pdi, - bptp ntbntb.litbang.pertanian.go.id/pu/pi/YG_Integrasi Usahatani.pdf · 2019. 1. 21. ·...

Preview:

Citation preview

II{TEGRASI USAHATAf{I JAGUNG DEiTGAII TERNAX SAPISEAAST UPAYA PETTII{GKATAR ]{N.AT TAM€*}I PETANI

Yrtfiaiieig. EallirBalai Pengajian Teknologi Pertanian (BffP) NTB

Email : yohanesgeli@ymail.com

ABSTRAK

Pengembangan perhanian ramah l{ngkungan menjadr suatu keharusan yang perfudikembangkan pada saat ini. Mengingat tingkat kesuburan tanah yang semakin menurunyang disebabkdri oleh penggunaan pupuk kimia yang bedebihan. Integrasi tanamariternak yang dilakukan petani saat ini belum optimal yang disebabkan pendampinganteknologi yang kurang intensif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatannilai tambah yang diperoleh petani melalui integrasi tanaman iagung dengan ternak sapi.Penelitian dilaksanakan dari bulai Mei hingga Desember 2012 pada lima kelompok tani dikabupaten Lombok Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studikasus. Pengumpulan data melalui pengamatan, wawancrra dan diskusi kelompokterfokus (FGD). Flasit penelitian rnenunjukkan bahwa int{irdsi tariarnan jagung denganternak sapi penggemukan yang dilakukan kelompok tani meningkatkan nilai tambah yangdiperoleh petani. Penerapan teknologi pasca panen jagung meningkatkan nilai tambahyang diperoleh petani melalui peniualan jagung pipilan kering dibandingkan denganpenjualan dalam bentuk tongkol kering panen

Kata kunci: Intqrasi, jagung, sapi, nilai tambah

PEI{DAHUTUAI$

Fopulasi ternak sapi di propinsi Nusa Tenggara Barat mencapai 780.000ekor pada tahun 2012, merupakan hasil peternakan rakyat, Pemeliharaan ternaksapi oleh petani di NTB selalu dlintegrasikan dengan tanaman yang menjadikomodrti utama yang diusahakan petani seperti, pdi, jagung, dan palawfia(kacang-kacangan) sefta tanaman perkebunan. Integrasi tanaman dengan ternaksapi yang dilakukan petani bertujuan untuk meningkatkan pendapatan.Kemampuan petani untuk menrcJihara ternak sapi yang terinteErasi dengantanaman yaitu, rab-rata 2 ekor/rumah tangga, sehingga tidak memungkinkanuntuk keEiatan agribisnis s€cara individu kecuali ditakukan secara kot€ktif.

Pemeliharaan ternak sapi oleh petani didukung berbagi programpercepatan yang dilakukan oleh pemerintah NTB, antara lain melalui programPercepatan, lnovasi dan Nilai tarnbah (H'ry) yang dikenal derEan pragram "BuFniSejuta Sapi" (BSS). Pelakanaan program ini memberikan gambaran bahwapeternak adalah pelaku utama dan berperan sangat penting dalam menentukanperkembangan populasi ternak sapi. Walaupun pengetahuan dan pengalamanbeternaknya dapat dikatakan cukup banya( namun karena berbagai kendala,belum mampu mewujudkan potensi produksi optimalternak sapiyang dipelihara.

Dalam upaya meningl€tkan populasi ternak sapi di Indonesia, DireKoratJenderal Peternakan melalui program Sarjana Membangun Desa (SMD) sebagalbagian dari komponen pengembangan usaha peternakan sapi untuk percepatanpembangunan ekonomi wilayah. PelaKanaan program SMD di NTB dimulai sejak

586

bhun 200B sampai tahun 2011 berjumlah 150 SMD yang mengelola ternak sapibibit dan sapf potong derqan total lnvestasi Rp 46.370.,+00.000 (DinasPeternakan, 2011).

Pemdiharaan ternak sapi metafui program pendampingan SMD dilakukansecara koleKif oleh kelompok ternak sapi dalam satu kandang kolektif. Rata-ratajumlah anggota kelompok peternak sapi untuk setiap pendampingan SMDsebanyak 20 orang. Setaiap kelornpok ternak sapi rnengelola ternak sebanyak 20ekor jantan dan 40 ekor betina. Dari 150 kelompok peternak yang didampingioleh 150 SMD mengelola ternak sapi sebanyak 6.640 ekor dalam bentuk usahaagribisnis pengrgremukan dan pembibitan.

Propinsi Nusa Tenggara Barat sebagai koridor 5 pembangunanekonomi terutama dalam pengembangan peternakan melalui usahaagribisnis dalam program SMD akan rllamBu meningkatkan produKivitasatau populasi ternak sapi di NTB. Dengan demikian akan meningkatkanpeftumbuhan populasi sapi potong sebesar 15 olo sehingga dapatrnemenuhi permintaan sapi potong di NTB sebesar 6,4L Va sertamendukung kebutuhan daging nasional. Berkembangnya daerahpariwisata dari Bali ke wilayah Nusa Tenggara lainnya (NTB dan NTT)pedu didukurE oleh ketersedlaan daging sapi dalam industri pariwisata.Inhgrasi tanaman iagung dengan hrnak sapi dalam peningkatan nilaitambah merupakan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipeningkatan nilai tambah yang diperoleh petani melalui integrasi tanamanjagung dengan ternak sapi,

METOD1OTOGI

Penelitian dilakukan dari bulan Mei hingga Desember 2012 di kabupatenLombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Penelitian dilal$iinakan denganmenggunakan metode studi kasus pada lima kelompok ternak sapi berbas.isusahatani jagung di kabupaten Lombok Timur (Singarimbun dan SoflBn, 1995).Kelompok ternak sapi yang diobservasi adalah kelompok ternak sapi mengelolausahatani jagung di lahan sawah dan melakukan penggemukan ternak sapi.Teknik pengurrpubn data nelalui obsenrasi, wawanclra pada responden daninforman kunci dengan menggunakan kuesioner, dan diskusi kelompok terfokus(FGD). Data yang tdah dikumpdkafi kernudian dianalisis secara deskiptif.

HASILDA#I PEI4BAHASAN

KaraRqistik l(qfiatan l(&r*@<Kelompok yang dibentuk pada tahun 2004 melalui inisiatif sendiri dari

anggota kelompok tani untuk membangun kebersamaan dalam pengelolaanusahatani mengdami perkembangan yang sangat cepat. Melalui kegiatankelompok dalam usahatani jagung dan padi yang diintegrasikan dengan

Bemeliharaan temak sapi dirasakan manfaatnya oleh anggota terhadappeningkatan nilai tambah yang diperoleh.

587

Kelompok ini terbentuk tanpa mendapat sentuhan penyuluhan daribrrrbaga Berptrutrltpn rlam{#} dapat rnen}tbnka+ kegia&an usahatani denganteratur. Atas dasar modal soaial yang kuat, kelompok ini dapat mengembangkanberbagai tsaha ur$uk rneningkatan sflai tarnHr bagi arTggda kefirmpok.

Jenis usahatani tanaman pangan yang diusahakan. yaitu jagung dan padi

sawah serta tanaman palawija lainnya seperti kacang kedelai dan kacang hijau.lerami tanaman dimanfaatkan petani sehgai pakan ternak sapr yang dipelihara.Sebagian jerami tanaman disimpan petani untuk persediaan pakan ternak pada

musim kemarau. Pemanfaatan pakan dari legume pohon sepefti Gamal, Turi,lamtoro dan kelor belum dilakukan petani lahan sawah di kabupaten LombokTimur. Hal ini, terbatasnya lahan yang bisa di tanam hnaman legume olehpetani. Berbeda dengan petani lahan kering yang menanam tanaman legumetersebut disekeling kebun sehingga dapat dimantaatkan sebagai pakan Ernak.

FolaTanam Fada lahan Sawah

Pola tanam usahatani yang dilakukan oleh kglompok tani yang diqbServaSisebagian besar 588ias588m seragam. Usahatani dominan yang diusahakanpetani adalah jagung yang ditanam dua kali setahun yaitu pada MK II dan MH.

Pada MK I petani lebih memilih untuk menanam padi dengan pertimbanganbahwa pada MK I serangan tungro pada padi relatjf menurun dibandingkan pada

musim hujan. Pofa tanam jagung + Padi + Jagung tidak umum difakukan olehkelompok yang diobservasi. Berbagai analisis yang dilakukan petani danl<elompoknya bahwa menanam padi pada MK I dimana kelompok lain cenderuhgrnenanarR palawilg rpka seraRga+ tungrq pada pada relatif menuflln.

Perubahan pola tanam dari padi + padi + jagung menjadi jagung + padi+ jagung merupakan uFya yang dilakskan petani ufituk rTrefiTrtrrsperkembangan penyakit tungro yang sering dialami petani selama kurang lebihsepuluh tahun terakhir ini. Beberapa kecamatan seperti kecamatan Aikmel,Wanasaha dan Prirqgabaya di kabupaten Lombok Tirnur yang nrcrneliktintensitas tanam padi yang tinggi nenyebabkan berkembangnya penyakittungro. Ketiga kecamatan tersebut dikategorikan sebagai wilayah endemispenyakit tungro.

Berdasarkan kondisi dan perkembangan penyakit tungro sehinggasejumlah kelompok tani melakukan perubahan pola tanam untuk memutusperkembanEan penyakit tungro. Bahkan sejumlah kelompok.tani lahan sawah dikecamatan Wanasaba dan Pringgabaya lebih dominan rnenanm jagungdibandingkan padi dengan menanam jagung hingga ernpat kali dalam setahundengan menggunakan sistem relay.

Bulan:#i?r4t{r 4 T fg t9 10

Gambar 1. Pola tanam jagung+padi+jagung yang terintegrasi dengan ternaksaPi

588

Jenis usahatanijagung yang diusahakan petani meliputi: vareitas Bisi 2,NK 33r C.7 @rl Piorer. Ketiga varietas tersebut rnenpwyai tingkat produksiyang beberda-beda. Varietas padiyang ditanam petani meliputi: Ciherang, Inpari10, dafi Cigeulis juga merniliki tingat prodrlktfvitas hberda-beda. Jenis ternaksapi jantan yang digemukan petani meliputi sapi bali, Simental, Brahman danlemosin Oabel 1).

Tabel l. Jenis komoditas unggulan yang diusahakan petani atau kelompok tanidi bka$ F€Il€lltian, t?t*tn 2012

!q..___Koirgd!!qs-:.1. Jagung

Z, Padi

3. Sapi

C-7 Pioner

10.000 7.s00

Sqnber: ArpEsE futa priner, 2012

Integrasi tanaman jagurq &rqan usdta perqgernukan sapr dimanajagung selbagai komoditas utama. Integrasi tanaman dengan ternak sapidinamakan petani "JASA'fiagung dan sapi), merupakan upaya yang dilakukanpetani urltuk mgilrgkatkan perolehan nilai tanbah.

Pada pematag sawah petani menanam hijauan pakan ternak sepertirumput raja dan setaria guna penyediaan pakan hijauan pada musim kemarau.Limbah tanaman padi dan jagung dimanfaatkan petani untuk pakan ternak sapiusaha penggemukan yang dilakukan 3 kali produlsidalam setahun.

Limbah ternak sapi (slsa pakan dan kotoran ternak) diproses olehkelompok untuk pembuatan kompos dan Biogas. Kompos yang dihasilkankelompok digunakan oleh anggo'ta unfuk memufltk tanaman jagung dan sayur-sayuran. InteErasi taRaman jagung cbngan tennak sapi (JASA = lagung sap)dengan memanfaatkan limbah pertanian unfuk pakan ternak dan limbah ternakdimanfaatkan untuk tanaman merupakan suatu Model Pertanian RamahL+4gkungan (MPRL).

Usaha Penggemukan Ternak Sapi

Usaha penggemukan sapi pobng mulai dilakukan kelompok pada tahun2007, menggunakan modal kelompok yang terbatas dengan jumlah ternak sapibakalan yang di beti hanya seba+yak 4 e-ksr jantan Dalam pe+kembangannyadan melalui sistem pembagian keuntungan yang telah disepakati anggotakelompok tani yaitu, 60 o/o untuk pemelihara dan 40 o/o untuk kelompok. Ssitempembagian keuntungan sepefti ini mampu memberikan nilai tambah bagipnrelihara sehinEga kegiatan usaha penggemukan dapat dilakukan kelompoksecara berkelanjutan sampai dengan saat ini. Pembagian keuntungan 40 q/o

untuk kelompok ditambah pengembalian modal awal (harga beli sapi bakalan)digunakan kelompok untuk pengadaan temak sapi pada periode produksi

hriktrtnla. Hingga sa* ini (tatrun 2012) rata-rab iumlah sapi lang dimilikikelompok mencapai 31 ekor jantan dan 6 ekor betina.

Ers12

12.000

Oherang6.s0€Bali

3ffi

NK-33

9.000

Inpari 10

8-500Simental359

Cigeulis

5.80SBrahman Limosin

350 ,+90

589

Investasi kelompok tani pada tahun zolz dalam usaha pnggemulon sapipqtong seba4aak 31 eks dabm satu kali pe+io@ prduksi (4 bub.r|) dengen nilaiinvestasi mencapai 155.000.000,- dengan rata-rata harga beli Rp 5.000.000,-/ekq. Total investasi untuk sapi induk (pembr:bitan) sebesar Rp 27.000.s0s,-dengan rata-rata harga beli Rp 4.500.000,-/ekor. Hasil penjualan sapipenggemukan sebanyak 31 ekor pada satu kali peirode produki sebesar rip248.000.000,- dengan rata-rata hargn jrnl Rp 8.000.000,-/ekor.

Tabel 2. Jumlah ternak sapi pengemukan dan jumlah hasil penjualan ternak sapidalam satu kali periode produksi, tahun 2012

No. urai?n " . Sapi Bakalan - Sapi induk1. Jumlah (ekor) 31 62, Harga beli (Rp/eksr)3. tlargajuafNilaijual(Rp/ekor)4. Totalharga beli (Rp)

5.000.0008,000.000

4,500..0006.000.000

155.000.000 27.000.0005. Iotal harga penjualan/nilaij.ual (Rp) 248.000.000 36.000.000

Sumber: Hasil anatis6 data pn'mer, 2012

Penentuan harga jual ternak sapi penggemukan belum didasarkan atasffi badan mpi melainkan derqan cara dltaksir. cara perentuan hargn ffiseperti ini bisa merugikan pihak penjual atau produsen. oldr karena itu,kelompok tani perlu mengembangkan jaringan kefiasama dengan pihakperusahaan atau pedagnng antar pulau

Analfr$s Eksss*ri ttsahatani

a. Analisis Ekonomi Penggemu[ran fupi Potong

Hasil analisis ekonomi penggemukan sapi potong merupakan acmn yansselalu diperhatikan petani dalam melakukan usaha penggemukan. peningkatanprodulGivitas sapi pnggemukan hanya bisa diamati petani dari perkembanganfisik ternak dan memperkirakan pertamabahan bobot badan harian dan touotbadan akhir. Teknologi untuk memperkirakan pertambahan bobot badan sapibelum diketahui petani. Berdasarkan hal ini maka ke depan kelompok yangrnelakukan usaha penggemukan ternak sapi yang terintegrasi dengan usahatanijagung masih sangat perlu pendampingan teknologi, terutama pengukuran bobotbadan ternak sapi yang dilakukan setiap bulan. strategi ini selain untukmernotirasi petani dalam peningkatan pemberian pakan pada temalt jugadengan mengetafiui bobot badan sapi penggemukan maka kelompok d;putmemperkuat posisi tawar dalam penjulan sapi potong.

usaha penggemuhn ternak sapi potong yang dilakukan petani relatifmenEuntungka+ pada s€tiap pri@ produksi antara i - 4 butan. Rata-rata

leuntungan yang diperoleh untuk 1 (satu) ekor sapi penggemukan nrencapai RpZ.ffi.ffi,-lelr.an Dengan ststem pwnbagian keuntungan di kdompcft yaitu, 60o/o untuk pemelihara dan 40 o/o uotuk kelompok, maka petani yang memeliharasapi penggemukan memperoleh nilai tambah penggemukan sapi sebesar Rp1.440.000,-/ekor/siklus produksi.

Nilai tambah yang diperoleh dirasakan manfaatnya bagi petani, karenadengan tampa modal sendiri dan hanya memelihara ternak sapi milik kelompokdapat memperoleh tambahan pendapatan yang cukup hsar dan dapat dilakukan

590

secara berkefanjutan. Kelompok tani atau kelompok ternak yang terbentuk atasinisiaUf sendiri nerniliki rrpdal sosid yarq ktet, Kehnpok yargr rnemiliki nlodatsosial yang kuat relatif lebih berhasil dibandingkan kelompo[-kelompot yangdibentuk dadakan karena adanya program bantuan ternak sapi rnelalut bantuansosial (BANSos) dan prryam sarjana Membangun Desa (sMD). Bulu, at at(20L2), melaporkan bahwa rendahnya tingkat produ*tivitas ternar sapi yangdikelota ketornpok ternak metatui program pendamptrgan sMD di

'NTB

disebabkan oleh pendampingan yang kurang efeKif. Hal tersebut disebabkanoleh pengetahuan SMD mengenai teknologi budidaya ternak sapi relatif rendah.Kondisi ini menyebabkan kegiatian pemberdayaan kelembagnan yang dilakukanoleh pendamping SMD dan penyuluh relatif rendah.

b. Analisis Ekonomi lJsahatani Jagung

Dalam pengelolaan usahatani jagung petani menerapkan teknologi yangdiperoleh rnelalui surnber tekndogi. Teknologi budidcya jagt#tg f.ane diterebkanpetani dengan menurunkan penggunaan pupuk kimia dan menggunakan pupukorganic pada bnanran jagung relatif meningkatkan godu&si -trang

diperdeft.Hasil analisis usahatani jagung unhrk satu hektar dalam satu musim tanampetani memperoleh keuntungan yang cukup besar.

Tabel3. Analisis usaha penggemukan ternak sapi potong untuk I (satu) ekorsapi dalm sat* kali perkde perqge+r+kan (Rp./perEde pro*its*),

No. Uraian Biaya (np/ekor/peiiffi

a. Harga bakalan 5.000.000b. Saryitasidan perbaikan 10O.S0S

kandangc. Biaya tenaga kerjad. Biaya pakane. 8ia1a kesehatan ternakTctral biaya Foduks

2, Produksi;a= Nila.i Pe,njudanb. Keuntungnn

3. Pembagian keuntungan:c. Untuk peternak sebesar

60%d. Unt{Ik

Sumber: Analkis data primer, 2012

150.0002s0.000100.000

s.6@.000

8.0m.0002.600.000

1.440.000

960.000

untuk meningf<atkan ni{ai tambah yang diperoleh dalam usahatanii4ung, mab peteni nehlui pendempirga+ tekftologi ps€a per€n yargdilakukan pengurus kelompok sehingga tidak lagi menjualjagung dalam bentu[tongkd. fika jagufig dijual dalam bent$k tffigkd kerirE panen rdatif nn:rdr yaituRp 1.40Q-/kg, sedangkan apabila di jual dalam bentuk pipilan kering makapetani akan memperoleh harga Rp 2.500,-/kg.

Flasil penjualan jagung datam bentuk prprlan kerirq hbih rnenguntungkandrbandingkan dengan penjualan dalam bentuk tongkol kering panen. selisihharga antara penjualan dalam bentuk pipilan kering dengan penjualan dalam

591

bentuk tongkol sebesar Rp 1.100,-/kg merupakan nilai tambah yang diperofehpetani dabm FrEEl+na+rl tekrelogti pasca parlen. Nihi tarnbah yarg eligerolehpetani dalam penggunaan teknologi pasca panen dengan menjual dalam bentukprprlan merrcapai Rp 7.625.04-/musim tafiam. t nfiIk memrerfecit tt'aya pascapanen maka terobosan yang perlu dilakukan kelompok tani adalah menyediakanmesim pemipil jagung, sehingga anggota kelompok tani tidak lagi menyewamesin pemiprt yarry r'ehtif mahal.

Tabel 4. Hasil analisis usahatani jagung untuk satu kali musim tanam(Rp/halmusim).

No. Uraian lurnHr Harga safuan

(kg/HolVltr/ t (Rp/ks/HoK)

lum{ah.

(Rp)

1. Biaya Produksi:a) Bibit jagungb) Pupuk:

- Urea- TSP

" Pupuk komposlkandangc) Obat-obatand) Biaya taname) Biaya penyiangan

0 Biaya panen paneng) Biaya pemipilan

Toblbiaya produksiProduksi:a) Produksi tongkolb) Produksi pipilan kering-Keuntungan:e. Penjualan dalam bentuk

tongkolf. Penjuafan dafam bentuk pipitan

kerinq

20

2501001000

311,51050

40.000

1.1501.500600

50.00030.00030.00030.000

800.000

287.500r50.000600.000150.0m350"000300.000

1.500.0001,262.5005.dmo.000

12.600.00014.525.000

8.462.500

9.225.000

95"85

1.4002500

3.

Sumber: Hasil analisis data primer, 2012

T.

KESI.MPUI.AN

Pengelolaan usahatani jagung oleh petani di kabupaten Lombok Timurselalu diintegrasikan dengan usaha penggemukan dan pembibitan ternaksapi.Penerapan tekn@}+ Fasca palpn pada $atratani jaSlng neningrbtkannilai tambah yang diperoleh petani.Usaha penggiemukan ternak sapi pdong yarg terintegrasi dengantanaman jagung meningkatkan nilai tambah yang diproleh petani pada

setiap musim panen.Siktus pernanfaatan limbah pertanian untuk pakan ternak" dan tirnbafiternak (sisa pakan dan kotoran ternak) yang diolah petani menjadikompos bagi tanaman sefta biogas merupakan Model Pertanian RamaLingkungan (MPRL) yang telah dilakukan petani.

2.

3.

4.

592

SARAfI

Untuk meningkatkan poposisi tawar petani dafam penjualan ternak sapipnggemukan maka perlu pendampingan teknologi.Usaha penggemukan ternak sapi potong yang telah dilakukan kelompokpedu difustlibsi untuk mengemhngan kerjamma agribisnis dengdn.perusahaan swasta.Untuk memperkuat kelembagaan dalam pengembangan pertanian ramahtingkungnn eta+ per€embar€an komoditas tanaman pangan yangterintegrasi dengan ternak maka diperlukan pemberdayaan kelembagaantanidan prguatan modal sosiat kdffirpok.

DAFTAR PUSTAKA

Brrfu, Y.G., Ketut Puspdi, Sri Hastutl, Ffft. Ptazam, Kuktfr Wahyu. 2012. KajianPola Pendampingan SMD Sebagai Upaya Peningkatan Populasi TernakSapi di NTB. {.aporan Penelitian. Ealai Pengkajian Teknologi PeftanianNu.sa Tenggara Baral (fidak dipublikasihn),

Dahlanuddin, Muzani, Yusuf, Cam Mc Donald. 2009. Strategi PeningkatanProduKivitas Sapi Bali pada Sistem Kandang Kompleks, Pengalaman diLombok Tengah, NTB. Prosiding Seminar Pengembangan Sapi BaliBerkelanjutan dalam Sistem Peternakan Rakyat. SADI, IFC.

DirefGorat Jendral Tanaman Pangan, Depaftemen Peftanian. 2009. P€domanPelaksanaan Sekolah Lapang Pengelohan Tanaman TrrBadu Padi,Jagung, Kedelai.

Direltorat Jendral Peternakan, Kementrian Peftanian Peftanian. 2010. Blue PrintProgram Swasembada Daging Sapi 2014.

Singarimbun M, Sofian E. 1995. Metode Penelitian Survai. Edisi kedua, LP3E5,Jakarta.

1.

2.

593

Recommended