View
62
Download
3
Category
Preview:
DESCRIPTION
panduan fieldtrip 2012
Citation preview
2012
PANDUAN FIELDTRIP PRAKTIKUM DASAR-DASAR
ILMU TANAH
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
DASAR ILMU TANAH 2012
ASISTEN DASAR ILMU TANAH
PS. AGROEKOTEKNOLOGI 2012
Tahun 2012 – 2013
1. Christanti Agustina
2. Sativandi Riza
3. Maharani Subandriya
4. Rizal Raditya Putra
5. Citra Dwi Oktovani
6. Benedictus Julio Tito Briliyantono
7. Yeni Setyorini
8. Ayyu Rahayu
9. Istika Nita
10. Novalia Kusumarini
11. Citra Charisma Wati
12. Pramasti Dyah Nhindyasari
13. Endah Setyorini
14. Felix Andri
15. Rizki Fortunella
16. Sipyanti
17. Andi Kurniawan
18. Ardo Aprilio
19. Ayu Aisyah
20. Danang Setiawan
21. Deska Ayu Sekar
22. Devi Nuraini A
23. Elly Daru Ika
24. Endah L.B
25. Haryati BR Siboro
26. Istnaini Darajah
27. M. Lukman Hakim
28. M. Rizki F.G
29. M. Naufal
30. Nawab Al Hasan
31. Putri Astria
32. Sariningsih
33. Vivin T
DASAR ILMU TANAH 2012
ASISTEN PEMATERI
STOP A Pedologi Biologi Kimia Fisika
Titik 1 Sipyanti Citra Sari* Andi
Kelas A1 B1 C1 D1
Titik 2 Nina Tito Nawab Rani*
kelas E1 F1 G1 H1
Titik 3 Sativandi Riza* Noval Devi Endah l
kelas I1 J1 K1 L1
Titik 4 Rizal Ayu A Putri Ayu*
kelas M1 N1 O1 P1
STOP B Pedologi Biologi Kimia Fisika
Titik 1 Felix* Yeni Haryati Danang
kelas A2 B2 C2 D2
Titik 2 Nova Deska* Ardo Inugh
kelas E2 F2 G2 H2
Titik 3 Nita Elly Isnani Rizky*
kelas I2 J2 K2 L2
Titik 4 Kiki Vivin Citra C Lukman*
kelas M2 N2 O2 P2 *Penanggung Jawab Titik
DASAR ILMU TANAH 2012
RUNDOWN FIELDTRIP DIT
STOP A
TITIK KELAS JAM POS ASISTEN
1
A1
08.00-08.30 Pedologi Sipyanti
08.40-09.10 Biologi Citra Dwi
09.25-09.55 Kimia Sari
10.05-10.35 Fisika Andi
B1
08.00-08.30 Biologi Citra Dwi
08.40-09.10 Pedologi Sipyanti
09.25-09.55 Fisika Andi
10.05-10.35 Kimia Sari
C1
08.00-08.30 Kimia Sari
08.40-09.10 Fisika Andi
09.25-09.55 Pedologi Sipyanti
10.05-10.35 Biologi Citra Dwi
D1
08.00-08.30 Fisika Andi
08.40-09.10 Kimia Sari
09.25-09.55 Biologi Citra Dwi
10.05-10.35 Pedologi Sipyanti
2
E1
08.00-08.30 Pedologi Nina
08.40-09.10 Biologi Tito
09.25-09.55 Kimia Nawab
10.05-10.35 Fisika Rani
F1
08.00-08.30 Biologi Tito
08.40-09.10 Pedologi Nina
09.25-09.55 Fisika Rani
10.05-10.35 Kimia Nawab
G1
08.00-08.30 Kimia Nawab
08.40-09.10 Fisika Rani
09.25-09.55 Pedologi Nina
10.05-10.35 Biologi Tito
H1
08.00-08.30 Fisika Rani
08.40-09.10 Kimia Nawab
09.25-09.55 Biologi Tito
10.05-10.35 Pedologi Nina
3
I1
08.00-08.30 Pedologi Sativandi
08.40-09.10 Biologi Noval
09.25-09.55 Kimia Devi
10.05-10.35 Fisika Endah I
J1
08.00-08.30 Biologi Noval
08.40-09.10 Pedologi Sativandi
09.25-09.55 Fisika Endah I
10.05-10.35 Kimia Devi
DASAR ILMU TANAH 2012
K1
08.00-08.30 Kimia Devi
08.40-09.10 Fisika Endah I
09.25-09.55 Pedologi Sativandi
10.05-10.35 Biologi Noval
L1
08.00-08.30 Fisika Endah I
08.40-09.10 Kimia Devi
09.25-09.55 Biologi Noval
10.05-10.35 Pedologi Sativandi
4
M1
08.00-08.30 Pedologi Rizal
08.40-09.10 Biologi Ayu A
09.25-09.55 Kimia Putri
10.05-10.35 Fisika Ayu
N1
08.00-08.30 Biologi Ayu A
08.40-09.10 Pedologi Rizal
09.25-09.55 Fisika Ayu
10.05-10.35 Kimia Putri
O1
08.00-08.30 Kimia Putri
08.40-09.10 Fisika Ayu
09.25-09.55 Pedologi Rizal
10.05-10.35 Biologi Ayu A
P1
08.00-08.30 Fisika Ayu
08.40-09.10 Kimia Putri
09.25-09.55 Biologi Ayu A
10.05-10.35 Pedologi Rizal
STOP B
TITIK KELAS JAM POS ASISTEN
1
A2
08.00-08.30 Pedologi Felix
08.40-09.10 Biologi Yeni
09.25-09.55 Kimia Haryati
10.05-10.35 Fisika Danang
B2
08.00-08.30 Biologi Yeni
08.40-09.10 Pedologi Felix
09.25-09.55 Fisika Danang
10.05-10.35 Kimia Haryati
C2
08.00-08.30 Kimia Haryati
08.40-09.10 Fisika Danang
09.25-09.55 Pedologi Felix
10.05-10.35 Biologi Yeni
D2
08.00-08.30 Fisika Danang
08.40-09.10 Kimia Haryati
09.25-09.55 Biologi Yeni
10.05-10.35 Pedologi Felix
DASAR ILMU TANAH 2012
2
E2
08.00-08.30 Pedologi Nova
08.40-09.10 Biologi Deska
09.25-09.55 Kimia Ardo
10.05-10.35 Fisika Inug
F2
08.00-08.30 Biologi Deska
08.40-09.10 Pedologi Nova
09.25-09.55 Fisika Inug
10.05-10.35 Kimia Ardo
G2
08.00-08.30 Kimia Ardo
08.40-09.10 Fisika Inug
09.25-09.55 Pedologi Nova
10.05-10.35 Biologi Deska
H1
08.00-08.30 Fisika Inug
08.40-09.10 Kimia Ardo
09.25-09.55 Biologi Deska
10.05-10.35 Pedologi Nova
3
I1
08.00-08.30 Pedologi Nita
08.40-09.10 Biologi Elly
09.25-09.55 Kimia Isnaini
10.05-10.35 Fisika Rizky
J1
08.00-08.30 Biologi Elly
08.40-09.10 Pedologi Nita
09.25-09.55 Fisika Rizky
10.05-10.35 Kimia Isnaini
K2
08.00-08.30 Kimia Isnaini
08.40-09.10 Fisika Rizky
09.25-09.55 Pedologi Nita
10.05-10.35 Biologi Elly
L2
08.00-08.30 Fisika Rizky
08.40-09.10 Kimia Isnaini
09.25-09.55 Biologi Elly
10.05-10.35 Pedologi Nita
4
M2
08.00-08.30 Pedologi Kiki
08.40-09.10 Biologi Vivin
09.25-09.55 Kimia Citra C
10.05-10.35 Fisika Lukman
N2
08.00-08.30 Biologi Vivin
08.40-09.10 Pedologi Kiki
09.25-09.55 Fisika Lukman
10.05-10.35 Kimia Citra C
O2
08.00-08.30 Kimia Citra C
08.40-09.10 Fisika Lukman
09.25-09.55 Pedologi Kiki
DASAR ILMU TANAH 2012
10.05-10.35 Biologi Vivin
P2
08.00-08.30 Fisika Lukman
08.40-09.10 Kimia Citra C
09.25-09.55 Biologi Vivin
10.05-10.35 Pedologi Kiki
DASAR ILMU TANAH 2012
MATERI I
PENGUKURAN BIODIVERSITAS
1.1 PENGERTIAN
Bahan Organik adalah semua bahan yang berasal dari jaringan tanaman dan
hewan, baik yang hidup maupun yang telah mati, pada berbagai tahapan (stage)
dekomposisi.
Bahan Organik Tanah adalah bahan (sisa jaringan tanaman/hewan) yang telah
mengalami perombakan/dekomposisi baik sebagian/seluruhnya.
Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme
yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah.
Biodiversitas dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Biodiversitas Bagian Atas
Seresah
Contoh : Daun yang berguguran, ranting pohon dan tanaman yang mati.
Tanaman bawah (Understorey)
Contoh : Rumput-rumputan
2. Biodiversitas Bagian Bawah
Makro Organisme
Contoh : Cacing Tanah, Semut, Rayap dan Lain-lain
Mikro Organisme
Contoh : Mikoriza
1.2 METODE PENGAMATAN
1.2.1 Alat
1. Frame (tali raffia) berukuran 50 x 50 cm
Gambar:
50 cm
50 cm
50 cm
Frame 1
Frame 2
DASAR ILMU TANAH 2012
1.2.2 Variabel Pengamatan :
1. Jenis dan jumlah vegetasi (Understorey)
2. Jumlah seresah
3. Jumlah makro organisme
4. Jumlah kascing (Kotoran Cacing)
1.2.3 Cara Kerja :
1. Amati jenis vegetasi yang ada dalam frame (tali rafia). Hitung
jumlahnya dan tulis dalam tabel pengamatan.
2. Lakukan langkah yang sama pada pengamatan jumlah seresah, makro
organisme dan kascing
Tabel 1. Pengamatan Vegetasi
No Jenis Vegetasi Jumlah
Frame 1 Frame 2
Tabel 2. Pengamatan seresah
No Jenis Seresah Jumlah
Frame 1 Frame 2
Ket: Banyak, Sedang, Sedikit
DASAR ILMU TANAH 2012
Tabel 3. Pengamatan Makro Organisme
No Jenis Makro Organisme Jumlah
Frame 1 Frame 2
Tabel 4. Pengamatan Kascing
No Jumlah Kascing
Frame 1 Frame 2
Ket: Banyak, Sedang, Sedikit
DASAR ILMU TANAH 2012
MATERI II
INDIKATOR KESEHATAN TANAH
2.1 UNSUR HARA
1. NITROGEN (N)
o Fungsi
Nitrogen bagi tanaman berperan dalam penyimpanan energi
dan transfer energi. Selain itu juga banyak berperan dalam
pembentukan dan pembelahan sel, sehingga unsur ini banyak ditemui
pada bagian-bagian vegetatif tanaman (Gardner et al., 1991 dalam
Wentasari, 2005).
o Gejala Kekurangan
Gejala awal defisiensi N ditandai dengan daun yang
menguning dan klorosis karena terjadi penghambatan sintesis klorofil
(Salisbury dan Ross, 1992 dalam Wentasari, 2005). Kekurangan
nitrogen dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, gejala yang
ditunjukkan yaitu tanaman kerdil dan menguning. Kekurangan
nitrogen banyak ditemui pada daun-daun tua dibandingkan pada daun
yang lebih muda. Pada tanaman buah-buahan kadar N rendah dapat
menyebabkan penurunan hasil panen baik secara kualitas maupun
kuantitas (Gardner et al., 1991 dalam Wentasari, 2005).
o Gejala Kelebihan
Kelebihan unsur N dapat berdampak negatif bagi pertumbuhan
dan hasil tanaman, gejala yang ditunjukkan adalah daun yang
berwarna hijau tua dan sukulen serta rentan terhadap serangan hama
dan penyakit (Jones et al., 1991 dalam Wentasari, 2005). Pertumbuhan
tanaman pada kondisi N berlebihan menyebabkan tanaman menjadi
kerdil, terjadi hambatan pada fase pembungaan dan pembentukan biji
(Salisbury dan Ross, 1992 dalam Wentasari, 2005).
DASAR ILMU TANAH 2012
2. FOSFOR (P)
o Fungsi
Fosfor berdasarkan fungsinya tergolong dalam hara yang
berperan dalam penyusun dan transfer energi (Gardner et al., 1991
dalam Wentasari, 2005). Di dalam tanaman P merupakan komponen
pembentuk enzim dan protein, diantaranya ATP dan ADP yang
berperan dalam transfer energi, serta DNA dan RNA yang berperan
dalam informasi genetik serta phitin (Jones et al., 1991 dalam
Wentasari, 2005).
o Gejala Kekurangan
Gejala kekurangan P biasanya mulai tampak pada daun yang
lebih dewasa, tanaman menjadi kerdil dan berwarna hijau tua,
pertumbuhan tanaman menjadi lambat dan kerdil (Salisbury dan Ross,
1992 dalam Wentasari, 2005). Pada tanaman yang mengalamin
kekurangan P terjadi penimbunan gula yang ditunjukkan oleh
pigmentasi antosianin pada bagian dasar batang dan urat daun
(Gardner et al., 1991 dalam Wentasari, 2005).
o Gejala Kelebihan
Kelebihan hara P menunjukkan gejala defisiensi unsur hara
mikro utamanya Fe dan Zn. Gejala kekurangan unsur hara Fe dan Zn
yaitu terjadi klorosis pada daun muda. Kelebihan hara P dapat
mengakibatkan terganggunya metabolisme dalam tanaman, kadar P
lebih besar dari 100% dapat menyebabkan keracunan pada tanaman
(Jones et al., 1991 dalam Wentasari, 2005).
DASAR ILMU TANAH 2012
3. KALIUM (K)
o Fungsi
Unsur K dalam tanaman berperan aktif dalam translokasi gula
pada pembentukan pati, proses membuka dan menutupnya stomata,
efisiensi penggunaan air, memperluas pertumbuhan akar dan
meningkatkan ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit.
Fungsi lain dari K yaitu dalam pembentukan dinding sel, pada
tanaman yang memiliki K yang cukup maka memiliki dinding sel yang
tebal serta jaringan yang lebih stabil. Pada tanaman sayuran pemberian
K yang cukup menyebabkan tanaman memiliki daya tahan hidup yang
lebih baik (Bennet, 1994 dalam Wentasari, 2005).
o Gejala Kekurangan
Kalium mudah disalurkan dari organ dewasa ke organ yang
muda, sehingga gejala kekurangan K tampak pertama kali pada daun
tua. Pada kebanyakan tanaman monokotil (misalnya tanaman serealia)
gejala ditandai dengan kematian sel pada ujung dan tepi daun dan
nekrotis ke bawah sepanjang tepi menuju bagian daun yang muda
(Salisbury dan Ross, 1992 dalam Wentasari, 2005). Secara spesifik
kalium di dalam tanaman memiliki peran penting dalam mengatur
tekanan osmotik tanaman yang menyebabkan pergerakan air ke dalam
akar, sehingga tanaman yang kekurangan K akan memiliki ketahanan
terhadap kekeringan yang rendah dibandingkan dengan tanaman yang
cukup K (Leiwakabessy dan Sutandi, 1998 dalam Wentasari, 2005).
o Gejala Kelebihan
Kadar K yang tinggi dalam tanaman akan menyebabkan
kekurangan hara Mg atau Ca dalam tanaman tersebut. Gejala
kelebihan K pertama kali menunjukkan adanya kekurangan unsur hara
Mg terlebih dahulu dibandingkan Ca (Jones et al., 1991 dalam
Wentasari, 2005).
DASAR ILMU TANAH 2012
2.2 METODE PENGAMATAN
1. Amati kondisi tanaman yang dijumpai di lahan, apakah dijumpai
kekurangan unsur hara N / P / K.
2. Bandingkan kenampakan tanaman dengan gambar berikut:
Gambar. Defisiensi unsur N pada tanaman
Gambar. Defisiensi unsur P pada tanaman
Gambar. Defisiensi unsur K pada tanaman
DASAR ILMU TANAH 2012
3. Isikan hasil pengamatan pada tabel dibawah ini:
No. Nama Tanaman Gejala yang Ditemukan Kelebihan/ Kekurangan
Unsur
SUMBER PUSTAKA:
Wentasari, Risa. 2005. Studi Penentuan Dosis Optimum N, P, K dan Mg Tanaman
Lidah Buaya (Aloe vera chinensis) pada Lahan Gambut Indragiri Hilir
Riau. Tesis. Pascasarjana IPB, Bogor
2.3 C-ORGANIK DAN pH DI LAPANGAN
1. C-Organik
2. pH
pH dilapangan perlu diketahui yakni diantaranya berguna sebagai
indikator kesuburan tanah, menetapkan kebutuhan pupuk, serta
pengapuran. Dalam menetapkan kebutuhan kapur, maka uji cepatnya
sebagai berikut:
DASAR ILMU TANAH 2012
Penetapan kebutuhan kapur
Alat : pH indikator
Bahan : Botol plastik (bekas tempat rol film), Larutan penentu pH
(Aquadest)
Prosedur
Ambil sedikit tanah
Masukkan ke dalam botol plastik (bekas botol film)
Masukkan larutan penentu pH ke dalam botol plastik yang berisi
tanah. Jumlah tanah larutan kira-kira sama dengan jumlah tanah
berdasarkan isi (disarankan tidak melebihi 10 ml).
Kemudian botol ditutup rapat
Kocok dengan ayunan tangan penuh ke atas dan ke bawah
sebanyak 20 kali.
Biarkan hingga tanah mengendap dan cairan diatasnya bening.
Celupkan ujung lakmus ke dalam cairan bening tadi dan usahakan
kertas lakmus tidak terbenam dalam endapan tanah. Perhatian
jangan sampai kertas lakmus tersentuh bagian tubuh, apalagi
sedang berkeringat.
Bandingkan warna kertas pH dengan deretan pada kotak
pembungkus yang telah mempunyai sederetan standar. Pilih yang
sama atau mendekati warna yang ada. Baca beberapa pH larutan
(misalnya: pHx)
Cari selisih pH (Δ pH) dengan cara pada butir 7.
DASAR ILMU TANAH 2012
Tentukan jumlah kapur setiap hektar dengan menggunakan tabel
berikut :
Misal : pH lapangan = 5.5
Δ pH = 6.0 – 5.5 = 0.5
maka, Kebutuhan kapur lahan yang ditentukan = 2.1 ton/ha
Hitung kebutuhan kapur tersebut untuk luasan (LP, LU-I, LU-II)
yang ada dengan membagi luasan 1 ha : luas yang akan di kapur x
jumlah kapur (ton/ha). Untuk ¼ ha = 2.1 dibagi 4 = 0.5 ton/ha.
Tabel 7.1 Hubungan selisih pH dengan kebutuhan kapur
pH Kebutuhan
Kapur
(ton/ha)
pH Kebutuhan
Kapur
(ton/ha)
2.0 6.8 1.0 3.7
1.9 6.5 0.9 3.4
1.8 6.2 0.8 3.0
1.7 5.9 0.7 2.7
1.6 5.6 0.6 2.4
1.5 5.3 0.5 2.1
1.4 4.9 0.4 1.8
1.3 4.6 0.3 1.5
1.2 4.3 0.2 1.1
1.1 4.2 0.1 0.8
DASAR ILMU TANAH 2012
MATERI III
PEDOLOGI
Pedologi adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek geologi tanah. Di
dalamnya ditinjau berbagai hal mengenai pembentukan tanah (pedogenesis),
morfologi tanah (sifat dan ciri fisika dan kimia), dan klasifikasi tanah.
Dasar utama melakukan klasifikasi dan memahami tanah adalah diskripsi
profil tanah yang dilakukan di lapang. Pengamatan di lapang pada dasarnya
dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu; 1) pengamatan identifikasi (pemboran); 2)
pengamatan detil (minipit + pemboran); dan 3) deskripsi profil tanah. Pada fieldtrip
kali ini akan diperkenalkan deskripsi profil tanah. Namun, pengamatan dilakukan
pada minipit yaitu lubang (liang) pengamatan tanah yang dibuat dengan
menggunakan skop dengan ukuran minimal 40x40 cm dan kedalaman 80 cm .
berbeda dengan profiltanah, dimana pengamatan atau deskripsi tanah dilakukan pada
lubang yang sengaja digali pada tanah dengan ukuran panjang kurang lebih 2m, lebar
1m dan dalam 2m.
3.1 PENENTUAN LOKASI DESKRIPSI TANAH
Dalam mentukan lokasi harus di tempat yang representative sesuai dengan tujuan
kajian yang dilakukan. Beberapa hal yang penting dalam penentuan lokasi pembuatan
miipit maupun profil:
1. Berada jauh dari lokasi penimbunan sampah, tanah galian atau bekas
bangunan, kuburan atau bahan-bahan lainnya.
2. Berjarak > 50m dari pemukiman, pekarangan, jalan, saluran air dan
bangunan lainnya.
3. Jauh dari pohon besar, agar perakaran tidak menyulitkan penggalian
profil.
4. Pada daerah berlereng, profil dibuat searah lereng.
3.2 PROSEDUR DESKRIPSI
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pengamatan atau
deskripsi profil tanah adalah sebagai berikut:
Sisi profil yang akan diamatai harus bersih dan tidak ternaungi
Hindari pengamatan kondisi fisik (warna) dalam kondisi hujan atau pada
waktu sinar matahari kurang terang. (max pukul 4 sore).
DASAR ILMU TANAH 2012
Jika keadaan tanah kering, sebaiknya sisi profil yang diamati dibasahi
dengan air (kondisi lembab).
Jika air tanahnya dangkal, maka air harus selalu dikuras agar tidak
mengganggu pengamatan.
3.3 METODE DESKRIPSI
a. Alat dan bahan
Alat penggali
Cangkul
Sekop
Bor tanah (jika diperlukan)
Deskripsi tanah
Pisau lapang
Buku Munsell Colour Chart
Botol air
Meteran (roll meter) 1,5 meter
Sabuk profil (meteran berukuran lebar 3-5 cm, panjang 3 meter)
Pengukur pH
Form Pengamatan
Meja dada (sebagai alas untuk menulis)
Alat-alat tulis
Kamera
Deskripsi lokasi
Kompas
GPS
Klinometer
Stereoskop saku
Altimeter
Buku catatan
b. Cara kerja
Dalam melakukan pengamatan profil tanah dilakukan orientasi pada seluruh
profil tanah dimulai dari bagian bawah, dan perhatikan perbedaan-
perbedaan sifat tanah yang ada dalam setiap lapisan tanah. Tahap-tahap yang
dilakukan:
1. Buat batas berdasarkan kenampakan perbedaan-perbedaan yang
terlihat secara jelas, misalnya warna tanah.
DASAR ILMU TANAH 2012
2. Gunakan pisau lapang untuk menusuk-nusuk bidang profil tanah untuk
mengetahuikonsistensi atau kepadatan keseluruhan profil. Perbedaan
kepadatan merupakan salah satu kriteria untuk membedakan horizon
profil.
3. Apabila warna tanah, kepadatan dan tekstur tanah sama, maka
perbedaan konsistensi, struktur, kenampakan redoksimorfik dapat
digunakan sebagai dasar penarikan batas horizon.
4. Setelah horizon ditentukan , letakkan meteran tegak lurus bidang profil
tanah dan jangan lupa pasang sabuk profil. Kemudian foto bidang
profil yang diamati.
5. Selanjutnya lakukan diskripsi dan pencatatan hasil diskripsi pada kartu
profil tanah.
DASAR ILMU TANAH 2012
Gambar 3.1. Form Pengamatan (bagian depan)
DASAR ILMU TANAH 2012
Gambar 3.2. Form Pengamatan (bagian belakang)
DASAR ILMU TANAH 2012
3.4 KLASIFIKASI TANAH
Klasifikasi tanah dimulai dengan menentukan epipedon dan endopedon, yaitu
dengan melihat penciri utama dari profil tanah yang dideskripsikan. Kemudian
menentukan ordo tanah, sub ordo, group, sub group, family, dan series.
I. EPIPEDON
Epipedon merupakan horizon permukaan. Klasifikasi epipedon menurut
SOIL TAXONOMY, 1999:
Mollik
- Ketebalan : - > 10 cm jika menumpang pada batuan keras
- 1/3 jika solum tidak tebal
- 25 cm jika jika solum tebal
- Tidak keras sekalipun kering (gembur – agak teguh)
- Warna gelap ( Value kurang dari 3, kroma kurang dari 3 pada
kondisi lembab. Dan value kurang dari 5 pada kondisi kering)
- KB lebih besar 50%
- BO lebih besar 1%, tapi kurang dari 20% jika pasir, atau
kurang dari 30% jika lempung.
- Struktur berkembang nyata
Antropik :
- Seperti molik tetapi
- Kadar fosfat tinggi Karena pengolahan dan pemupukan
(anthropos = manusia).
Histik :
- horizon organic (histos=jaringan) umumnya di daerah gambut
tebal > 1 kaki (±30 cm)
- sering jenuh air.
Okrik :
- warna lebih muda (ochros = pucat, warna muda)
- kadar BO lebih rendah
- lebih tipis dari molik, umbrik, anthropik atau histik
- keras dan pejal waktu kering.
Plagen :
- Mengandung seresah, pupuk kandang dan sampah usaha tani
tebal > 50 cm
- pengaruh pengolahan tanah yang lama
- (plaggen = sod = tanaman sisa-sisa rumput)
Umbrik :
- warna tua (warna tua = molik)
DASAR ILMU TANAH 2012
- seperti molik, tetapi jenuh hydrogen (H=) sehingga nilai KB
rendah (<50%).
Melanik :
- memiliki ketebalan 30 cm
- Memiliki sifat tanah andik
- C-Organik 6%
- Warna gelap (value dan kroma 2 atau kurang pada kondisi
lembab)
Folistik :
- selalu jenuh air < 30 hari kumulatif dalam satu tahun normal
- Horizon organik
Kandungan C-Organik : 16% apabila mengandung 60% liat,
atau 8% apabila tidak mengandung liat, atau ditambah
(persentase liat dibagi 7,5)%, apabila mengandung liat > 60%.
2.ENDOPEDON
Endopedon merupakan horizon bawah permukaan. Klasifikasi endopedon
menurut SOIL TAXONOMY, 1999:
Kambik :
- Struktur granuler, gumpal atau tiang, bercampur dengan yang
masih memperlihatkan struktur buatan induk,
- Mengandung mineral terlapukkan, termasuk alofan atau kaca
volkan (vitrik) (cambiare = menukar)
- KPK diatas 16me%
- Belum ada iluviasi liat, seskuioksida &B.O,
- Tidak tampak selaput liat pada gumpalan/butir tanah,
- Memiliki tekstur dari pasir, atau lebih halus lagi.
Agrik :
- Horison Iluvial
- akumulasi debu, liat dan humus secara nyata di bawah lapisan
olah ≤ 15% vol tanah
Albik :
- liat & oksida besi telah tercuci sehingga meninggalkan pasir
dan debu,
- warna muda ; value ≥ 4 (lembab) atau ≥ 5 (kering) → albus =
albino,
- biasanya dibawah horizon spodik atau argilik.
DASAR ILMU TANAH 2012
Argilik : Horison iluviasi liat (Bt), Berselaput liat pada permukaan
agregat tanah.
Kalsik :
- Mengandung CaCO3 15% dan tebal lebih dari 15cm,
- horizon iluvial.
Natrik : Seperti argilik, tetapi :
- Berstruktur prismatic dan tiang,
- BNa tertukar ≥ 15%,
- pH > 8,5.
Oksik :
- Penggumpalan besi oksida dan/atau Al oksida terhidrat,
- Tebal 30 cm dan mengandung 15% liat,
- Liat kaolinit (kisi 1:1) (oksik : oksida),
- Tidak memiliki sifat horizon argilik.
Spodik :
- Berhorizon (iluviasi = B) dengan penggumpalan humus
/seskuiosida,
- Tersusun dari bahan spoik (85%).
Kandik : Seperti argilik, tetapi :
- KTK efektif < 16me/100gram liat,
- Ketebalan minimum 18cm,
- Tekstur pasir sangat halus atau yang lebih halus lagi.
Gipsik :
- Horison iluviasi dari senyawa gypsum,
- ketebalan minimal 15 cm,
- tidak ditemukannya sementasi,
- mengandung CaSO4 tinggi.
Sombrik :
- Berwarna gelap,
- Terbentuk karena iluviasi humus tanpa Al dan Na,
- KB dan KTK rendah.
Salik : Horison yang banyak mengandung garam mudah larut,
tebal 15 cm.
Placik :
- Horison tipis (2-10mm),
- Warna hitam sampai merah gelap,
- Keras, tersementasi dengan Fe, MN dan BO.
Petrokalsik :
- Horison iluviasi karbonat atau kalium karbonat,
DASAR ILMU TANAH 2012
- Pemadasan senyawa karbonat.
Petrogipsik :
- Horison iluviasi bahan gypsum,
- Pemadasan senyawa gypsum.
Glosik :
Degradasi horizon argilik, kandik atau natrik, dan memiliki ketebalan 5
cm dengan karateristik Sebagian bahan penyusun 15-85% hasil eluviasi
bahan albik, Sebagian bahan penyusun hasil iluviasi horizon argilik,
kandik atau natrik.
3. ORDO
Klasifikasi Ordo menurut SOIL TAXONOMY, 1999 :
Histosol : Kandungan bahan organik lebih dari 30% dan tebalnya lebih
dari 40 cm.
Andisol : Tanah lain yang mempunyai lapisan dengan sifat andik
setebal 35 cm atau lebih pada kedalaman kurang dari 60 cm.
Spodosol : Tanah lain yang memiliki horizon spodik pada kedalaman
kurang dari 2m.
Oxisol : Tanah lain yang memiliki horizon oksik pada kedalaman
kurang dari 1,5m dan tidak memilaiki horizon argilik.
Vertisol : Tanah lain yang memiliki kandungan liat lebih dari 30% dari
semua horizon, bila kering pecah-pecah sampai kedalaman 50
cm, strukturnya mebaji.
Aridisol : Tanah lain yang kering lebih dari 6 bulan setiap tahun dan
tidak mempunyai epipedon molik.
Ultisol : Tanah lain yang memiliki horizon argilik dengan KB (pH
8,2) kurang dari 34% pada kedalaman 1,8 dari permukaan.
Mollisol : Tanah lain yang mempunyai epipedon molik dan KB (pH 7)
seluruh bagian solum tanah lebih dari 50%.
Alfisol : Tanah lain yang mempunyai horizon argilik dengan KB (pH
8,2) lebih dari 35% pada kedalaman 1,8 dari permukaan.
Inceptisol : Tanah lain yang mempunyai epipedon umbrik, mollik atau
plagen atau mempunyai horizon kambik.
Entisol : Tanah lain (yang mempunyai epipedon ocrikatau histik, atau
horizon albik tetapi tidak punya horizon penciri lain).
DASAR ILMU TANAH 2012
MATERI IV
MENGENAL JENIS-JENIS EROSI
4.1. LATAR BELAKANG
Erosi pada dasarnya adalah proses perataan kulit bumi. Proses ini terjadi
dengan penghancuran, pengangkutan, dan pengendapan. Di alam ada dua
penyebab utama yang aktif dalam proses ini yakni angin dan air. Erosi yang
disebabkan oleh angin disebut erosi angin dan erosi jenis ini terutama dialami
di daerah yang kering atau padang pasir. Di daerah tropis basah seperti di
Indonesia ini penyebab erosi yang paling dominan adalah air. Proses erosinya di
sebut erosi air. Air yang menyebabkan erosi adalah air hujan/pukulan air hujan,
air limpasan permukaan, air sungai, air danau dan air laut. Begitu air hujan
mengenai kulit bumi, maka secara langsung hal ini akan menyebabkan hancurnya
agregat tanah. Pada keadaan ini penghancuran agregat tanah dipercepat dengan
adanya daya penghancuran dan daya urai dari air itu sendiri. Penghancuran
agregat tanah terjadi karena pukulan air hujan dan kikisan air limpasan
permukaan. Di samping itu massa tanah yang terangkut dalam limpasan
permukaan, terutama debu, pasir dan kerikil di dalam perjalanan menuju tempat
pengendapan juga mampu untuk menggerus permukaan tanah. Proses ini
akan menimbulkan erosi dengan bentuk yang berbeda-beda. Untuk itu
mahasiswa perlu mengetahui dan memahami bentuk-bentuk erosi di lapangan.
4.2. TUJUAN
Mahasiswa paham bentuk-bentuk erosi di lapangan
4.3. ALAT DAN BAHAN
Kertas dan alat tulis untuk diskusi
4.4. METODE
Pengamatan lapangan (survei), diskusi kelompok
4.5. WAKTU
30 Menit
4.6. POKOK BAHASAN
1. Mengenal dan memahami erosi percikan
2. Mengenal dan memahami erosi lembar
3. Mengenal dan memahami erosi alur
DASAR ILMU TANAH 2012
4. Mengenal dan memahami erosi selokan
5. Mengenal dan memahami longsor
4.7. LANGKAH-LANGKAH
1. Mahasiswa memahami tujuan kegiatan ini
2. Kelompok melakukan pengamatan di lapangan dan memahami bentuk-
bentuk erosi
3. Setelah itu didiskusikan kelompok tentang upaya pencegahan dari fenomena
erosi tersebut
4.8. CONTOH GAMBAR JENIS-JENIS EROSI
Erosi Alur
Percikan
Erosi Percikan Erosi Alur
Erosi Selokan
Erosi Selokan
Longsor
DASAR ILMU TANAH 2012
4.9. JENIS-JENIS EROSI DI LOKASI PENGAMATAN
Jenis-jenis erosi yang ditemukan (fakta : ditemukan pada kondisi yang
bagaimana/kondisi biofisik).
Erosi
Diskripsi kondisi dan upaya pengendaliannya
Recommended