View
316
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)
Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk – Jakarta Barat
KEPANITERAAN KLINIK
MINI C-EX ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
RS MARDI RAHAYU, KUDUS, JAWA TENGAH
Nama : Rismeiniar Yuniar Pattisina
Nim : 112012145
Tanda Tangan
............................................
Dr Pembimbing : Dr. Rosalia, Sp.M .............................................
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. ES
Umur : 47 tahun
Agama : Kristen
Alamat : Sumber Indah I No. 5 Perum, Kecamatan Mejobo,
Kabupaten Kudus
Pekerjaan : Swasta
Tanggal pemeriksaan : 29 Mei 2013
Pemeriksa : Rismeiniar
Moderator : Dr. Rosalia, Sp.M
II. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Autoanamnesis pada tanggal 29 Mei 2013, jam 14.30 WIB, di Poliklinik Mata RS
Mardi Rahayu
Keluhan utama
Buram jika membaca dekat sejak 1 tahun yang lalu.
Keluhan tambahan
1
Mata cepat lelah jika membaca
Riwayat penyakit sekarang
Sejak 1 tahun yang lalu, pasien menyadari pandangannya buram jika membaca
dekat, terutama untuk membaca tulisan yang kecil. Jika dipaksakan, mata akan
terasa lelah sehingga pasien harus menjauhkan bacaannya supaya menjadi jelas
untuk dibaca. Jika melihat tulisan jauh tidak terlihat buram atau pun berbayang.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah menggunakan kacamata sebelumnya, Tidak ada riwayat
trauma pada mata ataupun pada kepala.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat kedua orang tua menggunakan kacamata (+)
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Tanda Vital
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Respiration rate : 20x/menit
Suhu : 36,5°C
Kepala : Normocephal
Telinga : Normotia, serumen (-), secret (-)
Hidung : Deviasi septum (-), secret (-)
Tenggorokkan : Tonsil T1/T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis
Thoraks,
Jantung : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)
Paru : SN vesikuler, wheezing (-), ronki (-)
Abdomen : Nyeri tekan (-), bising usus (+) 6x/menit, supel.
Ekstremitas : Akral hangat, udem -/-.
STATUS OPHTHALMOLOGIS
2
OD PEMERIKSAAN OS
20/20
20/40
Visus jauh
Visus dekat ( Jaeger)
20/20
20/40
Emetrop
Add S + 1,75
Koreksi visus jauh
Koreksi visus dekat
Emetrop
Add S + 1,75
Gerak bola mata normal
Enopthalmus (-)
Exopthalmus (-)
Strabismus (-)
Bulbus Oculi
Gerak bola mata normal
Enopthalmus (-)
Exopthalmus (-)
Strabismus (-)
Nyeri tekan (-)
Edema (-)
Hiperemis (-)
Blefarospasme (-)
Lagopthalmus (-)
Ektropion (-)
Entropion (-)
Palpebra
Nyeri tekan (-)
Edema (-)
Hiperemis (-)
Blefarospasme (-)
Lagopthalmus (-)
Ektropin (-)
Entropion (-)
Tampak hiperemis (-)
Edem (-)
Injeksi konjungtiva (-)
Injeksi siliar (-)
Bangunan patologis (-)
Infiltrat (-)
Kemosis (-)
Sekret serosa (-)
Conjuctiva
Tampak hiperemis (-)
Edem (-)
Injeksi konjungtiva (-)
Injeksi siliar (-)
Bangunan patologis (-)
Infiltrat (-)
Kemosis (-)
Sekret serosa (-)
Normal, warna putih Sclera Normal, warna putih
Bulat, jernih Bulat, jernih
3
OD OS
Edem (-)
Infiltrat (-)
Sikatrik (-)
Kornea Edem (-)
Infiltrat (-)
Sikatrik (-)
Jernih
Kedalaman cukup
Hipopion (-)
Hifema (-)
Camera Oculi Anterior
Jernih
Kedalaman cukup
Hipopion (-)
Hifema (-)
Kripta (-)
Warna coklat
Edema (-)
Sinekia (-)
Atrofi (-)
Iris
Kripta (-)
Warna coklat
Edema (-)
Sinekia (-)
Atrofi (-)
Reguler
Letak sentral
Diameter 3 mm
Refleks pupil L/TL : (+/+)
Pupil
Reguler
Letak sentral
Diameter 3 mm
Refleks pupil L/TL : (+/+)
Jernih Lensa Jernih
Positif Fundus Refleks Positif
Kesan normal Retina Kesan normal
Normal Tekanan Intra Okuler
Digital
Normal
Normal Sistem Lakrimasi Normal
Koreksi kaca mata dengan pemeriksaan subjektif untuk penglihatan dekat
Dextra: Sinistra:
S : + 1,75 S : + 1,75
IV. RESUME
Subjektif
Pasien usia 47 tahun merasa pandangannya buram jika membaca dekat, terutama
untuk membaca tulisan yang kecil. Jika dipaksakan, mata akan terasa lelah
sehingga pasien harus menjauhkan bacaannya supaya menjadi jelas untuk dibaca.
Jika melihat tulisan jauh tidak terlihat berbayang.
4
Objektif
Pemeriksaan visus jauh:
VOD : 20/20 VOS : 20/20
Koreksi : ODS Emetrop
Pemeriksaan visus dekat:
VOD : 20/40 VOS : 20/40
Koreksi : ODS Add S +1,75
V. DIAGNOSIS BANDING
ODS Presbiopia
ODS Hipermetropia
ODS Astigmatisme hipermetropia simplex
ODS Astigmatisme hipermetropia compositus
VI. DIAGNOSIS KERJA
ODS Presbiopia
Dasar diagnosis:
- Subjektif
Pasien usia 47 tahun
Buram jika melihat dekat, jika dipaksakan mata akan terasa lelah
Harus menjauhkan objek yang dibaca supaya lebih jelas
Tidak ada pandangan yang berbayang
- Objektif
Pemeriksaan visus jauh:
VOD : 20/20 VOS : 20/20
Koreksi : ODS Emetrop
Pemeriksaan visus dekat:
VOD : 20/40 VOS : 20/40:
Koreksi : ODS Add S +1,75
Koreksi kacamata dengan pemeriksaan subjektif untuk visus dekat
Dextra: Sinistra:
S : + 1,75 S : + 1,75
5
VII. PENATALAKSANAAN
Resep kacamata menggunakan lensa sferis
Kanan Kiri
S C Ax Prism S C Ax Prism
Jauh - - - - - - - -
Dekat + 1,75 - - - + 1,75 - - -
VIII. PROGNOSIS
OD OS
Ad Vitam Ad bonam Ad bonam
Ad Functionam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
Ad Sanationam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
Ad Cosmetikum Ad bonam Ad bonam
IX. USUL
Pemeriksaan tonometri untuk mengetahui tekanan intraokuler
Pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa kadar glukosa darah
X. SARAN
Rutin memeriksa visus, + 2-3 tahun
Gunakan kacamata hanya untuk membaca
TINJAUAN PUSTAKA
Presbiopia
6
Definisi
Presbiopia merupakan kondisi mata dimana lensa kristalin kehilangan fleksibilitasnya
sehingga membuatnya tidak dapat fokus pada benda yang dekat. Presbiopia adalah suatu
bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya kemampuan akomodasi mata sesuai
dengan makin meningkatnya umur.
Presbiopia merupakan bagian alami dari penuaan mata. Presbiopia ini bukan merupakan
penyakit dan tidak dapat dicegah. Presbiopia atau mata tua yang disebabkan karena daya
akomodasi lensa mata tidak bekerja dengan baik akibatnya lensa mata tidak dapat
memfokuskan cahaya ke titik kuning dengan tepat sehingga mata tidak bisa melihat yang
dekat. Presbiopia adalah suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya
kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur. Daya akomodasi
adalah kemampuan lensa mata untuk mencembung dan memipih. Biasanya terjadi diatas usia
40 tahun, dan setelah umur itu, umumnya seseorang akan membutuhkan kaca mata baca
untuk mengkoreksi presbiopianya.
Epidemiologi
Prevalensi presbiopia lebih tinggi pada populasi dengan usia harapan hidup yang tinggi.
Karena presbiopia berhubungan dengan usia, prevalensinya berhubungan langsung dengan
orang-orang lanjut usia dalam populasinya.
Walaupun sulit untuk melakukan perkiraan insiden presbiopia karena onsetnya yang lambat,
tetapi bisa dilihat bahwa insiden tertinggi presbiopia terjadi pada usia 42 hingga 44 tahun.
Studi di Amerika pada tahun 1955 menunjukkan 106 juta orang di Amerika mempunyai
kelainan presbiopia.
Faktor resiko utama bagi presbiopia adalah usia, walaupun kondisi lain seperti trauma,
penyakit sistemik, penyakit kardiovaskular, dan efek samping obat juga bisa menyebabkan
presbiopia dini.
Etiologi
Gangguan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat:
7
- Kelemahan otot akomodasi
- Lensa mata yang tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa
Patofisiologi
Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi mata karena
adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa
menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur maka lensa menjadi lebih keras (sklerosis)
dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi cembung. Dengan demikian kemampuan melihat
dekat makin berkurang.
Manifestasi Klinik
o Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia lebih dari 40 tahun, akan
memberikan keluhan setelah membaca yaitu berupa mata lelah, berair dan sering terasa
pedas.
o Karena daya akomodasi berkurang maka titik dekat mata makin menjauh dan pada
awalnya akan kesulitan pada waktu membaca dekat huruf dengan cetakan kecil.
o Dalam upayanya untuk membaca lebih jelas maka penderita cenderung menegakkan
punggungnya atau menjauhkan obyek yang dibacanya sehingga mencapai titik dekatnya
dengan demikian obyek dapat dibaca lebih jelas.
o Presbiopia timbul pada umur 45 tahun untuk ras Kaukasia dan 35 tahun untuk ras
lainnya.
Penatalaksanaan
Diberikan penambahan lensa sferis positif sesuai pedoman umur yaitu umur 40 tahun (umur
rata – rata) diberikan tambahan sferis + 1.00 dan setiap 5 tahun diatasnya ditambahkan lagi
sferis + 0.50. Lensa sferis (+) yang ditambahkan dapat diberikan dalam berbagai cara:
1. kacamata baca untuk melihat dekat saja
2. kacamata bifokal untuk sekaligus mengoreksi kelainan yang lain
3. kacamata trifokus mengoreksi penglihatan jauh di segmen atas, penglihatan
sedang di segmen tengah, dan penglihatan dekat di segmen bawah
8
4. Kacamata progressive mengoreksi penglihatan dekat, sedang, dan jauh, tetapi
dengan perubahan daya lensa yang progresif dan bukan bertingkat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Daniel V. Vaughan, Taylor A, Paul R. Anatomi dan embriologi mata. Dalam:
Ophthalmologi umum. Jakarta: Widya Medika; 2002.
2. Ilyas S. Dalam: Ilmu penyakit mata. Edisi ke-3. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2010.
3. Ilyas S, Mailangkay H, Taim H, Saman R, Simarmata M, Widodo P, dkk. Ilmu
penyakit mata. Edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto; 2002.
4. James, Bruce, Chris C, Anthony B. Lecture notes oftalmologi. Jakarta: Erlangga;
2005.
5. Ilyas S. Kelainan refraksi dan koreksi penglihatan. Jakarta: Penerbit FKUI. 2004.
9
Recommended