akan melakukan
berbuat sekehendak-Nya. Kemudian diakhirat pun kita akan dibangkitkan dari
maut itu agar hidup kembali dalam rupa yang lain. Bagaimana kejadian dirimu
pada perulangan kedua kali itu, tidaklah akan kamu ketahui, apakah lebih indah
30
lebih bagus karena indah dan bagusnya perbuatanmu seketika kamu masih ada
didunia, atau akan dibuat lebih buruk karena perbuatanmu seketika hidup
buruk pula.29
Persamaan penafsiran oleh Al-Misbah dan Al-Azhar pada ayat ini ialah,
Allah memerintahkan manusia untuk merenungkan tentang asal-usul kejadian
manusia dan kehidupan setelah kematian. Allah bukan saja kuasa mencipta,
tapi juga kuasa mengaur ciptaan-Nya dalam hidup ini dan setelah kematian
mereka.
Kesimpulannya, Sudah dapat kita memahamkan dan merenungkan
kejadian kita seluruh manusia ini, sejak zaman masih mulai percampuran mani
seorang laki-laki dengan mani seorang perempuan. Kita telah lihat perubahan
peringkat hidup itu sejak dari mani sampai jadi manusia, sejak bayi sampai
menjadi manusia tua renta. Allah SWT kuasa mencipta manusia manusia
dalam bentuk yang berbeda-beda dengan bentuknya yang sekarang. Maka dari
itu tidak satupun kuasa Allah yang dapat kita dustakan.
Ayat 63-67 Menurut Al-Misbah, setelah ayat yang lalu menguraikan
tentang kejadian manusia dari sperma sebagai bukti kekuasaan Allah
membangkitkan mereka guna memperoleh ganjaran dan balasan, kini
disebutkan salah satu kebutuhan pokok manusia yang mereka lihat sehari-hari
dan juga dapat mengantar kepada keyakinan akan adanya hari kiamat yaitu
tanaman.
Allah menyampaikan pertanyaan kepada manusia untuk dipikirkan dan
direnengkan menegnai berbagai tanaman yang ditanam oleh manusia, baik
tanaman yang di sawah, ladang maupun bibit-bibit, pohon-pohanan yang di
tanam diperkebunan. Diungkapkan bahwa bagi semua tanaman tersebut diatas,
kedudukan manusia hanya sekedar sebagai penanamnya, memupuk dan
memeliharanya dari berbagai gangguan yang membawa kerugian. Tetapi
kebanyakan manusia lupa terhadap siapakah yang menumbuhkan tanaman
tersebut? Terang dan jelas dan tidak ragu-ragu lagi adalah bahwa Allah
menumbuhkan tanaman tersebut, menumbuhkan tunas membesarkan pohon-
29 Buya Hamka, Tafsir Al-Azhar juzu‟ 27, (Jakarta: Pustaka Panjimas),hal. 246-247
31
pohonnya, menambah dahan dan ranting serta memekarkan bunga sampai
menjadi buah yang bisa dinikmati manusia.
Walaupun tanaman tersebut sangat baik pertumbuan dan buahnya yang
menimbulkan harapan untuk mendatangkan keuntungan berlimpah-limpah,
namun apabila Allah menghendaki lain dari itu, maka tanaman yang
diharapkan itu dapat berubah menjadi tanaman yang tidak berbuah, hampa atau
terserang berbagai macam penyakit dan hama, seperti hama wereng, tikus,
sehingga pemiliknya tertegun dan merasa sedih. Karena keuntungannya dalam
sekejap mata menjadi kerugia yang luar biasa. Sedang untuk membayar
berbagai macam pengeluaran seperti ongkos mencangkul, menanam,
menyiram, memupuk, dan memebersihkan rumput merupakan beban berat dan
merugikan baginya.
Menurut tafsir Al-Azhar, pada ayat ini Allah menyuruh kita untuk
memperhatikan tanaman yang kita tanam. Siapakah yang menumuhkannya?
Bagaimana dia bisa tumbuh? . bahwasannya tumbuh dan hidup biji yang
ditanamkan tadi benar-benar buan bergantung kepada kuasa manusia,
melainkan belas kasihan Allah. Bisa saja apa yang ditanamkan itu tidak hidup,
artinya tidak ia berurat, tidak ia berakar, dan tidak tumbuh daunnya, tidak ada
perubahan sejak ia ditanamkan sampai beberapa lama kemudian. Dia kering,
dia kersang “Maka jadilah kalian tercengang”. Benar-benarkah tumbuhnya biji
itu sangat bergantung kepada belas kasihan Allah. Kalau dia tidak tumbuh,
manusia tidak dapat berbuat apa-apa, dia hanya tercengang-cengang tidak
dapat bertindak. Semua yang diharap menjadi hampa. Sebab lupa bahwa bukan
manusia yang berkuasa menumbuhkan atau memberikan buah atau
mengeluarkan hasil sebagai yang kita harap.
Pada penafsiran al-Misbah dan Al-Azhar terdapat persamaan yakni, pada
ayat 63-67. Allah mengajak manusia untuk berfikir tentang tumbuhan, Kuasa
Allah nampak dengan jelas pada tumbuhan dan tanah yag ditumbuhinya. Sudah
jelas bahwa Allah lah yang menumbuhkan tanaman itu sampai mereka bisa
tumbuh dan berbuah hingga bermanfaat bagi manusia dan memberikan
keuntungan yang besar.
32
Kesimpulan, tumbuhnya tumbuhan hingga menghasilkan banyak manfaat
karena adanya rahman rahim Allah. Atas kasih sayang Nya, Allah menjadikan
tumbuhan itu berbuah dan menghasilkan banyak manfaat kepada manusia,
memang manusia lah yang menanam, merawat, dan memanen namun tanpa
kuasa Allah tanaman yang sudah dirawat secara teratur belum tentu bisa
tumbuh dan berbuah dengan baik. Bisa saja Allah tidak mengizinkan tanaman
itu tumbuh dengan berbagai musibah misalnya tanaman tersebut diserang hama
wereng, maka manusia akan tercengang melihat tanamannya yang tidak bisa
tumbuh dan berbuah. Dan manusia akan mendapat kerugian yang besar. Maka
dari itu tidak sepantasnya kita bercongkak hati, karena tanpa kuasa Allah apa
yang kita inginkan tidak akan terwujud.
Ayat 68-70 menurut Al-Misbah setelah ayat yang lalu mempertanyakan
tentang kuasa manusia dalam menumbuhkan tumbuhan, selanjutnya mereka
dipertanyakan tentang kuasa mereka menurunkan hujan. Air hujan itu
manakala di renungkan oleh manusia, bahwa ia berasal dari uap air yang
terkena panas matahari. Setelah menjadi awan dan kemudian menjadi mendung
yang sangat hitam bergumpal-gumpal maka turunlah uap air itu sebagai air
hujan yang sejuk dan tawar, tidak asin seperti air laut. Air tawar tersebut
menyegarkan badan serta menghilangkan haus. Bila tidak ada hujan, pasti tidak
ada sungai yang mengalir, tidak akan ada mata air walau berapa meter pun
dalam nya orang menggali sumur, niscaya tidak akan keluar air. Bila tidak ada
air, rumput pun tidak akan tumbuh, apalagi tanaman yang ditanam oleh
manusia.
Menurut Al-Azhar pada ayat ini Allah mengajak manusia untuk
merenungkan tentang air. Adakah kamu perhatikan air yang kamu minum?. Air
ialah pokok yang mutlak untuk menentukan hidup manusia. “ kamukah yang
menurunkanya dari awan, atau Kamikah yang menurunkannya? Hujan yang
akan turun ke bumi itu lebih dahulu berkumpul dan berkumpul dalam awan,
setelah awan itu berat dan tebal, barulah dia turun ke bumi menjadi hujan. Ada
hujan itu yang mengalir dari gunung-gunung dan bukit-bukit yang tinggi dan
setengahnya lagi menyelinap ke dalam bumi dan menggenang di bawahnya.
33
Yang mengalir diatas itulah yang membasihi dan menyuburkan permukaan
bumi. Lalu datanglah peringatan dari Allah: “kalau kami mau, Kami jadikanlah
dia asin”. Dan kalau itu yang kejadian, akan sengsaralah manusia karena tidak
dapat minum. Allah memperingatkan kepada kita, bahwasanya Dia Maha
Kuasa buat membuat asin air yang tadinya tawar. Yang diperlihatkan kepada
kita hanyalah kasih sayang-Nya belaka. “Adakah kamu perhatikan api yang
kamu nyalakan?”. Bagaimana pula keadaan tumbuhnya api itu? Kamukah yang
menumbuhkan kayu apinya atau Kamikah yang menumbukannya?. Diberi ingat
dalam ayat ini bahwa nyala api yang sekarang ini adalah peringatan kepada kita
manusia, bahwasannya kelak akan ada lagi api nyala 70 kali dari api yang
sekarang.
Pesamaan penafisran oleh Al-Misbah dan Al-Azhar adalah tentang kuasa
Allah dalam menurunkan air, air adalah salah satu anugerah dari Allah yang
paling penting bagi makhluknya. Kalau Allah berkehedak maka dijadikannya
air itu pahit lagi asin sehingga tidak akan bisa memberikan kehidupan pada
makhluknya. Selain air dalam ayat ini juga menunjukkan kuasa Allah dalam
menciptakan api. Sehingga dalam penciptaan air dan api terdapat perintah bagi
manusia untuk berfikir akan kuasa Allah.
Kesimpulannya, Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang
telah menurunkan air hujan dari langit, Allah menurunkan air yang segar dan
bersih sehingga dapat menjadi manfaat bagi makhluk Nya. Air adalah bagian
penting bagi kehidupan, tanpa air makhluk Allah tidak akan bisa bertahan
hidup, maka dari itu atas kuasa Allah, Allah menurunkan air kepada manusia
dengan berbagai cara agar dari turunnya air manusia bisa bertafakkur kepada
Allah. Selain air ada juga api, Allah menciptakan api dengan segala manfaat
nya bagi kehidupan. Selain bermanfaat bagi kehidupan api juga sebagai tanda
peringatan bagi manusia, peringatan tentang adanya siksaan api neraka, tidak
terbayangkan seberapa panasnya api neraka padahal api yang ada di dunia
sangat panas dan dapat membakar apa-apa yang ada disekitarnya. Adapun
manfaat api bagi kehidupan manusia yaitu bagi para musafir yang
34
membutuhkan makanan ditengah perjalanannya, ia bisa menggunakan api itu
untuk memasak makanan yang dbutuhkannya.
Ayat 74 menurut tafsir Al-Misbah, Setelah ayat-ayat yang lalu mengangkat
dari kenyataan-kenyataan yang dialami manusia- primitive atau modern- yang
dapat menjadi bukti kuasa Allah membangkitkan manusia setelah kematiannya,
dan dalam kenyataannya kaum Musrikin mekkah yang dihadapi oleh ayat-ayat
itu masih bersikeras juga mengingkari, maka Allah SWT. Mengarahkan
pembicaraan kepada Nabi Muhammad Saw. Dengan berfirman : jika kini telah
jelas kuasa-Nya membangkitkan setelah kematian, maka bertasbillah yakni
tingkatkanlah upayamu menyucikan Allah dari segala sifat kekurangan bahkan
dari segala sifat kesempurnaan yang engkau bayangkan, karena kesempurnaan-
Nya tidak dapat terjangkau oleh makhluk. Sucikanlah dengan nama Tuhanmu
Pemelihara dan Pembimbing-mu yang Maha Agung. 30
Menurut Al-Azhar, pada ayat ini Allah memerintahkan kita untuk
mengucapkan tasbih kapanpun dan dimanapun kita berada. Hujan lebat, kita
ucapkan Subhanallah! Api nyala pun demikian juga. Tanaman yang kita
tanamkan dibumi, lalu memberikan hasil, pertama yang ditanam tumbuh,
setelah itu dia hidup dan membesar, lama kelamaan memberikan hasil,
memberikan buah; Subhanallah! Amat suci Allah, Tuhan sarwa sekalian alam.
Persamaannya, Al-Misbah dan Al-Azhar yaitu pada ayat ini Allah
memerintahkan manusia untuk selalu bertasbih dalam keadaan apapun dan
dimanapun.
Kesimpulannya, melihat tentang tanda-tanda kuasa pada ayat sebelumnya
yaitu mulai terbentuknya manusia, tumbuhnya tumbuhan, turunnya air hujan
dan danya api di bumi, mengingat itu semua tak sepantasnya manusia
mendustakan Allah SWT, karena tanpa kasih sayang Nya kita tidak akan
mendapat ribuan nikmat dari-Nya. Maka tidak ada balasan yang pantas untuk
Allah kecuali kita sebagai manusia yang selalau beriman dan bertaqwa kepada
Allah swt. Jadilah manusia yang banyak bertasbih dengan menyebut nama
Nya yang Maha Agung dan Bijaksana.
30 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah,(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal.571
35
A. Tafsir Per-Ayat
“Kami telah menciptakan kamu, Maka mengapa kamu tidak membenarkan?”,
Pada ayat ini Allah menyatakan bahwa Kami sendiri yang
menciptakan kamu, padahal tadinya kamu tidak berwujud.
“Maka Terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan”.
Pada ayat ini Allah memrintahkan manusia untuk memperhatikan tentang mani
yang telah dipancarkan.
“Kamukah yang menciptakannya, atau kamikah yang menciptakannya?”.
Kamukah yang menciptakan? Atau Allah yang menciptakan?, yakni
menetapkan kadarnya, menetapkan tetesan mana yang membuahi indung telur,
dan mengantarkannya kedinding rahim, lalu berpindah dari fase ke fase hingga
lahir manusia utuh?. Kamukah yang menciptakannya? Atau Kamikah yang
menciptakannya.
“Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak
akan dapat dikalahkan,
Disamping itu kami juga telah menentukan kematian diantara kamu
semua, yakni secara bergilir pada waktu dan tempat yang Allah tentukan dan
itu pasti terjadi pada waktu yang Kami tetapkan, tidak berlebih dan tida
berkurang. Kami meyediakan balasan dan ganjaran sesuai amal-amal kamu
disunia dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan oleh apa dan siapapun.
Untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam
dunia) dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) dalam Keadaan yang tidak
kamu ketahui.
36
Kami tidak dapat dihalangi untuk menggantikan kamu dengan orang-orang
seperti kamu dalam kehidupan dunia dan tidak juga satu kuasa yang
menghalangi Kami menciptakan kamu kembali setelah kematian kamu guna
bangkit di akhirat dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.
Dan Sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, Maka
Mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran (untuk penciptaan yang kedua)?
Sesungguhnya kamu telah mengetahui kuasa Kami dalam penciptaan yang
pertama, yakni sebelum wujud kamu di pents bumi ini, bahkan kamu
mempercayainya, maka mengapakah kamu tidak secara bersungguh-sungguh
mengambil pelajaran, walau sedikit, untuk meyakini kuasa Kami dalam
penciptaan yang kedua pada Hari Kiamat nanti?
Maka Terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam.
Terangkanlah kepada-Ku (Allah) tentang benih yang kamu tanam,
Kamukah yang menumbuhkannya atau kamikah yang menumbuhkannya?
Kamukah yang menumbuhkannya setelah benih itu kamu tanam, sehingga
(benih) pada akhirnya berubah , ataukah Kami (Allah) yang
menumbuhkannya?
Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan Dia hancur dan kering,
Maka jadilah kamu heran dan tercengang.
Jika seandainya Kami kehendaki, maka benar-benar Kami menjadikan
tanaman yang telah tumbuh itukering tidak berbuah dan hancur berkeping-
keping sebelum kamu petik akibat terkena sengatan panas atau dimakan hama
atas perintah Allah SWT. Maka jika itu terjadi kamu akan terus menerus
37
sepanjang hari menjadi heran tercengang, menyesal, dan saling
mempersalahkan.
(sambil berkata): "Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian",
Dan kalianpun berkata: Sungguh kami benar-benar menderita kerugian waktu,
tenaga, dan harta benda, setelah kami bersunngguh-sungguh berusaha.
Bahkan Kami menjadi orang-orang yang tidak mendapat hasil apa-apa.
Bahkan nasib kami buruk sehingga kami menjadi orang-orang yang tercegah
memperoleh sedikit hasil pun.
Maka Terangkanlah kepada-ku tentang air yang kamu minum.
Hai Manusia, maka terangkanlahkepada Ku tentang air yang telah kamu
minum?
Kamukah yang menurunkannya atau kamikah yang menurunkannya?
Kamukah yang menciptakannya sedemikian rupa, antara lain tawar, atau
kamukah yang mengatur prosesnya sehingga menjadi tawar, lalu
menurunkannya dari awan yang mengandung air dalam keadaan enak
diminum, ataukah Kami penurun-penurunnya?
Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan Dia asin, Maka Mengapakah
kamu tidak bersyukur?
Kalau Kami menghendaki, niscaya Kami menjadikan air yang turun itu,
asin lagi snagta pahit membakar perut serupa dengan rasanya sebelum
menguap dari laut sehingga tidak dapat kamu minum, maka mengapakah kamu
38
tidak bersyukur kepada Allah yang menjadikannya sedemikian rupa sehingga
bermanfaat buat kamu?
Maka Terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dengan
menggosok-gosokkan kayu).
Pada ayat ini Allah mengajak manusia merenungkan tentang api yang
dinyalakan dari gosokan-gosokan kayu.
Kamukah yang menjadikan kayu itu atau kamikah yang menjadikannya?
Kamukah yang menjadikan api itu atau kayu itu mempunya potensi
pembakaran atau kamikah pembuat-pembuatnya?
Kami jadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir
di padang pasir.
Kami menjadikannya untuk peringatan tentang azab neraka yang apinya
jauh lebih panas dan dahsyat, juga agar bermanfat bagi para mufasir,
khususnya dipadang pasir, seperti memasak, menjadi alat penerang,
mengahngatkan badan, mengusir binatang buas, dan lain-lain. Demikian juga
untuk orang miskin dan kaya dimanapun dan kapanpun.
Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha besar.
Pada ayat ini mengarahkan pembicaraan kepada Nabi Muhamad SAW,
dengan berfirman bahwa: Jika kini telah jelas kuasa-Nya, maka bertasbihlah,
dan tingkatkanlah upayamu menyucikan Allah dari segala sifat kekurangan,
sucikanlah nama Tuhan memelihara dan Pembimbing yang Maha Agung.
39
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis
lakukan adalah sebagai berikut:
1. “Nilai-Nilai Pendidikan yang terkandung dalam Q.S Al-Ankabut Ayat 16-
24” oleh Rahmat Hidayatullah NIM 10501100198 mahasiswa jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010. Dengan hasil
penelitian bahwa nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam Q.S Al-
Ankabut Ayat 16-24 adalah nilai pendidikan Ibadah, nilai pendidikan Sabar,
nilai pendidikan bersyukur, nilai pendidikan keimanan.31
2. “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Yang Terkandung Dalam Surat Ar-Rahman
Ayat 1-4”, ditulis oleh Yusie Nilam Sari NIM. 208011000057 mahasisiwi
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013, dengan
hasil penelitian bahwa nilai-nilai pendidikan Islam yang diajarkan dalam
surat Ar-Rahman ayat 1 sampai ayat 4 adalah Pendidikan kasih sayang,
pendidikan syukur, pendidikan pemahaman Al-Qur‟an, pendidikan
kreativitas dan pendidikan bebas berpendapat.32
3. Metode Pendidikan Keimanan dalam Al-Quran (Suatu Kajian Tafsir Dalam
Surah Al-Waqiah ayat 57-74) ditulis oleh Lukmanul Hakim NIM.
208011000074 mahasiswi jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2013, dengan hasil penelitian dalam surat Al-waqiah ayat 57-
74 terkandung suatu metode pendidikan yaitu metode Amtsal. Mendidik
31 Rahmat Hidayatullah, “Nilai-Nilai Pendidikan yang terkandung dalam Q.S Al-Ankabut
Ayat 16-24” Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013, hal.74, tidak
dipublikasikan.
32
Yusie Nilam Sari “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Yang Terkandung Dalam Surat Ar-Rahman
Ayat 1-4”, Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013, hal.74, tidak
dipublikasikan.
40
dengan menggunakan metode pemberian perumpamaan tentang kekuasaan
Allah dalam menciptakan hal-hal yang hak dan bathil. 33
33 Lukmanul Hakim, “Metode Pendidikan Keimanan dalam Al-Quran (Suatu Kajian Tafsir
Dalam Surah Al-Waqiah ayat 57-74) “ Skripsi padasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jakarta 2013 hal. 78, tidak dipublikasikan
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek dan Waktu Penelitian
Objek penelitian ini adalah pendidikan keimanan yang terkandung dalam
ayat-ayat Al-Quran khususnya surat Al-Waqiah ayat 57-74 dan penelitian ini
dimulai pada 09 Oktober 2014 – 14 Januari 2015.
B. Fokus penelitian
Penelitian ini berfokus pada nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam
Al-Quran surah al-Waqiah ayat 57-74, dengan mempelajari dan memahami
beberapa kitab tafsir seperti Tafsir Al-Misbah karangan M. Quraish Shihab, dan
Tafsir Al-Azhar karangan Buya Hamka.
C. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data penelitian kualitatif,
penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskrisikan
dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan,
persepsi, pemikiran orang secara individual atau kelompok. Menggunakan
metode konten analisis dengan menggunakan teknik analisis kajian melalui
studi kepustakaan (Library Reseach).
D. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini berasal dari literatur-literatur yang
berkaitan dengan tema dalam penelitian ini. Sumber-sumber tersebut terdiri
dari data primer yang menjelaskan ayat 57-74 surat Al-Waqiah, di antaranya:
1. Al-Qur’an dan terjemahnya
2. Tafsir Al-Misbah M. Quraish Shihab,
3. Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka,
42
Dan data sekunder, yaitu dari buku-buku yang membahas mengenai
pendidikan keimanan, diantaranya:
1. Aqidah Islam karya Sayid Sabiq
2. Aqidah Seorang mukmin karya Syaikh Abubakar Jabir Al-jazairi
3. Kuliah Akidah Islam karya Ahmad Daudy
4. Dll
E. Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode
analisis. Dan metode analisis yang digunakan adalah metode tafsir tahlili,
metode yang sebagaimana telah digunakan oleh para sumber rujukan yang
digunakan oleh penulis. Tafsir tahlili yaitu metode tafsir yang menjelaskan
kandungan ayat-ayat Al-Quran dari seluruh aspek. Penafsir mengikuti runtutan
ayat sebagaimana yang telah tersusun didalam mushaf dan memulai uraiannya
dengan mengemukakan arti kosa kata diikuti dengan penjelasan mengenai arti
global ayat. Dan mengemukakkan korelasi ayat-ayat serta menjelaskan
hubungan ayat tersebut satu sama lain.1 Dan kemudian menggunakan teknik
analisis deskriptif untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam rumusan
masalah dan membandingkan pendapat para ulama’ tentang tafsir surat al-
Waqiah ayat 57-74.
Abd al-Hayy al-Farmawy mengatakan bahwa tafsir tahlili adalah “suatu
metode tafsir yang bermaksud menjelaskan kandungan ayat-ayat al-Qur’an
dari seluruh aspeknya. Di dalam tafsirnya, penafsir mengikuti urutan ayat,
membahas mengenai asbabun nuzul dan dalil-dalil yang berasal dari Rasul,
sahabat atau tabi’in yang kadang-kadang bercampur baur dengan pendapat
penafsir sendiri dan diwarnai oleh latar belakang pendidikannya”.2 Metode
1 Hamka Hasan, Metodologi Penelitian Tafsir Hadis, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2009), hal.4
2 Didin Saefuddin Buchori, Pedoman Memahami Kandungan al-Qur’an,(Bogor:Granada
Sarana Pustaka, 2005) hal 207-208
43
tafsir tahlili juga bisa disebut dengan metode tajzi‟ I tampak merupakan
metode tafsir yang paling tua usianya.3
Metode tahlili merupakan metode paling tua. Metode ini paling banyak
dipakai para mufassir klasik, namun di masa sekarang pun tafsir model ini
masih dominan. Tafsir tahlili menonjolkan pengertian dan kandungan lafadz,
hubungan ayat dengan ayat, sebab-sebab nuzulnya, hadis-hadis Nabi, aqwal
sahabat atau tabi‟ in, dan pendapat mufassirin lainnya yang ada kaitannya
dengan ayat-ayat yang akan diterangkan artinya tersebut.
Analisis metode tahlili yang penulis gunakan dalam penulisan
skripsi ini, yang membahas surat Al-Waqiah ayat 57-74 yang berkaitan
dengan nilai pendidikan keimanan, maka penulis menganalisis penjelasan
mengenai pendidikan jihad yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut dengan
mencari sumber-sumber yang dapat menjelaskan makna dan penafsiran dari
Surat Al-Baqarah ayat 190-193 dan surat At-Taubah ayat 122.
F. Teknis penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku pedoman
akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun akademik 2014.
3 Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟ an,(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2013) cet. I,
hal.379
44
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan yang Terkandung dalam QS. Al-
Waqiah 57-74
Dalam Q.S. Al- Waqiah ayat 57-74 terdapat nilai-nilai pendidikan
keimanan yang dapat kita ambil, diantaranya sebagai berikut:
1. Pendidikan Keimanan Melalui Penelitian Alam
Dalam penciptaan alam beserta isinya terdapat tanda-tanda kebesaran
Allah yang mana apabila tanda-tanda tersebut dipelajari maka akan dapat
menumbuhkan keimanan kita kepada Allah SWT. Adapun tanda-tanda
kebesaran Allah yang terdapat dalam QS. Al-Waqiah 57-74 yaitu sebagai
berikut:
a. Asal-usul Kejadian Manusia
Manusia adalah makhluk Tuhan yang diciptakan dengan bentuk raga
yang sebaik-baiknya dan rupa yang seindah-indahnya, dilengkapi dengan
berbagai organ psikofisik yang istimewa seperti panca indra dan hati agar
manusia bersyukur kepada Allah yang telah menganugrahi
keistimewaan-keistimewaan yang dianugrahkan Allah kepada manusia
yaitu dimulai sejak manusia dilahirkan dengan akal yang dimilikinya.
Manusia telah berfikir kritis tentang alam dan kejadiannya. Hal ini dapat
diwujudkan dengan mengagumi dan bersyukur kepada Sang Pencipta.
Dalam pembahasan tentang asal-usul kejadian manusia terdapat tiga
teori yaitu menurut teori Darwin dimana manusia beasal dari evolusi
seeokor kera, teori tentang manusia berasal dari tanah yaitu Nabi Adam
dan yang ketiga bahwa manusia berasal dari air mani (Sperma). Dan
dalam pembahasan ini penulis membatasasi pada teori yang ketiga yaitu
manusia berasal dari sel sperma.
C di bawah suhu tubuh normal.
45
Untuk menstabilkan suhu pada tingkat ini, buah pelir dilapisi kulit
khusus. Kulit ini mengerut pada cuaca dingin dan mengembang pada
cuaca panas, untuk menjaga suhu tetap konstan. Apakah lelaki
? T
tidak. Ia bahkan tidak menyadari hal ini. Para pengingkar ciptaan Allah
w f
Sperma diproduksi dalam buah pelir dengan laju produksi 1000
permenit. Sel ini memiliki desain khusus untuk perjalanannya menuju
indung telur perempuan, perjalanan yang berlangsung seolah ia
Ekornya membantunya bergerak bagai ikan menuju rahim. Bagian
keplanya yang mengandung sebagian kode genetis bayi, ditutupi perisai
pelindung khusus. Fungsi perisai itu terungkap di pintu masuk rahim ibu,
di sini lingkungannya sangat asam. Jelas sperma di tutupi perisai
pel Y
diejakulasikan ke dalam rahim tidak hanya jutaan sperma karena air mani
terdiri dari berbaga macam cairan. Al-Quran menegaskan fakta ini dalam
ayat berikut:
Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang Dia
ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?. Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur
yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena
itu Kami jadikan Dia mendengar dan melihat. (QS. Al Insaan/76:1-2)
Cairan dalam air mani berisi gula untuk memberi energi yang
dibutuhkan sperma. Di samping itu, komposisi utamanya memliki
beragam tugas, seperti menetralkan asam pada pintu masuk ke rahim dan
46
menjaga kelicinan medium untuk pergerakan sperma. Jika sel sperma
didesain sesuai dengan sel telur, sel telur juga disiapkan sebagai benih
kehidupan pada medium yang sama sekali berbeda. Tanpa sepengetahuan
perempuan, sel telur yang telah matang di indung telur ditinggalkan di
rongga perut kemudian tertangkap oleh lengan-lengan pada ujung organ
tubuh bernama tuba falopii rahim. Setelah itu sel telur mulai bergerak
dengan bantuan gerakan rambut pada tuba falopii. Sel telur ini besarnya
hanya setengah partikel garam.
Sel telur dan sperma bertemu dalam tuba falopii. Disini sel telur
mulai mengeluarkan cairan khusus. Dengan bantuan cairan ini
spermatozoa menemukan sel telur. Saat sel sperma laki-laki bersatu
dengan sel telur dari perempuan, inti dari bayi yang akan dilahirkan
mulai terbentuk. Sel tunggal ini yang dalam biologi dikenal dengan
Z
pembelahan sel, dan akhirnya menjadi segumpal daging. Zigot melekat
pada rahim, agar zigot memperoleh gizi yang penting bagi
pertumbuhannya dari tubuh sang ibu.
Setelah melalui beberapa proses zigot berubah menjadi embrio,
embrio yang awalnya mirip gel, mulai berubah seiring waktu. Dalam
struktur yang mulanya lunak ini, mulai terbentuk tulang keras untuk
membantu tubuh berdiri tegak. Kemudian sel yang mulanya semua sama,
mulai terspesialisasi: ada yang membentuk sel mata yang peka terhadap
cahaya, sel saraf yang peka terhadap panas, dingin dan sakit dan sel yang
peka terhadap getaran dan suara1. Di dalam Al-Quran-pun dijelaskan asal
muasal kejadian manusia pada QS. Al-Mukminun ayat 12-16
1 Harun Yahya, Pustaka Sains Populer Islami : Manusia dan Alam Semesta, (Bandung: PT
Syamil Cipta Media, 2004), hal.2-7
47
Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). kemudian air mani itu
Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian, sesudah itu,
Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian,
Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari
kiamat. (Q.S. AL-Mukminun/23: 12-16)
Dalam firman diatas mengandung makna bahwa dalam penciptaan
mansuia terdapat tanda-tanda kebesaran Allah. Hakikat penciptaan
manusia bersumber pada dua asal. Pertama Ashal al-bad (asal yang jauh),
yaitu penciptaan pertama dari tanah yang kemudian Allah
menyempurnakan dan meniupkan kepadanya sebagian ruh-Nya. Kedua,
Ashal al-qarib (asal yang dekat), yaitu penciptaan manusia dari nutfah.
Walaupun manusia tercipta dari nutfah, namun Allah tidak memposisikan
manusia dalam kehinaan, atau kerendahan. Allah telah menganugrahi
manusia dengan kemampuan yang dengannya manusia mampu
membedakan kebaikan dan kejahatan. Proses penciptaan manusia tidak
lepas dari kekuasaan Allah dengan tujuan untuk menambah keimanan
kita kepada sang Khalik.
Manusia jauh lebih kecil dari banyak benda disekitarnya, dan jauh
lebih besar dari benda-benda lainnya. Tubuh manusia 60% terdiri dari air
dan air yang dikandung manusia inipun mempunyai persamaan yang
menarik dengan air laut dari senyawa-senyawa kimia yang
dikandungnya. Tubuh manusia tersusun dari bermacam unsur kimia. Air,
karbon, hidrogen dan nitrogen terdapat dalam jumlah banyak. Diaamping
48
itu masih terdapat unsur lain yang lebih sedikit seperti fosfor, besi,
klorin, belerang, kalsium, mangan, kalium, magnesium dan sejumlah
unsur lainnya. Unsur kimia yang terdapat dalam tubuh manusia tersebut
sangat mirip dengan unsur kimia yang terdapat dalam tanah yang paling
subur (tanah yang paling banyak mengandung mineral), yang disebut
tanah molisol T
berwarna coklat/merah gelap atau hitam. 2
Dari pembahasan diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa
manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling mulia, baik
dilihat dari segi bentuk, kepribadian, akal dan pikiran. Sebagai makhluk
yang paling mulia ternyata bahan dasar yang digunakan dalam
penciptaan manusia adalah tanah, tanah yang dirubah wujud menjad
sperma. Tentang asal-asul manusia yang mana dapat kita lihat pada Q.S
Al-M ’ 1 -14. Dimana proses kejadian manusia bermula dari
saripati tanah yang kemudian dijadikan oleh Allah sari pati itu menjadi
air mani. Dimana air mani tersebut mengandung sel sperma. Dan dimulai
dari sel sperma yang menyatu dengan sel telur lalu menjadi zigot dan
berubah menajdi embrio dimana embrio akan berkembang menjadi sel-
sel yang mana sel-sel tersebut membentuk bagian-bagian tubuh manusia
secara bertahap. Dan setelah bagian-bagian tubuh tersusun lengkap maka
sang bayi siap untuk melihat dunia.
Allah menciptakan manusia dengan bentuk yang sempurna dan
memiliki akal, dengan tujuan agar mereka mau berfikir selain itu terdapat
kewajiban-kewajiban yang harus dimiliki manusia kepada Tuhannya,
diantaranya sebagai berikut:
1) Kewajiban manusia yang pertama adalah:
a) Manusia wajib beribadah kepada Allah, dijelaskan pada firman
Allah
2 Budiyanto, Risalah alam semesta dan Kehidupan, (Jakarta: G-Kreatif, 2006), hal. 79
49
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S. Adz-Zariyat/51:56)
b) Manusia harus bertanggung jawab atas amalnya, dijelaskan pada
firman Allah
( /٨٣: ٤٧المدثر)
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah
diperbuatnya,(Q.S. Al-Mudasir/74: 38)
2) Nilai pendidikan yang dapat kita ambil dari proses kejadian manusia
adalah sebagai berikut:
a) Walaupun manusia berasal dari air mani yang menjijikan namun
allah tidak menjadikan manusia sebagai makhluk yang rendah.
Malah sebaliknya, Allah memberikan suatu kelebihan yang tidak
dimiliki oleh makhluk Allah yang lain, yaitu akal. Allah
memberikan manusia akal agar mereka mau berfikir tentang
kebesaran Allah melalui ciptaanya.
b) Proses kejadian manusia terbukti dengan adanya temuan penelitian
oleh para ahli dan juga terdapat sangat jelas dalam Al-Quran. Maka
dapat diambil kesimpuan bahwa Al-Quran yang di turunkan Allah
kepada Nabi Muhammad SAW adalah dijamin kebnarannya dan
tidak ada satupun kesalahan didalamnya.
b. Asal-usul Tanaman
Al-Quran memandang tanaman sebagai ciptaan yang bernilai tinggi.
Al-Quran menegaskan bahwa tanaman adalah anugerah khusus yang
diberikan Allah kepada manusia. Tanaman merupakan bagian penting
dalam kehidupan di bumi. Hewan dan manusia tidak mungkin ada tanpa
adanya tanaman. Tanaman adalah segala yang hidup dan berbatang,
berdaun, berakar dan sebagainya. Sementara ilmuwan berkata bahwa
50
tanaman berkembang di bumi sejak lebih dari milyar tahun yang lalu
sebelum adanya hewan.3
Tanaman merupakan satu-satunya sumber pokok bagi tersedianya
oksigen untuk bernafas, tanaman juga menyediakan makanan bagi
makhluk hidup lain yaitu hewan dan manusia bak secara langsung
maupun tidak langsung. Makanan utama bagi manusia di bumi adalah
biji-bijian. Seperti gandum, beras dan jagung. Dan selain itu juga
tanaman memberikan banyak hal lain kepada manusia.4
Hewan dan manusia memperoleh makanan dari tanaman, demikian
pula oksigen yang diperlukan untuk bernafas. Dilain pihak hewan dan
manusia menghembuskan karbondioksida yang diperlukan tumbuhan
dalam proses fotosintesis. Maka terjadilah proses keseimbangan hidup,
dimana manusia, hewan dan tanaman saling membutuhkan.
1) Siklus tanaman dimulai dari:
a) Biji akan mengabsorpsi air, dan secara perlahan membengkak
akibat bertambahnya kandungan air di dalamnya. Berikutnya
penutup biji bagian luar (dapat berupa selaput atau kulit keras)
terblah atau pecah akibat tekanan dari dalam (daging biji yang
membengkak karena meningkatnya kendungan air). Pada waktu
yang bersamaan air yang menggenangi persediaan makanan dalam
biji juga mencapai embrio. Keadaan ini merangsang untuk
mempersiapkan persediaan makanan secara kimiawi dan embrio
secara biologis.
b) Embrio akan mengeluarkan beberapa enzim yang mampu memecah
persediaan makanan dan mengarahkannya dalam pembentukan
beberapa bagian anakan, antara lain cotyledon, hypocotil, dan
lainnya. Enzim ini memecah persediaan makanan yang kompleks
menjadi unsur sederhana yang mudah diserap embrio, seperti
enzim diastase yang mengubah tepung menjadi gula. Protease yang
3 Quraish Shihab, Dia Dimana-mana “Tangan” Tuhan dibalik Setiap Fenomena, (Jakarta:
Lentera Hati, 2011), hal. 325
4 Budiyanto, Rislah Alam Semesta dan Kehidupan, (Jakarta: G-Kreatif, 2006), hal.72
51
mengubah protein menjadi banyak asam amino, atau lipase yang
menguba lemak dan minyak menjadi asam lemak dan glycerol.
c) Tanah akan merekah atau membelah. Hal ini disebabkan
pembengkakan biji akibat penyerapan air dan tanah. Kekuatan
pergerakan biji yang membengkak ini sangat besar da seringkali di
luar perkiraan manusia. Pergerakan tanah dapat juga terjadi karena
penyerapan air oleh mineral yang ada di dalam tanah. Mineral yang
sebagian besarnya bersifat argillaceous (mineral renik yang dilapisi
selaput tipis berupa gas) akan melepaskan gasnya dan
menggantinya dengan air. Gas yang terlepas didorong ke atas
G dan
menggemburkan tanah sehingga calon batang dan akar yang
muncul dari biji dapat dengan mudah berkembang. Disamping itu
muatan listrik pada lapisin yang menutupi mineral, dan juga yang
ada pada air, akan saling berinteraksi dan mengakibatkan gerakan-
gerakan secara fisik.
d) Pertumbuhan biji menjadi tanaman lengkap. Setelah bakal akar
berfungsi penuh untuk memasok makanan, bakal batang dan daun
menembus tanah dan muncul di permukaan tanah.5
Dari proses kejadian munculnya tanaman diatas, penulis dapat
mengambil kesimpulan. Bahwa tanaman berasal dari satu benih yang
dengan bantuar air dan tanah benih yang awalnya kecil sedikit demi
sedikit tumbuh menjadi tanaman yang dapat menghasilkan buah dan
bermanfaat untuk makhluk yang lain. tumbuhnya tanaman tak lain dan
tak bukan karena atas izin Allah, sesungguhnya Allah yang
mengizinkan tanaman itu tumbuh dan berbuah. Dalam proses
tumbuhnya tumbuhan ada peringatan bagi manusia untuk mengambil
pelajaran dari tanaman.
5 Kementerian Agama RI, Tumbuhan dalam Perspektif Al-Quran dan Sains(Tafsir Ilmi),
(Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, 2011), hal.43-44
52
2) Manfaat Tanaman
a) Tumbuhan sebagai satu-satunya sumber pokok bagi tersediaya
oksigen untuk bernafas.
b) Tanaman menyediakan makanan bagi manusia dan hewan. Dari
segi buahnya, daunnya, bahkan biji-bijian seperti beras, gandum
dan jagung.
c) Selain untuk makanan, tanaman juga dapat berfungsi untuk pakaian
manusia. Seperti pohon kapas dimana kapasnya dapat digunakan
untuk membuat kain.6
d) Tanaman sebagai obat dari berbagai macam penyakit yang tidak
menimbulkan efek samping. Misalnya temulawak yang dapat
mengobati sakit kuning, diare, maag, perut kembung dan pegal-
pegal.
e) Tanaman sebagai resapan air. Dengan adanya tanaman maka bumi
akan terselamatkan dari banjir, karena dengan adanya tumbuhan
maka akar-akar yang ada pada tanaman akan menyerap air. Coba
bayangkan apabila bumi ini tidak ada tanaman mungkin bumi akan
menjadi lautan karena air hujan yang turun dari langit tidak dapat
diresap oleh tumbuhan.
3) Nilai pendidikan yang dapat kita ambil dari proses tumbuhnya
tanaman adalah:
a) Proses tumbuhnya tanaman membuktikan bahwa Allah Maha
Bijaksana dalam mengatur segala hal.
b) Allah menjadikan tanaman itu berbuah dan bermanfaat untuk
makhluk lain, maka sebutlah dan sucikan nama Allah sebagai
ungkapan rasa syukur kita kepada kasih sayang Allah.
c) Tumbuhan melakukan fotosintesis dan hasil dari fotosintesis itu
bermanfaat bagi makhluk lain, maka dari itu sebagai manusia
6 Budiyanto, Risalah Alam Semesta dan Kehidupan, (Jakarta: G-Kreatif, 2006), hal.72
53
harusnya kita bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama
makhluk.
c. Asal-Usul Air
Air adalah benda cair yang terdiri dari oksigen dan hidrogen dalam
kadar-kadar tertentu. Setetes air terdiri dari jutaan atom yang berbeda-
beda jenis. Molekul-molukel pada zat cair saling berpegangan, tetapi
tidak terlalu erat, sehingga dengan mudah dapat lepas dan berpindah
ikatan. Allah membuatnya sedemikian rupa, sehingga tidak perlu
mengunyah air; cukup meneguknya, dia segera dengan mudah masuk ke
kerongkongan. Air mendidih pada suhu 100°C; jika temperature turun
samapai ke bawah 0°C, maka air akan membeku menjadi es, dan bila
temperature berada di atas 110°C, maka air akan menguap.7
Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk
bumi (zat padat, air dan atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70%
sedangkan sisanya 30% berupa daratan (dilihat dari permukaan bumi).8
Air adalah bahan yang ditemui di bumi dalam tiga fase yaitu padat (es),
cair dan gas (uap air).
1) Macam-macam air
Macam-macam air di bumi dibagi menjadi tiga wujud yaitu padat,
cair, dan gas. Menurut hukum islam macam-macam air ada empat
macam, diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Air mutlak yaitu air yang suci dan mensucikan. Yang bisa
digunakan untuk mensucikan diri dari hadas, baik hadas kecil
maupun hadas besar. Diantara air mutlak itu adalah air hujan, mata
air, air laut dan embun.
b) A ’
mensucikan diri, baik dari hadas besar dan hadas kecil, air mutlak
ini suci namun tidak bisa digunakan untuk bersuci.
7 Quraish Shihab, Dia Di Mana-Mana “Tangan” Tuhan di Balik setiap Fenomena, (Jakarta:
Lentera Hati, 2004), hal.80
8 J.F. Gabriel, Fisika Lingkungan, (Jakarta: Hipokrates, 2001), hal.79
54
c) Air yang bercampur dengan benda-benda suci, seperti air yang
bercampur dengan sabun, kopi, susu dan teh. Air ini hukumnya
suci namun tidak bisa digunakan untuk mensucikan.
d) Air najis yaitu air yang bercampur dengan najis dan hukunya najis
tidak bisa digunakan untuk bersuci.
2) Siklus air
Susunan molekul air sangat sederhana. Dua atom hidrogen dan
satu atom oksigen. H-O-H atau ditulis dengan rumus H2O. Air juga
punya sifat yang unik yang memungkinkan berperan sebagai material
yang universal. Salah satu sifat khusus air adala sangat mudah
berubah wujud. Air dapat dijumpai di planet bumi dalam tiga bentuk
yaitu padat cair dan gas.
Sinar matahari yang dipancarkan ke bumi memanaskan suhu air
di permukaan laut, danau, atau yang terikat pada permukaan tanah.
Kenaikan suhu memacu perubahan wujud air dari cair menjadi gas.
Molekul air dilepas menjadi gas. Ini dikenal sebagai proses evaporasi.
Air yang terperangkap di permukaan tanaman juga berubah wujud
menjadi gas karena pemanasan oleh sinar matahari. Proses ini dikenal
sebgai transpirasi. Air yang menguap melalui proses evaporasi dan
transpirasi selanjutnya naik ke atmosfer memebentuk uap air.
Uap air di atmosfer selanjutnya menjadi dingin dan terkondensasi
membentuk awan. Kondensasi terjadi ketia suhu udara berubah. Air
akan berubah betuk jika suhu berfluktusi. Sehingga, jika udara cukup
dingin, uap air terkondensasi menjadi partikel-partikel di udara
mebentuk awan. Awan yang terbentuk selanjutnya dibawa oleh angin
mengelilingi bumi, sehingga awan terdistribusi ke seluruh penjuru
dunia. Ketika awan sudah tidak mampu lagi menampung air, awan
melepas uap air yang ada di dalamnya ke dalam bentuk presipitasi,
yang dapat berupa salju, hujan, dan hujan es.
Selanjutnya, sebagian air hujan yang jatuh ke permukaan bumi
diserap oleh permukaan tanaman, sisanya akan mengalir di permukaan
55
tanah sebagai aliran permukaan. Aliran permukaan selanjutnya
mengalir melalui sungai menjadi debit sungai (streamflow) atau
tersimpan di permukaan tanah dalam bentuk danau. Sebagian lagi
masuk ke dalam tanah melalui proses infiltrasi dan sebagian mengalir
di dalam lapisan tanah melalui aliran-air tanah. Pada lokasi tertentu air
yang mengalir di dalam lapisan tanah, keluar sebagai mata air dan
bergabung dengan aliran permukaan. Lebih jauh lagi, air yang
terinfiltrasi mungkin dapat mengalami proses perkolasi ke dalam
tanah menjadi aliran air bawah tanah. Siklus ini berlangsung secara
kontinu untuk menyediakan air bagi makhluk hidup di bumi. Tanpa
proses ini tidak mungkin ada kehidupan di bumi.9
3) Manfaat air
a) Air sangat penting dalam kehidupan kita. Tanpa air kelangsungan
hidup hanya beberapa hari saja. Air merupakan bahan bangunan
dari setiap sel; kandungan air bagi setiap jaringan tubuh sangat
bervariasi misalnya jaringan otot sekitar 7,5%: jaringan lemak
sekitar 2% : daerah sekitar 90% air merupakan bahan pelarut di
dalam tubuh dan membantu dalam pelembutan makanan. Suhu
tubuh secara tidak langsung diatur oleh air dengan cara penyerapan
melalui paru-paru dan keringat melalui kulit. Kebutuhan air untuk
diminum setiap hari sekitar 2 liter (bagi orang dewasa). Setiap
individu memerlukan air sekitar 60 liter/hari (untuk minum, cuci
dan sebagainya).10
b) Air sebagai sarana untuk bersuci. Seperti dalam firman Allah Q.S.
Al-Anfal/8 ayat 11
Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk
mensucikan kamu dengan hujan itu (Al-Anfal/8:11)
9 Indarto, Hidrologi Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi, (Jakarta: Bumi
aksara, 2010), hal.4-6
10
J.F. Gabriel, Fisika Lingkungan, (Jakarta: Hipokrates, 2001), hal.88
56
c) Air bermanfaat dalam menyuburkan tanaman, dengan adanya air
tanaman yang awal mulanya hanya berupa biji maka akan berubah
menjadi pohon yang kokoh dan berbuah sehingga bermanfat bagi
makhluk lainnya.
Kesimpulan dari siklus air yang dapat penulis ambil ialah, berawal
dari sinar matahari yang memacu kenaikan suhu pada permukaan
laut/sungai/danau. Dimana kenaikan itu memacu perubahan wujud air
dari cair menjadi gas. Setelah menjadi gas, air naik ke atmosfer
membentuk uap air. Uap air di atmosfer menjadi dingin dan
terkondensasi (perubahan wujud gas menjadi cair) membentuk awan.
Awan yang telah terbentuk dibawah oleh angin mengelilingi bumi
sehingga awan terdistribusikan ke seluruh dunia.
Lalu awan yang sudah terbentuk dan telah mengandung banyak uap
air tidak mampu menampung air. Maka awan pun melepas uap air yang
ada di dalamnya. Dan jatuh kebumi berupa air hujan, salju, hujan es dan
lain sebagainya. sebagian air hujan yang jatuh ke permukaan bumi
diserap oleh permukaan tanaman, sebagian mengalir pada sungai-sungai,
ada juga menjadi mata air yang mana mata air itu dapat dimanfatkan oleh
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
4) Nilai pendidikan yang dapat kita ambil dari air
a) Dalam siklus air terdapat tanda dan bukti kebesaran Allah. Bisa
saja atas kehendak-Nya air yang diturunkan ke bumi menjadi pahit
lagi asin.
b) Terdapat bukti bahwa Allah yang Maha Pengasih lagi Penyayang
menurunkan ke bumi air yang segar sehingga bermanfaat bagi
seluruh makhluk-Nya.
c) Air mengandung banyak manfaat, maka dari itu sebagai manusia
kita harus bisa memanfaatkan air seminimal mungkin, agar tidak
terjadi pemborosan air.
57
d. Asal-Usul Api
Api adalah cahaya dan panas yang timbul karena reaksi kimia.api
berasal dari pohon مرخ. api memiliki tiga unsur, yaitu karbon, oksigen
dan panas. Ada sifat-sifat dan ukuran-ukuran tertentu dari ketiga hal itu.
Andaikata oksigen dan karbon tidak seperti keadaanya sekarang yakni
lebih mudah bereaksi satu terhadap yang lain maka pembakaran lebih
mudah bereaksi satu terhadap yang lain maka pembakaran spontan akan
terjadi dimana-mana. Dalam sistem penciptaan api disinggung juga
dalam surat Yasin ayat 80:
Artinya: "Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang
hijau, Maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu”
(Q.S.Yaasin/36:80)
Peristiwa pembakaran atau yang lebih dikenal dengan istilah oksidasi
tidak akan pernah terlepas dari peranan senyawa oksigen (O2) sebagai
bagian terpenting dalam reaksi.Sehingga setiap terjadi pembakaran pasti
akan melibatkan oksigen (O2) dan membentuk karbon dioksida (CO2)
serta air (H2O). Oksigen terbesar di dunia diproduksi oleh tumbuh-
tumbuhan, dalam ilmu sains dikenal dengan proses fotosintesis, dimana
proses ini menghasilkan karbohidrat,O2, H2O dan pati sebagai hasil
reaksi dari mineral-mineral yang diserap dari tanah oleh akar dan CO2
yang didapat dari udara dengan bantuan sinar matahari dengan klorofil
(zat hijau daun).
Al-Quran surat Yasin ayat 80 menjelaskan kayu yang hijau, dimana
zat hijau daun berada dan tempat terjadinya reaksi fotosintesis yang
menghasilkan O2 sebagai subtansi terpenting dalam proses pembakaran.
Zat hijau daun (klorofil) yang berperanan dalam mengubah tenaga radiasi
matahari menjadi tenaga kimia melalui proses fotosintesis sehingga
menghasilkan energi. Bahkan, istilah Al-Quran, al-syajar al-akhdhar
(pohon yang hijau) justru lebih tepat dari istilah klorofil (hijau daun),
58
karena zat-zat tersebut bukan hanya terdapat dalam daun saja tapi di
semua bagian pohon, dahan dan ranting yang warnanya hijau. Hasil
samping dari proses fotosintesis yang berupa oksigen (O2) sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup lainnya untuk proses respirasi.
Sebaliknya, dari hasil samping proses respirasi yang berupa karbon
dioksida (CO2) kembali dibutuhkan oleh tumbuhan untuk proses
fotosintesis. Hal ini dapat diketahui bahwa antara makhluk satu dan yang
lainnya saling membutuhkan dan keseimbangan alam yang diciptakan
oleh Allah SWT sangat sempurna.11
Allah yang telah menciptakan api melalui satu sistem yang
ditetapkan-Nya. Dialah yang menganugrahkannya potensi membakar.
Dialah yang menciptakan, mengatur dan menentukan kadar-kadar dan
unsur pembakarannya, bila Dia kehendaki, dapat menggagalkan fungsi
unsur-unsur tersebut. Karena itu walau mustahil menurut kebiasaan
adanya api yang tidak membakar, namun itu tidak mustahil bagi mereka
yang percaya kepada Allah. Misalnya dalam kisah Nabi Ibrahim, yang
dilempar ke dalam kobaran api oleh penguasa masanya, membuktikan
kuasa Allah atas api.
Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi
keselamatanlah bagi Ibrahim", (Q.S. Al-A ’/ 1:69)
Allah mencabut dari api potensi panas dan pembakaran dan
menjadikannya dngin. Tetapi karena dingin juga dapat membahayakan
bila melampaui batas, maka perintah menjadi dingin itu dibarengi dengan
perintah untuk menjadi keselamatan bagi Nabi Ibrahim A.S. Peristiwa
yang dialami Nabi Ibrahim adalah bukti bahwa Allah Maha berkehendak.
1) Manfaat api
a) Air berguna sebagai sumber energi
11
http://group2chemistry.blogspot.com/2012/12/fakta-sains-surat-yasin-ayat-80-dengan.html,
diakses 13 Januari 2015, jam 08.00 WIB.
59
b) Api berperan dalam terciptanya IPTEK, karena IPTEK terlaksana
melalui proses pembakaran.
c) Api dimanfaatkan manusia untuk mmasak, sebagai cahaya dalam
ruangan yang gelap dan sebagai sarana penghangat badan ketika
musim dingin tiba.
d) Panasnya api (Matahari) dapat bermanfaat bagi tumbuhan yaitu
sebagai proses fotosintesis.
e) Api juga bermanfaat untuk mengusir binatang buas ketika manusia
sedang berada di tengah hutan atau padang pasir.
f) Api sebagai tanda peringatan dan pengingat bagi manusia. Bahwa
panasnya api di dunia tak sebanding dengan panasnya api di
neraka.
Kesimpulan yang dapat diambil dari terbentuknya api adalah, pada
unsur api terdapat tiga unsur yaitu karbon, oksigen dan panas. Allah Maha
Besar, dengan Kehendak-Nya Dia menjadikan api panas sehingga dapat
bermanfaat bagi makhluk ciptaannya. Apabila Allah berkehendak api panas
maka api itu akan panas, namun apabila Dia berkehendak dingin maka
seketika api itu akan berubah menjadi dingin. Subhanallah dalam segala
ciptaan Allah terkandung tanda-tanda kebesaran-Nya.
2) Nilai pendidikan yang terkandung dalam api
a. Api yang terlihat menakutkan, berbahaya, mempunyai kekuatan yang
terkadang di tuhankan oleh orang kafir ternyata juga tunduk kepada
perintah Allah, itu menunjukkan bahwa Allah-lah yang Maha Besar,
Maha Pengatur dan berkehendak.
b. Melalui penciptaan api Allah mengajak manusia untuk bertafakkur
atas kebesaran Allah dan mengingatkan betapa panasnya api neraka.
Karena api di dunia tidak sepanas api di akhirat.
2. Pendidikan Keimanan Pada Hari Kiamat
Pendidikan keimanan pada hari akhir dalam surat ini menjelaskan
bahwa Allah-lah Tuhan semesta alam Dia menciptakan alam dan seluruh
60
isinya dari tidak ada menjadi ada, Allah mampu menciptakan semua itu.
Tidak ada yang tidak mungkin apabila Dia telah berkehendak termasuk
mampu menciptakan atau membangkitkan manusia setelah kematian.
Percaya kepada hari akhir merupakan salah satu rukun atau sendi dari
berbagai rukun keimanan dan merupakan bagian utama sekali dari beberapa
bagian akidah. Bahkan sebagai unsur yang terpenting yang ada disamping
A T ’ Y
A T ’
padanya itulah timbulnya segala yang ada di alam semesta ini, sedang
percaya kepada hari kiamat akan dapat meyakinkan bagaimana kejadian
yang terakhir bagi segenap benda yang pernah ada itu.12
Hari kiamat
didahului dengan musnahnya alam semesta ini, seperti yang telah
terkandung dalam QS. Al-Infitar/82: 1-4
Apabila langit terbelah. Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan.
Dan apabila lautan menjadikan meluap. Dan apabila kuburan-kuburan
dibongkar,(Q.S Al-Intifar/82: 1-4)
Al-Quran menejelaskan peistiwa ini sebagai peristiwa yang dahsyat,
hari penuh hiruk pikuk dan huru hara, ketika gunung-gunung meletus dan
segala sesuatu akan hancur. Bentuk-fisik-penciptaan akan hancur dan lenyap
dalam ketiadaan. Lintasan orbit matahari, bulan dan bintang-bintang akan
kacau sehingga kesemuanya akan bertabrakan.13
Jadi pada hari itu akan
matilah seluruh makhluk yang masih hidup. Bumipun akan berganti,
bukannya bumi atau langit yang sekarang ini. Lalu Allah SWT menciptakan
alam lain yang disebut alam akhirat. Disitulah seluruh makhluk akan di
bangkitkan kembali. Setelah dibangkitkan lalu setiap jiwa akan dihisab
seluruh amalannya, baik amalah yang baik dan amalan yang buruk.
12 Sayid Sabiq, Aqidah Islam Pola Hidup Manusia Beriman, (Bandung: CV Diponegoro),
cetkan II, hal. 427
13
Fadlala Haeri, Membaca Alam, Memahami Zaman,(Jakarta: Serambi, 2004), hal. 141
61
Pembicaraan tentang hari kiamat banyak dipengaruhi oleh ayat Al-
Quran. Hal ini bukan dimaksudkan sekadar mengetahui hari tersebut,
melainkan juga mendorong manusia untuk mempersipakan diri dalam
mengahadapinya. Dalam kehidupan manusia, seseorang harus bersiap diri
mengahadapi setiap ujian. Al-Quran mengajak manusia untuk merenungkan
tanda-tanda kebesaran Allah dalam jiwa mereka. Perenungan ini akan
mengaruniakan petunjuk kepada mereka tentang keberadaan mereka di
muka bumi ini. Di alam ini terdapat hikmah yang sangat mulia, tempat
langit dan bumi berpijak diatasnya dan keberlangsungannya secara terus
menerus.
B. Aplikasi nilai-nilai pendidikan Q.S. Al-Waqiah ayat 57-74 meliputi:
Aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam Q.S. Al-
Waqiah ayat 57-74 tersirat pula pada Q.S. Al-Imron ayat 7:
Dia-lah yang menurunkan Al kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya
ada ayat-ayat yang muhkamaat, Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain
(ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong
kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang
mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari
ta'wilnya, Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan
orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat
yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat
mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.( Al-
Imran/3:7)
62
1. Aplikasi Pendidikan Penelitian Alam yang Menumbuhkan Keimanan,
(Tafakkur) dimana Allah telah menunjukkan kepada manusia tanda-tanda
kebesaran Allah melalui hukum alam yang berkenaan dengan:
a. Kejadian terciptanya manusia, melalui kejadian terbentuknya manusia
dimana manusia berasal dari cairan yang menjijikan yaitu air mani yang
mengandung sperma dimulai dari sel sperma yang menyatu dengan sel
telur lalu menjadi zigot dan berubah menajdi embrio dimana embrio akan
berkembang menjadi sel-sel yang mana sel-sel tersebut membentuk
bagian-bagian tubuh manusia secara bertahap. Dan setelah bagian-bagian
tubuh tersusun lengkap maka sang bayi siap untuk melihat dunia. Dengan
adanya kejadian tersebut membuat kita yakin bahwa Allah lah yang Maha
Besar. Kejadian tersebut dapat menambah keimanan kita kepada Allah.
b. Terciptanya tanaman, dalam sistem kejadian tumbuhnya tanaman dapat
kita ambil hikmahnya. Tumbuhnya tanaman yang dapat kita nikmati
sekarang ini merupakan bukti tanda rahman rahim Allah kepada kita, anda
saja Allah menjadikan tanaman tersebut kering dan dimakan hama
sehingga tidak ada manfaatnya bagi manusia. Namun atas Kuasa-Nya
Allah menjadikan tanaman yang awalnya hanya berupa biji/bibit dapat
tumbuh dan berbuah sehingga manfaatnya dapat dinikmati oleh makhluk
lainnya.
Tanaman yang berawal dari biji, sengaja di tanam oleh manusia
dengan tujuan apabila tanaman tersebut berbuah, buahnya dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya. Atas izin Allah dijadikannlah tanaman tersebut
tumbuh. Dengan sarana air dan tanah , tanaman yang berawal dari biji
berkembang menjadi akar, lalu menjadi batang kecil dan terus berkembang
hingga menjadi pohon yang kokoh dengan segala manfaat yang ada. Selain
usaha manusia, dari proses tumbuhnya tanaman terdapat campur tangan
Allah, Allah menjadikan tanaman tersebut tumbuh dan berbuah, namun
terkadang manusia lupa akan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.
Manusia sengaja ingkar dengan nikmat yang Allah berikan, bertindak
63
seolah-olah tidak tau siapa yang sebenarnya menumbuhkan tanaman
tersebut. Bisa saja Allah menjadukan tanaman tersebut kering, dan tidak
berbuah sehingga akan menimbulkan kerugian yang besar bagi mereka.
Maka dari itu tidak selayaknya kita ingkar terhadap Kuasa-Nya,
seharusnya kita harus banyak bersyukur kepada Allah atas segala nikmat
yang telah Dia berikan kepada kita. Memperbanyak Tabih dengan
menyebut nama-Nya.
c. Kejadian Air, seperti yang kita tahu air mempunyai banyak manfaat bagi
kehidupan kita semua dari manusia,hewan dan tananaman. Maha Besar
Allah yang menurunkan air yang segar dari langit sehingga bisa dinikmati
seluruh makhluk-Nya. Bisa saja Allah menurunkan air yang pahit lagi asin
sehingga tidak bermanfaat bagi makhluk-Nya, bahkan bisa mematikan
makhluk-Nya. Melihat air seharsnya bisa menambah keimanan kita kepada
Allah, meningkatkan rasa syukur kita kepada-Nya atas nikmat yang begitu
besar yang telah diberikan kepada kita.
d. Kejadian Api, Allah menciptakan api tidak tanpa tujuan. Salah satunya
yaitu menjadi pengingat untuk manusia. Air yang ada di bumi dan alam
semesta ini tidak seberapa dibanding dengan api neraka. Maka dari
penciptaan api tersebut dimaksudkan agar manusia menambah keimanan
dan ketaqwaanya kepada Allah. Selain sebagai pengingat Allah
menciptakan api dengan tujuan agar bermanfaat bagi kehidupan manusia
diantaranya yaitu untuk proses memasak, sebagai cahaya, dan sebagai
senjata untu menaklukan binatang buas apabila terjebak dalam hutan.
Dari kejadian-kejadian tersebut diatas terkandung pendidikan
penelitian alam, dengan memperhatikan alam maka manusia akan dapat
menambah ilmu pengetahuan dan menambah keimanan kepada Allah.
2. Aplikasi Pendidikan Keimanan Melalui Penelitian Alam (Tadzakkur),
diantaranya sebagai berikut:
a. Bersyukur kepada Allah; Dalam penciptaan alam terdapat tanda-tanda
kebesaran Allah dengan melihat penciptaan alam dengan segala isinya
64
mulai dari penciptaan awal terbentuknya manusia, asal-usul tumbuhnya
tanaman, asal-usul air dan api mewajibkan kita sebagai manusia untuk
selalu bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada kita.Tanpa
rahman rahim-Nya mungkin kita tidak akan bisa melanjutkan kehidupan.
Ketika nikmat yang kita peroleh disyukuri maka Allah SWT akan
menambah nikmat tersebut dan begitu pula sebaliknya, bila kekufuran
yang kita cerminkan pada kehidupan maka sesungguhnya siksa Allah
SWT sangatlah pedih
Dia-lah, yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,
sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan)
tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu
menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air
hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam
buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada
tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Q.S. An-Nahl:
10-11)
b. Bertasbih kepada Allah; bertasbih adalah salah satu cara kita untuk
bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan kepada kita.
Selain bersyukur, tasbih juga dapat mendekatkan diri kita kepada Allah
SWT. Sebagai manusia yang diberi banyak kenikmatan dan kelebihan
oleh Allah sudah sepantasnya kita memperbanyak bertasbih kepada-Nya,
melalui ayat Q.S. Al-Ahzab/33: 41-42 Allah berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama)
Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. dan bertasbihlah kepada-Nya
diwaktu pagi dan petang. (Q.S. Al-Ahzab/33: 41-42)
65
Pada firman diatas terdapat perintah untuk berdzikir dan bertasbih
menyebut nama-Nya, namun perintah tersebut hanya ditujukan kepada
orang yang beriman. Karena hanya orang beriman lah yang sadar atas
kuasa dan kebesaran Allah. Dan hanya orang beriman yang tau
bagaimana cara berterima kasih dan bersyukur kepada Tuhannya.
Jadi dalam pendidikan penelitian alam dan pendidikan keimanan
terdapat hubungan yang sangat erat karena diantaranya saling mengisi
dan menyempurnakan. Ketika melihat dan mempelajari alam kita akan
menemukan betapa Maha Besarnya Allah, sehingga akan menambah
keimanan kita kepada Allah. Sebaliknya pula ketika kita beriman kepada
Allah dan menegetahui tentang semua ciptaan Allah maka otomatis kita
akan mendapat ilmu pengetahuan baru sehingga akan membuat iman kita
semakin bertambah dan bertambah.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Nilai-nilai pendidikan Keimanan yang terkandung dalam Al-Quran
Surat Al-Waqiah adalah:
a. Pendidikan keimnana melalui penelitian alam, diantaranya adalah
asal usul kejadian manusia, asal-usul tanaman, asal-usul air dan
asal-usul api. Pada penciptaan empat unsur tersebut menjelaskan
bahwa Allah lah satu-satunya Maha Pencipta, dengan melihat
fenomena alam yang terjadi disekitar kita diharapkan dapat
menambah keimanan kita kepada Allah SWT. Ke empat unsur
tersebut diatas merupakan kebutuhan dasar yang perlu dijaga dan
dlestarikan tidak boleh dirusak atau mendzholiminya.
b. Pendidikan Iman kepada hari akhir. Percaya kepada hari akhir
merupakan salah satu rukun atau sendi dari berbagai rukun
keimanan.
2. Aplikasi nila-nilai pendidikan keimanan meliputi:
a. Aplikasi pendidikan penelitian alam yang menumbuhkan
keimanan (Tafakkur), Allah telah menunjukkan kepada manusia
tanda-tanda kebesaran Allah melalui hukum alam yang berkenaan
dengan awal mula kejadian manusia, tanaman air dan api yang
apabila kita memperhatikan hal-hal tersebut akan menambah
keimanan kita kepada Allah.
b. Aplikasi pendidikan keimanan melalui penelitian alam
(Tadzakkur), dengan kita beriman kepada Allah maka kita akan
memperhatikan segala ciptaan-Nya dengan begitu akan
67
menambah ilmu pengetahuan dan akan semakin menambah iman
kita kepada Allah. Adapun cara kita untuk beriman yaitu
diantaranya sebagai berikut; yaitu dengan selalu bersyukur dan
memperbanyak bertasbih kepada Allah. Karena berrsyukur dan
bertasbih merupakan salah satu tanda bahwa kita beriman kepada
Allah.
B. Saran
1. Bagi pendidik hendaklah mengajarkan kepada peserta didik bahwa dalam
terciptanya alam terdapat pendidikan keimanan.
2. Untuk seluruh umat Islam, manusia harus bertafakur akan segala ciptaan
Allah agar manusia sering bersyukur dan memperbanyak bertasbih kepada
Allah SWT.
3. Untuk seluruh umat manusia pelajarilah alam dan pahamilah segala ni’mat
maka dari itu akan menemukan tanda-tanda kebesaran Allah SWT.
4. Nutfah, benih, air dan api adalah kebutuhan dasar yang harus kita jaga dan
kita lestarikan.
68
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali, Imam, Membangkitkan Energi Qalbu, Indonesia: Mitrapress, 2008.
Al-Hafidz, Ahsin W, Kamus Ilmu Al-Quran, Jakarta: Amzah, 2006.
Al-jazairi, Syaikh Abu Bakar Jabir, Aqidah Seorang Mukmin, Solo:
CV.PustakaMantiq, 1994.
Almaraghi, Al-Imam Muhammad Usman Abdullah, Mahkota Tafsir, Bandung:
Sinar Baru Algesindo, 2009.
Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,2003.
Arifin, M.Ed, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.
Buchori, Didin Saefuddin, Pedoman Memahami Kandungan al-Qur’an, Bogor:
Granada Sarana Pustaka, 2005.
Budiyanto, Risalah alam semesta dan Kehidupan, Jakarta: G-Kreatif, 2006.
Daudy, Ahmad, Kuliah Akidah Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1987.
El-Jaziri, Abu Bakar Jabir, Pola Hidup Muslim Aqidah, Bandung: Remaja
Rosdakarya,1990.
Gabriel J.F., Fisika Lingkungan, Jakarta: Hipokrates, 2001.
Ghaffar, M. Abdul, Sudah Ada dan Pasti akan Tiba, Jakarta: Firdaus,1993.
Haeri, Fadlala, Membaca Alam, Memahami Zaman, Jakarta: Serambi, 2004.
Hamka, Buya, Tafsir Al-Azhar juzu’ 27, Jakarta: Pustaka Panjimas.
Hasan, Hamka, Metodologi Penelitian Tafsir Hadis, Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.
http://group2chemistry.blogspot.com/2012/12/fakta-sains-surat-yasin-ayat-80-
dengan.html, diakses 13 Januari 2015, jam 08.00 WIB.
Imzi, A. Husnul Hakim, Ber-Tuhan Masikah Relevan, Depok: Lingkar Studi Al-
Quran, 2006.
Indarto, Hidrologi Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi, Jakarta:
Bumi aksara, 2010.
Kementerian Agama RI, Kiamat dalam Perspektif Al-Quran dan Sains(Tafsir
Ilmi), Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, 2011
69
Kementerian Agama RI, Tumbuhan dalam Perspektif Al-Quran dan Sains(Tafsir
Ilmi), Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, 2011.
Mahfud, Rois, Al-Islam: Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Erlangga, 2011.
Mukhtar, Heri Jauhari, Fikih Pendidikan, Bandung: Rosda Karya,2005..
Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press,2002.
Rassidy, Imron, Fenomena Flora dan Fauna dalam Perspektif Al-Quran, UIN
Malang Press, 2008.
Sabiq, Sayid, Aqidah Islam Pola Hidup Manusia Beriman, Bandung: CV
Diponegoro.
Shihab, Quraish, Dia Dimana-mana “Tangan” Tuhan dibalik Setiap Fenomena,
Jakarta: Lentera Hati, 2011.
--------, Quraish, dkk, Ensiklopedia Al-Quran: Kajian Kosa Kata, Jakarta: Lentera
Hati, 2007.
--------, Quraish, Membumikan Al-Quran, Bandung: Mizan, 1992.
--------, Quraish, MenaburPesanIllahi, Jakarta: LenteraHati, 2006.
--------, Quraish, Secercah Cahaya Ilahi, Bandung: Mizan, 2000.
--------, Quraish, Tafsir Al-Misbah Pesan,Kesan dan Keserasian Al-Quran
Volume 13, Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Taufiq, Muahammad Izzuddin, Dalil Afaq al-Quran dan Alam Semesta, Solo:
Tiga Serangkai, 2006.
Taufiqurrahman, Abu, Terjemah Majmu’ Syarif , Semarang,: PT. Karya Toha
Putra, 1989.
Yahya Harun, Pustaka Sains Populer Islami : Manusia dan Alam Semesta,
Bandung: PT Syamil Cipta Media, 2004.
Zaimudin, Ilmu Tauhid Lengkap, Jakarta: PT. Rineka, 1996.
Z, Zainal, Pengantar dan Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan, Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006.
Zainuddin, Seluk Beluk Pendidikan Dari Al-Ghazali, Jakarta: BumiAksara, 1991.
Recommended